praktikum ptlf 2014 modul 1
Post on 09-Oct-2015
197 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
PROPOSAL TENDER MANAJEMEN ORGANISASI DAN PEMASARAN
PT. KERETA MAINAN KAYU
2014
1 [Type the company name]
1/1/2014
A
PT. ANNAFI PONDOK KARYA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
-
PROPOSAL TENDER
MANAJEMEN ORGANISASI DAN PEMASARAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Mata Kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF)
Disusun Oleh :
Kelompok : 4 (Satu)
Nama/ NPM : Iyep (10070211022)
Muhammad Aulia Andani (10070211027)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2014 M / 1435 H
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembahasan tentang lokasi pasti tidak dapat dipisahkan dengan ruang dan
wilayah, karena yang menjadi landasan dari lokasi adalah ruang. Ruang dalam studi
tentang wilayah dinyatakan bahwa permukaan bumi baik yang ada diatas maupun
yang ada di bawahnya sepanjang manusia masih dapat menjangkaunya. Lokasi
mengambarkan posisi atau koordinat pada ruang tertentu. Dalam ilmu ekonomi
regional telah diterapkan prinsip-prinsip ekonomi yang terkait dengan wilayah serta
sudah memasukkan unsur lokasi dalam pembahasannya. Pembahasan tentang lokasi
yang menjadi perhatian bukanlah kemampuan untuk membuat daftar posisi berbagai
benda dan kegiatan yang ada dalam lokasi tersebut, melainkan analisis akan dampak
dan keterkaitan antara kegiatan di suatu lokasi dengan berbagai kegiatan lain pada
lokasi yang berbeda. Studi tentang lokasi adalah bagaimana melihat kedekatan atau
jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain serta apa dampaknya atas setiap kegiatan
tersebut karena lokasi yang berdekatan atau berjauhan tersebut.
Tata letak atau layout pabrik merupakan salah satu masalah yang sangat
penting karena tata letak sangat berpengaruh terhadap efisiensi operasi dalam jangka
panjang. Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya
dan mutu kehidupan kerja. Sistem tata letak memegang peranan yang sangat penting
dalam perencanaan suatu pabrik. Dari hasil pengamatan, tata letak pabrik dapat
mereduksi biaya pemindahan bahan (material handling). Dengan demikian jelaslah
bahwa perencanaan tata letak pabrik atau tata letak fasilitas pabrik akan berkaitan erat
dengan perencanaan proses pemindahan bahan. Perencanaan tata letak pabrik tidak
bisa mengabaikan signifikasi dari aktifitas pemindahan bahan dan juga sebaliknya,
tidak mungkin menerapkan sistem pemindahan bahan secara efektif tanpa
memperhatikan tata letak fasilitasnya.
1.2 Perusahaan 1. Badan Hukum Perusahaan
PT Annafimerupakan perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Untuk mendirikan perusahaan Perseroan Terbatas (PT) membutuhkan modal
yang besar. Untuk memperluas usaha persusahaan dengan badan hukum
Perseroan Terbatas (PT) dapat memperoleh tambahan modal. Manajemen dari
Perseroan Terbatas (PT) memungkinkan pengelolaan sumber-sumber modal
secara efisien.
-
2. Struktur Organisasi
Direktur
Manager Arsitektur Manager StrukturManager Mekanik
dan Elektrik
Manager
Proyek
Pelaksana
Utama
Logistik &
Peralatan
HRD &
Keuangan
Uraian jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Direktur - Melakukan koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pengelola dan eksekutor
atas segala bentuk operasional atau segala hal yang berjalan pada roda perusahaan
Manager Arsitektur - Perencanaan tata letak bangunan dilokasi yang telah disediakan - Perencanaan arsitektural bangunan
Manager Struktur
- Perencanaan dan perhitungan kontruksi
Manager Mekanik
- Perencanaan gambar kontruksi Pelaksana Utama
- Memahami gambar desain dan spesifikasi Teknik dan pedoman lain terkait sebagai pedoman dalam memimpin pelaksanaan kerja dilapangan
- Bersama bagian teknik dan Adm Kontrak menyususn metode kontruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
- Membuat program kerja mingguan, dan mengadakan pengarahan kegiatan harian pada pelaksanaan dilapangan
Logistik Dan Peralatan
- Bersama dengan bagian Teknik dan Adm kontrak membuat jadwal pengadaan matrial dan peralatan di proyek
- Melakukan survey dan dan memberikan informasi kepada Kepala Proyek tentang sumber dan harga material, alat dan sewa alat.
- Menyelenggarakan pemebelian material dan alat yang telah diputuskan oleh Kepala Proyek sesuai dengan jadwal pengadaan dan prosedur perusahaan.
- Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman material dan alat diproyek.
-
HRD & Keuangan - Melakukan budgeting dengan rincian kebutuhan dana pada tiap bidang yang terlibat
dalam proses produksi
- Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai sesuai kebutuhan perusahaan
3. Deskripsi Perusahaan
PT. Annafi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi untuk membuat dan merancang suatu perusahaan baru serta mengatur kinerja
perusahaan tersebut.
Visi PT. Annafi adalah menjadi perusahaan konsultan yang dapat memajukan perusahaan yang dirancangnya. Misi perusahaan yaitu menghasilkan
perusahaan yang berkualitas dan menghasilkan produk yang aman untuk
digunakan semua kalangan masyarakat. PT. Annafi bertujuan untuk memuaskan pelanggan, memperoleh keuntungan yang progresif untuk
perusahaan, memberikan harga termurah kepada pelanggan, dan membangun
perusahaan yang ramah lingkungan.
1.3 Prosedur Standar Perancangan Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik pada umumnya terdiri dari sejumlah masalah terpisah dari
pengaturan fasilitas, dan setiap masalah sekecil apapun pada dasarnya dapat dikelola
dengan baik. Pernyataan ini belum tentu benar jika sebuah Industri dihadapkan pada
permasalahan rumit terkait dengan masalah-masalah besar dan kompleks. Namun
demikian, prosedur pengelolaan masalah dapat dijelaskan dalam bab ini dengan
mengikuti rancangan tata letak untuk membantu arstiktektur pabrik dalam pemecahan
masalah komplek yang dihadapi perusahaan sehingga masalah sebesar apapun dapat
diatasi dengan baik Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan
area kerja yang ada adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri.
Kita tidak dapat menghindarinya, sekalipun kita cuma sekedar mengatur peralatan
atau mesin didalam bangunan yang ada serta dalam ruang lingkup kecil serta
sederhana.
Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Dalam
tata letak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin(machine
layout) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik (department
layout).Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini kita
artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing
arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang
baru (the new layout plan).
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukanefisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup
ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan industri yang mahal harganya,
peralatan yang canggih, dan suatu desain produk yang bagus akan tidak ada artinya
akibat perencanaan layout yang sembarangan saja.
-
BAB II
TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan ini yaitu :
1. Menentukan bentuk badan hukum yang akan digunakan perusahaan berdasarkan kriteria badan hukum
2. Mendeskripsikan perkembangan perusahaan dan rencana perkembangan perusahaan.
3. Menentukan daerah aspek pemasaran yang baik untuk pemasaran produk kereta kayu mainan.
4. Menentukan pasar untuk penjualan produk tersebut dan proyeksi kebutuhan produk sebagai informasi untuk perencanaan produksi.
5. Melakukan forecasting untuk titik acuan perusahaan dari jumlah penduduk pada wilayah pemasaran.
6. Menentukan lokasi pabrik yang paling efektif sebagai lokasi menggunakan teori fasilitas.
-
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Organisasi
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari kelompok individu, yang
saling berinteraksi menurut suatu pola tersetruktur dengan cara tertentu sehinga setiap
anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai
suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batasan-batasan
yang jelas sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.
