studi komparasi pembelajaran kooperatif metode
Post on 23-Jan-2017
236 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN
METODESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
DWI ANJANI DYAH. S .
NIM: K7407063
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN
METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
DWI ANJANI DYAH. S .
NIM: K7407063
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2011
Pembimbing I
Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd.
NIP: 19500930 197603 1 001
Pembimbing II
Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd.
NIP: 19691229 200501 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .…….
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ............
Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd ..........
Anggota II : Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd. ...........
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:
Pada hari : Selasa
Tanggal : 05 Juli 2011
Tim Penguji skripsi
Nama terang
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .…….
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ............
Anggota I : Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd ..........
Anggota II : Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd. ...........
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Dwi Anjani Dyah. S. STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1
KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode
Student Teams Achievement Division (STAD). (2) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode Numbered
Heads Together (NHT) dengan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian
“Randomized Subjects Postest - Only Design”. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011, sebanyak 4 kelas.
Sampel terdiri dari 3 kelas, kelas XI IPS II sebagai kelompok eksperimen I, kelas XI IPS 1 sebagai kelompok eksperimen II dan kelas XI IPS 4 sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara random sampling, sedangkan kelas XI IPS 3 digunakan untuk uji
instrumen penelitian. Data penelitian ini berupa prestasi belajar akuntansi siswa yang diperoleh dari
tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas metode Liliefors yang digunakan untuk menguji keadaan distribusi sampel, uji homogenitas dengan metode Bartlett. Uji hipotesis
menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Terdapat perbedaan dalam pencapaian
prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Hasil ini diperoleh berdasarkan perolehan
rata-rata nilai kelompok eksperimen I yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) sebesar 82,7442, sedangkan kelompok eksperimen II yang
menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) diperoleh rata-rata nilai sebesar 77,5455, jadi ada perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang menggunakan metode NHT dengan yang menggunakan metode STAD,
sehingga H1 dalam penelitian ini telah terbukti. (2) Prestasi belajar siswa kelompok ekperimen I yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih
baik daripada kelompok eksperimen II yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji t diperoleh harga (thitung > ttabel = 2,2100 > 1,67) dan (thitung > ttabel
= 4,1155 > 1,67) dengan α = 5%, dan pencapaian prestasi belajar siswa kelompok ekperimen II yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division
(STAD) lebih tinggi daripada kelompok kontrol, diperoleh harga (thitung > ttabel =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
1,7368 > 1,67) dengan α = 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pencapaian prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode
Student Teams Achievement Division (STAD), sehingga H2 dalam penelitian ini telah terbukti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Dwi Anjani Dyah. S. A COMPARATIVE STUDY OF NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) METHOD AND STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) METHOD OF COOPERATIVE LEARNING VIEWED
FROM THE ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT OF XI
GRADERS OF SMA NEGERI 1 KARTASURA IN THE SCHOOL YEAR OF
2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta, July 2011.
The objectives of research are (1) to find out whether or not there is
difference of accounting learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams
Achievement Division (STAD) method, and (2) to find out which one is the better student learning achievement between learning with Number Heads Together (NHT) method or that with Student Teams Achievement Division (STAD) method.
This study employed an experimental method with “randomized subjects posttest-only design”. The population of research was the XI graders of SMA Negeri
1 Kartasura in the school year of 2010/2011, consisting of 4 classes. The sample consisted of 3 classes: class XI IPS II as the experiment group I, class XI IPS 1 as the experiment group II and XI IPS 4 as the control group selected using random
sampling technique, while class IPS 3 was used as the research instrument test. The data of research contains the student accounting learning achievement
obtained from the multiple choice objective test. The data analysis in this research was done using normality test with Liliefors method used to examine the condition of sample distribution, homogeneity with Bartlett method. The hypothesis test was
done using t-test to find out the difference of learning achievement. The result of research shows that (1) there is a difference of accounting
learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams Achievement Division (STAD) method. The result is obtained based on the mean value obtained by the experiment
group I using Number Heads Together (NHT) method of 82.7442, while the experiment group II using Student Teams Achievement Division (STAD) method
obtains the mean value of 77.5455, so there is a difference of learning achievement between the students taught using Number Heads Together (NHT) method and those taught using Student Teams Achievement Division (STAD) method, thus H1 in this
research is supported. (2) The student learning achievement of experiment group I using Number Heads Together (NHT) method is better than that of experiment group
II using Student Teams Achievement Division (STAD) method and control group. Based on the result of data analysis using t-test, the values (tstatistic > ttable = 2.2100 > 1.67) and (tstatistic > ttable = 4.1155> 1.67) are obtained with α = 5%, and the student
learning achievement of experiment group II using Student Teams Achievement Division (STAD) method is higher than that of control group, the value (tstatistic > ttable
= 1.7368 > 1.67) is obtained with α = 5%, so that it can be concluded that the student learning achievement using Numbered Heads Together (NHT) is better than that using Student Teams Achievement Division (STAD), so that H2 in this research is
supported.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
”Sesungguhnya setiap kesulitan itu ada kemudahan”
( Q.S Al Insyiroh: 6)
Perjuangan ini mengajarkanku pada makna sebuah usaha, kesabaran dan keikhlasan
untuk merealisasikan mimpi menjadi keberhasilan yang nyata.
(Penulis)
Berawal dari mimpi sebuah cita-cita terangkai, berbekal semangat, usaha dan doa
kesuksesan akan tercapai
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Ibu dan Bapakku
Doa dan kasih sayangnya senantiasa bisa membangkitkan semangatku untuk
menggapai angan dan cita-citaku.
Mas Jun dan dek Difa
Bersamamu bisa memotivasiku untuk terus melanjutkan perjuangan ini.
Pak Sigit dan Bu Mar
Bimbingan dan motivasinya memacuku untuk menyelesaikan skripsi ini.
Nero (Dian, Dyah, Dessy, Erlin), Nurul, Arni, Atta’, Lita, Sapto, Edi,
Derin, Agnes, Devina, Rohmad, Trahari, Eri, Samsul, Ilmi.
Keberadaanmu selalu membuat hari-hariku menjadi tak biasa serta
menjadi penyemangat dalam keputusasaanku.
Sahabat-sahabat CAKA’07
Canda tawa dan dukungan kalian selalu hadir di saat aku jenuh dan hampir
menyerah dengan keadaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberi
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik
oleh peneliti untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
5. Sri Sumaryati, S.Pd. M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dukungan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Bidang Keahlian Khusus Akuntansi yang dengan tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam penyusunan skipsi ini.
7. Drs. H. Widodo, MM, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kartasura dan Dra.
Sri Padmiyati selaku guru pamong, beserta seluruh keluarga besar SMA Negeri 1
Kartasura yang telah banyak memberikan bantuan bagi peneliti dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Ibu dan Bapak tercinta, yang selalu memberikan semangat, kasih sayang serta
doa dan dukungan yang tak henti-hentinya mengiringi peneliti hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sanagat peneliti harapkan.
Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juni 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
PENGAJUAN SKRIPSI ................................................................................ ii
PERSETUJUAN ............................................................................................ iii
REVISI ........................................................................................................... iv
PENGESAHAN ............................................................................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... viii
MOTTO .......................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN .......................................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran ..................................................... 9
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ............................. 9
b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ................................... 10
c. Komponen dan Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar
dan Pembelajaran ............................................................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Untuk Belajar.. 11
2. Pembelajaran Kooperatif........................................................ 13
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ............................... 13
b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ........................... 14
c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif .................................. 15
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ................... 16
e. Macam-Macam Metode dalam Pembelajarn Kooperatif . 16
3. Metode Numbered Heads Together (NHT) ........................... 17
a. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT) .. 17
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Heads
Together (NHT) ............................................................. 18
c. Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together
(NHT) ............................................................................... 19
4. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)......... 20
a. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division
(STAD) ............................................................................ 20
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Teams
Achievement Division (STAD) ........................................ 21
c. Langkah-Langkah Metode Student Teams Achievement
Division (STAD) ............................................................. 21
5. Prestasi Belajar Akuntansi ................................................... 24
a. Pengertian Prestasi Belajar .............................................. 24
b. Fungsi Prestasi Belajar .................................................... 24
c. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi .................................. 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 29
D. Hipotesis ...................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 32
1. Tempat Penelitian ................................................................... 32
2. Waktu Penelitian .................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
B. Populasi dan Sampel .................................................................... 33
1. Populasi Penelitian ................................................................. 33
2. Sampel Penelitian ................................................................... 33
3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 33
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33
1. Sumber Data .......................................................................... 33
2. Variabel Penelitian ................................................................. 34
3. Instrumen Penelitian ............................................................... 34
D. Rancangan Penelitian.................................................................... 39
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 40
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................. 40
2. Uji Hipotesis ........................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAAN
A. Deskripsi Data .............................................................................. 44
1. Deskripsi Data Umum ............................................................ 44
a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kartasura ................... 44
b. Visi, Misi dan Tujuan ...................................................... 45
c. Struktur Organisasi .......................................................... 45
d. Kurikulum ........................................................................ 47
e. Sarana dan Prasarana ....................................................... 47
f. Data Siswa ........................................................................ 47
2. Deskripsi Data Khusus .......................................................... 48
a. Kelompok Eksperimen I .................................................. 49
b. Kelompok Eksperimen II ................................................. 50
c. Kelompok Kontrol ........................................................... 51
B. Pengujian Prasyarat Analisis......................................................... 52
1. Uji Normalitas ....................................................................... 52
2. Uji Homogenitas .................................................................... 53
C. Hasil Pengujian Hipotesis............................................................. 53
1. Hasil Uji t ............................................................................... 53
2. Pembahasan ............................................................................ 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 58
B. Implikasi ............................................................................................. 58
C. Saran ................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61
LAMPIRAN .................................................................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif ………………………………... 16
Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan …………………………………… 22
Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok …………………………………… 22
Tabel 4. Fase-Fase Pembelajaran dengan Metode STAD …………………… 23
Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi …………………………… 32
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ……………… 36
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian …………… 37
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item ……………….. 37
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item …………………. 38
Tabel 10. Rancangan Penelitian “Randomized Subject Posttest–Only Design” 40
Tabel 11. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kartasura Beserta Wali Kelasnya ..48
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok
Eksperimen I ………………………………………………………… 49
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok
Eksperimen II ………………………………………………………. 50
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok
Kontrol ……………………………………………………………… 51
Tabel 15. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Akuntansi ………………………….. 52
Tabel 16. Data Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa …………………… 53
Tabel 17. Data Hasil Uji Honogenitas Nilai Posttest Prestasi Belajar Akuntansi.. 53
Tabel 18. Data Hasil Uji t Prestasi Belajar Akuntansi ………………………….. 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Akuntansi ………………………………………………….. 26
Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir Tentang Penerapan Metode NHT dan
Metode STAD ……………………………………………………. 31
Gambar 3. Struktur Organisasi Sekolah ………………………………………. 46
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelompok Eksperimen I ………………………………….... 50
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelompok Eksperimen II …………………………………... 51
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelompok Kontrol …………………………………….......... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Siswa Kelompok Eksperimen I …………………………. 63
Lampiran 2. Daftar Siswa Kelompok Eksperimen II ………………………… 64
Lampiran 3. Daftar Siswa Kelompok Kontrol ……………………………….. 65
Lampiran 4. Daftar Siswa Try Out (Uji Soal) ……………………………….... 66
Lampiran 5. Daftar Kelompok Diskusi Kelompok Eksperimen I ……………. 67
Lampiran 6. Daftar Kelompok Diskusi Kelompok Eksperimen II …………… 68
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen I …. 69
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen II … 73
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol …… …. 77
Lampiran 10. Materi Pembelajaran Akuntansi ………………………………… 81
Lampiran 11. Soal Latihan …………………………………………………….. 86
Lampiran 12. Jawaban Latihan Soal ………………………………………….. 87
Lampiran 13. Soal-Soal Posttest ……………………………………………… 88
Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Posttest ………………………………….. 95
Lampiran 15. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Taraf Pembeda
Soal …………………………………………………………………. 96
Lampiran 16. Contoh Perhitungan Uji Validitas Instrumen …………………. 99
Lampiran 17. Contoh Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ………………. 100
Lampiran 18. Contoh Perhitungan Taraf Kesukaran Suatu Item ……………. 101
Lampiran 19. Contoh Perhitungan Taraf Pembeda Suatu Item ……………… 102
Lampiran 20. Data Kemampuan Awal Siswa ……………………………….. 103
Lampiran 21. Daftar Nilai Posstest Siswa …………………………………… 104
Lampiran 22. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen I ……………………… 105
Lampiran 23. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen II ..…………………… 107
Lampiran 24. Uji Normalitas Kelompok Kontrol …………………………… 109
Lampiran 25. Uji Homogenitas ……………………………………………… 111
Lampiran 26. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen I dengan
Kelompok Eksperimen II ……………………………………. 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Lampiran 27. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen I dengan
Kelompok Kontrol ……………………………………………. 113
Lampiran 28. Uji t Prestasi Belajar Antara Kelompok Eksperimen II dengan
Kelompok Kontrol …………………………………………….. 114
Lampiran 29. Skor Perkembangan Nilai STAD …………………………….. 115
Lampiran 30. Daftar Tabel F ………………………………………………... 118
Lampiran 31. Harga Kritik Chi Kuadrat ……………………………………. 119
Lampiran 32. Nilai Kritik Uji Lilliefors ……………………………………. 120
Lampiran 33. Foto Kegiatan Penelitian …………………………………….. 121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menghadapi era
globalisasi yang semakin pesat dan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa, karena
pendidikan merupakan pondasi untuk terciptanya generasi muda yang berkualitas.
