bab 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-1-00097-si...
TRANSCRIPT
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori - Teori Umum
2.1.1 Pengertian Website
Menurut Downing et al. (2009, p525), website adalah sebuah
file atau kelompok file terkait yang tersedia di world wide web.
Menurut Honni dan Fitri (2011), website adalah suatu ruang
informasi di dalam internet yang dapat diakses atau dilihat dari
berbagai penjuru dunia, kapanpun dan dimanapun, selama mempunyai
koneksi internet.
Berdasarkan pengertian website diatas, dapat disimpulkan
bahwa website adalah sekumpulan file atau kelompok file di dalam
internet yang dapat diakses darimanapun dan kapanpun selama
mempunyai koneksi internet.
2.1.2 Pengertian Prototype
Menurut McLeod (2007), prototype adalah suatu versi sistem
potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang
dapat memberikan gambaran bagaimana sistem tersebut akan
berfungsi bila telah disusun dalam bentuk lengkap. Proses dalam
memproduksi suatu prototype disebut prototyping. Proses
pengembangan prototype akan dikembangkan dan diulang beberapa
kali sehingga menghasilkan prototype yang dianggap sempurna.
Menurut Coughlan, Suri, dan Canales (2007), prototype adalah
representasi dari ide desain yang dibuat sebelum artefak terakhir ada.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian prototype adalah representasi ide desain yang disediakan
bagi pengembang dan calon pengguna tentang gambaran sebelum
sistem disusun dalam bentuk lengkap.
12
2.1.3 Pengertian Internet
Menurut Chaffey (2011, p4), Internet mengacu pada jaringan
fisik yang menghubungkan komputer di seluruh dunia. Internet terdiri
dari infrastruktur jaringan server dan hubungan komunikasi antara
mereka yang digunakan untuk menyimpan dan mengangkut informasi
antara PC client dan server web.
Menurut Tanenbaum dan Wetherall (2011, p54), Internet tidak
benar-benar merupakan sebuah jaringan, tetapi kumpulan dari
berbagai jaringan berbeda yang menggunakan protokol dan
menyediakan layanan umum tertentu.
Berdasarkan pengertian diatas, maka pengertian Internet
adalah kumpulan jaringan yang menggunakan protokol dan
menyediakan layanan umum tertentu yang menghubungkan komputer
di seluruh dunia.
2.1.4 Pengertian World Wide Web
Menurut Schneider (2011, p53), World Wide Web, atau, lebih
sederhana, Web adalah subset dari komputer di Internet yang
terhubung satu sama lain dengan cara tertentu yang membuat mereka
dan isinya mudah diakses satu sama lain.
Menurut Chaffey (2011, p4), World Wide Web adalah teknik
yang paling umum untuk mempublikasikan informasi di internet.
World Wide Web diakses melalui web browser yang menampilkan
halaman web grafis tertanam dan HTML / teks XML yang dikodekan.
Berdasarkan pengertian world wide web diatas, dapat
disimpulkan bahwa world wide web adalah subset dari komputer di
internet untuk mempublikasikan informasi yang terhubung satu
dengan lainnya sehingga mudah diakses.
2.1.5 URL (Uniform Resources Locator)
Menurut Tanenbaum dan Wetherall (2011, p650), URL
digunakan untuk menamakan halaman dan menentukan lokasi
halaman web. URL terdiri dari tiga bagian, yaitu : protokol (dikenal
13
juga sebagai scheme), nama DNS mesin dimana halaman terletak, dan
nama path yang unik menunjukkan halaman tertentu.
Menurut Taylor (2004, p13) URL adalah sebuah deskriptor
yang unik yang dapat mengidentifikasi setiap dokumen, grafik, usenet
article, komputer atau bahkan arsip file dimana saja di internet atau di
komputer.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan, URL dalah
deskriptor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi, menamakan,
dan menentukan lokasi halaman web dimana saja di internet atau di
komputer.
2.1.6 HTTP (HyperText Transfer Protocol)
Menurut Taylor (2004, p13), HTTP merupakan metode
dimana dokumen web di transfer melalui Internet. Penggunaan http:
ini menunjukkan ke browser yang sedang digunakan bahwa browser
sedang tersambung ke sebuah dokumen web.
Menurut Tanenbaum dan Wetherall (2011, p683), HTTP
merupakan protokol yang digunakan untuk mentransfer semua semua
informasi antara web server dengan client.
