problematka pembelajaran ipa
Post on 06-Jul-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
1/31
ANALISIS TENTANG PROBLEMATIKA PADA MATA
PELAJARAN IPA DI SD SERTA SOLUSINYA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Model Pembelajaran
pada semester genap dengan dosen pembimbing Anggi Citra, M.Pd.
Disusun Oleh:
Nita Marnita
NPM. 13210617076
4/A
PRODI PGSD
STKIP SEBELAS APRIL SUMEDANG
2015
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
2/31
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahamanirrahim,
Dengan ucapan alhamdulillahirrabil ‘alamin penyusun curahkan kehadirat
Allah SWT, karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, maka penyusun
dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Model Pembelajaran ini dengan baik
dan lancar. Adapun makalah ini berjudul, “Analisis Tentang Problematika Pada
Mata Pelajaran IPA di SD Serta Solusinya” dengan dosen pembimbing Anggi
Citra, M.Pd.
Adapun yang ingin penyusun sampaikan adalah rasa terima kasih yang
mendalam, karena atas motivasi serta bantuan dalam pembuatan makalah ini.
Terutama kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara materi maupun
non-materi, diantaranya yaitu kepada kedua orang tua serta rekan-rekan yang ikut
terlibat dalam dorongan dan do’a dalam pembuatan makalah ini. Penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyampaian materi dan penulisan
dalam makalah ini, karena kekurangan akan bahan materi serta kekurangan
lainnya. Oleh karena itu, penyusun memohon maaf atas segala kekurangan
tersebut, sehingga sangat diharapkan untuk segala kritik dan saran akan penulisan
makalah ini agar menjadi pembelajaran yang lebih baik untuk penulisan makalah
selanjutnya. Demikian yang dapat penyusun sampaikan, sekian dan terima kasih.
Sumedang, Juni 2015
Penyusun
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
3/31
3
DAFTAR ISI
Cover .................................................................................................................. 1
Kata Pengantar .................... ........................... ............................ ......................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan ........................ ........................... ........................... ............ 4
A. Latar belakang ........................... .............................. ....................... 4
B. Rumusan Masalah .......................... ........................... ..................... 5
C. Tujuan .......................... ........................... ........................... ............ 5
BAB II Pembahasan ............... ........................... ........................... ..................... 6
A. Definisi Mata Pelajaran IPA ............... ............................ ................ 6
B. Alasan Terhadap Kesulitan dalam Pembelajaran Materi IPA .......... 7
C. Kesulitan Utama dalam Pembelajaran IPA ......................... ............ 8
D. Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Mengenai Kesulitan dalam
Penerapan Pembelajaran Mata Pelajaran IPA ................................ 10
E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA ........................ .............. 16
BAB III Penutup .......................... ........................... ............................ .............. 30
A. Kesimpulan ........................... ........................... ........................... . 30
B. Saran .............................. ......................... ........................... .......... 30
Daftar Pustaka ........................... ......................... ........................... ................... 31
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
4/31
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen dan
terjadi sebagai proses pengalaman. Pembelajaran dalam dunia pendidikan adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada satuan
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dengan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar
dapat belajar dengan baik.
Dalam pembelajaran guru dan peserta didik sering dihadapkan pada
berbagai masalah, baik berkaitan dengan mata pelajaran maupun hubungan sosial.
Namun disini penyusun akan lebih mengutamakan permasalahan yang ada pada
mata pelajaran. Permasalahan yang sering muncul pada saat pembelajaran
berlangsung, diantaranya adalah dalam mata pelajaran IPA kelas tinggi di SD.
Kasus yang sering terjadi adalah saat siswa ditugaskan untuk melakukan
eksperimen terkadang siswa kurang aktif dan memiliki antusias yang tergolong
rendah dalam mengikuti pembelajaran yang disebabkan keterbatasan media.
Selain itu materi yang disampaikan cenderung memiliki tingkat kesulitan yang
tinggi. Lalu bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan di atas? Maka
penyusun akan mengungkapkannya secara rinci pada pembahasan makalah ini.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
5/31
5
B. Rumusan Masalah
1.
