ta chapter 11
Post on 02-Feb-2016
61 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
THE DEFINITION OF LIABILITIES
SFAC no 6 menggambarkan unsur-unsur yang terdiri dari neraca sebagai aset,
kewajiban, dan ekuitas. Aset memiliki manfaat ekonomis di masa depan. Kewajiban dan
ekuitas menyediakan sumber daya (modal) untuk akuisisi aset.Jumlah kewajiban
perusahaan memiliki relatif terhadap ekuitas disebut struktur modal perusahaan.
Dalam praktek akuntansi saat ini, kewajiban dan ekuitas diperlakukan sebagai elemen
yang terpisah dan berbeda dari struktur modal perusahaan. Perbedaan ini tampak dalam
persamaan akuntasi fundamental :
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Kewajiban dan ekuitas adalah pengadu aset perusahaan, tetapi ekuitas merupakan
kepemilikan, sedangkan kewajiban adalah klaim kreditur.Kepentingan-kepentingan
yang berbeda, dan pengungkapan terpisah mereka adalah relevan untuk pembuat
keputusan yang mengandalkan informasi keuangan yang dipublikasikan.
Teori ekuitas menyeimbangan unsur-unsur neraca yang terkaitdan memiliki implikasi
untuk definisi dari kewajiban dan ekuitas. Teori entitas menggambarkan persamaan
akuntansi sebagai:
Aset = Ekuitas
Menurut teori entitas, tidak ada perbedaan mendasar antara kewajiban dan ekuitas
pemilik.Keduanya menyediakan modal untuk entitas bisnis dan menerima pendapatan
sebagai imbalan dalam bentuk bunga dan dividen. Kewajiban dan ekuitas dicatat secara
terpisah di dalam neraca.
Teori propietary menjelaskan bahwa aktiva bersih perusahaan adalah milik pemilik.
Berdasarkan teori ini, ekuitas adalah sama dengan nilai bersih dari pemilik. Hubungan
Teori proprietary diartikan sebagai:
Aset – Kewajiban = Ekuitas
1
APB mendefinisikan kewajiban dan ekuitas pemilik dalam pernyataan no.4 dan
menyatakan bahwa aset dikurangi kewajiban sama dengan modal pemilik.
Selain itu, SFAC no 6 menentukan kewajiban dan ekuitas dengan teori propietary
sebagai berikut:
1. Kewajiban. Pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa
depan yang timbul dari kewajiban sekarang oleh entitas tertentu untuk
mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa depan atas
transaksi atau peristiwa masa lalu
2. Ekuitas. Sisa aset setelah dikurangi kewajibannya. Dalam sebuah perusahaan
bisnis, ekuitas adalah kepemilikan.
RECOGNITION AND MEASUREMENT OF LIABILITIES
Menurut SFAC no 5, untuk akun yang diakui sebagai kewajiban dalam laporan
keuangan, harus memenuhi definisi kewajiban yang ada dalam SFAC no 6, dan itu
harus dapat diukur. Secara teoritis, kewajiban harus diukur pada nilai sekarang dari arus
kas masa depan, yang didiskontokan pada tingkat bunga pasar. Nilai sekarang yang
telah didiskonto mengukur nilai pasar awal wajar kewajiban.
Kewajiban diukur pada jumlah yang ditetapkan dalam nilai tukar.Namun, menurut
metode biaya akuntansi tradisional, kewajiban tidak disesuaikan dengan nilai wajar
pada setiap akhir periode akuntansi berikutnya.
Klasifikasi dan pengukuran kewajiban tidak selalu mudah. Misalnya, perawatan
kesehatan bagi karyawan yang telah pensiun, diakui sebagai kewajiban. FASB
mendukung hal ini karena terdapat dalam SFAC no 6 definisi dari kewajiban.
Sayangnya, di dalam definisi SFAC no 6 seperti yang ada di Pernyataan APB 4,
meninggalkan pertanyaan yang belum terselesaikan.
2
DEBT VERSUS EQUITY
Di dalam definisi sebelumnya, klasifikasi semua item di sisi kanan neraca adalah
kewajiban atau komponen ekuitas.Persyaratan ini mengandaikan bahwa semua
kepentingan keuangan dalam perusahaan adalah kewajiban atau ekuitas dan
menganggap bahwa perbedaan dapat segera jelas bagi siapapun yang mempersiapkan
laporan keuangan. Terdapat dua asumsi yang keliru:
1. Berbagai macam surat berharga yang diterbitkan, namum perusahaan yang
kompleks tidak mudah meminjamkan surat berharga tersebut untuk skema
klasifikasinya.
2. Sampai saat ini tidak ada pedoman otoritatif yang digunakan dalam menerapkan
skema klasifikasi. Satu pihak mungkin melihatnya sebagai utang, namun yang
lain mungkin melihat sebagai ekuitas.
Selama akuntan merasa bahwa perbedaan antara utang dan ekuitas perlu dilanjutkan, itu
menunjukkan perlunya bagi akuntan untuk mengembangkan kriteria tambahan untuk
membantu dalam mengklasifikasikan item pada sisi kanan dari persamaan akuntansi
baik sebagai hutang atau ekuitas.
CONSOLIDATED SET OF DECISION FACTORS
Berikut ini adalah 13 faktor sebagai panduan untuk membantu dalam menentukan
klasifikasi item pada sisi kanan dari persamaan akuntansi baik sebagai hutang atau
ekuitas:
1. Maturity Date (Tanggal Jatuh Tempo)
Utang biasanya memiliki tanggal jatuh tempo yang tetap, sedangkan ekuitas
tidak. Oleh sebab itu, di dalam utang dibentuk satu akun sebagai dana cadangan
untuk memastikan bahwa dana akan tersedia saat tanggal jatuh tempo
2. Claim on Assets (Klaim pada Aktiva)
Jika sebuah bisnis mengalami likuidasi, klaim kreditur diprioritaskan lebih
dahulu dari pemilik. Ada dua faktor interpretasinya :
a. Semua klaim selain klaim prioritas pertama adalah klaim ekuitas.
3
b. Seluruh klaim lain daripada yang terakhir adalah kreditur klaim.
