shock management
Post on 21-Dec-2015
23 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Penatalaksanaan Syok
Kemajuan-kemajuan dalam bidang Kesehatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir
2 Management of Shock
Tujuan Sesi
! Praktek terbaik dalam penatalaksanaan syok
! Adanya bukti mengenai penggantian cairan
! Praktek terbaik dalam penggunaan darah/produk-produk darah
3 Management of Shock
Definisi Syok
! Kegagalan sistem sirkulasi dalam mempertahankan aliran yang adekuat pada organ-organ vital
! MENGANCAM JIWA
! MEMERLUKAN PENGOBATAN YANG SEGERA DAN INTENSIF
4 Management of Shock
5 Management of Shock
Kapan dapat berharap atau mengantisipasi Syok
! Perdarahan:
$ Pada awal kehamilan (contoh : aborsi, kehamilan ektopik, kehamilan mola)
$ Pada akhir kehamilan atau persalinan(contoh: plasenta previa, solusio placenta, ruptura uteri)
$ Sesudah kelahiran bayi (contoh: ruptura uteri, atonia uteri)
! Infeksi (contoh aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi, amnionitis, metritis)
! Trauma (contoh perlukaan pada uterus atau kandung kemih selama aborsi, ruptura uterui)
6 Management of Shock
Gejala dan Tanda
! Nadi cepat dan lemah (110 x/per menit atau lebih)
! Tekanan darah yang rendah (tekanan sistolik kurang dari 90 mm Hg)
! Pucat (pada kelopak mata bagian bawah, telapak tangan, sekitar mulut)
! Berkeringat, atau kulit terasa lembab
! Nafas cepat (30 x/permenit atau lebih)
! Gelisah, bingung, tidak sadarkan diri
! Keluaran urine sedikit( kurang dari 30 ml/jam)
7 Management of Shock
Penatalaksanaan Segera
! BERTERIAK MINTA TOLONG - orang yang ada disekitar kita dimintai bantuan
! Mulailah resusitasi
! Membuat akses intravena
8 Management of Shock
Tata-laksana mengatasi perdarahan hebat
! Airway
! Breathing
! Circulation and hemorrhage control
! syok position
! Replace blood loss
! Stop / minimize the bleeding process
9 Management of Shock
AIRWAY
10 Management of Shock
Posisi syok
ANGKATKEDUATUNGKAI
300 - 500 ccdarah dari kakipindah kesirkulasi sentral
11 Management of Shock
Penatalaksanaan Khusus
! Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit
! Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang
! Penilaian status pembekuan darah dengan tes pembekuan di tempat tidur.
! Penatalaksanaan penyebab khusus
! Pantau:
$ Tanda-tanda vital dan hilangnya darah tiap 15 menit
$ Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap jam
12 Management of Shock
Cairan Intravena
! Mulailah infus intravena dengan menggunakan dua jarum berlubang besar
$ Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam 15-20 menit
$ Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada jam pertama
$ Apabila syok disebabkan oleh perdarahan, diperlukan tetesan infus yang lebih cepat
Apabila pada vena perifer tidak bisa dilakukan infus, lakukan vena seksi
13 Management of Shock
Tanda klinis syok
! GANGGUAN PERFUSI PERIFER Raba telapak tangan * Hangat, Kering, Merah : NORMAL * Dingin, Basah, Pucat : syok Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan * Merah kembali < 2 detik : NORMAL / > 2 detik : syok * Bandingkan dengan tangan pemeriksa
! NADI MENINGKAT : raba nadi radialis * nadi < 100 : NORMAL / nadi > 100 : syok
! TEKANAN DARAH MENURUN * Sistolik > 100 : NORMAL / < 100 : syok
14Management of Shock
Estimasi BB : ... 60 kgEstimasi Blood Volume : ... 70 ml/kg x 60 = 4200 mlEstimasi Blood Loss : .... % EBV = ..... ml
NORMOVOLEMIA
-- 30% EBV-- 15% EBV
-- 50% EBV
TsystNadi
Perf
120 80
hangat
100100
pucat
< 90> 120
dingin
< 60-70> 140 - ttb
basah
EBL = perdarahan 600 1200 2000 ml
Infus RL 1200-2000 2500-5000 4000-8000 ml
15 Management of Shock
Pasien perdarahan datangperkirakan volume yang hilang
|syok ? posisi syok
pasang infus jarum besar (2)ambil sample darah u/ cari donor
|infusi RL 1000
(+1000 lagi)
Perfusi HKMnadi < 100T-sist > 100 |Lambatkan infusi
Perfusi, nadi, T-sistbelum baik, masih syok
|tambah RL lagi
(2-4 x volume hilang)
16 Management of Shock
Kristaloid vs Koloid sebagai Cairan Pengganti: Tujuan dan Desain
! Tujuan: Membandingkan resiko dan manfaat dari kristaloid dan koloid pada resusitasi
! Desain: Meta-analisis pada 17 percobaan klinis secara acak
Choi et al 1999.