Dengan adanya sumberdaya manusia yang berkualitas dapat menunjang
perkembangan dan kemajuan kehidupan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 (Sisdiknas, Pasal 3) yang memuat tentang fungsi dan tujuan
pendidikan nasional adalah sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan mikro pendidikan
harus mampu menghasilkan SDM berkualitas dan professional sesuai dengan tujuan
pendidikan yang tercantum dalam Sisdiknas Pasal 3 di atas, termasuk di dalamnya
kebutuhan dunia kerja dan respons terhadap terhadap perubahan masyarakat
setempat. Dengan demikian, pendidikan harus mampu menciptakan lulusan yang
mampu berpikir global serta dilandasi oleh akhlak yang mulia. (Mulyasa, 2007: 4).
Pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional. Dalam hal ini, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh seluruh
komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas tenaga pendidik (guru),
kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang
memadai, suasana belajar yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah
pusat dan daerah. Namun demikian, guru merupakan komponen yang paling
menentukan dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan karena guru yang
berinteraksi langsung dengan peserta didiknya sehingga guru yang lebih mengetahui
perubahannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Proses pembelajaran juga harus diperhatikan kualitasnya, yang mana
merupakan kegiatan utama yang dilakukan di sekolah sebagai penentu keberhasilan
untuk tercapainya tujuan pendidikan. Siswa yang mengikuti pembelajaran
diharapkan mengalami perubahan baik dalam ilmu pengetahuan maupun
perilakunya. Dengan perubahan yang lebih baik dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa di sekolah, yang mana prestasi belajar merupakan alat ukur untuk mengukur
sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
adalah guru. Dalam hal ini guru dipandang sebagai faktor kunci dalam keberhasilan
pembelajaran, karena guru setiap hari berinteraksi secara langsung dengan peserta
didiknya dalam proses belajar mengajar. Guru memiliki kemampuan dalam proses
pembelajaran yang berkaitan erat dengan kemampuannya dalam memilih model
pembelajaran yang dapat memberi keefektivitasan pembelajaran kepada siswa.
Sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, minat terhadap pembelajaran
guru, dan berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Strategi guru dalam memilih model pembelajaran yang akan diterapkan
sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Seorang guru harus mampu menggunakan model-model pembelajaran dalam
mengajar. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efisiensi
dan efektifitas dalam proses belajar mengajar, karena dengan banyaknya model
pembelajaran yang ada, seorang guru dituntut dapat memilih model yang tepat dan
sesuai dengan kemampuan guru serta siswanya, karena sebenarnya tidak ada model
pembelajaran yang paling baik, setiap model memiliki spesifikasi masing-masing.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan
penelitian, SMA Negeri 1 Kartasura merupakan salah satu sekolah negeri yang
mempunyai input atau masukan siswa-siswa yang memiliki kemampuan dan daya
tangkap terhadap materi yang disampaikan sangat bervariasi, sehingga prestasi
belajar yang mampu dicapai masing-masing siswa juga beranekaragam. Salah satu
mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI program IPS (Ilmu
Pengetahuan Sosial) adalah mata pelajaran Akuntansi. Siswa wajib mengikuti setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembelajaran akuntansi dan diharapkan dapat memahami dan menguasai setiap
materi yang disampaikan oleh guru. Mata pelajaran akuntansi sangat berkaitan erat
dengan kemampuan berpikir logika dan nalar seseorang. Namun, masih banyak
siswa yang kurang paham terhadap pembelajaran akuntansi karena siswa cenderung
pasif dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan dan hanya semata-mata
mendengarkan apa yang dikatakan gurunya tanpa adanya timbal balik dari siswa.
Tingkat penguasaan materi yang rendah akan mempersulit siswa dalam
mencapai prestasi belajar yang maksimal, karena akuntansi selain harus menguasai
teori-teorinya juga harus sering melakukan praktik-praktik mengerjakan soal, jadi
siswa juga harus ikut berperan aktif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Kurang maksimalnya prestasi belajar yang dicapai siswa tidak hanya
disebabkan oleh perbedaan kemampuan dan daya tangkap yang di miliki masing-
masing siswa, tetapi juga karena minimya minat belajar dari siswa itu sendiri. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik yang muncul dari dalam diri siswa
maupun lingkungan eksternalnya. Misalnya siswa cenderung bosan mengikuti
kegiatan pembelajaran karena keadaan kelas yang kurang kondusif ataupun siswa
bosan terhadap pola pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru.
Guru dalam melaksanakan pembelajaran akuntansi masih menggunakan
model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas. Meskipun model pembelajaran konvensional saat ini masih bisa
diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, tapi sebaiknya guru memberikan variasi-
variasi dengan berbagai metode pembelajaran yang baru untuk mengurangi tingkat
kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga diharapkan dapat
memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi
dan akhirnya prestasi belajar akuntansi pun juga akan meningkat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti ingin mencoba memberikan
variasi model pembelajaran baru yang belum pernah diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran akuntansi. Model pembelajaran yang akan diterapkan pada siswa XI
IPS khususnya mata pelajaran akuntansi adalah dengan model pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan
sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif lebih
dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Pada pembelajaran kooperatif
siswa dituntut dapat bekerjasama dengan teman-teman kelompoknya untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan atau kasus yang diberikan oleh guru.
Jadi, siswa mampu berfikir sendiri dalam memecahkan setiap masalah dan tidak
hanya terpusat pada guru.
Pembelajaran kooperatif memiliki bermacam-macam metode, diantaranya
adalah Numbered Heads Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division
(STAD). Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Metode NHT ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan
melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran
dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sedangkan pada
pembelajaran kooperatif dengan metode STAD (Student Teams Achievement
Divisions) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana untuk diterapkan pada kegiatan belajar mengajar bagi guru yang baru akan
menggunakan pendekatan kooperatif.
Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar
belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan mereka bahwa semua anggota tim telah
menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu. (Slavin, 2010: 11)
Dalam pelaksanaannya, metode NHT dan STAD menuntut siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran akuntansi yaitu dengan ikut aktif berdiskusi,
menyampaikan pendapatnya, bertanya, menghargai perbedaan pendapat dan
mengajarkan kepada siswa untuk bisa bekerjasama dalam kelompok. Jadi, siswa
yang paling berperan aktif dalam pembelajaran akuntansi dan guru hanya sebagai
fasilitator. Dengan penerapan metode ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kesiapan masing-masing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Namun, pada pembelajaran dengan metode NHT siswa yang bertugas
menyampaikan hasil diskusi dari kelompoknya akan dipilih secara acak oleh guru
berdasarkan nomor yang dimilikinya. Semua anggota kelompok mempunyai peluang
yang sama untuk menjadi wakil dari kelompoknya dalam menyampaikan hasil
diskusinya, jadi setiap anggota kelompok harus benar-benar paham hasil diskusi
kelompoknya.
Berdasarkan pemaparan masalah diatas, peneliti bermaksud untuk
mengadakan penelitian untuk menguji pencapaian prestasi belajar siswa yang lebih
baik antara menggunakan metode NHT dibandingkan dengan metode STAD yang
akan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran akuntansi sebagai alternatif
penggunaan metode pembelajaran. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri
1 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011 dengan judul: Studi Komparasi Pembelajaran
Kooperatif Metode Numbered Heads Together (NHT) dengan Metode Student
Teams Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat
diidentifkasi permasalahan sebagai berikut:
1. Mengapa prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kartasura kurang
maksimal?
2. Mengapa dalam pembelajaran akuntansi siswa cenderung pasif?
3. Apakah diperlukan suatu pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa?
4. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara
pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT)
dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams
Achievement Division (STAD)?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, diperlukan pembatasan masalah
supaya penelitian ini lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi
pada:
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI IPS semester 2 SMA
Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Obyek Penelitian
a. Metode Pembelajaran
1) Metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada kelas
eksperimen I.
2) Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
pada kelas eksperimen II.
b. Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa dibatasi pada nilai kognitif yang diperoleh siswa
dari hasil post test.
c. Materi Pokok
Materi pokok dalam penelitian ini adalah Jurnal Penyesuaian.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara
pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT)
dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams
Achievement Division (STAD)?
2. Apakah prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads
Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang
menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD)?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa
antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together
(NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams
Achievement Division (STAD).
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang lebih baik antara pembelajaran
yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT ) dengan metode
Student Teams Achievement Division (STAD).
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan:
1. Manfaat Teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai metode pembelajaran yang tepat untuk pencapaian prestasi belajar
siswa yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan metode
Numbered Heads Together (NHT ) dengan metode Student Teams
Achievement Division (STAD).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Memberikan variasi belajar kepada siswa untuk menghindari
kejenuhan dan memberikan kemudahan kepada siswa dalam mengikuti
pembelajaran akuntansi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa lebih
mandiri dan tidak hanya berpusat pada guru.
b. Bagi Guru
Memberikan masukan bagi guru yang berupa alternatif pilihan metode
pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari
proses perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk
membekali peneliti sebagai calon guru yang nantinya akan menentukan
model pembelajaran yang tepat bagi siswanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999: 9), menyatakan bahwa
“belajar adalah suatu perilaku”. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Menurut Gino,
Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1999: 6), “belajar merupakan suatu
kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun
aktual. Jadi, dengan belajar akan membawa perubahan yang positif bagi pebelajar”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses atau kegiatan yang dapat mengubah pola perilaku peserta
didik kearah yang lebih baik, yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik
potensial maupun aktual.
