skripsi lengkap erzam fauzan (n111 07 009) terbaru edit ke-4. 21-11-13 (print)
Post on 31-Dec-2015
431 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb)DALAM SEDIAAN BEBERAPA PEWARNA RAMBUT
YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSARSECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
ERZAM FAUZANN111 07 009
PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2013
ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb)DALAM SEDIAAN BEBERAPA PEWARNA RAMBUT
YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSARSECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
SKRIPSI
Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana
ERZAM FAUZANN111 07 009
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2013
ii
PERSETUJUAN
ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb)DALAM SEDIAAN BEBERAPA PEWARNA RAMBUT
YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSARSECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
ERZAM FAUZAN
N111 07 009
Disetujui oleh :
Pada tanggal 2013
iii
Pembimbing Utama,
Prof. Dr. Hj. Asnah Marzuki, M.Si., Apt.NIP. 19491018 198003 2 001
Pembimbing Pertama,
Dra. Hj. Aisyah Fatmawathy, M.Si., Apt.NIP. 19541117 198301 2 001
PENGESAHAN
ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb)DALAM SEDIAAN BEBERAPA PEWARNA RAMBUT
YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSARSECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
OLEH :
ERZAM FAUZAN
N111 07 009
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
Pada Tanggal : 2013
Panitia Penguji Skripsi :
1. Drs. Abd. Muzakkir Rewa, M.Si., Apt. : ..........................................
(Ketua)
2. Dra. Rosany Tayeb, M.Si., Apt. : ..........................................
(Sekretaris)
3. Sumerheni, S.Si., M.Sc., Apt. : ..........................................
(Anggota)
4. Prof. Dr. Hj. Asnah Marzuki, M.Si.,Apt. : ..........................................
(Ex Officio)
5. Dra. Hj. Aisyah Fatmawathy, M.Si., Apt. : ..........................................
(Ex Officio)
Mengetahui :Dekan Fakultas farmasiUniversitas Hasanuddin
Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA., Apt.NIP. 19560114 198601 2 001
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya saya
sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak
benar, maka skripsi dan gelar yang diperoleh, batal demi hukum.
Makassar, Desember 2013
Penyusun,
Erzam Fauzan
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah swt karena atas
berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di Fakultas
Farmasi, Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak
rintangan dan hambatan yang dihadapi, namun dengan doa dan bantuan
dari berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan
penghargaan yang tulus kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Asnah Marzuki, M.Si.,
Apt. selaku pembimbing utama, Ibu Dra. Christiana Lethe, M.Si., Apt.
selaku pembimbing pertama, dan Ibu Dra. Hj. Aisyah Fatmawaty, M.Si.,
Apt. selaku pembimbing kedua yang dengan ikhlas telah meluangkan
waktu dan pikirannya untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga
penulis sampaikan kepada ; Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA, Apt. selaku
Dekan Fakultas Farmasi serta penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan dan masukan yang bermakna selama hampir
empat tahun ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada seluruh staf Fakultas Farmasi yang telah banyak memberikan
dukungan, petunjuk dan bimbingannya kepada penulis.
vi
Rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan
kepada ayahanda terhormat ABD Manan Sayadi dan ibunda tersayang
HJ. Mulyani Razak yang telah banyak memberikan pengorbanan baik
moril maupun materil yang tidak akan mampu penulis balas sampai akhir
hayat, di dalam doa yang senantiasa dipanjatkan sebagai pemacu penulis
dalam menghadapi tantangan maupun rintangan selama ananda
menjalani dunia perkuliahan. Penulis juga menyampaikan terima kasih
kepada kaka saya Handriansya SE, Hj Desi Gulfianty, dan adik saya
Ahmad Pradana yang selalu memberikan curahan kasih sayang yang
sebesar-besarnya dan tak henti-henti memberikan semangat. Tak lupa
mereka yang menjadi teman seperjuangan dalam penelitian ini
Muhammad Syaiful yang selalu hadir menemani dan tak henti
memberikan semangat.
Kepada teman-teman Farmasi Angkatan 2007, khususnya Sherwin
Armanda, Ardian, Alfian Partang, Andi Syamsul Bakhri, Rizky Amalia
Salam, Dewita Fatiah, Sjalri Achmad Ariendi, Isma Aziza, Andi Irna Sari
serta kanda Muh. Ismail, S.Si, Apt., Andi Dian Permana, S.Si., serta
semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas
bantuan dan kebersamaannya dalam suka dan duka selama penulis
menuntut ilmu serta dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk
segala sesuatu yang pernah kita lewati bersama baik suka maupun duka.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, banyak kekurangan dan kelemahan. Di dunia tak ada
vii
satupun yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik-Nya. Maka
dari itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan guna
tambahan wawasan agar dalam pengerjaan penelitian selanjutnya dapat
lebih baik.
Akhirnya semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang farmasi, amin.
Makassar, 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang analisis kadar timbal (Pb) dalam beberapa sediaan pewarna rambut yang beredar di kota Makassar secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan pewarna rambut yang beredar di Kota Makassar memenuhi persyaratan kadar timbal asetat, sebagai komponen pewarna, yang telah ditetapkan oleh Depertemen Kesehatan yaitu tidak melebihi dari 0,6%. Preparasi sampel dilakukan dengan mendekstruksi kering sediaan pewarna rambut tersebut dan ditambahkan dengan HNO3
p. Hasil preparasi sampel kemudian diukur kadar timbalnya menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Dari hasil analisa seluruh sampel uji merek H, U, B, T, dan M telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
.
