skrining kesehatan dan pengelolaan...
Post on 06-Nov-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Disampaikan oleh:Prof. Fachmi IdrisDirektur Utama
Disampaikan dalam
“Reuni Akbar Alumni Universitas Brawijaya 2018”
Jakarta, 3 November 2018
DALAM ERA DIGITAL
SKRINING KESEHATAN DAN
PENGELOLAAN PROLANIS
2
2
3
Pendahuluan1
2
AGENDA PRESENTASI
3
Pengelolaan NCDs Dalam Program JKN
3 Kesimpulan dan Harapan
Piramida Peserta JKN-KISPer 1 Oktober 2018
Jumlah peserta JKN-KIS per 26 Oktober 2018 sebanyak 204.116.444 jiwa, terdiri dari:
10.8% usia Balita
8.9% usia Anak-Anak
18.3% usia Remaja
32.1% usia Dewasa
29.7% usia Lansia
4
Program JKN-KIS terbukti mempunyai dampak terhadap ekonomi dan
peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia:1. Pencapaian UHC (100% coverage) akan meningkatkan angka harapan
hidup (AHH) sebesar 2.9 tahun.
2. Kenaikan 1% kepesertaan JKN akan meningkatkan PDRB per kapita dan
produktivitas sebesar 1 juta.
3. Pencapaian UHC (100% coverage) akan meningkatkan kesempatan kerja
untuk 2.4 juta orang dan output sebesar 294 triliun rupiah.
4. Menyelamatkan masyarakat dari jatuh dalam kemiskinan sebanyak 1,18
juta orang (tahun 2015) dan 1,16 juta (tahun 2016)
5. Melindungi masyarakat miskin dari kondisi yang lebih parah sebanyak 15,9
juta orang (tahun 2015) dan 14,5 juta orang (tahun 2016)
Dampak Program JKN-KIS
Sumber:
1. LPEM FEB UI, Dampak Ekonomi Penyelenggaraan Program JKN bagi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 2016
2. Dartanto—Head of Proverty and Social Protection LPEM FEB UI, 2017 5
6
PENYERAPAN BIAYA PELKES
1%
8%
22%
69%
0%Dokter Gigi
Dokter PraktekPerorangan
Klinik Pratama
Puskesmas
RS Kelas D Pratama
PROPORSI BIAYA PER FKTP
0
5000
10000
15000
2014 2015 2016 2017
BIAYA KAPITASI
0
500
1000
1500
2014 2015 2016 sd Nov 2017
BIAYA NON KAPITASI
253 M
644 M
836 M
1,049 T
6,6 T
10 T11,8 T 12,2 T
2014 2015 2016 2017
42 T 57 T 67 T 84 T
2018sd Mei
32 T
DISTRIBUSI BIAYA
21.68% 20.80% 19.64%16.43%
78.32% 79.20% 80.36%83.57%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
2014 2015 2016 2017 (Buban Des)
Primer Rujukan
I PROPORSI DISTRIBUSI BIAYA PELKES PER TAHUN
FKTP
Rp 47 T
FKRTL
Rp 203 T
TOTAL BIAYA PELAYANAN KESEHATAN (2014-2017)
Rp 250 T
6
7
Injuries
9% 9% 8%7%
43%
33%
27%
56%49% 58% 66%37%
Noncommunicable Communicable
Penyebab tingginya penyerapan biaya pelkes
Sumber: Indonesia Health Financing System Assessment-spend more, right and better, 2016, Policy Brief World Bank
Besarnya biayapelayanan kesehatandisebabkan antaralain profil morbiditaspenduduk yang banyak menderitapenyakit kronis
CIRRHOSIS HEPATITIS
2%
GAGAL GINJAL12%
HAEMOPHILIA2%
JANTUNG52%
KANKER16%
LEUKAEMIA1%
STROKE13%
THALASSAEMIA
2%
Jumlah Biaya Katastropik Januari s.d. Agustus 2018 Sebesar Rp12,827,593,062,025
Biaya % Biaya %
JANTUNG 9,429,312,017,554 51.13% 6,669,064,019,222 51.99%
