prosiding rakor agropolitan 2013_part1
Post on 08-Apr-2016
136 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROSIDING RAPAT KOORDINASI PENGEMBANGAN
KAWASAN AGROPOLITAN PROVINSI JATIM TAHUN 2013
Hotel Singgasana Surabaya, 13 – 14 Mei 2013
Oleh: Konsultan Manajemen Provinsi – Pengembangan Kawasan Agropolitan Jawa Timur
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR
Prosiding Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Hotel Singgasana Surabaya, 13 – 14 Mei 2013
ii
KATA PENGANTAR
Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA) adalah strategi dalam upaya membangkitkan pembangunan ekonomi yang diharapkan mampu memberikan kehidupan lebih baik bagi mayoritas penduduk di perdesaan yang hidup di sektor pertanian. Strategi PKA tersebut diterapkan dalam pembangunan perdesaan karena beberapa alasan, diantaranya yaitu: 1). Laju pembangunan perdesaan yang sangat lambat dibandingkan pembangunan perkotaan, 2). Terjadinya aliran sumber daya dari wilayah perdesaan ke wilayah perkotaan secara tidak seimbang, 3). Kesenjangan sosial dan kehidupan masyarakat desa dan kota yang semakin melebar, 4). Terjadinya pergeseran fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian yang semakin menekan sektor pertanian, 5). Kepemilikan lahan pertanian yang relatif menyempit yang berakibat usaha pertanian semakin tidak menguntungkan, 6). Minimnya infrastruktur perdesaan, 7). Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat perdesaan, dan 8). Investasi dalam skala besar yang dilaksanakan di daerah perkotaan yang diharapkan memberikan efek penetesan terhadap wilayah di sekitarnya juga tidak terjadi secara serta merta. Melalui konsep PKA, pendekatan pembangunan ke wilayah perdesaan harus dilakukan tidak hanya melalui kegiatan fisik saja, melainkan yang lebih penting sebagai entry point-nya adalah kegiatan ekonomi berdasarkan pada potensi unggulan dimasing-masing wilayah.
Dalam pelaksanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan di Jawa Timur yang telah berjalan selama satu dekade (sejak tahun 2003), ternyata masih banyak kendala atau permasalahan ditemui yang perlu dicarikan solusinya. Di antara sekian banyak permasalahan yang ada, selain masalah kualitas SDM yang rendah dan kelembagaan petani yang lemah yang krusial untuk segera diatasi adalah masalah koordinasi stakeholders yang kurang dari sisi frekuensi maupun kualitasnya. Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut maka Sub Bidang Pertanian dan Perikanan, Bidang Ekonomi, Bappeda Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan/ Minapolitan yang diadakan pada tanggal 13-14 Mei 2013 di Surabaya. Rapat koordinasi dihadiri oleh unsur instansi terkait dari Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Pemerintah Daerah (38 Kabupaten/ Kota di Jawa Timur), serta akademisi.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para nara sumber, baik dari pemerintah pusat dan provinsi, maupun nara sumber dari BPTP Jawa Timur dan PT. Petrokimia Kayaku yang telah menyumbangkan pemikiran dan pengalamannya dalam upaya membantu Pengembangan Kawasan Agropolitan/ Minapolitan di Jawa Timur. Apresiasi yang tinggi juga kami sampaikan kepada seluruh peserta yang dengan semangatnya mengikuti rapat koordinasi serta berkontribusi untuk memberikan sumbangan pemikirian sehingga rapat berjalan baik dan lancar dengan hasil akhir yang komprehensif. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada panitia dan seluruh pihak yang membantu dalam pelaksanaan rapat koordinasi maupun pembuatan prosiding rapat koordinasi.
