terhadap penyediaan fasilitas mck plus oleh …/tingkat... · perpustakaan.uns.ac.id...

Post on 03-Mar-2019

234 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TUGAS AKHIR

TINGKAT RESPON MASYARAKAT

TERHADAP PENYEDIAAN FASILITAS MCK PLUS

OLEH PROGRAM SANIMAS

DI KELURAHAN SANGKRAH KECAMATAN PASAR

KLIWON SURAKARTA

AGUNG TRI KUNCORO

I0607002

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1

Perencanaan Wilayah dan Kota

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

TINGKAT RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENYEDIAAN FASILITAS

MCK PLUS OLEH PROGRAM SANIMAS DI KELURAHAN SANGKRAH

KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

AGUNG TRI KUNCORO

I0607002

Menyetujui,

Surakarta, Januari 2013

Pembimbing I

Ir. Winny Astuti, M.Sc, Ph.D

NIP. 19640711 199103 2 001

Pembimbing II

Ir. Galing Yudana, MT

NIP. 19620129 198703 1 002

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT

NIP. 19620610 199103 1 001

Ketua Program Studi

Perencanaan Wilayah dan Kota

Ir. Galing Yudana, MT

NIP. 19620129 198703 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

MOTTO

“Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi

pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah.”

(Nabi Muhammad Saw)

“Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya

pada diri saya sendiri.”

( Muhammad Ali)

“Apa pun tugas hidup anda, lakukan dengan baik. Seseorang semestinya melakukan

pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup, yang sudah mati, dan yang

belum lahir tidak mampu melakukannya lebih baik lagi.”

(Martin Luther King)

“Jadikanlah ilmu berguna bagi diri sendiri dan orang lain.”

(Penulis)

“Injury won’t stop me.”

(Penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Program Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat) merupakan inisiatif program yang

dirancang untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman

berbasis masyarakat yang menggunakan pendekatan tanggap kebutuhan.

Kelurahan.Pembangunan MCK Plus dalam program sanimas memberikan harapan baru untuk

masyarakat di wilayah Kelurahan Sangkrah karena hasil pembangunan memberikan dampak

yang luar biasa bagi perubahan pola hidup masyarakat di wilayah ini.

Masyarakat sebagai pihak yang terlibat dalam menerima manfaat program tidak hanya

sekedar menggunakan sarana yang telah disediakan melainkan juga bertindak sebagai pelaku

kegiatan dalam pembangunan mulai dari tahap awal perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan

hingga kegiatan pengeloloaan sarana yang ada di lingkungan tempat tinggal

mereka.Kontribusi masyarakat dalam dalam setiap tahapan yang telah berjalan menjadi tolak

ukur tingkat respon masyarakat di lingkungan tersebut.

Penelitian Tingkat Respon Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas MCK Plus Oleh

Program Sanimas adalah penelitian deskripsi yaitu suatu metode dalam penelitian mengenai

keadaan status manusia, objek, kondisi suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada

masa sekarang. Analisis dilakukan terhadap komponen tingkat respon yaitu kognitif

masyarakat, afektif masyarakat dan konatif masyarakat serta tahapan program Sanimas yang

meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pemanfaatan/pengelolaan.

Analisis deskriptif Tingkat Respon Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas MCK

Plus Oleh Program Sanimas menunjukkan bahwa tingkat respon masyarakat pada setiap

tahapan Program Sanimas menunjukkan hasil yang bervariasi. Hal pertama dapat dilihat pada

tahapan perencanaan, dimana tingkat respon tertinggi pada respon partisipasi sebesar 1,98

artinya respon masyarakat dalam perencanaan masuk pada kategori nilai rendah. Kemudian

pada tahap pelaksanaan dimana tingkat respon tertinggi mengarah pada respon partisipasi

sebesar 2,47, artinya respon masyarakat dalam tahap pelaksanaan masuk pada kategori nilai

sedang. Berikutnya pada tahap pemanfaatan dan pengoperasian dimana tingkat respon

tertinggi mengarah pada respon sikap masyarakat dengan nilai 2,21 dengan skala penilaian 4

yang artinya respon masyarakat dalam tahap pemanfaatan dan pengoperasian masuk dalam

kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respon tertinggi masyarakat

dalam Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah ada pada respon partisipatif dalam tahap

pelaksanaan.

Kata kunci :Tingkat Respon, Sanitasi, Masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Sanimas Program (Community Based Sanitation) is a program initiated to promote the

provision of infrastructure and community-based residential wastewater by responsive

approach. Development of MCK Plus in Sanimas program gives new hope to communities in

the Village Sangkrah due to tremendous impact to change of the lifestyle of the people in this

area.

Societies who involved in the program benefit not only in using a tool that has been

provided but also acts as an actor in the development of activities from the early stages of

planning, implementation, utilization activities of existing facilities in their neighborhood.

Contributions of the community in every step leads to the need of indentifying level, response

in the Sanimas Program.

This research is a description method which study the status of human, object,

condition of a system thought or an event in the present form of The Community Response in

provision of sanitary facilities Plus By Sanimas program. Analysis was performed on the

response rate components cognitive, affective and conative as well as stages Sanimas program

covering the planning stage, the implementation stage and stage utilization / management.

Descriptive Analysis of Response Rate Provision Of Public Toilet Facilities Plus By

Sanimas program shows that the response of the community at every stage Sanimas program

shows mixed results. Firstly, the planning stage is the highest response rate in response to the

participation of 1.98 in planning stage. It means low levels. Secondly, the implementation

stage where the highest response rate of participation leads to a response 2.47, means that the

public response in the implementation phase is in the category of moderate value. Finally in

the stage of utilization and operation the highest response rate leads to the response of public

attitudes to the value of 2.21 to 4 rating scale, which means that public response to the use and

operation stage is in the medium category. It can be concluded that the highest response in the

Program in Urban Sangkrah Sanimas for participatory responses is in the implementation

phase.

Keywords: Response rate, Sanitation, Community

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir “Tingkat Respon

Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas MCK Plus Oleh Program Sanimas di

Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta (Wilayah Studi RT 03 dan 04

di RW VIII dan IX)” ini. Adapun tugas akhir ini diselesaikan dan diajukan sebagai syarat

untuk mencapai jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota di Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam tugas akhir ini penulis mencoba untuk mendeskripsikanbagaimana Tingkat Respon

Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas MCK Plus Oleh Program Sanimas di Kelurahan

Sangkrah.Penelitian ini dilakukan atas dasar penyediaan fasilitas berupa MCK Plus belum

tentu dimanfaatkan dengan baik oleh pihak penerima dalam hal ini adalah

masyarakat.Masyarakat kurang merespon dengan baik dalam hal pengelolaan fasilitas karena

mereka hanya ingin sebatas memanfaatkan saja tanpa adanya perawatan ataupun pengelolaan

fasilitas yang ada.

Penyelesaian tugas akhir ini tidak dapat terlepas dari dukungan berbagai pihak.Melalui

inilah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatian

dan bantuan yang diberikan. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada :

1. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Dr.Ir.Mohamad Muqoffa, MTselaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku

pembimbing akademik atas bimbingan dan saran yang diberikan selama proses

perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini.

4. Ir. Winny Astuti, M.Sc Ph.D dan Ir. Galing Yudana, MT selaku dosen pembimbing

seminar dan tugas akhir, atas semua masukan, kritik, saran, support dan kesabaran

dalam membimbing penyusunan tugas akhir sampai selesai.

5. Ir.Soedwiwahjono, MT dan Istijabatul Aliyah, ST, MT selaku dosen penguji, atas

setiap kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

6. Kedua orangtuaku, Papa Waryono Soewono dan Mama Sutarsih Wurry Sudarmi yang

telah memberikan restu dan dukungan baik secara moril maupun materil serta doa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

yang tak habis-habisnya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Kalian adalah motivator

terbesar dalam hidupku.

7. Kakakku yang amat kusayang dan kucinta, Candra Kurniawan, S.Si dan Dewi

Kumalasari. Kalian berdua adalah panutan, inspirasi dan semangat hidupku.

8. Keponakannku yang paling kusayang Radithya Andhika Wirasena. Kamu adalah

superhero kecil yang membuat perasaan dan pikiranku selalu segar dibuatnya.

9. My beloved purplelicious, my poo, my sweetheart, my partner, my true love, Unin

Restriana Suparno, ST. Dikau adalah penyemangat dan motivator setia bagiku, tak

kenal lelah dalam memberikan semangat dan dorongan untuk diriku. I Love You

So…My Future.

10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas

Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan dan

bantuan sampai terselesaikannya tugas akhir ini.

11. Semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kepentingan

praktis maupun akademis.Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tulisan

ini.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan

tulisan dan penelitian berikutnya.Semoga tugas akhir ini bermanfaat.Penulis mengucapkan

terimakasih.

Surakarta, Desember 2012

Agung Tri Kuncoro

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………… i

Pengesahan………………………………………………………………………………. ii

Motto…………………………………………………………………………………….. iii

Abstrak…………………………………………………………………………………… iv

Abstract………………………………………………………………………………….. v

Kata Pengantar…………………………………………………………………………… vi

Daftar Isi………………………………………………………………………………… viii

Daftar Tabel…………………………………………………………………………….. x

Daftar Gambar…………………………………………………………………………… xii

Daftar Peta………………………………………………………………………………. xiii

Dafar Lampiran…………………………………………………………………………...xiv

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian.............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian......................................................................... 3

1.3 Tujuan Dan Sasaran Penelitian...................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Penelitian…………………………………………………. 3

1.3.2 Sasaran Penelitian………………………………………………… 4

1.4 Urgensi Penulisan.......................................................................................... 4

1.5 Posisi Penelitian………………………………………………………….. 4

1.6 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………… 6

1.6.1 Ruang LingkupWilayah………………………………………….. 6

1.6.2 Ruang Lingkup Objek penelitian………………………………….. 8

1.6.3 Ruang LingkupSubstansi………………………………………… 10

1.7 Sistematika Penulisan……………………………………………………... 10

1.8 Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………………. 11

BAB 2 TINJAUAN TEORI…………………………………………………………….. 12

2.1 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat…………………………………… 12

2.1.1 Program Sanimas dari Segi Respon Masyarakat…………………. 12

2.1.2 Respon Masyarakat Terhadap Prosedur Perencanaan Program

Sanimas……………………………………………………………. 12

2.2 Teori Respon Masyarakat…………………………………………………. 15

2.2.1 Pengertian Masyarakat……………………………………………. 15

2.2.2 Konsep Respon Manusia………………………………………….. 15

2.2.3 Struktur Sikap……………………………………………………… 18

2.2.4 Komponen Respon Masyarakat…………………………………… 18

2.3 Tingkat Respon Masyarakat………………………………………………. 19

2.4 Keterlibatan Antara Masyarakat dan CBO (Community Based

Organization) dalam Tahapan Program Sanimas…………………………. 22

2.5 Variabel Penelitian.............................................................................. 22

2.5.1 Variabel Dependen................................................................... 22

2.5.2 Variabel Independen................................................................. 23

BAB 3 METODE PENELITIAN……………………………………………………….. 25

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian…………………………………………… 25

3.2 Variabel penelitian………………………………………………………… 25

3.3 Kebutuhan Data……………………………………………………………. 26

3.4 Metode Pengumpulan Data………………………………………………... 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 28

3.4.2 Populasi............................…………………………………………... 29

3.5 Tahapan dan Kerangka Analisis…………………………………………… 30

3.6 Metode Analisis……………………………………………………………. 31

3.6.1 Pembobotan/Skoring………………………………………………… 31

3.6.2 Analisis Deskriptif…………………………………………………...32

BAB 4 RESPON MASYARAKAT DALAM PROGRAM SANIMAS DI KELURAHAN

SANGKRAH…………………………………………………………………… 34

4.1 Bentuk Respon Masyarakat terhadap Program Sanimas di Kel. Sangkrah..34

4.1.1 Bentuk Kognitif Masyarakat……………………………………….. 34

4.1.1.1 Tahap Perencanaan………………………………………... 34

4.1.1.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 35

4.1.1.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 35

4.1.2 Bentuk Afektif Masyarakat………………………………………... 36

4.1.2.1 Tahap Perencanaan………………………………………… 36

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 37

4.1.2.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian……………………. 37

4.1.3 Bentuk Konatif Masyarakat……………………………………… 38

4.1.3.1 Tahap Perencanaan………………………………………… 38

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 39

4.1.3.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 40

4.2 Tingkat Respon Masyarakat terhadap Program Sanimas di Kel.

Sangkrah………………………………………………………………....... 42

4.2.1 Tingkat Kognitif Masyarakat........................…………………....... 42

4.2.1.1 Tahap Perencanaan………………………………………… 42

4.2.1.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 44

4.2.1.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 46

4.2.2 Tingkat Afektif Masyarakat………………………………………. 48

4.2.2.1 Tahap Perencanaan………………………………………... 48

4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………... 50

4.2.2.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 52

4.2.3 Tingkat Konatif Masyarakat…………………………………….. 54

4.2.3.1 Tahap Perencanaan………………………………………… 54

4.2.3.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 56

4.2.3.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 59

BAB 5 PEMBAHASAN………………………………………………………………… 69

5.1 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada tahap Perencanaan…………… 69

5.2 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan…………… 70

5.3 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan………….. 71

5.4 Tingkat Respon Masyarakat dalam Program Sanimas…………………….. 73

BAB 6 PENUTUP……………………………………………………………………….. 76

6.1. Kesimpulan………………………………………………………………… 76

6.2. Rekomendasi……………………………………………………………….. 76

6.3. Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan.................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 78

Lampiran………………………………………………………………………………… 80

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Respon yang Digunakan Untuk Penyimpulan Sikap…………………………… 17

Tabel 2.2 Keterlibatan Pihak dalam Tahapan Program Sanimas……………………..…... 22

Tabel 2.3 Variabel Dependen…………………………………..………………………….. 23

Tabel 2.4 Variabel Independen................................................................................... 23

Tabel 3.1 Variabel Penelitian……………………………………………………………… 25

Tabel 3.2 Kebutuhan Data……………………………………………………………….. 26

Tabel 3.3 Skoring Data Kuesioner Respon Masyarakat ……………………………....... 31

Tabel 3.4 Interval Skor Tingkat Respon Masyarakat……………………………………. 32

Tabel 4.1 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan

HasilPenyusunanRKM………………………………………………………… 42

Tabel 4.2 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan

Hasil Penyusunan Langkah Kerja …………………………………………........ 43

Tabel 4.3 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan

Penyusunan RAB…………………………………………………………........ 43

Tabel 4.4 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan

Pembangunan Fasilitas……………………………………………………….... 44

Tabel 4.5 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan

Penerapan Teknologi Sanitasi……………………..………………………….... 45

Tabel 4.6 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kontribusi

Dan Fungsi Pihak Ketiga……………………..…………………………........... 45

Tabel 4.7 Tingkat Kognitif Masyarakat pada Fungsi, Posisi dan

Kontribusinya……………………..…………………………………….…….... 46

Tabel 4.8 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan

Penyuluhan dalam Pengoperasian dan Pemeliharaan………………………...... 47

Tabel 4.9 Tingkat Kognitif Masyarakat pada Kontribusi dalam

tanggungjawab memberikan Retribusi……………………….……………….... 47

Tabel 4.10 Tingkat Kognitif Masyarakat pada Kontribusi dalam

Menjaga fasilitas sanitasi……………………….…………………………...... 48

Tabel 4.11Tingkat Afektif Masyarakat dalam Kegiatan HasilPenyusunan

RKM…………………………………………………………………………… 49

Tabel 4.12 Tingkat Afektif Masyarakat dalam Kegiatan HasilPenyusunan

Langkah Kerja …………………………………………................................ 49

Tabel 4.13 Tingkat Afektif Masyarakat dalam KegiatanPenyusunan

RAB…………………………………………………………......................... 50

Tabel 4.14 Tingkat Afektif Masyarakat dalam KegiatanPembangunan

Fasilitas…………………………………………………………………...….... 50

Tabel 4.15 Tingkat Afektif Masyarakat dalam KegiatanPenerapan

Teknologi Sanitasi……………………..…………………………………….... 51

Tabel 4.16 Tingkat Afektif Masyarakat dalam Kontribusidan Fungsi

Pihak Ketiga……………………..…………………………........................... 51

Tabel 4.17 Tingkat Afektif Masyarakat pada Fungsi, Posisi dan

Kontribusinya……………………..…………………………………….…….... 52

Tabel 4.18 Tingkat Afektif Masyarakat dalam KegiatanPenyuluhan

dalam Pengoperasian dan Pemeliharaan………………………...................... 53

Tabel 4.19 Tingkat Afektif Masyarakat pada Kontribusi dalam

tanggungjawab memberikan Retribusi……………………….……………….... 53

Tabel 4.20 Tingkat Afektif Masyarakat pada Kontribusi dalamMenjaga

fasilitas sanitasi……………………….…………………………..................... 54

Tabel 4.21 Tingkat Konatif Masyarakat dalam KegiatanHasil

Penyusunan RKM……………………………………………………………… 55

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Tabel 4.22 Tingkat Konatif Masyarakat dalam KegiatanHasil

Penyusunan Langkah Kerja …………………………………………............. 55

Tabel 4.23 Tingkat Konatif Masyarakat dalam KegiatanPenyusunan

RAB………………………………………………………….......................... 56

Tabel 4.24 Tingkat Konatif Masyarakat dalam Kegiatan

Pembangunan Fasilitas……………………………………………………….... 57

Tabel 4.25 Tingkat Konatif Masyarakat dalam Kegiatan

Penerapan Teknologi Sanitasi……………………..………………………….... 58

Tabel 4.26 Tingkat Konatif Masyarakat dalam Kontribusi

Dan Fungsi Pihak Ketiga……………………..…………………………........... 58

Tabel 4.27 Tingkat Konatif Masyarakat pada Fungsi, Posisi dan

Kontribusinya……………………..…………………………………….…….... 59

Tabel 4.28 Tingkat Konatif Masyarakat dalam Kegiatan

Penyuluhan dalam Pengoperasian dan Pemeliharaan………………………...... 60

Tabel 4.29 Tingkat Konatif Masyarakat pada Kontribusi dalam

tanggungjawab memberikan Retribusi……………………….……………….... 61

Tabel 4.30 Tingkat Konatif Masyarakat pada Kontribusi dalam

Menjaga fasilitas sanitasi……………………….…………………………...... 61

Tabel 4.31Matriks Prosentase Tingkat Kognitif Masyarakat terhadap Program

Sanimas………………………………………………………………………... 63

Tabel 4.32Matriks Prosentase Tingkat Afektif Masyarakat terhadap Program

Sanimas………………………………………………………………………... 65

Tabel 4.33Matriks Prosentase Tingkat Konatif Masyarakat terhadap Program

Sanimas………………………………………………………………………... 67

Tabel 5.1 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Perencanaan………………. 69

Tabel 5.2 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan………………. 70

Tabel 5.3 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan………………. 71

Tabel 5.4 Tingkat Respon Masyarakat pada Program Sanimas………….………………. 73

Tabel 5.5 Kompilasi Tingkat Respon Keseluruhan Tahapan Program Sanimas................ 74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar1.1 Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………………… 11

Gambar 2.1 Konsepsi Skematik Rosenberg dan Hovland mengenai Sikap…………….. 16

Gambar3.1 Kerangka Analisis………………………………………………………….. 30

Gambar 4.1 Flowchart Tahapan dalam Aspek Kognitif.................................................... 34

Gambar 4.2 Flowchart Tahapan dalam Aspek Afektif..................................................... 36

Gambar 4.3 Flowchart Tahapan dalam Aspek Konatif..................................................... 38

Gambar 4.4 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyusunan Dokumen………....... 38

Gambar 4.5Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyusunan Langkah Kerja……… 39

Gambar4.6 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Pembangunan Fasilitas…………… 39

Gambar4.7 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penerapan Teknologi Sanitasi……. 40

Gambar 4.8 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyuluhan dalam Pengoperasian

dan Pemeliharaan…………………………………………………..……… 41

Gambar4.9 Kognitif Masyarakat dalam Menjaga Fasilitas Sanitasi……………….… 41

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR PETA

Peta 1.1 Peta Pembagian wilayah berdasarkan RT dan RW calon pengguna fasilitas

MCK Plus…………………………………………......................................... 7

Peta 1.2 Peta Pembagian tingkatan ekonomi masyarakat pengguna fasilitas

MCK Plus……………………………………………………………………….. 9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner………………………………………………………….. 80

Lampiran B Hasil Skoring Kuesioner…………………………………………… 87

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia tergolong negara berkembang dengan banyaknya golongan masyarakat

menengah kebawah maupun masyarakat miskin, yang masih belum sepenuhnya mampu

mengelola limbah domestik rumah tangga dikarenakan terbatasnya wawasan atau

pengetahuan tentang system pengelolaan limbah yang baik dan benar. Hal tersebut didukung

dengan sulitnya masyarakat golongan miskin dalam mengakses air bersih untuk mencukupi

kebutuhan dasar mereka. Akses air bersih juga menjadi kebutuhan pokok dalam pengelolaan

limbah dalam usaha pencapaian sanitasi lingkungan yang baik. Indonesia masih dianggap

buruk dibandingkan negara ASEAN lain dalam urusan sanitasi. Kesulitan masyarakat

Indonesia dalam mengakses air bersih mengakibatkan munculnya kebiasaan buruk yaitu

memanfaatkan sumber air seadanya untuk memenuhi kebutuhan akan akses air di lingkungan

mereka.

