manjemen krisis

24
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN STRATEGI POLRI DALAM KONSEP MANAJEMEN KRISIS : (TINJAUAN FUNGSI RESERSE) I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Krisis adalah situasi/kondisi gawat/genting yang merupakan titik balik dari keadaan baik menjadi buruk atau sebaliknya. Kadar gawatnya berbeda-beda, tergantung dari faktor penyebabnya. Faktor-faktor penyebab krisis antara lain : a. Faktor umum : - Rasa aman dan kesejahteraan yang terganggu - Tidak adanya tanggung jawab sosial dan tanggung jawab kepada publik dari institusi-institusi pemerintah, legislatif, yudikatif maupun dari sektor bisnis. - Ketidak adilan sosial dalam tata kehidupan masyarakat. b. Faktor Khusus

Upload: bang-mitro

Post on 26-Jul-2015

136 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: manjemen krisis

MARKAS BESARKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIASEKOLAH STAF DAN PIMPINAN

STRATEGI POLRI DALAMKONSEP MANAJEMEN KRISIS :(TINJAUAN FUNGSI RESERSE)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Krisis adalah situasi/kondisi gawat/genting yang

merupakan titik balik dari keadaan baik menjadi buruk

atau sebaliknya. Kadar gawatnya berbeda-beda,

tergantung dari faktor penyebabnya. Faktor-faktor

penyebab krisis antara lain :

a. Faktor umum :

- Rasa aman dan kesejahteraan yang

terganggu

- Tidak adanya tanggung jawab sosial

dan tanggung jawab kepada publik dari institusi-

institusi pemerintah, legislatif, yudikatif maupun dari

sektor bisnis.

- Ketidak adilan sosial dalam tata

kehidupan masyarakat.

b. Faktor Khusus

- Kesalahan manajemen/pengambilan

kebijakan yang menyebabkan penderitaan orang

banyak.

- Korupsi, kolusi dan Nepotisme

- Perubahan ekonomi yang mendadak

- Regulasi atau deregulasi

Page 2: manjemen krisis

- Kecelakaan yang menimbulkan

korban besar

- Bencana besar (bencana alam)

- Kebakaran hutan

- Terorisme

Faktor-faktor tersebut menimbulkan berbagai bentuk

krisis seperti adanya pemboikotan, pemogokan, petisi,

demonstrasi, pengaduan ke parlemen yang menyebabkan

terhambat, atau berhentinya proses produktivitas/aktivitas

masyarakat umum.

Krisis tersebut biasanya tidak terjadi secara tiba-tiba

tetapi ada gejala-gejalanya / ada tahapan-tahapan dan

tingkat perkembangan krisis yaitu :

a. Masa pra krisis : merupakan tahap peningkatan diri

namun sering diabaikan atau karena ketidak pekaan

maka gejala/tahap ini sering tak terdeteksi/tak

tertangkap sinyal-sinyalnya.

b. Masa krisis akut yang merupakan tahap kerusakan

mulai dampak awal sampai tahap puncak krisis yang

menimbulkan suasana yang mencekam / paling kritis

baik dalam masyarakat maupun dalam

institusi/organisasi.

c. Masa krisis kronis : merupakan tahap titik balik yang

merupakan masa panjang untuk melakukan

recovery/instropeksi.

d. Tahap penyelesaian yaitu tahap upaya untuk

memecahkan atau mengatasi krisis.

Dampak Krisis adalah :

2

Page 3: manjemen krisis

Intensitas permasalahan menjadi meningkat,

kelancaran usaha produktivitas/aktivitas terganggu,

mengkacaukan sistem kerja/sistem sosial, menimbulkan

kepanikan, membuat pemerintah atau pihak ketiga

melakukan intervensi.