Berdasarkan pengertian HTTP diatas dapat ditarik
kesimpulan, HTTP adalah protokol yang digunakan untuk mentransfer
informasi melalui internet.
2.1.7 DNS (Domain Name System)
Menurut Tanenbaum dan Wetherall (2011, p611), IP address
yang digunakan mengidentifikasi koneksi host ke Internet dimana IP
address ini sulit untuk diingat. Untuk itu diperlukan sistem yang dapat
memetakan nama menjadi alamat atau alamat menjadi nama. Ketika
Internet masih kecil, maka pemetaan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan host file yang mencantumkan semua nama komputer
dan alamat IP address komputer.
Saat ini, tidak mungkin jika memiliki satu host file yang
menghubungkan alamat dengan nama karena ukuran dari file tersebut
14
akan menjadi sangat besar. Untuk menyelesaikan masalah ini, maka
diciptakanlah DNS. DNS merupakan penemuan dari hirarki, skema
penamaan berbasis domain, dan sistem database yang terdistribusi
untuk menerapkan skema penamaan tersebut. DNS terutama
digunakan untuk pemetaan nama host ke IP address, tapi juga dapat
digunakan untuk tujuan lain.
2.1.8 Pengertian Web Portal
Menurut Turban et al. (2010, p99), portal Web adalah jalur
akses tunggal, melalui web browser, untuk informasi bisnis penting
yang terletak di dalam dan luar (melalui Internet) dari sebuah
organisasi.
Menurut Schneider (2010, p157), portal Web adalah situs
yang digunakan orang sebagai titik peluncuran untuk masuk Web.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian web portal adalah jalus akses tunggal untuk masuk web
melalui web browser.
2.1.9 Kriteria Desain Web yang Baik
Menurut Collis (2007) terdapat sembilan prinsip penting
untuk desain web yang baik. Sembilan prinsip tersebut adalah:
1. Precendence,
2. Spacing,
3. Navigation,
4. Design to Build,
5. Typography,
6. Usability,
7. Alignment,
8. Clarity (Sharpness),
9. Consistency.
Namun sembilan prinsip tersebut disederhanakan agar tidak
terjadi pengulangan baik dalam penilaian tampilan/desain web
maupun terhadap hasil analisa atau tinjauan yang akan dilakukan.
Sembilan prinsip yang telah disederhanakan tersebut adalah:
15
1. Navigation (navigasi)
Bagaimana elemen-elemen visual yang ada di dalam web mampu
mengarahkan gerak mata ke arah informasi dan komunikasi yang
diharapkan.
2. Spacing & White Space (jarak & ruang kosong)
Apakah di dalam web terdapat jarak dan ruang kosong yang baik
sebagai lahan istirahat mata.
3. Typography (Tipografi)
Jenis huruf memiliki peran sangat penting karena menentukan
tingkat kenyamanan pengunjung untuk mendapatkan informasi
yang ada.
4. Hierarchy (Hirarki)
Bagaimana informasi yang ada di dalam web disajikan secara
tersuruktur dan mudah dimengerti.
5. Usability (Kegunaan)
Mengukur seberapa informatif dan interaktif web tersebut
terhadap pengunjung.
6. Design to Buid (Desain)
Apakah semua elemen utama desain terdapat di web tersebut?
Balance, Contrast, Emphasis, Rhythm, Unity.
7. Consistency (Konsistensi)
Apakah ada konsistensi antara elemen visual di dalam web?
2.1.10 HTML5
Menurut Grannell, Sumner, dan Synodinos (2012, p6-p8),
dasar dari sebagian besar halaman web adalah Hypertext Markup
Language, dikenal dengan inisial HTML. Dokumen HTML adalah file
teks yang mengandung tag, yang digunakan untuk menandai elemen
HTML.
HTML5 merupakan versi terbaru dari spesifikasi HTML
yang telah ada sejak tahun 1997. Sintaks dari HTML5 dirancang
untuk menjadi lebih sederhana, lebih fleksibel, mudah untuk
dikembangkan, dan backward-compatible dari HTML4 dan XHTML.
16
HTML5 memperkenalkan fitur-fitur baru seperti animasi, offline
capabilities, suara, grafis yang canggih, tipografi, dan lainnya yang
menghasilkan kelas baru dri web standar dan menggantikan keperluan
dari kepemilikan teknologi seperti flash dan mobile platform.
