rangkuman farmakologi obat susunan saraf pusat
Post on 17-Feb-2015
338 Views
Preview:
TRANSCRIPT
FARMAKOLOGI OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
I. SEKILAS TENTANG SISTEM SARAF PUSAT
A. 4 PERLINDUNGAN SSP SSP terbungkus oleh struktur tulang yang keras (kranium dan kolumna vertebralis) Tiga membran yang melindungi dan mengandung zat makanan, yaitu : menings. Otak terapung dalam cairan serebrospinalis Sawar darah otak yang sangat selektif dan membatasi akses zat-zat di dalam darah ke
dalam jaringan otak yang rentan. Blood-Brain Barrier:
o Dihubungkan oleh tight junction tidak ada pori-porio Jalan ion masuk dengan menembus dinding selo Zat yang bisa tembus:
1. Ion melalui ion channel2. Glukosa dan asam amino melalui transporter khusus3. Larut lemak4. Hormone5. Enzim
B. PROSES PENGHANTARAN RANGSANG
Resting state: potensial ion (-70), gerbang Na-K tidak terbuka, tidak ada influks Fase depolarisasi: Kanal Na perlahan membuka terjadi influx Na potensial aksi (-
50) Fase puncak: potensial ion (+30) – (+50), kanal Na tertutup, K terbuka Fase repolarisasi : Kanal K terbuka efluks K potensial turun Undershoot: kanal K masih terbuka sedikit sel lebih negative
C. NEUROTRANSMITTER Neurotransmiter : zat kimia yang disintesis dalam neuron, disimpan dalam gelembung
sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui eksositosis. Zat kimia ini mengubah permeabilitas sel neuron sehingga lebih mampu menghantarkan
impuls. Transmisi sinaptik neurotransmitter – tempat kerja obat:
1. Impuls di presinaps
2. Sintesis neurotransmitter3. Penyimpanan4. Pelepasan5. Ikatan dgn reseptor postsinaps
6. Ambilan kembali7. Reuptake blocked (contoh kerja obat)
Neurotransmitter pusat:o Terdapat 30 jenis neurotransmiter yang telah diketahui maupun yang masih didugao Asam Amino netral : glysin dan GABA menghambat meningkatkan
permeabilitas membran thdp Cl-
eX obat: Striknin antagonis thdp glysin pembangkit konvulsi umum & racun tikus
o Asam Amino Asam : glutamat dan Aspartat : perangsang kuat untuk eksitasi neuronal o Asetilkolin : efek berbeda pada reseptor reseptor nikotinik dan muskariniko Monoamin :
1. Dopamin : membuka saluran kalium umumnya penghambat lambat pada SSP , ex obat yg mempengaruhi: anti parkinson
2. norepinefrin, 3. 5 hidroksitriptamin (5-HT) atau serotonin: umumnya penghambat kuat, tp bisa
juga eksitasi, mempengaruhi tingkah laku (ex : LSD)o Peptida : peptida opioid (enkefalin, endorfin, dsb), neurotensin, zat P, somastatin, dll
Contoh cara kerja obat:
Benzodiazepine: membantu GABA agar kanal Cl terbuka
Mekanisme perangsangan:o Perangsangan SSP
Blokade sistem hambatan Meninggikan perangsangan sinaps
o Perangsangan Napas Perangsangan pusat nafas Impuls sensorik dari kemoreseptor Impuls dari tendon dan sendi Pengaturan pusat lbh tinggi
o Perangsangan Vasomotor Perangsangan medula oblongata
o Perangsangan pusat Muntah melalui CTZ (chemoreceptor trigger zone) di MO, ex: apomorfin.
II. OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT Anestetik umum Hipnotik-sedatif dan Alkohol Psikotropik Antiepilepsi dan Anti Konvulsi Obat Parkinson Analgesik opioid dan Antagonis Analgesik- antipiretik, AINS dan Obat sendi lain Perangsang sistem saraf pusat
A. Anestetik Umum Anestesia : hilangnya sensasi nyeri yg disertai atau tidak disertai hilangnya kesadaran Anestetik : obat yg memiliki efek anestesia Jenis anestetik umum:
a.Berdasar bentuk fisik
Jenis Sifat Contoh
Gas Potensi ringan, digunakan untukinduksi dan operasi ringan,
Ex : N20 (Nitrogen monoksida = gasgelak), siklopropana
Menguap (vollatile)
Cair pada suhu kamar, kuat pd kadar rendah, mudah larut lemak, darah dan jaringan.
