pr tht
Post on 29-Jan-2016
47 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
FG TROCES
KOMPOSISI
Setiap 1 tablet hisap FG Troches mengandung : Fradiomycin 2,5 mg Gramicidin
1,0 mg
FARMAKOLOGI / CARA KERJA OBAT
Fradiomycin dan Gramicidin adalah antibiotik yang mempunyai efek bakterisidal,
dan aktif terhadap bakteri Staphylococci dan Streptococci dan mempunyai efek
aditif.
INDIKASI
Pengobatan stomatitis atau sariawan yang disebabkan oleh bakteri Stafilokokkus
dan Streptokokkus yang sensitif terhadap fradiomycin dan gramicidin, dan
Pencegahan infeksi pada pasca operasi gigi dan mulut.
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
Dosis dewasa : 1 – 2 tablet hisap, 4 – 5 kali sehari.
Dosis anak : 1 tablet hisap, 4 – 5 kali sehari.
Tablet dihisap di dalam mulut sampai habis (seperti makan permen).
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Sebelum menggunakan FG Troches, sebaiknya dipastikan terlebih dahulu
sensitivitas bakteri untuk mencegah timbulnya resistensi terhadap antibiotik yang
terkandung dalam FG Troches. Lamanya waktu pemberian obat sebaiknya
dibatasi berdasarkan kebutuhan minimum. Jangan mengkonsumsi obat ini dalam
waktu lebih dari 1 minggu. Hentikan pengobatan apabila terjadi reaksi
hipersensitivitas atau alergi. Hati-hati penggunaan FG Troches pada orang lanjut
usia, karena risiko terjadinya avitaminosis.
EFEK SAMPING
Efek samping FG Troches yang dapat terjadi adalah sebagai berikut : Black hairy
tongue, mukosa mulut berwarna kemerahan, dan glossitis, Meskipun jarang, dapat
terjadi gejala defisiensi vitamin K seperti protrombinemia, dan kecenderungan
perdarahan. Dapat juga terjadi gejala defisiensi vitamin B seperti glositis,
stomatitis (sariawan), anoreksia, dan neuritis. Gejala tersebut cenderung terjadi
pada penderita gizi kurang dan orang lanjut usia.
KONTRAINDIKASI
FG Troches tidak boleh diberikan pada penderita yang hipersensitif atau alergi
terhadap komponen FG Troches, atau penderita yang mempunyai riwayat alergi
terhadap obat dari golongan aminoglikosida seperti streptomisin, kanamisin,
gentamisin, fradiomisin, atau bacitracin.
TARIVID OTIC SOLUTION
Komposisi:
Ofloxacin
Bentuk Sediaan:
Botol 5 mL
Tiap mL mengandung ofloxacin 3 mg
Farmakologi:
Antibiotik fluoroquinolone. Menghambat enzim DNA girase dan topoisomerase
di inti sel bakteri sehigga bersifat bakterisidal.
Indikasi:
Otitis media supuratif kronik, otitis eksterna.
Dosis:
6 - 10 tetes di telinga yang sakit, 2 x sehari.
Kontraindikasi:
Hipersensitif
Peringatan dan Perhatian:
Gunakan selama maksimal 4 minggu, hanya untuk penggunaan luar, bila suhu
larutan dingin dapat menyebabkan pusing. Kadar sistemik pada penggunaan luar
sangat rendah. Hanya untuk penggunaan luar.
Efek Samping:
Nyeri dan gatal pada telinga.
OTOPAIN
Indikasi:
Otitis eksternal akut dan kronis disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap
Polymyxin dan Neomycin sulfate serta bila efek antiinflamasi dari kartikosteroid
dan efek anestesi lokal diperlukan.
Kontra Indikasi:
Penderita-penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen dalam obat
ini. - Produk ini jangan digunakan, jika diduga atau diketahui adanya gangguan
pada kanal bagian eksternal auditory yang disebabkan oleh infeksi viral
cutaneous (sebagai contoh: virus Herpes simpleks atau virus Varicella-zoster).