Masalah sanitasi menjadi masalah besar pada skala masyarakat pedesaan maupun

perkotaan. Untuk sektor air limbah, Ditjen Cipta Karya memang sedang mengembangkan

program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas), namun belum cukup bisa melayani

masyarakat dalam hal sanitasi. Kebijakan pemerintah dalam hal pengelolaan air limbah masih

didominasi system onsite, misalnya Sanimas. Pemerintah memiliki rencana peningkatan bagi

kelancaran akses sanitasi dasar yang berkelanjutan terhadap masyarakat sebagai upaya untuk

mengatasi dampak yang ditimbulkan dari kualitas lingkungan yang buruk. Pemerintah

memasang target berdasarkan acuan Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015

kepada penduduk yang belum memperoleh kelancaran akses sanitasi dan air bersih karena

secara individu dan kelompok seharusnya masyarakat berhak memperoleh penghidupan yang

layak sesuai dengan azas UUD 1945 Amandemen Pasal 28H ayat 1 yang berbunyi “Setiap

orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan

hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Hal tersebut

berarti bahwa setiap individu warga Negara Indonesia berhak atas kualitas hidup yang baik,

termasuk kemudahan dalam akses sanitasi dasar dan air bersih.

Pemerintah melalui instansi Dinas Pekerjaan Umum di wilayah setempat yang

menggandeng beberapa LSM yang kompeten didalam penanganan persoalan ini yaitu

BORDA (Jerman) dan LPTP-DEWATS (Indonesia) untuk menyelenggarakan Program

Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat) berdasarkan kebijakan dari Kementerian Pekerjaan

Umum. Program ini digalakkan agar permasalahan-permasalahn yang terjadi terkait sanitasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

masyarakat dapat teratasi melalui pembangunan sarana dan prasarana untuk mewujudkan

lingkungan permukiman yang serasi, sehat dan berkelanjutan. Pelaksanaan dalam alur proses

kegiatan ini merupakan wujud integrasi dan koordinasi antara masyarakat dengan pemerintah

daerah membentuk organisasi di masyarakat bernama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

yang berfungsi sebagai wadah kegiatan mandiri masyarakat MBR dalam menyuarakan

aspirasi dan kebutuhan mereka, sekaligus menjadi penggerak bagi upaya penanggulangan

kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara swadaya dan berkelanjutan, mulai dari

proses penentuan kebutuhan, pengambilan keputusan, proses perencanaan program,

pelaksanaan program hingga pemanfaatan dan pemeliharaan.

Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan sebutan Kota Solo yang terletak di propinsi

Jawa Tengah terus berbenah untuk menghasilkan kualitas daerahnya baik dari segi fisik

maupun non fisik. Otonomi daerah yang dicanangkan telah memberi kewenangan yang luas

kepada pemerintah daerah untuk merumuskan program pembangunan di daerah.

Program Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat) menjadi sebuah inisiatif program yang

dirancang untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman

berbasis masyarakat dan mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan. Pada tahun 2015

diharapkan tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses untuk memperoleh

air minum dan pelayanan prasarana air limbah sebagai kebutuhan dasar hidup manusia.

Program Sanimas diantaranya terdiri dari pembangunan MCK Plus dan IPAL (Instalasi

Pengelolaan Air Limbah) yang diarahkan untuk cakupan wilayah administrasi terkecil yaitu

tingkat kelurahan.

Pelaksanaan pembangunan pengelolaan prasarana sanitasi berbasis masyarakat merupakan

hal yang baru bagi masyarakat Kota Solo meskipun sebelumnya masyarakat pernah

merasakan kehadiran program MCK umum yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui LSM

terkait. Program menggunakan penyelenggaraan dengan sistem birokrasi top-down, dimana

masyarakat tidak diikut sertakan dalam proses forum aspirasi yang ada, sehingga tidak sesuai

dengan asas pembangunan berkelanjutan.

Solo menjadi salah satu daerah pilihan atas terselenggaranya Program Sanimas ini.

Beberapa wilayah kelurahan telah diberikan kesempatan untuk ikut dalam proses seleksi

kelayakan untuk menyelenggarakan program tersebut dengan melalui beberapa tahapan yang

diselenggarakan oleh fasilitator yaitu BORDA dan LPTP-DEWATS sebagai mitra Dinas

pekerjaan Umum Kota Surakarta dalam hal ini bertugas sebagai fasilitator yang

menyelenggarakan forum aspirasi bagi wilayah penerima program Sanimas di Kota Surakarta.

Kelurahan Sangkrah terpilih sebagai area dengan wilayah di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03,

04 RW 9 sebagai daerah percontohan untuk wilayah Kota Surakarta. Kelurahan ini menjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kelurahan pertama yang mempu menyelenggarakan program sanimas pada tahun 2006 untuk

pembangunan MCK Plus baru yang diikuti oleh beberapa wilayah kelurahan lainnya di

Surakarta.

Kelurahan Sangkrah merupakan daerah permukiman padat yang berada di pinggir Kota

Surakarta. Pembangunan MCK Plus dalam program sanimas memberikan harapan baru untuk

masyarakat di wilayah tersebut karena masyarakat merasa memperoleh angin segar untuk

dapat menjalani kehidupan yang lebih baik terkait kesehatan lingkungannya. Adanya MCK

Plus yang telah dibangun memberikan dampak yang luar biasa bagi pola hidup masyarakat di

wilayah ini.

Masyarakat sebagai pihak yang terlibat dalam menerima manfaat program tidak hanya

sekedar menggunakan sarana yang telah disediakan melainkan juga bertindak sebagai pelaku

kegiatan dalam pembangunan mulai dari tahap awal perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan

hingga kegiatan pengeloloaan sarana yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka.

Kontribusi masyarakat dalam dalam setiap tahapan yang telah berjalan menjadi tolak ukur

tingkat respon masyarakat di lingkungan tersebut.

Respon positif dari masyarakat sangat diharapkan dalam setiap alur kegiatan pengadaan

sarana sanitasi oleh Program Sanimas. Bentuk-bentuk respon masyarakat yang terbagi

menjadi beberapa komponen akan sangat berpengaruh terhadap eksistensi program

pembangunan berbasis masyarakat yang berkelanjutan. Segi pengetahuan, emosi, kearifan

lokal, aktivitas pemanfaatan serta kemampuan dalam pengelolaan menjadi factor yang sangat

menentukan dalam penilaian kekompakan dan integrasi antar stake holder yang terkait.

Oleh karena itu penelitian ini relevan dilakukan untuk mengetahui tingkat respon

masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap fasilitas

MCK Plus oleh Program Sanimas di wilayah Kelurahan Sangkrah. Sasaran pengguna fasilitas

sebanyak 76 KK

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Bagaimanakah tingkat respon masyarakat terhadap program penyediaan fasilitas MCK

Plus dalam Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah.

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

1.3.1 Tujuan

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu :

1. Mengidentifikasi bentuk respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan dan

pemanfaatan/pengoperasian oleh masyarakat dalam Program Sanimas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Menganalisis tingkat respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan dan

pemanfaatan/pengoperasian oleh masyarakat dalam program penyediaan fasilitas

MCK Plus oleh Program Sanimas.

1.3.2 Sasaran

1. Teridentifikasinya bentuk respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan

dan pemanfaatan/pengoperasian oleh masyarakat dalam Program Sanimas.

2. Analisis tingkat respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan dan

pemanfaatan/pengoperasian oleh masyarakat dalam program penyediaan fasilitas

MCK Plus oleh Program Sanimas.

1.4 Urgensi Penelitian

Program sanimas dengan penyediaan fasilitas berupa MCK Plus belum tentu

dimanfaatkan dengan baik oleh pihak penerima dalam hal ini adalah masyarakat. Terbukti

wilayah lain di Kota Surakarta yang menerapkan program serupa masyarakatnya kurang

memanfaatkan dan mengelola fasilitas sanitasi itu dengan optimal. Hal yang mencolok dalam

penilaian ini adalah berupa perlakuan kurang baik yang ditunjukkan masyarakat terhadap

fasilitas MCK yang telah dibangun. Masyarakat kurang merespon dengan baik dalam hal

pengelolaan fasilitas karena mereka hanya ingin sebatas memanfaatkan saja tanpa adanya

perawatan ataupun pengelolaan fasilitas yang ada.

Dalam rangka untuk mengetahui tingkat respon masyarakat terkait penggunaan dan

pengelolaan fasilitas MCK Plus dalam Program Sanimas diperlukan penelitian lebih lanjut

akan hal tersebut. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan yang ada maka penelitian

tentang respon masyarakat terhadap fasilitas MCK Plus oleh Program Sanimas sangat

diperlukan untuk mengetahui perlakuan masyarakat yang sebenarnya sehingga untuk

selanjutnya bisa dipertimbangkan dan sebagai bahan evaluasi pihak penyelenggara dalam hal

ketepatan sasaran penyediaan program yang sesuai untuk masyarakat di wilayah atau

lingkungan tersebut.

1.5 Posisi Penelitian

Penelitian dengan Judul Respon Masyarakat Terhadap Fasilitas MCK Plus Oleh Program

Sanimas ini merupakan penelitian lanjut atau pengembangan dari penelitian sebelumnya yang

serupa namun berbeda lokus dan tipe penelitian. Berikut ini beberapa jenis penelitian yang

serupa beserta sedikit uraian substansi :

1. Respon Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas Sanitasi (MCK) di Kawasan

Permukiman Nelayan Kelurahan Takatidung Kabupaten Polewali Mandar Oleh Afrizal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Gaffar Tahun 2010 Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian ini mengkaji respon

masyarakat terhadap penyediaan fasilitas sanitasi di Kelurahan Takatidung Kecamatan

Polewali Mandar. Dengan target responden adalah warga penerima manfaat akan

pembangunan MCK. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa factor-faktor

yang mempengaruhi respon/sikap masyarakat mencakup pengetahuan, kepuasan,

pelibatan masyarakat (pemeliharaan, pengelolaan, kontribusi). Tujuan dalam penelitian ini

yaitu mengkaji tingkat efektivitas Program pembangunan sanitasi yang berpengaruh pada

respon masyarakat namun cenderung hanya fokus pada aspek partisipasi masyarakat.

Sedangkan perbedaan dari penelitian ini terhadap penelitian yang akan dilakukan adalah

terletak pada segi aspek identifikasi aspek yang diteliti. Penelitian yang akan dilakukan

mencakup dari keseluruhan aspek dari komponen respon masyarakat yaitu persepsi, sikap

dan partisipasi masyarakat.

2. Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat Oleh Indra

Gunawan Tahun 2006 Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian ini membahas

tentang proses terjadinya fenomena mata rantai sebab-akibat interaksi manusia dan

lingkungannya, yang secara umum memiliki urutan stimulus-persepsi-reaksi. Menurut

kerangka manajemen pengelolaan prasarana perkotaan, dimana titik beratnya adalah

sebagai pembagian peran yang seimbang antara pelaku pembanguan (masyarakat, swasta,

pemerintah). Peran stakeholder yang belum sepenuhnya seimbang sedangkan konsep

sanimas sendiri yang menitikberatkan kemandirian masyarakat dalam penyediaan sanimas

juga belum terwujud. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengkaji pengetahuan masyarakat

tentang pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat. Pengetahuan tersebut selanjutnya

diletakkan dalam konteks kedudukannya terhadap konsep manajemen prasarana

perkotaan, konsep pembangunan berbasis masyarakat, dan konsep pengelolaan sanitasi

berbasis masyarakat. Konsep manajemen prasarana perkotaan menekankan arti penting

peran semua actor pelaku pembangunan, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.

Sedangkan konsep pembangunan berbasis masyarakat sebagai mitra dalam proses

pembangunan. Sedangkan konsep pengelolan sanitasi berbasis masyarakat menenkankan

perlunya kemandirian masyarakat dalam penyediaan sarana sanitasi. Perbedaan penelitian

ini terhadap penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak pada aspek respon yang

diidentifikasi. Penelitian yang akan dilakukan mencakup aspek respon yang lebih luas

tidak hanya dari segi persepsi atau pengetahuan (pemahaman) saja namun juga segi sikap

dan partisipasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian hanya pada ruang lingkup wilayah dan materi atau substansial.

1.6.1 Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah penelitian ini adalah di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03, 04 RW 9

Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Calon penerima mannfaat

Program Sanimas berada dalam dua wilayah RW tersebut yang jumlahnya terdiri dari 76

KK yang terbagi menjadi dua tingkat ekonomi, yaitu tingkat ekonomi masyarakat sedang

dan tidak mampu. Jumlah banyaknya masyarakat yang memanfaatkan sarana sanitasi

untuk wilayah RT 03,04 RW VIII sebanyak 56 KK sedangkan untuk wilayah RT 03,04

RW IX sebanyak 20 KK.

Berikut ini gambaran wilayah yang menjadi batasan penelitian yang disajikan dalam

penyajian dalam bentuk peta wilayah serta peta calon penerima Program Sanimas di

wilayah Kelurahan Sangkrah yang ditunjukkan dalam peta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Peta 1.1 Peta pembagian wilayah berdasarkan RT dan RW calon pengguna fasilitas MCK Plus ++

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1.6.2 Ruang Lingkup Objek Penelitian

Untuk menentukan pengguna sarana Sanimas digunakan pendekatan partisipatif,

dimana masyarakat sendiri yang harus menentukan pengguna atau penerima manfaat

proyek. Untuk menentukan hal tersebut harus berdasarkan criteria tertentu, dan kriteria

itu harus disusun bersama oleh masyarakat sendiri. Apabila criteria telah ditentukan dan

perkiraan jumlah penerima manfaat sudah diputuskan, kemudian harus diidentifikasi

nama-nama dan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah untuk

menentukan tingkat aksesibilitas kepada saran sanitasi yang akan dibangun. Berikut

daftar nama-nama calon penerima manfaat sarana MCK Plus ++ Program Sanimas

yang disajikan dalam tabel berdasarkan KK yang ada di lingkungan tersebut yang

disertakan dalam tabel yang telah terlampir.

Dalam metode penentuan pengguna sarana MCK Plus++ menggunakan

beberapa cara diantaranya yaitu : Walfare Classification dan Community Mapping.

Walfare classification digunakan untuk mengidentifikasi jumlah pengguna dan dari

kelompok sosial masyarakat miskin, menengah atau kaya, sesuai criteria masyarakat

sendiri. Fungsi dari metode ini menghindarkan proyek yang diperuntukkan bagi

segelintir golongan tertentu saja yang dekat dengan elit desa demi kepentingan

politiknya. Kemudian metode yang lain adalah community mapping atau lebih tepatnya

potential user mapping digunakan untuk menentukan tingkat aksesibilitas pengguna

tersebut terhadap sarana yang akan dibangun, sekaligus menghitung jumlah jiwa

pengguna.

Berikut ini peta pembagian golongan pembagian penerima manfaat Program Sanimas

yang dikelompokkan menjadi dua tingkatan yaitu masyarakat dengan ekonomi

menengah dan masyarakat dengan tingkatan ekonomi tidak mampu. Klasifikasi

pembagian tingkatan ekonomi dapat dilihat dalam Peta 1.2 tentang pembagian tingkatan

ekonomi masyarakat penerima manfaat Program Sanimas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Peta 1.2 Peta pembagian tingkatan ekonomi masyarakat pengguna fasilitas MCK Plus ++

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1.6.3 Ruang Lingkup Substansial

Ruang lingkup substansi dalam penelitian ini adalah:

1. Bentuk respon masyarakat pada Program Sanimas

2. Tingkat respon masyarakat pada Program Sanimas yang meliputi proses perencanaan,

pelaksanaan, pemanfaatan terkait aspek kognitif, afektif dan konatif

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri dari bab secara berurutan mulai dari latar belakang hingga

kesimpulan. Sistematika penulisan ini di susun sebagai berikut :

Bab I adalah Pendahuluan yang berisi latar belakang, yang menceritakan tentang alasan

penulis memilih lokasi objek, permasalahan yang terjadi, tujuan dari penelitian, manfaat,

batasan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang Kajian Literatur yang menguraikan tentang studi kepustakaan yang

menyangkut teori umum yang mendukung penelitian maupun kegiatan penelitian terdahulu

yang terkait dengan tujuan penelitian, sehingga dengan kajian tersebut dapat disimpulkan

variabel-variabel penelitian yang terkait pada sasaran penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian yang menjadi pedoman teknis pelaksanaan kerangka pemikiran

yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Metode penelitian yang disusun adalah metode

pengumpulan data, metode sampling, serta metoda analisis yang dipakai untuk menjawab

sasaran penelitian dalam mengidentifikasikan respon masyarakat terhadap program sanimas

(MCK Plus).

