sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan · pdf filependidikan sendiri maupun oleh para...
Post on 03-Feb-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP, SILABUS DAN RPP
MELALUI ASESMEN PORTOFOLIO HASIL PELATIHAN
DI KECAMATAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
1
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP, SILABUS DAN RPP
MELALUI ASESMEN PORTOFOLIO HASIL PELATIHAN
DI KECAMATAN MENUKUNG KABUPATEN
MELAWI KALIMANTAN BARAT
Oleh
Y. Ason, S.Pd, M.Pd
NIDN : 11-0101-6506
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2010
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), merupakan tuntutan pelaksanaan pembaharuan pendidikan yang diharapkan
dapat mendukung segala upaya untuk memecahkan masalah pendidikan. Dalam proses
pembelajaran, kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain
guru, sarana dan prasarana pendidikan lainnya. Oleh karena itu, kurikulum digunakan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu
indikator mutu pendidikan. Di Indonesia tercatat telah lima kali revisi kurikulum
pendidikan dasar dan menengah, yaitu pada tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun
1994 dan ujicoba kurikulum tahun 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang direvisi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Revisi
kurikulum tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi perkembangan jaman, serta untuk
memberikan guideline atau acuan bagi penyelenggaraan pembelajaran di satuan
pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, ”Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik”.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum baru hasil
uji coba Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Oleh karena itu ketika draf kurikulum
(KTSP) disosialisasikan hangat dibicarakan di mana-mana, baik oleh pemerintah maupun
oleh para pelaksana pendidikan di lapangan. Hal ini terjadi karena keberadaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini sempat membingungkan bagi sebagian
orang yang berkecimpung dan menaruh perhatian terhadap pendidikan. Bahkan komentar
yang sering kita dengar adalah,”ganti Menteri ganti kebijakan, ganti juga kurikulum.”
3
Padahal dengan KTSP ini diharapkan menjadi ”dongkrak” kualitas pendidikan yang
kondisinya semakin terpuruk dan mengkhawatirkan.
Menurut Khaeruddin (2007), ”Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP)
merupakan kurikulum yang paling tepat untuk menjebatani kesalahpahaman berbagai
pihak dalam menafsirkan kurikulum. Kurikulum bukan merupakan sesuatu yang sekali
jadi, namun kurikulum itu harus fleksibel dan selalu dinamis. Dengan demikian bisa
membentuk dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, karakteristik
peserta didik, dan kebutuhan lingkungan masing-masing. Jadi perubahan kurikulum
merupakan proses berlanjut dan berkesenambungan menuju suatu kesempurnaan.”
Namun karena dalam pelaksanaannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini
menuntut prakarsa Kepala Sekolah dan Guru di setiap satuan pendidikan untuk
menggerakkan mesin utama pendidikan yakni pembelajaran, maka dirasa sangat
memberatkan mereka. Apalagi para Guru dituntut untuk menyusun sendiri kurikulum
yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing adalah merupakan pekerjaan yang
tidak mudah dan sangat berat bagi mereka, sehingga muncul komentar atau persepsi
bahwa KTSP membebani guru.
Ketika pertama kali KTSP dicanangkan sebagai kurikulum, para pengawas, kepala
sekolah dan guru merasa bingung , resah, dan was-was karena seolah-olah dengan
keberadaan KTSP pekerjaan mereka terutama para guru beban tugasnya bertambah.
Tugas dan tanggung jawab guru dalam kurikulum ini bertambah berat, karena KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap
satuan pendidikan dengan ujung tombaknya adalah guru dan kepala sekolah. Dalam
KTSP , kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran
nyata di kelas. Pelaksanaan KTSP ini mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 dikatakan :
1. Pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
4
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
deverervikasi sesuai dengan satuan pendidiikan, potensi daerah, dan peserta didik.
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah
dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).”
Dalam kaitannya dengan pengembangan stadar kompetensi, guru harus mampu
menyusun silabus dan mengembangkannya sebagai penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Penyusunan silabus harus dikembangkan dengan memperhatikan prinsip ilmiah,
relevan, fleksibel, dan menyeluruh. Dengan demikian tugas guru dan kepala sekolah
dalam rangka implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan ini tidaklah mudah
bahkan boleh dikatakan sulit sekali. Walaupun pada prinsipnya KTSP sebenarnya bukan
hal yang baru, melainkan hanya modifikasi dari kurikulum yang sudah ada. Akan tetapi
mau tidak mau model KTSP menuntut kreativitas, kesiapan dan profesionalisme guru
serta menjadi peluang untuk mengembalikan otonomi pendidikan, otonomi sekolah dan
otonomi guru dalam menyusun model pendidikan yang sesuai dengan kondisi lokal.
KTSP sesungguhnya menjadi peluang bagi sekolah, kepala sekolah dan guru untuk
melaksanakan otonomi pendidikan sebagai dampak dari adanya desentralisasi pendidikan.
Hal ini singkron dengan apa yang telah dicanangkan mengenai konsep Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS). Sebagaimana yang dikatakan oleh Martin Handoko, bahwa
manajemen berbasis sekolah sebagai sistem manajemen yang bertumpu pada pola
situasi-kondisi dan kebutuhan sekolah setempat. Sekolah diharap mengenali
kekuatan dan kelemahannya, potensi-potensinya, peluang dan ancaman yang
dihadapinya, sebagai dasar dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan
yang akan diambilnya.
5
Berdasarkan analisis di atas lalu sekolah dapat dengan tepat menentapkan
program-program pengembangannya untuk jangka waktu tertentu yang mungkin
berbeda dari sekolah yang lain. MBS dikembangkan dengan kesadaran bahwa
setiap sekolah memiliki kondisi, situasi serta kebutuhan yang berbeda-beda.”
Bagaimana kondisi di lapangan ? Kenyataan menunjukkan bahwa meskipun KTSP
sudah disosialisasikan sejak empat atau lima tahun yang lalu, namun pada kenyataanya
sampai saat ini tidak semua sekolah mampu mengimplementasikannya, terutama
sekolah-sekolah yang terdapat di daerah pedalaman yang terpencil dan jauh dari kota.
Situasi yang dialami di lapangan dengan ketidak siapan sekolah untuk melaksanakan
KTSP, bisa dipahami karena selama Orde Baru dengan diterapkannya sentralisasi
pendidikan oleh pemerintah pusat para guru sebagai pelaksana pendidikan di lapangan
tidak pernah dilibatkan dalam penyusun kurikulum. Selama ini kurikulum dibuat oleh
pemerintah pusat secara sentralistik dan berlaku bagi seluruh anak bangsa di seluruh
tanah air Indonesia. Karena kurikulum dibuat secara sentralistik, setiap satuan pendidikan
diharuskan untuk melaksanakan dan mengiplementasikannya sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang disusun oleh pemerintah pusat
menyertai kurikulum tersebut. Dalam hal ini, setiap sekolah tinggal menjabarkan
kurikulum yang dibuat oleh pusat (pusat kurikulum/puskur, sekarang Badan Standar
Nasional Pendidikan/BSNP) ke dalam satuan pelajaran sesuai dengan mata pelajaran
masing-masing. Oleh karena itu para guru terbiasa dengan juklak dan juknis kurikulum
yang mereka terima dan melaksanakannya sesuai dengan juklak dan juknis tersebut,
akibatnya kreativitas dan otonomi mereka sebagai guru terhambat.
Karena terbiasa disuguhkan dengan kurikulum yang sudah jadi baik oleh Dinas
Pendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang
kreatif di dalam mengembangkan kurikulum. Oleh karena itu bisa dimengerti, ketika
harus menyusun sendiri kurikulum sekolahnya, para kepala sekolah dan guru mengalami
kesulitan besar.
6
Fakta membuktikan bahwa di Kecamatan Manukung Kabupaten Melawi dan
mungkin juga di daerah lain yang terpencil, KTSP belum dilaksanakan sebagaimana
menstinya. Berdasarkan pengalaman para guru PNS dan guru kontrak yang mengikuti
penyetaraan D-II program khusus pendidikan guru dalam jabatan yang diselenggarakan
STKIP Melawi tahun akademik 2008/2009 yang lalu, dijumpai bahwa mereka masih
mengajar menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), bahkan kurikulum
1994 atau1999. Berdasarkan pengalaman tersebut maka perlu diadakan pelatihan dalam
rangka implementasi KTSP bagi guru-guru yang bertugas di daerah terpencil.
Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mendidik mahasiswa dan dosen agar berjiwa
penuh pengabdian serta memiliki gairahan untuk meneliti dan memiliki sikap tanggung
jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Kiprah Perguruan Tinggi bagi
usaha pembangunan nasional dan daerah ini perlu ditingkatkan peranannya sesuai dengan
kebutuhan saat ini dan di masa-masa mendatang.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM)
merupakan salah satu unsur penting dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, Ketiga unsur
Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut wajib dilaksanakan oleh segenap Civitas
Akademika Perguruan Tinggi dengan ujung tombaknya adalah dosen dan mahasiswa.
Pengabdian kepada masyarakat wajib dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa baik secara
individu maupun secara berkelompok yang diprogramkan oleh Perguruan Tinggi atau
oleh unit tertentu dalam lembaga atau institusi Perguruan Tinggi.
Sebagai lembaga/institusi baru, STKIP Melawi sebagai salah satu Perguruan
Tinggi yang ada di daerah, memiliki peranan penting dalam rangka ikut serta membangun
bangsa melalui dunia pendidikan tinggi. Oleh karena itu keberadaan STKIP Melawi
diharapkan mampu mengemban tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di daereh dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional
7
B. Perumusan Masalah
Sebagaimana telah dikatakan bahwa KTSP bukan kurikulum baru, tetapi tetap saja
merepotkan guru dan kepala sekolah serta tenaga kependidikan lain di lapangan, terutama
bagi mereka yang belum memiliki wawasan tentang KTSP, bahkan mungkin ada yang
baru mengenalnya. Berkenaan dengan permasalahan tersebut maka peran kepala sekolah
dan guru sangat menentukan dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) ini di masa yang akan datang.
