kajian tingkat degradasi dan potensi sumber daya ikan...

72
LAPORAN TEKNIS TAHUN ANGGARAN 2015 KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI BATANGHARI, JAMBI Oleh : Siswanta Kaban, Asyari, Khoirul Fatah, Melfa Marini, Tuah Nanda, Burnawi, Dody H. Nasution dan Mersi BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PALEMBANG PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015

Upload: ngolien

Post on 31-Jan-2018

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

LAPORAN TEKNIS TAHUN ANGGARAN 2015

KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI

SUMBER DAYA IKAN DI SUNGAI BATANGHARI,

JAMBI

Oleh : Siswanta Kaban, Asyari, Khoirul Fatah, Melfa Marini, Tuah Nanda, Burnawi, Dody H. Nasution dan Mersi

BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PALEMBANG

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2015

Page 2: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

ii

KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN DI

SUNGAI BATANGHARI, JAMBI

Siswanta Kaban, Asyari, Khoirul Fatah, Melfa Marini, Tuah Nanda W Merlia,

Burnawi, Dody H. Nasution dan Mersi

ABSTRAK

Sungai Batanghari merupakan sungai lintas provinsi yang pemanfaatanya sangat

tinggi, masyarakat memanfaatkan sungai Batanghari dengan berbagai aktivitas harian

seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi, mancing

dan bahkan tidak sedikit yang memanfaatkan sungai tersebut untuk minum serta tidak

kalah menarik disungai Batanghari juga dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai

lahan pencarian emas, hal ini ditandai dengan adanya PETI (Penambangan Emas

Tanpa Izin). Mereka beroperasi dengan menggunakan kapal kayu bermuatan mesin

dan menggunakan merkuri (Hg) untuk mempercepat pemisahan antara emas dengan

partikel lain. Belum lagi adanya pengambilan pasir disungai ini yang akhirnya

menyebabkan abrasi.

Tingkat pencemaran Pencemaran di Sungai Batanghari kian meningkat baik oleh

limbah rumah tangga, perusahaan atau PETI, dan itu akan mengganggu

perkembangan ikan. Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan salah satu cara

peningkatan budidaya ikan yang dilakukan di Provinsi Jambi, salah satunya

pemanfaatan Sungai Batanghari untuk peningkatan produksi ikan khususnya ikan nila

dan patin jambal. KJA di Sungai Batanghari terus berkembang dengan kisaran ±

20.000 keramba. Untuk mengkaji pencemaran dan potensi sumber daya ikan di

Sungai Batanghari dilakukan secara survei lapangan dengan analisis laboratorium,

experiment fishing dan melakukan wawancara serta menggunakan enumerator.

Beberapa jenis ikan yang merupakan ikan dominan dan spesies ekonomis penting

di Sungai Batanghari yaitu ikan baung (Hemibagrus nemurus), ikan Lais (Kryptoreus

sp), Gabus (Channa striata), ikan Belida (Chitala chitala) dan ikan Seluang (Rasbora

argyrotaenia). Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji dan menganalisis potensi

sumber daya ikan untuk kesinambungan bahan pengelolaan perikanan di Sungai

Batanghari, Jambi. Komposisi jenis ikan yang tertangkap di lokasi tersebut

didominasi oleh ikan-ikan berukuran berat yang relatif bervariasi. Hal tersebut terkait

dengan selektifitas alat tangkap yang digunakan memiliki ukuran mata jaring yang

relatif bervariasi sehingga ikan-ikan yang berukuran lebih kecil tertangkap juga.

Adanya perbedaan hasil tangkapan yang didapatkan dari mulai hulu samapi hilir, di

daerah jambi pada lokasi penyengat khususnya hasil tangkapan menggunakan jaring

hasil yang dominan yang didapatkan adalah ikan sapu jagat (Macrochirichthys

macrochirus). Sedangkan pada bagian hulu ikan yang dominan adalah ikan baung

(Hemibagrus nemurus) sedangkan pada bagian hilir diominasi oleh ikan juaro

(Pangasius polyuronodon) dan ikan gulamo (Johnius sp)

Page 3: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

iii

Sungai Batanghari telah mengalami degradasi dengan tingkat pencemaran

sedang, dengan tingkat pencemaran tertinggi di bagian tengah yang disebabkan oleh

industri, aktifitas masyarakat, kja dan kegiatan penambangan ilegal. Nilai indeks

keanekaragaman untuk biota perairan seperti halnya fitoplankton, zooplankton dan

dengan nilai 1< H’< 2, hal ini menunjukkan bahwa sungai batanghari sedang

mengalami tekanan lingkungan. Jumlah jenis ikan yang ditemukan di sungai

Batanghari sebanyak 136 jenis dari 40 famili yang didominasi dari famili

Cypprinidae. Penangkapan ikan berlangsung sepanjang tahun terutama pada musim

kemarau dan pada awal musim penghujan serta ekploitasi terhadap ikan hias termasuk

botia masih tetap dilakukan sehingga di kuatirkan akan terjadi penurunan populasi dan

keragaman jenis ikan di Sungai Batanghari. Nilai standing stok ikan yang paling

rendah ditemukan pada stasiun muara sabak yaitu 19.92 kg/km2 dan nilai tertinggi

ditemukan pada wilayah jambi yaitu pada stasiun penyengat olak dan stasiun KJA

yaitu 300,6 kg/km2 dan 299.95 kg/km

2.

Kata Kunci : pencemaran, sumber daya ikan, identifikasi, pengelolaan, Sungai

Batanghari

Page 4: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, karena kami dapat

menyelesaikan Laporan Teknis Kegiatan TA 2015 yang berjudul Kajian Tingkat

Degradasi dan Potensi Sumber Daya Ikan di Sungai Batanghari, Jambi. Kegiatan

penelitian ini merupakan kegiatan pertama dari Kajian Tingkat Degradasi dan Potensi

Sumber Daya Ikan di Sungai Batanghari, Jambi di Balai Penelitian Perikanan Perairan

Umum Palembang.

Kegiatan penelitian ini diawali dengan penyusunan proposal pada awal tahun

kegiatan dan pelaksanaan kegiatan di lapangan mulai bulan Maret 2015 dan berakhir

pada bulan Desember 2015. Kajian Tingkat Degradasi dan Potensi Sumber Daya Ikan

di Sungai Batanghari, Jambi bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi

lingkungan terkini, sumber daya ikan di sungai Batanghari yang diharapkan hasil ini

bisa menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijakan (stakeholders) dalam

pengelolaan sumber daya ikan di sungai Batanghari

Penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu

terutama kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jambi dan Kepala Balai

Penelitian Perikanan Perairan Umum (BP3U), para peneliti, teknisi dan pejabat

struktural lingkup BP3U Palembang, sehingga Laporan Teknis ini dapat selesai.

Kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun diharapkan untuk

perbaikan penulisan Laporan Teknis ini.

Palembang, Desember 2015

Tim Penulis

Page 5: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

v

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Penerima Manfaat ................................................................................. 3

1.3 Strategi Pencapaian Keluaran ................................................................ 3

BAB II METODE PENELITIAN

2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 4

2.2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 4

2.3. Metode Analisa Data ............................................................................ 8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik Habitat dan Parameter Fisika Kimia ....... ..................... 12

3.2. Parameter Biologi Perairan .......................................................... 22

3.3. Potensi Produksi Ikan ........................................... ............................. 35

3.4. Sumber Daya Ikan .............................................................................. 43

BAB IV KESIMPULAN ................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51

Page 6: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

vi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Parameter dan metode analisis sampel air ............................................. 6

Tabel 2. Posisi Lokasi Pengambilan Sampel ....................................................... 11

Tabel 3. Kondisi Lingkungan di Sungai Batanghari berdasarkan WQI .............. 31

Tabel 4. Jenis Jenis Ikan di Sungai Batanghari .................................................... 33

Tabel 5. Sebaran Ukuran Ikan di Sungai Batanghari ........................................... 37

Tabel 6. Sex Ratio dan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Ikan ....................... 40

Tabel 7. Pola Kebiasaan Makan Beberapa Jenis Ikan di Sungai Batanghari .... 41

Tabel 8. Jenis, Jumlah dan Berat Ikan yang berdasarkan Ukuran Mata Jaring.... 42

Tabel 9. Jenis jenis Alat Tangkap di Sungai Batanghari...................................... 41

Tabel 10. Alat Tangkap dan Jenis Hasil Tangkapan ............................................ 44

Tabel 11. Jenis Hasil Tangkapan Menggunakan Experimen Fishing .................. 48

Page 7: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

vii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Peta Lokasi Sampling Penelitian ....................................................... 4

Gambar 2. Profil Suhu Air di Sungai Batanghari Tahun 2015 ........................... 13

Gambar 3. Bebe Profil Oksigen Terlarut di Sungai Batanghari tahun 2015 ....... 14

Gambar 4. Profil pH Sungai Batanghari Tahun 2015 ......................................... 15

Gambar 5. Profil Kecepatan Arus di Sungai Batanghari tahun 2015.................. 16

Gambar 6. Profil Kecerahan di Sungai Batanghari tahun 2015 .......................... 17

Gambar 7. Profil lebar Sungai Batanghari tahun 2015 ........................................ 18

Gambar 8. Nilai DHL Sungai Batangahari tahun 2015 ...................................... 18

Gambar 9. Nilai TSS Sungai Batangahari tahun 2015 ........................................ 19

Gambar 10. Nilai Alkalinitas Sungai Batangahari tahun 2015 ........................... 20

Gambar 11. Nilai Kesadahan Sungai Batangahari tahun 2015 ............................ 21

Gambar 12. Nilai COD Sungai Batangahari tahun 2015 ..................................... 21

Gambar 13. Nilai klorofil-a Sungai Batangahari tahun 2015............................... 22

Gambar 14. Konsentrasi Logam berat Pb dan Hg pada Sedimen ....................... 23

Gambar 15. Konsentrasi Logam berat pb dan Hg pada Air ................................. 24

Gambar 16. Konsentrasi NO3-N di Sungai Batanghari tahun 2015 .................... 25

Gambar 17. Konsentrasi NO2-N di Sungai Batanghari tahun 2015 .................... 26

Gambar 18. Konsentrasi O-PO4 di Sungai Batanghari tahun 2015 ..................... 26

Gambar 19. Konsentrasi O-PO4 di Sungai Batanghari tahun 2015 ..................... 27

Gambar 20. Kelimpahan Fitoplankton di Sungai Batanghari tahun 2015 ........... 28

Gambar 21. Keanekaragaman fitoplankton di Sungai Batanghari 2015 ........... 29

Gambar 22. Indek Dominansi fitoplankton di Sungai Batanghari tahun 2015 .... 29

Gambar 23. Kelimpahan Zooplankton di Sungai Batanghari tahun 2015 ........... 30

Gambar 24 Indeks keanekaragaman Zooplankton di Sungai

Batanghari tahun 2015 ...................................................................... 30

Gambar 25. Indeks Dominansi Zooplankton di Sungai Batanghari tahun 2015 .. 31

Gambar 26. Standing Stok Ikan (kg/km2) di Sungai Batanghari Tahun 2015..... 32

Page 8: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sungai Batanghari di Provinsi Jambi masuk dalam Empat wilayah Kabupaten

yaitu zona hulu di Kabupaten Batanghari, Zona Tengah di Kabupaten Muaro

Jambi dan Kota Jambi, zona hilir dan estuaria di Kabupaten Tanjung Jabung

Timur. Aktivitas perikanan tangkap merupakan salah satu usaha andalan selain

sektor pertanian, perkebunan, industri dan perikanan budidaya. Sungai Batanghari

berasal dari Pegunungan Bukit Barisan dari 2 lokasi sebagai awalnya sungai yaitu

Danau Kerinci (Jambi) dari arah selatan menuju ke utara-timur menjadi Sungai

Batang Tembesi dan Danau Kembar dari arah utara (Sumbar) menuju selatan-

timur yang menjadi Sungai Batanghari Hulu. Kedua sungai tersebut bertemu di

Kota Muara Tembesi dan selanjutnya mengalir ke timur menuju ke timur bernama

Sungai Batanghari melewati Kota Jambi menuju laut di Selat Berhala.

Sumberdaya ikan perairan umum merupakan sumberdaya yang dapat pulih

(renewable resources) namun jika penangkapan yang terus meningkat tanpa

adanya perbaikan alam dapat mengakibatkan kesrusakan bahkan hilangnya

sumberdaya tersebut. Mengingat tingginya intensitas penangkapan sumberdaya

ikan di perairan sungai di Jambi, dan tekanan lingkungan kususnya pada bidang

perkebunan dan industri dan Keramba Jaring Apung maka dikhawatirkan akan

mengancam kelestarian dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya perairan di

Sungai Batanghari. Dengan adanya indikator semakin menurunnya laju tangkap

sebagai indeks kelimpahan stok di perairan ini, maka stok sumberdaya ikan di

perairan umum perlu mendapat perhatian yang serius sehingga sumberdaya yang

ada masih dapat menjadi modal bagi perbaikan (recovery) stok dalam kaitannya

dengan pemanfaatan yang berkelanjutan.

Agar pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan di perairan ini dapat

dimanfaatkan secara lestari maka diperlukan hasil riset untuk mendasarinya.

Dalam kaitan itu, penelitian ini difokuskan pada kajian stok dan identifikasi

sumberdaya sebagai acuan pengelolaan ikan di Sungai Batanghari, Jambi.

