slide asma

Post on 24-Dec-2015

232 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

asma

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS II

MOCH. A. NAJIB 2009730029

DOKTER PEMBIMBINGdr. Hj. Roito Elmina G H, SpA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSIJ PONDOK KOPI

IDENTITAS• Nama : An. N• Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 28 oktober 2007• Umur : 7 tahun 2 bulan• Nama Ayah : Tn. Agus• Usia Ayah : 35 tahun• Pekerjaan Ayah : Pegawai swasta• Pendidikan Ayah : D3• Nama Ibu : Ny. Marni• Usia Ibu : 33 tahun• Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga• Pendidikan Ibu : SMA• Alamat : Pulogebang • Masuk RS tanggal: Rabu, 14 januari 2015 Pukul 18.45 WIB

• Sesak napas 1 jam sebelum masuk RS

Keluhan utama

ANAMNESAALLOANAMNESIS DENGAN IBU PASIEN 14 JANUARI 2015 PUKUL

18.50

Riwayat penyakit sekarang

1 hari sebelum masuk RS

• batuk-batuk, batuk kering, terdengar nyaring, batuk bersifat terus-menerus, tidak ada darah yang keluar ketika batuk terjadi. • pilek, sekret encer berwarna putih disertai dengan bersin bersin. • timbul karena rumah pasien sedang direnovasi sehingga lingkungan rumah menjadi berdebu• malam hari frekuensi batuk menjadi lebih sering.

1 jam sebelum masuk RS

setelah batuk-batuk pasien menjadi sesak. Saat di IGD RSIJPK pasien masih sesak.• terdengar bunyi mengik ketika sesak terjadi, • pada saat sesak aktivitas pasien menjadi terganggu, lebih suka duduk.• masih bisa diajak berkomunikasi, berbicara seperlunya (sepenggal kalimat) • Demam disangkal, muntah disangkal, buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Usia 8 bulan pasien dirawat di RS dengan keluhan kejang demam dan sesak napas.

• Usia 18 bulan pasien dirawat di RS dengan keluhan kejang demam dan sesak napas.

• Usia 3 tahun pasien dirawat di RS dengan keluhan kejang demam dan sesak napas.

ANAMNESA

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Serangan asma terakhir 3 bulan yang lalu.• Riwayat alergi (+), sering pilek disertai bersin-

bersin, menurut orang tua pasien bersin-bersin terjadi apabila lingkungan berdebu atau lembab.

• Sudah pernah didiagnosa asma oleh dokter pada usia 6 tahun

ANAMNESA

Riwayat Penyakit yang diturunkan

• Ibu pasien mempunyai riwayat penyakit asma.

ANAMNESARIWAYAT PSIKOSOSIAL • Dalam 1 rumah terdapat 5 orang, diantaranya ayah, ibu,

1 orang adik dan 1 orang asisten rumah tangga. Ventilasi rumah baik serta mendapat sinar matahari yang cukup, tidak memelihara hewan peliharan apa-pun dirumah.

• Pasien tidur dikamar ber-AC dengan suhu biasa dipa-sang 24°C, tidur mulai pukul 21.00 WIB sampai pukul 05.30 WIB. Pasien biasa mandi sehari 2 kali pada waktu pagi pukul 06.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB. Sehari-hari pasien pergi sekolah dari jam 7 pagi hingga pukul 1 siang. Pasien biasa makan jaja- nan di sekolah.

• Saat ini di rumah pasien sedang dilakukan renovasi sehingga banyak debu dan asap rokok dari tukang pekerja bangunan. Dan dalam 1 hari para pekerja banguan bekerja selama ± 9 jam. Pasien sehari-harinya bermain dilingkungan rumah bersama dengan teman-temannya.

Tidak memiliki obat pengontrol ataupun obat pengendali serangan asma di rumah, hanya saja apabila timbul serangan pasien selalu dibawa ke RS.

RIWAYAT PENGOBATAN

ANAMNESA

• KEHAMILAN : Ibu pasien rutin memeriksa kehamilan ke dokter kandungan, mengkonsumsi jamu saat hamil (-), sakit selama hamil (-), merokok (-), meminum alkohol (-), dirawat selama hamil (-).