Contoh kejadian krisis yang melanda Indonesia

dimulainya dari krisis ekonomi yang berkepanjangan

menjadi krisis kepercayaan, Bom bali yang menimbulkan

ketakutan dan kepanikan masyarakat, teror Bom di

beberapa kota di Indonesia, konflik sosial dan konflik antar

suku bangsa (di Kalimantan, Ambon, Maluku, Poso),

separatisme Aceh, Papua dsb. Kesemuanya itu

menimbulkan rasa ketidak nyamanan/rasa tak aman dalam

tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang tak kalah

besar pengaruhnya terjadinya bencana tsunami dan

gempa bumi di Aceh, Nias yang tak hanya mencekam

tetapi juga mengahancurkan kehidupan sosial bahkan

mengancam kesatuan dan persatuan bangsa.

Situasi krisis yang penuh ketidak pastian dan tidak

adanya peraturan hukum yang dapat dijadikan acuan /

panutan / kepastian hukum semua serba semaunya

bahkan hukum rimba yang berlaku siapa yang kuat yang

menang dan menguasai. Tentu ketidak adilan yang

merebak dan menyebar kemana-mana kesemua segi dan

strata kehidupan sosial. Apabila tak ditangani secara

tepat/cepat, maka akan timbul suatu bencana yang lebih

besar/chaos/kondisi seperti dapat dikatakan situasi tanpa

aturan (savage society/masyarakat yang liar).

Krisis tersebut tidak hanya dalam tata kehidupan

masyarakat tetapi juga terjadi dalam organisasi / institusi.

Tulisan ini adalah tentang strategi Polri dalam menangani

3

Page 4: manjemen krisis

krisis baik dalam organisasi maupun krisis dalam

masyarakat dengan pendekatan / kajian reserse. Dalam

konteks ini difokuskan pada fungsi Polri sebagai aparat

penegak hukum memberikan kepastian hukum,

mengembalikan situasi yang kacau/savage sosciety

menuju masyarakat sipil yang demokratis. Tentu hal ini

bukan serta merta hanya tindakan reserse, tetapi

setidaknya Polri sebagai salah satu aparat pemerintah

yang bertanggung jawab masalah keamanan berupaya

mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap hukum

dan peradilannya, melalui kemampuan untuk menyelidiki

dan menyidik / menyelesaikan krisis dari segi penegakan

hukum.

Untuk dapat menyelesaikan melalui hukum tentunya

organisasi Polri harus sudah sehat terlebih dahulu dan

institusi Polri dapat menunjukkan kinerja yang positif / citra

yang baik dimata masyarakat, sehingga benar-benar dapat

fungsional dan mendapatkan legitimasi secara luas.

2. Permasalahan

Permasalahan dalam tulisan adalah fungsi Polri

dalam membangun strategi dalam konsep manajemen

krisis menuju polisi sipil yang profesional melalui

kemampuan fungsi reserse dalam menegakkan

hukum/memberikan kepastian hukum guna mewujudkan

situasi kamtibmas yang kondusif.

3. Pokok-pokok Persoalan

a. Polisi dan Manajemen krisis

4

Page 5: manjemen krisis

b. Strategi Polri melalui fungsi reserse dalam manajemen

krisis

c. Krisis center sebagai wadah penanganan krisis

4. Maksud dan Tujuan

Tulisan ini bermaksud menunjukan strategi Polri

melalui fungsi Reskrim dalam menangani krisis yang

terjadi baik dalam orgnisasi maupun dalam masyarakat.

Tujuan tulisan ini adalah memberikan sumbangan

saran/masukan bagi institusi Polri dalam menangani krisi

internal Polri/maupun Krisis sosial yang terjadi dalam

masyarakat.

5. Metode dan Pendekatan

Pendekatan tulisan ini adalah melihat krisis sebagai

situasi yang tidak menentu / tanpa aturan hukum yang

membuat situasi menjadi kacau dan melalui kemampuan

fungsi Reskrim Polri membuat strategi untuk

mengembalikan situasi yang krisis menjadi normal /

melakukan rehabilitasi terhadap keteraturan sosial yang

rusak.

Metode penulisan ini adalah dari studi kepustakaan

dan ditulis secara Deskriptif/analitis untuk penanganan

menangani krisis.

