resensi buku
Post on 18-Mar-2016
216 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
GOTONG ROYONG ,SATU JIWA
Oleh: Bianca Siregar Bahasa Indonesia 10
“.....Dimana mana aku selalu dengar: Yang benar juga akhirnya yang menang. Itu
benar .Benar sekali . Tapi kapan?
Kebenaran tidak datag dari langit dia mesti diperjuangkan
untuk menajdi benar...”
“Kapan? itu tergantung pada kapan kita sendiri mulai mengusahakan”
Sekali Peristiwa di Banten Selatan
Judul Buku : Sekali Peristiwa di Banten Selatan Pengarang : P r am o e d y a Ananta ToerPenerbit : L e n t e r a DipantaraJumlah Halaman : 127
S e t e l a h p r o k l a m a s i dikumandangkan, bangsa Indonesia mendapatkan kembali kemerdekaan bangsa mereka dan kembali bangsa yang mandiri Tiap-‐tiap daerah mulai m e m b a n g u n k e h i d u p a n masyarakatnya masing-‐masing . Lambat laun kehidupan masyarakat berubah karena semula mereka hanya bekerja paksa hidup dibawah penguasaan para penjajah, dan sekarang mereka harus mengatur pemerintahan juga kehidupan bangsa dan negara mereka sendiri. Karena belum tumbuhnya sifat persatuan dan kesatuan nasionalisme yang kuat ,saat itu terjadi beberapa pemberontakan di berbagai daerah. Pemberontakan tersebut diakibatkan oleh karena beberapa kelompok ingin menguasai kekayaan alam dan kekuasaan daerah. Darul Islam atau Tentara Islam adalah salah satunya. . Dari sinilah, sang penulis mecnceritakan kondisi kehidupan masayarakat y a n g h i d u p s a a t i t u d a n merangkumnya dalam ‘Peristiwa Banten Selatan”
Sang penulis mengawali buku ini dengan menceritkan kehidupan rumah tangga Ranta dan Ireng yang b e r k e k u r a n g a n d a n p e n u h penderitaan. Ranta dan Ireng tidak memiliki pendapatan tetap untuk mencukupi kehidupan hidup mereka sehari-‐hari. Ketenangan hidup mereka juga tidak terjamin akibat
ulah DI yang selalu membakar dan membuat keributan di tempat-‐tempat umum. Sebagai orang tua, Ireng dan Ranta sungguh khawatir akan keadaan anak mereka yang sedang sakit keras dan dirawat di Kota. Tak hanya itu, ketenangan ketenangan hidup mereka juga tidak terjamin akibat ulah DI yang selalu membakar dan membuat keributan di tempat-‐tempat umum.
Walupun begitu, Ranta selalu bersikap optimis dan tidak kunjung putus asa akan keadaan hidup mereka. Ia mempunyai harapan bahwa suatu hari nanti ,ia dan Ireng akan hidup damai, penuh dengan kebahag ian dan sepenuhnya terbebas dari belenggu-‐belenggu yang selama ini memenjarakan mereka. Di tengah-‐tengah keadaan kehidupan Masyarakat Banten Selatan yang mencekam, Juragan Musa dan Nyonya hidup aman, t e n t r am dan p enuh d engan kekayaan. Saat itu, Juragan Musa merupakan tuan tanah sehingga m a s y a r a k a t y a n g t i n g g a l disekitarnya sangat segan. Lebih lagi, mereka tidak bias menolak ataupun menghindar dari perintah Juragan Musa yang biasanya membahayakan kese l amatan mereka sendiri. Tak bias dipungkiri, Juragan Musa merupakan satu-‐satunya sumber penghidupan . KonPlik tumbuh saat Juragan Musa be r l a r i dengan penuh ketakutan dari rumah Ranta. Saat itu Ranta sedang dalam keadaan begitu l e l a h , p e r a s a an y a d i p enuh i kekesalan juga kekecewaan karena ia gagal mencuri bibit karet, yang ia dapatkan hanyalah pukulan dari orang-‐porang yang menangkapnya.. Keadaan semakin memanas saat
GOTONG ROYONG, SATU JIWA
Oleh: Bianca Siregar Bahasa Indonesia 10
Pramoedya Ananta Toer
“Aku percaya tiap pemuda
Indonesia bisa lakukan segala
perjuangan dan pekerjaan
kalau dia mau.”
