skripsi dwi anita sari
Post on 07-Aug-2015
135 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI GAYA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:Dwi Anita SariNIM 4106101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2010
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI GAYA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSIDiajukan untuk Melengkapi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Dwi Anita SariNIM 4106101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU2010
LEMBAR PERSETUJUAN
Naskah Skripsi oleh Dwi Anita Sari NPM 4106101 ini Telah disetujui pembimbing untuk diajukan kepada
Tim Penguji
Lubuklinggau, 7 Oktober 2010
Penulis,Dwi Anita SariNIM 4106101
Disetujui dan Disahkan oleh
Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,
Ahmad Amin, M.Si. Endang Suswati, S.Pd.
MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
H.M. Rudy Hartoyo, M.Pd.
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dwi Anita Sari
NIM : 4106101
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Somatis
Auditori Visual Intektual (SAVI) Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa pada Materi Gaya Kelas VIII Sekolah SMP
Negeri 11 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul tersebut di atas
adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah serta etika keilmuan
yang berlaku dalam masyarakat ilmiah.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang
dijatuhkan kepada saya, apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan atau plagiat dalam karya ilmiah ini atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya tulis ini.
Lubuklinggau, Oktober 2010Yang Membuat Pernyataan,
Dwi Anita SariNIM. 4106101
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Demi Masa Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran”
(Q.S Al-’Asr)
“…. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “
(Q.S Al-Mujaadilah :11)
PersembahanDengan segenap cinta dan kasih sayang, melelui coretan yang penuh arti, kupersembahkan karya sederhana ini
kepada :
Allah SWTTerimakasih ya Allah,,,,Engkau Sang Maha Pemberi
Cahaya yang senantiasa menebarkan cahayaMu,,,Karya kecil ini tidak akan tercipta tanpa ridhoMu,,,
Bapak dan mama’ tercintaTerimakasih telah membekaliku dengan harta yang tak
ternilai harganya yaitu seikhlas doa dan segenap kasih sayang yang
tercurah dalam setiap langkah hidupku dalam menggapai cita,,
Kak Har & Yuk Eka yang telah memberikan meteri dan motivasi selama ini hingga aku dapat menyelesaikan
pendidikanku.Adik dan keponakanku tersayang (Trio, Bagus, Arini dan
Affan)
Pembimbingku,,,Pak Ahmad Amin, M.Si dan Bu Endang Suswati,S.Pd,
terimakasih untuk waktu, motivasi dan bimbingannya s’lama ini,,,
My friend’sTeman seperjuanganku,,,Yu’Rika n mmz Warno,,thanks
untuk keceriaan, kasih sayang, dan semunya,,,kebersamaan kita menjadi pelengkap
cerita dalam hidupku,,M’Nova,Tri Lestari, Ima, Wenny, Hesti, Wati, Yuyun, Nina, Dewi, Erli, Y’desi, Ari’ n all my friend in
Fisika, kebersamaan kita dan kehadiran kalian sangatlah
berarti,,, thank’s at all
Teman-teman math ‘06
Almamaterku
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah penyusun haturkan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah,
serta karunia-Nya maka skripsi ini dapat penulis selesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Tak lupa pula sholawat serta salam penulis haturkan kepada jujungan
kita nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Somatis Auditori Visual Intektual (SAVI) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
pada Materi Gaya di Kelas VIII Sekolah SMP Negeri 11 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2010/2011”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik
Indonesia (STKIP-PGRI) Lubuklinggau.
Bersama ini juga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, aka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak H.M. Lukman Nawi, M.Pd. selaku Ketua STKIP PGRI Lubuklinggau.
2. Bapak H.M. Rudy Hartoyo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
STKIP PGRI Lubuklinggau.
3. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau.
4. Bapak Ahmad Amin, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan saran dan arahan sehingga
skripsi ini menjadi lebih berarti.
5. Ibu Endang Suswati, S.Pd. selaku pembimbing kedua yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Sunardi, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 11 Lubuklinggau yang telah
memberikan izin, bantuan, dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Fisika dan Staf Karyawan STKIP-
PGRI Lubuklinggau yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu
kelancaran studi penulis selama masa pendidikan.
8. Keluargaku terutama orang tua, kakak dan adik tercinta, yang telah
memberikan banyak dukungan baik materil maupun moril.
9. Sahabat-sahabatku dan teman seperjuangan program studi pendidikan fisika
angkatan 2006.
10. Semua pihak yang telah ikut serta membantu secara langsung maupun tidak
langsung dalam penelitiandan penyusunan skripsi ini.
Semoga semua bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat rahmat
dan pahala dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bawah dalam tulisan ini
masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan karya ini. Akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
Lubuklinggau, Oktober 2010
Penulis
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) terhadap hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh cara mengajar guru yang masih menerapkan metode pembelajaran konvesional. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau? Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni, dengan desain yang digunakan adalah Control group pre-test post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau berjumlah 146 siswa. Dua kelas diambil sebagai sampel secara acak, dimana kelas VIII1 terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII2 sebagai kelas kontrol. Kelas ekperimen diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI sedangkan kelas kontrol diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes, tes berbentuk uraian sebanyak enam soal. Data skor tes akhir dianalisis dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf kepercayaan 95% didapat thitung = 2,33 dan ttabel = 2,17 karena t hitung > t tabel, maka diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) terhadap hasil belajar fisika siswa.
Kata Kunci : Kooperatif, SAVI, Hasil Belajar, Gaya.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN............................................................................................. iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4C. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 4D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5F. Penjelasan Istilah ......................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. Deskripsi Teoritik....................................................................... 71. Pengertian Belajar.................................................................. 72 Hasil Belajar .......................................................................... 83 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.................... 94 Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) ................ 105 Model Kooperatif Tipe SAVI................................................ 156 Gaya ...................................................................................... 18
B. Hipotesis Penelitian ................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 24
A. Desin Penelitian ......................................................................... 24B. Variabel Penelitian...................................................................... 25C. Populasi dan Sampel .................................................................. 25D. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 26E. Uji Coba Instrumen Penelitian.................................................... 28
1. Validitas Tes ........................................................................ 282. Uji Reliabelitas .................................................................... 303. Taraf Kesukaran..................................................................... 314. Daya Pembeda....................................................................... 33
F. Teknik Analisis Data.................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 39
A. Analisis Deskripsi Data Penelitian ............................................ 39B. Pengujian Hipotesis.................................................................... 43C. Pembahasan ............................................................................... 47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 50
A. Simpulan .................................................................................... 50B. Saran ........................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 51
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
1. Kisi-kisi Soal Tes Pre-test dan Post-test....................................................... 53
2. Soal Tes Kemampuan Siswa........................................................................ 55
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol..................................... 72
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen............................... 73
5. Lembar Kerja Siswa..................................................................................... 87
6. Fhoto pelaksanaan belajar siswa ................................................................. 90
LAMPIRAN B
1. Skor Uji Coba............................................................................................... 91
2. Skor Kelompok Atas.................................................................................... 92
3. Skor Kelompok Bawah................................................................................ 93
4. Perhitungan Indeks Kesukaran Soal............................................................. 97
5. Perhitungan Validitas................................................................................... 100
6. Perhitungan Reliabilitas............................................................................... 102
7. Perhitungan Daya Pembeda Soal................................................................. 103
LAMPIRAN C
1. Skor Hasil Observasi ................................................................................... 106
2. Skor Tes Awal dan Tes Akhir..................................................................... 107
3. Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku................................................ 111
4. Perhitungan Uji Normalitas.......................................................................... 118
5. Perhitungan Uji Homogenitas..................................................................... 119
6. Perhitungan Uji Kesamaan Dua Rata-rata.................................................... 122
LAMPIRAN D
1. Surat Permohonan Persetujuan Judul/Pembimbing Skripsi......................... 127
2. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi........................................................ 128
3. Surat Persetujuan Judul Skripsi.................................................................... 129
4. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi............................................................ 130
5. Surat Permohonan Izin Penelitian................................................................ 134
6. Surat Permohonan Izin Penelitian Diknas.................................................... 135
7. Surat Keterangan Selesai Penelitian............................................................. 136
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fase pembelajaran kooperatif .................................................... 14
Tabel 3.1 Control Group Pre-test Post-test Design penelitian................... 24
Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau......... 26
Tabel 3.3 Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba ....................................... 30
Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba ....................... 32
Tabel 3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba ............................. 34
Tabel 3.6 Rekapitulasi HASIL Tes Uji Coba ............................................ 34
Tabel 3.7 Kategori Penilaian Observasi...................................................... 35
Tabel 4.1 Rekapitulasi Persentase Data Aktivitas Kelompok.................... 40
Tabel 4.2. Rata-rata Simpangan Baku Hasil Pre-test................................. 42
Tabel 4.3. Rata-rata Simpangan Baku Hasil Post-test................................ 43
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir ................ 44
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir ............. 45
Tabel 4.6. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Tes Awal dan Tes Akhir . . . 46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gaya-gaya yang segaris kerja dan searah............................ 19
Gambar 2.2 Gaya-gaya yang segaris kerja dan berlawan arah................ 19
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai satu kesatuan sistem pendidikan diharapkan mampu
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang di perlukan untuk kehidupannya dimasa yang akan datang.
Pengalaman belajar tersebut bukan hanya terjadi dalam kegiatan
pembelajaran di kelas, melainkan dalam iklim kehidupan dan budaya
sekolah secara keseluruhan, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat
diwujudkan. “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”(UU. No.20.2003:3).
Untuk mewujudkan dan meningkatkan kualitas pendidikan tentu saja
tidak terlepas dari proses belajar mengajar sebagai kegiatan utama di
sekolah. Guru adalah sebagai pengajar mempunyai tanggung jawab yang
besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Guru merupakan kunci
utama yang berperan dalam pengembangan kualitas individu menuju warga
negara yang memahami ilmu dan teknologi. Bagaimana pun baiknya sarana
dan prasarana, alat bantu, kurikulum, dan faktor lainnya tidak akan ada
1
artinya, bila guru tidak mampu mengorganisir semua sumber belajar menjadi
hal-hal yang bermakna (Amien, 2004:2).
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, guru harus memilih strategi
yang tepat untuk menyampaikan pokok bahasan yang akan disampaikan.
Strategi pembelajaran fisika yang diterapkan selama ini adalah metode
pembelajaran yang bersifat konvensional, dimana pembelajaran tersebut
berpusat pada guru (teacher centered) artinya guru sebagai sumber
pengetahuan utama dalam proses pembelajaran, dengan metode ceramah
sebagai metode utama, hal tersebut membuat siswa merasa jenuh, bosan,
pasif, dan siswa hanya menghapal serta mengingat apa yang telah dipelajari.
Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam belajar fisika sehingga
dapat menimbulkan kurangnya pemahaman dari konsep pelajaran yang telah
siswa pelajari.
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat memotivasi
siswa belajar fisika dan meningkatkan keaktifan siswa adalah model
pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Model pembelajaran
tersebut merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini
menjadi perhatian dan dianjurkan dalam bidang pendidikan. Menurut Slavin
(Dalam Sanjaya, 2007: 240) ada 2 alasan yaitu:
1. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus dapat
meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
menerima kekurangan diri dan orang lain.
2. Dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir,
memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan.
Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan
bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang
selama ini memiliki kelemahan.
Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)
merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif, pembelajaran
yang melibatkan semua indra dalam aktifitas belajar. Belajar berdasarkan
aktifitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/pikiran
terlibat dalam proses pembelajaran, karena tubuh dan pikiran bukan
merupakan dua entitas yang terpisah. Keduanya adalah satu.
Intinya, tubuh adalah pikiran dan pikiran adalah tubuh.
Menghalangi fungsi tubuh dalam belajar berarti kita
menghalangi fungsi pikiran sepenuhnya (Meier, 2002).
Sehubungan dengan hal tersebut peneliti ingin memperkenalkan
salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengaktifkan semua indra
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Somatis Auditori Visual Intelektual
(SAVI). Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Somatic
Auditori Visual Intelektual (SAVI) diharapkan mampu mengefektifan proses
pembelajaran, menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran, membawa kesegaran, dan variasi baru bagi
pengalaman belajar siswa sehingga siswa tidak bosan dan tidak pasif.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa pada Materi Gaya di Kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau Tahun
Pelajaran 2010/2011”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe SAVI terhadap hasil belajar fisika siswa
pada materi gaya kelas VIII SMP 11 Negeri Lubuklinggau?”
C. Ruang Lingkup Penelitian
Melihat luasnya permasalahan yang tercakup dalam penelitian ini,
juga terbatasnya dana, waktu, dan kemampuan penulis, maka ruang lingkup
penelitian yang akan dibahas yaitu :
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII-1 dan VIII-2 SMP
Negeri 11 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Materi yang dipilih yaitu Gaya dan pengaruhnya.
3. Hasil belajar yang akan diteliti dalam penelitian adalah hasil
belajar yang bersifat kognitif, yang diperoleh melalui tes setelah
penyajian pokok bahasan.
4. Pada penelitian ini kelas eksperimen akan diajarkan dengan
Pembelajaran kooperatif tipe SAVI sedangkan kelas kontrol akan
diajarkan dengan Pembelajaran konvensional.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar fisika
siswa di kelas VIII SMP 11 Negeri Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011
setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah berupa
perbaikan proses pembelajaran yang diharapkan meningkatkan citra
sekolah dan kualitas lulusan.
b. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam memperbaiki
proses pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dan aktivitas siswa.
c. Diharapkan dapat memotivasi siswa agar lebih aktif dalam proses
pembelajaran fisika di kelas.
d. Menambah pengalaman peneliti dan memberikan sumbangan
pemikiran serta informasi bagi peneliti yang ingin meneliti masalah ini
lebih lanjut.
F. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari munculnya pengertian ganda terhadap istilah–
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan
penjelasan sebagai berikut:
1. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
2. Pengaruh adalah akibat yang ditimbulkan/yang terjadi setelah
diberikan perlakuan pembelajaran kooperatif tipe SAVI.
3. Somatic, Auditory, Visual, Intelektual (SAVI) adalah salah satu
tipe pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas
intelektual dan penggunaan semua indra yang berpengaruh pada
pembelajaran.
4. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang bersifat
kognitif, setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe SAVI.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Pergertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya Slameto (2003:2), Belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat pengalaman dan latihan (Djamarah, 2002: 11).
Selanjutnya Sanjaya (2008:112) mengatakan bahwa belajar
bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, melainkan proses mental
yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya
perubahan perilaku. Aktivitas mental tersebut dapat terjadi karena individu
tersebut berinteraksi dengan lingkungan. Proses belajar merupakan
kegiatan mental, dengan kata lain, perubahan dalam diri orang yang
belajar tidak dapat disaksikan. Kita hanya mungkin menyaksikannya dari
adanya gejala-gejala perubahan perilaku yng tampak.
Menurut Sudjana (2002:28), mengatakan bahwa belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaanya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian belajar di
atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dimana di
dalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan
lingkungan yang mengakibatkan adanya perubahan ke arah yang lebih
baik meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan
psikomotorik (keterampilan).
2. Hasil Belajar
Menurut Anni (2005:4), hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar.
