sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan · pdf filependidikan sendiri maupun oleh para...

71
PROGRAM PENINGKA MENGIMPL MELALUI A DI KE SEKOLAH TING 1 ATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR LEMENTASIKAN KTSP, SILABUS DAN RPP ASESMEN PORTOFOLIO HASIL PELATIHAN ECAMATAN MENUKUNG KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT Oleh Y. Ason, S.Pd, M.Pd NIDN : 11-0101-6506 GGI KEGURUAN DAN ILMU PENDID 2010 R DALAM DIKAN

Upload: lykhue

Post on 03-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM

MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP, SILABUS DAN RPP

MELALUI ASESMEN PORTOFOLIO HASIL PELATIHAN

DI KECAMATAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

1

PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM

MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP, SILABUS DAN RPP

MELALUI ASESMEN PORTOFOLIO HASIL PELATIHAN

DI KECAMATAN MENUKUNG KABUPATEN

MELAWI KALIMANTAN BARAT

Oleh

Y. Ason, S.Pd, M.Pd

NIDN : 11-0101-6506

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2010

PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 2: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas), merupakan tuntutan pelaksanaan pembaharuan pendidikan yang diharapkan

dapat mendukung segala upaya untuk memecahkan masalah pendidikan. Dalam proses

pembelajaran, kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain

guru, sarana dan prasarana pendidikan lainnya. Oleh karena itu, kurikulum digunakan

sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu

indikator mutu pendidikan. Di Indonesia tercatat telah lima kali revisi kurikulum

pendidikan dasar dan menengah, yaitu pada tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun

1994 dan ujicoba kurikulum tahun 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

yang direvisi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Revisi

kurikulum tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan

dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi perkembangan jaman, serta untuk

memberikan guideline atau acuan bagi penyelenggaraan pembelajaran di satuan

pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, ”Pengembangan kurikulum dilakukan dengan

mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,

potensi daerah, dan peserta didik”.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum baru hasil

uji coba Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Oleh karena itu ketika draf kurikulum

(KTSP) disosialisasikan hangat dibicarakan di mana-mana, baik oleh pemerintah maupun

oleh para pelaksana pendidikan di lapangan. Hal ini terjadi karena keberadaan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini sempat membingungkan bagi sebagian

orang yang berkecimpung dan menaruh perhatian terhadap pendidikan. Bahkan komentar

yang sering kita dengar adalah,”ganti Menteri ganti kebijakan, ganti juga kurikulum.”

Page 3: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

3

Padahal dengan KTSP ini diharapkan menjadi ”dongkrak” kualitas pendidikan yang

kondisinya semakin terpuruk dan mengkhawatirkan.

Menurut Khaeruddin (2007), ”Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP)

merupakan kurikulum yang paling tepat untuk menjebatani kesalahpahaman berbagai

pihak dalam menafsirkan kurikulum. Kurikulum bukan merupakan sesuatu yang sekali

jadi, namun kurikulum itu harus fleksibel dan selalu dinamis. Dengan demikian bisa

membentuk dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, karakteristik

peserta didik, dan kebutuhan lingkungan masing-masing. Jadi perubahan kurikulum

merupakan proses berlanjut dan berkesenambungan menuju suatu kesempurnaan.”

Namun karena dalam pelaksanaannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini

menuntut prakarsa Kepala Sekolah dan Guru di setiap satuan pendidikan untuk

menggerakkan mesin utama pendidikan yakni pembelajaran, maka dirasa sangat

memberatkan mereka. Apalagi para Guru dituntut untuk menyusun sendiri kurikulum

yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing adalah merupakan pekerjaan yang

tidak mudah dan sangat berat bagi mereka, sehingga muncul komentar atau persepsi

bahwa KTSP membebani guru.

Ketika pertama kali KTSP dicanangkan sebagai kurikulum, para pengawas, kepala

sekolah dan guru merasa bingung , resah, dan was-was karena seolah-olah dengan

keberadaan KTSP pekerjaan mereka terutama para guru beban tugasnya bertambah.

Tugas dan tanggung jawab guru dalam kurikulum ini bertambah berat, karena KTSP

adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap

satuan pendidikan dengan ujung tombaknya adalah guru dan kepala sekolah. Dalam

KTSP , kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi

dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran

nyata di kelas. Pelaksanaan KTSP ini mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 dikatakan :

1. Pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Page 4: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

4

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip

deverervikasi sesuai dengan satuan pendidiikan, potensi daerah, dan peserta didik.

3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah

dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta

panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP).”

Dalam kaitannya dengan pengembangan stadar kompetensi, guru harus mampu

menyusun silabus dan mengembangkannya sebagai penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar ke dalam materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

Penyusunan silabus harus dikembangkan dengan memperhatikan prinsip ilmiah,

relevan, fleksibel, dan menyeluruh. Dengan demikian tugas guru dan kepala sekolah

dalam rangka implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan ini tidaklah mudah

bahkan boleh dikatakan sulit sekali. Walaupun pada prinsipnya KTSP sebenarnya bukan

hal yang baru, melainkan hanya modifikasi dari kurikulum yang sudah ada. Akan tetapi

mau tidak mau model KTSP menuntut kreativitas, kesiapan dan profesionalisme guru

serta menjadi peluang untuk mengembalikan otonomi pendidikan, otonomi sekolah dan

otonomi guru dalam menyusun model pendidikan yang sesuai dengan kondisi lokal.

KTSP sesungguhnya menjadi peluang bagi sekolah, kepala sekolah dan guru untuk

melaksanakan otonomi pendidikan sebagai dampak dari adanya desentralisasi pendidikan.

Hal ini singkron dengan apa yang telah dicanangkan mengenai konsep Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS). Sebagaimana yang dikatakan oleh Martin Handoko, bahwa

manajemen berbasis sekolah sebagai sistem manajemen yang bertumpu pada pola

situasi-kondisi dan kebutuhan sekolah setempat. Sekolah diharap mengenali

kekuatan dan kelemahannya, potensi-potensinya, peluang dan ancaman yang

dihadapinya, sebagai dasar dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan

yang akan diambilnya.

Page 5: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

5

Berdasarkan analisis di atas lalu sekolah dapat dengan tepat menentapkan

program-program pengembangannya untuk jangka waktu tertentu yang mungkin

berbeda dari sekolah yang lain. MBS dikembangkan dengan kesadaran bahwa

setiap sekolah memiliki kondisi, situasi serta kebutuhan yang berbeda-beda.”

Bagaimana kondisi di lapangan ? Kenyataan menunjukkan bahwa meskipun KTSP

sudah disosialisasikan sejak empat atau lima tahun yang lalu, namun pada kenyataanya

sampai saat ini tidak semua sekolah mampu mengimplementasikannya, terutama

sekolah-sekolah yang terdapat di daerah pedalaman yang terpencil dan jauh dari kota.

Situasi yang dialami di lapangan dengan ketidak siapan sekolah untuk melaksanakan

KTSP, bisa dipahami karena selama Orde Baru dengan diterapkannya sentralisasi

pendidikan oleh pemerintah pusat para guru sebagai pelaksana pendidikan di lapangan

tidak pernah dilibatkan dalam penyusun kurikulum. Selama ini kurikulum dibuat oleh

pemerintah pusat secara sentralistik dan berlaku bagi seluruh anak bangsa di seluruh

tanah air Indonesia. Karena kurikulum dibuat secara sentralistik, setiap satuan pendidikan

diharuskan untuk melaksanakan dan mengiplementasikannya sesuai dengan petunjuk

pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang disusun oleh pemerintah pusat

menyertai kurikulum tersebut. Dalam hal ini, setiap sekolah tinggal menjabarkan

kurikulum yang dibuat oleh pusat (pusat kurikulum/puskur, sekarang Badan Standar

Nasional Pendidikan/BSNP) ke dalam satuan pelajaran sesuai dengan mata pelajaran

masing-masing. Oleh karena itu para guru terbiasa dengan juklak dan juknis kurikulum

yang mereka terima dan melaksanakannya sesuai dengan juklak dan juknis tersebut,

akibatnya kreativitas dan otonomi mereka sebagai guru terhambat.

Karena terbiasa disuguhkan dengan kurikulum yang sudah jadi baik oleh Dinas

Pendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang

kreatif di dalam mengembangkan kurikulum. Oleh karena itu bisa dimengerti, ketika

harus menyusun sendiri kurikulum sekolahnya, para kepala sekolah dan guru mengalami

kesulitan besar.

Page 6: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

6

Fakta membuktikan bahwa di Kecamatan Manukung Kabupaten Melawi dan

mungkin juga di daerah lain yang terpencil, KTSP belum dilaksanakan sebagaimana

menstinya. Berdasarkan pengalaman para guru PNS dan guru kontrak yang mengikuti

penyetaraan D-II program khusus pendidikan guru dalam jabatan yang diselenggarakan

STKIP Melawi tahun akademik 2008/2009 yang lalu, dijumpai bahwa mereka masih

mengajar menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), bahkan kurikulum

1994 atau1999. Berdasarkan pengalaman tersebut maka perlu diadakan pelatihan dalam

rangka implementasi KTSP bagi guru-guru yang bertugas di daerah terpencil.

Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mendidik mahasiswa dan dosen agar berjiwa

penuh pengabdian serta memiliki gairahan untuk meneliti dan memiliki sikap tanggung

jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Kiprah Perguruan Tinggi bagi

usaha pembangunan nasional dan daerah ini perlu ditingkatkan peranannya sesuai dengan

kebutuhan saat ini dan di masa-masa mendatang.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM)

merupakan salah satu unsur penting dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, Ketiga unsur

Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut wajib dilaksanakan oleh segenap Civitas

Akademika Perguruan Tinggi dengan ujung tombaknya adalah dosen dan mahasiswa.

Pengabdian kepada masyarakat wajib dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa baik secara

individu maupun secara berkelompok yang diprogramkan oleh Perguruan Tinggi atau

oleh unit tertentu dalam lembaga atau institusi Perguruan Tinggi.

