bab 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-1-00097-si...

28
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Umum 2.1.1 Pengertian Website Menurut Downing et al. (2009, p525), website adalah sebuah file atau kelompok file terkait yang tersedia di world wide web. Menurut Honni dan Fitri (2011), website adalah suatu ruang informasi di dalam internet yang dapat diakses atau dilihat dari berbagai penjuru dunia, kapanpun dan dimanapun, selama mempunyai koneksi internet. Berdasarkan pengertian website diatas, dapat disimpulkan bahwa website adalah sekumpulan file atau kelompok file di dalam internet yang dapat diakses darimanapun dan kapanpun selama mempunyai koneksi internet. 2.1.2 Pengertian Prototype Menurut McLeod (2007), prototype adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana sistem tersebut akan berfungsi bila telah disusun dalam bentuk lengkap. Proses dalam memproduksi suatu prototype disebut prototyping. Proses pengembangan prototype akan dikembangkan dan diulang beberapa kali sehingga menghasilkan prototype yang dianggap sempurna. Menurut Coughlan, Suri, dan Canales (2007), prototype adalah representasi dari ide desain yang dibuat sebelum artefak terakhir ada. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian prototype adalah representasi ide desain yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna tentang gambaran sebelum sistem disusun dalam bentuk lengkap.

Upload: trancong

Post on 08-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori - Teori Umum

2.1.1 Pengertian Website

Menurut Downing et al. (2009, p525), website adalah sebuah

file atau kelompok file terkait yang tersedia di world wide web.

Menurut Honni dan Fitri (2011), website adalah suatu ruang

informasi di dalam internet yang dapat diakses atau dilihat dari

berbagai penjuru dunia, kapanpun dan dimanapun, selama mempunyai

koneksi internet.

Berdasarkan pengertian website diatas, dapat disimpulkan

bahwa website adalah sekumpulan file atau kelompok file di dalam

internet yang dapat diakses darimanapun dan kapanpun selama

mempunyai koneksi internet.

2.1.2 Pengertian Prototype

Menurut McLeod (2007), prototype adalah suatu versi sistem

potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang

dapat memberikan gambaran bagaimana sistem tersebut akan

berfungsi bila telah disusun dalam bentuk lengkap. Proses dalam

memproduksi suatu prototype disebut prototyping. Proses

pengembangan prototype akan dikembangkan dan diulang beberapa

kali sehingga menghasilkan prototype yang dianggap sempurna.

Menurut Coughlan, Suri, dan Canales (2007), prototype adalah

representasi dari ide desain yang dibuat sebelum artefak terakhir ada.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengertian prototype adalah representasi ide desain yang disediakan

bagi pengembang dan calon pengguna tentang gambaran sebelum

sistem disusun dalam bentuk lengkap.

12

2.1.3 Pengertian Internet

Menurut Chaffey (2011, p4), Internet mengacu pada jaringan

fisik yang menghubungkan komputer di seluruh dunia. Internet terdiri

dari infrastruktur jaringan server dan hubungan komunikasi antara

mereka yang digunakan untuk menyimpan dan mengangkut informasi

antara PC client dan server web.

Menurut Tanenbaum dan Wetherall (2011, p54), Internet tidak

benar-benar merupakan sebuah jaringan, tetapi kumpulan dari

berbagai jaringan berbeda yang menggunakan protokol dan

menyediakan layanan umum tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas, maka pengertian Internet

adalah kumpulan jaringan yang menggunakan protokol dan

menyediakan layanan umum tertentu yang menghubungkan komputer

di seluruh dunia.

2.1.4 Pengertian World Wide Web

Menurut Schneider (2011, p53), World Wide Web, atau, lebih

sederhana, Web adalah subset dari komputer di Internet yang

terhubung satu sama lain dengan cara tertentu yang membuat mereka

dan isinya mudah diakses satu sama lain.

Menurut Chaffey (2011, p4), World Wide Web adalah teknik

yang paling umum untuk mempublikasikan informasi di internet.

