studi komparasi kompetensi antara guru...
Post on 12-Apr-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
STUDI KOMPARASI KOMPETENSI ANTARA
GURU TERSERTIFIKASI DAN TIDAK TERSERTIFIKASI
MATA PELAJARAN MATEMATIKA
TINGKAT SMP NEGERI DI KABUPATEN KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam
Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
VILA FIRDUSIYAH
NIM: 083511040
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Vila Firdusiyah
NIM : 083511040
Jurusan/Program Studi : Tadris/Matematika
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 27 April 2012
Saya yang menyatakan,
Vila Firdusiyah
NIM : 083511040
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Hamka ((Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan :
Judul : Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi
dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika
Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran
2011/2012
Nama : Vila Firdusiyah
NIM : 083511040
Jurusan : Tadris
Program Studi : Matematika
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika.
Semarang, Juni 2012
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
(………………….....................) (………………….....................)
NIP : NIP :
Penguji I, Penguji II,
(………………….....................) (………………….....................)
NIP : NIP :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Hj. Minhayati Shaleh, S.Si., M.Sc. Dr. Hj. Sukasih, M.Pd.
NIP. 19760426 200604 2 001 NIP. 19570202 199203 2 001
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 Mei 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi
dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika
Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran
2011/2012
Nama : Vila Firdusiyah
NIM : 083511040
Jurusan : Tadris
Program Studi : Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum. wr. wb.
Pembimbing I,
Hj. Minhayati Shaleh, S.Si., M.Sc. NIP. 19760426 200604 2 001
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 30 Mei 2012
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi
dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika
Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran
2011/2012
Nama : Vila Firdusiyah
NIM : 083511040
Jurusan : Tadris
Program Studi : Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum. wr. wb.
Pembimbing II,
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd.
NIP. 19570202 199203 2 001
vi
ABSTRAK
Judul : Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Tersertifikasi
dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika
Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran
2011/2012
Penulis : Vila Firdusiyah
NIM : 083511040
Skripsi ini membahas tentang kompetensi antara guru tersertifikasi dan
tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten
Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Berawal dari adanya program pemerintah
tentang sertifikasi pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional di
Indonesia melalui peningkatan profesionalisme guru maka peneliti tertarik untuk
membahas permasalahan yang berhubungan dengan kompetensi guru mata
pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus. Studi ini
bertujuan untuk menjawab permasalahan “apakah terdapat perbedaan kompetensi
antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat
SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaan 2011/2012?”.
Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh guru mata pelajaran
matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus yang berjumlah 121 guru.
Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sampel
penelitian ini adalah guru mata pelajaran matematika yang terkelompok dalam
lima sekolah tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus yang terpilih melalui
undian. Jumlah sampel 30 guru dengan rincian 19 guru tersertifikasi dan 11 guru
tidak tersertifikasi.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan: 1)
Dokumentasi untuk memperoleh data jumlah SMP Negeri dan guru mata
pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran
2011/2012. 2) Observasi untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas oleh
guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi. 3) Kuesioner atau angket untuk
mengetahui kompetensi guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kompetensi
antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat
SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Hal tersebut
ditunjukkan pada hasil analisis data dengan menggunakan uji-t diperoleh
080,5hitungt dan )1355,2(21
2211
ww
twtw
dengan taraf signifikan 5%, dk = n-1
sehingga )1355,2(21
2211
ww
twtw
< )1355,2(21
2211
ww
twtw
< )080,5(hitungt .
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi peneliti, mahasiswa, tenaga pendidik, serta semua pihak tentang adanya
sertifikasi pendidik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
nasional di Indonesia melalui peningkatan profesionalisme guru.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam yang telah memberikan
rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis berupa kenikmatan
jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Studi Komparasi Kompetensi antara Guru Terertifikasi dan Tidak
Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika Tingkat SMP Negeri di Kabupaten
Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012”. Keberhasilan ini tentu saja tidak dapat
terwujud tanpa bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Suja‟i, M.Ag.
2. Pembimbing I, Hj. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc., dan Pembimbing II, Dr. Hj.
Sukasih, M.Pd., yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk membimbing, mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini
hingga selesai.
3. Ketua Prodi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, Saminanto, S.Pd, M.Sc.
4. Lulu‟ Choirunnisa, M.Pd., Yulia Romadiastri, S.Si, M.Sc., Budi Cahyo, S.Pd,
M.Si dan segenap dosen di IAIN Walisongo Semarang yang membekali
berbagai pengetahuan kepada penulis.
5. Segenap Kepala Sekolah, guru matematika, dan staf SMP Negeri di
Kabupaten Kudus tempat penulis melakukan penelitian.
6. Bapak dan ibu serta kakakku tercinta terima kasih atas cinta, kasih, do‟a,
nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dalam mendidik penulis
dengan penuh kesabaran.
7. Adikku tersayang yang menjadi hiburan dan semangatku.
8. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2008 yang telah memberikan
semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
9. Teman-teman kos BPI A-34 yang telah memberikan perhatian dan dukungan
kepada penulis.
viii
Semoga amal baik dan jasa-jasa segenap pihak yang tersebut di atas
diberikan oleh Allah balasan yang sebaik-baiknya.
Semarang, 27 April 2012
Penulis,
Vila Firdusiyah
NIM. 083511040
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iii
NOTA PEMIMBING .................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................... 5
BAB II : LANDASAN TEORI ......................................................... 7
A. Kajian Pustaka ............................................................... 7
B. Kerangka Teoritik.......................................................... 9
1. Guru ........................................................................ 9
a. Pengertian Guru ............................................... 9
b. Profesionalisme Guru ...................................... 10
2. Kompetensi Guru Matematika ................................ 15
a. Pengertian Kompetensi Guru ........................... 15
b. Pengertian Matematika .................................... 17
c. Kompetensi Guru Matematika ......................... 18
3. Sertifikasi Guru ....................................................... 28
a. Penilaian Portofolio .......................................... 30
b. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru .............. 33
C. Rumusan Hipotesis ....................................................... 34
BAB III : METODE PENELITIAN ................................................. 36
A. Jenis Penelitian ............................................................. 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................. 36
D. Variabel dan Indikator Penelitian ................................. 37
E. Pengumpulan Data Penelitian ..................................... 40
1. Kuesioner atau Angket ........................................... 40
a. Validitas Angket ............................................... 42
b. Reliabilitas Angket ........................................... 44
2. Observasi ................................................................ 45
3. Dokumentasi ............................................................ 46
F. Analisis Data Penelitian .............................................. 46
x
1. Uji Normalitas ....................................................... 46
2. Uji Hipotesis .......................................................... 48
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ......................... 51
A. Hasil Penelitian ............................................................. 51
1. Pelaksanaan Penelitian ............................................ 51
2. Analisis Data ........................................................... 53
a. Analisis Data Kuesioner/Angket ...................... 53
b. Analisis Data Observasi .................................... 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................ 60
BAB V : PENUTUP .......................................................................... 62
A. Kesimpulan .................................................................... 62
B. Saran .............................................................................. 63
C. Penutup ......................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk menumbuh
kembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan
memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan tidak pernah terpisah dari
kehidupan manusia. Seorang anak menerima pendidikan dari orang tuanya,
ketika anak itu sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan memberikan
pendidikan pada anak mereka. Demikian juga di sekolah, peserta didik
menerima pendidikan dari guru.
Pendidikan menjadi alat yang paling penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan dapat menjamin kekuasaan manusia di dunia ini. Pendidikan
menjadi investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai
nilai strategis bagi kehidupan manusia. Melalui proses pendidikan manusia
akan terus mengembangkan kemampuannya. Oleh karena itu pendidikan
menjadi perhatian yang sangat penting untuk direncanakan guna mencapai
tujuan hidup yang diharapkan.
Pendidikan nasional pada dasarnya mempunyai fungsi dan tujuan
tertentu sesuai yang telah tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan dari
pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Upaya yang dibutuhkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas di masa depan dapat dilakukan melalui pencapaian kualitas
pendidikan yang baik. Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan
seluruh komponen pendidikan. Berdasarkan komponen pendidikan yang ada,
2
guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam keberhasilan
pembelajaran, karena di tangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana
dan prasana, serta iklim pembelajaran yang akan menentukan kualitas
pendidikan peserta didik. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan
sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang berkompeten.
Peranan guru akan tetap diperlukan dalam berbagai zaman.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berarti menyurutkan
peran guru, akan tetapi tanggung jawab dan peran guru akan semakin besar.
Kemajuan teknologi yang dapat memudahkan setiap orang khususnya peserta
didik untuk mendapatkan informasi, justru dapat menambah tugas dan
tanggung jawab guru. Selain itu kemajuan ilmu pengetahuan juga menuntut
guru secara terus-menerus memperbarui pengetahuan yang dimiliki melalui
berbagai bentuk kegiatan ilmiah, sehingga peran guru tidak hanya sebagai
sumber informasi akan tetapi juga sebagai peneliti. Oleh karena itu
profesionalisme guru sangat dibutuhkan.
Pekerjaan guru tergolong sebagai pekerjaan profesional yang ditunjang
oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam dan hanya didapatkan dari lembaga
pendidikan yang sesuai. Guru memiliki tugas utama untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memotivsi, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah sehingga peserta didik
dapat tetap semangat menghadapi berbagai tantangan dan rintangan,
kemampuan merancang dan menggunakan berbagai media, dan lain
sebagainya. Sesuai dengan tugas tersebut, guru dituntut untuk profesional
dengan kinerja yang didasarkan kepada keilmuan yang dimiliki dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki
kompetensi khusus, kompetensi yang tidak dimiliki oleh orang selain guru.
Kompetensi merupakan kemampuan seseorang melakukan sesuatu yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kompetensi
memiliki peranan sangat penting pada diri setiap individu dan setiap
3
pekerjaan. Adanya kompetensi yang baik akan menentukan tingkat
pencapaian tujuan yang baik di berbagai bidang, salah satunya pendidikan.
Profesionalisme seorang guru dapat dilihat dari kompetensi yang
dimiliki oleh guru tersebut. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru
dikatakan profesional jika dapat menguasai dan menerapkan empat
kompetensi tersebut.
Matematika merupakan ilmu dasar yang mendasari berbagai ilmu
pengetahuan lainnya. Pembelajaran matematika tidak sekedar kemampuan
cepat dalam berhitung namun penanaman konsep sehingga mengerti makna
atau arti matematika, mampu bernalar, serta dapat memecahkan masalah
dengan berbagai cara. Hal ini merupakan tantangan guru matematika dalam
pembelajaran matematika. Oleh karena itu profesionalisme yang ditandai
dengan penguasaan empat kompetensi pada guru matematika sangat
diperlukan demi keberhasilan pembelajaran matematika.
Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia disebabkan tingkat
profesionalisme guru yang tergolong rendah. Beberapa indikator yeng
menunjukkan rendahnya tingkat profesionalisme guru di Indonesia
diantaranya kurangnya penguasaan konsep dari mata pelajaran yang diampu,
kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, serta kurangnya kedisiplinan.
Faktor yang dapat menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain
disebabkan oleh masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara
utuh, banyaknya orang yang menjadikan pekerjaan guru sebagai batu
loncatan, adanya guru yang mengajar tidak sesuai latar belakang pendidikan
yang dimiliki, dan lain sebagainya. Akibat dari kondisi tersebut adalah
kualitas pendidikan Indonesia lebih rendah dibanding dengan negara-negara
maju lainnya.
Sehubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia,
pemerintah tidak pernah berhenti melakukan upaya dengan berbagai program
inovatif yang dapat diterapkan pada setiap wilayah di Indonesia termasuk
Kabupaten Kudus. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan
4
dilakukan melalui program peningkatan profesionalisme guru yaitu sertifikasi
guru yang didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10
Tahun 2009 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan.
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru
yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mwujudkan tujuan pendidikan nasional.1 Program sertifikasi bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional melalui peningkatan
profesionalisme guru secara nasional. Sertifikasi menjadi bagian dari
peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan kesejahteraan guru, yang
berupa tunjangan profesi dari pemerintah sebesar satu kali gaji pokok.
Program sertifikasi dapat diterima oleh guru yang ada di bawah naungan
Mendiknas dan Kemenag, dengan berbagai bidang mata pelajaran termasuk
matematika sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Guru yang
dinyatakan lulus sertifikasi akan menerima sertifikat sebagai tenaga pendidik
dan diakui sebagai guru profesional. Dengan adanya peningkatan
profesionalisme guru melalui program sertifikasi diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sesuai dengan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
Pelaksanaan program sertifikasi memberikan dampak yang positif
terhadap guru tidak tersertifikasi. Motivasi yang tinggi dengan kinerja yang
baik telah ditunjukkan untuk mendapatkan kesempatan sertifikasi dan lolos
dalam program tersebut. Di sisi lain, adanya berbagai persyaratan atau kriteria
1 Masnur Muchlis, Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), hlm. 2.
5
yang menjadi bahan pertimbanagn untuk menjadi peserta sertifikasi,
terkadang menyebabkan kompetensi guru tidak tersertifikasi tidak diakui
walaupun kompetensi guru tersebut baik. Adapun kriteria yang menjadi
bahan pertimbangan untuk menjadi peserta sertifikasi diantaranya masa kerja,
usia, pangkat atau golongan bagi PNS, beban mengajar, jabatan atau tugas
tambahan, serta prestasi kerja. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan
bahwa kualitas guru yang baru atau yang belum memperoleh sertifikat
pendidik memiliki kualitas yang lebih baik dari guru yang sudah lolos
sertifikasi .
Kabupaten Kudus merupakan tempat tinggal peneliti dan menjadi salah
satu kabupaten yang mengikuti program sertifikasi. Pemerintah Kabupaten
Kudus memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap pendidikan. Guru
yang sudah mengikuti program sertifikasi terdata berjumlah 1500 guru.
Berkenaan dengan hal yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Komparasi
Kompetensi antara Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi Mata
Pelajaran Matematika Tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tersebut di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
“Apakah terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten
Kudus tahun pelajaran 2011/2012?”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran
6
matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran
2011/2012.
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepustakaan
dalam pengetahuan tentang penelitian kompetensi guru
2. Manfaar Praktis
a. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
evaluasi guru dalam pembelajaran, serta dapat memberikan motivasi
kepada guru untuk meningkatkan profesinalisme sebagai tenaga
pendidik.
b. Bagi Sekolah, sebagai masukan dan semangat untuk selalu
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui guru.
c. Bagi Peneliti, memberikan wawasan tentang sertifikasi guru serta
memberikan motivasi untuk meningkatkan kompetensi sebagai calon
guru.
d. Bagi Peneliti lain, penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan
informasi serta referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
kasus-kasus sejenis mengenai kompetensi guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan informasi dasar rujukan yang digunakan
dalam suatu penelitiantermasuk penelitian ini.Hal tersebut untuk
menunjukkan bahwa penelitian ini berbeda dengan karya yang telah ada
sebelumnya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa
literatur dan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan pada
penelitian yang berjudul “Studi Komparasi Kompetensi antara Guru
Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi Mata Pelajaran Matematika Tingkat
SMP Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012”, diantaranya
sebagai berikut.
1. Penelitian oleh Zaim Fida (063111051)mahasiswa jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang
berjudulKompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus
Sertifikasi Guru(Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Jekulo Kudus).
Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada peningkatan
kompetensi pedagogik guru Madrasah Ibtidaiyah pasca lulus
sertifikasi.2
2. Penelitian oleh Nurul Khotimah (NIM: 7101486671)jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Semarang 2010
dengan judul Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru IPS
SMP Negeri se-Kecamatan PatiKabupaten Pati.” Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, kinerja guru sertifikasi pada kategori sangat tinggi
2Zaim Zaim Fida, “Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus
Sertifikasi Guru (Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Ibtidaiyah se-kecamatan Jekulo Kudus)”, Skripsi (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
2011).
8
dengan presentase 84, 63 % dan ada pengaruh sertifikasi guru dalam
kinerja guru IPS se-Kecamatan Pati.3
3. Penelitian oleh Misbakhul Munir (NIM: 073111134) mahasiswa
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang dengan judul skripsi Studi Komparasi Kompetensi
Profesional Guru Madrasah Ibtidaiyah Tersertifikasi Lulus Portofolio
dan PLPG se-Kecamatan Pedurungan Semarang. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, tidak ada perbedaan signifikan kompetensi
profesional antara guru Madrasah Ibtidaiyah tersertifikasi Portofolio
dengan PLPG se – Kecamatan Pedurungan Semarang. Berdasarkan
hasil analisis data dari penelitian yang dilakukan yaitu „t‟ observasi :2,
042 lebih kecil dari “t” tabelpada taraf signifikasi 5% adalah 2,06 dan
taraf signifikasi 1 % adalah 2,80.4
Penelitian yang telah tersebut di atas memiliki persamaan dengan
penelitian ini, yaitu memiliki pembahasan yang berhubungan dengan
program sertifikasi guru. Meskipun demikian, penelitian ini mempunyai
perbedaan dengan ketiga penelitian di atas. Pada penelitian Zaim Fida dan
Nurul Khotimah terhadap penelitian ini memiliki perbedaan pada tujuan
penelitian. PenelitianZaim Fida bertujuan untuk mengetahui bagaimana
kompetensi pedagogik guru Madrasah Ibtidaiyah pasca lulus sertifikasi.
Penelitian Nurul Khotimah bertujuan untuk mengetahui pengaruh sertifikasi
guru terhadap kinerja guru IPS SMP Negeri se-Kecamatan PatiKabupaten
Pati.Sedangkan tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata
pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2011/2012.Di sisi lain, perbedaan penelitian ini dengan penelitian
Misbakhul Munir terletak pada variabel penelitian. Pada penelitian
3 Nurul Khotimah, “Pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru IPS SMP Negeri se
Kecamatan Pati, Kabupaten Pati”, Skripsi (Semarang : Fakultas ekonomi Universitas Negeri
Semarang, 2010). 4 Misbakhul Munir, “Studi Komparasi Kompetensi Profesional Guru Madrasah Ibtidaiyah
Tersertifikasi Lulus Portofolio dan PLPG se-Kecamatan Pedurungan Semarang”, Skripsi
(Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011).