Berangkat dari hal tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan penelitian
sebagai berikut :”Bagaimana merancang pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru SD
dalam Implementasi KTSP Melalui Asesmen Portofolio?”
Pengembangan Program Peningkatan Kompetensi Guru SD dalam Implementasi
KTSP Melalui Asesmen Portofolio tersebut dijabarkan berupa pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana kompetensi awal guru-guru SD tentang KTSP dan pemahaman mereka
tentang asesmen portofolio ?
2. Bagaimana mengembangkan pemahaman guru tentang Silabus dan RPP melalui
asesmen portofolio ?
3. Bagaimana mengembangkan keterampilan guru dalam menyusun silabus dan RPP ?
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian KTSP
Secara umum konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu spesifik
rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada siswa.
Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan
yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan panduan siswa untuk
belajar. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Oemar Hamalik,
kurikulum menurut pandangan lama adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh murid untuk memperoleh ijazah. 1 Sedangkan menurut S. Nasution kurikulum
diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.2 .
Definisi tersebut merupakan definisi tradisional mengenai kurikulum. Sedangkan
menurut David Pratt dalam Curriculum,Design and Development, menyatakan bahwa :
A curruculum is an organized set of formal educational and or training intentions.
Maksudnya kurikulum yaitu seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat
latihan. 3
Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003, kurikulum didefinisikan sebagai
seperangkat rancangan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
1 Oemar Hamalik, 1993, Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan sistem dan Prosedur,
Bandung,Trigenda karya, h. 18
2 Nasution, 1995, Asas-asas Kurikulum, Jakarta,Buni Aksara, h. 12
3 David Pratt, 1980, Curriculum Design and Development, New York,harcourt Brace Jovanovich, h. 4
9
tujuan pendidikan tertentu.4 Selanjutnya menurut Burhan Nurgiyantoro, sebagaimana
dikutip oleh Kharudin,dkk , mendefinisikan kurikulum sebagai suatu program pendidikan
yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan
tertentu.5 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.6
KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah,
karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan
karakteristik peserta didik. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun,
dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. Pengembangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik. Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi
dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan
pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan
oleh Pemerintah. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
4 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia 5 Khaiudin,dkk, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Konsep dan Implementasinya di
Madrasah,, Semarang,Nuansa Aksara, h. 26
6 Tim Pustaka Yustisia, 2007, Panduan Lengkap KTSP, Yogyakarta,Pustaka Yustisia, h. 1
10
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah.7
Dalam pengembangan kurikulum harus mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yaitu kriteria minimal tentang pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi :
(a) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu; (b) Standar proses adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan ; (c) Standar kompetensi lulusan adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan ;
(d) Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan; (e) Standar sarana
dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ; (f) Standar pengelolaan adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan;
(g) Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan (h) Standar penilaian
pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
7 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosdakarya, h. 8
11
Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Standar Nasional
Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Selanjutnya beberapa hal yang
perlu diperhatikan menyangkut standar isi pada kurikulum yaitu : (a) Standar isi
mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu; (b) Standar isi memuat kerangka dasar dan
struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan/akademik 8
Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
dar menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Satandar Nasional
Pendidikan (BSNP). Panduan ini berisi sekurang-kurangnya: (a) Model-model kurikulum
tingkat satuan pendidikan untuk SD / MI / SDLB / SMP / MTs/SMPLB
/SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK pada jalur pendidikan formal kategori standar; (b)
Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD/MI/
SDLB/SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA / SMALB , dan SMK/MAK pada jalur pendidikan
formal kategori mandiri.
Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
dan menengah keagamaan berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Panduan
ini berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum satuan pendidikan keagamaan
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum tingkat satuan pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/ SMPLB, SMA/MA/SMA LB, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
8 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h. 97
12
B. Implememtasi KTSP
Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau
inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak , baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford
Advance Learner’s Dictionary dikatakan bahwa implementasi adalah ’put
something into effect”9
Sementara itu implementasi KTSP adalah suatau proses penerapan ide,
konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran sehinga
peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan. Implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai
aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide,
program atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas-
aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang
diharapkan untuk berubah. 10
Sementara pendapat lain mengatakan bahwa
implementasi kurikulum adalah proses interaksi antara fasilitator sebagai
pengembangan kurikulum dan peserta didik sebagai subjek belajar. Dari uraian di
atas dapat dijelaskan bahwa implementasi kurikulum adalah operasionalisasi
konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam
bentuk kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain implementasi kurikulum
adalah hasil terjelamah guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis. Dalam
implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yakni pengembangan
program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Menurut Mulyasa dalam Kunandar, implementasi kurikulum dipengaruhi
oleh tiga faktor, yakni: (1) karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup
ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan; (2)
9 Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung:
Rosda Karya. h. 18 10 Ibid. h. 20
13
strategi implementasi , yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi,
seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku
kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum
di lapangan; (3) karakteristik penggunaan kurikulum yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap guru terhadapa kurikulum, serta kemampuannya
untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.11
Sementara pendapat lain mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum adalah : Pertama, dukungan kepala sekolah. Kedua,
dukungan rekan sejawat. Ketiga, dukungan internal yang datang dari dalam diri
guru sendiri. Dari ketiga faktor tersebut guru merupakan faktor penentu yang
paling memberikan konstribusi dalam keberhasilan implementasi kurikulum di
sekolah, karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak
melaksanakan tugas dengan baik, maka hasil implementasi kurikulum
(pembelajaran) tidak akan maksimal.12
Agar kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif, serta dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu: (1) menguasai dan memahami
kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi kompetensi lain dengan
baik; (2) menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai
profesi; (3) memahami peserta didik; (4) menggunakan metode yang bervariasi
dalam mengajar; (5) mengikuti perkembangan muktahir; (6) menyiapkan proses
pembelajaran; (6) menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi
yang akan dikembangkan.
Dalam KTSP peran guru hanyalah sebagai fasilitator dalam kegiatan
belajar mengajar. Sebagai fasilitator guru dituntut mempunyai tujuh sikap, yaitu:
(1) tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya; (2) dapat lebih
mendengarkan peserta didik; (3) mau dan mampu menerima ide peserta didik
11 Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung:
Rosda Karya 12 Kunandar, 2007, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru,
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
14
yang inovatif dan kreatif; (4) lebih meningkatkan perhatiannya terhadap
hubungan dengan peserta didik; (5) dapat menerima balikan (feedback) baik yang
positif maupun yang negatif; (6) toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat
peserta didik; (7) menghargai prestasi peserta didik.
KTSP harus dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
dan karakteristik peserta didik. Sebagaimana dikatakan di atas bahwa KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan dengan ujung tombaknya adalah guru dan kepala sekolah. Dalam KTSP,
kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran nyata
di kelas. Pelaksanaan KTSP ini mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 dikatakan :
1). Pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2). Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
deversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
3). Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah
dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).”
4). Dalam kaitannya dengan pengembangan standar kompetensi, guru harus mampu
menyusun silabus dan mengembangkannya sebagai penjabaran standar kompetensi
dan kompetensi dasar ke dalam materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). 13
13 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h. 183
15
KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi dan ciri khas
satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam implementasinya penyusunan KTSP
mencakup komponen-komponen sebagai berikut : (a) Pengembangan visi dan misi, (b)
Perumusan tujuan pendidikan satuan pendidikan, (c) Analisis konteks (untuk memotret
kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan), (d) Pengembangan struktur dan muatan KTSP,
(e) Pengembangan kalender pendidikan, (f) Pengembangan silabus, (g) Pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran /RPP.14
Proses penyusunan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks
terhadap hal-hal sebagai berikut : (a) potensi, kekuatan dan kelemahan yang ada di
sekolah dan satuan pendidikan; (b) peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar; dan (c) mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Selanjutnya ada tujuh langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan KTSP,
yaitu : (1) Menentukan fokus atau kompetensi dasar, (2) Menentukan variabel atau
indikator, (3) Menentukan standar, (4) Membandingkan standar dan kompetensi, (5)
Menentukan kesenjangan yang terjadi , (6) Merencanakan target untuk mencapai standar,
dan (7) Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target. Selanjutnya dalam
menetapkan visi dan misi satuan pendidikan, kepala sekolah harus terlebih dahulu
memahami visi dan misi. 15
Kemudian tugas selanjutnya adalah kepala sekolah harus
menyisihkan waktunya agar dapat mengkomunikasikan visi tersebut ke seluruh jajaran
dan tingkat manajemen. Hal ini dapat dilakukan dengan mengangkat visi sebagai acuan
pada berbagai pertemuan yang melibatkan unsur satuan pendidikan, komite sekolah,
dewan pendidiikan, dunia usaha, dan industri, serta masyarakat di sekitar lingkungan
sekolah.
14 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h.. 172
15 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h. 174
16
Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus menyusun program
peningkatan mutu yang mencakup ; tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai, untuk
program jangka pendek maupun program jangka panjang. Tujuan pendidikan satuan
pendidikan merupakan acuan dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP). Tujuan pendidikan ini mencakup tujuan untuk satauan pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan kejuruan. Selanjutnya setiap satuan
pendidikan harus menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan
kalender pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Standar Isi. Hal lain yang
tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan struktur KTSP yang memuat : mata
pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan
kelas, penjurusan dan kelulusan, serta pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global.
Komponen KTSP lain yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran
adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam
KTSP, silabus merupakan bagian dari kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilian hasil belajar.
Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP
merupakan penjabaran lebih lanjut dari silabus, dan merupakan komponen penting dari
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan
secara profesional.16
16 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Remaja Rosda Karya, h. 176-183
17
Dalam rangka pengembangan KTSP setiap satuan pendidikan perlu membentuk
tim pengembangan kurikulum. Tim pengembangan KTSP terdiri dari guru, kepala
sekolah, guru pembimbing (konselor), komite sekolah, dan dalam hal tertentu dapat
melibatkan orang tua atau peserta didik. Hal ini merupakan langkah awal dari mekanisme
penyusunan KTSP yang perlu mendapat perhatian oleh kepala sekolah. Setelah
pembentukan tim , selanjutnya mengembangkan draf KTSP yang lengkap mulai dari
perumusan visi dan misi satuan pendidikan sampai pada penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang siap diaktualisasikan dalam pembelajaran.
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan
perencanaan sekolah/madrasah.
Berdasarkan beberapa konsep teori tentang Implementasi KTSP di atas dapat
dirumuskan dalam suatu sintesis yaitu bahwa implementasi KTSP merupakan suatu
proses penerapan ide, konsep dan kebijakan kurikulum nasional oleh satuan pendidik
dengan memperhatikan komponen-komponen KTSP yang disusun oleh Badan Standard
Nasional Pendidikan (BSNP). Komponen-komponen yang dimaksud adalah sebagai
berikut : (a) Pengembangan visi dan misi, (b) Perumusan tujuan pendidikan satuan
pendidikan, (c) Analisis konteks (untuk memotret kondisi, dan ciri khas satuan
pendidikan), (d) Pengembangan struktur dan muatan KTSP, (e) Pengembangan kalender
pendidikan, (f) Pengembangan silabus, (g) Pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran /RPP
C. Asesmen Portofolio
Asesmen portofolio adalah asesmen yang terdiri dari kumpulan hasil karya peserta
didik yang disusun secara sistematik yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar,
hasil belajar, proses belajar dan kemajuan (progress) yang dilakukan peserta didik dalam
jangka waktu tertentu. Koleksi/kumpulan hasil karya peserta didik tersebut menuntut
partisipasi penuh peserta didik untuk turut menentukan kriteria dan pemilihan bahan yang
18
akan dimasukkan dalam portofolio. Salah satu isu dalam asesmen portofolio adalah
keharusan untuk dapat membedakan antara koleksi hasil karya yang ditempatkan dalam
satu folder yang biasanya disebut sebagai portofolio dengan suatu model asesmen untuk
memantau dan meningkatkan kinerja peserta didik dalam pendidikan persekolahan yang
biasa disebut sebagai asesmen portofolio. Beberapa elemen penting harus ditambahkan
pada portofolio untuk dapat dikatakan sebagai asesmen portofolio. Dengan kata lain tidak
semua portofolio dapat digunakan untuk asesmen portofolio. Perbedaan pokok dari kedua
hal tersebut terutama dapat dilihat dari tujuan, sebagaimana yang tercantum dalam tabel
berikut ini:
Tabel . 1. Perbedaan Portoflio sebagai koleksi karya dengan Asesmen Portofolio
Portofolio sebagai koleksi karya Asesmen Portofolio
- Sebagai contoh keterampilan yang
Representatif
- Sebagai landasan untuk mencapai level
penguasaan berikutnya
- Sebagai ranah yang telah
Dikembangkan
- Sebagai ranah yang harus dikembangkan
- Sebagai bukti kemampuan yang
Dimiliki
- Sebagai pencatatan kemampuan yang
telah dicapai
- Sebagai bahan yang akan dibahas - Sebagai bahan untuk penyempurnaan
instrumen penilaian
- Sebagai bahan laporan - Sebagai bahan untuk menyesuaikan
kurikulum
Sumber: Shaklee, B.D. et al. (1997).
Portofolio sebagai alat untuk asesmen hasil belajar (asesmen portofolio) haruslah
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) portofolio hendaknya memiliki kriteria
penilaian yang jelas; (2) informasi atau hasil karya yang didokumentasikan dapat berasal
dari semua orang yang mengetahui peserta didik secara baik seperti guru maupun dosen,
19
rekan sesama siswa/mahasiswa, guru dalam mata pelajaran lain, dan sebagainya; (3)
portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi atau hasil karya seperti karangan,
hasil lukisan, skor tes, foto hasil karya, dan lain-lain; (4) kualitas portofolio harus
senantiasa ditingkatkan dari waktu ke waktu berdasarkan hasil karya yang memenuhi
kriteria; (5) setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang sangat
berbeda dengan mata pelajaran lainnya; dan (6) portofolio harus terbuka bagi orang-orang
yang secara langsung berkepentingan dengan hasil karya peserta didik seperti guru, orang
tua peserta didik, dan siswa itu sendiri. Dari karakteristik portofolio yang dikemukakan,
setiap porotofolio yang digunakan sebagai alat asesmen hasil belajar, secara langsung
dapat dijadikan landasan bagi pengembangan kegiatan pembelajaran berikutnya. Dengan
demikian, portofolio dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai maupun memperbaiki
interaksi belajar mengajar, dan dapat pula dijadikan sebagai dasar perencanaan, baik bagi
guru maupun bagi peserta didik. Asesmen portofolio lebih berbentuk self assessment
ketimbang asesmen sepihak yang acapkali dilakukan dalam tes atau dalam asesmen
kinerja (Zainul, 2005).
20
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain Pengembangan
Program Peningkatan Kompetensi Guru SD dalam Implementasi KTSP Melalui Asesmen
Portofolio. Oleh katena itu secara rinci tujuan tersebut dapat dirumuskan:
1. Untuk mengetahui kompetensi awal guru-guru SD tentang KTSP dan pemahaman
mereka tentang asesmen portofolio.
2. Untuk mengembangkan pemahaman guru tentang silabus dan RPP berbasis KTSP
melalui asesmen portofolio
3. Untuk mengembangkan keterampilan guru dalam menyusun Silabus dan RPP serta
pelaksanaannya dalam proses pembelajaran
B. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan pada hal-hal berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang memberikan perhatian terhadap
pelaksanaan dan pengembangan strategi pembelajaran berbasis KTSP.
2. Sebagai sumbangan pemikiran pada penelitian lain yang mengkaji masalah serupa.
3. Sebagai referensi bagi guru dalam pengembangan pembelajaran berbasis KTSP
melalui asesmen portofolio.
21
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Penelitian ini dirancang untuk membuat program pengembangan kompetensi
guru dalam pembelajaran berbasis KTSP melalui asesmen portofolio Sekolah Dasar.
Program yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang memberikan pelatihan bagi guru-
guru SD, agar mereka dapat meningkatkan kemampuan profesional/kompetensi dalam
mengimplementasi KTSP, khususnya dalam menyusun silabus dan RPP melalui asesmen
portofolio, yang pada akhirnya diharapkan dapat memperbaiki kualitas belajar para siswa.
Gambar 1. Kerangka Berpikir Pelatihan
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Research and
Development (R&D), dengan subjek penelitian adalah guru-guru SD Kecamatan
Manukung Kabupaten Melawi. Penelitian dan pengembangan (Research and
Development) merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu produk
Kurikulum KTSP
Asesmen Portofolio
Pelatihan
Pengembangan
program
kompetensi
guru
Model Silabus dan
RPP
Peningkatan
kualitas guru
Kemampuan guru
mengases
Proses belajar siswa SD
22
(Borg and Gall, 2003). Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat
digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi,
model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen, pengawasan,
pembinaan staff, dan lain-lain. Secara garis besar ada tiga langkah penelitian dan
pengembangan. Pertama, studi pendahuluan, mengkaji teori dan mengamati produk atau
kegiatan yang ada. Kedua, melakukan pengembangan produk atau program kegiatan
baru. Ketiga, menguji atau memvalidasi produk atau program kegiatan yang baru.
1. Perancangan Pengembangan Produk
Hasil analisis kebutuhan melalui studi lapangan dan kajian literatur digunakan
sebagai dasar penyusunan program pelatihan sebagai produk dari penelitian ini. Draf
program pelatihan meliputi silabus pelatihan, jenis materi, dan buku pedoman pelatihan.
Draf program pelatihan yang telah disusun selanjutnya divalidasi oleh ahli-ahli yang
terdiri atas ahli pembelajaran KTSP, ahli asesmen dari Konsultan MECCA Pontianak.
Masukan-masukan yang diberikan oleh para ahli digunakan untuk merevisi draf program
pelatihan guru dalam Implementasi KTSP melalui asesmen portofolio.
2. Pelaksanaan Pelatihan KTSP
Pelatihan KTSP dilaksanakan di Kecamatan Manukung Kabupaten Melawi.
Sistem pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah bervariasi, diskusi,
kerja kelompok dan hasil kerja kelompok dipresentasikan. Pelatihan dilaksanakan
selama dua hari yaitu tanggal 6 dan 7 November 2010 dengan jadwal sebagai berikut :
Tebel 2. Jadwal Pelatihan
JJAADDWWAALL PPEELLAATTIIHHAANN KKTTSSPP SSDD
KKEECCAAMMAATTAANN MMAANNUUKKUUNNGG KKAABBUUPPAATTEENN MMEELLAAWWII
HHAARRII 11 UURRAAIIAANN NNAARRAASSUUMMBBEERR
0077..0000 –– 0077..3300 PPEENNGGAARRAAHHAANN DDAANN PPEEMMBBUUKKAAAANN CCAABBDDIINN PPEENNDD
0077..3300 –– 0088..3300 PPEENNGGAANNTTAARR KKTTSSPP TTrrii MMeeiissee RRiinnii,,MM..PPdd
23
0088..3300--0099..3300 PPEENNYYUUSSUUNNAANN KKTTSSPP KKEELLOOMMPPOOKK
0099..3300 –– 1100..0000 MMIINNUUMM
1100..0000 --1111..0000 PPLLEENNOO
1111..0000 –– 1122..0000 PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN SSIILLAABBUUSS MMaarrddiiaannaa,, MM..PPdd
1122..0000 –– 1133..0000 MMAAKKAANN SSIIAANNGG
1133..0000 –– 1144..0000 KKEERRJJAA KKEELLOOMMPPOOKK
1144..0000 --1155..0000 PPLLEENNOO HHAASSIILL KKEELLOOMMPPOOKK
HHAARRII 22
0077..3300 –– 0088..3300 PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN RRPPPP YY..AAssoonn,, MM..PPdd
0088..3300--0099..3300 PPEENNYYUUSSUUNNAANN RRPPPP KKEELLOOMMPPOOKK
0099..3300 –– 1100..0000 MMIINNUUMM
1100..0000 --1111..0000 PPLLEENNOO HHAASSIILL KKEELLOOMMPPOOKK
1122..0000 –– 1122..3300 PPEENNUUTTUUPP
3. Pelaksanaan Asesmen Portofolio
Dalam penelitian ini produk pelatihan yang diasesmen adalah silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam hal ini adalah penilaian terhadap hasil kerja
kelompok dalam menyusun Silabus dan RPP. Silabus dan RPP Hasil kerja kelompok
yang akan diasesmen dipilih 5 kelompok secara acak dari 10 kelompok yng ada Melalui
kedua portofolio tersebut dapat disimpulkan ada tidaknya peningkatan
kemampuan/kompetensi guru SD dalam implementasi KTSP.
C. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Gurus KKG Kecamatan Manukung Kabupaten
Melawi tempat para guru SD mengembangkan kompetensinya. Subjek penelitian adalah
para guru SD yang terhimpun dan aktif mengikuti kegiatan KKG. Peserta pelatihan
24
KTSP ini sebanyak 50 orang.. PPeellaakkssaannaaaann ppeellaattiihhaann ppaaddaa ttaannggggaall 66 ddaann 77 NNoovveemmbbeerr
22001100
DD.. IInnssttrruummeenn PPeenneelliittiiaann
IInnssttrruummeenn yyaanngg ddiigguunnaakkaann ppaaddaa ppeenneelliittiiaann iinnii ddiiddaassaarrkkaann aattaass ddaattaa yyaanngg
ddiippeerrlluukkaann.. TTaabbeell bbeerriikkuutt mmeerriinnggkkaasskkaann hhuubbuunnggaann aannttaarraa ddaattaa yyaanngg ddiippeerrlluukkaann,, ssuummbbeerr
ddaattaa,, ddaann iinnssttrruummeenn ppeenneelliittiiaann yyaanngg ddiigguunnaakkaann..
TTaabbeell 33.. HHuubbuunnggaann aannttaarraa ddaattaa yyaanngg ddiippeerrlluukkaann,, ssuummbbeerr ddaattaa,, ddaann iinnssttrruummeenn
ppeenneelliittiiaann
DDAATTAA YYAANNGG DDIIPPEERRLLUUKKAANN SSUUMMBBEERR DDAATTAA IINNSSTTRRUUMMEENN
KKoommppeetteennssii ppeerreennccaannaaaann
ppeemmbbeellaajjaarraann ddaann aasseessmmeenn
ppoorrttooffoolliioo KKTTSSPP,, SSiillaabbuuss ddaann RRPPPP
PPeesseerrttaa PPeellaattiihhaann
AAnnggkkeett KKoommppeetteennssii AAwwaall ddaann
AAkkhhiirr
KKoommppeetteennssii ppeennggeemmbbaannggaann
KKTTSSPP,, SSiillaabbuuss ddaann RRPPPP SSiillaabbuuss ddaann RRPPPP
HHaassiill PPeellaattiihhaann LLeemmbbaarr eevvaalluuaassii ddookkuummeenn
SSiillaabbuuss ddaann RRPPPP
VVAALLIIDDAASSII AAHHLLII
PPeerrttiimmbbaannggaann tteennttaanngg ppeemmbbeellaajjaarraann
ddaann aasseessmmeenn tteemmaattiikk,, ttuuggaass ppeellaattiihhaann
ddaann sskkeennaarriioo ppeellaattiihhaann
DDrraaff pprrooggrraamm ddaann
mmaatteerrii ppeellaattiihhaann LLeemmbbaarr eevvaalluuaassii aahhllii
E. Teknik Analisis Data
Model desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain Kelompok
Kontrol Pascates Beracak (Randomized Posttest Only Control Group Design). Karena
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (menguji) perbedaan, antara dua atau lebih
dari dua variabel, maka teknik analisis yang digunakan adalah uji perbedaan dua atau
lebih dari dua variabel, menggunakan t Test, Anova (Analysis of Variance) dan Ancova
(Analysis of Covariance).
25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Studi Pendahuluan
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan informasi dari pihak Cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan Manukung dan dari para pengawas mengenai implementasi
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah-sekolah. Informasi mengenai
implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dikumpulkan melalui instrument
wawancara. Atas dasar informasi bahwa belum semua sekolah mengimplementasikan
KTSP, maka perlu diadakan pelatihan / worshop KTSP .
Hasil analisis kebutuhan melalui studi lapangan dan kajian literatur digunakan
sebagai dasar penyusunan program pelatihan yang menjadi produk dari penelitian ini.
Draf program pelatihan meliputi silabus pelatihan, jenis materi, dan pedoman pelatihan,
serta jadwal pelatihan. Draf program pelatihan tersebut selanjutnya divalidasi oleh ahli-
ahli yang terdiri atas ahli kurikulum KTSP dan ahli asesmen dari Konsultan MECCA
Pontianak. Masukan-masukan yang diberikan oleh para ahli digunakan untuk merevisi
draf program pelatihan KTSP melalui asesmen portofolio .
B. Perencanaan Pengembangan Produk
Agar suatu produk dapat dikembangkan, maka perlu dirancang sedemikian rupa
sehingga menjadi suatu program yang baik. Program dimaksud adalah program
peningkatan kompetensi guru SD dalam mengimplemtasikan KTSP. Program tersebut
dirancang dalam bentuk pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme
Guru SD secara khusus kompetensi guru dalam mengimplementasikan Kurikulum, yang
meliputi :
26
1. Guru dapat memetakan standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Guru dapat menjabarkan standar konpetensi dan kompetensi dasar ke dalam berbagai
variasi indikator
3. Guru dapat mengidentifikasikan dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indicator
4. Guru dapat menyusun silabus tiap mata pelajaran
5. Guru dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tiap mata pelajaran
6. Guru dapat merumuskan kompetensi dasar dan indicator yang akan dilaksanakan
7. Guru dapat menetapkan sumber-sumber belajaran
8. Guru dapat menetapkan metode dalam pembelajaran
9. Guru dapat menyusun strategi dan langkah-langkah pembelajaran
10. Guru dapat merumuskan alat dan media dalam pembelajaran
11. Guru dapat menyusun evaluasi pembelajaran .
12. Guru dapat mengimplementasikan RPP dalam pembelajaran di kelas
Pelatihan dilaksanakan pada gugus KKG Kecamatan Manukung Kabupaten
Melawi tempat para guru SD mengembangkan kompetensinya. Sasaran pelatihan adalah
para guru SD yang terhimpun dan aktif mengikuti kegiatan KKG.
C. Validasi Tim Ahli
Hasil studi pendahuluan yang telah disusun ke dalam bentuk draf pelatihan
sebelum dilaksanakan, maka perlu divalidasi oleh Tim Ahli, baik ahli KTSP maupun ahli
asesmen. Hasil validasi Tim Ahli terhadap draf program pelatihan KTSP dengan asesmen
portofolio disajikan dalam tabel validasi tim sebagai berikut :
Tabel 4 Hasil Validasi Tim Ahli
No
Item yang divalidasi
Hasil validasi
Tindak lanjut
27
1 Metode Worshop/ pelatihan
menggunakan metode
ceramah sebaiknya dikurangi
atau perlu divariasi dan lebih
banyak menggunakan
Lembar Kerja Terbimbing
(LKT)
Merevisi draf
pelatihan dengan
menggunakan metode
kerja dengan
menggunakan lembar
kerja terbimbing
(LKT)
2 Langkah-langkah
pelatihan
Langkah-langkah yang
dilaksanakan dalam pelatihan
terdiri dari :
1.Penjelasan mengenai
materi pelatihan diteruskan
kerja kelompok dengan
lembar kerja terbimbing
(LKT).
2. Hasil lembar kerja
terbimbing dipresentasikan
atau diplenokan
Merivisi draf jadwal
pelatihan dari satu hari
menjadi tiga hari.