• PERSALINAN : Pasien lahir secara sectio cesaria dengan indikasi ibu pasien mengalami Asma pada saat kehamilan 37 minggu, spontan menangis, BBL 3000 gr, PB 46 cm.

RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN:

ANAMNESA

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Motorik kasar • Kepala terangkat 45° usia 2 bulan.• Tengkurap usia 4 bulan.• Duduk tanpa pegangan usia 6 bulan.• Berdiri dengan pegangan usia 8 bulan.• Berdisi sendiri usia 10 bulan.• Berjalan usia 1 tahun .• Saat ini pasien sudah terbiasa bermain, berlari-lari,

melakukan aktivitas olahraga disekolah, loncat tali.

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Motorik halus • Mengamati mainan usia 4 bulan.• Memegang dengan ibu jari dan jari usia 8 bulan.• Mencoret-coret usia 1 tahun.• Saat ini pasien sudah bisa melakukan aktivitas

seperti bermain masak-masakan dengan temanya, sering bermain di taman bermain seperti timezone.

• Disekolah pasien sudah bisa menulis huruf alphabet, menggambar, dan les alat musik piano disekolah.

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Bahasa • Tertawa usia 2 bulan.• Berteriak usia 3 bulan.• Menoleh ke arah suara 5 bulan.• Mengoceh usia 7 bulan.• Berbicara “mama”, “papa” usia 1 tahun.• Saat ini pasien sudah lancar berbahasa indonesia,

bahkan sedikit-sedikit memahami kosakata dalam bahasa inggris

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Sosial • Mengamati tangannya usia 3 bulan.• Makan sendiri usia 6 bulan.• Tepuk tangan usia 7 bulan.• Menggunakan sendok garpu usia 13 bulan.• Membuka pakaian usia 16 bulan.• Cuci dan mengeringkan tangan usia 2 tahun.• Aktif bermain dengan teman-temannya, Menurut orang tua

pasien termasuk periang di sekolah, prestasi akademik di sekolah biasa-biasa saja.

KESAN : pertumbuhan sesuai dengan kurva denver

• 0-2 minggu, ASI eksklusif.• 2 minggu - 2 bulan, susu formula dalam sehari 5-6

botol susu dengan volume 100-120 ml.• 2-4 bulan, susu formula dalam sehari 5 botol susu

dengan volume 120-160 ml.• 4-6 bulan, susu formula dalam sehari 4 botol susu

dengan volume 160-200 ml ditambah dengan bubur susu 1x. Buah dan biskuit juga sudah diberikan

RIWAYAT MAKANAN

ANAMNESA

• 6-8 bulan, susu formula 3 botol susu dengan volume 200-220 ml,bubur susu 1x pada pagi hari, nasi tim yang dibuat sendiri sebanyak 1 kali sehari yang berisikan ati ayam, telur, wortel, ikan, bayam pada sore hari. Buah dan biskuit juga sudah diberikan

• 8-10 bulan, susu formula 2 botol susu dengan volume 200-250 ml,bubur susu 1x pada pagi hari, nasi tim yang dibuat sendiri sebanyak 2 kali sehari yang berisikan ati ayam, telur, wortel, ikan, bayam pada siang dan sore hari. Buah dan biskuit juga sudah diberikan

RIWAYAT MAKANAN

ANAMNESA

• 10-15 bulan, susu formula 2 botol susu dengan volume 200-250 ml, nasi tim yang dibuat sendiri sebanyak 3 kali sehari yang berisikan ati ayam, telur, wortel, ikan, bayam yang diberikan pada pasi, siang dan sore hari. Buah dan biskuit juga sudah diberikan.

• Saat ini pasien sudah memakan makanan mengikuti menu harian keluarga• KESAN : riwayat makanan tidak sesuai dengan usia.