- Eter (eter, enfluran, isofluran)- Hidrokarbon halogen (halotan, metoksifluran, Etilklorida, fluroksen, Trikloretilen)
Per-IV (intravena)
Tujuan anestesi ini untuk induksianestesi, induksi dan peliharaan bedah singkat, Suplementasi hipnosis pd anest.lokal, dan sedasi
Barbiturat (Na tiopental, tiamilal) fentanil, ketamin, Diazepam, etomidat, propofol
b.Berdasar cara pemberiano Anestesi Inhalasi
o contoh: derivat eter kec. Halotan dan nitrogeno Ideal bila masa induksi dan pemulihan singkat & nyaman, peralihan stadium
anestesi cepat, relaksasi otot sempurna, aman, tidak ada efek toksiko Diberikan dg Open drop method, Semiopen drop method, Semiclosed method,
Closed methodo Anestesi scr Parenteral (IV)
o Contoh: barbiturat, propofol, etomidat, ketamin, droperidol, benzodiazepin, fentanil, sulfentanil, dll.
o Ideal bila cepat menghasilkan hipnosis, mempunyai efek analgesia, menimbulkan amnesia pasca-anestesia, dampak buruk mudah dihilangkan, cepat dieliminasi tubuh, tidak/sedikit mendepresi system respirasi dan
kardiovaskuler dan pengaruh farmakokinetiknya tidak bergantung pada disfungsi organ
o Balanced anesthesia: obat digunakan tunggal atau dalam kombinasi sebagai adjuvant untuk anestetik inhalasi agar induksi anestetiknya cepat tercapai.
Stadium anestesi:o STADIUM 1 :
Stadium analgesia Plana 1 : penderita masih bangun
Plana 2 : analgesi parsial dan amnesia total Plana 3 : amnesia dan analgesia total
o STADIUM 2 : Stadium eksitasi : mulai dari hilang kesadaran sampai napas reguler harus cepat dilalui
o STADIUM 3 : stadium operasi plana 1 : dari napas reguler sampai pergerakan bola mata (-) plana 2 : dari pergerakan bola mata (-) sampai mulai paralisis intercostal plana 3 : mulai paralisis interkostal sampai paralisis interkostal lengkap plana 4 : mulai paralisis interkostal lengkap sampai paralisis diafraghma
o STADIUM 4 : Stadium overdosis must be avoided
B. Hipnotik – sedative dan Alkohol Merupakan golongan obat pendepresi sistem saraf pusat Sedatif :
a.Menekan Aktivitasb.Menekan Emosic. Menenangkan
Hipnotik:a.Kantukb.Mempermudah Tidurc. Mempertahankan Tidur
Macam obata.BENZODIAZEPINE
o Contoh:o Klordiazepoksido Diazepam o Lorazepam o Klorazepato Halazepamo Flurazepamo Quazepamo Estazolamo Triazolam
o Alprazolamo Midazolam
o Farmakodinamikao sedasi, hipnosis, ansiolitik, antikonvulsi, dan relaksasi otot.o efeknya di:
SSP : Depresi ( sedasi hipnosis stupor) EEG ( elektroensefalogram ) : ᾳ menurun, low voltage fast activity Respirasi : ringan berat (depresi ventilasi alveoli asidosis respiratoar).
