ppt imun
Post on 29-Dec-2015
36 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ANGGOTA KELOMPOK 4• Ainin Meishintia 201010330311057• Ayu Putri Haryani 201010330311149• Maulida Angraini 201010330311101• Desyana Indira Putri 201010330311094• Melisa Indah Purnama 201010330311014• Novita Agustina 201010330311089• Farahiya Nabila 2010103303110• Radityo Galih 201010330311147• Rico Firdaus 201010330311103• Amelia Hidiana 201010330311104• Zakiyatuddunya 2010103303110• Fachrayni Primi S. 201010330311143• Galih Mega Putra 09020091• Saiful Ibad• Hasbi
Dasar - Dasar Imunologi
Imun Sistem
1.Sistem imun non-spesifik (natural/innate)a. Pertahanan fisis dan mekanisb. Pertahanan biokimiac. Pertahanan humorald. Pertahanan selular
2. Sistem imun spesifik (adaptive/acquired)e. Sistem imun selularf. Sistem imun humoral
Perbedaan sifat imuninnate adaptive
resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi berulang
Waktu respon Menit/jam, selalu siap Hari (lambat), tidak siap sampai terpajan alergen
Respon memori Tidak ada Memori menetap, respon lebih cepat/besar pd infeksi serupa (pajanan ulang)
spesifisitas Non spesifik/ efektif untuk semua mikroba
Spesifik utk mikroba yang sudah mensentisisasi
Molekul penting Lisozim, sitokin, komplemen APP lisozim, CRP, kolektin, molekul adhesi
Antibodi, sitokin, mediator, molekul adhesi
Sel yang Penting Fagosit, sel NK, monosit/makrofag, neutrofil, basofil, sel mast, eosinofil,
sel dendritik
Th, Tdth,Tc, Ts/Tr/Th3 Sel B
Protein darah Komplemen, lain lain Limfosit
Pajanan Tidak perlu Harus ada pajanan sebelumnya
Diversitas Jumlah reseptor terbatas Reseptor sangat bervariasi, banyak
SISTEM IMUN NONSPESIFIK
• Imunitas nonspesifik fisiologik selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya.
• Jumlahnya dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit.
• Mekanismenya tidak menunjukkan spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial.
A. Pertahanan Fisik atau Mekanik
• Merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi
• Kulit yang rusak akibat luka bakar dan selaput lendir saluran nafas yang rusak oleh asap rokok akan meningkatkan resiko infeksi.
B. Pertahanan Biokimia
• Banyak mikroba tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun ada beberapa mikroba yang dapat masuk tubuh melalui kelenjar sebaseous dan folikel rambut.
• Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik, antibodi dan empedu dalam usus halus membantu menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi.
Komplemen dan Protein Fase Akut
Humoral
Komplemen
• Komplemen sejumlah besar protein yang bila diaktifkan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam proses inflamasi.
• Komplemen diproduksi oleh hepatosit dan monosit dan dapat diaktifkan secara langsung oleh mikroba.
• Komplemen rusak pada pemanasan 56° C selama 30 menit.
Komplemen berperan sebagai :• opsonin yang meningkatkan fagositosis, • faktor kemotaktik• destruksi/ lisis bakteri dan parasit.
Protein Fase Akut
Reaktan Fase Akut Peran
Peningkatan kadar sangat tinggi
CRP Mengikat komplemen, opsonin
MBL Mengikat komplemen, opsonin
Asam glikoprotein a1 Transpor protein
Komponen amiloid P serum Prekursor komponen amiloid
Peningkatan kadar sedang
Inhibitor proteinase a1 Mencegah proteinase bakteri
Antikimotripsin a1 Mencegah proteinase bakteri
C3, C9, faktor B Meningkatkan fungsi komplemen
seruloplasmin 02 scavenger
fibrinogen koagulasi
Angiotensin Tekanan darah
Haptoglobin Mengikat hemoglobin
Fibrokinetin Mengikat Sel
• fase akut infeksi perubahan pada kadar beberapa protein dalam serum yang disebut APP.
• Protein yang meningkat atau menurun selama fase akut disebut juga APRP yang berperan dalam pertahanan dini.