Apa alasan mata pelajaran IPA dikategorikan sebagai pembelajaran yang
cukup sulit untuk perserta didik?
2.
Apa yang menjadi kesulitan utama dalam pembelajaran materi IPA?
3.
Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan mengenai kesulitan
dalam penerapan pembelajaran mata pelajaran IPA?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui alasan mata pelajaran IPA dikategorikan sebagai
pembelajaran yang cukup sulit untuk peserta didik.
2.
Untuk mengetahui tentang kesulitan utama dalam pembelajaran materi
IPA.
3.
Untuk mengetahui tentang solusi untuk mengatasi permasalahan
mengenai kesulitan dalam penerapan pembelajaran mata pelajaran IPA.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
6/31
6
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Mata Pelajaran IPA
IPA secara epistomologi berasal dari kata “Ilmu Pengetahuan Alam”.
Pengetahuan merupakan interprestasi manusia terhadap pengalamannya tentang
dunia. Pengetahuan bersifat perspektif, konvensional, tentative, dan evolusioner
ada di dalam pikiran manusia bukan di buku teks. IPA merupakan mata pelajaran
yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang tejadi di alam. Pengajaran IPA:
1.
Dikenal ke tidak dikenal.
2.
Dekat ke jauh.
3.
Sederhana ke rumit.
4.
Konkret ke abstrak.
5.
Benda nyata ke representasi.
6.
Konsep yang ada ke konsep yang baru.
7.
Prinsip ilmiah ke penerapan.
8.
Pertanyaan ke jawaban.
9.
Contoh ke umum.
Pelajaran IPA di SD memuat materi tentang pengetahuan-pengetahuan
alam yang dekat dengan kehidupan siswa SD. Siswa diharapkan dapat mengenal
dan mengetahui pengetahuan-pengetahuan alam tersebut dalam kehidupan sehari-
harinya. IPA adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan
secara langsung dalam masyarakat. Menurut Srini M. Iskandar (1997:16)
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
7/31
7
beberapa alasan pentingnya mata pelajaran IPA yaitu, IPA berguna bagi
kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, bagian kehidupan bangsa,
melatih anak berpikir kritis, dan mempunyai nilai-nilai pendidikan yang
mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan.
B. Alasan Terhadap Kesulitan dalam Pembelajaran Materi IPA
Bahwa dalam pembelajaran IPA yang telah berlangsung kurang berjalan
dengan baik. Masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran IPA merupakan
suatu kendala yang menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik.
Masalah-masalah tersebut cenderung menyebabkan hasil belajar IPA yang dicapai
rendah atau masih di bawah KKM.
Adapun yang menjadi pokok utama alasan terhadap kesulitan dalam
pembelajaran materi IPA tersebut, diantaranya adalah:
1.
Dalam mata pelajaran IPA, siswa kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran berlangsung.
2.
Siswa memiliki antusias yang tergolong rendah dalam mengikuti
pelajaran yang disebabkan keterbatasan media.
3.
Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang di dominasi
dengan hafalan.
4.
Siswa cenderung hanya belajar satu arah, di mana proses pembelajaran
lebih dominan oleh guru, kegiatan eksperimen sederhana jarang
dilakukan.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
8/31
8
C. Kesulitan Utama dalam Pembelajaran IPA
Karakteristik IPA (Ilmu Eksak) menjadi sebuah dasar untuk menentukan
sebuah pandangan yang baik bagi IPA khususnya anak IPA tetapi ini sudah
menjawab IPA merupakan sebuah studi yang hanya mampu dilakukan sebagian
orang dengan kata lain mempunyai stratifikasi khusus. Bagaimanakah anak yang
tak mampu mempelajari IPA mengimbangi sebuah kehidupan yang akan mereka
hadapi yaitu globalisasi yang menuntut bertahan pada pembelajaran holistik?