3. Claim on Income (Klaim atas Penghasilan)
Tingkat dividen atau bunga tetap memiliki preferensi atas dividen/pembayaran
bunga. Tidak ada jaminan bahwa tingkat bunga akan tetap, Oleh karena itu,
pemegang hak saham preferen dan pemegang saham biasa bersatu dalam
distribusi pendapatan.
4. Market Valuations (Valuasi Pasar)
Selama perusahaan mampu membayar utangnya, valuasi pasar pada
kewajibannya tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Namun sebaliknya,
harga pasar efek ekuitas dipengaruhi oleh laba perusahaan maupun oleh
ekspektasi investor mengenai pembayaran dividen di masa depan.
5. Voice in Management (Suara dalam Manajemen)
Di dalam perusahaan, pemungutan suara adalah hal yang paling sering dilakukan
dalam pengelolaan korporasi.. Hak pemungutan suara ini biasanya terbatas pada
pemegang saham biasa tetapi akan diperluas ke investor lain jika perusahaan
gagal dalam kondisi tertentu
6. Maturity Value (Nilai Jatuh Tempo)
Sebuah kewajiban memiliki nilai jatuh tempo tetap yang tidak berubah
sepanjang hidupnya. Persentase kepemilikan tidak tetap kecuali dalam hal
likuidasi, oleh karena itu tidak memiliki nilai jatuh tempo
7. Intent of Parties
Terdapat 2macam pembagian investor menurut tujuannya :
i. Investor yang ingin keamanan
ii. Investor yang ingin pertumbuhan modal dan investasi.
Jika investor termotivasi untuk membuat investasi tertentu atas dasar
keselamatan ,maka keamanan dipandang sebagai utang daripada ekuitas.
Namun, jika investor termotivasi untuk memperoleh keamanan dengan
kemungkinan pertumbuhan modal dan jika keamanan menawarkan kesempatan
pertumbuhan modal, keamanan akan dipandang sebagai ekuitas daripada utang
8. Preemptive Right
4
Melalui hukum, pemegang saham biasa memiliki hak memesan saham terlebih
dahulu (hak untuk membeli saham biasa dalam penawaran saham baru oleh
korporasi)
9. Conversion Features (Fitur Konversi)
Sebuah keamanan yang dapat dikonversi menjadi saham biasa yang memiliki
potensi untuk menjadi ekuitas jika saat ini tidak dianggap sebagai ekuitas
10. Potential Dilution of Earnings per Share (Potensi Dilusi Laba per Saham)
Fitur konversi keamanan adalah faktor paling mungkin terjadi dari pengaruh
dilusi pada laba per saham, selain masalah baru dari saham biasa.Dalam hal
apapun, keamanan yang memiliki potensi untuk mencairkan laba per saham
diasumsikan memiliki karakteristik ekuitas.
11. Right to Enforce Payments (Hak untuk Memaksa Pembayaran)
Dari sudut pandang hukum, kreditur memiliki hak untuk menerima bunga
periodik pada tanggal yang telah disepakati dan memiliki nilai jatuh tempo yang
dibayar pada saat jatuh tempo. Pemilik tidak memiliki hak hukum, oleh karena
itu, keberadaan hak untuk menegakkan pembayaran merupakan indikasi dari
insrument utang
12. Good Business Reasons for Issuing(Alasan yang tepat untuk Melakukan
Penerbitan)
Menentukan apa yang menjadi alasan bisnis yang baik untuk mengeluarkan
keamanan dengan fitur tertentu daripada satu dengan fitur yang berbeda
menyajikan masalah yang sulit. Dua terkait sub-faktor alternatif yang tersedia
dan jumlah kapitalisasi. Efek yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan dalam
kesulitan keuangan atau dengan rendahnya tingkat kapitalisasi dapat dianggap
ekuitas dengan alasan bahwa hanya mereka dengan kepemilikan bersedia
menerima risiko, sedangkan surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan
dengan tingkat tinggi kapitalisasi dipandang sebagai utang
13. Identity of Interest between Creditors and Owners (Identitas Tujuan antara
Kreditur dan Pemilik)
Berikut ini adalah instrument keuangan bebas yang diklasifikasikan sebagai
kewajiban menurut PSAK no 150:
5
Instrumen keuangan yang wajib ditarik kembali. Contohnya: kewajiban
menebus saham preferen
Instrumen keuangan yang pada awalnya bertujuan untuk memenuhi
kewajibannya untuk membeli kembali saham ekuitas emiten, seperti
kewajiban, dan membantu emiten untuk menyelesaikan kewajibannya
dengan cara mentransfer asset
Instrumen keuangan yang membutuhkan penerbit untuk memenuhi
kewajibannya (bersyarat/kondisional) untuk menyelesaikan dengan cara
mengeluarkan sejumlah variabel saham. Nilai moneter instrumen
keuangan ini berdasarkan:
o Jumlah uang yang tetap/tidak berubah
o Variasi dalam nilai selain nilai wajar saham ekuitas emiten
o Variasi yang berbanding terbalik dalam nilai wajar saham ekuitas
emiten
LONG-TERM DEBT CLASSIFICATIONS
BONDS PAYABLE
4 alasan perusahaan menerbitkan obligasi daripada saham:
1. Sumber dana yang tersedia mungkin hanya obligasi
Banyak perusahaan kecil dan menengah terlihat memiliki risiko yang sangat
tinggi bagi investor untuk menanamkan investasi permanen.
2. Pendanaan obligasi memiliki biaya yang lebih rendah
Karena sifat obligasi yang ‘low risk’, maka biaya bunga pun lebih rendah.
Investor yang memiliki saham cenderung mengharapkan return yang besar untuk
mengimbangi risiko yang besar.
3. Pendanaan obligasi memberikan manfaat pajak
Pembayaran bunga obligasi dapat dikurangi pajak penghasilan, sedangkan
dividen saham tidak.
4. Tidak ada hak khusus voting
6
Pemegang obligasi tidak mendapatkan hak voting sehingga tidak perlu khawatir
akan penurunan proporsi kepemilikan seperti yang dialami pemegang saham.