6. Sistematika Penulisan

a. Pendahuluan

b. Polisi dan manajemen krisis

5

Page 6: manjemen krisis

c. Strategi Polri melalui Fungsi Reskrim dalam menangani

krisis

d. Krisis Center sebagai wadah manajemen krisis

e. Penutup

II. POLISI DAN MANAJEMEN KRISIS

7. Polisi

Polisi adalah sebagai aparat pemerintah yang

bertugas/mempunyai tugas pokok untuk memelihara

keteraturan sosial, memberikan pelayanan keamanan

kepada masyarakat, memberikan perlindungan dan

pengayoman serta sebagai aparat penegak hukum.

Fungsi Polisi dalam masyarakat adalah fungsional

yaitu dalam tata kehidupan masyarakat Polisi merupakan

kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. Dan sebagai

insitusi untuk menangani masalah-masalah yang berkaitan

dengan kamtibmas. Polisi sebagai aparat/petugas juga

merupakan hukum yang hidup karena polisi juga

mempunyai kewenangan diskresi dalam melaksanakan

tugasnya, yaitu dapat mengabaikan / tidak mengikuti hukum

yang berlaku tetapi dapat mengambil kebijakan sendiri yang

dapat dipertanggung jawabkan. Diskresi merupakan suatu

penyimpangan hukum tetapi dilakukan untuk kepentingan

umum, untuk kemanusiaan, keadilan maupun untuk

pencerahan kepada masyarakat.

Polisi dalam melaksanakan tugasnya dilakukan

melalui Pemolisian (Policing). Pemolisian merupakan segala

usaha/upaya yang dilakukan oleh petugas Polisi baik tingkat

manajemen/operasional dalam rangka

6

Page 7: manjemen krisis

menciptakan/memelihara kamtibmas baik dengan upaya

Paksa maupun tanpa upaya Paksa.

Pemolisian secara garis besar dapat dijelaskan dan

dibagi menjadi dua yaitu Pemolisian yang kuno

(konvensional Policing) dan Pemolisian yang modern (yang

dikenal dengan Community Policing).

Pemolisian yang konvensional adalah pemolisian

yang reaktif dan sebagai Crime Fighter sedang pemolisian

yang kontemporer/modern adalah menyeimbangkan

kegiatan Pemolisian yang reaktif dengan yang proaktif

sebagai upaya untuk menyelesaikan berbagai masalah

sosial yang terjadi dalam masyarakat maupun untuk

membangun kemitraan dalam rangka meningkatkan kualitas

hidup masyarakat.

8. Manajemen Krisis

Manajemen krisis adalah pengelolaan kondisi sumber

daya organisasi/sumber daya lainnya dalam

masyarakat/tata kehidupan berbangsa dan bernegara pada

saat terjadi ketidak seimbangan yang dapat menjadikan

situasi semakin buruk atau sebaliknya, dengan manajemen

krisis dengan harapan agar kondisi sumber daya dapat

direhabilitasi/semakin baik.

Manajemen krisis dalam menangani situasi yang

tertekan dengan cara merencanakan, mengorganisasikan,

megerahkan dan mengendalikan sejumlah operasi yang

saling berkaitan dan menuntun proses pengambilan

keputusan dari mereka yang bertanggung jawab menjadi

menjadi sebuah resolusi yang cepat tetapi tak tergesa-gesa

tentang masalah genting yang dihadapi organisasi.

Dalam Convention Of Crisis, Coral Bell menulis :

7

Page 8: manjemen krisis

“ memandang ke belakang disepanjang sejarah krisis

pada perang secara keseluruhan, kita dikejutkan

dengan perasaan betapa seringnya para pengambil

keputusan tanpa persiapan atau pikiran sebelumnya,

bertindak berdasarkan dorongan intuisi atau

temparemen daripada berdasarkan rencana atau

logika.”

Meskipun menangani krisis namun berpikir secara

logikal/konseptial dan teoritikal tetap diperlukan, karena

tanpa hal itu atau hanya berdasar kebiasaan/pengalaman

saja biasanya dangkal dan tidak dapat untuk mengatasi

secara komprehensif.