Sebagai lembaga/institusi baru, STKIP Melawi sebagai salah satu Perguruan

Tinggi yang ada di daerah, memiliki peranan penting dalam rangka ikut serta membangun

bangsa melalui dunia pendidikan tinggi. Oleh karena itu keberadaan STKIP Melawi

diharapkan mampu mengemban tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia di daereh dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional

Page 7: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

7

B. Perumusan Masalah

Sebagaimana telah dikatakan bahwa KTSP bukan kurikulum baru, tetapi tetap saja

merepotkan guru dan kepala sekolah serta tenaga kependidikan lain di lapangan, terutama

bagi mereka yang belum memiliki wawasan tentang KTSP, bahkan mungkin ada yang

baru mengenalnya. Berkenaan dengan permasalahan tersebut maka peran kepala sekolah

dan guru sangat menentukan dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) ini di masa yang akan datang.

Berangkat dari hal tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan penelitian

sebagai berikut :”Bagaimana merancang pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru SD

dalam Implementasi KTSP Melalui Asesmen Portofolio?”

Pengembangan Program Peningkatan Kompetensi Guru SD dalam Implementasi

KTSP Melalui Asesmen Portofolio tersebut dijabarkan berupa pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimana kompetensi awal guru-guru SD tentang KTSP dan pemahaman mereka

tentang asesmen portofolio ?

2. Bagaimana mengembangkan pemahaman guru tentang Silabus dan RPP melalui

asesmen portofolio ?

3. Bagaimana mengembangkan keterampilan guru dalam menyusun silabus dan RPP ?

Page 8: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian KTSP

Secara umum konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu spesifik

rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada siswa.

Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan

yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan panduan siswa untuk

belajar. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Oemar Hamalik,

kurikulum menurut pandangan lama adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh

oleh murid untuk memperoleh ijazah. 1 Sedangkan menurut S. Nasution kurikulum

diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.2 .

Definisi tersebut merupakan definisi tradisional mengenai kurikulum. Sedangkan

menurut David Pratt dalam Curriculum,Design and Development, menyatakan bahwa :

A curruculum is an organized set of formal educational and or training intentions.

Maksudnya kurikulum yaitu seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat

latihan. 3

Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003, kurikulum didefinisikan sebagai

seperangkat rancangan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

1 Oemar Hamalik, 1993, Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan sistem dan Prosedur,

Bandung,Trigenda karya, h. 18

2 Nasution, 1995, Asas-asas Kurikulum, Jakarta,Buni Aksara, h. 12

3 David Pratt, 1980, Curriculum Design and Development, New York,harcourt Brace Jovanovich, h. 4

Page 9: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

9

tujuan pendidikan tertentu.4 Selanjutnya menurut Burhan Nurgiyantoro, sebagaimana

dikutip oleh Kharudin,dkk , mendefinisikan kurikulum sebagai suatu program pendidikan

yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan

tertentu.5 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.6

KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah,

karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan

karakteristik peserta didik. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun,

dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. Pengembangan

kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,

potensi daerah, dan peserta didik. Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi

dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan

pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah.

Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan

oleh Pemerintah. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai

dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite

sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor

4 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia 5 Khaiudin,dkk, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Konsep dan Implementasinya di

Madrasah,, Semarang,Nuansa Aksara, h. 26

6 Tim Pustaka Yustisia, 2007, Panduan Lengkap KTSP, Yogyakarta,Pustaka Yustisia, h. 1

Page 10: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

10

departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan

menengah.7

Dalam pengembangan kurikulum harus mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan (SNP) yaitu kriteria minimal tentang pendidikan di seluruh wilayah hukum

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi :

(a) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan

dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata

pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang

dan jenis pendidikan tertentu; (b) Standar proses adalah standar nasional pendidikan

yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan ; (c) Standar kompetensi lulusan adalah

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan ;

(d) Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan

dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan; (e) Standar sarana

dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria

minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,

laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta

sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ; (f) Standar pengelolaan adalah

standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,

provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan;

(g) Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya

operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan (h) Standar penilaian

pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

7 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosdakarya, h. 8

Page 11: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

11

Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar

Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Standar Nasional

Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan

tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Selanjutnya beberapa hal yang

perlu diperhatikan menyangkut standar isi pada kurikulum yaitu : (a) Standar isi

mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan

pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu; (b) Standar isi memuat kerangka dasar dan

struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender

pendidikan/akademik 8

Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar

dar menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Satandar Nasional

Pendidikan (BSNP). Panduan ini berisi sekurang-kurangnya: (a) Model-model kurikulum

tingkat satuan pendidikan untuk SD / MI / SDLB / SMP / MTs/SMPLB

/SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK pada jalur pendidikan formal kategori standar; (b)

Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD/MI/

SDLB/SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA / SMALB , dan SMK/MAK pada jalur pendidikan

formal kategori mandiri.

Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar

dan menengah keagamaan berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Panduan

ini berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum satuan pendidikan keagamaan

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum tingkat satuan pendidikan

SD/MI/SDLB, SMP/MTs/ SMPLB, SMA/MA/SMA LB, SMK/MAK, atau bentuk lain

yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

8 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h. 97

Page 12: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

12

B. Implememtasi KTSP

Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau

inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak , baik berupa

perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford

Advance Learner’s Dictionary dikatakan bahwa implementasi adalah ’put

something into effect”9

Sementara itu implementasi KTSP adalah suatau proses penerapan ide,

konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran sehinga

peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi

dengan lingkungan. Implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai

aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.

Implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide,

program atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas-

aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang

diharapkan untuk berubah. 10

Sementara pendapat lain mengatakan bahwa

implementasi kurikulum adalah proses interaksi antara fasilitator sebagai

pengembangan kurikulum dan peserta didik sebagai subjek belajar. Dari uraian di

atas dapat dijelaskan bahwa implementasi kurikulum adalah operasionalisasi

konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam

bentuk kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain implementasi kurikulum

adalah hasil terjelamah guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis. Dalam

implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yakni pengembangan

program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Menurut Mulyasa dalam Kunandar, implementasi kurikulum dipengaruhi

oleh tiga faktor, yakni: (1) karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup

ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan; (2)

9 Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung:

Rosda Karya. h. 18 10 Ibid. h. 20

Page 13: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

13

strategi implementasi , yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi,

seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku

kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum

di lapangan; (3) karakteristik penggunaan kurikulum yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap guru terhadapa kurikulum, serta kemampuannya

untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.11

Sementara pendapat lain mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

implementasi kurikulum adalah : Pertama, dukungan kepala sekolah. Kedua,

dukungan rekan sejawat. Ketiga, dukungan internal yang datang dari dalam diri

guru sendiri. Dari ketiga faktor tersebut guru merupakan faktor penentu yang

paling memberikan konstribusi dalam keberhasilan implementasi kurikulum di

sekolah, karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak

melaksanakan tugas dengan baik, maka hasil implementasi kurikulum

(pembelajaran) tidak akan maksimal.12

Agar kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif, serta dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu: (1) menguasai dan memahami

kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi kompetensi lain dengan

baik; (2) menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai

profesi; (3) memahami peserta didik; (4) menggunakan metode yang bervariasi

dalam mengajar; (5) mengikuti perkembangan muktahir; (6) menyiapkan proses

pembelajaran; (6) menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi

yang akan dikembangkan.

Dalam KTSP peran guru hanyalah sebagai fasilitator dalam kegiatan

belajar mengajar. Sebagai fasilitator guru dituntut mempunyai tujuh sikap, yaitu:

(1) tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya; (2) dapat lebih

mendengarkan peserta didik; (3) mau dan mampu menerima ide peserta didik

11 Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung:

Rosda Karya 12 Kunandar, 2007, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru,

Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Page 14: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

14

yang inovatif dan kreatif; (4) lebih meningkatkan perhatiannya terhadap

hubungan dengan peserta didik; (5) dapat menerima balikan (feedback) baik yang

positif maupun yang negatif; (6) toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat

peserta didik; (7) menghargai prestasi peserta didik.

KTSP harus dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat,

dan karakteristik peserta didik. Sebagaimana dikatakan di atas bahwa KTSP adalah

kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan

pendidikan dengan ujung tombaknya adalah guru dan kepala sekolah. Dalam KTSP,

kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran nyata

di kelas. Pelaksanaan KTSP ini mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 dikatakan :

1). Pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2). Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip

deversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

3). Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah

dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta

panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP).”

4). Dalam kaitannya dengan pengembangan standar kompetensi, guru harus mampu

menyusun silabus dan mengembangkannya sebagai penjabaran standar kompetensi

dan kompetensi dasar ke dalam materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). 13

13 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h. 183

Page 15: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

15

KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi dan ciri khas

satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam implementasinya penyusunan KTSP

mencakup komponen-komponen sebagai berikut : (a) Pengembangan visi dan misi, (b)

Perumusan tujuan pendidikan satuan pendidikan, (c) Analisis konteks (untuk memotret

kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan), (d) Pengembangan struktur dan muatan KTSP,

(e) Pengembangan kalender pendidikan, (f) Pengembangan silabus, (g) Pengembangan

rencana pelaksanaan pembelajaran /RPP.14

Proses penyusunan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks

terhadap hal-hal sebagai berikut : (a) potensi, kekuatan dan kelemahan yang ada di

sekolah dan satuan pendidikan; (b) peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan

lingkungan sekitar; dan (c) mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Selanjutnya ada tujuh langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan KTSP,

yaitu : (1) Menentukan fokus atau kompetensi dasar, (2) Menentukan variabel atau

indikator, (3) Menentukan standar, (4) Membandingkan standar dan kompetensi, (5)

Menentukan kesenjangan yang terjadi , (6) Merencanakan target untuk mencapai standar,

dan (7) Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target. Selanjutnya dalam

menetapkan visi dan misi satuan pendidikan, kepala sekolah harus terlebih dahulu

memahami visi dan misi. 15

Kemudian tugas selanjutnya adalah kepala sekolah harus

menyisihkan waktunya agar dapat mengkomunikasikan visi tersebut ke seluruh jajaran

dan tingkat manajemen. Hal ini dapat dilakukan dengan mengangkat visi sebagai acuan

pada berbagai pertemuan yang melibatkan unsur satuan pendidikan, komite sekolah,

dewan pendidiikan, dunia usaha, dan industri, serta masyarakat di sekitar lingkungan

sekolah.

