proposal indra
Post on 30-Nov-2015
89 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) disebabkan oleh berbagai faktor salah
satunya adalah tingginya kadar Low Density Lipoprotein (LDL) darah Low
Density Lipoprotein (LDL) darah merupakan kolesterol jahat yang jika jumlahnya
berlebihan dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan
membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung sehingga
menyebabkan penyakit degeneratif seperti PJK (Siswono 2001)
Penyakit Jantung Koroner merupakan salah satu penyakit yang mempunyai
prevalensi cukup tinggi di dunia termasuk di Indonesia Penyakit jantung koroner
merupakan penyebab utama tingginya morbiditas dan mortalitas di negara-negara
barat (Chan et al 2007) Penyakit Jantung Koroner merupakan penyebab
kematian terbesar di Amerika Serikat Ditemukan sekitar 1500000 penduduk
setiap tahunnya akan mendapatkan serangan jantung dan 50000 dari mereka akan
meninggal dunia Ini berarti bahwa kematian akibat PJK terjadi setiap 34 detik
(Munaf 2009)
Berdasarkan data Departemen Kesehatan 2005 PJK menempati urutan ke-5
sebagai penyebab kematian terbanyak dari seluruh rumah sakit di Indonesia
dengan jumlah kematian 2557 orang (Proportional Mortality Rate = 267)
(Depkes RI 2007) Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu dari 16
provinsi yang mempunyai prevalensi penyakit jantung diatas prevalensi nasional
yaitu sebesar 126 Faktor predisposisi PJK adalah merokok kolesterol total
meningkat tekanan darah tinggi kurang aktivitas fisik dan stres (2)
Konsumsi masyarakat dewasa ini bergeser dari bahan makanan hewani ke
bahan makanan nabati Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari
kadar kolesterol tinggi karena diketahui bahwa terdapat korelasi positif antara PJK
dengan kadar kolesterol tinggi dalam darah(3) Masyarakat sekarang cenderung
memanfaatkan pengobatan tradisional atas kesadaran sendiri untuk kembali ke
alam sebagai bagian dari penerapan pola hidup alami Kekayaan tumbuhan obat
yang tersedia mendukung pemanfaatan pengobatan tradisional (Hembing 2001)
Terong ungu (Solanum Melongena L) sebagai sumber makanan nabati
mempunyai antioksidan alami untuk menurunkan kadar kolesterol LDL darah
Antioksidan berupa asam fenolik dan flavanoid mampu menurunkan kadar
kolesterol LDL darah dengan cara menghambat aktivitas oksidasi lemak (4) Efek
penurunan kadar kolesterol berasal dari flavanoid yang terdapat pada kulit terong
ungu (Solanum Melongena L) yang lebih dikenal dengan nama nasunin(5)
Kayamori dan Igarasi (2000) menyatakan bahwa nasunin berpengaruh terhadap
penurunan kadar kolesterol darah tetapi hasilnya belum signifikan karena
pemberian dosis yang kurang Nasunin didapat dari ekstraksi kulit terong ungu
(Solanum Melongena L) menggunakan etanol 70(6)
Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus Norvegicus) karena
metabolismenya mirip dengan motabolisme kolesterol pada manusia LDL dan
HDL pada tikus putih (Rattus Norvegicus) dan manusia memiliki fungsi yang
sama yaitu untuk memproduksi steroid dan apolipoprotein yang sama(9)
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang
pengaruh pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum Melongena L) terhadap
penurunan kadar LDL darah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah dari penelitian
ini adalah apakah pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum melongena L)
dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum melongena
L) terhadap penurunan kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
14 Manfaat Penelitian
141 Manfaat Ilmiah
1 Sebagai penambah wacana keilmuan terutama dibidang herbal medicine
tentang khasiat dan manfaat terong ungu (Solanum melongena L) sebagai
obat penurun kadar LDL darah
2 Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai tanaman obat
khususnya terong ungu (Solanum melongena L) sebagai penurun kadar
LDL darah
142 Manfaat Praktis
1 Menjadi bahan masukan bagi para klinisi bahwa terong ungu (Solanum
melongena L) dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menurunkan
kadar LDL darah
2 Sebagai pedoman bagi masyarakat untuk dapat menggunakan terong ungu
(Solanum melongena L) sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar
LDL darah
15 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol terong ungu
(Solanum melongena L) dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Kolesterol
Kolesterol merupakan suatu sterol yang berfungi sebagai prekursor asam
empedu dan hormon steroid serta berwarna kekuningan Kolesterol berasal dari
dua sumber yaitu dari makanan (kolesterol eksogen) dan dari usus sera hati
(kolesterol endogen) yang mensintesis kolesterol dan akan terus menerus
mengalami sintesis perombakan dan daur ulang(10)
Kolesterol juga merupakan komponen utama lemak yang terdapat di
membran plasma pada semua sel mamalia Perubahan pengaturan fosfolipid
ketidakstabilan membran dan modulasi elastisitas membran yang menyebabkan
kerusakan membran yang bermakna merupakan akibat dari perubahan kadar
kolesterol yang terjadi pada membran sel(11)
Sintesis kolesterol terbesar di dalam hati akan melalui beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut
1 Pembentukan Mevaloat suatu senyawa dengan 6C yang disintesis dari
Asetil-KoA
2 Pembentukan isoprenoid dari mevaloat denga melepas CO2
3 Enam Unit isoprenoid berkondensasi untuk membentuk zat antara
squalene
4 Spualene mengalami siklisasi untuk membentuk lanosterol
5 Pembentukan kolesterol dari lanosterol melalui beberapa tahap dimana
dalam reaksi-reaksi ini terjadi pelepasan tida gugus metil(12)
Sebagian trigliserida akan berikatan dengan protein tertentu yang disebut
Apoprotein-B membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kemudian
VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi kolesterol Low Density Lipoprotein
(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan
membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang
mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)
Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol
makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor
memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau
reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan
hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan
pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang
menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)
22 Lipoprotein
Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan
sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid
kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari
sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang
relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis
Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan
terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)
Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air
(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)
Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama
apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau
enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan
traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo
A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal
dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid
dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)
Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida
fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti
trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol
bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan
komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting
secara fisiologis adalah sebagai berikut
1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus
2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol
3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL
4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh
endositosis yang diperantarai reseptor
5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan
kilomikron(17)
Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol
adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada
HDL(17)
221 Low Density Lipoprotein (LDL)
Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab
penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL
darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga
terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar
LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain
denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang
teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi
trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)
berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL
Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol
ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol
ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic
Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan
small dence LDL(22)
LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti
sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor
LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk
pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem
retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol
terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase
(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke
VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)
222 High Density Lipoprotein (HDL)
High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid
yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari
jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL
berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya
adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II
apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi
lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan
50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL
terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di
limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan
VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol
bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)
223 Pengaturan Kadar Lipoprotein
Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui
beberapa cara
1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yangmasuk kedalam darah
2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah
Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan
bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi
tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah
1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol
2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)
3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol
4 Genetik
5 Ras
6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)
7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma
nefrotik(26)
23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)
231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliopsida
Class Asteridae
Order Solanales
Family Solanaceace
Genus Solanum
Spesies S Melongena
Nama Binomial Solanum Melongena L (27)
232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat
berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh
hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal
bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar
ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga
berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya
berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm
Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda
(28)
233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum
Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini
memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk
komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di
buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal
lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04
mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)
24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap
Penurunan Kadar LDL
Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan
memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu
(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada
kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar
kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di
usus(32)
25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji
Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi
manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih
(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan
laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara
lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
Terong ungu (Solanum Melongena L) sebagai sumber makanan nabati
mempunyai antioksidan alami untuk menurunkan kadar kolesterol LDL darah
Antioksidan berupa asam fenolik dan flavanoid mampu menurunkan kadar
kolesterol LDL darah dengan cara menghambat aktivitas oksidasi lemak (4) Efek
penurunan kadar kolesterol berasal dari flavanoid yang terdapat pada kulit terong
ungu (Solanum Melongena L) yang lebih dikenal dengan nama nasunin(5)
Kayamori dan Igarasi (2000) menyatakan bahwa nasunin berpengaruh terhadap
penurunan kadar kolesterol darah tetapi hasilnya belum signifikan karena
pemberian dosis yang kurang Nasunin didapat dari ekstraksi kulit terong ungu
(Solanum Melongena L) menggunakan etanol 70(6)
Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus Norvegicus) karena
metabolismenya mirip dengan motabolisme kolesterol pada manusia LDL dan
HDL pada tikus putih (Rattus Norvegicus) dan manusia memiliki fungsi yang
sama yaitu untuk memproduksi steroid dan apolipoprotein yang sama(9)
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang
pengaruh pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum Melongena L) terhadap
penurunan kadar LDL darah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah dari penelitian
ini adalah apakah pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum melongena L)
dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum melongena
L) terhadap penurunan kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
14 Manfaat Penelitian
141 Manfaat Ilmiah
1 Sebagai penambah wacana keilmuan terutama dibidang herbal medicine
tentang khasiat dan manfaat terong ungu (Solanum melongena L) sebagai
obat penurun kadar LDL darah
2 Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai tanaman obat
khususnya terong ungu (Solanum melongena L) sebagai penurun kadar
LDL darah
142 Manfaat Praktis
1 Menjadi bahan masukan bagi para klinisi bahwa terong ungu (Solanum
melongena L) dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menurunkan
kadar LDL darah
2 Sebagai pedoman bagi masyarakat untuk dapat menggunakan terong ungu
(Solanum melongena L) sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar
LDL darah
15 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol terong ungu
(Solanum melongena L) dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Kolesterol
Kolesterol merupakan suatu sterol yang berfungi sebagai prekursor asam
empedu dan hormon steroid serta berwarna kekuningan Kolesterol berasal dari
dua sumber yaitu dari makanan (kolesterol eksogen) dan dari usus sera hati
(kolesterol endogen) yang mensintesis kolesterol dan akan terus menerus
mengalami sintesis perombakan dan daur ulang(10)
Kolesterol juga merupakan komponen utama lemak yang terdapat di
membran plasma pada semua sel mamalia Perubahan pengaturan fosfolipid
ketidakstabilan membran dan modulasi elastisitas membran yang menyebabkan
kerusakan membran yang bermakna merupakan akibat dari perubahan kadar
kolesterol yang terjadi pada membran sel(11)
Sintesis kolesterol terbesar di dalam hati akan melalui beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut
1 Pembentukan Mevaloat suatu senyawa dengan 6C yang disintesis dari
Asetil-KoA
2 Pembentukan isoprenoid dari mevaloat denga melepas CO2
3 Enam Unit isoprenoid berkondensasi untuk membentuk zat antara
squalene
4 Spualene mengalami siklisasi untuk membentuk lanosterol
5 Pembentukan kolesterol dari lanosterol melalui beberapa tahap dimana
dalam reaksi-reaksi ini terjadi pelepasan tida gugus metil(12)
Sebagian trigliserida akan berikatan dengan protein tertentu yang disebut
Apoprotein-B membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kemudian
VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi kolesterol Low Density Lipoprotein
(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan
membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang
mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)
Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol
makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor
memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau
reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan
hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan
pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang
menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)
22 Lipoprotein
Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan
sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid
kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari
sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang
relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis
Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan
terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)
Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air
(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)
Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama
apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau
enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan
traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo
A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal
dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid
dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)
Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida
fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti
trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol
bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan
komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting
secara fisiologis adalah sebagai berikut
1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus
2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol
3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL
4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh
endositosis yang diperantarai reseptor
5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan
kilomikron(17)
Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol
adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada
HDL(17)
221 Low Density Lipoprotein (LDL)
Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab
penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL
darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga
terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar
LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain
denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang
teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi
trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)
berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL
Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol
ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol
ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic
Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan
small dence LDL(22)
LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti
sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor
LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk
pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem
retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol
terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase
(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke
VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)
222 High Density Lipoprotein (HDL)
High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid
yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari
jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL
berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya
adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II
apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi
lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan
50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL
terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di
limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan
VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol
bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)
223 Pengaturan Kadar Lipoprotein
Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui
beberapa cara
1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yangmasuk kedalam darah
2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah
Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan
bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi
tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah
1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol
2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)
3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol
4 Genetik
5 Ras
6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)
7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma
nefrotik(26)
23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)
231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliopsida
Class Asteridae
Order Solanales
Family Solanaceace
Genus Solanum
Spesies S Melongena
Nama Binomial Solanum Melongena L (27)
232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat
berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh
hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal
bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar
ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga
berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya
berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm
Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda
(28)
233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum
Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini
memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk
komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di
buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal
lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04
mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)
24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap
Penurunan Kadar LDL
Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan
memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu
(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada
kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar
kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di
usus(32)
25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji
Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi
manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih
(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan
laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara
lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
1 Sebagai penambah wacana keilmuan terutama dibidang herbal medicine
tentang khasiat dan manfaat terong ungu (Solanum melongena L) sebagai
obat penurun kadar LDL darah
2 Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai tanaman obat
khususnya terong ungu (Solanum melongena L) sebagai penurun kadar
LDL darah
142 Manfaat Praktis
1 Menjadi bahan masukan bagi para klinisi bahwa terong ungu (Solanum
melongena L) dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menurunkan
kadar LDL darah
2 Sebagai pedoman bagi masyarakat untuk dapat menggunakan terong ungu
(Solanum melongena L) sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar
LDL darah
15 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol terong ungu
(Solanum melongena L) dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Kolesterol
Kolesterol merupakan suatu sterol yang berfungi sebagai prekursor asam
empedu dan hormon steroid serta berwarna kekuningan Kolesterol berasal dari
dua sumber yaitu dari makanan (kolesterol eksogen) dan dari usus sera hati
(kolesterol endogen) yang mensintesis kolesterol dan akan terus menerus
mengalami sintesis perombakan dan daur ulang(10)
Kolesterol juga merupakan komponen utama lemak yang terdapat di
membran plasma pada semua sel mamalia Perubahan pengaturan fosfolipid
ketidakstabilan membran dan modulasi elastisitas membran yang menyebabkan
kerusakan membran yang bermakna merupakan akibat dari perubahan kadar
kolesterol yang terjadi pada membran sel(11)
Sintesis kolesterol terbesar di dalam hati akan melalui beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut
1 Pembentukan Mevaloat suatu senyawa dengan 6C yang disintesis dari
Asetil-KoA
2 Pembentukan isoprenoid dari mevaloat denga melepas CO2
3 Enam Unit isoprenoid berkondensasi untuk membentuk zat antara
squalene
4 Spualene mengalami siklisasi untuk membentuk lanosterol
5 Pembentukan kolesterol dari lanosterol melalui beberapa tahap dimana
dalam reaksi-reaksi ini terjadi pelepasan tida gugus metil(12)
Sebagian trigliserida akan berikatan dengan protein tertentu yang disebut
Apoprotein-B membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kemudian
VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi kolesterol Low Density Lipoprotein
(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan
membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang
mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)
Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol
makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor
memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau
reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan
hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan
pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang
menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)
22 Lipoprotein
Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan
sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid
kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari
sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang
relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis
Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan
terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)
Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air
(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)
Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama
apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau
enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan
traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo
A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal
dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid
dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)
Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida
fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti
trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol
bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan
komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting
secara fisiologis adalah sebagai berikut
1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus
2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol
3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL
4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh
endositosis yang diperantarai reseptor
5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan
kilomikron(17)
Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol
adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada
HDL(17)
221 Low Density Lipoprotein (LDL)
Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab
penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL
darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga
terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar
LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain
denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang
teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi
trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)
berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL
Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol
ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol
ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic
Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan
small dence LDL(22)
LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti
sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor
LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk
pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem
retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol
terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase
(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke
VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)
222 High Density Lipoprotein (HDL)
High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid
yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari
jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL
berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya
adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II
apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi
lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan
50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL
terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di
limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan
VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol
bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)
223 Pengaturan Kadar Lipoprotein
Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui
beberapa cara
1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yangmasuk kedalam darah
2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah
Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan
bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi
tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah
1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol
2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)
3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol
4 Genetik
5 Ras
6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)
7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma
nefrotik(26)
23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)
231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliopsida
Class Asteridae
Order Solanales
Family Solanaceace
Genus Solanum
Spesies S Melongena
Nama Binomial Solanum Melongena L (27)
232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat
berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh
hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal
bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar
ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga
berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya
berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm
Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda
(28)
233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum
Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini
memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk
komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di
buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal
lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04
mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)
24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap
Penurunan Kadar LDL
Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan
memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu
(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada
kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar
kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di
usus(32)
25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji
Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi
manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih
(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan
laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara
lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Kolesterol
Kolesterol merupakan suatu sterol yang berfungi sebagai prekursor asam
empedu dan hormon steroid serta berwarna kekuningan Kolesterol berasal dari
dua sumber yaitu dari makanan (kolesterol eksogen) dan dari usus sera hati
(kolesterol endogen) yang mensintesis kolesterol dan akan terus menerus
mengalami sintesis perombakan dan daur ulang(10)
Kolesterol juga merupakan komponen utama lemak yang terdapat di
membran plasma pada semua sel mamalia Perubahan pengaturan fosfolipid
ketidakstabilan membran dan modulasi elastisitas membran yang menyebabkan
kerusakan membran yang bermakna merupakan akibat dari perubahan kadar
kolesterol yang terjadi pada membran sel(11)
Sintesis kolesterol terbesar di dalam hati akan melalui beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut
1 Pembentukan Mevaloat suatu senyawa dengan 6C yang disintesis dari
Asetil-KoA
2 Pembentukan isoprenoid dari mevaloat denga melepas CO2
3 Enam Unit isoprenoid berkondensasi untuk membentuk zat antara
squalene
4 Spualene mengalami siklisasi untuk membentuk lanosterol
5 Pembentukan kolesterol dari lanosterol melalui beberapa tahap dimana
dalam reaksi-reaksi ini terjadi pelepasan tida gugus metil(12)
Sebagian trigliserida akan berikatan dengan protein tertentu yang disebut
Apoprotein-B membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kemudian
VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi kolesterol Low Density Lipoprotein
(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan
membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang
mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)
Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol
makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor
memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau
reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan
hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan
pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang
menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)
22 Lipoprotein
Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan
sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid
kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari
sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang
relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis
Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan
terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)
Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air
(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)
Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama
apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau
enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan
traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo
A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal
dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid
dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)
Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida
fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti
trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol
bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan
komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting
secara fisiologis adalah sebagai berikut
1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus
2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol
3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL
4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh
endositosis yang diperantarai reseptor
5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan
kilomikron(17)
Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol
adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada
HDL(17)
221 Low Density Lipoprotein (LDL)
Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab
penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL
darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga
terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar
LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain
denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang
teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi
trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)
berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL
Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol
ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol
ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic
Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan
small dence LDL(22)
LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti
sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor
LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk
pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem
retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol
terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase
(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke
VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)
222 High Density Lipoprotein (HDL)
High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid
yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari
jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL
berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya
adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II
apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi
lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan
50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL
terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di
limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan
VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol
bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)
223 Pengaturan Kadar Lipoprotein
Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui
beberapa cara
1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yangmasuk kedalam darah
2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah
Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan
bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi
tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah
1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol
2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)
3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol
4 Genetik
5 Ras
6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)
7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma
nefrotik(26)
23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)
231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliopsida
Class Asteridae
Order Solanales
Family Solanaceace
Genus Solanum
Spesies S Melongena
Nama Binomial Solanum Melongena L (27)