9
Misbakhul Munir variabel penelitian yang digunakan adalah kompetensi
professional, sedangkan pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah
kompetensi guru (yang memiliki cakupan yang lebih luas meliputi empat
kompetensi guru).
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa penelitian ini mempunyai
relevansi dengan ketiga penelitian terdahulu sebagaimana telah disebutkan di
atas.
B. Kerangka Teoritik
1. Guru
a. Pengertian Guru
Guru merupakan salah satu komponen dalam pendidikan. Guru
secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, guru adalah “orang yang pekerjaannya (mata
pencahariaannya, profesinya) mengajar.”5Sedangkan menurut bahasa
Sansekerta “guru berarti yang dihormati (fenerable).”6Seorang guru
dipandang sebagai orang yang terhormat di kalangan masyarakat.Untuk
itulah guru ditugaskan untuk membimbing dan membina anak didik
agar berguna bagi nusa dan bangsadi masa mendatang.
Menurut Roestiyah dalam buku karangan Prof. Dr. H. Syafruddin
Nurdin, M. Pd. yang berjudul Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, bahwa dalam pandangan tradisional, “guru adalah seorang
yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.”7
Berdasarkan UUGuru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pada bab I
pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa “guru adalah pendidik profesional
5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi Ketiga, hlm. 377. 6 H. A. R. Tilaar, Membenahi Pendiidikan Nasional, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),
hlm. 91. 7 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Ciputat: Quantum
Teaching, 2005), hlm. 6.
10
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.”8
Berdasarkan uraian tersebut, maka guru adalah seorang pendidik
profesionalyang bertanggung jawab mencerdaskan peserta didik, baik
secara individual maupun klasikal, melalui jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru tidak hanya sekedar
pemberi ilmu pengetahuan, akan tetapi seorang tenaga profesional yang
dapat menjadikan peserta didik mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapi sehingga menjadi generasi yang berperan aktif dalam
kehidupan. Dalam penelitian ini, guru yang dimaksud adalah guru yang
mengajar di jalur pendidikan formal, yaitu sekolah.
b. Profesionalisme Guru
Profesionalisme adalah sebuah kata yang tidak dapat dihindari
dalam era globalisasi dengan persaingan kehidupanyang semakin kuat.
Guru sebagai sebuah profesi yang sangat strategis dalam pembentukan,
pemberdayaan, dan peningkatan kualitas guru sebagai tenaga
pendidik,merupakan sebuah keharusan yang memerlukan penanganan
lebih serius. Profesionalisme guru menjadi sebuah paradigma yang
tidak dapat di tawar-tawar lagi.
Profesionalisme guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan
peserta didik.Adanya profesionalisme pada guru dapat memberikan
pembelajaran yang berkualitas baik, sehingga menjadikan generasi
yang berkualitas baik dan mampu mengikuti perkembangan zaman
yang ada.
Profesionalisme mempunyai arti “suatu terminologi yang
menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seorang
yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau
8Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 3.
11
profesinya.”9profesionalisme dapat diartikan “mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional.”10
Profesionalisme menggambarkan keadaan seseorang
untuk selalu berpikir, berpendirian, bersikap, dan bekerja dengan
sungguh-sungguh, kerja keras, disiplin untuk keberhasilan
pekerjaannya.Profesionalisme seseorang membutuhkan ketrampilan dan
keahlian yang dimiliki sesuai dengan profesi yang digeluti.
Seorang profesional menjalankan pekerjaannya secara professional,
yaitu sesuai dengan tuntutan profesi.Seorang profesional akan terus
menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar melalui pendidikan
dan pelatihan. Dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai
dengan tuntutan profesinya sehingga dapat mencapai tujuan yang
diharapkan secara maksimal. Akan tetapi jika suatu pekerjaan
dikerjakan tanpa sikap yang professional maka tujuan yang diharapkan
tidak dapat maksimal.Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :
9 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru, hlm. 3.
10Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga, hlm. 897.
12
“Abu Hurairah Ra meriwayatkan: Ketika Nabi Saw membicarakan
sesuatu hal di dalam sebuah pertemuan, seorang Badui datang dan
menyatakannya, “Kapan Sa’ah (Hari kiamat) akan terjadi?”
Rasulullah meneruskan pembicaraan-Nya, maka beberapa orang
berkata bahwa Rasulullah telah mendengar pertanyaan itu, tetapi
tidak menyenangi apa yang ditanyakan orang Badui itu. Beberapa
orang dari mereka mengatakan bahwa Rasulullah belum
mendengarnya‟. Setelah Nabi selesai dari pembicaraannnya, beliau
bersabda, Di mana orang yang bertanya tentang Sa’ah itu?” orang
Badui berkata, “Aku di sini, wahai Rasulullah.” Lalu Nabi bersabda
“Kalau amanat telah dihilangkan, maka tunggulah Sa’ah (hari
kiamat).” Orang Badui bertanya, “Bagaimana hilangnya?” Nabi
menjawab, “Apabila kekuasaan sampai di tangan orang-orang yang
bukan ahlinya, maka tunggulah Sa’ah (hari kiamat).
(H.R. Bukhori )”12
Kata “ahli” dalam terjemahan hadits tersebut diidentikkan dengan
profesi. Suatu profesi diwajibkan memiliki keahlian. Setiap pekerjaan
harus didasari dengan profesionalisme, sehingga tujuan yang dicapai
seseuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan uraian tersebut, profesionalisme merupakan kualitas
seseorang yang dicerminkan melalui perilaku yang sungguh-sungguh
terhadap profesinya. Profesionalisme guru adalah kualitas seorang guru
yang dicerminkan melalui perilaku yang sungguh-sungguh terhadap
profesinya sebagai pendidik.
Profesionalisme sangat erat hubungannya dengan profesi. Profesi
secara umum diartikan sebagai pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai
jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian
tertentu, memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut, serta pelayanan
baku terhadap masyarakat.
11
Imam Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughiraoh Bardizah Al=-
Bukhoari Al – Ja‟fi ,Sahih Bukhori, Juz 1 (Beirut- Libanon; Dar-al Kutb al Ilmiah, 1992), hlm. 26. 12
Ahmadie Thaha, Shahih Bukhari Jilid Ini, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), hlm. 75.
13
“Kata profesi berasal dari bahasa Yunani “probbaino” yang berarti
menyatakan secara publik.”13
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, “profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.”14
Mc Cully mengatakan bahwa “profession is a vocation in which
professed knowledge of some department of learning or science is used
in its application to the affairs of other or in the practice of an art
founded upon it.”15
Profesi adalah sebuah pekerjaan di mana
pengetahuan yang dimiliki (diyakini) dari bagian-bagian (proses)
pembelajaran dansains yang diterapkan ke dalam usaha-usaha praktis
dari sebuah seni yang dijumpai atasnya atau yang lain.Menurut Muchtar
Lutfi dalam buku berjudul Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum karya Prof. Dr. H.Syafruddin Nurdin, M. Pd., ada delapan
kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut
sebagai profesi, yaitu:
1) Panggilan hidup yang sepenuh waktu
Profesi merupakan pekerjaan yang menjadi panggilan hidup
seseorang yang dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk
jangka waktu yang lama, bahkan seumur hidup.
2) Pengetahuan dan kecakapan/keahlian
Suatu profesi dilakukan dengan didasari pengetahuan dan keahlian
yang khusus dipelajari.
3) Kebakuan yang universal
Profesi dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur, dan anggapan
dasar yang sudah baku secara umum(universal) sehingga dapat
dijadikan pegangan atau pedoman dalam pemberian pelayanan
terhadap mereka yang membutuhkan.
13
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 2. 14
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga, hlm. 897. 15
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional, hlm. 13.
14
4) Pengabdian
Profesi dilakukan sebagai pengabdian pada masyarakat bukan untuk
mencari keuntungan secara material atau financial untuk diri
sendiri.
5) Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif
Profesi mengandung kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif
terhadap orang atau lembaga yang dilayani.
6) Otonomi
Profesi dilakukan secara otonomi atas dasar prinsip-prinsip atau
norma-norma yang keterapannya hanya dapat diuji atau dinilai oleh
rekan-rekannya sesama profesi.
7) Kode etik
Profesi mempunyai kode etik, yaitu norma-norma tertentu sebagai
pegangan atau pedoman yang diakui serta dihargai oleh masyarakat.
8) Klien
Profesi dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan
pelayanan(klien) yang pasti dan jelas subyeknya.16
Jadi profesi merupakan bidang pekerjaan yang memiliki suatu
pengakuan kekuasaan atau power akibat dari keahliannya.Namun,
banyak dijumpai profesi yang tidak diakui.Hal tersebut dikarenakan
profesi tidak memiliki standar atau kode etik profesi.
Setiap profesi dituntut untuk bersikap profesional. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, profesional adalah “(1) bersangkutan dengan
profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, dan
(3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.”17
Salah
satu profesi yang dituntut adanya profesionalisme adalah guru.
16
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional, hlm. 14-15. 17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga, hlm. 897.
15
2. Kompetensi Guru Matematika
a. Pengertian Kompetensi Guru
Istilah kompetensi memiliki banyak makna.Menurut Hasan Shadily
dalam buku berjudul Regulasi Pendidikan (Menjadi Guru Profesional
Pasca Sertifikasi bahwa “kompetensi berasal dari bahasa Inggris
competency yang berarti kemampuan atau kecakapan.”18Kompetensi
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “kewenangan / kekuasaan
untuk menentukan, memutuskan sesuatu.”19Menurut UU RI Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab I pasal 1 ayat 10 disebutkan
bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.”20Kompetensi juga
dapat diartikan sebagai “kemampuan, kecakapan, dan keterampilan
yang dimiliki seseorang berkenaan dengan tugas, jabatan, maupun
profesinya.”21
Charles mengemukakan bahwa: competency as rational
performance which satisfactorily meets the objective for a desired
condition (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk
mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan).22Dengan demikian suatu kompetensi dapat ditunjukkan
melalui penampilan atau unjuk kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional dalam upaya mencapai tujuan
tertentu.“A competency is an underlying characteristic of an individual
that is causally related to criterion-referencedeffective and/or superior
18
Nazaruddin Rahman, Regulasi Pendidikan (Menjadi Guru Profesional Pasca
Sertifikasi), (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009), hlm. 34. 19
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga, hlm. 584. 20
Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 4. 21
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembanagn Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 21. 22
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 25.
16
performance in a job or situation.”23Kompetensi dipandang sebagai
karakteriatik yang ada dalam diri seseorang yang berhubungan dengan
kriteria yang dijadikan acuan sebagai perilaku efektifdan atau berkinerja
prima dalam sebuah pekerjaan atau kondisi.
Finch and Cruncilton mengartikan kompetensi sebagai
“penguasaan terhadap tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang
diperlukan untuk menunjang keberhasilan.”24Kompetensi diartikan
sebagai kemampuan tentang pengetahuan seseorang yang
diimplementasikan dalam bentuk tindakan dengan berbagai penguasaan
keterampilan untuk mencapai keberhasilan.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kompetensi adalah perpaduan dari penguasaan pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai tujuan
tertentu.Kompetensi menjadi hal yang paling dasar yang melekat pada
diri manusia untuk mencapai tujuan hidup.
Guru sebagai seorang yang bertugas melayani peserta didik dalam
ranah keilmuan (agen pembelajaran), hendaknya mempunyai
kompetensi yang memadai. Istilah kompetensi guru menurut Broke and
Stone mengemukakan bahwa “kompetensi guru sebagai…descriptive of
qualitative natural of teacher behavior appears to be entirely
meaningful. …kompetensi guru merupakan gambaran kreatif tentang
hakikat perilaku guru yang penuh arti.”25Selain itu juga dapat diartikan
bahwa “kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan
layak.”26 Hal ini dapat dikatakan bahwa kompetensi guru merupakan
23
Lyle M. Spencer, Signe M. Spencer, Competence at Work, (Canada: John Wiley&Sons,
1993), hlm. 9. 24
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 38. 25
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, hlm. 25. 26
Tim Penyusun IKIP PGRI Semarang, Pendidikan dan latihan Profesi Guru(PLPG)
Sertifikasi Guru dalam Jabatan, (Semarang: t.p., 2011), hlm. 4.
17
kemampuan guru dengan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan
profesi keguruannya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kompetensi guru adalah
kemampuan personal seorang guruyang berhubungan dengan tanggung
jawab guru sebagai pendidik.Kompetensi guru yang baik akan
memberikan kualitas pendidikan yang baik.
b. Pengertian Matematika
Matematika merupakan ilmu pasti yang dianggap sebagai induk
dari berbagai ilmu pengetahuan di dunia ini.Semua kemajuan zaman
dan kemajuan teknologi tidak terlepas dari unsur matematika.
Matematika yang menjadi segala dasar dari segala penciptaan apa yang
telah kita nikmati pada zaman sekarang ini.M. Ansjar menyatakan
dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional ke-III, 1981, bahwa
“matematika penting untuk mendukung ilmu pengetahuan dalam
mengkaji berbagai rahasia alam.”27
Matematika memiliki beberapa
definisi, diantaranya:
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan
terorganisir secara sistematik.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan
kalkulasi.
3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan.
4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif
dan masalah tentang ruang dan bentuk.
5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang
logik.
27
M. Saleh Muntasir, Pengajaran Terprogram (Teknologi Pendidikan dengan
Pengandalan Tutor, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), hlm. 74.
18
6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang
ketat.28
Belajar matematika merupakan kegiatan belajar yang berwujud
“intelligent learning”, atau belajar dengan “understanding”, yaitu suatu
pemahaman. Matematika itu suatu abstraksi, suatu generalisasi, yang
harus dipelajari dari konsep-konsep yang telah bertumbuh lama, dari
generasi ke generasi.Pembelajaran matematika pada prinsipnya harus
langsung pada konsep matematika.Tetapi untuk dapat langsung,
seseorang harus melewati seorang pembawa ide atau perantara
matematik, yaitu guru.Ide matematika itu sendiri sebenarnya mudah,
tetapi untuk penyampaiannya perlu pemikiran yang sungguh-sungguh.
Skemp menyatakan bahwa ada dua prinsip dalam penyampaian,
yaitu:
1) Perlu adanya contoh, bukan definisi;
2) Contoh harus sesuai dengan konsep yang telah terbentuk lebih
dahulu dalam otak peserta didik.29
Dengan demikian matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang membahas tentang bilangan, ruang, bentuk dan fakta-fakta
kuantitatif dengan penalaran logis dan sistematis. Pembentukan
konsep-konsep pada matematika itulah yang sebenarnya merupakan
belajar matematika.Belajar matematika menurut Skemp adalah
mempelajari berfungsinya inteligensi dalam bentuk-bentuknya yang
murni, yaitu aspek fungsional dari fungsi inteligensi atau suatu
kapasitas untuk berkembang.
c. Kompetensi Guru Matematika
Guru merupakan sebuah profesi yang pelakunya memerlukan
berbagai kelebihan, baik terkait dengan kepribadian, akhlak, spiritual,
pengetahuan dan keterampilan. Hal tersebut tidak lain berkenaan
28
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia(Konstatasi Keadaan Masa Kini
Menuju Harapan Masa Depan, (Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm. 11. 29
M. Saleh Muntasir, Pengajaran Terprogram, hlm. 79.
19
dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh guru. “Tugas
guru adalah mencerdaskan, menghilangkan ketidaktahuan,
memberantas kebodohan, dan melatih keterampilan, menumbuhkan
bakat dan kemampuan potensi peserta didik.”30
Tugas guru tidak hanya
menyampaikan ilmu di kelas, tetapi juga sebagai norm drager
(pembawa norma). Dengan demikian, guru selain dituntut untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai perkembangan zaman juga
dituntut untuk menyampaikan norma-norma yang ada, sehingga peserta
didik dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan norma-norma yang
ada dalam masyarakat.“Tugas pokok guru adalah membekali peserta
didik, memberikan bimbingan belajar, mengarahkan, memimpin
perkembangan pendidikan peserta didik.”31
Peran guru tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada
peserta didik, tetapi lebih dari itu guru bertanggung jawab membentuk
karakter peserta didik sehingga menjadi generasi yang cerdasdan
terampil dalam menjalani kehidupannya.Oleh karena itu seorang guru
harus memiliki kompetensi khusus, kompetensi yang tidak mungkin
dimiliki oleh orang yang bukan guru.
Zakiah Derajat, dkk.,menyebutkan bahwa tidak sembarang orang
dapat melakukan tugas guru. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menjadi guru yakni:
1) Bertaqwa kepada Allah SWT
Mengingat bahwa guru menjadi teladan bagi peserta didik,
maka tidak mungkin guru yang tidak bertaqwa kepada Allah SWT
dapat memberi teladan yang baik. Sekalipun hal ini tidak dapat
menjadi jaminan bahwa guru yang bertaqwa akan menjadikan
peserta didik yang bertaqwa juga, akan tetapi setidaknya dapat
dijadikan tolak ukur atau acuan.
30
Nazaruddin Rahman, Regulasi Pendidikan, hlm. 12. 31
Nazaruddin Rahman, Regulasi Pendidikan, hlm. 12.
20
2) Berilmu
Guru mempunyai berbagai tugas dan tanggung jawab, maka
guru dituntut untuk berilmu. Perkembangan IPTEK dapat
menjadikan guru yang dangkal penguasaan ilmunya akan
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab sebagai guru.