10 hal yang perlu diperhatikan/minimal yang harus

dilakukan dalam mengahadapi krisis ;

a. Duduk setenang mungkin dan nilai situasi dan

menetapkan :

1) Apa yang sebenarnya terjadi

2) Mengapa hal itu terjadi

3) Apa yang mungkin terjadi kecuali sesuatu dilakukan

terhadapnya

4) Seberapa cepat harus bertindak untuk mencegah

kerusakan lebih lanjut.

5) Siapa saja yang terlibat

6) Siapa yang mungkin harus dilibatkan

7) Sumber daya apa yang dimiliki (SDM, peralatan,

Anggaran, Jaringan dsb).

b. Merancang rencana tindakan awal dan tetapkan

langkah demi langkah dan siapkan rencana kontijensi

untuk menangani kejadian.

8

Page 9: manjemen krisis

c. Susun kelompok manajemen krisis untuk menangani

situasi krisis. Atur tugas dan tanggung jawab serta

kewenangan untuk bertindak (dalam keadaan darurat

perlu mendelegasikan kewenangan kepada beberapa

orang).

d. membentuk pusat manajemen krisis.

e. Menetapkan sistem komunikasi sehingga informasi atau

berita tentang apa yang terjadi dapat

dikondisikan/menerima dengan cepat dan akurat.

f. Menyingkirkan masalah-masalah lain secepat mungkin.

g. Delegasikan masalah-masalah non krisis ketempat

masalah-masalah tersebut dapat ditangani secara

santai.

h. Mempersiapkan rencana yang telah dibuat secara rinci

yang mencakup :

1) Segala waktu – bertindak sekarang/nanti

2) Ruang untuk periode pendinginan

3) Pemecahan untuk jangka waktu yang lebih panjang

untuk diimplementasikan secara tepat.

4) Rencana kontijensi untuk menangani perkembangan

atau keadaan darurat.

i. Memantau secara kontinyu apa yang tepatnya terjadi,

pastikan bahwa anda memperoleh informasi yang anda

perlukan dengan cepat sehingga dapat bereaksi dengan

segera tetapi tanpa kepanikan.

j. Mengevaluasi tindakan dan realisasi kontinyu sehingga

dapat memodifikasi rencana dan dengan cepat

mengambil langkah-langkah koreksi / pencegahan.

Dalam menangani krisis diperlukan manajer krisis

yang baik bersikap tegas, yang dapat bereaksi dengan cepat

9

Page 10: manjemen krisis

dengan kemampuan/ketrampilan yang tinggi untuk

mempercepat pengambilan keputusan.

Langkah-langkah pengambilan keputusan yang harus

dilakukan oleh manajer krisis tanpa melampaui langkah

apapun dalam urutan pemecahan masalah. Pengambilan

keputusan yang baku adalah sebagai berikut :

a. Definisikan situasi

b. Menyatakan tujuan

c. Kembangkan hipotesis

d. Peroleh fakta

e. Analisa fakta

f. Pertimbangkan arah tindakan yang mungkin

g. Putusan dan implementasikan

h. Pantau implementasi

Manajer Polisi (Kapolres, Kapolda bahkan Kapolri)

juga merupakan manajer krisis, mengapa demikian ? karena

saat ini Indonesia dari masa transisi menuju masyarakat

yang demokratis dan Indonesia saat ini juga merupakan

daerah yang rawan konflik/rawan bencana yang juga

menjadi ladang bagi teroris melakukan aksinya.

Dengan memahami dan mempunyai kemampuan

sebagai seorang manejer krisis tentunya para manajer Polisi

akan lebih cepat mengantisipasi dan dapat merehabilitasi.

Teruitama kapolres sebagai pimpinan KOD yang juga

sebagai manajer menengah yang operasional penuh dalam

memelihara dan menciptakan keteraturan sosial/Kamtibmas.

