selasa, menjadi ”sekolah” terbaik · sebagai ”sekolah” yang ingin menghasilkan alumni...

Post on 29-Nov-2020

7 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Kami bersyukur atas kelahiran anak sekaligus buah hati kamiyang kedua pada hari Minggu 26 April 2015 di RS St Elisabeth.Apresiasi ini kami persembahkan pula atas tindakan medis yang efek-tif dan efisien oleh dr Anantyo Binarso SpOG, sehingga persalinanberlangsung dengan lancar. Ungkapan terima kasih pun ingin kamisampaikan pada para suster yang telah selalu siaga setelah melahir-kan, dan ada saat ibu maupun bayi membutuhkan secara cepat dantanggap meskipun tengah malam atau dini hari sekalipun. Tak lupasecara pribadi kami ingin menyampaikan rasa hormat kepada direkturrumah sakit beserta jajaran staf, semoga pelayanan baik yang telah ka-mi sekeluarga terima dapat dipertahankan dan semakin ditingkatkan.

Joko HamdaniJl. Cerme II No. 28 Semarang

082138743737* * *

Akses Kursi Roda di RS KariadiPada hari Minggu sore tanggal 19 April 2015 kami berkunjung ke

RSUPdr Kariadi Semarang menengok saudara yang dirawat di sana.Kami masuk melalui pintu khusus pengunjung yang disediakan. Daritiga pintu yang ada semua menggunakan tangga, kami begitu kesulit-an untuk bisa masuk ke sana karena tidak ada akses jalan untuk kursiroda ( kami memakai kursi roda). Untung ada bapak-bapak yang relamembantu kami mengangkat kursi roda, sehingga kami bisa mele-wati anak tangga tersebut. Dengan ini kami mengimbau kepadapengelola RSUP dr Kariadi agar dapat dibuatkan akses jalan untukkursi roda sehingga kami para difabel tidak kesulitan bila berkunjung.Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Tri BudiyonoDesa Sulursari 01/05,GabusKab,Grobogan KP58183

Sepenggal surat RA Kartini,seorang pahlawan nasionalpejuang bagi kaumnya dapatmenjadi petunjuk untuk

”membaca” siapa RA Kartini.Kepeduliannya untuk memberikanruang yang luas bagi kaumnya mem-peroleh pendidikan yang memadaitergambar jelas dari pernyataannya ter-sebut. RA Kartini sangat memper-hatikan kepentingan perempuan untukberpendidikan.

Ketertarikan RAKartini pada pen-didikan perempuan bukanlah tanpaalasan. Melalui ”polesan” tanganseorang perempuan (ibu) akan terlahirpemimpin bangsa. Sungguh tak ter-bantahkan bahwa manusia mulaiberkata-kata, berjalan, belajar, danberpikir diperolehnya pertama-tamadari ibunya. Seorang ibu adalah madra-sah (sekolah) pertama dan utama bagianak.

Sedemikian mulia derajat perem-puan sebagai seorang ibu, sampai-sampai Rasulullah menyebutkan tigakali ketika ditanya sahabatnya, sia-pakah manusia yang paling utamayang harus dihormati. Setelah tiga kalimenjawab ibumu, baru kemudianbapak sebagai sosok yang setelahnyaharus dihormati. Sebagai ”sekolah”pertama bagi seorang manusia, tentuseorang ibu harus memiliki bekalilmu, mengajarkan ilmu tersebut,dan bekal-bekal lain agar para”murid-murid”-nya dapatbelajar dengan baik, nyaman,mampu menyerap ilmu danmengamalkannya.

Maka menjadi ironisjika sebuah sekolah yangtidak berkualitas akanmelahirkan alumniyang berkualitas pula.Dalam kalimat lain,apa jadinya kualitasalumnus sebuah sekolah jika guru (ibu)mereka tidak berkualitas? Inilah yangmenjadi dasar utama mengapa perem-puan harus memiliki pendidikan yangmemadai sehingga mumpuni untukmelahirkan generasi-generasi berimanbertakwa, cerdas, terampil, berkuali-tas, dan berakhlakul karimah.

