referat asi
Post on 15-Dec-2015
46 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
REFERAT
ASI
OLEH:
Wenni Mei Primasari
052010101005
PEMBIMBING :
Dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
Dr. Gebyar.T.B. Sp.A
Dr. Ramzi.S.Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2009
1
PENDAHULUAN
ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang bernilai gizi
tinggi, terjangkau. Pola pemberian ASI yang dianjurkan ialah pemberian ASI
segera atau 30 menit hingga satu jam setelah melahirkan, selanjutnya pemberian
ASI saja atau menyusui secara ekslusif hingga bayi usia enam bulan dan
pemberian makanan tambahan setelah umur enam bulan serta tetap memberian
ASI diteruskan sampai umur dua tahun (UNICEF/WHO/IDAI, 2005;22).
Kejadian diare dapat terjadi 3-14 kali lebih tinggi pada anak-anak yang diberi susu
formula dibandingkan dengan anak yang hanya diberi ASI (Pardede, 2008).
Memberikan ASI kepada bayi anda bukan saja memberikan kebaikan bagi bayi
tapi juga keuntungan untuk ibu, proses menyusui menguntungkan ibu dengan
terdapatnya lactational infertility, hingga memperpanjang child spacing (Pudjiadi,
2000).
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung
di dalam ASI tersebut. ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak
memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi
dan langsung terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan
ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan
bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama.
Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup
tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama. ASI sebagai makanan yang
terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat
disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui.
Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti,
padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu
formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan
2
ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan
ASI (Siregar, 2004).
Laktasi
Anatomi payudara
Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, di atas
otot dada, dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Payudara mulai
dibentuk sejak embrio berumur 18-19 minggu, dan baru selesai ketika mulai
menstruasi, dengan terbentuknya hormon estrogen dan progesteron yang
berfungsi untuk maturasi alveoli, sedangkan untuk prolaktin adalah hormon yang
berfungsi untuk produksi ASI. Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara
dengan berat 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada
waktu hamil payudara membesar mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui
bisa mencapai 800 gram.
Gambar 2.1
Dalam korpus mammae terdapat alveolus yaitu, unit terkecil yang
memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel aciner, jeringan lemak, sel
plasma sel otot polos dan pembuluh darah. Beberapa alveolus mengelompok
membentuk lobulus, kemudian beberapa lobulus berkumpul menjadi 15-20 lobus
pada tiap payudara. Dari alveolus ASI disalurkan ke dalam saluran kecil
3
(duktulus) kemudian beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang
lebih besar (duktus laktiferus). Didalam alveolus maupun saluran terdapat otot
polos yang bial berkontraksi memompa ASI keluar (Manajemen laktasi, 2004 ).
Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui yaitu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran
ASI. Proses laktasi dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor
hormonal. Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon
yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara:
Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat
progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi ASI secara besar-besaran
Estrogen: menstimulasi sistem saluran (duktus) ASI untuk membesar.
Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk
beberapa bulan selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu
menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena
dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoli pada saat kehamilan.
Oksitosin: Setelah melahirkan, oksitosin mengencangkan otot halus di
sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin
berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan.
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi
ASI. Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis
I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang
kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi
ASI sebenarnya.
4
Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat
hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin
tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal
dengan fase Laktogenesis II. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam
darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke
level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin
menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga
keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin
dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2
pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi
biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari)
setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung
setelah melahirkan.
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama
kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI
mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI
dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara
dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI.
Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa
baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan. Terdapat
dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu :
a. Refleks prolaktin
Dalam puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini
dirangsang, maka timbal impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke
kelenjar hipofisis anterior sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon
prolaktin, hormon inilah yang berperan pada produksi ASI. Prolaktin
dibentuk lebih banyak pada malam hari.
5
b. Refleks Aliran (let down reflex)
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar
hipofisis anterior, tetapi juga ke kelenjar hipofisis posterior, yang
mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi
otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI
dipompa keluar. Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga
involusi makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas pada
hari-hari pertama meyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk
kembalinya rahim ke bentuk semula (Guyton, 2003).
Gambar 2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI
Makanan Ibu
Makanan yang dikonsumsi ibu dalam masa menyusui tidak secara
langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Namun jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi
6
yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu
dalam payudara ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan
akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri dan rasa
tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal
dalam menyusui bayinya.
Penggunaa Alat Kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron
Bagi ibu yang dalam menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi
pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi
jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara
keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan
adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral.
Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan hormon oksitosin yang dapat merangsang
produksi ASI.
Kurang sering menyusui atau memerah payudara
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
o Struktur mulut dan rahang yang kurang baik
o Teknik perlekatan yang salah
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
Jaringan payudara hipoplastik
Air Susu Ibu
Pengertian ASI
Air Susu Ibu adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang disekresi oleh kalenjar mamae ibu, yang berguna
sebagai makanan bagi bayi yang mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen
dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. ASI tidak
memberatkan fungsi traktus digestivus dan ginjal yang belum berfungsi baik pada
bayi yang baru lahir. Karena ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi
7
yang masih rentan, bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI,
sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya,
pertumbuhan dan perkembahan organ sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan
fisik yang optimum (Pudjiadi, 2005).