Komposisi:
Tiap ml mengandung:
Polymyxin B sulfate ....................................................................... 10000 UI
Neomycin sulfate .......................................................................... 5 mg
Fludrocortisone acetate ................................................................... 1 mg
Lidocaine HCL ............................................................................. 40 mg
OTOPAIN merupakan kombinasi zat-zat yang efektif untuk mengobati
bermacam-macam penyakit pada telinga. Polymyxin B sulfate dan Neomycin
sulfate merupakan antibiotika dengan spektrum luas, aktif terhadap berbagai
macam microorganisme: Pseudomonasaeruginosa, Staphylococus aureus,
Eschericia coli, Klebsiella, Enterobacter sp., Neisseria sp.. Fludrocortisone acetate
mempunyai khasiat antiradang, antialergi, dan antipruritis. Lidocaine
hydrochloride merupakan anestesi lokal yang efektif untuk mengurangi rasa sakit
pada infeksi telinga.
Efek Samping:
Berupa reaksi hipersensitifitas, jarang terjadi.
Neomycin sering menimbulkan kepekaan pada kulit. Ototoksisitas dan
nefrotoksisitas juga pernah dilaporkan.
Efek samping dijumpai pada penggunaan topikal kombinasi antibiotika termasuk
Neomycin dan Polymyxin B.
Berikut adalah efek samping lokal yang dilaporkan pada penggunaan
kortikosteroid topikal, terutama yang dibalut dengan dengan kuat, yaitu: rasa
terbakar, gatal, iritasi, kering, folikulitis, hipertrichosis, muncul seperti jerawat,
hipopigmentasi, dermatitis peroral, alergi kontak dermatitis, maserasi pada kulit,
infeksi sekunder, atropi kulit, stria dan malaria.
Efek samping sistemik jarang dan dapat terjadi dari kadar plasma yang tinggi
karena dosis berlebihan.
Peringatan dan Perhatian:
Neomycin sulfate dapat menyebabkan sensitifitas kutan atau timbul iritasi.
Pengobatan tidak boleh lebih dari 10 hari karena resiko ototoksisitas lebih besar
pada penggunaan jangka panjang. Penderita dalam pengobatan dengan tetes
telinga yang mengandung Neomycin harus di bawah pengawasan klinik yang
ketat.
Karena sifat asamnya yang dapat menyebabkan rasa terbakar dan menyengat,
OTOPAIN Tetes Telinga jangan digunakan pada penderita dengan perforasi
membran tympani.
Jika infeksi tidak menunjukkan perbaikan dalam 1 minggu, uji kultur dan
kepekaan harus diulangi untuk mengidentifikasi organisme penyebab dan
menentukan apakah terapi harus diganti.
Tidak ada penelitian yang cukup memadai dan terkontrol dengan baik untuk
penggunaan pada wanita hamil. Kortikosteroid hanya digunakan jika keuntungan
yang didapat lebih besar dibanding resiko pada fektus.
Ketika menggunakan produk yang mengandung Neomycin untuk mengontrol
infeksi sekunder pada dermatosis kronis, seperti otitis eksternal kronis, pada
keadaan ini kulit menjadi peka dibanding kulit normal, terhadap berbagai bahan
termasuk Neomycin.
Produk ini mengandung Sodium metabisulfite, sulfite dapat menyebabkan
berbagai reaksi alergi, termasuk gejala-gejala anafilaksis dan yang mengancam
jiwa atau episode asmatik yang kurang berat pada orang-orang yang peka.
Pengobatan jangka panjang dengan antibiotika ini dapat menyebabkan
pertumbuhan yang berlebihan dari organisme yang tidak peka seperti jamur.
Interaksi Obat:
Neomycin sulfate bersifat bakteriostatik, menghambat aktivitas bakterisida dari
golongan penisilin dan derivat-derivatnya.