Akhirnya, semoga prosiding rapat koordinasi pelaksanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan/ Minapolitan ini dapat bermanfaat bagi seluruh stakeholders, terutama bagi elemen kelompok kerja PKA provinsi dan kabupaten/ kota. Surabaya, Mei 2013 Dr. Ir. Bambang Hermiyanto, MP Konsultan Manajemen Provinsi Pengembangan Kawasan Agropolitan Jawa Timur
Prosiding Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Hotel Singgasana Surabaya, 13 – 14 Mei 2013
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................................................................... ii
Ringkasan ................................................................................................................................................... 1
Jadwal Acara ............................................................................................................................................... 6
Sambutan Pembukaan ............................................................................................................................... 7
Paparan/ Presentasi: 1. Kebijakan Ditjen Cipta Karya Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan
Agropolitan/Minapolitan Di Jawa Timur Tahun 2013; Oleh: Dit. Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PU .............................................................................. 13 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 20
2. Kebijakan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (KKP) Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Minapolitan; Oleh: Direktorat Prasarana & Sarana Budidaya, Ditjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan ............................................................................... 22 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 34
3. Peranan BPTP Jawa Timur Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan Jatim; Oleh: BPTP Jatim, Karang Ploso Malang ............................................................................................. 39 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 49
4. Dukungan PT. Petrokimia Kayaku Dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan Jawa Timur; Oleh: PT. Petrokimia Kayaku Gresik ............................................................................... 53 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 66
5. Interseksi MP3EI 2011-2025, RPJMD 2009 – 2014, dan Roadmap Pembangunan Ekonomi (RPE) 2009 – 2014 Serta Penjelasan Pedum PKA Jatim 2013; oleh: Konsultan Manajemen Provinsi PKA Jatim ............................................................................................................................................. 70 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 76
6. Dukungan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum Pada Pengembangan Kawasan Agropolitan & Minapolitan Di Provinsi Jawa Timur T.A. 2013; Oleh: Dinas PU CK & TR Provinsi Jawa Timur .......... 78 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 86
7. Pengembangan Kawasan Agropolitan/ Minapolitan; Oleh: Dinas Perikanan & Kelautan Provinsi Jawa Timur ......................................................................................................................................... 88 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 110
8. Pengembangan Kawasan Agropolitan; Oleh: Dinas Perindustrian & Perdagangan Provinsi Jawa Timur .................................................................................................................................................. 113 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 130
9. Dukungan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan Tahun 2013; Oleh: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur .................................................................. 131 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 150
10. Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Bidang Perkebunan Tahun 2013; Oleh: Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur ......................................................................... 152 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 161
11. Evaluasi T.A. 2012, Pelaksanaan T.A. 2013 Dan Rencana T.A. 2014 Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Bidang Peternakan; Oleh: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur ......................................................................................................................................... 163 Simpulan Presentasi, Diskusi/ Tanya-Jawab ....................................................................................... 169
Kesimpulan ................................................................................................................................................. 172
Daftar Peserta Rapat .................................................................................................................................. 175
Dokumentasi .............................................................................................................................................. 176
Prosiding Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Hotel Singgasana Surabaya, 13 – 14 Mei 2013
1
RINGKASAN
Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur Surabaya, 13 – 14 Mei 2013
Gerakan Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA) adalah pengembangan ekonomi berbasis
pertanian di Kawasan Agribisnis terpilih dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk
mendorong berkembangnya sistim dan usaha Agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, dan
berkelanjutan yang ditunjang dengan sarana prasarana infrastruktur yang memadai. Demi
keberhasilannya, Masterplan Pengembangan Kawasan Agropolitan sebagai pegangan dan pedoman
dalam melaksanakan kegiatan PKA harus dibuat menyesuaikan dengan potensi masing masing daerah
sehingga pemerintah daerah diharapkan mampu menempatkan gerakan ini sebagai gerakan
masyarakat, dengan cara mensinergikan berbagai potensi yang ada di masyarakat, swasta maupun
pemerintah. Fasilitasi pengembangan kawasan agropolitan dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi
dan Kabupaten / Kota yang mengacu pada kemampuan dan tugas, fungsi serta kewenangan masing
masing Kementerian dan instansi terkait. Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur
yang dimulai sejak tahun 2003 hingga tahun 2013 ini telah diimplementasikan pada 25 kawasan
agropolitan di 25 Kabupaten/ Kota, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Mojokerto, Blitar, Lumajang, Ngawi,
Tulungagung, Bangkalan, Trenggalek, Pamekasan, Pasuruan, Madiun, Ponorogo, Nganjuk, Pacitan,
Probolinggo, Malang, Lamongan, Tuban, Bondowoso, Bojonegoro, Sampang dan Kota Batu. Pada
tahun 2014 direncanakan ada 3 (tiga) Kabupaten lain yang akan didorong untuk menetapkan kawasan
pengembangan Agropolitan dengan mengangkat produk unggulan masing-masing wilyah tersebut,
yaitu Kabupaten Situbondo, Jember dan Kediri.