Volume ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat
ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada 4 hari pertama
sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 100-300 ml ASI dalam sehari, dari
jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 300-450 ml/hari pada
waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Pada hari ke 10 sampai seterusnya
volume bervariasi yaitu 300–850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat
laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400–850 ml/hari, tahun kedua
200–400 ml/hari, dan sesudahnya 200 ml/hari (Manajemen laktasi, 2004).
ASI Eksklusif
Yaitu memberikan ASI saja selama bayi berumur 0-6 bulan. ASI tanpa
bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar
enam bulan, setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin dan
mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada
beras. Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam bulan dan bukan
empat bulan, karena pertama dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih
cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara
tepat dan benar sampai bayi berumur enam bulan. Dari segi kebutuhan cairan dan
energi, bayi usia 6 bulan dengan berat badan ideal 7,5 kg membutuhkan intake
cairan sebesar 750 ml/hari, dengan kebutuhan kalori 750kkal/hari, serta protein
18,75 gr/hari. Ibu dengan bayi usia 6 bulan ASI yang diproduksi 300-850 ml/hari
dengan kandungan kalori sebesar 70kkal dan protein sebesar 1,3gram tiap 100ml
ASI. Karena itu selama kurun waktu 6 bulan ASI mampu memenuhi kebutuhan
gizi bayi. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI menjadi menurun dan sejak
8
saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus
mendapat makanan tambahan.
Kedua, pada saat bayi berumur enam bulan sistem pencernaannya mulai
matur. Setelah berumur enam bulan usus bayi mampu menolak faktor alergi
ataupun kuman yang masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori jaringan usus bayi
yang pada awalnya berongga seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk
protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan
dapat menimbulkan alergi, akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam bulan
(Manajemen laktasi, 2004).
Tabel 2.3 Kebutuhan cairan, kalori dan protein bayi menurut U/BB
Umur
Kebutuhan per hari
Cairan (ml) Kalori (kkal) Protein (gr)
1 bulan ± 500 ± 350 8,75
3 bulan ± 600 ± 600 15
4 bulan ± 650 ± 650 16,25
5 bulan ± 700 ± 700 17,5
6 bulan ± 750 ± 750 18,75
7 bulan ± 800 ± 800 20
8 bulan ± 850 ± 850 21,25
9 bulan ± 900 ± 900 22,5
10 bulan ± 950 ± 950 23,75
11 bulan ± 1000 ± 1000 25
12 bulan ± 1050 ± 1050 26,25
2 tahun ± 1600 ± 1600 32
Komposisi ASI
Komposisi ASI berubah menurut stadium penyesuaian sesuai dengan
kebutuhan bayi pada saat itu. ASI yang dihasilkan sampai minggu pertama
(kolostrum) komposisinya berbeda dengan ASI yang dihasilkan kemudian (ASI
peralihan dan ASI matur). ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan kurang bulan
komposisinya berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu melahirkan cukup
9
bulan. Demikian pula komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusui
dan akhir fase menyusui.
Menurut stadium laktasinya, terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik
dan komposisi berbeda yaitu:
a. Stadium Kolostrum
Di sekresi pada 4 hari pertama setelah persalinan yang diproduksi
sebesar 150–300 ml/hari. Komposisi kolostrum ASI lebih banyak
mengandung protein dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dengan
ASI matur dimana protein yang utama adalah casein, pada kolostrum
protein yang utama adalah globulin, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih
rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah
alergi makanan. Kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar (pembersih
usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi
yang baru lahir segera bersih dan siap menerima makanan selanjutnya.
Jumlah energi dalam kolostrum hanya 58 kalori/100 ml.
b. ASI transisi / peralihan
ASI yang diproduksi pada hari ke 5 sampai pada hari ke 10.
Jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin
rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk
memenuhi kebutuhan bayi karena aktivitas bayi yang mulai aktif dan bayi
sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini pengeluaran
ASI mulai stabil.
c. ASI matang / matur
adalah ASI yang dikeluarkan pada hari ke 10 sampai seterusnya
dengan volume bervariasi yaitu 300–850 ml/hari tergantung pada
besarnya stimulasi saat laktasi. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang
terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan.
10
Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping
selain ASI.