Sesungguhnya mereka tidak pernah beruntung ke dunia ini. Hancurnya paradigma
kuno tentang IPA menjadi tema khususnya pembelajaran IPA di sekolah,
khususnya di Sekolah Dasar (SD). Sebagai arena pembentuk dan pemberi watak
usia dini anak sudah tidak suka pembelajaran IPA.
Oleh Choiri mengatakan bahwa banyak permasalahan pembelajaran IPA
yang diangkat ke media tanpa adanya inovasi pembelajaran di kelas, seakan-akan
tetap bertahan bahkan jatuh pada lobang yang sama, lantas bagaimana dengan
kemajuan yang kita inginkan? Selain itu pemberian materipun harus diperhatikan,
hal ini untuk menghindari kesalahan/kekurangan penerimaan konsep pada anak
dengan benar dengan memperhatikan psikologi anak yang dimulai dari
pembukaan, sampai evaluasi di akhir pembelajaran pertama ini. Selain itu
pembelajaran bermakna dimana penyampaian materi dengan contoh yang terdekat
dengan anak sehingga akan lebih mudah memahami dan dirasakan lebih bernilai,
maksudnya lebih bisa berguna bukan hanya sekedar teori dan menyenangkan.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
9/31
9
Permasalahan lain yang timbul yaitu tidak adanya media pembelajaran
yang memadai untuk menjelaskan suatu konsep diluar praktikum dan observasi.
Hal ini akan mempersulit anak dalam memahami konsep sehingga tak jarang anak
memahami diluar konsep yang sebetulnya jadi guru harus kreatif dan inovatif.
Berdasarkan hasil monitoring kelas pada saat pembelajaran IPA, banyak sekali
masalah yang muncul yang dialami oleh guru, diantaranya :
1)
Guru tidak siap mengajar, dalam arti terkadang guru belum memahami
konsep materi yang diajarkan.
2)
Kesulitan memahami pelajaran, guru sering kesulitan dalam memunculkan
minat belajar anak.
3)
Kurang optimal dalam penerapan metode pembelajran yang ada.
4)
Kesulitan memilih dan menentukan alat peraga yang sesuai dengan materi
yang diajarkan
5)
Kesulitan menanamkan konsep yang benar pada siswa dan sering bersifat
verbalistik.
Kegiatan membenahi motivasi dan prestasi merupakan kegiatan awal
pembelajaran. Kegiatan itu perlu dirancang sebaik mungkin guna mengkoor-
dinasikan murid-murid untuk “siap” belajar, menerima pelajaran dengan bertanya
dan menggali ilmu pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan yang bisa
memberikan motivasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan
pendekatan, misalnya metode ceramah (bercerita), peragaan, demonstrasi, dan
sosiodrama dengan bermain peran, serta metode tanya jawab.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
10/31
10
Pada kegiatan memberikan motivasi, guru hendaknya memberikan
pertanyaan awal yang mengarahkan pada materi yang akan dibahas, sehingga
muncul berbagai opini anak tentang bebagai macam pelajaran. Hal ini penting
sekali bagi murid untuk menghilangkan pola pembelajaran DDCH (duduk,
dengar, catat dan hapal). Pola pembelajaran DDCH punya kelemahan, yaitu :
a) Kurangnya interaksi guru sehingga murid dapat menurunkan motivasi
anak belajar.
b)
Murid apatis karena tidak ada keaktifan terlihat dalam proses
pembelajaran.
c)
Murid kesulitan memahami konsep materi pelajaran.
d)
Munculnya trauma murid kepada guru yang mengajar
e)
Materi pelajaran yang diserap murid masuk dalam ingatan jangka pendek
alias STM ( short time memory).
f)
Prestasi pembelajaran IPA SD cenderung menurun.
D.
Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Mengenai Kesulitan dalam
Penerapan Pembelajaran Mata Pelajaran IPA
Untuk mengurangi bebagai permasalahan diatas, guru dapat
mengembangkan pendekatan pembelajaran“PAKEMI
” dan inovatif, pembe-
lajaran aktif, kreatif, enak, menyenangkan. Pendekatan pembelajaran PAKEMI
paling tidak dapat membawa angin perubahan dalam pembelajaran, yaitu:
1)
Guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik antar
keduanya.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
11/31
11
2)
Guru dan murid dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran.
3)
Murid merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran.
4)
Munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.
Akhirnya pembelajaran yang dilaksanakan jika ingin mencapai “Sukses”
sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu: guru, murid, tujuan yang akan
dicapai, penggunaan media pembelajaran, metode diterapkan dan sistem evaluasi,
pengetahuan yang tepat yang dimiliki siswa mengarahkan perhatiannya pada satu
atau dua hal tertentu dari seluruh materi yang sedang dipelajari. Dengan demikian,
pengetahuan siswa ini menjadi semacam penjaring tentang hal-hal yang harus
dipelajari, selain itu pengetahuan yang telah dimiliki juga menentukan bangunan
pengetahuan yang baru dikonstruksi. Proses belajar siswa sesungguhnya mirip
dengan apa yang dilakukan para Ilmuan IPA, yaitu melalui pengamatan dan
percobaan. Penelitian IPA adalah penelitian empiris, siswa sekolah dasar juga
belajar IPA melalui investigasi yang melakukan sendiri. Jika pengalaman itu tidak
memadai maka pemahamannya juga tidak lengkap. Investigasi merupakan cara
normal bagi siswa yang belajar.
Abstrak mata pelajaran di Sekolah Dasar merupakan program
menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan menilai
ilmiah kepada siswa. Dengan pelajaran IPA diharapkan siswa dapat memahami
konsep-konsep IPA dan keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan
dan ide tentang alam. Dilihat dari sisi atau cakupan materi IPA termasuk mata
pelajaran yang relatif sarat dengan materi. Secara keseluruhan materi mata
perlajaran IPA di SD mencakup (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
12/31
12
yaitu manusia, hewan dan tumbuhan serta interaksinya, (2) materi, sifat-sifat dan
kegunaannya meliputi ; udara, air, tanah dan batuan, (3) listrik dan magnet, energi
dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tatasurya, bumi dan
benda-benda langit lainnya, (4) kesehatan makanan, penyakitdan pencegahannya,
dan (5) sumber daya alam, pemeliharaan dan kegunaan, pemeliharaan dan
pelestarian. Pembelajaran IPA di sekolah dasar mempunyai misi mengembangkan
proses berpikir untuk memperoleh konsep.
Solusi akan kesulitan pembelajaran IPA dengan suatu model pembelajaran
IPA SD secara terpadu yang dimaksudkan adalah pembelajaran yang menyajikan
materi pelajaran secara menyeluruh dan melibatkan adanya proses sehingga anak
dapat memperoleh konsep secara bermakna. Model pembelajaran IPA secara
terpadu disini disajikan dengan metode eksperimen, dengan tujuan agar dapat
memajukan antara materi dengan proses atau memadukan antara teori dengan
praktek, baik yang terjadi dalam lingkungan alam maupun yang diterapkan dua
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang
dimaksudkan adalah pembelajaran IPA baik yang secara terpadu maupun
pembelajaran IPA secara biasa. Sedangkan dimaksud dengan variabel terikat
adalah hasil belajar anak setelah mengikuti pembelajaran yang mencakup
penguasaan konsep, pengembangan sikap ilmiah dan pengembangan persepsi
terhadap keterampilan proses. Menggunakan analisis perbedaan dua rata-rata yang
dimaksudkan untuk melihat sejauh mana efektifitas pembelajaran IPA secara
terpadu tersebut, terhadap hasil belajar siswa tentang IPA.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
13/31
13
Dari hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa dengan pembelajaran
IPA secara terpadu dapat: (1) Mencapai penguasaan konsep pada siswa lebih baik
daripada siswa yang mengikuti pembelajaran IPA secara biasa, (2)
Mengembangkan sikap alamiah pada siswa lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran IPA secara biasa, dan (3) mengembangkan persepsi
terhadap keterampilan, proses pada siswa lebih baik daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran IPA secara biasa.