Pada pasien PPOK, hipoventilasi dan hipoksemia. Kardiovaskuler : ringan Berat ( menurunkan tekanan darah, menaikkan
denyut jantung ) Sal. Cerna : Menurunkan sekresi asam lambung
o Farmakokinetikao semua diabsorbsi sempurna kecuali klorazepat (klorazepat diabsorbsi setelah
dikarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N desmetil diazepam –nordiazepam- )
o Dapat melewati sawar uri, disekresi dalam ASIo Dimetabolisme enzim sitokrom P450 di hati (CYP3A4 dan CYP2C19) kecuali
eksozepam, dikonjugasi langsungo Penghambat CYP3A4 : eritromisin, klaritromisin, ritonavir, itrakonazol,
ketokonazol, nefazodon, sari buah grape fruito Metabolisme benzodiazepin terjadi dalam 3 tahap: desalkilasi, hidroksilasi,
konjugasio Hipnotik yang ideal, onzet cepat, durasi lama, tidak menimbulkan residu
o Efek sampingo Kepala ringan, malas, lambat, inkordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi
mental dan psikomotorik, gangguan kordinasi berpikir, bingung, disartria, dan amnesia anterograd.
o Jangan bareng ETANOLo Dapat menimbulkan efek paradoksalo Gejala Putus Obato Jarang menyebabkan kematian
o Indikasio Insomniao Ansietaso Kaku ototo Medikasi preanestesio Anastesi
o Intoksikasio Akut
Depresi napas berat Tekanan darah turun Oligouri dan anuria Pneumonia hipostatik
o Kronik Toleransi farmakokinetik dan farmakodinamik Ketergantungan Timbul gejala putus obat
b.BARBITURATEo Farmakodinamik
o SSP : Semua tingkat depresi (mulai sedasi mati) Efek anti ansietas Efek hipotonik Efek anastesi umum Efek anti konvulsi Efek analgesi
o Pernapasan : Tergantung Dosiso Kardiovaskuler : Intoksikasi : hipoksia sekunder krn depresi napas (dosis tinggi
depresi pusat vasomotor vasodilatasi perifer hipotensi syok)o Hati : Meningkatkan kecepatan metabolisme : obat, hormon steroid,
kolesterol, garam empedu, vit.K dan Do GIT : Depresi sentral, Tonus otot usus menurun, Kontraksi menurun
o Farmakokinetiko Absorbsi mudah, cepat, sempurnao Distribusi : Luas, lewati plasentao Ekskresi : Urine
o Efek sampingo Hangover (vertigo, mual, diare)o Eksitasi paradoksal (fenobarbital)o Rasa Nyerio Alergio interaksi obat
o Indikasio Terapi darurat kejango Benzodiazepin lebih baik karena rendahnya tingkat toleransi obat, margin dosis
aman dan lebar, potensi penyalahgunaan yang rendah dan tidak menginduksi enzim mikrosom di hati.
o Indeks terapi lebih rendah dari benzodiazepino Pengobatan hiperbilirubinemia dan kernicterus pada neonates menaikkan
glukoroniltransferase hati dan ikatan ikatan bilirubin Y proteino Kontra indikasi
o Alergio Hipoksiao Parkinsono Peny.hati/ginjalo Psikoneurotik
o Intoksikasi
o Akut Bunuh diri Kecelakaan Automatisme
o Kronis Toleransi Addiksi Habituasi
c. ALKOHOLo Farmakodinamik
o Depresi SSP (termasuk pd pusat hambatan shg terkesan menstimulasi euforia), Daya ingat, konsentrasi, mawas diri hilang. PD meningkat, emosional, mengurangi kualitas tidur
o GIT : rangsang gastrin sekresi asam lambung, dan salivao Kardiovaskuler : kecil (vasodilatasi pembuluh kulit hangat dan kulit merah)o Hati : Alkoholisme kronis: perlemakan hati: penghambatan siklus trikarbokslat
dan oksidasi lemak ADH turun asetildehid menumpuk merusak protein lain