• APRP diinduksi oleh sinyal yang berasal dari tempat cedera atau infeksi melalui darah.
• Hati merupakan tempat sintesis APRP. • Sitokin TNF-alfa. IL-1, 2, 6 merupakan sitokin
proinflamasi dan berperan dalam APRP.
SITOKINE
SITOKINE
• Sitokine (sito= sel ; kinos= pergerakan) adalah suatu molekul signaling yg digunakan komunikasi sel.
• Sitokine adalah peptida, protein atau glikoprotein yg diproduksi sbg respon thd mikroba /Ag lain yg memperantarai & mengatur sistem immun.
• Sitokine memperantarai reaksi inflamasi dan berperan sebagai stimulator hematopoiesis
SITOKIN
• Sitokine disekresikan oleh sel immun yg terpapar patogen.
• Semua sel berinti khususnya sel endo/epitel dan makrofage potensial memproduksi IL-1, IL-6, and TNF-α
• Kadar Sitokine (IL-6) meningkat 1000 x pada kondisi infeksi dan trauma
• Sitokine berperan dalam pertahanan spesifik maupun non spesifik.
SITOKINE
• Aksi Sitokine adalah - autocrine : bekerja pd sel yg memproduksi dirinya- paracrine, bekerja pd sel tetangga- endocrine.difusi ke bagian tubuh melalui aliran plasma
SITOKINE
• Sitokine yg berikatan dg Ab memiliki efek immun lebih kuat daripada sitokin sendiri.
• Hal ini berperan untuk penurunan dosis terapi. • Stimulasi berlebihan terhadap sitokin
merupakan pemicu syndrome yg berbahaya cytokine storm
SITOKINE
• Sitokine diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, sel yg mensekresi /target aksinya
• Klasifikasi dari Sitokin :
-Lymphokine (cytokines made by lymphocytes),
-Monokine (cytokines made by monocytes),
-Chemokine (cytokines w/ chemotactic activities)
-Interleukin (cytokines made by one leukocyte & acting on other leukocytes).
SITOKINE
• Sitokine dibuat oleh beberapa sel immun dan yg paling dominan adalah sel T helper (Th) dan Makrofage.
• Kelompok Sitokine yg memiliki struktur 3 dimensi dg 4 bundles of α-helices dibagi menjadi 3 sub kelompok : - the IL-2 subfamily - the interferon (IFN) subfamily - the IL-10 subfamily
SITOKIN
• Kelompok IL-1 family, anggotanya adalah IL-1 and IL-18
• Kelompok IL-17 family, memiliki karakter yang lengkap kelompok sitokine ini mempunyai efek khusus meningkatkan proliferasi sel T yg menyebabkan efek sitotoksik,
SITOKIN
• Peningkatan respon sitokin type 1 (IFN-γ, TGF-β, etc.), dan type 2 (IL-4, IL-10, IL-13, etc.), untuk membantu respon terhadap Ab.
• Gangguan regulasi sitokin diatas berperan dalam patogenesis autoimmun disease
SITOKIN
• Pada sistem imun non spesifik sitokine memperantarai rx inflamasi terhadap Mikroba dan stimulasi sistem imun spesifik.
• Pada sistem imun spesifik sitokine m’stimulasi proliferasi dan diferensiasi Limfosit yg distimulasi Ag dan aktivasi efektor sel.
SITOKIN
• Interleukin 1 (IL-1), which activates T cells; • IL-2, which stimulates proliferation of antigen-
activated T and B cells; • IL-4, IL-5, and IL-6, which stimulate proliferation and
differentiation of B cells; • Interferon gamma (IFN-Ÿ), which activates
macrophages; • and IL-3, IL-7 and Granulocyte Monocyte Colony-
Stimulating Factor (GM-CSF), which stimulate hematopoiesis.
