sistem endokrin dan metabolisme - fkk umj
Post on 16-Oct-2021
20 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2014
SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
MODUL TUTORIAL, JOURNAL READING DAN ALIH KETERAMPILAN KLINIK (CSL)
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
T.A 2017/18
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya maka buku manual Modul Tutorial PBL, Journal Reading dan Alih Keterampilan
Klinik (CSL) ini dapat disusun. Tidak lupa kita sampaikan salam dan shalawat kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman.
Buku ini dibuat dan disusun untuk mempermudah para mahasiswa dalam
melaksanakan pembelajaran yang harus dilakukan, khususnya di sistem Endokrin dan
Metabolisme, sehingga dapat berpikir ilmiah dan sistematis.Terdapat 3 modul tutorial
yang terdiri dari beberapa kasus skenario Sistem Endokrin dan Metabolisme yang
merupakan kasus-kasus penting dan wajib dapat ditatalaksana dengan baik oleh
seorang dokter umum. Selain itu terdapat pula Manual Alih Keterampilan Klinik
(CSL) dan panduan pelaksanaan Journal Reading pada Sistem Endokrin dan
Metabolisme.
Harapan kami, semoga buku manual ini bermanfaat bagi para mahasiswa peserta
Sistem Endokrin dan Metabolisme sehingga dapat berhasil mempelajarinya dan
mendapatkan nilai yang terbaik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya buku manual ini. Mohon maaf apabila masih terdapat
kekurangan dalam penyusunan buku manual ini, saran membangun sangat kami
harapkan guna perbaikan di masa mendatang.
Wassalam’alaikum Wr. Wb.
Tim Dosen Sistem Endokrin dan Metabolisme
Prodi Kedokteran FKK UMJ
2018
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………..……………………………………………… 1
Daftar Isi………………………………………………………………………… 2
Tata Tertib Umum…………………………………………………………….. 3
Tata Tertib Diskusi Tutorial…………………………………………….......... 4
Tata Tertib Diskusi Pleno..........................................................................
Tata Cara Penulisan Laporan Tutorial.......................................................
Tata Tertib Kegiatan Alih Keterampilan Klinik (CSL).................................
Sanksi........................................................................................................
Tata Tertib Journal Reading.....................................................................
Tata Cara Penulisan Resume Journal Reading.......................................
Tata Cara Presentasi Journal Reading....................................................
Kelompok PBL dan CSL ………..…………………………………………….
6
7
9
11
13
14
16
17
Jadwal Kegiatan PBL dan CSL ……………………………………………… 17
MODUL PBL
MODUL I DIABETES MELITUS.............................................................
Sub – Modul I
Sub – Modul II
Sub – Modul III
MODUL II SINDROMA METABOLIK DAN KEGEMUKAN
MODUL III TIROID
15
17
23
27
35
41
MANUAL CSL ………………………………………………………………… 48
Keterampilan Anamnesis 50
Keterampilan Pemeriksaan Fisik dan Tiroid pada Sistem Endokrin dan
Metabolisme
60
Penentuan Status Gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
Perhitungan Kebutuhan Energi pada Pasien DM
Keterampilan Konseling pada Pasien DM
Keterampilan Suntikan Insulin Pen Subkutan
70
80
84
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
3
TATA TERTIB UMUM
Mahasiswa Program Studi Kedokteran FKK UMJ harus mematuhi tata tertib
seperti di bawah ini :
1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya
seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan
jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.
2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.
3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan
berlangsung.
4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan Prodi Kedokteran FKK UMJ.
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan Prodi Kedokteran FKK
UMJ.
6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan
berjalan.
7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari Prodi Kedokteran FKK
UMJ di setiap kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak
atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat
keterangan dari bagian pendidikan.
8. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib
memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran
keterangan bukti diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah
tanggal sakit).
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
4
TATA-TERTIB DISKUSI TUTORIAL
1. Kelompok diskusi terdiri dari 10-15 mahasiswa yang diatur oleh Bagian
Pendidikan PSKd FKK UMJ.
2. Kelompok diskusi ini difasilitasi oleh satu orang tutor. Tutor juga merupakan
bagian dari diskusi kelompok.
3. Anggota kelompok diskusi memilih ketua dan sekretaris kelompok.
4. Ketua bertugas untuk mengarahkan diskusi dan membagi tugas pada anggota
kelompok.
5. Sekretaris bertugas menuliskan semua hasil diskusi pada satu kertas lembar balik.
6. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan tutorial.
7. Datang 10 menit sebelum tutorial dimulai.
8. Seluruh mahasiswa diwajibkan mengerjakan tugas individu berupa jawaban
pertanyaan diskusi tutorial pertama dalam lembar kerja di modul mahasiswa.
Tugas ini diperlihatkan sebelum diskusi tutorial kedua dimulai.
9. Laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper dikumpulkan ke bagian
pendidikan maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan. Perbaikan laporan
diskusi tutorial paling lambat 7 (tujuh) hari setelah rapat pleno.
10. Setiap kelompok wajib menyerahkan paper kelompoknya kepada kelompok lain
maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan.
TATA TERTIB DISKUSI PLENO
1. Hadir 15 menit sebelum pleno dimulai.
2. Seluruh kelompok mahasiswa wajib menyerahkan slide presentasi kepada bagian
pendidikan maksimal 15 menit sebelum pleno dimulai.
3. Berperan aktif dalam rapat pleno.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruang pleno kecuali pada waktu
yang ditentukan (saat break atau waktu jeda yang telah disepakati).
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
5
Tata Cara Penulisan Laporan Diskusi Tutorial
Setelah menyelesaikan modul-modul diskusi tutorial, mahasiswa wajib untuk
membuat laporan diskusi tutorial dan diserahkan ke bagian pendidikan paling lambat
satu hari sebelum diskusi pleno dilaksanakan.
Cara penyusunan laporan tersebut adalah sebagai berikut:
Format penulisan:
1. Diketik dengan menggunakan Microsoft Word, tipe huruf Times New Roman,
ukuran 12, spasi tunggal.
2. Diprint pada kertas HVS 70-80 gram, ukuran A4.
3. Halaman judul berisi Judul Modul, kelompok dan nama anggota kelompok
serta NPM (nomor pokok mahasiswa) masing-masing, nama Tutor, Program
Studi, Universitas, Tempat/kota dan Tahun.
4. Halaman diberi nomor halaman di bagian kanan bawah.
5. Pembahasan rangkuman harus mencantumkan rujukan pustaka yang
digunakan (pada setiap akhir paragraf)
6. Daftar pustaka ditulis dengan sistem Harvard atau Vancouver.
7. Jumlah daftar pustaka yang dipakai minimal lima (5) terdiri atas tiga (3)
berbahasa Indonesia dan dua (2) bahasa Inggris.
8. Sumber pustaka rujukan dapat berupa buku teks, buku saku, artikel dalam
jurnal ilmiah dan informasi digital (internet).
Susunan Laporan:
Terdiri dari:
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, kegiatan yang dilakukan dan
keluarannya (secara singkat)
4. Laporan lengkap langkah demi langkah (langkah 1 sampai dengan 7)
5. Rangkuman Pembahasan sesuai dengan sasaran belajar (TIK)
6. Simpulan
7. Daftar Pustaka
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
6
Penilaian:
Dilakukan berdasarkan:
1. Cara Penulisan Laporan
a. Sesuai format : 70-80
b. Tidak sesuai format : 50-69
2. Materi ( Isi ) Laporan
a. Isi lengkap sesuai TIU/TIK : 70-80
b. Isi lengkap tetapi tidak sesuai TIU/TIK : 60-69
c. Isi tidak lengkap : 50-59
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
7
TATA-TERTIB LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Keterampilan Klinik harus mematuhi
tata-tertib seperti di bawah ini.
A. Sebelum Pelatihan, setiap mahasiswa:
1. Membaca Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Sistem yang bersangkutan dan
bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan
2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntun yang
bersangkutan
B. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:
1. Datang tepat waktu
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah
ditentukan
3. Diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan
layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua mahasiswa tidak
diperkenankan memakai celana jeans, baju kaos (T shirt), dan sandal. Mahasiswa pria
yang berambut panjang sampai menyentuh kerah baju, tidak diperkenankan
mengikuti semua kegiatan pembelajaran di Prodi Kedokteran FKK UMJ.
4. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
5. Diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatan di
Laboratorium Fak. Kedokteran UMJ. Bagi mahasiswi yang berhijab, bagian bawah
hijab harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
6. Diharuskan memakai papan nama dan nomor pokok mahasiswa dengan tulisan besar
dan jelas. Nama bisa dengan nama pendek atau nama panggilan.
7. Diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan.
8. Diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
9. Diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian
tubuh manusia
10. Diharuskan bekerja dengan hati-hati. Setiap kerusakan yang terjadi akibat ulah
mahasiswa, maka semua risiko yang terjadi menjadi tanggungjawab mahasiswa yang
bersangkutan. Misalnya kerusakan “model” yang disebabkan ulah mahasiswa maka
mahasiswa yang bersangkutan harus mengganti kerusakan “model” tersebut dengan
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
8
biaya sesuai dengan harga “model pengganti”. Penggantian melalui Prodi Kedokteran
FKK UMJ.
11. Tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar.
12. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapikan kembali alat dan bahan yang
telah digunakan
13. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan dengan
tembusan ke bagian CSL dan melampirkan materi yang akan diulang. Jumlah
minimum mahasiswa yang mengajukan adalah 10 orang dan paling lambat sudah
mengajukan 3 hari sebelum pelaksanaan CSL
b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan dengan
atau tanpa pendamping dari instruktur
c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB
C. Penilaian
Mahasiswa dapat mengikuti ujian CSL dengan syarat telah mengikuti kegiatan
CSL minimal 75% dari seluruh kegiatan CSL Sistem Endokrin dan
Metabolisme.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
9
SANKSI
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB PERKULIAHAN
1. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran kuliahnya < 75 % dari seluruh
jumlah tatap muka perkuliahan (termasuk diskusi tutorial dan pleno), maka
mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian teori.
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM
1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti
setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak
memperoleh pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya
(mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik
tidak boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI TUTORIAL
1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan tutorial pertemuan pertama
dan atau kedua, tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu.
2. Bagi mahasiswa yang belum mengumpulkan laporan hasil diskusi tutorial
dalam bentuk paper tidak dapat mengikuti ujian teori sistem.
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI PLENO
1. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno akan mendapatkan sanksi tegas yang
diatur kemudian.
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL & PRAKTIKUM
1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu,
maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada
jadwal berikutnya untuk materi tertentu tersebut.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
10
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai
dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 75 % dari seluruh
jumlah tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.
4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang
terjadi karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan.
5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin
setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan
mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 75 % dari
seluruh jumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
11
JOURNAL READING
TATA TERTIB JOURNAL READING
Mahasiswa PS Kedokteran FKK UMJ yang mengikuti Journal Reading Sistem
Endokrin dan Metabolisme diharuskan mematuhi peraturan tata tertib sebagai berikut:
1. Kelompok peserta Journal Reading terdiri atas 10 – 12 mahasiswa, diatur oleh
bagian Akademik FKK-UMJ.
2. Kelompok ini difasilitasi oleh seorang dosen.
3. Seluruh peserta harus hadir di ruang diskusi 10 menit sebelum diskusi dimulai,
memakai tanda pengenal resmi (name tag), berpakaian rapi, Islami dan
berperilaku sopan, selalu menjaga ketertiban dan kebersihan (lihat buku
panduan peraturan tata tertib)
4. Semua tas, buku dan barang-barang lain yang tidak diperlukan dalam kegiatan
diskusi tidak diletakkan di meja tempat berlangsungnya diskusi
5. Topik Journal Reading akan diberikan kepada setiap mahasiswa paling lambat
tiga hari sebelum presentasi Journal Reading dijadwalkan.
6. Setiap orang mahasiswa akan diberikan satu judul/topik artikel yang diambil
dari suatu Jurnal Kedokteran.
7. Setiap orang mahasiswa harus membuat resume artikel (boleh dalam bahasa
Indonesia) dan slide presentasi Journal Reading.
8. Resume harus diserahkan kepada dosen pembimbing setiap kelompok sebelum
kegiatan presentasi dilaksanakan.
9. Diskusi dilaksanakan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
10. Penilaian meliputi aktivitas dalam diskusi dan resume journal reading.
11. Apabila tidak hadir, wajib untuk lapor ke bagian akademik dengan membawa
surat keterangan yang sah (dokter/orangtua/wali) dalam waktu maksimal 3 x
24 jam.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
12
TATA CARA PENULISAN RESUME JOURNAL READING
Langkah-langkah penyusunan resume:
Langkah 1 (prewriting)
o Baca teks/makalah ilmiah secara cepat
o Coba untuk mendapatkan “jiwa “ dan isi dari artikel tersebut secara
umum
Langkah 2 (drafting)
o Coba menulis artikel tersebut dengan kata-kata sendiri
o Coba menulis setiap paragraf yang ada pada teks/makalah dengan kata-
kata sendiri
Langkah 3 (revising)
o Menggabungkan kalimat yang telah dibuat pada langkah 2 untuk
membuat suatu resume. Kalimat yang ada disusun sehingga terbentuk
pengertian yang sama dengan naskah asli
o Melakukan ”editing” secara cermat.