Perolehan aspek-aspek perubahan tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa
penguasaan. Hasil belajar ini sangat dibutuhkan sebagai petunjuk untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang
sudah dilaksanakan. Selanjutnya menurut Hamalik (2003:30), menyatakan
bahwa Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada
siswa setelah melakukan proses belajar mengajar.
7
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:3), hasil belajar merupakan
hasil dari suatu tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama mengikuti
proses belajar mengajar, maka perlu dilaksanakan pengukuran hasil belajar
siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk angka atau nilai tertentu. tujuan hasil belajar adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan
tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai, huruf atau simbol.
Berdasarkan pandangan dari para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku siswa,
perubahan tingkah laku ini meliputi segenap ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Berkaitan dengan penelitian ini penulis membatasi hasil
belajar pada ranah kognitif yang dilihat dari kemampuan siswa dalam
proses pembelajaran yang ditinjau dari nilai-nilai yang diperoleh siswa.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah:
a. Faktor internal
Faktor internal mencakup kondisi jasmaniah (kesehatan, cacat
tubuh),dan psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan).
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal antara lain mencakup faktor lingkungan
keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan), faktor lingkungan sekolah (metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), faktor
lingkungan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang
mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah kemampuan intelekgensi,
kesehatan, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah faktor lingkungan sekolah,
yang didalamnya terkandung metode belajar mengajar yang berkaitan erat
dengan model pembelajaran.
4. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Kunandar (200:337) mengatakan ”pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembalikan
interaksi yang saling asuh antara siswa untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan
permusuhan”.
Menurut Salvin (dalam Isjoni, 2009:15), bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana sistem belajar
dan bekerja dalam kelompok kecil yang berjumlah empat sampai lima
orang secara kolaboratif sehingga dapat memotivasi siswa dalam
belajar. Sedangkan menurut Sanjaya (2007:239) strategi pembelajaran
kooperatif atau pembelajaran kelompok adalah serangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Pembelajaran kooperatif melibatkan siswa bekerjasama dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang dirancang guru sebelumnya dan
guru berfungsi sebagai fasilitator dan pengayom, maka pembelajaran
koperatif yang dimaksudkan agar siswa benar-benar menerima ilmu
dari pengalaman belajar bersama-sama dengan rekan-rekannya baik
yang sudah dikatakan lemah dalam memahami konsep/materi
pelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
mengelompokkan peserta didik dalam kelompok yang heterogen untuk
dapat mengerjakan tugas yang terstruktur dari pendidik secara gotong
royong.
b. Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2009:27), ciri - ciri model pembelajaran
kooperatif yaitu:
1) Setiap anggota memiliki peran.
2) Terjadi hubungan interaksi langsungn dengan siswa
3) Setiap anggota kelompok bertangung jawab atas belajarnya dan
juga teman-teman sekelompoknya.
4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok.
5) Guru hanya berinteraksi dengan keompok saat diperlukan.
c. Unsur – Unsur Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif, agar mendapat hasil
maksimal, ada beberapa unsur yang harus diterapkan. Menurut Lie
(2009:31) ada lima unsur, yaitu:
1) Saling Ketergantungan Positif.
Setiap anggota kelompok harus merasa bahwa mereka
memerlukan kerjasama untuk mencapai keberhasilan kelompok.
Nilai kelompok diperoleh dari sumbangan dari setiap anggota
kelompok berdasarkan kemampuan masing – masing, sehingga
tidak ada yang merasa dirugikan.
2) Tanggung Jawab Perorangan
Unsur ini merupaka akibat langsung dari unsur pertama,
Setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk
melakukan yang terbaik demi keberhasilan kelompok masing-
masing. Siswa tidak diperkenankan mendominasi atau
menggantungkan diri pada siswa lain. Setiap individu memiliki
tanggung jawab memahami dan mengerjakan materi atau tugas
untuk keberhasilan dirinya dan juga untuk keberhasilan kelompok.
3) Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk
bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk
kekompakan dalam kelompok sehingga dapat berinteraksi dengan
baik dan dapat menghargai perbedaan yang ada.
4) Komunikasi Antar Anggota
Keterampilan berkomunikasi siswa harus ditumbuhkan
karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada
kesediaan para anggota untuk saling mendengarkan pendapat yang
disampaikan dan kemampuan mereka mengemukakan pendapat
secara baik dan benar.
5) Evaluasi Proses Kelompok
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka, sehingga selanjutnya mereka dapat bekerjasama dengan
lebih efektif.
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SAVI
Pembelajaran kooperatif tipe Somatic, Auditory, Visual,
Intelektual (SAVI) adalah salah satu tipe pembelajaran yang
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan
penggunaan semua indra pada waktu belajar.
Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang
menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh
tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi,
menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang
belajar dengan cara-cara yang berbeda.
Menurut Meier (2002:91), manusia memiliki empat dimensi
yakni: tubuh atau somatis (S), pendengaran atau auditori (A), penglihatan
atau visual (V), dan pemikiran atau intelektual (I). Bertolak dari
pandangan ini ia mengajukan pembelajaran aktif yang disingkat dengan
SAVI (somatis, auditori, visual dan intelektual). Prinsip pokok dalam
pembelajaran SAVI, yakni:
a. Belajar melibatkan seluruh tubuh dan pikiran
b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi
c. Kerjasama membantu proses belajar
d. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan
e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri
f. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis
Sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatis,
Auditori, Visual dan Intelektual, maka karakteristiknya ada empat bagian
yaitu:
a. Somatis
”Somatis” berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma.
Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan
bergerak dan berbuat. Sehingga pembelajaran somatis adalah
pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera
peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu
kegiatan pembelajaran berlangsung).
b. Auditori
Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih
kuat daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap
dan menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita
membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak
kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran siswa
hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka
pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak
mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model,
mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai
keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar.
c. Visual
Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak
terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual
daripada semua indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan
visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang
dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program
computer. Secara khususnya pembelajar visiual yang baik jika mereka
dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon
dan sebagainya ketika belajar.
d. Intelektual
Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan
pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara
internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu
pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai
dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual
adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan
masalah.
Kerangka Perencanaan Pembelajaran Somatic Auditori Visual
Intelektual (SAVI) dilaksanakan dalam empat tahap yaitu:
a. Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan
perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan
menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara
spesifik meliputi hal:
1) Memberikan sugesi positif
2) Memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa
3) Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna
4) Membangkitkan rasa ingin tahu
5) Menciptakan lingkungan fisik yang positif.
6) Menciptakan lingkungan emosional yang positif
7) Menciptakan lingkungan sosial yang positif
8) Menenangkan rasa takut
9) Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar
10) Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah
11) Merangsang rasa ingin tahu siswa
12) Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.
b. Tahap Penyampaian (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan
materi belajar yang baru dengan cara menari, menyenangkan, relevan,
melibatkan pancaindera. Hal- hal yang dapat dilakukan guru:
1) Uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan
2) Pengamatan fenomena dunia nyata
3) Pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh
4) Presentasi interaktif
5) Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim
6) Pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual
7) Pelatihan memecahkan masalah
c. Tahap Pelatihan (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa
mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru
dengan berbagai cara. Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu:
1) Simulasi dunia-nyata
2) Permainan dalam belajar
3) Pelatihan aksi pembelajaran
4) Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali
Aktivitas pemecahan masalah
5) Refleksi dan artikulasi individu
6) Pengajaran dan tinjauan kolaboratif
7) Mengajar balik
d. Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan
dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada
pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil
akan terus meningkat. Hal –hal yang dapat dilakukan adalah:
1) Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera
2) Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi
3) Aktivitas penguatan penerapan
4) Materi penguatan persesi
5) Pelatihan terus menerus
6) Umpan balik dan evaluasi kinerja
7) Aktivitas dukungan kawan
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kekurangan sama artinya mengemukakan berbagai kelemahan yang
muncul didepan mata kita, sebagai suatu kenyataan apa adanya. Ini bukan
berarti pembelajaran fisika yang telah berjalan selama ini sama sekali tidak
memberikan manfaat kepada peserta didik, tetapi pemaparan kelemahan
itu dapat diartikan sebagai titik tolak untuk mengambil tindakan positif
sebagai upaya memberikan antisipasi berupa tindakan konkret yang harus
ditempuh selama pelaksanaan pembelajaran dikelas.
Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe
Somatis Auditori Visual Inetlektual dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran
Kooperatif Tipe SAVIKelebihan Kelemahan
1. Melatih siswa menge-mukakan
pendapat.
2. Meningkatkan daya serap
siswa terhadap materi
pelajaran.
3. Lebih aktif dalam mengerjakan
tugas yang diberikan.
4. Kemampuan sosial lebih baik.
5. Dapat menumbuhkan
kepercayaan diri siswa lebih
tinggi.
6. Efektif untuk diterapkan pada
semua mata pelajaran.
1. Kurang efektif untuk
diterapkan pada semua materi
pelajaran fisika.
2. Peran guru yang biasanya
memiliki pemahaman paling
baik tentang materi pelajaran,
diminimalisir.
3. Peran guru mungkin tidak siap
dalam mengimplementasikan
model pembelajaran kooperatif
secara menyeluruh.
6. Gaya
a. Pengertian gaya
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang
menyebabkan benda mengubah kecepatannya. Artinya, dipercepat.
Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkan jika gaya itu
adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut
(Tipler, 1996:91). Besarnya gaya adalah hasil kali massa benda dan
besarnya percepatan yang dihasilkan gaya.
Gaya dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu gaya sentuh dan
gaya tidak sentuh. Pembagian ini berdasarkan pada cara suatu gaya
mempengaruhi benda lain. Pada gaya sentuh, benda yang memberikan
gaya dan benda yang menerima gaya melakukan kontak langsung.
Kontak tersebut bisa berupa persinggungan langsung antara dua benda
F1 F2
atau melalui perantaraan benda lain. Contoh gaya sentuh adalah gaya
pegas, gaya otot, gaya gesekan, gaya mesin, dan gaya normal.
Sedangkan pada gaya tak sentuh, benda yang memberikan gaya dan
benda yang menerima benda tidak terjadi kontak langsung. Dalam hal
ini gaya dapat terjadi meskipun beda terpisah jauh. Contoh gaya
gravitasi, gaya magnet, dan gaya listrik.
b. Resultan gaya (R)
Resultan gaya adalah penjumlahan dua gaya atau lebih yang
segaris atau searah dan bekerja pada satu benda. Syarat-syarat arah
gaya yaitu bila arah gayanya bergerak kekanan maka bernilai
positif (+) dan bila arah gayanya bergerak kekiri maka bernilai negatif
(-).
Rumus resultan gaya menurut Suryana (2002: 87-88) adalah
sebagai berikut:
1) Gaya-gaya yang segaris kerja dan searah, seperti terlihat pada
gambar 1.
Gambar 1.Gaya-gaya yang segaris kerja dan searah
R = F1 + F2
2) Gaya-gaya yang segaris kerja dan berlawanan arah, seperti terlihat
pada gambar 2.
F2 F1
Gambar 2. Gaya-gaya yang segaris kerja dan berlawanan arah
R = F + (- F )
c. Gaya gesek
Gaya gesek adalah gaya sentuh antara dua benda yang arahnya
berlawanan dengan kecenderungan gerak benda. Besarnya gaya
gesekan bergantung pada kekasaran/kehalusan permukaan bidang,
dimana semakin kasar permukaan benda makin besar gaya
gesekannya dan berat benda. Untuk memperkecil gaya gesekan yaitu
dengan cara memperlicin permukaan (memberi oli dan mengaspal
jalan), memberi rongga udara dan mendesain bodi stremline.
Ada dua macam gaya gesek yaitu gaya gesek statis (static
friction) dan gaya gesek kinetis (kinetic friction). Gaya gesek statis (fs)
adalah gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu
terhadap yang lain, gaya gesek static yang maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. sekali
gerak telah dimulai, gaya gesekan antara kedua permukaan biasanya
bergerak seragam. Sedangkan gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya
yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif.
d. Gaya berat
Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada benda,
dan arah gaya berat selalu menuju kepusat bumi. Sedangkan massa
benda adalah banyaknya zat yang terkandung oleh suatu benda.
Massa benda dimana-mana nilainya tetap. Menurut Suryana
(2002:94) dapat dirumuskan
W = m.g
Keterangan: m = massa benda (kg)
g = gravitasi bumi (N/kg)/(m/s2)
W = gaya berat (N)
e. Hukum Newton
1) Hukum 1 Newton
Bunyi Hukum 1 Newton yaitu: “Jika resultan gaya sama
dengan nol maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam
sedangkan benda yang mula-mula bergerak akan tetap bergerak
dengan kecepatan tetap”. Hukum 1 Newton disebut juga hukum
kelembaban/inersia.
2) Hukum II Newton
Bunyi Hukum II Newton yaitu: “Jika resultan gaya yang
bekerja pada sebuah benda tidak sama dengan nol, maka benda
tesebut akan bergerak dengan kecepatan tertentu”. Dapat
dirumuskan:
Keterangan: = gaya (Newton)
m = massa benda (kg)
a = kecepatan benda (m/s2)
3) Hukum III Newton
Bunyi Hukum III Newton yaitu “Jika sebuah benda
dikenai gaya maka benda tersebut akan memberikan gaya yang
besarnya sama dengan gaya yang diterima tetapi dengan arah yang
berlawanan”.
Faksi = - Freaksi
B. Hipotesis Penelitian
Arikunto (2006:71), menyatakan hipotesis adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan pengertian hipótesis dan latar belakang yang telah
diuraikan, maka penulis mengajukan hipótesis yaitu ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe SAVI terhadap hasil belajar siswa. Bila
dirumuskan dalam hipótesis statistik, terdapat dua hipótesis yaitu:
H0 = Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe SAVI
terhadap hasil belajar fisika.
Ha = Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe SAVI terhadap
hasil belajar fisika.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan dengan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian
ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2002:3), bahwa
penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
bisa mengganggu. Pada penelitian ini menggunakan desain yang berbentuk
pretes-postes group atau desain kelompok kontrol eksperimen. Pretes-postes
yang melibatkan dua kelompok. Desain penelitiannya dapat dilihat pada
table 3.1.
Tabel 3.1.Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Post test
Eksperimen Y1Pembelajaran Kooperatif Tipe SAVI (
)Y2
Kontrol Y1 Pembelajaran Konvensional ( ) Y2
Keterangan :
Y1 = Pre-test
Y2 = Post-test
B. Variabel Penelitian
Arikunto (2006:118) menyatakan variabel penelitian adalah gejala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Variabel
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe SAVI.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar fisika siswa
kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau.
C. Populasi dan Sampel
25
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2008:117), sedangkan populasi menurut Arikunto (2006:130)
adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau pada tahun
pelajaran 2010/2011m, dengan jumlah siswa 146 siswa.