(Daft, 2001)
Dalam membangun sebuah perusahaan baru, sebaiknya tidak perlu membuat
struktur organisasi yang terlalu rumit terlebih dahulu. Yang harus menjadi perhatian
utama adalah komponen apa saja yang diperlukan oleh sebuah perusahaan baru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membangun sebuah perusahaan, adalah :
1. Fungsi Perencanaan (Planning) Dalam membangun sebuah perusahaan fungsi dari perencanaan sangatlah
penting. Karena menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan dating dan untuk menentukan strategi dan taktik
yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Fungsi Perencanaan yaitu:
Menetapkan tujuan dan target bisnis Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan Menetapkan standar/indicator keberhasilan dalam pecapaian tujuan dan target
bisnis
2. Fungsi Pengorganisasian Merupakan proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat
dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna
pencapaian tujuan organisasi.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Fungsi Pengorganisasian, yaitu:
Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan
Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab
Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja
Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
-
3. Fungsi Pengarahan dan Implementasi Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi,
yaitu:
Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
daam pencapaian tujuan
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan Menjelaskan kebijaksanaan yang ditetapkan
4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Adapun kegiatan yag dilakukan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian,
yaitu:
Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
Melakukan bebagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis
3.2 Perusahaan
Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas
pengolahan aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang
dan jasa bagi masyarakat, mendistribusi serta melakukan uapaya lain dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat. Atau suatu unit
kegiatan ekonomi yang di organisasikan dan dijalankan sebagai organisasi produksi
yang tujuannya untuk menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi
dengan tujuan untuk menyediakan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan
dengan cara yang menguntungkan.
Berkaitan dengan organisasi dan perusahaan, maka hakekat dari organisasi
perusahaan adalah adanya orang-orang yang usahanya harus dikoordinasi, tersusun
dari sejumlah sub-sistem yang saling berhubungan dan saling bergantung, bekerja
sama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang, serta mmepunyai tujuan yang
hendak dicapai. Elemen dari lingkungan internal perusahaan dapat dibagi atas elemen
fungsional perusahaan dan tingkatan manajemen. Secara umum fungsional
perusahaan dapat dibagi lagi menjadi beberapa fungsi yaitu pemasaran, sumber daya
manusia, keuangan, produksi atau operasi dann sistem informasi mannajemen.
Sedangkan tingkatan manajemen dapat dibagi menjadi manajemen tingkat atas,
menengah, dan bawah.
-
Selain lingkungan internal perusahaan perlu juga diketahui aspek lingkunagn
eksternal, yaitu kondisi-kondisi yang berada diluar perusahaan dan tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan, meliputi kondisi politik, ekonomi, sosial, teknologi,
hukum, dan lingkungan hidup. Lingkungan ekstenal lain adalah lingkungan
persaingan, dimana produk-produk dari berbagai perusahaan yang ada bersaing selain
bekerja sama agar produk-produknya
3.3 Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Fasilitas
Pabrik atau dalam istilah asing dikenal dengan istilah factory atau plant,
adalah tempat dimana faktor-faktor produksi seperti manusia, mesin dan fasilitas atau
peralatan produksi, material, energi, uang atau modal, informasi dan sumber daya
alam dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu
produk atau jasa secara efektif, efisien dan aman. Istilah pabrik ini sering
dihubungkan dengan industri, meskipun industri sebenarnya memiliki pengertian
yang lebih luas. Pabrik pada dasarnya merupakan salah satu jenis industri yang
terutama akan menghasilkan produk jadi (finished good product), seperti halnya yang
dijumpai dalam industri manufaktur.
Industri manufaktur (the manufacturing industries), yaitu industri yang
memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam bentuk atau model produk,
baik yang masih berbentuk produk setengah jadi (semi finished goods product)
ataupun sampai berupa produk jadi (finished goods product). Disini akan terjadi suatu
transformasi proses baik secara fisik maupun kimiawi terhadap input material, dan
akan memberikan nilai tambah pada material tersebut. Untuk mendukung proses
produksi dalam industri manufaktur, diperlukan suatu rancangan fasilitas yang dapat
memfasilitasi serangkaian kegiatan produksi dan memberikan kebutuhan secara
sistematis.
Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses
perancangan fasilitas, perencanaan, desain dan susunan fasilitas, peralatan fisik dan
manusi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan sistem pelayanan.
Aplikasi perencanaan fasilitas dapat ditemukan pada perencanaan layout.
Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri
yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas
dimaksudkan sebagai rencana dalam penanganan material (material handling) dan
untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, juga digunakan dalam
perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam perencanaan
fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) dan
perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik,
perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material.
Perancangan sistem fasilitas merupakan perancangan bangunan dengan
memepertimbangkn beberapa aspek seperti sistem pencahayaan, kelistrikan, sistem
komunikasi, suasana kerja, sanitasi, pembuanagan limbah dan lain sebagainya. Aspek
yang perlu diperhitungkan secara matang dalam perancangan tata letak antara lain
meliputi peralatan-peralatan yang akan digunakan, mesinmesin dan semua perabotan
perusahaan. Sedangkan dalam perancangan sistem material handling meliputi
-
mekanisme yang dibutuhkan agar interaksi antara fasilitas yang ada seperti material,
personal, informasi dan peralatan untuk mendukung produksi berjalan sempurna.
Perencanaan fasilitas yang baik harus dapat memberikan kemungkinan yang
besar bahwa fasilitas yang dirancang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dimasa
yang akan datang. Perencanaan fasilitas meliputi perancagan sistem fasilitas, tata
letak pabrik dan sistem penanganan material atau material handling. Untuk lebih
jelas, dibawah ini disajikan skema dari perencanaan fasilitas manufaktur.
3.4 Teori Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus
dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa lokasi
usaha berhubungan dengan kesuksesan usaha tersebut (Nurul Indarti, 2004). Namun,
penelitian-penelitian tersebut masih didominasi oleh pemilihan lokasi di sector
manufaktur, industri teknologi tinggi, dan perusahaan besar, dimana pemilihan lokasi
usaha-usaha tersebut didorong oleh pertimbangan besarnya biaya transportasi bahan
produksi.
Von Thunnen mengembangkan teori lokasi pada awal abad 19. Thunnen
melakukan pengamatan di daerah tempat tinggalnya, dari pengamatan tersebut
Thunnen menemukan berbagai komoditas pertanian diusahakan menurut pola
tertentu. Dengan memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola
tersebut memasukkan variabel keawetan, berat, dan harga dari berbagai komoditas
pertanian. Asumsi dari teori lokasi Von Thunnen adalah sebagai berikut :
Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri dari daeerah perkotaan dengan daerah pedalamannya yang merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan
pokok komoditas pertanian.
Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah
lain.
Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaan tersebut.
Daerah pedalaman merupakan daerah homogen dan cocok untuk tanaman dan peternakan dataran menengah.
Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan hasil tanaman dan
peternakannya dengan permintaan yang terdapat didaerah perkotaan.
Angkutan yang ada hanya angkutan darat berupa gerobag yang dihela kuda.
Biaya angkut ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani menjual hasil dalam bentuk segar.
-
Dengan asumsi tersebut maka daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan
berkembang dalam bentuk lingkaran tidak beraturan yang mengelilingi daerah
pertanian.
Di lain pihak, Melvin Greenhut berusaha menyatukan teori lokasi biaya
minimum dengan teori ketergantungan lokasi. Greenhut lebih menekankan segi
permintan, permintaan tidak hanya ditentukan oleh lokasi tetapi juga mempengaruhi
pemilihan lokasi usaha. William J. Reilly menerbitkan buku pertamanya tentang
model kawasan perdagangan pada tahun 1929. Hukum Reilly menyatakan gravitasi
usaha berurusan dengan seberapa besar daerah perkotaan menarik pelanggan dan
melayani masyarakat yang lebih kecil di pedesaan. Dua dekade kemudian Paulus
Converse merevisi hokum Reilly dengan menentukan batas-batas suatu kawasan
perdagangan kota atau membuat sebuah titik ketidakpedulian antara dua kota. Titik ketidakpedulian ini adalah titik dimana pembeli akan acuh tak acuh untuk pergi ke
satu kota maupun ke kota lainnya dalam upaya pemenuhan kebutuhannya.
Lokasi usaha adalah pemacu biaya yang begitu signifikan, lokasi usaha sepenuhnya
memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan) strategi bisnis sebuah
usaha. Disaat pemilik usaha telah memutuskan lokasi usahanya dan beroperasi di satu
lokasi tertentu, banyak biaya akan menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Pemilihan
lokasi usaha mempertimbangkan antara strategi pemasaran jasa dan preferensi
pemilik. Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya
pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik
biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih
mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat
dengan pasar mereka.
Harding di dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi yakni lingkungan masyarakat, sumber-sumber alam, tenaga kerja,
pasar, transport, pembangkit tenaga, dan tanah untuk ekspansi (Harding, 1976 : 67).