Aturan Pakai:
OTOPAIN diteteskan ke dalam lubang telinga dengan penetes. Sehari 2 - 4 kali 4
- 5 tetes, tergantung pada beratnya penyakit. Lamanya pengobatan dengan produk
ini seharusnya dibatasi sampai 10 hari berturut-turut.
OTOPROF
KOMPOSISI
Fludrokortison asetat 1 mg, Polimiksin B Sulfat 10000 iu, Neomisin Sulfat 5 mg,
Lidokain HCl 40 mg.
INDIKASI
Otitis eksterna (radang liang telinga luar) akut dan kronis, otitis media (radang
rongga gendang), furunkulosis, kondisi peradangan pada telinga.
KEMASAN
Tetes telinga 10 mL
DOSIS
Dewasa : 4 kali sehari 4-5 tetes.
Anak-anak : 4 kali sehari 2-3 tetes.
KONTRAINDIKASI
1. Infeksi telinga yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang
bernanah dan tak terobati, akut
2. Perlubangan gendang telinga
FARMAKOLOGI
a. Otopraf merupakan kombinasi yang ideal dengan keja sinergistik antara
fludocortisone acetate sebagai hormon glukokortikoid.
b. Polymyxin B sulphate dan neomycin sulphate sebagai bakterisida dan
lidocaine hydrochloride sebagai anastetik lokal
c. Fludrocortisone acetate dapat mencegah atau menekan timbulnya tanda-
tanda peradangan yang disebabkan oleh mikroorganisme, zat kimia, iritasi termik,
trauma dan alergen. Polymyxin B sulphate dan neomycin sulphate bekerja
sebagai bakterisida pada bakteri gram positif dan negatif yang peka dan sering
menyebabkan peadangan pada saluran bagian luar telinga.
RHINOFED
Komposisi Rhinofed :
Stiap tablet mengandung :
Pseudophedrine HCL ----- 30 mg
Terfenadine ----------------- 40 mg
Farmakologi :
Terfenadine adalah suatu antihistamin baru yang bekerja secara spesifik dan
selektif pada reseptor H1, tanpa menimbulkan aktivitas depresi pada saluran saraf
pusat. Pseudophedrine (d-isoefedrine ) adalah suatu stereo isomer efedrin. Bekerja
sebagai "sympathomimemic agent" secara langsung merangsang reseptor
adrenergik. Dalam klinis terfenadine menghilangkan gejala rinitis alergika
seperti : bersin, rinore, rasa gatal disekitar hidung dan mata, sedangkan gejala
hidung tersumbat diatasi oleh pseudoephedrine.
Indikasi :
Rinitis Alegika dan Rinitis Vasomotor.
Kontraindikasi :
Pemakaian obat simpatomimetik dikontraindikasikan pada penderita
dengan penyakit kardiovaskular seperti : insufisiensi koroner, aritmia dan
hipertensi berat.
Wanita hamil, menyusui dan penderita sedang terapi dengan penghambat
monoamin oksidase (MAO)
Hipersensitivitas terhadap psuedoephedrine dan atau terfenadine.
Pemberian bersama ketokonazol dan derivat azol yang lain atau obat
golongan makrolid.
Penderita dengan gangguan fungsi hati.
Dosis :
Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 3 x sehari 1 tablet
Kelebihan Dosis ( Over Dosis ) :
Beberapa kasus kelebihan dosis telah dilaporkan, gejalaya bisa berupa aritmia
jantung termasuk takikardi ventrikular atau fibrilasi atau torsade de pointes yang
terjadi pada dosis berlebih pada dosis 360 mg. Pada dosis 300 mg 2 kali sehari
selama 7 hari terjadi perubahan pada EKG yaitu perubahan morfologi gelombang
T dan timbulnya gelombang U. Pada kasus kelebihan dosis monitoring EKG harus
dilakukan secara intensif. Hemodialisis tidak efektif atau tidak mempengaruhi
berdihan terfenadine atau metabolitnya dari darah.
Peringan dan Perhatian :
Hati-hati digunakan pada penderita narrow angle glaucoma, hipertensi,
diabetes militus dan hipertiroid.