2.1.11 CSS3
Menurut Frain (2012, p24), Cascading Style Sheet (CSS)
diperkenalkan sebagai cara untuk memisahkan desain dari konten.
CSS telah menjadi cara standar dalam mendefinisikan lapisan
presentasi dari halaman web. CSS3 dibangun modul per modul
berdasarkan spesifikasi dari CSS2.1.
2.1.12 PHP (Hypertext Preprocessor)
Menurut Ulman (2005, pxi), PHP adalah bahasa scripting
HTML yang tertanam.
Menurut Laudon dan Traver (2011, p208), PHP adalah
bahasa scripting yang tertanam dalam dokumen HTML tetapi
dieksekusi oleh server menyediakan eksekusi sisi server dengan
kesederhanaan mengubah HTML.
Berdasarkan pengertian PHP diatas, maka dapat disimpulkan
pengertian PHP dalah bahasa scripting HTML yang tertanam dalam
dokumen HTML.
2.1.13 MySQL
Menurut Ulman (2005, pxiv), MySQL adalah sistem
manajemen database untuk database relasional.
Menurut Laudon dan Traver (2011, p208), MySQL adalah
database SQL terkemuka yang bersifat open source untuk bisnis.
Berdasarkan pengertian MySQL diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa MySQL adalah sistem manajemen database
terkemuka yang bersifatuntuk database relasional yang bersifat open
source.
17
2.1.14 Pengertian E-Marketing
Menurut Kotler, Keller (2009, p474), e-marketing
mendeskripsikan upaya perusahaan untuk menginformasikan,
mengkomunikasikan, mempromosikan, dan menjual produk atau
jasanya melalui internet.
Menurut Chaffey (2011, p388), e-marketing adalah mencapai
tujuan pemasaran melalui penggunaan teknologi komunikasi
elektronik.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
e-marketing adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasaran dengan menggunakan teknologi komunikasi
elektronik.
2.1.15 Pengertian E-Business
Menurut Turban et al. (2010, p47), e-business mengacu pada
definisi perdagangan elektronik, bukan hanya membeli dan menjual
barang dan jasa, tetapi juga melayani pelanggan, berkolaborasi dengan
mitra bisnis dan melakukan transaksi elektronik dalam sebuah
organisasi.
Menurut Chaffey (2011, p12), electronic business (e-business)
adalah semua pertukaran informasi melalui media elektronik, baik
dalam suatu organisasi dan dengan pemangku kepentingan eksternal
yang mendukung berbagai proses bisnis.
Dari pengertian e-business diatas dapat disimpulkan bahwa e-
business adalah pertukaran informasi dan transaksi melalui media
elektronik yang mendukung berbagai proses bisnis.
2.1.16 Pengertian Database
Menurut O’Brien (2005, p141), database adalah kumpulan
terintegrasi data dari elemen data yang secara logika saling
berhubungan.
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p518), database adalah
koleksi file yang saling berhubungan.
18
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
database adalah sekumpulan data-data atau file-file yang saling
berhubungan atau terintegrasi satu sama lain.
2.2 Teori-Teori Khusus
2.2.1 Pariwisata
2.2.1.1 Pengertian Pariwisata
Menurut Suwantoro (2004), istilah pariwisata
berkaitan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu
sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang
di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan
untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.
Menurut Holloway, Humpreys, dan Davidson (2009,
p8), pengertian pariwisata menurut UNWTO (United Nations
World Tourism Organizations) adalah pariwisata terdiri dari
kegiatan orang-orang yang berpergian dan tinggal di tempat-
tempat di luar lingkungan mereka selama tidak lebih dari satu
tahun berturut-turut untuk liburan, bisnis dan tujuan lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah
kegiatan orang-orang yang berpergian dan tinggal di luar
tempat tinggalnya karena suatu alasan bukan untuk kegiatan
yang menghasilkan upah.
2.2.1.2 Usaha Pariwisata
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 2009 bab I pasal 1 tentang kepariwisataan, usaha
pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau
jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 2009 bab VI pasal 14 tentang kepariwisataan,
usaha pariwisata meliputi, antara lain :
1. Daya tarik wisata,
2. Kawasan pariwisata,
19
3. Jasa transportasi wisata,
4. Jasa perjalanan wisata,
5. Jasa makanan dan minuman,
6. Penyediaan akomodasi,
7. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi,
8. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi, dan pameran,
9. Jasa informasi pariwisata,
10. Jasa konsultan pariwisata,
11. Jasa pramuwisata,
12. Wisata tirta, dan
13. Spa.
2.2.2 Destinasi Wisata
2.2.2.1 Pengertian Destinasi Wisata
Menurut Holloway, Humpreys, dan Davidson (2009,
p14), destinasi dapat berupa resort atau kota, wilayah dalam
negara, seluruh negara atau bahkan area yang lebih besar dari
dunia.