TIPS dalam pembuatan resume:
o Pada waktu membaca teks/makalah, garis bawahi / lingkari kalimat
atau frasa dan kata yang penting (keywords).
o Baca setiap paragraf sebagai satu satuan/unit.
o Gunakan kamus untuk melihat kata-kata yang penting atau yang tidak
diketahui.
o Setelah menemukan kata-kata yang penting, buatlah simpulan dalam
bentuk kalimat yang bermakna.
o Tentukan apakah isinya merupakan suatu pendapat, kejadian
(evidence) atau logika.
o Hubungkan antara subyek, obyek, isi dan tujuan secara
berkesinambungan.
o Coba untuk mencari evidence, analisis alasan yang logis.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
13
o Buat catatan kecil terhadap pertanyaan yang timbul, kata kunci, frase
atau kalimat (dapat berupa komentar, pertanyaan, evaluasi).
Format penulisan:
a. Ditulis tangan pada kertas folio, tulisan tangan HARUS dapat terbaca
dengan jelas. Tulisan yang tidak dapat terbaca tidak akan dinilai.
b. Halaman cover berisi Judul Artikel, nama penyusun serta NPM (nomor
pokok mahasiswa) masing-masing, nama dosen pembimbing, Program Studi,
Universitas, Tempat/kota dan Tahun.
c. Isi resume:
1. Pendahuluan
2. Pembahasan: Ringkasan dari keseluruhan isi artikel yang ditambahkan
hasil analisa singkat penulis (mahasiswa) terhadap keseluruhan isi
artikel (Pendahuluan, Metode, Hasil, Pembahasan, Kesimpulan)
3. Kesimpulan: kesan yang didapat setelah membaca artikel secara
keseluruhan.
d. Halaman diberi nomor halaman di bagian kanan bawah.
e. Banyaknya halaman paling sedikit 2 halaman, tidak termasuk halaman cover.
Kegiatan presentasi Journal Reading dilakukan dalam kelompok sebagaimana
kegiatan diskusi tutorial.
Penilaian dilakukan oleh dosen pembimbing tiap kelompok dan komponen
penilaian terdiri atas :
Diskusi 60 % (aktif: 60, rata-rata: 50, kurang aktif: 40)
Resume 40 %
- Sesuai format laporan: 40
- Tidak sesuai format tapi isi laporan mencerminkan isi
jurnal: 30
- Sesuai format tapi isi laporan tidak mencerminkan isi
jurnal: 20
- Tidak sesuai format dan isi laporan: 10
- Plagiat laporan: 0
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
14
TATA CARA PRESENTASI JOURNAL READING
1. Setiap satu judul artikel akan dipresentasikan selama 20 menit dengan
pembagian waktu sebagai berikut:
a. 10 menit untuk presentasi
b. 10 menit untuk tanya jawab (diskusi)
2. Hal-hal yang dipresentasikan:
a. Abstrak dari artikel.
b. Pembahasan: hasil analisa ringkas penulis (mahasiswa) terhadap
keseluruhan isi artikel (Pendahuluan, Metode, Hasil, Pembahasan,
Kesimpulan).
c. Kesimpulan: kesan yang didapat setelah membaca artikel secara
keseluruhan.
3. Banyaknya slide yang akan ditampilkan paling sedikit 5 slide dan paling
banyak 10 slide, tidak termasuk slide judul dan penutup.
4. Penyusunan slide presentasi mengikuti kaidah-kaidah presentasi ilmiah, yang
diantaranya:
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Menggunakan huruf (font) yang biasa digunakan untuk presentasi
ilmiah.
c. Setiap slide harus memiliki judul yang jelas.
d. Setiap slide hanya terdiri dari 25-35 kata.
Tidak menggunakan animasi dan atau gambar yang berlebihan
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
15
Buku Kerja Mahasiswa Sistem Endokrin dan Metabolisme
MODUL
DIABETES MELITUS
TIM SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
TA 2017/2018
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
16
PENDAHULUAN
Modul Diabetes Melitus ini diberikan keppada mahasiswa semester empat yang
mengambil mata kuliah Sistem Endokrin dan Metabolisme. Modul ini terdiri dari tiga
Sub Modul, yaitu:
- Sub Modul I, penekanan pada kemampuan mahasiswa dalam penegakan
diagnosis DM
- Sub Modul II, penekanan pada kemampuan mahasiswa dalam tatalaksana
penyakit DM
- Sub Modul III, penekanan pada kemampuan mahasiswa dalam mengenali dan
mentatalaksana kegawatdaruratan penyakit dalam sistem Endokrin dan
Metabolisme.
Setiap Sub Modul terdiri dari skenario yang menunjukkan beberapa gejala dan tanda
klinik yang bisa ditemukan pada beberapa penyakit yang berkaitan dengan sistem
Endokrin dan Metabolisme. Capaian Pembelajaran Modul dan Sub Modul akan
diberikan agar tutor dan mahasiswa dapat mengerti secara menyeluruh tentang konsep
dasar dari setiap topik yang akan didiskusikan. Diskusi hanya difokuskan pada semua
hal yang ada hubungannya dengan materi dasar untuk memahami penyakit pada
sistem ini, khususnya semua aspek tentang penyakit DM. Diskusi kelompok harus
mengikuti 7 langkah pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk
selanjutnya.
Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus mengetahui Capaian
Pembelajaran Modul dan Sub Modul, sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang
dari tujuan, dan dapat dicapai kompetensi yang diharapkan. Peran tutor dalam
mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan
bacaan singkat yang tercantum pada akhir setiap unit dan dari buku referensi yang
dianjurkan.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
17
SUB MODUL I
CAPAIAN PEMBELAJARAN SUB MODUL I
Setelah selesai mempelajari Sub Modul I ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tentang anatomi, histologi, fisiologi, patologi organ-organ endokrin yang
berhubungan dengan penyakit DM; fisiologi dan biokimia hormon yang berhubungan
dengan penyakit DM; epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, cara
penegakkan diagnosis, serta pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
SASARAN PEMBELAJARAN SUB MODUL I
Setelah selesai mempelajari Sub Modul I ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang memberikan gejala sering ngompol, banyak
minum dan banyak makan, dan glukosa darah tinggi
2. Menjelaskan tentang etiologi dan patomekanisme terjadinya penyakit dengan
gejala sering ngompol, banyak minum dan banyak makan, glukosa darah tinggi
3. Menjelaskan struktur anatomi, histologi dan histopatologi dari organ-organ tubuh
yang terlibat dalam penyakit dengan gejala sering ngompol, banyak minum dan
banyak makan, glukosa darah tinggi
4. Menjelaskan fisiologi dan patofisiologi dari organ-organ tubuh yang terlibat
dalam penyakit dengan gejala sering ngompol, banyak minum dan banyak makan,
glukosa darah tinggi
5. Menjelaskan epidemiologi dari penyakit dengan gejala sering ngompol, banyak
minum dan banyak makan, glukosa darah tinggi
6. Menjelaskan faktor risiko yang meningkatkan seseorang menyandang penyakit
dengan gejala sering ngompol, banyak minum dan banyak makan, glukosa darah
tinggi
7. Melakukan skrining terhadap penyakit dengan gejala sering ngompol, banyak
minum dan banyak makan, glukosa darah tinggi
8. Menjelaskan cara menegakkan diagnosis penyakit dengan gejala sering ngompol,
banyak minum dan banyak makan, glukosa darah tinggi
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
18
9. Menjelaskan tentang cara menyusun dan melakukan anamnesis penyakit dengan
gejala sering ngompol, banyak minum dan banyak makan, glukosa darah tinggi
10. Menjelaskan tentang pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk diagnosis penyakit
dengan gejala sering ngompol, banyak minum dan banyak makan, glukosa darah
tinggi
11. Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang (laboratorium dan atau imaging)
yang diperlukan beserta interpretasinya untuk menegakkan diagnosis penyakit
dengan gejala sering ngompol, banyak minum dan banyak makan, glukosa darah
tinggi
12. Menjelaskan klasifikasi penyakit dengan gejala sering ngompol, banyak minum
dan banyak makan, glukosa darah tinggi
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor.
3. Konsultasi pada narasumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, jurnal ilmiah, hand out, video dan internet (e-book dan jurnal online)
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
19
SKENARIO:
Kasus 1:
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun diantar oleh ibunya ke puskesmas dengan
keluhan utama sejak 2 bulan yang lalu sering ngompol, banyak minum, dan makan
banyak. Pasien duduk di kelas 3 SD dan aktif bermain seperti biasanya.
Kasus 2:
Seorang laki laki berusia 46 tahun, eksekutif di perusahaan swasta datang ke
poliklinik RS dengan membawa hasil medical check up berupa Glukosa darah puasa
(GDP) 110 mg/dL dan glukosa darah 2 jam post prandial (2JPP) 176 mg/dL. Berat
badan 78 kg dan TB 167 cm. Pada pemeriksaan lain tidak didapatkan kelainan.
Kebiasaan mengadakan pertemuan dengan klien untuk suatu negosiasi, tidak rutin
olah raga Tidak ada riwayat keluarga Diabetes ataupun hipertensi.
TUGAS UNTUK MAHASISWA
1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas mahasiswa harus
mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12-15
orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih oleh
mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya bergantian pada setiap
kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau secara
mandiri.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, jurnal ilmiah. hand out, video dan buku ilmiah, jurnal
ilmiah, atau guidelines online, untuk mencari informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat
bebas antar anggota kelompok untuk menganalisis dan mensintesis informasi
(masalah - masalah yang ditemukan) kedalam suatu kesimpulan (Diagnosis
dan diagnosis bandingnya).
4. Berkonsultasi dengan nara sumber yang ahli tentang permasalahan / Diagnosis
yang ditemukan, untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
20
5. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang
belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya.
PROSES PEMECAHAN MASALAH
Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat mahasiswa
mampu memecahkan masalah yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan
mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini:
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata /
kalimat kunci skenario di atas
2. Identifikasi masalah yang mendasar pada skenario di atas dengan membuat
beberapa pertanyaan penting
3. Analisis masalah-masalah yang ditemukan dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan di atas dan mengacu kepada referensi / guideline.
4. Klasifikasikan / Simpulkan (melakukan sintesis atau membuat diagnosis dan
diagnosis banding) atas jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut di atas
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus
di atas
Langkah 1s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri
7. Laporan hasil diskusi (hasil analisis atau asesmen masalah) dan sintesis
(diagnosis dan diagnosis banding) berdasarkan informasi - informasi yang
ditemukan dan mengacu kepada kriteria diagnosis dan tatalaksana (referensi
ilmiah).
Langkah 7 dilakukan dalam diskusi dengan tutor
PENJELASAN:
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulang, dan
selanjunya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang - ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
lengkap maka pelaporan dilakukan pada saat diskusi kedua secara bersama sama,
untuk menjelaskan informasi informasi yang belum jelas
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
21
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
22
JADWAL KEGIATAN:
Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap
kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk
penjelasan dan tanya jawab. Tujuan: menjelaskan tentang modul dan cara
menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama
buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial pertama dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih
menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan:
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 5,
* Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial kedua seperti pada tutorial pertama. Tujuan:
untuk melaporkan informasi baru (kriteria diagnosis atau tatalaksana atau referensi
lain berupa guideline atau algoritma) yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan
melakukan klasifikasi, analisis dan sintesis dari semua informasi.
4. Belajar mandiri baik perorangan ataupun kelompok, Tujuan: untuk mencari
informasi yang tepat dan baru mengenai skenario tersebut di atas.
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah
cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan
tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
23
SUB MODUL II
CAPAIAN PEMBELAJARAN SUB MODUL II
Setelah selesai mempelajari Sub Modul II ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan penatalaksanaan penyakit DM secara komprehensif (non-farmakologik
dan farmakologik), mengidentifikasi faktor risiko yang meningkatkan timbulnya
komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah, mengevaluasi tatalaksana DM,
serta mengetahui dan melakukan skrining komplikasi kronik DM, serta melakukan
rujukan pasien DM dengan komplikasi.
SASARAN PEMBELAJARAN SUBMODUL II
Setelah selesai mempelajari Sub Modul II ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan tentang tatalaksana non-farmakologik penyakit DM
1.1 Menjelaskan tentang edukasi tentang DM secara umum
1.2 Menjelaskan tentang Perencanaan Makan bagi Diabetesi
1.3 Menjelaskan tentang Latihan Jasmani/ Olah Raga bagi Diabetesi
2. Menjelaskan tentang tatalaksana farmakologik penyakit DM
1.1 Menjelaskan dan memahami tentang golongan dan jenis obat
hipoglikemik oral (OHO), mekanisme kerja, indikasi, efektivitas, efek
samping, dan kontra indikasinya
1.2 Menjelaskan dan memahami tentang golongan dan jenis obat
hipoglikemik suntikan, mekanisme kerja, indikasi, efektivitas, efek
samping, dan kontra indikasinya.