3) Berakhlak baik
Salah satu tugas guru antara lain mengembangkan akhlak
mulia pada peserta didik. Oleh karena itu guru harus menerapkan
akhlak mulia pada dirinya dengan cara melakukan perbuatan yang
baik. Dengan demikian dapat memberikan contoh kepada peserta
didik untuk berakhlak mulia.
4) Sehat jasmani
Kesehatan jasmani sangat penting disamping kesehatan
psikis.Kesehatan jasmani sangat membantu kelancaran guru dalam
mengabdikan diri untuk mendidik, mengajar, dan memberikan
bimbingan kepada peserta didik.Hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa dalam batas-batas tertentu keadaan sakit
jasmani guru selama masih memungkinkan melaksanakan tugas
dengan baik, dapat ditolerir. 32
Terdapat kriteria guru yangbaik, diantaranya sebagai berikut.
1) Memahami dan menghormati peserta didik
Guru sebagai seorang yang menghadapi peserta didik hendaknya
dapat memahami dan menghormati peserta didik. Peserta didik
sebagai manusia berhak untuk dipahami dan mendapat perlakuan
hormat dari guru. Hal ini bertujuan agar peserta didik menjadi
warga negara yang dapat memahami dan menghormati orang lain.
2) Menghormati bahan pelajaran yang diampu
Guru harus menguasai bahan pelajaran yang diampu. Selain itu
juga harus mengetahui pemanfaatan bahan pelajaran yang diampu.
32
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, hlm. 21-22.
21
3) Menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran
Guru harus dapat menentukan metode yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini betujuan agar peserta didik tidak jenuh dalam
kegiatan pembelajaran.
4) Menyesuaikan bahan pelajaran dengan kemampuan peserta didik
Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yangberbeda-beda
dalam berbagai hal. Guru hendaknya menyesuaikan antara bahan
pelajaran dengan kemampuan rata-rata peserta didik di kelas.
5) Memfasilitasi peserta didik untuk aktif dalam hal belajar
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensinya. Hal ini tidak berarti guru
memberikan kebebasan sepenuhnya akan tetapi guru tetap
memantau kegiatan peerta didik.
6) Memberikan pengertian dan tidak hanya penyampaian berupa kata-
kata
Kata-kata merupakan lambing dari sesuatu dan hanya berguna jika
diketahui isi atau artinya. Isi diperoleh antara lain dari benda itu
sendiri, yaitu melalui pengalaman dengan benda yang dimaksud
dalam kata-kata yang ada.
7) Menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan peserta didik
Aktivitas belajar yang sejati tidak akan ada jika peserta didik tidak
mengetahui manfaat dari suatu pelajaran dalam kehidupan peserta
didik.
8) Mempunyai dan mampu merumuskan tujuan tertentu dalam setiap
materi pelajaran yang diampu.
Guru hendaknya mempunyai tujuan yang jelas dalam
malaksanakan tugasnya. Hal ini bertujuan agar pendidikan yang
telah dilakukan guru dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.
22
9) Tidak terikat pada satu buku.
Guru hendaknya dapat mengenal kelemahan dan kelebihan suatu
buku. Hal ini dikarenakan kualitas setiap orang berbeda-beda
termasuk kualitas pengarang buku.
10) Tidak hanya mengajar melainkan mengembangkan pribadi anak
Pendidikan yang harmonis harus memiliki keseimbangan antara
pengetahuan, kepribadian dan norma-norma yang ada dalam
masyarakat. Peserta didik yang merupakan anggota masyarakat
harus dikenalkan dengan nilai-nilai kepribadian dan norma-norma
masyarakat.Hal ini diharpkan peserta didik dapat hidup dan
memberikan manfat kepada mayarakat.33
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru, antara lain:
1) Latar belakang pendidikan
Latar belakang pendidikan atau akademik merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kompetensi guru.Hal tersebut
dikarenakan semakin tinggi tingkat akademik seseorang biasanya
menunjukkan lebih matang dalam berfikir, menganalisis berbagai
macam permasalahan. Selain itu, dalam kegiatan mengajar guru
akan lebih memiliki kreatifitas menggunakan metode yang
diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga tidak monoton dan
peserta didik lebih antusias.
2) Individu
Faktor individu dalam pembahasan ini adalah keinginan dari
diri guru sendiri dalam mengembangkan
kompetensinya.Haltersebut dilakukan guru dengan belajar sendiri,
diantaranya dengan memotivasi untuk mengembangkan
kompetensinya.
33
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengjar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 8-12.
23
3) Pelaksanaan Supervisi
Supervisi merupakan salah satu usaha memberikan layanan
dan bantuan kepada para guru yang berguna untuk peningkatan
mutu dan pengembangan kompetensi guru.34
Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara “tut wuri handayani, ing
ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso”.35
Guru profesional
adalah guru yang memiliki keahlian, keterampilan, dan kemampuan
khusus. Seorang guru tidak hanya cukup dengan menguasai materi
pelajaran, akan tetapi juga mengayomi, menjadi teladan, mendorong
peserta didik untuk lebih baik dan maju, serta selalu mengembangkan
dirinya terhadap pengetahuan dan mendalami keahliannya.
Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar
menerangkan bahwa guru profesional harus memiliki persyaratan,
yang meliputi:
1. Memiliki bakat sebagai guru.
2. Memiliki keahlian sebagai guru.
3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.
4. Memiliki mental yang sehat.
5. Berbadan sehat.
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
7. Guru adalah manusia berjiwa Pancasila.
8. Guru adalah seorang warga Negara yang baik.36
Guru merupakan pelopor untuk menciptakan generasi yang
berbudaya, berbudi, dan bermoral. Guru dianggap sebagai penentu atas
keberhasilan pembelajaran dan kualitas pendidikan peserta didik.
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen disebutkan bahwa “guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga
profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah,
34
Nazarudin Rahman, Regulasi Pendidikan, hlm. 46-48. 35
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Jakarta: Gaung Persada
Press, 2006), hlm. 23. 36
Martinis Yamin, Sertifikasi, hlm. 24.
24
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”37
Adanya kedudukan
tersebut, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik pada
bidang yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu dan
menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.“Kualifikasi
akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis jenjang, dan satuan
pendidikan formal di tempat penugasan.”38
Pemenuhan persyaratan
kualifikasi akademik dibuktikan dengan ijazah yang diperoleh guru di
lembaga pendidikan tinggi dan persyaratan relevansi dibuktikan dengan
kesesuaian antara bidang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran
yang diampu di sekolah.Pada penelitian ini kualifikasi akademik yang
dimaksud adalah kualifikasi akademik pendidikan matematika.
Kompetensi guru matematika merupakan kemampuan guru
matematika sesuai dengan perannya sebagai agen
pembelajaran.Matematika dengan obyek yang bersifat abstrak
memberikan tantatangan kepada guru matematika.Hal ini dikarenakan
sifat abstrak pada matematika menyebabkan banyak orang khususnya
peserta didik mengalami kesulitan dalam matematika.Kreativitas guru
matematika sangat diperlukan dalam memahamkan bentuk matematika
yang abstrak.Pembelajaran yang lebih mengena pada matematika dapat
dilakukan melalui penekanan hubungan antara konsep-konsep
matematika dengan pengalaman sehari-hari dalam kehidupan peserta
didik.Permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari merupakan
sumber pembelajaran matematika yang efektif. Adanya permasalahan
hidup menunjukkan dua proses matematisasi, yaitu sebagai sumber
matematisasi dan sebagai tempat untuk mengaplikasikan kembali
37
Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 6. 38
Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 4.
25
matematika. Melalui langkah tersebut pembelajaran matematika yang
tercipta menampilkan bukti tidak sekedar teori.39
Adanya karakteristik matematika sebagaimana tersebut di atas
menjadikan adanya kompetensi khusus yang harus dimiliki oleh guru
matematika yang tentunya berbeda dengan kompetensi pada guru mata
pelajaran selain matematika. Berdasarkan UU RI Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen pada bab IV pasal 10 disebutkan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki guru termasuk di dalamnya guru
matematika meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.40
Oleh karena itu, pada penelitian ini kompetensi
yang dimaksud mencakupempat kompetensi tersebut.
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang
berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan
pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis.Settingpembelajaran dalam kelas harus direncanakan oleh
guru sebelum menyampaikan materi di kelas sehingga dapat
dipahami dengan mudah oleh peserta didik serta target yang ingin
dicapai dapat terpenuhi, karena sudah direncanakan.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian sebagai berikut:
a) Mantab dan stabil, yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai norma hokum, norma sosial, dan etika yang berlaku;
b) Dewasa, yaitu mempunyai kemandirian unuk bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik;
c) Arif dan bijaksana, yaitu menunjukkan keterbukaan dalam
berfikir dan bertindak;
39
Hariwijaya, Meningkatkan Kecerdasan Matematika, (Yogyakarta: Tugupubliser, 2009),
hlm. 44-45. 40
Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 9.
26
d) Berwibawa, yaitu berperilaku yang disegani;
e) Memiliki akhlak mulia dan perilaku yang diteladani oleh
peserta didik.
Kompetensi kepribadian guru merupakan tonggak dan pangkal
kepribadian yang baik dengan didasari kepada keimanan dan
akhlak mulia.Oleh karena itu, guru harus memiliki kompetensi
yang mantap, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai warga
masyarakat, dan sebagai warga negara yang konsisten dengan
profesinya.
Tanpa kepribadian yang luhur dari guru, maka dengan
sendirinya peserta didik tidak memiliki sikap menghormati,
mengagumi, menghargai terhadap guru itu sendiri.Dengan
demikian sikap menghargai tidak mungkin tumbuh pada peserta
didik jika guru tidak menunjukkan sikap menghargai terhadap
individu pada sosok guru tersebut.
Pada dasarnya faktor terpenting bagi seoang guru adalah
dilihat dari aspek kepribadian. Dimana jika seorang guru tidak
mempunyai kepribadian yang baik, maka akan menggambarkan
citra guru yang tidak baik juga. Sebaliknya jika guru mempunyai
kepribadian yang baik, maka guru akan melaksanakan
tugasnyadengan sebaik mungkin sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan dalam membina dan
mengembangkan interaksi sosial baik sebagai tenaga profesional
maupun anggota masyarakat.41Dengan demikian kompetensi sosial
guru dapat diartikan sebagai kecakapan dan kemampuan guru
berinteraksi dengan peserta didik, lingkungan, dan masyarakat,
yang merupakan tokoh atau tipe makhluk yang diberi tanggung
41
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2010), hlm. 23.
27
jawab dalam membina dan membimbing peserta didik atau
masyarakat ke arah norma yang berlaku. Oleh karena itu guru harus
memiliki kompetensi sosial.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional ialah kemampuan penguasaan materi
bidang profesi secara luas dan mendalam.42
Seesuai dengan pengembangan dari standar kompetensi guru,empat
kompetensi tersebut di atas terintegrasi dalam kinerja guru. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
Tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru
bahwa standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas
SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
dan SMK/MAK. Adapun kompetensi guru mata pelajaran matematika
pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK ADALAH
sebagai berikut:
1) Menggunakan bilangan, hubungan diantara bilangan, berbagai
sistem bilangan dan teori bilangan.
2) Menggunakan pengukuran dan penaksiran.
3) Menggunakan logika matematika.
4) Menggunakan konsep-konsep geometri.
5) Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang.
6) Menggunakan pola dapat fungsi.
7) Menggunakan konsep-konsep aljabar.
8) Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik.
9) Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit.
10) Menggunakan trigonometri.
11) Menggunakan vector dan matriks.
12) Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika.
42
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2010), hlm. 24.
28
13) Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung,
piranti lunak kmputer,model matematika, dan modelstatistik.43
Adanya penguasaan empat kompetensi pada guru mata pelajaran
matematika diharapkan dapat menjadikan profesionalisme guru yang
baik sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional di
Indonesia.
3. Sertifikasi Guru
Guru sebagai tenaga profesional selain mempunyai kualifikasi
akademik juga disyaratkan menguasai kompetensi sebagai agen
pembelajaran yang dibuktikan dengan sertifikat sebagai pendidik. Hal
tersebut telah disebutkan dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen bab II pasal 2 dijelaskan bahwa”pengakuan kedudukan
guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuktikan dengan sertifikat pendidik.”44
Sertifikat pendidik diperoleh
melalui sertifikasi.
Berdasarkan UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan
dosen. “Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.”45
“Nasional Commission on Educational Services (NCES), memberikan
pengertian sertifikasi secara lebih umum.Certification is a procedure
whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials
and provides him or her a license to teach.”46
Dalam hal ini sertifikasi
merupakan prosedur untuk menentukan apakah seorang guru layak
diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.Hal ini dikarenakan
43
Modul Kelompok Guru Pengawas (Pendidikan LAtihan Profesi Guru (PLPG)),
(Semarang, t.p., 2010), hlm. 31. 44
Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm.6. 45
Undang – UndangGuru dan Dosen(UU RI No. 14 Th. 2005), hlm. 4. 46
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, hlm. 34.
29
terdapat berbagai variasi lulusan dari perguruan tinggi, baik negeri
maupun swasta.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, sertifikasi guru
dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa
seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi
adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
PendidikanNasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2005
tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik, Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Permendiknas Nomor 10
Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan.
Penetapankuota peserta sertifikasi tiap tahun dilakukan oleh Menteri
Pendidikandan berdasarkan analisis data guru. Lembaga penyelenggara
sertifikasi telah diatur oleh UU 14 tahun 2005, pasal 10 (ayat 2) yaitu
sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengaduan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh Pemerintah.47
Perguruan tinggi yang dimaksud di sini adalah
perguruan tinggi yang mempunyai fakultas pendidikan, seperti FKIP dan
Fakultas Tarbiyah UIN, IAIN, STAIN yang telah terakreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional Republik Indonesia dan relevan dengan bidang studi
peserta sertifikasi. Guru yang dinyatakan sebagai peserta sertifikasi adalah
guru yang lolos administrasi dan tes tertulis.
Beban materi yang diberikan dalam sertifikasi telah diatur dalam
UU RI No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1, “bahwa guru harus memiliki
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
47
Undang - UndangNo. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, hlm. 12.
30
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.”48
Pada
dasarnya sertifikasi ada dua yaitu sertifikasi pra jabatan (untuk calon guru)
dan sertifikasi dalam jabatan (untuk guru dan dosen). Pelaksanaan
sertifikasi guru dalam jabatan memiliki dua jalur yaitu Pemberian
Penilaian Portofolio dan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
a. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan melalui Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen
yang mencerminkan kompetensi guru. Penilaian dalam portofolio
meliputi:
1) Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang dicapai
sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar S-
1 maupun D-4. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat
berupa ijazah atau sertifikat diploma.
2) Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti
kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan
dan atau untuk peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas
sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini
dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangna dari lembaga
penyelenggara diklat.
3) Pengalaman mengajar, merupakan masa kerja guru termasuk dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan
tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang
(pemerintah atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan.
Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau
surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
4) Perencanaan pembelajaran, yaitu persiapan mengelola
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap
48
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada
Press Jakarta, 2006), hlm. 3.
31
muka. Adapun yang menjadi bukti fisik pada komponen ini adalah
dokumen perencaan pembelajaran (RPP/Silabus/Prota/Promes)
yang diketahui dan disahkan oleh atasan.
5) Penilaian dari atasan dan pengawas, merupakan penilaian terhadap
kompetensikepribadian dan sosial.
6) Prestasi akademik, yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang
terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari
lembaga panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional.
Komponen tersebut meliputi:
a) Lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan
karya monumental di bidang pendidikan atau
nonkependidikan).
b) Pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, dan tutor)
c) Pembimbingan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
(pramuka, madding, Karya Ilmiah Remaja (KIR), dan lain-
lain.
Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat
keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga atau
panitia penyelenggara.
7) Karya pengembangan profesi merupakan suatu karya yang
menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang
dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi:
a) Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota,
provinsi, ataunasional;
b) Artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/bulletin yang
tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional;
c) Menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN,
modul/buku cetak local (kabupaten/kota) yang minimal
mencakup materi pembelajaran selama satu semester;
d) Media/alat belajar dalam bidangnya;
32
e) Lapoan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok);
f) Karya seni (patung, rupa, tari, lukis, sastra, dan lain-lain).
8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah, merupakan usaha untuk
berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang
tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
nasional, maupun internasional, baik sebagai pemakalah maupun
sebagai peserta. Bukti fisik yang dapat ilampirka berupa makalah
dan sertifikat/piagam bagi nata sumber, dan sertifikat/piagam bagi
peserta.
9) Pengalaman organisani di dalam bidang kependidikan dan social,
yaitu pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan,
organisasi social, dan/atau mendapat tugas tambahan. Pengurus
organisasi di bidang kependidikan antara lain pengurus Forum
Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS), Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP), Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG), dan
lain-lain. Pengurus organisasi social antara lain ketua RT, ketua
RW, Pembina kegiatan keagamaan, dan lain-lain.
10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu
penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi
yang baik dalam melaksanakn tugas dan memenuhi criteria
kuantitatif (lama waktu, hasil, dan lokasi/geohrafis), kualitatif
(komitmen dan etos kerja); relevansi (dalam bidang/rumpun
bidang), bai pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional,
maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa
fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan.49
Peserta sertifikasi dinyatakan lulus apabila hasil penilaian
portofolio mencapai angka minimal kelulusan (total 850). Apabila total
skor yang diperoleh 841 s/dapat 849 maka diberikan alternatif untuk
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untuk
49
Masnur Muchlis, Sertifikasi Guru, hlm. 13-18.
33
melengkapi kekurangan portofolio dalam kurun waktu satu bulan.