Berdasarkan sumber dari Food and Nutrition Boart, National
research Council Washington diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum ASI
dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Perbedaan kandungan kolostrum, ASI matur dan susu sapi
Komposisi Kolostrum (1-5) ASI matur ( >20
hr)
Susu formula
Energi (Kkal/dl) 58 70 65
Lemak (g/dl) 2,9 4,2 3,8
Asam lemak tak jenuh
rantai panjang (% total
lemak)
- 14 3
Protein (g/dl) 2,3 1,07 3,3
Kasein (g/dl) 0,5 0,4 2,5
-lactalbumin(g/dl) - 0,3 0,1
Laktoferin 0,5 0,2 trace
Ig A 0,5 0,2 0,003
Laktosa 5,3 7,3 4,7
Vitamin A 151 75 40
Kalsium ( mg/dl) 28 30 125
Natrium ( mg/dl) 48 15 47
Zat besi ( mg/dl ) - 0,08 0,05
Sumber: Food and Nutrition Boart, National research Council Washington, 2000
Tabel 2.4 Ringkasan perbedaan antara ASI, Susu Sapi, Susu formula
Properti ASI Susu Sapi Susu Formula
Kontaminasi
bakteri
Tdk ada Mgkn ada Ada bila
dicampurkan
Anti Infeksi ada Tidak ada Tidak ada
11
Faktor
pertumbuhan
Ada Tidak ada Tidak ada
Protein Jml sesuai dan
mdh dicerna
Terlalu banyak dan
sukar dicerna
Sebagian
diperbaiki
Kasein:whey
40:60
Kasin:whey 80:20 Disesuaikan dgn
ASI
Whey : alfa Whey:
betalactoglobulin
Lemak -Cukup asam
lemak esensial
(ALE), DHA /
AA
-Mengandung
lipase
- Kurang ALE
- Tdk ada lipase
-Kurang ALE
-Tdk ada DHA
dan AA
- Tdk ada lipase
Zat besi Jumlah kecil tapi
mudah dicerna
Banyak tdk dpt
diserap dgn baik
Ditambahkan
ekstra tdk diserap
dgn baik
Vitamin Cukup Tdk cukup vit A,C Vit ditambahkan
Air Cukup Perlu tambahan Mungkin perlu
tambahan
Sumber: Konseling menyusui: Pelatihan untuk tenaga kesehatan : kerjasama
WHO/UNICEF/BK.PP.ASI /2000
Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa komposisi ASI yang
diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI prematur) berbeda
dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI
matur). Pada bayi yang lahir sebelum waktunya (preterm) ASI yang dihasilkan
ibu memiliki kuantitas IgA, laktoferin dan lysozym yang lebih banyak
dibandingkan ASI dari ibu yang melahirkan tepat waktu karena kondisi bayi
masih belum dalam keadaan optimal untuk beradaptasi dan lebih rentan terhadap
permasalahan kesehatan (Neonatal division AIIMS, 2005).
12
Tabel 2.4 Perbedaan ASI pada bayi prematur dan ASI pada bayi cukup
bulan
Zat gizi Hari
ke 3-5
Hari
ke8-11
Hr
15-18
Hr
26-29
Matur Prematur matur Premat
ur
Matur Prematur Matur prematur
Energi 48 58 59 71 62 71 62 70
Lemak 1,85 3,0 2,9 4,14 3,06 4,33 3,05 4,09
Protein 1,87 2,10 1,7 1,86 1,52 1,71 1,29 1,41
Laktosa 5,14 5,04 5,98 5,55 6,0 5,63 6,51 5,97
Sumber: Mizuno, K. et al., 2008
Selanjutnya komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusu dan
akhir fase menyusu. Pada awal fase menyusu ASI (5 menit pertama) yang
dikeluarkan disebut foremilk, air susu encer dan bening yang hanya mengandung
sekitar 1 – 2g/dl lemak, susu ini berasal dari payudara yang berisi, air susu yang
encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air
susu berikutnya disebut hindmilk yang merupakan ASI yang dihasilkan pada saat
akhir menyusui (setelah 15-20 menit), air susu yang kental dan putih ini berasal
dari payudara yang keriput/mulai kosong, mengandung sedikitnya tiga sampai
empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar energi yang
dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak
memperoleh air susu ini (Mizuno, K. et al., 2008).
Zat Gizi dalam ASI
1. Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI yang utama adalah laktosa, yang jumlahnya
berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Misalnya
hidrat arang dalam kolustrum untuk tiap 100 ml ASI adalah 5,3 gram, dan dalam
ASI peralihan 6,42 gram, ASI hari ke 9 adalah 6,72 gram; ASI hari ke 30 adalah 7
gram. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4 yang berarti ASI
13
terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, kondisi ini yang menyebabkan
bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI.
Produk dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosa
merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan
nutrisi medula spinalis, yaitu untuk pembentukan myelin (pembungkus sel saraf).
Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium dan magnesium yang sangat penting
untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa bayi untuk proses pertumbuhan
gigi dan perkembangan tulang. Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap bayi
yang mendapat ASI ekslusif menunjukkan rata-rata pertumbuhan gigi sudah
terlihat pada bayi berumur 5 atau 6 bulan, dan gerakan motorik kasarnya lebih
cepat.
Laktosa oleh fermentasi di dalam usus akan diubah menjadi asam laktat.
Asam laktat ini membuat suasana di usus menjadi lebih asam. Kondisi ini sangat
menguntungkan karena akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya
dan menjadikan tempat yang subur bagi bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus
bifidus karena proses pertumbuhan dibantu oleh glukosamin (Pudjiadi, 2004)
2. Protein
Protein dalam ASI merupakan bahan baku pada pertumbuhan dan
pekembangan bayi. Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya
hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan
karena protein ASI merupakan kelompok protein Whey, protein yang sangat
halus, lembut, dan mudah dicerna sedangkan komposisi protein yang ada di dalam
susu sapi adalah kasein yang kasar bergumpal dan sangat sukar dicerna oleh bayi.