World Wide Web diakses melalui web browser yang menampilkan

halaman web grafis tertanam dan HTML / teks XML yang dikodekan.

Berdasarkan pengertian world wide web diatas, dapat

disimpulkan bahwa world wide web adalah subset dari komputer di

internet untuk mempublikasikan informasi yang terhubung satu

dengan lainnya sehingga mudah diakses.

2.1.5 URL (Uniform Resources Locator)

Menurut Tanenbaum dan Wetherall (2011, p650), URL

digunakan untuk menamakan halaman dan menentukan lokasi

halaman web. URL terdiri dari tiga bagian, yaitu : protokol (dikenal

13

juga sebagai scheme), nama DNS mesin dimana halaman terletak, dan

nama path yang unik menunjukkan halaman tertentu.

Menurut Taylor (2004, p13) URL adalah sebuah deskriptor

yang unik yang dapat mengidentifikasi setiap dokumen, grafik, usenet

article, komputer atau bahkan arsip file dimana saja di internet atau di

komputer.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan, URL dalah

deskriptor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi, menamakan,

dan menentukan lokasi halaman web dimana saja di internet atau di

komputer.

2.1.6 HTTP (HyperText Transfer Protocol)

Menurut Taylor (2004, p13), HTTP merupakan metode

dimana dokumen web di transfer melalui Internet. Penggunaan http:

ini menunjukkan ke browser yang sedang digunakan bahwa browser

sedang tersambung ke sebuah dokumen web.

Menurut Tanenbaum dan Wetherall (2011, p683), HTTP

merupakan protokol yang digunakan untuk mentransfer semua semua

informasi antara web server dengan client.

Berdasarkan pengertian HTTP diatas dapat ditarik

kesimpulan, HTTP adalah protokol yang digunakan untuk mentransfer

informasi melalui internet.

2.1.7 DNS (Domain Name System)

Menurut Tanenbaum dan Wetherall (2011, p611), IP address

yang digunakan mengidentifikasi koneksi host ke Internet dimana IP

address ini sulit untuk diingat. Untuk itu diperlukan sistem yang dapat

memetakan nama menjadi alamat atau alamat menjadi nama. Ketika

Internet masih kecil, maka pemetaan tersebut dapat dilakukan dengan

menggunakan host file yang mencantumkan semua nama komputer

dan alamat IP address komputer.

Saat ini, tidak mungkin jika memiliki satu host file yang

menghubungkan alamat dengan nama karena ukuran dari file tersebut

14

akan menjadi sangat besar. Untuk menyelesaikan masalah ini, maka

diciptakanlah DNS. DNS merupakan penemuan dari hirarki, skema

penamaan berbasis domain, dan sistem database yang terdistribusi

untuk menerapkan skema penamaan tersebut. DNS terutama

digunakan untuk pemetaan nama host ke IP address, tapi juga dapat

digunakan untuk tujuan lain.

2.1.8 Pengertian Web Portal

Menurut Turban et al. (2010, p99), portal Web adalah jalur

akses tunggal, melalui web browser, untuk informasi bisnis penting

yang terletak di dalam dan luar (melalui Internet) dari sebuah

organisasi.

Menurut Schneider (2010, p157), portal Web adalah situs

yang digunakan orang sebagai titik peluncuran untuk masuk Web.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pengertian web portal adalah jalus akses tunggal untuk masuk web

melalui web browser.

2.1.9 Kriteria Desain Web yang Baik

Menurut Collis (2007) terdapat sembilan prinsip penting

untuk desain web yang baik. Sembilan prinsip tersebut adalah:

1. Precendence,

2. Spacing,

3. Navigation,

4. Design to Build,

5. Typography,

6. Usability,

7. Alignment,

8. Clarity (Sharpness),

9. Consistency.

Namun sembilan prinsip tersebut disederhanakan agar tidak

terjadi pengulangan baik dalam penilaian tampilan/desain web

maupun terhadap hasil analisa atau tinjauan yang akan dilakukan.