Lingkungan masyarakat adalah kesediaan dari masyarakat disuatu daerah untuk
menerima segala konsekuensi baik konsekuensi positif maupun konsekuensi negative
daripada didirikannya suatu tempat usaha didaerah tersebut merupakan suatu syarat
-
untuk dapat atau tidaknya didirikannya usaha tersebut didaerah itu. Besarnya
populasi, kepadatan penduduk, dan karakteristik masyarakat menjadi faktor dalam
mempertimbangkan suatu area perdagangan. Basis ekonomi yang ada seperti industry
daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena faktor musiman, dan fasilitas
keuangan di daerah sekitar juga harus diperhatikan oleh pemilik dalam memilih
lokasi usahanya.
Suatu perusahaan juga senang berdekatan dengan pesaingnya. Trend ini,
disebut sebagai clustering, sering terjadi jika sumber daya utama ditemukan di
wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam, informasi, modal
proyek, dan juga bakat. Menurut Alcacer (2004) dengan lokasi yang berdekatan
dengan pesaing usaha, perusahaan dapat melakukan strategi kompetisi total baik
dalam kepemimpinan harga atau jasa lain yang diberikan. Seorang pengusaha harus
mengenali jumlah dan ukuran usaha lain serta situasi persaingan yang ada di daerah
tersebut. Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya
pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik
biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih
mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat
dengan pasar mereka.
Biaya tanah dan pajak lokal kadang-kadang merupakan salah satu faktor
pemilihan lokasi, meskipun pada umumnya kedua hal tersebut relatif tidak penting.
Biaya tempat, termasuk pajak dan lansekap, mungkin hanya 3% dan biasanya kurang
dari 10% dari total biaya fasilitas. Pada kenyataannya, kadang-kadang seperti faktor
kecil bahwa masyarakat industri menginginkan untuk menyumbangkan tanah (atau
menawarkannya dengan harga spesial) untuk suatu organisasi yang mau mencari di
daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya suatu usaha didaerah tersebut akan
membawa keuntungan bagi masyarakat disekitarnya. Suatu usaha apabila terletak
jauh daripada suppliernya maka akan semakin tinggi biaya transportasi dan distribusi
barang. Harga jual barang akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya bahan dasar
dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Harga daripada
bahan-bahan dasar dan bahanbahan pembantu dipengaruhi pula oleh biaya yang harus
ditanggung oleh supplier untuk mendistribusikan barang tersebut. Pemasok
mempunyai pengaruh pada usaha dalam hal kecepatan penyediaan, kualitas produk
yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain-lain sehingga kedekatan dengan sumber
pemasok perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha.
Tersedianya tenaga kerja baik tenaga kerja terdidik ataupun tenaga kerja
terlatih yang cukup banyak merupakan faktor yang terpenting. Di dalam penentuan
lokasi usaha harus dipertimbangkan besarnya kebutuhan tenaga kerja baik tenaga
kerja skilled, trained dan unskilled. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan maka
harus dipertimbangkan kemungkinan tersedianya tenaga-tenaga tersebut. Hampir
setiap usaha memerlukan tenaga listrik yang sering di dalam hal ini mempengaruhi
pula letak usaha yang ekonomis. Oleh karena itu, kedekatan dengan infrastruktur
perlu diperhatikan. Tersedianya pembangkit tenaga listrik dan air, faktor lebar jalan,
kondisi jalan, dan juga sarana dan prasarana transportasi akan menjadi nilai tambah
atau nilai kurang dan harus menjadi perhatian penting dalam pemilihan lokasi usaha.
-
Harga tanah dan sewa bangunan di perkotaan harganya lebih mahal dibandingkan
didaerah pedesaan. Oleh karena itu, ketersediaan tanah yang luas perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha jika dimasa yang akan datang pemilik
usaha memiliki rencana untuk melakukan ekspansi. Layout atau penataan ruang
usaha perlu dipertimbangkan oleh pemilik usaha. Hal ini selain memudahkan dalam
alur pergerakan pegawai dalam bekerja juga dapat memberikan kenyamanan pada
pelanggan serta memberikan ciri khas tempat usaha yang dapat membedakannya
dengan para pesaingnya. Tiap-tiap jenis usaha memerlukan penataan ruang yang
berbeda, namun satu hal yang sama adalah mempertimbangkan kemudahan
pergerakan karyawan dan kenyamanan pelanggan. Berikut adalah faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pemilihan lokasi suatu usaha.
3.5 Konsep Dasar Perancangan Tata Letak Pabrik
Pengertian desain suatu pabrik (Plant Design) dengan pengaturan tata letak
pabrik (Plant Layout) seringkali membingungkan dan diartikan sama. Kedua istilah
ini sebenarnya mempunyai arti yang berbeda, meskipun ada kaitannya satu dengan
yang lain. Istilah Plant Design mempunyai pengertian yang lebih luas, yaitu meliputi:
Perencanaan Finansial Penentuan Lokasi Pabrik Seluruh perencanaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisik pabrik.
Secara umum desain pabrik ini dapat didefinisikan sebagai the overall design of enterprise. Selanjutnya dengan tata letak pabrik, akan dilakukan perencanaan dan pengaturan tata letak fasilitas - fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran
proses produksi secara optimal. Tujuan utama perancangan tata letak pabrik pada
dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya, yang antara lain menyangkut
elemen-elemen biaya sebagai berikut:
Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan, mesin maupun fasilitas produksi lainnya.
Biaya pemindahan bahan (material handling cost) Biaya produksi, tenaga kerja, safety, dan storage cost. (Wignjotosoebroto,
1996 : 68) dapat diterima pasar, bertahan, dan terus berkembang.
-
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Aspek Manajemen Organisasi 4.1.1 Badan Hukum Perusahaan
Annafi pondok karya didirikan oleh 2 orang. Perusahaan ini merupakan perusahaan
berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Perseroan terbatas merupakan perserikatan
beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama,
di mana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk
menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.
Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam UU RI Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas. Pasal 1 Undang-Undang tersebut menyatakan: Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan
perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini
serta peraturan pelaksanaannya. Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan para pemiliknya (pemegang saham).
Kekuasaan tertinggi dalam PT dipegang oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan setiap hasil keputusan rapat umum pemegang saham biasanya
dilimpahkan kepada komisaris yang membawahi dewan direksi untuk menjalankan
kebijaksanaan manajemennya. Saham-saham yang dikeluarkan pada umumnya ada
dua yaitu saham biasa dan saham istimewa.
Kelebihan dan Kekurangan Badan Usaha Perseroan Terbatas
KELEBIHAN KEKURANGAN
Memiliki masa hidup yang tidak terbatas.
Pemisahan kekayaan dan utang-utang pemilik dengan
kekayaan dan utang-utang
perusahaan.
Kemampuan keuangan yang sangat besar.
Kemampuan manajerial yang tinggi
Kontinuitas kerja karyawan yang panjang.
Pajak yang besar karena PT merupakan subyek pajak tersendiri sehingga bukan
perusahaan saja yang kena pajak, tetapi
deviden yang dibagikan kepada pemegang
saham juga kena pajak
Penangan aspek hukum yang rumit karena dalam pendirian PT memerlukan akta
notaris dan izin khusus untuk usaha
tertentu.
Biaya pembentukkan yang relatif tinggi dibandingkan dengan badan usaha lain
Kerahasian perusahaan kurang terjamin karena setiap aktivitas perusahaan harus
dilaporkan kepada pemegang saham. Sumber : Studi Kelayakan Bisnis DR. Suliyanto (2010)
-
4.1.2 Perencanaan dan Perkembangan Perusahaan
Kereta Api Mainan adalah perusahaan kereta mainan kayu yang berkeinginan
untuk terus mengembangkan pangsa pasar baik domestik maupun global. Oleh karena
itu, perusahaan harus mengembangkan visi dan strategi melalui:
Mengembangkan konsep bisnis dan visi jangka panjang dengan mengikuti perubahan lingkungan eksternal, mengikuti kebutuhan dan keinginan pasar, serta
melakukan perbaikan internal, dan
Mengambangkan staregi bisnis. Dengan siklus hidup produk yang semakin pendek, maka perusahaan terus
melakukan desain dan pengembangan terhadap produk dan jasa agar dapat diterima
pasar. Untuk itu, maka perusahaan melakukan pengembangan strategi pemasaran dan
sistem distribusi, periklanan, pricing, dan promosi.
Untuk menjamin kualitas produk, maka membuat sistem pengadaan material
dan jasa yang dibutuhkan melalui tahapan mulai dari sistem transaksional sampai
dengan sistem kolaborasi dengan para supplier. Selain kualitas produk, harga produk
juga harus dijamin lebih murah dari pesaing melalui sistem produksi atau sistem
manufaktur yang ramping. Kecepatan memasuki pasar juga akan menentukan
keberhasilan perusahaan dalam memperkenalkan produk. Oleh karena itu, perusahaan
mengembangkan sistem distribusi melalui kerjasama dengan para partner yang
terpercaya. Selanjutnya, kepuasan pelanggan harus dijamin melalui sistem pelayanan
purna jual yang dikelola dengan baik.