Sekali lagi, sosok ibu merupakan”sekolah” pertama yang akan dilaluioleh manusia. Sebagai ”sekolah” yangingin menghasilkan alumni terbaik,

sudah barang pasti harus menjadi”sekolah” terbaik. Konsekuensinyaadalah ketika ingin memberikan pendi-dikan terbaik tentu dimulai denganpendidik (guru) terbaik. Pendidik ter-baik memiliki bekal pengetahuan danmetode terbaik untuk menyampaikanmateri sehingga mampu terserap olehsiswanya.

Ikhtiar untuk menjadi ”sekolah”terbaik sekaligus menjadi pendi-dik terbaik adalah ikhtiars e o r a n gi b u

yang didorong spirit untuk meng-hasilkan generasi unggul. Ikhtiar inilahir dari komitmen bahwa tanggungjawab mendidik putra-putri untuk per-tama kalinya menggelayut di pundakseorang ibu.

Sebagai sosok yang pertama kalimenanamkan nilai-nilai pendidikan diusia dini, usia emas, seorang ibu adalahibarat tinta yang tertoreh di kain putihbersih tak bernoda. Layaknya tintayang tertoreh di kain putih bersih,

sudah tentu torehan itu akan sangatnampak jelas, warnanya, guratannya,polanya, garisnya, tebal dan tipisnya.

Bandingkan jika torehan tinta ituada pada kain yang sudah memilikiwarna (bukan kain putih). Tentu sangatberbeda baik dari keaslian warnanya,kejelasan pola dan garisnya, ketebalandan ketipisan goresan dan ciri lainnya. Usia Emas

Maknanya adalah didikan seorangibu di usia emas bagi putra-putrinyasangat jelas dan membekas. Makakehati-hatian seorang ibu dalammenorehkan tinta itu sangat diper-lukan. Seorang ibu harus memilikibekal memadai untuk dapatmenorehkan tinta sebaik-baiknya dikain putih yang pasif, siap diberikanwarna apapun.

Dengan demikian anggapanbahwa pendidikan perempuan meru-pakan hal yang kurang penting untukdibahas sudah tidak memiliki relevansidalam konstruksi masyarakat kekin-ian. Rasanya sangat tidak proporsionaljika ”hanya” menempatkan perempu-an untuk mahir berkutat pada ranah

manak, masak, macak (melahirkan,memasak, berdandan).

”Buat apa sekolah tinggi-ting-gi, kalau pada akhirnya kembalike dapur, kasur, dan sumur.”Ungkapan seperti ini pun tidaksejalan dengan spirit pendidik-an terbaik yang mestinya harusdipersembahkan untuk putra-putri calon penerus bangsa.

Apakah tidak terpikir bahwaperempuan (ibu) adalah guru

pertama dan utama bagianak? Apa jadinya anak

jika ibu tidak dibekalidengan ilmu?

Singkatnya pe-rempuan harus beril-mu, harus sekolah.Perempuan juga ha-rus menjadi model,teladan, uswatun ha-

sanah bagi putra-putri-nya. Karena denganilmu dan keteladananitulah perempuan akanberjihad mengantar-kan bangsa ini ke arahkebaikan (dalam ba-nyak dimensi) denganmenyiapkan generasi-generasi terbaik bang-sa melalui ”sekolah”terbaik.