14 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h.. 172

15 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h. 174

Page 16: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

16

Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus menyusun program

peningkatan mutu yang mencakup ; tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai, untuk

program jangka pendek maupun program jangka panjang. Tujuan pendidikan satuan

pendidikan merupakan acuan dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP). Tujuan pendidikan ini mencakup tujuan untuk satauan pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan kejuruan. Selanjutnya setiap satuan

pendidikan harus menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah,

karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan

kalender pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Standar Isi. Hal lain yang

tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan struktur KTSP yang memuat : mata

pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan

kelas, penjurusan dan kelulusan, serta pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis

keunggulan lokal dan global.

Komponen KTSP lain yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran

adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan rencana

pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam

KTSP, silabus merupakan bagian dari kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai

penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilian hasil belajar.

Sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP

merupakan penjabaran lebih lanjut dari silabus, dan merupakan komponen penting dari

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan

secara profesional.16

16 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Remaja Rosda Karya, h. 176-183

Page 17: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

17

Dalam rangka pengembangan KTSP setiap satuan pendidikan perlu membentuk

tim pengembangan kurikulum. Tim pengembangan KTSP terdiri dari guru, kepala

sekolah, guru pembimbing (konselor), komite sekolah, dan dalam hal tertentu dapat

melibatkan orang tua atau peserta didik. Hal ini merupakan langkah awal dari mekanisme

penyusunan KTSP yang perlu mendapat perhatian oleh kepala sekolah. Setelah

pembentukan tim , selanjutnya mengembangkan draf KTSP yang lengkap mulai dari

perumusan visi dan misi satuan pendidikan sampai pada penyusunan silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang siap diaktualisasikan dalam pembelajaran.

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan

perencanaan sekolah/madrasah.

Berdasarkan beberapa konsep teori tentang Implementasi KTSP di atas dapat

dirumuskan dalam suatu sintesis yaitu bahwa implementasi KTSP merupakan suatu

proses penerapan ide, konsep dan kebijakan kurikulum nasional oleh satuan pendidik

dengan memperhatikan komponen-komponen KTSP yang disusun oleh Badan Standard

Nasional Pendidikan (BSNP). Komponen-komponen yang dimaksud adalah sebagai

berikut : (a) Pengembangan visi dan misi, (b) Perumusan tujuan pendidikan satuan

pendidikan, (c) Analisis konteks (untuk memotret kondisi, dan ciri khas satuan

pendidikan), (d) Pengembangan struktur dan muatan KTSP, (e) Pengembangan kalender

pendidikan, (f) Pengembangan silabus, (g) Pengembangan rencana pelaksanaan

pembelajaran /RPP

C. Asesmen Portofolio

Asesmen portofolio adalah asesmen yang terdiri dari kumpulan hasil karya peserta

didik yang disusun secara sistematik yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar,

hasil belajar, proses belajar dan kemajuan (progress) yang dilakukan peserta didik dalam

jangka waktu tertentu. Koleksi/kumpulan hasil karya peserta didik tersebut menuntut

partisipasi penuh peserta didik untuk turut menentukan kriteria dan pemilihan bahan yang

Page 18: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

18

akan dimasukkan dalam portofolio. Salah satu isu dalam asesmen portofolio adalah

keharusan untuk dapat membedakan antara koleksi hasil karya yang ditempatkan dalam

satu folder yang biasanya disebut sebagai portofolio dengan suatu model asesmen untuk

memantau dan meningkatkan kinerja peserta didik dalam pendidikan persekolahan yang

biasa disebut sebagai asesmen portofolio. Beberapa elemen penting harus ditambahkan

pada portofolio untuk dapat dikatakan sebagai asesmen portofolio. Dengan kata lain tidak

semua portofolio dapat digunakan untuk asesmen portofolio. Perbedaan pokok dari kedua

hal tersebut terutama dapat dilihat dari tujuan, sebagaimana yang tercantum dalam tabel

berikut ini:

Tabel . 1. Perbedaan Portoflio sebagai koleksi karya dengan Asesmen Portofolio

Portofolio sebagai koleksi karya Asesmen Portofolio

- Sebagai contoh keterampilan yang

Representatif

- Sebagai landasan untuk mencapai level

penguasaan berikutnya

- Sebagai ranah yang telah

Dikembangkan

- Sebagai ranah yang harus dikembangkan

- Sebagai bukti kemampuan yang

Dimiliki

- Sebagai pencatatan kemampuan yang

telah dicapai

- Sebagai bahan yang akan dibahas - Sebagai bahan untuk penyempurnaan

instrumen penilaian

- Sebagai bahan laporan - Sebagai bahan untuk menyesuaikan

kurikulum

Sumber: Shaklee, B.D. et al. (1997).

Portofolio sebagai alat untuk asesmen hasil belajar (asesmen portofolio) haruslah

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) portofolio hendaknya memiliki kriteria

penilaian yang jelas; (2) informasi atau hasil karya yang didokumentasikan dapat berasal

dari semua orang yang mengetahui peserta didik secara baik seperti guru maupun dosen,

Page 19: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

19

rekan sesama siswa/mahasiswa, guru dalam mata pelajaran lain, dan sebagainya; (3)

portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi atau hasil karya seperti karangan,

hasil lukisan, skor tes, foto hasil karya, dan lain-lain; (4) kualitas portofolio harus

senantiasa ditingkatkan dari waktu ke waktu berdasarkan hasil karya yang memenuhi

kriteria; (5) setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang sangat

berbeda dengan mata pelajaran lainnya; dan (6) portofolio harus terbuka bagi orang-orang

yang secara langsung berkepentingan dengan hasil karya peserta didik seperti guru, orang

tua peserta didik, dan siswa itu sendiri. Dari karakteristik portofolio yang dikemukakan,

setiap porotofolio yang digunakan sebagai alat asesmen hasil belajar, secara langsung

dapat dijadikan landasan bagi pengembangan kegiatan pembelajaran berikutnya. Dengan

demikian, portofolio dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai maupun memperbaiki

interaksi belajar mengajar, dan dapat pula dijadikan sebagai dasar perencanaan, baik bagi

guru maupun bagi peserta didik. Asesmen portofolio lebih berbentuk self assessment

ketimbang asesmen sepihak yang acapkali dilakukan dalam tes atau dalam asesmen

kinerja (Zainul, 2005).

Page 20: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

20

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain Pengembangan

Program Peningkatan Kompetensi Guru SD dalam Implementasi KTSP Melalui Asesmen

Portofolio. Oleh katena itu secara rinci tujuan tersebut dapat dirumuskan:

1. Untuk mengetahui kompetensi awal guru-guru SD tentang KTSP dan pemahaman

mereka tentang asesmen portofolio.

2. Untuk mengembangkan pemahaman guru tentang silabus dan RPP berbasis KTSP

melalui asesmen portofolio

3. Untuk mengembangkan keterampilan guru dalam menyusun Silabus dan RPP serta

pelaksanaannya dalam proses pembelajaran

B. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan pada hal-hal berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang memberikan perhatian terhadap

pelaksanaan dan pengembangan strategi pembelajaran berbasis KTSP.

2. Sebagai sumbangan pemikiran pada penelitian lain yang mengkaji masalah serupa.

3. Sebagai referensi bagi guru dalam pengembangan pembelajaran berbasis KTSP

melalui asesmen portofolio.

Page 21: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

21

BAB V

METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk membuat program pengembangan kompetensi

guru dalam pembelajaran berbasis KTSP melalui asesmen portofolio Sekolah Dasar.

Program yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang memberikan pelatihan bagi guru-

guru SD, agar mereka dapat meningkatkan kemampuan profesional/kompetensi dalam

mengimplementasi KTSP, khususnya dalam menyusun silabus dan RPP melalui asesmen

portofolio, yang pada akhirnya diharapkan dapat memperbaiki kualitas belajar para siswa.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Pelatihan

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Research and

Development (R&D), dengan subjek penelitian adalah guru-guru SD Kecamatan

Manukung Kabupaten Melawi. Penelitian dan pengembangan (Research and

Development) merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu produk

Kurikulum KTSP

Asesmen Portofolio

Pelatihan

Pengembangan

program

kompetensi

guru

Model Silabus dan

RPP

Peningkatan

kualitas guru

Kemampuan guru

mengases

Proses belajar siswa SD

Page 22: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

22

(Borg and Gall, 2003). Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat

digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi,

model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen, pengawasan,

pembinaan staff, dan lain-lain. Secara garis besar ada tiga langkah penelitian dan

pengembangan. Pertama, studi pendahuluan, mengkaji teori dan mengamati produk atau

kegiatan yang ada. Kedua, melakukan pengembangan produk atau program kegiatan

baru. Ketiga, menguji atau memvalidasi produk atau program kegiatan yang baru.

1. Perancangan Pengembangan Produk

Hasil analisis kebutuhan melalui studi lapangan dan kajian literatur digunakan

sebagai dasar penyusunan program pelatihan sebagai produk dari penelitian ini. Draf

program pelatihan meliputi silabus pelatihan, jenis materi, dan buku pedoman pelatihan.

Draf program pelatihan yang telah disusun selanjutnya divalidasi oleh ahli-ahli yang

terdiri atas ahli pembelajaran KTSP, ahli asesmen dari Konsultan MECCA Pontianak.

Masukan-masukan yang diberikan oleh para ahli digunakan untuk merevisi draf program

pelatihan guru dalam Implementasi KTSP melalui asesmen portofolio.

2. Pelaksanaan Pelatihan KTSP

Pelatihan KTSP dilaksanakan di Kecamatan Manukung Kabupaten Melawi.