RIWAYAT MAKANAN

ANAMNESA

RIWAYAT IMUNISASI : Imunisasi dasar Lengkap

DASAR Ulangan BCG : 1 kali Skar : ±2 mm Bulan

DPT : 3 kali Bulan Polio : 4 kali Bulan Hepatitis B : 3 kali Bulan

Bulan Campak : 1 kali

ANAMNESA

status imunisasi sesuia program pengembangan imunisasi pemerintah, akan tetapi tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh ikatan dokter anak indonesia.

III. PEMERIKSAAN FISIKKESAN UMUM : Sakit sedangKESADARAN : Compos mentisTANDA VITALSuhu : 36,70C RR : 40 kali/mntNadi : 110 kali/mnt Jenis/tipe : TorakalIsi/tegangan : Teratur

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GIZITinggi badan : 120 cmBerat badan : 24 kg

BB/U : 24/23 x 100% = 104%TB/U : 120/122 x 100% = 98%BB/TB : 24/22 x 100% = 109%

Kesan : Status gizi baik.*Sumber NCHS 2000

Ukuran UUB : Sudah menutup sempurnaLingk. Kepala : 51 cm (Normocephal)LLA : 18 cm

Tidak ada pembesaran KGB pada daerah axilla, leher, inguinal dan submandibula,

nyeri tekan (-)

Kulit warna sawo matang, ikterus pada kulit (-), pucat telapak tangan dan kaki (-),

sianosis (-) ruam-ruam kemerahan di kulit (-), edema (-), pertumbuhan rambut

normal

STATUS GENERALIS

Normocephal simetris, ubun-ubun sudah menutup, rambut bewarna hitam distribusi

rata dan tidak mudah dicabut

Konjungtiva anemis(-/-), konjungtiva hiperemis (-/-), sklera ikterik(-/-), refleks pupil (+), d 3 mm, isokor dextra-sinistra eksoftalmos dan enoftalmos (-), edema

palpebra (-), pergerakan mata kesegala arah baik

STATUS GENERALIS

Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan (-), hidung bagian luar tidak ada

kelainan, pernapasan cuping hidung (-).

Normotia, nyeri (-/-), serumen (+/+), darah (-/-), pendengaran baik

Bibir kering (-), coated tongue (-), gigi geligi lengkap, gusi berdarah (-), faring hiperemis (+),

T1/T1

STATUS GENERALIS

INSPEKSI simetris dextra-sinistra, retraksi dinding

dada (+), scar (-),

otot bantu pernapasan

(-)

PALPASI simetris, vocal fremitus sama dextra-sinistra,

tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas,

nyeri tekan (-)

PERKUSI sonor pada semua lapang paru, batas sonor-pekak setinggi ICS 6 linea

midclavicularis dextra

AUSKULTASI suara napas

vesikuler (+/+), lendir (-/-), ronkhi

(-/-), wheezing sepanjang

ekspirasi(+/+)

PARU

INSPEKSI ictus cordis tidak terlihat

PALPASI ictus cordis teraba di ICS V linea

midclavicularis sinistra

PERKUSI batas jantung relatif dalam batas normal

AUSKULTASI bunyi jantung I

dan II normal,r

eguler. Gallop

(-), murmur

(-)

JANTUNG

INSPEKSI distensi abdomen (-), scar (-), peteki (-)

PALPASI hepatomegali (-) splenomegali (-), massa (-),

turgor kembali cepat

PERKUSI timpani pada seluruh kuadran abdomen, shifting dullness (-)

AUSKULTASI

bising usus (+) normal

ABDOMEN

Genitalia : A1M1P1

Extremitas Atas : Akral hangat, peteki (-/-), udem (-/-), pucat (-),

RCT < 2 detikBawah : Akral hangat, peteki (-/-), udem (-/-), pucat (-),

RCT < 2 detikOtot : Tidak ada spasme ototTulang : Deformitas (-), nyeri tekan (-)Sendi : Nyeri tekan (-), kemerahan (-)