Ibu sebagai ”seko-lah” pertama dan uta-ma berarti menyedia-kan ruang bagi tumbuh

kembang putra-putrinyadalam banyak aspek dan potensi. Darisejumlah potensi yang dimiliki manu-sia (anak), maka potensi iman dantakwa merupakan aspek penting yangharus menjadi perhatian maksimalseorang ibu dalam menyiapkan pen-didikannya.Pendidikan Keimanan

Keimanan dan ketakwaan merupa-kan modal yang sangat fundamentalbagi bekal keberlangsungan kehidup-

an anak kelak. Keimanan dan ketak-waan menghantarkan anak pada posisiterjaga dari hal-hal yang memungkin-kan membawa madharat bagi diri danlingkungannya. Apa pun pekerjaan danprofesi anak kelak, maka basis keiman-an dan ketakwaan sangat diperlukanuntuk menjadi kendali agar tidak ser-akah, sombong, iri dengki, dan sifat ter-cela lainnya.

Jika hari ini kita masih men-geluhkan maraknya korupsi, misalnyatentu karena kehilangan kendali untukmengekang keserakahan. Demikianpula, maraknya kejahatan, sepertibegal, pembunuhan, pemerkosaan,narkoba, dan tindak kriminal lainnya,juga karena kehilangan kendali untukmenebarkan kemaslahatan bagi diridan lingkungannya.

Maka mendidik berarti membina,menanamkan, mengarahkan, menga-jarkan, dan memberi teladan kebaikan,kebenaran, keadilan, kejujuran, tang-gung jawab, kemandirian, dan nilai-nilai kebaikan lainnya. Mendidikberarti orang tua harus menjadi gurusekaligus kurikulumnya dalam bentuktindakan dan tutur kata yang baik.

Jika kerangka pikir demikian men-jadi kerangka pikir kolektif, tidak mus-tahil harapan menjadi bangsa yangmulia melalui jalur pendidikan kiranyabukan sekadar isapan jempol. Spiritmendidik putra putri adalah spiritmembangun keimanan dan ketak-waan, yang selanjutnya dilengkapidengan penguasaan ilmu pengetahuandan teknologi.

Pendidikan keimanan ini jugasesuai dengan amanat konstitusi.Sebagaimana diketahui, amanat kon-stitusi yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan NasionalNo 20 Tahun 2003 secara tegas menye-butkan bahwa tujuan pendidikan ada-lah membentuk peserta didik agarmemiliki keimanan dan ketakwaan.

Keimanan dan ketakwaan yangdilengkapi dengan penguasaan ilmupengetauan dan teknologi menempat-kan manusia pada derajat ”yangdilebihkan” oleh Allah. Firman Allahsebagaimana termaktub dalam QS AlMujadilah Ayat 11 terjemahannyaberbunyi,”...Allah akan meninggikanorang-orang yang beriman di antara-mu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat...”

Akhirnya kemuliaan seorang ibusalah satunya diukur dari kesuksesandalam mengantarkan putra-putrinyamenjadi generasi terbaik. Seperti hal-nya kesuksesan sekolah juga diukurdari mengantarkan alumninya menjadialumni terbaik dan berprestasi.

Maka jika terbangun sinergi yangpositif antara dua ”sekolah” (ibu dansekolah formal) tidak mustahil cita-citaluhur bangsa yang berdaulat, bermarta-bat, adil, makmur dan sejahtera sertaaman dan sentosa akan terwujud. (81)

— Ira Alia Maerani, dosen Fa-kultas Hukum Universitas Islam SultanAgung (Unissula), mahasiswi Pro-gram Doktor Ilmu Hukum (PDIH) Fa-kultas Hukum Unissula

SELASA, 5 MEI 2015

Halaman Perempuan memberi ruang bagi kaum

wanita menulis berbagai masalah aktual tentang perempuan.

Kirimkan naskah (sekitar 6000 karakter) + foto diri pose santai

ke perempuan_sm@yahoo.co.id. Sebutkan alamat,

nomor telepon, dan nomor rekening bank.