Semua upaya yang dilakukan melalui proses-proses diatas tidak akan berjalan
sesuai rencana jika tidak ditunjang oleh proses pendukung, seperti: pengembangan
dan pengelolaan SDM, pengembangan dan pengelolaan teknologi informasi,
pengelolaan sistem finansial, pengelolaan properti perusahaan, pengelolaan kesehatan
dan keselamatan kerja (K3), pengelolaan hubungan dengan investor, pemerintah dan
pemangku kepentingan lainnya, dan pengelolaan perbaikan dan perubahan
diantaranya mengukur kinerja organisasi.
Visi
Menjadi perusahaan yang padat karya.
Misi
Menyediakan produk kereta mainan kayu yang kreatif dan inovatif beserta
jasanya kepada pelanggan dan meningkatkan nilai masyarakat, partner, dan
lingkungan.
Tujuan
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menyediakan produk kereta mainan kayu beserta jasa yang berkualitas tinggi.
2. Menyediakan produk kereta mainan kayu beserta jasa melalui kegiatan produksi yang bersih dan ramah lingkungan.
3. Meningkatkan kualitas kehidupan dalam bekerja. 4. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan dimana
perusahaan beraktivitas.
-
Strategi
Untuk mecapai tujuan-tujuan diatas maka perusahaan menyusun starategi
melalui kegiatan SWOT analysis/strategi yang disusun melalui SWOT analysis
adalah:
A. Stertegi pengembangan produk dan jasa Melakukan penelitian untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
Menghitung dan menentukan target biaya yang dibutuhkan dan tingkat kualitas yang diinginkan.
Memperkirakan umur produk dengan menentukan waktu setiap tahap pada siklus hidup dari produk yang dikembangkan.
Mencari dan mengintegrasikan teknologi dan komponen yang dibutuhkan kedalam produk.
Memuat prototype dan melalukan uji pasar. B. Strategi pengembangan pasar
Mencari pasar baru melalui kolaborasi dengan pelaku bisnis setempat untuk menambah agent penjualan.
Membuat sistem periklanan dan sistem promosi yang lebih menarik minat pelanggan.
Menawarkan harga produk dan sistem pembelian yang meringankan pelanggan.
Membuat sitem pelayanan yang memudahkan konsumen mendapatkan informasi tentang produk, mendapatkan layanan perbaikan,
mendapatkan layanan complain, dan pelayanan untuk resale.
C. Strategi pengembangan kualitas produk Membina dan memberikan bantuan menajemen kepada supplier baru
untuk membuat komponen yang dibutuhkan sesuai dengan kualitas
yang diinginkan.
Mengajak supplier lama untuk meningkatkan kerjasama kearah kolaborasi untuk menjamin kualitas dan keberlanjutan pasokan.
Mengambangkan cara berproduksi dengan mengadopsi metode-metode yang membuat sistem produksi menjadi ramping dan ramah
lingkungan.
D. Strategi pengembangan SDM Membuat gugus mutu agar pekerjaan dapat dilibatkan dalam
penyelesaian masalah.
Mengambangkan pekerjaan agar meningkatkan respek pekerjaan terhadap sejawat,atasan, perusahaan, pelanggan, dan pemangku
kepentingan lainnya.
Mengambangkan pekerjaan untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap kualitas produk dan jasa.
Mengembangkan pekerjaan melalui cross training untuk mencegah kejenuhan karena rutinitas.
Mengembangkan pekerjaan tentang kesadaran akan pentingnya perawatan terhadap asset/properti/ perusahaan.
-
E. Starategi pengembangan teknologi informasi Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mengembangkan
sistem transaksi yang memudahkan bagi pelanggan, supplier, agent, dan pihak
lainnya.
F. Strategi Pengembangan pengembangan masyarakat dan lingkungan Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa beasiswa
pendidikan bagi masyarakat kurang mampu yang berpotensi manimbulkan
masalah sosial.
Membantu masyarakat dengan menyediakan fasilitas untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Membantu pemerintah untuk program kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari kelompok individu, yang
saling berinteraksi menurut suatu pola tersetruktur dengan cara tertentu sehinga setiap
anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai
suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batasan-batasan
yang jelas sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.
(Daft, 2001)
Dalam membangun sebuah perusahaan baru, sebaiknya tidak perlu membuat
struktur organisasi yang terlalu rumit terlebih dahulu. Yang harus menjadi perhatian
utama adalah komponen apa saja yang diperlukan oleh sebuah perusahaan baru. Skema Organisasi hasil pengelompokkan unit organisasi secara keseluruhan dipresentasikan
dalam bentuk skema organisasi perusahaan, yang di dalamnya termuat nama jabatan. Skema
organisasi PT. Annafi Pondok Karya ditampilkan pada Gambar 3.1.
Direktur
Wakil Direktur
General Manager
Manager Produksi Manager Pemasaran Manager Keuangan Manager HRD
Gambar 4.1 Skema Organisasi Perusahaan
Uraian jabatan dari setiap fungsi organisasi pada PT. Annafi adalah sebagai berikut.
Direktur
Melakukan koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pengelola dan eksekutor atas segala bentuk operasional atau segala hal yang berjalan pada roda perusahaan
-
Wakil Direktur
Mengkoordinasi Manajer-manajer bidang dalam menjalankan kinerjanya.
Mengkoordinasi Manajer dalam peningkatan kualitas dan kuantitas perusahaan.
Membantu Direktur dalam menjalankan tugas-tugasnya.
General Manager
Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal
Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat
Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya.
Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi strategi perusahaan serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul.
Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan
Manager Produksi
Melakukan perencanaan produksi mengenai jumlah produk yang harus diproduksi, due-date produksi
Mengontrol inventory yang tersedia di gudang seperti jumlah dan status barang
Melakukan pengadaan material yang akan digunakan selama proses produksi berlangsung
Membuat rencana kualitas dengan menentukan spesifikasi-spesifikasi.
Manager Pemasaran
Mempromosikan produk dengan cara membuat brosur untuk disebarkan kepada konsumen atau memasang iklan pada space-space iklan yang terdapat di tempat strategis.
Membuat strategi-strategi promosi lain agar menarik minat pasar.
Menentukan target pasar yang akan dituju berdasarkan pangsa pasar, tingkat persaingan, dan kapabilitas perusahaan.
Melakukan penerimaan order, negosiasi dan rekap order dengan data seperti nama pemesan, banyaknya produk yang dipesan, tujuan pengiriman.
Manager Keuangan
Melakukan audit keuangan dan membuat laporannya yang berisi tingkat pencapaian perusahaan dan melaporkannya kepada pihak yang berkepentingan.
Melakukan budgeting dengan rincian kebutuhan dana pada tiap bidang yang terlibat dalam proses produksi
Membuat laporan keuangan yang menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan
perusahaan. Catatan atas Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang,
kelangsungan usaha, serta piutang.
Manager HRD
Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai sesuai kebutuhan perusahaan
Mengkoordinasikan perumusan pengadaan, penempatan, dan pengembangan pegawai
-
Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai
Tabel 4.1 Tabel Uraian Tugas
No Level Nama Elemen
Organisasi Tanggung Jawab
1
1 Marketing Menarik minat pasar terhadap produk Kereta mainan kayu
2 Market Research Menganalisis Pasar & memberikan informasi tentang pasar
yang menjadi target pemasaran
2 Periklanan Mempromosikan produk Kereta mainan kayu
2 Penangan Order Melayani pemesananpelanggan
2 Penjualan Menjual produk Kereta mainan kayu
2
1 Produksi Memproduksi Produk Kereta mainan kayu sesuai standar
2 PPIC Melakukan perencanaan produksi, dan mengontrol inventory
/ persediaan
2 Produksi Melakukan kegiatan produksi
2 Quality Assurance Mengawasi & mengendalikan kualitas produk
3
1 Finance&Account (sesuai proses bisnis yang telah diidentifikasi)
2 Audit Mengontrol & memeriksa keuangan perusahaan
2 Badgeting Mengatur pemasukan & pengeluaran keuangan perusahaan
4 1 HRD Pengembangan kinerja pegawai & perusahaan
Berdasarkan uraian tugas pada Tabel 4.1 maka struktur organisasi
perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut. Direktur
Wakil Direktur
General Manager
Manager Marketing Manager Keuangan Manager HRD
Market
ResearchPenjualan Promosi
Penanganan
OrderPPIC Produksi
Quality
AssuranceAccounting Budgeting Audit
Manager Produksi
Gambar 4.2 Skema Organisasi Perusahaan Berdasarkan Fungsi
4.2.1 Aspek Pemasaran 4.2.1.1 Penentuan Pasar 4.2.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung
berada pada 6,41' - 7,19' Lintang Selatan dan diantara 10722' - 1085' Bujur
Timur dengan luas wilayah 176.239 ha. Batas Utara Kabupaten Bandung Barat;
Sebelah Timur Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; Sebelah Selatan
Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur sebelah Barat Kabupaten Bandung Barat; di
bagian Tengah Kota Bandung dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31
kecamatan, 266 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebesar 2.943.283
-
jiwa (Hasil Analisis 2006) dengan mata pencaharian yaitu disektor industri,
pertanian, pertambangan, perdagangan dan jasa. (http://www. Kabupaten
Bandung.go.id/).