Setelah selesai dengan kegiatan awal guru dapat melanjutkan dengan
kegiatan inti yang meliputi berbagai kegiatan yaitu pembelajaran kelompok kerja,
pengajaran tugas dalam kelompok, penjelasan, tanya jawab, pemaparan hasil kerja
kelompok dan kesimpulan. Sedangkan kegiatan penutup pelajaran dapat dijadikan
kegiatan pemantapan yaitu mengulas kembali semua materi yang telah diserap
murid. Selanjutnya ada tanya jawab tentang aplikasi materi pelajaran yang sudah
dibahas dengan penerapan yang terjadi di sekitar murid. Kegiatan akhir penutup
adalah post test pemberian evaluasi akhir pelajaran untuk mengetahui daya serap
murid terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan memerlukan jenis
pembelajaran yang sesuai. Salah satu jenis pembelajaran yang dapat dilaksanakan
dalam situasi pembelajaran yang terpencar dalam pembelajaran kooperatif metode
pendidikan kelompok.
Penyelidikan Kelompok Sebagai Salah Satu Ragam Pembelajaran
Kooperatif Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
14/31
14
metode pengajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling
membantu dalam belajar. Menurut Ibrahim dkk. (2000) pembelajaran kooperatif
didirika oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang
bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki
untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yakni Penyelidikan Kelompok
(Investigasi Kelompok). Penyelidikan kelompok mungkin merupakan model
pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan sulit untuk diterapkan. Model
ini diperkenalkan pertama kali oleh Thelan kemudian dikembangkan oleh Shalan
dan kawan-kawan. Model ini lebih menekankan pada siswa, di mana siswa terlibat
secara langsung dalam perencanaan, baik topik maupun jalannya penyelidikan
mereka (Ibrahim dkk. 2000) Menurut Irawan dkk., (1994) model belajar
penyelidikan kelompok mengambil model yang berlaku dalam masyarakat,
terutama mengenai cara anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial
melalui serangkaian kesepakatan sosial. Melalui kesepakatan-kesepakatan inilah
pebelajar mempelajari pengetahuan akademis dan mereka melibatkan diri dalam
pemecahan masalah sosial.
Di dalam model ini terdapat tiga konsep utama, yaitu penelitian atau
“inquiry”, pengetahuan atau “knowledge”, dan dinamika belajar atau “the dinamic
of the learning group”. Penelitian adalah proses dimana siswa dirangsang dengan
cara menghadapkannya pada masalah. Di dalam proses ini siswa memasuki situasi
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
15/31
15
di mana mereka memberikan respon terhadap masalah yang mereka rasakan perlu
untuk dipecahkan. Masalah itu sendiri bisa berasal dari siswa atau diberikan oleh
guru dan harus berorietasi ke lapangan, misalnya siswa diminta mengumpulkan
data tentang penduduk, penyakit, dan lain-lain, maka siswa harus bekerjasama
dalam kelompok dan dalam bekerja dituntut kemandirian. Model pembelajaran
penyelidikan kelompok memiliki 6 tahapan. Menurut Sharan dkk. (1984) dalam
Ibrahim dkk. (2000) keenam tahapan tersebut sebagai berikut :
a)
Pemilihan Topik Siswa memilih subtopik khusus dalam masalah umum
yang telah ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan
menjadi 2 sampai 6 anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok
yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara
akademis maupun etnis.
b)
Perencanaan kooperatif Siswa dan guru merencanakan prosedur
pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik
yang telah dipilih pada tahap pertama.
c)
Implementasi. Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan
di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan
aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa
kepada jenis-jenis sumber bejalar yang berbeda baik di dalam maupun di
luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
menawarkan bantuan bila diperlukan.
d)
Analisis dan Sintesis. Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi
yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
16/31
16
e)
tersebut ringkas disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk
dipresentasikan kepada seluruh kelas.
f)
Presentasi hasil final. Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil
penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan
tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan
mereka dan memperoleh perspektif yang luas dalam topik itu, presentasi
dikoordinasi oleh guru.
g)
Evaluasi. Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda
dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi
kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang
dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.