Diketik 1,5 spasi maksimal satu folio, ditandatangani dan dilengkapi fotokopi identitas diri. Isi seluruhnya tanggung jawab penulis dan tidak melayani

permintaan identitas yang dirahasiakan. Redaksi berhak melakukan editing. Kirimkan ke alamat: pembaca.sm@gmail.com

Oleh Ira Alia Maerani

“Dari perempuanlah manusia itu pertama-tama menerima belajar merasa, berpikir, dan berkata-kataDan bagaimanakah ibu-ibu Bumiputradapat mendidik anak-anaknya, kalaumereka sendiri tidak berpendidikan?”(Surat kepada Nyonya MCE Ovink-Soer,

2 November 1900, dalam Sulastrin, 1977: 76).

Terima Kasih RS Elisabeth

Menjadi ”Sekolah” Terbaik

Meneguhkan...

(Sambungan hlm 6)

Pancasila, NKRI, BhinnekaTunggal Ika, dan UUD 1945 ada-lah harga mati bagi NU demi keu-tuhan dan kejayaan bangsaIndonesia. Dalam doktrin NU,cinta tanah air adalah tanda iman(hubbul wathan minal iman). Jika

seseorang tidak mencintai tanahairnya, bahkan mengotorinyadengan nama agama, sungguh diatelah menodai agama denganpemahaman dan tindakan yangmenyimpang dari agama itusendiri.

Agama Islam yang dijunjungtinggi NU disebarkan dengannilai-nilai kasih sayang, kedama-ian, persaudaraan, kelenturan dan

ketentraman, bukan dengan sikapmenyerang, menyesatkan, men-ganiaya, dan bahkan sampaimembunuh orang lain.

NU meneladani dakwah NabiMuhammad saw. yang mengede-pankan akhlakul karimah dalamsegala hal sehingga beliau menjadiuswah hasanah (teladan yangbaik). Nabi tidak marah diludahidan dicaci maki, justru beliau suka

memaafkan kesalahan orang,mendoakannya, dan mengajakmereka bermusyawarah dalamsegala urusan. Keteladan Nabimembuat orang-orang kafirkagum sehingga mereka masukIslam dengan penuh kesadaran,bukan paksaan dan ancaman.

Sejarah Nabi harus dipahamidengan benar, sehingga tidakmenjadikan Islam sebagai agama

yang misinya merebut kekuasaandengan menghalalkan segala carayang bertentangan dengan ajaranIslam yang suci dan agung. (81)

— Jamal Ma’mur Asmani,peneliti Fiqh Sosial InstituteStaimafa Pati, Pengurus RabithahMa’ahid Islamiyyah (AsosiasiPondok Pesantren NU) JawaTengah

Perayaan May Day Tidak Ubah Nasib Buruh

Setiap tahun, May Daydiperingati sebagai PerayaanHari Buruh. Demo buruh dimana mana. Terakhir, PresidenJokowi melakukan dialogdengan 2.000 buruh di Ungaran.

Hal ini percuma saja, karenapada kenyataannya tuntutanburuh hingga kini tak kunjungdikabulkan.

Dalam sistem kapitalis, ren-dahnya gaji buruh justru menjadipenarik bagi para investor asing.Termasuk pemerintah, untukkepentingan peningkatan penda-patan pemerintah, justru memeli-hara kondisi seperti ini. Kondisiini menyebabkan pemerintah

lebih sering memihak sanginvestor dibandingkan buruhyang merupakan rakyatnyasendiri ketika terjadi krisis perbu-ruhan.

Sistem kapitalis mengalih-kan kewajiban negara kepadaperusahaan untuk memberikanjaminan kepada rakyatnya agarbisa memenuhi kebutuhanhidup.

Padahal ini merupakan

kewajiban negara, bukan kewa-jiban perusahaan atau majikan.Hubungan ketenagakerjaandalam pandangan Islam adalahhubungan kemitraan yang harus-nya saling menguntungkan.Tidak boleh satu pihak menzali-mi dan merasa dizalimi olehpihak lainnya.