Bab IV berisi tentang Kompilasi Data yaitu kompilasi data bentuk dan tingkat respon

masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap program

penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas.

Bab V berisi uraian Analisis Data dari berbagai variabel yang ada dan telah diolah

menggunakan berbagai alat analisis dan bertujuan untuk mengetahui tingkat respon

masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap program

penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas.

Bab VI merupakan bab Kesimpulan dan Rekomendasi yang bertujuan untuk mengulas bab

sebelumnya yang dijadikan penutup dari pembahasan penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1.8 Kerangka Pikir Penelitian

Latar Belakang

1. Indonesia sebagai negara berkembang dengan banyaknya golongan masyarakat miskin yg krg paham akan pengelolaan limbah domestik rumah tangga

2. Pemerintah memasang target berdasarkan acuan MDGs 2015 sebagai upaya menanggulangi permasalahan sanitasi dan akses air bersih

3. Pemerintah bekerjasam dengan LSM dan pihak yayasan luar negeri menyelenggarakan Program Sanimas

4. Kota Surakarta merencanakan beberapa aspek dalam pembangunan sarana prasarana

5. Program Sanimas menjadi sebuah inisiatif program penanggulangan permasalahan sanitasi dan kesulitan akses air bersih

6. Kelurahan sangkrah menjadi salah satu daerah terpilih penyelenggaraan Program Sanimas di SoloRespon masyarakat menjadi salah satu komponen

utama dalam penyelenggaraan Program Sanimas

Tujuan :

Tujuan mengetahui tingkat respon

masyarakat terhadap program

penyediaan fasilitas MCK Plus dari

Program Sanimas.

Identifikasi bentuk respon masyarakat dari Program Sanimas yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan

Identifikasi tingkat respon masyarakat dari Program Sanimas yang

meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan Bentuk respon masyarakat dari Program Sanimas yang meliputi

proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan

Analisis Deskriptif Kuantitatif

Kesimpulan dan Rekomendasi

Sasaran :

1. Teridentifikasinya bentuk respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan,

pengelolaan program penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah

2. Analisis tingkat respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pengelolaan

program penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah.

Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah tingkat respon masyarakat terhadap program penyediaan fasilitas

MCK Plus dalam Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah.

Teori Respon dan Partisipasi Masyarakat

Bentuk respon masyarakat

Tingkat respon masyarakat

Konsep Sanimas

Analisis Deskriptif Kuantitatif

Tingkat respon masyarakat dari Program Sanimas yang meliputi

proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

2.1.1 Program Sanimas dari Segi Respon Masyarakat

Menurut (Buku Pedoman Sanimas, 2006) menyebutkan bahwa Program Sanimas

merupakan suatu program yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

Kegiatan dari program Sanimas ini adalah pembangunan sarana dan prasarana air limbah

permukiman secara berkelompok. Oleh karena penggunaannya berkelompok, maka perlu

suatu kelembagaan untuk pengelolaannya. Keterlibatan masyarakat yang sangat

diutamakan dalam kegiatan ini dan diwujudkan dengan respon masyarakat yang tinggi

serta bersifat positif sehingga mampu memberikan hasil yang berkelanjutan.

Tujuan Sanimas terkait dengan respon masyarakat yaitu :

1. Meningkatkan antusiasme respon masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk

partisipasi dalam keseluruhan tahapan program. Kontribusi masyarakat penerima

manfaat dalam bermacam bentuk seperti idea atau pikiran, tenaga dan materi menjadi

sesuatu yang sangat penting dalam kelancaran pelaksanaan Program Sanimas.

2. Menjadikan sarana sanitasi berbasis masyarakat sebagai tolak ukur tingkat respon

masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, konstruksi,

pemanfaatan hingga proses pengeloloaan sarana oleh masyarakat penerima manfaat

karena dengan terselenggaranya Program Sanimas di lingkungan tertentu akan

memberikan gambaran dan informasi tingkat kepedulian masyarakat.

2.1.2 Respon Masyarakat Terhadap Prosedur Perencanaan Program Sanimas

Perencanaan Sanimas memiliki beberapa tahapan yang meliputi peyusunan rencana

kegiatan dalam rangka pengendalian dan pembinaan di tingkat pusat dan daerah, serta

penyusunan rencana lokasi dan alokasi dana yang akan diterbitkan alui Dokumen

Anggaran. Tahapan awal yaitu penetapan lokasi sasaran berdasarkan pertimbangan jumlah

permukiman padat yang memenuhi kriteria dengan cara melakukan survei langsung

(pengamatan langsung) di lapangan ke tempat-tempat yang sekiranya rnembutuhkan

bantuan dalam penyediaan sarana dan prasarana sanitasi. Berdasarkan literatur Pedoman

Sanimas,2006 Tahapan-tahapan sanimas berikut ini menunjukkan adanya respon

masyarakat pada program sanimas,. meliputi:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1. Survey

Keterlibatan masyarakat dalam tahapan ini adalah merespon dalam bentuk

menyalurkan aspirasi dalam kegiatan survey ini. Ide maupun usulan yang diberikan

terkait antara lain :

a. Kebutuhan akan MCK. Bagian ini memberikan gambaran akan kebutuhan MCK

yang ditujukan kepada masyarakat calon penerima manfaat program Sanimas.

Masyarakat merespon dengan cara memeberikan usulan dan menentukan teknologi

sanitasi yang sesuai untuk diterapkan di lingkungan mereka.

b. Kebiasaan masyarakat dalam melakukan aktivitas pembuangan limbah. Tahapan

ini memberikan gambaran kondisi rutinitas atau kebiasaan masyarakat calon

penerima manfaat akan kebiasaan yang mereka lakukan untuk melakukan kegiatan

pembuangan limbah domestic rumah tangga dan pemanfaatan sumber air sebagai

pemenuh kebutuhan pokok di lingkungan mereka. Masyarakat menceritakan

kebiasaan mereka dalam melakukan aktivitas BAB, mencuci, mandi dan kegiatan

pembuangan limbah rumah tangga lainnya kepada pihak fasilitator untuk ditindak

lanjuti sesuai dengan pola hidup dan kebiasaan masyarakatnya.

c. Kepadatan penduduk, dengan mengetahui jumlah penduduk yang ada maka dapat

diketahui perbandingan jumlah fasilitas yang telah ada. Masyarakat merespon

dalam bentuk memberikan informasi tentang jumlah penduduk yang memang

membutuhkan pengadaan fasilitas oleh Program Sanimas karena jumlah

penududuk secara umum saja belum cukup untuk memberikan detail gambaran

jumlah calon penerima manfaat. Untuk itu masyarakat secara langsung

menginformasikan jumlah calon penerima program secara pasti dan jelas.

d. Tanah atau lahan kosong, kegiatan ini dilakukan dalam rangka pengamatan pada

ketersediaan lahan yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan Sanimas.

Peran masyarakat dalam tahapan ini adalah memberikan informasi terkait

pemilihan lokasi agar diketahui status lokasi yang tepat untuk pembangunan

sarana sanitasi oleh Program Sanimas. Masyarakat merekomendasikan luasan dan

titik lokasi yang sesuai serta menyepakati rencana pembangunan sarana sanitasi

yang akan diselenggrakan di lingkungan mereka.

2. Pendalaman Survey

Survei yang telah dilakukan dilanjutkan oleh pemda dengan menetapkan lokasi

permukiman penerima Sanimas yang akan menjadi lampiran dokumen anggaran dan

memberikan informasi kepada kelurahan yang bersangkutan melalui lurah. Pada

pendalaman survei ini hal yang merupakan tujuan dasar atau hal yang ingin dicapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

adalah mencocokkan semua persepsi yang telah dibuat pada saat melakukan

peninjauan, dengan meminta atau mendengar penjelasan langsung dari masyarakat

agar tidak terjadi kesalahpahaman atau human error. Masyarakat yang pada awalnya

memberikan kontribusi pada saat tahap survey awal juga diminta untuk kesediaannya

memberikan aspirasinya dalam tahapan kegiatan ini guna mencocokkan dengan data

awal yang pernah dilakukan. Konsistensi masyarakat dalam memeberikan informasi

dan pendapat sangat diutamakan dalam tahapan ini.

3. Penyadaran dan Sosialisasi

Kegiatan agenda yang dibahas meliputi sosialisasi maksud dan tujuan pihak

lembaga membangun sarana Sanimas di lokasi tersebut, prosedur perencanaan,

kerugian yang ditimbulkan jika tidak terdapat/kurangnya sarana Sanimas, dan segala

aspek teknis dan non teknis yang nantinya akan menunjang berjalannya proyek

Sanimas. Dalam pertemuan ini, masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi dalam

menjaga sarana dan prasarana Sanimas, baik itu dari sebelum, saat, dan setelah

bangunan Sanimas dibangun dan terciptanya lingkungan yang sehat. Masyarakat

merespon dengan memberikan ide dan usulan terkait setiap tahapan yang akan dilalui

oleh mereka. Bentuk kontribusi yang akan diberikan dalam kegiatan yang pengadaan

sarana sanitasi tersebut menjadi pertimbangan pihak fasilitator dalam mengarahkan

jalannya kegiatan Program Sanimas di lingkungan mereka.

4. Pembentukan Komite/Panitia Pembangunan Sanimas

Pada tahap ini agenda yang dirumuskan yaitu membentuk komite/panitia

pembangunan Sanimas, dengan anggota yang terdiri dari masyarakat di lingkungan itu

sendiri. Tugas pokok dari panitia ini adalah untuk mengumpulkan dana kontribusi

masyarakat, pengerahan tenaga kerja pada saat proses konstruksi, pengadaan dan

pengamanan material. Kelompok inilah yang akan mengkoordinir jalannya proyek dan

juga membahas bentuk pengolahan seperti apa yang diinginkan, dengan didampingi

tim pendamping dari pihak LSM, sebagai konsultan yang membantu masyarakat

dalam memilih teknologi pengolahan, fasilitas, dan sarana-sarana sanitasi yang

diinginkan. Masyarakat mersepon dengan menghadiri agenda rapat untuk menyepakati

struktur kepengurusan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Masyarakat

berpartisipasi dengan cara terlibat di dalam struktur kepanitiaan pembangunan sarana

sanitasi oleh Program Sanimas.

5. Pembangunan dan Pemeliharaan

Tahap pembangunan dan pemeliharaan melibatkan peran serta masyarakat berupa

dukungan materiil maupun immaterial. Segala aspek tentang waktu hingga siapa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menjadi pekerjanya adalah tanggung jawab panitia. Sedangkan LSM memberikan

disain perencanaan bangunan yang telah disepakati, mengawasi dan mengontrol

perkembangan pembangunan dilapangan setiap hari. Masyarakat merespon dengan

memeberikan kontribusi berupa ide, tenaga dan materi (iuran dana) sebagai wujud

partisipasi dalam pembangunan sarana sanitasi dalam Program Sanimas. Selanjutnya

dalam tahapan pemeliharaan respon masyarakat diwujudkan dengan menjaga dan

merawat sarana sanitasi yang telah mereka bangun dengan iuran atau pemberlakuan

tarif dalam setiap aktivitas pemanfaatan sarana sanitasi baik itu keperluan mandi, cuci

atau buang air besar (BAB).

6. Pelatihan

Bentuk pelatihan yang diberikan berupa memberikan Pemahaman tentang tata cara

pengoperasian Sanimas, manajemen keuangan, peraturan yang ditetapkan oleh

lembaga, dan semua hal teknis. Hanya saja untuk pelatihan program Sanimas

diberikan kepada panitia pasca konstruksi yang diharapkan untuk menerapkannya

kepada masyarakat. Secara garis besar bentuk pelatihan yaitu melalui lisan dan

tindakan, misal jika ada permasalahan teknis, maka perwakilan dari lembaga akan

datang dan membantu bagaimana seharusnya yang dilakukan.

Masyarakat sebagai pengguna fasilitas atau sarana sanitasi merespon dengan

mengikuti pelatihan dan sosialisasi terkait cara pemanfaatan dan pengoperasian serta

pengelolaan sarana sanitasi yang telah dibangun di lingkungan mereka.

2.2 Teori Respon Masyarakat

Sub bab ini mengkaji tentang terminologi masyarakat, konsep respon manusia secara

umum, struktur sikap masyarakat dan komponen respon masyarakat.

2.2.1 Pengertian Masyarakat

Terminologi civil society atau yang biasa disebut dengan masyarakat madani

tampaknya semakin berkembang di era globalisasi seperti sekarang ini. Masyarakat

madani secara umum dapat dipahami sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial sosial

yang terorganisasi dan bercirikan, antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan

(self-generating) dan keswadayaan (self-supporting), kemandirian tinggi berhadapan

dengan negara dan keterikatan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh

warganya (Hikam dalam Azwar, S. 1998).

2.2.2 Konsep Respon Manusia

Respon manusia atau sikap telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli.

Salah satunya yang berorientasi kepada skema triadic (triadic scheme). Menurut kerangka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan

konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap

suatu objek. Secord dan Backman (dalam Azwar, S.1988), misalnya, mendefinisikan sikap

sebagai ‘keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan

predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan

sekitarnya’.

Ahli-ahli lain yang mendefinisikan konstrak kognisi, afeksi dan konasi sebagai tidak

menyatu langsung ke dalam konsepsi mengenai sikap. Pandangan ini, yang dinamakan

tripartite model yang dikemukakan oleh Rosenberg dan Hovland (dalam Azwar S.1988),

menempatkan ketiga komponen afeksi, kongnisi dan konasi sebagai factor jenjang

pertama dalam suatu model hirarkis. Ketiganya didefinisikan tersendiri dan kemudian

dalam abstraksi yang lebih tinggi membentuk konsep sikap sebagai factor tunggal jenjang

ke dua. Berikut skema pada gambar.

Sumber : Rosenber dan Hovland, 1988

Gambar 2.1 Konsepsi Skematik Rosenberg dan Hovland mengenai sikap

Dalam skema gambar diatas, terlihat bahwa sikap sesorang terhadap suatu objek selalu

berperanan sebagai perantara antara responsnya dan objek yang bersangkutan. Respons

diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu respons kognitif (respon perceptual dan

STIMULI (individu,

situasi, isyu social,

kelompok social dan

objek sikap lainnya)

VARIABEL

INDEPENDEN

YANG DAPAT

DIUKUR

VARIABEL

INTEVENING

VARIABEL

DEPENDEN

YANG DAPAT

DIUKUR

SIKAP/RESPON

AFEK

KOGNISI

KONASI/PERILAKU

Respon syaraf

simpatetik

Pernayataan lisan

tentang afek

Respon perseptual

Pernyataan lisan

tentang keyakinan

Tindakan yang tampak

Pernyataan lisan

mengenai perilaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pernyataan yang diyakini), respons afektif (respons syaraf simpatetik dan pernyataan

afeksi), serta respons perilaku atau konatif (respons berupa tindakan dan pernyataan

mengenai perilaku). Masing-masing klasifikasi respons ini berhubungan dengan ketiga

komponen sikapnya.

Menurut model Theory of Reasoned Action oleh Ajzen dan Fishbein (dalam Azwar,

S.1988) bahwa respons perilaku ditentukan tidak saja oleh sikap individu akan tetapi juga

oleh norma subjektif yang ada dalam diri individu yang bersangkutan dan dijelaskan pula

oleh model teori Kurt Lewin (dalam Azwar, S.1988) bahwa perilaku merupakan fungsi

dari faktor kepribadian individual dan faktor lingkungan.

Inferensi atau penyimpulan mengenai sikap harus didasarkan pada suatu fenomena

yang diamati dan dapat diukur. Fenomena ini berupa respons terhadap objek sikap dalam

berbagai bentuk. Rosenberg dan Hovland melakukan analisis terhadap berbagai respons

yang dapat dijadikan dasar penyimpulan sikap dan perilaku, yang hasilnya disajikan

dalam table berikut ini.

Tabel 2.1. Respon yang Digunakan Untuk Penyimpulan Sikap

Tipe Respons Kategori Respons

Kognitif Afektif Konatif

Verbal Pernyataan

keyakinan

mengenai objek sikap

Pernyataan

perasaan terhadap

objek sikap

Pernyataan

intensi perilaku

Non Verbal Reaksi perseptual

terhadap objek sikap

Reaksi fisiologis

terhadap

objek sikap

Perilaku tampak sehubungan

dengan objek sikap

Sumber : Rosenberg dan Hovland, 1960

Dalam tabel diatas dapat dijelaskan bahwa respons kognitif verbal merupakan

pernyataan mengenai apa yang dipercayai atau diyakini mengenai objek sikap. Respons

kognitif non verbal lebih sulit unytuk diungkapkan disamping informasi tentang sikap

yang diberikannya pun lebih bersifat tidak langsung.

Respons afektif verbal dapat dilihat pada pernyataan verbal perasaan sesorang

mengenai sesuatu. Respons afektif non verbal berupa reaksi fisik seperti ekspresi muka

yang mencibir, tersenyum, gerakan tangan dan sebagainya.

Respons konatif pada dasarnya merupakan kecenderungan untuk berbuat. Dalam

bentuk verbal, intensi ini terungkap lewat pernyataan keinginan melakukan atau

kecenderungan untuk melakukan. Sedangkan respons konatif nonverbal dapat berupa

ajakan pada orang lain untuk menyumbangkan sesuatu atau melakukan sesuatu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2.2.3 Struktur Sikap

Mengikuti skema triadic, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling

menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan

komponen konatif (conative).

Komponen kognitif merupakan representasi hal yang dipercayai oleh individu pemilik

sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan

komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan

sikap yang dimiliki oleh seseorang. Kotandhapani (dalam Azwar S, 1988) merumuskan

ketiga komponen tersebut sebagai komponen kognitif (kepercayaan atau beliefs),

komponen emosional (perasaan) dan komponen perilaku (tindakan).

(Mann dalam Azwar S,1988) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi,

kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali

komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila

menyangkut masalah isyu atau problem yang kontroversial. Komponen afektif merupakan

perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Komponen

perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap

sesuatu dengan cara-cara tertentu.

2.2.4 Komponen Respon Masyarakat

Menurut Dollard dan Miller, bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan

respon masyarakat. Respon tertentu terikat dengan kata-kata. Oleh karena itu perkataan

dapat menjadi sebuah mediator yang bekerja, dengan maksud sebagai berikut bahwa

sosialisasi yang menggunakan teknik verbal maupun non verbal merupakan media

strategis dalam pembentukan respon masyarakat. Respon tersebut terbentuk menjadi

positif maupun negative sangat tergantung pada sosialisasi dar objek yang akan direspon.

Respon dalam penelitian ini diukur ke dalam tiga aspek, yaitu persepsi, sikap dan

partisipasi.

Persepsi adalah suatu proses kognitif bagi setiap orang dalam memahami informasi

tentang lingkungan sekitarnya baik melalui penglihatan, pendengaran, perasaan dan

penerimaan. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah penafsiran yang berbeda terhadap

situasi tertentu dan bukan suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Pemahaman lain

dari persepsi yaitu bahwa persepsi merupakan pengertian individu atau masyarakat

terhadap suatu objek yang ada masih di dalam pikiran seseorang.