Tabel 3.2Populasi Penelitian
No KelasJenis kelamin
Jumlah SiswaLaki-laki Perempuan
1. VIII.1 10 19 292. VIII.2 17 11 283. VIII.3 13 16 294. VIII.4 14 15 295. VIII.5 19 12 31
Jumlah 146(Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 11 Lubuklinggau)
2. Sampel
Sampel menurut Arikunto (2006:131) adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang diambil
adalah dua kelas yang dilakukan secara acak (sample random). Teknik
ini dilakukan karena tiap kelas dari seluruh subjek memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Arikunto, 2006:132), dimana
kelas pertama diberi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
SAVI sebagai kelompok eksperimen dan kelas kedua pembelajaran
konvensional sebagai kelompok kontrol. Setelah dilakukan mengundian
maka kelas yang terpilih sebagai sample adalah kelas VIII1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII2 adalah sebagai kelas control.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan observasi dan tes.
1. Observasi
Menurut Margono (2007:158), Observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Selanjutnya Sudjana dan Ibrahim (1989:109),
mengatakan bahwa observasi adalah metode alat pengumpul data yang
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan. Jadi dapat simpulkan bahwa observasi
merupakan teknik yang digunakan untuk mengadakan pengamatan secara
langsung pada saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
2. Tes
Metode Tes adalah serentetan pertanyaan latihan serta alat yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok,
(Arikunto, 2006:150). Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil
belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes tersebut berbentuk
essay yang berjumlah 6 butir soal.
E. Uji Coba Instrumen Penelitian
Di dalam penelitian, instrumen yang digunakan adalah soal tes hasil
belajar. Tes yang dilaksanakan adalah pre-test dan post-test yang diberikan
sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar. Materi tes adalah gaya.
Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan
dibuat sedemikian rupa sehingga berkualitas. Sebelum instrumen tes dipakai
dalam penelitian, instrumen tes terlebih dahulu diuji cobakan. Uji coba
instrumen dilakukan pada siswa yang telah mempelajari materi tes, yaitu siswa
kelas IX SMP Negeri Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011 yang diikuti
31 siswa pada tanggal 29 Juli 2010.
Data hasil uji coba instrumen dianalisi untuk dapat melihat validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi,
sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah
(Nurhayati, 2007:160).
Langkah-langkah dalam menguji validitas butir instrumen adalah
menghitung harga koofisien korelasi antara skor masing-masing butir soal
dengan skor total menggunakan rumus korelasi product moment:
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = banyaknya sampel
X = skor butir masing-masing responden
Y = skor total dari keseluruhan butir masing-masing responden
Interpretasi mengenai rxy dibagi ke dalam kategori-kategori sebagai
berikut: Guilford (dalam Sukasno, 2006:49)
rxy = 0,00 Tidak valid
0,00 < rxy < 0,20 Validitas sangat rendah
0,20 < rxy < 0,40 Validitas rendah (kurang)
0,40 < rxy < 0,60 Validitas sedang (cukup)
0,60 < rxy < 0,80 Validitas tinggi (baik)
0,80 < rxy < 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas,
diperlukan uji-t yang dikemukakan Sudjana (2003:120) dengan rumus
sebagai berikut:
Taraf nyata = , jika t hitung < t tabel , maka hipotesis diterima (tidak
signifikan). Dalam hal ini hipotesis ditolak (signifikan), dengan kata lain
butir soal tersebut dikatakan valid.
Hasil perhitungan analisis validitas butir soal (lampiran B), dapat
dilihat pada tabe1 3.3.
T abe1 3.3. Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba Instrumen
No Soal
Nilai rxy thitung ttabel Keterangan
1. 0,19 1,03 1,70 Valid/rendah2. 0,56 3,63 1,70 Valid/Sedang3. 0,54 3,45 1,70 Valid/sedang4. 0,36 2,08 1,70 Valid/rendah5. 0,40 2,35 1,70 Valid/rendah6. 0,53 3,36 1,70 Valid/sedang7. 0,62 4,24 1,70 Valid/tinggi8. 0,50 3,13 1,70 Valid/sedang9. 0,51 3,19 1,70 Valid/sedang10. 0,40 2,35 1,70 Valid/rendah
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (1997:154) mengatakan bahwa reliabilitas menunjuk
pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi
dapat diandalkan. Untuk menguji reliabilitas tes digunakan rumus Alpha
(Arikunto, 2008:171) sebagai berikut:
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah siswa
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
Dimana besarnya varians skor total ditentukan dengan rumus :
Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat suatu tes menurut
Sukjaya dan Suherman, (1990:201) adalah sebagai berikut :
r11 < 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 < r11 < 0,40 derajat reliabilitas rendah
0,40 < r11 < 0,60 derajat reliabilitas sedang
0,60 < r11 < 0,80 derajat reliabilitas tinggi
0,80 < r11 < 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi
Setelah data hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus
diatas (Lampiran A), diperoleh koefisien reliabelitas sebesar 0,48. Ini
berarti soal tes tersebut mempunyai derajat reliabelitas tinggi, sehingga
dapat dipercaya sebagai alat ukur.
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Jika
banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar maka taraf
kesukaran tes tersebut rendah. Sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek
yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya soal tinggi.
Hasil evaluasi dari seperangkat distribusi normal. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Indeks Kesukaran (IK) setiap soal menurut
Sukjaya dan Suherman (1990:213) adalah sebagai berikut:
IK : Indeks kesukaran
JSA : Jumlah skor kelompok atas
JSB : Jumlah skor kelompok bawah
SIA : Jumlah skor ideal kelompok atas
SIB : Jumlah skor ideal kelompok bawah
Klasifikasi interprestasikan tingkat kesukaran menurut Arikunto
(2006:210) adalah :
0,00 < IK < 0,30 soal sukar
030 < IK < 0,70 soal sedang (dipakai)
0,70 < IK < 1,00 soal mudah
Hasil perhitungan analisis tingkat kesukaran tes uji coba
instrument (lampiran B), dapat dilihat pada tabe1 3.4.
Tabe1 3.4. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba Instrumen
No Soal
JSA JSB SIA TK Keterangan
1. 50 38 120 0,73 Mudah2. 55 18 130 0,56 Sedang3. 48 17 90 0,72 Mudah 4. 49 22 160 0,44 Sedang5. 82 47 260 0,50 Sedang6. 72 33 260 0,55 Sedang7. 84 37 260 0,65 Sedang8. 47 37 160 0,71 Mudah 9. 75 43 220 0,55 Sedang
10. 104 82 260 0,72 Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan
antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. Daya
pembeda setiap butir tes dapat diketahui dengan menggunakan rumus
seperti yang dikemukakan Sukjaya dan Suherman (1990:201) berikut:
Keterangan :
DP = Daya pembeda
JSA = Jumlah skor kelompok atas
JSB = Jumlah skor kelompok atas
SIA = Jumlah skor ideal kelompok atas
Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat suatu tes menurut Sukjaya
dan Suherman, (1990:202) adalah sebagai berikut :
DP < 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 < DP < 0,40 Cukup
0,40 < DP < 0,70 Baik
0,70 < DP < 1,00 Sangat baik
Hasil perhitungan analisis daya pembeda tes uji coba instrumen
(lampiran B), dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabe1 3.5. Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba Instrumen
No Soal
JSA JSB SIA DP Keterangan
1. 50 38 60 0,20 Jelek 2. 55 18 70 0,53 Baik 3. 48 17 50 0,66 Baik 4. 49 22 80 0,34 Cukup 5. 82 47 130 0,27 Cukup6. 72 33 130 0,30 Cukup7. 84 37 130 0,36 Cukup8. 47 37 90 0,22 Cukup9. 75 43 130 0,28 Cukup10. 104 82 130 0,17 Jelek
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Observasi
Setelah diperoleh data observasi, maka data tersebut dianalisis
menggunakan rumus sebagai berikut:
= % (Purwanto, 2001:102)
Keterangan:
= Nilai persen yang dicari dan diharapkan
= Skor mentah aktivitas yang diperoleh siswa
= Skor maksimum observasi yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap
Kategori pelaksanaan pembelajaran fisika dengan model
pembelajaran Kooperatif tipe SAVI dapat dilihat pada table 3.7.
Tabel 3.7Kategori Pelaksanaan Pembelajaran Fisika dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe SAVI
No Persentase Kategori Penilaian Observasi
1 80 – 100 Sangat baik2 66 – 79 Baik3 56 – 65 Cukup4 40 – 55 Kurang5 < 40 Sangat kurang
2. Analisis Data Tes
Untuk mengetahui hasil penelitian merupakan hipotesis diterima
atau ditolak maka data diuji dengan menggunakan t-tes. Dalam
menggunakan t-tes ini kedua data baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol harus normal dan mempunyai varians yang homogen, karenanya
sebelum data dengan t-tes maka data diuji dahulu dengan:
a. Menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku pretes dan postes,
untuk data hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelas kontrol
menurut Sudjana (2002: 93) digunakan rumus:
dan
Keterangan :
= rata-rata
= nilai suatu hasil pengamatan
fi = frekuensi
n = banyak siswa
s = simpangan Baku
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan data
masing-masing kelompok. Menurut Sugiyono (2008:241), rumus yang
digunakan dalam uji normalitas adalah uji kecocokan chi kuadrat (χ2)
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:241) berikut:
Keterangan :
= nilai Chi 2
f0 = frekuensi hasil pengamatan
fh = frekuensi hasil harapan
Selanjutnya χ2 hitung dibandingkan dengan χ2tabel
dengan derajat
kebebasan (dk) = k - 1, dimana k adalah banyaknya kelas interval.
χ2hitung < χ2 tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut berdistribusi
normal (Sugiyono, 2008:243).
2) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dimaksudkan untuk mengetahui keadaan varians
kedua kelompok sama atau kah berbeda. Uji statistik menggunakan uji
varians (F), dengan rumus:
F = atau
Dengan kriteria pengujiannya adalah jika Fhitung < Ftabel maka kedua
variansi kelompok data tersebut adalah homogen.
Keterangan :
= Varians terbesar dari hasil belajar siswa kelas eksperimen
= Varians terkecil dari hasil belajar siswa kelas kontrol
3) Uji Kesamaan Rata-Rata
Uji kesamaan rata-rata ini digunakan untuk menguji kesamaan
hasil belajar setelah diberi perlakuan antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Jika data-data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka
selanjutnya menguji hipotesis. Hasil tes dari kedua kelas diuji dengan
t-tes dengan menggunakan rumus:
dengan
Dengan kriteria pengujiannya adalah thitung > ttabel maka Ho
ditolak atau Ha diterima. Dengan kata lain data tersebut berbeda
(Sudjana, 2002:239). Jika data tersebut terdistribusi normal tetapi tidak
homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t semu (t)
dengan rumus.
(Sudjana, 2002:240).
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis Ho jika :
Dengan : w1
t1
t2
Keterangan:
S = Simpangan baku
t = Perbedaan rata-rata kedua sampel
= Nilai rata-rata kelompok eksperimen
= Nilai rata-rata kelompok kontrol
n1 = Banyak sampel kelompok eksperimen
n2 = Banyak sampel kelompok kontrol
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif Data Penelitian
Deskripsi data penelitian dimaksudkan untuk memberikan
gambaran secara umum mengenai data yang diperoleh di lapangan.
Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas VIII1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII2 sebagai kelas kontrol. Pelaksanaan tes awal di
kelas eksperimen diikuti oleh semua siswa dan kelas kontrol juga diikuti
semua siswa. Data hasil tes akhir, peneliti dapatkan setelah kedua kelas
mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran fisika pada materi
gaya. Data tersebut digunakan untuk menentukan perbedaan hasil belajar
antara kedua kelas. Sebelum dilaksanakan tes akhir terlebih dahulu
dilaksanakan pre-test yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal
siswa tentang suatu pokok materi, dari masing-masing individu sebelum
dilakukan proses belajar mengajar.
2. Data Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui gambaran aktivitas siswa
selama pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe SAVI. Observasi dilakukan disetiap pertemuan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI.
Lembar observasi terdiri dari 12 deskriptor.
Data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan
rumus:
= %
Rekapitulasi persentase data aktivitas kelompok dalam
pembelajaran fisika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe SAVI dapat dilihat pada tabel 4.1
39
Tabel 4.1Rekapitulasi persentase data aktivitas siswa berkelompok dalam
pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI
No KategoriPertemuan
IPertemuan
IIPertemuan
IIIRata-rata
f % f % f % % 1 Baik sekali 2 28,57 4 57,14 5 71,43 52,382 Baik 4 57,14 3 42,86 2 28,57 42,863 Cukup 1 14,29 0 0 0 0 4,764 Kurang 0 0 0 0 0 0 05 Sangat Kurang 0 0 0 0 0 0 0
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa aktivitas siswa berkelompok
pada pertemuan I dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe SAVI tidak ada yang termasuk dalam
kategori kurang dan sangat kurang. Secara keseluruhan 2 kelompok siswa
atau 28,57% dari 7 kelompok yang ada dikategorikan baik sekali, 4
kelompok siswa atau 57,14% dari 7 kelompok dikategorikan baik dan 1
kelompok siswa atau 14,29% dari 7 kelompok siswa dikategorikan cukup.
Aktivitas siswa berkelompok pada pertemuan II dalam
pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe SAVI telah mengalami peningkatan dari pertemuan I, hal ini
ditunjukkan dengan tidak adanya aktivitas kelompok siswa yang termasuk
dalam kategori cukup, kurang dan sangat kurang. Secara keseluruhan 4
kelompok siswa atau 57,14% dari 7 kelompok siswa dikategorikan baik
sekali, 3 kelompok siswa atau 42,86% dari 7 kelompok siswa
dikategorikan baik.
Aktivitas kelompok pada pertemuan III dalam pembelajaran fisika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe SAVI tidak ada
yang termasuk dalam kategori cukup, kurang dan sangat kurang. Secara
keseluruhan sebanyak 5 kelompok atau 71,43% dari 7 kelompok
dikategorikan baik sekali, dan 2 kelompok atau 28,57% dari 7 kelompok
siswa dikategorikan baik.
Dari hasil analisis data aktivitas siswa secara berkelompok dalam
pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe SAVI, maka rata-rata nilai aktivitas siswa yaitu pada kategori cukup
4,76%, kategori baik 42,86, dan kategori baik sekali 52,38%. Dalam hal
ini dapat disimpulkan terjadi peningkatan aktivitas siswa pada setiap
pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
SAVI.
3. Kemampuan Awal Siswa
Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yaitu
tanggal 7 Agustus 2010 diikuti oleh 29 siswa pada kelas eksperimen dan
tanggal 7 Agustus 2010 diikuti 28 orang pada kelas kontrol. Pelaksanaan
pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
materi Gaya. Rekapitulasi rata-rata dan simpangan baku dari pre-test dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2.Rata-rata Simpangan Baku Hasil Tes Awal (Pre-test)
Kelas n s
Eksperimen 29 17,31 4,83
Kontrol 28 17,11 4,65
Bedasarkan tabel 4.2. di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata
kelas eksperimen 17,31 dan skor kelas control 17,11. Hal ini berarti
kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
terdapat perbedaan yang begitu besar.
4. Kemampuan Akhir Siswa
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi Gaya dan
Pengaruhnya, merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Kemampuan akhir diperoleh melalui post-test (tes akhir).