3. Lemak
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang
merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta
mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Docosahexaenoic acid (DHA) dan
Arachidonic acid (AA) merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang
(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak
(myelinasi) yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi
untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Selain itu DHA dan AA
14
dalam tubuh dapat disintesa dari substansi prekusornya yaitu asam linolenat
(Omega 3) dan asam linoleat (Omega 6).
Sumber utama kalori dalam ASI adalah lemak. Walaupun kadar lemak
dalam ASI tinggi tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI
lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI.
(Dadhich, J.P., Dr. 2007).
4. Mineral
Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil
dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak
sebesar susu sapi tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi.
Berbeda dengan susu sapi yang jumlahnya tinggi namun sebagia besar harus
dibuang melalui sistem urinaria maupun pencernaan karena tidak dapat dicerna.
Kadar mineral yang tidak dapat diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk
mengeluarkan, menganggu keseimbangan dalam usus bayi, dan meningkatkan
pertumbuhan bakteri yang merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus
bayi tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah karena konstipasi atau
gangguan metabolisme.
5. Vitamin
Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan
darah terdapat dalam ASI dalam jumlah yang cukup. Namun pada minggu
pertama usus bayi belum mampu membentuk vitamin K, sedangkan bayi setelah
persalinan mengalami pendarahan perifer yang perlu dibantu dengan pemberian
vitamin K untuk proses pembekua darah. Dalam ASI vitamin A, D, C ada dalam
jumlah yang cukup, sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan
pantotenik sangat kurang. Tetapi tidak perlu ditambahkan karena bisa diperoleh
dari menu yang dikonsumsi ibu.
Tabel 2.6 Kandungan Zat gizi dalam ASI
Zat Gizi ASI per 100 ml
Air ( gr) 89,7
Protein( gram ) 1,07
Energi ( kalori ) 70
15
Kasein: whey rasio 1 : 1,5
-karoten 0,01
Lemak ( gr ) 4,2
Vitamin C( mg) 3,8
Tiamin ( mg) 0,02
Niacin (mg) 0,03
Vitamin B12g 0,01
Asam Folat (g) 5,2
Kalsium ( mg) 35
Besi (g) 0,08
Seng (g) 295
Tembaga (g) 39
Sumber: Suhardjo, 1992
Kandungan Antibodi dalam ASI
ASI mengandung macam-macam substansi anti infeksi yang melindungi
bayi terhadap infeksi terutama bilamana kebersihan lingkungan tidak baik. Faktor-
faktor proteksi dalam ASI tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.7 Komponen unggul yang terkandung dalam ASI yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakitNO Komposisi Peranan
1. Faktor bifidus Mendukung proses perkembangan bakteri yang menguntungkan dalam usus bayi untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan seperti E. Coli patogen
2. Laktoferin & Transferin Mengikat zat besi sehingga zat besi tidak digunakan oleh bakteri patogen untuk pertumbuhannya.
3. Laktoperoksidase Bersama dengan peroksidase hidrogen dan ion tiosianat membantu membunuh
16
Streptococcus
4. Faktor Antistaphilococcus Menghambat pertumbuhan Staphilococcus patogen.
5. Sel limfosit dan makrofag Mengeluarkan zat anti bodi untuk meningkatkan imunitas terhadap penyakit.
6. Komplemen Memperkuat Fagosit
7. Imunoglobulin Memberikan kekebalan terhadap infeksi8. Lizosim Memiliki fungsi bakteriostatik terhadap
enterobakteri dan bakteri gram negatif
9. Interferon Menghambat pertumbuhan virus
10. Faktor pertumbuhan epidermis Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai untuk menghindari zat-zat merugikan yang masuk ke peredaran darah.
Sumber: Karyadi, 2003
Manfaaat ASI
ASI sebagai makanan utama bayi mempunyai manfaat terhadap bayi,
antara lain sebagai berikut:
1. ASI sebagai makanan alamiah yang baik untuk bayi, mudah dicerna
dan memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan pencernaan bayi.
2. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan
susu buatan. Didalam usus laktosa akan di fermentasi menjadi asam
laktat yang bermanfaat untuk :
- menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
- Merangsang pertumbuhan organisme mikroorganisme yang
dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa
jenis vitamin.
- Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral seperti
calsium, magnesium.
17
3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 0-6 bulan pertama
4. ASI tidak mengandung beta–lactoglobulin yang dapat menyebabkan
alergi pada bayi.
5. ASI eksklusif sampai enam bulan menurunkan resiko sakit jantung
anak pada masa dewasa.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui bayi juga memberikan
manfaat pada ibu, yaitu :
1. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya
rahim ke bentuk semula.
2. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
3. Menunda kesuburan. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara
mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi,
yaitu: bayi belum diberi makanan lain; bayi belum berusia enam bulan;
dan ibu belum haid.