Keenam tahapan atau fase tersebut menjadi fase-fase dalam pembelajaran
dalam penyelidikan kelompok.
E.
Rencana Pelaksanan Pembelajaran IPA
Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA, yang terkait dengan
solusi untuk mengatasi kesulitan dalam permasalahan pelajaran IPA di Sekolah
dasar ini adalah sebagai berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : ..................................
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VI/Satu
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
17/31
17
Standar Kompetansi : 5. Memahami saling hubungan antara suhu,
sifat hantaran dan kegunaan benda.
Kompetensi Dasar : 5.1 Membandingkan sifat kemampuan meng-
hantarkan panas dari berbagai benda.
5.2 Menjelaskan alasan pemilihan benda da-
lam kehidupan sehari-hari berdasarkan
kemampuan menghantarkan panas.
Indikator Pembelajaran : 1) Siswa dapat membedakan arti konduktor
dan isolator.
2) Siswa melakukan percobaan untuk menye-
lidiki benda yang bersifat sebagai konduktor
dan isolator panas
3) Siswa dapat menggolongkan benda yang
bersifat sebagai konduktor atau isolator
panas.
Waktu : 2 × 35 menit
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas
dari berbagai benda.
Siswa dapat menjelaskan alasan pemilihan benda berdasarkan
kemampuan menghantarkan panas.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
18/31
18
II.
Materi Ajar atau Bahan Ajar
Kamu tentu pernah memasak air di dalam panci. Air yang akan kamu
minum harus dimasak terlebih dahulu. Panci untuk memasak biasanya
terbuat dari alumunium. Alumunium banyak digunakan karena dapat
menghantarkan panas dengan baik.
Benda apa saja yang dapat menghantarkan panas dengan baik?
Bagaimana sifat dari benda-benda itu? Temukan jawabannya dalam bab
ini.
A. Kemampuan Menghantarkan Panas pada Benda
Panas disebut juga kalor. Panas atau kalor merupakan satu bentuk
energi. Dikenal dengan istilah energi panas. Temperatur atau suhu adalah
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
19/31
19
ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Temperatur atau suhu disebut
juga derajat panas. Alat pengukur suhu adalah termometer.
Panas atau kalor dapat merambat atau berpindah. Perpindahan
kalor terjadi dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin.
Benda yang mampu menghantarkan panas disebut konduktor. Benda yang
tidak mampu menghantarkan panas disebut isolator. Contoh benda yang
bersifat konduktor, antara lain berbagai jenis logam dan teflon. Contoh
benda yang bersifat isolator, antara lain plastik, kain, kertas, dan gabus.
1)
Jenis-jenis Benda yang dapat Menghantarkan Panas
Setrika baju terbuat dari logam karena sifatnya mampu
menghantarkan panas dengan cepat. Logam seperti besi dan baja,
merupakan konduktor yang baik.
2)
Jenis-jenis Benda yang Tidak Menghantarkan Panas
Bahan-bahan di bawah ini merupakan jenis bahan yang sulit
menghantarkan panas. Bahan-bahan tersebut termasuk isolator. Bahan-
bahan isolator yang dipanaskan pada suhu tinggi akan terbakar. Semua
jenis benda nonlogam tidak mampu menghantarkan panas dengan baik.
Kertas, kayu, kain, dan plastik merupakan bahan isolator.
Setrika baju terbuat dari logam karena sifatnya mampu menghantarkan
panas dengan cepat. Logam seperti besi dan baja, merupakan konduktor
yang baik.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
20/31
20
REFLEKSI
Benda-benda di sekitarmu memiliki suhu, hantaran, dan kegunaan
yang sangat bermanfaat. Setelah mempelajari bab ini, kamu dapat
mengetahui bahwa benda-benda di sekitarmu mempunyai kegunaan yang
dapat kamu gunakan untuk mempermudah pekerjaanmu.