ix
ABSTRACT
A research of analysis of lead (Pb) in hair dye preparations are circulated in the city of Makassar in Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) have been conducted. This research aimed to determine whether circulating hair dye preparations in Makassar eligible levels of lead acetate, as a dye component, which has been established by the Department of Health that does not exceed 0.6%. Sample preparation is done with destruction of dye preparations dried and added with HNO3 p. Sample preparation results were then measured levels of lead using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method. From the analysis of the entire sample test brand H, U, B, T, and M meets specified requirements.
x
DAFTAR ISI
halaman
PERSETUJUAN......................................................................................... iii
PENGESAHAN.......................................................................................... iv
PERNYATAAN............................................................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................vi
ABSTRAK...................................................................................................ix
ABSTRACT.................................................................................................x
DAFTAR ISI................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4
II.1 Kosmetik..................................................................................4
II.2 Kosmetik Rias Rambut.............................................................7
II.3 Komposisi Produk Pewarna Rambut........................................7
II.3.1 Produk Pewarna Rambut Permanen & Demi-Permanen7
II.3.2 Produk Pewarna Rambut Semi-Permanen.....................9
II.3.3 Produk Pewarna Rambut Temporer / Sementara.........10
II.4 Pewarna Rambut...................................................................12
II.4.1 Zat Pewarna Rambut....................................................12
II.4.2 Daya Lekat Zat Warna..................................................12
xi
III.4.3 Proses Sistem Pewarnaan...........................................14
II.5 Absorpsi Kosmetik Secara Perkutan......................................14
II.6 Logam....................................................................................15
II.7 Timbal....................................................................................16
II.7.1 Penggunaan Timbal......................................................16
II.7.2 Toksisitas Timbal..........................................................17
II.8 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)..................................19
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN......................................................22
III.1 Alat dan Bahan yang Digunakan...........................................22
III.2 Metode Kerja.........................................................................22
III.2.1 Pengambilan Sampel...................................................22
II.2.2 Preparasi Sampel.........................................................22
II.2.2 Pemeriksaan Kuantitatif................................................23
II.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data.....................................24
II.4 Pembahasan Hasil dan Pengambilan Kesimpulan.................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................25
IV.1 Hasil Penelitian.....................................................................25
IV.2 Pembahasan.........................................................................26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................28
V.1 Kesimpulan............................................................................28
V.2 Saran.....................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................29
LAMPIRAN................................................................................................31
xii
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL halaman
1. Contoh bahan-bahan dasar prekursor................................................8
2. Contoh bahan-bahan dasar oksidator................................................8
3. Contoh bahan-bahan produk pewarna rambut semi-permanen.........9
4. Contoh bahan-bahan produk pewarna rambut temporer..................11
5. Hasil Analisis Kuantitatif Timbal (Pb) pada pewarna rambut yang beredar di makassar secara Spektrofotometri Serapan Atom..........25
6. Hasil Pengamatan Serapan Larutan Baku Timbal (Pb) pada Panjang Gelombang 283,3 nm.........................................................33
7. Hasil Pengukuran Timbal (Pb) Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)......................................................................................34
xiii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR halaman
1. Gambar Skematik Reaksi Oksidasi Pewarna.....................................9
2. Gambar Contoh Pewarna Semi-permanen......................................10
3. Gambar Contoh Pewarna Dasar Kationik yang Digunakan dalam Produk Pewarna Rambut Semi-permanen............................11
4. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom....................................20
5. Grafik Kurva Baku Timbal (Pb) secara SSA.....................................36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Preparasi Sampel 31
2. Penentuan Linieritas Kurva Baku.....................................................32
3. Hasil Pengukuran Timbal (Pb)..........................................................33
4. Contoh Perhitungan Kadar Timbal Dalam Sampel...........................35
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Rambut berfungsi sebagai mahkota kecantikan, disamping itu
rambut juga berfungsi sebagai pelindung kulit. Pertama sebagai pelindung
terhadap rangsang fisik seperti panas, dingin, kelembaban, dan sinar.
Kedua sebagai pelindung terhadap rangsang mekanik seperti pukulan,
gosokan, dan tekanan serta ketiga sebagai pelindung terhadap rangsang
kimia seperti berbagai zat kimia dan keringat (7,15).
Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin di dalam rambut
yang ada dalam lapisan korteks. Bahan asal pigmen melanin adalah
melanosit yang berada dalam umbi rambut. Melanosit adalah sel-sel yang
menghasilkan pigmen (zat warna) yang menyebabkan rambut asli dapat
memiliki bermacam-macam warna (7,1). Bila sudah mencapai usia lanjut,
warna rambut berubah menjadi putih, dan ini sering kurang disukai
keberadaannya. Rambut menjadi putih dapat disebabkan karena
hilangnya aktivitas enzim dalam sel pigmen dan bisa juga akibat faktor
keturunan (7,15,19).
Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang
digunakan dalam tatarias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk
mengembalikan warna rambut asalnya atau warna lain. Pewarnaan
rambut dapat dilakukan dengan berbagai cara, menggunakan berbagai
jenis zat warna, baik zat warna alami maupun sintetik (7).
1
2
Zat warna yang digunakan pada pewarna rambut salah satunya
adalah metalik, seperti timbal asetat yang dapat menghitamkan rambut
yang dikemas di dalam pewarna rambut (17). Timbal asetat digunakan
hanya untuk cat rambut kepala maksimal 0,6% (b/v) (7).
Penyalahgunaan senyawa timbal sebagai asupan untuk pewarna
rambut masih banyak terjadi. Kandungan timbal dalam kosmetik dapat
diakibatkan oleh kontaminasi dari bahan baku yang digunakan atau
penggunaan pigmen yang mengandung timbal. Timbal dapat masuk ke
dalam tubuh melalui kulit, tertelan atau kontak dengan mata kemudian
masuk ke dalam peredaran darah dan terakumulasi dalam jaringan,
terutama tulang. Jika logam seperti timbal masuk ke dalam tubuh manusia
akan menimbulkan toksisitas yang berpengaruh terhadap sistem
kardiovaskular, saraf, gastrointestinal, urinaria, endokrin, reproduksi dan
bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi (4,18).
Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti tertarik untuk meneliti
kadar timbal yang terdapat pada beberapa sediaan pewarna rambut yang
beredar di Kota Makassar. Pemilihan metode Spektrofotometri Serapan
Atom adalah karena metode ini cepat, spesifik untuk setiap unsur logam
tanpa diperlukan pemisahan, dapat mengukur kadar timbal dalam kadar
rendah serta menggunakan sampel dengan jumlah kecil.
Permasalahan yang timbul adalah apakah sediaan pewarna rambut
yang beredar di Kota Makassar memenuhi persyaratan kadar timbal
asetat, sebagai komponen pewarna/penghitam, yang telah ditetapkan oleh
3
Depertemen Kesehatan yaitu tidak lebih dari 0,6% (b/v). Berdasarkan hal
tersebut diatas, telah dilakukan penelitian mengenai kadar timbal asetat
dalam sediaan pewarna rambut yang beredar di Kota Makassar yang
selanjutnya dibandingkan dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kosmetik
Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti
keterampilan menghias, mengatur. Menurut JELLINEX, kosmetologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika,
biologi dan mikrobiologi tentang pembuatan, penyimpanan dan
penggunaan bahan kosmetika. Defenisi kosmetik dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sediaan
atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan
rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki
bau badan tetapi tidak dimasukkan untuk mengobati atau menyembuhkan
suatu penyakit. Dalam defenisi kosmetik diatas, yang dimaksud dengan
“tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”
adalah sediaan tersebut seyogyanya tidak mempengaruhi struktur dan
faal kulit (15).
Penggolongan kosmetika antara lain : (15)
A. Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I., berdasarkan
kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan
menjadi 13 golongan.
1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lain lain.
4
5
2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain-lain.
3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain.
4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain.
5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut
dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain.
7. Preparat make up (kecuali mata); pemerah bibir, pemerah pipi,
bedak muka dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pastagigi, breath
freshener dan lain-lain.
9. Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminism hygiene
spray dan lain-lain.
10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, dan lain-lain.
12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelernbab, pelindung dan lain-
lain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreen
foundation dan lain-lain.
B. Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan :
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara
modern (termasuk antaranya adalah cosmedics)
6
2. Kosmetik tradisional :
a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari
bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-
temurun.
b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan
pengawet agar tahan lama.
c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-
benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan
tradisional.
C. Penggolongan menurut kegunaanya bagi kulit :
1. Kosmetika perawatan kulit (skin-care cosmetics)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit.
Termasuk di dalamnya:
a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing
cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener)
b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya
moisturizer cream, night cream, anti wrinkle cream.
c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen
foundation, sun block cream/lotion
d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),
misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang
berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver).
7
2. Kosmetika riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit
sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta
menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self
confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat pewarna dan pewangi
sangat besar.
II.2 Kosmetik Rias Rambut
Sediaan rias rambut adalah sediaaan kosmetika yang digunakan
dalam tatarias dengan maksud untuk pewarnaan rambut, pemucatan atau
pemutihan rambut, pelurusan rambut, pengritingan atau pengikalan
rambut dan atau penghilang ketombe, pelembut rambut, penataan rambut,
pembantu perawatan rambut, pelebatan dan atau penyuburan rambut.
Sediaan rias rambut disajikan dalam berbagai bentuk sediaan, seperti
bubuk, emulsi, gel atau jeli, krim, larutan, losio, dan pomit (7).
II.3 Komposisi Produk Pewarna Rambut (10)
II.3.1 Produk Pewarna Rambut Permanen & Demi-Permanen
Produk pewarna rambut permanen diformulasikan dengan dua
komponen yang berbeda dari prekursor-penghubung dasar dan oksidasi
basa. Prekursor dasar terdiri dari surfaktan, alkali, reduktor, prekursor,
coupler, dan air (Tabel 1). Pengoksidasi dasar terdiri dari agen
pengoksidasi (misalnya peroksida), stabilizer untuk peroksida, dan
surfaktan (Tabel 2). Karena peroksida yang tidak stabil dalam larutan
8
alkali, prekursor dan pengoksidasi dasar harus diformulasikan secara
terpisah untuk penyimpanan produk.
Surfaktan digunakan untuk membantu melarutkan prekursor dan
coupler, untuk membantu menyebarkan pewarna secara merata di atas
rambut, dan untuk mengentalkan produk sehingga tidak mudah menetes
ketika digunakan. Alkali diperlukan untuk memfasilitasi reaksi oksidasi dan
zat pereduksi untuk menghambat oksidasi prekursor oleh udara. Surfaktan
dalam dasar oksidasi bekerja sebagai pengental dengan endapan
surfaktan dalam pengenceran ketika dua komponen yang dicampur
bersama-sama, sehingga campuran lebih tebal.
Tabel 1. Contoh bahan-bahan dasar prekursor
Tabel 2. Contoh bahan-bahan dasar oksidator
9
Pewarna untuk produk pewarna permanen dicapai dengan reaksi
oksidasi pewarna prekursor diikuti dengan reaksi dengan coupler
pewarna. Skema reaksi pewarna oksidasi ditunjukkan pada Gambar 1
Gambar 1. Gambar Skematik Reaksi Oksidasi Pewarna
Pewarnaan rambut demi-permanen mirip dengan pewarnaan
rambut permanen dalam hal pewarna oksidatif tetapi menyerupai bahan
akhir dari pewarna rambut semi-permanen. Jumlah peroksidanya kurang
dan karena itu memberikan lebih sedikit kerusakan rambut.
