plagiat merupakan tindakan tidak terpuji hubungan … filetni-ad di yonif 400/raider dan kekerasan...
Post on 14-May-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA PADA PRAJURIT TNI-AD DI YONIF
400/RAIDER DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Hapsari Retno Dewi
NIM : 049114054
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Lord didn’t promise that life would become easy… but
He promises to go with you in every step of your way and don’t be afraid in everything problem..
‘cause There is nothing impossible with God..
Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang
Ams 23:18
so..
When you weak, try to up
When you hopeless, try to hope again
When you badmood, try to change it to good
When you alone, believe GOD always with you
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kupersembahkan Karya ini untuk : ♥ Tuhan Yesus, tumpuan hidupku ♥ Bapak dan Ibu tercinta ♥ Mas Pandu tercinta ♥ Kandaku…Mas Nando yang kucintai
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Hapsari Retno Dewi (2008). Hubungan Antara Stres Kerja Pada Prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga. Pada penelitian ini terdapat hipotesis yang berbunyi ada hubungan antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga. Subjek dalam penelitian ini adalah prajurit bergolongan tamtama yang sudah menikah di Yonif 400/Raider. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 104 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengunpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala pengukuran model Likert, yaitu skala stres kerja dan skala kekerasan dalam rumah tangga. Uji coba skala dilakukan pada 80 prajurit tamtama yang sudah menikah di Yonif 203/AK. Koefisien reliabilitas pada skala stres kerja sebesar 0,907 dan pada skala kekerasan dalam rumah tangga sebesar 0,899. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Carl Pearson, hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi yang bernilai 0,497 (p < 0,05). Kata kunci : stres kerja, kekerasan dalam rumah tangga
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTACT
Hapsari Retno Dewi (2008). The correlation between stress in the workplace at soldier of TNI-AD in Yonif 400/Raider and domestic violence. Yogyakarta : Faculty of Psychology, Sanata Dharma University. This objective of this research was to find out the correlation between stress in the workplace at soldier of TNI-AD in Yonif 400/Raider and domestic violence. The hypothesis proposed in this research was that there was a correlation between stress in the workplace at soldier of TNI-AD in Yonif 400/Raider and domestic violence. The subjects in this research were tamtama soldiers of Yonif 400/Raider who have been married. The sample of this research was included 104 soldiers that acquired by purposive sampling technique. Data gathering method used in this research was used Likert rating scales, which were divided into stress in the workplaces scale and domestic violence scale. The try out scale had been done to 80 tamtama soldiers who have been married. The reliability coefficient on stress in the workplace scale was 0,907 and 0,899 on domestic violence scale. The data was analyzed by using correlational Product Moment technique, and the result showed that there was a correlation between stress in the workplace at soldier of TNI-AD in Yonif 400/Raider and domestic violence. This result can be seen from the correlation coefficient in the amount of 0,497 (p <0,05). Keyword : stress in the workplace, domestic violence
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan kepada Tuhan Yesus,akhirnya selesai juga karya ilmiah ini. Rasa
syukur yang tak henti-hentinya penulis ungkapkan karena berkat dan bimbingan-
Nya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
Pada proses penyelesaian karya ilmiah ini, banyak pihak yang memberikan
bantuan, doa, dukungan semangat, dan motivasi tiada hentinya kepada penulis
sehingga sampai pada tahap ini dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih dengan ketulusan dan hati yang paling dalam pada :
1. Ibu M.L.Anantasari,S.Psi.,M.Si. Terima kasih ya bu atas semangat yang
telah diberikan sehingga penulis menjadi yakin bahwa skripsi ini bisa cepat
selesai. Terima kasih juga atas saran dan bimbingan yang telah diberikan
selama ini sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan lancar.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto,S.Psi.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijn untuk
mengadakan penelitian ini.
3. Bapak V.Didik Suryo Hartoko,S.Psi.,M.Si. Terima kasih telah memberikan
semangat dan bantuan konsultasi sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing
akademik dan penguji skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan semangat
yang diberikan. Terima kasih juga atas bantuan konsultasi penelitian ini.
5. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si selaku dosen penguji skripsi.
Terima kasih atas bimbingan dan konsultasi yang diberikan pada penelitian
ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi. Terima kasih karena telah memberikan
ilmu, wawasan, pengetahuan, dan membuat pola pikir peneliti menjadi lebih
dewasa dan bijaksana sehingga menjadi seseorang yang lebih baik.