4. Menimbulkan perasaan dibutuhkan dan memperkuat hubungan batin
antara ibu dan bayi.
5. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan
datang.
Manfaat lain dari pemberian ASI pada bayi untuk keluarga, antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang
seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan
untuk keperluan lain.
2. ASI sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
3. Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit,
sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.
18
Persiapan dan teknik menyusui
Persiapan Menyusui
Persiapan menyusui pada masa kehamilan penting dilakukan. Ibu yang
menyiapkan sejak dini akan lebih siap menyusui bayinya. Diantaranya yaitu :
1. Persiapan Psikologis
Keberhasilan psikologis didukung oleh persiapan psikologis yang
dilakukan sejak masa kehamilan. Persiapan ini sangat berarti karena keputusan
atau sikap ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus sudah terjadi saat
kehamilan. Sikap ibu terhadap pemberian ASI dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain adat, kebiasaan, kepercayaan tentang menyusui, Adapun langkah-
langkahnya :
Memberikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap
ibu mampu meyusui bayinya.
Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI.
Membantu ibu mengatasi keraguan karena pernah bermasalah ketika
menyusui sebelumnya atau mungkin ibu ragu karena mendengar
pengalaman meyusui yang kuarang baik.
Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan
dalam keluarga.
Tingkatkan skin to skin contact dengan bayi. Tidur bersama baik pada
malam maupun siang hari, dekaplah dan gendonglah bayi sesering
mungkin.
Mandi dengan air hangat sebelum menyusui juga dapat membantu Ibu
menjadi lebih rileks serta menjadikan aliran darah lebih lancar yang
mempengaruhi sirkulasi susu yang dihasilkan.
Memberi kesempatan ibu untuk bertanya setiap ia membutuhkannya.
( Manajemen laktasi, 2004 )
2. Pemeriksaan dan Perawatan Payudara
Tujuan pemeriksaan payudara adalah untuk mengetahui keadaan payudara
sehingga bila terdapat kelainan dapat segera diketahui. Penemuan pada tingkat
dini diharapkan dapat dilakukan koreksi agar ketika meyusui lancar. Pemeriksaan
19
dilakukan dengan cara inspeksi (payudara, areola, dan puting susu ), dan palpasi
( palpasi konsistensi, massa, dan puting susu payudara). Setelah dilakukan
pemeriksaan pada payudara,selanjutnya adalah melakukan perawatan payudara
yang dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Kenakan BH yang nyaman dan menopang payudara dengan baik Pilih dari bahan nyaman yang dapat menyerap keringat.
Meyangga dengan baik. Pilih yang bertali lebar, seperti sport bra.
Bra dengan jaitan belakang biasanya lebih kuat menahan payudara.
Bijak menggunakan bra berkawat. Bra berkawat tetap dapat
dipakai ibu hamil, namun tidak diperkenankan yang kekecilan
karena dikhawatirkan akan menekan dan mengganggu saluran ASI,
sehingga menghambat produksi ASI.
Memilih ukuran yang pas. Memilih yang pas dan nyaman
dikenakan, misalnya tidak naik turun ketika dipakai (karena
longgar), juga tidak membuat sesak nafas (akibat terlalu sesak).
Berfungsi sekaligus untuk menyusui. Jika membeli bra pada
kehamilan trimester ke-3, dapat sekaligus memilih bra bermodel
berjendela untuk memudahkan menyusui.
2. Perawatan puting
Perawatan puting bertujuan untuk menjaga agar bagian puting tetap bersih
dan menonjol, sehingga memudahkan proses menyusui. Namun,
mengingat perawatan ini bisa memicu produksi hormon oksitosin, yang
dapat menyebabkan timbulnya kontraksi rahim, maka perawatan puting
payudara biasanya dianjurkan ketika kehamilan sudah menginjak usia 37
minggu ke atas. Jadi, jika terjadi sesuatu, maka bayi sudah dapat hidup di
luar inkubator. Membersihkan puting dengan air hangat setelah mandi.
Dapat menghindari dengan sabun karena akan menyebabkannya kering
dan pecah-pecah, sehingga terasa perih. Untuk menjaga agar puting tetap
menonjol serta sel-sel kulit mati terlepas dari puting, dapat dilakukan hal-
hal berikut :
20
1. Oleskan baby oil, minyak zaitun atau minyak kelapa ke ujung
telunjuk dan ibu jari kanan.
2. Jepitlah puting dengan telunjuk dan ibu jari yang sudah diolesi
dengan minyak
3. Lakukan gerakan memutar secara bolak-balik dengan arah
berlawanan. Lakukan hal seperti itu pada puting payudara yang
lain.
4. Jika puting melesak ke dalam, dapat membeli alat khusus yang
ditempelkan di seputar puting. Mungkin perlu melakukannya
selama berminggu-minggu, atau sesuai petunjuk dokter, agar
puting dapat terbentuk menonjol. Diharapkan bagian yang
menonjol ini dapat berfungsi dengan baik ketika menyusui.