Sebagian besar wilayah Bandung adalah pegunungan. Di antara puncak-
puncaknya adalah: Sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m), Gunung
Tangkubanperahu (2.076 m) (Wilayah KBB) di perbatasan dengan Kabupaten
Purwakarta. Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m), Gunung
Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249
m), keduanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut. Wilayah Kabupaten Bandung
beriklim tropis dipengaruhi oleh angina muson dengan curah hujan rata-rata berkisar
antara 1500 sampai dengan 4000 mm/tahun, suhu rata-rata berkisar antara 19C
sampai dengan 24C. ((http://www. Kabupaten Bandung.go.id/).
Sumber : KBDA 2010
Penentuan wilayah pemasaran PT. kereta api mainan di Kabupaten Bandung
disesuaikan dengan luas wilayah dalam suatu kecamatan dan potensi pengembangan
perusahaan. Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui kecamatan dengan luas wilayah tertinggi
yaitu:
Kecamatan Pangalengan Kecamatan Pasirjambu Kecamatan Kertasari, dan Kecamatan Rancabali
Semantara itu, kecamatan dengan potensial potensial market tertinggi terletak di
kecamatan soreang yang merupakan Ibukota Bandung Barat. Empat kecamatan yang terdapat
di Kabupaten Bandung tersebut dapat dilihat dari Gambar 4.3.
-
Gambar 4.3 Struktur Ruang Kota Kabupaten Bandung
Sumber: http://www.bandungkab.go.id/
4.2.1.2 Jumlah Penduduk Kebutuhan produk dari kereta mainan kayu sangat banyak diminati oleh anak-anak di
usia moda (0-14 tahun) dan berjenis kelamin laki-laki. Pengambilan keputusan dalam
memilih wilayah pemasaran di Kabupaten Bandung, perusahaan juga mempertimbangkan
dari data jumlah perkembangan penduduk di Kabupaten Bandung, khususnya jumlah
penduduk yang berumur muda yang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Kabupaten Bandung adalah
sebagai berikut.
Sumber : KBDA 2010
-
Selama tiga tahun terakhir tingkat pertumbuhan penduduk di Kab. Bandung
cukup tinggi mencapai 2.6 per tahun. (http://www.soreangonline.com) . Dengan laju
pertumbuhan penduduk berkisar antara 2.6 persen (Asumsi: Laju pertumbuhan
penduduk berlaku untuk semua kelompok umur) maka dapat diketahui:
Jumlah penduduk usia muda tahun 2011 = 513.714 + (2.6 % * 513.714)
= 527.071 Jiwa
Jumlah penduduk usia muda tahun 2012 = 527.071 + (2,6 % * 527.071)
= 540.775 Jiwa
Jumlah penduduk usia muda tahun 2013 = 540.775 + (2,6 % * 540.775)
= 554.836 Jiwa
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Usia Muda di Kab. Bandung
No Tahun Jumlah Penduduk
1 2009 453.081
2 2010 513.714
3 2011 527.071
4 2012 540.775
5 2013 554.836
4.2.1.3 Peramalan Peramalan adalah suatu tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu
produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan
datang. (Biegel, 1992, hal 19). Dalam melakukan peramalan (forecasting) ini,
prosedur yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Plotting Data Analisis serial time dimulai dengan memplotting data pada suatu skala waktu,
mempelajari plotting tersebut, dan akhirnya mencari suatu bentuk atau pola yang
konsisten pada data. Plotting data dari data pada tabel jumlah penduduk usia muda di
kab. bandung dapat dilihat pada Gambar 4.3.
-
Gambar 4.3 Plotting data peramalan
Berdasakan plotting data diatas dapat diketahui bahwa data permintaan masa
lalu berpola Trend. Pola data ini terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan
sekuler jangka panjang dalam data. Trend dapat dimodifikasi oleh fenornena
musiman. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai
indikator bisnis ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend selama perubahannya
sepanjang waktu. Metode peramalan yang sesuai dengan pola data Trend adalah
double moving average (DMA), double exponential smoothing dan single
exponential smoothing.
2. Melakukan Peramalan a. Metode Double Moving Average (DMA)
Metode Double moving Average secara tidak langsung dinamakan set pertama
dihitung moving averagenya dan set kedua dihitung sebagai moving average dari set
pertama. Tujuannya dari metode DMA ini adalah untuk dapat mengatasi adanya trend
yang lebih baik. Rumus yang digunakan dalam perhitungan peramalan dengan
metode Double Moving Average adalah sebagai berikut:
-
Tabel 2.4 Hasil Ramalan Double Moving Average (DMA)
Untuk melihat grafik Peramalan dengan menggunakan Metode Double
Moving Average dadpat dilihat Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Hasil Peramalan metode DMA
Berdasarkan hasil perhitungan peramalan permintaan produk kereta kayu
mainan dengan mengguanakan metode double moving average untuk periode tahun
2014 sampai periode tahun 2018 yang telah ditampilkan pada Grafik 4.4, dapat
diketahui bahwa jumlah permintaan senantiasa meningkat. Peningkatan permintaan
produk kereta mainan kayu yang terjadi pada setiap periode cenderung konstan yaitu
sebanyak 14061 produk.
-
b. Metode Single Exponential Smoothing (SES) Metode pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing)
menambahkan parameter dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman.
Metode pemulusan eksponensial tunggal hanya akan efektif apabila serial data yang
diamati memiliki pola horizontal (stationer). Jika metode itu digunakan untuk serial
data yang memiliki unsur trend (kecenderungan) yang konsisten, nilai-nilai
prakiraannya akan selalu berada di belakang nilai aktualnya (terjadi lagging yang
terus-menerus). Tujuan dari metode ini adalah untuk mengurangi masalah
penyimpanan data karena tidak perlu lagi menyimpan semua data historis. Nilai
ramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini
c. Metode Double Exponential Smoothing (DES) Metode ini merupakan metode forecast yang dikemukakan oleh Brown dengan
menggunakan persamaan kuadrat. Di dalam metode double exponential smoothing
brown dilakukan proses smoothing dua kali, yaitu menghitung nilai pemulusan
eksponensial tunggal dan nilai pemulusan eksponential ganda.
-
3. Uji Kesalahan Peramalan Suatu peramalan sempurna jika nilai variabel diramalkan sama dengan nilai
sebenarnya. Untuk melakukan prakiraan yang selalu tepat sangat sukar, bahkan dapat
dikatakan tidak mungkin. Oleh karena itu, diharapkan prakiraan dapat dilakukan
dengan nilai kesalahan sekecil mungkin. Kesalahan prakiraan tidak semata-mata
disebabkan kesalahan dalam pemilihan metode, tetapi dapat juga disebabkan jumlah
data yang diamati terlalu sedikit sehingga tidak menggambarkan perilaku atau pola
yang sebenarnya dari variabel yang bersangkutan. Berikut ini beberapa ukuran yang
dipakai untuk menghitung kesalahan prakiraan.
