riset penyiaran - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/ppt_14new.pdf · dominant influence...

Post on 16-Apr-2018

256 Views

Category:

Documents

17 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Riset Penyiaran

Peringkat Program atau rating menjadi hal yang sangatpenting bagi pengelola stasiun penyiaran komersial.Perusahaan atau lembaga rating menyediakan jasa kepadastasiun penyiaran dengan mengeluarkan laporan rutinmengenai program apa saja yang menjadi unggulan danprogram apa saja yang telah ditinggalkan audiensinya.

Riset terhadap audiensi penyiaran merupakan hal yang sangatberbeda dengan riset terhadap audiensi media massa lainnya.

Riset rating meneliti efektivitas program pada saatditayangkan di stasiun penyiaran. Pada dasarnya riset inimeneliti tindakan audiensi terhadap pesawat penerima radioatau televisi.

A. RISET RATING

Sebelum melaksanakan riset rating ada beberapa faktor yang perludiperhatikan peneliti, yaitu:1) Penentuan wilayah siaran

─ Wilayah siaran di stasiun penyiaran lokal harus dibatasi secarajelas dengan stasiun lokal lainnya. Wilayah siaran merupakanpasar bagi pemasang iklan.

─ Sistem perhitungan yang banyak digunakan untukmenentukan wilayah siaran dalam industri televisi dinamakandengan istilah Wilayah Pengaruh Dominan atau Areas ofDominant Influence (ADI) yang dipelopori oleh lembaga risetmedia Abitron. Sementara Nielsen menamakan sistem ADIdengan sebutan Wilayah Pasar yang Dituju atau DesignedMarket Area (DMA)

─ Riset rating dapat dikategorikan ke dalam riset rating nasionaldan riset rating lokal. Rating nasional mengukur keberhasilanprogram dari stasiun penyiaran yang melakukan siarannasional dalam hal ini televisi jaringan (network). Sedangkanrating lokal mengukur keberhasilan suatu program yangdisiarkan stasiun di daerah

Sebelum melaksanakan riset rating ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan peneliti, yaitu:

2) Unit Perhitungan─ Batasan mengenai satu audien ini diperlukan untuk

menentukan sampel penelitian. Dalam menentukan suatusampel maka peneliti melihat satu audien ini sebagai unitsampel elementer (elementary sampling unit)

3) Konsep Rating─ Pengelolaan stasiun penyiaran pada umumnya sangat

peduli dengan peringkat atau rating dari suatu programyang ditayangkan di stasiun penyiarannya.

─ Rating yang tinggi berarti jumlah penonton lebih banyakdan jumlah pemasang iklan juga akan lebih besar

─ Rating adalah suatu perkiraan karena perhitungannyadidasarkan pada jumlah pesawat televisi yang digunakanoleh satu kelompok audiensi yang dijadikan sampel dansampel tidak akan pernah menghasilkan satu ukuran yangmutlak (absolut) tetapi hanya perkiraan.

Pengumpulan Data─ Menggunakan catatan (diary)─ Alat pemantau─ Telephone Coincidental Method─ Telephone Recall─ Wawancara langsung

Sampel Audiens─ Sampel perilaku─ Sampel waktu─ Sampel orang

Dalam penelitian sosial paling tidak ada dua rancangansampel penelitian, yaitu:─ Rancangan sampel probabilitas─ Rancangan sampel non probabilitas

Kelemahan Rating (Menurut Head Sterling)─ Tujuan riset rating untuk meneliti dan mengukur seluruh

audien siaran kerap tidak berhasil karena audien yangditeliti hanya terpusat di level masyarakat kelas menengah.

─ Jumlah sampel yang sangat kecil juga menjadi kelemahanriset rating. Kesalahan memilih responden(misrepresentation) walaupun hanya beberapa orang untukmenjadi sampel akan menimbulkan efek yang besar

─ Kelemahan riset rating yang lain adalah upaya yangdilakukan stasiun penyiaran di Amerika untuk menayangkanprogram-program terbaiknya selama periode pelaksanaanriset rating untuk mendongkrak rating stasiun penyiaran.

Pengelola media penyiaran selalu ingin tahu apakah programsiaran yang diproduksi akan berhasil jika ditayangkan, apakahaudiensi akan menyukai program tersebut.

Rencana program perlu diuji terlebih dahulu sebelumdiproduksi. Kegiatan pengujian program ini dinamakan denganriset non-rating atau uji coba program (program testing)

Riset non-rating meneliti alasan subyektif perilaku audiensiterhadap program.