17 Management of Shock
Kristaloid vs Koloid sebagai Cairan Pengganti: Hasil-hasil
Kristaloid Koloid
Manfaat Merembes ke komponen ekstraselular
Mengurangi peningkatan cairan paru
Meningkatkan fungsi organ setelah operasi
Reaksi anafilaktik minimal
Kemungkinan dapat mengurangi angka kematian
Lebih murah
Tetap berada di komponen intravaskular
volume yang diperlukan ebih sedikit
Meningkatkan transpor oksigen ke jaringan, kontraktilitas jantung dan keluarannya
ResikoPredisposisi untuk terjadinya edema pulmonal Mahal
Choi et al 1999.
18 Management of Shock
Kristaloid vs Koloid sebagai Cairan Pengganti: Kesimpulan
! Kristaloid merupakan pilihan pertama untuk digunakan, karena:
$ Lebih aman
$ Lebih murah
$ Lebih mudah didapatkan
19 Management of Shock
Studi Kristaloid vs Koloid pada Kematian: Tujuan dan Desain
! Tujuan: Mengidentifikasi adanya efek pada angka kematian pada pasien-pasien kritis yang diobati dengan kristaloid atau koloid
! Metode:
$ Meta analisis dari pengujian percobaan klinis secara acak
$ Pasien-pasien dengan trauma, luka bakar, pembedahan, sepsis.
Scheirhout and Roberts 1998.
20 Management of Shock
Studi Kristaloid vs Koloid pada Kematian: Hasil-hasil
! Dari 37 percobaan, 26 diantaranya tidak benar
! 19 dilaporkan meninggal, 1315 pasien:
$ Koloid: 24% beresiko terhadap kematian, kristaloid: 20% beresiko terhadap kematian
$ Koloid telah meningkatkan resiko kematian sebesar 4%
$ Percobaan dengan “adequate concealment” : 7% peningkatan resiko (-1- 15%)
Scheirhout and Roberts 1998.
21 Management of Shock
Studi Kristaloid vs Koloid pada Kematian: Kesimpulan
! Kesimpulan:
$ Tidak ada keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan koloid pada resusitasi
! Batasan:
$ Karakteristik pasien membuat percobaan menjadi tidak bisa dibandingkan
$ Adanya perbedaan dalam aturan resusitasi
$ Perbedaan konsentrasi/tipe dari kristaloid/koloid yang digunakan
Scheirhout and Roberts 1998.
22 Management of Shock
Penatalaksanaan kasus khusus: Perdarahan
! Menghentikan perdarahan (pemberian oksitosika, masase uterus, kompresi bimanual, kompresi pada aorta, pembedahan))
! Pemberian cairan Intra vena
! Perencanaan pemberian transfusi secara dini
! Penatalaksanaan terhadap penyebab perdarahan:
$ 22 minggu pertama usia kehamilan: aborsi, kehamilan ektopik atau mola
$ Setelah 22 minggu atau selama persalinan tetapi sebelum kelahiran bayi: plasenta previa, abrupsio plasenta, atau ruptura uteri
$ Setelah bayi dilahirkan: ruptura uteri, atonia uteri, sobekan pada saluran genital, retensio plasenta atau tertinggalnya sisa plasenta
! Penilaian kembali kondisi Ibu
23 Management of Shock
Transfusi
Resiko pada transfusi dengan seluruh komponen darah atau dengan plasma:
! Reaksi transfusi ( bercak pada kulit hingga syok anafilaktik)
! Penularan kuman penyebab infeksi (HIV, hepatitis B dan C, sifilis, penyakit cagas)
! Infeksi bakteri, apabila darah tidak diolah atau disimpan dengan benar
! Peningkatan resiko disertai dengan peningkatan volume transfusi
24 Management of Shock
Resiko-resiko transfusi
Untuk meminimalkan resiko transfusi:
! Seleksi donor dengan efektif
! Penyaringan terhadap kuman penyebab infeksi
! Kualitas yang baik dari golongan darah, tes kecocokan, pemisahan komponen, penyimpanan, dan pengangkutan.
