slide obstetri ihsan.ppt

Post on 04-Jan-2016

223 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Solusio Plasenta

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSU HAJI MEDAN

2015

Muhammad Ihsan0908260016

PEMBIMBING:Dr. Ahmad Khuwailid,

Sp. OG

SOLUSIO PLASENTA

NAMA LAIN :

- PLACENTA ABRUPTION

- ABRUPTIO PLACENTAE

- ACCIDENTAL HEMORRHAGE

- PREMATURE SEPARATION OF THE NORMALLY IMPLANTED PLACENTA

Definisi

Solusio Plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir

KLASIFIKASI Berdasarkan Lepasnya bagian Plasenta :

ruptura sinus marginalis

solusio plasenta parsialis

solusio plasenta totalis

Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam

Solusio plasenta yang nyata/tampak (revealed).

Solusio plasenta yang tersembunyi (concealed)

Solusio plasenta tipe campuran (mixed)

Berdasarkan luasnya permukaan plasenta yang

terlepas dari uterus :

Solusio plasenta ringan

Solusio plasenta sedang.

Solusio plasenta berat

Solusio plasenta di bagi menurut tingkat gejala klinik yaitu :

Kelas 0 : asimptomatikDiagnosis ditegakkan secara retrospektif dengan menemukan hematoma atau daerah yang mengalami pendesakan pada plasenta. (Rupture sinus marginal juga dimasukkan dalam kategori ini)

Kelas 1 : gejala klinis ringan dan terdapat hampir 48 % kasus.Gejala : perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman dan sedikit sekali bahkan tidak ada,perut terasa agak sakit terus-menerus agak tegang,tekanan darah dan denyut jantung maternal normal,tidak ada koagulopati,dan tidak ditemukan tanda-tanda fetal distress.

Kelas II : gejala klinik sedang dan terdapat hampir 27% kasus.Gejala : perdarahan pervaginan yang berwarna kehitam-hitaman,perut mendadak sakit terus-menerus dan tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam walaupun tampak sedikit tapi kemungkinan lebih banyak perdarahan di dalam,didinding uterus teraba terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian bagian janin sulit diraba,apabila janin masih hidup bunyi jantung sukar di dengar dengan stetoskop biasa

Kelas III : gejala berat dan terdapat hampir 24% kasus.Solusio plasenta berat,plasenta lebih dari dua pertiga permukaannya,terjadinya sangat tiba-tiba biasanya ibu masuk syok dan janinnya telah meninggal.Gejala : ibu telah masuk dalam keadaan syok,dan kemungkinan janin telah meninggal,uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri,

Etiologi

Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui

dengan jelas. Meskipun demikian,beberapa hal di bawah ini di

duga merupakan factor-faktor yang berpengaruh pada

kejadiannya,antara lain sebagai berikut :

Hipertensi esensial atau preeklampsi.

Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.

Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup,tendangan anak yang

sedang di gendong.

Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.

Uterus yang sangat kecil.

Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun

Ketuban pecah sebelum waktunya.

Mioma uteri.

Defisiensi asam folat.

Merokok,alcohol,dan kokain.

Perdarahan retroplasenta.

Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.

PATOLOGI

AWALNYA TERJADI PERDARAHAN DESIDUA (ARTERI SPIRALIS DESI DUA PECAH), TERBENTUK HEMATOMA RETROPLASENTA

PLASENTA MATERNAL ASPEK RUSAK DAN LEPAS

DARI DESIDUA BASALIS

HEMATOMA SEMAKIN LUAS DARAH MEREMBES

DIANTARA DESIDUA SELAPUT KETUBAN DAN

DARAH MENGALIR KELUAR MELALUI KANALIS

SERVIKALIS (REVEALED BLEEDING)

DARAH YG MENEMBUS DIANTARA DESIDUA –

SELAPUT KETUBAN, MERUSAK SELAPUT

KETUBAN, DARAH BERCAMPUR AIR KETUBAN

HEMATOMA RETROPLASENTA TIDAK MEREMBES

DARAH TIDAK MENGALIR KELUAR KE

KANALIS SERVIKALIS (CONCEALED BLEEDING),

DARAH MEREMBES KE MIOMETRIUM.

