skripsi “evaluasi diri menjadi kepala sekolah yang kompeten”

34
i

Upload: sujud-marwoto

Post on 28-Jan-2018

48 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

i

Page 2: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

KARYA TULIS

“EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

PENERAPAN SUPERKOL

UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU

DI SD NEGERI 03 KEDUNGWUNI

OLEH

BARIROH, S. Pd

NIP. 19660613 198806 2 001

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGANDINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UPT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEDUNGWUNI

SD NEGERI 03 KEDUNGWUNIDesa Podo Rt. 04 Rw. 02 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan

ii

Page 3: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : PENERAPAN SUPERKOL

UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU

DI SD NEGERI 03 KEDUNGWUNI

2. Identitas Kepala Sekolah

a. Nama Lengkap : Bariroh, S. Pd

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIP : 19660613 198806 2 001

d. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a

e. Jenis Jabatan : Kepala Sekolah

f. Unit Kerja : SD Negeri 03 Kedungwuni

g. Alamat : Desa Podo RT. 04 RW. 02 Kec. Kedungwuni

h. No. Tlp : 085865523417

Mengetahui :Koordinator Pengawas SD Pembuat Karya Tulis

ENI ANISAH, S. Pd BARIROH, S. PdNIP. 19651126 198608 2 002 NIP. 19660613 198806 2 001

Mengesahkan:Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan Kedungwuni

iii

Page 4: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

WINARYO, S. Pd, M. PdNIP. 19660925 198810 1 002

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat

dan rahmat yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis yang

berjudul Penerapan Superkol untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SDN 03

Kedungwuni Tahun 2015, saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis

ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini saya

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kedungwuni Kab.

Pekalongan yang telah mendukung pelaksanaan pembuatan Karya Tulis ini,

2. Ibu Pengawas SD Dabin III UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, yang telah memberi motivasi tiada henti

kepada saya.

3. Teman-teman seperjuangan, guru-guru SD 03 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan

serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih perlu penyempurnaan, maka dari itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan.

Akhir kata semoga kebaikan semua pihak tersebut diatas diterima dan mendapat

rahmat dari Allah SWT serta semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kemajuan

sekolah dasar.

Kedungwuni, 25 Maret 2015

Penulis

Bariroh, S. Pd

iv

Page 5: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL................................................................................................................ iLEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................... iiKATA PENGANTAR............................................................................................................. iiiABSTRAK............................................................................................................................... ivDAFTAR ISI............................................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1B. Rumusan Masalah................................................................................................. 3C. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 3D. Manfaat...................................................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORETIS................................................................................... 5A. Kajian Supervisi..................................................................................................... 5B. Kajian Superkol...................................................................................................... 7C. Kajian Kinerja Guru.............................................................................................. 9D. Kerangka Berpikir................................................................................................ 12

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 13A Tempat Penelitian............................................................................................... 13B. Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 13C. Teknik Analisi Data............................................................................................. 13

BAB IV PENYAJIAN DATA............................................................................................ 14

BAB V PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT....................................................... 17A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah....................................... 17B. Hasil atau Dampak yang dicapai dari Strategi yang dipilih................. 19C. Kendala yang dihadapi....................................................................................... 23D. Faktor Pendukung................................................................................................ 23E. Tindak Lanjut......................................................................................................... 24

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 25A. Simpulan................................................................................................................... 25

v

Page 6: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

B. Rekomendasi.......................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKADAFTAR LAMPIRAN

vi

Page 7: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kompetensi Kepala Sekolah menyebutkan, bahwa standar kompetensi kepala sekolah

mencakup standar kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi,

kompetensi sosial, dan Kewirausahaan. Kelima kompetensi tersebut harus dimiliki setiap

kepala sekolah profesional. Dari kelima kompetensi tersebut, berdasarkan fakta yang ada di

lapangan pada kompetensi kepribadian, diperoleh data bahwa guru-guru dalam melaksanakan

tugas masih belum optimal hal ini dibuktikan dengan kurangnya tanggung jawab, kurangnya

disiplin, kurangnya komunikasi antara guru dengan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas

yang menjadi tugas pokoknya.

Supervisi pendidikan merupakan salah satu fungsi pokok administrasi

pendidikan.Berbagai fungsi administrasi pendidikan yang dimaksudkan adalah fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, kepegawaian, pembiayaan dan penilaian.

Seluruh fungsi admnistrasi pendidikan tersebut semestinya harus bejalan dengan baik sesuai

dengan fungsinya. Supervisi sebagai salah satu fungsi yang sangat penting tidak dapat

dipisahkan dengan fungsi yang lainnya. Disebut penting oleh karena setiap pelaksanaan

program pendidikan memerlukan supervisi, maka dalam hubungan ini isu kebijakan mengenai

supervisi pendidikan sangat menarik untuk dikaji, terutama kebijakan supervisi di tingkat

persekolahan. Dalam hubungan dengan ini, supervisi yang dimaksudkan adalah supervisi

pendidikan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah.

Kenyataan yang ada khususnya di SDN 03 Kedungwuni kinerja guru, dan karyawan

SDN 03 Kedungwuni belum optimal memenuhi harapan sebagaimana yang diinginkan, tujuan

sekolah yang diharapkan belum memenuhi target, terutama dibidang akademik dan non

akademiknya. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya capaian hasil lomba baik di tingkat

kecamatan, kota, propinsi hingga nasional. Di samping itu juga ditandainya rendahnya kinerja

guru, tingkat kemalasan guru, dan staf dalam melaksanakan tugas rutin dinas.

Saat penulis menempati tugas baru selama satu bulan penulis amati, kinerja PBM

(Proses Belajar Mengajar) dan kegiatan ekstra kurikuler berjalan seadanya. Program kurang

diperhatikan, bahkan sepertinya kegiatan PBM dan ekstra kurikuler dan potensi peserta didik

1

Page 8: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

belum dioptimalkan, dan belum terprogram, pemantauan jarang dilakukan, hasil latihan tidak

pernah ditampilkan. Akibat dari hal tersebut di atas kegiatan ekstra kurikuler tidak berdampak

sama sekali dalam kegiatan sekolah. Guru pasif, kurang disiplin, pembina ekstrakurikuler

belum memiliki tanggung jawab tugasnya.