Apabila tidak mampu melengkapi, peserta tersebut diikutsertakan
dalam Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).50
b. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan melalui Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru (PLPG)
PLPG diikuti olehpeserta sertifikasi yang dinyatakan belum lulus
dalam sertifikasi melalui penilaian portofolio. Pelaksanaan PLPG dalam
bentuk rombongan belajar dan kelompok peer teaching, peer
counseling, atau peer supervising yang diupayakan terdiri atas satu
bidang keahlian/mata pelajaran. Satu rombongan belajar maksimal 30
orang peserta dan satu kelompok.Peerteaching, peer counseling, atau
peer supervising maksimal 10 orang.
Materi PLPG mencakup empat kompetensi guru sebagaimana
disebutkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 10 ayat 1, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
Bentuk uji kompetensi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu tes
tertulis dan tes kinerja yang dibarengi dengan self appraisal dan
portofolio serta peer appraisal (penilaian atasan).
1) Materi tes tulis mencakup kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional.
2) Materi tes kinerja berbentuk penilaian kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran yang mencakup keempat kompetensi
secara terintegrasi. Self appraisal yang dipadukan dengan
portofolio merupakan penilaian terhadap kegiatan dan prestasi guru
di sekolah, dalam kegiatan profesional atau di masyarakat,
sepanjang relevan dengan tugasnya sebagai guru. Peer appraisal
dalam bentuk penilaian atasan dimaksudkan untuk memperoleh
50
Sunandar, Suyoto, Makalah Pembekalan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan melalui Jalur
Pendidikan san Latihan Profesi Guru (PLPG), (Semarang: t.p., 2011), hlm. 10.
34
penilaian dari kinerja sehari-hari yang mencakup empat
kompetensi.
Guru yang dinyatakan lulus dapat memperoleh sertifikat pendidik,
dan diakui sebagai guru profesional. Sedangkan yang belum lulus diberi
kesempatan mengulang maksimal dua kali untuk mata uji (tulis atau
praktek) yang belum lulus. Peserta yang tidak lulus setelah dua kali
mengulang ujian, dikembalikan kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota yang mengirimkan untuk dibina dan dapat diusulkan
menjadi peserta sertifikasi di tahun berikutnya.
Adanya program sertifikasi dengan berbagai peraturan yang
ditentukan, maka peneliti menggolongkan guru menjadi dua golongan,
yaitu guru terertifikasi dan guru tidak tersertifikasi.
a. Guru Tersertifikasi
Guru sertifikasi pada penelitian ini adalah guru yang telah
dinyatakan lulus sertifikasi dan memperoleh sertifikat pendidik.
b. Guru Tidak Tersertifikasi.
Guru tidak tersertifikasi pada penelitian ini yakni guru yang tidak
memiliki sertifikat pendidik, dikarenakan:
1) Belum mengikuti sertifikasi karena tidak memenuhi persyaratan
menjadi peserta sertifikasi;
2) Tidak lulus pada program sertifikasi yang telah dilalui atau diikuti.
C. Rumusan Hipotesis
Kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani yng mempunyai dua kata
“hipo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori).51
Jadi hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian karena
jawaban yang diberikan didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh peneliti melalui
pengumpulan data.Oleh Karena itu, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
51
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif utuk Penelitian: Dilengkapi Prehitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), hlm. 151.
35
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hipotesis pada penelitian ini
adalah:
“Terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten
Kudus tahun pelajaran 2011/2012.”
BAB III
METODE PENELITIAN
36
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini tergolong penelitian komparasional, yaitu “penelitian
yang dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar variabel
yang sedang diteliti. Jika perbedaan itu memang ada, apakah perbedaan itu
merupakan perbedaan yang berarti atau meyakinkan (signifikan), ataukah
bahwa perbedaan itu hanyalah secara kebetulan saja (by chance).”52
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lima sekolah tingkat SMP Negeri di
Kabupaten Kudus yang terdiri dari SMP Negeri 2 Kudus, SMP Negeri 3
Kudus, SMP Negeri 4 Kudus, SMP Negeri 1 Jati, dan SMP Negeri 2 Jati.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Februari tahun pelajaran
2011/2012.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “population yang berarti
jumlah penduduk.”53 Selain itu populasi dapat diartikan “seluruh data yang
menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan.”54 Jadi populasi adalah seluruh objek yang menjadi fokus
penelitian.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru tersertifikasi dan
tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di
Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 121 guru
mata pelajaran matematika, terdiri dari 60 guru tersertifikasi dan 61 guru
tidak tersertifikasi.
52
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pedidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2010), hlm. 260. 53
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Dilngkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17), (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2010), hlm. 144. 54
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian (Sosial dan Pendidikan), (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), hlm. 116.
37
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.55
Teknik Pengambilan Sampel pada penelitian ini menggunakan Cluster
Random Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan jalan
memilih sampel yang didasarkan pada cluster bukan pada individu. Teknik
ini digunakan karena populasi pada penelitian ini heterogen dan terbagi
dalam kelompok-kelompok individu atau cluster.
Sampel pada penelitian ini terdiri dari guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten
Kudus tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 guru. Adapun guru
tersertifikasi berjumlah 19 guru dengan rincian 7 guru tersertifikasi
melalui portofolio dan 12 guru tersertifikasi melalui PLPG, sedangkan
guru tidak tersertifikasi berjumlah 11 guru. Sampel tersebut tergolongkan
dalam beberapa SMP Negeri (cluster) di Kabupaten Kudus yang
berjumlah lima SMP Negeri, yang terdiri dari SMP Negeri 2 Kudus, SMP
Negeri 3 Kudus, SMP Negeri 4 Kudus, SMP Negeri 1 Jati, SMP Negeri 2
Jati. Pemilihan lima SMP Negeri tersebut dilakukan secara random, yaitu
dengan membuat undian yang di dalamnya tertulis nama seluruh SMP
Negeri di Kabupaten Kudus.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
1. Variabel
“Kata “variabel“ berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti
“ubahan”, “faktor tetap”, atau gejala yang dapat diubah-ubah”.56 “Variabel
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.”57
55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), (Jakarta, Rineka
Cipta, 2010), hlm. 174. 56
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pedidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2010), hlm. 36. 57
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , hlm. 118.
38
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.58 Variabel
penelitian pada penelitian ini adalah kompetensi guru.
2. Indikator
Adapun indikator dari kompetensi guru yang digunakan penulis
adalah indikator kompetensi guru yang dapat diamati penulis dalam
kegiatan observasi proses pembelajaran di kelas. Indikator tersebut
diantaranya:
a. Indikator kompetensi Pedagogik
1) Melaksanakan pembelajaran dengan tepat waktu.
2) Menyelenggarakan pembelajaran dengan tertib.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap
pertemuan.
4) Mampu menetapkan tujuan pembelajaran yang realistik.
5) Mampu mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan jelas.
6) Memulai pembelajaran dengan mejajagi kemampuan awal peserta
didik terlebih dahulu
7) Mampu memotivasi peserta didik.
8) Mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan
materi.
9) Mampu menggunakan media pembelajaran yang tepat.
10) Mampu menyampaikan materi dengan menarik.
11) Mampu menyampaikan materi dengan jelas.
12) Mampu menggunakan alat peraga dengan baik.
13) Mampu mengorganisir peserta didik.
14) Mampu berinteraksi dengan peserta didik secara komunikatif.
15) Mampu memberikan umpan balik.
16) Mampu melaksanakan penilaian.
58 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 61.
39
17) Mampu menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
18) Mampu menggunakan waktu dengan baik.
19) Memandu peserta didik menemukan informasi yang dibutuhkan
untuk mengembangkan pemahaman peserta didik.
b. Indikator kompetensi Kepribadian
1) Bangga sebagai guru.
2) Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik.
3) Memiliki etos kerja yang tinggi sebagai pendidik.
4) Bertindak secara objektif pada peserta didik.
5) Memiliki kewibawaan sebagai pendidik.
6) Arif dalam pengambilan keputusan.
7) Menampilkan diri dengan berperilaku yang tegas.
8) Bertutur kata yang sopan.
c. Indikator kompetensi Sosial
1) Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
2) Mampu menjadi pendengar yang baik.
3) Mampu menerima kritik.
4) Mampu menerima saran.
5) Menghargai peserta didik dengan latar belakang yang berbeda.
6) Menghargai pendapat peserta didik.
7) Menghargai berbagai usaha peserta didik.
d. Indikator kompetensi Profesional
1) Menguasai materi ajar yang diampu.
2) Menguasai konsep materi ajar.
3) Menguasai hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait.
4) Mampu menjelaskan hubungan antara konsep yang diajarkan
dengan konteks kehidupan.
5) Menjelaskan pokok bahasan dengan tepat.
40
6) Memberikan contoh yang relevan dengan konsep yang diajarkan.
7) Mampu menjawab pertanyaan peserta didik dengan jelas sesuai
substansi yang ditanyakan.
8) Menggunakan baragam teknologi.
9) Menggunakan sumber buku acuan untuk keperluan pembelajaran.
10) Menggunakan sumber buku lain sebagai penunjang.
11) Memberikan penguatan pada materi yang dianggap penting atau
mendasar.59
E. Pengumpulan Data Penelitian
Metode Pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Kuesioner atau Angket
Kuesioner atau angket adalah salah satu metode pengumpulan data
dalam bentuk lembaran yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis.
Instrumen pada metode ini disebut sesuai dengan nama metodenya, yaitu
kuesioner atau angket
Tujuan penggunaan metode kuesioner/angket pada penelitian ini
adalah untuk memperoleh informasi dari responden tentang kompetensi
yang dimiliki responden, baik sebagai guru tersertifikasi maupun sebagai
guru tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di
Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Kuesioner atau angket pada
penelitian ini ditujukan kepada guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi
mata pelajaran matematika tingkat SMP di Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2011-2012.
Teknik kuesioner dipilih dengan alasan sebagai berikut:
a. Letak keberadaan responden tersebar luas.
b. Keterbatasan biaya dan waktu penelitian.
Skala yang digunakan adalah skala Likert dalam bentuk checklist.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
59
Modul Kelompok Guru Pengawas (Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru(PLPG)),
(Semarang, t.p., 2010). Hlm. 26-29.
41
mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Pengisian instrumen dengan memberi tanda check (√) pada kolom yang
tersedia.
Data yang diperoleh dari pengisian instrumen diolah dengan
menggunakan analisis kuantitatif. Jawaban pada tiap item diberi skor
sesuai dengan gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju sebagai
berikut:
SS = Sangat Setuju diberi skor 4
S = Setuju diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian harus diuji
cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui valid dan reliabilitas angket.
Uji coba kuesioner/angket dilakukan terhadap variabel kompetensi guru
dan dianalisis untuk mengetahui apakah pernyataan dalam instrumen yang
berupa angket termasuk pernyataan yang memenuhi validitas dan
reliabilitas atau tidak. Uji coba kuesioner/angket pada penelitian ini
dilakukan di SMP Negeri 1 Kaliwungu. Guru matematika di SMP Negeri 1
Kaliwungu berjumlah 5 guru diantaranya sebagai berikut.
Tabel 3.1
Daftar Guru Tahap Uji Coba Kuesioner/Angket
No. Kode Nama Guru
1. U_1 Sunarto, S.Pd
2. U_2 Agung Supriyanto, S.Pd
3. U_3 Erlita Arisanti, S.Pd
4. U_4 Sri Purwaningsih, S.Pd
5. U_5 Laila Umaeroh, S.Pd
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 5, diperoleh skor hasil
perhitungan kuesioner/angket tahap uji coba sebagai berikut.
42
Tabel 3.2
Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Tahap Uji Coba
No. Kode Skor
1. U_1 152
2. U_2 95
3. U_3 92
4. U_4 102
5. U_5 99
Analisis kuesioner/angket uji coba pada penelitian ini dilakukan
dengan uji validitas dan reliabilitas.
a. Validitas Angket
Validitas berasal dari kata “validity” yang berarti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Analisis ini digunakan karena masing-masing item
mempunyai daya dukung terhadap keseluruhan item atau isi instrumen.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur validitas item adalah
korelasi “product moment” dengan rumus sebagai berikut:
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
dengan:
xyr = koefisien korelasi tiap item
N = banyaknya subyek uji coba
X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total
2X
= jumlah kuadrat skor item
2Y = jumlah kuadrat skor total
XY = jumlah perkalian skor item dan skor total
43
Harga koefisien korelasi tiap item ( xyr ) yang telah diperoleh dari
perhitungan kemudian dicocokkan dengan harga kritik product
moment dengan taraf signifikan, a = 5 %. Harga rxy rtabel maka
soal tersebut valid dan jika tabelhitung rr artinya soal tersebut tidak
valid. 60
Berdasarkan hasil analisis validitas tiap item pada lampiran 5,
diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Persentase Validitas Tahap I Uji Coba Kuesioner/Angket
K
a
r
e
S
Sesuai dengan analisis validitas butir pernyataan pada lampiran 5,
terdapat soal yang tidak valid, maka dilakukan uji validitas tahap II
dengan membuang soal-soal yang tidak valid tersebut. Diperoleh 40
pernyataan valid. Adapun hasil uji validitas tahap II pada lampiran 6
adalah sebagai berikut.
60
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm. 72.
No. Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase
1. Valid
1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 37,
38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45.
40 89%
2. Tidak
Valid 2, 17, 25, 30, 32 5 11%
Total 45 100%
44
Tabel 3.4
Persentase Validitas Tahap II Uji Coba Kuesioner/Angket
No. Kriteria No Butir Soal Jumlah Persentase
1. Valid
1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 37,
38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45.
40 100%
Total 40 100%
Adapun contoh perhitungan validitas untuk butir soal nomor 1,
dapat dilihat pada lampiran 7. Setelah diketahui soal-soal yang valid
maka dapat dilanjutkan dengan menguji reliabilitas soal.
b. Reliabilitas Angket
Reliabilitas berasal dari kata “reliability” yang terdiri dari dua kata
yaitu “rely” dan “ability” yang berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas angket penelitian diuji
menggunakan teknik analisis “alpha” karena masing-masing varians
mempunyai daya dukung terhadap varians dari keseluruhan item atau
instrumen variabel (X). Hasilnya dihitung dengan rumus “alpha
Crombach”, yaitu:
1) Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan
n
n
XX
i
i
i
2
2
2
)(
=
2) Menentukan nilai varians total
n
n
XX
t
2
2
2
)(
=
3) Menentukan reliabilitas instrument
2
2
11 11
t
h
k
kr
,dengan:
45
n = jumlah sampel
X = nilai skor yang dipilih
2
t = varians total
2
1 = jumlah varians skor tiap-tiap item
k = jumlah butir pertanyaan
r 11 = koefisien reliabilitas angket.
Pengujian angket dikatakan reliabel jika harga tabelhitung rr 1111
maka angket dikatakan reliabel.61 Berdasarkan hasil
perhitungan pada lampiran 6, diperoleh nilai reliabilitas butir
pernyataan angket 9922,011 hitungr , sedangkan dengan taraf
signifikan 5% dengan N = 5 diperoleh 878,011 tabelr setelah
dikonsultasikan dengan ternyata . Oleh
karena itu instrument angket dikatakan reliabel.
Adapun contoh perhitungan reliabilitas pada nomor 1, dapat dilihat
pada lampiran 8.
2. Observasi
Observasi merupakan “cara menghimpun bahan-bahan keterangan
atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sudah dijadikan
sasaran pengamatan.”62 Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi tentang berbagai peristiwa, kondisi, dan aktivitas dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika. Pada metode ini
peneliti melibatkan seluruh indera untuk memusatkan perhatian terhadap
suatu objek.
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 196. 62
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2009), hlm. 76
tabelr tabelhitung rr
46
Observasi pada penelitian ini tergolong observasi partisipasi pasif.
Jadi peneliti datang di tempat kegiatan pembelajaran tetapi tidak ikut
terlibat dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Instrumen observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
pedoman observasi yang diisi oleh peneliti erdasarkan apa yang diamati
peneliti dalam proses pembalajaran di kelas. Pedoman observasi berisi
daftar jenis kegiatan yang kemungkinan terjadi atau kegiatan yang akan
diamati peneliti dalam proses pembelajaran. Skala yang digunakan adalah
skala Guttman dalam bentuk checklist. Jawaban setiap item instrumen
menggunakan skala Guttman dengan skor tertinggi satu untuk jawaban
“ya” dan terendah nol untuk jawaban “tidak”. Pengisian instrumen dengan
memberi tanda check (√) pada kolom yang tersedia. Data yang diperoleh
dari pengisian instrumen diolah dengan menggunakan analisis kuantitatif.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan salah satu pengumpulan data yang
berbentuk catatan, transkrip, gambar, atau karya-karya monumental yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang jumlah SMP Negeri dan guru matematika tingkat
SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012.
Bentuk instrumen dokumentasi pada penelitian ini adalah` check list
yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Pada
instrumen ini peneliti cukup menuliskan tanda check ditempat yang sesuai.
F. Analisis Data Penelitian
1. Uji Normalitas
Semua data yang digunakan untuk pengujian hipotesis perlu dilakukan
uji normalitas. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data-
data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan untuk
menentukan metode statistik yang digunakan. Jika data berdistribusi
normal dapat digunakan metode statistik parametrik, sedangkan jika data
47
tidak berdistribusi normal maka dapat digunakan metode nonparametrik.
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat.
Hipotesis yang digunakan untuk uji nomalitas:
Ho = data tidak berdistribusi normal
H1 = data berdistribusi normal
Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji normalitas adalah sebagai
berikut:
Menyusun data dalam tabel distribusi frekuensi.
a. Menentukan banyaknya kelas interval (k)
k = 1+ 3,3 log n
n = banyaknya objek penelitian
interval interval kelasbanyak
terkecildata- terbesardata
b. Menghitung rata- rata ( x ) dan simpangan baku (s)
n
xfx
ii dan
)1(
nn
xxf
sii
c. Mencari harga z, skor dari setiap batas kelas X dengan rumus:63
s
xxz i
i
d. Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan
besarnya ukuran sampel dengan peluang atau luas daerah dibawah
kurva normal untuk interval yang bersangkutan.
e. Menghitung statistik Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
k
i i
ii
E
EO
1
2
2)(
Keterangan:
X2 = Chi-Kuadrat
Oi = Frekuensi yang diperoleh dari data penelitian
63 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2007), hlm. 77.