Untuk mendukung peserta didik dalam belajar, maka perlu diadakan kegiatan
belajar yang sudah terencana atau lebih dikenal dengan pembelajaran. Menurut Gino
et al, (1999: 32), pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk
membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan dan faktor
ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.. Proses pembelajaran pada hakikatnya
untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar dan
pembelajaran sangat erat hubungannya dalam mengusahakan perubahan yang positif
bagi peserta didik baik dalam lingkup akademik maupun perubahan tingkah laku
yang prosesnya melibatkan berbagai komponen yaitu tujuan, materi, metode atau
strategi, media, serta evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Kegiatan belajar dan pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat
penting, karena semua komponen dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar
pencapaian tujuan belajar, sehingga program-program belajar dapat berjalan secara
terprogram dan terarah.
Tujuan belajar menurut Bloom dalam Gino et al (1999: 19) dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kognitif, psikomotor dan afektif.
1) Ranah kognitif, meliputi enam tingkatan yaitu: a) Pengetahuan (Knowledge) b) Pemahaman (Comprehension)
c) Penerapan (Aplication) d) Analisis (Analysis)
e) Sintesis (Synthesis) f) Evaluasi (Evaluation)
2) Ranah afektif/sikap
a) Kemampuan menerima (Receiving) b) Kemampuan menanggapi (Responding)
c) Berkeyakinan (Valuing) d) Penerapan kerja (Organization) e) Ketelitian (Correcterzation by value)
3) Ranah psikomotor a) Gerak tubuh (Body movement)
b) Koordinasi gerak (Finaly coordinated movement) c) Komunikasi non verbal (Non verbal communication) d) Perilaku bicara (Speech behaviours)
Tujuan pembelajaran merupakan apa yang ingin dicapai oleh guru dan
siswanya pada akhir suatu pembelajaran. Jadi, tujuan pembelajaran merupakan hasil
akhir dari proses pembelajaran. Menurut Djiwandono dalam Gino et al (1999: 40),
ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu Tujuan Instruksional
Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). TIU menggariskan hasil-hasil
di bidang studi yang seharusnya dicapai oleh siswa, sedangkan TIK merupakan
penjabaran yang lebih konkrit dari suatu TIU menyangkut satu pokok bahasan atau
topik pelajaran tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Komponen dan Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran, kegiatan pembelajaran melibatkan
beberapa komponen yang mendukung, antara lain sebagai berikut:
1) Siswa, merupakan seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima dan
penyimpan setiap isi pelajaran yang disampaikan untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran.
2) Guru, merupakan seseorang yang bertindak sebagai pendidik yang
memberikan pengajaran kepada anak didiknya serta sebagai pengelola dalam
pembelajaran agar dapat terlaksana dengan efektif.
3) Tujuan, pernyataan tentang sesuatu yang diinginkan setelah terjadinya
pembelajaran yang bisa menjadikan pedoman dalam proses pembelajaran.
4) Bahan Ajar, adalah informasi atau materi yang berupa konsep-konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Metode, cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian materi kepada
siswa.
6) Media, alat, perlengkapan atau perantara yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada siswa.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar merupakan unsur-unsur yang dapat
berubah dalam proses belajar. Unsur-unsur dinamis yang terkait dalam belajar
diantaranya sebagai berikut:
1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa dalam belajar.
2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya.
4) Suasana belajar dan upaya penyediaannya.
5) Kondisi subyek yang belajar dan upaya penyiapan peneguhannya.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Untuk Belajar
Tercapainya tujuan belajar dan pembelajaran yang sudah dijelaskan diatas,
tidak hanya dipengaruhi oleh komponen-komponen yang ada, tetapi juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang senantiasa mempengaruhi siswa untuk belajar. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dimyati dan Mudjiono (1999: 239-253), faktor-faktor yang mempengaruhi siswa
untuk belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor Intern, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar
yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri.
a) Sikap terhadap belajar: penilaian atau persepsi siswa terhadap belajar
sangat mempengaruhi keinginannya untuk belajar.
b) Motivasi belajar: merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya
proses belajar.
c) Konsentrasi belajar: merupakan kemampuan memusatkan perhatian
pada pelajaran. Pemusatan perhatian tertuju pada isi bahan belajar
maupun aktivitas belajar.
d) Mengolah bahan belajar: merupakan kemampuan siswa untuk menerima
isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi
siswa.
e) Menyimpan perolehan hasil belajar: merupakan kemampuan
menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan.
f) Menggali hasil belajar yang tersimpan: merupakan proses mengaktifkan
pesan yang telah diterima.
g) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar: merupakan suatu
puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan
belajar.
h) Rasa percaya diri siswa: merupakan keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat
timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.
i) Intelegensi dan keberhasilan siswa: merupakan suatu kecakapan global
atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah,
berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien.
j) Kebiasaan belajar: merupakan penguat dalam keberhasilan belajar dapat
mengurangi kebiasaan kurang baik.
k) Cita-cita siswa: merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa
yang ingin diwujudkannya dengan berbagai cara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2) Faktor Ekstern, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk belajar
yang timbul dari luar.
(a) Guru sebagai Pembina siswa belajar: guru harus bisa memusatkan
perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan
semangat belajar yang merupakan wujud emansipasi siswa.
(b) Prasarana dan sarana pembelajaran: kelengkapan dan pengelolaan
prasarana dan sarana pembelajaran yang baiklah yang dapat mendukung
proses pembelajaran berhasil dengan baik.
(c) Kebijakan penilaian: sekolah dan guru diharapkan berlaku arif dan bijak
dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa.
(d) Lingkungan sosial siswa di sekolah: suasana lingkungan sosial siswa
berpengaruh pada semangat dan proses belajar siswa.
(e) Kurikulum sekolah: kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah
kurikulum nasional yang disyahkan oleh pemerintah atau suatu
kurikulum yang disahkan oleh yayasan pendidikan.
2. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin dalam Isjoni (2010: 15), pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Pembelajaran kooperatif menurut
Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007: 42), merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai
tujuan bersama.
Pembelajaran dengan model kooperatif, siswa dituntut agar dapat
bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru, semua anggota kelompok harus memahami dan menguasai hasil dari diskusi
kelompok tersebut. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berperan aktif dalam proses
berpikir dan kegiatan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang
siswa yang heterogen, dan satu sama lain saling bekerjasama untuk menyelesaikan
tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru.
b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2005: 31-36), unsur-
unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan adalah sebagai
berikut: 1) Saling Ketergantungan Positif, 2) tanggung jawab perseorangan, 3) tatap
muka, 4) komunikasi antar anggota, 5) evaluasi proses kelompok
Unsur saling ketergantungan positif, menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama,
mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua
anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Jadi,
semua siswa dalam satu kelompok saling bekerjasama dan saling membantu untuk
menyelesaikan tugas atau kasus yang diberikan oleh guru.
Tanggung jawab perseorangan merupakan kunci untuk menjamin anggota
yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok
belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama
secara individu.
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan dampak positif bagi anggota
kelompok. Hasil pemikiran dari beberapa siswa akan lebih baik dibandingkan
dengan pemikiran individual.
Siswa sebaiknya dibekali berbagai keterampilan berkomunikasi dalam
kelompok. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, guru sebaiknya
memberikan cara-cara berkomunikasi yang baik. Hal ini akan bermanfaat untuk
siswa yang nantinya akan mewakili kelompoknya untuk memaparkan hasil diskusi
kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan
lebih efektif.
c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tentunya mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan
model pembelajaran yang lainnya. Menurut Isjoni (2010: 20), ciri-ciri pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut: 1) Setiap anggota memiliki peran, 2) terjadi
interaksi langsung di antara siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab
atas belajarnya dan juga teman kelompoknya, 4) guru membantu mengembangkan
keterampilan interpersonal kelompok, 5) guru hanya berinteraksi dengan siswa saat
diperlukan.
Setiap anggota dalam kelompok belajar kooperatif memiliki peran sendiri-
sendiri dalam kelompoknya, tetapi tetap bekerjasama dalam menyelesaikan masalah
atau tugas yang diberikan oleh guru. Semua anggota memiliki peran yang sama
dalam untuk keberhasilan kelompoknya.
Hubungan interaksi secara langsung terjadi diantara siswa dalam kelompok.
Interaksi ini terjadi akibat adanya saling ketergantungan positif antar siswa dalam
kelompok untuk saling membantu, menyampaikan pendapatnya, dan memberikan
motivasi dalam kegiatan diskusi kelompok.
Pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk bisa bertanggung jawab atas
belajarnya sendiri dan juga teman kelompoknya. Siswa yang sudah menguasai topik
yang diberikan guru berkewajiban untuk menjelaskan kepada teman kelompoknya
yang belum mengerti.
Guru sangat berperan dalam membangun dan mengembangkan ketrampilan
interpersonal kelompok dalam berkomunikasi dengan teman kelompoknya baik
dalam menyampaikan pendapatnya maupun menyampaikan hasil kelompoknya
kepada kelompok lain.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang hanya akan berinteraksi bila siswa
membutuhkannya, tetapi tetap memantau dan membimbing jalannya diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang
berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya, yang sesuai dengan ciri-ciri yang
telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Menurut Agus Suprijono (2010: 65-66),
langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase. Fase-fase itu
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik.
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap
belajar.
Fase 2: Present information Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal.
Fase 3: Organize student into learning
teams Mengorganisir peserta didik kedalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta
didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien.
Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya.
Fase 5: Test on the materials mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran
atau kelompok-kelompok mempresen-tasikan hasil kerjanya.
Fase 6: Provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan presentasi individu maupun kelompok.
e . Macam-Macam Metode dalam Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif selain mempunyai unsur-unsur, ciri-ciri dan tahapan
pembelajaran yang berbeda dengan model pembelajaran yang lain juga mempunyai
beberapa macam metode. Menurut Trianto (2010: 67-87), macam-macam metode
dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1) Student Teams Achievement Division
(STAD), 2) Jigsaw, 3) Investigasi Kelompok, 4) Think Pair Share (TPS), 5)
Numbered Heads Together (NHT), 6) Teams Games Tournaments (TGT).
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode
dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Metode ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan
kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.
Jigsaw atau yang dikenal dengan “Tim Ahli” merupakan metode
pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen. Masing-
masing anggota kelompok ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli untuk tiap
topik yang berbeda. Untuk ahli yang mempunyai topik yang sama bergabung
menjadi satu untuk menyelesaikan tugasnya, kemudian kembali ke kelompok semula
untuk mengajarkan topik yang sudah mereka kuasai kepada teman sekelompoknya.
Terakhir diberikan tes pada semua topik yang diberikan secara individu.
Investigasi Kelompok merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif
yang paling kompleks dan sulit untuk diterapkan. Guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa
memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas
topik yang sudah dipilihnya, kemudian mempresentasikan laporannya kepada
seluruh kelas.
Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk banyak berpikir, merespons dan
saling membantu pasangan diskusinya dalam menyelesaikan tugas dari guru.
Numbered Heads Together (NHT) merupkan pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari empat fase yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama
dan menjawab. Dalam pembelajaran ini siswa juga dibagi menjadi kelompok-
kelompok yang tiap anggota kelompok mempunyai nomor sendiri-sendiri.