Pelaksanaan post-test berfungsi untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara
berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dari hasil perhitungan (terlampir), dapat dikemukakan rakapitulasi
hasil rata-rata dan simpangan baku dari hasil post-test yang dapat dilihat
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir (Post-test)
Kelas n sEksperimen 29 45,45 8,67
Kontrol 28 39,85 8,76Dari hasil post-test, dapat dibandingkan dengan kemampuan awal
siswa (pre-test), terdapat peningkatan setelah mengikuti pembelajaran.
Skor rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah 17,31 sedangkan skor rata-
rata tes akhir adalah 45,45, berarti terjadi peningkatan sebesar 28,14. Skor
rata-rata tes awal pada kelas kontrol adalah 17,11 sedangkan skor rata-rata
tes akhir adalah 39,85. Hal ini berarti terjadi peningkatan rata-rata skor
sebesar 22,74. Jadi, peningkatan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan peningkatan rata-rata pada kelas kontrol.
B. Pengujian Hipotesis
Untuk dapat menarik kesimpulan dari data post-test (tes akhir), maka
dilakukan pengujian hipotesis secara statistik, adapun hipotesis dalam
penelitian adalah “Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe SAVI terhadap hasil belajar fisika siswa”. Sebelum pengujian dilakukan
terlebih dahulu diadakan uji normalitas dan uji homogenitas varians antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol, setelah itu dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji kesamaan dua rata-rata.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes siswa
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan
statistik mengenai uji normalitas data (lampiran C) dengan taraf
kepercayaan α = 0,05, jika χ2hitung < χ2
tabel, maka masing-masing data
berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas tes awal dan tes akhir untuk kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
Kelas χ2hitung dk χ2
tabel Kesimpulan
Eksperimen 1. Tes
Awal 2. Tes
2,032,47
55
11,111,1
NormalNormal
Akhir Kontrol 1. Tes
Awal 2. Tes
Akhir
5,062,83
55
11,111,1
NormalNormal
Pada tabel 4.4. menunjukkan bahwa nilai χ2hitung data tes awal
maupun tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil
daripada χ2tabel. Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas dengan
menggunakan uji χ2 (chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-
masing dapat untuk tes awal maupun tes akhir kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = 5.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah hasil post-test
(tes akhir) pada kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen
atau tidak. Dari uji homogenitas varians tes awal dan tes akhir pada taraf
kepercayaan α = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
F2hitung dk F2
tabel Kesimpulan
Tes Awal 1,08 (28;30) 1,87 Homogen
Tes Akhir 1,02 (28;30) 1,87 HomogenPada tabel 4.5. menunjukkan bahwa varians kedua kelompok yang
dibandingkan pada tes awal dan tes akhir adalah homogen karena
F hitung < F tabel pada taraf kepercayaan α = 0,05.
3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua
kelompok data tes awal adalah normal dan homogen. Begitu juga hasil tes
akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan dua
rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes awal
maupun tes akhir dapat menggunakan uji t. Hasil uji t (lampiran C) untuk
tes awal dan tes akhir pada dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir
Thitung Dk Ttabel Kesimpulan
Tes Awal 0.16 55 2,17 thitung < ttabel H0 diterima
Tes Akhir 2,45 55 2,17 thitung > ttabel H0 ditolak
Pada tabel 4.6. menunjukkan bahwa hasil analisis uji t mengenai
kemampuan awal siswa menunjukkan bahwa kelas eskperimen dan kelas
kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama dengan taraf
kepercayaan α = 0,05 karena thitung < ttabel (0,16 < 2,17).
Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan skor. Peningkatan skor
tersebut merupakan hasil belajar siswa. Kelas eksperimen diberikan
pembelajaran kooperatif tipe SAVI sedangkan pada kelas kontrol
diberikan pembelajaran konvensional. Hipotesis statistik yang diuji dalam
perhitungan uji t pada tes akhir adalah:
H0 = Hipotesis pembanding, rata-rata skor kelas eksperimen kurang dari
atau sama dengan rata-rata skor kelas kontrol.
Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar
daripada rata-rata skor kelas kontrol.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t mengenai kemampuan akhir
(lampiran C) menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,45 > 2,17). Hal ini berarti
H0 ditolak, dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima kebenarannya. Jadi Hasil belajar fisika siswa yang diajarkan
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe SAVI lebih baik
daripada hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran
konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Lubuklinggau.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data post-test (terlampir) terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini disebabkan oleh
perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu diajarkan dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe SAVI, diperoleh rata-rata 45,45
dan standar deviasi 8,67. Pada kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan
model pembelajaran, diperoleh rata-rata 39,85 dan standar deviasi 8,76.
Dengan demikian rata-rata hasil post-test kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
Dengan menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan
derajat kebebasan (dk) = 55, didapat thitung > ttabel (2,45 > 2,17). Dengan
demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe SAVI terhadap hasil belajar fisika siswa” dapat
diterima.
Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan oleh
beberapa keunggulan dari penggunaan pembelajaran kooperatif tipe SAVI
karena di dalam pembelajaran ini, semua siswa dituntut bergerak aktif dan
bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini
dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif tipe SAVI rasa percaya diri
siswa sudah ditanamkan dari awal pelajaran, dengan cara guru memotivasi
siswa untuk berdiskusi dan bertanggung jawab atas keberhasilan
kelompoknya. Dalam menyajikan materi yang akan dipresentasikan, guru
menanamkan konsep persaingan yang sehat antar masing-masing kelompok,
hal tersebut semata-mata untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
mengerjakan tugas dan dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan
oleh guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VIII SMP
Negeri 11 Lubuklinggau, proses pembelajaran konvensional lebih rendah
dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe SAVI. Pembelajaran
konvensional ternyata memiliki kelemahan, dimana kegiatan lebih berpusat
pada guru. Siswa hanya menerima apa yang guru jelaskan, saat diberi
kesempatan mereka enggan bertanya walaupun mereka belum mengerti.
Saat proses belajar mengajar, beberapa siswa menguap karena mengantuk
dan wajah mereka mengekspresikan kebosanan, hal ini disebabkan karena
mereka sama sekali tidak termotivasi dan tidak tertarik dengan apa yang
dijelaskan oleh guru. Saat dievaluasi pun banyak siswa yang mengalami
kesulitan walaupun soal yang diberikan relatif mudah. Karena mereka
sebenarnya belum paham dan mengerti dengan materi yang diberikan.
Berbeda dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe SAVI, siswa dituntut lebih aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal, dimana siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang
beranggotakan 4 sampai 5 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku atau ras yang berbeda, kemudian setiap kelompok akan ditugaskan
untuk mempelajari materi tertentu dalam setiap kelompoknya, guru akan
memberikan waktu untuk berdiskusi dalam menyajikan topik yang akan
dipresentasikan oleh masing-masing juru bicara pada setiap kelompoknya.
Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah memberikan tugas
pada masing-masing kelompok dengan materi yang sama pada setiap
kelompoknya, kemudian guru membimbing, mengarahkan, dan memotivasi
siswa dalam setiap kelompok serta merangsang keaktifan siswa untuk
berdiskusi dalam menyajikan topik yang akan dipresentasikan.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat diambil kesimpulan
bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) pada materi gaya kelas VIII
SMP Negeri 11 Lubuklinggau. Dengan rata-rata akhir hasil belajar fisika
siswa pada kelompok eksperimen sebesar 45,45 dan pada kelompok kontrol
sebesar 39,85. Dari hasil uji-t dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = 55 didapat thitung > ttabel (2,45 > 2,17) yang berarti Ho
ditolak, dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima kebenarannya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis menyarankan
kepada pendidik dalam meningkatkan hasil belajar siswa, model
pembelajaran kooperatif tipe SAVI dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pengoptimalannya,
hendaknya sekolah menyediakan sarana penunjang dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe SAVI didalam proses belajar-mengajar. Selain
itu siswa hendaknya dapat mengaitkan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dengan fenomena kehidupan sehari-hari dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2005. Psikologi Belajar. Semarang:UPT MKK Universitas Negeri Semarang.
49
Amien, Moh. 2004. Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta : Depdikbud
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
, 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswanzain. 2002. Strategi Belajar Megajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ishaq, Muhammad. 2007. Fisika Edisi Tiga. Yogyakarta. Graha Ilmu. Fitria, Ika. Penerapan Model Pembelajaran SAVI pada Mata Pelajaran
Matematika. http://www.teknologiPendidikan.net. (17 Mei 2010).
http://roebyarto.multiply.com/journal/item/21 (8 November 2010)
Isjoni. 2009. Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta
Kunandar. 2007. Sistem Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Kartono, Agus. 2006. Seribu Pena. Jakarta. Erlangga
Komara Dewi, Angeli. 2009. Pembelajaran Matematika dengan Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran matematika Siswa Kelas VIII D di SMP Negeri I Jalitom Tahun Pelajaran 2008/2009. [online] http:digilib. unnes.ac.id. [21 Mei 2010].
Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Meier, Dave. 2002 . The Accelarated Learning Hand Book . Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Progaram Pendidikan Dan Pelatihan. Bandung: Kaifa.
Nurhayati. 2007. Diktat Kuliah Evaluasi Pembelajaran Fisika. Lubuklinggau: STKIP PGRI Lubuklinggau.
Nurchayati. 2007.Keefektifan Strategi Think Talk Write Berbantuan Lembar Kerja pada Pokok Bahasan Trigonometri Kelas X SMA Negeri 1 Purwarejo. skripsi UNES
50
Purwanto,N. 2001. Prinsip-Prinsip dan Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja rosdakarya.
Rusman.2008. Model Pembelajaran.[online] http://kurtek.upi.edu/kurpem/fuul text/model-pembelajaran. [5 mei 2010]
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2003. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, dan Ibrahim. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E dan Sukjaya, Y. 1990. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah.
Sukasno. 2006. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Lubuklinggau : STKIP – PGRI Lubuklinggau.
Suryana. 2002. IPA Fisika. Jakarta. Erlangga.
Tipler, Paul A. 1996. Fisika Untuk Sain dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Trianto, S.Pd. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.
Prestasi Pustaka. Jakarta.
KISI-KISI SOAL TES
Mata Pelajaran : Fisika (IPA-Terpadu)
Kelas/Semester : VIII/II
Jumlah Soal : 10
Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami peranan gaya, usaha, dan energi dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya, dan pengaruhnya pada suatu benda yang dikenai gaya
Indikator Pembelajaran Materi Indikator Soal No soal Aspek SoalSkor
Soal
Mengimformasikan pengertian gaya.
Menyebutkan pengaruh gaya pada suatu benda.
Menyebutkan macam-macam gaya.
Melukiskan dan menjumlahkan gaya.
Menghitung dan menjumlahkan resultan gaya.
Gaya Siswa dapat menjelaskan pengertian gaya dan massa benda
Siswa dapat mengetahui pengaruh gaya dalam kehidupan sehari-hari
Siswa dapat menjelaskan perubahan yang ditimbulkan oleh gaya
Siswa dapat menunjukkan gaya yang bekerja pada sebuah benda dan menggambarkan serta menjumlahkan resultan gaya segaris dan searah
1
2
3
4&5
C2
C3
C2
C1 & C3
6
7
5
8
Menentukan gaya gesek pada permukaan licin dan kasar.
Membedakan gaya gesek statis dan kinetis.
Hukum gaya Newton Menjelaskan gaya gesek
yang menguntungkan dan merugikan.
Membedakan massa dan berat.
Siswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi gaya gesek pada suatu benda.
Siswa dapat menjumlahkan resultan gaya segaris dan berlawanan arah.
Siswa dapat menjelaskan bunyi hukum gaya newton
Siswa dapat menghitung Perceparan benda yang bekerja pada benda.
Siswa dapat menghitung berat benda yang massanya diketahui dan berada dipermukaan Bumi dengan percepatan 9,8 m/s2.
6
7
8
9
10
C1 & C3
C3
C3
C3
C3
13
13
9
13
13
SOAL TES UJI COBA INSTRUMEN
Mata Pelajaran : FisikaSekolah : SMP Negeri 11 LubuklinggauMateri pokok : Gaya dan pengaruhnyaWaktu : 2 x 40 Menit
A. Petunjuk Mengerjakan Soal1. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban2. Bacalah soal dengan teliti sebelum mengerjakannya.
B. SOAL1. Tuliskan pengertian dari:
(6)a. Massa bendab. Gaya
2. Sebutkan 3 contoh pengaruh gaya dalam kehidupan sehari-hari !(7)
3. Sebutkan faktor yang mempengaruhi gaya gesek?(5)
4. Perhatikan gambar dibawah ini : 2
1 3
4
(8)
Dari gambar diata, sebutkan gaya yang ditunjukan pada nomor 1, 2,.3 dan4?
5. Tentukan resultan gaya jika masing-masing gaya yang bekerja pada benda sebesar 30N dan 60N bergerak kekanan?
(13)
6. Dua buah gaya masing-masing sebesar 15 N dan 20N bekerja pada benda yang segaris dan searah bergerak kekiri, seperti yang ditunjuk pada gambar dibawah ini. Tentukan besar resultan gaya dari kedua gaya tersebut?
(13)
7. Jika gaya yang bekerja pada balok segaris dan berlawanan arah, dengan 60 N bergerak kekanan dan 40 N bergerak kekiri maka tentukanlah resultan
F2
F1
gaya dari arah kedua gaya tersebut?(13)
8. Sebukan bunyi hukum Newton I, II, III!(9)
9. Sebuah benda massanya 10 Kg, pada benda tersebut bekerja gaya sebesar 20N. Berapakah percepatan yang diperoleh benda tersebut?
(13)
10. Sebuah benda mempunyai masa 2 kg di Bumi. Jika percepatan gravitasi Bumi 9,8 m/s2, maka berat benda tersebut adalah ......
(13)
F1 F2
JAWABAN SOAL TES UJI COBA INSTRUMEN
1. Pengertian dari:a. Massa benda adalah ukuran banyaknya materi dalam suatu zat atau benda. b. Gaya adalah sesuatu yang merubah bentuk, ukuran atau kecepatan benda.
2. 3 contoh akibat dari perubahan gaya dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:a. Benda diam menjadi bergerak misalya jika bola diam ditendang maka bola
tersebut akan bergerak.b. Benda bergerak menjadi diam misalnya sepeda yang sedang melaju dan
ketika direm maka sepeda tersebut akan berhenti.c. Terjadi perubahan bentuk dan ukuran benda misalnya lilin mainan bisa
dibentuk berbagai mainan.
3. Faktor yang mempengaruhi gaya gesek adalah kekasaran/kehalusan permukaan bidang, - Dimana semakin kasar permukaan benda makin besar gaya gesekannya
dan menyebabkan benda bergerak lebih lambat.- Semakin licin permukaan benda maka semakin kecil gaya geseknya
sehingga menyebabkan benda bergerak lebih lambat.