GAGAL GINJAL 2,257,575,312,695 12.24% 1,503,726,039,560 11.72%
KANKER 3,105,254,965,529 16.84% 2,111,085,140,310 16.46%
STROKE 2,251,576,960,777 12.21% 1,623,146,851,646 12.65%
THALASSAEMIA 496,105,702,115 2.69% 298,114,413,312 2.32%
CIRRHOSIS HEPATITIS 316,313,860,364 1.72% 209,191,953,580 1.63%
LEUKAEMIA 317,670,775,200 1.72% 199,305,253,180 1.55%
HAEMOPHILIA 268,550,357,515 1.46% 213,959,391,215 1.67%
TOTAL KATASTROPIK
Total Biaya Pelkes
% Katast terhadap biaya
pelkes
84,444,863,518,206
21.84%
12,827,593,062,025
60,892,079,169,015
21.07%
2017 s.d. Agustus 2018KATASTROPIK
18,442,359,951,749
Belum Optimalnya Pembangunan Kesehatan di “Hulu”
8
Pendahuluan1
2
AGENDA PRESENTASI
8
Pengelolaan NCDs Dalam Program JKN
3 Kesimpulan dan Harapan
Primary Screening
Secondary
ScreeningHealthy Life Style
(edukasi, olahraga)
High RiskHealthy/Low Risk
Secondary And Tertiary Prevention
(Disease Management Program)
→ PROLANIS → PPDM - PPHT
Chronic Disease
Diagnosis
Primary Prevention
• Perubahan Gaya Hidup
• Konseling dengan FKTP
High Risk but
Un-diagnosed as Chronic
High Risk Group Classification
Diagnosis Group
Classification
Health Outcome IndicatorsMonitoring
Pengelolaan NCDs dalam Program JKN
Self Assessment Questionnaire
menggunakan aplikasimobile dan web
• Olahraga Bersama• Talkshow Radio dan TV• Penguatan Komunitas
1
2
3
9
Program Skrining Riwayat KesehatanDEFINISI
Merupakan deteksi dini faktor risiko (rendah, sedang, tinggi) penyakit kronis yang berdampakbiaya besar, yaitu :1. Diabetes Mellitus tipe 22. Hipertensi3. Ginjal Kronik4. Jantung Koroner
MANFAAT
1. Melalui skrining riwayat kesehatan, peserta JKN-KIS dapat mengetahui potensi risiko(rendah/sedang/tinggi) terhadap 4 penyakittidak menular (Diabetes Mellitus Tipe 2, Hipertensi, Ginjal Kronik, dan Jantung Koroner).
2. Instansi/Badan Usaha dapat mengetahui profilpotensi risiko penyakit seluruh pegawai.
3. Tanpa biaya mengetahui profil potensi risikopenyakit.
10
1 Primary Screening
Manual
Mobile
Web
1. Format isian Manual 2. Mobile Skrining
Form Skrining diisi oleh Peserta, steelahitu dilakukan entri skrining riwayatkesehatan oleh FKTP.
Selanjutnya hasil entri skrining riwayatkesehatan disampaikan oleh FKTP kepadapeserta, untuk dilakukan tindak lanjut.
Install aplikasi Mobile JKN. Registrasi akun Mobile JKN. Akses fitur Skrining Riwayat Kesehatan
pd aplikasi BPJS Kesehatan mobile. Peserta mengisi seluruh pertanyaan
lengkap. Hasil skrining riwayat kesehatan dapat
diketahui langsung setelah diisi seluruhpertanyaan.
TATALAKSANA SKRINING RIWAYAT KESEHATAN (1)
11
Click &
Rate Your
Health
Risk!
12
3. Web Skrining
Akses website BPJS Kesehatan. Pilih menu skrining riwayat kesehatan pada blue-slide-bar. Isi nomor kartu BPJS dan tanggal lahir, kemudian klik “Cari
Peserta”. Peserta mengisi seluruh pertanyaan lengkap. Hasil skrining riwayat kesehatan dapat diketahui langsung setelah
diisi seluruh pertanyaan.