Komunikasi antara guru dengan kepala sekolah yang terlalu formal juga menjadi

hambatan bagi guru jika akan berkonsultasi dalam memajukan sekolah. Jarak komunikasi

yang terlalu jauh antara kepala sekolah dengan guru-guru terkesan adanya pola kerja antara

atasan dan bawahan, antara bos dan anak buah, antara majikan dan buruh, hal inilah yang

menjadikan hubungan dalam menunjang tugas-tugas rutin untuk mencapai tujuan sekolah

makin jauh dari harapan. Kurangnya komunikasi dari kepala sekolah pada semua guru dan

staf, dan kurangnya transparansi dalam mengelola manajemen sekolah, juga menjadi pemicu

makin kurang harmonisnya hubungan antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan.

Selain itu pemberdayaan guru belum dilaksanakan secara optimal, akibatnya dampak

prestasi akademik maupun non akademik belum diperoleh hasil yang lebih baik. Kegiatan

pembelajaran di kelas masih sangat konvensional. Kegiatan ektra-kurikuler hanya merupakan

tulisan yang tidak pernah dilaksanakan. Kegiatan lomba di tingkat kecamatan hasilnya kurang

memuaskan. Berbagai potensi dan pendukung belum dapat dioptimalkan.

Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa

(Muhamad Nur, 2001: 3). Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan,

khususnya di tingkat sekolah dasar, maka peranan Kepala Sekolah sangat penting. Kepala

Sekolah mempunyai peranan kunci dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Peranan

tersebut tidak hanya menyangkut kedudukannya sebagai leader dalam satuan jenjang

pendidikan, melainkan sebagai peranan yang lain, termasuk tugasnya sebagai guru.

Berangkat dari beberapa peristiwa di atas, maka kami coba kembangkan konsep

pengembangan sekolah melalui Supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan

kinerja guru di SDN 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni dalam upaya pencapaian visi

dan misi sekolah.

Karya tulis dalam bentuk Best Practice ini menggambarkan keberhasilan “Penerapan

Supervisi dengan pendekatan kolaboratif sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Guru di SD

Negeri 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.”

2

Page 9: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

B. Rumusan Masalah

Masalah yang mendasar pada makalah ini adalah rendahnya kinerja guru-guru dan

prestasi sekolah SDN 03 Kedungwuni. Masalah yang diduga menjadi penyebab adalah

rendahnya kinerja guru terutama dalam pengelolaan pengajaran yang relatif monoton, kurang

variatif dalam pengelolaan pengajaran oleh guru yang tidak terencana dengan baik, yang pada

akhirnya proses pembelajaran bersifat konvensional, monoton dan terkesan guru hanya “asal

menjalankan tugas” saja. Selain itu juga kurang diberdayakan guru dan lemahnya tanggung

jawab.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan Supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk

meningkatkan kinerja bagi guru-guru SDN 03 Kedungwuni ?

2. Bagaimana hasil peningkatan kinerja guru setelah dilakukan Supervisi dengan

pendekatan kolaboratif?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui proses pelaksanaan supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk

meningkatkan kinerja bagi guru-guru SDN 03 Kedungwuni.

2. Mengetahui hasil peningkatan kinerja guru setelah dilakukan supervisi dengan

pendekatan kolaboratif.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan. Secara lebih rinci penelitian ini dapat memberi bermanfaat sebagai beikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan

pengetahuan terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan supervisi dengan

pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kinerja .

b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak–

pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek

sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

3

Page 10: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

2. Manfaat praktis

Kepala sekolah dan guru, agar lebih meningkatkan kinerja, memahami peran dan fungsinya masing-masing dalam mendukung sekolah.

4

Page 11: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Supervisi

Istilah supervisi merupakan hasil penterjemahan dari kata Supervision mempunyai

akar kata super berarti greater or more than usual, sedangkan vision berarti ability to see.

Dengan demikian supervisi diartikan sebagai kemampuan untuk melihat yang lebih dari

biasanya (Procteh'1983). Supervisi juga berasal dari bahasa latin supervideo yang berarti

oversee atau mengawasi (Oliva, 1984). Secara terminalogi, Wiles (1967) mendefisikan

supervisi dengan aktivitas pelayanan yang dilakukan uniuk membanlu guru dalam

melaksanakan pekerjaan agar memperoleh hasil yang lebih baik. Pada bagian lain Wiles juga

menyatakan bahwa supervisi merupakan bantuan yang diberikan kepada guru untuk

meningkatkan kegiatan belajar mengajar agar memperoleh hasil yang lebih baik. Neagley dan

Evans (1980) mendefinisikan supervisi dengan bantuan yang diberikan kepada guru untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, pendidikan, dan kurikulum.

Glickman (1981) mendefinisikan supervisi pengajaran sebagai upaya yang dilakukan

untuk membantu guru agar mau terus belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.

Lebih lanjut Glickman mcnjelaskan bahwa bentuk-bentiik bantuan yang diberikan tersebut

disesuaikan dengan tinggi rendahnya komitmen dan kemampuan berfikir abstrak guru.

Sehinggga Harris (dalam Oliva, 1984) merujuk supervisi sebagai aktifitas yang secara

langsung dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.

Mantja (2002) mendefinisikan supervisi dengan semua usaha yang dilakukan untuk

membantu atau melayani guru agar dapat mengembangkan, memperbaiki, dan bahkan

meningkatkan pengajaran, serta dapat menyediakan kondisi belajar yang efektif dan efisien

demi pcrtumbuhan jabatannya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu

pebdidikan. I.ebih lanjut ditegaskan bahwa dengan demikian pertanggung jawaban supervisi

pembelajaran ilu mencakup bcrbagji aspek yang berkaitan dengan kurikulum, dan

pembelajaran (Oliva, 1984).

Berdasarkan istilah supervisi pengajaran di atas, pertama, supervisi merupakan

seluruh usaha yang dirancang oleh petugas sekolah kearah penyediaan kepemimpinan bagi

guru-guru dan pekerja sekolah lainnya, kedua, supervisi mempunyai sasaran pada usaha

5

Page 12: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

perbaikan, pertumbuhan jabatan, mengembangkan guru-guru, serta revisi tujuan pcndidikan

dan bahan pengajaran. Melalui penegasan yang dikemukakan oleh Neagly dan Evans (1980)

yang menyebut supervisi sebagai rangkaian kegiatan pembinaan (bukan kegiatan

administratil) yang dilakukan oleh supervisor, dapat menuntun kita untuk menentukan

kesimpulan, bahwa prestasi itu ditujukan untuk memperbaiki pengajaran guru demi

tercapainya prestasi belajar siswa secara optimal. Sementara itu Alfonso dan Firth (1981)

mengemukakan bahwa perilaku supervisi yang dirancang oleh organisasi secara langsung

mempengaruhi perilaku dalam memfasilitasi belajar siswa guna mencapai tujuan organisasi.