II.3.2 Produk Pewarna Rambut Semi-Permanen
Produk pewarna rambut semi-permanen tidak memerlukan
peroksida atau pencampuran. Formulasi terdiri dari pelarut, surfaktan,
amida, aroma, dan asam atau alkali (Tabel 3). Pelarut yang paling sering
digunakan adalah air dan glikol atau turunan glikol, dan tujuan dari asam
atau alkali adalah untuk menyesuaikan pH.
Tabel 3. Contoh bahan-bahan produk pewarna rambut semi-permanen
10
Jenis-jenis pewarna yang digunakan adalah aromatik amina netral,
amina nitro aromatik, atau turunan antrakuinon. Beberapa contoh dari
semi permanen pewarna yang ditunjukkan pada Gambar 2. Pewarna
dapat diklasifikasikan sebagai pewarna mono-, di-, atau (cincin) trinuclear.
Penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah kecil pewarna rambut
mononuklear memiliki tingkat yang lebih tinggi saat proses pembilasan.
Pewarna dalam jumlah besar mampu mencapai posisi yang lebih
terhambat dalam batang rambut sehingga warna rambut berlangsung
lebih lama.
Gambar 2. Gambar Contoh Pewarna Semi-permanen
II.3.3 Produk Pewarna Rambut Temporer / Sementara
Formulasi pewarnaan temporer dicapai dengan campuran aditif
warna, surfaktan, dan asam atau basa (Tabel 4). Produk-produk ini
tersedia dalam bentuk bilasan, gel, mousse, dan semprotan.
11
Tabel 4. Contoh bahan-bahan produk pewarna rambut temporer
Pewarna dasar kationik sering digunakan dalam formulasi. Gambar
3 menunjukkan beberapa sampel dasar pewarna kationik. Beberapa jenis
pewarna yang digunakan untuk satu formulasi untuk mencapai warna
rambut yang diinginkan.
Gambar 3. Gambar Contoh Pewarna Dasar Kationik yang Digunakan dalam Produk
Pewarna Rambut Semi-permanen
12
II.4 Pewarna Rambut
Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang
digunakan dalam tatarias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk
mengembalikan warna rambut asalnya atau warna lain (7).
II.4.1 Zat Pewarna Rambut
Zat warna yang digunakan dalam pewarna rambut dapat berupa
zat warna alam, sintetik, maupun logam. Zat warna alam yang lazim
digunakan adalah zat warna yang diperoleh dari sumber alam berasal dari
tumbuhan, baik sebagai simplisia, sediaan galenika seperti ekstrak dan
rebusan, sari komponen warna, maupun zat semisintetik yang dibuat
berdasarkan pola warna senyawa komponen warna yang terkandung
dalam simplisianya (7). Zat warna sintetik (buatan) yaitu DC orange no. 4,
DC hitam, dan DC coklat (17).
Dalam zat warna senyawa logam, peranan pewarnaan rambut
ditentukan oleh jenis senyawa logam, jenis pembangkit warna, dan
suasana lingkungan pembawanya. Oleh karena itu zat warna senyawa
logam meliputi, senyawa logam, zat pembangkit warna, asam, alkalis, dan
pembawa. Senyawa logam meliputi bismut sitrat, kadmium sulfat, kobalt
sulfat, nikel sulfat, perak nitrat, tembaga sulfat, dan timbal asetat (8).
II.4.2 Daya Lekat Zat Warna
Berdasarkan daya lekat zat warna, pewarnaan rambut dibagi dalam
3 golongan :
13
1. Pewarna Rambut Temporer
Pewarnaan rambut temporer adalah pewarnaan rambut yang akan
menambah cerah dan warna pada rambut serta tidak menunjukkan efek
yang kekal atas warna rambut. Sifat pewarnaannya pada rambut sebentar
dan mudah dihilangkan dengan keramas menggunakan sampo (7). Bahan
pewarna jenis ini adalah pewarna asam yang mempunyai molekul besar
sehingga tidak mampu masuk ke dalam batang rambut dan mudah
terlepas (17).
2. Pewarna Rambut Semipermanen
Pewarnaan rambut semipermanen adalah pewarnaan rambut yang
memilki daya lekat tidak terlalu lama; daya lekatnya ada yang 4-6 minggu,
ada juga yang 6-8 minggu. Pewarnaan rambut ini masih dapat tahan
terhadap keramas sampo, tetapi jika berulang dikeramas, zat warnanya
akan luntur juga (7).
3. Pewarna Rambut Permanen
Pewarnaan rambut permanen adalah pewarnaan rambut yang
memilki daya lekat jauh lebih lama dan akan tetap melekat pada rambut
hingga :
(1) Pertumbuhan rambut selanjutnya dan rambut yang diwarnai
dipotong.
(2) Dilunturkan dengan proses pemucatan rambut
(3) Dilunturkan dengan penghilang cat
14
Sifat lekat zat warna pada rambut dalam pewarnaan rambut
permanen dapat dibedakan dalam pelekatan penetrasi dan pelekatan
tersalut. Zat warna sangat lekat pada rambut sehingga tidak luntur karena
keramas sampo, dan memerlukan pewarnaan lagi setelah jangka waktu
lebih kurang 3-4 bulan. Pewarnaan rambut permanen ini lebih disukai
karena penggunaannya lebih praktis dan tidak memerlukan pengecatan
kembali dalam jangka waktu yang relatif lama (7).
III.4.3 Proses Sistem Pewarnaan
Berdasarkan proses sistem pewarnaan, pewarna rambut dibagi
dalam 2 golongan :
1. Pewarnaan Rambut Langsung
Sediaan pewarnaan rambut lansung telah mengandung zat warna,
sehingga dapat lansung digunakan dalam pewarna rambut, tanpa terlebih
dahulu harus dibangkitkan dengan pembangkit warna (7).