48
Ei = Frekuensi yang diharapkan
k = Banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian jika hitung2 2 tabel dengan derajat kebebasan
dk = k – 3 dan taraf signifikan 5% maka H0 diterima artinya populasi
berdistribusi normal, jika hitung2 > 2 tabel, maka H0 ditolak artinya
populasi tidak berdistribusi normal.64
2. Uji Hipotesis
Uji Perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk menguji hipotesis yang
menyatakan ada perbedaan yang signifikan atau tidak pada kompetensi
antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika
tingkat SMP di Kabupaten Kudus pada tahun pelajaran 2011/2012.
Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
H0 : μ1 = μ2
Ha : μ1 μ2
Keterangan:
μ1 = rata-rata kompetensi guru tersertifikasi
μ2 = rata-rata kompetensi guru tidak tersertifikasi
b. Menentukan statistik yang dipakai
Rumus yang digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata yaitu uji-
t dua pihak.
c. Menentukan taraf signifikan (α)
Taraf signifikan (α) yaitu dipakai dalam penelitian ini adalah 5%
dengan peluang
2
11 dan derajat kebebasan dk = (n - 1).
d. Menentukan kriteria pengujian hipotesis
H0 : μ1 = μ2, diterima bila -ttabel < thitung < ttabel
Ha : μ1 μ2, diterima bila untuk harga t lainnya
64
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 273.
49
e. Menentukan statistik hitung dengan rumus:
Hipotesis diatas diuji dengan menggunakan rumus uji-t dua pihak,
dengan menggunakan rumus tersebut:
1) Jika 2
2
2
1 ss rumus yang digunakan yaitu:65
Snn
hitung
xxt
21
11
21
, dengan
N
xx
S2
=
2
11
21
2
22
2
11
nn
Snsn
tabelt = t (1- α),(n1 + n2 - 2)
Keterangan :
1x = Rata-rata skor guru tersertifikasi
2x = Rata-rata skor guru tidak tersertifikasi
n1 = Banyaknya guru tersertifikasi
n2 = Banyaknya guru tidak tersertifikasi
S12
= Varian guru tersertifikasi
S22
= Varian guru tidak tersertifikasi
2) Jika 2
2
2
1 ss rumus yang digunakan yaitu:66
2
22
1
21
21
n
S
n
S
xxt
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika
21
2211
21
2211
ww
twtwt
ww
twtw
65
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 239. 66
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 240-241.
50
dengan N
xx
1
N
xx
2
1
2
2
1n
xx
S
1
2
2
1n
xx
S
2
2
22
1
2
11 ;
n
Sw
n
Sw
1
2
11
21
2
11
121
;
nn
tttt
Untuk harga t lainnya H0 ditolak.
Keterangan :
t : uji t
1x : mean skor guru tersertifikasi
2x : mean skor guru tidak tersertifikasi
S1 : simpangan baku guru tersertifikasi
S2 : simpangan baku guru tidak tersertifikasi
n1 : banyaknya guru tersertifikasi
n2 : banyaknya guru tidak tersertifikasi
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian komparasional dengan tujuan
untuk mengetahui perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan
tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di
Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan
secara bergilir pada lima SMP Negeri di Kabupaten Kudus tempat objek
berada, yaitu SMP N 2 Kudus, 3 SMP N Kudus, SMP N 4 Kudus, SMP N
1 Jati, SMP N 2 Jati. Pengambilan data pada penelitian ini melalui tiga
metode, yaitu metode dokumentasi, metode kuesioner/angket, dan metode
observasi.
Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang guru.
Metode kuesioner/angket dilakukan untuk memperoleh data tentang
kompetensi guru. Metode observasi dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran matematika oleh guru di kelas .
Langkah awal yang dilakukan adalah pencarian data melalui metode
dokumentasi. Data tersebut meliputi data tentang sampel penelitian ini
yang berjumlah 30 guru matematika. Setelah data sampel penelitian
diperoleh, objek penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok guru tersertifikasi dan tidak tesertifikasi. Guru tersertifikasi
berjumlah 19 guru dengan 7 guru tersertifikasi melalui portofolio dan 12
guru tersertifikasi melalui PLPG, sedangkan guru tidak tersertifikasi
berjumlah 11 guru. Adapun rincian data tersebut adalah sebagai berikut.
52
Tabel 4.1
Daftar Guru Tersertifikasi
No. Kode Nama Guru Nama
Sekolah
Jalur
Sertifikasi
1. S_1 Sri Handayani, S.Pd. SMP 1 Jati Portofolio
2. S_2 Dewi Kushandayani, S.Pd. SMP 1 Jati Portofolio
3. S_3 Riwi Budi Matono, S.Pd SMP 2 Jati Portofolio
4. S_4 Siti Aisah, S.Pd SMP 2 Jati PLPG
5. S_5 Kartini, S.Pd SMP 2 Jati PLPG
6. S_6 Susilowati, S.Pd SMP 2 Jati PLPG
7. S_7 Suyono, S.IP, S.Pd SMP 2 Kudus PLPG
8. S_8 Damiri, S.Pd SMP 2 Kudus Portofolio
9. S_9 Warsih, S.Pd SMP 2 Kudus PLPG
10. S_10 Susilowati Hadiningsih, S.Pd SMP 2 Kudus PLPG
11. S_11 Sri Solikatun, S.Pd SMP 2 Kudus PLPG
12. S_12 Bambang Mulyanto, S.Pd SMP 2 Kudus Portofolio
13. S_13 Suyono, S.IP, S.Pd SMP 2 Kudus PLPG
14. S_14 Bambang Sugijarto, S.Pd SMP 3 Kudus Portofolio
15. S_15 Noor Wijayanti, S.Pd SMP 3 Kudus PLPG
16. S_16 Jumadi, S.Pd SMP 3 Kudus PLPG
17. S_17 H. Parjiyono, S.Pd, M.Pd SMP 4 Kudus Portofolio
18. S_18 Juliyanto, S.Pd SMP 4 Kudus PLPG
19. S_19 Tawar, S.Pd SMP 4 Kudus PLPG
53
Tabel 4.2
Daftar Guru Tidak Tersertifikasi
No. Kode Nama Guru Nama Sekolah
1. TS_1 Turiyati, S.Pd. SMP 1 Jati
2. TS_2 Tri Novi Ariasih, S.Pd. SMP 1 Jati
3. TS_3 Ary Dijah Widjajanti, S.Pd. SMP 1 Jati
4. TS_4 Sri Utami Ningsih, S.Pd. SMP 1 Jati
5. TS_5 Endang Sri Endraswati, S.Pd SMP 3 Kudus
6. TS_6 Wuryaningsih, S.Pd SMP 3 Kudus
7. TS_7 Etty Mira Trianita, S.Pd SMP 3 Kudus
8. TS_8 Wiwik Eko Purwati SMP 3 Kudus
9. TS_9 Agus Nurdin, S.Pd, S.E. SMP 4 Kudus
10. TS_10 Umi Salamah, S.Pd SMP 4 Kudus
11. TS_11 H. Akhmad Sayuti, S.Pd SMP 4 Kudus
2. Analisis Data
a. Analisis Data Kuesioner/Angket
Hasil pengumpulan data melalui metode kuesioner/angket
kemampuan guru diolah dengan menggunakan analisis kuantitatif.
Jawaban pada tiap item diberi skor sesuai dengan gradasi dari sangat
setuju sampai sangat tidak setuju sebagai berikut.
SS = Sangat Setuju diberi skor 4
S = Setuju diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
54
Skor hasil perhitungan kuesioner/angket kompetensi guru sebagai
berikut.
1) Guru Tersertifikasi
Tabel 4.3
Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Kompetensi
Guru Tersertifikasi
No. Kode Skor
1. S_1 150
2. S_2 144
3. S_3 148
4. S_4 153
5. S_5 143
6. S_6 146
7. S_7 143
8. S_8 137
9. S_9 153
10. S_10 143
11. S_11 148
12. S_12 129
13. S_13 147
14. S_14 141
15. S_15 138
16. S_16 143
17. S_17 148
18. S_18 142
19. S_19 149
Jumlah 2745
Sesuai dengan skor hasil perhitungan kuesioner/angket guru
sertifikasi mata pelajaran matematika, diperoleh skor tertinggi 153 dan
skor terendah 129, rentang (R) = 24, banyak kelas 5, panjang interval
kelas 5. Rincian skor tiap item dapat dilihat pada lampiran 10.
55
Tabel 4.4
Daftar Distribusi Frekuensi dari Data
Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tersertifikasi
No Interval Batas
atas nyata
Frekuensi
Absolut Frekuensi Relatif (%)
1 129 – 133 133,5 1 5 %
2 134 – 138 138,5 2 10 %
3 139 – 143 143,5 6 32 %
4 144 – 148 148,5 6 32 %
5. 149 – 153 153,5 4 21 %
Jumlah 19 100 %
2) Guru Tidak Tersertifikasi
Tabel 4.5
Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket
Kompetensi Guru Tidak Tersertifikasi
No. Kode Skor
1. TS_1 137
2. TS_2 134
3. TS_3 132
4. TS_4 135
5. TS_5 141
6. TS_6 138
7. TS_7 136
8. TS_8 134
9. TS_9 140
10. TS_10 137
11. TS_11 138
Jumlah 1502
Hasil kuesioner/angket guru tidak tersertifikasi mata pelajaran
matematika, diperoleh skor tertinggi 141 dan skor terendah 130, rentang
(R) = 11 , banyak kelas 4, panjang interval kelas 3. Adapun rincian skor
tiap item kuesioner/angket kemampuan guru tidak tersertifikasi mata
pelajaran matematika dapat dilihat pada lampiran 11.
56
Tabel 4.6
Daftar Distribusi Frekuensi dari Data
Kuesioner/Angket Kompetensi Guru Tidak Tertifikasi
No Interval Batas
atas nyata
Frekuensi
Absolut Frekuensi Relatif (%)
1 130 – 132 132,5 1 9 %
2 133 – 135 135,5 2 18 %
3 136 – 138 138,5 5 46 %
4 139 – 141 141,5 3 27 %
Jumlah 11 100 %
Adapun analisis hasil kuesioner/angket pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Normalitas
Berdasarkan hasil perhitungan normalitas menggunakan uji Chi
Kuadrat dengan taraf signifikan 5% dan dk = k – 3, skor kemampuan
guru tersertifikasi mata pelajaran matematika diperoleh hitung2 =
0,9759 dengan 991,52 tabel (pada lampiran 12), sedangkan kelompok
guru tidak tersertifikasi diperoleh hitung2 = 0,1611 dengan
841,32 tabel (pada lampiran 13), maka hitung2 < tabel
2 . Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7
sebagai berikut.
Tabel 4.7
Uji Normalitas Data Skor Kuesioner/Angket
Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi
No Kelompok hitung2 tabel
2 Keterangan
1 Tersertifikasi 0,9759 5,991 Normal
2 Tidak Tersertifikasi 0,1611 3,841 Normal
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13.
57
b. Uji Hipotesis
Sesuai dengan tujuan pada penelitian ini, yaitu untuk mengetahui
adanya perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi maka perlu dilakukan analisis uji-t. sesuai dengan sifat
data pada penelitian ini, yaitu bersifat heterogen dan berdasarkan uji
normalitas yang telah dilakukan diperoleh data skor hasil pengisian
kuesioner/angket kompetensi pada kelompok guru tersertifikasi dan
tidak tersertifikasi bersifat normal. Oleh karena itu, pada analisis uji-t
menggunakan rumus sebagai berikut:
2
22
1
21
21
n
S
n
S
xxt
Berdasarkan perhitungan yang telah diperoleh dalam penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata skor kelompok guru tersertifikasi
diperoleh 4737,1441
X dengan S12= 33,7076 sedangkan pada
kelopok guru tidak tersertifikasi diperoleh 5455,1362
X dengan S22=
7,2727. Setelah perhitungan akhir dengan uji-t diperoleh 080,5hitungt
dan 1355,221
2211
ww
twtw Harga tersebut dikonsultasikan ke tabel
distribusi t dengan taraf signifikan 5% ,dk = n-1 diperoleh 101,21 t
dan 228,22 t sehingga diperoleh )1355,2(21
2211
ww
twtw<
)1355,2(21
2211
ww
twtw
< )080,5(hitungt . Dengan demikian, hasil
perhitungan uji-t pada penelitian ini tidak memenuhi kriteria
penerimaan Ho yaitu 21
2211
21
2211
ww
twtwt
ww
twtw
, maka Ho ditolak,
sehingga terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan
tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di
58
Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Perhitungan
selengkapnya pada lampiran 14.
b. Analisis Data Hasil Observasi
Hasil pengumpulan data melalui metode observasi diolah dengan
menggunakan analisis kuantitatif. Jawaban setiap item instrumen
menggunakan skala Guttman dengan skor tertinggi satu untuk jawaban
“ya” dan terendah nol untuk jawaban “tidak”. Adapun skor hasil
perhitungan pada instrument observasi sebagai berikut.
1) Guru Tersertifikasi
Tabel 4.8
Skor Hasil Observasi pada Guru Tersertifikasi
melalui Jalur Portofolio
86,347
04.244
f
Xx
i
No. Kode Skor Guru
(Jalur Portofolio)
1. S_1 38
2. S_2 34
3. S_3 37
4. S_8 33
5. S_12 33
6. S_14 35
7. S_17 34
59
Tabel 4.9
Skor Hasil Observasi pada Guru Tersertifikasi
melalui Jalur PLPG
No. Kode Skor Guru
(Jalur PLPG)
1. S_4 36
2. S_5 33
3. S_6 34
4. S_7 38
5. S_9 37
6. S_10 31
7. S_11 36
8. S_13 35
9. S_15 34
10. S_16 35
11. S_18 37
12. S_19 35
08,3512
96,420
f
Xx
i
Dari hasil perhitungan pada lampiran 16 diperoleh skor tertinggi
pada guru tersertifikasi adalah 38, skor terendah 31. Skor rata-
rataguru tersertifikasi adalah 35, sedangkan skor rata-rata guru
tersertifikasi melalui jalur portofolio sebesar 34,86 dan skor rata-rata
guru tersertifikasi melalui jalur PLPG sebesar 35,08.
60
2) Guru Tidak Tersertifikasi
Tabel 4.10
Skor Hasil Observasi pada Guru Tidak
Tersertifikasi
No. Kode Skor
1. TS_1 33
2. TS_2 34
3. TS_3 30
4. TS_4 34
5. TS_5 29
6. TS_6 35
7. TS_7 30
8. TS_8 34
9. TS_9 30
10. TS_10 33
11. TS_11 33
Dari hasil perhitungan pada lampiran 16 diperoleh skor tertinggi
pada guru tidak tersertifikasi adalah 35, skor terendah 29 dan skor
rata-rata 32,27.
Dari hasil perhitungan skor observasi diperoleh skor rata-rata guru
tersertifikasi berbeda dengan skor rata-rata guru tidak tersertifikasi.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan Analisis data di atas, dapat diketahui bahwa skor hasil
observasi dan kuesioner/angket kompetensi pada guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi dinyatakan berbeda. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
pada penelitian ini dinyatakan diterima, bahwa terdapat perbedaan
kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran
matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran
2011/2012. Hasil ini dapat ditunjukkan pada hasil uji-t dan observasi yang
digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kompetensi antara guru
tersertifikasi dan tidak tersertifikasi.
61
Perhitungan dengan menggunakan rumus uji-t pada penelitian ini
didasarkan pada keadaan data penelitian ini yaitu data berdistribusi normal
dan data tergolong pada data heterogen. Sesuai dengan uji normalitas dengan
menggunakan Chi Kuadrat pada taraf signifikan 5% dan dk = n-3, pada guru
tersertifikasi diperoleh 9759,02hitung 991,52
tabel dan pada guru tidak
tersertifikasi diperoleh 1611,02hitung 841,32
tabel sehingga data
dinyatakan berdistribusi normal. Adapun hasil perhitungan pada uji-t
diperoleh 080,5hitungt dan 1355,221
2211
ww
twtw. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut, diperoleh )1355,2(21
2211
ww
twtw
<
)1355,2(21
2211
ww
twtw
< )080,5(hitungt pada taraf signifikan 5%. Dengan
demikian hasil perhitungan tersebut tidak memenuhi kriteria penerimaan Ho
yaitu 21
2211
21
2211
ww
twtwt
ww
twtw
, maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa
terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten
Kudus tahun pelajaran 2011/2012. Hasil tersebut juga didukung dengan hasil
observasi yang diperoleh skor rata-rata guru tersertifikasi 35, dan skor rata-
rata guru tersertifikasi melalui jalur portofolio sebesar 34,86 dan skor rata-
rata guru tersertifikasi melalui jalur PLPG sebesar 35,08, sedangkan skor
rata-rata guru tidak tersertifikasi 32,27, sehingga dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten
Kudus tahun pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata
pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2011/2012.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Kompetensi guru tersertifikasi mempunyai skor rata-rata lebih tinggi dari
pada guru tidak tersertifikasi. Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan
kuesioner/angket dan observasi.