D. Hasil Pelatihan KTSP dengan Asesmen Portofolio
Sebelum pelatihan KTSP diadakan semua guru peserta pelatihan diberi tes awal
menggunakan angket kompetensi awal. Tes ini bertujuan untuk mengetahun kompetensi
awal guru serta pemahaman mereka mengenai KTSP dan asesmen portofolio. Dari 50
orang guru peserta pelatihan dipilih secara acak sebanyak 50 % sebagai sampel
eksperimen penelitian. Hasil kompetensi awal 25 orang guru yang dijadikan eksperimen
penelitian tergambar pada tabel (Tabel. 5 )
Selanjutnya 50 orang guru peserta pelatihan dibagi ke dalam 10 kelompok dan
masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Tiap kelompok mengejakan lembar kerja
berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil kerja dari 10
kelompok tersebut dipilih secara acak sebanyak 5 kelompok sebagai portofolio yang
28
diasesmen. Hasil asesmen portofolio dari 5 kelompok kerja disajikan pada tabel (Tebel 6 )
dan (Tabel.7)
Pada tahap akhir dari pelatihan ini diadakan tes kompetensi akhir terhadap 25
orang guru yang dijadikan sampel eksperimen penelitian ini. Hasil tes kemampuan akhir
dapat dilihat pada tabel (Tabel 8)
1. Tebel 5. Hasil Angket Kompetensi Awal
No
Nama Guru
Sekolah
Skor
Total
A B C D
1 - - 2,45 - 2,45
2 - 3,13 - - 3,13
3 - 3,20 - - 3,20
4 - - 2,03 - 2,03
5 - - - 1,87 1,87
6 - - - 1,76 1,76
7 - - - 1,89 1,89
8 - - 2,80 - 2,80
9 - - 2,75 - 2,75
10 - - 2,56 - 2,56
11 - - - 1,77 1,77
12 - 3,33 - - 3,33
13 - - 2,69 - 2,69
14 - - 2,19 - 2,19
29
15 - - 2,22 - 2,22
16 - 2,77 - 2,77
17 - 2,68 - 2,68
18 - 2,13 - 2,13
19 - - - 1,66 1,66
20 - - - 1,82 1,82
21 - - - 1,74 1,74
22 - 3,19 - - 3,19
23 - - 2,22 - 2,22
24 - - 2,87 - 2,87
25 - - 2,09 - 2,09
Jumlah 12,84 34,45 12,51 59,80
59,80
Nilai Akhir = --------------------- = 2,39 Kualifikasi C
25
30
2. Tebel 6 Hasil Asesmen Silabus
No
Nama Kelompok
Skor
Total
A B C D
1 A 3,56 - - - 3,56
2 B - 3,23 - - 3,23
3 C - 3,47 - - 3,47
4 D 3,61 - - - 3,61
5 E - 3,38 - - 3,38
Jumlah 7,17 10,08 0 0 17,25
17,25
Nilai Akhir = --------------------- = 3,45 Kualifikasi B
5
31
3. Tebel . 7 Hasil Asesmen RPP
No
Nama Kelompok
Skor
Total
A B C D
1 A - 3,17 - - 3,17
2 B - 3,43 - - 3,43
3 C - 3,07 - - 3,07
4 D - 3,11 - - 3,11
5 E - 3,41 - - 3,41
Jumlah 0 16,19 0 0 16,19
16,19
Nilai Akhir = --------------------- = 3,24 Kualifikasi B
5
32
4. Tebel .8 Hasil Angket Kompetensi Akhir
No
Nama Guru
Sekolah
Skor
Total
A B C D
1 Jagar, A.Ma.Pd SDN 05 BATAS NANGKA - 3,10 - - 3,10
2 Semuni Lisa Wati, A.Ma SDN 05 BATAS NANGKA 3,78 - - - 3,78
3 Mohamad Ali, A.Ma SDN 05 BATAS NANGKA 3,69 - - - 3,69
4 Silfanus, A.Ma SDN 15 MAWANG MENTATAI - 3,11 - - 3,11
5 Jafrai, A.Ma SDN 15 MAWANG MENTATAI - 3,01 - - 3,01
6 Heriyanto Sakeus SDN 15 MAWANG MENTATAI - - 2,89 - 2,89
7 Mathias Todo Boli SDN 4 TANJUNG BERINGIN - - 2,79 - 2,79
8 Merudin SDN 4 TANJUNG BERINGIN 3,58 - - - 3,58
9 Serianto, A.Ma SDN 16 PELAIK KERUAP 3,66 - - - 3,66
10 Riwayanto SDN 16 PELAIK KERUAP - 3,15 - - 3,15
11 Anwar, A.Ma.Pd SDN 09 BATU ON - 3,03 - - 3,03
12 Ludgarda Emirin , A.Ma SDN 09 BATU ON 3,76 - - - 2,76
13 Hardianto,S.Pd.I SDN 21 SUNGAI SAMPUK - 3,48 - 3,48
14 Saiyan SDN 21 SUNGAI SAMPUK - - 2,90 - 2,90
15 Ahmad Fahmi, A.Ma SDN 21 SUNGAI SAMPUK - 3,19 - - 3,19
16 Hasan Efendi SDN 17 NUSA PORING - 3,19 - - 3,19
33
17 Hambali, A.Ma.Pd SDN 17 NUSA PORING - 3,32 - - 3,32
18 Sinar, A.Ma.Pd SDN 13 BELABAN - 3,47 - - 3,47
19 Shadikin Nur, A. Ma SDN 06 MELONA - - 2,81 - 2,80
20 Aleksander, A.Ma SDN 19 GUHUNG KERUAP - - 2,92 - 2,92
21 Marselinus Peso, A.Ma SDN 19 GUHUNG KERUAP - - 2,90 - 2,90
22 Sion SDN 19 GUHUNG KERUAP .3,78 - - - 3.78
23 Agus Wantoro SDN 22 SIYAI - 3,09 - - 3,09
24 Adi Prasetyo SDN 22 SIYAI 3,68 - - - 3,68
25 Titin Sriwahyuni SDN 01 MENUKUNG - 3,47 - - 3,47
Jumlah 25,93 38,61 17,21 0 81,75
81,75
Nilai Akhir = --------------------- = 3,27 Kualifikasi B
25
34
5. Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Tiap Komponen
No
KOMPONEN
Skor
Total
A B C D
1 Tes kompetansi awal kelompok eksperiman - - 2,39 - 2,39
2 Penilaian dokumen silabus - 3,45 - - 3,45
3 Penilaian dokumen RPP - 3,24 - - 3,24
4 Tes Kompetensi akhir kelompok eksperimen - 3,27 - - 3,27
Jumlah - 9,96 2,39 0 12,35
12,35
Nilai Akhir = --------------------- = 3,08 Kualifikasi B
4
Secara keseluruahan hasil pelatihan KTSP terhadap guru-guru di Kecamatan
Manukung cukup berhasil. Dari hasil rekapitulasi tiap komponen yang disajikan pada
tabel ( Tabel. 9) menunjukkan nilai rata-rata 3,08. Ini berarti bahwa hasil pelatiahn KTSP
berada pada kualifikasi baik (B).
E. Perbandingan Hasil Angket Kompetansi Awal dan Akhir
Hasil angket kompetensi awal pada guru peserta pelatihan pada kelompok
eksperiman menunjukkan bahwa implementasi kurikulum KTSP di SD Kecamatan
35
Manukung Kabupaten Melawi belum terlaksana dengan baik. Kepala Sekolah dan guru
masih mengalami kesulitan bahkan merasa bingung untuk menerapkan KTSP di sekolah
masing-masing. Meskipun hamper semua sekolah memilikk dokumen KTSP, namun
perangkat kurikulum KTSP yang dimiliki sekolah merupakan hasil potocopi dari sekolah
lain. Akibatnya guru mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan KTSP.
Kompetensi guru SD se-Kecamatan Manukung tentang KTSP masih perlu
ditingkatkan lagi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angket yang menyajikan angka 2,39
untuk kelompok eksperimen . Dengan angka tersebut, berarti implementasi KTSP di
Kecamatan Manukung belum terlaksana dengan baik.
Sementara hasil angket kompetensi akhir yang dimiliki guru peserta pelatihan,
setelah mengikuti pelatihan, pada kelompok eksperiman menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan. Dari hasil tes akhir menunjukkan bahwa nilai untuk
kelompok eksperimen sebesar 3,27.dan berada pada kualifikasi baik dan memuaskan.
Adanya perkembangan yang signifikan antara hasil angket kompetensi awal dan
akhir menunjukan bahwa model pelatihan yang dirancang oleh peneliti dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru cukup berhasil dan mengena sasaran. Model pelatihan
dimaksud adalah mengacu pada program peningkatan kompetensi guru Sekolah Dasar
dalam mengimplementasikan KTSP melalui asesmen portopolio. Hal ini didukung oleh
hasil asesmen portopolio terhadap dokumen silabus dan RPP berbasis KTSP. Hasil
asesmen terhadap dokumen silabus hasil kerja kemompok eksperimen menunjukkan
angka 3,45 sementara RPP menunjukkan angka 3,24.
36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru
sekolah dasar dalam mengimplementasikan KTSP melalui asesmen portopolio dapat
ditingkatkan Program peningkatan kompetensi guru tersebut perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan dalam rangka menyelesaikan permasalahan
pembelajaran guru di kelas. Dalam pelaksanaan program pelatihan ini menggunakan
metode ceramah untuk menjelaskan sistematika, prosedur dan langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam rangka memahami KTSP. Selanjutnya metode tugas mengerjakan
Lembaran Kerja Terbimbing (LKT), merupakan metode pelatihan yang efektif dalam
rangka memudahkan peserta pelatihan memahami tentang KTSP, Silabus dan RPP serta
asesmen portofolio.
Melalui tugas kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Terbimbing (LKT)
peserta pelatihan memiliki kemampuan dan keterampian dalam menyusun silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajara (RPP).
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara
kompetensi awal guru sebelum diadakannya pelatihan dan kompetensi akhir guru setelah
diadakannya pelatihan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengermbangan
program pelatihan dalam rangka peningkatan kompetansi guru SD dalam
mengimplementasikan KTSP melalui asesmen portopolio yang dirancang oleh peneliti
sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
37
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas dapat dikemukan beberapa saran
berikut:
1. Perlu dilakukan peningkatan kompetensi guru SD dalam implementasi KTSP melalui
asesmen portopolio.
2. Program peningkatan kompetensi guru SD dalam mengimplementasikan KTSP perlu
dirancang sedemikian rupa sehingga mengena sasaran dan sesuai dengan tujuan yaqng
diharapkan.
3. Untuk meningkatkan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),
perlu pembinaan terhadap guru-guru dalam upaya meningkatkan kompetensinya.
4. Perlu dilanjutkan penelitian tentang studi pengembangan program peningkatan
kompetensi guru sekolah dasar dalam implementasi KTSP khususnya RPP di kelas
masing-masing.
38
DAFTAR PUSTAKA
Donna H, et al. (1991). Teaching Young Children Using Themes. Michigan: Good Year Books
Fogarty, R. (1997). Problem-Based Learning and Other Curriculum Models for the Multiple
Intelligences Classroom. Australia: Hawker Brownlow Education.
Fogarty, R. (1991). How to Integrate the Curricula. Illinois: IRI/Skylight Publishing, Inc.