Menurut Dmitrovic et al. (2009), destinasi adalah
perpaduan antara ruang konsumen dan produk pariwisata
memberikan pengalaman holistik yang secara subjektif
ditafsirkan sesuai dengan rencana perjalanan customer, latar
belakang kultural, tujuan dari kunjungan, pengalaman masa
lalu, dan lain-lain. (Fuchs and Weiermair, 2003)
Berdasarkan pengertian destinasi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa destinasi dapat berupa resort atau kota,
wilayah dalam negara, seluruh negara atau area yang lebih
besar dari dunia yang memberikan pengalaman holistik yang
secara subjektif ditafsirkan sesuai dengan rencana perjalanan
customer, latar belakang kultural, tujuan dari kunjungan,
pengalaman masa lalu, dan lain-lain.
20
2.2.2.2 Karakteristik destinasi wisata
Menurut Stanković dan Đukić (2009), pandangan
tradisional mengenai destinasi wisata sebagai wilayah
geografis (negara, kota, dan pulau) telah digantikan dengan
pandangan baru yang dimulai dengan persepsi komsumen
yang bergantung pada lingkungan budaya, tujuan perjalanan,
tingkat pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Karakteristik
dari destinasi adalah:
1. Daya tarik (alam, buatan manusia, tujuan dibangun,
acara khusus, warisan),
2. Aksesibilitas (seluruh sistem transportasi terdiri dari rute,
terminal, kendaraan),
3. Fasilitas (akomodasi, fasilitas katering, ritel, jasa wisata
lainnya),
4. Paket yang tersedia (paket yang telah diatur sebelumnya
oleh perantara dan pelaku utama),
5. Aktifitas (semua aktivitas yang tersedia di destinasi dan
dan apa yang akan pelanggan lakukan selama kunjungan)
6. Layanan tambahan (layanan yang digunakan wisatawan
seperti bank, telekomunikasi, post, agen koran, rumah
sakit, dll)
2.2.2.3 Jenis-jenis destinasi
Menurut Stanković dan Đukić (2009), terdapat
berbagai jenis destinasi menurut wisatawan dan atau badan
yang berkecimpung dalam dunia pariwisata, yaitu:
1. Kawasan lengkap – hotel country club, perkampungan
liburan
2. Desa, kota
3. Wilayah di luar perbatasan administratif tetapi
mempunyai identias yang erat kaitannya dengan tema
khusus seperti taman nasional
4. Wilayah administratif atau nama yang sudah dikenal
5. Negara-negara
21
6. Sekelompok negara dan benua-benua
2.2.3 Pengunjung
Menurut Suwantoro (2004, p4), pengunjung (visitor) yaitu
setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan
biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan
yang menerima upah. Ada dua kategori untuk sebutan pengunjung,
yaitu:
1. Wisatawan (tourist)
Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang-
kurangnya 24 jam di suatu negara.
2. Pelancong (excursionist)
Pelancong adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu
negara yang dikunjungi kurang dari 24 jam.
2.2.4 Modified Balanced Scorecard (mBSC)
Menurut Stepchenkova et al. (2010), salah satu instrumen yang
paling dikenal untuk evaluasi website pariwisata dan perhotelan
adalah modified balanced scorecard (mBSC) oleh Morrison, Taylor,
Morrison, dan Morrison (1999), yang kurang lebih dimodelkan sekitar
pendekatan Balanced Scorecard (BSC) oleh Kaplan dan Norton
(1992) yang diterima dalam ilmu manajemen.
Modified Balance Scorecard (mBSC) digunakan untuk
memenuhi kebutuhan evaluasi website pariwisata dan perhotelan yang
didasarkan pada empat perspektif, yaitu :
1. Perspektif pengguna
Perspektif ini fokus pada hal user friendly dan daya tarik
website terhadap penggunanya. Evaluasi dilakukan untuk
menilai manfaat dan kegunaan situs bagi pengunjung
dalam dan luar negeri, tingkat aksesibilitas dan kemudahan
jangkauan situs, navigasi website yang mudah, daya tarik
tampilan situs website secara keseluruhan, dan kemudahan
mencari informasi dari website yng terkait.