5. Jangan membersihkan puting dan payudara dengan sabun atau
alkohol karena akan membuat puting dan payudara menjadi
kering dan mudah luka
3. Makanan pada Ibu Menyusui
Selama kehamilan metabolisme ibu berubah sehingga terjadi penimbunan
energi dalam bentuk lemak sebagai cadangan. Pada wanita hamil yang sehat
penimbunan lemak ini kira-kira sebanyak 4 kg sesuai dengan penyimpanan
sebanyak 35.000 Kkal yang cukup untuk menyusui selama 4 bulan atau 300 Kkal
dipakai untuk menyusui setiap hari. Selama menyusui lemak diubah menjadi
energi dalam air susu. Karena kehamilan dan meyusui memerlukan perhatian
khusus, maka makanan untuk ibu hamil harus juga memenuhi syarat-syarat
tertentu :
1. Memenuhi kebutuhan zat gizi (energi, protein,vitamin dan mineral)
Wanita hamil dan meyusui memerlukan energi dan protein yang lebih
banyak dibanding wanita yang tidak hamil. Keperluan energi sebanyak keperluan
wanita tidak hamil ditambah 285 Kkal sehari. Keperluan energi untuk menyusui
285 Kkal hanya pertambahan energinya dirinci sebagai berikut :
21
6 Bulan pertama sebanyak 700 Kkal sehari
6 bulan kedua sebanyak 500 Kkal sehari
Tahun kedua sebanyak 400 kkal sehari
Keperluan protein wanita hamil dan menyusui juga harus lebih banyak dibanding
wanita tidak hamil dan menyusui. Wanita tidak hamil atau meyusui memerlukan
protein sebanyak 44 gram protein sehari. Selain itu juga diperlukan tambahan
vitamin, mineral, kalsium dan zat besi. Wanita hamil memerlukan tambahan
sebanyak 12 gram sehari, sedangkan wanita menyusui memerlukan tambahan
sebanyak :
1. 6 bulan pertama 16 gram sehari
2. 6 bulan kedua 12 gram sehari
3. tahun kedua 11 gram sehari
2. Memepertimbangkan keadaan khusus, seperti mual dan muntah pada trimester
pertama. Ibu dianjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering, dianjurkan
makanan kecil dan segar seperti buah dan sup. Berdasarkan hal-hal tersebut maka
untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan makan dengan porsi sebagai berikut:
Contoh menu ibu menyusui
Jenis makanan Bayi 0-6 Bulan > 6 bulan
Nasi 5 Piring 4 Piring
Ikan 3 potong 2 potong
Tempe 5 potong 4 potong
Sayuran 3 mangkok 3 mangkok
Buah 2 potong 2 potong
Gula 5 sdm 5 sdm
Susu 1 gelas 1 gelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses menyusui :
22
1. B (Body position) yaitu, Ibu rileks dan nyaman, Bayi melekat
menghadap puting, kepala dan tubuh bayi pada garis lurus, dagu bayi
menyentuh payudara, bokon bayi ditopang.
2. R (Response) yaitu: bayi meraih payudara bila lapar, bayi mencari
puting susu, bayi tenagn tapi waspada, bayi tetap melekat ada payudara,
ada tanda ASI keluar (menetes, hilannya rasa sakit ).
3. E (Emotion) yaitu, rasa aman merangkul denagn yakin. Atensi ibu
dengan menghadap muka dengan muka, banak sentuhan dilakukan ibutapi
bukan menepuk/ mengayun.
4. A (Anatomy), payudara lunak setelah penyusuan, kulit payudara terlihat
sehat tida merah.
5. S (Suckling) yaitu isapan bayi , mulut terbuka lebar, bibir bawah terlipat
keluar, lidah mencakup putin dan payudara.
6. T (Time), yaitu bayi menysu selama 15-30 menit, bayi melepas
payudaranya sendiri ( Manajemen laktasi, 2004 ).
Gambar 2.8
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan payudara
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya
23
bayi enggan menyusui. Untuk mengetahui bayi telah menyusui dengan benar
maka perhatikan :
Bayi tampak tenang
Badan bayi menempel pada perut ibu
Mulut bayi terbuka lebar
Dagu bayi menempel pada payudara ibu
Bayi tampak mengisap kuat dengan irama perlahan
Puting susu tidak terasa nyeri
Kepala agak menengadah
Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting dan areola sekitarnya dan biarkan mengering dengan
sendirinya.
Menyendawakan bayi, tujuannya adalah mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui.
Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya bayi disusui on demand, tidak dijadwal karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus meyusui bayinya bila bayi menangis
bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin
didekap) atau ibu sudah merasa perlu meyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan
kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang
tak teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Untuk menilai kecukupan pemberian ASI pada bayi dapat dilihat dengan
cara sebagai berikut:
1. Bayi tampak puas setelah menetek yaitu bayi terlihat tenang (tidak
menangis), tertidur.