Teams Games Tournaments (TGT) atau Pertandingan Permainan Tim. Pada
model ini siswa akan memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain agar
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
3. Metode Numbered Heads Together (NHT)
a. Pengertian Metode Numbered Heads Together (NHT)
Metode Number Heads Together (NHT) merupakan salah satu bagian dari
model pembelajaran kooperatif. Menurut Trianto (2007: 62), metode Number Heads
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Together (NHT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang rancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional. Menurut Spenser Kagan dalam Anita Lie (2005: 59-60), metode ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, metode ini juga
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Number
Heads Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan
dirinya dalam kelompok belajar serta mendorong siswa untuk meningkatkan
semangat kerjasama mereka.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Numbered Heads Together (NHT)
Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-
masing, karena pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran yang paling baik untuk
diterapkan pada semua topik pembelajaran. Menurut Spencer Kagan dalam Herta
Delima Sitorus et al (2010: 2), kelebihan dan kelemahan metode NHT diantaranya
sebagai berikut:
Kelebihan metode NHT:
1) Kelas menjadi hidup dan dinamis
2) Setiap siswa mendapat kesempatan untuk berekspresi dan mengeluarkan
pendapatnya.
3) Munculnya jiwa kompetensi yang sehat.
4) Waktu untuk mengoreksi hasil kerja siswa, lebih efektif dan efisien.
Kelemahan metode NHT:
1) Adanya alokasi waktu yang panjang.
2) Ketidakbiasaan siswa melakukan pembelajaran kooperatif, sehingga siswa
terkadang merasa kaget dan merasa bosan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c. Langkah-Langkah Metode Numbered Heads Together (NHT)
Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 42), langkah-langkah
pembelajaran metode Number Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut:
1) Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor. 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mngerjakannya atau mengetahui jawabannya.
4) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6) Kesimpulan
Menurut Trianto (2007: 62-63), dalam mengajukan pertanyaan kepada
seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai langkah-langkah
pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) adalah
sebagai berikut:
1) Fase 1 : Penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5.
2) Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
3) Fase 3 : Berfikir Bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4) Fase 4 : Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
metode Number Heads Together (NHT) dalam kegiatan pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6
siswa dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-6.
2) Guru memberikan tugas yang sesuai dengan materi yang telah dibahas
sebelumya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3) Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru, dan
memastikan bahwa semua anggota dalam kelompok tersebut mengetahui
jawaban yang benar dan dapat mengerjakannya.
4) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa yang nomornya dipanggil akan
menyampaikan hasil diskusi dari kelompok mereka.
5) Tanggapan siswa dari kelompok lain, kemudian guru memanggil nomor yang
lain.
6) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.
3. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
a. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana untuk diterapkan pada kegiatan
belajar mengajar bagi guru yang baru akan menggunakan pendekatan kooperatif
yang dikembangkan oleh Robert Slavin. Slavin (2010: 11) mengatakan bahwa:
Dalam STAD para siswa dabagi dalam tim belajar yang terdiri dari atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan mereka bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri,
dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu. Menurut Trianto (2010: 68), STAD merupakan model pembelajaran kooperatif
dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan anggota tiap kelompok 4-5
orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa STAD merupakan metode
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 4-5 orang dalam setiap kegiatan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam
beberapa tahapan yaitu: penyampaian materi, diskusi, presentasi, kuis dan
penghargaan kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Teams Achievement Division
(STAD)
Metode Student Teams Achievement Division (STAD) juga mempunyai
kelebihan dan kelemahan, seperti halnya dengan metode kooperatif yang lainnya.
Menurut Sunarto (2009: 3), kelebihan dan kelemahan dari metode STAD diantaranya
sebagai berikut:
Kelebihan metode STAD:
1) Siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain. 2) Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain.
3) Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain. 4) Siswa mampu menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu
orang lain dan menyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti.
5) Mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna, berdaya guna, kreatif dan bertanggungjawab.
Kelemahan metode STAD:
1) Membutuhkan alokasi waktu yang lama.
2) Anggota kelompok yang malas hanya mengandalkan pada teman mereka yang rajin, sehingga menjadikannya tidak berpikir mandiri.
3) Penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah
menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.
b. Langkah-Langkah Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
Menurut Slavin dalam Agus Suprijono (2010: 51-53), dalam proses
pembelajarannya, STAD melalui lima tahapan yang meliputi:
1) Tahap penyajian materi
Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai dan
memotivasi rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Selanjutnya,
guru menyampaikan materinya.
2) Tahap kegiatan kelompok
Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu
memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi
yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3) Tahap tes individual
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan
tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas.
4) Tahap penghitungan skor perkembangan individu
Dihitung berdasarkan skor awal, hal ini dimaksudkan agar siswa terpacu
untuk memperoleh prestasi yang terbaik sesuai dengan kemampuaannya.
5) Tahap pemberian penghargaan kelompok.
Diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi
kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Tahap pemberian kelompok
dilakukan dengan menjumlahkan skor perkembangan individu dari masing-masing
kelompok. Menurut Slavin dalam Trianto (2007: 55), kriteria perkembangan skor
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes Skor
Perkembangan
- Lebih dari 10 poin di bawah skor awal - 10 poin di bawah sampai 1 pon di bawah skor awal
- Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal - Lebih dari 10 poin di atas skor awal - Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)
0 poin 10 poin
20 poin 30 poin 30 poin
Perhitungan skor perkembangan individu dilakukan dengan menghitung selisih
antara nilai awal dan nilai posstest, selanjutnya skor kelompok dihitung dengan
menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi
dengan jumlah anggota kelompok. Menurut Trianto (2007: 56), sesuai dengan rata-
rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori kelompok sebagai berikut:
Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata tim Predikat
0 ≤ × ≤ 5
5 ≤ × ≤ 15 15 ≤ × ≤ 25 25 ≤ × ≤ 30
-
Tim baik Tim hebat Tim super
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Menurut Trianto (2010: 70-71), langkah-langkah pembelajaran STAD
didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau
fase. Fase-fase dalam pembelajaran ini dijelaskan dalam tabel 4.
Tabel 4. Fase-Fase Pembelajaran dengan Metode STAD
Fase Kegiatan Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan/menyampaikan informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
Fase 4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5 Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah diajarakan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Memberikan penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang.
2) Guru menyajikan materi yang akan dipelajari.
3) Siswa mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru dengan kelompoknya.
4) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
kelompok lain menanggapinya.
5) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.
6) Memberikan penghargaan pada kelompok terbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar, karena dengan prestasi belajar dapat menjadi pedoman untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.
Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43), prestasi belajar adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
dalam periode tertentu. Prestasi belajar siswa merupakan suatu bukti keberhasilan
dari usaha belajar siswa, yang dapat diketahui siswa yang bersangkutan ketika telah
menyelesaikan suatu aktivitas belajar tertentu. Dengan mengetahui prestasi belajar
siswa, guru dapat mengetahui kemampuan dan kedudukan anak didiknya di dalam
kelas.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai pebelajar setelah melakukan kegiatan belajar
yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat.
b. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan masalah yang sangat penting, karena sepanjang
hidupnya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya
masing-masing. Menurut Zainal Arifin (2010: 12-13), fungsi utama dari prestasi
belajar antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan
sebagai umpan balik (Feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern suatu institusi
pendidikan. Indikator intern berarti bahwa prestasi belajar dijadikan indikator tingkat pendidikan atau produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern bahwa rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kesuksesan anak didik dalam masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat
menyerapkan seluruh materi pelajaran.
c. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi
Menurut Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the
American Institute of Certified Public Accountants) dalam Ahmed Riahi-Belkaoui
(2000: 37), mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan dan
peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya
guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.
Menurut American accounting Association (AAA) dalam Agus Suranto, Maksum
Habibi, Kardiman dan Sudibyo (2005: 2), mendefinisikan akuntansi sebagai proses
pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang
memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan yang tepat bagi para pemakai
informasi tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi
merupakan suatu proses identifikasi, pencatatan, penggolongan dan peringkasan
yang berkaitan dengan informasi keuangan yang bermanfaat sebagai pertimbangan
dalam pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Menurut Yoga Firdaus et al (2005:7-8), manfaat akuntansi sebagai berikut:
1) Untuk mendapatkan informasi ekonomi (informasi keuangan perusahaan)
yang akurat sehingga pemakai dapat mengambil keputusan dengan tepat.
2) Untuk memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada para pemilik
perusahaan.
3) Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.
4) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva,
kewajiban, serta modal suatu perusahaan.
5) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
aktiva netto suatu perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6) Memberikan informasi keangan yang membantu para pemakai laporan
keuangan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
7) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva
dan kewajiban suatu perusahaan.
8) Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.
Menurut Yoga Firdaus et al (2005: 82-83), pencatatan akuntansi terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu: 1) pembuatan atau penerimaan bukti untuk transaksi-
transaksi yang terjadi, 2) pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal, 3) pemindahan
dari buku jurnal ke buku besar, 4) menyusun kertas kerja, 5) menyusun laporan
keuangan dengan berpedoman pada kertas kerja, 6) berpedoman pada kertas kerja;
mencatat ayat jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke dalam jurnal umum, 7)
membukukan ayat jurnal penyesuaian dan penutup kedalam buku besar, 8)
menyusun neraca saldo setelah penutupan. Kegiatan-kegiatan dalam akuntansi dapat
diperjelas dengan gambar siklus akuntansi dibawah ini:
Gambar 1: Siklus Akuntansi. (Yoga Firdaus et al, 2005: 82)
Neraca Saldo
Jurnal
Kertas Kerja
Buku Besar
- Laporan Laba-Rugi
- Laporan Perubahan ekuitas
- Neraca
- Laporan Arus Kas
Jurnal Penutup
Buku Besar
Bukti
Transaksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Hasil akhir dari kegiatan akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan
keuangan menurut Yoga Firdaus et al (2005: 62-68) adalah laporan yang menyajikan
informasi keuangan yang dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Menurut
Umi Muawanah et al (2008: 22-25), laporan keuangan terdiri dari empat macam
yaitu: 1) laporan laba-rugi, 2) laporan perubahan ekuitas, 3) neraca, dan 4) laporan
arus kas.
Laporan laba-rugi (income statement) adalah suatu laporan keuangan yang
menyajikan informasi mengenai seluruh hasil operasi (pendapatan) dan beban yang
dikeluarkan (beban usaha) dalam kegiatan selama suatu periode tertentu. laporan laba
rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi, yang
disebut laba bersih (net income), dan sebaliknya jika beban melebihi pendapatan
disebut rugi bersih (net losses). Dampak dari pendapatan yang dihasilkan dari beban
yang terjadi selama sebulan beroperasi ditunjukkan dalam persamaan dasar akuntansi
sebagai kenaikan dan penurunan ekuitas pemilik. Pengaruh adanya laba bersih suatu
periode akan meningkatkan ekuitas pada periode tersebut, sebaliknya, jika terjadi
rugi bersih akan menurunkan ekuitas pemilik dalam periode yang bersangkutan.
Laporan ekuitas melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu
tertentu. Laporan ini merupakan penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca.
Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi
bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini.
Neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukkan aset, kewajiban, dan
ekuitas pemilik per tanggal tertentu. Bentuk neraca ada 2 (dua), yaitu bentuk akun
(account form) dan bentuk laporan (report form). Pada neraca bentuk akun, aset
ditempatkan di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas ada di sebelah kanan.
Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) arus kas dari aktivitas
operasi, (2) aktivitas investasi, (3) aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas
operasi. Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang
menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya
berbeda dari jumlah laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena
pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar secara tunai. Arus kas dari
aktivitas investasi. Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
penjualan aset tetap atau aset permanen. Arus kas dari aktivitas pendanaan. Bagian
ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik,
peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.
Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh
semua siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kartasura pada jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Fungsi mata pelajaran ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan
dasar mengenai akuntansi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
akuntansi merupakan hasil yang dapat dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran
akuntansi yang merupakan cerminan kemampuan siswa dalam menerima materi
akuntansi yang telah diberikan oleh guru serta dapat menyelesaikan tugas-tugas
maupun tes.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Felisia Denta Cahyani. 2010. Penerapan Metode Pengajaran Numbered
Heads Togethet (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelas X SMK Bhineka Karya 1 Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa penggunaan
metode Numbered Heads Togethet (NHT) dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa kelas X AK 1 SMK
Bhineka Karya 1 Boyolali sehingga prestasi belajar siswa juga akan
meningkat. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1)
siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi, (2) siswa sudah mampu mengatasi kesulitan belajar dengan
berdiskusi dengan teman kelompoknya dan belajar bertanya sehingga mampu
memahami materi akuntansi dengan baik, (3) guru telah mampu
melaksanakan metode pembelajaran akuntansi dengan nuansa baru, (4)
kemampuan siswa dalam memahami akuntansi pun meningkat dilihat dari
nilai akhir dan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan.
2. Endang Purwaningsih (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Studi
Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di MAN
Karangannyar Tahun Pelajaran 2007/2008, menyimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif lebih efektif daripada model pembelajaran
konvensional, karena terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis, belajar saling bertukar ide/gagasan baik dalam satu kelompok
maupun dengan anggota kelompok yang lain, meningkatkan semangat
kebersamaan dan kegotong-royongan dalam memecahkan permasalahan
terkait dengan model pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka dapat dirumuskan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
1. Perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran yang
menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan
pembelajaran yang menggunakan Student Teams Achievement Division
(STAD).
Rendahnya prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kartasura
khususnya pada mata pelajaran akuntansi disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu materi yang sulit dan tidak mudah dipahami oleh siswa, cara mengajar
guru yang kurang bervariasi, siswa yang kurang aktif dan cenderung diam
jika belum paham tentang materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga,
ketidakpahaman siswa terhadap materi yang disampaikan akan menghambat
siswa dalam mengikuti materi selanjutnya karena akuntansi merupakan siklus
yang saling berkelanjutan. Upaya untuk mengatasi hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara membuat variasi baru pada pembelajaran akuntansi
yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk menarik
minat siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mau menanyakan
kesulitannya memahami materi kepada guru maupun kepada teman-teman
yang lain. Pembelajaran kooperatif yang akan digunakan adalah metode
Number Heads Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division
(STAD). Ciri khas dari metode Number Heads Together (NHT) adalah guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
hanya akan menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompok tanpa
memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya itu.
Setiap siswa dalam kelompok memiliki satu nomor dan siswa itu juga
mengetahui bahwa hanya seorang siswa yang akan dipanggil pada setiap saat
untuk mewakili kelompoknya. Dalam pembelajaran yang menggunakan
metode Student Teams Achievement Division (STAD) terdapat penghargaan
terhadap siswa yang mengalami peningkatan prestasi. Penerapan metode
yang berbeda maka akan menghasilkan prestasi belajar yang berbeda pula.
2. Prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Number Heads Together
(NHT) lebih baik daripada yang menggunakan metode Student Teams
Achievement Division (STAD).
Pemilihan metode pembelajaran sangat mempengaruhi prestasi belajar
yang dicapai siswa, khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Pembelajaran
dengan metode NHT dan STAD diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam berdiskusi. Evaluasi hasil diskusi dalam pembelajaran
menggunakan metode NHT dilakukan dengan cara tiap siswa yang nomornya
ditunjuk oleh guru akan mempresentasikan hasil diskusi, sehingga semua
harus siap dan paham hasil diskusi dari kelompoknya karena semua anggota
mempunyai peluang yang sama untuk dipanggil oleh guru. Sedangkan
evaluasi dari pembelajaran yang menggunakan metode STAD dengan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok oleh wakil dari anggota kelompok
tersebut, akibatnya siswa yang merasa tidak punya tanggung jawab untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas akan cenderung santai dan tidak
sungguh-sungguh dalam berdiskusi. Berdasarkan alasan di atas, prestasi
belajar akuntansi pada pembelajaran yang menggunakan metode NHT akan
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode
STAD.
Untuk dapat memperjelas uraian di atas maka dapat digambarkan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Gambar 2: Skema Kerangka Berpikir tentang Penerapan Metode NHT dan Metode
STAD
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir tersebut dapat diambil
hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara
pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT)
dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams
Achievement Division (STAD).
2. Prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together
(NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang
menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).
Metode NHT
Metode
Pembelajaran
Metode STAD
Siswa
Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi Belajar
Akuntansi
Di
bandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kartasura dengan pertimbangan
bahwa di SMA Negeri 1 Kartasura belum pernah dilaksanakan penelitian eksperimen
model pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT)
dan Student Teams Achievement Division (STAD) pada pembelajaran akuntansi,
sehingga hasilnya dapat menjadi masukan bagi guru untuk mengoptimalkan prestasi
belajar siswa.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan
Desember 2010 sampai bulan Juni 2011 dengan rincian jadwal pelaksanaan sebagai
berikut :
Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi
Jenis Kegiatan
Tahun 2010/2011
Bulan
Des Jan Feb Maret April Mei Juni
1. Persiapan penelitian
• Pengajuan judul
• Penyusunan proposal
• Ijin penelitian
• Penyusunan instrumen
2. Pelaksanaan penelitian
• Pelaksanaan mengajar
• Pengumpulan data
• Analisa data
3. Penyusunan laporan
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2002: 109), populasi adalah keseluruhan individu yang
menjadi subjek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPS 1
dengan jumlah 44 siswa, kelas XI IPS 2 dengan jumlah 43 siswa, kelas XI IPS 3
dengan jumlah 44 siswa, kelas XI IPS 4 dengan jumlah 45 siswa. Jadi, jumlah
seluruh siswa XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura adalah 176 siswa.
2. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2002: 109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti, sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat
diwakili.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelas diantaranya adalah kelas XI
IPS 2 dengan metode Number Heads Together (NHT) sebagai kelas eksperimen I,
kelas XI IPS 1 dengan metode Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai
kelas eksperimen II dan kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan random
sampling, yaitu cara pengambilannya dilakukan secara acak (random). Sebelum
memulai perlakuan terhadap obyek penelitian, terlebih dahulu peneliti mengecek
keadaan kemampuan awal dari sampel yang digunakan, baik dari kelompok
eksperimen I, kelompok eksperimen II dan kelompok kontrol. Semua itu bertujuan
untuk keseimbangan kelompok tersebut sebelum dikenai perlakuan.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (2002: 206), metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nama dan nilai kelas XI IPS
di SMA Negeri 1 Kartasura yang akan digunakan untuk menentukan sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
penelitian. Metode ini juga digunakan untuk mengambil gambar atau foto guru dan
siswa ketika melaksanakan pembelajaran dengan metode yang digunakan sebagai
penelitian.
b. Metode Tes
Menurut Arikunto (2002: 198), metode tes digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Menurut Anas Sudijono (2008: 67),
tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk serangkaian tugas
yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga diperoleh data hasil pengukuran tersebut
yang melambangkan prestasi testee.
Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk memperoleh data prestasi
belajar siswa setelah kegiatan belajar mengajar bidang studi akuntansi dengan
menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dan metode Student Teams
Achievement Division (STAD).
2. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang sengaja dimunculkan dalam rangka
untuk menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Number
Heads Together (NHT) dan metode Student Teams Achievement Division (STAD).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang menunjukkan akibat atau pengaruh
dari variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar
akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes. Setelah
soal disusun, akan dilakukan uji coba terlebih dahulu ke kelas XI IPS 3 dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
asumsi anak-anak di kelas tersebut telah mendapat materi yang sama sehingga
pengukuran dan penelitian dapat menghasilkan data yang benar-benar mencerminkan
keadaan yang diukur. Hal tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda soal.
a. Validitas Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2002: 144-146), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkap data dari
variabel data yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur ketepatan data tersebut
digunakan teknik uji validitas yang dihitung dengan korelasi product moment.
Adapun rumus Pearson dimaksud adalah sebagai berikut:
∑ (∑ ) (∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
X = Jumlah Skor masing-masing prediktors
Y = Jumlah Skor Kriterium (skor total)
N = Jumlah subjek penelitian
Kriteria pengujian :
Jika rxy > rtabel (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan valid
Jika rxy < rtabel (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan tidak valid
Menurut Masidjo (1995: 243), klasifikasi validitas soal dikelompokkan sebagai
berikut :
0,91 – 1,00 = Sangat tinggi (ST)
0,71 – 0,90 = Tinggi (T)
0,41 – 0,70 = Cukup (C)
0,21 – 0,40 = Rendah (R)
Negatif – 0,20 = Sangat Rendah (SR)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Hasil uji validitas instrumen dari 25 soal yang telah diujikan pada penelitian
ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Keterangan Nomor Item Jumlah
Valid 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25.
23
Tidak Valid 3, 19 2
Jumlah soal 25
b. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2002: 154), reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul dan karena instrumen tersebut sudah baik. Pengujian reliabilitas
menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) dalam Masidjo (1995: 233)
sebagai berikut:
r11 = .
/ (
∑
)
keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
n = jumlah item
S = deviasi standar
p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi
subjek yang mendapat skor 1).
p = banyaknya subjek yang skornya 1
N
q = proporsi subjek yang mendapat skor 0 (1 – p)
Menurut Masidjo (1995: 209), klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut :
0,91 – 1,00 = Sangat tinggi (ST)
0,71 – 0,90 = Tinggi (T)
0,41 – 0,70 = Cukup (C)
0,21 – 0,40 = Rendah (R)
Negatif – 0,20 = Sangat Rendah (SR)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.
Jumlah Soal S2 ∑pq r11 Keterangan
25 14,2960 4,5816 0,7078 Tinggi
c. Taraf Kesukaran Suatu Item
Menurut Anas Sudijono (2008: 370), bermutu atau tidaknya butir-butir soal
tes dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh
masing-masing butir item tersebut. Butir-butir item tes dapat dinyatakan baik bila
tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah atau dengan kata lain taraf kesukaran
item tersebut sedang atau cukup. Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu:
P =
Keterangan:
P = Proportion = proporsi= difficulty index= angka indek kesukaran item.
B = Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item
yang bersangkutan.
JS = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.