Uji kesalahan peramalan dilakukan pada semua metode peramalan. Metode
uji kesalaha yang digunakan dalam peramalan ini terdiri dari Mean Absolute Error
(MSE), Mean Square Error (MSE), Standard Deviation Error (SDE), Mean Average
Percentage Error (MAPE), U-theil, dan Batting,
a. Mean Absolute Error (MAE) Mean absolute error (MAE) digunakan untuk mengukur ketepatan peramalan
oleh pengukuran rata-rata dari peramalan yang error (nilai absolute pada setiap
error). MAE paling banyak digunakan ketika analisis ingin mengukur peramalan
yang error dalam unit yang sama sebagai seri yang asli.
b. Mean Square Error (MSE) Mean Square Error (MSE) atau rata rata kuadrat kesalahan adalah
pengestimasian nilai kesalahan dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan
peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.
c. Standard Deviation Error (SDE) Standard Deviation Error (SDE) merupakan pengestimasian nilai kesalahan
dengan menjumlahkan semua kesalahn peramalan pada setiap perode dan
membaginya dengan jumlah peramalan yang kemudian diakarkan. Uji kesalahan
peramalan ini berhubungan dengan standar deviasi dari nilai error.
d. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) Rata-rata persentase kesalahan kuadrat merupakan pengukuran ketelitian
dengan cara persentase kesalahan absolute. MAPE menunjukkan rata-rata kesalahan
absolut prakiraan dalam bentuk persentasenya terhadap data aktualnya.
e. U-Theil dan Batting U-Theil adalah suatu metode evaluasi ketepatan ramalan yang
membandingkan antara metode peramalan formal dengan pendekatan naif dan juga
mengkuadratkan kesalahan yang terjadi sehingga kesalahan yang besar diberikan
lebih banyak bobot daripada kesalahan yang kecil. Karakteristik positif yang
ditimbulkan dalam menggunakan U-Theil sebagai ukuran ketepatan adalah mengenai
interpretasi yang intuitif. Sedangkan Batting merupakan penyelesaian daru U-theil,
ukuran rata-rata batting digunakan untuk mengukur keakuratan suatu pengukuran.
-
a. Metode Double Moving Average (DMA) Hasil perhitungan uji kesalahan peramalan pada metode Double Moving
Average (DMA) dapat dilihat pada tebel 4.3.
Tabel 4.3 Uji kesalahan Peramalan Double Moving Average
Mean Absolute Error (MAE)
1
n
i
i
e
MAEn
= 15.993,33
Mean Square Error (MSE)
n
E
MSE
N
I
I 1
2
MSE =
= 745089344.667
Standard Deviation Error (SDE)
1
1
2
N
E
SDE
N
I
I
= 176.018
Periode Data
Aktual
Ramalan
Permintaan Error
Abs.
Error Sqr. Error PE APE Pembilang Penyebut
1 453081 - - - - - - - 0.0179
2 513714 - - - - - - - 0.0007
3 527071 574347 47276 47276 2.235.020.176 -8.970 8.97 0,000 0.0007
4 540775 540428 -347 347 120.409 0.064 8.97 0,000 0.0007
5 554836 554479 -357 357 127.449 0.064 0.064 - -
Jumlah 47980.000 2235268034 41.19 0,000 0.0199
-
Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
100
I
III
X
FXPE
= -8.970
n
PE
MAPE
N
I
I 1
= -2.987
U-Theil dan Batting
Pembilang = 0.0000
Penyebut = 0.0199
n
i
n
i
Penyebut
Pembilang
TheilU
1
1
= 0.000
Rata-rata Batting dari Mc Laughlin = (4 0.000) x 100 = 400
b. Metode Single Exponentian Smooting (SES) Hasil perhitungan uji kesalahan peramalan pada metode Double Moving
Average (DMA) dapat dilihat pada tebel 4.4.
Tabel 4.4 Uji kesalahan Peramalan Single Exponentian Smooting (SES)
Periode Data
Aktual
Ramalan
Permintaan Error
Abs.
Error Sqr. Error PE APE Pembilang Penyebut
1 453081 - - - - - - - 0.0179
2 513714 453081.00 60633.000 60633.000 3676360689.000 11.803 11.803 0.0000 0.0007
3 527071 527070.00 1.000 1.000 1.000 0.000 0.000 0.0000 0.0007
4 540775 541128.00 -353.000 353.000 124609.000 -0.065 0.065 0.0000 0.0007
5 554836 554754.00 82.000 82.000 6724.000 0.015 0.015 - -
Jumlah 61069.000 3676492023.000 11.753 11.883 0.0000 0.0199
-
Mean Absolute Error (MAE)
1
n
i
i
e
MAEn
= 15267,250
Mean Square Error (MSE)
n
E
MSE
N
I
I 1
2
= 919123005,750
Standard Deviation Error (SDE)
1
1
2
N
E
SDE
N
I
I
= 18281.864
Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
100
I
III
X
FXPE
= 11.803
n
PE
MAPE
N
I
I 1
= 2.938
-
U-Theil dan Batting Pembilang = 0.0000
Penyebut = 0.0199
n
i
n
i
Penyebut
Pembilang
TheilU
1
1
= 0.004
Rata-rata Batting dari Mc Laughlin = (4 0.004) x 100 = 399.600
c. Metode Double Exponentian Smooting (DES) Hasil perhitungan uji kesalahan peramalan pada metode Double Moving
Average (DMA) dapat dilihat pada tebel 4.5.
Tabel 4.5 Uji kesalahan Peramalan Double Exponentian Smooting dari Brown (DES-
Brown)
Mean Absolute Error (MAE)
1
n
i
i
e
MAEn
= 27480.500
Periode Data
Aktual
Ramalan
Permintaan Error Abs. Error Sqr. Error PE APE Pembilang Penyebut
1 453.081 - - - - 0.0179
2 513.714 453.081 - 60.633 3.676.360.689 11.803 11.803 0.0028 0.0007
3 527.071 499.887 47276 27.184 738.969.856 5.158 5.158 0.0000 0.0007
4 540.775 540.711 -347 64 4.096 0.012 0.012 0.0017 0.0007
5 554.836 576.877 -357 22.041 485.805.681 -3.973 3.973 - -
Jumlah 109.922 4901140322 13 20.946 0.0044614 0.0199
-
Mean Square Error (MSE)
n
E
MSE
N
I
I 1
2
= 122528080.500
Standard Deviation Error (SDE)
1
1
2
N
E
SDE
N
I
I
= 23336.048
Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
100
I
III
X
FXPE
=11.803
n
PE
MAPE
N
I
I 1
= 3.15
U-Theil dan Batting Pembilang = 0.00044614
Penyebut = 0.0199
n
i
n
i
Penyebut
Pembilang
TheilU
1
1
-
= 0.473
Rata-rata Batting dari Mc Laughlin = (4 0.4735) x 100 = 352.700
Error DMA SES DES Terpilih Metode
MAE 15993.333 15267.250 27480.5 15267.250 SES
MSE 745089344.7 919123005.750 1225285081 1225285081 DES
SDE 176.018 18281.864 23336.048 176.018 DMA
MAPE -2.94 2.938 3.25 -2.947 DMA
Utheil 0 0.004 0.473 0 DMA
Batting 400 399.600 352.7 400 DMA
Berdasarkan hasil rekapitulasi uji kesalahan peramalan pada tabel 2.15, dapat
diketahui metode yang digunakan dalam peramalan adalah Double Moving Average
(DMA) karena memiliki tingkat error yang paling kecil dan memiliki nilai Batting
paling tinggi. Metode yang terpilih ini akan dilakukan Moving Range Test atau uji
validitas
4. Moving Range Test (Uji Validitas )
Moving range digunakan untuk membandingkan nilai-nilai observasi atau
data aktual dengan nilai peramalan dari kebutuhan yang sama. Dapat dikatakan
bahwa moving range adalah peta kontrol statistik yang digunakan pada pengendalian
kualitas. Peta moving range memiliki batasan-batasan yang terdiri dari batas kontrol
atas dan batas kontrol bawah. Jika ada sebuah titik atau data yang berada di luar batas
tersebut maka ada beberapa data yang harus dihilangkan atau mencari metode
peramalan yang lain. Moving Range digunakan untuk mengetahui sejauh mana arah
pergerakan (misal: permintaan) bergerak. Perhitungan Moving Range menggunakan
rumus:
1 1t t t t tMR X F X F
n
MR
MR
n
i
i 1
-
Contoh perhitungan Moving Range Test pada peramalan metode Double
Exponential Smoothing Brown (DES Brown)
MR5 = | (X5-F5) (X4-F4) |
= | (3319.000 3111.968 )-( 3201.000 3078.720) | = 84.752
MR = 1022.317/8 = 127.790
Hasil perhitungan keseluruhan ditampilkan pada tebel 4.6.