1.3 Menjelaskan dan memahami algoritma pemberian Obat Hipoglikemik
Oral (OHO), suntikan pada pasien DM dan mampu menentukan dosis
obat serta melakukan titrasi dan mengkombinasikan obat-obat tersebut
dengan benar.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang meningkatkan terjadinya
komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah.
4. Melakukan evaluasi dan mengetahui pencapaian target pengendalian
tatalaksana DM.
5. Mengetahui dan melakukan skrining komplikasi kronik DM.
6. Mampu mengidentifikasi dan melakukan rujukan pasien DM yang mengalami
komplikasi
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
24
SKENARIO:
Kasus 1:
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri dada
jika beraktifitas dan BAK berbuih sejak 2 bulan yang lalu. Pasien adalah penyandang
DM tipe 2 sejak 17 tahun yang lalu. Mendapat terapi sitagliptin 50 mg tablet 2 kali
sehari pagi dam malam sesudah makan dan metformin 1000 mg XR tablet 2 kali
sehari pagi dan malam sesudah makan. Kadar HbA1C 2 bulan yang lalu 8,5%.
Penyandang hipertensi sejak 20 tahun yang lalu mendapat terapi candesartan 16 mg
tablet sekali sehari, dan amlodipin 10 mg tablet sekali sehari. Obat diminum secara
teratur dengan tekanan darah terakhir 135/87 mmHg.
Kasus 2:
Seorang laki laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan luka pada kaki kanan sejak
seminggu yang lalu karena tanpa terasa tertusuk paku saat jalan pagi. Pasien adalah
penyandang diabetes sejak 5 tahun yang lalu, mendapat terapi pioglitazon 30 mg
tablet sekali sehari sesudah makan malam, metformin 850 mg tablet tiga kali sehari
sesudah makan. Pasien seorang perokok 20 batang perhari, TD 160/100 mmHg, nadi
100 x permenit respirasi 18 x permenit dan suhu 37,8 °C.
Glukosa darah puasa 162 mg/dL dan glukosa darah 2 jam post prandial 286 mg/dL.
TUGAS UNTUK MAHASISWA
1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas mahasiswa harus mendiskusikan
kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12-15 orang, dipimpin oleh
seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua
dan sekretaris ini sebaiknya bergantian pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok
ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau secara mandiri.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, jurnal ilmiah. hand out, video dan internet, untuk
mencari informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat
bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi
dalam menyelesaikan masalah.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
25
4. Berkonsultasi dengan nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
5. Mengiuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum
jelas atau tidak ditemuka jawabannya.
PROSES PEMECAHAN MASALAH
Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat mahasiswa
diharapkan mampu memecahkan masalah yang terdapat dalam skenario ini, yaitu
dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini:
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan
kata/kalimat kunci skenario di atas
2. Identifikasi masalah utama pada skenario di atas dengan membuat beberapa
pertanyaan penting
3. Analisis masalah – masalah tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
di atas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan –pertanyaan tersebut di atas
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus
di atas
Langkah 1s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri
7. Laporan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi (data-data) yang baru
ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam diskusi dengan tutor
PENJELASAN:
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi / data yang
diperlukan untuk sampai kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulang, dan
selanjudnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang di luar tutorial, dan setelah informasi atau data
yang didapatkan cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi kedua dengan
diskusi bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
26
JADWAL KEGIATAN:
Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap
kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk
penjelasan dan tanya jawab. Tujuan: menjelaskan tentang modul dan cara
menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama
buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua: Diskusi tutorial pertama dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih
menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan :
Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
Brain-storming untuk proses 1 – 5,
Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk
melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan
melakukan klassifikasi, analisis dan sintesis dari semua informasi.
4. Belajar mandiri baik secara perorangan atau kelompok. Tujuan: untuk mencari
informasi baru yang diperlukan
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah
cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan
tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang ulang diluar jadwal.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
27
SUB MODUL III: PENURUNAN KESADARAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN SUB MODUL III
Setelah selesai mempelajari Sub Modul III ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengenali, memahami, dan menjelaskan berbagai gejala dan tanda serta faktor-faktor
pencetus terjadinya kegawatdaruratan penyakit DM (KAD, HHS, hipoglikemia),
menegakkan diagnosis, melakukan tatalaksana awal, melakukan rujukan dan
melakukan edukasi kepada pasien dan keluarganya.
SASARAN PEMBELAJARAN SUBMODUL III
Setelah selesai mempelajari Sub Modul III ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang memberikan gejala penurunan kesadaran
secara umum dan yang berkaitan dengan penyakit di Sistem Endokrin secara
khusus.
2. Menjelaskan tentang etiologi dan patomekanisme terjadinya penyakit-penyakit
dengan gejala penurunan kesadaran secara umum dan yang berkaitan dengan
penyakit di Sistem Endokrin dan Metabolisme secara khusus.
3. Menjelaskan cara dan mampu mendiagnosis penyakit dengan gejala penurunan
kesadaran, khususnya yang berkaitan dengan penyakit di Sistem Endokrin dan
Metabolisme
a. Menyebutkan tentang cara menyusun dan melakukan anamnesis penyakit -
penyakit dengan gejala penurunan kesadaran: KAD, HHS, hipoglikemia berat
b. Menyebutkan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis penyakit KAD, HHS,
hipoglikemia berat
4. Menyebutkan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk menunjang
penegakkan diagnosis KAD, HHS, hipoglikemia berat, dan mampu melakukan
interpretasi hasil laboratorium tersebut.
5. Menyebutkan tes-tes neurologis yang diperlukan untuk membantu penegakkan
diagnosis penyakit dengan penurunan kesadaran.
6. Menyebutkan pemeriksaan radiologis yang diperlukan untuk menunjang
penegakkan diagnosis penyakit dengan penurunan kesadaran dan mampu
melakukan interpretasi hasil pemeriksaan tersebut.
7. Menjelaskan penatalaksanaan awal KAD, HHS, hipoglikemia berat.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
28
8. Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin terjadi akibat KAD, HHS, dan
hipoglikemia berat.
9. Menjelaskan tentang tindakan preventif dan promotif komplikasi akut KAD, HHS,
dan hipoglikemia berat.
10. Menjelaskan tentang prognosis komplikasi akut DM: KAD, HHS, hipoglikemia
berat.
11. Menjelaskan cara dan mampu melakukan rujukan kasus KAD, HHS, hipoglikemia
berat.
12. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarganya.
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor.
3. Konsultasi pada nara sumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud
untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, jurnal ilmiah, hand out, video dan internet.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
29
SKENARIO:
Kasus 1:
Seorang perempuan berusia 36 tahun datang ke IGD Puskesmas perawatan dengan
keluhan penurunan kesadaran sejak 2 jam yang lalu. Sejak 3 hari yang lalu pasien
mulai mual muntah, sakit ulu hati dan tidak nafsu makan, keluhan tersebut semakin
memberat. Pasien didiagnosis Diabetes sejak 3 tahun yang lalu dan mendapat terapi
untuk diabetesnya. Sejak 2 bulan yang lalu pasien menghentikan sendiri
pengobatannya.
Kasus 2:
Seorang laki laki berusia 65 tahun diantar keluarganya ke IGD RS karena diketahui
tidak bisa dibangunkan pada waktu subuh (2 jam sebelum masuk RS). Pasien
didiagnosis diabetes sejak 15 tahun yang lalu, mendapat terapi glimepiride 4 mg
tablet, sekali sehari satu tablet sesaat sebelum makan pagi, metformin 500 mg tablet, 3
kali sehari 1 tablet sesudah makan dan insulin analog kerja panjang sekali sehari 22
unit diberikan pada malam hari (jam 22.00).
TUGAS UNTUK MAHASISWA
1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas mahasiswa harus
mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12-15 orang,
dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih oleh mahasiswa
sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya bergantian pada setiap kali diskusi.
Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau secara mandiri.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, jurnal ilmiah. hand out, video dan internet, untuk mencari
informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat
bebas antar anggota kelompok untuk menganalisis dan atau mensintesis informasi
dalam menyelesaikan masalah.
4. Berkonsultasi dengan nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud
untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
30
5. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang
belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya.
PROSES PEMECAHAN MASALAH
Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat
mahasiswa diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu
dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini:
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan
kata/kalimat kunci skenario di atas
2. Identifikasi problema dasar skenario di atas dengan membuat beberapa
pertanyaan penting
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di
atas
4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan –pertanyaan tersebut di atas
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus
di atas
Langkah 1s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri
7. Laporan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam diskusi dengan tutor
PENJELASAN:
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulang, dan
selanjudnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
darasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi kedua dengan diskusi bersama
untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.
JADWAL KEGIATAN:
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
31
Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap
kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk
penjelasan dan tanya jawab. Tujuan: menjelaskan tentang modul dan cara
menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan
pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih
menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan :
a. Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
b. Brain-storming untuk proses 1 – 5
c. Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial pertama. Tujuan: untuk
melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan
melakukan klasifikasi, analisis dan sintesis dari semua informasi.
4. Belajar mandiri baik secara perorangan atau kelompok. Tujuan: untuk mencari
informasi baru yang diperlukan,
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi
telah cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan
laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
DAFTAR NAMA NARA SUMBER
No NAMA DOSEN BAGIAN
1. Dr. Khomimah, SpPD, KEMD Koordinator Sistem
2. Dr. Lailan S, M.Si.Med Sekretaris Sistem
3. Dr. Resna Murti Wibowo, SpPD, M.Kes Penyakit Dalam
4. Dr. Rahmini Sabariah, SpA Anak
5. Prof. Dr. Armen Muchtar, SpFK Farmakologi Klinik
6. Dr. Syafri Guricci, MSc IKM
7. Dr. Kartono Ichwani, SpBK Biokimia
8. Dr. Tirta Prawita Sari, SpGK Gizi
9. Dr. Tri Ariguntar, SpPK Patologi Klinik
10. Dr. Yusnam Syarief, PAK Anatomi
11 Dr. Nizamuddin, MS Histologi
12 DR.Dr. Busjra M.Noor, M.Sc Fisiologi
13 Dr. Fita Ferdiana, SpPA Patologi Anatomi
14 DR.Dr. Anwar Wardy, SpS-DFM Neurologi
15 Dr. Sri Fulina, SpM Mata
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
32
BAHAN BACAAN DAN SUMBER INFORMASI
1. Buku Ajar :
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
2. Hand-out atau Diktat kuliah
3. Sumber lain : Konsensus Perkeni “Penatalaksanaan Diabetes 2015” dan
“Insulin”
4. Nara Sumber
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
33
MODUL 2
SINDROMA METABOLIK DAN HIPERLIPIDEMIA
TIM SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
TA 2017/18
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
34
PENDAHULUAN
Modul Sindroma Metabolik dan Hiperlipidemia diberikan pada mahasiswa semester
IV yang mengambil mata kuliah Sistem Endokrin dan Metabolisme. Modul ini terdiri
dari skenario yang menunjukkan beberapa tanda dan gejala klinik yang sering
dijumpai terkait Sindroma Metabolik dan Hiperlipidemia. Setelah mempelajari modul
ini diharapkan mahasiswa akan mampu mengenali, menjelaskan, mendiagnosis,
melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas pasien kegemukan yang
disertai dengan dislipidemia secara holistik dan memenuhi standar pelayanan
kesehatan yang baku.
Sebelum menjalankan diskusi tutorial, tutor dan mahasiswa harus mempelajari
Capaian Pembelajaran dan Sasaran Pembelajaran sehingga diharapkan diskusi tidak
menyimpang dari tujuan dan dapat dicapai kompetensi yang diharapkan. Peran tutor
dalam mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari
bahan bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit. Kemungkinan seorang ahli dapat
memberikan kuliah dalam pertemuan konsultasi antara kelompok mahasiswa peserta
diskusi dengan ahli yang bersangkutan yang bisa diatur dengan dosen yang
bersangkutan.
Penyusun mengharapkan buku modul ini dapat membantu mahasiswa dalam
memecahkan masalah terkait penyakit Sistem Endokrin dan Metabolisme.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang bermacam-macam penyakit dengan gejala peningkatan berat badan secara
abnormal, etiologi, patomekanisme, cara penegakan diagnosis, pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui penyebab peningkatan berat badan, penatalaksanaan dan
komplikasi dari penyakit-penyakit yang menyebabkan peningkatan berat badan,
khususnya dalam bidang Endokrinologi dan Metabolisme.
SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari modul ini. mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengklasifikasikan status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh
2. Mengenali berbagai faktor risiko dan komponen Sindroma Metabolik
3. Menjelaskan kriteria penegakan diagnosis Sindroma Metabolik
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
35
4. Melakukan tatalaksana gizi medis pada Sindroma Metabolik dan
Hiperlipidemia
5. Melakukan evaluasi asupan gizi pada pasien Sindroma Metabolik dan
Hiperlipidemia.