Menurut Edwin T Vane dan Lynne S Gross terdapat empatmetode penelitian program televisi yaitu: 1) focus groups,2)mini theater, 3)Cable-based Studies, dan d) TelephoneResearch

B. RISET NON-RATING

Tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukanpenelitian audien radio, sebagai berikut:─ Informasi demografis─ Gaya hidup─ Penjualan kaset/CD

C. RISET RADIO

Peneliti juga harus mengumpulkan informasi menyeluruhmengenai stasiun radio saingan (kompetitor), sebagaiberikut:─ Program apa saya yang disiarkan stasiun radio lain─ Peringkat dari seluruh stasiun radio─ Daya jangkau siaran dari setiap stasiun radio

Tipe atau jenis riset tertentu , sebagai berikut:─ Format siaran─ Pilihan Musik─ Campuran Musik─ Musik yang ditinggalkan─ Perceptual-call-outs─ Life style analysis

TERIMAKASIH

TEKNOLOGI TELEVISI DIGITAL

Landasan hukumdiberlakukannya era penyiarandigital

• Peraturan Menteri Kominfo No: 27/P/M.KOMINFO/8/2008 perihal PenetapanPenyelenggaraan Uji Coba LapanganPenyelenggaraan Siaran Televisi Digital (PenerimaanTetap dan Bergerak)

• Pemerintah telah memutuskan system Digital Video Broadcasting-Terresterial (DVB-T) melalui PeraturanMenteri Kominfo No: 07/P/M.KOMINFO/3/2007 sebagai standar nasional Indonesia

keunggulan system penyiaran TV digital teresterial

• Hasil siaran dengan kualitas gambar danwarna yang beresolusi tinggi/tajam jauhlebih baik dari yang dihasilkan televisianalog

• pengiriman gambar yang jernih dan stabilmeski alat penerima siaran berada dalamkondisi bergerak dengan kecepatan tinggi

• - mengunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang bersifat kuat dalam lalu lintas yang padat. dikenal mampu mengatasi efek lintasjamak (multipath) yang menimbulkanecho atau gaung yang berakibatmunculnya gambar ganda/bayangan padaanalog

• Siaran berteknologi digital memiliki saluranbanyak atau efisiensi spectrum/kanal. Teknologi digital lebih efisien dalampemanfaatan spectrum dibanding siarananalog

• Teknologi TV Digital tahan terhadap efekinterferensi, derau atau fading, sertakemudahannya untuk dilakukan prosesperbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat proses pengiriman atautransmisi sinyal

• Masa transisi atau migrasi televisi analog ke digital dapat dimanfaatkan untukmembangun citra/image yang baru

• Teknologi televisi digital merupakankonvergensi (penggabungan) daninteraktivitas

• Sebelum tahap Cut off (tahappenghentian siaran analog secara total) maka siaran simulcast (serentak) harusdilalui agar mulus mencapai era digital penyiaran tanpa gejolak yang berarti.

• Gaya hidup menonton pemirsa televisianalog mengenal istilah early prime time, central prime time dan late prime time(18.00-22.30), kondisi ini akan berbeda diera digital yang tidak akan mengenalprime time siaran televisi.

• Karena pemirsa dengan leluasamendapatkan siaran favorit nya kapansaja dan dimana saja bila membutuhkan

• teknologi digital sejalan dengankonvergensi media yang menggabungkanindustri media, telekomunikasi dankomputer beriringan.

Konsep Televisi Digital Teresterial Tetap(TVD-TT) versi Pemerintah (Depkominfo)

• Penyedia content (Production House)

• Penyelenggara Program Siaran (Stasiun TV)

• Penyelenggara Multipleksing (yaitu sistem perangkatyang menyalurkan beberapa program siaran menjadi satukanal dari penyelenggara siaran televisi digital kepadamasyarakat melalui perangkat transmisi

• Penyelenggara Transmisi

• Masa transisi atau migrasi teknologianalog ke digital harus melindungipuluhan juta pemirsa televisi agar secaraperlahan-lahan beralih ke teknologidigital dengan tanpa terputus layanansiaran yang ada selama ini

• Lembaga Pemerintah terkait yang berkepentingandengan teknologi digital :

• Departemen Komunikasi dan Informatika, BPPT, KPI, LIPI, TVRI, TELKOM, Perguruan Tinggi Negeri danindustri penyelenggara televisi (KDTI)

• Dapat melakukan efisiensi dan efektifitas dalampengelolaan anggarannya yang berkenaan dengan haltersebut.

KemajuanEra

PenyiaranDigital

Konsisten

konsolidasi

Menghasilkanoutput yang

signifikan

Koordinasi

TERIMAKASIH

• Source:

• Andi Fachruddin&Hidajanto Djamal. 2011. Dasar-Dasar Penyiaran. KencanaPrenada Media Group. Jakarta.

• Riswandi. 2009. Dasar-Dasar Penyiaran. Graha Ilmu. Jakarta.

top related