Sistem pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah bervariasi, diskusi,

kerja kelompok dan hasil kerja kelompok dipresentasikan. Pelatihan dilaksanakan

selama dua hari yaitu tanggal 6 dan 7 November 2010 dengan jadwal sebagai berikut :

Tebel 2. Jadwal Pelatihan

JJAADDWWAALL PPEELLAATTIIHHAANN KKTTSSPP SSDD

KKEECCAAMMAATTAANN MMAANNUUKKUUNNGG KKAABBUUPPAATTEENN MMEELLAAWWII

HHAARRII 11 UURRAAIIAANN NNAARRAASSUUMMBBEERR

0077..0000 –– 0077..3300 PPEENNGGAARRAAHHAANN DDAANN PPEEMMBBUUKKAAAANN CCAABBDDIINN PPEENNDD

0077..3300 –– 0088..3300 PPEENNGGAANNTTAARR KKTTSSPP TTrrii MMeeiissee RRiinnii,,MM..PPdd

Page 23: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

23

0088..3300--0099..3300 PPEENNYYUUSSUUNNAANN KKTTSSPP KKEELLOOMMPPOOKK

0099..3300 –– 1100..0000 MMIINNUUMM

1100..0000 --1111..0000 PPLLEENNOO

1111..0000 –– 1122..0000 PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN SSIILLAABBUUSS MMaarrddiiaannaa,, MM..PPdd

1122..0000 –– 1133..0000 MMAAKKAANN SSIIAANNGG

1133..0000 –– 1144..0000 KKEERRJJAA KKEELLOOMMPPOOKK

1144..0000 --1155..0000 PPLLEENNOO HHAASSIILL KKEELLOOMMPPOOKK

HHAARRII 22

0077..3300 –– 0088..3300 PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN RRPPPP YY..AAssoonn,, MM..PPdd

0088..3300--0099..3300 PPEENNYYUUSSUUNNAANN RRPPPP KKEELLOOMMPPOOKK

0099..3300 –– 1100..0000 MMIINNUUMM

1100..0000 --1111..0000 PPLLEENNOO HHAASSIILL KKEELLOOMMPPOOKK

1122..0000 –– 1122..3300 PPEENNUUTTUUPP

3. Pelaksanaan Asesmen Portofolio

Dalam penelitian ini produk pelatihan yang diasesmen adalah silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam hal ini adalah penilaian terhadap hasil kerja

kelompok dalam menyusun Silabus dan RPP. Silabus dan RPP Hasil kerja kelompok

yang akan diasesmen dipilih 5 kelompok secara acak dari 10 kelompok yng ada Melalui

kedua portofolio tersebut dapat disimpulkan ada tidaknya peningkatan

kemampuan/kompetensi guru SD dalam implementasi KTSP.

C. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Gurus KKG Kecamatan Manukung Kabupaten

Melawi tempat para guru SD mengembangkan kompetensinya. Subjek penelitian adalah

para guru SD yang terhimpun dan aktif mengikuti kegiatan KKG. Peserta pelatihan

Page 24: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

24

KTSP ini sebanyak 50 orang.. PPeellaakkssaannaaaann ppeellaattiihhaann ppaaddaa ttaannggggaall 66 ddaann 77 NNoovveemmbbeerr

22001100

DD.. IInnssttrruummeenn PPeenneelliittiiaann

IInnssttrruummeenn yyaanngg ddiigguunnaakkaann ppaaddaa ppeenneelliittiiaann iinnii ddiiddaassaarrkkaann aattaass ddaattaa yyaanngg

ddiippeerrlluukkaann.. TTaabbeell bbeerriikkuutt mmeerriinnggkkaasskkaann hhuubbuunnggaann aannttaarraa ddaattaa yyaanngg ddiippeerrlluukkaann,, ssuummbbeerr

ddaattaa,, ddaann iinnssttrruummeenn ppeenneelliittiiaann yyaanngg ddiigguunnaakkaann..

TTaabbeell 33.. HHuubbuunnggaann aannttaarraa ddaattaa yyaanngg ddiippeerrlluukkaann,, ssuummbbeerr ddaattaa,, ddaann iinnssttrruummeenn

ppeenneelliittiiaann

DDAATTAA YYAANNGG DDIIPPEERRLLUUKKAANN SSUUMMBBEERR DDAATTAA IINNSSTTRRUUMMEENN

KKoommppeetteennssii ppeerreennccaannaaaann

ppeemmbbeellaajjaarraann ddaann aasseessmmeenn

ppoorrttooffoolliioo KKTTSSPP,, SSiillaabbuuss ddaann RRPPPP

PPeesseerrttaa PPeellaattiihhaann

AAnnggkkeett KKoommppeetteennssii AAwwaall ddaann

AAkkhhiirr

KKoommppeetteennssii ppeennggeemmbbaannggaann

KKTTSSPP,, SSiillaabbuuss ddaann RRPPPP SSiillaabbuuss ddaann RRPPPP

HHaassiill PPeellaattiihhaann LLeemmbbaarr eevvaalluuaassii ddookkuummeenn

SSiillaabbuuss ddaann RRPPPP

VVAALLIIDDAASSII AAHHLLII

PPeerrttiimmbbaannggaann tteennttaanngg ppeemmbbeellaajjaarraann

ddaann aasseessmmeenn tteemmaattiikk,, ttuuggaass ppeellaattiihhaann

ddaann sskkeennaarriioo ppeellaattiihhaann

DDrraaff pprrooggrraamm ddaann

mmaatteerrii ppeellaattiihhaann LLeemmbbaarr eevvaalluuaassii aahhllii

E. Teknik Analisis Data

Model desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain Kelompok

Kontrol Pascates Beracak (Randomized Posttest Only Control Group Design). Karena

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (menguji) perbedaan, antara dua atau lebih

dari dua variabel, maka teknik analisis yang digunakan adalah uji perbedaan dua atau

lebih dari dua variabel, menggunakan t Test, Anova (Analysis of Variance) dan Ancova

(Analysis of Covariance).

Page 25: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

25

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Studi Pendahuluan

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan informasi dari pihak Cabang Dinas

Pendidikan Kecamatan Manukung dan dari para pengawas mengenai implementasi

Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah-sekolah. Informasi mengenai

implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dikumpulkan melalui instrument

wawancara. Atas dasar informasi bahwa belum semua sekolah mengimplementasikan

KTSP, maka perlu diadakan pelatihan / worshop KTSP .

Hasil analisis kebutuhan melalui studi lapangan dan kajian literatur digunakan

sebagai dasar penyusunan program pelatihan yang menjadi produk dari penelitian ini.

Draf program pelatihan meliputi silabus pelatihan, jenis materi, dan pedoman pelatihan,

serta jadwal pelatihan. Draf program pelatihan tersebut selanjutnya divalidasi oleh ahli-

ahli yang terdiri atas ahli kurikulum KTSP dan ahli asesmen dari Konsultan MECCA

Pontianak. Masukan-masukan yang diberikan oleh para ahli digunakan untuk merevisi

draf program pelatihan KTSP melalui asesmen portofolio .

B. Perencanaan Pengembangan Produk

Agar suatu produk dapat dikembangkan, maka perlu dirancang sedemikian rupa

sehingga menjadi suatu program yang baik. Program dimaksud adalah program

peningkatan kompetensi guru SD dalam mengimplemtasikan KTSP. Program tersebut

dirancang dalam bentuk pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme

Guru SD secara khusus kompetensi guru dalam mengimplementasikan Kurikulum, yang

meliputi :

Page 26: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

26

1. Guru dapat memetakan standar kompetensi dan kompetensi dasar

2. Guru dapat menjabarkan standar konpetensi dan kompetensi dasar ke dalam berbagai

variasi indikator

3. Guru dapat mengidentifikasikan dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi

dasar dan indicator

4. Guru dapat menyusun silabus tiap mata pelajaran

5. Guru dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tiap mata pelajaran

6. Guru dapat merumuskan kompetensi dasar dan indicator yang akan dilaksanakan

7. Guru dapat menetapkan sumber-sumber belajaran

8. Guru dapat menetapkan metode dalam pembelajaran

9. Guru dapat menyusun strategi dan langkah-langkah pembelajaran

10. Guru dapat merumuskan alat dan media dalam pembelajaran

11. Guru dapat menyusun evaluasi pembelajaran .

12. Guru dapat mengimplementasikan RPP dalam pembelajaran di kelas

Pelatihan dilaksanakan pada gugus KKG Kecamatan Manukung Kabupaten

Melawi tempat para guru SD mengembangkan kompetensinya. Sasaran pelatihan adalah

para guru SD yang terhimpun dan aktif mengikuti kegiatan KKG.

C. Validasi Tim Ahli

Hasil studi pendahuluan yang telah disusun ke dalam bentuk draf pelatihan

sebelum dilaksanakan, maka perlu divalidasi oleh Tim Ahli, baik ahli KTSP maupun ahli

asesmen. Hasil validasi Tim Ahli terhadap draf program pelatihan KTSP dengan asesmen

portofolio disajikan dalam tabel validasi tim sebagai berikut :

Tabel 4 Hasil Validasi Tim Ahli

No

Item yang divalidasi

Hasil validasi

Tindak lanjut

Page 27: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

27

1 Metode Worshop/ pelatihan

menggunakan metode

ceramah sebaiknya dikurangi

atau perlu divariasi dan lebih

banyak menggunakan

Lembar Kerja Terbimbing

(LKT)

Merevisi draf

pelatihan dengan

menggunakan metode

kerja dengan

menggunakan lembar

kerja terbimbing

(LKT)

2 Langkah-langkah

pelatihan

Langkah-langkah yang

dilaksanakan dalam pelatihan

terdiri dari :

1.Penjelasan mengenai

materi pelatihan diteruskan

kerja kelompok dengan

lembar kerja terbimbing

(LKT).

2. Hasil lembar kerja

terbimbing dipresentasikan

atau diplenokan

Merivisi draf jadwal

pelatihan dari satu hari

menjadi tiga hari.