SITOKIN
Peran Innate Adaptive
Jenis TNF, IL-1, IL-2, IL-12, IFN
IL-2, IL-4, IL-5, IFN
Sumber Sel NK, Makrofage Limfosit T
Fgs Fisiologi Mediator imun non spesifik, RX Inflamasi
Regulasi Limfosit & aktivator sel efektor
Stimulus LPS (endotoxin), Virus, Bakteri Peptidoglikan
Protein Ag
Efek Lokal & Sistemik Lokal
Peran Peny. Sistemic dissease Local Tissue Injuri
SIFAT SITOKINE
1. PleiotropismSatu sitokin memiliki beberapa efek pada sel yang berbeda.Contoh peran IL-4 pada :- Sel B Produksi Ig E- CD4 Sel T Diferensiasi TH2- Makrofage Inhibisi
SIFAT SITOKINE
2. RebundancyBeberapa jenis sitokin mempunyai efek yang sama (overlapping).Contoh : IL-2, IL-4, IL-5 memiliki efek yg sama pada sel Limfosit B utk keperluan Proliferasi.
SIFAT SITOKINE
3. Sinergy2 atau lebih jenis sitokine secara sinergis memiliki efek yg lebih besar dr pada penjumlahan efek yg dimiliki keduanya.Contoh : a = 1, b = 2
Sinergi : a + b > 3IFN dan TNF meningkatkan expresi MHC kelas I pada sejumlah sel.
SIFAT SITOKINE
4. AntagonismeSatu sitokine mempunyai efek berlawanan dengan sitokine yg lain.Contoh :IFN Meningkatkan Aktivasi MakrofageIL-4 Menghambat aktivasi Makrofage
Sistem imun spesifik humoral
Salah satu komponen sistem imun pada organisme adalah molekul/humoral yang komponennya terdiri dari tiga substansi:
- komplemen- Interferon- antibodi.
Imunitas humoral
• Diperankan limfosit B kontak dengan antigenproliferasidiferensiasisel plasmamenghasilkan antibodi:
IgM, IgA, IgG, IgD, dan IgE eliminasi
Limfosit B yang tidak menjadi sel plasma sel memory (berkemampuan mengingat benda asing yang terpajan sebelumnya terpajan kembali respon lebih cepat
Adapun faktor-faktor humoral yang ditemukan di dalam serum atau terbentuk di lokasi infeksi:
1. Sistem komplemen
Sistem komplemen menyelubungi mikroba dengan molekul-molekul yang membuatnya lebih mudah ditelan oleh fagosit. Mediator permeabilitas vaskuler meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga dapat menambah aliran plasma dan komplemen ke lokasi infeksi, juga mendorong marginasi (fagosit menempel di dinding kapiler). Sekali fagosit bekerja, mereka akan mati. Sel-sel mati ini bersama jaringan rusak dan air membentuk pus.
2. Sistem koagulasi
Tergantung beratnya kerusakan jaringan, sistem koagulasi akan diaktifkan atau tidak. Beberapa produk dari sistem koagulasi berperan dalam pertahanan non spesifik karena kemampuannya untuk meningkatkan permeabilitas vaskuler dan aktifitas sebagai agen kemotaksis untuk sel-sel fagositik.
3. Laktoferrin dan transferrin
Karena mengikat besi, laktoferin dan transferin membatasi pertumbuhan bakteri (kedua jenis protein ini merupakan nutrien esensial bagi bakteri).
4. Interferon
Interferon adalah protein yang dapat membatasi replikasi virus di dalam sel
5. Lisozim
Lisozim merusak dinding sel bakteri
6. Interleukin
Interleukin -1 (IL-1) memicu demam dan produksi protein fase akut, beberapa di antaranya adalah antimikrobial yang menyebabkan opsonisasi bakteri.
SELULER
Imunitas Selular
• Imunitas selular adalah imunitas yang diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya.
• Limfosit T dibuat di sumsum tulang dari sel batang yang pluripotensi (pluripotent stem cells) dan dimatangkan di Timus.
