presus rama anestesi

Post on 26-Jan-2016

255 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

PRESUS TIVA

Ramadhan Harya Puja Kusuma

Pendahuluan

• Anestesi : tindakan kedokteran yang bertujuan menghilangkan rasa nyeri dan cemas selama tindakan medis lain dilakukan.

• Trias Anestesi– Sedative– Analgetik – Relaksasi

Kestabilan Otonom

Pendahuluan

Anestesi

Umum

Lokal

Inhalasi

Intravena

Balanced (Inhalasi – Intravena)

Field Block

Topical

Regional Jenis-jenis Regional

Per-Rectal

Parenteral

Pendahuluan

General Anestesi

Inhalasi

Intravenous

Balanced (Inhalation & IV)

General Anestesi : obat-obatan yang menyebabkan hilangnya seluruh sensasi dan kesadaran secara reversibel.

Identitas pasien

• Nama : Ny. H• No. Rm : 173774• Kelamin : Perempuan• TL : 28 april 1963• Usia : 52 tahun• Status : Menikah• Agama : Islam

• KU : Ingin punya anak

• KT : (-)

• RPS :

– Pasien datang untuk program punya anak, pasien menikah pada usia 52 tahun dengan suami usia 40 tahun.

– Frekuensi berhubungan 2-3 kali seminggu, pasien baru 1 tahun menikah, pasien mengaku haid sudah mulai tidak teratur.

– HT (-), Jantung (-), Paru (-), DM (-), Gigi palsu (-), Gigi goyang (-)

• RPD : Kista Bartolini kiri (2010), Skizofrenia residual (2001)

• RO : Post Insisi kista bartolini kiri (tanpa anestesi, 2015, 3-4 hari sebelum

kuratase)

• Riwayat haid : menarche usia 11 tahun, teratur, 4-5 hari

• Riwayat KB : tidak ada

Pemeriksaan fisik

• Gambaran Umum Pasien– KU : Baik, E4M6V5– TK : CM– BB : 52 kg, TB : 160 cm– TV : • TD : 130/80 mmHg• Nadi : 80 x/m• RR : 18 x/m• Suhu : 36oC

Status Generalis

• Kepala : Normocephal

• Mata : Konjuntiva tidak anemis (-/-), sclera tidak ikterik (-/-)

• Hidung: Nafas Cuping Hidung (-), Perdarahan (-), Lendir (-)

• Mulut : Mallampati 2

• Telinga : Sekret (-/-)

• Leher : tidak tampak pembesaran KGB

ThoraksParu• I : gerakan dada simetris saat

statis dan dinamis• P : taktil fremitus kedua paru simetris• P : Sonor di semua lapang paru• A : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Ronkhi -/-

Jantung

• I : Iktus kordis tidak terlihat

• P : Iktus kordis teraba di ICS V Linea Midclavicularis

• P :– Batas Kanan Atas : ICS II Linea Parasternal dextra

– Batas Kanan Bawah : ICS IV Linea Parasternal dextra

– Batas Kiri Atas : ICS II Linea Parasternal sinistra

– Batas Kiri Bawah : ICS IV Linea Parasternal sinistra

• A : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen• I : datar, ascites (-)• A : bising usus (+)• P : Supel, Nyeri tekan (-)• P : Timpani pada seluruh kuadran

abdomen

Status ginekologi

• Inspeksi: Vulva Uretra tenang, tampak bekas insisi benjolan kista

bartolini, tidak tampak perdarahan dan pus

• RVT : porsio kenyal, posterior, pembukaan tidak ada,

parametrium lemas, CVT (-) membesar, tidak teraba massa intra

lumen.

• RT : Spingter ani tebal, mukosa licin, tidak teraba massa intralumen.

Penunjang

• Hasil Lab

Diagnosis

• Diagnosis Bedah

– Hiperplasia Endometrium

• Diagnosis Anestesi

– ASA I

• Rencana OP

– Kuretase + Histeroskopi

• Rencana Pembiusan

– GA – TIVA

PERSIAPAN ANESTESI

PERSIAPAN PASIEN PERSIAPAN ALAT PERSIAPAN OBAT

SEBELUM OPERASI :• KONSUL• KPA• PUASA

PERSIAPAN : • CEK IDENTITAS• GANTI PAKAIAN• TANDA VITAL• PEMASANGAN MONITOR, SAT O2, INFUS

SELAMA OPERASI : • MONITORING TANDA VITAL• KARTU ANESTESI

ALAT ANESTESI UMUM

ALAT KANULASI VENA

OBAT EMERGENSI

ANESTESI UMUM

Pelaksanaan Anestesi

Pukul 10:00 WIB– Memasang alat monitoring EKG dan Saturasi Oksigen– Memasang infuse RL– TD : 120/70 mmHg, N : 65 x/m, RR : 18 x/m, SpO2 :