7. Pak Giyanto, Mas Gandung, Mas Muji dan Mba Nanik atas semua bantuan,
kesabaran dan keramahan sikap dalam melayani kepentingan akademik.
8. Bapak, Ibu, Mas Pandu. Terima kasih buat dukungan semangat, perhatian
dan kebaikan hati membantu penelitianku. Terima kasih sekali karena telah
membantu penelitianku semaksimal mungkin dan selalu mendampingiku
hingga keluar kota. Tanpa kalian, penelitianku ini ga bisa selesai. Aku
sayang banget sama kalian, aku ingin membuat kalian bangga.
9. My lovely Lettu.Inf Fernando Batubara. Terima kasih ya nda atas dukungan
doa, semangat yang tiada henti-hentinya. Terima kasih juga buat bantuannya
memecahkan tiap permasalahan skripsiku.
10. Lettu.Inf Leo Abi Melek Sibuea, Kapt.Inf Faisal Akbar Yunus dan rekan
yang lain. Terima kasih atas bantuan informasi yang diberikan pada penulis
sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Letk.Inf Masduki Yonif 203/AK Tangerang. Terima kasih karena telah
menyediakan waktu khusus untuk membantu menyebarkan kuisioner try-
out. Bagi prajurit di Yonif 203/AK, terima kasih atas kesediaan waktu di
tengah kesibukan untuk mengisi kuisioner penelitian sehingga penelitian
berjalan dengan lancar.
12. Letk.Inf Sachono Yonif 400/Raider. Terima kasih karena telah membantu,
memberikan ijin serta kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di Yonif 400/Raider Semarang.
13. Kapt.Inf Amrul Huda. Terima kasih ya Bang atas kebaikannya karena telah
membantu kelancaran penelitian. Terima kasih telah membantu
mengumpulkan anggota-anggotanya dan memberikan informasi mengenai
Yonif 400/Raider. Terima kasih juga buat prajurit di Yonif 400/Raider ini
atas ketulusan hati dan kebaikannya membantu mengisi kuisioner ini.
14. Cratz Family. Jenk Ndul tengkiu ya selalu mendukung dan memberi
semangat, temenin aku mencari bahan-bahan penelitian. Jadi wanita jalanan
ya kita jenk kemaren. Buat Jenk Munz, tengkiu ya atas semangat dan
dukungannya. Juga buat Jenk Tya...terima kasih selalu dengerin
curhatanku..Jenk Mae..tengkiu ya atas semangatnya..Tak tunggu lo
kalian..Semangat !!!
15. Buat Canna Exclusive. Funz, Jegeg, M’Nur, Weni, Lia, Nana, Cahya, Tinul
dan exclusive lainnya. Tengkiu buat perhatian dan pengertiannya. Maaf ya
jadi jarang ngumpul n pegi bareng tiap malem..Tengkiu mao dengerin
keluhan skripsiku...tengkiu buat dukungan dan bantuannya...tengkiu...
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. Buat Humas. Pak Tatang. Terima kasih ya Pak atas kebaikan hatinya
membantu kelancaran penelitianku. Buat anak-anak Humas. Intan, Oneng,
Oon, Sheila, Berta, Lita, Rahma, Feri, Mbak Bunga, Mbak Ratih. Terima
kasih ya buat semangatnya, perhatian dan dukungannya.
Fiuh...akhirnya...ayo, kalian juga harus semangat.
17. Buat anak-anak psikologi 2004. Terima kasih telah membantu kelancaranku
dalam SPSS. Betty, tengkiu buat sharingnya sehingga bisa saling bertukar
informasi penting. Buat temen-temen yang lain, terima kasih buat dukungan
dan semangatnya. Ayo, kita harus mengharumkan angkatan kita, semangat !!
18. Miss Luci di Lembaga Bahasa USD. Makasih ya Miss buat bantuannya
sehingga skripsiku dapat berjalan dengan lancar.
19. Bagi semua pihak yang belum disebutkan satu persatu. Penulis
mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa hasil karya ini belum dapat
dikatakan sempurna. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis
menerima semua saran dan kritikan dari semua pihak. Semoga karya ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi siapa saja.