Penggunaan dana pinjaman dikenal sebagai financial leverage. Biasanya, investor
mengharapkan return yang lebih besar daripada biaya investasi. Investasi saham yang
diperoleh perusahaan berfungsi sebagai proteksi bagi pokok dan pendapatan obligasi,
dan hubungan kekuatan pendapatan saat ini dengan debt-to-equity memengaruhi
tingkat bunga yang diperlukan oleh pemegang obligasi. Penggunaan pendanaan obligasi
harus mengakui financial leverage meningkatkan return saham hanya saat return atas
proyek lebih besar daripada biaya dana pinjaman. Laba kelebihan pembayaran bunga
akan meningkatkan laba per lembar. Tetapi, jika return atas investasi jatuh di bawah
suku bunga obligasi yang telah ditetapkan, laba per lembar juga akan turun.
Bond Classifications
Obligasi menurut sifat proteksi yang ditawarkan oleh perusahaan dapat diklasifikasikan
menjadi 2 jenis:
1. Mortgage bonds. Obligasi jenis ini dijaminkan lewat hak gadai terhadap aset
milik perusahaan.
2. Debenture bonds. Obligasi jenis ini tidak dijaminkan lewat aset atau properti
apapun, dan kemampuannya untuk dijual berdasarkan pada kredit umum milik
perusahaan.
Bond Selling Prices
Obligasi biasanya dijual dalam satuan $10,000 dan mempunyai nilai bunga yang
ditetapkan.Suku bunga yang ditetapkan (stated interest rate) ini dicetak di kontrak
obligasi (bond indenture), dan menetapkan jumlah bunga yang harus dibayarkan kepada
investor pada setiap akhir periode bunga. Bunga yang tertulis tadi akan memperkirakan
tingkat harga obligasi yang akan dijual oleh manajemen. Obligasi yang diterbitkan
dengan risiko yang relatif rendah akan menyediakan interest rate yang rendah, begitu
juga sebaliknya.
7
Sejak obligasi disahkan hingga diterbitkan, kondisi ekonomi yang memengaruhi interest
rate mungkin akan berubah. Sehingga pada saat penerbitan, interest rate yang
ditetapkan dapat berbeda daripada market rate obligasi yang serupa. Investor tidak akan
bersedia menginvestasikan dana pada obligasi dengan interest rate yang lebih rendah
daripada market rate. Demikian juga perusahaan tidak akan bersedia menerbitkan
obligasi dengan interest rate yang lebih tinggi daripada market rate. Karena suku bunga
telah ditetapkan sebelumnya dan tidak dapat diubah, maka harga pasar obligasi akan
disesuaikan sehingga suku bunga efektif (effective rate) setara dengan market rate.
Tingkat suku bunga pasar yang diperlukan untuk menjual obligasi juga dikenal sebagai
yield rate pada obligasi. Jumlah yang investor bersedia investasikan ialah jumlah yang
akan menghasilkan suku bunga pasar, yang diberikan jumlah dan waktu pembayaran
bunga dan nilai jatuh tempo obligasi (maturity value). Oleh karena itu, harga penerbitan
obligasi setara dengan nilai pokok dan bunga yang dibayarkan yang telah di-present
value-kan pada yield rate. Jika investor bersedia menerima suku bunga yang telah
ditetapkan pada obligasi, maka obligasi tersebut akan dijual pada nilai nominal (face
value atau par) dan yield rate akan sama dengan interest rate. Jika market rate lebih
besar daripada stated interest rate, maka obligasi akan dijual di bawah nilai nominal,
sehingga menimbulkan discount, dengan demikian akan menaikkan effective interest
rate. Sebaliknya, obligasi yang dijual di atas nilai nominal akan menimbulkan premium.
Bond Issue Costs
Biaya penerbitan obligasi mungkin tinggi.Perusahaan penerbit harus menanggung biaya
pengacara, biaya cetak obligasi, biaya persiapan prospektus obligasi, dan komisi
penjualan kepada broker.APB Opinion No.21 menjelaskan bahwa biaya penerbitan
obligasi diperlakukan sebagai biaya yang ditangguhkan dan diperlihatkan dalam neraca
sebagai aset.Aset ini diamortisasi dari tanggal terbit hingga jatuh tempo. Dasar
perlakuan ini adalah bahwa biaya-biaya ini dikeluarkan untuk manfaat turunan dari
penerbitan obligasi karena utang ini memiliki kontribusi pada proses perolehan laba.
Dengan demikian, biaya-biaya ini mewakili potensi jasa di masa yang akan datang dan
ialah aset.
8
Sebaliknya, biaya penerbitan obligasi seperti yang dikutip dari SFAC No.6 dinyatakan
sebagai pengeluaran yang tidak dapat didefinisikan sebagai aset.FASB membantah
bahwa biaya-biaya ini mengurangi hasil dari pinjaman itu sendiri, sehingga
menghasilkan effective interest rate yang lebih tinggi.oleh karena itu, biaya-biaya ini
tidak memiliki manfaat di masa yang akan datang. Argumen ini menyediakan dasar
untuk mengurangkan biaya penerbitan obligasi yang tidak diamortisasi dari nilai asli
obligasi dan memperbolehkan perhitungan beban bunga secara periodik. Dengan kata
lain, FASB menegaskan bahwa biaya penerbitan obligasi harus diperlakukan sebagai
beban pada periode peminjaman.
Bond Interest Expense
Bunga merupakan biaya atas peminjaman, dan karena utang dipinjam selama periode
tertentu, biaya tersebut harus dialokasikan ke periode peminjaman. Seperti yang
dijelaskan di atas, total bunga selama obligasi diterbitkan dipengaruhi oleh premium
atau diskonto. Dalam kasus ini, perhitungan beban bunga (interest expense) melibatkan
amortisasi premium atau diskonto.
Terdapat 2 metode pengalokasian beban bunga dan premium atau diskonto selama umur
obligasi:
1. Straight-line method. Total premium atau diskonto dibagi total periode bunga
untuk memperoleh jumlah yang harus diamortisasi setiap periode, sehingga
beban bunga setiap periode pun sama.
2. The effective interest method. Amortisasi premium atau diskonto dihitung
dengan cara menemukan perbedaan antara pembayaran bunga yang tertulis di
obligasi dan beban bunga pada periode tersebut.