Menurut Robert L Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam Anas Sudijono (2008:372),
klasifikasi indeks kesukaran item adalah sebagai berikut:
Kurang dari 0,30 = Sukar
0,30 – 0,70 = Cukup (sedang)
Lebih dari 0,70 = Mudah
Hasil uji taraf kesukaran suatu item pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 8 dibawah ini:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item
Kriteria Nomor Item Jumlah
Sukar 4, 7, 12, 15, 19 5
Cukup (sedang) 3, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 22, 23, 25. 13
Mudah 1, 2, 5, 6, 10, 21, 24 7
Jumlah item 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d. Taraf Pembeda Suatu Item
Menurut Masidjo (1995: 196), taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai
dimana jumlah jawaban benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas
(pandai= upper group) berbeda dari siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah
(bodoh = lower group) untuk suatu item. Untuk menentukan daya pembeda sesuai
dengan telah yang ditemukan oleh Masidjo adalah sebagai berikut:
ID=
Keterangan :
ID : indeks diskriminasi
KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari kelompok atas
KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari kelompok rendah
NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau kelompok bawah
NKA atau NKB x Skor maksimal : perbedaan jawaban benar dari siswa yang
tergolong kelompok atas atau kelompok bawah yang seharusnya
diperoleh.
Menurut Anas Sudijono (2008: 389), klasifikasi daya pembeda soal sebagai berikut :
Kurang dari 0,20 = Jelek
0,20 – 0,40 = Cukup (sedang).
0,40 – 0,70 = Baik
0,70 – 1,00 = Baik sekali.
Bertanda negatif = Jelek sekali.
Hasil uji taraf pembeda suatu item pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 9. Rangkuman Hasil Taraf Pembeda Suatu Item
Kriteria Nomor Item Jumlah
Jelek - 0
Cukup (sedang) 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24
21
Baik 5, 11, 17, 25 4
Baik Sekali - 0
Jelek Sekali - 0
Jumlah Item 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
D. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Menurut Sugiyono (2006: 107), metode eksperimen merupakan
sebagian dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri, terutama
dengan adanya kelompok kontrolnya. Menurut Gay dalam Emzir (2008: 63-64)
mengatakan bahwa:
Metode penelitian eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian
yang menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimental peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan dan mengobservasi
efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat. Variabel bebas, juga diacu sebagai variabel eksperimental, variabel penyebab atau variabel
perlakuan yang aktivitas atau karakteristiknya dipercaya membuat suatu perbedaan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen
sesungguhnya (true experiment) dengan desain perluasan dari “Randomized Subjects
Postest - Only Design”. Menurut Sigit Santosa (2011: 38) menyatakan bahwa:
Dalam rancangan “Randomized Subjects Postest - Only Design”, dibuat kelompok subyek dengan pemberian kondisi yang berbeda. Tidak dilakukan
tes awal. Pengontrolan terhadap variabel-variabel ekstran yang mungkin ada, dilakukan dengan cara random. Randomisasi juga dilakukan dalam penentuan kelompok eksperimental dan kelompok kontrol. Tes hanya hanya dilakukan
pada akhir eksperimen. Perbedaan hasil antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan pengaruh dari perlakuan.
Penelitian ini akan membandingkan antara kelompok eksperimen I yang
diberi perlakuan dengan menggunakan metode Number Heads Together (NHT),
keompok eksperimen II dengan menggunakan metode Student Teams Achievement
Divisions (STAD) dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan yang baru.
Nilai posttest kelompok eksperimen I dan II setelah adanya perlakuan tersebut
dipakai sebagai data penelitian untuk kemudian dibandingkan hasilnya dengan
analisis statistik uji t. Rancangan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 10. Rancangan Penelitian “Randomized Subjects Posttest - Only Design”
Kelompok Variabel Independen Tes Akhir
Eksperimen I X1 Y2
Eksperimen II X2 Y2
Kontrol - Y2
Keterangan:
X1 : Metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
X2 : Metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
Y2 : Tes akhir (posttest)
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Menetapkan subyek dari suatu populasi.
2) Melakukan eksperimen dengan memberi perlakuan yang berbeda. Untuk
kelompok eksperimen I pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
metode NHT (X1) dan kelompok eksperimen II dengan metode STAD (X2).
3) Memberikan posttest pada kelompok eksperimen I dan II untuk mengukur
rata-rata hasil belajar yang dicapai setelah adanya perlakuan.
4) Memberikan posttest pada kelompok kontrol.
5) Menganalisis hasil tes dari kelas eksperimen I dan II serta kelompok kontrol
dengan menggunakan statistik yang cocok dengan rancangan ini untuk
menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Namun,
sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji persyaratan terlebih dahulu. Adapun
langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Sebelum data dianalisis, data harus berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Menurut Budiyono (2004: 170-171), untuk mengetahui apakah sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
berdistribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan “uji
Lilliefors”, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan Hipotesis
H0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Tingkat Signifikasi: α = 0,05
3) Statistik Uji
LO = Maks | ( ) ( )|
Keterangan:
F(Zi) = P(Zn ≤ Zi)
S(Zi) = Proporsi cacah Zn ≤ Zi terhadap seluruh Zi
Zi =
X = Nilai rata-rata
S = Standar deviasi
4) Daerah Kritik
DK = { | } L > }
5) Keputusan Uji
Kriteria: H0 diterima jika LO < Ltabel
b. Uji Homogenitas
Menurut Arikunto (2002: 289), uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yaitu seragam atau tidaknya
variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk mengetahui
homogenitas variansi sampel digunakan uji Bartlett. Menurut Sudjana (2005: 263),
rumus uji homogenitas sebagai berikut :
, -* ∑( )logSi2}
= 2,3026 {B - ∑(ni-1)log Si2}
B = (log S2) ∑(ni-1)
S2 = ∑( )
∑( )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Hipotesis :
H0 = kedua populasi mempunyai varian yang sama (σ12 = σ2
2)
H1 = kedua populasi mempunyai varian yang tidak sama (σ12 ≠ σ2
2)
Kriteria :
H0 diterima jika χ2hit < χ2
tab (α = 0,05), dimana χ2tab (1-α)(k-1), maka
populasi memiliki varian yang sama.
2. Uji Hipotesis
Menurut Sudjana (2005: 239-240), untuk menguji hipotesis digunakan
statistik uji t, adapun langkah- langkahnya sebagai berikut:
1) Menentukan Hipotesis
a) H0 : μ1 = μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen I sama dengan rata-
rata nilai kelompok eksperimen II.
H1 : μ1 μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen I tidak sama
dengan rata-rata nilai kelompok eksperimen II.
b) H0 : μ1 < μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen I lebih rendah dari
rata-rata nilai kelompok eksperimen II dan kelompok kontrol.
H1 : μ1 > μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen I lebih tinggi dari
rata- rata nilai kelompok eksperimen II dan kelompok kontrol.
2) Taraf signifikasi 5% ( = 0, 05)
3) Statistik Uji
S2 =
( ) ( )
t =
√
Keterangan :
S2 : standar deviasi sampel kelompok eksperimen I dan eksperimen II
X1 : rata-rata nilai test kelompok eksperimen I
X2 : rata-rata nilai test kelompok eksperimen II
S12 : standar deviasi kelompok eksperimen I
S22 : standar deviasi kelompok eksperimen II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
n1 : jumlah subyek kelompok eksperimen I
n2 : jumlah subyek kelompok eksperimen I
t : nilai uji kesamaan
4) Daerah Kritik
DK = n1 + n2 – 2
5) Keputusan Uji
H0 diterima jika thitung < ttabel
H0 ditolak jika thitung > ttabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kartasura
SMA Negeri 1 Kartasura berdiri pada tahun 1978, menempati gedung SD Ngabean 2
Kartasura, sedang pengelolaannya ditangani langsung dari SMA Negeri 5 Surakarta.
Pada saat itu Kepala Sekolah dijabat oleh Bp. Sugianto sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0290/0/1978 tanggal 1 April
1978. Dasar penegrian SMA Negeri 1 kartasura tercantum dalam Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0290/0/1978,
Tanggal 2 September 1978.
SMA Negeri 1 Kartasura terletak di Jalan Raya Solo-Yogya Km 11, Pucangan,
Kartasura. Dari masa ke masa SMA Negeri 1 Kartasura terus mengalami
perkembangan yang pesat dibawah kepemimpinan kepala sekolah sebagai berikut:
1. Sumarso tahun 1979 – 1980
2. Suparto R, BA tahun 1980 – 1987
3. Drs. Suparto tahun 1987 – 1988
4. Drs. H.D. Sugimo tahun 1988 – 1989
5. Tukijono tahun 1989 – 1990
6. Suwardi, BA tahun 1990 – 1990
7. S. Moestarom tahun 1990 – 1991
8. Drs.S.D Sunarjo tahun 1991 – 1991
9. Sadiyat tahun 1991 – 1993
10. Drs. P. Suminto, SH tahun 1993 – 1994
11. Drs. Sediyono tahun 1994 – 1997
12. Drs. Soekidi tahun 1997 – 2002
13. Drs. H. Supartono tahun 2002 – 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
14. Drs. Djuari, MM tahun 2008 – 2011
15. Drs. H. Widodo, MM tahun 2011 – sekarang
SMA Negeri 1 kartasura pada tahun ajaran 2010-2011 ini mempunyai 1128
siswa yang terdiri dari 443 siswa dan 685 siswi, dengan tenaga pendidik yang
berjumlah 83 guru yang professional dan berkualitas.
b. Visi, Misi dan Tujuan
1) Visi
Terwujudnya sekolah yang unggul, berprestasi, dan terampil dalam IMTAQ dan
IPTEK.
2) Misi
a) Mampu mewujudkan sekolah yang dapat membentuk manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur.
b) Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mantap dalam keteladanan,
sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta
rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
3) Tujuan
a) Meningkatkan pengetahuan guru dan siswa tentang perkembangan ilmu
dan teknologi.
b) Meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang akademis dan berbudi
pekerti yang luhur.
c) Meningkatkan keterampilan siswa dalam bahasa asing dan komputer.
d) Meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah, keluarga dan masyarakat.
e) Meningkatkan keterampilan guru dan siswa dalam kesehatan jasmani dan
rohani.
c. Struktur Organisasi
Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan.
Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan dan
pembentukan generasi yang berbudi luhur . Untuk memenuhi tuntutan tersebut suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya . Oleh sebab itu SMA
negeri 1 Kartasura dalam pengeloalaannya memiliki struktur organisasi yaitu :
................................. .............................
Keterangan : Garis Komando
Garis Koordinasi
Gambar 3. Struktur Organisasi Sekolah
1) Kepala Sekolah : Drs. H. Widodo, MM NIP: 19540812 198003 1 017
2) Komite Sekolah : HM. Mukhlis Harsono, BcHk
3) Ka. Unit TU : Suyono, SE NIP: 19600101 198802 1 003
4) WKS. Kurikulum : Dwi Tama, S.Pd NIP: 19541115 198603 1 003
5) WKS. Kesiswaan : Drs. Supardjo NIP: 19550105 198102 1 003
6) WKS. SarPra : Drs. Ngatno NIP: 19540512 198010 1 003
7) WKS. Humas : Drs. Dwiyanto NIP: 19610413 198803 1 010
2) KOMITE SEKOLAH
1) KEPALA
SEKOLAH
3) Ka. UNIT TU
4) WKS. KURIKULUM
7) WKS.
HUMAS
6) WKS. SARPRA
5) WKS.