TATALAKSANA SKRINING RIWAYAT KESEHATAN (2)
13
CAPAIAN SKRINING RIWAYAT KESEHATANS.D SEPTEMBER 2018
Peserta yang sudah melakukan SkriningRiwayat Kesehatan sebanyak 385.799peserta, yang terdiri dari:
317,664
68,135
Manual
Mobile
Hasil Skrining Riwayat Kesehatan
12,545
55,122
14,189 30,735
373,250
330,682
371,612 355,067
DM Hipertensi Ginjal Kronik Jantung Koroner
SEDANG&TINGGI RENDAH
Dari 385.799 peserta JKN-KIS yang telah melakukanSkrining Riwayat Kesehatan hasilnya:
• 3.2% berisiko sedang dan tinggi DM• 14.2% berisiko sedang dan tinggi Hipertensi• 3.6% berisiko sedang dan tinggi Ginjal Kronik• 7.9% berisiko sedang dan tinggi Jantung Koroner
TINDAK LANJUT:
• Risiko sedang & tinggi ditindaklanjutidengan pemeriksaan lanjutan di FKTP.
• Khusus untuk DM ditindaklanjuti denganSkrining lanjutan DM (pemeriksaan GDS, GDP dan GDPP)
14
Skri
nin
gP
reve
nti
fSe
kun
de
r
Skrining Lanjutan DM
Deteksi Dini KankerServiks
Deteksi Dini KankerPayudara
Pemeriksaan GDP/GDPP
Pemeriksaan IVA Pemeriksaan Pap
Smear
Pemeriksaan CBE (Clinical Breast Examination)/ Sadanis(PemeriksaanPayudara oleh Klinisi)
FKTP
FKTP
Laboratorium
DilakukanbersamaandenganPemeriksaanIVA/ Pap Smear
Tempat Pelaksanaan
Deteksi penyakit kronis (DM Tipe 2) melalui pemeriksaan Gula Darah (GDP dan GDPP) di FKTP, bagi peserta denganhasil Skrining Riwayat Kesehatannyaberisiko sedang/tinggi untuk penyakittersebut.
Skrining Lanjutan DM
Dapat dilakukan selama 3 tahun berturut – turut. Selanjutnya apabila tidak ditemukan faktor risiko dapat
dilakukan per 5 tahun sekali. Dilaksanakan bagi peserta JKN-KIS berjenis kelamin wanita
dan sudah/pernah menikah/pernah berhubungan seksual.
Skrining IVA/ Pap Smear
15
Penapisan atau Skrining Kesehatan Tertentu
Secondary Screening2
Pelayanan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Krioterapis.d September 2018
Capaian Peserta Krioterapi
Dari 2.581 peserta IVA dengan hasil positif, yang sudah ditindaklanjuti dengankrioterapi baru 720 peserta (28%)
Jumlah peserta IVA dan Papsmear sejak tahun 2015
meningkat setiap tahun.
Capaian peserta IVA s.d September 2018 sebanyak
71.436 peserta dan Papsmear 96.931 peserta,
dengan hasil:
• IVA positif : 2.581 peserta (3.6%)
• Papsmear positif: 1.094 peserta (1.1%)
PENYEBAB
- Rendahnya kesadaran peserta utk krioterapi- Kompetensi Bidan/Dokter utk krioterapi- Ketersediaan alat krioterapi terbatas
2017
16
Suatu sistem pelayanan kesehatan dengan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yangmelibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi
peserta JKN-KIS penyandang penyakit kronis, khususnya Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi untuk
mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
DEFEN
ISI
17
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
Pelayanan bagi Peserta PROLANIS:
1. Edukasi/ Konsultasi MedisDiberikan sebulan 1 x/ sesuai dengan kebutuhan
2. Pemantauan Kesehatan, melalui pemeriksaan: Gula Darah Puasa,
HbA1C, Kimia Darah
3. Aktifitas KlubKegiatan: Senam dilaksanakan seminggu 1 kali
4. Home Visit
6. ReminderBerupa SMS Gateway utk mengingatkan peserta Prolanis dlm minum obat dan aktifitas Prolanis lainnya
5. Pelayanan ObatSinergi dengan pelayanan Obat PRB (Program Rujuk Balik)
• Mendorong Kemandirian Peserta
• Meningkatkan Derajat Kesehatan Peserta
• Meningkatkan Kepuasan Peserta
• Mengendalikan Biaya Pelayanan Kesehatan dalam Jangka PanjangT
UJU
AN
AK
TIF
ITA
SSecondary And Tertiary Prevention3
17
18
PESERTA TERDIAGNOSA DM & HIPERTENSI - PROLANIS
96%
2% 2%
Proporsi Peserta JKN-KIS dgn DiagnosaDM dan Hipertensi (2014 – Juni 2018)
Peserta JKN KIS s.d Juni2018
Peserta JKN KIS terdiagnosaDM 2014-2018
Peserta JKN KIS terdiagnosaHipertensi 2014-2018
Jumlah pst aktif JKN-KIS per Juni 2018: 199.529.757 jiwa.