o Farmakokinetiko Absorbsi cepat di lambung dan usus haluso Distribusi merata, dapat melewati sawar darah otak, sawar uri dan masuk ke
janino Metabolisme di hati kinetik zero order metabolisme presistemik oleh
enzim Alkohol Dehidrogenase oksidasi alkohol menjadi asetaldehid dilakukan oleh ADH, katalase, sitokrom P450 diubah jadi asetat oleh ADH di sitosol dan mitokondria hati
o Ekskresi lewat paru-paru dan urineo Interaksi obat
o Potensiasi : Hipnotik sedatif Antikonvulsi Antidepresi Antiansietas gangguan koordinasi otot
o Dosis kronis memacu metabolisme obat laino Dosis akut menghambat obat laino Pasien yang mengalami tolerasi terhadap barbiturat dapat toleransi juga
terhadap alkoholo Indikasi
o Obat luar : pelarut obat, menurunkan suhu dengan mengusapkannya pd kulito Mengatasi nyerio Obati keracunan metil alkohol dan etilen glikol o Mencegah partus premature
o Efek samping:
o Memiliki efek teratogeniko Konsumsi kronik alkohol dapat menyebabkan:
Infiltrasi lemak hati Hepatitis Serosis hepatis obat untuk penanganan alkoholisme kronik: Disulfiram dan Naltrekson
o Kadar alcohol yang menyebabkan mabuk adalah 80 mg%
C. PSIKOTROPIK Obat yang mempengaruhi fungsi perilaku, emosi, dan pikiran yang biasa digunakan dalam
psikiatri. klasifikasi:
a.antipsikosis (fenotiazin)b.antiansietas (gol.benzodiazepin)c. antidepresan (amitriptilin, fluoksetin, dll)d.moodstabilizer (karbamazepim)
D. ANTI KONVULSI (ANTI EPILEPSI) Epilepsi: recurrent seizure (bangkitan berulang), terjadi karena depolarisasi abnormal di
suatu focus (neuron epileptic) dalam otak. Gejala: konvulsi, hiperaktivitas otonomik, gg.sensoris, letupan EEG Obat antiepilepsi: Menghambat proses inisiasi dan penyebaran kejang melalui peningkatan
inhibisi (GABA nergik, penurunan eksitasi) Contoh : gol hiantoin, barbiturat, benzodiazepin,dll) Mekanisme kerja anti epilepsy
a.Mencegah timbulnya depolarisasi eksesif pada neuron epileptikb.Mencegah terjadinya depolarasi pada neuron normal akibat dari fokus epileptikc. Memperbaiki kelainan di susunan syaraf.
Pengecekan kadar anti-epilepsi dalam plasma berguna untuk menilai:a.Kepatuhan Pasienb.Kadar Terapi Sudah Tercapaic. Peningkatan Dosis Tanpa Efek Toxicd.Penyesuaian Dosis sehingga obat dapat menimbulkan kadar terapi optimal
Pemilihan obat pada terapi epilepsy bertujuan:a.Bebaskan Dari Bangkitan Tanpa Mengganggu Fungsi Normal SSPb.Dapat Melakukan Tugas Tanpa Gangguan
Terapi diberikan dengan cara:a.Melakukan Pengobatan Kausal;b.Menghindari Faktor Pencetus;c. Menggunakan Anti Konvulsi / Anti Epileptik.
Syarat Pengobatan Epilepsia.Diagnosa Harus Tepat;b.Pasien Berobat Teratur;c. Pemeriksaan Neurologi (EEG);d.Pemeriksaan Laboratorium;
e.Pemeriksaan Kadar Obat Dalam Darah. Terapi optimal:
a.Harus Dimulai Dengan Obat Tunggal;b.Harus Dimulai Dengan Dosis Kecil;c. Dilakukan Pemeriksaan Obat Dalam Plasma;d.Pemberian Obat Pengganti;e.Obat Pertama Diturunkan Pelan-Pelan;f. Terapi Kombinasi Bisa Diberikan.
Kegagalan Terapia.Ketidakpatuhun Pasien;b.Diagnosa Tidak Tepat;c. Dosis Pilihan Obat Tidak Tepat;d.Terlalu Sering Mengganti Obat;e.Lingkungan.
Kejang – Demam (5 Bulan – 5 Tahun)a.Profilaksi Anti – Konvulsi :
o Gejala Neurologi Abnormal;o Bila Kejang > 15 Menit;o Ada Riwayat Kejang Pada Keluarga;o Kejang Rekuren;o Dalam Perawatan (Darurat).