(UTERO PLACENTA APOPLEXY / COUVELAIRE UTERUS). MERUSAK MIOMETRIUM, KONTRAKSI UTERUS TERGANGGU, MENIMBULKAN POST PARTUM HAEMORAGE

HEMATOMA YG LUAS MENYEBABKAN KEMATIAN JANIN

DIAGNOSA

DITEGAKKAN BERDASARKAN GEJALA KLINIS :

PERDARAHAN PERVAGINAM PD UMUR KEHAMILAN > 20 MGG

NYERI PUNGGUNG (BACK PAIN)

GAWAT JANIN (FETAL DISTRESS)

KONTRAKSI UTERUS HIPERTONIK SERING DISERTAI PEMBUKAAN SERVIK UTERI (INPARTU)

JANIN MATI (KJDK)

SYOK DAN ANEMIA

OLIGOURIA

KOAGULOPATI KONSUMTIF

DIAGNOSA BANDING

Plasenta Previa

Vasa previa

Trauma vaginal

Komplikasi pada ibu

Perdarahan yang dapat menimbulkan syok

Gangguan pembekuan darah

Oliguria

Perdarahan postpartum

Koagulopati konsumtif,DIC.

Utero renal reflex

Ruptur uteri

Komplikasi pada janin

Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin

Kelainan susunan system saraf pusat

Retardasi pertumbuhan

Penatalaksanaan

Tujuan utama pelaksanaan ibu dengan solusio plasenta,pada prinsipnya adalah anak :

Mencegah kematian ibu

Menghentikan sumber perdarahan

Jika janin masih hidup,mempertahankan dan mengusahakan janin lahir hidup

Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :

Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit, istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan

Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan transfuse darah segar

Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginjal

Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika

Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.

Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin

Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan

PROGNOSA

Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil dan lebih buruk lagi bagi janin jika dibandingkan dengan plasenta previa. Solusio plasenta ringan masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan morbiditasnya rendah. Solusio plasenta sedang mempunyai prognosis yang lebih buruk terutama terhadap janinnya karena mortalitas dan morbiditas perinatal yang tinggi disamping morbiditas ibu, yang lebih berat. Solusio plasenta berat mempunyai prognosis paling buruk baik terhadap ibuh lebih-lebih terhadap janinnya.

LAPORAN KLaporan kasus

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN I

Nama : Ny. TI

Umur : 25 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Suku : Batak

Alamat : Jalan Mesjid Nurul huda Pasar X tembung

Tgl. Masuk : 17 Maret 2015 pukul 15.00 WIB

No. MR : 22.94.89

KU : Keluar air dari kemaluan.

Telaah : Os datang ke RS Haji Medan tanggal 17 Maret

2015 pukul 15.00 WIB. Hal ini dialami pasien sejak

± 1 hari ini, riwayat keluar lendir dan darah tidak

dijumpai, riwayat mulas-mulas seperti mau

melahirkan dijumpai, riwayat keluar gumpalan

darah (-), riwayat keluar jaringan (-), riwayat

keputihan (+), riwayat campur (+), riwayat

campur berdarah (-), riwayat trauma (-), BAB &

BAK (+) dalam batas normal.

RPT : Hipertensi : disangkal

Diabetes Melitus : disangkal

Asma : disangkal

RPO : (-)

Riwayat Haid :

Menarche : usia 15 tahun

Siklus haid :28 hari

Lama haid :5-6 hari dengan 2-3 kali ganti

pembalut

Dismenorhea :(+)

Lanjutan ...

Lanjutan..HPHT : ? Juni 2014TTP : ? Maret 2015ANC: Bidan 8 kaliRiwayat Persalinan : (G2P1A0)1.Perempuan, aterm, 3800 gr, cara persalinan spontan pervaginam , ditolong oleh bidan, umur sekarang 2 tahun, hidup.

2. Hamil ini

Pemeriksaan Fisik

Status Present

Sens : CM Anemis : (-/-)

TD : 140/90 mmHg Ikterik : (-/-)

Pulse : 100 x/i Dyspnoe : (-)

RR : 22 x/i Sianosis : (-)

T : 36,8 C Oedem : (-)

Status generalisataKepala : DBN

Mata : Anemis -/-, ikterus -/-

Leher : KGB tidak teraba,

Thorax : Cor : Bunyi Jantung normal, reguler

Pulmo : Suara pernapasan vesikuler,

Abdomen : distensi(-), BU (+) normal, Hepar/Lien TTB

Ekstremitas : Akral dingin (-), edema (-/-)