Peserta terdiagnosa: DM: 4.271.017 orang (2,14%)Hipertensi: 4.538.481 orang (2,2%)
93%
7%
Peserta dgn dx DM belum Prolanis
Peserta Prolanis DM
DM
92%
8%
Peserta dgn dx Hipertensi belumProlanisPeserta Prolanis Hipertensi
Hipertensi
Baru 7% peserta JKN-KIS yg terdiagnosa DM terdaftar
sebagai peserta Prolanis dan 8% peserta JKN-KIS yg terdiagnosa Hipertensi terdaftar sebagai peserta Prolanis
Meskipun jumlah peserta
Prolanis semakin meningkat,
tetapi bila dibandingkan
dengan jumlah total peserta
DM dan HT, proporsinya masih
kecil (7-8%)
Ctt: beberapa peserta mempunyai 2 penyakit (DM dan HT)
114,361 155,810
254,261 345,657 350,682
90,016 146,996
217,064
400,066 418,328
2014 2015 2016 2017 18-Jul
Tren Peserta Prolanis 2014 s.d Juli 2018
Prolanis DM Prolanis Hipertensi
Total s.d Juli 2018:
723.573 orang
Peserta Prolanis
FKTP PENGELOLA PROLANIS memperoleh Mentoring Spesialis terkait pengelolaan penyakitDM dan Hipertensi dari Dokter Spesialis sebagai mentor
FKTP PENGELOLA PROLANISs.d September 2018
Jumlah FKTP PENGELOLA PROLANIS 14.149 FKTP
Jumlah KLUB PROLANIS24.338 Klub
Jumlah Peserta PROLANIS 757.746 orang
Setiap FKTP Pengelola PROLANIS rata-rata memiliki 2 Klub PROLANIS, dengan jumlah
peserta per klub rata-rata 31 PesertaPROLANIS
19
746 2,5188,136
12,604 14,149
21,78621,843
21,893
22,06922,634
2014 2015 2016 2017 Sept '18
Jumlah FKTP Kerjasama dan FKTP Pengelola Prolanis 2014-2018
FKTP Prolanis FKTP Kerjasama
Korelasi Keaktifan Prolanis vs Pelayanan RJTL(Jumlah Kunjungan dan Biaya)
EVALUASI KORELASI ANTARA KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN PROLANIS DENGAN DAMPAK BIAYA DI RS
PADA PESERTA PROLANIS TAHUN 2014 - 2017
Sampel : 4.800 Peserta PROLANIS
Dikelompokkan berdasarkan keaktifan dalam kegiatan PROLANIS
Selanjutnya dilihat kunjungan pelayanan DM dan Hipertensi di FKRTL (RJTL - RITL)
Semakin aktif peserta mengikuti kegiatan Prolanis, maka semakin rendah jumlah kunjungan dan biaya pelayanan RJTL dan RITL 20
Hasil evaluasi
Korelasi Keaktifan Prolanis vs Pelayanan RITL(Jumlah Kunjungan dan Biaya)
1,512 1,501
876
653
327,947,831 338,520,345
180,830,501
119,932,326
-
50,000,000
100,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
300,000,000
350,000,000
400,000,000
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
<25% 25-50% 50-75% >75%
Frekunesi kunjungan Prolanis setiap bulan
Jumlah Kunjungan RJTL Biaya
Linear (Jumlah Kunjungan RJTL) Linear (Biaya)
2,277,821,372
1,723,374,163
1,113,105,505
713,565,034
390
307
254
135
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
-
500,000,000
1,000,000,000
1,500,000,000
2,000,000,000
2,500,000,000
<25% 25-50% 50-75% >75%
Frekunesi kunjungan Prolanis setiap bulan
Biaya Jumlah Kunjungan RITL
Linear (Biaya) Linear (Jumlah Kunjungan RITL)
21
2. Secara otomatis, sistem dapat mendeteksi peserta yang menderita penyakit kronis.3. Pasien tersebut akan didorong untuk mendaftar menjadi peserta PRB (Program Rujuk Balik).4. Konsep yang akan dilakukan selanjutnya, peserta PRB secara otomatis terdaftar menjadi peserta prolanis.5. Peserta dapat menerima pemeriksaan laboratorium dan obat kronis (obat PRB) secara berkala di tingkat