Sikap adalah kerelaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu terhadap rangsangan

(Wirawa dalam Azwar S,1988). Macam rangsangan yang dimaksud dapat berupa fisik

maupun non fisik. Perubahan pada sikap individu atau masyarakat dapat mengindikasikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

cara mereka dalam merespon dan memberikan reaksi terhadap objek-objek tertentu. Sikap

yang muncul dapat berupa positif yaitu menyenangi atau menerima namun bisa juga

sebaliknya berupa sikap negative yaitu tidak menyenangi atau menolak.

Partisipasi merupakan suatu proses sikap mental individu maupun masyarakat aktif

berkontribusi dalam bentuk kreatifitas dan inisiatif dalam meningkatkan kualitas hidup.

(Koentjaradiningrat dalam Azwar S,1988), menyatakan partisipasi masyarakat

menyangkut dua tipe yang memilki perbedaan pada pronsipnya yaitu :

1. Partisipasi dalam aktivitas-aktivitas bersama dengan proyek pembangunan yang

khusus

2. Partisipasi sebagai individu diluar aktivitas bersama dalam pembangunan.

Bila dilihat dari jenis partisipasinya (Sastroputro, 1988 : 12) dibagi menjadi :

1. Partisipasi dengan pikiran

2. Partisipasi dengan tenaga

3. Partisipasi dengan pikiran dan tenaga/partisipasi aktif

4. Partisipasi dengan keahlian

5. Partisipasi dengan uang

6. Partisipasi dengan jasa

2.3 Tingkat Respon Masyarakat

Pada sub bab ini menjelaskan tentang definisi tiap komponen respon beserta tingkat

respon yang terdiri dari persepsi, sikap dan partisipasi manusia maupun masyarakat.

(Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo, 2003) seorang ahli psikolog pendidikan membagi

perilaku manusia menjadi 3 domain/kawasan yakni :

1. Pengetahuan (Knowledge) Kognitif

Pengetahuan merupakan dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra

manusia, yakni indra pengelihat, pendengaran, pengecap, perasa dan peraba. Tetapi

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan tindakan

seseorang (over behavior).

2. Sikap (Attitude) Afektif

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi

yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau

tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek

di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

3. Praktek atau tindakan (Practice) Psikomotor

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over bihavior). Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap

imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada fasilitas imunisasi yang

mudah dicapai. Agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Disamping faktor

fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Misalnya dari

suami atau istri, orang tua atau mertua. (Effendy F, 2009:102)

4. Tingkat respon didalam domain perilaku yaitu :

Tingkat respon dalam Program Sanimas yang terdiri dari komponen kognitif, afektif

dan konatif/tindakan yang masing-masing memiliki wujud kegiatan yang konkret bagi

tiap komponen respon yang ada. Berikut ini bentuk-bentuk komponen respon manusia

yang ada.

a. Komponen Kognitif

Tahu (know). Tahu diartikan sebagai pengingat akan suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya misalnya menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan.

Memahami (Comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

Misalnya menyimpulkan, meramalkan.

Aplikasi (Application). Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Misalnya

rumus, methode.

Analisis (analysis). Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih

didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama

lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Sintesis (synthetic). Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan

untuk meletakkan atau menghubungakan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu penilaian terhadap

suatu materi atau objek.

b. Kompenen Afektif

Menerima (Receiving) menerima diartikan bahwa seorang (subjek)

mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

Merespons (Responding). Memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan.

Menghargai (Valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

Bertanggung jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap

yang paling tinggi.

c. Komponen Konatif

Presepsi (Perception). Mengenal dan memilih berbagai objek

sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik

tingkat pertama.

Respon terpimpin (Guided response) dapat melakukan sesuatu sesuai

dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan

indicator praktik tingkat kedua.

Mekanisme (Mechanism) apabila seseorang telah melakukan dengan

benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

Maka ia sudah mencapai praktik tingkat ketiga.

Adopsi (Adoption) adaptasi merupakan suatu praktik atau tindakan

yang sudah berkembang dengan baik. (Efendy F, 2009:103)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2.4 Keterlibatan Antara Masyarakat dan CBO (Community Based Organization) dalam

Tahapan Program Sanimas

Tabel 2.2. Keterlibatan Pihak dalam Tahapan Program Sanimas

Sumber : Penulis, 2012

2.5 Variabel Penelitian

Setelah melakukan pengkajian pustaka yang berkaitan dengan kegiatan

penyelenggaraan program dan tingkat respon masyarakat, maka ditetapkan berbagai variabel

yang akan dibahas dalam penelitian. Dalam penelitian “Tingkat Respon Masyarakat Terhadap

Penyediaan Fasilitas MCK Plus Oleh Program Sanimas Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan

Pasar Kliwon Surakarta” terdiri dari variabel independent dan variabel dependent, yang

terukur baik secara kualitatif maupun kunatitatif. Dalam proses penelitian ini ditentukan

kriteria dari variabel yang ada berdasarkan tingkat respon masyarakat. Penetapan kriteria

dilakukan melaui pengkajian dan preposisi terhadap teori yang digunakan, maka kriteria dari

sertiap variabel yang ditentukan adalah sebagai berikut :

2.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tahapan

penyelenggaraan Program Sanimas. Tahapan program meliputi perencanaan, pelaksanaan,

pemanfaatan atau pengoperasian. Variabel yang digunakan dalam tahapan program sebagai

berikut :

Tahapan Program

Sanimas Bentuk kegiatan Program

Sanimas

Keterlibatan Pihak Dalam Kegiatan CBO (Community Based

Organization) Masyarakat

1. Tahap perencanaan 1. Seleksi lokasi (Penentuan

lokasi terpilih)

2. Penyusunan RKM

2. Tahap pelaksanaan Konstruksi

1. Tahapan konstruksi

2. Pengesahan RPM

3. Kegiatan konstruksi oleh

pihak ketiga

3. Tahap

pemanfaatan/pengope

rasian

Operasi

Masyarakat memanfaatkan

dan menjaga

4. Tahap pengelolaan Pengelolaan dan

pemeliharaan

1. Sarana dikelola oleh KSM

2. Pemeliharaan oleh operator

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 2.3. Tabel Variabel Dependen

Sumber : Berbagai Sumber

2.5.2 Variabel Independen

Variabel Independen dari penelitian ini adalah respon masyarakat terhadap program

yang dijabarkan dalam beberapa kriteria setelah melakukan tinjauan pustaka, sebagai berikut :

Tabel 2.4. Tabel Variabel Independen

No. Program Sanimas Keterangan Sumber

1. Perencanaan Kegiatan awal dalam penyelenggaran

penyusunan program, meliputi :

survey, pendalaman survey,

pembentukan komite/kepengurusan,

sosialisasi program

Pedoman Sanimas, 2006

2. Pelaksanaan Kegiatan dalam penyelenggaraan

program pasca tahap perencanaan,

meliputi : pembangunan fasilitas

Pedoman Sanimas, 2006

3. Pemanfataan/pengoperasian Kegiatan dalam penyelenggaraan

program pasca tahap

pembangunan/konstruksi, meliputi :

Pelatihan (tata cara pengoperasian dan

pemanfaatan)

Pedoman Sanimas, 2006

No. Respon Masyarakat Keterangan Sumber

1. Kognitif Merupakan pengetahuan yang terjadi

setelah melakukan penginderaan

Benyamin Bloom dalam

Notoadmodjo, 2003

Komponen kognitif yaitu :

Tahu

Memahami

Aplikasi

Analisis

Sintesis

Evaluasi

Effendy F, 2009

2. Afektif Merupakan reaksi yang masih tertutup

terhadap stimulus/objek kesesuaian

Benyamin Bloom dalam

Notoadmodjo, 2003

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Sumber : Berbagai Sumber

reaksi yang sifatnya emosional

Komponen afektif yaitu :

Menerima

Merespon

Menghargai

Bertanggungjawab

Effendy F, 2009

3. Konatif

Sikap yang terwujud dalam suatu

tindakan dengan perubahan nyata

yang disertai faktor pendukung dan

fasilitas

Benyamin Bloom dalam

Notoadmodjo, 2003

Komponen konatif yaitu :

Persepsi

Respon terpimpin

Mekanisme

Adopsi

Effendy F, 2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan alur langkah yang menjadi pedoman pelaksanaan

penelitian, sehingga proses penelitian berjalan secara jelas dan terstruktur. Metode penelitian

merupakan kerangka pemikiran, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian dari tahap awal hingga

akhir yang mengacu pada tahap sebelumnya yaitu pendahuluan dan tinjauan pustaka. Dalam

tahap ini berisi penjelasan mengenai kegiatan penelitian yang akan dilakukan dan pendekatan-

pendekatan penelitian, penetapan variabel penelitian, metode pengumpulan data, teknik

pengambilan sample, metode analisis, hingga metode sintesa data.

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tentang tingkat respon

masyarakat terhadap Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah adalah Penelitian Deskriptif.

Yaitu suatu metode dalam penelitian mengenai keadaan status manusia, objek, kondisi suatu

sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif. Analisa data yang telah

didapat dalam penelitian ini di analisa menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode

pengambilan dan pengolahan data kuantitatif.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan. Variabel

independen (bebas, eksogeneous) adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya

(terpengaruhnya) variabel dependen (terikat, endogeneous). Variabel dependen adalah

variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Sumber : Penulis,2012

No Variabel Sub Variabel Jenis Variabel

1. Tingkat

Respon

Masyarakat

1. Kognitif Masyarakat Variabel dependen

2. Afektif Masyarakat

3. Konatif Masyarakat

2. Tahapan

Program

Sanimas

1. Tahap Perencanaan Variabel Independen

2. Tahap Pelaksanaan

3. Tahap Pemanfaatan / Pengoperasian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

3.3 Kebutuhan Data

Kebutuhan data pada penelitian dengan judul Tingkat Respon Masyarakat Terhadap

Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah disusun berdasarkan variabel penelitian (topik) yang

dirinci sesuai dengan masing-masing sub variabel yang akan dilakukan.

Kebutuhan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kebutuhan Data

Variabel

Tahapan

Program

Sanimas

Sub variabel

Kebutuhan Data Teknik

pengambil

an sampel

Sumber

Data Kognitif Afektif Konatif

1. Tahap

perencanaan

Penyusunan RKM

a. Penyusunan

proposal RKM

b. Penyusunan

langkah kerja

c. Penyusunan

Rencana

Anggaran

Belanja (RAB)

Pemahaman

masyarakat

dalam kegiatan

penyusunan

proposal RKM

Pemahaman

masyarakat

dalam kegiatan

penyusunan

langkah kerja

Pemahaman

masyarakat

dalam kegiatan

penyusunan

RAB

Sikap yang

ditunjukkan

dalam hasil

penyusunan

proposal RKM

Sikap yang

ditunjukkan

dalam hasil

penyusunan

langkah kerja

Sikap yang

ditunjukkan

dalam hasil

penyusunan

proposal RAB

Tingkat

partisipasi

masyarakat pada

kegiatan

penyusunan

proposal RKM

Tingkat

partisipasi

masyarakat pada

kegiatan

penyusunan

langkah kerja

Tingkat

partisipasi

masyarakat pada

kegiatan

penyusunan

RAB

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Responden

2012

Responden

2012

Responden

2012

2. Tahap

pelaksanaan

Konstruksi

a. Kegiatan

pembangunan

fasilitas

b. Penerapan

teknologi

sanitasi

Pemahaman

masyarakat

dalam kegiatan

pembangunan

fasilitas

Pemahaman

masyarakat

dalam penerapan

teknologi

sanitasi

Sikap yang

ditunjukkan

dalam

kegiatan

pembangunan

fasilitas

Sikap yang

ditunjukkan

dalam

penerapan

teknologi

sanitasi

Tingkat

partisipasi pada

tahap kontruksi

Tingkat

partisipasi

dalam

penerapan

teknologi

sanitasi

Kuesioner

Kuesioner

Responden

2012

Responden

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sumber : Penulis,2012

Kegiatan

konstruksi oleh

pihak ketiga

a. Kontribusi dan

fungsi pihak

ketiga

b. Fungsi, posisi

dan kontribusi

masyarakat

Pemahaman

masyarakat

dalam kontribusi

dan fungsi pihak

ketiga

Pemahaman

masyarakat

dalam fungsi,

posisi dan

kontribusi

masyarakat

Sikap yang

ditunjukkan

dalam

kontribusi dan

fungsi pihak

ketiga

Sikap yang

ditunjukkan

dalam fungsi,

posisi dan

kontribusi

masyarakat

Tingkat

partisipasi

dalam

kontribusi dan

fungsi pihak

ketiga

Tingkat

partisipasi

dalam fungsi,

posisi dan

kontribusi

masyarakat

Kuesioner

Kuesioner

Responden

2012

Responden

2012

3. Tahap

pemanfaatan/

pengoperasia

n

Masyarakat

memanfaatkan dan

menjaga

a. Kegiatan

penyuluhan

dalam

pengoperasian

dan

pemeliharaan

b. Kontribusi

masyarakat

memberikan

tanggungjawab

retribusi

c. Kontribusi

masyarakat

dalam menjaga

fasilitas

sanitasi

Pemahaman

masyarakat

dalam Kegiatan

penyuluhan

dalam

pengoperasian

dan

pemeliharaan

Pemahaman

masyarakat

dalam kontribusi

retribusi

Pemahaman

masyarakat

dalam tanggung

jawab menjaga

fasilitas sanitasi

Sikap yang

ditunjukkan

dalam

Kegiatan

penyuluhan

dalam

pengoperasian

dan

pemeliharaan

Sikap yang

ditunjukkan

dalam

kontribusi

retribusi

Sikap yang

ditunjukkan

dalam

tanggung

jawab

menjaga

fasilitas

sanitasi

Tingkat

kontribusi

dalam Kegiatan

penyuluhan

dalam

pengoperasian

dan

pemeliharaan

Tingkat

kontribusi

dalam

kontribusi

retribusi

Tingkat

kontribusi

dalam tanggung

jawab menjaga

fasilitas sanitasi

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Responden

2012

Responden

2012

Responden

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3.4 Metode pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data bila dilihat dari sumber datanya terdiri dari sumber primer

dan sumber sekunder (Sugiyono, 2005 :137). Sumber Primer adalah merupakan

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan merupakan data yang

dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada objek penelitian di lapangan, baik melalui

pengamatan langsung (Observasi) maupun penyebaran angket/kuesioner, sedangkan

pengumpulan data sekunder dilakukan peneliti dengan cara tidak langsung ke objek

penelitian melainkan melalui penelitian dokumen-dokumen serta kajian literatur terkait

dengan objek penelitian (Singarimbun, 2009).

1. Data Primer

Dalam pengumpulan data primer terdiri dari 3 cara yaitu Observasi, Wawancara,

angket/kuesioner namun yang diambil dalam penelitian ini hanya dua, yaitu Observasi

dan angket/kuesioner (Sugiyono, 2005:137).

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan di

lapangan dan dokumentasi sehingga diketahui kondisi dan keadaan sebenarnya

(real situation). Pengamatan langsung ini dimaksudkan untuk memperoleh data

yang tidak mungkin di peroleh melalui teori-teori dan kajian pustaka (data

sekunder). Dalam hal ini observasi bukan hanya terbatas pada orang, tetapi juga

pada objek-objek alam yang lain. Pengamatan langsung dalam penelitian ini

ditujukan untuk dilaksanakan, dampaknya terhadap masyarakat serta aktivitas

masyarakat di Kelurahan Sangkrah.

b. Angket/kuesioner, digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara

penyebaran angket dan kuesioner terhadap masyarakat yang menerima manfaat

dari penyediaan fasilitas MCK Plus, di Kelurahan Sangkrah. Kuesioner yang

digunakan bertujuan untuk mengetahui tingkat respon masyarakat penerima

manfaat fasilitas MCK Plus Program Sanimas. Opsi pertanyaan menggunakan

menggunakan teknik skoring atau pembobotan, dengan pilihan jawaban untuk

komponen respon kognitif berupa sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah. Skor 4

untuk jawaban sangat tinggi, skor 3 untuk jawaban tinggi, skor 2 untuk jawaban

sedang dan skor 1 untuk jawaban rendah. Teknik pembobotan tersebut berlaku

juga untuk komponen respon afektif masyarakat serta komponen respon konatif

masyarakat terhadap Program Sanimas.

Daftar pertanyaan yang digunakan, bersifat tertutup dengan satu jenis

narasumber yaitu penerima manfaat Program Sanimas. Dalam melakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

wawancara/penyebaran angket peneliti menggunakan instrument dalam bentuk

daftar pertanyaan dan questioner yang bersifat tertutup. Hal ini dilakukan untuk

mengarahkan jawaban pada data yang dibutuhkan dan mempermudah dalam

kompilasi data.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara/questioner digunakan untuk

memperoleh data yang berkaitan langsung dengan persepsi, sikap dan partisipasi

masyarakat yang terlibat dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan

pemanfaatan yang diwujudkan dalam kontribusi terhadap fasilitas sanimas berupa

MCK Plus.

Teknik wawancara dengan menggunakan instrument questioner, salah satunya

bertujuan untuk mengetahui bentuk respon masyarakat terhadap objek kegiatan

dalam Program Sanimas.

2. Data Sekunder

Berupa pengumpulan data secara tidak langsung dari sumber/objeknya. Data ini dapat

diperoleh melalui buku-buku, dokumen penelitian, atau melalui kajian literatur.

Sumber yang terkait terhadap sikap dan perilaku masyarakat ini diantaranya, Bappeda

Surakarta, Dinas Pekerjaan Umum Surakarta, Kantor Kelurahan Sangkrah, Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM) Insan Harapan serta instansi-instansi yang terkait.

3.4.2 Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu dengan karakter yang khas yang menjadi

perhatian dalam penelitian, dimana jumlah anggota populasi yang diikutsertakan dalam

proses penelitan disebut ukuran populasi. Populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan

elemen yang dapat membantu dalam pengambilan kesimpulan (Somantri dan Muhidin,

2006:60). Sementara bagian dari keseluruhan populasi yang digunakan dalam proses

penelitian yang dipilih berdasarkan kesesuaian dalam mendukung kegiatan penelitian

disebut sample.

Populasi yang digunakan dalam penelitian Tingkat Respon Masyarakat Terhadap

Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah adalah masyarakat penerima program dengan

keterlibatannya dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan maupun

kontribusi lain. Keseluruhan populasi yaitu 76 KK.

Pertimbangan 100% populasi dilibatkan karena, minimnya pengguna fasilitas MCK

Plus. Hal tersebut merupakan jumlah populasi total pengguna fasilitas sebenarnya serta

dianggap mencakup keseluruhan dan mampu memberikan jawaban yang sesuai dengan

kebutuhan penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3.5 Tahapan dan Kerangka Analisis

Tahapan analisis merupakan tahapan dalam penelitian untuk menganalisis permasalahan

yang ada dalam penelitian. Tahapan analisis dalam penelitian ini adalah tahapan berupa

analisa dan identifikasi data dasar yang ada untuk mengetahui kondisi objek penelitian.