! Penggunaan yang tepat terhadap darah dan produk-produk darah
25 Management of Shock
Transfusi (Lanjutan)
! Penggunaan yang tepat terhadap darah dan produk-produk darah:
Transfusi hanyalah salah satu unsur resusitasi
Mengikuti panduan petunjuk nasional untuk mengambil keputusan pemberian transfusi, pertimbangan:
$ Resiko dan manfaat bagi pasien secara individual
$ Diharapkan adanya tingkat kemajuan
$ Ada indikasi untuk melakukan transfusi
$ Cairan alternatif untuk resusitasi
$ Kemampuan untuk memantau keadaan pasien
26 Management of Shock
Transfusi (lanjutan)
! Memantau keadaan Ibu sebelum transfusi, pada awal transfusi, 15 menit setelah transfusi dimulai, dan sekurang-kurangnya setiap jam sesudah transfusi selesai
! Memantau:
$ Keadaan umum
$ Suhu
$ Nadi
$ Tekanan darah
$ Pernafasan
$ Keseimbangan cairan
! Catat volume cairan infus, penomoran tertentu dari darah yang di donorkan, efek-efek yang merugikan
27 Management of Shock
Reaksi Transfusi: Penatalaksanaan
! Hentikan infus
! Lanjutkan dengan pemberian cairan intra vena
! Efek yang merugikan sedikit:
– Berikan prometazin 10 mg melalui mulut
28 Management of Shock
Reaksi Transfusi: Penatalaksanaan (lanjutan)
! Syok anafilaktik, berikan:
$ Adrenalin dengan perbandingan 1:1000 larutan. 0,1 ml dalam 10 ml larutan normal salin diberikan secara IV dengan pelan
$ Promethazine 10 mg IV
$ Hidrokortison 1 g IV setiap 2 jam sesuai kebutuhan
$ Aminopilin 250 mg dalam 10 ml larutan normal salin secara IV dengan perlahan untuk bronkospasme
$ Memantau fungsi ginjal, paru-paru dan jantung
! Pindahkan pasien pada pusat rujukan bila kondisinya sudah stabil
! Pencatatan dan pelaporan
29 Management of Shock
Alternatif untuk Transfusi
! Larutan yang konsentrasinya mirip dengan plasma:
$ Kristaloid
$ Koloid
LARUTAN DEKTROSA ADALAH CAIRAN PENGGANTI YANG BURUK. JANGAN DIGUNAKAN KECUALI TIDAK ADA PILIHAN LAIN. JANGAN GUNAKAN CAIRAN PLASMA ATAU AIR BIASA
30 Management of Shock
Pencegahan terhadap Syok Akibat Perdarahan
Meminimalkan darah yang terbuang:
! Gunakan teknik terbaik dalam anastesi dan pembedahan untuk meminimalkan hilangnya darah pada operasi
! Autotransfusi selama prosedur jika dibenarkan (MCPC – S14)
! Penatalaksanaan aktif kala tiga pada persalinan
! Penatalaksaan terhadap perdarahan pasca persalinan
31 Management of Shock
Penatalaksanaan Penyebab Khusus: Infeksi
! Apabila fasilitas memadai: kumpulkan contoh-contoh darah, urin, dan nanah untuk kultur
! Berikan antibiotik untuk mengobati infeksi aerob dan an-aerob hingga bebas demam selama 48 jam :
$ Penisilin G 2 juta unit ATAU ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
$ Ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV setiap 24 jam
$ Ditambah metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
$ JANGAN BERIKAN MELALUI MULUT
! Ulangi penilaian kondisi pasien
32 Management of Shock
Penatalaksanaan Penyebab Khusus: Trauma
! Menyiapkan intervensi bedah
33 Management of Shock
Syok:Penilaian Ulang
! Lakukan penilaian ulang terhadap respon dalam 30 menit untuk mempertimbangkan perbaikan
$ Menstabilisasi nadi (90 x/menit atau kurang)
$ Meningkatkan Tekanan Darah ( sistolik 100 mmHg atau lebih)
$ Meningkatkan status kejiwaan (mengurangi kebingungan atau kegelisahan)
$ Meningkatkan keluaran urin(30 ml/jam atau lebih)
! Apabila ada kemajuan:
$ Atur infus IV dengan laju 1L habis dalam 6 jam
$ Lanjutkan penatalaksanaan terhadap penyebab syok
! Apabila tidak ada kemajuan atau kestabilan, diperlukan penatalaksanaan lebih lanjut
34 Management of Shock
Syok: Penatalaksanaan Lanjutan
! Lanjutkan infus IV dengan kecepatan 1L habis dalam 6 jam dan oksigen dengan laju 6-8 L/menit
! Memantau dengan ketat
! Lakukan uji laboratorium untuk hematokrit, golongan darah, jenis Rhesus, dan uji silang
! Apabila fasilitas tersedia, periksa elektrolit serum, kreatinin serum, dan pH darah
! Perhatikan adanya komplikasi yang tertunda selama beberapa hari
! Pindahkan bila terjadi gagal organ
ACOG 1997.