Dalam rangka integrasi, sinkronisasi dan keberlanjutan pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan
ditingkat Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota, maka Bidang Ekonomi Bappeda Provinsi Jawa Timur
menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan antara Tim Pokja Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Rapat koordinasi diselenggarakan pada tanggal 13-14 Mei 2013 di Hotel
Singgasana Surabaya, dengan menghadirkan 11 (sebelas) nara sumber, terdiri atas 2 (dua) nara sumber
dari Instansi pusat, 1 nara sumber dari BPTP Jawa Timur, 1 nara sumber dari PT. Petro Kimia – Kayaku
Gresik, dan 6 nara sumber dari pokja agropolitan Provinsi Jawa Timur (Dinas PU. Ciptakarya, Dinas
Perikanan dan Kelautan, Dinas Industri dan Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, dan
Dinas Peternakan). Dengan adanya rapat koordinasi ini diharapkan akan memberikan arah dan acuan
dalam pelaksanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan, sehingga dapat mengatasi segala
permasalahan dan kendala yang dihadapi, serta intervensi kegiatan, baik saat ini maupun pada
Prosiding Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Hotel Singgasana Surabaya, 13 – 14 Mei 2013
2
pelaksanaan ke depan yang akhirnya dapat dicapai sasaran dalam menumbuhkan perekonomian
daerah yang lebih efektif dan efisien.
Tujuan diselenggarakannya rapat koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi
Jawa Timur tahun anggaran 2013 ini adalah untuk: 1). Mengetahui perkembangan pelaksanaan
Pengembangan Kawasan Agropolitan tahun 2013, baik ditingkat provinsi sampai ke tingkat
Kabupaten/Kota; 2). Menginventarisir berbagai permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi
intervensi dalam pelaksanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan tahun 2013, dan 3). Membangun
dan mendorong keterpaduan dan sinergitas program dan kegiatan dari masing-masing Stakeholder
serta kerjasama yang lebih baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/ Kota, Swasta dan Masyarakat dalam hal Pengembangan Kawasan Agropolitan/ minapolitan
ke depan.
Materi yang disampaikan oleh para nara sumber adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan Ditjen Cipta Karya Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan/
Minapolitan Di Jawa Timur Tahun 2013, oleh Ir. Wihartono, MT, Pejabat Dit. Pengembangan
Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
2. Kebijakan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (KKP) Dalam Mendukung Pengembangan
Kawasan Minapolitan, oleh Ikhsan Kamil, Direktorat Prasarana & Sarana Budidaya, Ditjen
Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan
3. Peranan BPTP Jawa Timur Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan Jatim oleh Dr.
Didik Harnowo (Kepala BPTP Jawa Timur, Karang Ploso – Malang)
4. Dukungan PT. Petrokimia Kayaku Dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan
Jawa Timur oleh Ir. Sumarso (Kepala Bagian Pengembangan Pupuk Hayati Petro Kimia - Kayaku
Gresik)
5. Interseksi MP3EI 2011-2025, RPJMD 2009 – 2014, dan Roadmap Pembangunan Ekonomi (RPE)
2009 – 2014, Serta Penjelasan Pedum PKA Jatim 2013 oleh Dr. Ir. Bambang Hermiyanto, M.P
(Konsultan Manajemen Provinsi PKA Jatim)
6. Dukungan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum Pada Pengembangan Kawasan Agropolitan &
Minapolitan Di Provinsi Jawa Timur T.A. 2013, oleh Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Provinsi
Jawa Timur
7. Pengembangan Kawasan Agropolitan/ Minapolitan, oleh Dinas Perikanan & Kelautan Provinsi
Jawa Timur
8. Pengembangan Kawasan Agropolitan, oleh Dinas Perindustrian & Perdagangan Provinsi Jawa
Timur
9. Dukungan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan Tahun
2013, oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
10. Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Bidang Perkebunan Tahun
2013, oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
Prosiding Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Hotel Singgasana Surabaya, 13 – 14 Mei 2013
3
11. Evaluasi T.A. 2012, Pelaksanaan T.A. 2013 Dan Rencana T.A. 2014 Kegiatan Fasilitasi
Pengembangan Kawasan Agropolitan Bidang Peternakan, oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Timur
Dari hasil pemaparan dan diskusi yang dilaksanakan setelah pemaparan dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Beberapa permasalahan yang ada telah teridentifikasi pada kegiatan Rapat Koordinasi
Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan/ Minapolitan, antara lain:
a) Perkembangan kawasan agropolitan yang dimulai sejak tahun 2003, masih dirasa belum
menunjukkan hasil yang maksimal.
b) Masih terkesan adanya egosektoral pada pelaksanaan pengembangan kawasan agropolitan di
Jawa Timur.
c) Komitmen pemerintah pusat, provinsi, Kabupaten/Kota dan seluruh stakeholders dalam
mendukung pengembangan ekonomi kawasan agropolitan masih perlu ditingkatkan.
d) Masih sering terjadi perubahan kawasan prioritas dan produk unggulan pada pengembangan
kawasan agropolitan/ minapolitan setiap tahunnya.
e) Masih banyak lahan budidaya perikanan yang statusnya belum jelas (belum tersertifikasi)
sehingga menyulitkan dalam memperoleh modal kerja dari institusi keuangan.
f) Kualitas SDM di kawasan sebagai fondasi pengembangan kawasan belum memadai dan perlu
dibangun.
g) Sulitnya mendongkrak produksi dan produktivitas komoditas unggulan di Kawasan
Agropolitan, dan bahkan di beberapa kawasan agropolitan produktivitas produk unggulannya
mengalami penurunan yang signifikan (contoh Apel, Kelengkeng, dan Belimbing di Kabupaten
Malang), karena kondisi lahannya sudah tidak mendukung.
h) Masih ada kesalahan persepsi yang menyatakan bahwa Pengembangan Kawasan Agropolitan/
Minapolitan merupakan program yang bersifat top-down, sehingga pihak Kabupaten selalu
menunggu intervensi dari Provinsi maupun Pusat. Persepsi yang benar adalah bahwa
Agropolitan/ Minapolitan merupakan kebijakan yang muncul dari Kabupaten/ Kota yang
dibuktikan dengan adanya SK Bupati setempat, sehingga pengembangan kawasan agropolitan
tentunya menjadi tanggung-jawab masing-masing Kabupaten/ Kota.
i) Belum ada hasil evaluasi tentang perkembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten/ Kota
yang sudah ditetapkan oleh Provinsi, sehingga Kabupaten/ Kota dapat mengetahui tahap
perkembangan agropolitan di daerahnya.
j) Dana pendampingan/ stimulan Pemerintah Kabupaten/ Kota dirasa tidak ada/ kecil dan
sebagian besar pada anggaran SKPD di Kabupaten/ Kota tidak muncul nomenklatur yang
mendukung PKA.
Prosiding Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Hotel Singgasana Surabaya, 13 – 14 Mei 2013
4
k) Terdapat prasarana yang tidak dimanfaatkan atau beralih fungsi setelah dibangun (STA Pacet,
Los Pasar Buah Bangorejo, Pasar Paron dan STA Senduro), sehingga saat ini usulan untuk
pembangunan pasar sulit dipenuhi.
l) Terdapat lahan produksi yang beralih fungsi menjadi permukiman setelah prasarana (jalan)
dibangun, sehingga dapat mengancam kelangsungan pengembangan kawasan agropolitan.
m) Hasil produksi masih dijual dalam bentuk bahan mentah kepada pengepul. Berarti pembinaan
dalam hal peningkatan nilai tambah dan pemasaran kepada masyarakat masih kurang.
n) Sosialisasi tentang pelaksanaan pengembangan kawasan agropolitan/ minapolitan dari
Kabupaten/ Kota kepada masyarakat belum dilakukan secara intensif, dan koordinasi di
tingkat Pokja di Kabupaten/ Kota terlihat masih lemah serta kurang terintegrasi.
