teknik mobilisasi pada pasien dekubitus

Post on 22-Jun-2015

3.237 Views

Category:

Documents

16 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

TEKNIK MOBILISASI PADA PASIEN DEKUBITUS

KELOMPOK IV NUZULYA RAHMADHANI

SRI NALA YOVITA SELA PARUBANG OKTAVIANUS SILISANGA

VALENTINA RUMLUS

Menurut NPUAP (1995 dalam Potter & Perry, 2005) ada perbandingan luka dekubitus derajat I sampai derajat IV yaitu: a. Derajat I: Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi luka kulit yang diperbesar. Kulit tidak berwarna, hangat, atau keras juga dapat menjadi indikator

b. Derajat II: Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan dermis. Luka superficial dan secara klinis terlihat seperti abrasi, lecet, atau lubang yang dangkal.

c. Derajat III: Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah tapi tidak melampaui fascia yang berada di bawahnya. Luka secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.

d. Derajat IV: Hilangnya seluruh ketebalan kulit disertai destruksi ekstensif, nekrosis jaringan; atau kerusakan otot, tulang, atau struktur penyangga misalnya kerusakan jaringan epidermis, dermis, subkutaneus, otot dan kapsul sendi.

Tempat terjadinya luka Dekubitus a. Pada penderita pada posisi terlentang: pada daerah belakang kepala, daerah tulang belikat, daerah bokong dan tumit.

b. Pada penderita dengan posisi miring: daerah pinggir kepala (terutama daun telinga), bahu, siku, daerah pangkal paha, kulit pergelangan kaki dan bagian atas jari-jari kaki.

c. Pada penderita dengan posisi tengkurap: dahi, lengan atas, tulang iga, dan lutut.d. Pada penderita yang berada di kursi roda: skapula, sakrum, ischium, tumit, ujung kaki.

Teknik mobilisasi pada pasien dekubitusMobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier, 1989). Macam – macam posisi klien di tempat tidur1. Posisi fowler (setengah duduk)2. Posisi litotomi3. Posisi dorsal recumbent4. Posisi supinasi (terlentang)5. Posisi pronasi (tengkurap)6. Posisi lateral (miring)7. Posisi sim8. Posisi trendelenbeg (kepala lebih rendah dari kaki)

MOBILISASI DENGAN MEMBERIKAN POSISI MIRING Persiapan alat :1. Satu bantal penopang lengan2. Satu bantal penopang tungkai3. Bantal penopang tubuh bagian belakang Cara kerja :1. Angkat/singkirkan rail pembatas tempat tidur pada sisi di mana perawat akan melakukan mobilisasi2. Pastikan posisi pasien pada bagian tengah tempat tidur, posisi supinasi lebih mudah bila dilakukan mobilisasi lateral

3. Perawat mengambil posisi sebagai berikut :a) Perawat mengambil posisi sedekat mungkin menghadap klien di samping tempat tidur lurus pada bagian abdomen klien sesuai arah posisi lateral (misalnya; mau memiringkan kekanan, maka perawat ada di samping kanan klien b) Kepala tegak dagu di tarik ke belakang untuk mempertahankan punggung pada posisi tegak. c) Posisi pinggang tegak untuk melindungi sendi dan ligamen. d) Lebarkan jarak kedua kaki untuk menjaga kestabilan saat menarik tubuh klien e) Lutut dan pinggul tertekuk / fleksi

4. Kemudian letakkan tangan kanan lurus di samping tubuh klien untuk mencegah klien terguling saat di tarik ke posisi lateral (sebagai penyangga). 5. Kemudian letakkan tangan kiri klien menyilang pada dadanya dan tungkai kiri menyilang diatas tungkai kanan dengan tujuan agar memberikan kekuatan saat di dorong. 6. Kemudian kencangkan otot gluteus dan abdomen serta kaki fleksi bersiap untuk melakukan tarikan terhadap tubuh klien yakinkan menggunakan otot terpanjang dan terkuat pada tungkai dengan tujuan mencegah trauma dan menjaga kestabilan. 7. Letakan tangan kanan perawat pada pangkal paha klien dan tangan kiri di letakan pada bahu klien.

8. Kemudian tarik tubuh klien ke arah perawat dengan cara :a) Kuatkan otot tulang belakang dan geser berat badan perawat ke bagian pantat dan kaki. b) Tambahkan fleksi kaki dan pelfis perawat lebih di rendahkan lagi untuk menjaga keseimbangan dan ke takstabilc) Yakinkan posisi klien tetap nyaman dan tetap dapat bernafas lega 9. Kemudian atur posisi klien dengan memberikan ganjaran bantal pada bagian yang penting sebagai berikut :a) Tubuh klien berada di samping dan kedua lengan berada di bagian depan tubuh dengan posisi fleksi, berat badan klien tertumpu pada bagian skakula dan illeum. Berikan bantal pada bagian kepala agar tidak terjadi abduksi dan adduksi ada sendi leher.

b) Kemudian berikan bantal sebagai ganjalan antara kedua lengan dan dada untuk mencegah keletihan otot dada dan terjadinya lateral fleksi serta untuk mencegah / membatasi fungsi internal rotasi dan abduksi pada bahu dan lengan atas. 10. Berikan ganjalan bantal pada bagian belakang tubuh klien bila diperlukan untuk memberikan posisi yang tepat 11. Rapikan pakaian dan linen klien serta bereskan alat yang tidak digunakan.

TERIMA KASIH

top related