Kehamilan dan wanita menyusui.
Jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
Karena terfenadine dimetabolisme secara ekstensif di hati, maka
penggunaan terfenadine pada pasien dengan gangguan fungsi hati harus dihindari.
Pasien yang diketahui mempunyai kecenderungan QT memanjang
mungkin pada pemakainan terfenadine akan menyebabkan QT memanjang dan
atau aritmia ventrikular. Oleh karena itu dianjurkan untuk menghindari
penggunaan terfenadine pada pasien dengan congenital QT syndrome dan pada
pasien yang sedang meminum obat yang dapat memperpanjang inteval QT seperti
antiaritma, astemizol dan eritromisin atau pasien dengan hipokalemia yang tidak
terkontrol.
Efek Samping :
Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, sakit perut dan mulut
kering.
Gangguan susunan saraf pusat : insomnia, gelisah dan ansietas.
Kardiovaskular : palpitasi, takikardi dan ekstrasistol.
Terfenadine jangan menimbulkan efek samping sedasi atau antikolinegik.
Efek samping lain yang pernah dilaporkan adalah nyeri abdomen dan
dispepsia, alopesia, reaksi anafilaksis, angioedema, aritmia jantung,
bronkospasme, gangguan mood, konvulsi, depresi, pusing, sakit kepala, insomnia,
ikterus, gangguan fungsi hati termasuk peningkatan transaminasi, gangguan haid,
nyeri muskuloskeletal, nightmare, ruam, keringat dingin, tremor dan gangguan
visual.
Interaksi Obat :
Pemberian obat simpatomimetik pada penderita yang menerima obat
penghambat monoamin oksidase dapat menimbulkan krisis hipertensi.
Antasida dapat menimbulkan kecepatan absorpsi pseudoephedrine tetapi
sebaliknya kaolin menurunkannya.
Ketokonazol dan derivat azol yang lain serta antibiotik makrolid akan
menghambat metabolisme terfenadine sehingga tidak boleh diberikan bersamaan
(kontraindikasi ).
AMBROXOL
Ambroxol adalah agen mukolitik atau pengencer dahak yang terbukti secara
klinis.Ketika diberikan secara oral onset terjadi setelah sekitar 30 menit.
FARMAKOLOGIS
Obat ini bekerja dengan cara memecah serat mukopolisakarida pada dahak
sehingga membuatnya lebih longgar dan encer sehingga dahak akan lebih mudah
dihilangkan dengan batuk. Ambroxol meningkatkan produksi surfaktan, zat yang
mempromosikan mekanisme clearance untuk membersihkan kuman atau patogen
lainnya, yang membantu untuk mencegah dan mengatasi infeksi pada
bronkus.Ambroxol juga memperkuat silia (rambut rambut halus pada bronchus),
yang kemudian dapat mengusir dahak abnormal dengan lebih baik.Bagusnya lagi,
ambroxol tidak menekan batuk sehingga tidak mengganggu respon batuk alami
tubuh.Hal ini penting, karena batuk masih diperlukan untuk mengeluarkan dahak
yang berlebihan dari saluran nafas. Dengan demikian ambroxol akan
memudahkan pengeluaran dahak yang mengganggu.
INDIKASI
Ambroxol Sebagai obat batuk berdahak (terapi sekretolitik) pada penyakit
bronkopulmonal akut dan kronis yang berhubungan dengan dahak atau lendir
berlebihan dan gangguan transportasi lendir.Ambroxol digunakan untuk
mengobati tracheobronchitis, emfisema bronkitis pneumokoniosis, radang paru
kronis, bronkiektasis, bronkitis dengan bronkospasme asma.Dikombinasikan
dengan antibiotik pada bronkitis eksaserbasi akut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri.
KONTRAINDIKASI
Ambroxol tidak boleh digunakan pada pasien yang diketahui hipersensitif
terhadap komponen ambroxol atau kompenen obat lainnya.Hati hati penggunaan
pada pasien dengan ulkus lambung atau penyakit maag.