Tujuan dan sasaran dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi dan

melakukan kegiatan terkait :

Page 9: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

2

a. Semua informasi yang terkait dengan potensi sumberdaya ikan di Sungai

Batanghari (jenis-jenis ikan, produksi, lokasi penangkapan dan upaya-upaya

konservasi yang telah direncanakan dan dilakukan).

b. Informasi karakteristik lingkungan Sungai Batanghari, baik fisik, biota dan

kimia perairan.

c. Informasi terkait dengan tata guna (pemanfaatan) lahan dan perencanaan di

Sungai Batanghari, khususnya di sekitar Sungai Batanghari

1.2. Penerima Manfaat

1. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi.

2. Direktorat Jenderal Sumberdaya Ikan (Subdirektorat. Perairan Umum

Daratan PUD).

3. Mahasiswa Perguruan Tinggi.

4. Masyarakat baik nelayan dan pemerhati lingkungan.

5. Peneliti bidang perikanan perairan umum daratan.

1.3. Strategi Pencapain Keluaran

Metodologi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dengan pendekatan pengumpulan data primer

dan data sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka,

laporan teknis, dan hasil penelitian yang relevan dari instansi terkait (BPS

Provinsi Jambi, BWS Jambi, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Pjambi dan

Kabupaten Muara Tebo, Kabupaten Muaro jambi, Kab. Muara Bulian, Kabupaten

Tanjung Jabung Bappeda, BLH dan Perguruan Tinggi).

Data primer dikumpulkan dari empat kali survey inventarisasi di beberapa

stasiun pengamatan di lapangan yaitu parameter fisika kimia perairan, aspek

biologi ikan, hasil tangkapan ikan dengan ekperimen fishing dan wawancara dari

enumerator.

Data sekunder adalah data pendukung, untuk memberikan pemahaman

yang lebih dalam dan detil terhadap objek, permasalahan dan tujuan penelitian.

Page 10: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

3

Data primer dikumpulkan dari empat kali survei mewakili musim hujan, peralihan

dan kemarau. inventarisasi pada 7 stasiun pengamatan dari hulu hingga hilir

Sungai Batanghari yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling.

Page 11: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

4

II. METODOLOGI

2.1. Waktu dan Lokasi

Kegiatan penelitian dilakukan di Sungai Batanghari, Provinsi Jambi (Gambar 1).

Kegiatan penelitian dilakukan sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun, pada bulan

Maret, Mei Agustus dan Oktober 2015. Penentuan stasiun pada masing-masing

sungai ditentukan secara purpossive random sampling.

Gambar 1. Lokasi sampling penelitian

2.2. Teknik Pengumpulan Data

a. Informasi jenis-jenis ikan dan potensi sumber daya ikan di Sungai Batanghari

dengan pendekatan experiment mengunakan jaring dan Metode Leger Huet.

Jaring insang yang digunakan pada ujicoba penangkapan mempunyai deskripsi

teknis sebagai beriku: panjang satu pis adalah 35 m dan lebar 2,5 m yang terbuat

dari benang nylon monofilamen dengan diameter benang 0,15 mm. Satu unit

jaring insang terdiri dari 7 pis jaring, masing-masing pis jaring mempunyai ukuran

mata jaring yang yang berbeda yaitu 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5 dan 4,0 inci.

Page 12: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

5

Masing-masing pis jaring disambung secara seri dengan urutan pis sesui ukuran

mata jaring di atas. Dua unit jaring insang dioperasikan secara bersamaan di

perairan pinggiran (perairan litoral) maupun perairan tengah (limnetik). Satu unit

jaring jaring insang ditawur sejajar dengan garis pantai dan satu unit jaring insang

lainnya ditawur tegak lurus garis pantai. Masing-masing unit jaring ditawur

(setting up) pada sore hari dan diangkat (hauling up) pada pagi hari dengan jumlah

waktu rendam (soaking time) rata-rata sekitar 8 jam.

Identifikasi jenis ikan dilakukan berdasarkan Allen (1991) dan Allen et al. (2000)

yang kemudian dicek silang dengan data menurut Fishbase (Froese & Pauly,

2011). Pengukuran panjang dan penimbangan bobot tubuh dilakukan pada

masing-masing ikan yang tertangkap. Jenis-jenis ikan yang belum teridentifikasi

kemudian diawetkan menggunakan formalin 10% sebagai spesimen untuk

keperluan identikasi lebih lanjut di laboratorium.

b. informasi ikan dominan, langka dan memiliki nilai ekonomis dan budaya yang

tinggi serta anomali pada ikan, logam berat pada ikan untuk mengetahui tingkat

degradasi dari jenis ikan yang dominan (Stephen, et.all, 2002). Informasi lain

terutama terkait dengan aktivitas penangkapan dan alat tangkap, estimasi

produksi, pertumbuhan, makanan, dan reproduksinya.

c. Estimasi besaran stok dilakukan dengan metode pencatatan yang dilakukan

enumerator dan experimental fishing. Pencatatan terutama dilakukan di tempat-

tempat pendaratan ikan.

d. Pengukuran parameter lingkungan dilakukan dan dikelompokkan mewakili

musim hujan dan musim kemarau. Pengamatan parameter fisika (temperatur,

kecerahan, turbiditas, kecepatan arus, kedalaman, DHL,TSS/TDS) curah hujan

dan debit air), kimia (pH, oksigen terlarut, TOC/DOC, total posfor pada ikan dan

pakan, amoniak dan alkalinitas) dan biologi perairan (plankton, bentos dan

macroinvertebrata) serta logam berat pada air dan ikan (Tabel 1) yang

berpedoman pada APHA, AWWA and WPCF (1981), Bain and Stevenson (1999)

dan Effendi (2003).

Page 13: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

6

Tabel 1. Parameter dan metode analisis sampel air

No. Parameter Peralatan Metode

AIR

1. Fisika

Suhu Termometer visual

Kecerahan Secchi Disk visual

Daya Hantar Listrik Conductivity

meter

elektrometri

Kedalaman air Echo depth Akustik

Total Suspended

Solids Gravimetric

Total Dissolved

Solids Gravimetri

Kecepatan arus Flow meter elektrometri

2. Kimia pH pH-meter Colorimetri

oksigen terlarut Titrasi Winkler

Alkalinitas titrimetri

Hardness titrimetri

Total Acidity titrimetri

COD Dichromate Reflux

Nitrat, amoniak Spectrofotomet

er

spektrofotometri

Total Posfat Spectrofotomet

er

spektrofotometri

3. Biologi

Plankton

Ikan,Makroozoobent

os Logam Berat (Pb

dan Hg

Plankton net

Berbagai alat

Tangkap

Ekman Grab

Graffit

Enumerator dan Hasil

Tangkapan Nelayan

Transek

AAS

2.3. Metode Analisis data

Potensi Produksi Ikan

Penentuan potensi ditentukan menggunakan metode Metode Leger Huet,

Pendugaan potensi produksi ikan dengan metode cepat kajian potensi ikan terbagi

menjadi empat jenis yaitu: Metode Leger-Huet, Metode Biuns-Eishosmans,

Metode korelasi sederhana dan Model kajian perikanan sungai di Afrika. Rumus

dasar Metode Leger-Huet adalah sebagai berikut :

Page 14: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

7

K = BLk

Dimana :

K = Produktivitas tahunan perairan atau standing stok (kg/km2)

B = Kapasitas biogenic

L = Lebar rata-rata sungai

k = Produktivitas coeffisient

Kapasitas biogenic dapat menggunakan koefisien kesuburan perairan berdasarkan

tumbuhan (perifiton, fitoplankton, makrofita) atau dapat dihitung berdasarkan

modifikasi dengan menggunakan biomass makrozoobenthos.

Koefisien kesuburan adalah sebagai berikut:

Skor 1-3 bila miskin makanan alami

Skor 4-6 bila makanan alami sedang/cukup

Skor 7-10 bila kaya akan makanan alami.

Nilai coefficient k adalah jumlah dari tiga koefisien (k1 + k2 + k3), Dimana :

k1 = hasil rata-rata suhu

k2 = tergantung pada kesadahan dan alkalinitas perairan dan

Skor 1 untuk perairan lunak/tidak alkalis

Skor 2 untuk perairan sadah/alkalis

k3 = komposisi jenis ikan dominan dengan nilai berikut :

Skor 1 untuk ikan berarus deras (rheophilic)

Skor 1,5 untuk kombinasi ikan arus deras dan lambat

Skor 2,0 untuk ikan dominan berarus lambat (limnophilic)

Metode ini kemudian dimodifikasi untuk perairan sungai yang lebar dan luas

dengan merubah koefisien 1 (k1) dan kapasitas biogenic (Holcik, 1979 dalam

Welcomme, 1983) dimana :

k1 dihitung berdasarkan persamaan : k1 = -0.6671 + 0.16671* Suhu (-o

C)

Page 15: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

8

Kapasitas biogenic B dari perairan akan dinilai menggunakan biomassa dari

makrozoobenthos menggantikan jumlah tumbuhan air. Menurut Albrecht dalam

Welcomme (1983), perhitungan kapasitas biogenic ini tergantung pada biomass

makrozoobenthos. Bila biomass makrozoobenthos kurang dari 60 kg/ha maka

kapasitas biogenic (B) dihitung dengan rumus :

B = 0.00 + 0,05 Bb

Bila biomass makrozoobenthos pada kisaran 60-700 kg/ha maka kapasitas

biogenic digunakan rumus B = 0,35158 + 0,45469 log Bb dimana Bb adalah

biomass makrozoobenthos hasil pengukuran.

Kondisi Lingkungan

Analisa data lingkungan fisik, kimia dan biologi dilakukan secara analisis

deskriptif berdasarkan data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk tabel atau

grafik. Selain itu, parameter biologi disajikan dalam bentuk indeks biologi yang

meliputi kelimpahan, keanekaragaman dan dominansinya. Kelimpahan parameter

biologi perairan dihitung menggunakan rumus Sedwick Rafter (Welch, 1952;

Edmonson, 1971) yaitu:

N = (ns x va)/(vs x vc)

di mana:

N : jumlah sel plankton per liter air contoh

ns : jumlah sel plankton pada Sedwick Rafter

va : volume air terkonsentrasi dalam botol/diendapkan (50 ml)

vs : volume air dalam preparat Sedwick Rafter (1 ml)

vc : volume air contoh yang diambil dalam botol (0,5 liter)

Indeks keanekaragaman plankton dihitung dengan menggunakan persamaan

Shanon-Wiener. Perhitungan ini menggambarkan analisis informasi mengenai

jumlah individu serta berapa banyak jenis yang ada dalam suatu komunitas.

Rumus perhitungan (Odum, 1971) yang digunakan adalah sebagai berikut:

Page 16: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

9

di mana:

H’ = indeks keanekaragaman Shanon-Wiener

pi = ni/N

ni = jumlah individu jenis ke-i

N = jumlah seluruh individu

Indeks Dominansi dihitung dengan menggunakan formula Simpson, yaitu:

di mana:

Di = Indeks Dominansi

ni = jumlah individu tiap jenis

N = jumlah total individu tiap jenis

s = jumlah genera

Kriteria indeks dominansi berkisar antara 0-1 :

Dominan : jika Di > 0,5

Tidak dominan : jika Di ≤ 0,5

Tahapan analisis data untuk menentukan indeks kualitas lingkungan dengan cara

skoring adalah sebagai berikut:

Untuk menghitung IKL dengan mengikuti beberapa tahap yaitu:

a. Seluruh parameter lingkungan (fisika, kimia dan biologi) yang sudah dirata-

rata, diberikan skoring atau skala penilaian kualitas dibandingkan dengan standar

kualitas optimum terhadap ikan ekonomis penting

b. Tahap selanjutnya pemberian bobot nilai berdasarkan tingkatan kepentingan

terhadap pertumbuhan dan reproduksi ikan ekonomis penting

Data hasil pengukuran parameter diseluruh lokasi pengamatan ditentukan nilai

rataan minimum dan maksimum yang tercatat selama penelitian dan dibandingkan

dengan parameter optimum untuk pertumbuhan dan reproduksi ikan ekonomis

penting. Skor yang didapatkan dikalikan dengan bobot skor yang ditentukan

berdasarkan ketergantungan ikan contoh dengan parameter yang diuji.

Indeks kualitas lingkungan yang didapat, selanjutnya dilakukan skoring atau

ditentukan nilai jangkauannya, dan nilai jangkauan ini dibagi menjadi 5 interval

Page 17: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

10

yang sama. Jumlah total skor (parameter yang telah skor dan dibobot) setiap

stasiun pengambilan sampel dihitung ditentukan status kualitas perairannya

dengan membandingkan terhadap kisaran nilai tertinggi dan terendah kualitas

perairan dari 7 stasiun pengamatan.

Page 18: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

11

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah penelitian tahun ke-1 sehingga hasil belum bisa di

laporkan. akan tetapi telah ada penelitian tahun 2010 mengenai Pendugaan stok

ikan dan pengembangan teknologi penangkapan ikan yang sesuai ccrf (code of

conduct for responsible fisheries). Hasil penelitaan menunjukkan perikanan di

Sungai Batanghari masih layak dikembangkan baik perikanan tangkap maupun

budidaya dan beberapa jenis ikan yang merupakan ikan dominan dan spesies

ekonomis penting di Sungai Batanghari yaitu ikan baung (Mystus nemurus), ikan

Lais (Kryptoreus sp), Gabus (Channa striata), ikan Belida (Chitala chitala) dan

ikan Seluang (Rasbora argyrotaenia).

Pengambilan data parameter lingkungan dilakukan di hulu sampai dengan

hilir Sungai Batanghari yang meliputi 7 stasiun pengambilan. Parameter penting

yang diukur yaitu suhu, kedalaman, kecerahan, DO (Dissolve Oxygen), pH.