STATUS GENERALIS

Tungkai kanan Tungkai kiri Lengan kanan Lengan kiri

Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

Tonus Kuat Kuat Kuat Kuat

Trofi Tidak ada atrofi Tidak ada atrofi Tidak ada atrofi Tidak ada atrofi

Clonus Tidak ada clonus Tidak ada clonus Tidak ada clonus Tidak ada clonus

R. Fisiologis Baik Baik Baik Baik

R. Patologis Babinski (-) Babinski (-) Hoffman (-) Hoffman (-)

M. Sign Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), Kernig (-)

Sensibilitas Respon (+) Respon (+) Respon (+) Respon (+)

STATUS GENERALIS

RESUME• Anak Nazwa 7 tahun 2 bulan datang dengan keluhan sesak napas

sejak 1 jam sebelum masuk RS. Sesak timbul dipicu karena pasien sedang batuk- batuk terdengar bunyi mengi ketika sesak terjadi. Sebelumnya pasien pernah mengalami riwayat sesak napas pada usia 8 bulan, 18 bulan dan usia 3 tahun. Pernah didiagnosa asma pada usia 6 tahun.Serangan asma terakhir 3 bulan yang lalu.

• Riwayat alergi (+),sering flu disertai bersin-bersin,ibu pasien memiliki riwayat asma.

• Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmantis, tanda-tanda vital suhu : 36,7 C, nadi 110x/mnt, pernafasan 40x/m, status gizi baik, pemeriksaan generalis thorax : auskultasi paru-paru whezing (+/+), ronkhi (-/-)

Diagnosa kerja :1. Asma serangan sedang episodik jarang2. Imunisasi (PPI) sesuai tetapi belum lengkap sesuai

imunisasi anjuran IDAI

Rencana Pemeriksaan :Spirometri Darah lengkap

Pengobatan: Medikamentosa• Oksigen 2 liter/menit• Nebulisasi salbutamol 2,5 mg/kali dan ipratropium bromida 2,4

ml/kali

Observasi 20-30 menit : respon parsial meskipun sesak berkurang dari sebelumnya, whezing masih terdengar dengan auskultasi paru menggunakan stetoskop, dilakukan nebulizer salbutamol dan ipratropium bromida kedua dengan dosis yang sama

Observasi 1 jam : respon masih parsial, pasien diberitahu untuk dirawat akan tetapi keluarga pasien menolak.

• Obat pulang : Salbutamol syrup (0,05-0,1 mg/kgbb/kali) tiap 4-6 jam 1,2-2,4 mg/x 4x2mg

Non-medikamentosaKebutuhan kalori

• Kebutuhan kalori anak usia 7-12 tahun dengan gizi baik adalah 60-75 kkal/kgbb/hari

• Kebutuhan kalori total : 70 x 25 + 1750 kkal/hari• Kebutuhan karbohidrat 40-45% kalori total

40% x 1750 = 700 kkal /4 = 175 gr• Kebutuhan lemak 30-50% kalori total

45% x 1750 = 787,5 kkal/9 = 87,5 gr• Kebutuhan protein 15% kalori total

15%x 1750 = 262,5 kkal/4 = 65,5 gr

Non- medikamentosa :• Komunikasi

Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa asma timbul karena ada faktor pencetus kemungkinan pada pasien adalah debu akibat rumah yang sedang direnovasi sehingga pada saat ini pasien harus menghindari lingkungan yang berdebu tersebut agar supaya asma tidak kambuh kembali.

• Edukasi Pengendalian lingkungan (bulu binatang, ventilasi, debu dan

kelembaban ruangan,kecoa, serbuk sari) Mengontrol polusi udara didalam dan luar ruangan (asap rokok,

obat nyamuk bakar) Gizi (menjaga daya tahan tubuh agar tidak terserang penyakit,

memilah makanan yang berpotensi alergen)

• Diagnosa akhir Asma serangan sedang episodik jarang

Prognosis

• Qua ad vitam : ad Bonam• Quo ad sanam : dubia ad bonam • Quo ad fungtionam : ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut WHO 2006 definisi asma adalah sebagai gangguan inflamasi kronik saluran napas yang disertai oleh peranan berbagai sel, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T.