D. Hasil Pelatihan KTSP dengan Asesmen Portofolio

Sebelum pelatihan KTSP diadakan semua guru peserta pelatihan diberi tes awal

menggunakan angket kompetensi awal. Tes ini bertujuan untuk mengetahun kompetensi

awal guru serta pemahaman mereka mengenai KTSP dan asesmen portofolio. Dari 50

orang guru peserta pelatihan dipilih secara acak sebanyak 50 % sebagai sampel

eksperimen penelitian. Hasil kompetensi awal 25 orang guru yang dijadikan eksperimen

penelitian tergambar pada tabel (Tabel. 5 )

Selanjutnya 50 orang guru peserta pelatihan dibagi ke dalam 10 kelompok dan

masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Tiap kelompok mengejakan lembar kerja

berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil kerja dari 10

kelompok tersebut dipilih secara acak sebanyak 5 kelompok sebagai portofolio yang

Page 28: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

28

diasesmen. Hasil asesmen portofolio dari 5 kelompok kerja disajikan pada tabel (Tebel 6 )

dan (Tabel.7)

Pada tahap akhir dari pelatihan ini diadakan tes kompetensi akhir terhadap 25

orang guru yang dijadikan sampel eksperimen penelitian ini. Hasil tes kemampuan akhir

dapat dilihat pada tabel (Tabel 8)

1. Tebel 5. Hasil Angket Kompetensi Awal

No

Nama Guru

Sekolah

Skor

Total

A B C D

1 - - 2,45 - 2,45

2 - 3,13 - - 3,13

3 - 3,20 - - 3,20

4 - - 2,03 - 2,03

5 - - - 1,87 1,87

6 - - - 1,76 1,76

7 - - - 1,89 1,89

8 - - 2,80 - 2,80

9 - - 2,75 - 2,75

10 - - 2,56 - 2,56

11 - - - 1,77 1,77

12 - 3,33 - - 3,33

13 - - 2,69 - 2,69

14 - - 2,19 - 2,19

Page 29: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

29

15 - - 2,22 - 2,22

16 - 2,77 - 2,77

17 - 2,68 - 2,68

18 - 2,13 - 2,13

19 - - - 1,66 1,66

20 - - - 1,82 1,82

21 - - - 1,74 1,74

22 - 3,19 - - 3,19

23 - - 2,22 - 2,22

24 - - 2,87 - 2,87

25 - - 2,09 - 2,09

Jumlah 12,84 34,45 12,51 59,80

59,80

Nilai Akhir = --------------------- = 2,39 Kualifikasi C

25

Page 30: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

30

2. Tebel 6 Hasil Asesmen Silabus

No

Nama Kelompok

Skor

Total

A B C D

1 A 3,56 - - - 3,56

2 B - 3,23 - - 3,23

3 C - 3,47 - - 3,47

4 D 3,61 - - - 3,61

5 E - 3,38 - - 3,38

Jumlah 7,17 10,08 0 0 17,25

17,25

Nilai Akhir = --------------------- = 3,45 Kualifikasi B

5

Page 31: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

31

3. Tebel . 7 Hasil Asesmen RPP

No

Nama Kelompok

Skor

Total

A B C D

1 A - 3,17 - - 3,17

2 B - 3,43 - - 3,43

3 C - 3,07 - - 3,07

4 D - 3,11 - - 3,11

5 E - 3,41 - - 3,41

Jumlah 0 16,19 0 0 16,19

16,19

Nilai Akhir = --------------------- = 3,24 Kualifikasi B

5

Page 32: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

32

4. Tebel .8 Hasil Angket Kompetensi Akhir

No

Nama Guru

Sekolah

Skor

Total

A B C D

1 Jagar, A.Ma.Pd SDN 05 BATAS NANGKA - 3,10 - - 3,10

2 Semuni Lisa Wati, A.Ma SDN 05 BATAS NANGKA 3,78 - - - 3,78

3 Mohamad Ali, A.Ma SDN 05 BATAS NANGKA 3,69 - - - 3,69

4 Silfanus, A.Ma SDN 15 MAWANG MENTATAI - 3,11 - - 3,11

5 Jafrai, A.Ma SDN 15 MAWANG MENTATAI - 3,01 - - 3,01

6 Heriyanto Sakeus SDN 15 MAWANG MENTATAI - - 2,89 - 2,89

7 Mathias Todo Boli SDN 4 TANJUNG BERINGIN - - 2,79 - 2,79

8 Merudin SDN 4 TANJUNG BERINGIN 3,58 - - - 3,58

9 Serianto, A.Ma SDN 16 PELAIK KERUAP 3,66 - - - 3,66

10 Riwayanto SDN 16 PELAIK KERUAP - 3,15 - - 3,15

11 Anwar, A.Ma.Pd SDN 09 BATU ON - 3,03 - - 3,03

12 Ludgarda Emirin , A.Ma SDN 09 BATU ON 3,76 - - - 2,76

13 Hardianto,S.Pd.I SDN 21 SUNGAI SAMPUK - 3,48 - 3,48

14 Saiyan SDN 21 SUNGAI SAMPUK - - 2,90 - 2,90

15 Ahmad Fahmi, A.Ma SDN 21 SUNGAI SAMPUK - 3,19 - - 3,19

16 Hasan Efendi SDN 17 NUSA PORING - 3,19 - - 3,19

Page 33: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

33

17 Hambali, A.Ma.Pd SDN 17 NUSA PORING - 3,32 - - 3,32

18 Sinar, A.Ma.Pd SDN 13 BELABAN - 3,47 - - 3,47

19 Shadikin Nur, A. Ma SDN 06 MELONA - - 2,81 - 2,80

20 Aleksander, A.Ma SDN 19 GUHUNG KERUAP - - 2,92 - 2,92

21 Marselinus Peso, A.Ma SDN 19 GUHUNG KERUAP - - 2,90 - 2,90

22 Sion SDN 19 GUHUNG KERUAP .3,78 - - - 3.78

23 Agus Wantoro SDN 22 SIYAI - 3,09 - - 3,09

24 Adi Prasetyo SDN 22 SIYAI 3,68 - - - 3,68

25 Titin Sriwahyuni SDN 01 MENUKUNG - 3,47 - - 3,47

Jumlah 25,93 38,61 17,21 0 81,75

81,75

Nilai Akhir = --------------------- = 3,27 Kualifikasi B

25

Page 34: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

34

5. Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Tiap Komponen

No

KOMPONEN

Skor

Total

A B C D

1 Tes kompetansi awal kelompok eksperiman - - 2,39 - 2,39

2 Penilaian dokumen silabus - 3,45 - - 3,45

3 Penilaian dokumen RPP - 3,24 - - 3,24

4 Tes Kompetensi akhir kelompok eksperimen - 3,27 - - 3,27

Jumlah - 9,96 2,39 0 12,35

12,35

Nilai Akhir = --------------------- = 3,08 Kualifikasi B

4

Secara keseluruahan hasil pelatihan KTSP terhadap guru-guru di Kecamatan

Manukung cukup berhasil. Dari hasil rekapitulasi tiap komponen yang disajikan pada

tabel ( Tabel. 9) menunjukkan nilai rata-rata 3,08. Ini berarti bahwa hasil pelatiahn KTSP

berada pada kualifikasi baik (B).

E. Perbandingan Hasil Angket Kompetansi Awal dan Akhir

Hasil angket kompetensi awal pada guru peserta pelatihan pada kelompok

eksperiman menunjukkan bahwa implementasi kurikulum KTSP di SD Kecamatan

Page 35: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

35

Manukung Kabupaten Melawi belum terlaksana dengan baik. Kepala Sekolah dan guru

masih mengalami kesulitan bahkan merasa bingung untuk menerapkan KTSP di sekolah

masing-masing. Meskipun hamper semua sekolah memilikk dokumen KTSP, namun

perangkat kurikulum KTSP yang dimiliki sekolah merupakan hasil potocopi dari sekolah

lain. Akibatnya guru mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan KTSP.

Kompetensi guru SD se-Kecamatan Manukung tentang KTSP masih perlu

ditingkatkan lagi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angket yang menyajikan angka 2,39

untuk kelompok eksperimen . Dengan angka tersebut, berarti implementasi KTSP di

Kecamatan Manukung belum terlaksana dengan baik.

Sementara hasil angket kompetensi akhir yang dimiliki guru peserta pelatihan,

setelah mengikuti pelatihan, pada kelompok eksperiman menunjukkan adanya

peningkatan yang signifikan. Dari hasil tes akhir menunjukkan bahwa nilai untuk

kelompok eksperimen sebesar 3,27.dan berada pada kualifikasi baik dan memuaskan.

Adanya perkembangan yang signifikan antara hasil angket kompetensi awal dan

akhir menunjukan bahwa model pelatihan yang dirancang oleh peneliti dalam rangka

meningkatkan kompetensi guru cukup berhasil dan mengena sasaran. Model pelatihan

dimaksud adalah mengacu pada program peningkatan kompetensi guru Sekolah Dasar

dalam mengimplementasikan KTSP melalui asesmen portopolio. Hal ini didukung oleh

hasil asesmen portopolio terhadap dokumen silabus dan RPP berbasis KTSP. Hasil

asesmen terhadap dokumen silabus hasil kerja kemompok eksperimen menunjukkan

angka 3,45 sementara RPP menunjukkan angka 3,24.

Page 36: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

36

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru

sekolah dasar dalam mengimplementasikan KTSP melalui asesmen portopolio dapat

ditingkatkan Program peningkatan kompetensi guru tersebut perlu dirancang sedemikian

rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan dalam rangka menyelesaikan permasalahan

pembelajaran guru di kelas. Dalam pelaksanaan program pelatihan ini menggunakan

metode ceramah untuk menjelaskan sistematika, prosedur dan langkah-langkah yang

harus ditempuh dalam rangka memahami KTSP. Selanjutnya metode tugas mengerjakan

Lembaran Kerja Terbimbing (LKT), merupakan metode pelatihan yang efektif dalam

rangka memudahkan peserta pelatihan memahami tentang KTSP, Silabus dan RPP serta

asesmen portofolio.

Melalui tugas kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Terbimbing (LKT)

peserta pelatihan memiliki kemampuan dan keterampian dalam menyusun silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajara (RPP).

Hasil pelatihan menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara

kompetensi awal guru sebelum diadakannya pelatihan dan kompetensi akhir guru setelah

diadakannya pelatihan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengermbangan

program pelatihan dalam rangka peningkatan kompetansi guru SD dalam

mengimplementasikan KTSP melalui asesmen portopolio yang dirancang oleh peneliti

sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Page 37: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

37

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas dapat dikemukan beberapa saran

berikut:

1. Perlu dilakukan peningkatan kompetensi guru SD dalam implementasi KTSP melalui

asesmen portopolio.

2. Program peningkatan kompetensi guru SD dalam mengimplementasikan KTSP perlu

dirancang sedemikian rupa sehingga mengena sasaran dan sesuai dengan tujuan yaqng

diharapkan.

3. Untuk meningkatkan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),

perlu pembinaan terhadap guru-guru dalam upaya meningkatkan kompetensinya.

4. Perlu dilanjutkan penelitian tentang studi pengembangan program peningkatan

kompetensi guru sekolah dasar dalam implementasi KTSP khususnya RPP di kelas

masing-masing.