Parameter lainnya yaitu kelimpahan fitoplankton sebagai indikator kesuburan

perairan.Pengukuran kualitas air Sungai Batanghari dilakukan pada 7 stasiun

pengamatan seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Posisi Lokasi Pengambilan Sampel

Stasiun Lokasi Posisi

Lintang (LS) Bujur (BT)

1 Muara Tebo 1° 29. 504' 102° 27.277'

2 Muara Bulian 1° 42. 764' 103° 15.095'

3 Penyengat olak 1° 33. 824' 103° 33.427'

4 Lokasi KJA 1° 34. 426' 103° 34.426'

5 Kunangan 1° 35. 298' 103° 35.572'

6 Muara Kandis 1° 23. 049' 103° 59.499'

7 Sabak 1° 08. 592' 103° 51.378'

3.1 Karateristik Habitat dan Parameter Fisika Kimia

Sungai Batanghari berdasarkan elevasi dan karakteristik habitatnya dapat

dibagi atas zona hulu, zona tengah dan zona hilir. DAS sungai Batanghari

merupakan salah satu DAS Nasional yangg telah menunujukkan fenomena

degradasi sehingga tergolong DAS Prioritas, berbagai fenomena yang merupakan

Page 19: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

12

indikator dergradasi seperti halnya dergradasi vegetasi di sepanjang sungai,

pencemaran air maupun sedimentasi. Secara ekologi DAS sangat penting karena

meliputi tipe ekosistem dan sumberdya yang bermanfaat untuk kehidupan

masnusia. Sebanyak 10 kabupeten dari provinsi jambi dan 3 kabupaeten dari

provinsi sumatera selatan DAS yang mengaliri ke Sungai Batanghari, sehingga

membutuhkan pengelolaan secara holistik dan terpadu.

Kualitas perairan Sungai Batanghari bagian hilir dipengaruhi oleh aktifitas

penduduk, perkebunan, pertanian dan industri. Kualitas perairan ini akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sumberdaya ikan Sungai

Batanghari. Pengukuran sampel air sebagian dilakukan secara langsung

dilapangan (in situ) dan sebagian dilakukan dilaboratorium. Hasil pengukuran dan

analisa kualitas air di Sungai Batanghari sebagai berikut :

3.1.1. Suhu

Suhu yang diukur hanya dipermukaan perairan saja (+ 30 cm dari permukaan)

dengan menggunakan termometer. Kondisi suhu permukaan perairan bervariasi

dari musim ke musim, akan tetapi suhu tidak banyak berbeda menurut perubahan

kedalaman. Perbedaaan suhu terlihat dari hulu ke hilir, dari hasil penelitian

menunjukkan suhu air lebih rendah di bagian hulu didandingkan dengan bagian

hilir sungai, akan tetapi kisaran suhu tidak terlalu jauh dan kisaran suhu di Sungai

Batanghari barkisar antara 26,9 – 32,6 0C (gambar 2).

Page 20: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

13

Gambar 2. Profil Suhu air di Sungai Batanghari tahun 2015

Perbedaan suhu relatif kecil yang disebabkan karena pengambilan dan

pengukuran air dilakukan pada waktu yang berbeda (pagi hingga sore hari). Hasil

pengukuran suhu perairan Sungai Batanghari ternyata masih tergolong normal

untuk kehidupan biota perairan seperti yang ditetapkan dalam Kep. No.

02/MENKLH/I/Tahun 1988 yaitu suhu perairan alami. Kondisi ini didukung oleh

tidak adanya indikasi pencemaran yang bersifat termal.

Setiap organisme mempunyai suhu maksimum, optimum dan minimum bagi

kehidupannya. Menurut Boyd (1979) dalam Ginting (2002) suhu optimum untuk

pertumbuhan ikan di daerah tropis berkisar antara 25 0C – 30

0C. Selanjutnya

Mulyanto (1992) menyatakan bahwa ikan-ikan mempunyai toleransi yang rendah

terhadap perubahan suhu yang mendadak. Di samping itu kenaikan suhu dapat

mempengaruhi kelarutan oksigen dan meningkatkan toksisitas polutan. Perubahan

suhu akan mempengaruhi distribusi, metabolisme, nafsu makan, reproduksi

organisme perairan serta berpengaruh langsung terhadap proses fotosintesis

fitoplankton dan tanaman air (Zakiyah, 1991).

Page 21: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

14

3.1.2. Oksigen Terlarut (O2)

Oksigen terlarut (DO-dissolved oxygen) merupakan peubah kualitas air

yang paling penting dalam perikanan, karena organisme memerlukan oksigen.

Kadar oksigen terlarut di dalam air dihasilkan oleh adanya proses fotosintesis dari

fiftoplankton dan difusi oksigen dari atmosfir. Kelarutan oksigen dalam air

dipengaruhi oleh peubah lain seperti suhu, salinitas, bahan organik dan kecerahan.

Gambar 3. Profil Oksigen Terlarut di Sungai Batanghari tahun 2015

Hasil pengukuran konsetrasi oksigen terlarut di perairan Sungai Batanghari

berkisar antara 4,1 – 7,5 mg/L (gambar 3). Nilai oksigen terendah di temukan di

lokasi muara kandis dengan nilai 4,1 mg/l hal ini disebabkan tingginya kandungan

bahan organik dari anak sungai kandis yang masuk ke sungai batanghar. Kadar

oksigen terlarut ini masih cukup baik dalam kaitannya terhadap kegiatan fisiologis

ikan. Menurut Welch (1980), kegiatan fisiologis makhluk hidup dalam air akan

menurun pada saat kadar oksigen kurang dari 8–10 ppm. Kondisi oksigen terlarut

di perairan Sungai Batanghari juga masih layak untuk kegiatan perikanan.

Menurut PP No. 20 Tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air dijelaskan

bahwa kandungan DO untuk kegiatan perikanan diharuskan > 3 mg/L.

Page 22: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

15

3.1.3. Derajat Keasaman

Nilai pH pada setiap stasiun pengamatan pada bulan Maret berkisar antara

6,5-7,5, pada bulan Mei berikisar antara 5,5-6,6, pada bulan Agutsus berkisar

antara 5,5-7,5 dan bulan Oktober 6.5- 7.1 (gambar 4). Secara keselurahn pH di

sungai batanghari masih cukup baik, akan tetapi rendahnya derajat keasaman

khususnya pada bulan Mei pada stasiun muara kandis disebabkan oleh adanya

pengaruh dari sungai kandis 4yang merupakan lahan gambut yang masuk ke

Sungai Batanghari.

Gambar 4. Profil pH di Sungai Batanghari tahun 2015

3.1.4. Kecepatan Arus

Arus yang terdapat dilokasi penelitian dipengaruhi oleh pasang surut dan arus

sungai. Pada saat pasang air akan bergerak menuju hulu sungai akibat dorongan

air laut. Dorongan arus pasang cukup kuat sehingga menyebabkan turbulansi

akibat pertemuan air sungai dan laut. Sebaliknya pada saat surut air akan bergerak

dari hulu ke hilir yang didominasi oleh air sungai. Fenomena ini terjadi terus

menerus setiap harinya. Pengukuran arus dilokasi penelitian setiap lokasi berbeda-

beda, terkadang dilakukan pada saat air surut atau air pasang

Page 23: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

16

Gambar 5. Profil kecepatan arus di Sungai Batanghari tahun 2015

Kecepatan arus pada masing-masing tempat juga bervariasi, karena

pengukuran dilakukan baik pasang mupun surut, dimana nilainya berkisar antara

0,1 – 0,6 m/s (gambar 5).

31.5. Kecerahan

Kecerahan dan kekeruhan merupakan parameter yang saling berkaitan, parameter-

parameter ini merupakan indikator produktifitas perairan sehubungan dengan

proses fotosintesis dan proses respirasi biota perairan. Tingkat kecerahan dan

kekeruhan di lokasi penelitian bervariasi tergantung pada arus saat pasang surut

dan jarak dari muara sungai. Saat arus pasang surut kuat biasanya kekeruhan

perairan akan semakin tinggi sedangkan pada saat arus melemah biasanya

kekeruhan akan berkurang.

Page 24: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

17

Gambar 6. Profil kecerahan di Sungai Batanghari tahun 2015

Hasil pengukuran kecerahan selama penelitian diperoleh nilai kecerahan berkisar

8-40 cm, dimana stasiun yang memiliki kecerahan yang rendah pada bagian hulu,

hal ini disebabkan oleh adanya pasokan dari aliran kanal perkebunan yang

menyebabkan air menjadi lebih keruh (gambar 6).

3.1.6. Lebar Sungai

Lebar sungai batang hari mengalami kenaikan dari hulu ke hilir, dan lebar sungai

tertinggi terlihat padat gambar yaitu pada bulan agustus, hal ini di sebabkan pada

bulan ini curah hujan masih sukup tinggi sehingga adanya kenaikan tinggi muka

air. Sedangkan pada lokasi muara sabak terjadi trend penurunan lebar sungai yang

dikarenakan sungai aliran sungai batanghari sudah menjadi 2 bagian sungai.

Page 25: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

18

Gambar 7. Profil lebar Sungai Batanghari tahun 2015

3.1.7. Daya Hantar Listrik (DHL)

Daya hantar listrik (DHL) adalah kemampuan air untuk mennghantarkan

arus listrik. Besarnya nilai DHL juga mencerminkan banyaknya ion-ion

bermuatan listrik di dalam air yang dapat digunakan sebagai indikator tingkat

kesuburan perairan dan potensi produksi. Studi di Afrika menunjukkan bahwa 61

% perbedaan hasil tangkapan ikan pada berbagai sistem atau dalam sistem sungai

berkaitan dengan nilai daya hantar listrik (welcome, 2001).

Gambar 8. Nilai DHL Sungai Batangahari tahun 2015

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bilai DHL di Sungai batanghari berkisar

antara 69, 6 – 550 µs/cm (gambar 8). Tertinggi dijumpai pada lokasi muara sabak

Page 26: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

19

yaitu sebesar 550 µs/cm yang dipengaruhi oleh pasang dari air laut dengan

salinitas sebesar 6,2 0/00.

3.1.8. Total Suspended Solid

Hasil pengukuran TSS di lokasi penelitian diperoleh nilai TSS pada bulan

Maret berkisar 146-208 ppm, bulan Mei berkisar 103-222 ppm, bulan Agustus

berkisar 38-142 ppm dan bulan Oktober berkisar 26-48 mg/l (Gambar 9).

Gambar 9. Nilai TSS Sungai Batangahari tahun 2015

Nilia TSS di sungai Batanghari cukup tinggi terutama pada musim hujan dan

tertinggi di temukan di bagian hulu yaitu pada stasiun muara tebo, tingginya nilai

TSS ini disebabkan adanya penambangan ilegal terutama di daerah anak sungai

batanghari yang mengalir ke sunggai batnghari. Nilai TSS menurun seiring

dengan menurunnya curah hujan di sepanjang sungai batanghari, kecuali pada

lokasi muraa tebo dimana aktivitas penambangan ilegal yang cukup tinggi yang

menyebabkan nilai TSS pada bulan oktober masih relatif tinggi.

3.1.9. Alkalinitas

Nilai alkalinitas suatu perairan menunjukan kapasitas penyangga perairan tersebut

serta dapat digunakan untuk menduga kesuburannya (Swingle, 1968 dalam Gaffar

et al, 2005). Hasil pengukuran alkalinitas di Sungai Rokan berkisar antara 6.9-

13.5 ppm (gambar 10). Nilai alkalinitas ini mempunyai korelasi yang erat dengan

Page 27: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

20

kesuburan perairan dan sumberdaya ikan di sungai Rokan karena perairan ini

memiliki sumberdaya ikan yang cukup besar.

Gambar 10. Nilai Alkalinitas Sungai Batangahari tahun 2015

Nilai Alkalinitas sungai batanghari meningkat seiring dengan menurunnya curah

hujan dengan kisaran 10- 50 mg/l yang termasuk kesadahan lunak,kecuali pada

stasiun muara tebo pada bulan oktober juga disebabkan aktivitas penambangan

ilegal di sepanjang lokasi tersbut.

3.1.10. Kesadahan

Kesadahan (hardness) adalah gambaran kation logam divalen (valensi dua), pada

perairan air tawar, kation divalen yang berlimpah adalah kalsium dan magnesium,

sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan

magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun

alkalinitas, yaitu bikarbonat dan karbonat.

Page 28: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

21

Gambar 11. Nilai Kesadahan Sungai Batangahari tahun 2015

3.1.11. COD (Chemical Oxygen Demand)

Hasil pengukuran COD pada tiap-tiap stasiun untuk ketiga series

menunjukkan kisaran antara 0,3 – 8,9 mg/l, sedangkan baku mutu untuk

kepentingan perikanan lebih ≤ 20 mg/l (Gambar 12).

Gambar 12. Nilai COD Sungai Batangahari tahun 2015

Page 29: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

22

31.12. Klorofil-a

Nilai klorofil-a di Sungai Batanghari berkisar antara 4,5-17,5 mg/m3.

Klorofil-a berhubungan dengan produktivitas primer perairan. Kandungan

klorofil-a tertinggi terdapat pada Stasiun Muara tebo dan terendah terdapat pada

stasiun Muara Kandis.

Gambar 13. Nilai klorofil-a Sungai Batangahari tahun 2015

3.1.13. Logam Berat Pb dan Hg

Logam berat merupakan salah satu unsur kimia yang mempunyai densitas 5

gr/cm3 (Miettinen, 1977), Pb dan Hg termasuk kedalam logam berat, apabila

masuk kedalam tubuh organisme akan terakumulasi, sehingga cepat atau lambat

akan membahayakan kehidupan organism tersebut (Yatim et,al, 1979). Logam

berat yang dikonsumsi oleh organisme dasar perairan dalam jangka panjang akan

terakumulasi dan mengalami peningkatan kandungan dalam organ tubuhnya serta

dapat mengganggu pertumbuhan, reproduksi ikan pemakan hewan taupun

tumbuhan dasar perairan.