Seharusnya gaji buruh diba-yarkan berdasarkan manfaattenaga yang diberikan oleh buruh

di pasar, bukan UMR/UMK.Buruh dan PNS sama, karenamendapatkan upahnya sesuaidengan ketentuan upah sepadanyang berlaku di tengah masyara-kat. Dengan begitu, akan terwu-judlah keadilan bagi seluruh rak-yat.

Ike Wahyu MujianiGenuk-UngaranKab. Semarang

Novel...(Sambungan hlm 1)

”Hal ini sangat bertentangandengan prinsip transparansi danakuntabilitas dalam setiap prosespenyidikan,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, dalampenangkapan dan penahananNovel itu, ada perbedaan antaraperintah Presiden Joko Widododan pernyataan Kapolri JenderalBadrodin Haiti soal tidak adapenahanan dengan fakta pena-hanan Novel.

Dia berpendapat, perbedaanperintah dan pernyataan itu karenatidak ada koordinasi antaraKapolri dan Kabareskrim Komjen

Budi Waseso. Kabareskrim jugadinilai melawan perintah Kapolridan Presiden. Direktur TindakPidana Umum yang membawahipenyidik juga lebih mendengar-kan perintah Kabareskrim diban-ding Kapolri dan Presiden.

Dia menegaskan, penangkap-an dan penahanan terhadap Noveltidak sesuai prosedur, di antaranyasurat perintah kedaluwarsa, pena-hanan tanpa memenuhi syaratsubjektif, dan tidak sesuai prose-dur. Penangkapan dan penahananjuga disertai pelanggaran ketentu-an hukum.

Terkait audit penyidik, menu-rut Tim Pengacara, untuk melihatbukti kepolisian, karena tidakpidana yang disangkakan ber-

ubah-ubah sejak awal.Muji juga berharap, kasus ini

dijadikan kesempatan bagi kepoli-sian untuk melakukan pembersi-han internal dari anggota yangtelah menyimpang.

Terkait gugatan tersebut, Ka-polri Badrodin Haiti mempersi-lakannya. Terlebih, hal itu meru-pakan hak Novel sebagai tersang-ka. ”Itu hak dari tersangka jadibiarkan saja,” tandas Badrodin.

Sementara Budi Waseso me-nyatakan, pihaknya menghormatilangkah hukum yang ditempuhNovel. Meski demikian, dia tetapberkeyakinan tidak ada kesalahanatas penangkapan dan penahanantersebut.

Dia mengatakan, penang-

guhan penahanan Novel merupa-kan hasil koordinasi antaraKapolri dan Presiden. ”Tidak adamasalah karena semua untuk ke-baikan, tapi tidak menghilangkankasus itu sendiri,” ujarnya.

Dia menegaskan, prosespenyidikan terhadap Novel tetapberjalan dan tidak akan dihentikankarena proses hukum harus tuntas.”Sudah ada kesepakatan antarapimpinan Pori dan KPK,” ujarnya.

Budi Waseso juga menyatakankasus tetap diproses meskipunkeluarga korban mencabut lapo-rannya. Sebab, kasus pidana ituharus diselesaikan secara hukum.Harus Dihormati

Menanggapi pengajuan prap-eradilan oleh Novel, Plt Wakil

Ketua KPK Johan Budi mengata-kan, hal itu merupakan hak. Meskidemikian, dia menegaskan, KPKtidak akan ikut campur dalam pro-ses praperadilan. ”Soal praperadi-lan hak Novel dan harus dihor-mati,” ujar Johan.

Pihaknya mempersilakanNovel menggunakan jalur hukumtersebut. ”Kalau merasa ada yangtidak tepat dalam penangkapan,silakan diajukan dalam sidangpraperadilan,” tambahnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla(JK) juga mendukung langkahNovel. Menurutnya, upaya hu-kum yang ditempuh Novel sudahtepat. ”Bagus, bagus, bagus, ba-gus. Supaya jelas masalahnya,”ujar JK. (K24,K32 - 25,61)

top related