2. Pengembangan kawasan agropolitan merupakan salah satu rencana tindak pada prioritas
pembangunan revitalisasi pertanian di Jawa Timur yang masih tercantum dalam RPJMD Provinsi
Jawa Timur 2009-2014, sehingga diharapkan Kabupaten/ Kota memfokuskan program/
kegiatannya di kawasan agropolitan.
3. Inti dari pengembangan minapolitan/ agropolitan adalah tumbuhnya industri kecil, sehingga dalam
penyusunan Master Plan harus direncanakan untuk memunculkan industri kecil. Setelah itu baru
akan muncul industrialisasi, karena siklus pembangunan adalah: petani/ poktan – munculnya
industri kecil pertanian - industrialisasi pertanian – industri finance – industri kreatif.
4. Kebijakan di Kementerian KP yaitu Minapolitan sebagai embrio dari Industrialisasi, tetapi ada
beberapa areal yang langsung ditetapkan sebagai industrialisasi karena secara cultural budaya
masyarakatnya sudah banyak yang melakukan atau sebagai pembudidaya misalnya Udang, sebagai
contoh di daerah Pantura Jawa yang statusnya dipercepat dengan industrialisasi Udang. Selain itu
pengembangan kawasan minapolitan dilakukan dengan konsep zero waste (berbasis blue
economy) yang tujuan akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
5. BPTP Jawa Timur yang siap ikut terlibat dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan di Jawa Timur,
telah mendukung agropolitan dalam hal: a) membantu melepas varietas baru, b) menyusun Road
Map Kawasan Agropolitan (contoh: Kab. Sumenep), c) mensinergikan Program Badan Litbang
Pertanian di Kawasan Agropolitan (Primatani, SLPTT, KRPL, PKAH, PSDSK, MP3MI dll), d)
mendiseminasikan berbagai inovasi teknologi untuk mendukung pengembangan kawasan
agropolitan, dan e) menjadi narasumber dalam berbagai topik dan acara untuk mendukung
peningkatan kapasitas SDM dan pendampingan penguatan kelembagaan Kabupaten/ Kota.
6. PT. Petrokimia Kayaku yang menjalankan bisnis dengan prinsip-prinsip pembangunan pertanian
berkelanjutan yang menuju paradigma pemupukan baru telah menjalin kerjasama dengan Dinas
Pertanian dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten sejak lama dan siap bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah untuk pengembangan produk unggulan (Kopi Organik).
Prosiding Rapat Koordinasi Pengembangan Kawasan Agropolitan Hotel Singgasana Surabaya, 13 – 14 Mei 2013
5
7. Perlu dibangun keyakinan di antara stakeholders Agropolitan/ Minapolitan bahwa melalui
Gerakan/ Konsepsi Agropolitan, Visi Indonesia menjadi Negara Maju, Adil dan Makmur tahun
2025 akan terwujud.
8. Pedoman Umum PKA tahun 2013 menekankan bahwa Konsultan Manajemen PKA pada
Kabupaten/ Kota dan atau tenaga teknis PKA adalah sangat penting guna pengelolaan data dan
pengawalan pelaksanaan PKA Kabupaten secara efektif, karena untuk melaksanakan
pengembangan kawasan agropolitan secara efektif dibutuhkan basis data yang valid dan reliable
serta arus data/ informasi yang lancar. Bahkan Pendampingan PKA sampai pada tingkat
operasional di masyarakat sangat diperlukan, sehingga optimalisasi kegiatan dapat dicapai.
top related