Sembilan prinsip yang telah disederhanakan tersebut adalah:

15

1. Navigation (navigasi)

Bagaimana elemen-elemen visual yang ada di dalam web mampu

mengarahkan gerak mata ke arah informasi dan komunikasi yang

diharapkan.

2. Spacing & White Space (jarak & ruang kosong)

Apakah di dalam web terdapat jarak dan ruang kosong yang baik

sebagai lahan istirahat mata.

3. Typography (Tipografi)

Jenis huruf memiliki peran sangat penting karena menentukan

tingkat kenyamanan pengunjung untuk mendapatkan informasi

yang ada.

4. Hierarchy (Hirarki)

Bagaimana informasi yang ada di dalam web disajikan secara

tersuruktur dan mudah dimengerti.

5. Usability (Kegunaan)

Mengukur seberapa informatif dan interaktif web tersebut

terhadap pengunjung.

6. Design to Buid (Desain)

Apakah semua elemen utama desain terdapat di web tersebut?

Balance, Contrast, Emphasis, Rhythm, Unity.

7. Consistency (Konsistensi)

Apakah ada konsistensi antara elemen visual di dalam web?

2.1.10 HTML5

Menurut Grannell, Sumner, dan Synodinos (2012, p6-p8),

dasar dari sebagian besar halaman web adalah Hypertext Markup

Language, dikenal dengan inisial HTML. Dokumen HTML adalah file

teks yang mengandung tag, yang digunakan untuk menandai elemen

HTML.

HTML5 merupakan versi terbaru dari spesifikasi HTML

yang telah ada sejak tahun 1997. Sintaks dari HTML5 dirancang

untuk menjadi lebih sederhana, lebih fleksibel, mudah untuk

dikembangkan, dan backward-compatible dari HTML4 dan XHTML.

16

HTML5 memperkenalkan fitur-fitur baru seperti animasi, offline

capabilities, suara, grafis yang canggih, tipografi, dan lainnya yang

menghasilkan kelas baru dri web standar dan menggantikan keperluan

dari kepemilikan teknologi seperti flash dan mobile platform.

2.1.11 CSS3

Menurut Frain (2012, p24), Cascading Style Sheet (CSS)

diperkenalkan sebagai cara untuk memisahkan desain dari konten.

CSS telah menjadi cara standar dalam mendefinisikan lapisan

presentasi dari halaman web. CSS3 dibangun modul per modul

berdasarkan spesifikasi dari CSS2.1.

2.1.12 PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Ulman (2005, pxi), PHP adalah bahasa scripting

HTML yang tertanam.

Menurut Laudon dan Traver (2011, p208), PHP adalah

bahasa scripting yang tertanam dalam dokumen HTML tetapi

dieksekusi oleh server menyediakan eksekusi sisi server dengan

kesederhanaan mengubah HTML.

Berdasarkan pengertian PHP diatas, maka dapat disimpulkan

pengertian PHP dalah bahasa scripting HTML yang tertanam dalam

dokumen HTML.

2.1.13 MySQL

Menurut Ulman (2005, pxiv), MySQL adalah sistem

manajemen database untuk database relasional.

Menurut Laudon dan Traver (2011, p208), MySQL adalah

database SQL terkemuka yang bersifat open source untuk bisnis.

Berdasarkan pengertian MySQL diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa MySQL adalah sistem manajemen database

terkemuka yang bersifatuntuk database relasional yang bersifat open

source.

17

2.1.14 Pengertian E-Marketing

Menurut Kotler, Keller (2009, p474), e-marketing

mendeskripsikan upaya perusahaan untuk menginformasikan,

mengkomunikasikan, mempromosikan, dan menjual produk atau

jasanya melalui internet.

Menurut Chaffey (2011, p388), e-marketing adalah mencapai

tujuan pemasaran melalui penggunaan teknologi komunikasi

elektronik.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

e-marketing adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencapai

tujuan pemasaran dengan menggunakan teknologi komunikasi

elektronik.

