resusitasi bbl
Post on 25-Dec-2015
21 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
RESUSITASI
Nisa Rahayu Nurmuslimah, S.ST
Standar Kompetensi
Area kompetensi 5 : Keterampilan klinis
dalam praktik kebidanan
Kontrak Belajar
DON’T
OPS
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswi mampu menjelaskan tentang resusitasi
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswi mampu menjelaskan tujuan resusitasi
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswi mampu melakukan praktik resusitasi
REFERENSI• Departemen Kesehatan RI. Pelatihan pelayanan obstetric
neonatal emergency dasar. Jakarta: Depkes. 2007. • Departemen Kesehatan Jawa Barat. Protap penatalaksanaan
gawat darurat kebidanan & neonatal Provinsi Jawa Barat. Bandung: Proyek peningkatan upaya kesehatan, 2002.
• Bari A, dkk. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006.
• Sukadi A. Perinatologi. Bandung: SMF/FKUP RSHS Bandung. 2008: 205-282.
• Arifin A. Neonatologi. Jakarta:EGC 2008: 150-192• Cukasah. U .Pemeriksaan Fisik pada Anak. SMF/FKUP RSHS
Bandung. 2005• Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Yogyakarta : Salemba Medika
Metode AVPU
Penilaian sederhana ini dapat digunakan secara cepat
•A = Alert/Awake : sadar penuh•V = Verbal stimulation :ada reaksi
terhadap perintah•P = Pain stimulation : ada reaksi terhadap
nyeri•U = Unresponsive : tidak bereaksi
Resusitasi
Resusitasi adalah cara menyelamatkan kehidupan pada saat terjadinya henti napas atau henti jantung secara tiba-tiba.
Penanganan Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir)
Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) merupakan kegagalan napas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Patofisiologi
Asfiksia adalah keadaan BBL tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Sering sekali seorang bayi yang mengalami gawat janin sebelum persalinan akan mengalamai asfiksia setelah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada tali pusat dan plasenta atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.
Etiologi
Faktor ibu
Faktor Tali Pusat
Faktor Bayi
Faktor Ibu
Preeklampsia dan eklampsia
Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
Partus lama atau partus macet
Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
Faktor Tali Pusat
Lilitan tali pusat
Tali pusat pendek
Simpul tali pusat
Prolapsus tali pusat
Faktor Bayi
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
Kelainan bawaan (kongenital)
Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Klasifikasi
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR :
Asfiksia berat
dengan nilai
APGAR 0-3
Asfiksia ringan sedang dengan
nilai APGAR 4-6
Bayi normal atau sedikit
asfiksia dengan
nilai APGAR 7-9
Bayi normal dengan
nilai APGAR
10
Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia
Tidak bernafas atau bernafas megap-megap
Warna kulit kebiruan
Kejang
Penurunan kesadaran
Penilaian Bayi Baru Lahir
Apakah bayi lahir cukup bulan?
Apakah cairan amnion bersih dari mekonium?
Apakah bayi bernapas/menangis?
Apakah tonus otot baik?
Warna kulit
PersiapanPersiapan alat• Alat pemanas/lampu sorot• Oksigen.• Alat penghisap (dili/suction)• Alat sungkup dan balon resusitasi.• Alat intubasi.• Obat-obat.• Stetoskop bayi.• Plester Penolong• Paling sedikit satu orang siap di kamar bersalin yang terampil
dalam melakukan resusitasi bayi Baru lahir dan dua orang lainnya untuk membantu dalam keadaan re susitasi darurat.
Mencegah Kehilangan Panas Dan Mengeringkan Tubuh Bayi
Menempatkan bayi di tempat datar dengan lampu sorot berjarak 60 cm
Atau menggunakan Infant warmer
Meletakkan Bayi Dalam Posisi Yang Benar
Memposisikan bayi dengan sedikit ekstensi
Mengganjal bagian leher belakang bayi agar kepala sedikit ekstensi
Membersihkan jalan nafas
Membersihkan jalan napas bayi dengan
dili atau suction
Bersihkan bagian mulut terlebih
dahulu sebelum kebagian hidung
Menilai bayi
Jantung Bayi
Nafas Bayi
Tonus OtotWarna Kulit
Ventilasi tekanan positif (VTP)
Lakukan ventilasi tekanan positif
dengan menggunakan sungkup dan
balon ( ambubag)
Melakukan tekanan ventilasi
positif (VTP) dengan sungkup
dengan perbandingan 1:2
Apabila setelah dilakukan 2 kali VTP
dan penilaian keadaan bayi tidak
membaik, bidan harus segera melakukan
rujukan dan kolaborasi medis.
Kewenangan Bidan Di Pelayanan Praktik Mandiri, Polindes, Dan Puskesmas :
▫ Bidan mempunyai kewenangan dalam penanganan kegawatdaruratan neonatal termasuk tindakan resusitasi sesuai dengan permenkes 1464 tahun 2010
▫ Adapun tindakan resusitasi yang boleh bidan lakukan adalah : Menjaga kehangatan bayi Mengatur posisi kepala bayi untuk ekstensi Penghisapan lender Mengeringkan dan merangsang taktil Memberi Oksigen Melakukan tekanan ventilasi positif (VTP) dengan sungkup Apabila setelah dilakukan 2 kali VTP dan penilaian keadaan
bayi tidak membaik, bidan harus segera melakukan rujukan dan kolaborasi medis.
Tindakan resusitasi di pelayanan rumah sakit
Memasang kateter orogastrik
Kompresi dada
Intubasi endotrakeal
Memberikan obat-obatan
Terima Kasih
EVALUATION
1. Salah satu penilaian awal pada bayi baru lahir adalah :a. Menilai tangisan bayib. Mengukur berat badan bayic. Mengukur panjang badan bayi
a. Menilai tangisan bayi
2. Penghisapan lendir pada bayi baru lahir dimulai dari..
a. Hidungb. Mulutc. Telinga
b. Mulut
3. Setelah dilakukan VTP selama dua kali dan keadaan bayi tidak membaik, maka bidan yang bekerja di BPM harus melakukan
a. Kompresi dadab. Rujukanc. Intubasi trakea
•B. Rujukan
Terima Kasih
top related