99%

Pukul 10:15 WIB– Mulai induksi obat anestesi per intravena– Miloz 2 mg, fentanyl 100 mcg, Propofol 50 mg

Pukul 10:17 WIB– Pasien mulai tertidur– Pasang nasal kanul dan goodle – Pembersihan area operasi

Pukul 10:25 WIB– Kuratase dimulai– Ondansetron 8 mg, propofol 20 mg– TD : 120/68 mmHg, Nadi : 60 x/m, SpO2 : 99%, rr : 19 x/m– Infus ke 2 RL

Pukul 10:35 WIB– Fentanyl 25 mg– TD : 184/108 mmHg, Nadi : 58 x/m, rr : 28 x/m, SpO2 : 99%

Pukul 10:50 WIB– Operasi selesai– Ketorolac 30 mg– TD : 122/70 mmHg, Nadi : 54 x/m, RR : 15 x/m, SpO2 :

100%– Masuk ke ruang pemulihan.

Terapi Cairan pasien

• Rumus liu (4-2-1)• Maintenance (bb 52kg)– 4 x 10 kg I = 4 x 10 = 40 – 2 x 10 kg II = 2 x 10 = 20– 1 x 10 kg > = 1 x 32 = 32Kebutuhan maintenance 92 cc / jam

• Pengganti puasa– Maintenance x lama puasa– 92cc x 6 jam = 552 cc

• Kebutuhan Operasi – Operasi ringan – sedang – berat (4-6-8) x bb– 4 x 52 = 208 cc / jam

Kebutuhan total pasien 92 + 552 + 208 = 852 cc

Post Op• Pasien masuk keruang pemulihan pada pukul 10:50 WIB, diruang

pemulihan dilakukan penilaian terhadap tingkat kesadaran, pada pasien kesadaran CM.

• dilakukan penilaian tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 130/85 mmHg, Nadi : 55 x/m, RR : 16 x/m, SpO2 : 97%

• instruksi pasca anestesi selama di ruang pemulihan yaitu bila kesakitan diberikan ketorolac 30 mg IV, bila mual – muntah diberikan ondansetron 4 mg IV, obat-obatan sesuai DPJP, pemberian infus RL 20 tetes/menit dan dilakukan pemantauan tanda vital setiap 15 menit selama 1 jam.

• Sebelum dipindahkan ke ruangan, dilakukan penilaian aldrette score diruang pemulihan

di dapatkan hasil aldrette score 10 dengan kesadaran 2, tekanan darah 2, respirasi 2, aktivitas 2, warna kulit 2 sehingga pasien diperbolehkan pindah ke ruang perawatan.

Pembahasan

• pasien di golongkan dalam ASA 1 • Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang yang dilakukan didapatkan tidak ada kelainan bersifat sistemik

• Rencana anestesi pada pasien ini adalah TIVA

• Alasan pemilihan teknik anestesi ini berdasarkan indikasi:

– tindakan kuratase merupakan operasi ginekologi minor

dan termasuk one day care (ODC) / One Day Surgery (ODS)• dimana butuh teknik anestesi dengan waktu bius dan sadar yang cepat

dengan tingkat sedasi dan analgesic yang adekuat sehingga TIVA

merupakan pilihan yang tepat untuk anestesi pada jenis ini

• Cara pemberian TIVA– Total Controlled Infusion– Manual Controlled Infusion

Jenis obat

Sifat obat

• Sifat obat anestesi intravena

Kesimpulan

• Berdasarkan status fisik ASA, pasien ini termasuk ASA I karena pada

anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang tidak ditemukan kelainan

sistemik. Pemilihan teknik anestesi TIVA pada pasien dengan rencana

kuratase ini sudah sesuai indikasi

• Alasan pemilihan anestesi ini berdasarkan indikasi sebagai berikut:

– pasien tidak menolak untuk dilakukan anestesi dengan teknik TIVA,

– jenis pembedahan kuratase termasuk jenis pembedahan minor dengan waktu

pembedahan yang singkat sehingga memerlukan teknik anestesi dengan waktu pulih

yang cepat dengan dosis obat yang adekuat

• Pasien sudah ditatalaksana dengan baik, pada saat proses operasi

dan anestesi. Setelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang

pemulihan sebelum nantinya di pindahkan ke ruang perawatan dan

kembali pulang.

• Pada saat di ruang pemulihan pasien di pantau tanda vitalnya.

Setelah kondisi hemodinamik pasien stabil, pasien dibawa ke ruang

perawatan untuk mendapatkan terapi selanjutnya sesuai instruksi

pasca pembedahan.

Terima Kasih

top related