2. Pewarnaan Rambut Tidak Langsung
Sediaan pewarnaan rambut tidak lansung disajikan dalam 2
kemasan, masing-masing berisi komponen zat warna dan komponen
pembangkit warna. Jika hendak digunakan terlebih dahulu harus
dicampur komponen satu dengan yang lainnya (7).
II.5 Absorpsi Kosmetik Secara Perkutan
Terjadinya absorpsi kosmetika ke dalam tubuh disebabkan kulit
mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang
melekat di atasnya. Celah tersebut adalah (17) :
15
1. Celah antarsel epidermis. Meskipun tersusun berlapis dan satu sama
lainnya terikat oleh jembatan antarsel, masih mempunyai celah yang
dapat dilalui oleh molekul kosmetika.
2. Celah folikel rambut. Lubang keluar folikel rambut biasanya sekaligus
juga merupakan lubang keluat kelenjar palit. Lubang ini merupakan
celah yang dapat dilalui oleh molekul kosmetika.
3. Celah antarsel saluran kelenjar keringat juga merupakan jalam masuk
molekul kosmetika.
Absorpsi kulit terhadap pewarna rambut dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya yaitu (17) :
(1) Intensitas dari pemakaian.
(2) Konsentrasi dari bahan aktif pewarna rambut.
(3) Jenis bahan dasar yang menjadi bahan pelarut pada pewarna
rambut.
(4) Luas tempat pemakaian pewarna rambut.
(5) Unsur pemakai, karena umur biasanya menentukan kondisi kulit.
(6) Struktur kulit tempat pemakaian, kulit yang terluka biasanya
mengabsorpsi pewarna rambut lebih banyak
II.6 Logam
Logam dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu logam esensial dan
logam nonesensial. Logam esensial adalah logam yang sangat membantu
dalam proses fisiologis makhluk hidup dengan jalan membantu kerja
enzim atau pembentukan organ dari makhluk hidup yang bersangkutan.
16
Sebaliknya logam nonesensial adalah logam yang peranannya dalam
tubuh makhluk hidup belum diketahui, kandungannya dalam jaringan
hewan sangat kecil, dan apabila kandungannya tinggi akan dapat
merusak organ-organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Logam
yang dapat menyebabkan keracunan adalah jenis logam berat. Logam ini
termasuk logam yang esensial seperti Cu, Zn, Se dan yang nonesensial
seperti Hg, Pb, Cd, dan As (3).
II.7 Timbal
Timbal adalah sejenis logam yang lunak bewarna abu-abu kebiruan
mengkilat serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Timbal mudah
dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif, sehingga bisa digunakan untuk
melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Logam ini termasuk ke dalam
kelompok logam-logam golongan IV-A pada Tabel Periodik unsur kimia.
Logam ini mempunyai nomor atom 82 dengan bobot atau berat atom
207,2. Timbal meleleh pada suhu 328°C, dan titik didih 1740°C (18).
Timbal adalah logam yang mendapat perhatian karena bersifat
toksik melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang
tercemar timbal. Timbal masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral, lewat
makanan, minuman, pernafasan, kontak lewat kulit, kontak lewat mata,
serta lewat parenteral (18).
II.7.1 Penggunaan Timbal
Timbal dan persenyawaannya banyak digunakan dalam berbagai
bidang. Dalam industri baterai, timbal digunakan sebagai grid yang
17
merupakan alloy (suatu persenyawaan) dengan logam bismut (Pb-Bi)
dengan perbandingan 93:7 (11)
Timbal oksida (PbO4) dan logam timbal dalam industri baterai
digunakan sebagai bahan yang aktif dalam pengaliran arus elektron. Alloy
Pb yang mengandung 1% stibium (Sb) banyak digunakan sebagai kabel
telepon. Alloy Pb dengan 0,15% As, 0,1% Sn, dan 0,1% Bi banyak
digunakan untuk kabel listrik (11).
Persenyawaan Pb dengan Cr (chromium), Mo (molibdenum) dan Cl
(chlor), digunakan secara luas sebagai pigmen “chrom”. Senyawa PbCrO4
digunakan dalam industri cat untuk mendapatkan warna “kuning-chrom”,
Pb(OH)2.2PbCO3untuk mendapatkan warna “timah putih”, sedangkan
senyawa yang dibentuk dari PbO4 digunakan untuk mendapatkan warna
“timah merah” (11).
Dalam perkembangan industri kimia, dikenal pula zat aditif yang
dapat ditambahkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor.
Persenyawaan yang dibentuk dari logam Pb sebagai zat aditif ini ada dua
jenis, yaitu (CH3)4-Pb (tetrametil-Pb) dan (C2H5)4-Pb (tetraetil-Pb) (11).
II.7.2 Toksisitas Timbal
Timbal adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang
bisa berasal dari tindakan yang mengonsumsi makanan, minuman, atau
melalui inhalasi dari udara, debu yang tercemar timbal, kontak lewat kulit,
kontak lewat mata, dan lewat parenteral. Di dalam tubuh, timbal bisa
menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan
18
hemoglobin dan sebagian kecil timbal dieksresikan lewat urin atau feses
karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi
terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut (18).
Pada jaringan atau organ tubuh, timbal juga akan terakumulasi
pada tulang, karena logam ini dalam bentuk ion Pb2+ mampu
menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium) yang terdapat dalam
jaringan tulang. Di samping itu, pada wanita hamil, timbal dapat melewati
plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah
janin dan selanjutnya setelah bayi lahir, timbal akan dikeluarkan bersama
air susu (11).