Berdasarkan hasil analisis data kuesioner/angket dengan uji-t diperoleh
080,5hitungt dan )1355,2(21
2211
ww
twtw
Harga tersebut dikonsultasikan ke
tabel distribusi t dengan taraf signifikan 5% ,dk = n-1 sehingga dapat
dinyatakan dengan )1355,2(21
2211
ww
twtw< )1355,2(
21
2211
ww
twtw
<
080,5hitungt . Dengan demikian, hasil perhitungan uji t pada penelitian ini
tidak memenuhi kriteria penerimaan Ho yaitu 21
2211
21
2211
ww
twtwt
ww
twtw
,
maka Ho ditolak. Selain itu, berdasarkan hasil observasi diperoleh skor rata-
rata guru tersertifikasi 35 (skor rata-rata guru tersertifikasi melalui jalur
portofolio sebesar 34,86 dan skor rata-rata guru tersertifikasi melalui jalur
PLPG sebesar 35,08) dan skor rata-rata guru tidak tersertifikasi 32,27
sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kompetensi antara guru
tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata pelajaran matematika tingkat SMP
Negeri di Kabupaten Kudus tahun pelajaran 2011/2012.
Sesuai dengan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan terdapat
perbedaan kompetensi antara guru tersertifikasi dan tidak tersertifikasi mata
pelajaran matematika tingkat SMP Negeri di Kabupaten Kudus tahun
pelajaran 2011/2012.
63
B. Saran
Atas rangkaian dan temuan serta kesimpulan dari peneliti dan dengan
segala kerendahan hati, peneliti mengajukan beberapa saran yang sekiranya
dapat dijadikan pertimbangan. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Hendaknya para guru meningkatkan profesionalisme sebagai tenaga
pendidik guna peningkatan kualitas pendidikan nasional di Indonesia.
2. Sekolah hendaknya memberikan perhatian dan dukungan terhadap upaya
yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
3. Sebagi calon pendidik hendaknya peneliti memperkaya diri dengan
pengetahuan dan memotivasi untuk meningkatkan kompetensi sehingga
dapat menjadi guru atau pendidik yang berkulitas.
4. Bagipeneliti lain, hendaknya menjadikan senantiasa memperkaya
pengetahuan guna memperoleh hasil penelitian yang lebih baik dari
penelitian ini.
C. PENUTUP
Sebagai kata akhir peneliti panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
karena dengan taufiq, hidayah dan inayah-Nya, akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang merupakan tugas akhir dari jenjang pendidikan
Strata-1. Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu, baik moral maupun financial dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan dan perbaikan
dalam penelitian ini, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat peneliti
harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat menambah
wacana keilmuan dan dapat bermanfaat bagi peneliti serta pembaca yang
mempunyai kepedulian terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
---------, Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006.
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009.
---------, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Fida , Zaim, Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Ibtidaiyah Pasca Lulus
Sertifikasi Guru (Studi pada Guru Rumpun Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah se-kecamatan Jekulo Kudus),
Skripsi, Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011.
Hariwijaya, Meningkatkan Kecerdasan Matematika, Yogyakarta: Tugupubliser,
2009.
H. A. R. Tilaar, Membenahi Pendiidikan Nasional, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002.
Ara Hidayah, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan (Konsep, Prinsip dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah), Bandung: Pustaka
Educa, 2010.
Imam Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughiraoh Bardizah
Al=- Bukhoari Al – Ja‟fi , Sahih BUkhori, Juz 1, Beirut- Libanon; Dar-al
Kutb al Ilmiah, 1992.
Kunandar, Guru Profesional (Implementasi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2009.
Misbakhul Munir, Studi Komparasi Kompetensi Profesional Guru Madrasah
Ibtidaiyah Tersertifikasi Lulus Portofolio dan PLPG se-Kecamatan
Pedurungan Semarang, Skripsi Semarang, Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, 2011.
Modul Kelompok Guru Pengawas (Pendidikan LAtihan Profesi Guru (PLPG)),
Semarang, t.p., 2010.
M. Spencer, Lyle&Signe, Competence at Work, Canada: John Wiley&Sons, 1993.
M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Muntasir, M. Saleh, Pengajaran Terprogram (Teknologi Pendidikan dengan
Pengandalan Tutor), Jakarta: CV. Rajawali, 1985.
Muslich, Masnur, Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik, Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat:
Quantum Teaching, 2005.
Oemar, Hamalik, Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Rahman, Nazaruddin, Regulasi Pendidikan (Menjadi Guru Profesional Pasca
Sertifikasi), Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009.
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia(Konstatasi Keadaan Masa
Kini Menuju Harapan Masa Depan), Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional: 1999/2000.
Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
Bandung: Alfabeta, 2009.
Siregar, Syofian, Statistika Deskriptif utuk Penelitian: Dilengkapi Prehitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2010.
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengjar, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pedidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2010.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
------------, Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2007.
Sujiono, Yuliani Nurani, Mengajar dengan Portofolio, Jakarta: PT Indeks
Permata Puri Media, 2010.
Thaha, Ahmadie, Shahih Bukhari Jilid Ini, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986.
Tim Penyusun IKIP PGRI Semarang, Pendidikan dan latihan Profesi
Guru(PLPG) Sertifikasi Guru dalam Jabatan, Semarang: 2011.
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembanagn Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010.
Undang – Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009.
Undang-Undang SISDIKNAS(Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20 Th.
2003), Jakarta: Sinar Grafika, 2011).
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2006.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian (Sosial dan Pendidikan), Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Guru Tahap Uji Coba Kuesioner/Angket .......................... 41
Tabel 3.2 Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Tahap Uji Coba ........ 42
Tabel 3.3 Prosentase Validitas 1 Tahap Uji Coba Kuesioner/Angket ......... 43
Tabel 3.4 Prosentase Validitas 2 Tahap Uji Coba Kuesioner/Angket ......... 44
Tabel 4.1 Daftar Guru Terertifikasi .............................................................. 52
Tabel 4.2 Daftar Guru Tidak Tersertifikasi .................................................. 53
Tabel 4.3 Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Kompetensi Guru
Tersertifikasi.................................................................................. 54
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Kuesioner/Angket
Kompetesi Guru Terertifikasi........................................................ 55
Tabel 4.5 Skor Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Kompetensi
Guru Tidak Tersertifikasi .............................................................. 55
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Kuesioner/Angket
Kompetensi Guru Tidak Tersertifikasi .......................................... 56
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Skor Kuesioner/Angket Kompetensi
Guru Tersertifikasi dan Tidak Tersertifikasi ................................ 56
Tabel 4.8 Skor Hasil Observasi pada Guru Tersertifikasi melalur Jalur
Portofolio ....................................................................................... 58
Tabel 4.9 Skor Hasil Observasi pada Guru Tersertifikasi melalui Jalur
PLPG ............................................................................................. 59
Tabel 4.10 Skor Hasil Observasi pada Guru Tidak Tersertifikasi .................. 60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Standar Kompetensi Guru .............................................. 64
Lampiran 2 : Daftar guru tersertifikasi ................................................ 70
Lampiran 3 : Daftar guru tidak tersertifikasi ....................................... 71
Lampiran 4 : Angket uji coba .............................................................. 72
Lampiran 5 : Perhitungan validitas tahap I angket uji coba ................ 74
Lampiran 6 : Perhitungan validitas tahap II dan reliabilitas
angket uji coba ................................................................. 78
Lampiran 7 : Contoh perhitungan validitas angket uji coba ................ 83
Lampiran 8 : Contoh perhitungan reliabilitas angket uji coba ............ 85
Lampiran 9 : Angket penelitian ............................................................ 93
Lampiran 10 : Hasil peritungan angket guru tersertifikasi .................... 95
Lampiran 11 : Hasil peritungan angket guru tidak tersertifikasi ............ 97
Lampiran 12 : Perhitungan normalitas data pada guru tersertifikasi ...... 99
Lampiran 13 : Perhitungan normalitas data pada guru
tidak tersertifikasi .............................................................. 102
Lampiran 14 : Perhitungan uji-t .............................................................. 105
Lampiran 15 : Lembar observasi ............................................................ 110
Lampiran 16 : Perhitungan skor observasi ............................................. 112
RIWAYAT HIDUP
Nama : Vila Firdusiyah
NIM : 083511040
Tempat/Tanggal Lahir : Kudus, 27 Mei 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Grogol RT. 04/RW. IV Desa Bakalan Krapyak
Kec. Kaliwungu Kab. Kudus
Alamat Sekarang : Perum BPI Blok A No. 34 RT. 01/RW. X Kelurahan
Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
Riwayat Pendidikan : a. MI NU 01 Kudus lulus tahun 2002
b. MTs. NU Banat Kudus lulus tahun 2005
c. SMA N 2 Kudus lulus tahun 2008
d. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah
Tadris Matematika angkatan 2008
demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 29 Mei 2012
Penulis,
Vila Firdusiyah
NIM : 083511040
Lampiran 1
Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
No. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
1. Menguasai
karakteristik peserta
didik dari aspek fisik,
moral, spiritual,
social, cultural,
emosional, dan
intelektual.
1.1 memahami karakteristik peserta didik yang
berkaitan dengan aspek fisik, intelektual,
social-emosional, moral, spiritual, dan latar
belakang social-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam
mata pelajaran yang diampu.
1.3 Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta
didik dalammata pelajaran yang diampu.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik dalam mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai teori
belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran
yang mendidik.
2.1 Memahami berbagai teori-teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yangmendidik
terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran
yang diampu.
3. Mengembangkan
kuikulum yang terkait
dengan dalam mata
pelajaran yang
diampu.
3.1.Memahami prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum.
3.2.Menentukan tujuan pembelajaran dalam mata
yang diampu.
3.3.Menentukan pengalaman belajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan pembelajaran
yangdiampu.
3.4.Memilih materi pembelajaran yang diampu
terkait dengan engalaman belajar dan tujuan
pembelajaran.
3.5.Menata materi pembelajaran secara benar
sesuai dengan penekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik.
3.6.Mengembangkan indikator dan instrument
penilaian.
4. Menyelenggarakan
pembelajaran yang
mendidik.
4.1.Memahami prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran yang mendidik.
4.2.Mengembangkan komponen-komponen
rancangan pembelajaran.
4.3.Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.
4.4.Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
No. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
di kelas, laboratorium, dan di lapangan
denganmemperhatikan standar keamanan
yang dipersyaratkan.
4.5.Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran
yang diampu untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh.
4.6.Mengambil keputusan transaksional dalam
pembelajarn yang diampu sesuai dengan
situasi yang berkembang.
5. Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi untuk
kepentingan
pembelajaran.
Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
6. Memfasilitasi
pengembanganpotensi
peserta didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimiliki.
6.1.Mendorong peserta didik mencapai prestasi
secara optimal.
6.2.Menyediakan berbagi kegiatan pembelajaran
untuk mengaktualisasikan potensi peserta
didik, termasuk kreatifitasnya.
7. Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santundengan peserta
didik.
7.1.Memahami berbagai strategi berkomunikasi
yang efektif, empatik, dan santun, secara
lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain.
7.2.Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik dengan bahasa
yang khas dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang
terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan
kondisi psikologis peserta didik untuk ambil
bagian dalam permainan melalui bujukan dan
contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk
ambil bagian, (c) respons peserta didik
terhadap ajakn guru, dan (dapat) reaksi guru
terhadap respons peserta didik, dan
seterusnya.
8. Menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi
proses dan hasil
belajar.
8.1.Memahami prinsip-prinsip penialaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
8.2.Menentukan apek-aspek proses dan hasil
belajar yang pentinguntuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang diampu.
No. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
8.3.Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar.
8.4.Mengembangkan instrument penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5.Mengadministrasikan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan
dengan menggunakan berbagai instrumen.
8.6.Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil
belajar untuk berbagai tujuan.
8.7.Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfatkan hasil
penialaian dan
evaluasi untuk
kepentingan
pembelajaran
9.1.Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk menentukan ketuntaan belajar.
Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk merancang programremedial
dan pengayaan.
9.2.Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
evaluasi kepada pemangku kepentinagan.
9.3.Memanfaatkan informai hasil penilaian dan
evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
10. Melakukan tindakan
reflektif untuk
peningkatan kualitas
pembelajaran.
10.1. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Refleksi untuk
perbaikan dan pengembangan pembelajaran
dalam mata pelajaran yang diampu.
10.2. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
mata pelajaran yang diampu.
11. Bertindak sesuai
dengan norma agama,
hukum, social, dan
kebudayaan nasional
Indonesia.
11.1. Menghargai peserta didik tanpa
membedakan keyakinan yang dianut, suku,
adapt-istiadat, daerah, asal, dan gender.
11.2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang
dianut, hokum dan social yang berlaku
dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional
Indonesia yang beragam.
12. Menampilkan diri
sebagai pribadi yang
jujur, berakhlak
mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan
masyarakat.
12.1. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
12.2. Berperilaku yangmencerminkan ketakwaan
dan akhlak mulia.
12.3. Berperilaku yang dapat diteladani oleh
peserta didik dan anggota masyarakat
13. Menampilkan diri
sebagai pribadi yang
mantap, stabil,
dewasa, arif, dan
berwibawa.
13.1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap dan stabil.
13.2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.
No. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
14. Menunjukkan etos
kerja, tanggung jawab
yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri.
14.1. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab
yang tinggi.
14.2. Bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri
sendiri.
14.3. Bekerja mandiri secara professional.
15. Menjunjung tinggi
kode etik profesi
guru.
15.1. Memahami kode etik profesi guru.
15.2. Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3. Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi
guru.
16. Bersikap inklusif,
bertindak objektif,
sertatidak
diskriminatif
karenapertimbangan
jenis kelamin, agama,
ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga,
dan status social
ekonomi.
16.1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap
peserta didik, teman sejawat, dan
lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pembelajaran.
16.2. Tidak bersikap diskriminatif terhadap
terhadap peserta didik, teman sejawat, orang
tua peserta didik dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan status
social ekonomi.
17. Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santun dengan sesame
pendidik, tenaga
kependidikan, orang
tua, dan masyarakat.
17.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan
komunitas ilmiah lainnya secara santun,
empatik, dan efektif.
17.2. Berkomunikasi dengan orang tua peserta
didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dapat kemajuan peserta didik.
17.3. Megikutsertakan orang tua peserta didik dan
masyarakat dalam program pembelajaran
ddan dalam mengatasi kesulitasn beljar
peserta didik.
18. Beradaptasi di tempat
tugas di seluruh
wilayah Republik
Indonesia yang
memiliki keragaman
social budaya.
18.1. Beradaptasi di lingkungan tempat bekerja
dlam rangka meningkatkan efektivitas
sebagai pendidik.
18.2. Melaksanakan berbagai program dalam
lingkungan kerja untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah yang bersangkutan.
19. Berkomunikasi
dengan komunitas
sendiri dan profesi
lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk
lain.
19.1. Berkomunikasi dengan teman sejawat,
profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah
lainnya melalui berbagai media dalam
rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran.
19.2. Mengkmunikasikan hasil-hasil inovai
pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan maupun
No. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
bentuk lain.
20. Menguasai materi,
struktur, konsep, dan
pola piker keilmuan
yang mendukung
mata pelajaran yang
diampu.
20.1. Menggunakan bilangan, hubungan
diantara bilangan, berbagai sistem
bilangan dan teori bilangan.
20.2. Menggunakan pengukuran dan
penaksiran.
20.3. Menggunakan logika matematika.
20.4. Menggunakan konsep-konsep geometri.
20.5. Menggunakan konsep-konsep statistika
dan peluang.
20.6. Menggunakan pola dapat fungsi.
20.7. Menggunakan konsep-konsep aljabar.
20.8. Menggunakan konsep-konsep kalkulus
dan geometri analitik.
20.9. Menggunakan konsep dan proses
matematika diskrit.
20.10. Menggunakan trigonometri.
20.11. Menggunakan vektor dan matriks.
20.12. Menjelaskan sejarah dan filsafat
matematika.
20.13. Mampu menggunakan alat peraga, alat
ukur, alat hitung, piranti lunak
kmputer,model matematika, dan
modelstatistik
21. Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar
mata pelajaran yang
diampu.
21.1. Memahami standar kompetensi mata
pelajaran yang diampu.
21.2. Memahami kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampu.
21.3. Memahami tujuan pembelajaran yang
diampu.
22. Mengembangkan
materi pelajaran yang
diampu secara kreatif.
22.1. Memilih materi pembelajran yang diampu
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
No. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran
22.2. Mengolah materi pelajaran yang diampu
secara kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
23. Mengembangkan
tingkat
keprofesionalan
secara berkelanjutan
dengan melakukan
tindakan kreatif.
23.1. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri
secara terus menerus.
23.2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka
peningkatan keprofesionalan.
23.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
peningkatan keprofesionalan.
23.4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar
dari berbagai sumber.
24. Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
24.1. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam berkomunikasi.
24.2. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pengembangan diri.