SEDIAAN
Ada dua sediaan utama ambroxol, yaitu tablet dan sirup, setiap tablet mengandung
ambroxol 30 mg; pada kemasan sirup, setiap 5 ml sirup mengandung ambroxol 15
mg.
DOSIS
Dewasa: dosis harian ambroxol 30 mg (satu tablet ambroxol) sampai 120 mg (4
tablet ambroxol) diambil dalam 2 sampai 3 dosis terbagi
Anak-anak sampai 2 tahun: setengah sendok teh sirup ambroxol dua kali sehari
Anak-anak 2-5 tahun: setengah sendok teh sirup ambroxol 3 kali sehari
Anak-anak lebih dari 5 tahun: Satu sendok teh ambroxol sirup 2-3 kali sehari.
Obat ini diminum setelah makan dan dianjurkan untuk banyak minum air putih.
EFEK SAMPING
Efek Samping Ambroxol hidroklorida (HCl) umumnya ditoleransi dengan baik.
Ada efek samping ambroxol antara lain sebagai berikut: Reaksi ringan gastro-
intestinal, seperti nyeri ulu hati, dispepsia, dan kadang-kadang mual, dan muntahl.
Reaksi alergi jarang terjadi, terutama ruam kulit Informasi Keamanan Pada studi
praklinis serta pengalaman klinis yang luas penggunaan ambroxol pada kehamilan
minggu ke-28 ke atas menunjukkan tidak ada bukti efek buruk selama
kehamilan.Meskipun demikian, dianjurkan untuk menghindari penggunaan
selama trimester pertama kehamilan.Obat memasuki ASI, tetapi tidak berpegaruh
buruk terhadap bayi ketika dosis yang diterapkan adalah dosis terapi sesuai aturan.
INTERAKSI OBAT
Penggunaan ambroxol bersama-sama dengan antibiotik (amoxicilline, cefuroxime,
eritromisin, doksisiklin) menyebabkan konsentrasi antibiotik yang lebih tinggi
dalam jaringan paru-paru.
BROMHEXINE HCL
Komposisi :
Tiap tablet mengandung Bromhexine HCI
5 ml eliksir mengandung Bromhexine HCI (mengandung etil alkohol
3,72% v/v)
5 ml sirup mengandung Bromhexine HCI
Khasiat :
BROMHEXINE bekerja dengan mengencerkan sekret pada saluran pernafasan
dengan jalan menghilangkan serat-serat mukoprotein dan
mukopolisakaridayangterdapat pada sputum/dahaksehingga lebih mudah
dikeluarkan.
Indikasi :
Bekerja sebagai mukolitik untuk meredakan batuk berdahak
Efek Samping :
Mual, diare, gangguan pencemaan, perasaan penuh di perut, tetapi biasanya
ringan. Pernah dilaporkan efek samping: sakit kepala, vertigo, berkeringat
banyakdan ruam kulit, juga dapat terjadi kenaikan transaminase.
Kontraindikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap Bromhexine HCI.
PERHATIAN :
Hindari penggunaan BROMHEXINE pada tiga bulan pertama kehamilan dan
pada masa menyusui.Hati-hati penggunaan pada penderita tukak lambung.
Aturan Pakai :
Tablet
Dewasa dan anak > 10 tahun 1x 3 tablet
Anak 5 – 10 tahun 3×1/2 tablet
Anak 2 – 5 tahun 2×1/2
Atau menurut petunjuk dokter.
Sirup
Dewasa dan anak >10 tahun: 3 x 10 ml per hari
Anak 5- 10 tahun: 3 x 5 ml per hari
Anak 2-5 tahun: 2 x 5 ml per hari
Atau menurut petunjuk dokter.
Interaksi :
Pemberian bersamaan dengan antibiotika (amoksisilin, sefuroksim, doksisiklin)
akan meningkatkan konsentrasi antibiotika pada jaringan paru.
top related