Zero Coupon Bonds
Zero coupon bonds atau deep discount bond ialah obligasi yang tidak memiliki suku
bunga tercatat, oleh karena itu peminjam tidak membayarkan bunga kepada investor.
Hasilnya, zero coupon bonds dijual pada harga yang lebih rendah daripada face value.
Zero coupon bonds menjadi populer dengan dana pensiun karena:
1. Biasanya tidak memilki call provision, oleh karena itu return yang tercatat
terjamin hingga jatuh tempo.
9
2. Menawarkan reinvestment return, yang berarti semua bunga diinvestasikan
ulang pada suku bunga yang sama selama obligasi diterbitkan.
3. Investasi pensiun tidak dikenakan pajak hingga saat dana tersebut disalurkan
untuk pensiun.
Call Provisions
Utang jangka panjang diterbitkan dengan kondisi pasar yang sedang terjadi pada saat
itu. Ketika kondisi pasar tidak baik, mungkin diperlukan untuk memberikan suku bunga
yang tinggi atau menyertakan perjanjian yang dapat menghambat operasional keuangan
perusahaan ke dalam surat perjanjian obligasi (bond indenture). Contohnya perjanjian
untuk memelihara posisi modal kerja tertentu, atau pemeliharaan terhadap hubungan
utang-ekuitas.
Banyak perusahaan melakukan perlindungan dari ketidakmampuan untuk mengambil
keuntungan dari perubahan keadaan pasar di masa depan yang menguntungkan dengan
menyertakan ketentuan penarikan kembali (call provision) di dalam surat perjanjian
obligasi. Ketentuan ini memperkenankan perusahaan untuk menarik kembali utang pada
persentase harga penerbitan yang telah ditetapkan sebelumnya (call price).
Penarikan kembali (recall atau early extinguishment) atas utang dapat dilakukan dalam
2 bentuk:
1. Dana yang dipinjam tidak lagi dperlukan, karenanya utang dibatalkan, yang
disebut debt retirement.
2. Utang yang masih ada digantikan dengan utang lain, disebut debt refunding.
Di dalam ARB No.43, ada 3 metode akuntansi dalam pencatatan laba atau rugi atas
transaksi di atas:
1. Penghapusan langsung atas laba atau rugi pada tahun transaksi.
2. Amortisasi laba atau rugi dari masa umur penerbitan utang yang masih berjalan.
3. Amortisasi laba atau rugi dari umur penerbitan utang yang baru.
APB No.26 mempertimbangkan utang dihapuskan jika:
10
1. Debitur telah membayar kreditur dan telah dibebaskan dari kewajiban terlepas
dari apakah sekuritas dibatalkan atau dipegang sebagai treasury bonds oleh
debitur.
2. Debitur secara legal telah dibebaskan dari kewajiban oleh kreditur, dan mungkin
tidak ada biaya yang dibayarkan di masa yang akan datang. (legal defeasance)
3. Debitur menempatkan kas atau sekuritas yang bebas risiko lainnya dalam
piutang yang digunakan untuk memenuhi pembayaran bunga dan pokok
kewajiban yang telah dijadwalkan, dan kemungkinan kecil akan ada biaya yang
harus dibayarkan di masa yang akan datang. (in-substance defeasance)
FASB mengulas kembali in-substance defeasance sebagai bagian dari rancangan
instrumen keuangan dan keuangan off-balance sheet.Kemudian menerbitkan SFAS
No.125, yang menghapus pelaporan transaksi in-substance defeasance sebagai early
extinguishment atas utang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa utang harus
dihapuskan apabila dan hanya jika memenuhi 2 syarat di bawah ini:
1. Debitur membayar kreditur dan dibebaskan dari kewajibannya. Pembayaran ini
dapat berupa kas atau aset keuangan lainnya, produk, jasa, atau perolehan
kembali atas sekuritas utang.
2. Debitur telah secara legal dibebaskan dari primary obligor.
Transaksi in-substance defeasance tidak memenuhi syarat untuk tidak diakui sebagai
aset atau liabilitas karena tidak memiliki karakteristik berikut:
1. Menempatkan aset pada piutang tidak membebaskan debitur dari utang. Jika aset
terbutkti tidak cukup, maka debitur harus menambahkan selisihnya.
2. Kreditur tidak dibatasi pada arus kas yang dihasilkan piutang tersebut.
3. Kreditur tidak memiliki kemampuan untuk menjual aset atau mengakhiri
piutang.
4. Apabila aset di dalam piutang melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk menutupi
pembayaran pokok dan bunga utang, debitur dapat mengambi aset tersebut.
5. Kreditur bukan pihak dalam kontrak saat membentuk aset.
11
6. Debitur tidak menyerahkan kendali atas keuntungan dari aset. Debitur tetap
mendapatkan keuntungan turunan dari aset karena aset digunakan untuk
menghapus utang.
CONVERTIBLE DEBT
Sekuritas yang lebih tinggi (obligasi atau saham khusus) adalah sekuritas yang dapat
dikonversi menjadi saham biasa memiliki peran yang sering di pendanaan perusahaan.
Terdapat kesepakatan luas bahwa perusahaan menjual saham yang dapat dikonversi
karena 1 atau 2 alasan utama:
1. Perusahaan ingin meningkatkan modal ekuitas dan memutuskan sekuritas yang
dapat dikonversi adalah pilihan yang paling menguntungkan; atau
2. Perusahaan ingin meningkatkan utang atau saham khusus dan menemukan
tingkat bunga atau dividen yang layak.
Beberapa faktor lain yang mendorong perusahaan untuk menerbitkan utang yang dapat
dikonversi:
1. Menghindari tekanan atas penurunan harga saham perusahaan yang dapat
disebabkan dengan menerbitkan saham biasa yang berjumlah besar ke pasar.
2. Menghindari penurunan laba dan kenaikan tuntutan dividen sementara program
perluasan sedang berjalan.
3. Menghindari penjualan langsung saham biasa ketika perusahaan yakin harga
saham sedang turun di pasar.
4. Memasuki segmen pasar modal yang tidak bersedia atau tidak dapat ikut serta
dalam penerbitan saham biasa.