Langkah pertama mengidentifikasi bentuk respon masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan RT

03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan

program penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas.

Langkah kedua menganalisis secara kuantitatif dengan skala likert tingkat respon

masyarakat berdasarkan bentuk-bentuk respon yang telah didentifikasi sebelumnya terhadap

proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan program penyediaan fasilitas MCK Plus dari

Program Sanimas.

Langkah terakhir yaitu merumuskan temuan atau kesimpulan dengan

menjelaskan/mendiskripsikan hubungan tingkat respon masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan

RT 03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap factor-faktor yang mempengaruhi tingkat

respon masyarakat pada program penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas.

Gambar 3.1 Kerangka Analisis

Sumber : Penulis,2012

Bentuk partisipasi

masyarakat

Ide/pikiran

Tenaga

Materi

Tingkat respon

masyarakat

Identifikasi bentuk

respon masyarakat

Analisis tingkat

respon masyarakat

dengan teknik analisis

Likert

Hasil identifikasi

bentuk respon

masyarakat dalam

tahapan Program

Sanimas

Tingkat respon

masyarakat terhadap

Program Sanimas

Temuan/Kesimpulan

INPUT IDENTIFIKASI DAN

ANALISIS

OUTPUT

Bentuk sikap

masyarakat

Bentuk persepsi

masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3.6 Metode Analisis

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dari data hasil pembobotan/skoring.

3.6.1 Pembobotan atau Skoring

Pembobotan atau scoring dengan Teknik Skala Likert dilakukan pada data kuesioner yang telah dikumpulkan dengan kriteria dan skor

sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tabel Skoring Data Kuesioner Respon Masyarakat

Respon Kriteria Skoring Keterangan

Skor 1 2 3 4

Kognitif Mengetahui saja Mengetahui,

memahami dan

mengaplikasikan

Mengetahui,

memahami dan

mengaplikasikan,

mampu melakukan

sintesa

Mengetahui, memahami

dan mengaplikasikan,

mampu melakukan

sintesa, mampu

melakukan evaluasi

1. Rendah

2. Sedang

3. Tinggi

4. Sangat tinggi

Afektif Menerima saja Menerima, merespon Menerima,

merespon,

menghargai

Menerima, merespon,

menghargai,

bertanggungjawab

1. Rendah

2. Sedang

3. Tinggi

4. Sangat tinggi

Konatif Mengenal-

memilih berbagai

objek saja

Mengenal-memilih

berbagai objek,

melakukan sesuatu

sesuai urutan yang

benar

Mengenal-memilih

berbagai objek,

melakukan sesuatu

sesuai urutan yang

benar, melakukan

tindakan yang benar

secara berulang-

ulang

Mengenal-memilih

berbagai objek,

melakukan sesuatu

sesuai urutan yang

benar, melakukan

tindakan yang benar

secara berulang-ulang,

praktek kegiatan

berkembang dengan

baik

1. Rendah

2. Sedang

3. Tinggi

4. Sangat tinggi

Sumber : Effendy F (2009) dan Penulis (2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Dari pembobotan diatas akan diketahui jumlah skor dari setiap jenis respon

masyarakat pada setiap tahapan Program Sanimas. Kemudian dari jumlah skor

tersebut dapat digunakan untuk mengetahui tingkat respon masyarakat Kelurahan

Sangkrah terhadap Program Sanimas berdasarkan tingkatan berikut ini :

Tabel 3.4 Tabel Interval Skor Tingkat Respon Masyarakat

Respon Interval

Skor

Tingkatan Keterangan

Kognitif 1-2 Rendah Tingkat pemahaman rendah

2,01-3 Sedang Tingkat pemahaman sedang

3,01-4 Tinggi Tingkat pemahaman tinggi

Afektif 1-2 Rendah Tingkat sikap rendah

2,01-3 Sedang Tingkat sikap sedang

3,01-4 Tinggi Tingkat sikap tinggi

Konatif 1-2 Rendah Tingkat partisipasi rendah

2,01-3 Sedang Tingkat partisipasi sedang

3,01-4 Tinggi Tingkat partisipasi tinggi

Sumber : Effendy F (2009) dan Penulis(2012)

3.6.2 Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,

perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan

fenomena lainnya (Sukmadinata, 2007:72). Menurut Sukmadinata (2007) dalam

Metode Penelitian Pendidikan, penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual dan kelompok.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu

analisis dengan cara mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya

kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah

berlangsung.

Penelitian ini bertujuan untuk mencapai fakta dengan pengintepretasian yang tepat

yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan tingkat respon masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

terhadap fasilitas MCK Plus oleh Program Sanimas ditinjau mulai dari tahapan

perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hingga pengelolaan program.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB 4

RESPON MASYARAKAT DALAM PROGRAM SANIMAS DI KELURAHAN

SANGKRAH

4.1 Bentuk Respon Masyarakat Terhadap Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah

Pada sub bab ini menyajikan data tentang bentuk-bentuk respon masyarakat yang terdiri

dari kognitif, afektif dan konstif masyarakat terhadap setiap tahapan Program Sanimas.

4.1.1. Bentuk Kognitif Masyarakat

Masyarakat memberikan kontribusi dalam setiap tahapan Program Sanimas, salah

satunya dalam bentuk persepsi atau pemahaman masyarakat dalam alur tahapan yang

melibatkan langsung masyarakat calon penerima manfaat. Beberapa bentuk kognitif atau

pemahaman masyarakat yaitu pemahaman masyarakat dalam setiap bentuk kegiatan yang ada.

Antara lain yaitu :

Gambar 4.1 Flowchart Tahapan dalam Aspek kognitif

4.1.1.1 Tahap Perencanaan

1. Penyusunan proposal RKM

Pada tahap penyusunan proposal RKM dibutuhkan pemahaman dan wawasan yang

dimiliki masyarakat dalam setiap detail konten maupun substansi yang dibahas

dalam tahapan ini. Pemahaman masyarakat dalam penyusunan proposal menjadi

modal setiap individu sebagai dasar pengetahuan sekaligus melatih kemampuan

masyarakat dalam aplikasi di lapangan.

2. Penyusunan langkah kerja

Pada tahapan ini masyarakat memiliki pemahaman berdasarkan bekal pengetahuan

yang mereka dapat di dalam penyusunan langkah kerja. Masyarakat memahami

alur tahapan dalam kegiatan konstruksi beserta pembagian tugas dan posisi di

dalam pelaksanaannya.

Tahap perencanaan

Penyusunan proposal

RKM

Penyusunan langkah

kerja

Penyusunan RAB

Tahap pelaksanaan

Kegiatan pembangunan

fasilitas

Penerapan teknologi

sanitasi

Kontribusi dan fungsi

pihak ketiga

Fungsi, posisi dan

kontribusi masyarakat

Tahap pemanfaatan dan

pengoperasian

Kegiatan penyuluhan

dalam pengoperasian

dan pemeliharaan

Kontribusi masyarakat

dalam memeberikan

retribusi

Kontribusi masyarajat

dalam menjaga fasilitas

sanitasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3. Penyusunan Rencana Anggaran Belanja (RAB)

Pada penyusunan rencana anggaran belanja (RAB) masyarakat berkontribusi di

dalamnya sehingga mereka juga memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang

tata cara penyusunan serta substansi yang ada di dalam kegiatan rencana anggaran

belanja yang berkaitan dengan Program Sanimas.

4.1.1.2 Tahap Pelaksanaan

1. Kegiatan pembangunan fasilitas

Pada kegiatan ini masyarakat memiliki wawasan atau pengetahuan dalam kegiatan

pembangunan fasilitas. Kebutuhan yang diperlukan dalam pembangunan serta

teknologi dan sistem kerja yang telah disepakati dalam forum menjadi acuan

dalam pemahaman tahapan ini.

2. Penerapan teknologi sanitasi

Masyarakat dibekali pengetahuan dalam penggunaan teknologi yang sesuai dengan

kebutuhan di lingkungan mereka. Prosedur-prosedur dalam penempatan,

penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang ada menjadi sesuatu yang penting

agar sesuai dengan standarisasi yang ada.

3. Kontribusi dan fungsi pihak ketiga

Masyarakat sebagai penerima manfaat atau calon pengguna juga terlibat di dalam

pembangunan sarana sanitasi Program Sanimas. Kemampuan masyarakat yang

terbatas dapat ditunjang atau didukung dengan adanya pihak ketiga, merupakan

pihak yang yang dibekali pengetahuan atau wawasan dalam konstruksi dan

peneerapan teknologi yang diterapkan di lingkungan calon penerima manfaat.

4. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat

Pemahaman masyarakat akan fungsi mereka di dalam tahap pembangunan fasilitas

sanitasi sehingga bisa berkoordinasi dengan baik bersama dengan pihak-pihak

yang bekerjasama dalam pembangunan sarana sanitasi di lingkungan masyarakat

itu sendiri.

4.1.1.3 Tahap pemanfaatan dan pengoperasian

1. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan

Pemahaman masyarakat berdasarkan penyuluhan yang diberikan oleh tim

penyuluh dalam memberikan pemahaman serta pengetahuan yang berkaitan

dengan tata cara pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi yang diterapkan

di lingkungan masyarakat penerima manfaat.

2. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Masyarakat memiliki pemahaman akan tanggungjawab mereka dalam kontribusi

iuran retribusi. Hasil retribusi yang diberikan oleh masyarakat ikut membantu

dalam pemeliharaan sarana sanitasi di lingkungan tersebut.

3. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi

Pemahaman masyarakat dalam usaha menjaga dalam arti ikut memberikan

perhatian khusus sebagai bentuk kepedulian terhadap fasilitas yang mereka

butuhkan dan mereka manfaatkan. Hal itu sebagai bentuk antisipasi dan

menghindarkan dari aktivitas yang tidak sesuai fungsi penggunaan fasilitas sanitasi

di lingkungan mereka.

4.1.2. Bentuk Afektif Masyarakat

Beberapa bentuk afektif atau sikap masyarakat yaitu sikap masyarakat dalam setiap

bentuk kegiatan yang ada. Antara lain yaitu :

Gambar 4.2 Flowchart Tahapan dalam Aspek Afektif

4.1.2.1 Tahap perencanaan

1. Penyusunan proposal RKM

Pada tahap penyusunan proposal RKM dibutuhkan sikap masyarakat terhadap

konten maupun substansi yang dibahas dalam tahapan ini. Sikap masyarakat dalam

menyetujui/menolak setiap keputusan atau hasil penyusunan proposal menjadi

modal setiap individu sebagai kepastian yang sesuai dengan aspirasi masyarakat.

2. Penyusunan langkah kerja

Masyarakat memberikan respon sikap terhadap hasil yang ada di dalam

penyusunan langkah kerja. Masyarakat menerima atau menolak dalam pembagian

tugas dan posisi di dalam pelaksanaannya.

3. Penyusunan Rencana Anggaran Belanja (RAB)

Pada penyusunan rencana anggaran belanja (RAB) masyarakat berkontribusi di

dalamnya sehingga mereka juga berhak untuk menentukan sikap yang diwujudkan

Tahap perencanaan

Penyusunan proposal

RKM

Penyusunan langkah

kerja

Penyusunan RAB

Tahap pelaksanaan

Kegiatan pembangunan

fasilitas

Penerapan teknologi

sanitasi

Kontribusi dan fungsi

pihak ketiga

Fungsi, posisi dan

kontribusi masyarakat

Tahap pemanfaatan dan

pengoperasian

Kegiatan penyuluhan

dalam pengoperasian

dan pemeliharaan

Kontribusi masyarakat

dalam memeberikan

retribusi

Kontribusi masyarajat

dalam menjaga fasilitas

sanitasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dalam penerimaan atau penolakan terhadap hasil penyusunan serta substansi yang

ada di dalam kegiatan rencana anggaran belanja yang berkaitan dengan Program

Sanimas.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan

1. Kegiatan pembangunan fasilitas

Pada kegiatan ini masyarakat berkontribusi dalam menentukan sikap yang

berkaitan dengan kegiatan pembangunan fasilitas. Kebutuhan yang diperlukan

dalam pembangunan serta teknologi dan sistem kerja yang telah disepakati dalam

forum menjadi acuan dalam pemahaman tahapan ini.

2. Penerapan teknologi sanitasi

Masyarakat memiliki hak untuk menyikapi dalam penggunaan teknologi yang

sesuai dengan kebutuhan di lingkungan mereka. Prosedur-prosedur dalam

penempatan, penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang ada menjadi sesuatu

yang penting agar sesuai dengan standarisasi yang ada.

3. Kontribusi dan fungsi pihak ketiga

Masyarakat menentukan sikap dalam bentuk penerimaan atau penolakan akan

intervensi pihak ketiga di dalam pembangunan sarana sanitasi Program Sanimas.

Kemampuan masyarakat yang terbatas dapat ditunjang atau didukung dengan

adanya pihak ketiga, merupakan pihak yang yang dibekali pengetahuan atau

wawasan dalam konstruksi dan penerapan teknologi yang diterapkan di lingkungan

calon penerima manfaat.

4. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat

Sikap masyarakat terhadap fungsi mereka di dalam tahap pembangunan fasilitas

sanitasi sehingga bisa berkoordinasi dengan baik bersama dengan pihak-pihak

yang bekerjasama dalam pembangunan sarana sanitasi di lingkungan masyarakat

itu sendiri.

4.1.2.3 Tahap pemanfaatan dan pengoperasian

1. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan

Sikap masyarakat berdasarkan penyuluhan yang diberikan oleh tim penyuluh

dalam memberikan pemahaman serta pengetahuan yang berkaitan dengan tata cara

pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi yang diterapkan di lingkungan

masyarakat penerima manfaat.

2. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Masyarakat memiliki sikap dalam memberikan tanggungjawab mereka terkait

kontribusi iuran retribusi. Hasil retribusi yang diberikan oleh masyarakat ikut

membantu dalam pemeliharaan sarana sanitasi di lingkungan tersebut.

3. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi

Sikap masyarakat dalam usaha menjaga dalam arti ikut memberikan perhatian

khusus sebagai bentuk kepedulian terhadap fasilitas yang mereka butuhkan dan

mereka manfaatkan. Hal itu sebagai bentuk antisipasi dan menghindarkan dari

aktivitas yang tidak sesuai fungsi penggunaan fasilitas sanitasi di lingkungan

mereka.

4.1.3. Bentuk Konatif Masyarakat

Beberapa bentuk konatif atau partisipasi masyarakat yaitu partisipasi masyarakat

dalam setiap bentuk kegiatan yang ada. Antara lain yaitu :

Gambar 4.3 Flowchart Tahapan dalam Aspek Konatif

4.1.3.1 Tahap perencanaan

1. Penyusunan proposal RKM

Pada tahap penyusunan proposal RKM dibutuhkan partisipasi masyarakat terhadap

konten maupun substansi yang dibahas dalam tahapan ini. Partisispasi masyarakat

dalam penyusunan proposal menjadi modal setiap individu sebagai kepastian yang

sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Gambar 4.4 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyusunan

Dokumen

Tahap perencanaan

Penyusunan proposal

RKM

Penyusunan langkah

kerja

Penyusunan RAB

Tahap pelaksanaan

Kegiatan pembangunan

fasilitas

Penerapan teknologi

sanitasi

Kontribusi dan fungsi

pihak ketiga

Fungsi, posisi dan

kontribusi masyarakat

Tahap pemanfaatan dan

pengoperasian

Kegiatan penyuluhan

dalam pengoperasian

dan pemeliharaan

Kontribusi masyarakat

dalam memeberikan

retribusi

Kontribusi masyarajat

dalam menjaga fasilitas

sanitasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2. Penyusunan langkah kerja

Masyarakat memberikan respon berupa partisipasi di dalam penyusunan langkah

kerja. Masyarakat mengetahui substansi dalam pembagian tugas dan posisi di

dalam pelaksanaannya.

3. Penyusunan RAB

Pada penyusunan rencana anggaran belanja (RAB) masyarakat berpartisipasi

terhadap proses penyusunan serta substansi yang ada di dalam kegiatan rencana

anggaran belanja yang berkaitan dengan Program Sanimas.

4.1.3.2 Tahap pelaksanaan

1. Kegiatan pembangunan fasilitas

Pada kegiatan ini masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan fasilitas.

Masyarakat berkontribusi dalam bentuk ide/pikiran, tenaga dan materi untuk

kegiatan konstruksi ini.

Gambar 4.5 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyusunan

Langkah Kerja

Gambar 4.6 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Pembangunan

Fasilitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Penerapan teknologi sanitasi

Masyarakat berpartisipasi dalam penerapan teknologi yang sesuai dengan

kebutuhan di lingkungan mereka. Prosedur-prosedur dalam penempatan,

penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang ada menjadi sesuatu yang penting

agar sesuai dengan standarisasi yang ada.

3. Kontribusi dan fungsi pihak ketiga

Masyarakat berpartisipasi dalam intervensi pihak ketiga di dalam pembangunan

sarana sanitasi Program Sanimas. Kemampuan masyarakat yang terbatas dapat

ditunjang atau didukung dengan adanya pihak ketiga, merupakan pihak yang yang

dibekali pengetahuan atau wawasan dalam konstruksi dan penerapan teknologi

yang diterapkan di lingkungan calon penerima manfaat.

4. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat

Partisipasi masyarakat terhadap fungsi mereka di dalam tahap pembangunan

fasilitas sanitasi sehingga bisa berkoordinasi dengan baik bersama dengan pihak-

pihak yang bekerjasama dalam pembangunan sarana sanitasi di lingkungan

masyarakat itu sendiri.

4.1.3.3 Tahap pemanfaatan dan pengoperasian

1. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan

Partsisipasi masyarakat berdasarkan penyuluhan yang diberikan oleh tim penyuluh

dalam memberikan pemahaman serta pengetahuan yang berkaitan dengan tata cara

pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi yang diterapkan di lingkungan

masyarakat penerima manfaat.

Gambar 4.7 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penerapan

Teknologi Sanitasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi

Masyarakat berpartisipasi dalam memberikan tanggungjawab mereka terkait

kontribusi iuran retribusi. Hasil retribusi yang diberikan oleh masyarakat ikut

membantu dalam pemeliharaan sarana sanitasi di lingkungan tersebut.

3. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi

Partisipasi masyarakat dalam usaha menjaga dalam arti ikut memberikan perhatian

khusus sebagai bentuk kepedulian terhadap fasilitas yang mereka butuhkan dan

mereka manfaatkan. Hal itu sebagai bentuk antisipasi dan menghindarkan dari

aktivitas yang tidak sesuai fungsi penggunaan fasilitas sanitasi di lingkungan

mereka.

Gambar 4.8 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan penyuluhan

dalam pengoperasian dan pemeliharaan

Gambar 4.9 Kognitif Masyarakat dalam Menjaga Fasilitas

Sanitasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4.2. Tingkat Respon Masyarakat Terhadap Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah

Sub bab ini menyajikan data tentang tingkat respon masyarakat sesuai dengan

komponen respon yang terdiri dari kognitif, afektif dan konatif masyarakat terhadap alur

tahapan Program Sanimas.