primer.6. Apabila pasien dirujuk kembali ke rumah sakit, maka pada SEP pasien tersebut sudah tidak muncul lagi
tulisan “Pasien Potensi PRB”
1. Pasien yang terdiagnosa menderita penyakit kronis (yang termasuk dalam 9 penyakit Program RujukBalik) di FKTP, kemudian dirujuk ke FKRTL, maka pada SEP pasien tersebut akan muncul “Pasien PotensiPRB”
INFORMASI DIGITAL POTENSI RUJUK BALIK
Pendahuluan1
2
AGENDA PRESENTASI
22
Pengelolaan NCDs Dalam Program JKN
3 Kesimpulan dan Harapan
23
23
KESIMPULAN dan HARAPAN
Non Communicable Diseases (NCDs) merupakan penyakit
yang menyerap biaya besar, namun sebenarnya dapat
dicegah
Pengelolaan program promotif dan preventif lebih optimal dengan
didukung sistem digital
Program JKN-KIS mengelola NCDs melalui program skrining
primer, skrining sekunder dan Prolanis
Diperlukan dukungan semua stakeholder dalam upaya peningkatan
promotif dan preventif
24
Kini Semua Ada Dalam Genggaman!
www.bpjs-kesehatan.go.id
24
25
77.02%
22.98%Peserta JKN-KIS
204.111.444 jiwaPer 26 Oktober 2018*Sumber data Dukcapil :Semester I tahun 2018 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 263.950.794 jiwa
Perkembangan Jumlah Kepesertaan JKN-KIS
s.d. 1 Oktober 2018
25
18.437
19.969 20.708
Faskes Tingkat Pertama
22.681 2.446Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan
Meningkat
Perkembangan Faskes Kerja Sama
sd 1 Oktober 2018
Proporsi FKTP KerjasamaKementerian
2%
Pemda 30%
TNI4%
POLRI2%
BUMN/BUMD2%
Swasta60%
Proporsi FKRTL Kerja Sama-Per Kepemilikan
Sumber Data BI BPJS Kesehatan 26
27
Jumlah Pendapatan Iuran
Sumber : Data Kedeputian Bidang PEO
Beban Jaminan Kesehatan
Perbandingan Jumlah Pendapatan dan Beban Biaya PelkesTahun 2014 – 2017
(dalam triliun)
Beban jaminan kesehatan lebih besar daripada pendapatan iuran Tindakan khusus pemerintah (PP Nomor 87 Tahun 2013 juncto PP Nomor 84 Tahun 2015)
1. penyesuaian besaran iuran2. pemberian suntikan dana tambahan3. penyesuaian manfaat 27
PROFIL Non Communicable diseases (NCDs) Dunia
Source: WHO NCD Country Profile, 2014
2828
Negara-negara dengan DM TertinggiSource: Lancet, 2016
Indonesia mengalami kenaikan jumlah penderita Diabetes Mellitus
Pada tahun 1980 peringkat 12, naik menjadi peringkat 5 pada tahun 2014 29
PEMBIAYAAN JKN UNTUK PENYAKIT KATASTROPIK
URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018 (sd Agustus 2018)
Biaya Katastropik 8,70 T 13,43 T 14,69T 18,44T 12,82T
% dari Total BiayaRujukan
26,13% 29,55% 27,18% 21,84% 21,07%
26.13%
73.87%
Tahun 2014
29.55%
70.45%
Tahun 2015
27.18%
72.82%
Tahun 2016
21.07%
78.93%
Jan-Agustus 2018
21.84%
78.16%
Tahun 2017
Proporsi biaya Katastropik terhadap total semakin menurun Dengan program promotif dan preventif yang efektif diharapkan dapat menurunkan
kasus dan biaya penyakit katastropik 30
top related