2.1.15 Pengertian E-Business

Menurut Turban et al. (2010, p47), e-business mengacu pada

definisi perdagangan elektronik, bukan hanya membeli dan menjual

barang dan jasa, tetapi juga melayani pelanggan, berkolaborasi dengan

mitra bisnis dan melakukan transaksi elektronik dalam sebuah

organisasi.

Menurut Chaffey (2011, p12), electronic business (e-business)

adalah semua pertukaran informasi melalui media elektronik, baik

dalam suatu organisasi dan dengan pemangku kepentingan eksternal

yang mendukung berbagai proses bisnis.

Dari pengertian e-business diatas dapat disimpulkan bahwa e-

business adalah pertukaran informasi dan transaksi melalui media

elektronik yang mendukung berbagai proses bisnis.

2.1.16 Pengertian Database

Menurut O’Brien (2005, p141), database adalah kumpulan

terintegrasi data dari elemen data yang secara logika saling

berhubungan.

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p518), database adalah

koleksi file yang saling berhubungan.

18

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

database adalah sekumpulan data-data atau file-file yang saling

berhubungan atau terintegrasi satu sama lain.

2.2 Teori-Teori Khusus

2.2.1 Pariwisata

2.2.1.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Suwantoro (2004), istilah pariwisata

berkaitan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu

sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang

di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan

untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.

Menurut Holloway, Humpreys, dan Davidson (2009,

p8), pengertian pariwisata menurut UNWTO (United Nations

World Tourism Organizations) adalah pariwisata terdiri dari

kegiatan orang-orang yang berpergian dan tinggal di tempat-

tempat di luar lingkungan mereka selama tidak lebih dari satu

tahun berturut-turut untuk liburan, bisnis dan tujuan lainnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah

kegiatan orang-orang yang berpergian dan tinggal di luar

tempat tinggalnya karena suatu alasan bukan untuk kegiatan

yang menghasilkan upah.

2.2.1.2 Usaha Pariwisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

10 Tahun 2009 bab I pasal 1 tentang kepariwisataan, usaha

pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau

jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan

penyelenggaraan pariwisata.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

10 Tahun 2009 bab VI pasal 14 tentang kepariwisataan,

usaha pariwisata meliputi, antara lain :

1. Daya tarik wisata,

2. Kawasan pariwisata,

19

3. Jasa transportasi wisata,

4. Jasa perjalanan wisata,

5. Jasa makanan dan minuman,

6. Penyediaan akomodasi,

7. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi,

8. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,

konferensi, dan pameran,

9. Jasa informasi pariwisata,

10. Jasa konsultan pariwisata,

11. Jasa pramuwisata,

12. Wisata tirta, dan

13. Spa.

2.2.2 Destinasi Wisata

2.2.2.1 Pengertian Destinasi Wisata

Menurut Holloway, Humpreys, dan Davidson (2009,

p14), destinasi dapat berupa resort atau kota, wilayah dalam

negara, seluruh negara atau bahkan area yang lebih besar dari

dunia.

Menurut Dmitrovic et al. (2009), destinasi adalah

perpaduan antara ruang konsumen dan produk pariwisata

memberikan pengalaman holistik yang secara subjektif

ditafsirkan sesuai dengan rencana perjalanan customer, latar

belakang kultural, tujuan dari kunjungan, pengalaman masa

lalu, dan lain-lain. (Fuchs and Weiermair, 2003)

Berdasarkan pengertian destinasi diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa destinasi dapat berupa resort atau kota,

wilayah dalam negara, seluruh negara atau area yang lebih

besar dari dunia yang memberikan pengalaman holistik yang

secara subjektif ditafsirkan sesuai dengan rencana perjalanan

customer, latar belakang kultural, tujuan dari kunjungan,

pengalaman masa lalu, dan lain-lain.