Page 38: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

38

DAFTAR PUSTAKA

Donna H, et al. (1991). Teaching Young Children Using Themes. Michigan: Good Year Books

Fogarty, R. (1997). Problem-Based Learning and Other Curriculum Models for the Multiple

Intelligences Classroom. Australia: Hawker Brownlow Education.

Fogarty, R. (1991). How to Integrate the Curricula. Illinois: IRI/Skylight Publishing, Inc.

Palatine,

Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. (2003). Educational Research. Boston: Pearson Education,

Inc.

Gansle, A.K, Gilberston N.D, and van DerHeyden, M.A. (2006). Elementary School Teachers’

Perceptions of Curriculum-based Measures of Written Expression, Practical

Assessment, Research and Evaluation, A peer-reviewed electronic journal. 11, (5), 1-17.

Hinduan, A.A, dkk. (2001). The Development of Teaching and Learning Science Models at

Primary School and Primary School Teacher Education. Bandung: Graduate Program-

Indonesian University of Education

Khalick, A.F. (2006). Preservice and Experienced Biology Teachers’ Global and Specific

Subject Matter Structures : Implications for Conceptions of Pedagogical Content

Knowledge. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 2, (1),

1-29

Klenowski, V. (2002). Developing Portfolios For Learning and Assessment, Processess and

Principles. London: Routledge Falmer

Khaeruddin H,dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Konsep

dan Implementasinya di Madrasah. Semarang: Nuansa Aksara

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan

Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada

Page 39: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

39

Meinbach, A.M, Rothlein L. and Fredericks, A.D. (1995). The Complete Guide to Thematic

Units: Creating the Integrated Curriculum. Noorwood, MA: Christopher-Gordon

Publishers, Inc.

Montie, J, Xiang, Z. and Schweinhart, J.L. (2006). Preschool Experience in 10

Countries : Cognitive and Language Performance at Age 7. Early Childhood Research

Quarterly. 21, (3), 313-331

Martin Handoko. 2004. Idealisme dan Praktisi Pendidikan Pangudi Luhur.

Semarang : PHPL

Mulyasa E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Nurdin Syafruddin. 2005. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta:

Quantum Teaching.

Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta : Pustaka

Yustisia

Usman, Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung, PT.Remaja Rosdakarya.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tantang Guru dan Dosen

Yamin Martinis H. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta :

Gaung Persada Press Jakartng

Zainul, A. (2005). Alternative Assessment. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas.

Page 40: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

40

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Lanpiran 1.1 Pedoman Wawancara kepada Kacabdin/Pengawas

No

BUTIR PERTANYAAN

JAWABAN RESPONDEN

1 Apakah semua Kepala Sekolah sudah

pernah mengikuti pelatihan KTSP

2 Apakah semua SD/sekolah sudah

mengimplementasikan Kurukulum Tingkat

Satuan Pendidikan ( KTSP )

3 Apakah semua SD memiliki dokumen

Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan

4 Apakah semua guru memiliki dokumen

Standar Kompetensi

5 Apakah semua guru memiliki dokumen

Kompetensi Dasar

6 Apakah semua guru memiliki

dikumenSilabus

7 Apakah semua guru memiliki dikumen

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Page 41: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

41

Manukung, 6 September 2010

Pewawancara/Peneliti

Lampiran 1.2 Angket Kompetensi Awal

Nama Guru /SD : …………………………………………………….

Skor : 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang

No

Aspek Yang Dinilai

Rentangan

Nilai/Skor

Keterangan

1 2 3 4 Jumlah Skor

1 Guru dapat memahami istilah asesmen

portifolio

2 Guru dapat memahami KTSP secara benar

3 Guru dapat menjabarkan standar kompetensi

ke dalam kompetensi dasar

4 Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar ke

dalam berbagai variasi indikator

5 Guru dapat mengidentifikasikan dan

menganalisis standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indicator

6 Guru dapat menyusun silabus KTSP secara

benar

7 Guru dapat menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) secara benar

Jumlah Skor

Jumlah Skor

NILAI AKHIR = --------------------- = ---------- = …… Kualifikasi …….

Page 42: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

42

7 7

Keterangan :

1. 3,50 – 4,00 = A ( Sangat Baik ) 2. 3,00 – 3,49 = B ( Baik )

3. 2,00 – 2,99 = C ( Cukup ) 4. 1,00 – 1,99 = D ( Kurang )

Lampiran 1.3 Asesmen Dokumen Silabus

Nama Kelompok : …………………………………………………….

Hari/tanggal : Sabtu, 07 Agustus 2010.

Skor : 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang

No

Aspek Yang Dinilai

Rentangan

Nilai/Skor

Keterangan

1 2 3 4 Jumlah Skor

1 Guru dapat menjabarkan standar konpetensi

ke dalam kompetensi dasar

2 Guru dapat merumuskan materi pokok

pembelajaran yang akan disajikan

3 Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar ke

dalam berbagai variasi indikator

4 Guru dapat mengidentifikasikan dan

menganalisis standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indicator

5 Guru dapat merumuskan pengalaman

pembelajaran secara benar

6 Guru dapat merancang alokasi waktu secara

tepat

7 Guru dapat menyusun rencana penilaian

pembelajaran secara tepat

8 Guru dapat menentukan metode, alat dan

sumber belajar secara tepat

Page 43: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

43

Jumlah Skor

Jumlah Skor

NILAI AKHIR = --------------------- = ---------- = …… Kualifikasi …….

9 8

Lampiran 1.4 Asesmen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Kelompok : …………………………………………………….

Skor : 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang

No Aspek Yang Dinilai Skor Keterangan

1 2 3 4 Jumlah Skor

1 Guru dapat menulis identitas dengan benar

2 Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar

kedalam standar kompetensi dengan benar

3 Guru dapat merumuskan kompetensi dasar ke

dalam berbagai variasi indikator

4 Guru dapat merumuskan tujuan pembelajaran

yang sesuai dengan indikator

5 Guru dapat merancang materi yang sesuai dengan

indicator dan tujuan pembelajaran

6 Guru dapat menentukan metode pembelajaran

yang sesuai

7 Guru dapat menyusun langkah-langkah

pembelajaran secara tepat

8 Guru dapat menentukan alokasi waktu secara

tepat

9 Guru dapat menentukan media pembelajaran

yang sesuai dengan materi ajar

10 Guru dapat menentukan jenis dan prosedur

penilaian dengan indicator yang ditetapkan

Jumlah Skor

Page 44: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

44

Jumlah Skor

NILAI AKHIR = --------------------- = ---------- = …… Kualifikasi …….

10 10

Lampiran 1.5 Angket Kompetensi Akhirl

Nama Guru/SD : …………………………………………………….

Skor : 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang

No

Aspek Yang Dinilai

Rentangan

Nilai/Skor

Keterangan

1 2 3 4 Jumlah Skor

1 Guru dapat memahami istilah asesmen

portifolio

2 Guru dapat memahami KTSP secara benar

3 Guru dapat menjabarkan standar kompetensi

ke dalam kompetensi dasar

4 Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar ke

dalam berbagai variasi indikator

5 Guru dapat mengidentifikasikan dan

menganalisis standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indicator

6 Guru dapat menyusun silabus KTSP secara

benar

7 Guru dapat menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) secara benar

Jumlah Skor

Jumlah Skor

NILAI AKHIR = --------------------- = ---------- = …… Kualifikasi …….

7 7

Page 45: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

45

Page 46: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

1

Lampiran 2

SILABUS KTSP

Lampiran 2. 1. Silabus IPS Kelas V SD

Nama Sekolah : ………………………………………….

Mata Pelajaran : IPS

Kelas / Semester : V / I

Standar Kompetensi : Keragaman Kenampakan Alam Indonesia

Kompetensi Dasar Materi

Pokok

Indikator Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Penilaian Sumber/Alat/Media

Mengenal keragaman

kenampakan alam dan

buatan serta pembagian

wilayah waktu Indonesia

dengan menggunakan

Atlas / Peta Globe dan

med lam

Keragaman

kenampakan

alam di

Indonesia

Keragaman

kenampakan

alam di

Indonesia dan

buatan serta

pembagian

waktunya

Menjelaskan keragaman

kenampakan alam di

Indonesia serta

- Guru dan siswa tanya

jawab tentang

kenampakan alam di

Indonesia

- Guru memberikan

latihan kepada siswa

2 × 35 menit - Tertulis

- Penugasan

- Buku Paket IPS

Kelas V, Penerbit

Erlanga

Page 47: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

2

Lampiran 2.2. Silabus IPASain Kelas V SD

Nama Sekolah :………………………………………….

Mata Pelajaran : IPA / Sains

Kelas / Semester : V / I

Standar Kompetensi : Memahami Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan

Kompetensi Dasar Materi

Pokok

Indikator Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Penilaian Sumber/Alat/Media

- Mengidentifikasi

tumbuhan hijau

membuat makanan

- Tumbuhan

hijau

- Pembuatan

makanan

pada

tumbuhan

hijau

- Cara tumbuhan hijau

membuat makanan

2 × 35 menit - Tertulis

- Penugasan

- Buku Paket Sains

Kelas V, Penerbit

Erlanga

Page 48: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

3

Lampiran 2.3. Silabus Matematika kelas II SD

Nama Sekolah : ....................................................................

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester :II / I

Standar Kompetensi :Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Sampai 500

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Penilaian Sumber/Alat/Media

- Membandingkan

bilangan sampai 500

- Membandingkan

bilangan

- Membandingkan

kumpulan benda

- Membandingkan

lambing bilangan

- Menjelaskan contoh

membandingkan

kumpulan benda

- Dapat menghitung dan

membandingkan banyak

benda

- Memahami cara

membandingkan banyak

benda

- Pemberian tugas

1 × 35 menit

1×pertemuan

- Tertulis

- Penugasan

- Buku Paket

Matematika Kelas

II, Penerbit Erlanga

Page 49: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

4

Lampiran 2.4 . Silabus Bahasa Indonesia Kelas IV SD

Nama Sekolah : ............................................................................

