ppt - malnutrisi fix

Post on 10-Jul-2016

473 Views

Category:

Documents

43 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

MALNUTRISIFetreo Negeo PDwi Yuni KDiny Widya AYananda MNi Made PutriLaily Maslahatun

Devi Ayunda NIma Safitri P UAfrida Diyan FHappy PilasRize Umami

KEP Keadaan kurang gizi yang disebabkan

oleh kurangnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) Dep. Kes. RI 1999

KURANG ENERGI PROTEIN

KLASIFIKASI KEPKEP ringan apabila BB dibawah garis kuning

KEP sedang apabila BB dibawah garis merah

KEP berat apabila BB/U <60% baku median WHO-NCHS

KWASHIORKOR

KWASHIORKORKwashiokor adalah suatu sindrom klinik

yang timbul sebagai akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan (Behrman, Richard E. 1994: 299)

EPIDEMIOLOGI• Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia

menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor)

• Kwashiorkor sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah.

• Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka.

FAKTOR RISIKO KWASHIOKOR

Host

Environment

AgentUmur

Status kesehatan

Keadaan imunitas dan respon imunitas

Tingkat Pendidikan

Lingkungan Fisik

Lingkungan Sosial

Kausal Primer

Kausal Sekunder

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIKKondisi Umum

Kelainan Rambut(tekstur maupun

warna)

Edema(ringan maupun

berat)

Kelainan Darah dan Sumsum Tulang

Kelainan HatiKelainan Gigi dan Tulang

Retardasi Pertumbuhan

Perubahan Mental

Kelainan Kulit

Kelainan Pankreasdan

Kelenjar Lain

Kelainan Gastro - intestinalKelainan Jantung

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

•Kadar gula darah : biasanya rendah / menurun•Darah lengkap : biasanya anemia•Feses lengkap•Elektrolit serum•Protein serum (albumin, globulin) : biasanya rendah

Pemeriksaan laboratorium

•Diperlukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru

Pemeriksaan Radiologi (dada, AP,

lateral)

PENATALAKSANAAN• Pemberian diet

– Makanan TKTP: 1,5 x kebutuhan normal– Kebutuhan normal (0-3 tahun: 150-175 kcal/kg/hari

diberikan bertahap)– I : Fase stabilisasi (75% - 80% kebutuhan normal)

• Protein : 1 - 1,5 gram/kgBB/hari– Mg II : Fase transisi ( 150% dari kebutuhan normal)

• Protein : 2 - 3 gram/kgBB/hari– Mg III : Fase rehabilitasi ( 150 – 200% kebutuhan

normal)• Protein : 4 - 6garm/kgBB/hari

• Penatalaksanaan yang dirawat di RS dibagi 2– Tahap awal (24-48jam pertama) masa kritis

• Tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan IVcairan yang diberikan RL Dextrose 5%200ml/kgBB/hari4-8jam pertama 60ml/kgBB16-20 jam berikutnya 140 ml/kgBB

– Tahap penyesuaian• Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan

dan elektrolit sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan

MARASMUS

MARASMUSbentuk malnutrisi kalori protein yang

terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland, 1998:649).

EPIDEMIOLOGI

935 (38%) penderita malnutrisi dari 2.453 anak balita yang dirawat di RSU Dr. Pirngadi Medan, terdiri dari 67% gizi kurang dan 33% gizi buruk. Penderita gizi buruk yang paling banyak dijumpai ialah tipe marasmus. Sedangkan di RS. Dr. Sutomo Surabaya didapatkan sebanyak 47% .

FAKTOR RISIKO

Faktor DietPeranan Faktor Sosial

Peranan Kepadatan Penduduk

Faktor Infeksi

Faktor Kemiskinan

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIK

Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan

sampai berakibat kurus, dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan

longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak

relatif normal selama beberapa waktu sebelum menjadi menyusut dan keriput.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan anak yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan anak lain (yang sehat). Bisa juga didapatkan keluhan anak yang tidak mau makan (anoreksia), anak tampak lemas serta menjadi lebih pendiam, dan sering menderita sakit yang berulang.

ANAMNESA

• Perubahan mental sampai apatis• Edema (terutama pada muka, punggung kaki

dan perut)• Atrofi otot• Ganguan sistem gastrointestinal• Perubahan rambut (warna menjadi kemerahan

dan mudah dicabut)• Perubahan kulit (perubahan pigmentasi kulit)• Pembesaran hati• Tanda-tanda anemia

FISIK

PENATALAKSANAAN MEDIS1. Mencegah Hipoglikemia

1. Bolus glukosa / larutan glukosa secara oral atau dengan NGT

2. Diberikan makan setiap 2 jam, siang dan malam2. Mengatasi

Dehidrasi

1. ASI2. Rehidrasi Oral3. Oralit4. Rehidrasi intravena ; RL 5 %, NaCl

0.9 %

3. Mengoreksi gangguan Keseimbangan Elektrolit Defisiensi Kalium &

Magnesium :•K 2-4 meq/kgBB/hari•Mg 0.3-0.6 meq/kgBB/hari

4. Mencegah Infeksi

1. Antibiotika Sprektrum luas

2. Vaksinasi campak bila umur < 6 bulan & belum pernah imunisasi

5. Mengoreksi defisisensi nutrien mikro

1. Tambahan multivitamin2. Asam folat3. Seng ( Zn )4. Vitamin oral

Fase Pemberian Makanan

•2-7 hari•Porsi kecil tapi sering•Kalori 100kkal/kgBB/hari•Protein 1-1.5 gr/kgBB/hari•Cairan 130 ml/kgBB/hari

1. Fase Stabilisasi

•Minggu ke 3-7•Makanan formula•Energi 150-220 kkal/kgBB/hari•Protein 4-6 gr / kgBB/ hari

3. Fase Rehabilitasi

•Minggu ke 2•Kalori 150 kkal/kgBB/hari•Cairan 150ml/kgBB/hari

2. Fase transisi

TERIMA KASIH

top related