20

2.2.2.2 Karakteristik destinasi wisata

Menurut Stanković dan Đukić (2009), pandangan

tradisional mengenai destinasi wisata sebagai wilayah

geografis (negara, kota, dan pulau) telah digantikan dengan

pandangan baru yang dimulai dengan persepsi komsumen

yang bergantung pada lingkungan budaya, tujuan perjalanan,

tingkat pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Karakteristik

dari destinasi adalah:

1. Daya tarik (alam, buatan manusia, tujuan dibangun,

acara khusus, warisan),

2. Aksesibilitas (seluruh sistem transportasi terdiri dari rute,

terminal, kendaraan),

3. Fasilitas (akomodasi, fasilitas katering, ritel, jasa wisata

lainnya),

4. Paket yang tersedia (paket yang telah diatur sebelumnya

oleh perantara dan pelaku utama),

5. Aktifitas (semua aktivitas yang tersedia di destinasi dan

dan apa yang akan pelanggan lakukan selama kunjungan)

6. Layanan tambahan (layanan yang digunakan wisatawan

seperti bank, telekomunikasi, post, agen koran, rumah

sakit, dll)

2.2.2.3 Jenis-jenis destinasi

Menurut Stanković dan Đukić (2009), terdapat

berbagai jenis destinasi menurut wisatawan dan atau badan

yang berkecimpung dalam dunia pariwisata, yaitu:

1. Kawasan lengkap – hotel country club, perkampungan

liburan

2. Desa, kota

3. Wilayah di luar perbatasan administratif tetapi

mempunyai identias yang erat kaitannya dengan tema

khusus seperti taman nasional

4. Wilayah administratif atau nama yang sudah dikenal

5. Negara-negara

21

6. Sekelompok negara dan benua-benua

2.2.3 Pengunjung

Menurut Suwantoro (2004, p4), pengunjung (visitor) yaitu

setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan

biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan

yang menerima upah. Ada dua kategori untuk sebutan pengunjung,

yaitu:

1. Wisatawan (tourist)

Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang-

kurangnya 24 jam di suatu negara.

2. Pelancong (excursionist)

Pelancong adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu

negara yang dikunjungi kurang dari 24 jam.

2.2.4 Modified Balanced Scorecard (mBSC)

Menurut Stepchenkova et al. (2010), salah satu instrumen yang

paling dikenal untuk evaluasi website pariwisata dan perhotelan

adalah modified balanced scorecard (mBSC) oleh Morrison, Taylor,

Morrison, dan Morrison (1999), yang kurang lebih dimodelkan sekitar

pendekatan Balanced Scorecard (BSC) oleh Kaplan dan Norton

(1992) yang diterima dalam ilmu manajemen.

Modified Balance Scorecard (mBSC) digunakan untuk

memenuhi kebutuhan evaluasi website pariwisata dan perhotelan yang

didasarkan pada empat perspektif, yaitu :

1. Perspektif pengguna

Perspektif ini fokus pada hal user friendly dan daya tarik

website terhadap penggunanya. Evaluasi dilakukan untuk

menilai manfaat dan kegunaan situs bagi pengunjung

dalam dan luar negeri, tingkat aksesibilitas dan kemudahan

jangkauan situs, navigasi website yang mudah, daya tarik

tampilan situs website secara keseluruhan, dan kemudahan

mencari informasi dari website yng terkait.

22

2. Perspektif efektifitas pemasaran

Perspektif ini melihat bagaimana isi website mencerminkan

prinsip-prinsip utama dalam mendukung strategi

pemasaran yang efektif. Evaluasi dilakukan untuk menilai

kemampuan menarik wisatawan baik individu ataupun

grup, memiliki nilai jual, kemampuan website menjual

produk, terciptanya hubungan pemasaran produk wisata,

kemampuan mendukung kemitraan yang telah

dikembangkan, dan informasi terbaru yang ditampilkan

pada website.

3. Perspektif fungsional

Perspektif ini melihat apakah informasi dalam website

yang tersedia mencerminkan fungsi organisasi sebagai

pelaku usaha di bidang pariwisata dan destinasi wisata.

Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah ada atau tidak

informasi tentang dukungan event, fasilitas dan kolaborasi,

transportasi dan infrastruktur, informasi perjalanan dengan

transportasi umum, dan informasi spesifik untuk perjalanan

wisata.