Palatine,
Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. (2003). Educational Research. Boston: Pearson Education,
Inc.
Gansle, A.K, Gilberston N.D, and van DerHeyden, M.A. (2006). Elementary School Teachers’
Perceptions of Curriculum-based Measures of Written Expression, Practical
Assessment, Research and Evaluation, A peer-reviewed electronic journal. 11, (5), 1-17.
Hinduan, A.A, dkk. (2001). The Development of Teaching and Learning Science Models at
Primary School and Primary School Teacher Education. Bandung: Graduate Program-
Indonesian University of Education
Khalick, A.F. (2006). Preservice and Experienced Biology Teachers’ Global and Specific
Subject Matter Structures : Implications for Conceptions of Pedagogical Content
Knowledge. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 2, (1),
1-29
Klenowski, V. (2002). Developing Portfolios For Learning and Assessment, Processess and
Principles. London: Routledge Falmer
Khaeruddin H,dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Konsep
dan Implementasinya di Madrasah. Semarang: Nuansa Aksara
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan
Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada
39
Meinbach, A.M, Rothlein L. and Fredericks, A.D. (1995). The Complete Guide to Thematic
Units: Creating the Integrated Curriculum. Noorwood, MA: Christopher-Gordon
Publishers, Inc.
Montie, J, Xiang, Z. and Schweinhart, J.L. (2006). Preschool Experience in 10
Countries : Cognitive and Language Performance at Age 7. Early Childhood Research
Quarterly. 21, (3), 313-331
Martin Handoko. 2004. Idealisme dan Praktisi Pendidikan Pangudi Luhur.
Semarang : PHPL
Mulyasa E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Nurdin Syafruddin. 2005. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Quantum Teaching.
Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta : Pustaka
Yustisia
Usman, Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung, PT.Remaja Rosdakarya.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tantang Guru dan Dosen
Yamin Martinis H. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta :
Gaung Persada Press Jakartng
Zainul, A. (2005). Alternative Assessment. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas.
40
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Lanpiran 1.1 Pedoman Wawancara kepada Kacabdin/Pengawas
No
BUTIR PERTANYAAN
JAWABAN RESPONDEN
1 Apakah semua Kepala Sekolah sudah
pernah mengikuti pelatihan KTSP
2 Apakah semua SD/sekolah sudah
mengimplementasikan Kurukulum Tingkat
Satuan Pendidikan ( KTSP )
3 Apakah semua SD memiliki dokumen
Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan
4 Apakah semua guru memiliki dokumen
Standar Kompetensi
5 Apakah semua guru memiliki dokumen
Kompetensi Dasar
6 Apakah semua guru memiliki
dikumenSilabus
7 Apakah semua guru memiliki dikumen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
41
Manukung, 6 September 2010
Pewawancara/Peneliti
Lampiran 1.2 Angket Kompetensi Awal
Nama Guru /SD : …………………………………………………….
Skor : 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang
No
Aspek Yang Dinilai
Rentangan
Nilai/Skor
Keterangan
1 2 3 4 Jumlah Skor
1 Guru dapat memahami istilah asesmen
portifolio
2 Guru dapat memahami KTSP secara benar
3 Guru dapat menjabarkan standar kompetensi
ke dalam kompetensi dasar
4 Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar ke
dalam berbagai variasi indikator
5 Guru dapat mengidentifikasikan dan
menganalisis standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indicator
6 Guru dapat menyusun silabus KTSP secara
benar
7 Guru dapat menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) secara benar
Jumlah Skor
Jumlah Skor
NILAI AKHIR = --------------------- = ---------- = …… Kualifikasi …….
42
7 7
Keterangan :
1. 3,50 – 4,00 = A ( Sangat Baik ) 2. 3,00 – 3,49 = B ( Baik )
3. 2,00 – 2,99 = C ( Cukup ) 4. 1,00 – 1,99 = D ( Kurang )
Lampiran 1.3 Asesmen Dokumen Silabus
Nama Kelompok : …………………………………………………….
Hari/tanggal : Sabtu, 07 Agustus 2010.
Skor : 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang
No
Aspek Yang Dinilai
Rentangan
Nilai/Skor
Keterangan
1 2 3 4 Jumlah Skor
1 Guru dapat menjabarkan standar konpetensi
ke dalam kompetensi dasar
2 Guru dapat merumuskan materi pokok
pembelajaran yang akan disajikan
3 Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar ke
dalam berbagai variasi indikator
4 Guru dapat mengidentifikasikan dan
menganalisis standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indicator
5 Guru dapat merumuskan pengalaman
pembelajaran secara benar
6 Guru dapat merancang alokasi waktu secara
tepat
7 Guru dapat menyusun rencana penilaian
pembelajaran secara tepat
8 Guru dapat menentukan metode, alat dan
sumber belajar secara tepat
43
Jumlah Skor
Jumlah Skor
NILAI AKHIR = --------------------- = ---------- = …… Kualifikasi …….
9 8
Lampiran 1.4 Asesmen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Kelompok : …………………………………………………….
Skor : 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang
No Aspek Yang Dinilai Skor Keterangan
1 2 3 4 Jumlah Skor
1 Guru dapat menulis identitas dengan benar
2 Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar
kedalam standar kompetensi dengan benar
3 Guru dapat merumuskan kompetensi dasar ke
dalam berbagai variasi indikator
4 Guru dapat merumuskan tujuan pembelajaran
yang sesuai dengan indikator
5 Guru dapat merancang materi yang sesuai dengan
indicator dan tujuan pembelajaran
6 Guru dapat menentukan metode pembelajaran
yang sesuai
7 Guru dapat menyusun langkah-langkah
pembelajaran secara tepat
8 Guru dapat menentukan alokasi waktu secara
tepat
9 Guru dapat menentukan media pembelajaran
yang sesuai dengan materi ajar
10 Guru dapat menentukan jenis dan prosedur
penilaian dengan indicator yang ditetapkan
Jumlah Skor
44
Jumlah Skor
NILAI AKHIR = --------------------- = ---------- = …… Kualifikasi …….
10 10
Lampiran 1.5 Angket Kompetensi Akhirl
Nama Guru/SD : …………………………………………………….
Skor : 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang
No
Aspek Yang Dinilai
Rentangan
Nilai/Skor
Keterangan
1 2 3 4 Jumlah Skor
1 Guru dapat memahami istilah asesmen
portifolio
2 Guru dapat memahami KTSP secara benar
3 Guru dapat menjabarkan standar kompetensi
ke dalam kompetensi dasar
4 Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar ke
dalam berbagai variasi indikator
5 Guru dapat mengidentifikasikan dan
menganalisis standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indicator
6 Guru dapat menyusun silabus KTSP secara
benar
7 Guru dapat menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) secara benar
Jumlah Skor
Jumlah Skor
NILAI AKHIR = --------------------- = ---------- = …… Kualifikasi …….
7 7
45
1
Lampiran 2
SILABUS KTSP
Lampiran 2. 1. Silabus IPS Kelas V SD
Nama Sekolah : ………………………………………….
Mata Pelajaran : IPS
Kelas / Semester : V / I
Standar Kompetensi : Keragaman Kenampakan Alam Indonesia
Kompetensi Dasar Materi
Pokok
Indikator Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Penilaian Sumber/Alat/Media
Mengenal keragaman
kenampakan alam dan
buatan serta pembagian
wilayah waktu Indonesia
dengan menggunakan
Atlas / Peta Globe dan
med lam
Keragaman
kenampakan
alam di
Indonesia
Keragaman
kenampakan
alam di
Indonesia dan
buatan serta
pembagian
waktunya
Menjelaskan keragaman
kenampakan alam di
Indonesia serta
- Guru dan siswa tanya
jawab tentang
kenampakan alam di
Indonesia
- Guru memberikan
latihan kepada siswa
2 × 35 menit - Tertulis
- Penugasan
- Buku Paket IPS
Kelas V, Penerbit
Erlanga
2
Lampiran 2.2. Silabus IPASain Kelas V SD
Nama Sekolah :………………………………………….
Mata Pelajaran : IPA / Sains
Kelas / Semester : V / I
Standar Kompetensi : Memahami Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan
Kompetensi Dasar Materi
Pokok
Indikator Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
Penilaian Sumber/Alat/Media
- Mengidentifikasi
tumbuhan hijau
membuat makanan
- Tumbuhan
hijau
- Pembuatan
makanan
pada
tumbuhan
hijau
- Cara tumbuhan hijau
membuat makanan
2 × 35 menit - Tertulis
- Penugasan
- Buku Paket Sains
Kelas V, Penerbit
Erlanga
3
Lampiran 2.3. Silabus Matematika kelas II SD
Nama Sekolah : ....................................................................
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester :II / I
Standar Kompetensi :Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Sampai 500
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Penilaian Sumber/Alat/Media
- Membandingkan
bilangan sampai 500
- Membandingkan
bilangan
- Membandingkan
kumpulan benda
- Membandingkan
lambing bilangan
- Menjelaskan contoh
membandingkan
kumpulan benda
- Dapat menghitung dan
membandingkan banyak
benda
- Memahami cara
membandingkan banyak
benda
- Pemberian tugas
1 × 35 menit
1×pertemuan
- Tertulis
- Penugasan
- Buku Paket
Matematika Kelas
II, Penerbit Erlanga
4
Lampiran 2.4 . Silabus Bahasa Indonesia Kelas IV SD
Nama Sekolah : ............................................................................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester :IV / I
Standar Kompetensi :Memahami tek agak panjang (150-200 ke atas)
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Penilaian Sumber/Alat/Media
Menemukan pikiran pokok
tek agak panjang dengan
membaca sekilas
Teks bacaan - Membaca tek agak
panjang
- Menjawab
pertanyaan
- Menemukan pokok
pikiran bacaan
- Membuat kalimat
permintaan
- Membaca sekilas cerita
- Menjawab pertanyaan
- Tanya jawab untuk
menemukan pokok pikiran,
bacaan
- Menjawab pertanyaan
3× 35 menit
- Tertulis
- Penugasan
- Buku Paket Bahasa
Indonesia Kelas IV,
Penerbit Erlanga
5
Lampiran 2.5. Silabus Sains / IPAKelas III SD
Nama Sekolah : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : Sains / IPA
Kelas / Semester :III / I
Standar Kompetensi :Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaan dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Penilaian Sumber/Alat/Media
Mengidentifikasi benda
dan sifatnya
Benda dan
sifatnya
- Sifat benda
berdasarkan
wujudnya
- Benda padat, cair,
dan gas
- Menjelaskan sifat benda
berdasarkan wujudnya
- Siswa mengamati benda di
sekelilingnya
- Siswa dapat memahami
benda berdasarkan
wujudnya
2× 35 menit
(1×pertemuan)
- Tertulis
- Penugasan
- Media = Gambar
- Sumber = Buku Paket
Sains Kelas III,
Penerbit Erlanga
1
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Lampiran 3.1. Rencana Pelaksanan pembelajaran IPS Kelas V
NAMA SEKOLAH : ...................................................................