III. Metode Pembelajaran
A. Pendekatan : Student Centered Approach (Pendekatan Berorientasi
Siswa).
B. Metode : Inkuiri, Diskusi, Eksperimen, Tanya jawab.
C. Model : Kooperatif dengan “Penyelidikan Kelompok”.
IV. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal :
Apersepsi dan Motivasi :
Tanya jawab tentang materi pelajaran yang akan dipelajari dengan
mengaitkan materi pembelajaran yang sebelumnya.
Mengajukan pertanyaan tentang memasak air di dalam panci. Air yang
akan minum harus dimasak terlebih dahulu. Panci untuk memasak
biasanya terbuat dari alumunium.
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, siswa :
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
21/31
21
Diajukan pertanyaan, “Benda apa saja yang dapat menghantarkan
panas dengan baik? Bagaimana sifat dari benda-benda itu?”
Untuk menjawab pertanyaan di atas siswa melakukan kegiatan
eksperimen dengan pembagian kelompok yang terdiri 5-6 orang per
kelompok.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, siswa :
Setelah siswa melakukan eksperimen, siswa dapat menjawab soal-soal
yang ada dalam Lembar Kerja siswa yang telah disediakan.
Kemudian siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas
sesuai uratan kelompok.
Sebagai apresiasi, siswa yang menjawab pertanyaan dengan tepat dan
kegiatan eksperimennya benar. Siswa dengan kelompoknya
mendapatkan tanda bintang sebagai apresiasi yang diberikan guru dan
siswa lainnya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa :
Melakukan tanya jawab tentang meteri isolator dan konduktor dengan
sifat-sifatnya.
Siswa menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dengan
melakukan post test.
Penutup :
Dalam kegiatan penutup, siswa :
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
22/31
22
Mengumpulkan hasil post test untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi
pembelajaran.
Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.
Siswa dan guru bersama-sama berdoa.
V.
Alat dan Media Pembelajaran
Laptop
Infocus
Papan tulis
Buku
Lembar kerja Siswa
Alat dan Bahan Eksperimen (Lilin batangan, Potongan besi atau paku
besar, Kertas yang dilipat, Kain serbet, Penjepit dari kayu, Penjepit dari
plastik, Penjepit dari logam).
VI. Evaluasi
Jenis Tes : Lisan, Tertulis.
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Produk
Kunci Jawaban : Post Test
VII. Penilaian:
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/ Soal
o Membuat daftar nama
alat-alat dapur dan
Tugas
Individu
Laporan o Buatkan daftar
nama alat-alat
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
23/31
23
alat-alat rumah tangga
yang bersifat
konduktor atau
isolator.
o Membedakan bahan-
bahan yang bersifat
konduktor atau isolator
melalui pengamatan.
Tugas
Kelompok
Uraian
Objektif
dapur dan alat-
alat rumah tangga
yang bersifat
konduktor atau
isolator.
o Bedakan bahan-
bahan yang
bersifat konduktor
atau isolator
melalui
pengamatan.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
P RODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
24/31
24
P ERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
3.
Pengetahuan
Praktek
Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
4
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIAN
No
Nama
Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
25/31
25
6.
7.
8.
9.
CATATAN :
Nilai = (Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Sumedang, ............... 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel IPA
.................................. ..................................
NIP : NIP :
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
26/31
26
Tujuan : Mengetahui kemampuan benda dalam menghantarkan panas.
Alat dan bahan:
1.
Lilin batangan
2.
Potongan besi atau paku besar
3. Kertas yang dilipat
4.
Kain serbet
5.
Penjepit dari kayu
6.
Penjepit dari plastik
7.
Penjepit dari logam
Cara kerja:
1. Buatlah kelompok kerja, masing-masing kelompok 5 anak.
2.