5. Memperkecil biaya pengapungan (biaya terkait penjualan sekuritas).
Pendekatan alternatif yang digunakan saat pengelompokan convertible debt:
1. Berdasarkan syarat kontrak yang berlaku saat penerbitan. Tanpa konversi,
pembayaran hingga jatuh tempo dan bunga harus dilakukan, oleh karena itu
convertible debt harus diklasifikasikan sebagai utang.
2. Jika instrumen tersebut mengandung kewajiban untuk mentransfer instrumen
keuangan kepada pemegang jika pilihan untuk mengkonversi dieksekusi.
12
3. Sesuai dengan instrumen keuangan fundamental yang memiliki nilai paling
tinggi.
4. Berdasarkan hasil yang paling mungkin akan terjadi. Obligasi yang dikonversi
dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas modal jika konversi tersebut dianggap
merupakan hasil yang lebih memungkinkan terjadi.
Pandangan lain didasarkan pada alternatif kedua di atas, bahwa obligasi dan pilihan
merupakan dua kewajiban yang berbeda yang menjamin pengungkapan terpisah. Karena
pilihan (option) mewajibkan perusahaan untuk mentransfer saham kepada pemegang
obligasi saat konversi, pilihan itu sendiri dipertimbangkan sebagai
kewajiban.Perusahaan mungkin dapat memenuhi kewajibannya kapan pun sebelum
dieksekusi sebelum membeli obligasi di pasar terbuka (open market) atau dengan
melakukan pembelian.Ketika obligasi dikonversi, karena perusahaan dapat menjual
saham yang seharusnya menjadi hasil konversi dari obligasi pada nilai pasar (market
value), perbedaan antara harga pasar dan biaya kepada investor untuk membeli obligasi
mewakili kompensasi kepada investor – biaya bagi perusahaan penerbit.
Eksekusi untuk mengkonversi obligasi menjadi saham dapat disebabkan oleh harga
pasar saham yang sedang naik. Oleh karena itu, saat konversi perusahaan akan
menerima lebih sedikit daripada yang seharusnya. Akibatnya, konversi saham dapat
menyebabkan kerugian bagi perusahaan.Pada akhirnya, jika option tidak pernah
dieksekusi, nilai pokok yang diterima tidak dapat dijadikan ekuitas karena pemegang
obligasi tidak pernah bertindak dalam kapasitas kepemilikan kecuali hanya kreditur.
LONG – TERM NOTES PAYABLE
Wesel bayar jangka panjang memiliki arti yang mirip obligasi, dimana mereka
merepresentasikan kewajiban untuk melakukan pembayaran kembali terhadap utang.
Perjanjian untuk membayar secara umum disertai dengan kewajiban untuk membayar
bunga dari pinjaman. Besaran bunga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
jumlah kredit yang masih beredar, jumlah utang saat ini, serta biaya-biaya lainnya.
13
Selama awal 1970an, APB melakukan studi tentang wesel tagih dan wesel bayar. Studi
ini menemukan pengungkapan yang agak tidak biasa bahwa beberapa wesel tagih dan
wesel bayar tersebut dicatat tanpa mencantumkan unsur bunga. Transaksi seperti ini
tampaknya dilakukan untuk tujuan khusus, misalnya membina hubungan yang baik
dengan pelanggan, menjaga hubungan dengan supplier, atau untuk meyakinkan
pelayanan jasa masa depan. Setelah mengkaji hal ini, APB menerbitkan Opinion no.21
“Interest on Receivables and Payables” yang berisi :
1. Wesel semata-mata ditukar dengan kas apabila memiliki nilai sekarang yang
setara dengan kas yang akan ditukarkan tersebut.
2. Wesel ditukarkan dengan properti, barang, serta jasa dianggap memiliki tingkat
bunga yang sesuai.
3. Jika tidak ada bunga atau besarnya bunga dinyatakan tidak sesuai untuk wesel
yang akan ditukar dengan properti, persediaan, atau jasa, nilai sekarang dari
wesel harus ditentukan dengan cara :
a. Menentukan nilai pasar yang wajar dari properti, persediaan, maupun
jasa yang akan dipertukarkan.
4. Apabila tidak dapat ditentukan menggunakan poin 3a dan 3b, maka nilai
sekarang dari wesel harus ditentukan dengan cara mendiskontokan seluruh
pembayaran masa depan pada tingkat bunga tertentu. Tingkat bunga yang
diperhitungkan tersebut harus mendekati atau mirip dengan peminjam dan
pemberi pinjaman independen dalam arm’s – length transactions.
Akuntansi untuk wesel mirip dengan akuntansi untuk obligasi. Saat nilai nominal wesel
berbeda dari nilai sekarangnya, maka terdapat premium atau discount dari nilai nominal
wesel dan diamortisasi seumur wesel dengan menggunakan effective interest method
untuk merefleksikan tingkat bunga yang konstan. Amortisasi dikurangi dari premium
atau discount, sehingga pada saat pembayaran nilai nominal dan nilai tercatat adalah
sama.
APB Opinion no.21 yang mengatur perlakuan bunga dalam sebagian besar wesel tagih
dan wesel bayar, secara spesifik mengecualikan transaksi berikut :
Transaksi normal tidak melebihi satu tahun
14
Jumlah yang akan digunakan untuk membeli properti, persediaan, dan jasa
Simpanan untuk keamanan
Kebiasaan dari lembaga keuangan
Transaksi dimana tingkat bunga dipengaruhi oleh peraturan maupun institusi
pemerintahan
Transaksi antara perusahaan induk dan anak serta antara perusahaan anak
dengan induk yang sama.
Short – Term Debt Expected to be Refinanced
Sejumlah perusahaan berusaha untuk meningkatkan likuiditasnya dengan cara tidak
memasukkan bagian dari pinjaman jangka pendek dari liabilitas jangka pendek yang
diharapkan akan dapat dilakukan pembiayaan kembali dalam jangka panjang. Suatu
perusahaan yang melakukan pembiayaan kembali dapat terlihat apabila liabilitas jangka
pendeknya diperpanjang, diperbaharui, maupun digantikan oleh pinjaman jangka
pendek yang lain. Hal ini merangsang dikeluarkannya SFAS no.6 “Classification of
Short – Term Obligations Expected to be Refinanced”. FASB mengatakan bahwa
kewajiban jangka pendek tidak dapat diungkapkan sebagai liabilitas jangka pendek
kecuali jika terjadi peristiwa :
Ada keinginan untuk melakukan pembiayaan kembali dalam jangka panjang,
dimana working capital tidak akan berkurang dengan adanya pemenuhan utang
tersebut.