Page 30: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

23

Gambar 14. Konsentrasi Logam berat Pb dan Hg pada Sedimen

Logam berat yang masuk ke perairan akan mengalami pengendapan dan

masuk ke organisme melalui penyerapan. menurut Hutagalung (1991) logam

berat yang terakumulasi di sedimen karena proses absorbsi melalui 5 fase yaitu:

1) fase terikat secara absorpsi dan pertukaran ion, 2) fase terikat karbonat, 3)

fase terikat oleh oksida Fe/Mn, 4) fase terikat pada zat organik dan sulfida, dan 5)

fase terikat kisi - kisi logam [6]. Harahap (1991) mengatakan bahwa logam berat

mempunyai sifat yang mudah terikat dan mengendap di dasar perairan dan

terakumulasi membentuk sedimen. Oleh karena itu. Kadar logam berat dalam

sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam air. Konsentrasi logam berat Pb di

Sungai Batanghari berkisar antara 50 – 203 mg/kg dengan rata2 97,98 ± 0,3

mg/Kg, hal ini menunjukkan bahwa sungai tersebut terkontaminasi logam berat

yang telah melibihi 80 mg/kg. Sedangkan untuk Logam berat Hg berkisar antara

0,17 -0,66 mg/kg dengan rata-rata 0,331 ± 0,004 mg/kg, hal ini menunjukkan

bahwa sungai Batanghari telah terkontaminasi logam berat yang telah melibihi 0,3

mg/kg yang telah dikeluarkan oleh Dutch Quality Standars For Metals in

Sediment (IADC/CEDA, 1997). Tinggi nilai logam berat Hg khusunya pada

stasiun 1 merupakan akbiat dari penambangan emas tanpa ijin (PETI) di

sepanjang aliran Sungai Batanghari.

Page 31: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

24

Gambar 15. Konsentrasi Logam berat pb dan Hg pada Air

Konsentrasi rata-rata logam berat Pb dan Hg diSsungai Batanghari adalah 0,008 ±

0,011 mg/L dan 0,0006 ± 0,00062 mg/L, yang menunjukkan bahwa logam berat

Pb dan Hg masih berada dibawah ambang batas yang ditetapkan oleh KepmenLH

no 51 Tahun 2004. Namun pada lokasi 1 nilai Hg sudah melebihi ambang batas

yang ditetapkan dengan konsentrasi 0,02 mg/L yang disebabkan aktivitas

penambangan PETI yang cukup tinggi.

3.1.4 Zat Hara

Zat hara utama yang diperlukan bagi tumbuhan perairan (terutama

fitoplankton) untuk tumbuh dan berkembang ialah nitrogen (sebagai nitrat (NO3-)

atau Nitrit (NO2-)) dan fosfor (sebagai fosfat, PO4

-). Zat-zat hara yang lain,

mungkin diperlukan dalam jumlah kecil atau sangat kecil, namun pengaruhnya

terhadap produktifitas tidak sebesar nitrogen dan fosfor. Menurut Hutabarat

(1989), dari 6 jenis nutrien (nitrogen, fosfor, potasium, kalsium, mangan dan

sodium) yang dibutuhkan oleh tanaman berbunga hanya nitrogen (N) dan fosfor

(P) yang merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan alga. Hasil pengukuran

Nitrat (NO3-N), Nitrit (NO2-N) dan Fosfat (PO4) di lokasi pengamatan disajikan

pada Gambar 16.

Page 32: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

25

Gambar 16. Konsentrasi NO3-N di Sungai Batanghari tahun 2015

Kandungan rata-rata nitrat air Sungai Batanghari berkisar antara 0,0038 –

0,83 mg/L, Berdasarkan kepada kandungan nitratnya, dengan mengacu kepada

Sharp (1983) dalam Susana (2005), maka perairan Sungai Batanghari dapat

dikategorikan kedalam tipe perairan dengan kesuburan sedang hingga tinggi,

yakni perairan dengan kandungan nitrat berkisar >0,422 mg/L. Tingginya

kandungan nitrat ini diduga berkaitan dengan kondisi perairan sungai Batanghari

yang merupakan daerah yang di sepanjang alirannya terdapat kegiatan industri

dan juga perkebunan karet dan sawit sehingga memungkinkan banyaknya aliran

limbah yang mengandung nutrien.

Page 33: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

26

Gambar 17. Konsentrasi NO2-N di Sungai Batanghari tahun 2015

Nilai Nitrit Sungai Batanghari antara 0,0105 mg/L – 0,045 mg/L. Jika

dilihat dari konsentrasi nitritnya, maka perairan Sungai Batanghari dikategorikan

dalam kondisi Normal seusai dengan PP No.20 Tahun 1990 tentang pengendalian

pencemaran air yang mensyaratkan nilai nitrit untuk kegiatan perikanan < 0,06

mg/L.

Gambar 18. Konsentrasi O-PO4 di Sungai Batanghari tahun 2015

Nilai fosfat di Sungai Batanghari berkisar antara 0,012 - 0,189 mg/L

(Gambar 18). Nilai Fosfat Perairan Sungai Batanghari menunjukkan bahwa

Page 34: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

27

sungai tersebut dapat digunakan untuk kegiatan perikanan (PP No.20 Tahun 1990

tentang pengendalian pencemaran air). Berkaitan dengan tingkat kesuburan

perairan, secara umum perairan Sungai Batanghari dapat dikategorikan mesotrofik

, yakni perairan dengan kandungan fosfat berkisar antara < 0,2 mg/L.

Kandungan zat hara (nitrat, nitrit dan fosfat) yang tinggi dalam perairan

dapat meningkatkan kesuburan dari perairan. Hal tersebut dapat menyebabkan

terjadinya blooming algae dan juga tumbuhan air. Hal tersebut mulai terjadi di

beberapa bagian terutama di Sungai Batanghari bagian tengah. Tumbuhan enceng

gondok mulai banyak tumbuh dan hampir menutupi badan sungai. Hal tersebut

sesuai dengan hasil pengukuran fosfat yang menunjukkan bahwa kadar fosfat di

Sungai Batanghari bagian tengah tepatnya di stasiun kungangan mempunyai nilai

paling tinggi. Fosfat dalam perairan didapat dari buangan limbah baik industri

maupun limbah rumah tangga yang masuk ke perairan.

Gambar 19. Konsentrasi O-PO4 di Sungai Batanghari tahun 2015

3.2. Parameter Biologi Perairan

Penentuan status tingkat kesehatan suatu ekosistem perairan selain dapat di

analisa melalui kualitas fisik dan kimiawi habitat, dapat juga dianalisa dengan

menggunakan indikator biologi seperti plankton, invertebrata seperti organisma

dasar yang menetap (benthos) dan ikan (nekton).

Page 35: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

28

3.2.1. Fitoplankton

Hasil identifikasi fitopplankton pada 7 stasiun di perairan sungai

Batanghari didapatkan sebanyak 9 genera yang berasal dari 3 kelas yaitu

Bacillariophycea, Cyanophyceae dan Chlorophyceae yang di dominasi dari kelas

Bacillariophycea. Kelimpahan fitoplankton di Sungai Batanghari berkisar antara

80 -760 sel/L, dimana kelimpahan tertinggi di stasiun muara sabak yang

merupakan bagian hilir sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut yang paling

tinggi (Gambar 20).

Gambar 20. Kelimpahan Fitoplankton di Sungai Batanghari tahun 2015

Nilai indeks keanekaragaman menggambarkan kondisi lingkungan suatu

perairan, menurut Wilhm dan Dorris (1966) dalam Siagian et al (1996) bahwa jika nilai

H’ > 3 berarti sebaran individu tinggi atau keragaman tinggi berarti lingkungan tersebut

belum mengalami gangguan (tekanan) atau struktur organisme yang ada berada dalam

keadaan baik. Jika nilai H’ antara 1 - 3 berarti sebaran individu sedang atau keragaman

sedang berarti lingkungan telah mengalami gangguan (tekanan) yang agak jelek.

Sebaliknya jika H’ < 1 berarti sebaran individu rendah atau keragaman rendah berarti

lingkungan tersebut telah mengalami gangguan (tekanan) atau struktur organisme yang

ada berada dalam keadaan tidak baik. Nilai Indeks Keanekaragaman fitoplankton di

Sungai Batanghari berkisar antara 0,7 – 1,4, hal ini menunjukkan bahwa organisme di

sungai Batanghari telah mengalami tekanan lingkungan (Gambar 21).

Page 36: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

29

Gambar 21. Indeks Keanekaragaman fitoplankton di Sungai Batanghari 2015

Indek dominasi jenis plankton dapat digunakan untuk melihat ada atau

tidaknya spesies tertentu yang mendominansi suatu komunitas plankton pada

perairan tersebut. Dari hasil nilai rata-rata indeks dominansi jenis plankton di

setiap pengamatan berkisar antara 0,09- 0,4 (Gambar 22). Secara umum tidak

terlihat adanya spesies tertentu yang mendominansi suatu komunitas plankton

pada perairan tersebut, karena hampir semuanya termasuk kriteria dominansi

parsial rendah (<0,5).

Gambar 22. Indek Dominansi fitoplankton di Sungai Batanghari tahun 2015

Page 37: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

30

3.2.2. Zooplankton

Hasil identifikasi zooplankton di sungai Batanghari di dapatkan 18 genera

dari 6 kelas yaitu sarcodina, monogonata, mastigopora, ciliata, dogononta dan

Crustecea yang didominasi dari kelas sarcodina dari genera difflugia dengan

kelimpahan berkisar antara 360 – 3760 Ind/L (Gambar 20).

Gambar 23. Kelimpahan zooplankton di Sungai Batanghari tahun 2015

Nilai Indeks keanekaragaman yang berada pada kisaran 0.56-1.34

mengindikasikan bahwa perairan sungai Batanghari sedang mengalami proses

degradasi pada beberapa lokasi yang termanfaatkan di sekitar sungai (Gambar 24).

Gambar 24. Indeks Keanekaragaman zooplankton di Sungai Batanghari 2015

Page 38: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

31

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai indeks dominansi jenis

plankton di setiap stasiun pengamatan berkisar antara 0,1 – 0,33 (Gambar 22).

Indek dominasi jenis plankton dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya

spesies tertentu yang mendominansi suatu komunitas plankton pada perairan

tersebut. Secara umum tidak terlihat adanya spesies tertentu yang mendominansi

suatu komunitas plankton pada perairan tersebut, karena hampir semuanya

termasuk kriteria dominansi parsial rendah < 0,5.

Gambar 25. Indek Dominansi zooplankton di Sungai Batanghari tahun 2015

Hasil perhitungan beberapa kualitas air berdasarkan pendekatan WQI, bahwa

kualitas perairan di Sungai Batanghari mengalami tekanan lingkungan dengan

tingkat pencemaran yang sedang (Tabel 3)

Tabel 3. Kondisi Lingkungan di Sungai Batanghari berdasarkan WQI tahun 2015

Lokas Penelitian WQI (Water Quality Index) Tingkat Pencemaran

St.Murara Tebo 66.2 Sedang

St. Muara bulian 69.81 Sedang

St. Muara kandis 57.44 Sedang

Lokasi KJA 55.36 Sedang

Penyengat Olak 62.31 Sedang

St Kunangan 64.22 Sedang

Muara Sabak 61.69 Sedang

Nilai indeks kualitas air menunjukkan bahwa tekanan lingkungan mluai terlihat

pada bagian tengah sungai, hal ini disebabkan oleh pemanfatan industri (industri

Page 39: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

32

Karet pada umumnya), Lokasi Keramba Jaring Apung dan aktivitas masyarakat

lebih intensif di bagian tengah khususnya yang berada pada lokasi kota jambi.

3.3. Potensi Produksi Ikan

Pendekatan pendugaan estimasi ikan dengan cara sederhana dapat

dilakukan dengan menggunakan panjang sungai, persamaan ini dapat ditentukan

hubungan stok ikan yang ada pada suatu sungai dengan bentuk morfologi dala hal

ini adalah panjang sungai tersebut. Hubungan ini bisa digunakan untuk rencana

pembangunan perikanan dengan melihat hubungan normal antara hasil tangkapan

dengan panjang sungai. Namun masih perlu modifikasi dan koreksi ari daya

hantar listrik dan keanekaragaman jenis yang ada disungai tersbut.

Pendugaan potensi produksi ikan dengan metode cepat kajian potensi ikan

itu sendiri terbagi menjadi empat jenis yaitu: Metode Leger-Huet, Metode Biuns-

Eishosmans, Metode korelasi sederhana dan Model kajian perikanan sungai di

Afrika. Pendugaan potensi ikan dengan pendekatan morfologi, kesuburan dan

biogenic capacity (bentos) melalui metode Leger-Huet menunjukkan nilai

standing stok ikan pada beberapa stasiun pengamatan di sepanjang Sungai

Batanghari bervariasi baik antar stasiun maupun waktu pengamatan (Gambar 26).

Gambar 26 Standing stok ikan (kg/km2) di Sungai Batanghari tahun 2015

Page 40: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

33

Nilai standing stok ikan yang paling rendah ditemukan pada stasiun muara

sabak yaitu 19.92 kg/km2 dan nilai tertinggi ditemukan pada wilayah jambi yaitu

pada stasiun penyengat olak dan stasiun KJA yaitu 300,6 kg/km2 dan 299.95

kg/km2.

Berdasarkan nilai standing stok tersebut, potensi produksi ikan pada

Sungai Batanghari dapat diketahui melalui pendekatan Henderson (1973) yaitu

potensi produksi ikan pada perairan umum daratan adalah 40% dari nilai standing

stok. Potensi produksi ikan berdasarkan metode ini umumnya dipengaruhi oleh

biota makroozoobentos dan lebar sungai.