Gangguan inflamasi kronik akibat sel-sel inflamasi (sel mast, eusinofil, limfosit T, neutrofil) mediator kimia (histamin, leukotrien, platelet-activating factor, bradikinin), dan faktor kemotaktik( sitokin, eotaksin). Nelson

Definisi

• Batasan asma menurut konsensus internasional : mengi berulang dan batuk persisten dalam keadaan asma adalah paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah disingkirkan.

• Konsensus nasional juga menggunakan batasan ini.

Pada pasien ini : 1. riwayat sesak berulang sudah timbul sejak usia 8

bulan, 2. Uisa 6 tahun didiagnosa asma oleh dokter3. ketika sesak terjadi terdengar bunyi mengi4. sesak timbul karena ada faktor pencetus, pada

pasien lingkungan yang berdebu menjadi faktor pencetus timbulnya serangan asma

5. sesak biasanya terjadi pada malam hari, serangan asma terakhir 3 bulan yang lalu.

nokturnal Episodik Reversible

Masalah epidemiologi yang lain saat ini adalah morbiditas dan mortalitas asma yang relatif tinggi. WHO memperkirakan saat ini terdapat 250.000 kematian akibat asma. Beberapa waktu yang lalu, penyakit asma bukan penyebab kematian yang berarti. Namun, belakangan ini berbagai negara melaporkan bahwa terjadinya peningkatan kematian akibat penyakit asma, termasuk pada anak.survei centers for disease control and prevention (amerika) 2003 mendapatkan prevalens asma seumur hidup adalah 12,5 % dan prevalens asma saat itu adalah 8,5 % pada anak berusia kurang dari 18 tahun.

Epidemiologi

Iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara) Inhalan (debu, kapuk, tungau, sisa-sisa serangga mati, bulubinatang, serbuk sari, bau asap, uap cat) Makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat,

biji-bijian, tomat)Kegiatan fisik (olahraga berat, kecapaian, tertawa terbahak-bahak) Emosi.

Etiologi

Debu (alerge

n)

Inflamasi dan hiperresponsif sal. respiratori

Edema, peningkatan produksi mukus di paru dan masuknya sel-sel inflamasi ke saluran respiratori

dan kerusakan sel epitel

Patogenesis

Penilaian derajat serangan asma

Klasifikasi asma pada anak No

Parameter klinis, kebutuhan obat, dan faal paru

Asma episodik jarang (Asma ringan)

Asma episodik sering (Asma sedang)

Asma persisten (Asma berat)

1. Frekuensi serangan

< 1 x/bulan > 1 x/bulan Sering

2. Lama serangan

< 1 minggu ≥ 1 mingguHampir sepanjang tahun,

tidak ada remisi

3. Diantara serangan

Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam

4. Tidur dan aktivitas

Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu

5. Pemeriksaan fisik diluar serangan

Normal (tidak ada kelainan)Mungkin terganggu (ada

kelainan)Tidak pernah normal

6. Obat pengendali (anti inflamasi)

Tidak perluNonsteroid / steroid hirup

dosis rendahSteroid hirupan/oral

7. Uji faal paru (diluar serangan)*

PEF/FEV1 >80%PEF/FEV1

60-80%PEF/FEV1 <60% variabilitas

20-30%

8. Variabilitas faal paru (bila ada serangan)*

Variabilitas >15%Variabilitas

> 30%Variabilitas >50%

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan fungsi paru.Expiratory flow rate, pulse oxymetry, spirometri.Pemeriksaan hiperreaktivitas saluran napas.Uji provokasi bronkus dengan histamin,

metakolin, lahitan/olahraga, udara kering dan dingin, atau dengan salin hipertonik.

Pengukuran petanda inflamasi saluran napas non-invasif.