KESISWAAN
10) GURU- GURU
11) SISWA
8) UNIT LABORATORIUM
9) UNIT PERPUSTAKAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
8) Unit Laboratorium
a) Lab. Fisika : Hj. Endang HS, B.A NIP: 19510211 197903 2 001
b) Lab. Kimia : Drs. Sriyanto NIP: 19510525 197903 1 004
c) Lab. Biologi : Drs. Wagimin NIP: 19551210 197903 1 010
d) Lab. Bahasa : Sri Janto, S.Pd. NIP: 19520625 198303 1 004
e) Lab. TIK : Priyono Wahyu, ST NIP: 19780618 200604 1 006
9) Unit Perpustakaan: Ahmad Kuswadi NIP: 131862757
10) Guru-guru SMA Negeri 1 Kartasura
11) Siswa-siswi SMA Negeri 1 Kartasura
c. Kurikulum
Pembelajaran di SMA Negeri 1 Kartasura menggunakan kurikulum yang
berdasarkan silabus yang telah ditetapkan, kurikulum yang digunakan adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada KTSP terdapat kriteria
ketuntasan pada tiap mata pelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang
maksimal dalam kegiatan pembelajaran. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) ditetapkan berdasarkan kebijakan sekolah terhadap masing-masing mata
pelajaran dengan pertimbangan tertentu.
d. Sarana dan Prasarana
SMA Negeri 1 kartasura merupakan sekolah yang terakreditasi baik, sehingga
sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar sudah disediakan
oleh pihak sekolah dengan cukup memadai. Sarana dan prasarana yang mendukung
diantaranya adalah ruang kelas yang cukup nyaman, laboratorium, perpustakaan,
lapangan olahraga, ruang kesenia, ruang komputer, area hotspot dan lain sebagainya.
e. Data Siswa
SMA Negeri 1 kartasura mempunyai 1128 siswa yang terbagi dalam 30 kelas
berdasarkan jenjang pendidikannya, dan setiap kelas mempunyai wali kelas yang
bertanggungjawab mengatur dan membimbing siswa. Adapun data jumlah siswa
SMA Negeri 1 kartasura beserta wali kelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 11. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kartasura Beserta Wali Kelasnya
2. Deskripsi Data Khusus
Pada penelitian ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian sebanyak
132 siswa dari kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan dua metode kooperatif yang akan diterapkan pada
NO Kelas Nama Wali Kelas L P Jumlah
1 X – A Dra. Muji Wahyani 17 24 41
2 X – B Dra. Suntari 15 24 39
3 X – C Citrawati, S.Pd. 15 25 40
4 X – D Tukino, S.Pd. 14 26 40
5 X – E Sri Maryati, S.Pd. 15 25 40
6 X – F Drs.Herman Tarya Priyatna, S.Pd. 16 26 42
7 X – G Hj. Titik Agus Dwi Wahyuni, S.Pd 14 27 41
8 X – H Rusmiyatun, S.Pd. 14 27 41
9 X – I Dwi Wahyudi, S.Pd. 14 27 41
10 X – J Inten Purwaningdyah, S.Pd 14 27 41
11 XI IA-1 Suji Paryatun, S. Pd. 14 30 44
12 XI IA-2 Hj. Kodrat Mardi Estri, BA. 12 31 43
13 XI IA-3 Sasuwi, S. Pd. 12 31 43
14 XI IA-4 Dra. Wiwik Purwaningsih 12 31 43
15 XI IS-1 Sri Padmiyati, S. Pd. 19 25 44
16 XI IS-2 H. Badrun Rosyid, S. Pd. 19 26 45
17 XI IS-3 Dra. Sunardi 20 25 45
18 XI IS-4 Umi Nasikah, S. Pd. 18 27 45
19 XI BHS Dra. Hj. Khumazah. M. Hum 7 10 17
20 XII IA-1 Dra. Sri Isnardiyanti 13 16 29
21 XII IA-2 Dra. Hj. YoeniaTifarida 11 18 29
22 XII IA-3 Dra. Hj. Endang Binti Hayati 11 18 29
23 XII IA-4 Dra. Ninuk Sri Widayati 12 17 29
24 XII IA-5 Dra. Hj. Dwi Prasetyowati 12 18 30
25 XII IS-1 Sri Indri Pujiati, S. Pd. 19 17 36
26 XII IS-2 Dra. Hj. Sri Kustiyah 19 17 36
27 XII IS-3 Dra. Sri Permata Rahmawati 18 18 36
28 XII IS-4 Dra. Sutrisno 18 19 37
29 XII IS-5 Dra. Zuhana 19 18 37
30 XII BHS Sri Untari, S. Pd. 10 15 25
Jumlah 443 685 1128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kelompok eksperimen dalam pembelajaran akuntansi. Kelas XI IPS 2 sebagai
kelompok eksperimen I dengan menggunakan metode Numbered Heads Together
(NHT), kelas XI IPS 1 sebagai kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan
metode Student Teams Achievement Division (STAD), dan kelas XI IPS 4 sebagai
kelas kontrol dengan menggunakan metode yang biasanya diterapkan oleh guru pada
saat pembelajaran yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.
Penilaian prestasi belajar akuntansi dalam penelitian ini diperoleh dari nilai posstest,
tes dikerjakan siswa setelah dilakukannya pembelajaran akuntansi pada materi jurnal
penyesuaian. Instrumen penilaian prestasi belajar berupa soal-soal bentuk obyektif
yang terdiri dari 25 soal, soal tersebut telah diujikan (Try Out) untuk mengetahui
validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan taraf pembeda suatu item. Data prestasi
belajar akuntansi dari kelompok eksperimen I, eksperimen II dan kelompok kontrol
dapat dilihat pada uraian dibawah ini:
a. Kelompok Eksperimen I
Proses belajar mengajar siswa pada kelompok eksperimen I dilaksanakan
dengan menggunakan metode NHT, setelah pembelajaran selesai kemudian diadakan
posttest pada pertemuan selanjutnya. Pada kelompok eksperimen I diperoleh nilai
tertinggi 96 dan nilai terendah 60 dengan rata-rata nilai 82,7442. Distribusi frekuensi
data nilai prestasi belajar akuntansi siswa pada kelompok eksperimen I disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Eksperimen I
Kelas Interval Xi Frekuensi Kelas Kontrol
Absolut Relatif
59 – 64 61,5 3 7%
65 – 70 67,5 1 2,3%
71 – 76 73,5 5 11,3%
77 – 82 79,5 8 18,7%
83 – 88 85,5 19 44,3%
89 – 94 91,5 5 11,7%
95 – 100 97,5 2 4,7%
Jumlah 43 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel diatas menggambarkan bahwa nilai prestasi belajar pada kelompok
eksperimen I nilai yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 83–88
yaitu sebanyak 19 siswa, sedangkan yang paling sedikit berada pada rentang 65-70
yaitu sebanyak satu siswa. Untuk memperjelas tabel tersebut dapat dilihat pada
histogram dibawah ini:
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelompok Eksperimen I
b. Kelompok Eksperimen II
Proses belajar mengajar siswa pada kelompok eksperimen II dilaksanakan
dengan metode STAD, setelah pembelajaran selesai kemudian diadakan posttest
pada pertemuan selanjutnya. Pada kelompok eksperimen II diperoleh nilai tertinggi
96 dan nilai terendah 52 dengan rata-rata nilai 77,5455. Distribusi frekuensi data
nilai prestasi belajar akuntansi siswa pada kelompok eksperimen II disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Eksperimen II
0
5
10
15
20
61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5
Frek
uen
si
Titik tengah interval
Kelas Interval Xi Frekuensi Kelas Kontrol
Absolut Relatif
52 – 58 55 2 4,5%
59 – 65 62 8 18,2%
66 – 72 69 10 22,7%
73 – 79 76 4 9,1%
80 – 86 83 5 11,4%
87 – 93 90 10 22,7%
94 – 100 97 5 11,4%
Jumlah 44 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel diatas menggambarkan bahwa nilai prestasi belajar pada kelompok
eksperimen I nilai yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 66–72
dan 87-93 yaitu sebanyak 10 siswa, sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh
siswa berada pada rentang 52-58 sebanyak dua siswa. Untuk memperjelas tabel
tersebut dapat dilihat pada histogram dibawah ini:
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelompok Eksperimen II.
c. Kelompok Kontrol
Proses belajar mengajar siswa pada kelompok kontrol dilakukan dengan metode
ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, setelah pembelajaran selesai kemudian
diadakan posttest pada pertemuan selanjutnya. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai
tertinggi 92 dan nilai terendah 56 dengan rata-rata nilai 74,8444. Distribusi frekuensi
data nilai prestasi belajar akuntansi siswa pada kelompok kontrol disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Kelompok Kontrol
Kelas Interval Xi Frekuensi Kelas Kontrol
Absolut Relatif
55 – 60 57,5 3 6,7%
61 – 66 63,5 5 11,1%
67 – 72 69,5 14 31,1%
73 – 78 75,5 6 13,3%
79 – 84 81,5 10 22,2%
85 – 90 87,5 4 8,9%
91 – 96 93,5 3 6,7%
Jumlah 45 100%
0
2
4
6
8
10
55 62 69 76 83 90 97
Frek
uen
si
Titik tengah interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel diatas menggambarkan bahwa nilai prestasi belajar pada kelompok
kontrol nilai yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 67–72 yaitu
sebanyak 14 siswa, sedangkan yang paling sedikit berada pada rentang 55-60 dan 91-
96 sebanyak tiga siswa. Untuk memperjelas tabel tersebut dapat dilihat pada
histogram dibawah ini:
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelompok Kontrol.
Berdasarkan tabel dan histogram distribusi frekuensi prestasi belajar
akuntansi di atas, rata-rata nilai posstest kelompok eksperimen I, kelompok
eksperimen II dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Akuntansi
Sampel Rata-Rata Nilai Posttest
Eksperimen I 82,7442
Eksperimen II 77,5455
Kontrol 74,8444
B. Pengujian Prasyarat Analisis
Berdasarkan teknik yang akan dipakai untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini, maka dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas terhadap nilai posttest pada pembelajaran akuntansi
menggunakan uji Lilliefors pada taraf signifikansi 5%. Data hasil uji normalitas
0
5
10
15
57,5 63,5 69,5 75,5 81,5 87,5 93,5
Frek
uen
si
Titik tengah interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
prestasi belajar siswa dirangkum dalam tabel 16 dan perhitungan uji normalitas
prestasi belajar akuntansi secara lengakap dapat dilihat pada lampiran 22, 23 dan 24
halaman 105-109.
Tabel 16. Data Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa
Kelompok Siswa LO maks Ltabel Kesimpulan
Eksperimen I 0,1081 0,1351 Normal
Eksperimen II 0,1209 0,1336 Normal
Kontrol 0,1229 0,1229 Normal
Berdasarkan data hasil uji normalitas di atas, maka untuk setiap kelompok
siswa diperoleh harga LO maks yang lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 5%.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semua sampel dalam penelitian ini
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesamaan varians
antara dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Uji homogenitas
dalam penelitian ini menggunakan metode Barlett dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil uji homogenitas nilai posttest prestasi belajar akuntansi dapat dilihat pada
Tabel 13, sedangkan untuk perhitungan yang lebih lengkap dapat dilihat pada
lampiran 25 halaman 111.
Tabel 17. Data Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest Prestasi Belajar Akuntansi.
Nilai X2hitung X2
tabel Kesimpulan
Posttest 5,2729 5,991 Homogen
Berdasarkan data hasil uji homogenitas diatas, menunjukkan bahwa tiap
variable yang diperoleh pada harga statistik uji tidak melebihi dari harga kritik
(X2hitung < X2
tabel).
C. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Hasil Uji t
Uji t dilakukan setelah uji prasyarat analisis telah terpenuhi. Uji t dalam
penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian, dengan cara melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
analisis nilai posttest dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil uji t
untuk prestasi belajar akuntansi pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) terangkum
pada Tabel 14, sedangkan untuk perhitungan secara lengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 26, 27 dan 28 halaman 112-114.
Tabel 18. Data Hasil Uji t Prestasi Belajar Akuntansi
Kelompok thitung ttabel Kriteria
Eksperimen I – Eksperimen II 2,2100 1,67 H0 ditolak
Eksperimen I – Kontrol 4,1155 1,67 H0 ditolak
Eksperimen II – Kontrol 1,7368 1,67 H0 ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan uji t diatas, diperoleh thitung > ttabel sehingga
dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai posttest prestasi belajar akuntansi siswa
kelompok eksperimen I lebih tinggi dari kelompok eksperimen II dan kelompok
kontrol. Rata-rata nilai posttest prestasi belajar akuntansi siswa kelompok
eksperimen II lebih tinggi dari kelompok kontrol.
2. Pembahasan
Penelitian ini melibatkan tiga kelompok sampel yang diambil dari populasi
secara random. Masing-masing kelompok sampel diberikan perlakuan yang berbeda,
untuk kelompok eksperimen I pembelajaran akuntansi dilaksanakan dengan
menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT), kelompok eksperimen II
dengan metode Student Team Achievement Division (STAD) sedangkan untuk
kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan metode yang baru, melainkan
menggunakan metode ceramah, tanya-jawab dan pemberian tugas yang biasanya
diterapkan guru dalam pembelajaran akuntansi. Penelitian ini menggunakan design
perluasan “Randomized Subjects Postest - Only Design”, sehingga tidak dilakukan
tes awal dan pengontrolan terhadap variabel-variabel ekstran yang mungkin ada,
dilakukan dengan cara random.
Perlakuan yang berbeda dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari metode
pembelajaran yang digunakan terhadap prestasi belajar akuntansi. Setelah
pembelajaran selesai, pada pertemuan selanjutnya semua kelompok sampel diberi
posttest dan hasilnya akan dibandingkan dengan analisis statistik uji t. Sebelum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas sampel
sebagai uji prasyarat analisis. Hasil dari uji prasyarat analisis yang telah dilakukan,
bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan sampel berangkat
dari keadaan awal yang sama atau homogen. Selanjutnya, dapat dilakukan uji t untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan yaitu sebagai berikut:
a. Terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa antara pembelajaran
yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dengan pembelajaran
yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).
Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran akuntansi pada
penelitian ini tidaklah sama, pada kelompok eksperimen I menggunakan metode Number
Heads Together (NHT) yaitu siswa mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru
dengan kelompoknya, kemudian siswa yang nomornya dipanggil oleh guru
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya kepada teman-teman yang lain dengan cara
mempresentasikannya di depan kelas. Kelompok eksperimen II menggunakan metode
Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu siswa bekerja dalam kelompok yang
sudah dibagi secara heterogen untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru,
kemudian mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. Untuk kelompok kontrol
tidak diberi perlakuan baru, tetapi tetap menggunakan metode yang biasanya dipakai oleh
guru dalam pembelajaran akuntansi yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas. Pada pertemuan selanjutnya, kelompok eksperimen I, kelompok
eksperimen II dan kelompok kontrol diberi posstest dengan soal yang sama, kemudian
hasilnya diolah dengan analisis statistik.
Hasil distribusi frekuensi prestasi belajar akuntansi dan hasil analisis data
yang dilakukan dengan uji t diperoleh hasil bahwa pada kelompok eksperimen I yang
menggunakan metode Number Heads Together (NHT) diperoleh nilai tertinggi 96
dan nilai terendah 60 dengan rata-rata nilai 82,7442. Kelompok eksperimen II yang
menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) diperoleh nilai
tertinggi 96 dan nilai terendah 52 dengan rata-rata nilai 77,5455, sedangkan pada
kelompok kontrol diperoleh nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 56 dengan rata-rata
nilai 74,8444.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar akuntansi tersebut membuktikan
bahwa penggunaan metode pembelajaran sangat mempengaruhi prestasi belajar
siswa pada pembelajaran akuntansi. Metode pembelajaran NHT maupun STAD
merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif yang menitikberatkan pada
peran aktif siswa pada diskusi kelompok, sehingga pembelajaran tidak terpusat pada
guru (teacher centered) melainkan terpusat pada siswa (student centered), sedangkan
ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas dalam pembelajarannya masih terpusat
pada guru.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam
penelitian ini telah terbukti, yaitu terdapat perbedaan dalam pencapaian prestasi
belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Number Heads
Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams
Achievement Division (STAD).
b. Prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT)
lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode
Student Teams Achievement Division (STAD).
Pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode NHT pada penelitian
ini, evaluasi hasil diskusinya dilakukan dengan cara tiap siswa yang nomornya
ditunjuk oleh guru dalam kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dari
kelompoknya, sehingga anggota kelompok harus siap dan paham tentang hasil
diskusi dari kelompoknya karena semua anggota mempunyai peluang yang sama
untuk dipanggil oleh guru. Sedangkan, evaluasi dari pembelajaran yang
menggunakan metode STAD dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok oleh
wakil dari anggota kelompok tersebut, akibatnya siswa yang merasa tidak punya
tanggung jawab untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas akan cenderung
santai dan tidak sungguh-sungguh dalam diskusi kelompok, walaupun dalam STAD
terdapat penghargaan kelompok. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada diskusi
kelompok karena pembelajaran terpusat pada guru, sehingga membuat siswa pasif,
bosan, tidak memperhatikan materi yang disampaikan guru dan cenderung ramai
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Hasil pengujian hipotesis prestasi belajar akuntansi menunjukkan bahwa
prestasi belajar akuntansi siswa yang menggunakan metode pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) lebih tinggi daripada penggunaan metode Student Teams
Achievement Division (STAD), maupun metode ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas. Rata-rata nilai posstest kelompok eksperimen I yaitu 82,7442,
kelompok eksperimen II 77,5455 dan kelompok kontrol 74,8444. Hal ini terbukti
pada hasil distribusi frekuensi menunjukkan bahwa kelompok eksperimen I
mempunyai rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
eksperimen II maupun kelompok kontrol. Selain berdasarkan distribusi frekuensi,
hasil analisis data yang dilakukan dengan uji t juga menunjukkan bahwa rata-rata
prestasi belajar kelompok eksperimen I lebih tinggi daripada kelompok eksperimen
II (thitung > ttabel = 2,2100 > 1,67), rata-rata prestasi belajar kelompok eksperimen I
lebih tinggi daripada kelompok kontrol (thitung > ttabel = 4,1155 > 1,67), dan rata-rata
prestasi belajar kelompok eksperimen II lebih tinggi daripada kelompok kontrol
(thitung > ttabel = 1,7368 > 1,67).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari
penelitian ini telah terbukti, yaitu prestasi belajar siswa yang menggunakan metode
Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar
siswa yang menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pencapaian prestasi belajar siswa
antara pembelajaran yang menggunakan metode metode Number Heads
Together (NHT) dengan pembelajaran yang menggunakan metode Student
Teams Achievement Division (STAD). Hasil uji t dalam penelitian ini
diperoleh harga thitung > ttabel, sehingga menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan dalam pencapaian prestasi belajar kedua kelompok eksperimen
tersebut.
2. Prestasi belajar siswa yang menggunakan metode Numbered Heads Together
(NHT) lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang
menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka implikasi yang dapat
disampaikan sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Penelitian ini menjelaskan bahwa keberhasilan dalam kegiatan belajar
mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pemilihan metode
pembelajaran. Guru hendaknya mampu memilih dan menetapkan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan guru dan siswa serta cocok
umtuk materi yang akan disampaikan. Pembelajaran dengan menggunakan metode
NHT mendorong siswa untuk lebih aktif dan mampu berfikir kritis dalam berdiskusi,
karena nantinya guru akan menunjuk nomor siswa untuk mewakili kelompoknya,
sehingga siswa lebih siap dan paham dengan materi yang sedang dipelajari dan bisa
menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Akhirnya, mereka bisa dengan mudah
mengerjakan soal posstest yang diberikan oleh guru dan memperoleh hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
maksimal. Pembelajaran dengan metode STAD selalu bekerja dalam tim, sehingga
siswa cenderung santai dan hanya mengandalkan pada teman yang dianggap pandai
dalam kelompoknya untuk mewakili kelompoknya, walaupun pada akhirnya akan
ada penghargaan kelompok.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa
yang menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) lebih
baik dari pada pembelajaran yang menggunakan metode Student Teams Achievement
Division (STAD). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru,
khususnya guru mata pelajaran akuntansi sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran dan pencapaian prestasi belajar siswa
yang maksimal. Selain itu, guru juga harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar mengajar baik faktor intern maupun ekstern dan yang
paling utama guru harus bisa memilih dan menentukan metode pembelajaran yang
tepat untuk mata pelajaran akuntansi sehingga dapat meningkatkan minat, keaktifan
dan prestasi belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, peneliti ingin
menyampaikan saran-saran yang diharapkan dapat berguna dalam upaya peningkatan
kualitas pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru sebaiknya menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT)
dalam pembelajaran akuntansi, untuk memberikan kesempatan pada siswa
mengembangkan keaktifan, kreatifitas dan kemampuan berpikir kritis sehingga
nantinya akan berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar siswa khususnya mata
pelajaran akuntansi.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya selalu ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar
dan tidak hanya terpusat pada guru agar siswa dapat menjadi pribadi yang mandiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dan mampu memecahkan setiap permasalahan atau soal-soal yang diberikan oleh
guru baik secara individu maupun kelompok.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya meningkatkan profesionalitas dan kualitas guru dalam
bidangnya dengan mengadakan seminar atau kegiatan dalam rangka pengembangan
ketrampilan guru mengenai penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang
nantinya dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, sekolah harus
menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung terciptanya kegiatan
pembelajaran yang berkualitas, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar dan prestasi belajar siswa pun juga kan maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Agus Suranto, Maksum Habibi, Kardiman dan Sudibyo. 2009. Prinsip-Prinsip
Akuntansi 2 SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.
Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Anita Lie. 2005. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Endang Purwaningsih. 2008. Studi Komparasi Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif dan Konvensional terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X di MAN Karangannyar Tahun Pelajaran 2007/2008.
Skipsi. Universitas Sebelas Maret.
Felisia Denta Cahyani. 2010. Penerapan Metode Pengajaran Numbered Heads
Togethet (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas
X SMK Bhineka Karya 1 Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret.
Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1994. Belajar dan Pembelajaran I.
Surakarta: UNS Press.
Herta Delima Sitorus. 2010. Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Numbered Heads
Together (NHT) pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) terhadap Hasil Belajar Siswa.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok).
Bandung: Alfabeta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: Refika Aditama.
Sigit Santosa. 2011. Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.
Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa
Media.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Sunarto. 2009. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Listrik Dinamis
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division
(STAD) dengan Lembar Kerja Tersruktur (LKT) pada Siswa Kelas IX A SMP
Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009.
Sutratinah Tirtonegoro. 1988. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.
Jakarta: PT. Bina Aksara.
Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik .
Jakarta: Prestasi Pustaka.
______. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada
Media Group.
Umi Muawanah dan Fahmi Poernawati. 2008. Konsep Dasar Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.
Yoga Firdaus. 2005. Pelajaran Akuntansi SMA Untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Zainal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur). Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
top related