6. Melakukan perhitungan kebutuhan gizi pada Sindroma Metabolik dan
Hiperlipidemia.
7. Melakukan edukasi terhadap pasien Sindroma Metabolik dan Hiperlipidemia.
8. Mengevaluasi keberhasilan tatalaksana Sindroma Metabolik dan
Hiperlipidemia.
9. Mengenali dan mampu melakukan skrining komplikasi Sindroma Metabolik
dan Hiperlipidemia.
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor.
3. Konsultasi pada nara sumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud
untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, majallah, slide, tape atau video, dan internet.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
36
SKENARIO
KASUS 1
Seorang perempuan berusia 31 tahun, tidak bekerja dan belum menikah, datang ke
puskesmas dengan keluhan ingin menurunkan berat badan. Pada pemeriksaan fisik,
tanda tanda vital didapatkan TD 148/95 mmHg dan yang lain dalam batas normal, TB
158 cm dan BB 98 kg. Tidak ada riwayat keluarga diabetes atau hipertensi.
KASUS 2
Seorang laki laki berusia 48 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan badan
terasa tidak bugar dan cepat lelah. Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya. Riwayat
hipertensi pada ayah dan kakaknya. TB 172 cm dan BB 100 kg, Tekanan darah
150/88 mmHg Nadi 92 X/menit, respirasi dan suhu dalam batas normal. Kadar
kolesterol total 230 mg/dL, Kolesterol HDL 35 mg/dL kolesterol LDL 178 mg/dL dan
trigliserida 500 mg/dL
TUGAS UNTUK MAHASISWA
1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas mahasiswa harus
mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12-15 orang,
dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih oleh mahasiswa
sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya bergantian pada setiap kali diskusi.
Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau secara mandiri.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, majalah. Slide, tape, vidio,internet, untuk mencari
informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat
bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi
dalam menyelesaikan masalah.
4. Berkonsultasi dengan nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud
untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
5. Mengiuti kuliah khusus(kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum
jelas atau tidak ditemukan jawabannya.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
37
PROSES PEMECAHAN MASALAH
Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa
diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan
mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini.
Berdasarkan skenario di atas, lakukanlah langkah-langkah di bawah ini:
1. Klarifikasi semua istilah yang asing untukmu (bila ada),
2. Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada skenario di atas yang tidak anda
mengerti. Buat pertanyaan tentang hal tersebut.
3. Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing, jawablah atau
jelaskanlah masalah tersebut.
4. Cobalah membuat menyusun penjelasan tersebut secara sistimatik, lakukan
analisa dan sintesa
5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikanlah
hal tersebut sebagai tujuan pembelajaranmu selanjutnya.
6. Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut, carilah informasi yang
yang tepat dan diperlukan sebanyak-banyaknya dari kepustakaan, pakar, dan
lain-lain sumber informasi.
7. Diskusikan dan lakukan sintesis dari semua informasi yang anda temukan.
PENJELASAN:
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 5 dan 6 bisa diulangi,
dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
dianggap cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya
dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk
memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.
JADWAL KEGIATAN:
Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap
kelompok.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
38
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk
penjelasan dan tanya jawab. Tujuan: menjelaskan tentang modul dan cara
menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan
pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih
menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan :
a. Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
b. Brain-storming untuk proses 1 – 5,
c. Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial kedua seperti pada tutorial pertama. Tujuan:
untuk melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan
melakukan klassifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru
yang diperlukan,
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi
telah cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan
laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
39
MODUL
TIROID
TIM SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
TA 2017/18
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
40
PENDAHULUAN
Modul Tiroid ini diberikan pada mahasiswa semester empat yang mengambil mata
kuliah Sistem Endokrin dan Metabolisme. Capaian pembelajaran dan sasaran
pembelajaran terdapat di awal modul ini agar tutor dapat mengerti secara menyeluruh
tentang konsep dasar mekanisme penyakit yang akan didiskusikan.
Setiap modul bisa terdiri dari beberapa skenario yang menunjukkan beberapa gejala
dan tanda klinik yang bisa ditemukan terkait kelainan pada kelenjar Tiroid. Diskusi
bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi juga akan dibicarakan semua
hal yang ada hubungannya dengan hal tersebut.
Diskusi kelompok harus mengikuti 7 langkah pemecahan masalah yang akan
diberikan pada petunjuk selanjutnya.
Diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan, dan dapat dicapai kompetensi yang
diharapkan sesuai sasaran pembelajaran. Peran tutor dalam mengarahkan tutorial
sangat penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum
pada akhir setiap unit. Kemungkinan seorang ahli dapat memberikan kuliah dalam
pertemuan konsultasi antara kelompok mahasiswa peserta diskusi dengan ahli yang
bersangkutan yang bisa diatur dengan dosen yang bersangkutan.
Penyusun mengharapkan buku modul ini dapat membantu mahasiswa dalam
memecahkan masalah terkait penyakit pada kelenjar Tiroid.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
41
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari model ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang penyakit-penyakit terkait kelainan kelenjar tiroid, gejala dan tanda, etiologi,
patomekanisme, cara penegakan diagnosis, pemeriksaan penunjang yang diperlukan,
cara penanganan, komplikasi dan pengendalian dari penyakit akibat kelainan kelenjar
tiroid.
SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari modul ini. mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan struktur anatomi, histologi dan histopatologi kelenjar tiroid
2. Menjelaskan fisiologi dan patofisiologi kelenjar tiroid
3. Menjelaskan fisiologi dan substansi biokimia dan hormon yang terlibat dalam
penyakit akibat kelainan kelenjar tiroid
4. Menjelaskan epidemiologi terkait penyakit akibat kelainan kelenjar tiroid
5. Menjelaskan gejala dan tanda hiper dan hipotiroid
6. Menegakkan diagnosis hiper dan hipotiroid
7. Menjelaskan tatalaksana awal hiper dan hipotiroid
8. Menjelaskan tatacara rujukan kasus hiper dan hipotiroid
9. Menjelaskan gejala dan tanda tirotoksikosis
10. Menegakkan diagnosis tirotoksikosis
11. Menjelaskan tatalaksana awal tirotoksikosis
12. Menjelaskan tatacara rujukan kasus tirotoksikosis
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor.
3. Konsultasi pada nara sumber yang ahli (pakar) pada permasalahan
dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan
buku ajar, majallah, slide, tape atau video, dan internet.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
42
SKENARIO :
KASUS 1:
Seorang laki laki berusia 24 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan penurunan
berat badan drastis (10 kg dalam 2 bulan). Keluhan lain gemetar, sering buang air
besar, dan kedua tangan lembab, dan lebih suka di lingkungan udara dingin.
KASUS 2:
Seorang perempuan berusia 67 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan setiap
aktivitas sesak / ngap. Keluhan lain badan cepat letih, dan mudah ngantuk. Pasien
selama ini kontrol rutin ke dokter lain sejak setahun yang lalu dengan diagnosis
chronic heart failure (CHF), dislipidemia. Mendapat obat isosrbid dinitrat 5 mg tablet
3 kali sehari, ramipril 5 mg sekali sehari, simvastatin 20 mg 1x1 malam sebelum tidur.
Pasien merasakan keluhan tidak membaik meskipun obat sudah diminum secara
teratur.
TUGAS UNTUK MAHASISWA
1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas mahasiswa harus
mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12-15
orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih oleh
mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya bergantian pada setiap
kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau secara
mandiri.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, majalah. Slide, tape, vidio,internet, untuk mencari
informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat
bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese
informasi dalam menyelesaikan masalah.
4. Berkonsultasi dengan nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud
untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
43
5. Mengiuti kuliah khusus(kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum
jelas atau tidak ditemuka jawabannya.
PROSES PEMECAHAN MASALAH
Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa
diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan
mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini.
Berdasarkan skenario diatas, lakukanlah langkah-langkah di bawah ini:
1. Klarifikasi semua istilah yang asing untukmu (bila ada),
2. Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada skenario di atas yang tidak
anda mengerti. Buat pertanyaan tentang hal tersebut.
3. Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing, jawablah atau
jelaskanlah masalah tersebut.
4. Cobalah membuat menyusun penjelasan tersebut secara sistimatik,
lakukan analisa dan sintesa
5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan
jadikanlah hal tersebut sebagai tujuan pembelajaranmu selanjutnya.
6. Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut, carilah informasi
yang diperlukan sebanyak-banyaknya dari kepustakaan, pakar, dan lain-
lain sumber informasi.
7. Diskusikan dan lakukan sintese dari semua informasi yang anda temukan.
PENJELASAN:
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 5 dan 6 bisa diulangi,
dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
dianggap cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya
dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk
memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
44
JADWAL KEGIATAN
Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap
kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk
penjelasan dan tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara
menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan
pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih
menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 5,
* Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk
melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan
melakukan klassifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru
yang diperlukan,
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah
cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan
tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
6. Pertemuan keempat: diskusi panel dan tanya pakar. Tujuan: untuk melaporkan hasil
analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada
skenario. Bila ada masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, bisa
diselesaikan oleh para pakar yang hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian
dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai urutan yang tercantum pada buku kerja.
7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang
salah satu penyakit yang memberikan gambaran seperti pada skenario yang
didiskusikan pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian
dan laporan lengkap.
8. Pertemuan terakhir: laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-
masing mahasiswa.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
45
Catatan :
Laporan penyajian kelompok dan perorangan serta semua laporan kasus
masing-masing diserahkan satu rangkap ke sistem melalui ketua kelompok.
Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing.
Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain
untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian.
DAFTAR NAMA NARA SUMBER
No NAMA DOSEN BAGIAN
1. Dr. Khomimah, SpPD, KEMD Koordinator Sistem
2. Dr. Lailan S, M.Si.Med Sekretaris Sistem
3. Dr. Resna Murti Wibowo, SpPD, M.Kes Penyakit Dalam
4. Dr. Rahmini Sabariah, SpA Anak
5. Prof. Dr. Armen Muchtar, SpFK Farmakologi Klinik
6. Dr. Syafri Guricci, MSc IKM
7. Dr. Kartono Ichwani, SpBK Biokimia
8. Dr. Tirta Prawita Sari, SpGK Gizi
9. Dr. Tri Ariguntar, SpPK Patologi Klinik
10. Dr. Yusnam Syarief, PAK Anatomi
11 Dr. Nizamuddin, MS Histologi
12 DR.Dr. Busjra M.Noor, M.Sc Fisiologi
13 Dr. Fita Ferdiana, SpPA Patologi Anatomi
14 DR.Dr. Anwar Wardy, SpS-DFM Neurologi
15 Dr. Sri Fulina, SpM Mata
BAHAN BACAAN DAN SUMBER INFORMASI
1. Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam
2. Hand-out atau Diktat kuliah
3. Sumber lain: Konsensus atau Guidelines
4. Nara Sumber
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
46
SISTEM
ENDOKRIN DAN METABOLISME
Manual Kegiatan Alih Keterampilan Klinik
(CSL)
Disajikan pada Mahasiswa Semester IV
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
47
Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
T.A 2017/18
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya maka buku manual Alih Ketrampilan Klinik ini dapat disusun. Tidak lupa kita
sampaikan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Buku Manual CSL ini dibuat dan disusun oleh tim dosen Program Studi Kedokteran
FKK UMJ yang merupakan revisi dari Manual CSL yang sebelumnya disusun oleh
Tim Sistem Endokrin dan Metabolisme FK Unhas. Manual keterampilan klinik ini
mengacu kepada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012 dan
pelaksanaan ujian OSCE Nasional. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa yang
telah melewati Sistem Endokrin telah diperkenalkan kepada sistem ujian keterampilan
klinik yang saat ini diperlakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir sebelum mereka
menjadi seorang dokter.
Manual CSL ini terdiri dari 5 ketrampilan klinis yaitu:
1. Keterampilan Anamnesis Penyakit Sistem Endokrin dan Metabolisme
2. Keterampilan Pemeriksaan Fisik dan Tiroid pada Sistem Endokrin dan
Metabolisme
3. Penentuan Status Gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
Perhitungan Kebutuhan Energi pada Pasien DM
4. Keterampilan Konseling pada Pasien DM
5. Keterampilan Suntikan Insulin Pen Subkutan.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan dan seluruh dosen
Program Studi Kedokteran FKK UMJ yang telah memberikan dukungan sehingga
buku manual ini dapat terwujud. Harapan kami semoga buku manual ini bermanfaat
bagi para seluruh mahasiswa terutama yang sedang mengambil Sistem Endokrin dan
Metabolisme.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
48
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Februari 2018
Tim Dosen Sistem Endokrin dan Metabolisme
Prodi Kedokteran FKK UM
KETERAMPILAN
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
Disajikan pada Mahasiswa Semester IV
PS KEDOKTERAN FKK UMJ
Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
49
KETERAMPILAN
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter bekerja berdasarkan keluhan utama
yang menjadi masalah pasien / klien, kemudian dilanjutkan dengan penelusuran
riwayat penyakit, pemeriksaan fisis dan tiroid, dan pemeriksaan penunjang. Selama
melaksanakan semua kegiatan tersebut, dokter harus memperhatikan kondisi pasien
secara holistik dan komprehensif, menjunjung tinggi profesionalisme dan etika profesi
di atas kepentingan pribadi. Selama pendidikan, mahasiswa perlu dipaparkan pada
berbagai masalah, keluhan/gejala yang dirasakan dan pemeriksaan fisis dan tiroid
yang ditemukan, serta dilatih cara menganalisis data data yang ditemukan kemudian
mensintesis data tersebut dan membuat kesimpulan / rumusan masalah / diagnosis
kerja dan diagnosis bandingnya.