Timbal bersifat kumulatif. Mekanisme toksisitas timbal berdasarkan
organ yang dipengaruhinya adalah (18) :
1. Sistem haemopoietik; menghambat sistem pembentukan
hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan anemia.
2. Sistem saraf; menimbulkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi,
halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium.
3. Sistem urinaria; menyebabkan lesi tubulus proksimalis, loop of
Henle, serta menyebabkan aminosiduria.
4. Sistem gastro-intestinal; menyebabkan kolik dan konstipasi.
5. Sistem kardiovaskular; menyebabkan peningkatan permeabilitas
pembuluh darah.
6. Sistem reproduksi berpengaruh terutama terhadap
gametotoksisitas atau janin belum lahir menjadi peka terhadap
19
timbal. Ibu hamil yang terkontaminasi timbal bisa mengalami
keguguran.
7. Sistem endokrin; mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi
adrenal.
8. Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.
II.8 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode yang
digunakan untuk mendeteksi atom-atom logam dalam fase gas. Metode ini
seringkali mengandalkan nyala untuk mengubah logam dalam larutan
sampel menjadi atom-atom logam berbentuk gas yag digunakan untuk
analisis kuantitatif dari logam dalam sampel (2). Metode spektrofotometri
serapan atom berdasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom.
Atom- atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu,
tergantung pada sifat unsurnya (12).
Dasar analisis menggunakan teknik spektrofotometri serapan atom
adalah bahwa dengan mengukur besarnya absorbsi oleh atom analit,
maka konsentrasi analit tersebut dapat ditentukan. Ada 4 cara
pembentukan atom dalam spektrofotometri serapan atom yaitu (14) :
1. Dengan menggunakan nyala campuran gas (Flame-AAS).
2. Melalui pembentukan senyawa hidrida diikuti pemanasan.
3. Dengan tanpa nyala untuk analisis merkuri.
4. Menggunakan pemanasan oleh listrik (Electrothermal-AAS atau
Graphite Furnace-AAS).
20
II.8.1 Instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (12)
Gambar 4. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom
a. Sumber Sinar
Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga
(hollow cathoda lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang
mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder
berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu.
Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (neon atau argon). Bila antara
anoda dan katoda diberi selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka
katoda akan memacarkanberas-berkas elektron yang bergerak menuju
anoda yang mana kecepatan dan energinya sangat tinggi. Elektron-
elektron dengan energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju anoda akan
bertabrakan dengan gas-gas mulia yang diisikan tadi. Akibat dari
tabrakan-tabrakan ini membuat unsur-unsur gas mulia akan kehilangan
elektron dan menjadi bermuatan positif.
Ion-ion gas mulia yang bermuatan positif ini selanjutnya akan
bergerak ke katoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi pula. Pada
katoda terdapat unsur-unsur yang sesuai dengan unsur yang dianalisis.
21
Unsur-unsur ini akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Akibat
tabrakan ini, unsur-unsur akan terlempar ke luar dari permukaan katoda.
Atom-atom unsur dari katoda ini mungkin akan mengalami eksitasi ke
tingkat energi-energi elektron yang lebih tinggi dan akan memancarkan
spektrum pencaran dari unsur yang sama dengan unsur yang akan
dianalisis.
b. Monokromator
Monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih
panjang gelombang yang digunakan dalam analisis. Dalam monokromator
terdapat chopper (pemecah sinar), suatu alat yang berputar dengan
frekuensi atau kecepatan perputaran tertentu.
c.Detektor
Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui
tempat pengatoman.
d. Readout
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan
sebagai pencatat hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa
kurva yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
III.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas, cawan porselen,
Fume Hood, labu tentukur, Neycraft, pipet volume, spektrofotometer
serapan atom PinAAcle 900T®, tabung falcon, timbangan analitik.
Bahan yang digunakan adalah akuades, amonium hidroksida,
asam klorida, asam nitrat, baku timbal (Pb), hidrogen peroksida, sediaan
pewarna rambut (merek H, U, B, T, dan M).
III.2 Metode Kerja
III.2.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah sediaan pewarna rambut yang
mengandung timbal atau timah hitam (Pb) yang beredar di Kota
Makassar. Kriteria pemilihan sampel diprioritaskan pada sediaan pewarna
rambut yang tidak memiliki izin registrasi oleh Badan POM. Pengambilan
sampel dilakukan di beberapa pasar dan pedagang kosmetik yang
tersebar di Makassar.
II.2.2 Preparasi Sampel (9,13)
Preparasi sampel dilakukan dengan mendestruksi kering sediaan
pewarna rambut tersebut. Sampel sediaan pewarna rambut ditimbang
sebanyak 0,5 gram kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen dan
dibakar sampai membentuk abu kemudian ditambahkan dengan asam
22
23
nitrat pekat. Setelah itu dimasukkan dalam Neycraft dan dipijarkan /
ditanur selama 3 jam.
II.2.2 Pemeriksaan Kuantitatif
II.2.2.1 Pembuatan larutan baku timbal (6)
Larutan timbal pekat larutkan 159,8 mg timbal nitrat p dalam 5 ml
larutan asam nitrat p encerkan air secukupnya hingga 1000,0 ml
II.2.2.2 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Timbal (8,9,13)
Larutan standar timbal (1000 mcg/ml) dipipet sebanyak 10 ml,
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan 10 ml HCl 3%
kemudian dicukupkan volumenya dengan akuades hingga tanda batas
(konsentrasi 100 mcg/ml).
Larutan kerja timbal dibuat dengan memipet 0, 5, 10, 15, dan 20 ml
larutan baku 100mcg/ml dan dimasukkan masing-masing ke labu tentukur
50 ml dan ditambahkan 10 ml HCl 3% kemudian dicukupkan volumenya
dengan akuades hingga tanda batas (konsentrasi 0, 10, 20, 30, dan 40
mcg/ml) kemudiaan diukur pada spektrofotometri serapan atom pada
panjang gelombang 283,3 nm.