35 Management of Shock
Referensi
ACOG. Hemorrhagic syok. Educational Bulletin #235, 1997.
Choi PT-L et al. 1999. crystalloid vs. colloids in fluid resuscitation: A systematic review. Critical Care Medicine 27( 1): 200-210.
Scheirhout and Roberts 1998. Fluid resuscitation with colloid or crystalloid in critically ill patients: A systematic review of randomized trials. BMJ 316:961-964.
36 Management of Shock
Wanita 20 th, 60 kg, Hb 14, berdarah 1500 ml
! EBV : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
! Hb total : 0.14 x 4200 = 588 gm
! Hb hilang : 0.14 x 1500 = 210 gm Setelah Infus RL 4000 ml = Normovolemia
! Hb akhir : (588-210) / 4200 = 9 gm/dl
! TIDAK PERLU TRANSFUSI
37 Management of Shock
Wanita 20 th, HAMIL, 60 kgberdarah 1500 ml
! EBV normal : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
! HAMIL + 30% - 50% (protective hypervolemia) 1400-2100 ml 5600 - 6300 ml
! bila tidak hamil = 35% = syok
! bila hamil aterm = 23-26% = belum syok
! bila pasien ini syok = 35% x 5600 - 6300 ml = 2000 - 2200 ml sudah hilang
38 Management of Shock
Wanita 20 th, HAMIL+ EKLAMPSIA, 60 kg, berdarah 1500 ml
! EBV normal : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
! HAMIL + EKLAMPSIA = tidak ada protective hypervolemia tetap 4200 - 4500 ml
! bila tidak hamil = 35% = syok
! bila eklampsia = 35% = juga syok
! syok diperburuk karena
$ miokard juga lebih jelek
$ hipovolemia intravaskuler, hipervolemia interstitial
39Management of Shock
KET, datang syok berat
Berat badan 50 kg, EBV 50 x 70 = 3500 mlsyok = perdarahan > 35% = 1200 ml
Kebutuhan RL untuk mengatasi syok:2-4 x 1200 ml = 2400 - 4800 ml
Ny.S/ MRS OP POSTOP KRS
Tensi 80 110 120 110
Nadi 148 108 100 80
Perfusi DBP DKP HKP HKPRL 1500
RL 2000 Darah tertampung
1000 ml
40 Management of Shock
Hemodilusi adalah
! Mengganti perdarahan dengan cairan : * Ringer Laktat / Asetat (2-4 x) * Plasma Substitute / Expander (1-2 x) * NaCl hipertonis (1/4 x)
! Mengembalikan normo-volemia
! Menyebabkan anemia akut
! Mengurangi kebutuhan transfusi
! Mengurangi risiko tertular hepatitis / HIV
41Management of Shock
RL 2000
RL 2000
RL 2000
Bleeds1000
Bleeds2000
Hb 14
Hb 10
Hb 7
NORMOvolemia
+ANEMIA
42Management of Shock
RL 2000 RL 2000
RL 2000
Bleeds1000 Bleeds
2000
Hb 14
Hb 10 Hb 7
Bleeds3000
RL 2000
RL 2000
Hb 4
RL 2000
Sampai Hb rendah berapa pasien masih hidup ?
43 Management of Shock
Normovolemia
! Jantung dapat kompensasi meningkatkan cardiac output
! Oksigenasi jaringan terpelihara
! Aliran darah di mikrosirkulasi lebih baik
! Anemia merangsang bone marrow lebih aktif
44Management of Shock
KET, datang syok berat
Ny.S/ MRS OP POSTOP KRS
Tensi 80 110 120 110
Nadi 148 108 100 80
Perfusi DBP DKP HKP HKP
Hb ? 7.0 6.5 8.6
RL 1500 RL 2000 Transfusi500
45 Management of Shock
Hemodilusi Hb 2 pasien “sementara” masih hidup
! Venous oxygen reserve digunakan
! Viskositas darah turun karena hemodilusi
! Vasodilatasi kerja jantung ringan, kebutuhan O2 miokard berkurang
! Harus dibantu menurunkan O2-demand : * beri O2 100% * nafas buatan ± pelumpuh otot (tidak bergerak) * morfin i.v. (tidak nyeri) + sedasi (tidur tenang) * antibiotika yang sesuai
46 Management of Shock
Transfusi sangat daruratDONOR UNIVERSIL
(bila golongan yang sama tak ada)
! Donor gol. O dapat diberikan untuk semua golongan darah pasien
! Kalau ada PRC gol. O lebih baik
! Setelah memberi donor gol. O 4 unit, transfusi berikutnya harus tetap gol. O
! Transfusi dengan golongan darah pasien lagi baru boleh dilakukan setelah lewat 2 minggu atau bila titer antibodi sudah < 1/200
top related