Anamnesis adalah suatu keterampilan wawancara antara dokter (pemeriksa)
dengan pasien/klien-nya. Kegiatan ini sangat penting sebagai langkah awal yang dapat
membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pasien. Keluhan yang
diajukan seorang pasien yang diambil dengan teliti akan banyak membantu
menentukan diagnosis dari suatu penyakit. Banyak macam keluhan yang diajukan
oleh seorang penderita. Walaupun demikian, tidak selalu keluhan-keluhan mengenai
penderitaan pasien dengan mudah dapat tergali oleh dokter sehingga diperlukan suatu
kesabaran dalam mengambil anamnesis dari seorang pasien.
Teknik wawancara terpimpin yang diajukan terdiri dari beberapa pertanyaan
yang diajukan secara sistematis, terarah dan sesuai dengan kasus sehingga diakhir
wawancara, dokter dapat menarik suatu resume dan kesimpulan yang mendekatkan
seorang dokter kepada penegakan suatu diagnosis kerja. Diawali dengan menanyakan
keluhan utama yang dirasakan, yang biasanya menjadi sebab si pasien datang berobat
ke dokter. Selanjutnya digali tentang riwayat perjalanan penyakit, riwayat penyakit
sebelumnya yang pernah diderita, riwayat pengobatan, riwayat alergi, riwayat
penyakit keluarga, faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang berhubungan.
Daftar masalah/penyakit yang mengacu kepada Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) 2012 memuat daftar masalah/penyakit yang banyak dijumpai dan
merupakan alasan utama yang sering menyebabkan pasien/klien datang menemui
dokter di tingkat pelayanan kesehatan primer. Daftar penyakit ini disusun dengan
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
50
tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi pendidikan dokter agar dokter yang
dihasilkan memiliki kompetensi yang memadai untuk membuat diagnosis yang tepat,
memberi penanganan awal atau tuntas, dan melakukan rujukan secara tepat dalam
rangka penatalaksanaan pasien. Tingkat kompetensi setiap penyakit merupakan
kemampuan yang harus dicapai pada akhir pendidikan dokter, sebagai berikut:
Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit
dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi
pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penetalaksanaan awal, dan
merujuk
3A: Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3B: Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah
keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penetalaksanaan secara
mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
51
Daftar Penyakit pada Sistem Endokrin dan Metabolik berdasarkan SKDI 2012
Daftar Keterampilan Klinis Sistem Endokrin dan Metabolik berdasarkan SKDI 2012
No. Keterampilan Tingkat
Keterampilan
1 Penilaian status gizi (termasuk pemeriksaan antropometri) 4A
2 Penilaian kelenjar tiroid: hipertiroid dan hipotiroid 4A
3 Pengaturan diet 4A
4 Penatalaksanaan diabetes melitus tanpa komplikasi 4A
5 Pemberian insulin pada diabetes melitus tanpa komplikasi 4A
6 Pemeriksaan glukosa darah (dengan Point of Care Test, POCT) 4A
7 Pemeriksaan glukosa urin (Benedict) 4A
8 Anamnesis dan konseling kasus gangguan metabolisme dan
endokrin) 4A
No Daftar PenyakiT Tingkat
Kemampuan
Kelenjar Endokrin
1 Diabetes melitus tipe 1 4A
2 Diabetes melitus tipe 2 4A
3 Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa
akibat penyakit lain atau obat-obatan) 3A
4 Ketoasidosis diabetikum 3B
5 Status Hiperglikemi hiperosmolar 3B
6 Hipoglikemia ringan 4A
7 Hipoglikemia berat 3B
8 Hipoparatiroid 3A
9 Hipertiroid 3A
10 Tirotoksikosis 3B
11 Goiter 3A
12 Cushing’s disease 3B
13 Krisis adrenal 3B
Gizi dan Metabolisme
1 Malnutrisi energi-protein 4A
2 Defisiensi vitamin 4A
3 Defisiensi mineral 4A
4 Dislipidemia 4A
5 Hiperurisemia 4A
6 Obesitas 4A
7 Sindrom Metabolik 3B
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
52
TUJUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN ANAMNESIS
Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Pada akhir latihan keterampilan anamnesis ini, mahasiswa diharapkan mampu
melakukan anamnesis yang menuntun ke arah diagnosis penyakit, khususnya yang
ada di Sistem Endokrin dan Metabolisme.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK):
1. Mampu dan terampil melakukan komunikasi dengan pasien/keluarga pasien.
2. Mampu dan terampil membina sambung rasa dan menunjukkan rasa empati
terhadap keluhan yang dialami pasien.
3. Mampu dan terampil menggali informasi dan menentukan keluhan utama
pasien.
4. Mampu dan terampil melakukan anamnesis terpimpin yang mengarah ke
diagnosis penyakit sesuai dengan keluhan yang dirasakan pasien.
5. Mampu dan terampil membuat resume dari semua informasi yang didapat
pada anamnesis.
Bahan dan Alat:
1. Meja kerja
2. Kursi dokter
3. Kursi pasien
4. Buku status pasien dengan lembaran anamnesis
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
53
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 10 menit Pengantar
Instruktur menerangkan tentang tujuan keterampilan ini.
2. Demonstrasi
20 menit 1. Seorang mahasiswa bertindak sebagai pasien.
2. Instruktur memperlihatkan cara menggali informasi
mengenai keluhan yang dialami pasien
3. Instruktur memperlihatkan cara melakukan
anamnesis terpimpin yang mengarah ke diagnosis
penyakit pada sistem Endokrin dan Metabolisme.
4. Instruktur memperlihatkan cara menginformasikan
kepada pasien mengenai tindakan selanjutnya yang
akan dilakukan berdasarkan hasil anamnesis yang
telah dikumpulkan.
5. Instruktur memperlihatkan cara membuat resume
dari semua informasi yang didapat pada anamnesis.
6. Mahasiswa diminta untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas sehubungan dengan kegiatan
keterampilan ini.
3. Praktek
bermain peran
dengan Umpan
Balik
110 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi berpasang-pasangan, satu
orang berperan sebagai dokter dan satu orang
berperan sebagai pasien.
2. Yang berperan sebagai dokter melakukan kegiatan:
menggali informasi tentang keluhan utama,
melakukan anamnesis terpimpin yang mengarah ke
diagnosis penyakit, menginformasikan kepada
pasien mengenai tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan berdasarkan hasil anamnesis yang telah
dikumpulkan dan membuat resume dari semua
informasi yang didapat.
3. Bertukar peran
4. Instruktur berkeliling di antara mahasiswa dan
melakukan supervisi.
5. Instruktur mengoreksi hal-hal yang belum
sempurna.
4. Curah pendapat
dan diskusi
10 menit Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya tentang kegiatan yang telah dilakukan.
Total waktu 150 menit
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
54
PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN ANAMNESIS
No. LANGKAH KLINIK NILAI
0 1 2
1. Sambung rasa:
Mengucapkan / membalas salam
Mempersilakan pasien masuk ke dalam ruangan
Menyapa pasien dan keluarganya dengan penuh keakraban
Memperkenalkan diri sambil menjabat tangan pasien
Mempersilakan pasien dan keluarganya untuk duduk
2. Informed consent:
Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang
anamnesis yang akan anda lakukan, tujuan dan manfaat
anamnesis tersebut untuk keadaan pasien.
Berikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang
kerahasiaan semua informasi yang didapatkan pada anamnesis
tersebut
Jelaskan tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya
tentang hak untuk menolak menjawab pertanyaan yang
dianggapnya tidak perlu dijawabnya.
Menanyakan kesediaan pasien.
3. Tanyakanlah data pribadi pasien: nama, umur, alamat, pekerjaan.
Untuk heteroanamnesis tanyakan hubungan pasien dengan
pengantar
4. Tanyakanlah apa yang menyebabkan pasien datang ke dokter
(Keluhan Utama) dan sudah berapa lama.
5. Menggali informasi tambahan terkait keluhan utama
Hal-hal yang memperburuk keluhan
Hal-hal yang mengurangi keluhan
6 Menggali riwayat penyakit sekarang dan informasi yang berkaitan
dengan sistem lain:
Sistem Indra:
Mata: penglihatan kabur, mata terasa perih, mata menonjol
keluar, mata tidak bisa menutup rapat, pandangan doubel
Kulit: gatal (terutama di daerah lipat paha), luka sulit sembuh,
banyak keringat, kulitlembab, kulit kering, keringat dingin,
rambut kulit banyak dan tebal
Leher: ada benjolan, susah menelan.
Sistem Respirasi: sesak nafas, batuk, batuk darah
Sistem Kardiovaskuler: jantung berdebar-debar, hipertensi,
claudicatio intermitten dan rasa dingin pada kaki
Sistem Gastrointestinal: ada gangguan selera makan atau justru
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
55
banyak makan tapi berat badan menurun, perasaan cepat lapar,
gangguan buang air besar (konstipasi, diare atau sering BAB),
mual, muntah, sering merasa haus, rasa cepat penuh / kenyang
jika makan, perut membesar dan timbul striae
Kebidanan: pernah melahirkan anak dengan BB lahir lebih dari
4000 gram, keguguran, dan lahir mati, belum punya anak
Ginekologi: keputihan, menstruasi tidak teratur, belum mens
Sistem Urogenitalia: banyak kencing, sakit jika berkemih,
disfungsi ereksi
Sistem Muskuloskeletal: badan terasa lemas, tremor, muka
gembul
Sistem Syaraf: baal / kebas, terasa pana atau seperti ditusuk
tusuk pada ekstremitas, tidak tahan dingin / panas
7.
Tanyakanlah apakah pasien pernah mengalami keluhan yang sama
pada masa lalu atau penyakit lain yang mungkin berhubungan
dengan penyakit sekarang, riwayat operasi.
8. Tanyakanlah riwayat penyakit yang sama dalam lingkup keluarga
9. Tanyakanlah kebiasaan pasien, seperti kebiasaan makan, merokok,
minum alkohol, olahraga, dan lain-lain.
10. Tanyakanlah riwayat pengobatan yang pernah diterima dari
dokter, obat yang dibeli sendiri oleh pasien tanpa resep dokter,
riwayat alergi. (nama obat, dosis, frekuensi penggunaan, teratur /
tidak)
11. Melakukan cek silang dan memberikan kesempatan kepada pasien
untuk menambahkan data-data yang belum didapat ataupun
memberikan koreksi terhadap data-data yang kurang tepat.
12. Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan
beberapa kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding
sementara.
Jelaskanlah pada pasien bahwa wawancara ini hanyalah fase
awal dari serangkaian pemeriksaan untuk dapat mengetahui
penyakit yang diderita pasien, dan masih diperlukan
pemeriksaan fisis dan tiroid untuk mempertajam diagnosis.
13. Melakukan penulisan status dengan baik yang mencantumkan:
Resume / kesimpulan dari hasil anamnesis, terutama
mencantumkan hal-hal penting yang mengarah ke penegakan
diagnosis
Membuat beberapa kemungkinan diagnosis sementara
(Diagnosis Banding)
Membuat satu diagnosis utama (Diagnosis Kerja)
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
56
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN ANAMNESIS
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
No. ASPEK YANG DINILAI SKOR
0 1 2
1 Keterampilan Sambung Rasa
*2 Memberikan informed consent dengan baik
3 Menanyakan identitas pasien
4 Menanyakan keluhan utama
5 Menanyakan keluhan tambahan
6 Menggali riwayat penyakit sekarang dan keluhan yang berkaitan
dengan sistem lain
7 Menggali riwayat penyakit dahulu dan evaluasinya
8 Menggali riwayat penyakit keluarga
9 Menggali riwayat psikososial
10 Menggali riwayat pengobatan sebelumnya secara lengkap dan
keteraturan konsumsinya
11 Melakukan cek silang
12 Menarik kesimpulan dari anamnesis untuk mendapatkan beberapa
kemungkinan diagnosis sementara
13 Melakukan penulisan status dengan baik
JUMLAH
* critical point
Keterangan: 0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________
Nilai = -------------- x 100% = %
26
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
57
CONTOH LEMBARAN STATUS PASIEN
No. Register :
Nama :
Jenis Kelamin :
Tangal Lahir :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal/jam :
ANAMNESIS / HETEROANAMNESIS (hubungan dengan pasien...................
jika heteroanamnesis)
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
Riwayat Penyakit Sekarang :
Riwayat Penyakit Dahulu :
(beserta evaluasinya)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Psikososial :
Riwayat Pengobatan :
(secara lengkap dan keteraturan minumnya)
Resume :
Diagnosis Kerja :
Diagnosis Banding :
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
58
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
Disajikan pada Mahasiswa Semester IV
PS KEDOKTERAN FKK UMJ
Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
59
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Pada akhir latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan
pemeriksaan fisik dan tiroid yang menuntun ke arah diagnosis penyakit pada sistem
Endokrin dan Metabolisme.
