setruktur modal manjemen
Post on 23-Jun-2015
321 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
OLEH:PUTA SIMEULUE
MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN
STRUKTUR MODAL
KELOMPOK I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Pokok –Pokok Pembahasan 1.3. Tujuan Penulisan
BAB II PENGERTIAN DAN TEORI STRUKTUR MODAL
2.1. Pengertian Modal dan Struktur Modal 2.2. Teori Struktur Modal
BAB III FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
3.1. Struktur Aktiva 3.2. Growth Opportunity 3.3. Ukuran Perusahaan (Firm Size). 3.4. Profitabilitas 3.5. Risiko Bisnia
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manager keuangan dalam
kaitannya dengan operasional perusahaan adalah keputusan atas Struktur Modal,
yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham prefen
dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan.
Keputusan Struktur Modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya
risiko yang ditanggung pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian
atau tingkat keuntungan yang diharapkan.
Keputusan Struktur Modal yang diambil oleh manager tersebut tidak saja
berpengaruh terhadap profitalitas perusahaan , tetapi juga berpengaruh terhadap
resiko yang dihadapi oleh perusahaan.
Struktur Modal merupakan pilihan pendanaan antara utang dan ekuitas.
Teori yang menjelaskan hal tersebut antara lain Teori Trade-Off, Teori Pecking
Order, dan Teori lainnya.
1.2. Pokok Pokok Pembahasan
Dalam tulisan ini, Penulis akan membahas dan berfokus pada :
1. Bagaimana pendapat atau Teori-Teori Tentang Struktur Modal itu
sendiri.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Struktur Modal
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang paling mempengaruhi
dalam pengambilan Keputusan Struktur Modal suatu perusahaan.
BAB II
PENGERTIAN DAN TEORI STRUKTUR MODAL
Untuk mengetahui Pengertian Struktur Modal, maka dengan ini dapat dijelaskan
tentang Definsi Modal dan Definisi Strukutur Modal sebagai berikut :
2.1. Pengertian Modal dan Struktur Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam
pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva
yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal
Pasif (Kredit).
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka
panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas
laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan
mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut
maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam
suatu Perusahaan.
2.2. Teori Struktur Modal
2.2.1. Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal
yang optimal. Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap
Nilai Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar
bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.
2.2.2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Dalam teori ini berpendapat bahwa Struktur Modal tidak
mempengaruhi Perusahaan. Dalam hal ini telah dimasukkan faktor
pajak. Sehingga nilai Perusahaan dengan hutang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang, Kenaikan
tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak.
2.2.3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa
menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting
adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi
kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup
signifikan. Biaya tersebut terdiri dari 2 (dua) hal, yaitu :
a. Biaya Langsung
Yaitu, biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya
administrasi, atau biaya lainnya yang sejenis.
b. Biaya Tidak Langsung
Yaitu, biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan,
perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan
perusahaan secara normal. Misalnya Suplier tidak akan mau
memasok barang karena mengkwatirkan kemungkinan tidak akan
membayar.
Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya
keagenan antara pemegang hutang dengan pemegang saham akan
meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang
hutang akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan.
Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya biaya monitoring
(Persyaratan yang lebih ketat) dan bisa dalam bentuk kenaikan
tingkat bunga
2.2.4. Teori Pecking Order
Teori Trade-Off mempunyai implikasi bahwa manager akan berfikir
dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya
kebangkrutan dalam penentuan Struktur Modal. Dalam kenyataan
empiris nampaknya jarang manager keuangan yang berfikir
demikian.
Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam
penggunaan dana. Skenario urutan dalam Teori Pecking Order adalah
sebagai berikut :
a. Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut
diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan
perusahaan.
b. Perusahaan menhitung target rasio pembayaran didasarkan pada
perkiraan kesempatan investasi.
c. Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan
fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa
diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh
perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran
investasi pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat
yang lain.
d. Jika padangan eksternal diperlukan, perusahaan akan
mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu.
Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat
berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian
barangkali saham sebagai pilihan terakhir.
Teori Pecking Order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan
yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru
mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil.
2.2.5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling
Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan
dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai
prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi
yang lebih dari pihak lainnya.
Teori ini terdiri dari Teori :
a. Myers dan Majluf
Menurut Teori ini ada asimetri informasi antara manger dengan
pihak luar. Manager mempunyai informasi yang lebih lengkap
mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak luar.
b. Signaling
Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan
hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke
pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek
perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut
meningkat, ia ingin megkomunikasikan hal tersebut kepada
investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih banyak
sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang
meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang
yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor
diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik.
2.2.6. Teori Lainnya
2.2.6.1. Pendekatan Teori Keagenan (Agency Approach)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk
mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan.
Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah
konsep free-cash flow. Ada kecenderungan manager ingin
menahan sumber daya sehingga mempunyai control atas
sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara
untuk mengurangi konflik leagenan free cash flow. Jika
perusahaan menggunakan hutang, maka manager akan
dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk
membayar bunga.
2.2.6.2.Pendekatan Interaksi Produk
Teori ini berangkat dari teori organisasi industri dan relatif
baru, dibandingkan dengan teori lainnya. Ada dua kategori
dalam pendekatan ini, yaitu Strategi dan Menjelaskan
hubungan antara Struktur Modal dengan karakteristik produk
atau input.
2.2.6.3. Konteks atas Pengendalian Perusahaan
Beberapa penemuan pendekatan ini adalah perusahaan yang
menjadi target (dalam pengambilalihan) akan meningkatkan
tingkat hutangnya, berhubungan dengan kemungkinan sukses
tender offer (penawaran terbuka pada proses pengamalihan
usaha).
BAB III
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Struktur Modal antara lain :
3.1. Struktur Aktiva (Tangibility)
Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam
dalam aktiva tetap , akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang
permanent yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap. Perusahaan
yang semakin besar aktivanya terdiri dari aktiva lancer akan cenderung
mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.
3.2. Growth Opportunity
Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang
menguntungkan. Teori Agency menggambarkan hubungan yang negative antara
Growth Opprtunity dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi
cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan
investasi yang menguntungkan.
3.3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih
banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam
menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan sering
dijadikan indicator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu
perusahaan, dimana perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu
menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.
3.4. Profitabiltas
Teori Pecking Order mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal
funding. Perusahaan dengan frofitalitas yang tinggi tentu memiliki dana internal
yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitalitas rendah.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi investasi menggunakan utang
yang relative kecil (Bringham & Houston, 2001).
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini
menunjukkan bahwa profitalitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah utang.
3.5. Risiko Bisnis
Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan
pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negative terhadap
leverage perusahaan.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian yang telah di tulis maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa Struktur Aktiva (Tangibility),Growth Opportunity, Ukuran
Perusahaan (Firm Size), Profitabiltas dan Risiko Bisnis baik secara simultan
maupun parsial mempunyai pengaruh pada Keputusan Struktur Modal Suatu
Perusahaan.
2. Dari faktor-faktort tersebut mempunyai pengaruh satu dengan yang lainnya.
Sehing dengan demikian Para Investor, Kreditor maupun Managemen
Perusahaan hendaknya memberikan perhatian yang lebih kepada informasi
atas faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut.
Wassalam,
BY: PUTRA MEUNAFA SIBAKO UMAK AFE AYAh....:)
top related