STATUS Obstetri

Abdomen : membesar, peristaltic (+)TFU : 3 jari di bawah processuc xyphoideus

symphisisTegang : KiriTerbawah : Kepala Gerak : (+)

HIS : (-)DJJ : 150 x/i EBW : 3600 – 3800 gram

Inspeculo :Inspeksi : Tampak air menggenang di

fornix posterior vagina

Dilakukan pemeriksaan nitrazin tes, di mana kertas lakmus merah berubah menjadi biru. Kesan : nitrazin tes (+) air ketuban (+)

VT : Cx Sakral 2 cm, Sel ket (-), EFF 80%, sekret (-), UUK (?)

ST : Lendir (-), Darah (-), Air ketuban (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Penunjang :

LABORATORIUM tanggal 17 maret 2015

Hb/Ht/L/T : 13,1/38,8/14.400/284.000pemeriksaan urin : proteinuria (-)

USG TAS :

JT, PK, AHBPD : 93,8 mmFL : 74, 6 mmAC : 332,4 mmPlacenta : korpus anteriorAir ketuban : cukupKesan : IUP (37 -38) mgg + PK + AH

DIAGNOSA SEMENTARA

KPD + Oligohidramnion + SG + KDR (37-38) mgg + PK + AH

RENCANA

Lapor ke dr. Taufik Mahdi, Sp.OG

Observasi kemajuan persalinan

Injeksi vicillin 1 gram/12 jam

Rencana Operasi : sectio cessaria a/i Ketuban pecah dini (Tanggal 17 maret 2015 pukul 20.00 WIB

LAPORAN SC a/i Ketuban pecah dini tgl 17-03-2015 pukul 20.00 wib

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang dengan baik.

Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan betdin dan alkohol 70% pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan operasi.

Dibawah spinal anastesi dilakukan insisi pfannestiel mulai dari kutis, subkutis, hingga tampak fascia

Dengan menyisipkan pinset anatomis dibawahnya, fascia digunting ke kanan dan ke kiri, otot dikuakkan secara tumpul.

Peritonium dijepit dengan klem, diangkat lalu digunting ke atas dan ke bawah kemudian dipasang hack blast

Tampak uterus gravidarum, identifikasi SBR dan lig. Roundum.

Lalu plica vesicouterina digunting ke kiri dan ke kanan dan disisihkan ke bawah arah blast secukupnya.

Selanjutnya dinding uterus diinsisi secara konkaf sampai menembus subendometrium. Kemudian endometrium ditembus secara tumpul dan diperlebar sesuai arah sayatan. Selaput ketuban dipecahkan, air ketuban jernih, apgar score 9-10.

Dengan meluksir kepala, lahir bayi laki-laki, BB 3200 gram, PB 50 cm, anus (+)Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting diantaranya.

Plasenta dilahirkan dengan traksi pada tali pusat dan penekanan pada fundus, kesan lengkap.

Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dejepit dengan oval klem

Kavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa selaput ketuban dengan kassa steril terbuka sampai tidak ada sisa selaput atau selaput atau plasenta yang tertinggal. Kesan : bersih.

Dilakukan penjahitan hemostasis figure of eight pada kedua ujung robekan uterus dengan chromic catgut 2.0. dinding uterus dijahit lapis demi lapis jelujur terkunci overhecting. Evaluasi tidak ada perdarahan. Reperitonealisasi dengan plain catgut no. 1.0.

Klem peritonium dipasang, lalu kavum abdomen dibersihkan dari bekuan darah dan cairan ketuban. Kesan : bersih

Evaluasi tuba dan ovarium kanan kiri. Kesan : normal.

Lalu peritoneum dijahit dengan plain catgut no. 0.0. kemudian dilakukan jahitan aproksimal otot dinding abdomen dengan plain cat gut no. 0.0. secara simple/continous.

Kedua ujung fascia dijept dengan kocher, lalu dijahit secara jelujur dengan vycril no. 2.0.

Subkutis dijahit secara simple sutura dengan plain cat gut no. 00

Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vycril 2/0

Luka operasi ditutup dengan kasa steril + betadin solusio

Liang vagina dibersihkan dari sisa-sisa darah dengan kapas sublimat hingga bersih

Keadaan umum ibu post operasi : stabil.