3.4. Sumber Daya Ikan

Survey yang dilakukan pada tahun 2015 di Sungai Batanghari mendapatkan

136 sepesies dari 40 famili yang di dominasi dari famili cyprinidae (Tabel 4).

Bebearpa jenis ikan masih cukup banyak ditemukan di daerah bagian tengah

antara lain ikan palau, lampam, lambak, sedangkan di daerah bagian hilir yang

cukup banyak adalah bulu ayam, duri putih, duri kuning,lundu, sapu jagat dan lain

lain. Ikan dengan kategori sedikit atau mulai jarang ditemukan antara lain ikan

botia, jelawat, langli, belida, sihitam, baung jakso, belut tulang, dalum dsb. Ikan

arwana yang dulu masih ada sekarang betul betul sudah hilang di Sungai

Batanghari, begitu juga ikan balashark atau puntung hanyut tidak lagi ditemukan.

Tabel 4. Jenis jenis ikan di Sungai Batanghari

No. Nama Daerah Nama Ilmiah Famili Catatan

1. Aro Osteochilus. sp Cyprinidae **

2. Aro angit Osteochilus kappeni Cyprinidae *

3. Aro merah mato Osteochilus

melanopleura

Cyprinidae **

4. Bajang/wajang Cyclocheilichthys

enoplos

Cyprinidae **

5. Baung Hemibagrus nemurus Bagridae **

6. Baung jakso Hemibagus wyckii Bagridae *

7. Baung laut Osteogeneiosus

militaris

Ariidae *

8. Baung munti Bagroides melapterus Bagridae **

9. Bawal Pampus argenteus Stromatidae *

10. Bejubang/Botia Botia macracantha Botiidae *

11. Belanak Liza sp Mugilidae *

12. Belida Chitala lopis Notopteridae *

Page 41: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

34

13. Belut Monopterus albus Synbranchidae **

14. Belut laut Gymnothorax sp Muraenidae *

15. Belut tulang Kryptopterus apogon Siluridae *

16. Bengalan Puntioplites bulu Cyprinidae **

17. Betok Anabas testudineus Anabantidae **

18. Betutu Oxyeleotris marmorata Eleotridae **

19. Bujuk Channa lucius Channidae *

20. Bulu ayam Coilia lindmani Engraulidae ***

21. Buntal Tetraodon sp Tetraodontidae **

22. Buntal batik Tetraodon biocellatus Tetraodontidae *

23. Coli Albulichthys albuloides Cyprinidae **

24. Cupang Betta sp Osphronemidae **

25. Dalum Bagarius sp Akysidae *

26. Duri putih Arius leiotetocephalus Ariidae ***

27. Dukang Arius sp Ariidae **

28. Duri kuning Arius sp Ariidae ***

29. Elang Datnioides sp Datnioididae *

30. Gabus Channa striata Channidae **

31. Gulama Johnius belengeri Sciaenidae ***

32. Gulama Johnius trachycephalus Sciaenidae **

33. Gulama pala batu Johnies sp Sciaenidae **

34. Gulama rebung Johnius sp Sciaenidae **

35. Gurame Osphronemus gouramy Anabantidae *

36. Hidung budak Hemisilurus

rosenberghi

Siluridae *

37. Hiu Sphyrna sp Sphyrnidae *

38. Ikan belang Puntius tetrazona Cyprinidae *

39. Ikan timah/layur Trichiurus savala Trichiuridae *

40. Jalai Channa maruloides Channidae *

41. Jambal pipih Pangasius sp Pangasidae *

42. Janggut Polynemus sp Polynemidae **

43. Jarang gigi Johnius sp Sciaenidae *

44. Johar Rasbora sp Cyprinidae *

45. Juar Luciosoma trinema Cyprinidae **

46. juaro Pangasius

polyuronodon

Pangasidae ***

47. Julung-julung Hemiramphus sp Hemiramphidae ***

48. Kakap Lates calcarifer Latidae *

49. Kalui/gurami Osphronemus goramy Osphronemidae **

50. Klemak/Jelawat Leptobarbus hoeveni Cyprinidae *

51. Keperas Cyclocheilichthys

apogon

Cyprinidae ***

52. Keperas hitam Cyclocheilichthys sp Cyprinidae

53. Keperas merah Cyclocheilichthys sp Cyprinidae ***

54. Kerandang Channa

pleurophthalmus

Channidae **

55. Kili-kili buayo Syngnathoides sp Syngnathidae **

Page 42: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

35

56. Kiper Scatophagus argus Scatophagidae *

57. Kulari Puntius hugenini Cyprinidae **

58. Lais Kryptopterus

kryptopterus

Siluridae ***

59. Lais bemban Kryptopterus sp Siluridae **

60. Lais hujan Kryptopterus bicirrhis Siluridae **

61. Lais janggut Kryptopterus sp Siluridae **

62. Lais muncung Kryptopterus sp Siluridae **

63. Lambak Thynnichthys polylepis Cyprinidae ***

64. Lambak

muncung

Dangila ocellata Cyprinidae **

65. Lambak pasir Dangila festiva Cyprinidae **

66. Lampam/kepiat Barbodes

schwanenfeldi

Cyprinidae ***

67. Lambak pipih Labiobarbus sp Cyprinidae ***

68. Langli Botia hymenophysa Botiidae *

69. Layang Bagrichthys

hypselopterus

Bagridae *

70. Lele Clarias batrachus Clariidae **

71. Lele dumbo Clarias sp Claridae **

72. Lidah / sebelah Cynoglossus sp Claridae ***

73. Lomek Harpadon nehereus Harpodontidae **

74. Lumajang Cyclocheilichthys

enoplos

Cyprinidae **

75. Lundu Mystus wolffi Bagridae ***

76. Mentulu Barbichthys laevis Cyprinidae *

77. Nila Oreochromis niloticus Cichlidae *

78. Palau / puyau Osteochilus hasselti Cyprinidae ***

79. Parang-parang Macrochirichthys

macrochirus

Cyprinidae **

80. Patin Pangasius djambal Pangasidae *

81 Patin bangkok Pangasius

hypophthalmus

Pangasidae *

82. Patin lubuk Pangaius sp Pangasidae *

83. Patin muncung Pangasius sp Pangasidae **

84. Patin pedado Pangasius sp Pangasidae *

85. Pari Dasyatis. sp Dasyatidae *

86. Pimping Chela oxygaster Cyprinidae **

87. Pirang mas Setipinna taty Engraulidae **

88. Pirang putih Setipinna sp Engraulidae **

89. Putak Notopterus notopterus Notopteridae *

90. Repang Puntioplites waandersi Cyprinidae *

91. Ringo Thynnichthys thynoides Cyprinidae **

92. Riu-riu Mystus gulio Bagridae **

93. Sapil/tembakang Helostoma temmicki Helostomatidae **

94. Sapu jagat Hypostomus

plecostomus

Loricariidae ***

Page 43: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

36

95. Sebarau Hampala

macrolepidota

Cyprinidae ***

96. Sebarau lalat Hampala ampalong Cyprinidae *

97. Seberuk Osteochilus schlegelii Cyprinidae **

98. Segidamar Glossogobius sp Gobiidae *

99. Selincah Belontia hasselti Belonitidae **

100. Selontok Glossogobius giuris Gobiidae **

101. Selontok putih Glossogobius sp Gobiidae *

102. Seluang Rasbora sp Cyprinidae ***

103. Seluang maram Rasbora sp Cyprinidae ***

104. Seluang pantau Rasbora ap Cyprinidae *

105. Seluang pimping Chela oxygastroides Cyprinidae *

106. Sembilang Plotosius canius Plotosidae *

107. Sihitam Labeo chrysophekadion Cyprinidae *

108. Selusur merah Epalzeorhynchos

kalopterus

Cyprinidae **

109. Selusur putih Crossocheilus

siamensis

Cyprinidae **

110. Semuringan Puntius fasciatus Cyprinidae **

111. Semumul Cyprinidae

112. Senangin Eleutheronema

tetradactylus

Polynemidae *

113. Sengarat Belodonthycthys

dinema

Siluridae *

114. Senggiringan Mystus nigriceps Bagridae **

115. Sepat siam Trichogaster pectoralis Belontiidae **

116. Sepat rawa Trichogaster

trichopterus

Belontiidae **

117. Sepat mutiara Trichogaster leeri Belontiidae *

118. Sepatung Pristolepis fasciata Nandidae **

119. Sepengkah Parambassis wolffii Ambassidae **

120. Serai Polynemus sp Polynemidae **

121. Seriding Ambassis sp Ambassidae **

122. Siumbut Cyclocheilictys enoplos Cyprinidae *

123. Sumpit Taxotes sp Toxotidae **

124. Tapah Wallago leerii Siluridae *

125. Tali-tali Acantopsis sp Cobiti`dae **

126. Tawes Barbonymus

gonionotus

Cyprinidae **

127. Tembakang Helostoma temmincki **

128. Tempalo/macam2 Betta spp Osphronemidae **

129. Tengadak Barbus Schwanenfeldii Cyprinidae ***

130. Teri Stolephorus sp Engraulidae **

131. Tilan Mastacembelus

unicolor

Mastacembelidae **

132. Terong/kepar Belontia hasselti *

133. Timah-timah Aplocheilus panchax Aplocheilidae ***

Page 44: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

37

134. Tirusan Johnius sp Sciaenidae **

135. Toman Channa micropeltes Channidae **

136. Udang galah Macrobrachium

rosenbergii

Palaemonidae ***

Ukuran ikan yang didapatkan di Sungai Batanghari Jambi terdapat pada Tabel

5. Beragam ukuran ikan yang ditemukan mulai dari yang relatif kecil atau

berukuran benih, ukuran sedang sampai ukuran relatif besar atau ikan dewasa.

Ikan dengan ukuran kecil yang banyak ditemukan adalah beberapa jenis ikan

seluang, selusur batang merah atau selusur batang putih, Yang berukuran sedang

adalah ikan lambak, lambak pipih, lambak pasir, palau, keperas, keperas merah

dan senggiringan.

Tabel 5. Sebaran ukuran ikan di Sungai Batanghari

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Ukuran

panjang

(cm)

Ukuran

Berat

(gram)

1. Aro Osteochilus. sp 6,3-24,5 3 - 208

2. Aro merah mato Osteochilus

melanopleura

15,6-20,8 44-104

3. Bajang Cyclocheilichthys

enoplos

9,4-25,0 8-53

4. Baung Hemibagrus nemurus 10,2-33,0 8-377

5. Baung Jakso Hemibagus wyckii 10,6-23,5 11-103

6. Baung munti Bagroides melapterus 17,5-23 41-167

7. Belida Chitala lopis 24,6-27,0 94-131

8. Bengalan Puntioplites bulu 8,2-9,5 6-12

9. Betok Anabas testudineus 8,6-10,0 13-22

10. Betutu Oxyeleotris marmorata 17,4-25,2 68-242

11. Buntal Tetraodon sp 13,1-22,1 55-476

12. Dalum Bagarius sp 13,0-27,0 14-107

13. Duri Arius leiotetocephalus 11,0-19,5 12-92

14. Elang Datnioides sp 4,7-14,5 1-87

15. Jambal pipih Pangasius sp 10,5-14,9 11-40

16. Janggut Polynemus sp 11,0-16,4 9-25

17. Jarang gigi Johnius sp 11,1-25,4 10-134

18. Juaro Pangasius

polyuronodon

8,1-28,6 7-146

19. Kakap Lates calcarifer 7,6-17,5 7-126

20. Kelemak/jelawat Leptobarbus hoeveni 12,8-20,1 25-80

21. Keperas Cyclocheilichthys

apogon

9,6-14,6 11-42

22. Keperas merah Cyclocheilichthys sp 9,2-11,7 10-20

23. Lais Kryptopterus 9,1-30.0 9-162

Page 45: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

38

kryptopterus

24. Lais janggut Kryptopterus sp 12,7-27,6 12-64

25. Lais muncung Kryptopterus sp 13,1-19,2 12-38

26. Lambak Thynnichthys polylepis 11,2-14,0 15-34

27. Lambak

muncung

Dangila ocellata 12,5-18 23-70

28. Lambak pasir Dangila festiva 10,3-14,0 13-28

29. Lambak pipih Labiobarbus sp 13,2-14,3 22-30

30. Lampam/kepiat Barbodes

schwanenfeldi

3,9-26,5 1-421

31. Lundu Mystus wolffi 10,3-16,8 13-64

32. Mentulu Barbichthys laevis 10,2-22,0 11-150

33. Palau Osteochilus hasselti 10,016,6 12-63

34. Parang-parang Macrochirichthys

macrochirus

11,6-24,6 8-66

35. Pirang Setipinna taty 9,1-21,7 4-75

36. Patin lubuk Pangaius sp 22,6-26,7 95-159

37. Repang Puntioplites waandersi 6,6-18,0 3-90

38. Sapu-sapu Hypostomus

plecostomus

22,3-37,1 85-449

39. Sebarau Hampala

macrolepidota

11,618,2 18-67

40. Selontok Glossogobius giuris 11,6-27,2 14-176

41. Seberuk Osteochilus schlegelii 5,6-13,5 1-28

42. Seluang Rasbora sp 6,0-9,0 2-6

43. Seluang pantau Rasbora sp 9,6-14,5 5-32

44. Selusur bt

merah

Epalzeorhynchos

kalopterus

4,2-9,6 1-10

45. Selusur bt putih Crossocheilus

siamensis

6,5-9,0 1-6

46. Sengarat Belodonthycthys

dinema

16,6-26,2 20-90

47. Senggiringan Mystus nigriceps 8,7-21,0 6-80

48. Sepat mutiara Trichogaster leeri 5,9-8,1 3-8

49. Sepat siam Trichogaster pectoralis 7,6-10,0 8-15

50. Sepengkah Parambassis wolffii 9,0-19,0 13-118

51. Sihitam Labeo chrysophekadion 8,8-31,9 9-428

52. Sumpit Taxotes sp 10,7-22,2 23-262

53. Tapah Wallago leerii 21,6-35,6 69-335

54. Tembakang Helostoma temmincki 7,2-8,1 8-9

55. Terong Mastacembelus

unicolor

11,9-14,0 35-53

56. Tilan Belontia hasselti 8,7-48,5 1-478

Page 46: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

39

3.4.1. Sex Ratio dan Tingkat Kematangan Gonad

Sex ratio (nisbah kelamin) penting diketahui untuk menetukan keseimbangan

suatu jenis ikan di alami, apabila ikan jantan dan betina seimbang atau betina

lebih banyak di alam, diartikan bahwa populasi ikan tersebut masih ideal untuk

mempertahankan kelestarian. Dari contoh ikan yang didapatkan, beberapa jenis

ikan terlihat seimbang antara ikan jantan dengan betina, namun secara umum

jumlah persentase ikan betina lebih banyak dari yang jantan, keculai ikan palau,

yang menujukkan jumlah jantan lebih banyak dari jenis betinanya.