Perusahaan menunjukkan kemampuan untuk melakukan pembiayaan kembali
terhadap liabilitas tersebut dengan kreditur yang berkualifikasi (memenuhi
syarat).
Deferred Credits
Utang yang ditangguhkan bukanlah liabilitas yang secara umum diartikan, namun
pelunasan dari deferred credits dilakukan bukan dengan pembayaran menggunakan
uang, tetapi pelunasannya menggunakan pemberian jasa. Meskipun ‘pendapatan
diterima di muka’ memiliki difinisi yang sama seperti yang dimaksud SFAC No.6, ‘laba
kotor yang ditangguhkan atas transaksi penjualan cicilan’ tidak demikian. ‘Pendapatan
diterima di muka’ merujuk kepada kewajiban untuk memberikan jasa di masa depan
15
sebagai hasil dari transaksi dimana perusahaan telah menerima kompensasi terlebih
dahulu. Laba kotor yang ditangguhkan timbul dari jasa yang telah dihasilkan terlebih
dahulu, dimana kompensasi belum diterima dan penerimaan masa depan masih
diragukan. Perusahaan tidak lagi memiliki kewajiban terhadap pelanggan atau kliennya,
namun sebaliknya, klien-lah yang memiliki kewajiban terhadap perusahaan. Karena
‘laba kotor yang ditangguhkan’ merupakan hasil dari piutang untuk merefleksikan biaya
yang belum dilunasi,maka ‘laba kotor yang ditangguhkan’ secara konseptual merupakan
valuasi aset dan harus diperlakukan sebagai akun kontra terhadap akun piutang dalam
neraca. Secara prinsip, pengakuan pendapatan harus ditunda sampai adanya kepastian
bahwa pendapatan tersebut akan benar-benar diterima, sementara beban harus dicatat
saat terjadi.
Contingencies
Kontingensi adalah kemungkinan keterjadian suatu peristiwa di masa depan yang akan
berdampak pada perusahaan; keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan
terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa pada masa
yang akan datang. Berikut adalah kontingensi yang biasa ditemukan :
Tuntutan hukum yang tertunda
Sengketa pajak penghasilan
Discount pada wesel tagih
Dukungan terhadap akomodasi
Jika potensi keterjadian suatu kewajiban adalah besar, maka hal tersebut harus dicatat
sebagai kewajiban, sebaliknya, jika probabilitasnya rendah, maka dapat dicantumkan di
catatan kaki dalam laporan keuangan. Di sisi lain, melaporkan kontingensi dapat
menghasilkan penafsiran sendiri. Pada saat yang bersamaan perusahaan harus
melaporkan setiap kewajiban kontingensinya namun perusahaan juga ingin
meminimalisasi kerugian. Kriteria yang ditetapkan dalam pelaporan kerugian
kontingensi adalah :
Probable. Kemungkinan keterjadian di masa depan.
16
Reasonably possible. Kemungkinan keterjadiannya lebih daripada remote
namun kurang dari probable.
Remote. Kemungkinan keterjadiaannya kecil.
Selanjutnya, jika kemungkinan keterjadian kerugian telah ditemukan, kontingensi
dicatat berlawanan dengan income dan kewajiban dicatat apabila kedua kondisi berikut
terpenuhi :
Informasi tersedia sebelum dikeluarkannya laporan keuangan mengindikasikan
bahwa ada kemungkinan aset telah diturunkan nilainya atau kewajiban akan
telah terjadi pada saat laporan keuangan diterbitkan.
Jumlah kerugian dapat diestimasikan secara masuk akal.
Jika kerugian tidak diakui karena salah satu atau kedua hal di atas tidak terpenuhi, maka
tetap harus dibuat catatan kaki (footnotes) mengenai pengungkapan kontingensi karena
masih ada kemungkinan yang masuk akal akan terjadinya suatu kerugian.
OTHER LIABILITY MEASUREMENT ISSUES
Off – Balance Sheet Financing
Proporsi utang perusahaan dirasakan dapat menjadi indikator tingkat risiko terkait
dengan investasi dalam perusahaan tersebut.Beberapa perusahaan telah menggunakan
rencana pembiayaan yang inofatif dimana pembiayaan tersebut tidak memenuhi kriteria
pencatatan kewajiban.Hal ini disebut dengan off – balance sheet financing.Tujuan
utama prinsip ini adalah untuk menjaga agar pinjaman atau kewajiban perusahaan tidak
muncul atau tidak tercatat dalam neraca.
Terkait hal ini, FASB membuat dua tahap pengungkapan yang terealisasi dengan
diterbitkannya SFAS No.105 “Disclosure of Information about Financial Instruments
with Off – Balance Sheet Risk and Financial Instruments with Concentrations of Credit
Risk” pada tahun 1990 (lihat FASB ASC 825) dan SFAS No.105 digantikan oleh SFAS
No.133 (lihat FASB ASC 815). Berikut ini adalah pengecualian dari FASB ASC 825 :
17
1. Pengaturan kompensasi yang ditangguhkan misalnya pensiun, benefit
pascapensiun, opsi saham untuk karyawan, dan rencana pembelian kembali.
2. Penghapusan pinjaman dan aset terkait yang dikeluarkan dari neraca dalam
kasus in-substance defeasance (tidak lagi dapat diaplikasikan).
3. Kontrak asuransi selain dari jaminan keuangan dan kontrak investasi.
4. Sewa guna.
5. Kewajiban garansi dan rights.
6. Pembelian obligasi yang tidak bersyarat.
7. Investasi yang dihitung berdasarkan metode ekuitas.
8. Hak minoritas.
9. Equity investments dalam anak perusahaan yang terkonsolidasi.
10. Instrumen ekuitas yang diklasifikasikan ke dalam ekuitas pemegang saham.
Derivatives
Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang
nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga
disebut " produk turunan" (underlying product); daripada memperdagangkan atau
menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling
mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan
mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.
Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/portofolio, perusahaan dan lembaga
keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap
risiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing
"tanpa" memengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying).
Semua transaksi derivatif berasal dari dua tipe transaksi, yaitu :
Forward
Kontrak serah atau yang dalam bahasa asing disebut forward contract adalah
suatu persetujuan antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu aset
(atau bentuk apapun juga) di suatu waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Oleh karena itu, tanggal penjualan dan tanggal penyerahan barang dilakukan
18
berbeda. Kontrak serah ini digunakan untuk mengendalikan dan meminimalkan
risiko, sebagai contoh risiko perubahan nilai mata uang (contoh : kontrak
forward untuk transaksi mata uang) atau transaksi komoditi (contoh : kontrak
serah untuk minyak bumi).
Satu pihak setuju untuk membeli, pihak lain menjual, untuk suatu harga yang
telah disetujui sebelumnya. Saat terjadi transaksi forward, belum terjadi
pertukaran/pembayaran uang. Pembayaran dan pengiriman barang dilakukan
sesuai dengan jadwal dan aturan yang telah disepakati. Harga forward berbeda
dengan harga spot atau harga pada saat aset tersebut berpindah tangan {pada
waktu tersebut (spot), biasanya dua hari kerja}.
Option
Opsi adalah kontrak dimana salah satu pihak menyetujui untuk membayar
sejumlah imbalan kepada pihak yang lainnya untuk suatu "hak" (tetapi bukan
kewajiban) untuk membeli sesuatu atau menjual sesuatu kepada pihak yang
lainnya; misalnya saja ada seseorang yang khawatir bahwa harga dari stok XXX
akan turun sebelum ia sempat menjualnya, maka ia membayar imbalan kepada
seseorang lainnya (ini disebut "penjual" opsi jual /put option) yang menyetujui
untuk membeli stok darinya dengan harga yang ditentukan di depan (strike
price). Pembeli menggunakan opsi ini untuk mengelola risiko turunnya nilai jual
dari stok XXX yang dimilikinya, dilain sisi si pembeli opsi mungkin saja
menggunakan transaksi opsi tersebut untuk memperoleh imbalan jasa dan
mungkin telah memiliki suatu gambaran bahwa nilai jual XXX tersebut tidak
akan turun.
Sebagai lawan dari opsi jual adalah opsi beli atau biasa disebut call option
dimana pada opsi beli ini memberikan opsi kepada pembeli opsi hak untuk
membeli aset acuan (underlying asset) pada suatu tanggal yang disepakati
dengan harga yang telah ditetapkan atau yang dikenal dengan istilah option
strike.
19
Masing-masing instrumen derivatif membawa risiko, antara lain :
Market risk. Risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena
pergerakan pada faktor-faktor pasar. Empat faktor standar risiko pasar adalah
risiko modal, risiko suku bunga, risiko mata uang, dan risiko komoditas.
Credit risk. Risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal
bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran utangnya baik utang pokok
maupun bunganya ataupun keduanya.
Operational risk. Risiko kerugian yang disebabkan tak berjalannya atau
gagalnya proses internal, manusia dan sistem, serta oleh peristiwa eksternal.
Legal risk. Risiko yang timbul karena ketidakmampuan manajemen perusahaan
dalam mengelola munculnya permasalahan hukum yang dapat menimbulkan
kerugian atau kebangkrutan bagi perusahaan terkait dengan pembatalan semua
atau sebagian dari kontrak derivatif yang telah disepakati.
System risk. Risiko yang disebabkan oleh gangguan dalam suatu perusahaan, di
dalam segmen pasar, atau untuk penyelesaian sebuah sistem, yang dapat
menimbulkan kesulitan bagi perusahaan lain, dalam sistem pasar yang lain, atau
dalam sistem finansial secara keseluruhan.
Perlakuan akuntansi untuk perubahan dari nilai wajar derivatif (yaitu keuntungan dan
kerugian) tergantung pada tujuan yang dimaksudkan dan akibat peruntukkannya.
1. Untuk derivatif yang digunakan sebagai usaha lindung nilai dari penjabaran atas
perubahan dalam nilai wajar dari aset atau liabilitas atau komitmen perusahaan,
keuntungan atau kerugiannya diakui dalam laba dimana perubahan tersebut
terjadi bersamaan dengan saling hapus antara keuntungan atau kerugian dari
usaha lindung nilai lainnya.
2. Untuk derivatif yang digunakan sebagai usaha lindung nilai dari penjabaran
arus kas variabel dari transaksi yang diramalkan (usaha lindung nilai terhadap
arus kas), keuntungan atau kerugiannya dilaporkan sebagai komponen dari other
comprehensive income dan diakui dalam laba pada tanggal proyeksi dari
transaksi yang diramalkan tersebut.
3. Untuk derivatif yang digunakan sebagai usaha lindung nilai dari valas sebagai
investasi dalam operasi luar negeri, maka bagian dari perubahan dalam nilai
20
wajar ekuivalen dengan laba atau rugi dari transaksi valas yang dicatat sebagai
komponen dari other comprehensive income.
4. Untuk derivatif yang digunakan tidak untuk usaha lindung nilai, keuntungan
atau kerugiannya diakui sebagai laba dimana perubahan itu terjadi.
Types of Derivatives
Jenis Pasar Tujuan Jenis Kontrak Definisi
ForwardOver-the-
counter
Transfer
risiko
Negotiated on a
case-by-case
basis
Mewajibkan pemegangnya
untuk membeli atau
menjual jumlah tertentu
mata uang pada harga
tertentu dan tanggal tertentu
di masa depan.
FutureOrganized
exchange
Transfer
risiko
Fixed as to face
value, period,
and point of
settlement
Mewajibkan pemegangnya
untuk membeli atau
menjual jumlah tertentu
mata uang pada harga
tertentu dan tanggal tertentu
di masa depan.
Option
Over-the-
counter
and
organized
exchange
Transfer
risiko
Either
negotiated or
fixed period
Memberikan pembeli hak,
tapi bukan kewajiban,
untuk membeli atau
menjual sejumlah tertentu
mata uang pada harga
tertentu dan pada periode
tertentu.