Tabel 4.6 Moving Range Test
Periode Data Aktual Ramalan Permintaan Error MR I MR I
1 453081 - - - -
2 513714 - - - -
3 527071 574347.00 47276.000 - -
4 540775 540428.00 -347.000 47623.000 47623.000
5 554836 554479.00 -357.000 10.000 10.000
JUMLAH 47633.000
n = jumlah periode MR
UCL = + 2.66 MR = + 2.66 (47633) = 63351.890
CL = 0
LCL = - 2.66 MR = - 2.66 (47633) = -63351.890
Region A = + 1.77 MR = + 1.77 (47633) = 42155.205
Region A = - 1.77 MR = - 1.77 (47633) = -42155.205
Region B = + 0.89 MR = + 0.89 (47633) = 21196.685
Region B = - 0.89 MR = - 0.89 (47633) = -21196.685
Region C = CL = 0
-
Gambar 4.6 Moving Range Test
Berdasarkan perhitungan moving range test atau uji validitas yang
ditampilkan pada gambar 4.6 dapat diketahui semua nilai Moving Range (MR)
berada didalam batas kendali atas (Under Class Limmit) dan batas kendali bawah
(Lower Class Limmit), sehingga dapat disimpulkan hasil peramalan dengan
menggunakan metode Double Moving Average adalah valid dan dapat digunakan
untuk memprediksi permintaan kereta mainan kayu untuk 5 periode yang akan
datang.
Grafik data aktual dan ramalan dari metode terpilih dapat dilihat pada
gambar 4.7.
-
Gambar 4.7 Grafik Pola Double Moving Average (DMA)
Berdasarkan hasil perhitungan peramalan terhadap permintaan produk mainan kayu
cargo dengan menggunakan metoda Double Moving Average yang telah ditampilkan
dalam bentuk grafik 4.7, maka diperoleh jumlah permintaan pada periode 6 sampai
periode 10 senantiasa mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan kereta kayu
mainan pada setiap periode cenderung sama yaitu sebanyak 14061 produk.
Hasil peramala Untuk 5 priode yang akan datang dengan menggunakan
metode yang terpilih yaitu Double Moving Average (DMA) dapat dilihat pada tabel
4.7.
Tabel 4.7 Tabel Hasil Pemilihan Ramalan Terbaik Double Moving Average (DMA)
Data Aktual Peramalan Permintaan
453081 -
513714 -
527071 574347.00
540775 540428.00
554836 554479.00
568897.00
582958.00
597019.00
611080.00
625141.00
-
4.2.1.4 Menentukan Lokasi Pabrik Menggunakan Teori Fasilitas
Perencanaan fasilitas yang pertama berkaitan dengan perencanaan dan
penentuan lokasi usaha. Perencanaan dan pertimbangan penentuan lokasi usaha untuk
usaha baru dan perluasan usaha, akan berbeda.Pemilihan lokasi pabrik merupakan
salah satu hal yang penting dalam perancanagan pabrik yang memproduksi barang
maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan
dalam proses perancangan. Alasan yang mendasarinya diantaranya yaitu sektor
barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang
tersebut atau tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan
tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagi konsumen.
Pertimbangan lain dalam perencanaan dan pemilihan lokasi pabrik yaitu
faktor sumber bahan baku, area pemasaran, dan tersedianya tenaga kerja. Setiap
pabrik akan berusaha menjaga agar penyaluran bahan baku dapat berkesinambungan
dengan harga layak dan transportasi rendah. Berbagai industri memilih tempat
fasilitas produksinya di dekat area pemasaran dengan tujuan untuk memperpendek
jaringan distribusi produk sehingga cepat sampai di tangan konsumen. Meskipun
tidak semua perusahaan menyadari dan menggunakannya, beberapa metode ilmiah
yang biasanya dipergunakan untuk perencanaan dan penentuan lokasi usaha. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi pabrik yaitu metode
Factor Rating.
Penentuan lokasi usaha dengan metode Metode Factor Rating dilakukan
dengan beberapa langkah sebagai berikut :
Pertama, menentukan dan mengurutkan faktor-faktor yang diperkirakan akan
mempengaruhi aktivitas perusahaan nantinya.
Kedua, setelah faktor-faktor tersebut diberikan bobot sesuai dengan tingkat
kepentingannya. Semakin penting pengaruh faktor tersebut pada operasional
perusahaan, semakin besar bobot yang harus diberikan. Perlu diingat bahwa total
bobot dari keseluruhan faktor haruslah 100%.
Ketiga, tentukan beberapa lokasi alternatif usaha, selanjutnya bandingkan beberapa
alternatif lokasi tersebut dengan mengacu pada faktor yang telah ditentukan
sebelumnya
Keempat, menganalisis kemungkinan dampak setiap faktor pada masing-masing
lokasi alternatif. Lokasi yang lebih baik kondisinya untuk setiap faktor akan diberikan
nilai yang lebih tinggi. Sebagai contoh dalam tabel di bawah, untuk faktor pasar,
ternyata lokasi 1 lebih baik dari lokasi 2, sehingga nilainya diberi lebih tinggi.
Kelima, Setelah semua faktor dibandingkan dan semua lokasi memiliki nilai, kalikan
masing-masing nilai dalam setiap lokasi dengan bobotnya, dan selanjutnya dijumlah
ke bawah. Lokasi yang memiliki nilai total tertinggi akan dipilih menjadi lokasi usaha
perusahaan.
Berikut adalah faktor pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik.
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk sangat penting dijadikan sebagai salah satu indicator
penenruan lokasi pabrik. Wilayah dengan jumlah penduduk yang tinggi dapat
mempermudah perusahaan untuk memasarkan produk yang dihasilkannya.
-
Gambar 4.7 Peta Administratif Kab. Bandung
Dilihat dari luas wilayah setiap kecamatan yang ada pada Kab. Bandung, dapat
diketahui bahwa Kecamatan Pasirjambu memiliki luas wilayah yang lebih luas dibandingkan
dengan kecamatan lainnya. Setelah mengetahui kecamatan mana yang memiliki luas daerah
lebih luas dibandingkan kecamatan lainnya, hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah
jumlah penduduk yang ada pada di setiap kecamatan. Dalam pemilihan lokasi pabrik
sebaiknya memilih daerah yang memiliki jumlah penduduk yang relative lebih sedikit
dibandingkan dengan kecamatan lainnya, hal tersebut dikarenakan untuk meminimalisir
dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah pabrik. Atas dasar tujuan tersebut, maka dapat
diketahui data jumlah penduduk Kota banjar per kecamatan pada tahun 2013, sbb :
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Kota Banjar 2013
Wilayah Jumlah Penduduk
Jumlah Laki-laki Perempuan
Kecamatan Pangalengan 69863 68980 138843
Kecamatan Pasirjambu 40863 39095 79958
Kecamatan Kertasari 33281 32433 65714
Kecamatan Rancabali 24129 23571 47700
Kecamatan Soreang 53,427 50,961 104,388
Dilihat dari jumlah penduduk Kecamatan Rancabali memiliki jumlah penduduk yang
lebih sedikit dibandingkan kecamatan lainnya. Setelah mengetahui luas daerah dan jumlah
penduduk dari setiap kecamatan , hal berikutnya yang perlu diketahui adalah distribusi
penduduk per km2 dari setiap kecamatan. Adapun hal tersebut dapat diketahui, berdasarkan
tabel di bawah ini :
-
Tabel 4.9 Jumlah Kepadatan Penduduk Kab. Bandung per kecamatan (Distribusi
Penduduk) 2013
Wilayah Jumlah Penduduk
Jumlah Luas
Wilayah
Kepadatan
Penduduk Laki-laki Perempuan
Kecamatan Pangalengan 69863 68980 138843 19540,93 5
Kecamatan Pasirjambu 40863 39095 79958 23957,64 4
Kecamatan Kertasari 33281 32433 65714 15207.36 4
Kecamatan Rancabali 24129 23571 47700 14837.00 4
Kecamatan Soreang 53,427 50,961 104,388 2550.68 43
Dengan mengasumsikan untuk NILAI Distribusi kepadatan penduduk (input Rating
Factor), adalah sebagi berikut :
Tabel 4.10 Nilai Rating Kepadatan Penduduk
Nilai Rating
0-5 10
6-10 20
11-15 30
16-20 40
21-25 50
26-30 60
31-35 70
36-40 80
45-50 90
45-55 100
Maka dapat ditentukan nilai untuk tenaga kerja untuk setiap kecamatan adalah sebagai
berikut :
Kecamatan Pangalengan = 5 = 10 Kecamatan Pasirjambu = 4 = 10 Kecamatan Kertasari = 4 = 10 Kecamatan Rancabali = 4 = 10 Kecamatan Soreang = 43 = 80
Luas Wilayah ` Luas wilayah penting dipertimbangkan untuk menentukan lokasi pabrik. Dalam
pelaksanaannya suatu pabrik selalu berusaha untuk melakukan pengembangan pabrik. Luas
wilayah sangat penting karena dengan wilayah yang luas maka perusahaan dapat dengan
mudah menyusun rencana pengembangan pabrik.
