psikologi gestalt
Post on 24-Jun-2015
4.967 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PSIKOLOGI GESTALT
Getsal berasal dari bahasa Jerman yang artinya dalam bahasa Inggris : yaitu
Form,configurationism, whole psychology. shape ( bentuk, hal, peristiwa, hakekat esensi,
totalitas.
Ciri-ciri khas Psikologi Getsalt yaitu mempelajari tentang gejala sebagai suatu keseluruhan
atau totalitas dan bahwa data-data dalam Psikologi Getsalt disebut sebagai fenomena (gejala).
Di dalam fenomena kita harus melihat adanya dua unsure yaitu objek dan arti,.
Psikologi Gestal lebih menekankan kritiknya pada penguraian kesadaran ke dalam elemen-
elemen yang yang dilakukan oleh strukturalismenya Wundt, tetapi Psikologi Gestalt masih
mengakui adanya unsure kesadaran itu sendiri dalam bentuk yang utuh (totalitas, tidak
berbagi-bagi dalam elemen-elemen).Berbeda dengan Behaviorisme yang lebih menekankan
tingkah laku dalam bentuknya yang nyata (pasa Watson berbentuk reflex-refleks) sebagai
data dalam psikologi. Dari perbedaan ini nyatanya kritik Behavior sudah lebih jauh dari pada
kritik oleh Psikologi Getsalt.
1. Frans Brentano (1838-1917)
Frans Brentano adalah Guru dan perintis dari tokoh-tokoh Psikologi Getsalt. Pikiran-
pikiran Frans Brentano banyak kesamaan dengan pikiran-pikiran Aristotelles, sehingga Ia
sering disebut sebagai neo-Aristotelian. Frans Brentano berpendapat bahwa dasar dari
segala tingkah laku kejiwaan (Psychic acts) adalah persepsi dalam (inner Perception),
yaitu persepsi yang tidak terbatas pada persepsi oleh indra-indra belaka. Frans Brentano
membedakan antara aksi psikis dan isi nonpsikis dalam fenomena kejiwaan. Berbeda
dengan Strukturalisme yang menganilisis kesadaran dengan memecah-mecahnya ke
dalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipandang sebagaisuatu fenomena yang
mestinya sebagaimana adanya, sebagai totalitas. Ia adalah pelopor aliran Psikolgi
fenomenalogiyang berusha mempelajari jiwa sebagai fenomena dengan medtode yang
deskriptif.
2. Chirtian von Ehrenfels (1859-1932)
Chirtian von Ehrenfels adalah Tokoh yang karyanya sudah di singgung di atas, bukanlah
termasuk dalam kelompok aliran Psikologi Getsalt sendiri, namun Ia yang meletakkan
dasar-dasar dari aliran Psikologi Getsalt yang akan timbul kemudian.
3. Max Wertheimer (1880-1943)
Max Wertheimer Afalah tokoh tertua dari tiga serangkai tokoh-tokoh Psikologi Getsalt.
Max Wertheimerdiangap sebagai pendiri Psikologi Getsalt pada tahun 1912, bersama
dengan keluarnya kertas kerjanya yang berjudul “Experimental Studies of the perception
of movement”. Max Wertheimer mengemukakan hasil eksperimenya dengan mengunakan
alat stroboskopik ini tidak dapat diterangkan dengan teori strukturalisme dan
elementisme, tetapi hanya dapat diterangkan dengan teori Getsalt, yaitu bahwa seseorang
melihat lingkungannya secara menyuluruh.
Dalam bukunya Investigation of nGetsalt Theory (1923), Max Wertheimer
mengemukakan hokum-hukum Getsalt untuk pertama kalainya yaitu sebagai berikut:
a. Hukum kedekatan (low of proximity)
b. Hukum ketertutupan (low of closure)
c. Hokum kesamaan (low of equivalence)
4. Kurt Koffka (1886-1941)
Kurt Koffka adalah guru besar luar biasa Giessen. Sumbangan Kurt Koffka kepada
Psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengalaman dari prinsip-prinsip Gestalt
dalam rangkaian gejala Psikologi, dari mulai persepsi, belajar mengingat, sampai dengan
psikologi belajar dan social. Dalam bukunya Fundamentals of the Psychology of
Perception : A Debate with V. berusi, Kurt Koffka menjawab kritik-kritik yang ditujukan
kepada Psikologi Gestalt dalam bukunya Principles of Psychological Developmen: An
Introduction to Child Psychology (1921untuk pertama kalinya Kurt Koffka mengamalkan
prinsip-prinsip Gestalt pada Psikologi anak. Kurt Koffka percaya bahwa proses
perkembangan pada hakikatnya adalah hasil interaksi antara kondisi-kondisi internal dan
eksternal (hepotese of konvergensi) dan terdiri dari deferensiasi yang terus-menerus dari
pengalaman-pengalaman yang semula kabur. Dalam bukunya Principles of Getsalt
Psychology (1935)I adalah usaha yang paling komprehensif dari Kurt Koffka dalam
memperstukan dan menyajikan pelbagai hasil riset Psikologi dGestalt, termasuk karya-
karya Kurt Lewin.