4. Perspekif teknis

Perspektif teknis memperhatikan prinsip desain website

yang baik dan fokus pada HTML, kompatibelitas website

dengan web browser, dan load time secara umum. Evaluasi

dilakukan untuk menilai keragaan infrastuktur teknologi

informasi yang digunakan dan kemampuan teknis

pengguna.

2.2.5 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010, p2), metode penelitian merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.

23

2.2.6 Populasi

Menurut Sugiyono (2010, p115), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Hayter (2007, p266), suatu populasi terdiri dari semua

kemungkinan pengamatan yang tersedia dari distribusi probabiltas

tertentu.

Berdasarkan pengertian populai diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa populasi adalah semua kemungkinan pengamatan

yang tersedia yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

2.2.7 Sampel

Menurut Sugiyono (2010, p116), sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya

akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul mewakili.

Menurut Hayter (2007, p266), sampe adalah subset tertentu

dari populasi yang merupakan langkah-langkah eksperimen yang

digunakan untuk menyelidiki distribusi probabilitas yang tidak

diketahui.

Berdasarkan pengertian sampel diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik populasi yang digunakan untuk menyelidiki distribusi

probabilitas yang tidak diketahui.

24

2.2.8 Menentukan Sampel

Menurut Sugiyono (2010, p124), jumlah anggota sampel

sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang

diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah

populasi itu sendiri. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi,

maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya

semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka peluang

kesalahan generalisasi semakin besar.

Mencari ukuran sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini

dengan keakuratan 95 %, yaitu :

Tabel 2.1 Menentukan Ukuran Sampel

N S N S

10 10 220 140

15 14 230 144

20 19 240 148

25 24 250 152

30 28 260 155

35 32 270 159

40 36 280 162

45 40 290 165

50 44 300 169

55 48 320 175

60 52 340 181

65 56 360 186

70 59 380 191

75 63 400 196

80 66 420 201

85 70 440 205

90 73 460 210

95 76 480 214

100 80 500 217

110 86 550 226

25

120 92 600 234

130 97 650 242

140 103 700 248

150 108 750 254

160 113 800 260

170 118 850 265

180 123 900 269

190 127 950 274

200 132 1000 278

210 136 1100 285

2.2.9 Pengertian Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010, p206), statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum.

2.2.10 Mean

Menurut Trihendradi (2013, p41), rata – rata merupakan

jumlah nilai–nilai dibagi dengan jumlah individu nilai. Rumusnya

adalah :

= atau µ =

Dimana :

= nilai rata – rata suatu sampel

µ = nilai rata – rata suatu populasi

= jumlah dari nilai individu

n = banyaknya nilai individu suatu sampel

N = banyaknya nilai individu suatu populasi

26

2.2.11 Simpangan Baku

Menurut Trihendradi (2013, p48), nilai varian dan standar

deviasi pada dasarnya adalah mencari nilai rata – rata deviasi. Deviasi

adalah perbedaan nilai antara nilai data individu dengan rata – ratanya.

Nilai deviasi tidak langsung dijumlah total karena nilainya akan nol,

namun dikuadratkan terlebih dahulu. Pada waktu menghitung nilai

standar deviasi, harus diperhatikan apakah datanya berasal dari sampel

atau populasi. Bila datanya berasal dari sampel, gunakan denumenator

n-1, dan jika datanya populasi, gunakan N.

Berikut adalah rumus untuk mencari standar deviasi jika

datanya berasal dari sampel :

Keterangan :

Xi = nilai

n = banyaknya data

= rata-rata

2.2.12 Kurtosis

Menurut Trihendardi (2006, p62), Kurtosis memberikan

gambaran tentang tinggo rendahnya kurva dari suatu sebaran data.

Kurtosis atau peruncingan selalu dikaitkan dengan kurva

normal. Jika kurva dari sebaran frekuensi pada puncaknya terlihat

lebih runcing dibandingkan kurva normal, maka kurva sebaran disebut

lepto kurtik, dan jika lebih rendah dari kurva normal, maka kurva

sebaran tersebut dinamakan plati kurtik, sedangkan kurva sebaran

normal disebut meso kurtik.