SASARAN PEMBELAJARAN:
1. Mampu dan terampil melakukan komunikasi dengan pasien.
2. Mampu dan terampil menjelaskan mengenai pemeriksaan fisik dan tiroid yang
akan dilakukan.
3. Mampu dan terampil mempersiapkan pasien sebelum pemeriksaan fisik dan
tiroid.
4. Mampu dan terampil melakukan penilaian status pasien secara umum (sakit
ringan / sedang / berat; cara berjalan dan lain lain) dan pengukuran tanda vital.
5. Mampu dan terampil melakukan pemeriksaan fisik dan tiroid secara sistematis
yang berkaitan dengan keluhan yang diutarakan pada saat anamnesis.
6. Mampu dan terampil melakukan pemeriksaan khusus pada sistem Endokrin
dan Metabolik
7. Mampu dan terampil membuat resume anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
tiroid
8. Mampu dan terampil menarik kesimpulan (sintesis data data anamnesis dan
pemeriksaan fisik dan tiroid) dan membuat diagnosis serta diagnosis banding
9. Mampu dan terampil melakukan perencanaan tatalaksana sementara dan
perencanaan diagnosis (pemeriksaan penunjang yang dapat memastikan atau
mengeluarkan diagnosis dan diagnosis banding)
10. Mampu dan terampil menginformasikan diagnosis dan diagnosis banding
beserta rencana tindak lanjutnya kepada pasien dan atau keluarganya.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
60
INDIKASI:
Pasien dengan suspek:
1. Diabetes Melitus
2. Penyakit tiroid
3. Kegemukan
4. Sindroma Metabolik
5. Cushing syndrome
6. Gangguan tumbuh kembang (perawakan pendek atau gangguan pubertas
sekunder)
MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN:
Air mengalir
Sabun cair
Handuk kecil / tisu
Termometer
Stetoskop
Tensimeter
Hammer
Pencahayaan yang cukup
Alat pengukur tinggi badan, berat badan dan lingkar pinggang
Video, slide atau gambar untuk menampilkan tanda klinis yang khas pada
beberapa penyakit pada sistem Endokrin dan Metabolik
Tempat sampah medis dan non-medis
Buku status pasien untuk mencatat hasil pemeriksaan fisis dan tiroid.
Kelenjar Tiroid :
Terletak di leher depan bagian bawah (arah distal).
Berbentuk seperti kupu-kupu,
Terdiri dari dua lobus (kanan dan kiri) yang dihubungkan oleh isthmus.
Isthmus menutupi cincin trakhea 2 dan 3,
Kapsul fibrosus menggantungkan kelenjar ini pada fascia pre tracheal
sehingga pada saat “menelan” kelenjar tiroid terangkat ke arah kranial.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
61
Sumber: Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors.Boston: Butterworths; 1990.
Klasifikasi pembesaran Tiroid (Goiter) menurut WHO:
TINGKAT TANDA-TANDA
Tingkat 0 Tiroid Normal. Kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak terlihat.
Tingkat I
Pembesaran tiroid teraba tetapi tidak terlihat pada posisi leher yang
normal (tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid). Jika nodul teraba
dan ukurannya tidak lebih besar dari ukuran normal harus
dikategorikan pada kelompok ini.
Tingkat II Benjolan di leher terlihat dengan jelas pada posisi leher normal.
Jika dipalpasi, benjolan tersebut sesuai dengan pembesaran tiroid.
Klasifikasi Pembesaran Tiroid (Klasifikasi PAHO)
Derajat Deskripsi
Derajat 0 Normal Thyroid
Derajat Ia Goiter teraba hanya dengan palpasi dan tidak tampak
meskipun dengan leher ekstensi
Derajat Ib Goiter teraba, terlihat hanya jika leher ekstensi penuh.
Termasuk nodul (hanya jika tidak membesar)
Derajat II Goiter terlihat pada posisi leher normal, palpasi tidak perlu
untuk diagnosis
Derajat III Goiter sangat besar yang bisa dikenali dari jarak cukup jauh.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
62
INDEKS WAYNE
Indeks Wayne adalah suatu sistem penilaian berdasarkan gejala-gejala dan
tanda-tanda yang dijumpai pada pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
biasa digunakan untuk membantu penegakan diagnosis hipertiroidisme. Indeks Wayne
memiliki akurasi diagnostik hingga 85%. Terdapat 9 gejala dan 10 tanda yang
masing-masing memiliki nilai skoring yang berbeda. Rentang skor antara +45 sampai
-25, dengan interpretasi sebagai berikut:
>19 : hipertiroidisme toksik
11 – 19 : meragukan
< 11 : eutiroidisme
Tabel Indeks Wayne
Gejala Skor Tanda Ada
Tidak
Ada
Sesak nafas +1 Tiroid teraba +3 -3
Palpitasi +2 Bruit di sekitar tiroid +2 -2
Kelelahan +2 Eksophtamus +2 -
Lebih suka panas -5 Retraksi kelopak mata +2 -
Lebih suka dingin +5 Pergerakan kelopak mata
yang tertinggal (lid lag) +1 -
Banyak keringat +3 Hiperkinesis +4 -2
Gugup +2 Telapak tangan teraba panas +2 -2
Selera makan
meningkat +3 Telapak tangan lembab +1 -1
Selera makan
menurun -3 Denyut nadi >80 x/mnt
-
-3
Berat badan
meningkat -3 > 90 x/mnt +3 -
Berat badan
menurun +3 Fibrilasi atrium +4 -
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
63
DESKRIPSI KEGIATAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK DAN
TIROID PADA PENYAKIT SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
Instruktur menerangkan tentang tujuan ketrampilan ini.
Instruktur memperlihatkan bahan dan alat yang diperlukan untuk
melakukan keterampilan ini.
2. Demonstrasi
15 menit 1. Seorang mahasiswa bertindak sebagai pasien.
2. Instruktur memperlihatkan cara mempersiapkan pasien
sebelum pemeriksaan fisik.
3. Instruktur memperlihatkan cara melakukan penilaian status
pasien secara umum dan pengukur tanda vital.
4. Instruktur memperlihatkan cara melakukan pemeriksaan fisik
secara sistematis untuk menegakkan diagnosis pasien sesuai
dengan yang dikeluhkan oleh pasien ketika anamnesis.
5. Instruktur memperlihatkan cara menginformasikan hasil
yang ditemukan, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
dan rencana pengobatan kepada pasien/ keluarganya.
6. Instruktur memperlihatkan cara membuat resume untuk arsip
pasien
7. Mahasiswa diminta untuk menanyakan hal-hal yang belum
jelas sehubungan dengan kegiatan keterampilan ini
3.Praktek
bermain peran
dengan umpan
balik
55 menit
1. Mahasiswa dibagi menjadi berpasang pasangan, satu orang
berperan sebagai dokter dan satu orang berperan sebagai
pasien.
2. Yang berperan sebagai dokter melakukan kegiatan:
menjelaskan mengenai pemeriksaan fisik yang akan
dilakukan, mempersiapkan pasien sebelum pemeriksaan
fisik, melakukan penilaian status pasien secara umum dan
pengukur tanda vital, melakukan pemeriksaan fisik secara
sistematis untuk menegakkan diagnosis berdasarkan yang
dikeluhkan pada saat anamnesis. menginformasikan hasil
yang ditemukan, pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
dan rencana pengobatan kepada pasien/keluarganya dan
membuat resume untuk arsip pasien
3. Berganti peran.
4. Instruktur berkeliling di antara mahasiswa dan melakukan
supervisi
5. Instruktur mengoreksi hal-hal yang belum sempurna
4. Curah
pendapat dan
diskusi
10 menit Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya tentang kegiatan yang dilakukan
Total waktu 90 menit
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
64
LANGKAH KEGIATAN
No. Kegiatan yang dilakukan Nilai
Persiapan dokter dan pasien 0 1 2
1 Menjelaskan mengenai pemeriksaan fisik yang akan dilakukan, tujuan dan
manfaatnya
2 Memberikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan
semua informasi yang didapatkan pada pemeriksaan fisik tersebut.
3 Menjelaskan mengenai hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang
hak untuk menolak untuk diperiksa.
4 Mempersilakan pasien untuk bersiap sebelum pemeriksaan
5 Pemeriksa melakukan cuci tangan rutin sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan dan melakukan pemeriksaan dari sebelah kanan pasien.
Penilaian status pasien secara umum dan tanda vital
6 Lihat dan catatlah keadaan umum pasien: sakit ringan, sakit sedang atau
sakit berat.
7 Tentukanlah status gizi : ukur tinggi dan berat badan (sesuai panduan
penentuan status gizi), Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar pinggang
8 Nilailah tingkat kesadaran: Glasgow coma score (GCS)
9 Ukur dan nilai tanda-tanda vital pasien: suhu tubuh, tekanan darah, denyut
nadi dan pernapasan, tipe nafas.
10 Perhatikanlah adanya tanda renjatan, tanda dehidrasi.
Pemeriksaan lokalisata
11 Perhatikan dan nilailah ada tidaknya kelainan pada mata dan kelopak mata:
eksoftalmus, edema kelopak mata, gerakan kelopak mata, memejamkan
mata.
12 Periksalah mulut dan rongga mulut: terutama perhatikan adanya tanda-tanda
dehidrasi
Pemeriksaan kelenjar tiroid
13 Persilakanlah pasien duduk atau berdiri menghadap ke sumber cahaya
sehingga sumber cahaya cukup menerangi bagian leher yang diperiksa.
14 Aturlah posisi pasien sedemikian rupa sehingga posisi mata pemeriksa
harus sejajar (horizontal) dengan leher orang yang diperiksa. Mintalah
pasien untuk menunjukkan ruas ibu jarinya sebagai acuan ukuran kelenjar
tiroid.
15 Inspeksi kelenjar tiroid dan leher:
Lakukanlah pengamatan bagian depan leher klien pada posisi normal
Amatilah adanya pembesaran kelenjar tiroid yang tampak nyata.
Jika kelenjar tiroid tidak tampak, mintalah klien untuk mengekstensikan
kepala dan gerakan menelan.
Jika kelenjar tiroid tampak jelas pada posisi ekstensi leher penuh,
dikatakan pembesaran kelenjar tiroid tingkat II / Ib.
Pemberton’s sign
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
65
16 Palpasi kelenjar tiroid:
Identifikasi kartilago tiroid, membran thyrocricoid, dan cartilago
cricoid, struktur horizontal dengan lebar 5 mm, penanda batas superior
ithsmus. Palpasi isthsmus (sering tidak teraba meskipun tiroid
membesar).
Saat berdiri di sisi pasien geser jari anda sehingga bagian palmar
berhenti di trachea dan permukaan dorsal ke arah m.
sternocleidomatoideus. Lobus ipsilateral dapat dipalasi secara
bersamaan dengan ibu jari atau dengan jari tangan lain.
Jika anda berdiri di belakang pasien identifikasi batas dan isthmus
dengan satu tangan dan jika sudah berada di posisi rasakan lobus tiroid
pada sisi tersebut, letakkan jari tangan anda yang lain secara simetris
pada sisi lain trakhea. Identifikasi lagi setiap lobus pada saat pasien
menelan. Rasakan permukaan, asimetri atau tidak, tekstur, nyeri tekan
atau tidak serta perkiraan ukuran tiap lobus (normal: 7-10 gram).
(tingkat 0 atau Ia)
Jika terdapat Goiter, ukur massa yang teraba dan juga ukur lingkar leher
yang terbesar. Gambar garis goiter untuk catatan perbandingan ke
depan. (pembesaran tingkat II atau III)
Palpasi juga untuk mengidentifikasi adanya limfadenopati atau massa
(terutama di linea mediana, adanya ductus thyroglossus) atau jaringan
parut.
17 Auskultasi kelenjar tiroid : apakah terdengar bruit ?
18 Lakukanlah pemeriksaan fisik toraks: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
19 Lakukanlah pemeriksaan fisik abdomen: inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi
20 Perhatikan ada tidaknya effloresensi kulit terutama di daerah-daerah lipatan.
Bila ada, nilailah tipe dan lokasi effloresensi kulit: makula, papula, vesikel,
krusta, polimorf.
21 Periksalah sistem muskuloskeletal, terutama untuk menilai kekuatan otot,
rabalah telapak tangan apakah teraba kering/lembab, hangat/dingin, tremor.
Apakah ditemukan luka pada kulit? Lakukan pemeriksaan reflex
ekstremitas
22 Melakukan pemeriksaan sensoris
Menginformasikan hasil pemeriksaan yang ditemukan kepada pasien
dana keluarganya.
23 Menjelaskan tentang kemungkinan diagnosis penyakitnya, rencana
diagnostik, tatalaksana selanjutnya serta prognosis.