4. Perhatikan gambar!
2
1 3
4
a. gambar 1 menunjukan gaya gesekb. gambar 2 menunjukan gaya normalc. gambar 3 menunjukan arah gayad. gambar 4 menunjukan berat benda
5. Diketahui:
F1 = 30N (kekanan)F2 = 20N (kekanan)
Ditanya: R = ?....Penyelesaian:
R = F1 + F2 R = 30N + 20NR = 50N kekanan
F2 F1
6. Diketahui: F1 = 15N (Kekiri)F2 = 20N (Kekiri)
Ditanya: R=?...
Penyelesaian:R = F1 + F2 R = -15N+ (-20N)R = - 35N kekiri
7. Diketahui:F1 = 60N (Kanan)F2 = 40N (Kekiri)
Ditanya: R=?...
Penyelesaian: R = F1 + (-F2 )R = 60N + (-40N)R = 20N kekanan
8. Bunyi hukum gaya menurut Newton ada 3 yaitu:
- Bunyi Hukum Newton 1 yaitu: jika resultan gaya sama dengan nol maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam sedangkan benda yang mula-mula bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”. Hukum 1 Newton disebut juga hukum kelembaban/inersia.
- Bunyi Hukum Newton II yaitu: jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak sama dengan nol, maka benda tesebut akan bergerak dengan kecepatan tertentu.
- Bunyi Hukum Newton III yaitu: jika sebuah benda dikenai gaya maka benda tersebut akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima tetapi dengan arah yang berlawanan”.
9. Diketahui:m = 10 kgF = 20N
Ditanya: a = ?....
Penyelesaian:
10. Diketahui:m = 2 kgg = 9,8 m/s2
Ditanya: w = ?....
Penyelesaian :w = m.g
= 2kg x 9,8 m/ss
= 19,6 N
SOAL PRETES DAN POSTES
Mata Pelajaran : FisikaSekolah : SMP Negeri 11 LubuklinggauMateri pokok : Gaya dan pengaruhnyaWaktu : 2 x 40 Menit
A. Petunjuk Mengerjakan Soal1. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban2. Bacalah soal dengan teliti sebelum mengerjakannya.
B. SOAL1. Sebutkan 3 contoh pengaruh gaya dalam kehidupan sehari-hari !
(7)2. Sebutkan faktor yang mempengaruhi gaya gesek!
(5)3. Dua buah gaya masing-masing sebesar 15 N dan 20N bekerja pada benda
yang segaris dan searah bergerak kekiri, seperti yang ditunjuk pada gambar dibawah ini. Tentukan besar resultan gaya dari kedua gaya tersebut!
(13)
4. Dua buah gaya yang bekerja pada balok segaris dan berlawanan arah, dengan 60 N bergerak kekanan dan 40 N bergerak kekiri maka tentukanlah resultan gaya dan arah kedua gaya tersebut melalui gambar!
(13)
5. Sebukan bunyi hukum Newton I, II, III!(9)
6. Sebuah benda massanya 10 Kg, pada benda tersebut bekerja gaya sebesar 20N. Berapakah percepatan yang diperoleh benda tersebut?
(13)
F2
F1
F2 F1
JAWABAN SOAL PRETES DAN POSTES
1. 3 contoh akibat dari perubahan gaya dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:a. Benda diam menjadi bergerak misalya jika bola diam ditendang maka bola
tersebut akan bergerak.b. Benda bergerak menjadi diam misalnya sepeda yang sedang melaju dan
ketika direm maka sepeda tersebut akan berhenti.c. Terjadi perubahan bentuk dan ukuran benda misalnya lilin mainan bisa
dibentuk berbagai mainan.
2. Faktor yang mempengaruhi gaya gesek adalah kekasaran/kehalusan permukaan bidang, - Dimana semakin kasar permukaan benda makin besar gaya gesekannya
dan menyebabkan benda bergerak lebih lambat.- Semakin licin permukaan benda maka semakin kecil gaya geseknya
sehingga menyebabkan benda bergerak lebih lambat. 3. Diketahui:
F1 = 15N (Kekiri)F2 = 20N (Kekiri)
Ditanya: R=?...
Penyelesaian:R = F1 + F2 R = -15N+ (-20N)R = - 35N kekiri
11. Diketahui:F1 = 60N (Kanan)F2 = 40N (Kekiri)
Ditanya: R=?...
Penyelesaian: FR = F1 + (-F2 ) FR = 60N + (-40N)FR = 20N kekanan
5. Bunyi hukum gaya menurut Newton ada 3 yaitu:
- Bunyi Hukum Newton 1 yaitu: jika resultan gaya sama dengan nol maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam sedangkan benda yang mula-mula bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”. Hukum 1 Newton disebut juga hukum kelembaban/inersia.
- Bunyi Hukum Newton II yaitu: jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak sama dengan nol, maka benda tesebut akan bergerak dengan kecepatan tertentu.
- Bunyi Hukum Newton III yaitu: jika sebuah benda dikenai gaya maka benda tersebut akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima tetapi dengan arah yang berlawanan”.
6. Diketahui:m = 10 kgF = 20N
Ditanya: a = ?....Penyelesaian :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Lubuklinggau
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
A. Kompetensi Dasar
Memahami peranan gaya, usaha, dan energi dalam kehidupan sehari-hari
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya, dan pengaruhnya pada
suatu benda yang dikenai gaya
C. Indikator
- Mendefinisikan pengertian gaya.
- Menyebutkan pengaruh gaya pada suatu benda.
- Menyebutkan macam-macam gaya.
- Melukis gaya segaris dan berlawan arah
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian gaya
- Menyebutkan macam-macam gaya
- Membedakan antara gaya sentuh dan gaya tak sentuh
- Menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda yang dikenai gaya
E. Materi Pembelajaran
- Gaya
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang dapat mengubah bentuk
dan/atau kecepatan suatu benda. Dalam fisika gaya adalah tarikan atau
dorongan yang dapat dihitung dan dapat dinyatakan dengan angka. Pengaruh
gaya pada benda adalah gaya dapat membuat benda mengalami perubahan rah,
perubahan bentuk dan perubahan volume benda.
Macam-macam gaya yaitu Gaya sentuh dan gaya tak sentuk. contoh
dari gaya sentuh adalah gaya yang terjadi pada benda karena benda saling
bersentuhan, contohnya mendorong meja, dan menarik kursi. Sedangkan gaya
tak sentuh adalah gaya yang pada terjadi pada benda walaupun benda tidak
saling bersentuhan, contohnya gaya magnet. gaya gravitasi dan gaya listrik.
Bersarnya gaya dapat digambarjan dengan sebuah garus lurus beranak
panah, panjang garis menunjukkan besar gaya dan arah anak panah
menunjujjan arah gaya. misalnya:
2N ke kanan 1N kekiri 3N ke kanan
Gaya dapat diukur dengan menggunakan neraca pegas atau dynamometer.
F. Kegiatan Pembelajaran :
Model Pembelajaran : ceramah dan tanya jawab
G. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Fase Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Pengetahuan Prasyarat :
Pengertian gaya
- Motivasi :
- Bisakah kamu mengukur berapa gaya
yang kamu lakukan untuk menarik sebuah pintu?
10 menit
Kegiatan
Inti
- Guru menerangkan tentang materi dan
memperjelasnya dengan demonstrasi.
30 menit
- Guru memberikan contoh soal tetang
materi yang sudah dipelajari
- Guru membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal.
- Guru meminta siswa untuk mengerjakan
soal latihan didepan kelas.
20 menit
Kegiatan
Akhir
Penutup:
- Dengan bimbingan guru siswa
rangkuman materi yang sudah
dipelajari.
- Guru memberikan tugas kepada siswa
secara individu untuk mengerjakan
dirumah (PR)
10 menit
H. Sumber Belajar :
- Buku Seribu Pena dan IPA Fisika kelas VIII penerbit Erlangga
- Buku Sains Fisika SMP/MTs Kelas VIII
- LKS
I. Penilaian :
- Penilaian kognitif : tes/kuis
J. Alat dan Bahan :
- Meja
Soal/kuis:
1. Apa yang dimaksud dengan gaya?
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang dapat mengubah bentuk, ukuran
atau kecepatan benda.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya sentuh dan gaya tak sentuh berikan
contohnya?
Gaya sentuh merupakan gaya atau kerja otot yang langsung bersentuhan
dengan benda. Gaya-gaya yang termasuk gaya sentuh :
Gaya gesekan merupakan gaya berarah sejajar bidang sentuh dan
cenderung menentang arah gaya.
Gaya normal merupakan gaya yang berarah tegak lurus dengan bidang
sentuh.
Gaya tak sentuh merupakan gaya yang timbul pada kedua benda tidak
bersentuhann secara langsung yang disebut juga gaya medan yaitu gaya-gaya
yang berhubungan dengan medan. Gaya-gaya yang termasuk gaya tak sentuh:
Gaya gravitasi bumi, Contoh : apel jatuh
Gaya listrik, Contoh : sisir plastik yang telah digosok dapat menarikan
aliran air dari kran.
Gaya magnet, Contoh : gaya tarik-menark atau tolak-menolak antara dua
kutub magnet.
3. Apa nama alat yang digunakan untuk mengukur gaya beserta satuan gaya
dalam SI?
Alat ukur gaya adalah neraca pegas atau dinamometer dengan satuan gaya
dalam SI adalah newton ( N )
Lubuklinggau, Agustus 2010
Guru Bidang Studi, Peneliti,
Vivi Juniarti, S.Pd. Dwi Anita Sari NIP. 19830613 200604 211 NIM. 4106101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Lubuklinggau
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
A. Kompetensi Dasar
Memahami peranan gaya, usaha, dan energi dalam kehidupan sehari-hari
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya, dan pengaruhnya pada
suatu benda yang dikenai gaya
C. Indikator
- Melukiskan dan menjumlahkan gaya.
- Menghitung dan menjumlahkan resultan gaya.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Melukis gaya segaris dan searah serta berlawanan arah
- Menjelaskan pengertian resultan gaya
- Menentukan resultan gaya dari gaya-gaya segaris searah dan berlawanan
arah
- Menentukan besar dan arah resultan gaya
E. Materi Pokok
- Resultan gaya
Jika dua buah gaya atau lebih bekerja pada suatu benda maka besar
gaya tersebut dapat dipadukan dengan menggunakan aturan tertensu dan hasil
perpaduan gaya tersebut dinamakan resultan gaya yang dilambangkan R.
Apabila dua buah gaya atau lebih yang segaris dan arahnya sama maka
hasil perpaduan (resultan) gaya besarnya sama dengan jumlah gaya-gaya yang
berkerja pada benda itu. Misalnya:
F1 = 20N F2 = 30N FR= F1 + F2 = 20N + 30N = 50N
Apabila dua gaya atau lebih yang segaris dan arahnya berlawanan
maka hasil perpaduan (resultasi) gaya besarnya sama dengan selisih dari gaya-
gaya yang bekerja pada benda itu. Misalnya:
F1 = 50N F2 = 30N
FR= F1 - F2 = 50N - 30N = 20N
Apabila ada dua buah gaya saling teak lurus maka perpaduan (resultan)
gaya dihitung dengan persamaan berikut:
F1 R
FR
F2
- Hukum-hukum gaya menurut Newton :
“Tiap benda terus dalam keadaan diamnya atau terus dalam
keadaan gerak teraturnya dengan kelajuan tetap pada garis lurus, kecuali
jika benda itu dipaksa untuk mengubah keadaannya ( diam atau bergerak )
oleh gaya-gaya yang dikerjakan padanya (Hukum Newton I).
Hukum Newton II ”Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda berbanding terbalik lurus dengan resultan
gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa
benda”.
Hukum III Newton “Jika benda A mengerjakan gaya pada benda
B, maka benda B mengerjakan gaya pada benda A, yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan. Hukum ini juga dinyatakan, Untuk setiap aksi,
ada suatu reaksi yang sama besar tetapi arahnya berlawanan.
Aksi = reaksi
F. Kegiatan Pembelajaran :
Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab
G. Langkah Pembelajaran :
Fase Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
- Guru menanyakan pelajaran minggu lalu
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Pengetahuan Prasyarat : Pengertian resultan gaya
* Motivasi dan Apersepsi :
- Bagaiamana cara menentukan
besarnya gaya-gaya yang bekerja pada saat
kamu tarik tambang bersama temanmu?
10 menit
Kegiatan
Inti
- Guru menjelaskan pengertian
resultan gaya, gaya-gaya segaris searah dan
berlawanan arah
- Guru memperjelas dalam
menerangkan materi dengan
menggunakan alat peraga
- Guru menerangkan rumus
resultan gaya dan memberikan
beberapa contoh soal
- Guru meminta siswa untuk
menyelesaikan soal-soal latihan dibuku
paket Erlangga hal 3 (1-5)
40 menit
Kegiatan
Akhir
Penutup:
- Dengan bimbingan guru siswa siswa
membuat simpulan dan rangkuman dari
materi gaya.
- Guru memberikan tugas kepada siswa
15 menit
secara individu untuk mengerjakan
dirumah, beberapa soal tentang
menghitung resultan (Latihan)
H. Sumber Belajar :
- Buku Seribu Pena dan IPA Fisika kelas VIII penerbit Erlangga
- Buku Sains Fisika SMP/MTs Kelas VIII
I. Penilaian :
- Penilaian : tes/kuis
J. Alat dan Bahan :
Neraca pegas (dinamometer) batas ukur 100 N : 1 buah
Beban 1kg : 2 buah
Seutas tali kuat untuk tarik tambang : 1 buah
Soal :
1. Andi dan Budi bersama-sama mendorong sebuah gerobakke arah kanan. Jika
Andi mengeluarkan gaya sebesar 25 N dan Budi mengeluarkan gaya sebesar
35N, berapah resultas gaya yang dikeluarkan Andi dan Budi?
Jawab:
Diketahui: FA = 25 N
FB = 35 N
Ditanya FR = .......?
Oleh karena FA dan FB searah, maka
F R = F1 + F2 FR = 25N +35N
2. Jika 2N dinyatakan dengan 1 cm, lukislah diagram gaya-gaya berikut:
a. F1 = 10 N kekakan
b. F2 = 12 N kekiri
Jawab
a. F1 = 10 N kekakan
2N 2N 2N 2N 2N
b. F2 = 12 N kekiri
2N 2N 2N 2N 2N 2N
Lubuklinggau, Agustus 2010
Guru Bidang Studi, Peneliti,
Vivi Juniarti, S.Pd. Dwi Anita Sari NIP. 19830613 200604 211 NIM. 4106101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Lubuklinggau
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
A. Kompetensi Dasar
Memahami peranan gaya, usaha, dan energi dalam kehidupan sehari-hari
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya, dan pengaruhnya pada
suatu benda yang dikenai gaya
C. Indikator
- Menentukan gaya gesek pada permukaan licin dan kasar.
- Membedakan gaya gesek statis dan kinetis.
- Menjelaskan gaya gesek yang menguntungkan dan merugikan.
- Membedakan massa dan berat.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan gaya gesek pada permukaan licin dan kasar
- Menjelaskan gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis
- Menjelaskan gaya gesek yang menguntungkan dan gaya gesek yang
merugikan
- Membedakan massa dan berat
E. Materi Pokok:
Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya ditimbulkan oleh dua buah benda yang saling
berentuhan dan arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda, seperti
gambar berikut:
arah gaya gesek arah gerak benda
Besar gaya gesek dipengarujhi oleh bentuk permukaan bend ayang saling
bergesekkan, jika permukaan benda semakin kasar maka gaya gesekan
semakin besar dan sebaliknya.