22
2. Perspektif efektifitas pemasaran
Perspektif ini melihat bagaimana isi website mencerminkan
prinsip-prinsip utama dalam mendukung strategi
pemasaran yang efektif. Evaluasi dilakukan untuk menilai
kemampuan menarik wisatawan baik individu ataupun
grup, memiliki nilai jual, kemampuan website menjual
produk, terciptanya hubungan pemasaran produk wisata,
kemampuan mendukung kemitraan yang telah
dikembangkan, dan informasi terbaru yang ditampilkan
pada website.
3. Perspektif fungsional
Perspektif ini melihat apakah informasi dalam website
yang tersedia mencerminkan fungsi organisasi sebagai
pelaku usaha di bidang pariwisata dan destinasi wisata.
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah ada atau tidak
informasi tentang dukungan event, fasilitas dan kolaborasi,
transportasi dan infrastruktur, informasi perjalanan dengan
transportasi umum, dan informasi spesifik untuk perjalanan
wisata.
4. Perspekif teknis
Perspektif teknis memperhatikan prinsip desain website
yang baik dan fokus pada HTML, kompatibelitas website
dengan web browser, dan load time secara umum. Evaluasi
dilakukan untuk menilai keragaan infrastuktur teknologi
informasi yang digunakan dan kemampuan teknis
pengguna.
2.2.5 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010, p2), metode penelitian merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
23
2.2.6 Populasi
Menurut Sugiyono (2010, p115), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Hayter (2007, p266), suatu populasi terdiri dari semua
kemungkinan pengamatan yang tersedia dari distribusi probabiltas
tertentu.
Berdasarkan pengertian populai diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa populasi adalah semua kemungkinan pengamatan
yang tersedia yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
2.2.7 Sampel
Menurut Sugiyono (2010, p116), sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul mewakili.
Menurut Hayter (2007, p266), sampe adalah subset tertentu
dari populasi yang merupakan langkah-langkah eksperimen yang
digunakan untuk menyelidiki distribusi probabilitas yang tidak
diketahui.
Berdasarkan pengertian sampel diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik populasi yang digunakan untuk menyelidiki distribusi
probabilitas yang tidak diketahui.
24
2.2.8 Menentukan Sampel
Menurut Sugiyono (2010, p124), jumlah anggota sampel
sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
populasi itu sendiri. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi,
maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya
semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin besar.
Mencari ukuran sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini
dengan keakuratan 95 %, yaitu :
Tabel 2.1 Menentukan Ukuran Sampel
N S N S
10 10 220 140
15 14 230 144
20 19 240 148
25 24 250 152
30 28 260 155
35 32 270 159
40 36 280 162
45 40 290 165
50 44 300 169
55 48 320 175
60 52 340 181
65 56 360 186
70 59 380 191
75 63 400 196
80 66 420 201
85 70 440 205
90 73 460 210
95 76 480 214
100 80 500 217
110 86 550 226
25
120 92 600 234
130 97 650 242
140 103 700 248
150 108 750 254
160 113 800 260
170 118 850 265
180 123 900 269
190 127 950 274
200 132 1000 278
210 136 1100 285
2.2.9 Pengertian Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010, p206), statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.
2.2.10 Mean
Menurut Trihendradi (2013, p41), rata – rata merupakan
jumlah nilai–nilai dibagi dengan jumlah individu nilai. Rumusnya
adalah :
= atau µ =
Dimana :
= nilai rata – rata suatu sampel
µ = nilai rata – rata suatu populasi
= jumlah dari nilai individu
n = banyaknya nilai individu suatu sampel
N = banyaknya nilai individu suatu populasi
26
2.2.11 Simpangan Baku
Menurut Trihendradi (2013, p48), nilai varian dan standar
deviasi pada dasarnya adalah mencari nilai rata – rata deviasi. Deviasi
adalah perbedaan nilai antara nilai data individu dengan rata – ratanya.
Nilai deviasi tidak langsung dijumlah total karena nilainya akan nol,
namun dikuadratkan terlebih dahulu. Pada waktu menghitung nilai
standar deviasi, harus diperhatikan apakah datanya berasal dari sampel
atau populasi. Bila datanya berasal dari sampel, gunakan denumenator
n-1, dan jika datanya populasi, gunakan N.