Membuat resume untuk arsip pasien
24 Tulislah resume hasil pemeriksaan fisik, kemungkinan diagnosis dan
rencana pemeriksaan penunjang diagnostik dan tatalaksana serta prognosis.
Keterangan: 0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
66
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN FISIK DAN TIROID PENYAKIT SISTEM ENDOKRIN DAN
METABOLISME
No. Aspek yang dinilai Nilai
Persiapan pemeriksaan 0 1 2
1 Melakukan sambung rasa dengan pasien dan keluarganya.
2 Melalukan informed concent pada pasien dan keluarganya.
Penilaian status pasien secara umum dan pengukuran tanda-tanda vital
3 Melihat keadaan umum pasien, menilai status gizi dan tanda vital pasien.
4 Menilai kesadaran: GCS dan melihat tanda renjatan, tanda dehidrasi.
Pemeriksaan fisis untuk menegakkan diagnosis
5 Menilai ada tidaknya eksoftalmus, kelainan kelopak mata (lid lag)
6 Melakukan pemeriksaan mulut dan rongga mulut.
7 Melakukan pemeriksaan leher, Tiroid dan tanda Pemberton
8 Melakukan pemeriksaan fisik toraks.
9 Melakukan pemeriksaan fisik abdomen.
10 Menilai efloresensi kulit
11 Melakukan pemeriksaan sistem muskuloskeletal (tangan lembab / kering,
berkeringat, tremor halus, refleks tendon)
12 Melakukan pemeriksaan sensoris
Menginformasikan hasil pemeriksaan yang ditemukan, diagnosis klinis dan
rencana tindak lanjut (pemeriksaan penunjang diagnostik dan rencana
tatalaksana / pengobatan) kepada pasien serta membuat resume
13 Membuat resume pemeriksaan fisik.
14
Menjelaskan pada pasien/keluarganya tentang hasil pemeriksaan yang
ditemukan, diagnosis klinis dan rencana tindak lanjut (pemeriksaan
penunjang diagnostik yang diperlukan dan rencana tatalaksana /
pengobatan)
Catatan: Daftar tilik diatas berisi kegiatan yang akan dinilai pada ujian keterampilan
dimana instruktur diminta memberikan penilaian kepada mahasiswa untuk duapuluh
daftar tilik diatas (lihat lembaran penilaian mahasiswa)
Nilai :
0 bila tidak dilakukan
1 bila dilakukan tapi belum memuaskan
2 bila memuaskan
Nilai = -------------- x 100% = %
28
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
67
Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________
Penentuan Status Gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
dan
Perhitungan Kebutuhan Energi pada Pasien DM
Disajikan pada Mahasiswa Semester IV
Sistem Endokrin dan Metabolisme
Program Studi Kedokteran
FKK UMJ
Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
68
ANTROPOMETRI
Antropometri adalah ilmu yang mendeskripsikan tubuh dengan serangkaian
pengukuran dari morfologi eksternal. Pengukuran antropometri merupakan komponen
utama penilaian status gizi yang dapat menggambarkan status gizi sekarang, lampau,
dan akan datang. Penilaian antropometri ini meliputi :
a. Penilaian antropometri untuk pertumbuhan/ukuran tubuh
b. Penilaian antropometri untuk komposisi tubuh
PENILAIAN PERTUMBUHAN / UKURAN TUBUH
Penilaian pertumbuhan meliputi pengukuran berat badan (BB), tinggi badan
(TB) atau panjang badan (PB), lingkar kepala, dan indeks atau rasio dari dua
pengukuran. Pada CSL sistem Endokrin ini, penekanan hanya diberikan pada
bagaimana pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), indeks massa tubuh
(IMT) dan lingkar pinggang (penentuan obesitas sentral).
Berat badan dapat bervariasi atau berubah dari hari ke hari sehingga perubahan
BB merupakan indikator terbaik untuk kekurangan atau kelebihan protein dan kalori.
Pengukuran BB berseri dapat menjadi alat prognostik terapi nutrisi bila dilakukan
dengan baik dan benar. Pengukuran BB berseri biasa dilakukan pada pasien rawat
inap, di mana penimbangan berikutnya harus dilakukan pada waktu yang sama dan
setelah defekasi. Beberapa faktor yang harus diperhatikan pada pengukuran BB
adalah: (1) peningkatan BB mendadak pada pasien seperti pada penderita sirosis
hepatis, dekompensasi jantung, dan gangguan fungsi ginjal. (2) Penurunan BB pada
penderita luka bakar dan diare. (3) Penurunan BB 500 g/hari pada pasien pasca bedah
menandakan dehidrasi. (4) Penurunan BB 10 % dari BB awal dalam waktu 6 bulan
menunjukkan bermakna secara klinik. (5) Penurunan BB dimana individu masih dapat
dipertahankan hidup adalah 48 - 55 % dari BB ideal atau BMI 13-15 kg/m2. (6)
Penurunan BB 10-20 % dari BB awal dalam waktu 6 bulan menunjukkan adanya
gangguan fungsi sistem organ multipel. Pengukuran BB menggunakan timbangan
yang harus kuat dan mudah digerakkan. Timbangan yang dianjurkan adalah yang
memiliki akurasi 0,1 kg seperti :
a. Beam balance, timbangan tidur (bed scale), timbangan duduk
b. Timbangan bayi, dan timbangan per (spring balance) atau timbangan
menggunakan wadah untuk anak < 2 tahun
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
69
(A) (B)
Gambar 1. (A) Upright balance beam scale; (B) Bed scale
Pengukuran TB dilakukan pada individu dewasa dan anak-anak dengan TB
>85 cm, untuk anak-anak dengan TB ≤ 85 cm disebut pengukuran PB. Pengukuran
TB harus dilakukan pada waktu yang sama, misalnya pertama dilakukan pada pagi
hari, pengukuran kedua harus dilakukan pada waktu yang sama karena terdapat
perbedaan hasil ukuran pada waktu yang berbeda. Pengukuran pada waktu malam
memberikan hasil lebih kecil dibandingkan dengan pagi hari.
Indeks massa tubuh merupakan alat penilaian status gizi yang mudah, murah
dan tidak invasif. Penilaian IMT ini dapat dikombinasikan dengan pengukuran
antropometri komposisi tubuh lainnya seperti TLBK untuk menentukan status gizi,
dan sering dihubungkan dengan risiko komorbid. Indeks massa tubuh dipengaruhi
oleh jenis kelamin, usia, dan ras sehingga untuk populasi Indonesia dianjurkan untuk
menggunakan Klasifikasi Asia- Pasifik. Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat
membedakan apakah BB tersebut berasal dari otot atau lemak.
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (kg/m2)
< 18 Berat badan kurang
18 -23,9 Berat badan normal
24 – 24,9 Pre obesitas
25 - 29,9 Obesitas tingkat 1
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
70
30 Obesitas tingkat 2
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah selesai mengikuti keterampilan Penentuan Status Gizi berdasarkan Indeks
Massa Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang serta Perhitungan Kebutuhan Energi pada
Pasien, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Melakukan pengukuran berat badan dengan baik dan benar
2. Melakukan pengukuran tinggi badan dengan baik dan benar
3. Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan baik dan benar
4. Melakukan pengukuran lingkar pinggang dengan baik dan benar
5. Menentukan Berat Badan Ideal
6. Menentukan status obesitas sentral dengan baik dan benar.
7. Menghitung kebutuhan energi pada pasien
8. Menentukan komposisi dan jumlah zat gizi makro (Karbohidrat, Protein,
Lemak)
Bahan dan Alat:
1. Timbangan Berat Badan
2. Microtoise (stature meter)
3. Pita ukur
4. Kalkulator
5. Daftar satuan penukar bahan makanan.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
71
KETERAMPILAN
PENENTUAN STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH
dan
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI PADA PASIEN DM
Petunjuk : Berilah v pada angka :
(0) jika keterampilan / kegiatan tidak dilakukan
(1) jika keterampilan / kegiatan dilakukan tapi belum memuaskan
(2) jika keterampilan / kegiatan dilakukan dengan memuaskan
NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
0 1 2 1. Sambung rasa:
Mengucap/ membalas salam
Persilahkan pasien masuk ke dalam ruangan
Sapalah pasien dan keluarganya dengan penuh keakraban
Perkenalkanlah diri sambil menjabat tangan pasien
Persilakan pasien dan keluarganya untuk duduk
2. Informed consent :
Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya
tentang pemeriksaan yang akan anda lakukan, tujuan, cara
melakukan dan manfaatnya untuk klien
Berikan jaminan pada pasien tentang kerahasiaan semua
informasi yang didapatkan dari pemeriksaan
Jelaskan tentang hak pasien ntuk menolak pemeriksaan
Menanyakan kesediaan pasien.
A. PENGUKURAN BERAT BADAN (posisi berdiri)
1. Menyiapkan dan memeriksa timbangan apakah kondisinya
masih baik untuk digunakan.
Pastikan jarum penunjuk timbangan pada posisi nol.
2. Pasien menanggalkan alas kaki, ikat pinggang, seluruh perhiasan
atau benda yang dapat mempengaruhi berat badan.
3. Pasien berdiri di tengah timbangan dengan posisi tegak.
Pemeriksa membaca angka yang tertera pada timbangan dan
mencatat pada status pasien
B. PENGUKURAN TINGGI BADAN
4. Menyiapkan dan memeriksa alat pengukur tinggi badan
(microtoise), apakah kondisinya masih baik untuk digunakan.
Pilih bidang vertikal yang datar (misalnya tembok) sebagai
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
72
tempat untuk meletakkan.
Pasang microtoise pada bidang tersebut dengan kuat dengan
cara meletakkannya di dasr bidang/lantai), kemudian tarik
ujung meteran hingga 2 meter ke atas secara vertikal/lurus
hingga microtoise menunjukkan angka nol.
Pasang penguat seperti paku dan lakban pada ujung
microtoise agar posisi alat tidak bergeser.
5. Mintalah subjek yang akan diukur untuk melepaskan alas
kaki (sepatu dan kaos kaki).
Persilahkan subjek untuk berdiri di tengah pita pengukur
dengan posisi tegak, dimana garis antara tepi atas aurikula
dengan orbita sejajar dengan lantai.
Pasien diminta untuk inspirasi.
Turunkan balok pengukur sampai rapat pada kepala bagian
atas, siku-siku balok harus lurus menempel pada dinding.
Pemeriksa membaca angka yang tertera pada pita pengukur.
Pastikan posisi mata pemeriksa sejajar balok pengukur.
Catatlah hasilnya pada lembaran status pasien.
C. PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG
6. Pasien berdiri tegak dengan kaki terbuka sekitar 25-30 cm,
menghadap pemeriksa dengan posisi abdomen relaks, lengan
menggantung bebas di sisi tubuh.
7. Tentukan tempat pengukuran lingkar pinggang yaitu pertengahan
antara costa 12 dengan crista iliaka.
8. Letakkan pita pengukur sejajar pada tempat yang telah
ditentukan. Pasien diminta untuk bernafas seperti biasanya agar
tidak mempengaruhi kontraksi otot abdomen. Pemeriksa
membaca angka yang tertera pada pita pengukur dan mencatat
hasilnya.
D. MENETAPKAN STATUS GIZI
9. Menghitung Indeks Massa Tubuh pasien dengan rumus:
BB (kg)
IMT =
[TB (m)]2
10. Menentukan status gizi dan risiko komorbid subyek pengukuran
berdasarkan kriteria Asia- Pasifik sebagai berikut:
Klasifikasi
IMT (kg/m2)
Risiko komorbid
Lingkar perut
< 90 cm (pria)
< 80 cm (wanita)
BB kurang < 18,5 rata-rata
Normal 18,5 – 22,9 meningkat
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
73
BB lebih
Pre-obesitas 23 – 24,9 sedang
Obesitas tk. I 25 – 29,9 berat
Obesitas tk.2 ≥ 30 sangat berat
11. Menentukan status obesitas sentral, dengan acuan lingkar
pinggang:
Laki-laki > 90 cm
Perempuan > 80 cm
12. Menentukan Berat Badan Ideal dengan rumus:
(TB-100) – (10% x (TB-100))
Untuk laki-laki dengan TB < 160 cm dan perempuan dengan TB
< 150 cm, rumus: TB – 100
E. MENGHITUNG KEBUTUHAN ENERGI 13. Menghitung Kebutuhan Energi Basal (K.E.B.) pasien dalam 24
jam, menggunakan rumus Harris-Bennedict:
Perempuan = 655,1 + 9,6 (BB) + 1,9 (TB) – 4,7 (U)
Laki-laki = 66,5 + 13,8 (BB) + 5,0 (TB) – 6,8 (U)
Keterangan:
BB = Berat Badan (dalam Kg)
TB = Tinggi Badan (dalam cm)
U = Umur (dalam tahun)
Jika berat badan normal/ ideal, gunakan BB aktual.
Jika pasien mengalami kelebihan BB/obesitas: gunakan berat
badan ideal pasien.