2. Ibu merasakan perubahan tegangan payudara sbelum dan sesudah
menyusui
3. Bayi sering BAK > 6 kali per hari
4. Berat badan bayi terus meningkat.
24
Penyimpanan ASI
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat. Ada perbedaan
lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat penyimpanan yaitu :
Di suhu ruang ( 19-22 oc) = 4-10 jam
Di refrigerator ( kulkas bawah ) dengan suhu 0-4 o c= 2-3 hari
Freeezer pada kulkas berpintu satu ( ≤ 40 o c)= 2 minggu
Freezer pada kulkas berpintu dua ( ≤ 40 o c) = 3-4 bulan
Freezer khusus ( -19 o c)= 6 bulan atau lebih.
Berdasarkan penelitian, penyimpanan ASI selama 6 jam dalam termos es
terjadi penurunan jumlah bakteri kontaminan dengan rerata -3,5 x 103 cfu/ml
yang bermakna. Pada penelitian lain mengenai nilai gizi ASI dalam hal ini protein
susu dan lipid dalam ASI, kandungannya masih terjaga keamanannya bila
disimpan dalam freezer suhu 4°C tidak lebih dari 72 jam (Herliyana, 2002).
ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai karena
kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup
didiamkan beberapa saat didalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin atau dapat
pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas (Pudjiadi, 2005).
Inisiasi menyusui Dini
Adalah tindakan yang dilakukan segera setelah bayi lahir, dengan
meletakkan diatas dada ibu dan membiarkan bayi mencari puting susu ibunya.
Waktu yang dibutuhkan biasanya 30-40 menit, hal ini berperan dalam suksesnya
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan berlanjut sampai usia 2 tahun.
Langkah-langkah melakukan inisiasi menyusui dini :
1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering
2) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali
kedua tangannya
3) Tali pusat dipotong, lalu diikat
4) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak
dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi
25
5) Bayi langsung ditengkurapkan di dada atau diperut ibu dengan kontak
kulit bayi dan ibu, ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu,
bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
Keuntungan IMD:
Untuk Ibu:
Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi
Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi ririko perdarahan
sesudah melahirkan
Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan
menyusui selama masa bayi
Mengurangi stress Ibu setelah melahirkan
Untuk Bayi:
Mempertahankan suhu bayi tetap hangat
Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung
Kolonisasi bakiterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang
normal
Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang
dipakai bayi
Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk mulai
menyusu
Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh
bayi
Mempercepat keluarnya meconium (kotoran byi berwarna hijau agak
kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban)
Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi
kesulitan menyusu
Membantu perkembangan persyarafan bayi (nervous system)
Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan
bayi
26
Mencegah terlewatnya puncak ‘refleks mengisap’ pada bayi yang terjadi
20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang
cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam
kemudian (DepKes, 2002)
Kontraindikasi Pemberian ASI
1. Jika ibu mendapatkan pengobatan radioaktif dan antikanker, ibu dapat
menghentikan pemberian ASI untuk sementara
2. Ibu terinfeksi HIV
3. Ibu dengan infeksi aktif TBC yang tidak mendapat pengobatan
4. Bayi dengan kelainan galaktosemia
5. Ibu dengan lesi herpes simpleks di daerah payudara
6. Ibu dengan neurosis berat dan psikosis
Masalah dalam menyusui
1. Produksi ASI yang kurang
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antar lain adalah:
Masalah psikologis ibu pasca melahirkan, ibu tidak percaya diri,
khawatir, stres, tidak suka menyusui dan menolak keberadaan bayi
Praktek menyusui yang kurang baik. Perlekatan yang salah,
terlambat memulai pemberian ASI, memberikan ASI dengan waktu
yang tetap di jadwal, bayi tidak diberikan ASI pada malam hari
Memberikan makanan serta cairan selain ASI
Kondisi fisik ibu, misalnya ibu menderita penyakit kronik (anemia
berat, TB, penyakit jantung rematik), ibu menggunakan pil KB,
minum obat diuretik
2. Puting susu datar atau terbenam
Secara umum ibu masih dapat menyusui bayinya misalnya dengan
manipulasi hofman yaitu dengan menarik-narik ataupun penggunaan breast
shield atau breast shell. Yang paling efisien adalah isapan bayi langsung yang
kuat, kemudian segera setelah lahir :
27
1. Skin to skin kontak dan biarkan bayi mengisap sedini mungkin
2. Biarkan bayi mencari puting kemudian mengisapnya dan bila perlu
coba berbagai posisi untuk mendapat keadaan yang paling
menguntungkan.
3. Apabila puting benar-benar tidak bisa muncul dapat ditarik dengan
pompa puting.
4. Jika tetap mengalami kesulitan usahakan bayi tetap disusui dengan
sedikit penekanan pada areola mamae dengan jari sehingga terbentuk
dot ketika memasukkan puting susu ke dalam mulut bayi.
3. Puting Susu lecet
Seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena putingnya sakit
maka yang perlu dilakukan adalah cara-cara :
1. Ibu dapat terus menyusui bayinya pada keadaan luka yang tidak
begitu sakit.
2. Olesi puting susu dengan ASI akhir (hindmilk) dan jangan sekali-
kali memberikan obat lain.
3. Puting susu yang tidak sakit dapat diistirahatkan untuk sementara
waktu kurang lebih 1 x 24 jam dan biasanya akan sembuh dalam 2 x
24 jam.