OBAT ANTI PLATELET
PLATELET : Menyumbat lubang pada sel endhotel yang luka. Terlibat pada pembentukan trombus pathologis stroke
Jenis obat:1. Aspirin
a. Menghambat prostaglandinb. Menghambat produksi tromboksan 2 (TXA 2) perpanjangan waktu perdarahanc. Dosis kecil 80-320 mg/harid. Sediaan 100mg untuk pencegahan trombosise. Efek samping: gangguan lambungf. Interaksi: heparin, antikeagulan
2. Dipiridamol (Persantin)a. Pada dosis yang diperlukan pada agregasi trombosit 10% dapat menyebabkan
flushing dan sakit kepalab. Bersama aspirin dapat menurunkan stroke dan TIA c. Dosis: 20mg dipiridamol dan 20mg aspirin (AGRENOK)
3. Tiklopidin (Tiklid)a. Menghambat agregasi trombositb. Tidak mempengaruhi prostaglandinc. Efek samping: mual muntah 20%, perdarahan 5%, leukopeni 1%d. Dosis: 200mg, 2x sehari.e. Dapat dikombinasi dengan aspirin
4. Klopidogrel (Plavix)a. Mirip triklopidinb. Dapat dikompinasi dengan aspirinc. Dosis: 25mg/hari
E. OBAT PARKINSON Trias : TRA (Tremor, Rigiditas (kesulitan berjalan), Akinesia (gerakan involunter)) Gangguan keseimbangan neurohormonal di ganglia basalis (traktus nigrostiatum) Levodopa, agonis dopamin, triheksifenidin (antikol)
F. PERANGSANG SISTEM SARAF PUSAT Macam obat:
a.Strikninb.Toksin Tetanusc. Pikrotoksind.Pentilentetrazole.Doksapram & Niketamidf. Metilfenidatg.Modafinilh.MDMAi. Xantin
XANTINa.Derivat :
o Kafeino Teofilino Teobromin (efek farmakologis rendah)
b.Farmakodinamiko Relaksasi otot poloso Rangsang SSP, otot jantungo Meningkatkan diuresiso SSP : Teofilin dan kafein : kuat. Teobromin : tidak aktif. Teofilin rangsang SSP lebih
dalam & berbahaya drpd kafein.o GIT: meningkatkan sekresi asam lambungo Otot polos : Relaksasi, terutama bronkus. Teofilin amat bermanfaat pd asma
bronkialo Otot rangka: memperbaiki kontraktilitas dan mengurangi kelelahan ototo Medula Oblongata :
Metilxantin merangang pusat napas (cheyne stokes, apneu bayi prematur)Kafein & Teofilin Mual Muntah
o Diuresiso Teofilin :sebentaro Teobromin :kurang aktif, tp lamao Kafein : paling lemah
o Kardiovaskuler: o Jantung: takikardi & aritmia teofilin dan kafeino Vasa darah: Vasodilatasi, termasuk koroner dan pulmonalo Sirkulasi otak: resistensi naik, P O2 turuno Sirkulasi coroner: vasodilatasi, aliran naik, kerja jantung naiko Stimulasi pusat vasomotor, stimulasi miokard, perangsangan vagus Tekanan
darah naik 10 mmHG,o Metabolisme:
o kafein : meningkatkan metabolisme basal dan asam lemak bebas dlm plasmao Teofilin :
Menurunkan tahanan Perifer Menimbulkan Diuresis Meninggikan perfusi (dulu u obat Payah Jantung)
c. Farmakokinetiko Absorbsi Cepat melalui oral, rectal, dan parenteralo Eliminasi di hatio Ekskresi lewat urin
d.Indikasio Asma bronkialeo Peny.Paru Obstruktif kroniko Apne bayi prematuro Sakit kepala
e.Sediaan: o Kafein-Na Benzoat (IM, 1 ampul 2 ml berisi 500mg kafein)o Aminofilin (IV, ampul 10 ml berisi 25 mg teofilin)o Pentoksifilin
f. Kontra indikasio Anako Tukak peptiko Hipertensi
g. Intoksikasi:o Mualo Muntaho Kejango Teofilia Diatasi dengan Diazepam
Sumber:Kuliah dr. Endang S. Hardjanti. FK UNS 2012.Slide Asistensi Praktikum Farmakologi Blok Neurologi FK UNS 2012Farmakologi dan Terapi FKUI 2009.
top related