Gaya gesek dapat menguntungkan manusia, misalnya:
a. Jalan aspal dibuat kasar sehingga mobil dapat bergerak
b. Rem pada kendaraan
F. Kegiatan Pembelajaran :
Metode Pembelajaran : Diskusi informasi
G. Langkah Pembelajaran :
Fase Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Pengetahuan Prasyarat : Pengertian gaya gesek dan
massa benda
- Motivasi :
Mengapa jalan aspal dibaut kasar?
15 menit
Kegiatan
Inti
- Guru meminta siswa untuk
membahas pekerjaan rumah (PR) untuk
maju di depan kelas.
- Guru menjelaskan gaya gesek
pada permukaan licin dan kasar dengan diskusi
tanya jawab.
- Guru menjelaskan massa dan berat
benda.
- Guru memperjelas dalam
menerangkan materi dengan
menggunakan alat peraga
- Guru meminta siswa untuk
menyelesaikan soal-soal latihan
45 menit
Kegiatan
Akhir
Penutup:
- Dengan bimbingan guru siswa siswa
membuat simpulan dan rangkuman dari
10 menit
materi gaya.
- Guru memberikan tugas kepada siswa
secara individu untuk mengerjakan di
rumah.
H. Sumber Belajar :
- Buku Seribu Pena dan IPA Fisika kelas VIII penerbit Erlangga
- Buku Sains Fisika SMP/MTs Kelas VIII
- LKS
I. Penilaian :
- Penilaian kognitif : tes/kuis
Soal Kuis:
1. Tuliskan masing-masing 3 contoh gaya gesek yang menguntungkan dan
merugikan kita dalam kehidupan sehari-hari!
Jawan:
Gaya gesek dapat menguntungkan manusia, misalnya jalan aspal dibuat
kasar sehingga mobil dapat bergerak, Rem pada kendaraan dapat
mengakibatkan kendaraaan berhenti,
Gaya gesek juga dapat merugikan manusia, misalnya: mesin kendaraan
lama kelamaan menjadi panas dan aus, ban sepeda yang digunakan
akhirnya menjadi gundul, alas sepatu akan menipis jika dipakai terus
menerus.
2. Tuliskan perbedaan antara massa dan berat sebuah benda!
Perbedaan massa dan benda :
No Berat Massa1. Besaranan turunan dan vektor Besaran pokok dan sklar2. Mengutamakan gaya gravitasi
BumiMengutamakan jumlah zat dalam benda
3. Besarnya berubah sesuai tempatnya
Besarnya selalu tetap
4. Satuan N atau Dyne Satuan Kg atau gram5. W = m x g m
3. Jika percepatan gravitasi Bumi adalah 9,8 m/s2, berapakah berat benda
Agus yang bermassa 40 Kg!.
Diketahui:mbenda = 40 kgg Bumi = 9,8 m/s2
Ditanya: w = ?....Penyelesaian :
w = m.g= 40 kg x 9,8 m/ss
= 392 N maka berat Agus di permukaan Bumi adalah 392 N.
Lubuklinggau, Agustus 2010
Guru Bidang Studi, Peneliti,
Vivi Juniarti, S.Pd. Dwi Anita Sari NIP. 19830613 200604 211 NIM. 4106101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Lubuklinggau
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
B. Kompetensi Dasar
Memahami peranan gaya, usaha, dan energi dalam kehidupan sehari-hari
K. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya, dan pengaruhnya pada
suatu benda yang dikenai gaya
L. Indikator
- Mendefinisikan pengertian gaya.
- Menyebutkan pengaruh gaya pada suatu benda.
- Menyebutkan macam-macam gaya.
- Melukis gaya segaris dan berlawan arah
M. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian gaya
- Menyebutkan macam-macam gaya
- Membedakan antara gaya sentuh dan gaya tak sentuh
- Menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda yang dikenai gaya
N. Materi Pembelajaran
- Gaya
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang dapat mengubah bentuk
dan/atau kecepatan suatu benda. Dalam fisika gaya adalah tarikan atau
dorongan yang dapat dihitung dan dapat dinyatakan dengan angka. Pengaruh
gaya pada benda adalah gaya dapat membuat benda mengalami perubahan rah,
perubahan bentuk dan perubahan volume benda.
Macam-macam gaya yaitu Gaya sentuh dan gaya tak sentuk. contoh
dari gaya sentuh adalah gaya yang terjadi pada benda karena benda saling
bersentuhan, contohnya mendorong meja, dan menarik kursi. Sedangkan gaya
tak sentuh adalah gaya yang pada terjadi pada benda walaupun benda tidak
saling bersentuhan, contohnya gaya magnet. gaya gravitasi dan gaya listrik.
Bersarnya gaya dapat digambarjan dengan sebuah garus lurus beranak
panah, panjang garis menunjukkan besar gaya dan arah anak panah
menunjujjan arah gaya. misalnya:
2N ke kanan 1N kekiri 3N ke kanan
Gaya dapat diukur dengan menggunakan neraca pegas atau dynamometer.
O. Kegiatan Pembelajaran :
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif tipe SAVI
Metode Pembelajaran : Diskusi Informasi, eksperimen, penugasan,
penampilan hasil
P. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Fase Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Pengetahuan Prasyarat :
Pengertian gaya
- Motivasi :
- Bisakah kamu mengukur berapa gaya
yang kamu lakukan untuk menarik sebuah pintu?
5 menit
Kegiatan
Inti
- Guru menerangkan tentang materi dan
memperjelasnya dengan alat peraga (V).
- Guru meminta siswa membacakan ulang materi-
materi pokok yang telah diajarkan (A).
Pembentukan kelompok :
- Siswa dikelompokkan secara heterogen menurut
kelompoknya masing-masing dengan anggota 4-5
20 menit
orang
Kerja kelompok :
- Siswa secara berkelompok mengerjakan soal yang
diberikan guru (A).
- Guru membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal.
- Secara berkelompok, siswa menentukan
hasil dari soal yang diberikan. Kemudian
secara bersama-sama
menyimpulkannya (I).
- Dalam kerja kelompok anggota yang
kurang paham dapat bertanya kepada
anggota yang lain dalam satu kelompok
yang sudah paham.
Diskusi kelas untuk memvalidasi hasil
kerja kelompok
- Pekerjaan ditukarkan pada kelompok
lain untuk di evaluasi (S).
- Beberapa kelompok mempresentasikan
hasil pekerjaan (S).
- Secara bersama-sama dengan
bimbingan guru, semua kelompok
mengevaluasi hasil pekerjaan.
- Hasil setelah dikoreksi kemudian
dikumpulkan.
Kuis dan penghargaan kelompok
- Guru memberikan kuis secara kelompok
dan diakhiri dengan pemberian
penghargaan di kelompok sesuai hasil
kuis yang diperoleh setiap siswa dalam
20 menit
10 menit
kelompok (I).
Kegiatan
Akhir
Penutup:
- Dengan bimbingan guru siswa siswa
membuat simpulan dan rangkuman dari
materi gaya.
- Guru memberikan tugas kepada siswa
secara individu untuk mengerjakan
dirumah, beberapa soal tentang gaya
dan pengaruhnya (I)
10 menit
Q. Sumber Belajar :
- Buku Seribu Pena dan IPA Fisika kelas VIII penerbit Erlangga
- Buku Sains Fisika SMP/MTs Kelas VIII
- LKS
R. Penilaian :
- Penilaian proses : Penilaian selama KBM berlangsung melalui
pengamatan
- Penilaian kognitif : tes/kuis
S. Alat dan Bahan :
- Meja
Soal/kuis:
4. Apa yang dimaksud dengan gaya?
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang dapat mengubah bentuk, ukuran
atau kecepatan benda.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya sentuh dan gaya tak sentuh berikan
contohnya?
Gaya sentuh merupakan gaya atau kerja otot yang langsung bersentuhan
dengan benda. Gaya-gaya yang termasuk gaya sentuh :
Gaya gesekan merupakan gaya berarah sejajar bidang sentuh dan
cenderung menentang arah gaya.
Gaya normal merupakan gaya yang berarah tegak lurus dengan bidang
sentuh.
Gaya tak sentuh merupakan gaya yang timbul pada kedua benda tidak
bersentuhann secara langsung yang disebut juga gaya medan yaitu gaya-gaya
yang berhubungan dengan medan. Gaya-gaya yang termasuk gaya tak sentuh :
Gaya gravitasi bumi, Contoh : apel jatuh
Gaya listrik, Contoh : sisir plastik yang telah digosok dapat menarikan
aliran air dari kran.
Gaya magnet, Contoh : gaya tarik-menark atau tolak-menolak antara dua
kutub magnet.
6. Apa nama alat yang digunakan untuk mengukur gaya beserta satuan gaya
dalam SI?
Alat ukur gaya adalah neraca pegas atau dinamometer dengan satuan gaya
dalam SI adalah newton ( N )
Lubuklinggau, Agustus 2010
Guru Bidang Studi, Peneliti,
Vivi Juniarti, S.Pd. Dwi Anita Sari NIP. 19830613 200604 211 NIM. 4106101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Lubuklinggau
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
H. Kompetensi Dasar
Memahami peranan gaya, usaha, dan energi dalam kehidupan sehari-hari
I. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya, dan pengaruhnya pada
suatu benda yang dikenai gaya
J. Indikator
- Melukiskan dan menjumlahkan gaya.
- Menghitung dan menjumlahkan resultan gaya.
- Hukum Gaya Newton
K. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Melukis gaya segaris dan searah serta berlawanan arah
- Menjelaskan pengertian resultan gaya
- Menentukan resultan gaya dari gaya-gaya segaris searah dan berlawanan
arah
- Menentukan besar dan arah resultan gaya
- Menyebutkan bunyi hukum Newton I, II, III
L. Materi Pokok
- Resultan gaya
Jika dua buah gaya atau lebih bekerja pada suatu benda maka besar
gaya tersebut dapat dipadukan dengan menggunakan aturan tertensu dan hasil
perpaduan gaya tersebut dinamakan resultan gaya yang dilambangkan R.
Apabila dua buah gaya atau lebih yang segaris dan arahnya sama maka
hasil perpaduan (resultan) gaya besarnya sama dengan jumlah gaya-gaya yang
berkerja pada benda itu. Misalnya:
F1 = 20N F2 = 30N FR= F1 + F2 = 20N + 30N = 50N
Apabila dua gaya atau lebih yang segaris dan arahnya berlawanan
maka hasil perpaduan (resultasi) gaya besarnya sama dengan selisih dari gaya-
gaya yang bekerja pada benda itu. Misalnya:
F1 = 50N F2 = 30N
FR= F1 - F2 = 50N - 30N = 20N
Apabila ada dua buah gaya saling teak lurus maka perpaduan (resultan)
gaya dihitung dengan persamaan berikut:
F1 R
FR
F2
- Hukum-hukum gaya menurut Newton :
“Tiap benda terus dalam keadaan diamnya atau terus dalam
keadaan gerak teraturnya dengan kelajuan tetap pada garis lurus, kecuali
jika benda itu dipaksa untuk mengubah keadaannya ( diam atau bergerak )
oleh gaya-gaya yang dikerjakan padanya (Hukum Newton I).
Hukum Newton II ”Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda berbanding terbalik lurus dengan resultan
gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa
benda”.
Hukum III Newton “Jika benda A mengerjakan gaya pada benda
B, maka benda B mengerjakan gaya pada benda A, yang besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan. Hukum ini juga dinyatakan, Untuk setiap aksi,
ada suatu reaksi yang sama besar tetapi arahnya berlawanan.
Aksi = reaksi
M. Kegiatan Pembelajaran :
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif tipe SAVI
Metode Pembelajaran : Diskusi Informasi, eksperimen, penugasan,
penampilan hasil
N. Langkah Pembelajaran :
Fase Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
- Guru menanyakan pelajaran minggu lalu.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Pengetahuan Prasyarat : Pengertian resultan gaya
* Motivasi dan Apersepsi :
- Bagaimana cara menentukan besarnya
gaya-gaya yang bekerja pada saat kamu
bersama temanmu mendorong meja?
- Bagaiamana cara menentukan
besarnya gaya-gaya yang bekerja pada saat
kamu tarik tambang bersama temanmu?
5 menit
Kegiatan
Inti
- Guru menjelaskan pengertian
resultan gaya, gaya-gaya segaris searah dan
berlawanan arah dengan ceramah dan
tanya jawab (A).
- Guru menjelaskan Hukum
Gaya Newton I, II, III.
- Guru menerangkan rumus
resultan gaya dan memberikan
beberapa contoh soal (V).
25 menit
Pembentukan kelompok :
- Siswa dikelompokkan secara heterogen
menurut kelompoknya masing – masing
dengan anggota 4-5 orang
Kerja Kelompok.
- Guru memberikan lembar kerja pada
tiap-tiap kelompok
- Secara berkelompok siswa mengerjakan
soal-soal yang ada dalam lembar kerja
(I).
Diskusi kelas untuk memvalidasi hasil
kerja klompok
- Pekerjaan ditukarkan pada kelompok
lain untuk di evaluasi (S)
- Beberapa kelompok mempresentasikan
hasil pekerjaan (S).
- Secara bersama-sama dengan
bimbingan guru, semua kelompok
mengevaluasi hasil pekerjaan.
- Hasil setelah dikoreksi kemudian
dikumpulkan.
30 menit
Kegiatan
Akhir
Penutup:
- Dengan bimbingan guru siswa siswa
membuat simpulan dan rangkuman dari
materi gaya.
- Guru memberikan tugas kepada siswa
secara individu untuk mengerjakan
dirumah, beberapa soal tentang
menghitung resultan (I).
10 menit
H. Sumber Belajar :
- Buku Seribu Pena dan IPA Fisika kelas VIII penerbit Erlangga
F3=7N
- Buku Sains Fisika SMP/MTs Kelas VIII
I. Penilaian :
- Penilaian proses : Penilaian selama KBM berlangsung melalui
pengamatan
- Penilaian kognitif : tes/kuis
J. Alat dan Bahan :
Neraca pegas (dinamometer) batas ukur 100 N : 1 buah
Beban 1kg : 2 buah
Seutas tali kuat untuk tarik tambang : 1 buah
Soal :
2. Andi dan Budi bersama-sama mendorong sebuah gerobakke arah kanan. Jika
Andi mengeluarkan gaya sebesar 25 N dan Budi mengeluarkan gaya sebesar
35N, berapah resultas gaya yang dikeluarkan Andi dan Budi?
Jawab:
Diketahui: FA = 25 N
FB = 35 N
Ditanya FR = .......?
Oleh karena FA dan FB searah, maka
F R = F1 + F2 FR = 25N +35N
3. Perhatikan gambar dibawah ini.
(F1 =10N) (F2 = 5N). (F3 = 7N)
Resultan ketiga gaya tersebut adalah...