Berikut adalah rumus untuk mencari standar deviasi jika
datanya berasal dari sampel :
Keterangan :
Xi = nilai
n = banyaknya data
= rata-rata
2.2.12 Kurtosis
Menurut Trihendardi (2006, p62), Kurtosis memberikan
gambaran tentang tinggo rendahnya kurva dari suatu sebaran data.
Kurtosis atau peruncingan selalu dikaitkan dengan kurva
normal. Jika kurva dari sebaran frekuensi pada puncaknya terlihat
lebih runcing dibandingkan kurva normal, maka kurva sebaran disebut
lepto kurtik, dan jika lebih rendah dari kurva normal, maka kurva
sebaran tersebut dinamakan plati kurtik, sedangkan kurva sebaran
normal disebut meso kurtik.
Rumus untuk mencari kurtosis adalah sebagai berikut :
27
Keterangan :
Xi = nilai
n = banyaknya data
= rata-rata
2.2.13 Skewness
Menurut Trihendardi (2006, p65), skewness atau kemiringan
merupakan kelompok data menyebar sekitar nilai tengah. Sebaran
tersebut mungkin simetris atau tidak simetris terhadap nilai tengah.
Arah ketidaksimetrisan itulah disebut dengan kemiringan.
Rumus untuk menghitung skewness adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Xi = nilai
n = banyaknya data
= rata-rata
2.2.14 Evaluasi
Menurut Zainul, Asmawi dan Nasution (2001),
mengartikan evaluasi adalah suatu proses pengambilan
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes
maupun non-tes.
28
2.2.15 Evaluator Framework
Menurut Owen dan Rogers (1999) terdapat beberapa
pilihan framework yang berguna untuk membantu pemilihan
internal dan external evaluator dan alasan mengapa harus
memilih internal dan external, yaitu :
1. Insider for insiders
Evaluator dari dalam perusahaan untuk mengukur
kinerja yang ada di perusahaan.
2. Insider for outsiders
Evaluator dari dalam perusahana untuk mengukur
kinerja yang hasilnya akan diberikan untuk pihak
luar perusahaan. Contoh : annual report.
3. Outsiders for insiders
Outsiders berarti dari luar perusahaan yang akan
mengevaluasi kinerja yang hasil evaluasinya
digunakan untuk dalam perusahaan.
4. Outsider for outsiders
Dari luar perusahaan yang akan mengukur kinerja
suatu perusahaan yang nanti hasilnya akan
diberikan untuk diluar perusahaan. Contoh :
audited accountant.
Sebagian besar penelitian untuk pengukuran kinerja
dilakukan oleh insider for insiders, dan difokuskan
menggunakan internal evaluator yang dapat mendukung
peningkatan usaha perusahaan dan sebagai bagian dari proses
penilaian kinerja.
2.3 Teori Analisis dan Perancangan
2.3.1 Pengertian Analisis
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p4), analisis
sistem adalah proses pemahaman dan menentukan secara rinci apa
yang sistem informasi harus lakukan.
29
Menurut Williams, Stacey, dan Sawyer (2007, p500), analisis
sistem adalah untuk mengumpulkan data, menganalisis data, dan
menulis laporan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
analisis sistem adalah proses secara rinci komponen sistem informasi
untuk mengumpulkan data, menganalisis serta menulis laporan.
2.3.2 Pengertian Perancangan
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p4),
perancangan sistem adalah proses menentukan secara rinci bagaimana
komponen-komponen dari sistem informasi harus diimplementasikan
secara fisik.
Menurut Williams, Stacey dan Sawyer (2007, p502),
perancangan sistem adalah untuk melakukan desain awal dan
kemudian desain rinci dan menulis laporan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa perancangan sistem adalah proses melakukan desain awal serta
mendesain secara rinci dan menulis laporan kemudian dapat
diimplementasikan.
2.3.3 Unified Modeling Language (UML)
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p48), unified
modeling language (UML) adalah satu set standar model konstruksi
dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan
berorientasi objek.
2.3.3.1 Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p242),
use case diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan
berbagai peran pengguna dan bagaimana aturan-aturan
menggunakan sistem.
30
Gambar 2.1 Simple Use Case Diagram with an Actor
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p243)
2.3.3.1.1 Automation Boundary and Organization
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2010, p244), automation boundary menunjukkan
batas antara lingkungan dimana pelaku berada
dan komponen internal dari sistem komputer.