Juragan Musa memangil Ranta dengan penuh keangkuhan. Tak kuasa menahan kekesalannya Ranta keluar dari rumah dengan penuh amarah,menantang Juragan Musa. Terkejut sesaat, Juragan Musa pun lari terbirit-‐birit, tanpa melawaan dan menoleh kebelakang. dengan ketakutan sampai-‐sampai ia tidak sadar bahwa ia meninggalkan tongkat dan tasnya yang berisi surat perjanjian penting dengan DI. Dengan penuh ketakutan , Juragan Musa kembali ke rumah dan menyadari bahwa tasnya tertinggal. Tak bisa dihindari, perkelahian rumah tangga antara Nyonya dan Juragan Musa pun seketika tejadi. Kegelisahan , ketakutan dan bayang –bayang Juragan Musa membuat ia menampar Nyonya. Tak kuasa akan perasaannya , Nyonya minta diceraikan. Saat itu juga datanglah Komandan, Ranta, Ireng beserta dengan pasukan bersenjata yang siap menangkap Juragan Musa . Setelah ditelusuri lebih lanjut, Juragan Musa akhirnya mengaku bahwa ia tergabung dalam DI. Kejahatan yang telah terjadi kian terungkap. Tak tahan menahan rasa malu , dengan penuh kekecewaan Nyonya pe rg i men ingga lkan rumahnya. Sekejap keadaan berubah, seketika setelah penangkapan terjadi , rumah Juragan Musa didatangi oleh masyarkat . Mereka berkumpul untuk berdiskusi demi mengusir DI dan memperjuangkan kebebasan . Mereka mengumpulkan pasukan dan bersepakat untuk bersatu demi kesatuan daerah dan kemerdekaan mereka dari kuasa DI. S e t e l a h p e r l awan an s u k s e s terlaksana, masyarakat Banten Selatan dapat hidup dengan aman dan tentram . Dengan bergotong royong bekerja sama mereka membangun sawah dan lahan pertanian . Menjaga keselamatan, m e n g a m a n k a n , s e r t a m e km a kmu r k a n k e h i d u p a n masyarakat di daerah tersebut.
Kesejahteraan masyarakat pun kian meningkat dan kesatuan itu didapatkan kembali. Dua ancungan jempol untuk buku karya bangsa kita ini. Dengan jelas penulis menyertakan beberapa kutipan sejarah yang cocok dengan latar belakang cerita. Buku ini memiliki ilustrasi di sampul halaman yang sangat baik dan cocok dengan isi cerita, sampul buku berhasil m e n c e r m i n k a n k e a d a n a n masyarakat Banten saat i tu . Kombinasi pilihan warna pada sampul juga serasi. Pramoedya berhasil merePleksikan kedaan sebenarnya melewati dialog-‐dialog antar tokoh. Dalam beberapa bagian, penulis juga menyertakan beberapa pesan moral yang kuat. Walaupun hanya terletak dalam beberapa b a g i a n -‐ b a g i a n k e c i l n amun maknanya sangat dalam dan sifatnya membangun. Dengan membaca buku ini pembaca dapat menumbuhkan sikap gotong royong dan sikap nasionalisme yang kuat. Ukuran tulisan juga cukup dan serasi denga ukuran buku ,membuatnya mudah dibaca . Setelah membaca dengan baik , saya menemukan bahwa didalam buku ini cukup banyak kata-‐kata yang masih dalam format ejaan lama. Terdapat juga beberapa kombinasi kata yang asing terpakai dalam kehiudupan sehari-‐hari. Dengan adanya hal ini, terkadang pembaca menjadi sulit untuk mengerti apa yang sebenarnya yang terjadi pada cerita. Dalam dialog antar tokoh juga belum terdapat tanda baca seperti tandaa petik (“ ). Akan lebih baik bila editor buku dapat menambahkan t a nda b a c a d an menyertakan dePinisi kata-‐kata untuk memudahkan pembaca Buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh remaja ataupun dewasa karena dengan adanya buku ini kita diingatkan kembali untuk selalu bersikap pantang menyerah dan selalu
bersemangat menghadapi kehidupan. Sebagai bangsa Indonesia ,pembaca juga diingatkan untuk turut mengambil bagian dalam komunitas dan masyarakat yang hidup di sekitar kita.
top related