terapi oksigen akut - andreas elberts

Post on 11-Dec-2015

234 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

sdeaffffffffffffffffffffffffffffffff

TRANSCRIPT

Andreas Elbert11 2013 253

PendahuluanOksigen merupakan life saving, tetapi dosis

yang tidak tepat dan kelalaian pengawasan terapi bisa menyebabkan konsekuensi yang serius.

Untuk menjadi terapi yang aman dan efektif, terapi membutuhkan flow rate, sistem transportasi, durasi dan pengawasan terapi.

Oksigenasi Jaringan yang Inadekuat

Transportasi oksigen tergantung pada :Ventilasi yang adekuat, pergantian gas

dan distribusi sirkulasi.Jika sistem diatas tidak berjalan dengan

baik, maka dapat menyebabkan hipoksia dalam 4 menit.

Tanda-tanda hipoksia jaringan kadang sulit untuk dikenali, tetapi dapat ditemui dengan gejala seperti:

Perubahan status mentalDispneuSianosisTakipneuAritmiaKomaPaO2 dan SaO2 indikator untuk memulai, monitor

dan menyesuaikan terapi oksigen

Hiperventilasi dapat terjadiapabila Pao2 turun ke angka 5,3 kPa, selanjutya apabila Pao2 <4 kPa dapat terjadi koma.

Patofisiologi Hipoksia JaringanHipoksemia Arterial

PaO2 rendah (dataran tinggi)Hipoventilasi alveolar (sleep apnoe, overdosis opiat)Mismatch ventilasi-perfusi (asma, pneumonia,

atelektasis)Right to left shunts (pulmonary embolism)

Kegagalan sistem transport oksigen-hemoglobinPerfusi jaringan inadekuatHb rendahDisosiasi oksigen abnormal (Haemoglobinopati,

karboksihaemoglobin yang tinggi)Keracunan histotoksik (sianida, septikemia)

Indikasi Terapi Oksigen AkutSecara empiris diberikan pada pasien dengan

cardiac / respiratory arrest / respiratory distres / hypotension

Analisis gas darah arterial, Pco2, status asam-basa menentukan derajat hipoksemia

Derajat HipoksemiaPaO2 (mmHg) SaO2 (%)

Ringan 60- 79 90-94

Sedang 40 – 59 75-89

Berat < 40 <75

Rekomendasi American College of Chest Physicians and National Heart Lung and Blood Institute untuk terapi O2 :

Cardiac dan respiratory arrestHipoksemia (PaO2 < 7,8 kPa, SaO2 < 90%)Hipotensi (Sistolik < 100 mmHg)Cardiac output rendah dan asidosis metabolik

(bikarbonat < 18 mmol/l)Respiratory distress (RR > 24x/menit)

Masker OksigenHigh flow, jet mixing masks = O2 24-35% ,

rebreathing (-) Gagal nafas tipe 2Low flow masks = sampai 60% (6-10 L/mnt),

rebreathing (+) Gagal nafas tipe 1

Masker OksigenRebreathing and anaesthetic type oxygen

masks = 60-100% Nasal Prongs = 25-30%, 1-6 L/mntNon-Invasive Assisted Ventilation

Memantau Terapi OksigenGas darah pH, PaO2 , Paco2

Pulse Oximetry status oksigenasiRekomendasi dalam memantau terapi oksigen :

Analisa gas darah sebelum terapi oksigen bila memungkinkan

Analisa gas darah / oximetry 2 jam setelah terapi O2 Pasien hipoksemia resiko aritmia / gagal nafas terus

dimonitor dengan oximetryPasien resiko gagal nafas tipe 2, analisa gas darah &

oximetryStadium akut anlisa gas darah setiap hari & oximetry

Stop Terapi OksigenOksigenasi arterial sudah adekuat (Pao2 > 8

kPa, Sao2 > 90%)Bahaya Terapi Oksigen =

KebakaranPulmonary Oxygen Toxicity merusak

membran alveolar bila diberikan oksigen konsentrasi tinggi (>60%) >48 jam

Paul-Bert Effect oksigen hiperbarik vasokonstriksi cerebral dan epilepsi

Terima Kasih

top related