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester :IV / I

Standar Kompetensi :Memahami tek agak panjang (150-200 ke atas)

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Penilaian Sumber/Alat/Media

Menemukan pikiran pokok

tek agak panjang dengan

membaca sekilas

Teks bacaan - Membaca tek agak

panjang

- Menjawab

pertanyaan

- Menemukan pokok

pikiran bacaan

- Membuat kalimat

permintaan

- Membaca sekilas cerita

- Menjawab pertanyaan

- Tanya jawab untuk

menemukan pokok pikiran,

bacaan

- Menjawab pertanyaan

3× 35 menit

- Tertulis

- Penugasan

- Buku Paket Bahasa

Indonesia Kelas IV,

Penerbit Erlanga

Page 50: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

5

Lampiran 2.5. Silabus Sains / IPAKelas III SD

Nama Sekolah : ……………………………………………..

Mata Pelajaran : Sains / IPA

Kelas / Semester :III / I

Standar Kompetensi :Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaan dalam kehidupan

sehari-hari

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Penilaian Sumber/Alat/Media

Mengidentifikasi benda

dan sifatnya

Benda dan

sifatnya

- Sifat benda

berdasarkan

wujudnya

- Benda padat, cair,

dan gas

- Menjelaskan sifat benda

berdasarkan wujudnya

- Siswa mengamati benda di

sekelilingnya

- Siswa dapat memahami

benda berdasarkan

wujudnya

2× 35 menit

(1×pertemuan)

- Tertulis

- Penugasan

- Media = Gambar

- Sumber = Buku Paket

Sains Kelas III,

Penerbit Erlanga

Page 51: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

1

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Lampiran 3.1. Rencana Pelaksanan pembelajaran IPS Kelas V

NAMA SEKOLAH : ...................................................................

MATA PELAJARAN : IPS

KELAS/SEMESTER : V/I

ALOKASI WAKTU 2 × 35 MENIT

STANDAR KOMPETENSI : Keragaman kenampakan alam Indonesia

KOMPETENSI DASAR : 1. Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan

serta pembagian wilayah waktu Indonesia dengan

menggunakan Atlas/Peta, Globe dan media lain.

INDIKATOR : 1. Menyebutkan keragaman kenampakan alam di

Indonesia

2. Menjelaskan dengan contoh alam buatan

3. Menjelalskan pembagian wilayah waktu Indonesia

menggunakan atlas/peta

I. TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Siswa dapat menyebutkan keragaman kenampakan alam di Indonesia

2. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh alam buatan

3. Siswa dapat menjelalskan pembagian wilayah waktu Indonesia menggunakan

atlas/peta

II. MATERI

- Keragaman kenampakan alam di Indonesia

III. METODE :

- Ceramah

- Tanya Jawab

- Penugasan

-

Page 52: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

2

IV. LANGKAH-LANGKAH

1. Kegiatan awal (5 menit)

- Salam Pembuka

- Apersepsi

2. Kegiatan inti (55 menit)

- Menjelaskan keragaman kenampakan alam di Indonesia serta

- Guru dan siswa tanya jawab tentang kenampakan alam di Indonesia

- Guru memberikan latihan kepada siswa

3. Kegiatan akhir (10 menit)

- Penilaian

- Salam penutup

V. SUMBER/ALAT/MEDIA

- Buku Paket IPS kelas V, Penerbit Erlangga

VI. PENILAIAN

TEKNIK : Tertulis

BENTUK : Penugasan

INSTRUMEN :

Mengetahui

Kepala Sekolah

(……………………………)

NIP:-

Manukung, 7 November 2010

Guru Kelas

(…………………………..)

NIP :-

Page 53: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

3

Lampiran 3.2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA/Sains Kelas V

NAMA SEKOLAH :………………………………………..

MATA PELAJARAN : IPA/SAINS

KELAS/SEMESTER : V/I

ALOKASI WAKTU : 2 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)

STANDAR KOMPETENSI : 1.1. Memahami cara tumbuhan hijau membuat

makanan

KOMPETENSI DASAR : 1.2. Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat

makanan

INDIKATOR : 1. Mengidentifikasikan cara tumbuhan hijau membuat

makanan

2. Menyebutkan istilah pembuatan makanan pada

tumbuhan hijau

3. Menjelaskan proses pembuatan makanan pada

tumbuhan

4. Menyebutkan sarana yang diperlukan tumbuhan

dalam membuat makanan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Siswa dapat mengidentifikasikan cara tumbuhan hijau membuat makanan

2. Siswa dapat menyebutkan istilah pembuatan makanan pada tumbuhan hijau

3. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan makanan pada tumbuhan

4. Siswa dapat menyebutkan sarana yang diperlukan tumbuhan dalam membuat

makanan

II. MATERI

- Tumbuhan hijau

Page 54: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

4

III. METODE :

- Ceramah

- Tanya Jawab

- Penugasan

IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal

- Salam Pembuka

- Apersepsi

2. Kegiatan inti

- Menjelaskan cara tumbuhan hijau membuat makanan

- Siswa dapat memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan

- Guru dan siswa tanya jawab cara tumbuhan hijau membuat makanan

3. Kegiatan akhir

- Tindak Lanjut (PR)

- Salam penutup

V. SUMBER/ALAT/MEDIA

- Buku Paket IPA kelas V, Semester I, Penerbit Erlangga

VI. PENILAIAN

TEKNIK : Tertulis

BENTUK : Penugasan

INSTRUMEN : Soal Pilihan Ganda

Mengetahui

Kepala Sekolah

(……………………………)

NIP:-

Manukung, 7 November 2010

Guru Kelas

(…………………………..)

NIP :-

Page 55: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

5

Lampiran 3.3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas II

NAMA SEKOLAH :…………………………………………………

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

KELAS/SEMESTER : II/I

ALOKASI WAKTU : 2 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)

STANDAR KOMPETENSI : 1.1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan

bilangan sampai 500

KOMPETENSI DASAR : 1.1. Membandingkan bilangan sampai 500

INDIKATOR : 1.1. Membandingkan kumpulan benda

1.2. Membandingkan lambang bilangan

TUJUAN PEMBELAJARAN : 1.1. Siswa dapat membandingkan kumpulan benda

1.2. Siswa dapat membandingkan lambang bilangan

MATERI POKOK : 1.1. Membandingkan bilangan

METODE PEMBELAJARAN : - Ceramah

- Tanya Jawab

- Penugasan

I. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan awal (5 menit)

- Salam Pembuka, Doa

- Apersepsi

- Memeriksa kebersihan

b. Kegiatan inti

- Menjelaskan contoh membandingkan kumpulan benda

- Siswa dapat menghitung banyak benda dan membandingkan kumpulan benda

- Menjelaskan contoh membandingkan lambang bilangan

- Siswa dapat memahami cara membandingkan lambang bilangan

c. Kegiatan akhir (5 menit)

Page 56: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

6

- Memberikan penilaian

- Memberikan umpan balik kepada siswa

- Salam

II. SUMBER/ALAT/MEDIA

- Buku Paket Matematika kelas II, Penerbit Erlangga

III. PENILAIAN

a. Teknik : Tertulis

b. Bentuk Tes : Penugasan

c. Instrumen : Soal Pilihan Ganda

Mengetahui

Kepala Sekolah

(……………………………)

NIP:-

Manukung, 7 November 2010

Guru Kelas

(…………………………..)

NIP :-

Lampiran 3.4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV

Page 57: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

7

NAMA SEKOLAH : ……………………………………………..

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KELAS/SEMESTER : IV/I

ALOKASI WAKTU : 3 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)

STANDAR KOMPETENSI : 1.3. Memahami teks agak panjang (150-200 kata)

KOMPETENSI DASAR : 1.3. Menemukan pikiran pokok teks agak panjang

dengan cara membaca sekilas

INDIKATOR : 1. Membaca teks agak panjang

2. Menjawab pertanyaan

3. Menemukan pokok pikiran bacaan

4. Membuat kalimat permintaan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Siswa dapat membaca teks agak panjang dan bisa menjawab pertanyaan serta

menemukan pokok pikiran bacaan dan membuat kalimat permintaan

II. MATERI

- Teks bacaan

III. METODE :

- Ceramah

- Tanya Jawab

- Penugasan

IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal

- Doa, Absensi

- Memeriksa kebersihan

- Apersepsi

2. Kegiatan inti

Page 58: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

8

- Guru membaca sekilas cerita lalu guru meminta beberapa murid untuk

membaca cerita kembali

- Siswa menjawab pertanyaan

- Guru dan siswa tanya jawab untuk menemukan pikiran pokok bacaan

- Siswa diminta membuat kalimat permintaan

3. Kegiatan akhir

- Melakukan refleksi

- Menutup pelajaran

V. SUMBER/ALAT/MEDIA

- Buku Paket Bahasa Indonesia kelas IV, Semester I, Penerbit Erlangga

VI. PENILAIAN

- TEKNIK : Tertulis

- BENTUK : Penugasan

- INSTRUMEN :

Membuat kalimat permintaan

1. Ambilkan

2. Tunjukkan

3. Ajari

4. Tiupkan

5. Nyanyikan

Mengetahui

Kepala Sekolah

(……………………………)

NIP:-

Manukung, 7 November 2010

Guru Kelas

(…………………………..)

NIP :-

Lampiran 3.5 . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains/IPA kelas III

Page 59: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

9

NAMA SEKOLAH :…………………………………………………

MATA PELAJARAN : SAINS/IPA

KELAS/SEMESTER : III/I

ALOKASI WAKTU : 2 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)

STANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat perubahan sifat benda dan

kegunaan dalam kehidupan sehari-hari

KOMPETENSI DASAR : Mengidentifikasi benda dan sifatnya

INDIKATOR : 1. Menyebutkan sifat benda berdasarkan wujudnya

2. Menjelaskan sifat benda padat

3. Menjelaskan sifat benda cair

4. Menjelalskan sifat benda gas

I. TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Menyebutkan sifat benda berdasarkan wujudnya

2. Menjelaskan sifat benda padat

3. Menjelaskan sifat benda cair

4. Menjelalskan sifat benda gas

II. METODE :

- Ceramah

- Tanya Jawab

- Penugasan

III. MATERI

- Benda dan sifatnya

IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal (5 menit)

- Salam pembuka

- Apersepsi

2. Kegiatan inti (55 menit)

- Menjelaskan sifat benda berdasarkan wujudnya

- Siswa diminta mengamati benda di sekelilingnya

- Siswa dapat memahami sifat benda berdasarkan wujudnya

- Guru memberikan latihan kepada siswa

3. Kegiatan akhir (10 menit)

- Menyimpulkan materi

- Menutup pelajaran , doa dan salam

V. MEDIA/ALAT/SUMBER

Page 60: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

10

- Media = Gambar

- Sumber = Buku Paket Sains kelas III, semester I, Penerbit Erlangga

VI. PENILAIAN

- TEKNIK : Tertulis

- BENTUK : Penugasan

- INSTRUMEN : 1. Benda digolongkan menjadi tiga wujud. Apa sajakah ketiga

wujud itu?