Bertitik tolak dari pengertian supervisi diatas, maka terdapat tiga unsusr penting yang

secara implisist terkandung dalam supervisi pendidikan yaitu: (1) unsur proses pengarahan,

bimbingan dan bantuan supervisor kepada guru, (2) unsur guru dan personalia sekolah lainnya

sebagai pihak yang harus dibimbing dan ditolong demi peningkatan kapasitasnya, (3) unsur

proses belajar mengajar sebagai obyek yang harus diperbaiki demi tercapainya tujuan

pendidikan dan pengajaran.

Menurut Sergiovanni dan Starrat (1982) mengemukakan pengertian dalam batasan

yang lebih luas supervisi pendidikan mencakup semua fungsi dan masalah relevansinya

dengan peningkutan prestasi kerja di lembaga kependidikan, khususnya di sekolah. Lebih jauh

lagi bahwa pandangan, keterampilan, dan dedikasi mereka bertanggung jawab dalam menilai

dan membantu para guru agar dapat bekerja secara efektif dengan murid-murid di bawah

tanggung jawabnya, kesemuanya menentukan kualitas program sekolah. la juga

mengemukakan sebagai aktivitas yang dilakukan personil sekolah yang ada hubungannya

dengan orang dewasa dan benda-benda untuk memelihara atau mengubah cara kerja sekolah

yang berpengaruh langsung terhadap proses pembelajaran, dan digunakan untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Supervisi sesungguhnya sangat berkaitan dengan aspek

pengajaran, tetapi tidak berorientasi langsung pada siswa (not highly people oriented).

Supervisi merupakan salah satu fungsi pokok sekolah, bukan tugas atau pekerjaan spesifik,

dan bukan pula sebagai perangkat teknik-teknik. Supervisi pengajaran atau akademik

diarahkan untuk memelihara dan mengembangkan proses belajar mengajar di sekolah.

Menurut Wiles (1985) supervisi pendidikan adalr.h segenap bantuan yang diberikan

oleh seseorang dalam mengembangkan situasi belajar mengajar di sekolah ke arah yang lebih

baik. Supervisi meliputi segenap aktivitas yang dirancang untuk mengembangkan pengajaran

dan atau peinbelajaran pada semua tingkatan organisasi.

6

Page 13: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

Walaupun definisi di atas menekankan pada bagaimana membantu guru dalam proses

balujar menyajar, namun kenyataan kcberhasilan program pengajaran sendiri banyak

tergantung pada berbagai aspek. Pengajaran terjadi dalam situasi dimana terjadi interaksi

antara guru dan murid dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah

ditetapkan. Supervisi, disamping memusatkan perhatian pada segi pengajaran, harus

memperhatikan faktor lainnya terutama siswa sebagai subyek didik di sekolah. Bahkan

apabila memandang situasi belajar mengajar secara multi dimensional, akan terbukti bahwa di

dalamnya terdapat banyak variabel yang turut menentukan efisiensi dan efektivitas proses

belajar mengajar.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian supervisi pendidikan sebenarnya, adalah bantuan

dalam mengembangkan situasi belajar mengajar ke arah yang lebih baik, dengan jalan

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru-guru. Secara khusus atau lebih kongkrit

lagi supervisi memiliki sejumlah tujuan, yang sekaligus merupakan tugas-tugas khusus

seorang supervisor di bidang pendidikan dan pengajaran.

Ada bermacam–macam konsep supervisi. Ngalim Purwanto (1997: 76) bahwa

supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada

perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai

tujuan–tujuan pendidikan. Supervisi berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan dalam

usaha dan pelaksanaan pembaharuan–pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran,

pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara

penilaian yang sistematis terhadap frase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.

Menurut Good Cartel dalam Sahertian (2000: 17) memberi pengertian bahwa supervisi

adalah usaha dan petugas–petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas

lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyelesaikan pertumbuhan

jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan.

Supervisi merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan kepada guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Kajian Superkol

Pendekatan Supervisi ada pendekatan langsung (direktif), pendekatan tidak langsung

(non-direktif) dan pendekatan kolaboratif. Pendekatan direktif adalah cara pendekatan

7

Page 14: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah

tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Supervisor dapat menggunakan penguatan

(reinforcement) atau hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan

perilaku supervisor adalah: menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh,

menetapkan tolak ukur, dan menguatkan.

Pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap

permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung

menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang

dikemukakan guru-guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk

mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-

direktif adalah: mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan

memecahkan masalah.

Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan

direktif dan non–direktif menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor

maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam

melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini

didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah hasil

panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan pada gilirannya nantui berpengaruh

dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian pendekatan dalam supervisi

berhubungan pada dua arah. Dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisor

adalah sebagai berikut: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan

negosiasi. (Sahertian, 2000: 44-52).

Yang dimaksud dengan SUPERKOL adalah kependekan dari supervisi dengan

pendekatan kolaboratif. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif merupakan pendekatan

supervisi yang menggunakan pendekatan baik supervisor maupun guru bersama-sama,

bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam mleksanakan proses,

berhubungan pada dua arah yaitu dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.

Menurut Yaslis Ilyas (2001) mengatakan kinerja adalah penampilan hasil karya

personel, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Dengan demikian kinerja

adalah perilaku individu sebagai ungkapan kemajuan dalam menghasilkan sesuatu yang

diperoleh dengan mendayagunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki

kepala sekolah sebagai guru yang mendapat tugas tambahan memiliki multi-peran, antara lain

8

Page 15: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, dan

entrepreneur. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki peran yang strategis dalam

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dengan demikian, untuk mengemban tugas dan

tanggung jawabnya, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi, komitmen, dan kreativitas

yang tinggi

C. Kajian Kinerja guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Istilah kinerja guru berasal dari kata job performance/actual permance (prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja bisa

diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri

seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan

seseorang pada bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja

seseorang. (A.A. Anwar Prabu Mangkunegara 2000:67). Prestasi bukan berarti banyaknya

kejuaraan yang diperoleh guru tetapi suatu keberhasilan yang salah satunya nampak dari

suatu proses belajar- mengajar. Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha

mengembangkan seluruh kompetensi yang dimilikinya dan juga manfaatkan serta

ciptakan situasi yang ada dilingkungan sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Dalam kamus bahasa Indonesia. Kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan, kemampuan kerja. (Daryanto 2005:10).

Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya

dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka guru harus menilai dan mengatur kembali

Jadi, kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik anak

didik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya institusi pendidikan.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah

faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision) (Mangkunegara A.A Anwar

Prabu, 2004 :67).

a. Faktor kemampuan

Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

keampuan reality (knowledge + skill). Artinya seorang guru yang memiliki latar

9

Page 16: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil

dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai

kinerja yang diharapkan.

Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya aka dapat

membantu dalam efetivitas suatu pembelajaran.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situsi kerja. Motivasi

merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang terarah untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Meclelland mengatakan dalam bukunya Anwar Prabu berpendapat bahwa ada hubungan

yang fositif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. Guru sebagai pendidik

memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Guru harus menyadari bahwa ia hars

mengerjakan tugasnya tersebut dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab, ikhlas dan

tidak asal-asalan, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima apa saja yang disampaikan

oleh gurunya. Jika ini tercapainya maka guru akan memiiki tingkat kinerja yang tinggi.

Selanjutnya MeClelland mengemukakan 6 krakteristik dari guru yang memiliki motif

berprestasi tinggi Yaitu:

1. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi

2. B erani mengambil resiko

3. Memiliki tujuan yang realistis

4. Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

tujuannya.

5. Meanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan kerja yang

dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan

Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan faktor-faktor

pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya pembelajaran secara

baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar.

Semua pekerjaan itu harus dikerjakan bersama-sama antara guru yang satu

dengan yang lainnya yaitu dengan cara bermusyawarah. Untuk meningkatkan kinerja,

para guru harus melihat pada keadaan pemimpinnya (kepsek).

10

Page 17: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

Jadi, dapat disimpulkan bahwa baik dan buruknya guru dalam proses

belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah supervisor

dalam melaksanakan pengawasan atau supervisi terhadap kemampuan (kinerja guru).

3. Evaluasi Kinerja Guru

Menurut Agus Sunyato dalam bukunya Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan

bahwa sasaran sasaran dan evaluasi kinerja guru sebagai berikut:

a. Membuat analisa kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan

periodik, baik kinerja guru maupun kinerja staf

b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para guru melalui audit keterampilan

dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung

jawab perorangan sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat

oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai.

Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan mendasarkan hasil

diskusi antara karyawan dengan pimpinannya itu untuk menyusun suatu proposal lainnya,

seperti imbalan.

Jadi, evaluasi kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak

melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasi. Banyak organisasi berusaha mencapai

sasaran suatu kedudukan yang terbaik dan terpercaya dalam bidangnya. Untuk itu sangat

tergantung dari para pelaksanaannya, yaitu para guru agar mereka mencapai sasaran

yang telah ditetapkan oleh sekolah dasarnya.

4. Langkah-langkah Peningkatan Kinerja

Dalam rangka peningkatan kinerja, paling tidak telah mengemukakan tujuh langkah yang

dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Mengetahui Adanya kekurangan dalam kinerja

b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan.

c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan

baik yang behubungan dengan dengan pegawai itu sendiri

d. Mengembamgkan rencana tindakan tersebut

e. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah terasi atau belum f. Mulai dari

awal, apabila perlu.

Dari peningkatan kinerja ini mempunyai hasil dalam peningkatan karena semuanya

mempunyai kekurangan dan kelebihan, hal itu harus sangat berguna bagi para karyawan.

(Mangkunegara A.A. Anwar Prabu 2006:11-12).

11

Page 18: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

Dari berbagai uraian teori tentang kinerja guru, maka yang dimaksud dengan kinerja guru

dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang

menghasilkan hasil yang memuaskan guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam

suatu unit kerja. Kinerja guru dalam penelitian ini dapat diukur berdasarkan 4

indikator, yaitu kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam

pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru

dalam disiplin tugas.

D. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam pengembangan sekolah dengan penerapan Superkol ini dapat digambarkan dalam skema berikut

12

Kinerja Guru RendahPemberdayaan guru blm

optimalPembelajaran monoton

Prestasi rendah

Kepala Sekolah Belum Menrapkan

“SUPERKOL”

KondisiAwal

Team Work yang SolidSemangat dan

Komitmen TinggiKinerja MeningkatPrestasi Meningkat

PenerapanSUPERKOLAktivitas

Hasil /Dampak

Page 19: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat

Tempat kegiatan ini dilakukan sesuai dengan tugas sebagai kepala sekolah yaitu di SD

Negeri 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penulisan best practice ini

adalah:

1. Observasi langsung, dalam konteks ini, penulis (Kepala Sekolah) benar-benar mengalami

langsung dalam setiap tahapan dan mencatat setiap langkah-langkah yang direncanakan

dan dilaksanakan.

2. Studi dokumen, semua dokumen terkait yang ada di sekolah menjadi bahan bacaan dalam

menganalisis perkembangan peningkatan mutu di SDN 03 Kedungwuni. Dokumen yang

dimaksud adalah dokumen evaluasi diri sekolah, Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dokumen kurikulum sekolah, dan profil

sekolah.

3. Wawancara, dalam konteks ini yang dimaksud wawancara adalah bincang-bincang non

formal dengan warga sekolah

C. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam best practice ini adalah teknik analisis

deskriptif yang menggambarkan hasil tahapan-tahapan yang telah dilakukan dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan di SDN 03 Kedungwuni melalui SUPERKOL. Analisis yang

dimaksud adalah mendiskripsikan hasil penerapan SUPERKOL dilihat dari: (1) terbentuknya

team work yang solid; (2) meningkatnya Kinerja Guru (3); Meningkatnya Prestasi Sekolah.