4.2.1 Tingkat Kognitif Masyarakat

4.2.1.1 Tahap Perencanaan

Respon masyarakat dari aspek persepsi masyarakat pada tahap perencanaan dalam

Program Sanimas ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang

ditunjukkan pada data berikut ini.

1. Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan hasil penyusunan proposal RKM

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penyusunan

proposal RKM dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan

pemahamannya terhadap kegiatan tersebut

Tabel 4.1 Tingkat

kognitif masyarakat dalam kegiatan hasil penyusunan RKM

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

2 2,6

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

10 13,1

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 33 43,4

d. Mengetahui 31 40,9

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat

terhadap hasil penyusunan RKM mengarah pada tingkat kognitif pilihan ketiga

yaitu mengetahui, memahami dan mengaplikasikan serta mampu melakukan

sintesa. Prosentase angka yang ditunjukkan pada pilihan tersebut oleh masyarakat

sebesar 43,4%. Hal tersebut disebabkan masyarakat yang telah mampu mencapai

fase mengaplikasikan dalam aspek kognitif yang ada pada mereka. Sedangkan

cukup banyak juga yang menunjukkan angka pada pilihan jawaban keempat yaitu

ada 40,9% yang artinya masyarakat hanya cukup mengetahui tentang hasil

keputusan yang telah disepakati.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan penyusunan langkah kerja

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penyusunan

langkah kerja dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan

kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.

Tabel 4.2 Tingkat kognitif masyarakat pada hasil penyusunan langkah kerja

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

2 2,6

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

58 76,3

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 11 14,5

d. Mengetahui 5 6,6

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat

terhadap hasil penyusunan langkah kerja mengarah pada pilihan jawaban

mengetahui, memahami dan mampu mengapilkasikan, mampu melakukan sintesa.

Prosentase angka yang ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 76,3%, dengan

jumlah responden sebanyak 58 responden. Hal ini bahwa masyarakat masyarakat

sudah mampu mensintesa suatu hal terkait pemahaman mereka akan penyusunan

langkah kerja dalam penyelenggaraan kegiatan Sanimas.

3. Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan penyusunan RAB

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penyusunan

RAB dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan kognitifnya

terhadap kegiatan tersebut.

Tabel 4.3 Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan penyusunan RAB

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

3 3,9

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

5 6,5

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 10 13,1

d. Mengetahui 58 76,5

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat

terhadap hasil penyusunan RAB mengarah pilihan jawaban mengetahui saja.

Prosentase angka sebesar 76,5%, dengan jumlah responden terbanyak yaitu 58

responden. Hal ini bahwa masyarakat sebatas mengetahui hasil penyusunan

rencana anggaran belanja tanpa berkontribusi lebih dalam aspek kognitif kegiatan

ini.

4.2.1.2 Tahap Pelaksanaan

Respon masyarakat dari aspek persepsi masyarakat pada tahap pelaksanaan dalam

Program Sanimas ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang

ditunjukkan pada data berikut ini.

1. Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan pembangunan fasilitas

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan pembangunan

fasilitas dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan kognitifnya

terhadap kegiatan tersebut.

Tabel 4.4 Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan pembangunan fasilitas

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

6 7,8

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

51 67,1

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 16 21

d. Mengetahui 3 4,1

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat

terhadap kegiatan pembangunan fasilitas mengarah pilihan jawaban mengathui,

memahami dan mengapilkasi serta mampu melakukan sintesa, dengan prosentase

angka oleh masyarakat sebesar 67,1%. Jumlah responden yang memilih sebesar 51

responden. Dengan demikian bahwa masyarakat sudah mampu melakukan sintesa

pada aspek kognitif kegiatan ini.

2. Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan penerapan teknologi sanitasi

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penerapan

teknologi sanitasi dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan

kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 4.5 Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan penerapan teknologi sanitasi

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

1 1,3

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

3 3,9

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 18 23,6

d. Mengetahui 54 71,2

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat

terhadap kegiatan penerapan teknologi sanitasi paling banyak memilih jawaban d,

dengan prosentase angka oleh masyarakat yaitu sebesar 71,2%. Dengan jumlah

responden sebanyak 54 responden yang memilih pilihan tersebut. Masyarakat

hanya sebatas mengetahui saja pada aspek kognitif hasil pada kegiatan ini.

3. Tingkat kognitif masyarakat pada kontribusi dan fungsi pihak ketiga

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kontribusi dan fungsi

pihak ketiga dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan

kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.

Tabel 4.6 Tingkat kognitif masyarakat dalam kontribusi dan fungsi pihak ketiga

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

0 0

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

0 0

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 76 100

d. Mengetahui 0 0

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat

dalam kontribusi dan fungsi sebanyak 76 responden. Prosentase angka oleh

masyarakat sebesar 100%. Hal ini menunjukkan keseluruhan responden menjawab

seragam dalam objek kegiatan ini. Masyarakat memiliki tingkat kognitif yang

sama. Masyarakat sudah mampu mengaplikasikan berdasarkan kognitif pada

kegiatan ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

4. Tingkat kognitif masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat

Penyajian data jumlah masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat

dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan kognitifnya terhadap

kegiatan tersebut.

Tabel 4.7 Tingkat kognitif masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusinya

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

0 0

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

0 0

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 76 100

d. Mengetahui 0 0

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat pada

fungsi, posisi dan kontribusinya cenderung memilih jawaban pilihan c. Prosentase

angka yang ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 100%. Hal ini menunjukkan

bahwa responden memiliki jawaban yang seragam pada objek kegiatan ini.

Masyarakat sudah mampu mengaplikasikan hasil kegiatan berdasarkan kognitif

dalam kegiatan ini.

4.2.1.3 Tahap Pemanfaatan

Respon masyarakat dari aspek kognitif masyarakat pada tahap pemanfaatan dalam

Program Sanimas ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang

ditunjukkan pada data berikut ini.

1. Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan

pemeliharaan

Penyajian data jumlah masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian

dan pemeliharaan dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan

kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 4.8 Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian

dan pemeliharaan

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

0 0

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

6 7,8

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 53 69,7

d. Mengetahui 17 22,5

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat pada

kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan cenderung banyak

yang mengarah pada pilihan jawaban c dengan banyakanya responden yaitu 53

responden. Prosentase angka yang ditunjukkan sebesar 69,7%. Masyarakat sudah

mampu mengaplikasikan berdasarkan kognitif terhadap kegiatan yang telah

dilakukan.

2. Tingkat kognitif masyarakat terhadap kontribusi dalam tanggungjawab

memberikan retribusi

Penyajian data jumlah masyarakat pada kontribusi masyarakat dalam

tanggungjawab retribusi Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan

kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.

Tabel 4.9 Tingkat kognitif masyarakat pada kontribusi dalam

tanggungjawab memberikan retribusi

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

0 0

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

10 13,1

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 38 50

d. Mengetahui 28 36,9

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat pada

kontribusi dalam tanggungjawab memberikan retribusi mengarah pada pilihan

jawaban c dengan jumlah respon sebesar 38 responden. Prosentase yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 50%. Masyarakat sudah mampu

mengaplikasikan berdasarkan kognitif yang mereka miliki.

3. Tingkat kognitif masyarakat terhadap kontribusi masyarakat dalam menjaga

fasilitas sanitasi

Penyajian data jumlah masyarakat pada kontribusi masyarakat dalam dalam

menjaga fasilitas sanitasi Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan

kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.

Tabel 4.10 Tingkat kognitif masyarakat pada kontribusi dalam menjaga fasilitas sanitasi

Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa, mampu

melakukan evaluasi

0 0

b. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan, mampu

melakukan sintesa

46 60,5

c. Mengetahui, memahami dan

mengaplikasikan 27 35,5

d. Mengetahui 3 4

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat pada

kontribusi dalam menjaga fasilitas sanitasi cenderung mengarah pada pilihan

jawaban b dengan jumlah responden sebesar 46 responden. Prosentase oleh

masyarakat sebesar 60,5%. Masyarakat sudah mampu mencapai proses

mensintesakan hasil keputusan yang telah disepakati berdasarkan aspek kognitif

yang ada.

4.2.2 Tingkat Afektif Masyarakat

Respon masyarakat dari aspek afektif masyarakat pada setiap tahap Program Sanimas

ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada data

berikut ini. Data tersebut didapat berdasarkan distribusi frekuensi pengukuran tingkat

afektif masyarakat calon penerima program.

4.2.2.1 Tahap Perencanaan

Respon masyarakat yang diukur dari aspek afektif masyarakat pada tahap

perencanaan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat afektif

masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1. Tingkat afektif masyarakat pada hasil kegiatan penyusunan proposal RKM

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penyusunan

proposal RKM dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif

terhadap hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.11 Tingkat afektif masyarakat pada hasil penyusunan proposal RKM

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 2 2,6

b. Menerima, merespon,

menghargai 27 35,5

c. Menerima, merespon 36 47,3

d. Menerima 11 14,6

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat dalam

merespon pada pada hasil penyusunan proposal RKM sanitasi menunjukkan

jumlah responden sebesar 36 responden. Prosentase angka oleh masyarakat

sebesar 47,3%. Masyarakat sudah mampu merespon terkait kegiatan ini

berdasarkan aspek afektif yang ada.

2. Tingkat afektif masyarakat pada hasil penyusunan langkah kerja

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam hasil kegiatan

penyusunan langkah kerja dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan

tingkatan afektif terhadap hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.12 Tingkat sikap masyarakat pada hasil penyusunan langkah kerja

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 2 2,6

b. Menerima, merespon,

menghargai 21 27,6

c. Menerima, merespon 38 50

d. Menerima 15 19,8

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada pada

hasil penyusunan langkah kerja menunjukkan angka sebesar 38 responden.

Prosentase angka oleh masyarakat sebesar 50%. Masyarakat memeberikan

kontribusi respon sehingga menjadi pencapaian yang lebih dalam afektif kegiatan

ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

3. Tingkat afektif masyarakat pada hasil penyusunan RAB

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam hasil kegiatan

penyusunan RAB dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan

afektif terhadap hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.13 Tingkat afektif masyarakat pada hasil penyusunan RAB

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 1 1,3

b. Menerima, merespon,

menghargai 1 1,3

c. Menerima, merespon 29 38,1

d. Menerima 45 59,3

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sikap masyarakat pada pada

hasil penyusunan RAB menujukkan angka sebesar 45 responden. Prosentase angka

oleh masyarakat sebesar 59,3%. Masyarakat yang dominan hanya menerima saja

dalam kegiatan ini serta belum ada respon yang lebih baik lagi karena pada

kegiatan ini cenderung mngutamakan aspirasi dari pengurus inti.

4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan

Respon masyarakat yang diukur dari aspek kognitif masyarakat pada tahap

pelaksanaan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat afektif

masyarakat.

1. Distribusi frekuensi tingkat sikap masyarakat terhadap kegiatan pembangunan

fasilitas

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada kegiatan pembangunan

fasilitas dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan sikap

terhadap hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.14 Tingkat afektif masyarakat pada kegiatan pembangunan fasilitas

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 6 7,8

b. Menerima, merespon,

menghargai 41 53,9

c. Menerima, merespon 27 2,6

d. Menerima 2 35,7

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada pada

kegiatan pembangunan fasilitas menujukkan banykanya respon yang mengarah

pada pilihan jawaban b sebesar 41 responden. Prosentase angka oleh masyarakat

mencapai 53,9%. Pencapaian masyarakat sudah mampu hingga fase menghargai

sehingga hal ini menjadikan perkembangan yang baik. Hal ini terjadi karena sudah

sedikit banyak menerima akan posisi dan perannya dalam kegiatan ini.

2. Tingkat afektif masyarakat terhadap penerapan teknologi sanitasi

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada kegiatan penerpana teknologi

sanitasi dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif

terhadap hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.15 Tingkat afektif masyarakat terhadap penerapan teknologi sanitasi

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 1 1.3

b. Menerima, merespon,

menghargai 4 5,2

c. Menerima, merespon 6 7,8

d. Menerima 65 85,7

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada kegiatan

penerapan teknologi menunjukkan angka 65 responden. Prosentase angka oleh

masyarakat sebesar 85,7%. Pada kegiatan ini sikap masyarakat masih sangat

minim dalam merespon karena hanya dengan kontriusi menerima saja. Hal ini

disebabkan oleh kegiatan ini merupakan hal yang cukup sulit bagi masyarakat

biasa dikarenakan menyangkut penerpana teknologi dimana meembutuhkan

wawasan dan pngetahuan yang cukup pula.

3. Tingkat afektif masyarakat terhadap kontribusi dan fungsi pihak ketiga

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada kontribusi dan fungsi pihak

ketiga dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif terhadap

hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.16 Tingkat afektif masyarakat pada kontribusi dan fungsi pihak ketiga

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 0 0

b. Menerima, merespon,

menghargai 0 0

c. Menerima, merespon 44 57,8

d. Menerima 32 42,2

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada

kontribusi dan fungsi pihak ketiga menunjukkan angka 44 responden pada pilihan

jawaban c. Prosentase angka oleh masyarakat sebesar 57,8%. Sedangkan sisanya

masyarakat sebesar 32 responden atau dalam prosentase yaitu 42,2% memilih

jawaban d.

4. Tingkat afektif masyarakat terhadap fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada fungsi, posisi dan kontribusi

masyarakat dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif

terhadap hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.17 Tingkat afektif masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 0 0

b. Menerima, merespon,

menghargai 0 0

c. Menerima, merespon 76 100

d. Menerima 0 0

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada fungsi,

posisi dan kontribusi masyarakat yang paling besar mengarah pada pilihan

jawaban c yaitu menerima dan merespon dengan banyaknya responden sebesar 76.

Prosentase angka yang ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 100%. Dengan

demikian masyarakat sudah memiliki perkembangan dalam memberikan

kontribusi dalam aspek afektif yaitu merespon karena cukup jelas akan peran

masing-masing di dalam kegiatan ini.

4.2.2.3 Tahap Pemanfaatan dan pengoperasian

Respon masyarakat yang diukur dari aspek afektif masyarakat pada tahap

pemanfaatan yang disajikan dalam tingkat afektif masyarakat.

1. Tingkat afektif masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian

dan pemeliharaan

Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada kegiatan penyuluhan

dalam pengoperasian dan pemeliharaan dalam Program Sanimas yang diukur

berdasarkan tingkatan afektif terhadap hasil kegiatan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.18 Tingkat afektif masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam

pengoperasian dan pemeliharaan

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 3 3,9

b. Menerima, merespon,

menghargai 3 3,9

c. Menerima, merespon 51 67,1

d. Menerima 19 25,1

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada kegiatan

penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan cenderung mengarah pada

pilihan jawaban c yaitu menerima dan merespon dengan jumlah responden sebesar

51. Prosentase angka yang ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 67,1%. Dalam

kegiatan ini masyarakat mampu memberikan respon dalam kegiatan ini. Kegiatan

penyuluhan dan pemeliharaan merupakan kegiatan dasar yang harus dilakukan

agar masyarakat mampu menjaga lingkungan sekitarnya.

2. Tingkat afektif masyarakat dalam memberikan tanggungjawab dalam kontribusi

retribusi

Penyajian data jumlah masyarakat dalam memberikan tanggungjawab dalam

kontribusi reribusi dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan

afektif terhadap hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.19 Tingkat afektif masyarakat dalam memberikan tanggungjawab dalam

kontribusi retribusi

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 4 5,2

b. Menerima, merespon,

menghargai 3 3,9

c. Menerima, merespon 63 82,8

d. Menerima 6 8,1

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat dalam

memberikan tanggungjawab kontribusi retribusi lebih banyak mengarah pada

pilihan jawaban c yaitu menerima dan merespon dengan banyaknya responden

sebesar 63. Prosentase angka dengan pilihan jawaban tersebut oleh masyarakat

sebesar 82,8%. Masyarakat sudah mampu merespon dalam kegiatan pemberian

tanggungjawab retribusi ini serta memberikan usulan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. Tingkat afektif masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi

Penyajian data jumlah masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi dalam Program

Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif terhadap hasil kegiatan

tersebut.

Tabel 4.20

Tingkat afektif masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi

Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Menerima, merespon,

menghargai, tanggungjawab 0 0

b. Menerima, merespon,

menghargai 61 80,2

c. Menerima, merespon 13 17,1

d. Menerima 2 2,7

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat dalam

menjaga fasilitas sanitasi cenderung lebih banyak memilih jawaban b dengan

jumlah responden sebesar 61. Prosentase angka pilihan jawaban tersebut oleh

masyarakat sebesar 80,2%. Pada kegiatan ini masyarakat sudah mampu mencapai

fase untuk menghargai terkait hasil keputusan yang telah ditetapkan bersama pada

kegiatan menjaga fasilitas sanitasi. Hal ini terjadi mengingat kesadaran masyarakat

yang muncul untuk memperbaiki lingkungan di sekitarnya.

4.2.3. Tingkat Konatif Masyarakat

Respon masyarakat dari aspek konatif masyarakat pada setiap tahap Program Sanimas

ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada data

berikut ini. Data tersebut didapat berdasarkan tingkat konatif masyarakat calon penerima

program.

4.2.3.1 Tahap Perencanaan

Respon masyarakat yang diukur dari aspek konatif masyarakat pada tahap

perencanaan yang disajikan dalam tingkat konatif masyarakat.

1. Distribusi frekuensi partisipasi masyarakat dalam penyusunan proposal RKM

Penyajian data jumlah masyarakat dalam penyusunan proposal RKM pada

Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil

kegiatan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 4.21

Tingkat konatif masyarakat dalam penyusunan proposal RKM

Tingkat konatif masyarakat Frekuensi

(KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar, melakukan tindakan yang benar

beulang-ulang, praktek kegiatan yang

dilakukan berkembang dengan baik

2 2,6

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar, melakukan tindakan yang benar

beulang-ulang

13 17,1

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar

44 57,8

d. Mengenal-memilih berbagai objek 17 22,5

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam

penyusunan RKM lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban c dengan jumlah

angka responden sebesar 44. Prosentase angka dengan pilihan jawaban tersebut

oleh masyarakat sebesar 57,8%. Masyarakat sudah mampu melakukan tahapan

secara urut karena dalam penyusunan RKM ini diperlukan penyusunan sesuai alur

yang benar.

2. Tingkat konatif masyarakat pada penyusunan langkah kerja

Penyajian data jumlah masyarakat dalam penyusunan langkah kerja pada Program

Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan

tersebut.

Tabel 4.22 Tingkat konatif masyarakat dalam penyusunan langkah kerja

Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar, melakukan tindakan yang

benar beulang-ulang, praktek kegiatan

yang dilakukan berkembang dengan baik

4 5,2

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar, melakukan tindakan yang

benar beulang-ulang

54 71

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar

14 18,6

d. Mengenal-memilih berbagai objek 4 5,2

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam

penyusunan langkah kerja lebih banyak memilih jawaban b dengan jumlah

responden sebesar 54. Prosentase angka untuk pilihan jawaban tersebut oleh

masyarakat sebesar 71%. Masyarakat sudah mencapai fase mampu melakukan

kegiatan secara berulang yang artinya sudah memahami mengenai sifat intensif

dalam melakukan suatu kegiatan agar tercapai aktivitas yang berkelanjutan.