232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat
berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh
hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal
bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar
ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga
berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya
berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm
Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda
(28)
233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum
Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini
memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk
komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di
buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal
lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04
mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)
24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap
Penurunan Kadar LDL
Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan
memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu
(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada
kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar
kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di
usus(32)
25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji
Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi
manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih
(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan
laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara
lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan
membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang
mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)
Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol
makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor
memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau
reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan
hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan
pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang
menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)
22 Lipoprotein
Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan
sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid
kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari
sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang
relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis
Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan
terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)
Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air
(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)
Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama
apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau
enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan
traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo
A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal
dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid
dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)
Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida
fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti
trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol
bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan
komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting
secara fisiologis adalah sebagai berikut
1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus
2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol
3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL
4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh
endositosis yang diperantarai reseptor
5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan
kilomikron(17)
Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol
adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada
HDL(17)
221 Low Density Lipoprotein (LDL)
Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab
penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL
darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga
terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar
LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain
denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang
teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi
trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)
berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL
Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol
ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol
ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic
Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan
small dence LDL(22)
LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti
sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor
LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk
pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem
retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol
terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase
(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke
VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)
222 High Density Lipoprotein (HDL)
High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid
yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari
jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL
berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya
adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II
apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi
lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan
50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL
terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di
limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan
VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol
bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)
223 Pengaturan Kadar Lipoprotein
Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui
beberapa cara
1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yangmasuk kedalam darah
2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah
Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan
bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi
tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah
1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol
2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)
3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol
4 Genetik
5 Ras
6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)
7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma
nefrotik(26)
23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)
231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliopsida
Class Asteridae
Order Solanales
Family Solanaceace
Genus Solanum
Spesies S Melongena
Nama Binomial Solanum Melongena L (27)
232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat
berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh
hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal
bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar
ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga
berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya
berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm
Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda
(28)
233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum
Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini
memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk
komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di
buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal
lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04
mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)
24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap
Penurunan Kadar LDL
Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan
memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu
(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada
kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar
kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di
usus(32)
25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji
Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi
manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih
(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan
laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara
lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol
bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan
komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting
secara fisiologis adalah sebagai berikut
1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus
2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol
3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL
4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh
endositosis yang diperantarai reseptor
5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan
kilomikron(17)
Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol
adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada
HDL(17)
221 Low Density Lipoprotein (LDL)
Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab
penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL
darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga
terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar
LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain
denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang
teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi
trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)
berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL
Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol
ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol
ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic
Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan
small dence LDL(22)
LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti
sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor
LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk
pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem
retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol
terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase
(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke
VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)
222 High Density Lipoprotein (HDL)
High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid
yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari
jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL
berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya
adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II
apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi
lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan
50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL
terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di
limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan
VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol
bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)
223 Pengaturan Kadar Lipoprotein
Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui
beberapa cara
1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yangmasuk kedalam darah
2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah
Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan
bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi
tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah
1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol
2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)
3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol
4 Genetik
5 Ras
6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)
7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma
nefrotik(26)
23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)
231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliopsida
Class Asteridae
Order Solanales
Family Solanaceace
Genus Solanum
Spesies S Melongena
Nama Binomial Solanum Melongena L (27)
232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat
berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh
hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal
bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar
ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga
berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya
berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm
Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda
(28)
233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum
Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini
memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk
komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di
buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal
lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04
mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)
24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap
Penurunan Kadar LDL
Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan
memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu
(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada
kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar
kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di
usus(32)
25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji
Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi
manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih
(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan
laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara
lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan
small dence LDL(22)
LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti
sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor
LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk
pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem
retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol
terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase
(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke
VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)
222 High Density Lipoprotein (HDL)
High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid
yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari
jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL
berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya
adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II
apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi
lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan
50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL
terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di
limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan
VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol
bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)
223 Pengaturan Kadar Lipoprotein
Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui
beberapa cara
1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein
yangmasuk kedalam darah
2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah
Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan
bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi
tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah
1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol
2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)
3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol
4 Genetik
5 Ras
6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)
7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma
nefrotik(26)
23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)
231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliopsida
Class Asteridae
Order Solanales
Family Solanaceace
Genus Solanum
Spesies S Melongena
Nama Binomial Solanum Melongena L (27)
232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat
berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh
hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal
bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar
ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga
berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya
berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm
Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda
(28)
233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum
Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini
memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk
komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di
buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal
lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04
mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)
24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap
Penurunan Kadar LDL
Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan
memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu
(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada
kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar
kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di
usus(32)
25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji
Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi
manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih
(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan
laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara
lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari
dalam darah
Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan
bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi
tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah
1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol
2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)
3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol
4 Genetik
5 Ras
6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)
7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma
nefrotik(26)
23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)
231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Magnoliopsida
Class Asteridae
Order Solanales
Family Solanaceace
Genus Solanum
Spesies S Melongena
Nama Binomial Solanum Melongena L (27)
232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat
berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh
hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal
bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar
ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga
berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya
berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm
Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda
(28)
233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum
Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini
memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk
komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di
buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal
lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04
mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)
24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap
Penurunan Kadar LDL
Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan
memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu
(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada
kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar
kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di
usus(32)
25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji
Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi
manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih
(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan
laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara
lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar
ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga
berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya
berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm
Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda
(28)
233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum
Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini
memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk
komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di
buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi
dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal
lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04
mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)
24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap
Penurunan Kadar LDL
Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan
memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu
(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada
kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar
kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di
usus(32)
25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji
Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi
manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih
(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan
laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara
lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat
anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama
hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus
laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan
lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku
makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)
26 Gambaran Umum Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara
mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman
obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari
langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)
Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara
merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau
kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental
Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk
simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum
tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)
Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak
digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini
direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat
menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga
metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan
ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang
dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap
ekstraksi selesai(34)
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
31 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan
rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control
group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak
sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi
dua kelompok
32 Tempatdan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas
Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan
ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul
Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji
dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1
33 Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain
wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni
minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor
tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri
atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama
penelitian
Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut
1 Kriteria Inklusi
1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar
2 Umur 3-4 tahun
3 Berat badan 150-250 gram
4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2 Kriteria Ekslusi
1 Tikus tidak bergerak secara aktif
2 Tikus mati selama penelitian
34 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)
2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan
3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana
kandang
35 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus
yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas
kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk
blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung
reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000
microl pipet mikrohematokrit dan fotometer
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus
Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol
70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar
yakni pelet dan air minum (akuades)
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
36 Prosedur Penelitian
361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum
Melongena L)
Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong
ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak
keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit
teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong
kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar
matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan
2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali
sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan
vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada
lagi pelarut yang menetes
362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)
Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB
Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah
Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan
50 200 = X 200
200 X = 1050
X = 525 mg210 gBB
Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu
sendiri sebanyak 1ml perhari
363 Pemeliharaan Hewan Uji
Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di
bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi
Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang
dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus
pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya
Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan
Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g
selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan
364 Perlakuan Hewan Uji
37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum
Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode
Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone
Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum
secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus
Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan
Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet
mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian
didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit
(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum
selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah
diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban
sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm
38 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-
Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data
homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan
homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik
39 Etika Penelitian
Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan
terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium
Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan
menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus
dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan
darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya
DAFTAR PUSTAKA
x
1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid
2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)
3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec
4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)
5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)
6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug
8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)
9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)
10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005
11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)
12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222
13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf
14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281
15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007
16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006
17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009
18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009
19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006
20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)
21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)
22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)
23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)
24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271
25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf
26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)
27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004
28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001
29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)
30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html
31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)
32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)
33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008
34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987
35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009
36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008
x
- DAFTAR PUSTAKA
-
- DAFTAR PUSTAKA
-
top related