Limfosit TDalam timus terjadi 2 proses penting pada limfosit T:
• Pertama – Sel-sel yang dapat bereaksi dengan MHC kelas II akan
mempertahankan petanda CD4+– Sel-sel yang dapat bereaksi dengan MHC kelas I akan
mempertahankan petanda CD8+– Sel-sel yang tidak mampu bereaksi dengan MHC kelas I
maupun II akan disingkirkan• Kedua– Sel CD4+ dan CD8+ yang memiliki reseptor terhadap
protein self dieliminasi melalui proses apoptosis
Jenis Limfosit T
Terdapat 3 jenis Limfosit T yaitu:• Limfosit T pembantu (Helper T cells), berfungsi
mengantur sistem imun dan mengontrol kualitas sistem imun
• Limfosit T pembunuh (Killer T cells) atau Limfosit T Sitotoksik, menyerang sel tubuh yang terinfeksi oleh patogen
• Limfosit T surpressor (Surpressor T cells), berfungsi menurunkan dan menghentikan respon imun jika infeksi berhasil diatasi
Fungsi Limfosit T
Secara fungsional, sel limfosit T dibagi atas limfosit T regulator dan limfosit T efektor:
• Limfosit T regulator - Limfosit T penolong (Th = CD4) meningkatkan aktivasi sel imunokompeten lainnya - Limfosit T penekan (Ts = CD8) menekan aktivasi sel imunokompeten lainnya bila antigen mulai tereliminasi
• Limfosit T efektor - Limfosit T sitotoksik (Tc = CD8) melisis sel target
- Limfosit T yang berperan pada hipersensitivitas lambat (Td = CD4) merekrut sel radang ke tempat antigen berada
Subset Sel T
Sel T CD4+
• Mengenal antigen yang dipresentasikan bersama MHC kelas II oleh APC
• Berkembang menjadi subset sel Th1, Th2 atau Tdth tergantung sitokin lingkungan
• IFNg dan IL-12 (makrofag, sel dendritik yang diaktifkan mikroba) diferensiasi menjadi Th1/Tdth
• Il-4, IL-5, IL-10, IL-13 (sel mast) Th2 merangsang sel B memproduksi antibodi
• Fungsi utama: mengaktifkan makrofag yang selanjutnya akan menghancurkan mikroba
Subset Sel T
Sel T CD8+ / CTL / Tc• Sel T CD8+ naif yang keluar dari timus disebut
juga CTL/Tc• CD8+ mengenal antigen yang dipresentasikan
bersama molekul MHC-1• Fungsi utama: menyingkirkan sel yang
terinfeksi virus dengan menghancurkan sel yang mengandung virus, menghancurkan sel ganas
Sel “Natural Killer” (NK)
• Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni virus atau sel tumor. Diklasifikasikan sebagai Limfosit Granular Besar (LGL). Sel NK berjumlah 10% dari total limfosit di darah dan organ limfoid perifer.
• Sel NK memiliki sedikit aktivitas fagositik, namun dapat melakukan aktivitas sitotoksik/sitolitik terhadap berbagai patogen, melawan sel inang yang terinfeksi dengan virus atau bakteri tertentu atau melawan tumor tertentu, berikatan langsung dengan ligan di sel target.
Sel “Natural Killer” (NK)
• Mekanisme sel NK:- Virus hambat ekspresi MHC I (inhibitor sel NK) pada sel yang terinfeksi aktivasi sel NK- Aktivasi sel NK terdiri 2 cara kerja:Pertama, protein dalam granula sitoplasma sel NK dilepaskan menuju sel yang terinfeksi timbul lubang di membran plasma sel terinfeksi dan menyebabkan apoptosisKedua, sel NK mensintesis dan mensekresi IFN-γ aktivasi makrofag makrofag memakan mikroba dan mensekresi IL-12
Sel Th1
IL-12 yang diproduksi APC yang diaktifkan mikroba
Merangsang deferensiasi CD4+ menjadi Th1
Aktivasi efek bakterisidal makrofag
Sel Th2
IL-4, IL-5 yang dilepas sel mast yang terpajan antigen
Deferensiasi CD4+ menjadi Th2
Merangsang sel B untuk meningkatkan produksi antibodi
Daftar Pustaka
1. Baratawidjaja.Karnen Garna, Iris Rengganis. 2010, Gambaran Umum Sistem Imun dalam Imunologi Dasar, Ed.9, FKUI, Jakarta
2. Paul Singleton and Diana Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology. Third Edition John Willey & Sons Ltd.
3. Goodman JW. 2007. The Immune Response. In: Basic and Clinical Immunology. Connecticut: Prentice Hall Int.
top related