3. Tingkat konatif masyarakat pada penyusunan RAB

Penyajian data jumlah masyarakat dalam penyusunan RAB pada Program

Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan

tersebut.

Tabel 4.23

Tingkat konatif masyarakat dalam penyusunan RAB

Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan tindakan

yang benar beulang-ulang, praktek

kegiatan yang dilakukan berkembang

dengan baik

0 0

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan tindakan

yang benar beulang-ulang

2 2,6

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar

11 14,4

d. Mengenal-memilih berbagai objek 63 83

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam

penyusunan RAB lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban d yaitu mengenal

dan memilih berbagai objek dengan jumlah responden sebesar 63. Prosentase

angka yang mengarah pada pilihan tersebut oleh masyarakat yaitu sebesar 83%.

Masyarakt masih sebatas mengenal dan memilih objek dikarenakan proses

penyusunan RAB cenderung membutuhkan pemikiran dari orang-orang yang

paham akan hal itu terutama pengurus inti.

4.2.3.3 Tahap Pelaksanaan

Respon masyarakat yang diukur dari aspek konatif masyarakat pada tahap

pelaksanaan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat konatif

masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

1. Tingkat konatif masyarakat pada kegiatan pembangunan fasilitas sanitasi

Penyajian data jumlah masyarakat dalam kegiatan pembangunan fasilitas sanitasi

pada Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan partisipasi terhadap

hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.24 Tingkat konatif masyarakat dalam kegiatan pembangunan fasilitas sanitasi

Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan

tindakan yang benar beulang-ulang,

praktek kegiatan yang dilakukan

berkembang dengan baik

0 0

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan

tindakan yang benar beulang-ulang

60 78,9

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar

12 15,7

d. Mengenal-memilih berbagai objek 4 5,4

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam

kegiatan pembangunan fasilitas sanitasi lebih banyak mengarah pada pilihan

jawaban b denga jumlah responden yang memilih sebesar 60. Prosentase angka

untuk pilihan jawaban terbanyak tersebut oleh masyarakat sebesar 78,9%.

Masyarakat dominan sudah mampu melakukan kegiatan secara berkelanjutan

dalam kegiatan ini karena hal ini menyangkut teknis di lapangan sehingga mudah

dalam memahami dan mengaplikasikannya.

2. Tingkat konatif masyarakat pada penerapan teknologi sanitasi

Penyajian data jumlah masyarakat dalam penerapan teknologi sanitasi pada

Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil

kegiatan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 4.25 Tingkat konatif masyarakat dalam penerapan teknologi sanitasi

Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar, melakukan tindakan yang

benar beulang-ulang, praktek kegiatan

yang dilakukan berkembang dengan baik

0 0

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar, melakukan tindakan yang

benar beulang-ulang

0 0

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar

58 76,4

d. Mengenal-memilih berbagai objek 18 23,6

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam

kegiatan penerapan teknologi sanitasi cenderung lebih banyak mengarah pada

pilihan jawaban c dengan jumlah responden sebesar 58. Prosentase angka yang

menunjukkan pilihan tertinggi tersebut oleh masyarakat sebesar 76,4%. Pada

kegiatan ini masyarakat sebatas mampu melakukan kegiatan sesuai urutan karena

kegiatan ini cukup membutuhkan wawasan, pengetahuan serta bekal keterampilan

yang lebih sehingga cukup sulit untuk diterapkan kepada masyarakat awam tanpa

tahap pelatihan sebelumnya.

3. Tingkat konatif masyarakat pada kontribusi dan fungsi pihak ketiga

Penyajian data jumlah masyarakat pada kontribusi dan fungsi pihak ketiga pada

Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil

kegiatan tersebut.

Tabel 4.26 Tingkat konatif masyarakat dalam kontribusi dan fungsi pihak ketiga

Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan tindakan

yang benar beulang-ulang, praktek

kegiatan yang dilakukan berkembang

dengan baik

0 0

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan

tindakan yang benar beulang-ulang

48 63,1

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar

21 27,6

d. Mengenal-memilih berbagai objek 7 9,3

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam

kegiatan kontribusi dan fungsi pihak ketiga lebih banyak mengarah pada pilihan

jawaban b dengan jumlah responden terbanyak yaitu sebesar 48. Prosentase angka

pilihan jawaban tertinggi oleh masyarakat tersebut sebesar 63,1%. Masyarakat

sudah mampu melakukan kegiatan secara berulang karena pada kegiatan ini

kerjasama dengan pihak ketiga dirasa sangat membantu dalam proses

pembangunan.

4. Tingkat konatif masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat.

Penyajian data jumlah masyarakat pada tahap ini terhadap Program Sanimas yang

diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.27 Tingkat konatif masyarakat dalam fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan tindakan

yang benar beulang-ulang, praktek

kegiatan yang dilakukan berkembang

dengan baik

0 0

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan

tindakan yang benar beulang-ulang

69 90,9

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar

3 3,9

d. Mengenal-memilih berbagai objek 4 5,2

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam fungsi,

posisi dan kontribusi masyarakat lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban b

dengan jumlah responden sebesar 69. Prosentase angka pilihan jawaban tersebut

oleh masyarakat sebesar 90,9%. Masyarakat telah mampu melakukan kegiatan

secara berulang karena peran dan posisi mereka yang cukup mudah untuk

dimengerti sehingga penyelenggaraan kegiatan juga cukup baik.

4.2.3.3 Tahap Pemanfaatan dan pengoperasian

Respon masyarakat yang diukur dari aspek konatif masyarakat pada tahap

pemanfaatan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat konatif

masyarakat.

1. Tingkat konatif masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan

pemeliharaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Penyajian data jumlah masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam

pengoperasian dan pemeliharaan pada Program Sanimas yang diukur berdasarkan

tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan tersebut.

Tabel 4.28 Tingkat konatif masyarakat dalam kegiatan penyuluhan pengoperasian dan

pemeliharaan

Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar, melakukan tindakan yang benar

beulang-ulang, praktek kegiatan yang

dilakukan berkembang dengan baik

0 0

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar, melakukan tindakan yang benar

beulang-ulang

9 11,8

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan

yang benar

46 60,5

d. Mengenal-memilih berbagai objek 21 27,7

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam

kegiatan penyuluhan pengoperasian dan pemeliharaan lebih banyak mengarah

pada pilihan jawaban c dengan jumlah responden sebanyak 46. Prosentase angka

pilihan terteinggi tersebut oleh masyarakat sebesar 60,5%. Pada kegiatan ini

masyarakat sudah mampu melakukan kegiatan sesuai urutan karena mereka sudah

cukup dibekali wawaan ketika tahap penyuluhan program.

2. Tingkat konatif masyarakat pada kontribusi tanggungjawab retribusi

Penyajian data jumlah masyarakat pada kontribusi tanggungjawab retribusi pada

Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil

kegiatan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.29 Tingkat konatif masyarakat dalam kontribusi tanggungjawab retribusi

Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan

tindakan yang benar beulang-ulang,

praktek kegiatan yang dilakukan

berkembang dengan baik

0 0

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan

tindakan yang benar beulang-ulang

7 9,2

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar

63 82,8

d. Mengenal-memilih berbagai objek 6 8

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam

kontribusi tanggungjawab retribusi lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban c

dengan jumlah responden tertinggi yaitu sebesar 63. Prosentase angka dengan

pilihan jawaban tertinggi tersebut oleh masyarakat sebesar 82,8%. Masyarakat

mampu melakukan kegiatan sesuai dengan urutan yang benar karena kegiatan

yang dimaksud merupakan teknis kegiatan yang sederhana dan setiap individu

pasti mampu melakukannya.

3. Tingkat konatif masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi

Penyajian data jumlah masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi pada Program

Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan

tersebut.

Tabel 4.30 Tingkat konatif masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi

Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)

a. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan

tindakan yang benar beulang-ulang,

praktek kegiatan yang dilakukan

berkembang dengan baik

6 7,8

b. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar, melakukan

tindakan yang benar beulang-ulang

40 52,6

c. Mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan berbagai sesuatu sesuai

urutan yang benar

29 38,1

d. Mengenal-memilih berbagai objek 1 1,5

Jumlah 76 100

Sumber : kuesioner, 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam

menjaga fasilitas sanitasi lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban b dengan

jumlah responden sebesar 40. Prosentase angka dengan pilihan jawaban tertinggi

tersebut oleh masyarakat sebesar 52,6%. Pada kegiatan ini masyarakat sudah

mampu melakukan kegiatan secara berulang karena agenda kegiatan ini

merupakan aktivitas pemeliharaan fasilitas yang sudah seharusnya disadarai dan

dilakukan oleh siapapun pengguna fasilitas sanitasi ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Objek kegiatan

Prosentase tingkat pemahaman masyarakat (%)

Sangat Tinggi

(%)

Tinggi

(%)

Sedang

(%)

Rendah

(%)

1. Tahap perencanaan

a. Penyusunan proposal RKM 2,6 13,1 43,4 40,9

b. Penyusunan langkah kerja 2,6 76,3 14,5 6,6

c. Penyusunan rencana RAB 3,9 6,5 13,1 76,5

2. Tahap pelaksanaan

a. Kegiatan pembangunan fasilitas 7,8 67,1 21 4,1

b. Penerapan teknologi sanitasi 1,3 3,9 23,6 71,2

c. Kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga

Kontribusi dan fungsi pihak ketiga 0 0 100 0

d. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat 0 0 100 0

3. Tahap pemanfaatan/pengoperasian

a. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan 0 7,8 69,7 22,5

b. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi 0 13,1 50 36,9

c. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi 0 60,5 35,5 4

Sumber : Pengolahan tabel kuesioner, 2012

Tabel 4.31 Matriks prosentase tingkat kognitif masyarakat terhadap Program Sanimas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Berdasarkan tabel matriks 4.31 diatas menunjukkan bahwa kecenderungan

masyarakat untuk memilih dan menilai suatu kegiatan atau pun hal yang mereka

hadapi dan laksanakan menjadi persepsi individu sehingga masyarakat berhak

untuk menilai dan memiliki persepsi yang berbeda sesuai dengan kondisi tiap

individu. Pada tahap perencanaan dapat dilihat bahwa prosentase tertinggi ada

pada objek kegiatan penyusunan rencana anggaran belanja yaitu sebesar 76,5%

dengan golongan persepsi masyarakat yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

masih banyak masyarakat yang kurang memahami dan mengetahui penyusunan

rencana anggaran belanja. Alasan faktor latar belakang pendidikan menjadi

pengaruh kemampuan masyarakat dalam pemahaman objek kegiatan rencana

anggaran belanja.

Pada tahap pelaksanaan dapat dilihat prosentase tertinggi ada pada objek

kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga serta kontribusi dari fungsi pihak ketiga

dengan prosentase sebesar 100%. Selain itu ada juga bentuk kegiatan yang

memiliki kecenderungan menjadi pilihan masyarakat yaitu fungsi, posisi dan

kontribusi masyarakat dalam pelaksanaan Sanimas dengan prosentase sebesar

100%. Akan tetapi kedua objek kegiatan yang memperoleh angka prosentase

tertinggi tersebut masih tetap masuk kedalam kategori persepsi atau pemahaman

masyarakat yang sedang. Sehingga masyarakat masih dinilai kurang dalam respon

ini.

Pada tahap pelamanfaatan dan pengoperasian dapat dilihat angka prosentase

terbesar ada pada objek kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan

pemeliharaan sebesar 69,7%. Akan tetapi prosentase tersebut masih tergolong

dalam tingkat persepsi yang sedang sehingga masyarakat juga masih sangat minim

dalam berkontribusi di dalamnya.

Dengan demikian maka dapat dilihat melalui tabel matriks tingkat kognitif

masyarakat secara keseluruhan masih berada pada kategori sedang dengan respon

tertinggi ada pada tahap pelaksanaan dengan objek kegiatan kontruksi oleh pihak

ketiga dengan kontribusi dan fungsi pihak ketiga serta satu lagi yaitu kegiatan pada

fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dalam hal pelaksanaan penyelenggaraaan

Program Sanimas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Objek kegiatan

Prosentase tingkat afektif masyarakat (%)

Sangat

Tinggi

(%)

Tinggi

(%)

Sedang

(%)

Rendah

(%)

1. Tahap perencanaan

a. Penyusunan proposal RKM 2,6 35,5 47,3 14,6

b. Penyusunan langkah kerja 2,6 27,6 50 19,8

c. Penyusunan rencana RAB 1,3 1,3 38,1 59,3

2. Tahap pelaksanaan

a. Kegiatan pembangunan fasilitas 7,8 53,9 2,6 35,7

b. Penerapan teknologi sanitasi 1,3 5,2 7,8 85,7

c. Kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga

Kontribusi dan fungsi pihak ketiga 0 0 57,8 42,2

d. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat 0 0 100 0

3. Tahap pemanfaatan/pengoperasian

a. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan 3,9 3,9 67,1 25,1

b. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi 5,2 3,9 82,8 8,1

c. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi 0 80,2 17,1 2,7

Tabel 4.32 Tabel matriks prosentase tingkat afektif masyarakat terhadap Program Sanimas

Sumber : Pengolahan tabel kuesioner, 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Berdasarkan tabel matriks 4.32 diatas menunjukkan bahwa kecenderungan

masyarakat untuk memilih dan menilai suatu kegiatan atau pun hal yang mereka

hadapi dan laksanakan menjadi sikap individu sehingga masyarakat berhak untuk

menilai dan memilki sikap yang berbeda sesuai dengan kondisi tiap individu. Pada

tahap perencanaan dapat dilihat bahwa prosentase tertinggi ada pada objek

kegiatan penyusunan rencana anggaran belanja yaitu sebesar 59,3% dengan

golongan sikap masyarakat yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih

banyak masyarakat yang kurang dalam menyikapi tentang penyusunan rencana

anggaran belanja. Alasan faktor latar belakang pendidikan serta kemampuan

masyarakat dalam kegiatan rencana anggaran belanja.

Pada tahap pelaksanaan prosentase tertinggi ada pada objek kegiatan fungsi,

posisi dan kontribusi masyarakat dengan prosentase sebesar 100%. Akan tetapi

bentuk kegiatan yang memperoleh angka prosentase tertinggi tersebut masih tetap

masuk kedalam kategori sikap yang sedang oleh masyarakat. Sehingga

masyarakat masih dinilai kurang mempunyai fungsi, posisi dan kontribusi dalam

Sanimas.

Pada tahap pemanfaatan dan pengoperasian dapat dilihat angka prosentase

terbesar ada pada objek kegiatan kontribusi masyarakat dalam memberikan

tanggungjawab retribusi sebesar 82,8%. Akan tetapi prosentase tersebut masih

tergolong dalam tingkat afektif yang sedang sehingga masyarakat juga masih

sangat minim dalam berkontribusi di dalamnya. Mereka lebih banyak

berkontribusi dalam bentuk tenaga dari pada dana ataupun materi.

Dengan demikian maka dapat dilihat melalui tabel matriks tingkat afektif

masyarakat secara keseluruhan masih berada pada kategori sedang dengan respon

tertinggi ada pada tahap pelaksanaan dengan objek kegiatan yaitu kegiatan pada

fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dalam hal pelaksanaan penyelenggaraaan

Program Sanimas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Objek kegiatan

Prosentase tingkat konatif masyarakat (%)

Sangat

Tinggi

(%)

Tinggi

(%)

Sedang

(%)

Rendah

(%)

1. Tahap perencanaan

a. Penyusunan proposal RKM 2,6 17,1 57,8 22,5

b. Penyusunan langkah kerja 5,2 71 18,6 5,2

c. Penyusunan rencana RAB 0 2,6 14,4 83

2. Tahap pelaksanaan

a. Kegiatan pembangunan fasilitas 0 78,9 15,7 5,4

b. Penerapan teknologi sanitasi 0 0 76,4 23,6

c. Kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga

Kontribusi dan fungsi pihak ketiga 0 63,1 27,6 9,3

d. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat 0 90,9 3,9 5,2

3. Tahap pemanfaatan/pengoperasian

a. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan 0 11,8 60,5 27,7

b. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi 0 9,2 82,8 8

c. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi 7,8 52,6 38,1 1,5

Sumber : Pengolahan tabel kuesioner, 2012

Tabel 4.33 Tabel matriks prosentase tingkat konatif masyarakat terhadap Program Sanimas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan tabel matriks 4.33 diatas menunjukkan bahwa kecenderungan

masyarakat untuk memilih dan menilai suatu kegiatan atau pun hal yang mereka

hadapi dan laksanakan menjadi partisipasi individu sehingga masyarakat berhak

untuk menilai dan memilki partisipasi yang berbeda sesuai dengan kondisi tiap

individu. Pada tahap perencanaan dapat dilihat bahwa prosentase tertinggi ada

pada objek kegiatan penyusunan rencana anggaran belanja yaitu sebesar 83%

dengan golongan partisipasi masyarakat yang rendah. Hal ini menunjukkan

bahwa masih banyak masyarakat yang kurang dalam berpartisipasi tentang

penyusunan rencana anggaran belanja. Minimnya wawasan yang dimiliki

masyarakat menjadi salah satu kendala serius dalam penyelenggaraan program ini.

Pada tahap pelaksanaan dapat dilihat prosentase tertinggi ada pada objek

kegiatan fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dengan prosentase sebesar

90,9%. Objek kegiatan yang memperoleh angka prosentase tertinggi tersebut

masuk kedalam kategori partisipasi yang tinggi oleh masyarakat. Sehingga

masyarakat dinilai cukup bagus dalam respon ini.

Pada tahap pelamanfaatan dan pengoperasian dapat dilihat angka prosentase

terbesar ada pada objek kegiatan kontribusi masyarakat dalam memberikan

tanggungjawab retribusi sebesar 82,8%. Akan tetapi prosentase tersebut masih

tergolong dalam tingkat partisipasi yang sedang sehingga masyarakat juga masih

sangat minim dalam berkontribusi di dalamnya.

Dengan demikian maka dapat dilihat melalui tabel matriks tingkat partisipasi

masyarakat secara keseluruhan sudah ada yang berada pada kategori tinggi dengan

respon tertinggi ada pada tahap pelaksanaan dengan bentuk kegiatan yaitu kegiatan

pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dalam hal pelaksanaan

penyelenggaraaan Program Sanimas. Masyarakat hanya menerima dan

menjalankan fungsi sebagai kepanitian atau pengurus yang ditunjuk tetapi kurang

memahami tugas yang seharusnya dilakukan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Perencanaan

Analisis tingkat respon masyarakat pada tahap perencanaan menggunakan teknik skala

likert berupa skoring yang berdasarkan pada jawaban oleh responden untuk mengetahui

tingkat respon masyarakat yang ada, Berikut ini tabel tingkat respon masyarakat pada

tahap perencanaan.