II.2.2.3 Penentuan Kadar Timbal Dalam Sampel (8,9,13)
Sampel hasil preparasi di dalam Fume Hood diencerkan dengan
HCl 3% dan disaring sampai 10 ml ke dalam tabung Falcon kemudian
dipipet 1 ml Dari tabung tersebut kemudian dilalukan proses analisis
secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dengan panjang gelombang
283,3 µm untuk mengukur kadar timbalnya.
24
II.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Data yang diperoleh berupa nilai serapan dari pengukuran
menggunakan spektrofotometer serapan atom dikumpulkan. Selanjutnya
dilakukan penghitungan konsentrasi serta kadar dari unsur analit.
II.4 Pembahasan Hasil dan Pengambilan Kesimpulan
Pembahasan diuraikan berdasarkan hasil pengolahan data yang
diperoleh dan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh
badan yang berwenang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian di peroleh sebagai berikut (tabel 5):
Tabel 5. Hasil Analisis Kuantitatif Timbal (Pb) pada pewarna rambut yang beredar di makassar secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
MerekReplikas
i
Bobot Sampel
(g)
Absorban
Konsentrasi
Kadar (%)
HI 0,5027 0,0021 1,4737 0,0029II 0,5034 0,0024 1,6316 0,0032III 0,5024 0,0004 0,5789 0.0012
RATA-RATA 0,0030
UI 0,5033 0,0017 1,2632 0,0025II 0,5024 0,0012 1,0000 0,0020III 0,5044 0,0223 12,1053 0,0240
RATA-RATA 0,0022
BI 0,5037 0,0003 0,5263 0,0010II 0,5056 0,0016 1,2105 0,0024III 0,5041 0,0003 0,5263 0,0010
RATA-RATA 0,0010
TI 0,5038 0,0296 15,9474 0,0317II 0,5059 0,0434 23,2105 0,0459III 0,5046 0,0376 20,1579 0,0399
RATA-RATA 0,0392
MI 0,5029 0,0002 0,4737 0,0009II 0,5032 0,0007 0,7368 0,0015III 0,5025 0,0012 1,0000 0,0020
RATA-RATA 0,0015
25
26
IV.2 Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan analisis kadar timbal (Pb) pada
beberapa sediaan pewarna rambut yang beredar di kota Makassar
dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Adapun sediaan rambut yang dijadikan sampel antara lain merek H, U, B,
T, dan M. Pemilihan metode Spektrofotometri Serapan Atom adalah
karena metode ini cepat, spesifik untuk setiap unsur logam tanpa
diperlukan pemisahan, dapat mengukur kadar timbal dalam jumlah kecil
serta menggunakan sampel dengan jumlah kecil.
Pada proses preparasi sampel dilakukan dengan metode
desktruksi kering. Proses dekstruksi ini dilakukan dengan maksud
menghilangkan senyawa-senyawa organik yang terkandung dalam
sampel sehingga yang tersisa hanya senyawa-senyawa anorganik dimana
logam-logam berat termasuk dalam senyawa anorganik tersebut.
Preparasi sampel dilakukan cara sediaan pewarna rambut
ditimbang sebanyak 0,5 gram kemudian di masukkan ke dalam cawan
porselen dan dibakar sampai membentuk abu kemudian ditambahkan
dengan asam nitrat pekat. Setelah itu di masukkan dalam Neycraft dan
dipijarkan / ditanur selama 3 jam. Sampel hasil preparasi di dalam Fume
Hood diencerkan dengan HCL 3% dan disaring sampai 10 ml ke dalam
tabung Falcon kemudian dipipet 1 ml. Dari tabung tersebut kemudian
dilalukan proses analisis secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
dengan panjang gelombang 288,3 µm untuk mengukur kadar timbalnya.
27
Berdasarkan hasil analisis pada sampel merek H, U, B, T, dan M
diperoleh rata-rata kadar timbal (Pb) berturut-turut sebesar 0,0030%;
0,0022%; 0,0010%; 0,0392%; dan 0,0015% (tabel 5-7). Untuk persyaratan
kadar timbal (Pb) yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI
(DEPKES) dalam sediaan pewarna rambut yaitu tidak boleh melebihi dari
0,6% (7). Efek samping yang tidak diinginkan jika logam seperti timbal
masuk ke dalam tubuh manusia akan menimbulkan toksisitas yang
berpengaruh terhadap sistem kardiovaskular, saraf, gastrointestinal,
urinaria, endokrin, reproduksi dan bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi
(4,18).
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dapat dinyatakan bahwa
pada semua sempel uji dengan merek yaitu H, U, B, T, dan M diperoleh
rata-rata kadar lebih kecil dari 0,6% atau sesuai dengan persyaratan yang
telah di tetapkan oleh Departemen Kesehatan RI.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kadar timbal (Pb) rata-rata pada sediaan merek H, U, B, T, dan M
diperoleh berturut-turut sebesar 0,0030%; 0,0022%; 0,0010%;
0,0392%; dan 0,0015%.
2. Untuk seluruh sampel uji merek H, U, B, T, dan M telah memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI
yaitu kadar timbal (Pb) dibawah dari 0,6%.
V.2 Saran
1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap cemaran logam
berat lainnya pada sediaan pewarna rambut.
2. Disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memeriksa kadar
timbal pada rambut pasca penggunaan pewarna rambut
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Bariqina, E. dan Ideawati. 2001. Perawatan & Penataan Rambut. Yogyakarta : Adi Cita Karya Nusa.