III. STRATEGI POLRI MELALUI FUNGSI RESKRIM DLM

MENANGANI KRISIS

10

Page 11: manjemen krisis

9. Situasi Krisis yang Terjadi

Krisis yang mungkin terjadi antara lain dalam

organisasi maupun dalam tata kehidupan masyarakat ;

a. Krisis dalam Organisasi

Krisis dalam organisasi dapat dikatakan organisasi tidak

lagi dapat berfungsi sebagaimana yang seharusnya

atau dapat dikatakan organisasi sudah berubah haluan /

menyimpang dari visi dan misinya.

Hal tersebut dikarenakan adanya :

1) Birokrasi yang tidak rasional/patrimonial

2) Kebudayaan organisasi yang aktual berbeda bahkan

bertentangan dari kebudayaan yang ideal.

3) Keterbatasan sumber daya yang ada

4) Metode / pola kerja yang tidak mampu mengikuti

perubahan / perkembangan jaman.

5) Kemampuan SDM yang rendah

6) Merebaknya KKN dalam organisasi

7) Tidak bagusnya sistem manajemen

8) Tidak mendapatkan kepercayaan baik secara internal

/ eksternal

9) Berkembangnya sistem yang dispolitik/tidak fair

10) Tingkat disiplin yang rendah

11) Adanya jabatan basah dan kering

b. Krisis dalam tata kehidupan masyarakat/sosial

Krisis dalam tata kehidupan masyarakat/sosial adalah

kondisi/ keadaan yang meresahkan/gawat dan

mengahambat/ menghancurkan produktivitas

masyarakat. Krisis tersebut antara lain disebabkan

adanya :

11

Page 12: manjemen krisis

1) Perubahan sosial yang begitu cepat dan

masyarakat tidak mampu

mengikuti/menghadapinya

2) Krisis moneter / krisis ekonomi

3) Bencana alam (tsunami/gempa bumi, banjir, tanah

longsor dsb)

4) Terorisme

5) Wabah penyakit

6) Kecelakaan besar/yang menimbulkan kerusakan/

kehancuran yang cukup luas dalam masyarakat.

7) Konflik sosial / konflik antar suku bangsa.

8) Demonstrasi

9) Civil disobidience (pembangkangan sipil)

10) Civil disoder (masyarakat yang tidak teratur).

11) Kudeta

12) Separatisme dsb

10. Strategi Polri dalam Menangani Krisis

Dalam krisis senantiasa terjadi kekacauan dan

ketidakpastian baik krisis dalam organisasi maupun krisis

dalam masyarakat. Dampak krisis adalah terhambatnya

jalannya produktifitas. Bagimana menangani krisis agar

dapat normal kembali? Sejalan dengan pemikiran tersebut

maka langkah-langkah dalam menangani krisis adalah sbb :

a. Konsolidasi kedalam : agar secara intern organisasi tetapi

solid sehingga semua kegiatan tetapi dapat berjalan.

b. Menentukan sikap yang mencakup : merumuskan dan

penetapan strategi berdasarkan pemahaman tentang

faktor penyebab krisis.

c. Bertindak melaksanakan strategi penyelesaian krisis

sesuai yang telah ditetapkan.

12

Page 13: manjemen krisis

Dalam mengahadapi krisis organisasi adalah :

a. Melakukan internal audit

b. Melakukan environmental scaning

c. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang dapat

terjadi

d. Melakukan analisa dan penetapan kebijakan

e. Melakukan perubahan dengan langkah-langkah

- Sosialisasikan tujuan / perubahan organisasi yang

baru

- Beri latihan / pendidikan agar dapat memahami

- Ajak untuk ber partisipasi agar dapat

memanfaatkan

- Terus tumbuh kembangkan perubahan-perubahan

f. Mengatur sikap-sikap resistensi terhadap terjadinya

perubahan dengan :

- mengkomunikasikan

- negosiasi

- Ajak untuk berpartisipasi

- Fasilitas

- Manipulasi

- Paksa

g. Membangun Birokrasi yang rasional aturan/hukum

menjadi panglima

h. Mendukung etika kerja yang didukung dengan adanya

standarisasi, penilaian kinerja, sistem reward dan

punishment.