13

Page 20: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Penyajian data terbagi dalam 3 kelompok, yakni :

1. Terbentuknya team work yang solid

No Nama & NIP Gol Ruang Jabatan Keterangan

1BARIROH, S.Pd.NIP. 19660613 198806 2 001

IV/A Kepala Sekolah team work

2JASRIYAH, S.Pd.I.NIP. 196012011982012009

IV/A Guru Agama team work

3NURHAYATI, A.Ma.Pd.NIP. 196011221982022005

IV/A Guru Kelas I team work

4WAHMAT, S.Pd.NIP. 196304111984051003

IV/A Guru Kelas II team work

5TATIK SUNARTI, A.Ma.Pd.

NIP. 195512281977012002 IV/A Guru Kelas III team work

6TRI SEPTI SETYANINGRUM, S.Pd. - Guru Kelas IV team work

7FITRI HARIWAHYUNI,.S.PD

- Guru Kelas V team work

8SITI SUBARDINI, S.Pd.NIP. 196708121994012001

III/D Guru Kelas VI team work

9ARIF WAHYUDI,A.Ma.Pd.ORNIP. -

-GWB

Gr O.R.team work

10NUR ARIFAH, S.Pd.INIP. -

-Admistrasi &

operatorteam work

11RINJARWONIP. 19600908 1988702 1 004

II/C Penjagateam work

2. Pemberdayaan Guru, melalui KKG, Pembagian Tugas, melanjutkan studi

No Nama & NIP Gol Ruang Jabatan Keterangan

1NURHAYATI, A.Ma.Pd.NIP. 196011221982022005

IV/A Guru KelasKKG

2JASRIYAH, S.Pd.I.NIP. 196012011982012009

IV/A Guru Agama KKG

3ARIF WAHYUDI,A.Ma.Pd.ORNIP. -

-GWB

Gr O.R.KKG

4TRI SEPTI SETYANINGRUM, S.Pd.

NIP. -- Guru Kelas IV

Melanjutkan studi

5 NUR ARIFAH, S.Pd.INIP. -

- Admistrasi & operator

Melanjutkan

14

Page 21: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

studi

6RINJARWONIP. 19600908 1988702 1 004

II/C PenjagaKKG

7FITRI HARIWAHYUNI,.S.PD

- Guru Kelas VMelanjutkan

studi

3. Meningkatnya Kinerja Guru, semakin disiplin dalam bekerja, PAKEM, semangat dalam

mengajar dan aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra kurikuler

No Nama & NIP disiplinMemakai

metode belajar

Aktif dan semangat mengajar

1BARIROH, S.Pd.

NIP. 19660613 198806 2 001

2NURHAYATI, A.Ma.Pd.

NIP. 196011221982022005

3JASRIYAH, S.Pd.I.

NIP. 196012011982012009

4TATIK SUNARTI, A.Ma.Pd.

NIP. 195512281977012002

5SITI SUBARDINI, S.Pd.

NIP. 196708121994012001

6WAHMAT, S.Pd.

NIP. 196304111984051003

7TRI SEPTI SETYANINGRUM,

S.Pd.

8FITRI

HARIWAHYUNI,.S.PD

9ARIF WAHYUDI,A.Ma.ORNIP. -

10NUR ARIFAH, S.Pd.INIP. -

11RINJARWONIP. 19600908 1988702 1 004

12AGUS PURWANTO, A.Ma.Pust.

4. Meningkatnya Prestasi Sekolah, prestasi dalam hal ini tidak hanya dalam memperoleh

kejuaraan, tetapi adanya semangat untuk selalu mengikuti kegiatan lomba dan aktif dalam

kegiatan ekstra kurikuler dan pembinaan lainnya.

1. Prestasi sebagai kepala sekolah

1) JUARA1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Kecamatan Tahun 2015

15

Page 22: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

2) Juara 3 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi tahun 2014

2. Prestasi Pengembangan profesi dengan judul :

1) Sumbangan keberhasilan belajar mata pelajaran yang di UASkan terhadap motivasi

belajar studi lanjut pada siswa kelas VI SDN 03 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

2) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas 2 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015

tentang tugas ku dalam kehidupan social pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

melalui model pembelajaran inquiry SDN 03 Kedungwuni.

3. Prestasi Dalam bidang bimbingan siswa

1) POPDA SENI SD juara I Bulu tangkis putra 2013

2) POPDA SENI SD juara I Cabang Kid Atletik (Lempar Turbo) putri 2013

3) POPDA SENI SD juara I Bulu tangkis putri 2013

4) POPDA SENI SD juara I catur putri 2013

5) Invitasi Teakwondo Tingkat SD Se-Kab. Pekalongan Juara I tahun 2013

6) POPDA SD juara III Bulu tangkis putra 2014

7) POPDA SD juara III Bola Volly putra 2015

4. Prestasi Dalam Keluarga dan masyarakat

1) Meningkatkan prestasi peserta didik baik prestasi akademik maupun prestasi nonakademik.

2) Mencetak lulusan yang mandiri dan mampu mengikuti perkembangan jaman.

3) Menjadikan anak-anak didik di SDN 03 Kedungwuni menjadi anak-anak yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

5. Pengabdian di Dunia Pendidikan

1) Menjadi pengurus Dharma Wanita UPT Dindikbud Kedungwuni

2) Menjadi pengurus PK2S UPT Dindikbud Kedungwuni.

6. Pengabdian di Masyarakat

1) Menjadi pengurus Muslimat anak cabang Kedungwuni.

2) Menjadi pengurus Muslimat Kabupaten Pekalongan.

3) Menjadi pengurus di Yayasa Pendidikan Muslimat Kabupaten Pekalongan.

4) Menjadi pengurus majelis taklim perempuan Kabupaten Pekalongan.

16

Page 23: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

5) Menjadi pengurus GOPTKI Kabupaten Pekalongan.

6) Menjadi pengurus Ikatan Haji Muslimat Kabupaten Pekalongan.

BAB V

PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran dikelas menjadi salah satu

kunci keberhasilan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu diperlukan strategi

tertentu dalam rangka menumbuhkan motivasi guru dan pengembangan profesionalisme.

Dalam rangka meningkatkan kinerja guru di SDN 03 Kedungwuni, kami menggunakan

strategi Superkol. Strategi ini kami laksanakan dengan prinsip praktis, sistematis, obyektif,

realistis, antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, berkesinambungan dan

terpadu. Strategi Supervisi dengan pendekatan Kolaboratif yang kami gunakan adalah

serangkaian kegiatan dalam rangka membantu guru mengembangkan kemampuannya

mengelola proses pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan ini

difokuskan pada peningkatan kinerja guru khususnya kualitas pembelajarannya.