2. Bender, G.T. 1987. Principal of Chemical Instrumentation. Philadelphia: W.B.Sounders Company.
3. Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Cetakan I. Jakarta: Universitas Indonesia.
4. Davis, Mary E. Reasor, Mark J. Principles of Toxicology. General Principles of Pharmacology.Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. 2009.
5. Departemen Kesehatan. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor: 376/Menkes/Per/1990. Bahan, Zat Warna, Zat Pengawet, Dan Tabir Surya Pada Kosmetika
6. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi ke III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
7. Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta : Depkes.
8. Jannah, Fathul. 2010. Pemeriksaan Asupan Timbal Pada Sediaan Pewarna Rambut Bentuk Serbuk Yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Sumatera Utara : USU
9. Konde, Pravin. Analysis of the “Big Four”- toxic elements, Pb, Cd, Hg and As in the Ayurvedic Herbal Tonic - Chyawanprash using FIAS 100 coupled to a PinAAcle™ 900T AAS. Perkin Elmer Inc. India.
10. Munshi, Shushan. 2004. Hair Coloring Products. CE 457/527 Colloid and Surface Phenomena, Spring
11. Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
12. Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Universitas Islam Indonesia
29
30
13. Sarojam, Praveen. Analysis of Pb, Cd and As in Tea Leaves Using Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrophotometry.Perkin Elmer Inc. Shelton. USA.
14. Susanto, Y. M.Si. 2010. Prinsip Dasar Atomic Absorption Spectrometry. Bandung: Pusat Penelitian Kimia-LIPI.
15. Tranggono, R.I.S dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
16. Vogel, A. I. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Penterjemah: Sutiono, L., dkk. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
17. Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik. Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
18. Widowati, W, dkk. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
19. Young, A. 1974. Practical Cosmetic Science 2nd Edition. London: Mills & Boon Limited.
LAMPIRAN I
PREPARASI SAMPEL
31
Sediaan Pewarna Rambut
Cawan porselin
Fume Hood
- Di timbang sebanyak ±0,5 g
- dibakar sampai membentuk abu- ditambahkan asam nitrat pekat
Tabung Falcon
- Di larutkan HCl 3% dan di saring sampai 10 ml
AAS
Kadar Pb
- Dipijar/tanur selama 3 jam
Neycraft
- Di pipet 1 ml
LAMPIRAN II
PENENTUAN LINIERITAS KURVA BAKU
32
Larutan standar Pb (1000 ppm)
Larutan stok (100 ppm)
- Diambil 10 ml & dimasukkan dalam labu ukur 100ml- Ditambah dengan HCl 3%
AAS, =283,3
Kurva Linearitas Baku
10 ppm0 ppm 20 ppm 30 ppm 40 ppm
Labu tentukur 50 ml
Pipet 0 ml Pipet 5 ml Pipet 10 ml Pipet 15 ml Pipet 20 ml
- Ditambah dengan HCl 3%
LAMPIRAN III
HASIL PENGUKURAN TIMBAL (Pb)
Tabel 6. Hasil Pengamatan Serapan Larutan Baku Timbal (Pb) pada Panjang Gelombang 283,3 nm
Konsentrasi (ppm) Serapan
0
10
20
30
40
0,0015
0,0151
0,0367
0,0581
0,0749
Persamaan garis regresi : y = bx - a
Dimana : y = serapan
x = konsentrasi
berdasarkan perhitungan diperoleh nilai :
a = - 0,0007
b = 0,0019
r = 0,9948
persamaan garis regresi menjadi y = 0,0019x - 0,0007
33
Tabel 7. Hasil Pengukuran Timbal (Pb) Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Merek KODE A C (mg/L)Berat sampel
(g)C sampel
(mg/L)kadar (%)
H I 0,0021 1,4737 0,5027 50270 0,0029II 0,0024 1,6316 0,5034 50340 0,0032III 0,0004 0,5789 0,5024 50240 0,0012
RATA-RATA 0,0030U I 0,0017 1,2632 0,5033 50330 0,0025
II 0,0012 1,0000 0,5024 50240 0,0020III 0,0223 12,1053 0,5044 50440 0,0240
RATA-RATA 0,0022B I 0,0003 0,5263 0,5037 50370 0,0010
II 0,0016 1,2105 0,5056 50560 0,0024III 0,0003 0,5263 0,5041 50410 0,0010
RATA-RATA 0,0010T I 0,0296 15,9474 0,5038 50380 0,0317
II 0,0434 23,2105 0,5059 50590 0,0459III 0,0376 20,1579 0,5046 50460 0,0399
RATA-RATA 0,0392M I 0,0002 0,4737 0,5029 50290 0,0009
II 0,0007 0,7368 0,5032 50320 0,0015III 0,0012 1,0000 0,5025 50250 0,0020
RATA-RATA 0,0015
34
LAMPIRAN IV
CONTOH PERHITUNGAN KADAR TIMBAL DALAM SAMPEL
Misalnya pada pewarna rambut merek black henna yang dilarutkan
dengan HNO3 0,1N dengan berat sampel 0,5027 g dilarutkan dalam 10 ml.
Absorbansi (Y) = 0,0021
Persamaan Regresi : Y = 0,0019x – 0,0007
X=0,0021+0,00070,0019
=1,4737mg / l
C (Konsentrasi) sampel dalam 10 ml :
= 0,5027g / 10ml 502,7mg / 0,01L
= 50270 mg/l
%kadar= 1,4737mg / lx 100%=0,0029%
35
Gambar 5. Grafik Kurva Baku Timbal (Pb) secara SSA
36
0 5 10 15 20 25 30 35 40 450
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
f(x) = 0.001898 x − 0.000699999999999999R² = 0.994800664525222
PbLinear (Pb)
Konsentrasi (bpj)
Abs
orba
n
top related