Batuk dan/ mengi

Patut diduga asma:- Episodik- Nokturnal/morning dip- Musiman- Pasca aktivitas fisik berat- Riwayat atopi pasien/keluarga

Jika ada fasilitas, periksa dengan peak flow meter atau spirometer untuk menilai:- Reversibilitas (≥ 15%)- Variabilitas (≥ 15%)- Hiperreaktivitas (≥ 20%)

Tidak jelas asma:- Timbul pada masa neonatus- Gagal tumbuh- Infeksi kronik- Muntah/tersedak- Kelainan fokal paru- Kelainan sistem kardiovaskuler

Pertimbangkan pemeriksaan:- Foto Ro toraks dan sinus- Uji fungsi paru- Uji respons terhadap bronkodilator- Uji provokasi bronkus- Uji keringat- Uji imunologik- Pemeriksaan motilitas silia- Pemeriksaan refluks gastrofagus (RGE)

Alur Diagnosis

Berikan bronkodilator

Tidak berhasil

Berhasil

Diagnosis kerja : ASMA

Tentukan derajat & pencetusnya bila asma

episodik sering/persisten : foto rontgen

Berikan obat anti asma:

bila tidak berhasil→nilai ulang diagnosis dan ketaatan

berobat

Tidak mendukung diagnosis lain

Mendukung diagnosis lain

Diagnosis dan pengobatan sesuai dengan diagnosis kerja

Pertimbangkan asma sebagai penyakit penyerta

Bukan asma

Tatalaksana serangan asma pada anak

Tatalaksana awal 1. Nebulisasi β-agonis 1-2 x, selang 20 menit

2. Nebulisasi kedua + antikolinergik3. Jika serangan sedang/berat, nebulisasi langsung dengan β-agonis + antikolinergik

Serangan ringan (nebulisasi 1 x respon baik)

1. Observasi 1-2 jam.2. Jika efek bertahan, boleh pulang.3. Jika gejala timbul lagi, perlakukan

sebagai serangan sedang.

1. Bekali dengan obat β-agonis (hirupan/oral)

2. Jika pencetusnya adalah virus dapat diberikan steroid oral

3. Dalam 24-48 jam kontrol ke klinik rawat jalan

• Serangan sedang • (nebulisasi 2 x respon parsial)

1. Berikan oksigen2. Nilai kembali derajat serangan,

sesuai dengan serangan sedang observasi 1 hari

3. Berikan steroid oral

1. Teruskan pemberian oksigen2. lanjutkan steroid oral3. Nebulisasi tiap 2 jam

4. Dalam 12 jam perbaikan klinis stabil, boleh pulang

5. Klinis tidak membaik, alihkan ke ruang rawat inap

Pada pasien dilakukan pengobatan nebulisasi denagn salbutamol dan ipratropium bromida 2 kali selang jarak 20 menit.

Akan tetapi tidak diberikan steroidPasien menolak untuk dirawat, sehingga diberikan obat salbutamol syrup untuk

dibawa pulang.

Tatalaksana di ruang rawat • Serangan sedang

• (nebulisasi 2 x respon parsial)1. Berikan oksigen

2. Nilai kembali derajat serangan, sesuai dengan serangan sedang

observasi 1 hari3. Berikan steroid oral

1. Teruskan pemberian oksigen2. lanjutkan steroid oral3. Nebulisasi tiap 2 jam

4. Dalam 12 jam perbaikan klinis stabil, boleh pulang

5. Klinis tidak membaik, alihkan ke ruang rawat inap

terapi steroid oral metilprednisolon 0,5-2 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis yakni, (12-48 mg/hari) sediaan oral 6 mg sehingga diberika dexametason 2 kali 1 tablet sehari. Nebulisasi salbutamol dan ipratopium bromida tiap 2 jam, yakni pukul 22.00 WIB dilanjutkan nebulisasi sampai 12 jam kedepan. Yakni pukul 24.00 WIB, 02.00 WIB, 04.00 WIB, 06.00 WIB, 08.00 WIB kemudian apakah ada perbaikan klinis atau tidak jika ya pasien boleh pulang

Seranagn berat (nebulisasi 3 kali, respon buruk)