Rumus untuk mencari kurtosis adalah sebagai berikut :

27

Keterangan :

Xi = nilai

n = banyaknya data

= rata-rata

2.2.13 Skewness

Menurut Trihendardi (2006, p65), skewness atau kemiringan

merupakan kelompok data menyebar sekitar nilai tengah. Sebaran

tersebut mungkin simetris atau tidak simetris terhadap nilai tengah.

Arah ketidaksimetrisan itulah disebut dengan kemiringan.

Rumus untuk menghitung skewness adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Xi = nilai

n = banyaknya data

= rata-rata

2.2.14 Evaluasi

Menurut Zainul, Asmawi dan Nasution (2001),

mengartikan evaluasi adalah suatu proses pengambilan

keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh

melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes

maupun non-tes.

28

2.2.15 Evaluator Framework

Menurut Owen dan Rogers (1999) terdapat beberapa

pilihan framework yang berguna untuk membantu pemilihan

internal dan external evaluator dan alasan mengapa harus

memilih internal dan external, yaitu :

1. Insider for insiders

Evaluator dari dalam perusahaan untuk mengukur

kinerja yang ada di perusahaan.

2. Insider for outsiders

Evaluator dari dalam perusahana untuk mengukur

kinerja yang hasilnya akan diberikan untuk pihak

luar perusahaan. Contoh : annual report.

3. Outsiders for insiders

Outsiders berarti dari luar perusahaan yang akan

mengevaluasi kinerja yang hasil evaluasinya

digunakan untuk dalam perusahaan.

4. Outsider for outsiders

Dari luar perusahaan yang akan mengukur kinerja

suatu perusahaan yang nanti hasilnya akan

diberikan untuk diluar perusahaan. Contoh :

audited accountant.

Sebagian besar penelitian untuk pengukuran kinerja

dilakukan oleh insider for insiders, dan difokuskan

menggunakan internal evaluator yang dapat mendukung

peningkatan usaha perusahaan dan sebagai bagian dari proses

penilaian kinerja.

2.3 Teori Analisis dan Perancangan

2.3.1 Pengertian Analisis

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p4), analisis

sistem adalah proses pemahaman dan menentukan secara rinci apa

yang sistem informasi harus lakukan.

29

Menurut Williams, Stacey, dan Sawyer (2007, p500), analisis

sistem adalah untuk mengumpulkan data, menganalisis data, dan

menulis laporan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

analisis sistem adalah proses secara rinci komponen sistem informasi

untuk mengumpulkan data, menganalisis serta menulis laporan.

2.3.2 Pengertian Perancangan

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p4),

perancangan sistem adalah proses menentukan secara rinci bagaimana

komponen-komponen dari sistem informasi harus diimplementasikan

secara fisik.

Menurut Williams, Stacey dan Sawyer (2007, p502),

perancangan sistem adalah untuk melakukan desain awal dan

kemudian desain rinci dan menulis laporan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa perancangan sistem adalah proses melakukan desain awal serta

mendesain secara rinci dan menulis laporan kemudian dapat

diimplementasikan.

2.3.3 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p48), unified

modeling language (UML) adalah satu set standar model konstruksi

dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan

berorientasi objek.

2.3.3.1 Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p242),

use case diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan

berbagai peran pengguna dan bagaimana aturan-aturan

menggunakan sistem.

30

Gambar 2.1 Simple Use Case Diagram with an Actor

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p243)

2.3.3.1.1 Automation Boundary and Organization

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

(2010, p244), automation boundary menunjukkan

batas antara lingkungan dimana pelaku berada

dan komponen internal dari sistem komputer.

Gambar 2.2 Automation Boundary dan Organization

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p244)

2.3.3.1.2 << Includes >> Relationship

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

(2010, p245), dalam pengembangan use case,

31

wajar jika satu use case terhubung dengan use

case lain. Hubungan antara use case ini

dilambangkan dengan garis panah putus-putus.

Arah dari panah menunjukkan use case mana

yang termasuk bagian dari use case utama.