Diketahui:F1 = 10 N (kiri)F2 = 5 N (kiri)F3 = 7 N (kekanan)
Ditanya: R = ?....Penyelesaian:
R = F3 - F1 – F2 R = 7N -10N - 5N R = 8 N kekanan
F2=5N F1=10N
3. Jika 2N dinyatakan dengan 1 cm, lukislah diagram gaya-gaya berikut:
a. F1 = 10 N kekakan
b. F2 = 12 N kekiri
Jawab
a. F1 = 10 N kekakan
2N 2N 2N 2N 2N
b. F2 = 12 N kekiri
2N 2N 2N 2N 2N 2N
Lubuklinggau, Agustus 2010
Guru Bidang Studi, Peneliti,
Vivi Juniarti, S.Pd. Dwi Anita Sari NIP. 19830613 200604 211 NIM. 4106101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 11 Lubuklinggau
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
H. Kompetensi Dasar
Memahami peranan gaya, usaha, dan energi dalam kehidupan sehari-hari
I. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya, dan pengaruhnya pada
suatu benda yang dikenai gaya
J. Indikator
- Menentukan gaya gesek pada permukaan licin dan kasar.
- Membedakan gaya gesek statis dan kinetis.
- Menjelaskan gaya gesek yang menguntungkan dan merugikan.
- Membedakan massa dan berat.
K. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
- Menjelaskan gaya gesek pada permukaan licin dan kasar
- Menjelaskan gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis
- Menjelaskan gaya gesek yang menguntungkan dan gaya gesek yang
merugikan
- Membedakan massa dan berat
L. Materi Pokok:
Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya ditimbulkan oleh dua buah benda yang saling
berentuhan dan arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda, seperti
gambar berikut:
arah gaya gesek arah gerak benda
Besar gaya gesek dipengarujhi oleh bentuk permukaan bend ayang saling
bergesekkan, jika permukaan benda semakin kasar maka gaya gesekan
semakin besar dan sebaliknya.
Gaya gesek dapat menguntungkan manusia, misalnya:
a. Jalan aspal dibuat kasar sehingga mobil dapat bergerak
b. Rem pada kendaraan
M. Kegiatan Pembelajaran :
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif tipe SAVI
Metode Pembelajaran : Diskusi informasi, eksperimen, penugasan,
penampilan hasil.
N. Langkah Pembelajaran :
Fase Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Pengetahuan Prasyarat : Pengertian gaya gesek dan
massa benda
- Motivasi :
Mengapa penerjun bebas harus membuka
parasutnya agar bisa selamat sampai di tanah?
5 menit
Kegiatan
Inti
- Guru menjelaskan gaya gesek
pada permukaan licin dan kasar dengan diskusi
tanya jawab (A).
- Guru bersama siswa mendeskripsikan
massa dan berat benda (A).
- Guru menerangkan materi
dengan menggunakan alat peraga (V).
20 menit
Pembentukan kelompok :
- Siswa dikelompokkan secara heterogen
menurut kelompoknya masing – masing
dengan anggota 4 – 5 orang
- Guru memberikan lembar kerja pada
35 menit
tiap kelompok
- Secara berkelompok siswa mengerjakan
soal-soal yang ada dalam lembar kerja
(S & I).
Diskusi kelas untuk memvalidasi hasil
kerja kelompok
- Pekerjaan ditukarkan pada kelompok
lain untuk di evaluasi (S)
- Beberapa kelompok mempresentasikan
hasil pekerjaan (S).
- Secara bersama-sama dengan
bimbingan guru, semua kelompok
mengevaluasi hasil pekerjaan.
Kegiatan
Akhir
Penutup:
- Dengan bimbingan guru siswa siswa
membuat simpulan dan rangkuman dari
materi gaya.
- Guru memberikan tugas kepada siswa
secara individu untuk mengerjakan
dirumah, beberapa soal tentang gaya
gesek (Latihan soal) (I).
10 menit
H. Sumber Belajar :
- Buku Seribu Pena dan IPA Fisika kelas VIII penerbit Erlangga
- Buku Sains Fisika SMP/MTs Kelas VIII
- LKS
I. Penilaian :
- Penilaian proses : Penilaian selama KBM berlangsung melalui
pengamatan
- Penilaian kognitif : tes/kuis
J. Alat dan Bahan :
Dua lembar kertas kuarto (kertas folio)
Soal Kuis:
4. Tuliskan masing-masing 3 contoh gaya gesek yang menguntungkan dan
merugikab kita dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab:
Gaya gesek dapat menguntungkan manusia, misalnya jalan aspal dibuat
kasar sehingga mobil dapat bergerak, Rem pada kendaraan dapat
mengakibatkan kendaraaan berhenti,
Gaya gesek juga dapat merugikan manusia, misalnya: mesin kendaraan
lama kelamaan menjadi panas dan aus, ban sepeda yang digunakan
akhirnya menjadi gundul, alas sepatu akan menipis jika dipakai terus
menerus.
5. Tuliskan perbedaan antara massa dan berat sebuah benda!
Perbedaan massa dan benda :
No Berat Massa1. Besaranan turunan dan vektor Besaran pokok dan sklar2. Mengutamakan gaya gravitasi
BumiMengutamakan jumlah zat dalam benda
3. Besarnya berubah sesuai tempatnya
Besarnya selalu tetap
4. Satuan N atau Dyne Satuan Kg atau gram5. W = m x g m
6. Jika percepatan gravitasi Bumi adalah 9,8 m/s2, berapakah berat benda
Agus yang bermassa 40 Kg!..
Diketahui:mbenda = 40 kgg Bumi = 9,8 m/s2
Ditanya: w = ?....Penyelesaian :
w = m.g= 40 kg x 9,8 m/ss
= 392 N maka berat Agus di permukaan Bumi adalah 392 N.
Lubuklinggau, Agustus 2010
Guru Bidang Studi, Peneliti,
Vivi Juniarti, S.Pd. Dwi Anita Sari NIP. 19830613 200604 211 NIM. 4106101
PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS EKSPERIMEN
PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS KONTROL
SKOR KELOMPOK ATAS DAN KELOMPOK BAWAHUJI COBA INSTRUMEN PADA MATERI GAYA DAN PENGARUHNYA
a. Skor Kelompok Atas
NoNo
TestNomor Soal Skor
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 T-1 6 6 5 6 13 13 13 9 9 13 932 T-25 4 7 5 0 9 13 11 5 7 6 675 T-2 6 6 5 6 8 8 8 9 9 11 763 T-18 4 7 5 5 13 8 13 6 5 8 744 T-23 6 5 5 6 8 8 5 5 9 11 686 T-24 3 6 4 3 9 3 13 7 6 13 677 T-19 6 4 5 6 6 3 8 4 9 13 648 T-17 4 7 5 6 5 5 5 0 5 13 559 T-8 5 0 4 8 5 5 5 9 9 7 5710 T-11 6 7 5 3 6 6 3 3 7 9 55
Jumlah 50 55 48 49 82 72 84 57 75 104 676
b. Skor Kelompok Bawah
NoNo
TestNomor Soal
Skor Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 T-29 3 3 3 0 8 13 5 0 0 11 462 T-28 0 6 0 3 3 8 8 5 6 8 473 T-26 3 3 3 0 0 8 5 5 5 13 454 T-14 4 1 1 5 8 6 5 7 5 4 465 T-15 6 3 0 0 6 3 0 5 8 13 446 T-16 3 0 4 8 6 3 8 0 5 9 467 T-30 4 1 1 3 6 5 4 4 3 7 388 T-6 6 1 1 0 13 0 2 3 9 6 419 T-12 6 0 2 0 5 0 5 3 2 6 2910 T-7 6 3 5 3 0 0 0 5 0 5 27
Jumlah 38 18 17 22 47 33 37 37 43 82 223
PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA INSTRUMEN
Validitas Soal Butir 1
(Validitas Rendah )
Validitas Soal Butir 2
(Validitas sedang)
Validitas Soal Butir 3
(Validitas Sedang)
Validitas Soal Butir 4.
(Validitas rendah)
Validitas Soal Butir 5.
(Validitas rendah)
Validitas Soal Butir 6.
(Validitas sedang)
Validitas Soal Butir 7.
(Validitas Tinggi)
Validitas Soal Butir 8.
(Validitas Sedang)
Validitas Soal Butir 9.
(Validitas Sedang)
Validitas Soal Butir 10
(Validitas rendah)
MENCARI
Taraf Nyata () = 5%= 0,05
Ttabel = (1- )(n-2)
Ttabel = (1- )(31-2)
Ttabel = (1-0,025) (29)
Ttabel = (0,975) (29)
Ttabel = 1,70
MENCARI RELIABILITAS
1.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jumlah Varians Semua Item
= 2,61 + 6,57+ 3,26+9,24+13,11 + 13,66 +13,66 +6,62+11,21+17,67
= 97,61
r11 =
r11 = 0,48 (Reliabilitas Sedang)
MENCARI DAYA PEMBEDA
1. (Jelek)
2. (Cukup)
3. 66.050
31
50
17483
DP (Baik)
4. 34.080
27
80
22494
DP (Cukup)
5. 27.0130
35
130
47825
DP (Cukup)
6. 30.0130
39
130
33726
DP (Cukup)
7. 36.0130
47
130
37847
DP (Cukup)
8. 22.090
20
90
37558
DP (Cukup)
9. 25.0130
32
130
43759
DP (Cukup)
10. 17.0130
22
130
8210410
DP (Jelek)
MENCARI TINGKAT KESUKARAN
Tingkat Kesukaran (TK)
1. (Mudah)
2. (Sedang)
3. (Sedang)
4. (Sedang)
5. (sedang)
6. (Sedang)
7. (Sedang)
8. (Sedang)
9. (Sedang)
10. (Mudah)
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS KONTROL
No No. TestNilai Soal Nomor (X) Skor
Total (Y)
Nilai Siswa1 2 3 4 5 6
7 5 13 13 9 131 T – 1 4 0 5 6 2 4 21 35
2 T – 2 3 2 3 0 4 0 12 20
3 T – 3 2 3 1 2 4 6 18 30
4 T – 4 4 1 3 4 2 4 16 27
5 T – 5 4 0 4 4 6 4 22 37
6 T – 6 1 2 5 3 2 2 15 25
7 T – 7 0 3 0 5 4 6 18 30
8 T – 8 3 4 5 3 4 6 25 42
9 T – 9 0 3 0 1 4 6 14 23
10 T – 10 3 2 3 4 0 4 16 27
11 T – 11 5 0 3 6 4 6 24 40
12 T – 12 3 0 2 0 2 4 11 18
13 T – 13 0 2 2 4 3 4 15 25
14 T – 14 1 3 6 5 0 4 19 32
15 T – 15 2 5 0 4 3 0 14 23
16 T – 16 0 2 1 4 2 3 12 20
17 T – 17 2 3 4 2 0 4 15 25
18 T – 18 1 4 3 4 0 4 16 27
19 T – 19 4 0 2 1 6 6 19 32
20 T – 20 2 0 5 6 0 3 16 27
21 T – 21 5 3 4 6 3 5 26 43
22 T – 22 6 3 2 3 0 2 16 27
23 T – 23 5 4 7 3 3 6 28 47
24 T – 24 3 3 2 0 4 0 12 20
25 T – 25 4 0 5 0 0 2 11 18
26 T – 26 3 4 1 4 2 2 16 27
27 T – 27 2 0 2 2 3 4 13 22
28 T – 28 2 3 6 2 0 6 19 32Jumlah 74 59 86 88 65 107 479 797
DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN
No No. TestNilai Soal Nomor (X) Skor
Total (Y)
Nilai siswa1 2 3 4 5 6
7 5 13 13 9 131 T - 1 4 1 0 4 3 5 17 28
2 T – 2 3 0 4 0 3 0 10 17
3 T – 3 0 2 3 3 4 0 12 20
4 T – 4 4 0 5 6 4 6 28 47
5 T – 5 3 4 1 2 4 6 20 33
6 T – 6 3 3 3 2 6 4 15 25
7 T – 7 4 0 4 4 6 4 22 37
8 T – 8 0 2 6 3 6 2 19 32
9 T – 9 0 3 0 5 4 3 15 25
10 T – 10 2 4 6 2 6 2 22 37
11 T – 11 0 3 0 3 4 6 16 27
12 T – 12 4 0 5 6 2 6 23 38
13 T – 13 3 2 3 0 4 0 12 20
14 T – 14 4 3 2 4 3 8 24 40
15 T – 15 2 2 2 4 0 4 14 23
16 T – 16 1 3 3 4 0 4 15 25
17 T – 17 2 5 0 2 3 6 18 30
18 T – 18 0 2 1 4 2 4 13 22
19 T – 19 3 3 5 4 0 4 19 32
20 T – 20 1 4 1 4 2 4 16 27
21 T – 21 4 2 4 3 6 6 25 42
22 T – 22 4 0 7 3 0 4 18 30
23 T – 23 2 1 5 4 6 3 21 35
24 T – 24 6 3 2 3 0 2 16 27
25 T – 25 2 4 4 3 0 4 17 28
26 T – 26 2 5 1 0 4 0 12 20
27 T – 27 4 0 3 2 0 2 11 18
28 T – 28 3 2 1 4 2 3 15 25
29 T – 29 3 4 4 2 4 3 20 33Jumlah 73 67 85 90 82 105 505 842
DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN
NoNo. Test
Nilai Soal Nomor (X) Skor Total (Y)
Nilai Siswa1 2 3 4 5 6
7 5 13 13 9 131 T - 1 3 3 13 13 6 13 52 852 T – 2 3 4 12 9 6 13 47 783 T – 3 5 3 8 13 3 13 45 754 T – 4 1 4 4 8 6 8 31 525 T – 5 3 2 4 10 0 7 26 436 T – 6 3 3 9 12 3 8 38 637 T – 7 5 3 11 13 3 13 48 808 T – 8 3 1 11 6 7 8 36 609 T – 9 6 3 13 13 9 13 58 9510 T – 10 3 4 13 13 9 13 55 9211 T – 11 2 5 14 11 3 13 48 8012 T – 12 3 3 10 10 6 13 45 7513 T – 13 3 4 13 13 8 13 54 9014 T – 14 4 2 13 11 4 13 47 7815 T – 15 4 3 13 9 9 13 42 7016 T – 16 3 1 8 13 6 13 44 7317 T – 17 7 4 13 8 6 13 51 8518 T – 18 4 3 9 13 4 13 46 77
19 T – 19 5 3 13 13 9 13 56 9320 T – 20 3 1 9 6 6 8 33 5521 T – 21 4 3 13 13 9 13 55 9222 T – 22 2 2 7 6 6 8 31 5223 T – 23 3 3 9 13 6 13 47 7824 T – 24 5 2 13 13 5 13 51 8525 T – 25 4 2 9 6 8 8 37 6226 T – 26 2 3 13 2 6 13 39 6527 T – 27 1 3 9 13 3 13 42 7028 T – 28 4 4 13 13 8 13 55 9229 T – 29 3 4 13 13 8 13 54 90
Jumlah 101 85 312 309 163 341 1311 2185
DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL
NoNo. Test
Nilai Soal Nomor (X) Skor Total (Y)
Nilai Siswa1 2 3 4 5 6
7 5 13 13 9 131 T - 1 4 5 13 13 9 13 57 95