Tingkat kematangan gonad (TKG) merupakan hal yang sangat penting dari

suatu siklus hidup ikan. Mengetahui tingkat kematangan gonad ikan dapat

memberikan keterangan yang berarti mengenai frekuensi, musim pemijahan,

ukuran ikan pertama kali matang gonad dan memijah (Nikolsky, 1963).

Kematangan gonad ikan (TKG) adalah tahapan pada saat perkembangan

gonad sebelum dan sesudah ikan memijah (Utiah, 2007). Perkembangan gonad

pada ikan secara garis besarnya terdiri dari 2 tahap yaitu tahap pertumbuhan dan

tahap pematangan (Lagler et al., 1977). Penentuan TKG dapat dilakukan secara

morfologis dan histologis. Secara morfologis dapat dilihat dari bentuk, panjang,

berat, warna dan perkembangan gonad melalui fase perkembangannya

(Anonimous, 2007).

Pengamatan TKG dan sex ratio dilakukan selama 4 kali survey, diketahui

bahwa ikan-ikan di Sungai Batanghari mengalami proses pematangan gonad dari

bulan Maret sampai Oktober secara bertahap (Tabel 6).

Sejumlah ikan yang cukup banyak ditemukan, beberapa diantaranya sudah ada

yang mengalami pemijahan dengan kematangan gonad atau TKG V seperti ikan

palau (Osteochillus haselti), kepras merah (Cyclocheilichthys sp), kepiat dan

lambak pasir (Labiobarbus sp)/(Tabel 3). Sedangkan ikan lundu (Mystus wolffi),

repang (Puntioplites waandersi)baru mengalami kematangan gonad (TKG) I, II ,

III dan TKG IV.

Page 47: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

40

Tabel 6. Sex ratio dan tingkat kematangan gonad (TKG) ikan

No. Jenis Ikan Bulan Tingkat Kematangan Gonad (%) Sex Ratio (%)

I II III IV V Bt Jt

1. Baung Maret

Mei

Agustus

Oktober

40

-

-

-

60

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

60

-

-

-

40

70

-

-

60

30

-

-

40

2. Keperas merah Maret

Mei

Agustus

Oktober

-

-

-

-

20

-

-

-

20

-

-

22

10

-

-

60

50

-

-

18

58,8

-

-

56

41,2

-

-

44

3. Kepiat/lampam Maret

Mei

Agustus

Oktober

60

20

-

-

40

50

-

-

-

30

-

20

-

-

-

73

-

-

-

7

57,2

56

-

48

42,8

44

-

52

4. Lais Maret

Mei

Agustus

Oktober

40

-

-

-

40

-

-

-

20

-

-

10

-

-

-

70

-

-

-

20

40

-

-

60

60

-

-

40

5. Lambak Maret

Mei

Agustus

Okrtober

25

20

-

-

75

40

-

-

-

40

-

40

-

-

-

50

-

-

-

10

75

60

-

56

25

40

-

44

6. Lambak pasir Maret

Mei

Agustus

Oktober

40

-

-

-

60

-

-

-

-

-

-

10

-

-

-

50

-

-

-

40

60

-

-

62

40

-

-

38

7. Lundu Maret

Mei

Agustus

Oktober

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

35

-

-

-

65

-

-

-

-

-

-

-

62

-

-

-

48

8. Palau Maret

Mei

Agustus

Oktober

-

-

-

10

12

10

-

-

40

15

-

20

44

60

-

30

4

15

-

40

39,8

45

-

62

60,2

65

-

38

9. Repang Maret

Mei

Agustus

Oktober

20

-

-

14

60

-

-

40

20

-

-

30

-

-

-

16-

-

-

-

-

60

-

-

50

40

-

-

50

10. Sebarau Maret

Mei

Agustus

Oktober

80

20

-

-

20

50

-

-

-

30

-

23

-

-

-

40

-

-

-

37

68,9

46

-

52

31,1

54

-

48

11. Selontok Maret

Mei

Agustus

Oktober

-

-

-

-

-

33,4

-

-

-

-

-

30

-

66,6

-

40

-

-

-

30

-

60

-

51

-

40

-

49

Page 48: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

41

3.4.2. Kebiasaan Makan

Makanan bagi ikan dapat merupakan faktor yang menentukan populasi,

pertumbuhan dan kondisi ikan. Jenis makanan satu species ikan biasanya

tergantung pada umur, tempat, waktu dan alat pencernaan dari ikan itu sendiri,

dengan mengetahui makanan atau kebiasaan makan satu jenis ikan dapat dilihat

hubungan ekologi antara ikan dengan organisme lain yang ada di suatu perairan,

misalnya bentuk-bentuk pemangsaan, saingan dan rantai makanan (Effendie,

1992).

Beberpa jenis ikan yang sudah diamati isi lambung maupun isi ususnya (Tabel

7) menunjukkan bahwa jenis-jenis ikan duri (Arius sp), lais (Kryptopterus

kryptopterus), sebarau (Hampala macrolepidota) dan sengarat (Hampala

macrolepidota) tergolong kelompok ikan karnivora (pemakan ikan dan hewan

lainnya). Sedangkan ikan lambak (Thynnichthys polylepis) termasuk ikan

herbivora (pemakan tumbuhan). Selain itu tercatat pula ikan-ikan kelompok

omnivora (pemakan segala macam makanan) seperti ikan lampam dan ikan palau

lundu (Mystus nigriceps), dan bulu ayam (Coilia lindmani)

Tabel 7. Pola kebiasaan makan beberapa jenis ikan di Sungai Batanghari.

No. Jenis Ikan Pakan Alami Sifat Makan

1. Baung Udang, kepiting, detritus Omnivora

2. Bulu ayam Insekta,Annelida, detritus ,plankton Omnovora

3. Duri Udang, ikan kecil, siput Karnivora

4. Gulamo Udang, ikan, kepiting, cacing Karnivora

5. Lais Ikan kecil, udang, serangga air Karnivora

6. Lambak Tumbuhan, algae, detritus Herbivora

7. Lampam Tumbuhan, detritus, cacing Omnivora

8. Lidah Udang, ikan kecil, kepiting Karnivora

9. Lomek Ikan kecil, udang Karnivora

10. Lundu Udang, cacing,serangga,detritus Omnivora

11. Palau Tumbuhan, algae, cacing Omnivora

12. Sebarau Ikan kecil, udang, serangga air Karnivora

13. Sengarat Ikan kecil, udang, kepiting Karnivora

Page 49: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

42

3.4.3. Hasil Tangkapan Ikan

Hasil percobaan penangkapan ikan berdasarkan ukuran mata jaring 1 sampai 3

inch terdapat pada Tabel 8. Ikan yang tertangkap oleh jaring dengan ukuran 1 inch

antara lain adalah ikan-ikan berukuran kecil atau ikan yang masih kecil atau anak

ikan seperti : gulamo, johar, juaro, julung-julung, kepiat/lampam, Lais, lambak

batu, lambak muncung, lambak pipih, parang-parang, pimping, repang, seburuk,

selontok dan ikan seluang. Sedangkan untuk ukuran jaring 3 inch hanya

menangkap ikan yang berukuran relatif besar atau induk ikan seperti patin, ikan

aro, baung, belida, repang dan sapu jagat dsb.

Tabel 8. Jenis, jumlah dan berat ikan yang tertangkap berdasarkan ukuran

mata jaring

No. Ukuran Jaring

(inch)

Nama Ikan Jumlah Ikan

(ekor)

Berat ikan

(gram)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

1 inch

Gulamo

Johar

Juaro

Julung-julung

Kepiat/lampam

Lais

Lais piar

Lambak batu

Lambak muncung

Lambak pipih

Parang-parang

Pimping

Repang

Seburuk

Selontok

Seluang

1

1

14

1

2

1

3

1

1

1

1

1

2

4

1

2

54

20

163

8

12

9

60

4

3

11

22

18

15

29

18

30

17.

18.

19

20.

21.

1,5 inch

1,5 inch

1,5 inch

1,5 inch

1,5 inch

Baung

Jarang gigi

Juaro

Lundu

Parang-parang

2

1

1

30

2

94

?

100

890

150

22.

23.

2 inch

2 inch

Coli

Jarang gigi

1

2

96

134

24.

25.

26.

27.

28.

2,5 inch

2,5 inch

2,5 inch

2,5 inch

2,5 inch

Aro

Coli

Juaro

Kepiat

Keperas

2

2

1

2

1

140

172

215

84

34

Page 50: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

43

29

30.

31.

2,5 inch

2,5 inch

2,5 inch

Lele dumbo

Mentulu

Sapu jagat

1

1

1

100

56

180

32.

33.

34.

35.

36.

3 inch

3 inch

3 inch

3 inch

3 inch

Aro

Baung

Belida

Repang

Sapu jagat

1

1

1

1

3

140

224

202

190

600

Di Sungai Batanghari banyak jenis alat tangkap yang digunakan para

nelayan antara lain adalah : jaring atau pukat, jala, belad, tajur, pancing dan

sebagainya (Tabel 9). Jaring dengan berbagai ukuran paling dominan dioperasikan

diberbagai lokasi dapatmenangkap banyak jenis ikan antara lain ; Aro, belida,

gabus/ruan, jarang gigi, juaro, keperas, kepiat, klemak, lais, lais hujan, mentulu,

repang, sapu jagat, seburuk, sihitam, tirusan dll. Selain jaring alat tangkap yang

dapat menangkap banyak dan beragam jenis ikan adalah belad yaitu alat tangkap

yang terbuat dari jaring juga yang dipasang dipinggir-pingirir sungai. Ikan yang

tertangkap dari bermacam jenis dan ukuran ikan antara lain : Baung, belida,

betutu, gulamo, janggutan/kurau, juaro, lais, lundu, pirang, seluang, sembilang,

senangin, sengarat, sepengkah, tapa, tilan dll. Sedangkan Jala juga dapat

menangkap beberapa jenis ikan dengan berbagai ukuran antara lain : ikan Aro, aro

angit, baung, Ikan lidah, keperas, kepiat, lambak batu, lambak pasir,lambak pipih,

lele dumbo, mentulu, parang-parang dll. Begitu juga alat tangkap lain juga banyak

dihunakan di berbagai lokasi di Sungai batanghari. Diantara alat tangkap yang

digunakan nelayan ada beberapa alat tangkap yang sangat selektif yang hanya

menangkap jenis-jenis ikan tertentu seperti Tajur, pancing, rawai, sengkirai. Tajur

biasanya menangkap ikan baung, lais atau jenis ikan lainnya, sedangkan rawai ada

yang khusus menangkap ikan patin dan sengkirai adalah alat yang khusus

digunakan untuk menangkap udang. Alat tangkap yang umum digunakan adalah

alat rawai di bagian hulu maupun tengah, akan tetap pada bagian hilir sungai

Batanghari umumnya menggunakan alat tangkap blad (barrier traps), alat tangkap

ini merupakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.

Pada dasarnya hasil tangkapan ikan di sungai Batanghari jambi berlangsung

sepanjang tahun, tetapai terdapat fluktuasi antara musin kemarau dan musim hujan

akan tetapai intensitas penangkapan ikan lebih tinggi pada musim kemarau. Awal

Page 51: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

44

musim penghujan merupakan puncak penangkapan karena pada musim penghujan

ikan berukuran relative besar relatif mudah tertangkap.

Tabel 9. Jenis-jenis Alat Tangkap di Sungai Batanghari

No Alat Tangkap Jenis Alat Tangkap

1 Gill net Jaring Insang hanyut (Drift gill nets)

Jaring Insang tetap (Set gill nets)

2 Lift net Anco (Portable liftnet)

Serok (Scoop nets)

3 Hook and Lines Rawai (Long lines)

Pancing (hand and lines)

4 Traps Sero (Guiding barrier)

Jermal 9Stow nets)

Bubu (Portable traps)

Blad (Barrier Traps)

Jala (cast nets)

5 Tombak

Tabel 10. Alat tangkap dan Jenis Hasil Tangkapan

No. Alat

Tangkap

Lokasi Jenis Ikan Hasil Tangkapan

(gram)/(ekor)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Jala MuaraTebo

(Mangun Jaya)

Juaro

Keperas

Kepiat

Kuting beliung

Lais

Lampam caka

Sepat siam

serai

Yuyu

200 / 10

60 / 1

15 / 3

9 / 1

20 / 1

10,5 / 1

0,2 / 1

1 / 1

1 / 1

1.