Nyalakan lilin batangan, kemudian panaskan besi di atas lilin yang menyala
menggunakan bahan-bahan berikut secara bergantian sebagai pegangan:
a. Lipatan kertas
b.
Kain serbet
c.
Kenjepit dari kayu
d. Penjepit dari plastik
e.
Penjepit dari logam
3.
Panaskan besi selama kurang lebih 3 menit untuk masing-masing pegangan.
Pratikum
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
27/31
27
4.
Salin dan lengkapilah tabel di bawah ini. Kemudian jawablah Pertanyaan-
pertanyaan di bawah tabel. Kerjakan di buku latihanmu.
No. Jenis Benda
Kemampuan Menghantarkan Panas
Ket.
Cepat Lambat
1. Besi
2. Kertas
3. Kain
4. Kayu
5. Plastik
6. Logam
Pertanyaan:
1.
Bagaimana kemampuan benda-benda di atas dalam menghantarkan panas?
Jawab: ……………………………………………………………………….
2. Benda apakah yang paling cepat menghantarkan panas?
Jawab: ……………………………………………………………………….
3.
Benda apakah yang paling lambat menghantarkan panas?
Jawab: ……………………………………………………………………….
4.
Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil?
Jawab: ……………………………………………………………………….
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
28/31
28
Post Test
I. Isilah dengan jawaban singkat.
1. Temperatur atau panas disebut juga ….
2. Perpindahan kalor terjadi dari benda … ke benda ….
3. Besi, tembaga, alumunium merupakan bahan yang bersifat ….
4. Plastik, kertas, gabus merupakan bahan yang bersifat ….
5. Teflon digunakan untuk membuat panci, karena sifatnya ….
Jawablah.
1. Tuliskan 2 bahan yang termasuk konduktor. (Bobot nilai 20)
2. Tuliskan 4 bahan yang termasuk isolator. (Bobot nilai 40)
3. Tuliskan bahan pembuat setrika listrik dan berikan pen-jelasannya. (Bobot
nilai 40)
Kunci Jawaban Post Test :
Bagian I
1. kalor
2. yang lebih panas ke benda yang lebih dingin
3. konduktor
4. isolator
5. sebagai konduktor yang baik
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
29/31
29
Bagian II
1. Besi, alumunium.
2. Kain, kertas, gabus, dan plastik.
3. - Besi sebagai alas setrika karena besi menghantar panas secara bertahap, besi
juga bersifat berat sehingga lebih mudah menghaluskan pakaian.
- Kayu atau plastik sebagai pegangan, karena sifatnya sebagai isolator
(penahan panas).
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
30/31
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran IPA di Sekolah Dasar tidak akan
menjadi permasalahan lagi, jika guru mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan dengan konsep pembelajaran yang ada. Salah
satu pemilihan model pembelajaran adalah faktor penting untuk mencapai tujuan
pembelajaran IPA, seperti model pembelajaran kooperatif dengan penyelidikan
kelompok. Model tersebut bisa dijadikan sebagai model pembelajaran saat
kegiatan eksperimen sederhana. Sehingga siswa akan menjadi lebih aktif dalam
belajar IPA. Namun hal ini tetap saja tidak dijadikan acuan utama dalam
keberhasilan, keberhasilan belajar tetap bergantung pada setiap individu dari
pendidik yang profesional dan dari peserta didiknya sendiri.
B. Saran
Adapun saran yang bisa penyusun sampaikan, diantaranya untuk
Mahasiswa PGSD STKIP Sebelas April Sumedang khususnya. Makalah ini dapat
dijadikan acuan bahan pembelajaran mata kuliah Model Pembelajaran. Dan untuk
masyarakat pada umumnya, dapat menjadi makalah ini sebagai bahan informasi
untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran di Sekolah Dasar.
-
8/17/2019 problematka pembelajaran IPA
31/31
31
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyiowati, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD Kelas 6 . Jakarta:
Swadaya Murni.
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif . Bandung: Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
top related