Gambar 2.3 <<Includes>> Relationship

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p247)

2.3.3.2 Use Case Description

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p171),

use case description adalah penjelasan yang berisi daftar

rincian proses untuk use case.

2.3.3.2.1 Fully developed description

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

(2010, p173), fully developed description adalah

metode yang paling formal untuk

mendokumentasikan use case. Sebuah template

standar yang mendokumentasikan fully developed

description untuk skenario lainnya dan use case :

a. Kompartemen pertama dan kedua digunakan

untuk mengidentifikasi usecase dan scenario

32

dalam usecase, jika diperlukan maka di

dokumentasikan.

b. Kompartemen ketiga mengidentifikasi the

trigger yang memulai usecase. Trigger ini

adalah sama seperti yang dijelaskan dalam

event table.

c. Kompartemen keempat adalah brief

description dari usecase atau scenario.

d. Kompartemen kelima mengidentifikasi the

actor atau actors.

e. Kompartemen keenam mengidentifikasi

usecase lain dan cara mereka berhubungan

dengan usecase, sebagai contoh <<includes>>

relationship.

f. Kompartemen stakeholder mengidentifikasi

pihak-pihak lainnya yang tertarik dari pada

aktor tertentu.

g. Dua kompartemen berikutnya memberikan

informasi penting tentang keadaan sistem

sebelum dan setelah use case mengeksekusi,

disebut preconditions dan postconditons.

h. Dua yang terakhir kompartemen dalam

template menjelaskan aliran rinci kegiatan use

case. Alternatif kegiatan dan exception

conditions dijelaskan dikompartemen akhir.

Penomoran exception juga membantu

mengikat exceptions dengan langkah-langkah

spesifik dalam usecase description.

33

Gambar 2.4 Fully Developed Description

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p174)

2.3.3.3 Domain Model Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p187),

domain model class diagram digunakan untuk menunjukkan

class dari objek untuk sebuah sistem.

34

Gambar 2.5 Domain Class Model Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p187)

2.3.3.3.1 Updated Design Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

(2010, p457) updated class diagram merupakan

design class diagram yang dikembangkan untuk

tiap layer. Updated class diagram mempunyai

beberapa class baru yang ditambahkan untuk use

case controller.

35

Gambar 2.6 Updated Design Class Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p458)

36

2.3.3.4 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p242),

system sequence diagram adalah sebuah diagram yang

menunjukkan urutan pesan ntara aktor eksternal dan sistem

selama use case atau skenario.

Gambar 2.7 System Sequance Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p253)

2.3.3.4.1 Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

(2010, p404), sequence diagram hanyalah

perpanjangan dari system sequence diagram.

Notasi yang digunakan sama dengan system

sequence diagram.

37

Gambar 2.8 Sequance Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p404)

2.3.3.4.2 Three Layer Design Sequence

Three layer design sequence merupakan

gambaran lengkap dari sequence diagram

dengan menambahkan view layer dan data access

layer.

Gambar 2.9 Three Layer Design Sequence

Design

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p435)

38

2.3.4 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p189), user

interfaces adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan

interaksi pengguna untuk menghasilkan input dan output.

2.3.4.1 Eight Golden Rules

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p541-

p544) Shneiderman mengusulkan delapan aturan emas yang

berlaku disebagian besar sistem interaktif. Delapan aturan

emas itu adalah :

1. Strive for Consistency (konsistensi),

2. Enable Frequent Users to Use Shortcuts

(memungkinkan pengguna untuk menggunakan

shortcuts),

3. Offer Informative Feedback (memberikan umpan balik

yang informatif),

4. Design Dialogs to Yield Closure (merancang dialog

untuk menghasilkan suatu penutupan),

5. Offer Simple Error Handling (memberikan penanganan

kesalahan yang sederhana),

6. Permit Easy Reversal of Actions (mudah kembali ke

tindakan sebelumnya),

7. Support Internal Locus of Control (mendukung tempat

pengendali internal),

8. Reduce Short-Term Memory Load (mengurangi beban

ingatan jangka pendek).