1. Sejak awal berikan oksigen, saat atau diluar nebulisasi

2. Pasang jalur parenteral3. Nilai ulang keadaan klinis, jika sesuai

dengan serangan berat, rawat.4. Foto rontgen toraks

Ruang rawat inap1. Teruskan oksigen

2. Atasi dehidrasi dan asidosis jika ada3. Steroid IV tiap 6-8 jam 4. Nebulisasi tiap 1-2 jam

5. Aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan6. Jika membaik dalam 4-6 x nebulisasi,

interval menjadi 4-6 jam7. Jika dalam 24 jam perbaikan klinis

stabil, boleh pulang8. Jika dengan steroid dan aminofilin

parenteral tidak membaik alih rawat ke ruang intensif

Tatalaksana jangka panjang asma pada anak

Edukasi 1. Mengontrol alergen di lingkungan :a. Debu rumah atau domestic mate : Cuci sarung bantal, guling, sprei paling la-

ma 1 minggu sekali. Ganti karpet dengan linoleum atau lantai kayu. Ga nti furniture berlapis kain dengan berlapis kulit.

b. Serpihan kulit (alergen binatang) :Pindahkan binatang peliharaan didalam ru mah bila ada.

c. Kecoa : Eliminasi lingkungan yang disukai kecoa, seperti tempat lembab, sisa makanan, dan sampah ter buka.

d. Jamur : Perbaiki semua kebocoran atau sumber air yang berpotensi menim bulkan jamur.

e. Tepung sari bunga : Bila disekitar ruangan berbunga dan merupakan pajanan tepung sari bunga, tutup jendela rapat- rapat dan gunakan AC.

2. Mengontrol polusi udara didalam dan luar ruangana. Hindari berdekatan dengan orang yang sedang merokok.b. Hindari menggunakan spray pembersih rumahc. Hindari penggunaan obat nyamuk yang menimbulkan asap dan spray.

3. Mengontrol faktor pencetus lain.Gizi (menjaga daya tahan tubuh agar tidak terserang pe-nyakit, memilah makanan yang berpotensi alergen)

Prognosis

• Qua ad vitam : ad Bonam• Quo ad sanam : dubia ad bonam • Quo ad fungtionam : ad bonam

Terima kasih, semoga bermanfaat

Daftar pustaka 1. Kliegman R, Behrman R., Jenson H; stanton B.: editor . Childhood asthma. : nelson textbook of pediatric

18 th edition. Philadephia. 2007; chapter 143.2. Kartasasmita, Cissy B. Epidemiologi Asma Anak. Dalam : buku ajar respirologi anak. Editor : rahjoe, N.N.

2012; 71-833. Supriyatno, Bambang. Patogenesii dan Patofisiologi asma anak. Dalam : buku ajar respirologi anak.

Editor : rahjoe, N.N. 2012; 85-974. MS, Makmuri. Patofisiologi Asma. Dalam : buku ajar respirologi anak. Editor : rahjoe, N.N. 2012; 98-1045. Nataprawira, H. M. D. Diagnosis Asma pada Anak. Dalam : buku ajar respirologi anak. Editor : rahjoe, N.N.

2012; 105-119.6. MS, Makmuri.serangan ASMA akut . Dalam : buku ajar respirologi anak. Editor : rahjoe, N.N. 2012; 120-

1337. Rahajoe, Noenoeng. Tatalaksana Jangka Pajang Asma pada Anak. Dalam : buku ajar respirologi anak.

Editor : rahjoe, N.N. 2012; 134-1478. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Serangan Asma Akut. Dalam : pedoman pelayanan medis. Antonius H.T.,

Badriul H., Setyo H., Nikmah S.I., Ellen P.G., Eva D.H.: tim editor . 2010,. (I) 269-739. Mansjoer A., dkk. Asma. Dalam : kapita selekta kedokteran – ilmu kesehatan anak. Mansjoer A.,

suproheita., whardani W., setio wulan W.: editor 2000,. 461-46510. Akib, Arwin AP. Sari Pediatri, Vol. 4, No 2, September 2002: 78-82.11. Latief, A., dkk. Diagnosis Fisis pada Anak. Matondang C., Wahidiyat I., Sastroasmoro S. : Penyunting :

2009; 1-172

top related