MATA PELAJARAN : IPS
KELAS/SEMESTER : V/I
ALOKASI WAKTU 2 × 35 MENIT
STANDAR KOMPETENSI : Keragaman kenampakan alam Indonesia
KOMPETENSI DASAR : 1. Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan
serta pembagian wilayah waktu Indonesia dengan
menggunakan Atlas/Peta, Globe dan media lain.
INDIKATOR : 1. Menyebutkan keragaman kenampakan alam di
Indonesia
2. Menjelaskan dengan contoh alam buatan
3. Menjelalskan pembagian wilayah waktu Indonesia
menggunakan atlas/peta
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat menyebutkan keragaman kenampakan alam di Indonesia
2. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh alam buatan
3. Siswa dapat menjelalskan pembagian wilayah waktu Indonesia menggunakan
atlas/peta
II. MATERI
- Keragaman kenampakan alam di Indonesia
III. METODE :
- Ceramah
- Tanya Jawab
- Penugasan
-
2
IV. LANGKAH-LANGKAH
1. Kegiatan awal (5 menit)
- Salam Pembuka
- Apersepsi
2. Kegiatan inti (55 menit)
- Menjelaskan keragaman kenampakan alam di Indonesia serta
- Guru dan siswa tanya jawab tentang kenampakan alam di Indonesia
- Guru memberikan latihan kepada siswa
3. Kegiatan akhir (10 menit)
- Penilaian
- Salam penutup
V. SUMBER/ALAT/MEDIA
- Buku Paket IPS kelas V, Penerbit Erlangga
VI. PENILAIAN
TEKNIK : Tertulis
BENTUK : Penugasan
INSTRUMEN :
Mengetahui
Kepala Sekolah
(……………………………)
NIP:-
Manukung, 7 November 2010
Guru Kelas
(…………………………..)
NIP :-
3
Lampiran 3.2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA/Sains Kelas V
NAMA SEKOLAH :………………………………………..
MATA PELAJARAN : IPA/SAINS
KELAS/SEMESTER : V/I
ALOKASI WAKTU : 2 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)
STANDAR KOMPETENSI : 1.1. Memahami cara tumbuhan hijau membuat
makanan
KOMPETENSI DASAR : 1.2. Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat
makanan
INDIKATOR : 1. Mengidentifikasikan cara tumbuhan hijau membuat
makanan
2. Menyebutkan istilah pembuatan makanan pada
tumbuhan hijau
3. Menjelaskan proses pembuatan makanan pada
tumbuhan
4. Menyebutkan sarana yang diperlukan tumbuhan
dalam membuat makanan
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat mengidentifikasikan cara tumbuhan hijau membuat makanan
2. Siswa dapat menyebutkan istilah pembuatan makanan pada tumbuhan hijau
3. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan makanan pada tumbuhan
4. Siswa dapat menyebutkan sarana yang diperlukan tumbuhan dalam membuat
makanan
II. MATERI
- Tumbuhan hijau
4
III. METODE :
- Ceramah
- Tanya Jawab
- Penugasan
IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
- Salam Pembuka
- Apersepsi
2. Kegiatan inti
- Menjelaskan cara tumbuhan hijau membuat makanan
- Siswa dapat memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan
- Guru dan siswa tanya jawab cara tumbuhan hijau membuat makanan
3. Kegiatan akhir
- Tindak Lanjut (PR)
- Salam penutup
V. SUMBER/ALAT/MEDIA
- Buku Paket IPA kelas V, Semester I, Penerbit Erlangga
VI. PENILAIAN
TEKNIK : Tertulis
BENTUK : Penugasan
INSTRUMEN : Soal Pilihan Ganda
Mengetahui
Kepala Sekolah
(……………………………)
NIP:-
Manukung, 7 November 2010
Guru Kelas
(…………………………..)
NIP :-
5
Lampiran 3.3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas II
NAMA SEKOLAH :…………………………………………………
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS/SEMESTER : II/I
ALOKASI WAKTU : 2 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)
STANDAR KOMPETENSI : 1.1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan
bilangan sampai 500
KOMPETENSI DASAR : 1.1. Membandingkan bilangan sampai 500
INDIKATOR : 1.1. Membandingkan kumpulan benda
1.2. Membandingkan lambang bilangan
TUJUAN PEMBELAJARAN : 1.1. Siswa dapat membandingkan kumpulan benda
1.2. Siswa dapat membandingkan lambang bilangan
MATERI POKOK : 1.1. Membandingkan bilangan
METODE PEMBELAJARAN : - Ceramah
- Tanya Jawab
- Penugasan
I. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal (5 menit)
- Salam Pembuka, Doa
- Apersepsi
- Memeriksa kebersihan
b. Kegiatan inti
- Menjelaskan contoh membandingkan kumpulan benda
- Siswa dapat menghitung banyak benda dan membandingkan kumpulan benda
- Menjelaskan contoh membandingkan lambang bilangan
- Siswa dapat memahami cara membandingkan lambang bilangan
c. Kegiatan akhir (5 menit)
6
- Memberikan penilaian
- Memberikan umpan balik kepada siswa
- Salam
II. SUMBER/ALAT/MEDIA
- Buku Paket Matematika kelas II, Penerbit Erlangga
III. PENILAIAN
a. Teknik : Tertulis
b. Bentuk Tes : Penugasan
c. Instrumen : Soal Pilihan Ganda
Mengetahui
Kepala Sekolah
(……………………………)
NIP:-
Manukung, 7 November 2010
Guru Kelas
(…………………………..)
NIP :-
Lampiran 3.4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV
7
NAMA SEKOLAH : ……………………………………………..
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS/SEMESTER : IV/I
ALOKASI WAKTU : 3 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)
STANDAR KOMPETENSI : 1.3. Memahami teks agak panjang (150-200 kata)
KOMPETENSI DASAR : 1.3. Menemukan pikiran pokok teks agak panjang
dengan cara membaca sekilas
INDIKATOR : 1. Membaca teks agak panjang
2. Menjawab pertanyaan
3. Menemukan pokok pikiran bacaan
4. Membuat kalimat permintaan
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa dapat membaca teks agak panjang dan bisa menjawab pertanyaan serta
menemukan pokok pikiran bacaan dan membuat kalimat permintaan
II. MATERI
- Teks bacaan
III. METODE :
- Ceramah
- Tanya Jawab
- Penugasan
IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
- Doa, Absensi
- Memeriksa kebersihan
- Apersepsi
2. Kegiatan inti
8
- Guru membaca sekilas cerita lalu guru meminta beberapa murid untuk
membaca cerita kembali
- Siswa menjawab pertanyaan
- Guru dan siswa tanya jawab untuk menemukan pikiran pokok bacaan
- Siswa diminta membuat kalimat permintaan
3. Kegiatan akhir
- Melakukan refleksi
- Menutup pelajaran
V. SUMBER/ALAT/MEDIA
- Buku Paket Bahasa Indonesia kelas IV, Semester I, Penerbit Erlangga
VI. PENILAIAN
- TEKNIK : Tertulis
- BENTUK : Penugasan
- INSTRUMEN :
Membuat kalimat permintaan
1. Ambilkan
2. Tunjukkan
3. Ajari
4. Tiupkan
5. Nyanyikan
Mengetahui
Kepala Sekolah
(……………………………)
NIP:-
Manukung, 7 November 2010
Guru Kelas
(…………………………..)
NIP :-
Lampiran 3.5 . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains/IPA kelas III
9
NAMA SEKOLAH :…………………………………………………
MATA PELAJARAN : SAINS/IPA
KELAS/SEMESTER : III/I
ALOKASI WAKTU : 2 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)
STANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat perubahan sifat benda dan
kegunaan dalam kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI DASAR : Mengidentifikasi benda dan sifatnya
INDIKATOR : 1. Menyebutkan sifat benda berdasarkan wujudnya
2. Menjelaskan sifat benda padat
3. Menjelaskan sifat benda cair
4. Menjelalskan sifat benda gas
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Menyebutkan sifat benda berdasarkan wujudnya
2. Menjelaskan sifat benda padat
3. Menjelaskan sifat benda cair
4. Menjelalskan sifat benda gas
II. METODE :
- Ceramah
- Tanya Jawab
- Penugasan
III. MATERI
- Benda dan sifatnya
IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal (5 menit)
- Salam pembuka
- Apersepsi
2. Kegiatan inti (55 menit)
- Menjelaskan sifat benda berdasarkan wujudnya
- Siswa diminta mengamati benda di sekelilingnya
- Siswa dapat memahami sifat benda berdasarkan wujudnya
- Guru memberikan latihan kepada siswa
3. Kegiatan akhir (10 menit)
- Menyimpulkan materi
- Menutup pelajaran , doa dan salam
V. MEDIA/ALAT/SUMBER
10
- Media = Gambar
- Sumber = Buku Paket Sains kelas III, semester I, Penerbit Erlangga
VI. PENILAIAN
- TEKNIK : Tertulis
- BENTUK : Penugasan
- INSTRUMEN : 1. Benda digolongkan menjadi tiga wujud. Apa sajakah ketiga
wujud itu?