Hormat Penulis,
Hapsari Retno Dewi
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
1. Manfaat Teoretis .................................................................................. 8
2. Manfaat Praktis .................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10
A. TNI-AD..................................................................................................... 10
1. Pengertian TNI ................................................................................... 10
2. Peraturan Disiplin Militer pada TNI-AD............................................ 10
B. Stres Kerja................................................................................................. 11
1. Pengertian Stres Kerja......................................................................... 11
2. Jenis-Jenis Stres.................................................................................. 12
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Respon-Respon Stres ......................................................................... 13
4. Faktor-Faktor yang Dapat Membangkitkan Stres .............................. 15
C. Agresi yang dialihkan .............................................................................. 22
D. Kekerasan dalam Rumah Tangga ............................................................. 24
1. Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga .................................... 24
2. Dimensi Kekerasan dalam Rumah Tangga ........................................ 25
3. Faktor Penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga ........................... 28
E. Hubungan Antara Stres Kerja dan Kekerasan dalam Rumah Tangga ..... 34
F. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 41
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 41
B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................ 41
C. Definisi Operasional ................................................................................. 41
1. Stres Kerja .......................................................................................... 41
2. Kekerasan dalam Rumah Tangga........................................................ 43
D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 45
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 46
1. Skala Stres Kerja ................................................................................ 46
2. Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga ............................................. 46
F. Uji Coba Alat Ukur .................................................................................. 49
G. Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 49
1. Validitas ............................................................................................. 49
2. Seleksi Item ........................................................................................ 51
a. Stres Kerja .................................................................................... 50
b. Kekerasan dalam Rumah Tangga ................................................. 52
3. Reliabilitas .......................................................................................... 58
H. Metode Analisis Data ............................................................................... 58
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 60
A. Orientasi Kancah Penelitian ..................................................................... 60
1. Profil Yonif 400/Raider ...................................................................... 60
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 61
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Deskripsi Subjek Penelitian ..................................................................... 63
D. Uji Asumsi Hasil Penelitian ..................................................................... 64
1. Uji Normalitas .................................................................................... 65
a. Sebaran Data Variabel Stres Kerja ............................................... 65
b. Sebaran Data Variabel KDRT ....................................................... 65
2. Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 66
3. Uji Linearitas ...................................................................................... 66
E. Uji Hipotesis ............................................................................................. 69
F. Pembahasan .............................................................................................. 70
BAB V KESIMPULAN, SARAN........................................................................ 79
A. Kesimpulan .............................................................................................. 79
B. Saran ......................................................................................................... 79
1. Bagi Pihak Satuan .............................................................................. 79
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Blue Print Skala Stres Kerja (sebelum uji coba) ................................ 47
Tabel 3.2 : Blue Print Skala KDRT (sebelum uji coba) ..................................... 48
Tabel 3.3 : Hasil Korelasi Item Total Skala Stres Kerja ..................................... 52
Tabel 3.4 : Item yang Sahih dan Gugur pada Skala Stres Kerja ......................... 52
Tabel 3.5 : Distribusi Item Skala Stres Kerja untuk Penelitian ........................... 53
Tabel 3.6 : Hasil Korelasi Item Total Skala KDRT ............................................ 54
Tabel 3.7 : Item yang Sahih dan Gugur pada Skala KDRT ................................ 54
Tabel 3.8 : Distribusi Item Skala KDRT untuk Penelitian ................................. 57
Tabel 4.1 : Deskripsi Suku Bangsa Subjek Penelitian.......................................... 63
Tabel 4.2 : Deskripsi Lama Bekerja Subjek Penelitian......................................... 64
Tabel 4.3 : Deskripsi Lama Menikah Subjek Penelitian ...................................... 64
Tabel 4.4 : Data Hasil Penelitian .......................................................................... 66
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Skala Try Out ……………………………………………………..... 86
Lampiran Skala Penelitian ..............................................................…….…….. 102
Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Try Out Stres Kerja …….………..…... 114
Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Try Out KDRT …………………..…... 121
Lampiran Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ....................................... 127
Lampiran Hasil Uji Linearitas Data Hasil Penelitian ......................................... 128
Lampiran Hasil Uji Hipotesis dan Mean Kekerasan Fisik ..................................129
Lampiran Hasil Uji Hipotesis dan Mean Kekerasan Psikologis .........................132
Lampiran Hasil Uji Hipotesis dan Mean Kekerasan Seksual..............................135
Lampiran Hasil Uji Hipotesis dan Mean Kekerasan Finansial............................138
Lampiran Verbatim Subjek Penelitian ................................................................141
Lampiran Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................ 162
Lampiran Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 163
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Hubungan Antara Stres Kerja dan KDRT ......................................... 39
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena yang akhir-akhir ini marak terjadi dalam kehidupan sehari-
hari adalah kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh lapisan
masyarakat manapun. Kekerasan dalam rumah tangga yaitu pola perilaku
yang bersifat menyerang sehingga menciptakan ancaman atau melukai yang
dilakukan oleh pasangannya (Kyriacou dalam Luhulima, 2000:54-55).