2 T – 2 4 5 8 6 7 13 43 72
3 T – 3 7 5 13 8 6 13 52 87
4 T – 4 4 4 13 6 9 13 40 67
5 T – 5 4 4 5 13 6 7 39 65
6 T – 6 7 5 11 13 6 9 51 85
7 T – 7 7 3 4 13 5 13 45 75
8 T – 8 2 2 8 4 9 5 30 50
9 T – 9 6 2 7 8 3 6 32 53
10 T – 10 2 4 13 13 4 7 43 72
11 T – 11 7 4 13 13 5 13 55 92
12 T – 12 7 4 6 10 6 13 46 77
13 T – 13 4 4 8 5 5 4 30 50
14 T – 14 7 2 7 6 7 6 35 58
15 T – 15 4 3 13 13 6 13 52 87
16 T – 16 5 7 11 9 9 13 54 90
17 T – 17 7 1 3 8 5 6 30 50
18 T – 18 2 2 6 4 9 5 28 47
19 T – 19 4 4 6 13 4 13 44 73
20 T – 20 7 5 4 5 6 8 35 58
21 T – 21 7 5 13 10 9 13 57 95
22 T – 22 7 5 5 8 5 8 38 63
23 T – 23 6 3 5 11 6 13 44 73
24 T – 24 7 4 7 13 6 13 50 83
25 T – 25 7 6 13 10 3 13 52 87
26 T – 26 4 3 6 8 4 8 33 55
27 T – 27 2 6 11 8 4 5 36 60
28 T – 28 4 5 6 4 3 6 28 47Jumlah 145 112 238 255 157 272 1179 1965
TES AWAL KELAS KONTROL
1. Rentang = Data Terbesar –Data Terkecil
= 28 – 10
= 18
2. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 28
= 1 + 3,3 (1,45)
= 5,77
Kelas yang diambil 6
3. Panjang Interval =
= 3
Panjang kelas interval = 3
PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AWAL KELAS KONTROL
Nilai Tesf
f . - ( - )2 f ( - )2
10 - 12 5 11 55 -6.11 37.30 186.4
13 - 15 6 14 84 -3.11 9.65 57.9316 - 18 8 17 136 -0.11 0.01 0.0919 - 21 4 20 80 2.89 8.37 33.47
22- 24 2 23 46 5.89 34.73 69.4525 - 27 3 26 78 8.89 79.08 237.25
Jumlah 28 479 584.68
Rata-rata ( ) = 17,11
Simpangan Baku = 4, 65
TES AWAL KELAS EKSPERIMEN
1. Rentang = Data Terbesar –Data Terkecil
= 28 – 10
= 18
2. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 29
= 1 + 3,3 (1,46)
= 5,81
Kelas yang diambil 6
3. Panjang Interval =
= 3
PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AWAL KELAS EKSPERIMEN
Nilai Tesf
f . - ( - )2 f ( - )2
10 – 12 5 11 55 -6.31 39.82 199.1013 – 15 7 14 98 -3.31 10.96 76.7116 – 18 6 17 102 -0.31 0.10 0.5819 – 21 5 20 100 2.69 7.23 36.1722- 24 4 23 92 5.69 32.37 129.49
25 – 27 1 26 26 8.69 75.51 75.5128 – 30 1 29 29 11.69 136.65 136.65Jumlah 29 502 654.21
Rata-rata ( ) = 17,31
Simpangan Baku = 4, 83
TES AKHIR KELAS KONTROL
1. Rentang = Data Terbesar –Data Terkecil
= 57 – 28
= 29
2. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 29
= 1 + 3,3 (1,46)
= 5,81
Kelas yang diambil 6
3. Panjang Interval =
= 4,83
Panjang kelas interval = 5
ERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AKHIR KELAS KONTROL
Nilai Tesf
f . - ( - )2 f ( - )2
25 – 29 3 27 81 -12.86 165.31 495.92 30 – 34 6 32 192 -7.86 61.73 370.41 35 – 39 5 37 185 -2.86 8.16 40.82 40 – 44 7 42 294 2.14 4.59 32.14
45 – 49 2 47 94 7.14 51.02 102.04 50 – 54 3 52 156 12.14 147.45 442.3555 – 59 2 57 114 17.14 293.88 587.76
Jumlah 28 1116 2071.43
Rata-rata ( ) = 39,85
Simpangan Baku = 8,76
TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN
1. Rentang = Data Terbesar –Data Terkecil
= 58 – 26
= 32
2. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 28
= 1 + 3,3 (1,45)
= 5,77
Kelas yang diambil 6
3. Panjang Interval =
= 5,3
Panjang kelas interval = 5
ERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKUTES AKHIR KELAS EKSPERIMEN
Nilai Tesf
f . - ( - )2 f ( - )2
25 – 29 1 27 27 -18.45 340.34 340.34 30 – 34 3 32 96 -13.45 180.86 542.57 35 – 39 4 37 148 -8.45 71.37 285.49 40 – 44 3 42 126 -3.45 11.89 35.67 45 – 49 8 47 376 1.55 2.41 19.26 50 – 54 5 52 260 6.55 42.93 214.6355 – 59 5 57 285 11.55 133.44 667.21
Jumlah 29 1318 2105.17
Rata-rata ( ) = 45,45Simpangan Baku = 8, 67
UJI HOMOGENITAS
Untuk menguji homogenitas, digunakan statistik uji-F dengan rumus:
1. Skor tes awal kelas eksperimen dan kontrol
a. Data se = 4,83 dan sk = 4,65
dimana se = simpangan baku kelas eksperimen
sk = simpangan baku kelas kontrol
b. Hipotesis yang akan diuji
H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama atau homogen
Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama atau heterogen
c. Nilai Fhitung
Simpangan baku kelas eksperimen lebih besar dari simpangan baku kelas
kontrol, maka:
=
d. Nilai Ftabel dengan dengan derajat kebebasan, dke = 29 – 1, dkk = 28 – 1 dan
α = 0,05. Nilai Ftabel dengan dk (28:27) tersebu t tidak terdapat dalam tabel,
maka nilai Ftabel ditentukan dengan menggunakan harga F yang lain yang
ber-dk = (28 – 30). Jadi nilai Ftabel = F(0,05)(28;30) = 1,87
e. Uji hipotesis
Fhitung = 1,08 dan Ftabel 1,87 karena Fhitung < Ftabel maka H0 diterima. Dengan
demikian varians skor tes awal (kelas eksperimen dan kelas kontrol)
adalah homogen
2. Skor tes akhir kelas eksperimen dan kontrol
a. Data se = 8,67 dan sk = 8,76
dimana se = simpangan baku kelas eksperimen
sk = simpangan baku kelas kontrol
b. hipotesis yang akan diuji
H0 = hipotesis pembanding, kedua varians sama atau homogen
Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama atau heterogen
c. Nilai Fhitung
simpangan baku kelas eksperimen lebih besar dari simpangan baku kelas
kontrol, maka:
=
d. Nilai Ftabel dengan dengan derajat kebebasan, dke = 29 – 1, dkk = 28 – 1 dan
α = 0,05. Nilai Ftabel dengan dk (28:30), tersebut tidak terdapat di dalam
tabel, maka dan Ftabel ditentukan dengan menggunakan harga F yang lain
yang ber-dk = (28;30). Jadi, nilai Ftabel = F (0,05)28;30) = 1,87.
e. Uji hipotesis
Diperoleh Fhitung = 1,02 dan Ftabel 1,87. sehingga Fhitung < Ftabel maka H0
ditolak. Dengan demikian varians skor tes akhir (kelas eksperimen dan
kelas kontrol) adalah homogen
UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA
Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 = hipotesis pembanding , rata-rata skor kelas eksperimen sama dengan rata-
rata skor kelas kelas kontrol
Ha = hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata
skor kelas kontrol.
1. Uji kesamaan dua rata-rata skor tes awal
a. Data
= 17,31, Se = 4,83, ne =29
= 17,11 Sk = 4,65, nk =28
b. Nilai thitung
kedua kelompok data adalah normal dan homogen, maka menggunakan
uji-t, dengan rumus:
dengan
Terlebih dahulu dicari simpangan baku gabungan kedua kelompok, yaitu:
Setelah didapat nilai simpangan baku, maka dicari nilai thitung dengan
menggunakan uji-t dengan rumus:
c. Nilai ttabel dengan derajat kebebasan dk = ne + nk – 2 = 29 – 28 -2 =
55 dan α = 0,05, adalah ttabel = t 0,95 (55) = 2,17
d. Uji Hipotesis
Nilai thitung = 0,16 dan ttabel = 2,17 karena thitung < ttabel , maka Ho diterima.
Dengan demikian kedua rata-rata skor tes awal kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah sama.
2. Uji kesamaan dua rata-rata skor tes akhir
a. Data
=45,45 , Se = 8,67, ne =29
= 39,85, Sk = 8,76, nk =28
b. Nilai thitung
Kedua kelompok data adalah normal dan homogen, maka menggunakan
uji-t, dengan rumus:
dengan
Terlebih dahulu dicari simpangan baku gabungan kedua kelompok, yaitu:
Setelah didapat nilai simpangan baku, maka dicari nilai thitung dengan
menggunakan uji-t dengan rumus:
t = 2,45
c. nilai ttabel dengan derajat kebebasan dk = ne + nk – 2 = 29 – 28 - 2 =
55 dan α = 0,05, adalah :
ttabel = t 0,95 (60) = 2,17
d. Uji Hipotesis
Nilai thitung = 2,45 dan ttabel =2,17, karena thitung > ttabel , maka Ho
ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian
rata-rata skor tes akhir kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata
kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar fisika siswa
yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Somatis Auditori
Visual Intelektual (SAVI) lebih baik daripada hasil belajar fisika siswa
yang menggunakan model pembelajaran Konvensional.
UJI NORMALITAS DATA TES AWAL KELAS KONTROL
Kelas Interval
Batas Kelas
(X)
Rata-rata
Simpangan Baku
ZTabel L f0 fh f0 - fh ( f0 - fh )2
9.5 17.11 4.65 -7.61 -1.64 0.4495 10 - 12 0.1106 5 3.10 1.90 3.62 1.17
12.5 17.11 4.65 -4.61 -0.99 0.3389 13 - 15 0.2021 6 5.66 0.34 0.12 0.02
15.5 17.11 4.65 -1.61 -0.35 0.1368 16 - 18 0.2547 8 7.13 0.87 0.75 0.11
18.5 17.11 4.65 1.39 0.30 0.1179 19 - 21 0.2085 4 5.84 -1.84 3.38 0.58
21.5 17.11 4.65 4.39 0.94 0.3264 22- 24 0.1177 2 3.30 -1.30 1.68 0.51
24.5 17.11 4.65 7.39 1.59 0.4441 25 - 27 0.043 3 1.20 1.80 3.23 2.68
27.5 17.11 4.65 10.39 2.23 0.4871 Jumlah 28 5.06
=
=
=
= 11,1
<
Kesimpulan: 5,06 < 11,1 maka data berdistribusi normal
UJI NORMALITAS DATA TES AKHIR KELAS KONTROL
Kelas Interval
Batas Kelas
(X)
Rata-rata
Simpangan Baku
ZTabel L f0 fh f0 - fh ( f0 - fh )2
24.5 39.85 8.76 -15.35 -1.75 0.4599 25 - 29 0.0789 3 2.21 0.79 0.63 0.28
29.5 39.85 8.76 -10.35 -1.18 0.381 30 - 34 0.1519 6 4.25 1.75 3.05 0.72
34.5 39.85 8.76 -5.35 -0.61 0.2291 35 - 39 0.2131 5 5.97 -0.97 0.93 0.16
39.5 39.85 8.76 -0.35 -0.04 0.016 40 - 44 0.2179 7 6.10 0.90 0.81 0.13
44.5 39.85 8.76 4.65 0.53 0.2019 45 - 49 0.1624 2 4.55 -2.55 6.49 1.43
49.5 39.85 8.76 9.65 1.10 0.3643 50 - 54 0.0882 3 2.47 0.53 0.28 0.11
54.5 39.85 8.76 14.65 1.67 0.4525 55 - 59 0.035 2 0.98 1.02 1.04 1.06
59.5 39.85 8.76 19.65 2.24 0.4875 Jumlah 28 2.83
=
=
=
= 11,1
<
Kesimpulan: 2,83 < 11,1 maka data berdistribusi normal
UJI NORMALITAS DATA TES AWAL KELAS EKSPERIMEN
Kelas Interval
Batas Kelas (X)
Rata-rata
Simpangan Baku
ZTabel L f0 fh f0 - fh (f0 - fh)2
9.5 17.31 4.83 -7.81 -1.62 0.4474 10 - 12 0.1061 5 3.08 1.92 3.70 1.20
12.5 17.31 4.83 -4.81 -1.00 0.3413 13 - 15 0.197 7 5.71 1.29 1.66 0.29
15.5 17.31 4.83 -1.81 -0.37 0.1443 16 - 18 0.243 6 7.05 -1.05 1.10 0.16
18.5 17.31 4.83 1.19 0.25 0.0987 19 - 21 0.2091 5 6.06 -1.06 1.13 0.19
21.5 17.31 4.83 4.19 0.87 0.3078 22- 24 0.1241 4 3.60 0.40 0.16 0.04
24.5 17.31 4.83 7.19 1.49 0.4319 25 - 27 0.0507 1 1.47 -0.47 0.22 0.15
27.5 17.31 4.83 10.19 2.11 0.4826 28 - 30 0.0132 1 0.38 0.62 0.38 1.00
30.5 17.31 4.83 13.19 2.73 0.4958 Jumlah 29 2.03
=
=
=
= 11,1
<
Kesimpulan: 2,03 < 11,1 maka data berdistribusi normal
UJI NORMALITAS DATA TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN
Kelas Interval
Batas Kelas
(X)
Rata-rata
Simpangan Baku
ZTabel L f0 fh f0 - fh ( f0 - fh)2
24.5 45.45 8.67 -20.95 -2.42 0.4922 25- 29 0.0251 1 0.73 0.27 0.07 0.10
29.5 45.45 8.67 -15.95 -1.84 0.4671 30 - 34 0.0709 3 2.06 0.94 0.89 0.43 34.5 45.45 8.67 -10.95 -1.26 0.3962 35 - 39 0.1413 4 4.10 -0.10 0.01 0.00 39.5 45.45 8.67 -5.95 -0.69 0.2549 40 - 44 0.2111 3 6.12 -3.12 9.75 1.59 44.5 45.45 8.67 -0.95 -0.11 0.0438 45 - 49 0.2246 8 6.51 1.49 2.21 0.34 49.5 45.45 8.67 4.05 0.47 0.1808 50 - 54 0.17 5 4.93 0.07 0.00 0.00 54.5 45.45 8.67 9.05 1.04 0.3508 55 - 59 0.0966 5 2.80 2.20 4.83 1.73
59.5 45.45 8.67 14.05 1.62 0.4474 Jumlah 29 2.47
=
=
=
= 11,1
<
Kesimpulan: 2,47 < 11,1 maka data berdistribusi normal
top related