Strategi ini kami gunakan dengan beberapa alasan dan pertimbangan sebagai berikut :

1. Dalam Supervisi dengan pendekatan kolaboratif bantuan yang diberikan oleh supervisor

bukan bersifat instruksi atau perintah, tetapi terciptanya hubungan yang manusiawi,

sehingga guru-guru memiliki rasa aman, dengan rasa aman diharapkan adanya kesediaan

untuk menerima perbaikan .

2. Adanya kesepakatan bersama dalam merencanakan pembelajaran, karena RPP disusun

oleh guru, kemudian dimusyawarahkan bersama dengan supervisor untuk dibahas dan

diperbaiki bersama.

3. Suasana dalam kegiatan supervisi adalah suasana kehangatan kedekatan dan keterbukaan

4. Umpan balik diberikan secapat mungkin dan sifatnya obyektif

5. Pada akhir kegiatan diadakan refleksi, untuk diadakan tindak lanjut dan perbaikan pada

kegiatan pendampingan berikutnya, sekaligus sebagai koreksi dan langkah langkah

perbaikan.

6. Kegiatan supervisi dengan pendekatan kolaboratif dilaksanakan atas dasar harapan dan

dorongan dari guru sendiri karena memang membutuhkan bantuan.

17

Page 24: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

7. Kegiatan supervisi dengan pendekatan kolaboratif dilaksanakan secara

berkesinambungan.

Untuk meningkatkan kinerja guru-guru SDN 03 Kedungwuni diperlukan sebuah

strategi khusus. Diharapkan dengan strategi ini kinerja guru SDN 03 Kedungwuni dapat

meningkat yang imbasnya dapat meningkatkan prestasi di sekolah. Strategi penerapan

Superkol diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya kinerja guru dan rendahnya prestasi

SDN 03 Kedungwuni .

Agar penerapan Superkol dapat berjalan dengan efektif diperlukan adanya tahapan

operasioanal pelaksanaan sebagai berikut:

1. Membentuk team work yang solid. Pada langkah ini kepala sekolah melakukan penataan

dengan mengkondisikan semua warga sekolah menjadi team work yang solid dan

menciptakan suasana akrab dengan guru. Keterbukaan Kepala Sekolah menjadi kunci

kesuksesan langkah ini.

2. Membangun semangat dan komitmen. Pada langkah ini yang dilakukan kepala sekolah

adalah membangun semangat dan komitmen guru melalui sambung rasa dan curah

pendapat yang diteruskan guru untuk membangun semangat dan komitmen siswa. Semua

dilakukan dalam menyiapkan diri agar berprestasi.

3. Persiapan dengan menciptakan suasana yang akrab dengan guru, membahas persiapan

yang dibuat guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus

pengamatan, menyepakati intrumen yang akan digunakan serta menentukan waktu

pelaksanaan supervisi sesuai program yng telah di buat kepala sekolah.

4. Pelaksanaan program. Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati

menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Mencatat perilaku guru dan siswa. Pada

tahapan ini Kepala Sekolah dan guru memiliki peran sentral untuk memberikan

pelayanan yang prima utamanya kepada peserta didik dan masyarakat. Komite sekolah,

orangtua siswa, dan masyarakat akan berperan selaku pemantau meskipun tidak menutup

kemungkinan ada pelibatan terhadap mereka dalam pelaksanaan.

5. Pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi dengan memberikan umpan balik sehingga guru

dapat memahami temuan mengubah perilaku yang terindifikasi dan mempraktekan

panduan yang diberikan.

18

Page 25: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

6. Pemberian reward kepada yang berprestasi. Pada tahap ini seluruh warga sekolah berhak

menerima penghargaan atas aktivitas dan kreativitasnya sehingga berprestasi dan

mendapat pengakuan serta layak diberikan reward.

B. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih

1. Team Work Sekolah yang Solid

Sebelum diterapkannya Superkol, komite sekolah hanya sebagai simbol. Kinerja guru

rendah, masing-masing guru hanya sibuk dengan urusan sendiri-sendiri, pengajaran masih

monoton dan Kepedulian terhadap perkembangan peserta didik hanya sebatas keluhan.

Penanganan permasalahan-permasalahan di kelas maupun di sekolah tidak terpecahkan secara

tuntas. Setelah penerapan Superkol keterbukaan antar teman sejawat, antara kepala sekolah

dengan guru, antara guru dengan siswa mulai kelihatan dan lama kelamaan menjadi sebuah

budaya. Semangat dan kinerja guru meningkat dalam bekerja, PAKEM sudah terlaksana,

kedisiplinan guru baik. kebiasaan saling membantu, saling memberi, berdiskusi, dan dalam

mengerjakan/melaksanakan tugas.

Manajemen sekolah dengan konsep pemberdayaan dan membangun jejaring sosial

yang kuat akan sangat efektif dalam rangka memperlancar tugas dinas keseharian. Aktifitas

dan jejaring sosial sangat diperlukan dalam membangun ketahanan sekolah khususnya di

SDN 03 Kedungwuni. Untuk membangun ketahanan sekolah tersebut diperlukan proses dan

berbagai indikator strategi dalam membangun ketahanan dan kebersamaan. Kegiatan untuk

memperkokoh ketahanan sekolah sebagai team work yang solid diantaranya, melalui kegiatan

pembiasaan doa bersama di awal sebelum memulai pelajaran di kelas, kunjungan teman yang

sakit, silaturahmi idul fitri, anjangsana mantan kepala sekolah, dan kegiatan lain yang

memperkokoh pilar-pilar ketahanan sekolah. Sehingga ketahanan sekolah dan kebersamaan

dapat terjaga dengan baik, imbasnya tentu akan makin meningkatnya kinerja seluruh guru dan

karyawan di sekolah

Di samping itu kegiatan eksternal yang dilakukan dalam upaya memperkokoh

ketahanan sekolah, dilakukan koordinasi dengan komite, pihak desa, puskesmas, dan tokoh

masyarakat/agama di sekitar lingkungan sekolah.

Hubungan dengan pihak luar sangat penting sekali, karena untuk mengembangkan

hubungan antar lembaga dan lebih mengenalkan sekolah dengan pihak dunia luar dan

masyarakat yang ada

19

Page 26: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

2. Pemberdayaan Guru

Jika para guru dan semua komponen yang ada dalam satuan pendidikan tersebut secara

bersama-sama dan bersinergi dalam mendukung program-program sekolah, maka harapan visi

dan misi sekolah yang kita dambakan insya Allah dapat tercapai.