2.

Jala Pulau Cinan Betrong

Sepat siam

1 / 3

100 / 13

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

11.

12.

Jala Seberang

Kanan

Jembatan

Aro

Aro angit

Baung

Ikan lidah

Keperas

Kepiat

Lambak batu

Lambak pasir

Lambak pipih

Lele dumbo

Mentulu

Parang-parang

-

-

100 / 8

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Page 52: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

45

13.

14.

15.

16.

17.

Repang

Sapu jagat

Seburuk

Sihitam

Wajang

-

-

-

-

-

1. Tajur Tebing Tinggi Baung

Patin

Tapa

1300 / 5

-

-

1. Tajur Mangun Jaya Baung

Tapa

2000 / 8

1. Tajur Pulau Cinan Baung

Patin

1000 / 4

-

1. Tajur Sungai Rengas Baung 1000 / 2

1.

2.

3.

Tajur lais Sungai

Bungkal

Baung

Buntal

Lais

400 / 2

700 / 3

800 / 10

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21

22.

23.

24.

Belad Seberang

Jembatan

Aro

Baung

Belida

Betutu

Buntal

Coli

Duri

Gulamo

Janggutan/kurau

Juaro

Julung-julung

Kakap elang

Lais

Lundu

Pari

Pirang

Sebelah

Selontok

Seluang

Sembilang

Senangin

Sengarat

Sepengkah

Tapa

Tilan

360 / 5

4500 / 17

240 / 2

220 / 1

300 / 5

40 / 2

4

220 / 11

60 / 2

40 / 1

1

20 / 1

125 / 11

161 / 10

-

220 / 4

135 / 3

2270 / 23

40 / 3

4300 / 12

4

105 / 2

196 / 5

340 / 2

5320 / 17

1.

2.

3.

Pukat Sungai Hitam Betok

Gabus/ruan

Keli

1000 / 20

700 / 8

120 / 12

Pukat Kunangan Aro

Belida

Dalum

Gabus/ruan

700 / 12

300 / 2

180 / 1

90 / 2

Page 53: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

46

Juaro

Lele dumbo

Mentulu

Patin

Pari

Repang

Sapo jagat

Seburuk

Selontok

Sengarat

Sepengkah

Sihitam

Tirusan

90 / 3

180 3

-

200 / 2

200 / 1

-

300 / 5

-

-

550 / 4

30 / 3

28 / 1

70 / 3

1.

2.

3.

4.

Pukat Lingkasi Nagis Betok

Gabus

Keli

Sepat siam

40 / 15

1000 / 15

50 / 10

1100 / 28

1.

2.

3.

Pukat Sei.Bungkal Baung

Momok

Keperas

400 / 15

400 /8

200 / 3

1.

2.

3.

4.

Pukat Sei.Rengas Keperas

Seluang

Senggiringan

Wajang

200 /1

400 / 13

200 / 2

1500 / 10

1. Pukat Sungai Udang Gabus 300 / 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Pukat Mangun Jaya Baung

Ikan belang

Julung-julung

Kepiat

Lais

Lambak

Malis

Seluang pimping

Senggiringan

Tembakang

300 / 4

1 / 4

2 / 1

3 / 5

4 / 4

2 / 5

1 / 5

1 /5

2 / 3

2 / 5

1.

2.

3.

Pukat Belungking Berengit

Lambak

Mentulu

8 / 5

900 / 28

2 / 3

1.

2.

3.

Pukat Pulau cinan Juaro

Seburuk

Tilan

610 /

510 /

110 /

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Pukat Sungai Bulian Baung

Keperas

Kepiat

Lambak

Lambak muncung

Lais

Layang

/ 66

/366

-

3000 / 90

2000 / 60

/ 235

500 / 12

Page 54: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

47

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Palau

Parang-parang

Senggiringan

Seluang

Sengarat

Tapa

/ 120

-

700 / 21

-

-

3500 / 50

1.

2.

3.

4.

5.

Pukat Sungai Lais Lambak

Seluang

Sengarat

Senggiringan

Tapa

1000 / 25

1000 / 40

1000 /25

1000 / 30

2000 / 45

1.

2.

3.

4.

Pukat Malapari Baung

Dalum

Lambak

Sengarat

Senggiringan

-

-

-

-

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

Pukat Seberang

Kanan

Aro

Belida

Gabus/ruan

Jarang gigi

Juaro

Keperas

Kepiat

Klemak

Lais

Lais hujan

Lambak

Lambak batu

Layang

Lele dumbo

Mentulu

repang

Sapo jagat

Seburuk

Selontok

Sengarat

Sepengkah

Sihitam

Tirusan

Wajang

700 / 12

300 / 2

90 / 2

-

-

-

-

60 /2

-

-

-

-

-

180 3

-

-

300 / 5

-

-

550 / 4

30 / 3

28 / 1

70 / 3

50 / 4

1.

2.

3.

Pancing Seberang

Jembatan

Buntal

Bulu ayam

Duri kuning

200 / 1

40 / 1

-

1. Rawai Terusan Baung

Patin

350 / 2

1400 / 12

1. Sengkirai Seberang

Jembatan

Udang 100 / 10

Page 55: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

48

Hasil Tangkapan dengan experimen fishing

Ikan hasil tangkapan percobaan (experimen fishing) di Sungai batanghari

menggunakan alat tangkap jaring dengan berbagai disajikan pada Tabel 11.

Komposisi jenis ikan yang tertangkap di lokasi tersebut didominasi oleh ikan-ikan

berukuran berat yang relatif bervariasi. Hal tersebut terkait dengan selektifitas alat

tangkap yang digunakan memiliki ukuran mata jaring yang relatif bervariasi

sehingga ikan-ikan yang berukuran lebih kecil tertangkap juga. Adanya perbedaan

hasil tangkapan yang didapatkan dari mulai hulu samapi hilir, di daerah jambi

pada lokasi penyengat khususnya hasil tangkapan menggunakan jaring hasil yang

dominan yang didapatkan adalah ikan sapu jagat (Macrochirichthys macrochirus).

Sedangkan pada bagian hulu ikan yang dominan adalah ikan baung (Hemibagrus

nemurus) sedangkan pada bagian hilir diominasi oleh ikan juaro dan ikan gulamo

(Johnius sp)

Tabel 11.Jenis Hasil Tangkapan Menggunakan Eexperimen Fishing

N

o Stasiun Jenis Ikan Nama latin

Berat

(gr)

1

Mangun

Jayo Parangan

Macrochirichthys

macrochirus 130

Coli Albulichthys albuloides 268

Baung Hemibagrus nemurus 224

Mentulu Barbichthys laevis 56

Kepiat/lampam

Macrochirichthys

macrochirus 33.8

Keperas Cyclocheilichthys apogon 34

2 Bulian Belida Chitala lopis 202

jarang gigi/bulu

ayam Coilia lindmani 99

lais Kryptopterus kryptopterus 9

3 Penyengat aro Osteochilus. Sp 280

Kepiat

Macrochirichthys

macrochirus 50

sapu Jagat Hypostomus plecostomus 780

repang Ostheocillus repang 194

parang

Macrochirichthys

macrochirus 42

Page 56: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

49

Lais piar Kryptopterus sp 60

johar Rasbora sp 20

seluang Rasbora sp 30

seburuk Hampala macrolepidota 29

lambak muncung Labiobarbus sp 3

lambak pipih Labiobarbus sp 11

baung Hemibagrus nemurus 44

4

Muaro

Kandis baung Hemibagrus nemurus 50

Juaro Pangasius polyuronodon 315

jarang gigi Coilia lindmani 35

Lele dumbo Clarias sp 100

5 Sabak Juaro Pangasius polyuronodon 163

julung-julung Zenarchopterus ectuntio 8

gulamo Johnius sp 64

Page 57: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

50

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Sungai Batanghari telah mengalami degradasi dengan tingkat pencemaran

sedang, dengan tingkat pencemaran tertinggi di bagian tengah yang

disebabkan oleh industri, aktifitas masyarakat, kja dan kegiatan

penambangan ilegal

2. Nilai indeks keanekaragaman untuk biota perairan seperti halnya

fitoplankton, zooplankton dan dengan nilai 1< H’< 2, ini menunjukkan

bahwa Sungai Batanghari sedang mengalami tekanan lingkungan

3. Jumlah jenis ikan yang ditemukan di sungai Batanghari tahun 2015

sebanyak 136 jenis dari 40 famili yang didominasi dari famili

Cypprinidae.

4. Penangkapan ikan berlangsung sepanjang tahun terutama pada musim

kemarau dan pada awal musim penghujan serta ekploitasi terhadap ikan

hias termasuk botia masih tetap dilakukan sehingga di kuatirkan akan

terjadi penurunan populasi dan keragaman jenis ikan di Sungai Batanghari

5. Nilai standing stok ikan yang paling rendah ditemukan pada stasiun muara

sabak yaitu 19.92 kg/km2 dan nilai tertinggi ditemukan pada wilayah

jambi yaitu pada stasiun penyengat olak dan stasiun KJA yaitu 300,6

kg/km2 dan 299.95 kg/km

2

4.2. Saran

Perlunya pengetahuan lebih lanjut mengenai beberapa ikan dominan seperti

halnya ikan baung, ikan lais, ikan belida dan ikan botia serta pengembangan

reservat pada beberapa DAS Batanghari untuk peningkatan pengelolaan

berdasarkan aspek biologis, ekologis dan social eknomis serta melakukan

pengembangbiakan dan domestikasi beberapa ikan yang sudah jarang ditemukan

di Sungai Batanghari.

Page 58: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

51

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 1993. Studi identifikasi dan Inventarisasi Plasma Nuftah Perikanan

Perairan Umum Provinsi Jambi, Dinas Perikanan Provinsi Daerah Tk. I,

Jambi. 119 hal.

Anonim. 2007. Pemeriksaan gonad ikan. http ://jlcome,blogspot.Come/2007/05.

Diunduh tanggal 23 November 2014

Anonymous, 2010. Pendugaan Stok Ikan dan Pengembangan Teknologi

Pengangkapan Ikan yang sesua CCRF (Code of Conduct for Responsible

Fisheries) di Sungai Batanghari Jambi. Laptek Riset Balai Penelitian

Perikanan Perairan Umum, Palembang. 98 hal.

APHA, AWWA and WPCF. 1981. Standard Method for Examination of Water

and Waste Water. Fifteenth Edition. Byrd Pre press and R.R. Donnelly abd

Sons, USA, 1134 p.

Allen, G.R. 1991. Field Guide to the Freshwater Fishes of New Guinea.

Christensen Research Institute. University of California. USA 268 pp.

Allen, G.R., S.H. Midgley & M. Allen. 2002. Field Guide to the Freshwater

Fishes of Australia. Perth: Western Australian Museum 394 pp.

Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth Printing.

Auburn University Agricultural Experiment Station. Alabama USA. 359p.

Bain, M.B. and N.J. Stevenson. 1999. Aquatic Habitat Assesment Common

Methods. American Fisheries Society. Maryland. USA, 216 p.

Boverton, R.J.H and S.J. Holt. 1957. On the dynamics of exploited fish

populations. Fish. Invest. Minist. Agric. Fish. Food G.B. (2 Sea Fish),

19:533 pp.

Effendie, M.I. 1992. Metoda Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan. Bagian

Ichtiology IPB : 112 halaman.

Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.1997.

Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 p

Page 59: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

52

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: 51 Tahun 2004 Tentang Baku

Mutu Air Laut dan Biota Laut, 2004

Kottelat, M; A.J Whitten; S.N Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo, 1993. Freshwater

Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air tawar Indonesia

Bagian Barat dan Sulawesi ). Periplus Editions- Proyek EMDI. Jakarta.

Lagler, K.F., Bardach, J.E., R.R. Miller & D.R.M. Passino. 1977. Ichthyology.

2nd.ed. New York, John Wiley and Sons.

Nikolsky, G.V. 1963. The ecology of fishes. Academic Press: 325 p.

Pennak, R.W. 1978. Freshwater Invertebrates of the United States. New York: A

Willey Interscience Publications John Willey and Sons.

Spare, P. dan S.C, Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku

1: Manual. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta.

Stephen, B. Smith, Anne P.D, Robin J.L, Blazer V.S, and Ronald W.G. 2002.

Illustrated Field Guide for Assesing External and Internal Anomaliesin

Fish, Information and Technology Report, USGS, 56 p.

Utiah, A. 2007. Penampilan reproduksi induk ikan baung (Mystus nemurus)

dengan pemberian pakan buatan yang ditambah asam lemak N-6 dan N-3 dan

dengan implantasi estradiol-17 B dan tiroksin. Makalah sekolah pasca

sarjana I.P.B.2006. http ://www.damandiri.or.id/detail.php. Diunduh tanggal

25 N0vember 2014.

Weber, M and L.F. de Beaufort, 1913. The fishes of the Indo-Australian

Archipelago. II.- Malacopterygii, Myctophoidea, Ostariophysi: I.-

Siluroidea. E.J. Brill, Leiden. 404 p.

Welcomme, R.L. 1985. River basins. FAO Fish Tech Pap. (202): 60 p.

Welcomme, R.L. 2001. Inland Fisheries: Ecology and Management. Food and

Agricultural Organization. The United Nation. Fishing News Book.

Oxford. 357 p.