2. Sifat benda padat dan cair adalah …..
3. Sifat benda gas adalah …..
4. Air, susu, teh. Ketiga contoh tersebut termasuk contoh
benda …..
5. Sebutkan contoh benda padat dan benda gas, masing-
masing 2 contoh
Kunci Jawaban :
1. - Wujud padat
- Wujud cair
- Wujud gas
2. - Sifat benda padat adalah tidak berubah-ubah, tetap
seperti bentuk asal/asli
- Sifat benda cair adalah berubah-ubah dan mengikuti
bentuk wadahnya
3. Sifat benda gas adalah selalu mengisi semua ruang yang
ditempatinya
4. Benda cair
5. Benda Padat : Contoh : - Penggaris
- Kayu
Benda gas : Contoh : - Kantong yang diberi angin
- Balon
Mengetahui
Kepala Sekolah
(……………………………)
NIP:-
Manukung, 7 November 2010
Guru Kelas
(…………………………..)
NIP :-
Lampiran 4
11
DAFTAR PESERTA PELATIHAN
No Nama Guru Asal Sekolah Tanda tangan
1 Jagar, A.Ma.Pd SDN 05 BATAS NANGKA
2 Semuni Lisa Wati, A.Ma SDN 05 BATAS NANGKA
3 Mohamad Ali, A.Ma SDN 05 BATAS NANGKA
4 Reol Supardi SDN 05 BATAS NANGKA
5 Agustinus Atonius SDN 05 BATAS NANGKA
6 Makarius R, A.Ma.Pd
SDN 06 MELONA
7 Apol Suriono
SDN 06 MELONA
8 Harjani
SDN 06 MELONA
9 Epayanti, A.Ma
SDN 06 MELONA
10 Shadikin Nur, A. Ma
SDN 06 MELONA
11 Indrawati
SDN 01 MENUKUNG
12 Regina
SDN 01 MENUKUNG
13 Rafeah
SDN 01 MENUKUNG
14 Titin Sriwahyuni
SDN 01 MENUKUNG
15 Leli Asmanah
SDN 01 MENUKUNG
16 Suyadi Aman
SDN 19 GUHUNG KERUAP
17 Aleksander, A.Ma
SDN 19 GUHUNG KERUAP
18 Marselinus Peso, A.Ma
SDN 19 GUHUNG KERUAP
19 Sion
SDN 19 GUHUNG KERUAP
20 Agus Wantoro
SDN 22 SIYAI
21 Adi Prasetyo
SDN 22 SIYAI
22 Darmono
SDN 22 SIYAI
23 Elisabet
SDN 22 SIYAI
24 Saika
SDN 22 SIYAI
25 Rosalia Bucang
SDN 22 SIYAI
26 L Jamel
SDN 17 NUSA PORING
12
27 Hasan Efendi
SDN 17 NUSA PORING
28 Hambali, A.Ma.Pd
SDN 17 NUSA PORING
29 Sinar, A.Ma.Pd
SDN 13 BELABAN
30 Kunut, A.Md
SDN 13 BELABAN
31 Abraham Oky
SDN 16 PELAIK KERUAP
32 Serianto, A.Ma
SDN 16 PELAIK KERUAP
33 Riwayanto
SDN 16 PELAIK KERUAP
34 Anwar, A.Ma.Pd
SDN 09 BATU ON
35 Ludgarda Emirin , A.Ma
SDN 09 BATU ON
36 Hardianto,S.Pd.I
SDN 21 SUNGAI SAMPUK
37 Saiyan
SDN 21 SUNGAI SAMPUK
38 Ahmad Fahmi, A.Ma
SDN 21 SUNGAI SAMPUK
39 Rustina
SDN 21 SUNGAI SAMPUK
40 Ira Maya Sopa
SDN 21 SUNGAI SAMPUK
41 Burhan, S.Pd. SD
SDN 15 MAWANG MENTATAI
42 Eko Dinus, A.Ma.Pd
SDN 15 MAWANG MENTATAI
43 Silfanus, A.Ma
SDN 15 MAWANG MENTATAI
44 Jafrai, A.Ma
SDN 15 MAWANG MENTATAI
45 Heriyanto Sakeus
SDN 15 MAWANG MENTATAI
46 Mathias Todo Boli
SDN 4 TANJUNG BERINGIN
47 Merudin
SDN 4 TANJUNG BERINGIN
48 Herry Budiarto, A.Ma.Pd
SDN 4 TANJUNG BERINGIN
49 Najaruddin, A.Ma SDN 07 LANDAU LEBAN
50 Tuti Januari, A.Ma
SDN 07 LANDAU LEBAN
Lampiran 5
13
POTO KEGIATAN PELATIHAN
14
Lampiran 6
15
PERSONALIA PENELITIAN
Personalia penelitian ini terdiri dari atas :
Ketua Peneliti
1. Nama Lengkap : Y.Ason,S.Pd,M.Pd
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. NIP/NIDN : 11-0101-6506
4. Disiplin Ilmu : S-1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
S-2 Administrasi Pendidikan
5. Pangkat/Golongan : III/b
6. Jabatan fungsional/struktural : Dosen
7. Program studi : S-1 PGSD
8. Waktu Penelitian : September 2010
Anggota 1
1. Nama Lengkap : Mardiana, S.Pd.M.Pd
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. NIP/NIDN : 11-0503-7802
4. Disiplin Ilmu : S-1 Pendidikan Kewarganegaraan
S-2 Administrasi Pendidikan
5. Pangkat/Golongan : III/b
6. Jabatan fungsional/struktural : Dosen / Kaprodi PGSD
7. Program studi : S-1 PGSD
Anggota 2
16
1. Nama Lengkap : Tri Meise Rini, S.Pd.M.Pd
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. NIP/NIDN : 11-25058201
4. Disiplin Ilmu : S-1 Pendidikan IPS
S-2 Administrasi Pendidikan
5. Pangkat/Golongan : III/b
6. Jabatan fungsional/struktural : Dosen / Wakil I Bidang Akademik
7. Program studi : S-1 PGSD
Tenaga Laboran atau Teknisi
1. Nama Lengkap : Gunawan
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Keahlian : -
Pekerja Lapangan atau Pencacah
1. Nama Lengkap : -
2. Jenis Kelamin : -
Tenaga Administrasi
1. Nama Lengkap : Syamsurizal
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
Lampiran 7
17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Y.ASON, lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada tanggal 1 Januari 1965 merupakan
anak kedua dari 3 bersaudara pasangan Alifius Alis dan Jele’.
Pada tahun 1980 menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Usaba Balai
Semandang, dan tahun 1983 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMP Usaba I Ketapang. Selanjutnya menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru di SPG
Negeri Ketapang pada tahun 1987, kemudian pada tahun 1999 berhasil menyelesaikan
pendidikan tinggi di IKIP PGRI Semarang memperoleh gelar sarjana (S-1) Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan. Tahun 2006 mendapat kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan pada Program Pascasarjana (S-2) Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA Jakarta program studi Administrasi Pendidikan.
Pengalaman pertama sebagai Pendidik dimulai dari menjadi guru honor di SD
Usaba Ketapang (1987-1988) dan di SD PL II Boro Yogyakarta (1988-1990). Kemudian
masuk menjadi Biarawan Bruder pada Kongregasi Bruder-Bruder FIC (1990 – 2005 ).
Tahun 1992 -1993 menjadi Guru.di SD PL I Surakarta, kemudian pindah tugas ke
TK/SD
PL Bernardus Semarang ( 1993-2003). Tahun 1999 – 2003 sebagai Kepala Sekolah
dan Koordinator TK dan SD PL Bernardus Semarang. Kemudian tahun 2003 pindah
ke Ketapang sebagai Kepala SD PL Santo Yosef Ketapang (2003-2005). Tahun
18
2005 - 2008 pindah tugas sebagai Pimpinan Asrama, Guru dan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum pada SMA Usaba Santo Petrus Ketapang. Kemudian
tahun 2006-2008, sebagai Dosen dan Direktur Akademi Manajemen Komputer dan
Informatika AMKI Ketapang. Tahun 2008 bekerja sebagai Konsultan Pendidikan
(EFC) SD-SMP SATU ATAP Kalimantan Barat. Kemudian pada tahun 2009
sebagai tenaga pengajar / dosen di STKIP Melawi sampai sekarang.
Lampiran 8
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
19
Total biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini
sebesar Rp 10.000.000,00 ( Sepuluh juta rupiah ) dengan rincian seperti yang terdapat
dalam tabel 10 berikut :
Tabel 10: Anggaran Biaya Penelitian
No Uraian Biaya Unit Total
1 Pertemuan awal Tim Penelitian - 300.000,00
2 Penyusunan proposal dan pengurusan ijin - 500.000,00
3 Persiapan bahan pelatihan dan penyusunan
instrumen penelitian
- 500.000,00
4 Biaya pengorganisasian dan pelaksanaan pelatihan
KTSP guru
- 3.000.000,00
5 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian - 500.000,00
6 Penggandaan dan pengiriman laporan hasil
penelitian
- 500.000,00
9 Akomodasi dan konsumsi di Manukung - 1.000.000,00
10 Publikasi dan dokumentasi serta penyusunan
artikel
- 200.000,00
11 Transportasi / biaya perjalanan - 3.500.000,00
T O T A L - 10.000.000,00
Terbilang :( Sepuluh Juta rupiah)
Dana tersebut terdiri dari :
i. Dana Panitia / swadaya peserta Rp 5.000.000,00
ii. Dana STKIP Melawi Rp 3.000.000,00
iii. Dana Bantuan Kopertis Rp 2.000.000,00
20
21
top related