SwapOver-the-
counter
Transfer
risiko
Negotiated on a
case-by-case
basis
Kesepakatan antara para
pihak untuk melakukan
pembayaran secara berkala
satu sama lain selama
periode swap.
Hybrid Over-the- Transfer Negotiated on a Menggabungkan berbagai
21
counter risikocase-by-case
basis
ketentuan dari setiap atau
semua jenis diatas.
Organized exchange (bursa terorganisir) merupakan organisasi nyata yang bertindak
seperti pasar sekunder dimana surat-surat berharga yang beredar dijual kembali.Yang
termasuk dalam contoh bursa terorganisir adalah Jakarta Stock Exchange (JSX), New
York Stock Exchange (NYSE) dan America Stock Exchange (AMEX).
Over the Counter (OTC) yaitu kontrak-kontrak yang dapat dinegosiasikan secara
pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir, sebagai lawan dari kontrak-
kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan diperjualbelikan di bursa.OTC
merupakan pasar tidak berwujud yang membeli dan menjual surat berharga yang tidak
terdaftar di bursa yang terorganisir, sehingga dala OTC berkumpul para broker dan
dealer dalam jumlah besar, yang dihubungkan dengan komputer dan telepon. NASDAQ
di Amerika (National Association of Securities Dealers Automated Quotation System)
dapat dikelompokkan dalam kategori ini.
TROUBLED DEBT RESTRUCTURINGS (RESTUKTURISASI UTANG YANG
BERMASALAH)
Perusahaan kadang kala mengalami kesulitan dalam membayar kewajiban utang jangka
panjangnya.Kesulitan-kesulitan ini sering kali menyebabkan perjanjian antara debitur
dan kreditur yang memungkinkan debitur untuk terhindar dari kebangkrutan.
Akuntan dan pengguna laporan keuangan menjadi prihatin atas GAAP yang kurang
menjelaskan mana yang harus dicatat pada perjanjian ini.Oleh sebab itu, FASB
mempelajari jenis perjanjian ini, dan menyebutnya restrukturisasi utang yang
bermasalah (troubled debt restructurings). Penelitian ini difokuskan pada tiga
pertanyaan :
1. Dalam melakukan beberapa jenis restrukturisasi utang bermasalah apakah
memerlukan pengurangan terhadap jumlah hutang yang tercatat?
22
2. Jika perlu, apakah dampak dari pengurangan tersebut dilaporkan sebagai pendapatan
saat ini, ditunda ke periode mendatang, atau dilaporkan sebagai kontribusi modal
(contributed capital)?
3. Haruskah utang bunga atas utang yang direstrukturisasi yang tidak pasti tersebut
diakui sebelum menjadi utang?
Masalah mendasar bagi tiap pertanyaan di atas berhubungan dengan pengakuan utang
dan laba bagi pemegang utang. Utang harus dicatat dengan nilai manfaat atas
pengorbanan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban saat ini.
Laba karena memegang utang terjadi saat nilai utang menurun.
Restrukturisasi utang yang bermasalah termasuk, tetapi tidak terbatas pada, salah satu
atau kombinasi dari hal-hal berikut:
1. Perubahan syarat utang seperti berikut:
a. Pengurangan suku bunga yang tercatat selama sisa umur asli utang.
b. Penambahan tanggal jatuh tempo atau tanggal suku bunga yang lebih
rendah daripada suku bunga pasar saat ini agar utang yang baru memiliki
risiko yang sama.
c. Pengurangan nilai nominal atau nilai jatuh tempo utang seperti yang
tercatat pada instrument utang tersebut atau perjanjian lain.
d. Pengurangan bunga yang masih harus dibayar.
2. Penerbitan atau perolehan lain atas bunga ekuitas kepada kreditor untuk
melunasi penuh atau sebagian utang kecuali bunga ekuitas itu diperoleh sesuai
dengan ketentuan yang ada karena mengkonversi utang menjadi bunga ekuitas.
3. Transfer piutang pihak ketiga, properti, atau aset lainnya dari debitur kepada
kreditur untuk melunasi penuh atau sebagian utang.
Modification Of Terms (Perubahan Ketentuan)
Perjanjian restrukturisasi yang melibatkan modifikasi persyaratan dicatat secara
prospektif dan menghasilkan salah satu dari dua situasi berikut :
1. jumlah pokok dan bunga yang harus dibayar lebih besar dari nilai kewajiban,
oleh karena itu, debitur mengakui tidak adanya keuntungan.
23
2. jumlah pokok dan bunga yang harus dibayar kurang dari nilai kewajiban
yang tercatat saat ini , sehingga debitur mengakui keuntungan.
Saat terjadi perubahan ketentuan pembayaran utang, apabila total nilai yang harus
dibayarkan melebihi nilai bawaaan utang itu sendiri, tidak perlu melakukan
penyesuaian. Namun, tetap perlu ditentukan suku bunga efektif yang menyamakan total
pembayaran di masa yang akan datang dengan nilai bawaan utang saat ini.
SATISFACTION OF THE DEBT THROUGH AN ASSET OR EQUITY SWAP
(PELUNASAN UTANG LEWAT PERTUKARAN ASET ATAU EKUITAS)
Ketika debitur menukarkan aset atau bunga ekuitas untuk melunasi utang, transaksi
tersebut dicatat dengan basis nilai pasar aset atau bunga ekuitas yang ditransfer.Harga
pasar ditentukan saat pertukaran dengan menggunakan nilai pasar wajar atas aset atau
ekuitas kecuali jika nilai pasar wajar utang yang dilunasi lebih jelas.Keuntungan luar
biasa (extraordinary gain) diakui apabila utang tercatat melebihi nilai pasar wajar dari
aset yang ditransfer.Sedangkan kreditor mencatat bad debt loss.Dalam kasus pertukaran
aset, juga perlu dicatat laba atau rugi disposisi aset sejauh perbedaan antara nilai pasar
wajar dan nilai bawaan aset.
Ekuitas untuk pertukaran utang dapat meningkatkan pendapatan yang dilaporkan lewat
extraordinary gain pada restrukturisasi utang dan beban bunga yang dikurangkan. Juga,
utang dihapus dari neraca dan digantikan dengan ekuitas, sehingga meningkatkan rasio
debt-to-equity.
24
top related