Page 60: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

53

Lampiran 1. Aktivitas Kegiatan dan Jenis ikan

A. Kondisi dan Aktivitas di Sungai Batanghari

Page 61: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

54

B. Aktivitas Team di Sungai Batanghari

Page 62: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

55

C.Beberapa Jenis-Jenis Ikan ( Nama Lokal) di Sungai Batanghari

Ikan Parangan

Ikan Sengat

Ikan Kepiat

Ikan Keperas

Ikan lais

Ikan Puting Beliung

Page 63: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

56

Ikan Baung

Ikan Sepengkag

Ikan Serai

Ikan Lampam caka

Ikan Yuyu

Ikan sepat siam

Ikan Juaro

Ikan Belida

Page 64: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

57

Lampiran 2. Beberapa Panjang berat ikan di Sungai Batanghari

Janis Ikan Lambak

No Aro

No Panjang Total (cm)

Berat (gr)

Panjang Total (cm)

Berat (gr)

1 12.6 18

1 10.6 16

2 12.7 19

2 13.8 37

3 11.7 19

3 17.4 74

4 12.8 19

4 11.6 21

5 11.2 15

5 9.9 13

6 12.3 19

6 10.3 14

7 12.6 21

7 11.5 17

8 12.8 20

8 10.1 14

9 7.2 4

Lampam

10 6.3 3

1 9.3 10

11 12.3 22

2 9.1 10

12 11.1 18

3 10.3 16

13 13.0 28

4 9.2 10

14 10.6 15

5 9.4 11

15 11.5 20

6 8.6 8

16 10.7 15

7 9.0 9

8 9.1 10

Repang

9 9.5 11

1 14.2 33

10 7.4 6

2 15.7 53

11 7.3 7

3 15.5 43

12 8.7 10

4 9.7 10

13 10.3 15

5 10.6 15

14 16.2 70

6 12.4 22

15 16.0 74

7 11.7 19

16 15.7 62

8 9.4 9

17 15.4 64

9 13.9 32

18 13.6 44

10 10.5 12

19 11.1 20

11 9.6 11

20 11.6 13

12 9.3 10

21 10.6 15

13 8.8 8

22 15.5 49

14 8.7 7

23 14.0 47

15 11.7 23

24 12.6 39

16 15.0 36

25 9.0 12

17 13.1 27

26 8.7 7

18 9.0 9

27 9.0 11

19 9.5 11

28 7.1 6

20 10.3 13

Page 65: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

58

29 9.5 13

21 9.2 9

30 7.6 7

22 9.0 10

31 9.3 12

23 9.0 8

32 9.7 14

24 9.5 8

33 13.3 39

25 10.1 11

34 7.5 6

26 8.7 8

35 10.5 16

27 8.5 7

36 10.2 15

28 6.6 3

37 7.7 6

29 8.0 5

38 10.1 17

30 9.9 10

39 9.8 9

31 7.6 5

Bengalan

Lais Muncung

1 9.5 12

1 19.2 38

2 8.5 7

2 20.2 35

3 8.2 6

3 17.4 21

4 14.0 19

Baung

5 14.2 17

1 17.0 36

6 15.6 18

2 14.5 21

7 14.6 16

3 16.0 28

8 17.6 38

4 18.9 92

9 15.4 28

5 20.7 62

10 13.7 17

6 14.6 33

11 13.1 12

7 13.2 23

8 13.6 24

Belida

9 13.1 22

1 24.6 94

10 12.2 25

2 27.0 131

11 13.4 21

12 20.7 85

Lidah

13 12.2 14

1 16.1 15

14 19.5 72

2 13.5 31

15 11.8 13

3 17.2 19

16 10.4 10

4 16.7 64

17 13.7 22

5 14.0 10

18 10.7 10

6 13.9 10

19 10.2 10

7 16.1 15

20 12.5 15

21 19.0 48

Baung Munti

22 22.0 79

1 20.9 44

23 19.4 42

2 21.3 57

24 16.1 32

3 18.7 41

25 15.2 32

4 17.5 61

Page 66: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

59

26 17.0 46

5 20.5 95

27 15.6 37

28 21.1 77

Tapah

29 21.2 87

1 34.5 335

30 19.3 58

2 35.6 335

31 11.1 8

3 26.2 130

32 24.9 114

4 29.2 200

33 25.0 151

5 28.4 150

34 30.0 276

6 25.9 143

35 10.5 11

7 23.0 84

36 14.8 27

8 27.0 146

37 16.3 35

9 17.1 40

38 19.2 57

10 21.6 69

11 22.9 71

Sebarau

1 18.2 67

Jarang gigi

2 14.7 35

1 25.4 134

3 16.2 55

2 23.5 102

4 16.0 46

3 20.2 34

5 17.0 57

4 20.5 63

6 13.2 28

5 18.3 39

7 14.5 34

6 24.4 103

8 13.8 31

7 19.2 50

9 14.0 31

8 18.8 46

10 12.8 24

9 17.7 38

11 16.0 47

10 16.8 38

12 13.5 27

11 18.3 39

13 14.0 33

12 23.9 107

14 16.5 51

13 16.7 32

15 13.5 29

14 19.6 57

16 13.4 24

15 16.9 35

17 11.7 20

16 16.6 28

18 13.5 27

17 15.8 25

19 14.0 21

18 17.1 40

20 13.8 28

19 19.6 48

21 12.2 20

20 20.8 68

22 11.8 20

21 20.2 66

23 12.7 23

22 11.1 10

24 12.5 23

23 11.3 11

25 11.6 18

26 12.8 23

Sepengkah

27 12.1 19

1 14.6 55

28 12.6 22

2 19.0 118

Page 67: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

60

29 12.5 21

3 15.1 67

30 14.3 30

4 15.2 74

5 11.4 41

Lambak Pasir

6 11.6 29

1 12.2 18

7 12.3 40

2 12.8 21

8 16.9 80

3 12.0 15

9 13.8 49

4 12.5 21

10 10.0 18

5 11.0 15

11 9.7 12

6 12.5 22

12 13.0 39

7 11.1 13

13 15.6 70

8 11.1 13

14 11.9 30

9 10.3 13

15 10.1 17

10 12.0 17

16 9.0 13

11 14.2 28

11.9 17

Senggiringan

1 15.6 27

Sengarat

2 15.7 27

1 25.5 84

3 15.2 25

2 26.2 93

4 14.7 20

3 24.8 76

5 17.7 51

4 23.5 72

6 11.8 13

5 21.1 47

7 9.9 7

6 21.4 48

8 12.5 14

7 23.8 62

9 13.4 19

8 23.2 60

10 8.7 6

9 25.6 90

11 21.0 80

10 23.3 57

12 20.0 56

11 18.0 29

12 24.2 63

Parang

13 23.4 63

1 22.3 52

14 23.9 78

2 12.0 10

15 21.7 63

3 11.6 8

16 16.3 20

4 24.6 66

5 22.1 54

Patin lubuk

6 22.5 53

1 25.2 120

7 22.5 58

2 24.5 115

8 22.3 59

3 26.7 159

4 22.6 95

Layang

5 25.0 105

1 16.0 24

2 16.0 27

Lambak Muncung

3 12.0 12

Page 68: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

61

1 17.3 49

4 14.1 19

2 18.0 55

5 12.6 12

3 14.4 25

6 13.6 15

4 17.8 53

7 15.1 19

5 16.0 42

6 14.0 26

Kakap

7 14.5 30

1 10.5 24

8 16.4 46

2 17.5 126

9 14.1 29

3 10.1 25

10 12.5 23

4 10.4 25

11 13.1 26

5 10.2 23

12 11.7 17

6 8.5 14

13 13.6 26

7 7.6 7

14 14.0 27

Selontok

Lambak pipih

1 27.2 176

1 14.0 28

2 23.3 101

2 14.3 30

3 26.7 166

3 14.0 24

4 18.3 58

4 13.2 22

5 19.0 58

5 13.3 26

6 11.6 18

Lais Janggut 7 19.2 68

8 13.8 24

1 25.0 56

9 15.4 36

2 26.5 64

10 16.0 31

3 21.6 29

11 12.3 14

4 21.4 29

12 15.5 34

5 23.8 44

13 14.8 24

6 27.6 75

7 20.9 29

aro mata merah

8 20.3 29

1 16.9 64

9 22.8 34

2 20.8 104

10 16.8 18

3 19.8 91

11 21.7 42

4 16.1 48

12 14.3 13

5 15.6 44

13 12.7 12

14 14.6 15

Juaro

15 15.0 15

1 22.5 95

2 18.3 60

Duri putih

3 21.6 93

1 17.6 34

4 21.2 96

2 18.5 63

5 20.6 76

3 18.7 83

6 20.8 65

Page 69: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

62

4 17.0 33

7 15.8 35

5 19.5 92

8 19.2 57

6 18.0 47

7 18.2 47

Tilan

8 16.5 43

1 25.3 54

9 17.2 44

2 20.8 28

10 19.2 74

3 18.9 22

11 17.2 48

4 18.6 18

12 17.5 46

5 8.7 1

13 15.4 38

6 20.7 28

14 16.8 42

7 29.2 95

15 18.3 57

8 29.5 94

16 18.3 58

9 31.4 108

17 17.8 47

10 48.5 478

18 16.3 34

11 31.7 127

19 19.6 90

20 16.7 50

Sihitam

21 16.9 42

1 12.1 20

22 17.6 66

2 21.2 129

23 16.8 50

3 19.2 74

24 17.1 57

4 12.9 22

25 15.9 30

5 11.5 15

26 14.8 31

6 10.0 11

27 15.9 49

7 11.0 15

28 14.0 32

8 31.9 428

29 13.8 25

9 26.0 211

30 14.2 25

10 8.8 9

31 11.0 12

11 12.2 22

32 14.5 31

12 14.9 33

33 13.1 22

13 13.0 25

34 15.1 35

14 10.3 12

35 15.3 37

15 15.7 40

36 13.9 31

16 15.4 39

Palau

betok

1 11.8 21

1 10.0 22

2 10.9 15

2 9.0 16

3 11.1 10

3 9.9 24

4 12.7 24

4 9.1 14

5 11.3 21

5 9.1 16

6 14.2 38

6 9.6 18

7 14.1 35

7 8.9 15

8 15.5 45

8 9.2 17

Page 70: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

63

9 11.0 16

9 8.9 15

10 11.5 18

10 8.8 13

11 11.8 21

11 8.8 13

12 10.9 17

12 8.9 15

13 10.5 16

13 8.6 14

14 11.2 17

14 8.6 13

15 11.1 18

16 11.5 20

keperas

17 11.0 16

1 11.1 15

18 11.5 18

2 11.1 17

19 10.5 15

3 10.0 12

20 10.2 14

4 9.6 11

21 10.5 14

5 12.6 27

22 11.7 21

6 13.1 34

23 12.2 22

7 12.0 25

24 11.3 20

8 12.2 23

25 11.2 18

9 14.6 42

26 10.9 18

27 11.3 17

mentulu

28 10.9 15

1 16.1 39

29 11.2 18

2 14.7 30

30 10.6 16

3 16.6 53

31 10.0 13

4 14.0 26

32 9.9 11

5 16.8 45

33 9.8 13

6 15.5 35

34 11.9 17

7 10.7 13

35 15.4 57

10.2 11

36 13.3 28

37 12.7 26

Keperas merah

38 13.3 27

1 9.2 10

39 12.7 26

2 11.7 17

40 11.7 20

3 11.7 20

41 11.3 17

4 10.0 13

42 11.0 16

5 10.0 14

43 11.0 15

6 10.5 14

44 10.7 14

7 11.0 16

45 11.3 18

8 10.5 14

46 12.8 27

9 10.2 14

47 11.6 19

10 9.7 12

48 12.0 25

11 9.7 11

49 11.5 21

12 9.5 11

50 11.6 19

13 9.7 12

51 13.5 30

14 9.6 10

Page 71: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

64

52 10.7 15

15 10.2 10

53 11.7 22

16 9.8 12

54 11.2 17

17 9.7 10

55 11.4 19

56 11.2 18

wajang

57 10.8 15

1 12.2 17

58 11.0 17

2 15.2 34

59 10.6 17

3 16.4 44

60 11.7 18

4 12.1 20

61 11.0 15

5 13.0 19

62 12.3 21

6 11.1 13

63 10.0 13

7 13.6 21

64 10.7 12

8 9.4 8

65 11.0 16

9 12.5 20

66 10.6 13

10 11.5 19

67 10.2 11

11 13.0 21

68 11.2 18

12 25.0 23

69 12.6 29

13 12.4 23

70 13.0 27

71 11.5 23

terong

72 11.5 22

1 12.4 35

73 11.0 13

2 11.9 35

74 11.2 15

3 14.0 53

75 10.5 15

76 12.0 22

baung reso

77 10.7 15

1 10.6 11

78 11.5 20

2 23.5 99

79 11.5 16

3 22.5 103

80 11.0 18

4 13.7 21

81 10.3 14

82 10.0 13

lundu

83 12.5 23

1 13 19

84 11.5 21

2 10 9

85 11.5 20

3 9 15

86 11.0 17

87 10.5 14

Jambal pipih

88 10.7 15

1 12.7 20

89 10.0 12

2 12.5 23

90 10.8 17

3 14.9 40

91 11.7 19

4 7.3 4

92 11.0 16

5 11.2 18

93 12.7 23

6 13.2 24

94 15.4 58

7 11.8 20

Page 72: KAJIAN TINGKAT DEGRADASI DAN POTENSI SUMBER DAYA IKAN …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files... · seperti MCK (mandi, cuci, kakus) dengan membuat jamban, transportasi,

65

95 16.6 63

8 11.0 16

96 16.2 63

9 12.5 21

97 13.5 38

10 10.5 11

98 13.1 32

99 15.2 53

gulamo

100 12.0 25

1 15.0 34

101 16.3 61

2 16.8 59

12.5 27

3 13.4 22

4 11.4 12

janggut

1 16.4 25

dalum

2 11.6 9

1 32.9 198

3 11.0 16

sembilang

kalui

1 29.0 111

1 9.5 19