Lampiran 2
DAFTAR GURU TERSERTIFIKASI
NO. KODE NAMA GURU NAMA SEKOLAH
1. S_1 Sri Handayani, S.Pd. SMP 1 Jati
2. S_2 Dewi Kushandayani, S.Pd. SMP 1 Jati
3. S_3 Riwi Budi Matono, S.Pd SMP 2 Jati
4. S_4 Siti Aisah, S.Pd SMP 2 Jati
5. S_5 Kartini, S.Pd SMP 2 Jati
6. S_6 Susilowati, S.Pd SMP 2 Jati
7. S_7 Suyono, S.IP, S.Pd SMP 2 Kudus
8. S_8 Damiri, S.Pd SMP 2 Kudus
9. S_9 Warsih, S.Pd SMP 2 Kudus
10. S_10 Susilowati Hadiningsih, S.Pd SMP 2 Kudus
11. S_11 Sri Solikatun, S.Pd SMP 2 Kudus
12. S_12 Bambang Mulyanto, S.Pd SMP 2 Kudus
13. S_13 Suyono, S.IP, S.Pd SMP 2 Kudus
14. S_14 Bambang Sugijarto, S.Pd SMP 3 Kudus
15. S_15 Noor WIijayanti, S.Pd SMP 3 Kudus
16. S_16 Jumadi, S.Pd SMP 3 Kudus
17. S_17 H. Parjiyono, S.Pd, M.Pd SMP 4 Kudus
18. S_18 Juliyanto, S.Pd SMP 4 Kudus
19. S_19 Tawar, S.Pd SMP 4 Kudus
Lampiran 3
DAFTAR GURU TIDAK TERSERTIFIKASI
NO. KODE NAMA GURU NAMA SEKOLAH
1. TS_1 Turiyati, S.Pd. SMP 1 Jati
2. TS_2 Tri Novi Ariasih, S.Pd. SMP 1 Jati
3. TS_3 Ary Dijah Widjajanti, S.Pd. SMP 1 Jati
4. TS_4 Sri Utami Ningsih, S.Pd. SMP 1 Jati
5. TS_5 Endang Sri Endraswati, S.Pd SMP 3 Kudus
6. TS_6 Wuryaningsih, S.Pd SMP 3 Kudus
7. TS_7 Etty Mira Trianita, S.Pd SMP 3 Kudus
8. TS_8 Wiwik Eko Purwati SMP 3 Kudus
9. TS_9 Agus Nurdin, S.Pd, S.E. SMP 4 Kudus
10. TS_10 Umi Salamah, S.Pd SMP 4 Kudus
11. TS_11 H. Akhmad Sayuti, S.Pd SMP 4 Kudus
Lampiran 4
LEMBAR ANGKET UJI COBA KOMPETENSI GURU MATA
PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP NEGERI
DI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama Sekolah : ……………………….
Nama Guru : ……………………….
Petunjuk:
Isilah kolom penilaian kompetensi guru berikut sesuai dengan kompetensi yang Anda miliki.
Berilah penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab. Informasi yang Anda
berikan hanya akan dipergunakan dalam proses penulisan skripsi dan terjaga kerahasiaannya.
Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek berikut dengan cara memberikan tanda (√) pada
kolom penilaian.
Kriteria penilaian:
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
No. Aspek yang dinilai Penilaian
SS S TS STS
A. Kompetensi Pedagogik
1. Saya mampu melaksanakan pembelajaan dengan tepat waktu.
2. Saya mampu menyelenggarakan pembelajaran dengan tertib.
3.
Saya mampu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
setiap pertemuan.
4. Saya mampu menetapkan tujuan pembelajaran yang realistik.
5. Saya mampu memgkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan jelas.
6.
Saya memulai pembelajaran dengan mejajagi kemampuan awal peserta
didik terlebih dahulu.
7. Saya mampu memotivasi peserta didik.
8.
Saya mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan
materi.
9. Saya mampu menggunakan media pembelajaran yang tepat.
10. Saya mampu menyampaikan materi dengan menarik.
11. Saya mampu menyampaikan materi dengan jelas.
No. Aspek yang dinilai Penilaian
SS S TS STS
12. Saya mampu menggunakan alat peraga dengan baik.
13. Saya mampu mengorganisir peserta didik.
14. Saya mampu berinteraksi dengan peserta didik secara komunikatif.
15. Saya mampu memberikan umpan balik.
16. Saya mampu melaksanakan penilaian.
17.
Saya memandu peserta didik menemukan informasi yang dibutuhkan
untuk mengembangkan pemahaman peserta didik.
18. Saya mampu menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
19. Saya mampu menggunakan waktu dengan baik.
B. Kompetensi Kepribadian
20. Saya Bangga sebagai guru.
21. Saya menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik.
22. Saya memiliki etos kerja yang tinggi sebagai pendidik.
23. Saya mampu bertindak secara objektif pada peserta didik.
24. Saya memiliki kewibawaan sebagai pendidik.
25. Saya Arif dalam pengambilan keputusan.
26. Saya menampilkan diri dengan berperilaku yang tegas.
27. Saya mampu bertutur kata yang sopan.
C. Kompetensi Sosial
28. Saya mampu berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
29. Saya mampu menjadi pendengar yang baik.
30. Saya mampu menerima kritik.
31. Saya mampu menerima saran.
32.
Saya menghargai peserta didik dengan berbagai latar belakang yang
berbeda.
33. Saya enghargai pendapat peserta didik.
No. Aspek yang dinilai Penilaian
SS S TS STS
34. Saya menghargai berbagai usaha peserta didik.
D. Kompetensi Profesional
35. Saya menguasai materi ajar yang saya ampu.
36. Saya menguasai konsep materi ajar.
37. Saya menguasai hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait.
38.
Saya mampu menjelaskan hubungan antara konsep yang diajarkan
dengan konteks kehidupan.
39. Saya mampu enjelaskan pokok bahasan dengan tepat.
40. Saya memberikan contoh yang relevan dengan konsep yang diajarkan.
41.
Saya mampu menjawab pertanyaan peserta didik dengan jelas sesuai
substansi yang ditanyakan.
42. Saya mampu menggunakan beragam teknologi.
43. Saya menggunakan sumber buku acuan untuk keperluan pembelajaran.
44. Saya menggunakan sumber buku lain sebagai penunjang.
45.
Saya memberikan penguatan pada materi yang dianggap penting atau
mendasar.
Kudus, ……………......2012
TTD
(…………………)
Lampiran 5
Validitas Tahap I Angket Uji Coba
NO. KODE GURU
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16
1 U1 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4
2 U2 3 2 1 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3
3 U3 3 2 1 3 3 1 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3
4 U4 3 2 1 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 3 3
5 U5 3 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3
PERNYATAAN X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16
VA
LID
ITA
S
∑X 16 12 8 16 16 10 11 13 11 8 16 13 16 16 13 16
∑X² 52 30 16 52 52 26 25 37 25 16 52 37 52 52 37 52
∑XY 2007 1509 1064 2007 2007 1342 1394 1678 1394 1064 2007 1677 2007 2007 1678 2007
(∑X)²
256 144 64 256 256 100 121 169 121 64 256 169 256 256 169 256
0,98469 0,66941 0,90227 0,98469 0,98469 0,91869 0,98469 0,91311 0,98469 0,90227 0,98469 0,90227 0,98469 0,98469 0,91311 0,98469
0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878
Kriteria VALID INVALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
xyr
tabelr
NO. KODE GURU
X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31
1 U1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
2 U2 4 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3
3 U3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 3 3
4 U4 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3
5 U5 4 2 3 3 2 3 1 2 2 2 3 3 3 4 3
PERNYATAAN X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31
VA
LID
ITA
S
∑X 18 13 16 13 11 16 10 13 13 12 16 14 16 16 16
∑X² 66 37 52 37 25 52 26 37 37 32 52 42 52 52 52
∑XY 2179 1678 2007 1677 1394 2007 1342 1678 1671 1562 2007 1793 2007 1954 2007
(∑X)²
324 169 256 169 121 256 100 169 169 144 256 196 256 256 256
-0,4923 0,91311 0,98469 0,90227 0,98469 0,98469 0,91869 0,91311 0,8372 0,98469 0,98469 0,88805 0,98469 -0,1648 0,98469
0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878
Kriteria INVALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID INVALID VALID VALID VALID VALID INVALID VALID
xyr
tabelr
NO. KODE GURU
X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45
1 U1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3
2 U2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 1
3 U3 3 3 1 3 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 1
4 U4 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 2
5 U5 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1
PERNYATAAN X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45
VA
LID
ITA
S
∑X 16 14 10 16 16 8 16 13 16 16 13 11 16 16 8
∑X² 52 40 26 52 52 16 52 37 52 52 37 25 52 52 16
∑XY 2007 1730 1342 2007 2007 1064 2007 1677 2007 2007 1678 1394 2007 2007 1065
(∑X)²
256 196 100 256 256 64 256 169 256 256 169 121 256 256 64
0,98469 0,29497 0,91869 0,98469 0,98469 0,90227 0,98469 0,90227 0,98469 0,98469 0,91311 0,98469 0,98469 0,98469 0,91311
0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878 0,878
Kriteria VALID INVALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
xyrtabelr
NO. KODE
GURU
1 U1 168 28224
2 U2 109 11881
3 U3 105 11025
4 U4 116 13456
5 U5 115 13225
JUMLAH 613 77811
(∑Y)² 375769
Y 2Y
Lampiran 6
Validitas Tahap II dan Reliabilitas Angket Uji Coba
NO. KODE
GURU
PERNYATAAN
X1 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14
1 U1 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4
2 U2 3 1 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 3
3 U3 3 1 3 3 1 2 2 2 1 3 2 3 3
4 U4 3 1 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3
5 U5 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 3
PERNYATAAN X1 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14
VA
LID
ITA
S
∑X 16 8 16 16 10 11 13 11 8 16 13 16 16
∑X² 52 16 52 52 26 25 37 25 16 52 37 52 52
∑XY 1772 943 1772 1772 1193 1232 1486 1232 943 1772 1483 1772 1772
(∑X)²
256 64 256 256 100 121 169 121 64 256 169 256 256
0.98823 0.88716 0.98823 0.98823 0.92673 0.98823 0.92085 0.98823 0.88716 0.98823 0.88716 0.98823 0.98823
0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878
Kriteria VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
RE
LIA
BIL
ITA
S
0.16 0.64 0.16 0.16 1.2 0.16 0.64 0.16 0.64 0.16 0.64 0.16 0.16
495.6
0.9922
0.878
Kriteria RELIABEL
xyr
2
totalxxr
tabelr
tabelr
NO. KODE GURU
X15 X16 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X26 X27 X28
1 U1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
2 U2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2
3 U3 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 2
4 U4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3
5 U5 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 3 3
PERNYATAAN X15 X16 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X26 X27 X28
VA
LID
ITA
S
∑X 13 16 13 16 13 11 16 10 13 12 16 14
∑X² 37 52 37 52 37 25 52 26 37 32 52 42
∑XY 1486 1772 1486 1772 1483 1232 1772 1193 1486 1384 1772 1585
(∑X)²
169 256 169 256 169 121 256 100 169 144 256 196
0.92085 0.98823 0.92085 0.98823 0.88716 0.98823 0.98823 0.92673 0.92085 0.98823 0.98823 0.87638
0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878
Kriteria VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID INVALID
RE
LIA
BIL
ITA
S
0.64
0.16 0.64 0.16 0.64 0.16 0.16 1.2 0.64 0.64 0.16 0.56
495.6
0.9922
0.878
Kriteria RELIABEL
xyr
2
tabelr
totalxxr tabelr
NO. KODE GURU
X29 X31 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45
1 U1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3
2 U2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 1
3 U3 3 3 1 3 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 1
4 U4 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 2
5 U5 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1
PERNYATAAN X29 X31 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 X41 X42 X43 X44 X45
VA
LID
ITA
S
∑X 16 16 10 16 16 8 16 13 16 16 13 11 16 16 8
∑X² 52 52 26 52 52 16 52 37 52 52 37 25 52 52 16
∑XY 1772 1772 1193 1772 1772 943 1772 1483 1772 1772 1486 1232 1772 1772 946
(∑X)²
256 256 100 256 256 64 256 169 256 256 169 121 256 256 64
0.98823 0.98823 0.92673 0.98823 0.98823 0.88716 0.98823 0.88716 0.98823 0.98823 0.92085 0.98823 0.98823 0.98823 0.92085
0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878 0.878
Kriteria VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
RE
LIA
BIL
ITA
S
0.16 0.16 1.2 0.16 0.16 0.64 0.16 0.64 0.16 0.16 0.64 0.16 0.16 0.16 0.64
495.6
0.9922
0.878
Kriteria RELIABEL
tabelr
2
totalxxr tabelr
xyr
NO. KODE
GURU
1 U1 152 23104
2 U2 95 9025
3 U3 92 8464
4 U4 102 10404
5 U5 99 9801
JUMLAH 540 60798
(∑Y)² 291600
16.16
2
Y2Y
Lampiran 7
Contoh Perhitungan Validitas Kuesioner/Angket
Rumus :
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
xyr : koefisien korelasi product moment
N : banyaknya guru
X : skor butir
Y : skor total
Setelah diperoleh harga xyr , kemudian dibandingkan dengan harga kritik r
product moment dengan ketentuan, apabila tabelxy rr , maka instrument
tersebut valid. Berikut contoh perhitungan untuk butir soal nomor 1.
No. KODE X Y 2X 2Y XY
1. U-1 4 152 16 23104 608
2. U-2 3 95 9 9025 285
3. U-3 3 92 9 8464 276
4. U-4 3 101 9 10202 303
5. U-5 3 99 9 9801 297
Jumlah 16 539 52 60595 1769
Perhitungan :
9902,0
19.223
221
49816
221
)12454)(4(
221
)290521302975)(256260(
86248845
)539()605955()16()525(
)53916()17695(
})(}{)({
))((
22
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Pada taraf signifikansi 5% dengan 5N dan 2 Ndb diperoleh rhitung
= 0,9902 dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,878 karena tabelxy rr , maka instrumen tersebut valid.
Lampiran 8
Reliabilitas Butir Angket Uji Coba
Rumus:
Rumus yang digunakan adalah rumus alpha, yaitu
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
2
b = jumlah varians butir
2
t = varians total
k = banyaknya butir
Kriteria:
Jika r11 > r tabel maka instrumen soal tersebut reliabel.
Perhitungan :
1. Rumus varians butir soal, yaitu
Keterangan:
= jumlah butir soal
= jumlah kuadrat butir soal
N = banyak data
Perhitungan:
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
1
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
5
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
8
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
3
2.1
5
6
5
1026
5
5
10026
5
5
1026
2
2
6
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
9
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
4
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
7
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
10
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
11
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
14
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
18
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
12
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
15
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
19
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
13
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
16
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
20
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
21
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
24
56.2
5
8.12
5
2.3952
5
5
19642
5
5
1442
2
2
28
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
22
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
26
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
29
2.1
5
6
5
2026
5
5
10026
5
5
1026
2
2
23
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
27
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
31
2.1
5
6
5
2026
5
5
10026
5
5
1026
2
2
33
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
36
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
39
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
34
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
37
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
40
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
35
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
38
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
41
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
42
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
43
16.0
5
8.0
5
2.5152
5
5
25652
5
5
1652
2
2
44
64.0
5
2.3
5
8.1216
5
5
6416
5
5
816
2
2
45
16,162 i
2. Rumus varians total, yaitu :
Keterangan:
= jumlah skor soal
2
= jumlah kuadrat skor soal
N = banyak data
Perhitungan:
6,495
5
2478
5
5832060798
5
5
29160060798
5
5
)540(60798
2
2
t
3. Koefisien Reliabilitas.
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
2
i = jumlah varians skor tiap-tiap butir
2
t = varians total
k = banyaknya butir.
Perhitungan:
9922,0
)9674,0(0256,1
0326,0139
40
6,495
16,161
140
40
11 2
2
11
t
i
k
kr
Pada α = 5% dengan N = 5 diperoleh r tabel = 0,878, karena r 11 = 0,9922 >
r tabel = 0,878 dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
Lampiran 9
LEMBAR ANGKET KOMPETENSI GURU
MATA PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP NEGERI
DI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama Sekolah : ……………………….
Nama Guru : ……………………….
Petunjuk:
Isilah kolom penilaian kompetensi guru berikut sesuai dengan kompetensi yang Anda miliki.
Berilah penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab. Informasi yang Anda
berikan hanya akan dipergunakan dalam proses penulisan skripsi dan terjaga kerahasiaannya.
Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek berikut dengan cara memberikan tanda (√) pada
kolom penilaian.
Kriteria penilaian:
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
No. Aspek yang dinilai Penilaian
SS S TS STS
A. Kompetensi Pedagogik
1. Saya mampu melaksanakan pembelajaan dengan tepat waktu.
2.
Saya mampu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
setiap pertemuan.
3. Saya mampu menetapkan tujuan pembelajaran yang realistik.
4. Saya mampu memgkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan jelas.
5.
Saya memulai pembelajaran dengan mejajagi kemampuan awal peserta
didik terlebih dahulu.
6. Saya mampu memotivasi peserta didik.
7.
Saya mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan
materi.
8. Saya mampu menggunakan media pembelajaran yang tepat.
9. Saya mampu menyampaikan materi dengan menarik.
10. Saya mampu menyampaikan materi dengan jelas.
11. Saya mampu menggunakan alat peraga dengan baik.
No. Aspek yang dinilai Penilaian
SS S TS STS
12. Saya mampu mengorganisir peserta didik.
13. Saya mampu berinteraksi dengan peserta didik secara komunikatif.
14. Saya mampu memberikan umpan balik.
15. Saya mampu melaksanakan penilaian.
16. Saya mampu menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
17. Saya mampu menggunakan waktu dengan baik.
B. Kompetensi Kepribadian
18. Saya Bangga sebagai guru.
19. Saya menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik.
20. Saya memiliki etos kerja yang tinggi sebagai pendidik.
21. Saya mampu bertindak secara objektif pada peserta didik.
22. Saya memiliki kewibawaan sebagai pendidik.
23. Saya menampilkan diri dengan berperilaku yang tegas.
24. Saya mampu bertutur kata yang sopan.
C. Kompetensi Sosial
25. Saya mampu berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
26. Saya mampu menjadi pendengar yang baik.
27. Saya mampu menerima saran.
28. Saya enghargai pendapat peserta didik.
29. Saya menghargai berbagai usaha peserta didik.
D. Kompetensi Profesional
30. Saya menguasai materi ajar yang saya ampu.
31. Saya menguasai konsep materi ajar.
32. Saya menguasai hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait.
33.
Saya mampu menjelaskan hubungan antara konsep yang diajarkan
dengan konteks kehidupan.
No. Aspek yang dinilai Penilaian
SS S TS STS
34. Saya mampu enjelaskan pokok bahasan dengan tepat.
35. Saya memberikan contoh yang relevan dengan konsep yang diajarkan.
36.