Dampak dari pemberdayaan para guru melalui KKG, pembagian tugas dan

pendampingan sangat luar biasa. Kompetensi personal makin meningkat, hal ini dibuktikan

adanya pengembangan kompetensi diri dengan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih

tinggi, berhasilnya prestasi yang diraih oleh guru-guru dalam even lomba, baik lomba yang

diselenggarakan dinas maupun non dinas. Pada Tahun 2014 Guru dan kepala SDN 03

Kedungwuni mewakili mengikuti lomba guru dan Kepala Sekolah berprestasi tingkat

kecamatan. Prestasi yang diraih oleh para guru diharapkan dapat memacu bagi teman-teman

lain untuk lebih berprestasi di masa yang akan datang.

3. Kinerja Guru Meningkat

Setelah kegiatan Supervisi dengan pendekatan kolaboratif (Superkol) dilaksanakan,

terdapat peningkatan kinerja guru SDN 03 Kedungwuni dalam mengelola pembelajaran dan

kegiatan ektrakurikuler, dengan kriteria peningkatan sebagai berikut:

a. Kedisiplinan Guru meningkat. Guru sudah jarang yang terlambat datang dan masuk ke

kelas

b. Pembelajaran sudah PAKEM yang menyebabkan siswa mulai memiliki keberanian untuk

bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan dari guru tanpa rasa takut dan tekanan

dari guru.

c. Siswa mulai memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dengan adanya sanjungan,

penghargaan dan motivasi dari guru dalam pembelajaran.

d. Semangat dan antusiasme siswa dalam pembelajaran cukup tinggi karena pembelajaran

berlangsung menyenangkan.

e. Guru memiliki kemauan dan kemampuan menggunakan alat peraga, sehingga

pembelajaran lebih bermakna.

f. Pembina ekstrakurikuler semangat dan antusias dalam kegiatan.

4. Prestasi Sekolah Meningkat

20

Page 27: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

Pemberian kepercayaan pada guru dalam pendelegasian tugas-tugas dan memberikan

pujian atas kinerja yang dilakukan, mampu meningkatkan semangat dan gairah dalam bekerja.

Kebersamaan dan tanggung jawab terhadap bidang tugasnya mampu memberikan sumbangsih

yang sangat besar pengaruhnya dalam hal meraih prestasi sekolah. Beberapa prestasi sekolah

yang diraih berkat team work yang solid diantaranya:

A. Prestasi yang layak Menjadikan saya sebagai Kepala Sekolah

a. Prestasi yang telah diraih

1) Prerstasi sebagai kepsek

a) 1). JUARA1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Kecamatan Tahun

2015

b) Juara 3 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi tahun 2014

B. Pengalaman Kerja Sebagai Guru

Masa kerja saya sekarang sudah 26 tahun 10 bulan terhitung sejak diangkat

menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Saya diangkat menjadi CPNS berdasarkan

Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Jawa Tengah No: 813.2/12200/88 tanggal

31 Mei 1988. Pengangkatan itu Terhitung Mulai Tanggal 1 Juni 1988 dengan pangkat

II/a, NIP 131728443 dan ditugaskan sebagai guru SD Negeri Batursari 03 Kecamatan

Talun Kab. Pekalongan. Kemudian mutasi berdasarkan keputusan gubernur Jawa Tengah

No. 822.2/116/1992 di SD Negeri Kedungwuni 03.

C. Pengalaman Kerja sebagai Kepala Sekolah

Saya diangkat sebagai kepala sekolah sejak tanggal 30 Desember 2008 berdasarkan

keputusan Bupati Pekalongan Nomor : 821.2/140b/2008 tanggal 30 Desember 2008 di

SD Negeri Proto Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Kemudian mutasi

berdasarkan Keputusan Bupati Nomor: 821.2/133/2010 tanggal 13 Juli 2010 di SD

Negeri 03 Kedungwuni sampai sekarang.

D. Prestasi Dalam Pengembangan Profesi

Selama menjadi guru saya telah menulis beberapa karya pengembangan profesi, yaitu :

21

Page 28: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

a) Sumbangan keberhasilan belajar mata pelajaran yang di UASkan terhadap motivasi

belajar studi lanjut pada siswa kelas VI SDN 03 Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan.

b) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas 2 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 tentang

tugas ku dalam kehidupan social pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui model

pembelajaran inquiry SDN 03 Kedungwuni.

E. Prestasi dalam bidang Bimbingan Siswa

1. POPDA juara I Tenis Lapangan tahun 2015

F. Prestasi Dalam Keluarga dan Masyarakat

Saya sudah berkeluarga sejak bulan Februari 1991. Abdul Aziz, S. Pd, M. Pd menjadi suami pilihan Allah untuk saya,

1. Suami Abdul Aziz, S. Pd, M. Pd bekerja sebagai Penilik PLS mengabdi sejak tanggal

1 Juni 1988.

2. Anak

1) Sartika Fauziah masih kuliah

2) Moh. Dzikri Faza duduk di kelas I SMK

3. Pengabdian di Masyarakat

1) Menjadi Kertua Penyelenggara PAUD Adz Dzikri (KB dan TPA) di Desa Podo

Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

2) Menjadi ketua penyelenggara TK Muslimat NU Podo Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan.

3) Menjadi Ketua Muslimat Ranting Podo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan

HARAPAN DAN RENCANA KEGIATAN MASA DATANG

A. Pengabdian sebagai Kepala Sekolah:

22

Page 29: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

a. Meningkatkan prestasi peserta didik baik prestasi akademik maupun prestasi

nonakademik.

b. Mencetak lulusan yang mandiri dan mampu mengikuti perkembangan jaman.

c. Menjadikan anak-anak didik di SDN 03 Kedungwuni menjadi anak-anak yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

B. Pengabdian di dunia pendidikan:

a. Menjadi pengurus Dharma Wanita UPT Dindikbud Kedungwuni

b. Menjadi pengurus PK2S UPT Dindikbud Kedungwuni.