14. Menghitung Kebutuhan Energi Total (K.E.T.) sehari:
Untuk pasien rawat jalan: K.E.B. x Faktor Aktivitas (F.A.)
Untuk pasien rawat inap : K.E.B. x F.A x Faktor Stress
15. Menentukan komposisi dan jumlah zat gizi makro (Karbohidrat,
Protein, Lemak) dengan mengalikan K.E.T dengan persentase zat
gizi makro di bawah ini:
- KH 55% (KH sederhana maks 10%)
- P 15-20%
- L 25-30% (lemak jenuh maks 7%)
Konversi nilai-nilai tersebut menjadi ukuran gram dengan:
- 1 gr KH = 4 kkal
- 1 gr P = 4 kkal
- 1 gr L = 9 kkal.
Untuk melakukan konversi ke ukuran rumah tangga
menggunakan Daftar Satuan Penukar Bahan Makanan
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
74
Nilai = - ------------------- X 100% = %
30
Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
75
Catatan:
Faktor Aktifitas (untuk pasien rawat jalan):
Aktifitas Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Sangat ringan 1,3 1,3
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00
Faktor Aktifitas dan Faktor Stress untuk Pasien Rawat Inap
No Aktifitas Faktor No Jenis trauma/stress Faktor
1. Istirahat di tempat tidur 1,2 1. Tidak ada stress, pasien gizi
baik
1,3
2. Tidak terikat di tempat
tidur
1,3 2. Stress ringan: radang saluran
cerna, kanker, bedah elektif,
trauma rangka moderat
1,4
3. Stress sedang: sepsis, bedah
tulang, luka bakar, trauma
rangka mayor
1,5
4. Stress berat: trauma multiple,
sepsis, bedah multisistim
1,6
5. Stress sangat berat: luka
kepala berat, sindroma
pernapasan akut, luka bakar,
sepsis
1,7
6. Luka bakar sangat berat 2,1
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
76
Jumlah
Nilai = ---------- X 100% = %
22
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN
PENENTUAN STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH
dan
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI PADA PASIEN DM
No. ASPEK YANG DINILAI SKOR
0 1 2
1 Keterampilan Sambung Rasa
2 Memberikan informed consent dengan baik
3 Melakukan pengukuran berat badan dengan benar
4 Melakukan pengukuran tinggi badan dengan benar
5 Melakukan pengukuran lingkar pinggang dengan benar
6 Menentukan status gizi dan risiko komorbid subjek yang diukur
7 Menentukan status obesitas sentral
8 Menentukan berat badan ideal
9 Menghitung kebutuhan energi basal
10 Menghitung kebutuhan energi total sehari
11 Menentukan komposisi dan jumlah zat gizi makro
JUMLAH
Keterangan: 0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
Jakarta, ..........................
Instruktur
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
77
KETERAMPILAN
KONSELING PADA PASIEN DM
Disajikan pada Mahasiswa Semester IV
Sistem Endokrin dan Metabolisme
Program Studi Kedokteran
FKK UMJ
Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
78
KETERAMPILAN KONSELING PASIEN DM
Petunjuk : Berilah v pada angka :
(0) jika keterampilan / kegiatan tidak dilakukan
(1) jika keterampilan / kegiatan dilakukan tapi belum memuaskan
(2) jika keterampilan / kegiatan dilakukan dengan memuaskan
PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KONSELING PASIEN DM
NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
PERSIAPAN KONSELING 0 1 2
1. Menunjukkan rasa empati, menggunakan bahasa yang sederhana
dan dapat dimengerti pasien serta mengurangi rasa kecemasan
pasien.
MELAKUKAN KONSELING (5 pilar Diabetes)
2 Pengetahuan Diabetes secara umum dan memberikan motivasi
pasien untuk meningkatkan pengetahuan diabetes melalui
penyuluhan dan seminar dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan dan untuk selalu konsisten serta kontrol
dengan teratur.
3. Perencanaan Makan :
Menganjurkan pasien untuk mengikuti pola makan gizi
seimbang, dengan prinsip 3J :
1. Jumlah Kalori : mengikuti kebutuhan energi dan
komposisi zat gizi makro yang dianjurkan dan sesuai
kebutuhan kalori/hari (55% karbohidrat, 15-20% protein,
25-30% lemak), vitamin, mineral, serat dalam jumlah
cukup.
2. Jenis Makanan : memilih jenis makanan yang sehat, yaitu
jenis karbohidrat kompleks dan serat, menghindari/
mengurangi jenis karbohidrat sederhana, memilih jenis
lemak baik dan menghindari/ mengurangi jenis lemak
jenuh dan lemak trans, lebih mengutamakan jenis protein
nabati daripada protein hewani.
3. Jadwal Makan : 3x makanan utama dan 3x makanan
selingan
4. Aktifitas Fisik/Olahraga Teratur (FITT)
Menganjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik dan
berolahraga secara teratur dengan prinsip :
a. Frekwensi : 3-5 kali per minggu
b. Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60%-70% MHR
(Max. Heart Rate : 220 – umur dalam tahun)
c. Time/Waktu : 30-60 menit per kali latihan
d. Type/Jenis olah raga : jalan, jogging, berenang, senam,
bersepeda.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
79
Nilai = - ------------------- X 100% = %
14
5 Intervensi Medikamentosa :
- Obat hipoglikemik oral (OHO)
- Obat hipoglikemik Injeksi (Insulin, GLP-1 agonist)
6. Target pengendalian tatalaksana Diabetes dan pemeriksaan
glukosa darah mandiri (PDGM) :
Pemeriksaan glukosa darah 7 point (sebelum dan 2 jam
sesudah makan pagi, siang, dan malam serta sebelum tidur,
jika diperlukan pemeriksaan glukosa darah saat dini hari.
Target glukosa darah sebelum makan dan sebelum tidur
adalah 80-130 mg/dL dan glukosa darah 2 jam sesudah
makan adalah 80-180 mg/dL.
Pemeriksaan glukosa darah rerata 3 bulan (Hb A1C). Target
yang diharapkan adalah < 7%
7 Melakukan edukasi tentang komplikasi diabetes :
Komplikasi Akut (Hipoglikemia) : gejala dan tanda
hipoglikemia dan cara mengatasinya
Komplikasi Kronik :
Makrovaskular : strok, penyakit jantung koroner, penyakit
pembuluh darah perifer
mikrovaskular : Retinopati, neuropati dan nefropati
Melakukan edukasi tentang perawatan kaki
* Cek HbA1C (Glycated Hemoglobin/Glycosylated Hemoglobin) :
Memberikan gambaran kondisi glukosa darah 2-3 bulan terakhir.
Cara kerja : Glukosa darah yang tinggi akan diikat pada molekul hemoglobin
(Hb) dalam darah dan akan bertahan dalam darah sesuai dengan usia
hemoglobin, yaitu 2-3 bulan.
Tes ini dipakai untuk memantau terapi diabetes, serta menilai keberhasilan diet
dan olahraga yang dilakukan.
Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
80
Jumlah
Nilai = ---------- X 100% = %
14
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN KONSELING PADA PASIEN DM
NO ASPEK YANG DINILAI SKOR
0 1 2
1. Keterampilan sambung rasa.
2. Menjelaskan Diabetes secara umum, memberikan motivasi
pasien untuk meningkatkan pengetahuan tentang diabetes, serta
kontrol secara teratur.
3. Menganjurkan pasien untuk mengikuti pola makan seimbang
dengan prinsip 3J.
4. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik dan
berolahraga secara teratur dengan prinsip FITT.
5. Menjelaskan tentang terapi medikamentosa Diabetes.
6. Menjelaskan target pengendalian tatalaksana Diabetes dan
pemeriksaan glukosa darah mandiri.
7. Melakukan edukasi tentang komplikasi Diabetes.
Keterangan: 0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
Jakarta, ..........................
Instruktur
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
81
KETERAMPILAN
SUNTIKAN INSULIN PEN SUBKUTAN
Disajikan pada Mahasiswa Semester IV
Sistem Endokrin dan Metabolisme
Program Studi Kedokteran
FKK UMJ
Tim Dosen
Sistem Endokrin dan Metabolisme
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
82
KETERAMPILAN SUNTIKAN INSULIN PEN SUBKUTAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari keterampilan ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami jenis-jenis insulin, indikasi pemberian insulin, mampu
menginisiasi pemberian insulin pada pasien DM tidak komplikasi
2. Melakukan teknik suntikan insulin subkutan
3. Melakukan edukasi teknik suntikan insulin pada pasien dan keluarganya.
TARGET PEMBELAJARAN :
Setelah melakukan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami jenis-jenis insulin
2. Memahami indikasi pemberian insulin pada pasien Diabetes tidak komplikasi
rawat jalan
3. Melakukan persiapan pasien (edukasi tentang alasan membutuhkan insulin dan
tentang hipoglikemia)
4. Melakukan teknik suntikan insulin sub kutan dengan benar :
o Insulin dan alat yang diperlukan dan cara penyimpanannya
o Mempersiapkan insulin pen untuk disuntikkan (termasuk dosis)
o Mengetahui lokasi dan cara penyuntikan insulin dengan benar.
5. Mampu melakukan pengolahan sampah medis dengan benar
6. Melakukan prosedur penyuntikan dengan benar.
MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN :
1. Air mengalir
2. Sabun cair
3. Handuk kecil / tisu
4. Pencahayaan yang cukup
5. Dummy Insulin Pen / Pen dengan cartridge
6. Boneka dengan gambar lokasi penyuntikan
7. Needle penfil
8. Alkohol swab, atau kapas dan air hangat
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
83
9. Tempat sampah medis dan non-medis
10. Video, slide atau gambar untuk menampilkan tanda klinis yang khas pada
beberapa penyakit pada sistem Endokrin dan Metabolik
11. Buku status pasien untuk mencatat hasil pemeriksaan fisis dan tiroid.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui daftar tilik dengan sistem skor.
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
84
DESKRIPSI KEGIATAN :
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran
tanya jawab
30 menit 1. Diawali dengan mengucapkan basmallah
2. Mengatur posisi duduk mahasiswa
3. Memilih tipe dan menghitung dosis insulin
4. Instruktur menjelaskan bagaimana
mempersiapkan suntikan insulin pen/cartridge
5. Instruktur memberikan contoh cara
menyuntikkan insulin subkutan dengan insulin
pen
6. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instruktur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.
7. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
dan instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain
peran dengan
umpan balik
50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang
berperan sebagai dokter, dan yang lainnya
sebagai pasien.
3. Mahasiswa bergantian melakukan persiapan
dan injeksi subkutan insulin pen.
4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi menggunakan check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu
kali.
4. Curah pendapat/
diskusi
15 menit Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah,
apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.
Total waktu 100 menit
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
85
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN SUNTIKAN INSULIN PEN SUBKUTAN
Petunjuk : Berilah v pada angka :
(0) jika keterampilan / kegiatan tidak dilakukan
(1) jika keterampilan / kegiatan dilakukan tapi belum memuaskan
(2) jika keterampilan / kegiatan dilakukan dengan memuaskan
NO LANGKAH KLINIK NILAI
0 1 2
1. Informed consent
2. Memastikan tipe insulin, tanggal kadaluwarsa, dan wujud
insulin pen sesuai resep. Pastikan dosis insulin benar
Melakukan persiapan
3. Mencuci tangan dengan benar
4. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
Mempersiapkan insulin pen / cartridge siap suntik
5. Melepas penutup pen, usap ujungnya dengan kapas alkohol
6. Buka jarum penfil dan pasangkan ke insulin pen dengan benar
7. Melakukan priming
Melakukan suntikan insulin pen subkutan
8. Menentukan lokasi suntikan
9. Membersihkan area yang akan disuntik dengan kapas alkohol
atau kapas dengan air hangat
10. Putar dosis insulin
11. Melakukan suntikan insulin pen subkutan dengan benar
MEMBERESKAN ALAT
12. Membereskan alat dan bahan. Buanglah jarum ke tempat
sampah tajam.
13. Mencuci tangan dengan benar
Keterangan: 0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
Tanda tangan instruktur______________ Tanggal_________________
Nilai = -------------- x 100% = %
26
Buku Pegangan Mahasiswa
Sistem Endokrin dan Metabolisme 2015
86
Jumlah
Nilai = ---------- X 100% = %
22
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN SUNTIKAN INSULIN PEN SUBKUTAN
NO ASPEK YANG DINILAI SKOR
0 1 2
1. Informed consent
2. Memastikan insulin yang akan disuntikkan sesuai dan dalam
keadaan baik
3. Melakukan cuci tangan dengan benar
4. Membuka penutup pen, bagian ujung usap dengan kapas
alkohol
5. Melakukan pemaasangan jarum penfil dengan benar
6. Melakukan priming
7. Menentukan lokasi suntikan dan membersihkan areanya
8. Memutar dosis insulin
9. Melakukan suntikan insulin pen subkutan sampai kembali ke
angka nol dan menunggu beberapa detik untuk memastikan
insulin masuk
10. Membuang sampah pada tempatnya
11. Mencuci tangan dengan benar
Ket: 0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
Jakarta, ..........................
Instruktur
top related