Dalam mengatasi krisis dalam organisasi dibutuhkan

suatu figur pemimpin yang kuat dan dapat menjadi panutan

serta dipercaya. Selain itu mempunyai kemampuan berfikir

13

Page 14: manjemen krisis

secara konseptual/teoritikal untuk memprediksi/membuat

hipotesa-hipotesa yang akan menjadi dasar kebijakannya.

Selain itu perlu ada komitmen yang kuat bagi organisasi

untuk berubah. Dan tentunya orang disekitar pimpinan

harus orang-orang yang jujur dan mempunyai wawasan

yang luas dan juga mempunyai komitmen / integritas untuk

maju.

Fungsi Reskrim dalam hal ini adalah sebagai

profesional yang mandiri dan tidak diintervensi serta

tindakan-tindakannya adalah tindakan hukum bukan

tindakan-tindakan personal. Tindakan tersebut dapat

dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun secara

hukum.

Strategi Polri untuk menangani krsisis sosial yang

terjadi dalam tata kehidupan sosial masyarakat adalah :

a. Melakukan interaksi dengan instansi terkait/stake

holder.

b. Mengidentifikasi permasalahan/mengumpulkan data-

data.

c. Melakukan analisa dan menentukan hipotesa-hipotesa

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadinya +

alternatif-alternatif penanganannya.

d. Mengadakan koordinasi dan mengambil kebijakan untuk

tindak lanjuti / cara bertindak dan segera

mengimplementasinya.

Tindakan-tindakan tersebut mencakup :

- Pencegahan

Yang mencakup internal audit, environmental

scaning, membuat Kirka/ perkiraan keadaan dan

skenario pengamanan sebagai bahan latihan/alternatif-

alternatif penanganan.

14

Page 15: manjemen krisis

e. memantau terus pelaksanaannya sehingga apabila

terjadi penyimpangan-penyimpangan dapat diluruskan.

f. Melakukan analisa dan evaluasi.

Dalam kondisi krisis hukum tak berlaku dan yang

berlaku adalah hukum rimba, yang kuat yang menang,

diskriminasi, ketidakadilan dan penghancuran produktivitas.

Situasi seperti itu dapat dikatakan sebagai savage society

(masyarakat liar) dan tanpa hukum.

Fungsi Reskrim dalam situasi ini sangat diperlukan

untuk menegakkan hukum, tetapi mungkinkah kalau tanpa

kemampuan yang handal/profesional, atau tanpa dukungan

hukum itu sendiri yang kuat, sarana dan prasarana hukum

serta masyarakat yang mau dan memahami hukum itu

sendiri ?, tentu saja tidak mampu maka dalam hal ini perlu

adanya suatu crisis center dalam mendukung kegiatan-

kegiatan Reskrim dalam menegakkan hukum dalam situasi

Krisis/tanpa hukum.

IV. CRISIS CENTER SEBAGAI WADAH PENANGANAN KRISIS

Crisis Center merupakan wadah yang dapat mendukung

dalam menangani krisis baik pada tingkat preventive atau

pencegahan, pengamanan saat krisis maupun rehabilitasi

pasca kritis.

Krisis merupakan satu masalah yang kompleks yang perlu

ditangani oleh stakeholder yang mencakup :

a. Kepolisian

b. Masyarakat

c. Pemda

d. DPRD

e. Pengusaha/Pebisnis

15

Page 16: manjemen krisis

f. LSM

g. Media

Stakeholders tersebut harus mempunyai komitmen

bersama untuk membangun kembali keteraturan yang rusak

akibat krisis atau mempunyai kemampuan untuk mencegah

terjadinya krisis. Yang berarti lembaga tersebut profesional dan

dibangun atas kesadaran bahwa kebutuhan akan rasa aman,

keamanan dan hukum sebagai panglima yang akan menjadi

alat mencari kepastian hukum, sebagai perlindungan terhadap

manusia serta untuk mendukung proses produktivitas dari

masyarakatnya.