C. Pengabdian di masyarakat

a. Menjadi pengurus Muslimat anak cabang Kedungwuni.

b. Menjadi pengurus Muslimat Kabupaten Pekalongan.

c. Menjadi pengurus di Yayasa Pendidikan Muslimat Kabupaten Pekalongan.

d. Menjadi pengurus majelis taklim perempuan Kabupaten Pekalongan.

e. Menjadi pengurus GOPTKI Kabupaten Pekalongan.

f. Menjadi pengurus Ikatan Haji Muslimat Kabupaten Pekalongan.

Masih banyak prestasi lainnya yang diberikan pada SDN 03 Kedungwuni Kecamatan

Kedungwuni dalam bidang akdemik maupun non akademik, termasuk baik tingkat

kecamatan, kabupaten maupun provinsi.

Supervisi dengan pendekatan kolaboratif merupakan upaya memanusiakan manusia

dengan pendekatan humanis andragogis dengan memberdayakan dan menghormati hak-

haknya ternyata mampu memberikan hasil nyata yang lebih efektif dan optimal.

C. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih

Dari dampak nyata yang kami alami dan diuraikan di atas, bukan berarti strategi yang

kami laksanakan ini tanpa kendala, karena dari berbagai segi dan berbagai sisi ternyata

banyak kendala yang kami hadapi yaitu:

23

Page 30: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

1. Kemauan dan kesadaran guru untuk berubah dalam pembelajaran masih sangat rendah

sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dan motivasi yang terus menerus.

2. Guru yang selama ini sudah merasa nyaman dengan kebiasaan pembelajaran

konversional, merasa terusik dengan adanya inovasi baru pembelajaran yaitu PAKEM.

3. Lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar kurang mendukung anak dalam

kegiatan belajar, karena sebagian besar masih acuh terhadap pendidikan anak.

4. Dukungan Sarana dan Prasarana dari pemerintah yang masih kurang.

D. Faktor faktor pendukung

Kendala yang ada ternyata tidak mudah untuk dapat di atasi, namun faktor pendukung

yang dimiliki sekolah menjadi modal berharga dalam mengatasi masalah.

Hal-hal yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan SUPERKOL di SDN 03

Kedungwuni, di antaranya: (1) kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan memiliki

semangat dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan SDN 03 Kedungwuni sebagai pusat

pendidikan yang berkualitas; (2) komite sekolah memberikan dukungan yang tinggi dalam

setiap program yang dibuat sekolah, sehingga memudahkan sekolah dalam mengembangkan

sumber daya secara optimal, (3) Kepala UPTD dan Pengawas sangat mengapresiasi dan

memberikan semangat sehingga memotivasi guru dan Kepala Sekolah untuk terus berkreasi,

(4) masyarakat merespon kemajuan SDN 03 Kedungwuni secara positif dan banyak yang

memilih SDN 03 Kedungwuni sebagai tempat sekolah bagi putra-putrinya, dan (5)

terjalinnya kerjasama yang erat dengan berbagai lembaga lain dalam pengembangan sekolah

E. Tindak Lanjut

Melihat hasil yang cukup signifikan dari pelaksanaan supervisi dengan pendekatan

kolaboratif, maka diperlukan adanya alternatif pengembangan dalam rangka meningkatkan

kinerja dan hasil pembelajaran di sekolah. Beberapa alternatif pengembangan yang penting

untuk dilakukan adalah:

1. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap

semua guru dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan.

2. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif perlu dilakukan secara terprogram dan

terencana, terhadap semua guru kelas dan seluruh bidang studi yang ada di Sekolah Dasar

24

Page 31: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

3. Perlu dikembangkan adanya pendampingan yang dilakukan oleh guru senior (mentor)

terhadap guru yunior atau guru baru, dalam rangka berbagi pengalaman dalam

pembelajaran

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Pengalaman dalam pengelolaan sekolah sebagaimana diuraikan di atas dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan sekolah melalui penerapan Superkol di SDN 03 Kedungwuni, dilakukan

dengan enam tahap kegiatan, yakni: (1) membentuk team work yang solid, (2)

membangun semangat dan komitmen, (3) Penyusunan program Supervisi (4) pelaksanaan

program, dan (5) pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi (6) Pemberian reward kepada

yang berprestasi.

2. Dampak positif dari penerapan Superkol di SDN 03 Kedungwuni adalah: (1)

terbentuknya team work yang solid yang melibatkan seluruh stakeholders SDN 03

Kedungwuni yang saling bahu membahu serta memiliki keberanian dan keterbukaan

dalam memberikan saran untuk kemajuan sekolah, (2) terwujudnya semangat kerja yang

tinggi dan komitmen dalam menjalakan pengabdian dan tugas, (3) munculnya perasaan

bangga terhadap SDN 03 Kedungwuni dari seluruh stakeholders dengan diraihnya

berbagai prestasi baik oleh siswa, guru, Kepala Sekolah, maupun sekolah sebagai

25

Page 32: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

lembaga, serta (4) munculnya apresiasi dari kalangan dunia pendidikan terhadap SDN 03

Kedungwuni dengan hadirnya beberapa KKKS dari berbagai kecamatan lain.

B. Rekomendasi

Dari hasil tersebut di atas selanjutnya penulis merekomendasikan hal-hal sebagai

berikut.

1. Sekolah perlu menkondisikan agar terbentuk team work yang solid dengan keterbukaan

dan menjalin kerja sama,

2. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif dapat dilakukan oleh kepala sekolah terhadap

guru mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan

evaluasi hasil belajar, tindak lanjut dan kegiatan ektrakurikuler.

3. Dalam pembelajaran guru perlu diarahkan untuk mempersiapkan media dan sumber

belajar dengan baik, sehingga mudah untuk melaksanakan proses pembelajaran dan daya

serap siswa menjadi lebih tinggi.

4. Kesulitan-kesulitan guru dalam mempersiapkan media dan sumber belajar perlu didukung

oleh sekolah dalam hal pendanaan sehingga media dan sumber belajar yang dipersiapkan

dapat lebih optimal.

26

Page 33: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah, Jakarta, Dirjen PMPTK

Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Jakarta, Dirjen PMPTK

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.

Nuryanah, Sri. Supervisi Akademik meningkatkan Kinerja Guru.Bandung: PT.Rinai Jaya.

Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: PT Apollo.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Refika Aditema,

Cet. Ke-10, 2006

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Manajemen sumber data perusahaan, Bandung:PT Refika Aditema 2004

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta CV. Eko Jaya, 2005

27

Page 34: SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

Purwanto, M. Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Prabu, A.A Mangkunegara Anwar, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Rosdakarya, 2000

28