Saya mampu menjawab pertanyaan peserta didik dengan jelas sesuai
substansi yang ditanyakan.
37. Saya mampu menggunakan beragam teknologi.
38. Saya menggunakan sumber buku acuan untuk keperluan pembelajaran.
39. Saya menggunakan sumber buku lain sebagai penunjang.
40.
Saya memberikan penguatan pada materi yang dianggap penting atau
mendasar.
Kudus,……………......2012
TTD
(…………………)
Lampiran 10
Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Guru Tersertifikasi
NO. KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 S_1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
2 S_2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
3 S_3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3
4 S_4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
5 S_5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3
6 S_6 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
7 S_7 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3
8 S_8 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
9 S_9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
10 S_10 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
11 S_11 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
22 S_12 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3
13 S_13 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4
14 S_14 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
15 S_15 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3
16 S_16 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
17 S_17 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
18 S_18 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4
19 S_19 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4
NO. KODE
35 36 37 38 39 40 Y
1 S_1 4 4 4 3 3 4 150
2 S_2 3 3 4 3 4 4 144
3 S_3 4 4 4 3 3 3 148
4 S_4 4 4 4 3 3 4 153
5 S_5 4 3 3 4 4 4 143
6 S_6 4 4 4 4 3 4 146
7 S_7 3 4 3 3 3 4 143
8 S_8 4 2 3 4 4 4 137
9 S_9 4 3 3 3 4 4 153
10 S_10 4 3 3 3 4 4 143
11 S_11 4 3 4 4 3 3 148
22 S_12 3 3 4 4 3 3 129
13 S_13 4 3 3 3 4 3 147
14 S_14 4 3 4 3 4 4 141
15 S_15 4 4 3 3 4 3 138
16 S_16 4 4 3 3 3 3 143
17 S_17 4 3 4 4 4 4 148
18 S_18 3 3 3 3 3 4 142
19 S_19 4 4 4 3 4 4 149
JUMLAH 2745
RATA-RATA 144,4737
Lampiran 11
Hasil Perhitungan Kuesioner/Angket Guru Tidak Tersertifikasi
NO. KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 NS_1 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4
2 NS_2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3
3 NS_3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3
4 NS_4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3
5 NS_5 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
6 NS_6 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4
7 NS_7 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3
8 NS_8 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 4
9 NS_9 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3
10 NS_10 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3
11 NS_11 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4
NO. KODE
35 36 37 38 39 40 Y
1 NS_1 4 4 4 4 2 3 137
2 NS_2 3 4 3 3 3 4 134
3 NS_3 3 4 4 4 4 4 132
4 NS_4 3 4 4 2 3 3 135
5 NS_5 3 2 3 3 4 4 141
6 NS_6 4 4 2 2 4 3 138
7 NS_7 3 3 2 3 4 4 136
8 NS_8 3 3 3 4 4 4 134
9 NS_9 2 4 4 3 3 3 140
10 NS_10 3 3 4 3 3 4 137
11 NS_11 3 3 4 4 3 3 138
JUMLAH 1502
RATA-RATA 136,5455
Lampiran 12
UJI NORMALITAS KOMPETENSI GURU SERTIFIKASI
Untuk mencari normalitas data kompetensi guru tersertifikasi,
digunakan data pada lampiran 11 (data hasil pengisian kuesioner/angket) uji yang
digunakan yaitu uji Chi Kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan jumlah kelas interval
Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval adalah 1 + (3,3)log
19 = 5,2199 = 5 (dibulatkan).
2) Menentukan panjang kelas interval
Panjang kelas = 5
ilDataTerkecarDataTerbes
= 5
129153
= 4,60 dibulatkan menjadi 5
3) Menghitung rata-rata
x dan simpangan baku (s)
Tabel 3 Perhitungan uji normalitas kompetensi guru tersertfikasi
No. Interval F xi fxi
xxi
2
xxi
2
xxf i
1. 129 – 133 1 131 131 -12.6316 159.5568 159.5568
2. 134 – 138 2 136 272 -7.6316 58.2410 116.4820
3. 139 – 143 6 141 846 -2.6316 6.9252 41.5512
4. 144 –148 6 146 876 2.3684 5.6094 33.6565
5. 149 – 153 4 151 604 7.3684 54.2936 217.1745
Jumlah 19 2729 568,4211
x = n
xf ii
=19
2729
= 143,6316
Varian (S²) dirumuskan = 1
2
n
f xx. Sehingga dari tabel di atas diperoleh:
S² = 1
2
n
f xx
= 18
421053,568
= 29,9169
S = 5,4696
4) Mencari harga z, skor dari setiap batas kelas X dengan rumus:
s
xxz i
i
5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan besarnya
ukuran sampel dengan peluang atau luas daerah dibawah kurva normal untuk
interval yang bersangkutan.
6) Menghitung statistik Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut:67
k
i i
ii
E
EO
1
2
2)(
Keterangan:
2 = Chi-Kuadrat
Bk =Batas Kelas Bawah – 0,5
S
xBk
Zi
i
P(Zi)=nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar dari O
s/d Z
Luas daerah = selisih antara peluang-peluang Z
Oi = f
67
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 273.
Ei = Luas Daerah x N
k = Banyaknya kelas interval
No. Interval Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Oi Ei
i
ii
E
EO2
128,5 -2,77 0,4972
1. 129 – 133 0,0294 1 0,5586 0.3488
133,5 -1,85 0,4678
2. 134 – 138 0,1414 2 2,6866 0.1755
138,5 -0,94 0,3264
3. 139 – 143 0,3184 6 6,0496 0.0004
143,5 -0,02 0,008
4. 144 – 148 0.3213 6 6.1047 0.0018
148,5 0,89 0,3133
5. 149 – 153 0,1508 4 2,8652 0.4495
153,5 1,80 0,4641
Jumlah 19 0.9759
Untuk = 5%, dengan dk = 5-3 = 2, sehingga diperoleh tabel2 = 5,991
Berdasarkan perhitungan uji normalitas di atas, diperoleh hitung2 = 0,9759,
sehingga hitung2 tabel
2 , dan data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 13
UJI NORMALITAS KOMPETENSI GURU TIDAK TERSERTIFIKASI
Untuk mencari normalitas data kompetensi guru tersertifikasi,
digunakan data pada lampiran 13 (data hasil pengisian kuesioner/angket) uji yang
digunakan yaitu uji Chi Kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
7) Menentukan jumlah kelas interval
Untuk pengujian normalitas chi kuadrat ini jumlah interval adalah 1 + (3,3)log 11
= 4,4366 = 4 (dibulatkan).
8) Menentukan panjang kelas interval
Panjang kelas = 4
ilDataTerkecarDataTerbes
= 4
130141
= 2,75 dibulatkan menjadi 3
9) Menghitung rata-rata
x dan simpangan baku (S)
Perhitungan uji normalitas kompetensi guru tidak terertfikasi
No. Interval f xi fxi
xxi
2
xxi
2
xxf i
1. 130 – 132 1 131 131 -5.1818 26.8512 26.8512
2. 133 – 135 3 134 402 -2.1818 4.7603 14.2810
3. 136 – 138 5 137 685 0.8182 0.6694 3.3471
4. 139 – 141 2 140 280 3.8182 14.5785 29.1570
Jumlah 11 1498 73.6364
x = n
xf ii
=11
1498
= 136,1818
Varian (S²) dirumuskan = 1
2
n
f xx. Sehingga dari tabel di atas diperoleh:
S² = 1
2
n
f xx
= 10
6364,73
= 7,36364
S = 2,7136
10) Mencari harga z, skor dari setiap batas kelas X dengan rumus:
s
xxz i
i
11) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan
besarnya ukuran sampel dengan peluang atau luas daerah dibawah kurva
normal untuk interval yang bersangkutan.
12) Menghitung statistik Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
k
i i
ii
E
EO
1
2
2)(
Keterangan:
2 = Chi-Kuadrat
Bk =Batas Kelas Bawah – 0,5
S
xBk
Zi
i
P(Zi)=nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar dari O
s/d Z
Luas daerah = selisih antara peluang-peluang Z
Oi = f
Ei = Luas Daerah x N
k = Banyaknya kelas interval
No. Interval Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah Oi Ei
i
ii
E
EO2
129,5 -2.46 0.4931
1. 130 – 132 0.08 1 0.8800 0.0164
132,5 -1.36 0.4131
2. 133 – 135 0.3144 3 3.4584 0.0608
135,5 -0.25 0.0987
3. 136 – 138 0.401 5 4.411 0.0786
138,5 0.85 0.3023
4. 139 – 141 0.1727 2 1.8997 0.0053
141,5 1.96 0.475
Jumlah 11 0.1611
Untuk = 5%, dengan dk = 4-3 = 1, sehingga diperoleh tabel2 = 3,841
Berdasarkan perhitungan uji normalitas di atas, diperoleh hitung2 = 0,1611
sehingga hitung2 tabel
2 , dan data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 14
PERHITUNGAN UJI T
Hipotesis
H 0 = 1 = 2
H a = 1 ≠ 2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan analisis uji t dua pihak dengan
rumus:
2
22
1
21
21
n
S
n
S
xxt
Kriteria pengujian adalah H diterima jika menggunakan = 5 %
menghasilkan 21
2211
21
2211
ww
twtwt
ww
twtw
,
dengan N
xx
1
N
xx
2
1
2
2
1n
xx
S
1
2
2
1n
xx
S
2
2
22
1
2
11 ;
n
Sw
n
Sw
1
2
11
21
2
11
121
;
nn
tttt
di dapat dari daftar distribusi t, dan H 0 ditolak untuk harga t lainnya.
Keterangan :
t : uji t
1x : mean skor guru tersertifikasi
0
2x : mean skor guru tidak tersertifikasi
S1 : simpangan baku guru tersertifikasi
S2 : simpangan baku guru tidak tersertifikasi
n1 : banyaknya guru tersertifikasi
n2 : banyaknya guru tidak tersertifikasi
Dari analisis data hasil pengisian kueioner/angket diperoleh:
a. Kelompok guru tersertifikasi
NO. KODE ix
xxi 2)(
xxi
1 S_1 150 5.5263 30.5402
2 S_2 144 -0.4737 0.2244
3 S_3 148 3.5263 12.4349
4 S_4 153 8.5263 72.6981
5 S_5 143 -1.4737 2.1717
6 S_6 146 1.5263 2.3296
7 S_7 143 -1.4737 2.1717
8 S_8 137 -7.4737 55.8560
9 S_9 153 8.5263 72.6981
10 S_10 143 -1.4737 2.1717
11 S_11 148 3.5263 12.4349
22 S_12 129 -15.4737 239.4349
13 S_13 147 2.5263 6.3823
14 S_14 141 -3.4737 12.0665
15 S_15 138 -6.4737 41.9086
16 S_16 143 -1.4737 2.1717
17 S_17 148 3.5263 12.4349
18 S_18 142 -2.4737 6.1191
19 S_19 149 4.5263 20.4875
Jumlah 2745 0.0000 640,4444
N
xx
1
19
2745
= 144,4737
1
2
2
1n
xx
S
19
4444,640
7076,33
1
2
11
n
Sw
19
7076,33
7741,1
t1 = 2,101
b. Kelompok guru tidak tersertifikasi
NO. KODE ix
xxi 2)(
xxi
1 TS_1 137 0.4545 0.2066
2 TS_2 134 -2.5455 6.4793
3 TS_3 132 -4.5455 20.6612
4 TS_4 135 -1.5455 2.3884
5 TS_5 141 4.4545 19.8430
6 TS_6 138 1.4545 2.1157
7 TS_7 136 -0.5455 0.2975
8 TS_8 134 -2.5455 6.4793
9 TS_9 140 3.4545 11.9339
10 TS_10 137 0.4545 0.2066
11 TS_11 138 1.4545 2.1157
Jumlah 1502 0.0000 79,9997
N
xx
2
19
1502
= 136,5455
2
2
2
2n
xx
S
11
9997,79
2727,7
2
2
22
n
Sw
11
2727,7
6612,0
t2 = 2,228
Perhitungan:
2
22
1
21
21
n
S
n
S
xxt
=
11
2727,7
19
33,7076
5455,1364737,144
=6612,07741,1
9282,7
=2,4353
9282,7
= 5605,1
9282,7
= 5,080
6612,07741,1
228,26612,0101,27741,1
21
2211
ww
twtw
= 4353,2
4732,17274,3
= 4353,2
2006,5
=2,1355
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh thitumg sebesar 5,080,
harga tersebut kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikan
5% , pada t1 = 2,101 dan t2 = 2,228 dan diperoleh 1355,221
2211
ww
twtw. Karena
thitumg
21
2211
ww
twtw
sehingga tidak memenuhi kriteria penerimaan H 0 maka H 0
ditolak. Hal ini berarti bahwa kemampuan antara guru tersertifikasi dan tidak
tersertifikasi adalah berbeda.
Lampiran 15
Lembar Observasi
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
A. Kompetensi Pedagogik
1. Guru melaksanakan pembelajaan dengan tepat waktu.
2. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap
pertemuan.
3. Guru mampu menetapkan tujuan pembelajaran yang realistik.
4. Guru mampu memgkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan
jelas.
5. Guru memulai pembelajaran dengan mejajagi kemampuan awal
peserta didik terlebih dahulu.
6. Guru mampu memotivasi peserta didik.
7. Guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan
materi.
8. Guru mampu menggunakan media pembelajaran yang tepat.
9. Guru mampu menyampaikan materi dengan menarik.
10. Mampu menyampaikan materi dengan jelas.
11. Guru mampu menggunakan alat peraga dengan baik.
12. Mampu mengorganisir peserta didik.
13. Guru mampu berinteraksi dengan peserta didik secara komunikatif.
14. Guru mampu memberikan umpan balik.
15. Guru mampu melaksanakan penilaian.
16. Guru mampu menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
17. Guru mampu menggunakan waktu dengan baik.
B. Kompetensi Kepribadian
18. Guru bangga sebagai guru.
19. Guru menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik.
20. Guru memiliki etos kerja yang tinggi sebagai pendidik.
21. Guru bertindak secara objektif pada peserta didik.
22. Guru memiliki kewibawaan sebagai pendidik.
23. Guru menampilkan diri dengan berperilaku yang tegas.
24. Guru bertutur kata yang sopan.
C. Kompetensi Sosial
25. Guru berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
26. Guru mampu menjadi pendengar yang baik.
27. Guru mampu menerima saran.
28. Guru menghargai pendapat peserta didik.
29. Guru menghargai berbagai usaha peserta didik.
D. Kompetensi Profesional
30. Guru menguasai materi ajar yang diampu.
31. Guru menguasai konsep materi ajar.
32. Guru menguasai hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait.
33. Guru mampu menjelaskan hubungan antara konsep yang diajarkan
dengan konteks kehidupan.
34. Guru menjelaskan pokok bahasan dengan tepat.
35. Guru memberikan contoh yang relevan dengan konsep yang
diajarkan.
36. Guru mampu menjawab pertanyaan peserta didik dengan jelas sesuai
substansi yang ditanyakan.
37. Guru menggunakan beragam teknologi.
38. Guru menggunakan sumber buku acuan untuk keperluan
pembelajaran.
39. Guru menggunakan sumber buku lain sebagai penunjang.
40. Guru memberikan penguatan pada materi yang dianggap penting atau
mendasar.
Kudus..……………......2012
TTD
(…………………)
Lampiran 16
Perhitungan Skor Observasi
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 S_1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 S_2 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 S_3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 S_4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
5 S_5 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
6 S_6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
7 S_7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 S_8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
9 S_9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 S_10 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
11 S_11 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 S_12 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
13 S_13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 S_14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
15 S_15 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
16 S_16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
17 S_17 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
18 S_18 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
19 S_19 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
20 NS_1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
21 NS_2 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
22 NS_3 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
23 NS_4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 NS_5 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
25 NS_6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 NS_7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1
27 NS_8 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
28 NS_9 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
29 NS_10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
30 NS_11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
35 36 37 38 39 40 Y
1 S_1 1 1 1 1 1 1 38
2 S_2 1 1 1 1 1 1 34
3 S_3 1 1 1 1 1 1 37
4 S_4 1 1 1 1 0 1 36
5 S_5 1 1 1 1 0 1 33
6 S_6 1 0 1 1 1 0 34
7 S_7 1 1 1 1 1 1 38
8 S_8 0 1 1 0 1 1 33
9 S_9 1 1 1 1 1 1 37
10 S_10 1 1 1 1 0 0 31
11 S_11 1 1 1 1 1 1 36
12 S_12 1 1 1 1 0 0 33
13 S_13 1 1 1 1 1 1 35
14 S_14 1 1 1 1 1 1 35
15 S_15 1 1 1 1 1 1 34
16 S_16 1 1 1 1 1 1 35
17 S_17 1 1 0 1 1 0 34
18 S_18 1 1 1 1 1 1 37
19 S_19 1 1 0 1 1 1 35
Jumlah 665
20 NS_1 0 1 1 1 0 1 33
21 NS_2 1 1 1 1 0 1 34
22 NS_3 1 1 1 1 1 0 30
23 NS_4 1 1 1 1 1 0 34
24 NS_5 1 1 0 1 1 1 29
25 NS_6 1 1 1 1 1 0 35
26 NS_7 1 1 1 0 1 0 30
27 NS_8 1 1 0 1 1 1 34
28 NS_9 1 1 1 0 1 0 30
29 NS_10 1 1 1 1 0 1 33
30 NS_11 1 0 1 0 1 1 33
Jumlah 335
1. Skor Rata-rata Guru Sertifikasi 𝑋𝐼𝑓
=665
19= 35
2. Skor Rata-rata Guru Sertifikasi 𝑋𝐼𝑓
=355
11= 32,27
top related