-
Tabel 4.11 Nilai Rating Luas Wilayah
Nilai Rating
0 2500 10
2501 5000 20
5001 7500 30
7501 10000 40
10001 - 12500 50
12501 - 15000 60
150001 - 1750 70
17501 - 20000 80
20001 - 22501 90
22501 - 25000 100
Maka dapat ditentukan nilai untuk tenaga kerja untuk setiap kecamatan adalah sebagai
berikut :
Kecamatan Pangalengan = 19540,93 = 80 Kecamatan Pasirjambu = 23957,64 = 100 Kecamatan Kertasari = 15207.36 = 70 Kecamatan Rancabali = 14837.00 = 60 Kecamatan Soreang = 2550.68 = 20
Bahan Baku ` Berbeda dengan perusahaan jasa, perusahaan manufaktur umumnya didirikan di
lokasi yang dekat dengan bahan baku (Perusahaan pengolahan kayu, miniman, makanan, dll).
Dalam penentuan nilai dari setiap faktor-faktor tersebut, penulis tidak mampu memberikan
data yang valid untuk disajikan, dikarenakan penulis tidak menemukan data pendukung untuk
faktor-faktor tersebut. Adapun langkah yangdiambil penulis adalah dengan memberikan nilai
adalah dengan cara mengasumsikan nilai untuk setiap faktor tersebut.
Faktor Bahan Baku : Diasumsikan nilai bahan baku oleh penulis adalah sebagai berikut :
Kecamatan Pangalengan = 80 Kecamatan Pasirjambu = 70 Kecamatan Kertasari = 80 Kecamatan Rancabali = 60 Kecamatan Soreang = 50
Faktor Transportasi : Diasumsikan nilai transportasi oleh penulis adalah sebagai berikut :
Kecamatan Pangalengan = 70 Kecamatan Pasirjambu = 60 Kecamatan Kertasari = 70 Kecamatan Rancabali = 80 Kecamatan Soreang = 90
-
Faktor Listrik dan Air : Diasumsikan nilai listrik dan air oleh penulis adalah sebagai berikut :
Kecamatan Pangalengan = 90 Kecamatan Pasirjambu = 80 Kecamatan Kertasari = 80 Kecamatan Rancabali = 80 Kecamatan Soreang = 80
Setelah mengetahui nilai dari setiap faktor yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi
pabrik PT. Kereta Api Mainan maka dalam pemilihan daerah untuk dijadikan lokasi pabrik
penulis menggunakan pendekatan metode rating factor. Adapun hasil rating factor tersebut
ditampilkan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Factor Rating Lokasi Pabrik PT.Kereta Api Mainan
Faktor Bobot Pangalengan Pasirjambu Kertasari Rancabali Soreang
N B x N N B x N N B x N N B x N N B x N
Kepadatan Penduduk 0.15 10 1.5 10 1.5 10 1.5 10 1.5 80 12
Luas Wilayah 0.15 80 12 100 15 70 10.5 60 9 20 3
Bahan Baku 0.3 80 24 70 21 80 24 70 21 80 24
Transportasi 0.3 70 21 60 18 70 21 80 24 90 27
Listrik dan air 0.1 80 8 80 8 80 8 80 8 80 8
Jumlah 1 66.5 63.5 65 63.5 74
Berdasarkan hasil data di atas, maka dapat diketahui maka Kecamatan Purwaharja
merupakan lokasi terideal dalam penempatan lokasi pabrik PT.Kereta Api Mainan. Hal
tersebut dikarenakan bobot point Kecamatan Soreang lebih besar dari kecamatan lainnya
yang terdapat di Kab. Bandung.
-
BAB V
ANALISIS
Aspek manajemen organisasi dari PT. Kereta Api Mainan merupakan perusahaan
berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dimana kekayaan PT terpisah dengan kekayaan
para pemiliknya (pemegang saham). Dalam merencanakan dan mengembangkan perusahaan
dijelaskan melalui visi dan strategi perusahaan yang mana visi perusahaan adalah menjadi
perusahaan yang padat karya, dan misi perusahaan adalah Menyediakan produk kereta
mainan kayu yang kreatif dan inovatif beserta jasanya kepada pelanggan dan meningkatkan
nilai masyarakat, partner, dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan perusahaan disusun
melalui kegiatan SWOT analysis yang mencakup strategi pengembangan produk dan jasa,
strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan kualitas produk, strategi pengembangan
SDM, strategi pengembangan teknologi informasi, dan strategi pengembangan masyarakat
dan lingkungan. Berdasarkan strategi strategi perusahaan tersebut kemudian dibuat skema organisasi PT. Kereta Api Mainan.
Struktur organisasi PT. Kereta Api Mainan terdiri dari direktur, wakil direktur,
general manager yang membawahi langsung manager produksi, manager pemasaran,
manager keuangan, dan manager HRD. Struktur organisasi teresebut bekerja bersama sama untuk mencapai tujuan perusahaan berdasarkan uraian jabatan masing masing bagian. Untuk
aspek pemasaran produk,, penentuan pasar dipengaruhi oleh letak geografis kabupaten
Bandung. Penentuan wilayah pemasaran PT. kereta api mainan di Kabupaten Bandung
disesuaikan dengan luas wilayah dalam suatu kecamatan dan potensi pengembangan
perusahaan. Semantara itberdasarkan hal tersebut, dapat diketahui kecamatan dengan
potensial potensial market tertinggi terletak di kecamatan soreang yang merupakan Ibukota
Bandung Barat. Perusahaan tidak lupa melakukan peramalan untuk permintaan produk
mainan kereta api yang sesuai dengan prosedur peramalan (forecasting).
Berdasarkan hasil plotting data diketahui pola data actual untuk peramalan yaitu pola
data trand. Metode terpilih yang digunakan untuk peramalan yaitu double moving average
(DMA) dan diperoleh jumlah permintaan pada periode 6 sampai periode 10 senantiasa
mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan kereta kayu mainan pada setiap periode
cenderung sama yaitu sebanyak 14061 produk. Peramalan telah dilakukan, dilanjutkan
dengan menentukan lokasi pabrik menggunakan teori fasilitas.
Dalam menentukan lokasi pabrik mainan kereta api di kabupaten Bandung dibantu
menggunakan metode Factor Rating, dengan mempertimbangkan kepadatan penduduk dan
luas wilayah, kabupaten Bandung, Bahan baku, factor bahan baku, dan factor tranportasi.
Dapat diketahui bahwa kecamatan Soreang merupakan lokasi terideal dalam penempatan
lokasi pabrik PT.Kereta Api Mainan. Hal tersebut dikarenakan bobot point Kecamatan
Soreang lebih besar dari kecamatan lainnya yang terdapat di Kab. Bandung berdasarkan
perhitungan menggunakan metode Factor Rating.
-
BAB VI KESIMPULAN
Berdasarkan uraian manajemen organisasi dan pemasaran, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Pemilihan lokasi pabrik dapat menentukan keberhasilan maupun kegagalan usaha yang dilakukan perusahaan karena merupakan elemen penting dalam menentukan
pendapatan yang diperoleh maupun biaya yang harus dikeluarkan perusahaan.
Berbagai faktor perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik.
b. Manajemen organisasi dan pemasaran dilakukan untuk menentukan daerah aspek pemasaran yang baik untuk pemasaran produk kereta kayu mainan .
c. Manajemen organisasi dan pemasaran bertujuan untuk menentukan pasar untuk penjualan produk kereta kayu mainan dan proyeksi kebutuhan produk kereta kayu
mainan sebagai informasi untuk perencanaan produksi.
d. Manajemen organisasi dan pemasaran untuk melakukan forecasting untuk titik acuan perusahaan dari jumlah penduduk pada wilayah pemasaran kereta kayu mainan di
kabupatem bandung.
e. Manajemen organisasi dan pemasaran bertujuan untuk menentukan lokasi pabrik yang paling efektif sebagai lokasi untuk memproduksi kereta kayu mainan.
top related