Tabel 5.1 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Perencanaan

No Objek kegiatan

Skoring Tingkat Respon Masyarakat

(Skala 1-4)

Kognitif Afektif Konatif

a. Penyusunan proposal RKM 1,78 2,26 2

b. Penyusunan langkah kerja 2,75 2,13 2,76

c. Penyusunan RAB 1,38 1,45 1,20

Sumber : Hasil analisis 2012

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui skor tingkat respon masyarakat pada tahap

perencanaan nilai terendah yaitu 1,20 sedangkan nilai tertinggi adalah 2,76. Aspek

pendidikan dan ekonomi yang menjadi penyebab tinggi dan rendahnya respon masyarakat

pada tahapan perencanaan dalam penyelenggaraan Program Sanimas di lingkungan ini.

Hal ini menunjukkan bahwa respon masyarakat pada tahap ini konatif masyarakat menjadi

respon paling menonjol dibandingkan dengan komponen respon lain seperti kognitif dan

afektif. Skor tertinggi ditunjukkan pada kegiatan penyusunan langkah kerja dalam

Program Sanimas. Jika ditinjau penilaian skala 1-4 maka angka 2,76 berada diantara

angka 2 dan 3. Hal tersebut berarti masuk ke dalam tingkat respon masyarakat dengan

konatif sedang dengan kriteria masyarakat mampu mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar, melakukan tindakan yang benar secara

berulang-ulang artinya masyarakat hanya mempraktekkan sesuai dengan mekanisme yang

telah ditetapkan oleh pengurus.

Tingkat respon masyarakat pada tahap perencanaan dengan objek kegiatan

penyusunan langkah kerja, dalam kegiatan penyusunan langkah kerja ini masyarakat

sudah turut berkontribusi untuk terlibat dan melakukan respon terhadap kegiatan dengan

memberikan partisipasi yaitu ikut dalam kegiatan penyusunan langkah kerja. Hal ini

sesuai dengan (Tahapan Program Sanimas dalam Pedoman Sanimas,2006) pendapat yang

disampaikan bahwa dalam kegiatan perencanaan berupa pembentukan komite atau panitia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pembangunan Sanimas melalui kepengurusan masyarakat merespon dengan menghadiri

agenda rapat dan ikut bergabung dalam struktur kepengurusan Program Sanimas.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terlihat

secara keseluruhan meskipun ada beberapa yang menunjukkan penilaian yang minim. Hal

ini sependapat dengan (Secord dan Backman dalam Azwar S, 1988) bahwa suatu sikap

merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling

berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.

Tingkat respon masyarakat pada komponen lain seperti kognitif memperoleh skor

yang terendah. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan finansial serta tingkat

pemahaman masyarakat.

5.2 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan

Analisis tingkat respon masyarakat pada tahap pelaksanaan menggunakan teknik skala

likert berupa skoring yang berdasarkan pada jawaban oleh responden untuk mengetahui

tingkat respon masyarakat yang ada, Berikut ini tabel tingkat respon masyarakat pada

tahap pelaksanaan.

Tabel 5.2 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan

No Objek kegiatan

Skoring Tingkat Respon Masyarakat

(Skala 1-4)

Kognitif Afektif Konatif

a. Kegiatan pembangunan fasilitas 2,79 2,67 2,74

b. Penerapan teknologi sanitasi 1,36 1,22 1,76

c. Kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga,

kontribusi dan fungsi pihak ketiga

2 1,58 2,54

d. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat 2 1,92 2,86

Sumber : Hasil analisis 2012

Berdasarkan tabel diatas diketahui skor tingkat respon masyarakat pada tahap

pelaksanaan nilai terendah yaitu 1,22 sedangkan nilai tertinggi adalah 2,86. Hal ini

menunjukkan bahwa respon masyarakat pada tahap ini konatif masyarakat menjadi respon

paling menonjol dibandingkan dengan komponen respon lain seperti kognitif dan afektif.

Skor tertinggi ditunjukkan pada kegiatan fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dalam

Program Sanimas. Hal tersebut berarti masuk ke dalam tingkat respon masyarakat dengan

konatif sedang dengan kriteria masyarakat mampu mengenal-memilih berbagai objek,

melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar, melakukan tindakan yang benar secara

berulang-ulang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tingkat respon masyarakat pada tahap pelaksanaan dengan objek kegiatan fungsi,

posisi dan kontribusi masyarakat dalam kegiatan ini masyarakat sudah turut berkontribusi

untuk terlibat dan melakukan respon terhadap kegiatan dengan memberikan partisipasi

yaitu ikut dalam pembangunan. Hal ini sesuai dengan (Tahapan Program Sanimas dalam

Pedoman Sanimas,2006) pendapat yang disampaikan bahwa dalam kegiatan pelaksanaan

melibatkan peran serta masyarakat berupa dukungan materiil dan immaterial. Masyarakat

merespon dengan memberikan kontribusi berupa ide, tenaga dan materi sebagai wujud

dalam partisipasi pembangunan sarana sanitasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terlihat

secara keseluruhan meskipun ada beberapa yang menunjukkan penilaian yang minim. Hal

ini sependapat dengan (Secord dan Backman dalam Azwar S, 1988) bahwa suatu sikap

merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling

berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.

Tingkat respon masyarakat pada komponen lain seperti kognitif memperoleh skor

yang terendah. Hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat yang terbatas oleh latar

belakang pendidikan dan kehidupan ekonomi masing-masing dari mereka. Respon

masyarakat yang lain menyangkut tingkat sikap masyarakat terlihat kurang dalam

kontribusinya.

5.3 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan

Analisis tingkat respon masyarakat pada tahap pemanfaatan menggunakan teknik

skala likert berupa skoring yang berdasarkan pada jawaban oleh responden untuk

mengetahui tingkat respon masyarakat yang ada, Berikut ini tabel tingkat respon

masyarakat pada tahap pemanfaatan.

Tabel 5.3 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan

No Objek kegiatan

Skoring Tingkat Respon Masyarakat

(Skala 1-4)

Kognitif Afektif Konatif

a. Kegiatan penyuluhan dalam

pengoperasian dan pemeliharaan

1,86 1,87 1,84

b. Kontribusi masyarakat dalam

memberikan tanggungjawab retribusi

1,76 2 2,01

c. Kontribusi masyarakat dalam menjaga

fasilitas sanitasi

2,57 2,78 2,67

Sumber : Hasil analisis 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Berdasarkan tabel diatas diketahui skor tingkat respon masyarakat pada tahap

pemanfaatan nilai terendah yaitu 1,76 sedangkan nilai tertinggi adalah 2,78. Latar

belakang pendidikan dan tingkatan ekonomi masyarakat menjadi pengaruh dalam tahapan

pelaksanaan Program Sanimas di lingkungan ini. Hal ini menunjukkan bahwa respon

masyarakat pada tahap ini konatif masyarakat menjadi respon paling menonjol

dibandingkan dengan komponen respon lain seperti kognitif dan afektif. Skor tertinggi

ditunjukkan pada kegiatan kontribusi dalam menjaga fasilitas sanitasi dalam Program

Sanimas. Hal tersebut berarti masuk ke dalam tingkat respon masyarakat dengan konatif

sedang dengan kriteria masyarakat mampu mengenal-memilih berbagai objek, melakukan

sesuatu sesuai urutan yang benar, melakukan tindakan yang benar secara berulang-ulang.

Tingkat respon masyarakat pada tahap pemanfaatan dengan objek kontribusi

masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi dalam kegiatan ini masyarakat sudah turut

berkontribusi untuk terlibat dan melakukan respon terhadap kegiatan dengan memberikan

partisipasi yaitu ikut dalam pembangunan. Hal ini sesuai dengan (Tahapan Program

Sanimas dalam Pedoman Sanimas,2006) pendapat yang disampaikan bahwa dalam

kegiatan pemanfaatan dan pengoperasian masyarakat sebagai pengguna merespon dengan

mengikuti pelatihan dan sosaialisasi terkait cara pemanfaatan dan pengoperasian serta

pengelolaan sarana sanitasi yang telah dibangun di lingkungan mereka.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terlihat

secara keseluruhan meskipun ada beberapa yang menunjukkan penilaian yang minim. Hal

ini sependapat dengan (Secord dan Backman dalam Azwar S, 1988) bahwa suatu sikap

merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling

berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.

Tingkat respon masyarakat pada komponen lain seperti kognitif memperoleh skor

yang terendah. Hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat yang terbatas oleh minimnya

bekal pengetahuan tiap individu serta bekal materi juga turutr menjadi kendala yang

sangat berarti. Respon masyarakat yang lain menyangkut tingkat afektif masyarakat

terlihat kurang dalam kontribusinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

5.4 Tingkat Respon Masyarakat dalam Program Sanimas

Pengukuran tingkat respon masyarakat pada keseluruhan tahap dalam Program

Sanimas menggunakan teknik skala likert berupa skoring yang berdasarkan pada jawaban

oleh responden untuk mengetahui tingkat respon masyarakat yang ada, Berikut ini tabel

tingkat respon masyarakat pada Program Sanimas.

Tabel 5.4 Tingkat Respon Masyarakat pada Program Sanimas

No Objek kegiatan Rata-rata skor tingkat Respon Masyarakat

Kognitif Afektif Konatif

1. Tahap perencanaan 1,97 1,94 1,98

2. Tahap pelaksanaan 2,03 1,84 2,47

3. Tahap pemanfaatan dan pengoperasian 2,06 2,21 2,17

Sumber : Hasil analisis 2012

= Tingkat respon tertinggi

= Tingkat respon terendah

Berdasarkan tabel diatas diketahui skor tingkat respon masyarakat pada keseluruhan

tahapan dalam Program Sanimas nilai terendah yaitu 1,84 sedangkan nilai tertinggi adalah

2,47. Latar belakang pendididkan dan tingkatan ekonomi masyarakat menjadi pengaruh

dalam tahapan pelaksanaan Program Sanimas di lingkungan ini. Hal ini juga menunjukkan

bahwa respon tertinggi ada pada respon konatif masyarakat pada tahap pelaksanaan. Jika

ditinjau dari skala 1-4 maka skor 2,47 ada pada interval antara 2 sampai 3 yang berarti

bahwa penilaian yang diperoleh adalah sedang dengan kriteria mampu mengenal-memilih

berbagai objek, melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar, melakukan tindakan yang

benar secara berulang-ulang.

Dengan demikian menunjukkan respon masyarakat yang sedang dalam konatif

masyarakat pada tahap pelaksanaan. Respon masyarakat yang berupa konatif juga dirasa

masih belum maksimal dalam kontribusinya dalam penyelenggaraan Program Sanimas.

Hal ini sependapat bahwa respon perilaku ditentukan tidak saja oleh sikap individu akan

tetapi juga oleh norma subjektif yang ada dalam diri individu yang bersangkutan (Ajzen

dan Fishbein dalam Azwar S,1988). Kurangnya tingkat konatif masyarakat pada Program

Sanimas juga ditentukan dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi masyarakatnya.

Selain itu pengaruh kepengurusan kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang memiliki

tanggungjawab sosial di dalam masyarakat menjadi pengaruh terbatasnya kontribusi

masyarakat lain yang bukan pengurus. Sehingga akibatnya banyak kegiatan yang tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

terlalu mengikutsertakan keseluruhan masyarakat penerima manfaat Program Sanimas

untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan di wilayahnya.

Di Lingkungan Kelurahan Sangkrah, sebagai wilayah yang menerima Program

Sanimas secara keseluruhan pelaksanaan proyek yang dilakukan cenderung menjadi

tanggungjawab pengurus kelompok swadaya masyarakat (KSM). Selain itu, adanya pihak

ketiga yaitu fasilitator maupun tenaga ahli yang diutus untuk mendampingi dan

memberikan bimbingan dan arahan bagi masyarakat dirasa belum terlalu maksimal.

Tabel 5.5 Kompilasi tingkat respon keseluruhan tahapan Program Sanimas

Sumber : Hasil analisis 2012

= Tingkat respon tertinggi pada keseluruhan tahapan

= Tingkat respon tertinggi tiap tahapan

= Tingkat respon terendah pada keseluruhan tahapan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tingkat respon tertinggi pada keseluruhan

tahapan Program Sanimas. Pada tahap perencanaan respon tertinggi ada pada respon

kognitif pada kegiatan penyusunan langkah kerja dengan nilai 2,76 yang berarti tingkat

respon sedang. Hal tersebut disebabkan faktor latar belakang pendidikan dan tingkat

ekonomi masyarakat yang masih tergolong rendah.

Tahap perencanaan Kognitif Afektif Konatif

a. Penyusunan proposal RKM 1,78 2,26 2

b. Penyusunan langkah kerja 2,75 2,13 2,76

c. Penyusunan RAB 1,38 1,45 1,20

Tahap pelaksanaan

a. Kegiatan pembangunan fasilitas 2,79 2,67 2,74

b. Penerapan teknologi sanitasi 1,36 1,22 1,76

c. Kegiatan konstruksi oleh pihak

ketiga, kontribusi dan fungsi

pihak ketiga

2 1,58 2,54

d. Fungsi, posisi dan kontribusi

masyarakat

2 1,92 2,86

Tahap pemanfaatan

a. Kegiatan penyuluhan dalam

pengoperasian dan pemeliharaan

1,86 1,87 1,84

b. Kontribusi masyarakat dalam

memberikan tanggungjawab

retribusi

1,76 2 2,01

c. Kontribusi masyarakat dalam

menjaga fasilitas sanitasi

2,57 2,78 2,67

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Pada tahap pelaksanaan respon tertinggi ada pada respon partisipatif pada kegiatan

fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dengan nilai 2,86 yang berarti tingkat respon

sedang.

Pada tahap pemanfaatan dan pengoperasian respon tertinggi pada respon sikap pada

kegiatan kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi dengan nilai 2,78 yang

berarti tingkat respon sedang. Nilai respon sikap yang tinggi pada kegiatan ini dipengaruhi

oleh kesadaran masyarakat yang sudah baik dan cukup dalam merespon kehadiran MCK

Plus di lingkungan mereka, karena rata-rata masyarakat hanya memiliki kamar mandi

yang tidak dilengkapi dengan jemaban atau tidak memiliki toilet pribadi di tempat tinggal

mereka. Sehingga masyarakat sangat senang dengan hadirnya MCK Plus di lingkungan

tempat tinggal mereka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditunjukkan bahwa tingkat respon

masyarakat pada setiap tahapan Program Sanimas menunjukkan hasil yang bervariasi. Hal

pertama dapat dilihat pada tahapan perencanaan, dimana tingkat respon tertinggi pada respon

konatif sebesar 1,98 dengan skala penilaian 4 artinya respon masyarakat dalam perencanaan

masuk pada kategori nilai rendah. Kemudian pada tahap pelaksanaan dimana tingkat respon

tertinggi mengarah pada respon partisipasi sebesar 2,47, artinya respon masyarakat dalam

tahap pelaksanaan masuk pada kategori nilai sedang. Berikutnya pada tahap pemanfaatan dan

pengoperasian dimana tingkat respon tertinggi mengarah pada respon afektif masyarakat

dengan nilai 2,21 masuk dalam kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

respon tertinggi masyarakat dalam Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah ada pada respon

konatif yang artinya bahwa masyarakat banyak terlibat dalam aplikasi program melalui

kegiatan terpimpin oleh KSM dengan mekanisme yang jelas tetapi kurang mampu dalam

memahami esensi program dalam tahap pelaksanaan. Kemudian respon terendah ada pada

tahapa perencanaan pada respon konatif kegiatan penyusunan rencana anggaran belanja yang

menunjukkan nilai skor 1,20 yang berarti respon rendah.

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian khusus sebagai rekomendasi dari penulis pada

penyelenggaraan Program Sanimas yang berada di lingkungan RT 03,04 RW VIII dan RT

03,04 RW IX yang mungkin bisa dijadikan referensi terkait pembangunan-pembangunan

fasilitas berbasis pemberdayaan pada masyarakat yang bermukim di wilayah dengan akses

sanitasi yang kurang baik, agar dalam respon tertinggi pembangunan fasilitas MCK Plus pada

program-program berikutnya lebih baik dan tepat sasaran.

6.2. Rekomendasi

1. Diperlukan adanya pelibatan masyarakat secara penuh dalam setiap kegiatan yang

menyangkut penyelenggaraan Program Sanimas di wilayah tersebut agar

keberadaan masyarakat penerima manfaat program juga memiliki peran dan

sekaligus mampu merespon setiap alur kegiatan yang diselenggarakan dalam

program. Karena pada kenyataannya masyarakat tetap berkontribusi namun hanya

sebatas menyetujui dan ikut mnyepakati saja tanpa mereka pahami akan fungsi

Program Sanimas itu sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

2. Sebelum memasuki tahapan dalam penyelenggaraan dan pelibatan masyarakat,

diharapkan koordinator maupun pengurus kelompok swadaya masyarakat yang

dibantu oleh tim ahli maupun tenaga fasilitator dapat memberikan pemahaman dan

penyuluhan yang informatif dan sederhana yang disesuaikan dengan latar belakang

pendidikan dan tingkat ekonomi masyarakat penerima program.

3. Kegiatan pemeliharaan dan pengawasan terhadap fasilitas MCK Plus diharapkan

mampu dilakukan oleh setiap warga penerima manfaat karena akan sangat

berpengaruh pada kualitas lingkungan yang ada disekitas fasilitas tersebut.

4. Penyuluhan dan sosialisasi akan pemeliharaan dan pengelolaan fasilitas sangat

dibutuhkan. Masyarakat diharapkan mengerti dasar kegiatan yang mereka lakukan.

Setidaknya masyarakat memiliki pengetahuan akan keberadaan fasilitas sanitasi di

lingkungannya. Hal tersebut juga akan berpengaruh pada regenerasi kepengurusan

pengelolaan fasilitas sanitasi. Diharapkan masyarakat bersedia saling membantu

dan bekerjasama dalam usaha pemeliharaan fasilitas MCK Plus di lingkungannya.

6.3. Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan

Pada sub bab ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan motivasi untuk penelitian

selanjutnya. Hal tersebut dilakukan agar dalam penelitian selanjutnya mampu menjustifkasi.

Berikut beberapa rekomendasi yang diharapkan mampu memberikan wacana atau gambaran

bagi penelitian selanjutnya :

1. Perlunya penambahan wawancara secara terbuka dengan menggunakan

instrumen wawancara yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Penambahan wawancara yang ditujukan kepada instansi atau lembaga terkait

sangat diperlukan sebagai data pembanding agar kedepan mampu memberikan

deskripsi yang konkrit mengenai program yang diberlakukan di wilayah

penelitian

3. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu membandingkan dengan wilayah yang

menerapkan program sanitasi berbasis masyarakat yang serupa

4. Kegiatan penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengulas dan

mengidentifikasi lebih dalam terkait beberapa aspek yang terkait sesuai dengan

isu-isu program sanitasi berbasis masyarakat, sehingga kedepannya mampu

mengangkat temuan baru dalam penelitian yang dilakukan

top related