2. Sifat benda padat dan cair adalah …..

3. Sifat benda gas adalah …..

4. Air, susu, teh. Ketiga contoh tersebut termasuk contoh

benda …..

5. Sebutkan contoh benda padat dan benda gas, masing-

masing 2 contoh

Kunci Jawaban :

1. - Wujud padat

- Wujud cair

- Wujud gas

2. - Sifat benda padat adalah tidak berubah-ubah, tetap

seperti bentuk asal/asli

- Sifat benda cair adalah berubah-ubah dan mengikuti

bentuk wadahnya

3. Sifat benda gas adalah selalu mengisi semua ruang yang

ditempatinya

4. Benda cair

5. Benda Padat : Contoh : - Penggaris

- Kayu

Benda gas : Contoh : - Kantong yang diberi angin

- Balon

Mengetahui

Kepala Sekolah

(……………………………)

NIP:-

Manukung, 7 November 2010

Guru Kelas

(…………………………..)

NIP :-

Lampiran 4

Page 61: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

11

DAFTAR PESERTA PELATIHAN

No Nama Guru Asal Sekolah Tanda tangan

1 Jagar, A.Ma.Pd SDN 05 BATAS NANGKA

2 Semuni Lisa Wati, A.Ma SDN 05 BATAS NANGKA

3 Mohamad Ali, A.Ma SDN 05 BATAS NANGKA

4 Reol Supardi SDN 05 BATAS NANGKA

5 Agustinus Atonius SDN 05 BATAS NANGKA

6 Makarius R, A.Ma.Pd

SDN 06 MELONA

7 Apol Suriono

SDN 06 MELONA

8 Harjani

SDN 06 MELONA

9 Epayanti, A.Ma

SDN 06 MELONA

10 Shadikin Nur, A. Ma

SDN 06 MELONA

11 Indrawati

SDN 01 MENUKUNG

12 Regina

SDN 01 MENUKUNG

13 Rafeah

SDN 01 MENUKUNG

14 Titin Sriwahyuni

SDN 01 MENUKUNG

15 Leli Asmanah

SDN 01 MENUKUNG

16 Suyadi Aman

SDN 19 GUHUNG KERUAP

17 Aleksander, A.Ma

SDN 19 GUHUNG KERUAP

18 Marselinus Peso, A.Ma

SDN 19 GUHUNG KERUAP

19 Sion

SDN 19 GUHUNG KERUAP

20 Agus Wantoro

SDN 22 SIYAI

21 Adi Prasetyo

SDN 22 SIYAI

22 Darmono

SDN 22 SIYAI

23 Elisabet

SDN 22 SIYAI

24 Saika

SDN 22 SIYAI

25 Rosalia Bucang

SDN 22 SIYAI

26 L Jamel

SDN 17 NUSA PORING

Page 62: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

12

27 Hasan Efendi

SDN 17 NUSA PORING

28 Hambali, A.Ma.Pd

SDN 17 NUSA PORING

29 Sinar, A.Ma.Pd

SDN 13 BELABAN

30 Kunut, A.Md

SDN 13 BELABAN

31 Abraham Oky

SDN 16 PELAIK KERUAP

32 Serianto, A.Ma

SDN 16 PELAIK KERUAP

33 Riwayanto

SDN 16 PELAIK KERUAP

34 Anwar, A.Ma.Pd

SDN 09 BATU ON

35 Ludgarda Emirin , A.Ma

SDN 09 BATU ON

36 Hardianto,S.Pd.I

SDN 21 SUNGAI SAMPUK

37 Saiyan

SDN 21 SUNGAI SAMPUK

38 Ahmad Fahmi, A.Ma

SDN 21 SUNGAI SAMPUK

39 Rustina

SDN 21 SUNGAI SAMPUK

40 Ira Maya Sopa

SDN 21 SUNGAI SAMPUK

41 Burhan, S.Pd. SD

SDN 15 MAWANG MENTATAI

42 Eko Dinus, A.Ma.Pd

SDN 15 MAWANG MENTATAI

43 Silfanus, A.Ma

SDN 15 MAWANG MENTATAI

44 Jafrai, A.Ma

SDN 15 MAWANG MENTATAI

45 Heriyanto Sakeus

SDN 15 MAWANG MENTATAI

46 Mathias Todo Boli

SDN 4 TANJUNG BERINGIN

47 Merudin

SDN 4 TANJUNG BERINGIN

48 Herry Budiarto, A.Ma.Pd

SDN 4 TANJUNG BERINGIN

49 Najaruddin, A.Ma SDN 07 LANDAU LEBAN

50 Tuti Januari, A.Ma

SDN 07 LANDAU LEBAN

Lampiran 5

Page 63: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

13

POTO KEGIATAN PELATIHAN

Page 64: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

14

Lampiran 6

Page 65: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

15

PERSONALIA PENELITIAN

Personalia penelitian ini terdiri dari atas :

Ketua Peneliti

1. Nama Lengkap : Y.Ason,S.Pd,M.Pd

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. NIP/NIDN : 11-0101-6506

4. Disiplin Ilmu : S-1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

S-2 Administrasi Pendidikan

5. Pangkat/Golongan : III/b

6. Jabatan fungsional/struktural : Dosen

7. Program studi : S-1 PGSD

8. Waktu Penelitian : September 2010

Anggota 1

1. Nama Lengkap : Mardiana, S.Pd.M.Pd

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. NIP/NIDN : 11-0503-7802

4. Disiplin Ilmu : S-1 Pendidikan Kewarganegaraan

S-2 Administrasi Pendidikan

5. Pangkat/Golongan : III/b

6. Jabatan fungsional/struktural : Dosen / Kaprodi PGSD

7. Program studi : S-1 PGSD

Anggota 2

Page 66: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

16

1. Nama Lengkap : Tri Meise Rini, S.Pd.M.Pd

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. NIP/NIDN : 11-25058201

4. Disiplin Ilmu : S-1 Pendidikan IPS

S-2 Administrasi Pendidikan

5. Pangkat/Golongan : III/b

6. Jabatan fungsional/struktural : Dosen / Wakil I Bidang Akademik

7. Program studi : S-1 PGSD

Tenaga Laboran atau Teknisi

1. Nama Lengkap : Gunawan

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki

3. Keahlian : -

Pekerja Lapangan atau Pencacah

1. Nama Lengkap : -

2. Jenis Kelamin : -

Tenaga Administrasi

1. Nama Lengkap : Syamsurizal

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

Lampiran 7

Page 67: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

17

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Y.ASON, lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada tanggal 1 Januari 1965 merupakan

anak kedua dari 3 bersaudara pasangan Alifius Alis dan Jele’.

Pada tahun 1980 menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Usaba Balai

Semandang, dan tahun 1983 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di

SMP Usaba I Ketapang. Selanjutnya menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru di SPG

Negeri Ketapang pada tahun 1987, kemudian pada tahun 1999 berhasil menyelesaikan

pendidikan tinggi di IKIP PGRI Semarang memperoleh gelar sarjana (S-1) Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan. Tahun 2006 mendapat kesempatan untuk melanjutkan

pendidikan pada Program Pascasarjana (S-2) Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

HAMKA Jakarta program studi Administrasi Pendidikan.

Pengalaman pertama sebagai Pendidik dimulai dari menjadi guru honor di SD

Usaba Ketapang (1987-1988) dan di SD PL II Boro Yogyakarta (1988-1990). Kemudian

masuk menjadi Biarawan Bruder pada Kongregasi Bruder-Bruder FIC (1990 – 2005 ).

Tahun 1992 -1993 menjadi Guru.di SD PL I Surakarta, kemudian pindah tugas ke

TK/SD

PL Bernardus Semarang ( 1993-2003). Tahun 1999 – 2003 sebagai Kepala Sekolah

dan Koordinator TK dan SD PL Bernardus Semarang. Kemudian tahun 2003 pindah

ke Ketapang sebagai Kepala SD PL Santo Yosef Ketapang (2003-2005). Tahun

Page 68: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

18

2005 - 2008 pindah tugas sebagai Pimpinan Asrama, Guru dan Wakil Kepala

Sekolah Bidang Kurikulum pada SMA Usaba Santo Petrus Ketapang. Kemudian

tahun 2006-2008, sebagai Dosen dan Direktur Akademi Manajemen Komputer dan

Informatika AMKI Ketapang. Tahun 2008 bekerja sebagai Konsultan Pendidikan

(EFC) SD-SMP SATU ATAP Kalimantan Barat. Kemudian pada tahun 2009

sebagai tenaga pengajar / dosen di STKIP Melawi sampai sekarang.

Lampiran 8

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

Page 69: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

19

Total biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini

sebesar Rp 10.000.000,00 ( Sepuluh juta rupiah ) dengan rincian seperti yang terdapat

dalam tabel 10 berikut :

Tabel 10: Anggaran Biaya Penelitian

No Uraian Biaya Unit Total

1 Pertemuan awal Tim Penelitian - 300.000,00

2 Penyusunan proposal dan pengurusan ijin - 500.000,00

3 Persiapan bahan pelatihan dan penyusunan

instrumen penelitian

- 500.000,00

4 Biaya pengorganisasian dan pelaksanaan pelatihan

KTSP guru

- 3.000.000,00

5 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian - 500.000,00

6 Penggandaan dan pengiriman laporan hasil

penelitian

- 500.000,00

9 Akomodasi dan konsumsi di Manukung - 1.000.000,00

10 Publikasi dan dokumentasi serta penyusunan

artikel

- 200.000,00

11 Transportasi / biaya perjalanan - 3.500.000,00

T O T A L - 10.000.000,00

Terbilang :( Sepuluh Juta rupiah)

Dana tersebut terdiri dari :

i. Dana Panitia / swadaya peserta Rp 5.000.000,00

ii. Dana STKIP Melawi Rp 3.000.000,00

iii. Dana Bantuan Kopertis Rp 2.000.000,00

Page 70: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

20

Page 71: SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN · PDF filePendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum

21