Gambar 2.2 Automation Boundary dan Organization
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p244)
2.3.3.1.2 << Includes >> Relationship
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2010, p245), dalam pengembangan use case,
31
wajar jika satu use case terhubung dengan use
case lain. Hubungan antara use case ini
dilambangkan dengan garis panah putus-putus.
Arah dari panah menunjukkan use case mana
yang termasuk bagian dari use case utama.
Gambar 2.3 <<Includes>> Relationship
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p247)
2.3.3.2 Use Case Description
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p171),
use case description adalah penjelasan yang berisi daftar
rincian proses untuk use case.
2.3.3.2.1 Fully developed description
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2010, p173), fully developed description adalah
metode yang paling formal untuk
mendokumentasikan use case. Sebuah template
standar yang mendokumentasikan fully developed
description untuk skenario lainnya dan use case :
a. Kompartemen pertama dan kedua digunakan
untuk mengidentifikasi usecase dan scenario
32
dalam usecase, jika diperlukan maka di
dokumentasikan.
b. Kompartemen ketiga mengidentifikasi the
trigger yang memulai usecase. Trigger ini
adalah sama seperti yang dijelaskan dalam
event table.
c. Kompartemen keempat adalah brief
description dari usecase atau scenario.
d. Kompartemen kelima mengidentifikasi the
actor atau actors.
e. Kompartemen keenam mengidentifikasi
usecase lain dan cara mereka berhubungan
dengan usecase, sebagai contoh <<includes>>
relationship.
f. Kompartemen stakeholder mengidentifikasi
pihak-pihak lainnya yang tertarik dari pada
aktor tertentu.
g. Dua kompartemen berikutnya memberikan
informasi penting tentang keadaan sistem
sebelum dan setelah use case mengeksekusi,
disebut preconditions dan postconditons.
h. Dua yang terakhir kompartemen dalam
template menjelaskan aliran rinci kegiatan use
case. Alternatif kegiatan dan exception
conditions dijelaskan dikompartemen akhir.
Penomoran exception juga membantu
mengikat exceptions dengan langkah-langkah
spesifik dalam usecase description.
33
Gambar 2.4 Fully Developed Description
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p174)
2.3.3.3 Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p187),
domain model class diagram digunakan untuk menunjukkan
class dari objek untuk sebuah sistem.
34
Gambar 2.5 Domain Class Model Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p187)
2.3.3.3.1 Updated Design Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2010, p457) updated class diagram merupakan
design class diagram yang dikembangkan untuk
tiap layer. Updated class diagram mempunyai
beberapa class baru yang ditambahkan untuk use
case controller.
36
2.3.3.4 System Sequence Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p242),
system sequence diagram adalah sebuah diagram yang
menunjukkan urutan pesan ntara aktor eksternal dan sistem
selama use case atau skenario.
Gambar 2.7 System Sequance Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p253)
2.3.3.4.1 Sequence Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2010, p404), sequence diagram hanyalah
perpanjangan dari system sequence diagram.
Notasi yang digunakan sama dengan system
sequence diagram.
37
Gambar 2.8 Sequance Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p404)
2.3.3.4.2 Three Layer Design Sequence
Three layer design sequence merupakan
gambaran lengkap dari sequence diagram
dengan menambahkan view layer dan data access
layer.
Gambar 2.9 Three Layer Design Sequence
Design
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p435)
38
2.3.4 User Interface
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p189), user
interfaces adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan
interaksi pengguna untuk menghasilkan input dan output.
2.3.4.1 Eight Golden Rules
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p541-
p544) Shneiderman mengusulkan delapan aturan emas yang
berlaku disebagian besar sistem interaktif. Delapan aturan
emas itu adalah :
1. Strive for Consistency (konsistensi),
2. Enable Frequent Users to Use Shortcuts
(memungkinkan pengguna untuk menggunakan
shortcuts),
3. Offer Informative Feedback (memberikan umpan balik
yang informatif),
4. Design Dialogs to Yield Closure (merancang dialog
untuk menghasilkan suatu penutupan),
5. Offer Simple Error Handling (memberikan penanganan
kesalahan yang sederhana),
6. Permit Easy Reversal of Actions (mudah kembali ke
tindakan sebelumnya),
7. Support Internal Locus of Control (mendukung tempat
pengendali internal),
8. Reduce Short-Term Memory Load (mengurangi beban
ingatan jangka pendek).