Kegiatan-kegiatan crisis center tersebut harus senantiasa

ditumbuhkembangkan dengan mengacu kepada model-model

managemen yang modern seperti managemen perubahan,

managemen konflik sebagai organisasi pembelajaran sehingga

mampu membuat skenario pengamanan krisis. Dalam konteks

ini crisis center dapat menjadi wadah untuk menyembuhkan

order yang rusak/keteraturan/hukum tak berfungsi lagi menjadi

berfungsi.

Hukum dapat berfungsi/ dapat ditegakkan/dapat dijadikan

sebagai pedoman kepastian hukum, perlindungan harkat dan

martabat manusia dan mendukung proses.

Produktivitas harus mencakup :

- Hukum itu sendiri sehingga hukum yang kuat dan

berorientasi kepada masyarakat / kepentingan bangsa /

negara

- Aparat penegak hukum yang profesional, bersih dari

berbagai penyimpangan/KKN dan dapat dipercaya.

16

Page 17: manjemen krisis

- Sarana dan prasarana hukum yang memadai termasuk

sistem peradilan yang solid.

- Masyarakat sendiri yang mendukung / sadar akan perlunya

hukum demi membangun tata kehidupan sebagai civil

society yang demokratis.

Dengan adanya crisis center diharapkan dalam menangani

krisis yang terjadi tidak lagi tergopoh-gopoh/secara reaktif /

seperti pemadam kebakaran tetapi sudah dilaksanakan secara

proaktif dan senantiasa memikirkan solusi / pemecahan-

pemecahan masalah untuk meningkatkan kualitasnya.

V. PENUTUP

11. Kesimpulan

Krisis merupakan situasi yang tak terkendali / ambang

menuju kehancuran atau sebaliknya pada masa seperti ini

biasanya tak ada lagi hukum, tak ada lagi

keadilan,pemalakan, KKN, diskriminasi dan penghancuran

tata kehidupan sosial akan semakin cepat bila tak

ditangani secara cepat dan tepat.

Krisis dapat diibaratkan sebagai virus yang terus dapat

merusak tata kehidupan sosial/dalam organisasi. Dalam

penanganannya tidak mungkin sepotong-sepotong/secara

parsial tetapi harus ditangani secara komprehensif/secara

holistik dan sistematik yang dibangun dengan crisis center.

12. Saran

Dalam menangani krisis Polri hendaknya melakukan

tindakan-tindakan :

17

Page 18: manjemen krisis

a. MembangunBirokrasi yang Rasional dan

menetapkan zero violence (dalam organisasi yang

tidak boleh ada pelanggaran).

b. Melakukan perubahan paradigma menuju polisi sipil

yang profesional, pandai, bermoral, dan taat

hukum.

c. Membangun organisasi pembelajaran.

d. Menerapkan sistem SDM berbasis kompetensi.

e. Meningkatkan kualitas SDM dengan membangun

lembaga pendidikan sebagai center of excelence.

f. Menerapkan Managemen perubahan.

g. Mendorong/mendukung terbentuknya crisis center

baik yang dibuat di tingkat

kabupaten/kotamadya/dalam internal institusi Polri.

Lembang Februari 2006

S I N D I K A T I

18

Page 19: manjemen krisis

ALUR PIKIR

19

MENEGAKKAN HUKUM DGN

PROFESIONAL

MEMBERDAYAKAN RESKRIM

- HUKUM- PERANGKAT HUKUM- APARAT PENEGAK

HUKUM- MASYARAKAT

INTERNAL/ORGANISASI

POLRI KRISIS

DALAM TATA

KEHIDUPAN SOSIAL

- TIDAK ADA KEPASTIAN

- TIDAK PRODUKTIF- POTENSI

KEHANCURAN- TIDAK ADA

HUKUM

RESTORATIVE

ORDER

SITUASI KONDUSIF

+ PRODUKTIF

CRISIS CENTER