Teori Kurt Koffka tentang belajar:
a. Salah satu fakto yang penting dalam belajar adalah jejak ingatan (memory traces),
yaitu pengalaman-pengalaman yangmembekas pada tempat-tempat tertentu di otak.
b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan jalanya waktu
tidak melemahkan jejak-jejak ingatan itu (dengan perkataan lain tidak menyebabkan
terjadinya lupa), melainkan menyebabkan perubahan jejak, karena jejak ingat itu
cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapatkan Gestaltyang lebih baik
dalam ingatan.
c. Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan.
5. Wolfgang Kohler (1887-1967)
Wolfgang Kohler adalah penyelidikannya mengenai tingkah laku kecerdasan (intelligent
behavior) pada hewan, utamanya pada sipanse. Bertitik tolak dari teori Thorndike yang
berangapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya adalah tingkah laku coba-salah
(trial and error), Wolfgang Kohler membuat eksperimen-eksperimen dengan kera dan
membuktikabn bahwa pada kerapun terdapat pemahaman (insight).
6. F. Krueger (1924)
F. Krueger memperkenalkan pada dunia Psikologi istilah ganzheit di Leipzing. F. Krueger
sendiri menyatakan bahwa Ganzheit tidak sama dengan Gestalt. F. Krueger berpendapat
bahwa Psikologi Gestalt terlalu menitikberatkan pada masalah persepsi objek. Padahal
yang lebih penting menurut F. Krueger adalah penghayatan secara menyuluruh terhadap
ruang dan waktu, bukan hanya persepsi saja atau totalitas objek-objek saja. Konsekuensi
dari pendapat ini adalah bahwa tingkah laku harus diamati secara holistic atau moral,
yaitu suatu tingkah laku harus dipandang dalam hubungannya dengan tingkah laku lain,
baik yang terjadi sebelumnya, sesudahnya atau pada saat yang bersamaan.
7. Kurt Lewin (1890-1947)
Kurt Lewin Mula-mula tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian Ia mengkritik teori
Gestalt karena dianggapnya tidak adekuat. Penelitian Kurt Lewin kepada suatu
kesimpulan bahwa persepsi dan tingkah laku seseorang tidak hanya ditentukan oleh
bentuk keseluruhan atau sifat totalitas dari rangsang atau emergent, tetapi ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan (forces) yang ada dalam lapangan psikologis (psychological field)
seseorang. Lapangan psikologis ini terdiri dari rangsang-0rangsang di luar maupun
system motivasi dan dorongan-dorongan di dalam diri orang yang bersangkutan.
Teori Kurt Lewin di atas disebut teori lapangan (field theory) atau disebut juga sebagai
topologi (geometri nonmetrik dari kekuatan-kekuatan dalam lapangan psikologis). Arah
dari tingkah laku ditetapkan melalui hodologi, yaitu ilmu tentang arah tingkah laku. Teri
Kurt Lewin disebut juga psikodinamika.
Teori Kurt Lewin yang bersifat praktis yang penting dilakukan adalah teori tentang
konflik membagi dalam triga jenis yaitu antara lain :
a. Konflik mendekat-mendekat (approach conflict) ini terjadi kalau seseorang
menghadapi dua objek yang sama-sama bernilai positif.
b. Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict), ini terjadi kalau seseorang
berhadapan dengan dua objek yang sama mempunyai nilai negative tetapi Ia tidak
bias menghindari kedua olbjek itu sekaligus.
c. Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict), ini terdapat hanya satu
objek yang mempunyai nilai positif dan negative sekaligus.
Kurt Lewin berpendapat lagi pengembangan teori kepada praktik adalah tentang training
group atau T-Group atau sensitivity training (latihan kepekaan), sebagai akibat industry
orang-orang di Negara bBarat sudah terlalu individualism, sehingga antara system
psikologis di dalam dirinya dengan lingkungan disekitarnya terdapat dinding pemisah
yang makin lamamakin tebal.
PSIKOLOGI GESTALT
DIBUAT OLEH:
GASPAR MASCARENHAS AMARAL
(1071650901)
F I S I P O L
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
( U K I )
top related