Intruksi : awasi vital sign, kontraksi dan tanda-tanda perdarahan

Terapi : IVFD RL + oksitosin 20 gtt/menit Inj. Ceftriaxon 1gr/8 jam Inj. Gentamycin 80 mg/12 jam Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam

Selanjutnya dinding uterus diinsisi secara konkaf sampai menembus subendometrium. Kemudian endometrium ditembus secara tumpul dan diperlebar sesuai arah sayatan. Selaput ketuban dipecahkan, air ketuban jernih, apgar score 9-10.Dengan meluksir kepala, lahir bayi laki-laki, BB 3200 gram, PB 50 cm, anus (+)Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting diantaranya.Plasenta dilahirkan dengan traksi pada tali pusat dan penekanan pada fundus, kesan lengkap.Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dejepit dengan oval klemKavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa selaput ketuban dengan kassa steril terbuka sampai tidak ada sisa selaput atau selaput atau plasenta yang tertinggal. Kesan : bersih.Dilakukan penjahitan hemostasis figure of eight pada kedua ujung robekan uterus dengan chromic catgut 2.0. dinding uterus dijahit lapis demi lapis jelujur terkunci overhecting. Evaluasi tidak ada perdarahan. Reperitonealisasi dengan plain catgut no. 1.0.Klem peritonium dipasang, lalu kavum abdomen dibersihkan dari bekuan darah dan cairan ketuban. Kesan : bersihEvaluasi tuba dan ovarium

Follow Up tanggal 18/03/2015

S : Nyeri luka operasi

O : Sens : Compos Mentis Anemis : -/-

TD : 140/90 mmHg Ikterik : -/-

Pulse : 80 x/i Sianosis : -

RR : 20 x/i Dypsnoe : -

T : 36,7 °C Oedem : -

Status Lokalisata :

Abdomen : Soepel, Peristaltik(+) BAK : 100cc/jam via kateter

TFU :1 jari di bawah pusar, kontraksi baik BAB : (+) normal

L/O : tertutup verban, kesan kering

P/V : lochia rubra (+)

Follow Up tanggal 18/03/2015

Diagnosa : Post SC a/i KPD + oligohidramnion + NH0

Terapi : IVFD RL 20 ggt/i Inj. Ceftriaxone 1 g/ 12 jam Inj. Vicillin 1 gr/8 jam Inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam

Follow Up tanggal 19/03/2015

S : Nyeri luka operasi

O : Sens : Compos Mentis Anemis : -/-

TD : 140/90 mmHg Ikterik : -/-

Pulse : 86 x/i Sianosis : -

RR : 24 x/i Dypsnoe : -

T : 36,8 °C Oedem : -

Status Lokalisata :

Abdomen : Soepel, Peristaltik(+) BAK : 120cc/jam via kateter

TFU : 2 jari di bawah pusar, kontraksi baik BAB : (+) normal

L/O : tertutup verban, kesan kering

P/V : lochia rubra (+)

Follow Up tanggal 19/03/2015

Diagnosa : Post SC a/i KPD + oligohidramnion + NH1

Terapi : IVFD RL 20 ggt/i Inj. Ceftriaxone 1 g/ 12 jam Inj. Vicillin 1 gr/8 jam Inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam

Follow Up tanggal 20/03/2015

S : Nyeri luka operasi berkurang

O : Sens : Compos Mentis Anemis : -/-

TD : 140/80 mmHg Ikterik : -/-

Pulse : 88 x/i Sianosis : -

RR : 20 x/i Dypsnoe : -

T : 36,6 °C Oedem : -

Status Lokalisata :

Abdomen : Soepel, Peristaltik(+) BAK : (+)

TFU : 3 jari di bawah pusar, kontraksi baik BAB : (+) normal

L/O : tertutup verban, kesan kering

P/V : lochia rubra (+)

Follow Up tanggal 20/03/2015

Diagnosa : Post SC a/i KPD + oligohidramnion + NH0

Terapi : IVFD RL 20 ggt/i Inj. Ceftriaxone 1 g/ 12 jam Inj. Vicillin 1 gr/8 jam Inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam

Rencana PBJ 21 Januari 2015dan kontrol di poli Obstetri ginekologi pada hari jumat tgl 27 maret 2015

Obat pbj : Cefadroxil 2 x 500 mg As. mefenamat 3 x 500 mg Grahabion 2 x 1

top related