4. Selama puting susu diistirahatkan sebaiknya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan.
5. Cuci payudara sekali saja dan tidak dibenarkan menggunakan
sabun.
4. Payudara bengkak
Hal ini bisa terjadi karena produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan
dini, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada
pembatasan waktu meyusui. Untuk mencegah maka diperlukan :
1. Meyusui dini
2. Perlekatan yang baik
3. Meyusui on demand
5. Mastitis atau Abses payudara
28
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah dan
bengkak dan kadangkala diikuti oleh rasa nyeri, panas, suhu tubuh meningkat.
Didalam terasa ada masa padat dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian
ini biasanya terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan yang
diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut, hal ini disebabkan
kurangnya ASI diisap atau dikeluarkan. Dapat juga karena kebasaan menekan
payudara dengan jari atau karena tekanan baju/BH.
KESIMPULAN
29
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas :
1. Laktasi atau menyusui yaitu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor hormonal.
2. Terdapat dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu :
refleks prolaktin dan refleks oksitosin (let down reflex)
3. ASI adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
anorganik yang disekresi oleh kalenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
makanan bagi bayi.
4. ASI eksklusif yaitu pemberian ASI selama kurun waktu 6 bulan tanpa
pemberian makanan ataupun cairan lain selain ASI.
5. Komposisi ASI berubah menurut stadium penyesuaian sesuai dengan
kebutuhan bayi pada saat itu.
6. Inisiasi Menyusui dini berperan dalam suksesnya pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan dan berlanjut sampai usia 2 tahun.
30
DAFTAR PUSTAKA
AAP. 2005. Breastfeeding and the Use of Human Milk. PEDIATRICSVol.115No.2
Bayliss, D. 2003. Prolactin. http://www.healthsystem.virginia.edu/internet/dab_lab/lecture_notes/pdf/prolactin.pdf
Ben-Jonathan, N.,et al. 2002. Suckling-induced rise in prolactin: mediation by prolactin-releasing factor from posterior pituitary. News Physiol. Sci., 3:172.
BPNI. 2007. Production of breastmilk, establishing breastfeeding skills and the composition of breastmilk. http://www.bpni.com
Dadhich, J.P., Dr. 2007. Successful Infant and Young Child Feeding. http://www.bpni.org/Presentation/Successful_Exclusive_Breastfeeding.pdf
Guyton & Hall. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.
Herliyana, L. 2002. Pengaruh penyimpanan ASI pada suhu kamar dan termos ES dan Risiko kontaminasi Bakteri ditinjau dari ilmu Kedokteran dan Islam. UPT Perpustakaan Universitas YARSI.
IDAI. 2005. Rekomendasi tentang pemberian makan bayi pada situasi darurat. Jakarta.
Jacqueline, K et.al. 2006. Volume and frequency of breastfeeding and fat content of breast milk troughtout the day. American Academy of Pediatric.
Linkages. 2002. Pemberian ASI eksklusif: Satu-satunya sumber cairan yang dibutuhkan bayi usia dini. Academy for educational. http://www.linkagesproject.org
Mitchell, Jr., G. W. The female Breast adn its disorder. Baltimore, William Wilkins. 2000.
Mizuno, K. et al., 2008. Is increased fat content of hindmilk due to the size or the number of milk fat globules? http://www.internationalbreastfeedingjournal.com/content/pdf/1746-4358-4-7.pdf
Massachusetts Department of Public Health Bureau of Family Health and Nutrition. 2008. Guidelines for Breastfeeding Initiation and Support.
31
http://www.mass.gov/Eeohhs2/docs/dph/com.health/nutrition/breastfeeding-guidelines.pdf
National institute of child health and human development. 2009. Breastfeeding. http://www.nichd.nih.gov/health/topics/Breastfeeding.cfm
Nelson, Waldo E.dkk. 2000. Nelson Textbook of Pediatrics. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Neonatal division AIIMS. 2005. Feeding of normal and low birth weight baby. http://www.newbornwhocc.org/enn/Breast_Feeding_Healthy_&_LBW4.pdf
Pardede, L. 2008. ASI dan Ketahanan Pangan. http://www.gizi.net
Pudjiadi, S. 2005. Ilmu Gizi Klinis pada anak. Jakarta : FKUI
Shealy, K., et al. 2005. The CDC Guide to Breastfeeding Interventions. http://www.cdc.gov/breastfeeding/pdf/breastfeeding_interventions.pdf
Siregar. 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI oleh ibu melahirkan. FK USU
U.S. Department of Health and Human Services on Women’s Health. 2007. An Easy Guide to Breastfeeding. http://www.womenshealth.gov/pub/BF.General.pdf
WHO. 2000. Ensuring optimal feeding of infants and young children during emergencies. Geneva: WHO/NHD/00.10
WHO. 2001. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding. Geneva: Department of Nutrition for Health and Development (NHD)
WHO. 2001. Healty eating during pregnancy and breastfeeding. Geneva: Department of Nutrition for Health and Development (NHD).
32
top related