Berdasarkan hasil penelitian dan kasus yang banyak terjadi, Tamtiari (2005 :
14) menjelaskan bahwa fenomena kekerasan yang dilakukan suami terhadap
istri terbukti paling banyak terjadi. Maka, pada penelitian ini, fenomena
kekerasan dalam rumah tangga dibatasi berdasarkan relasi gender antara
suami dengan istri. Poerwandari menyatakan bahwa kekerasan dalam rumah
tangga tersebut dapat dipilah ke dalam berbagai bentuk, yaitu kekerasan
fisik, psikologis, seksual, finansial dan spiritual (Luhulima, 2000 : 11-12).
Menurut psikolog Jari, Ida Hidayat dan Endang Sukawati
(http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/042007/21/0105.htm), dari
tahun ke tahun, KDRT dengan korban wanita cenderung meningkat. Pada
bulan April 2002 hingga bulan Maret 2007, Jari telah menangani 134 kasus
kekerasan dalam rumah tangga. Bentuk kekerasan yang banyak dialami oleh
perempuan adalah kekerasan psikis dan fisik.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kekerasan dalam rumah tangga ini juga dapat terjadi dimanapun,
termasuk dalam satuan militer, salah satunya TNI-AD. Adib & Muttaqin (2005 :
17) juga menjelaskan bahwa di daerah militer banyak terjadi kekerasan terhadap
perempuan. Pelaku kekerasan tersebut berasal dari kalangan militer. Bentuk
kekerasan yang dilakukan berupa kekerasan fisik, seksual dan psikologis. Lebih
lanjut lagi, berdasarkan data kasus yang dimiliki LSM Rifka Annisa pada tahun
2006, terdapat 17 kekerasan yang dilakukan oleh TNI/Polri. Kekerasan tersebut
terdiri dari 12 kekerasan terhadap istri, 4 kekerasan dalam pacaran, dan 1
perkosaan. Lettu Inf. Leo.A.S yang merupakan Pasi Intel Yonif 726/Tamalatea
juga mengatakan bahwa kekerasan dalam rumah tangga terjadi di Kompi-C
pada Yonif 726/Tamalatea (wawancara pribadi, 21 Februari 2008). Lettu Inf.
Leo.A.S menjelaskan bahwa istri prajurit TNI-AD yang memiliki golongan
Tamtama tersebut mengalami kekerasan fisik yaitu dipukul oleh suaminya.
Namun demikian, prajurit itu membela diri dengan mengatakan bahwa yang
salah adalah istrinya. Kesalahan istrinya ialah berhutang uang di berbagai
tempat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi (wawancara pribadi, 21 Februari
2008).
Fenomena ini dapat dikatakan unik karena banyak terjadi dalam
kehidupan sehari-hari namun demikian sering ditutupi sehingga tidak dapat
diketahui oleh banyak orang dengan alasan tabu, aib keluarga, dan dianggap
urusan intern keluarga (Andari, 2005:22 ; Tursilarini, 2004:41 ; Prastyowati,
2004:47). Hal ini akan mempersulit mengungkap kenyataan sesungguhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
seberapa besar dan seberapa banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga yang
sedang terjadi.
Kekerasan dalam rumah tangga ini dapat terjadi karena berbagai faktor.
Langley, dkk (dalam Prastyowati, 2003 : 62-63) menyatakan bahwa budaya
patriarki menempatkan laki-laki untuk memegang kekuasaan dalam keluarga
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 :
14-16) mengenai kekerasan dalam rumah tangga. Struktur sosial dan pembagian
kekuasaan masyarakat juga mempengaruhi kekerasan dalam rumah tangga.
Struktur sosial ini memberikan hak istimewa dengan mengutamakan laki-laki.
Selain itu, faktor psikis dapat membuat suami melakukan kekerasan pada istri.
Faktor psikis tersebut antara lain penyelewengan seks, citra diri yang rendah,
frustrasi, perubahan situasi dan kondisi, dan kekerasan sebagai sumber daya
untuk menyelesaikan masalah (Langley dalam Djannah, 2003 :20).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kekerasan dalam rumah tangga
yaitu stres kerja. Diahsari (2001 : 363) menjelaskan stres kerja sebagai ancaman
yang berasal dari tuntutan pekerjaan atau kurang terpenuhinya kebutuhan
individu di tempat kerja. Respon stres yang muncul pada individu yaitu
perilaku, kognitif, fisiologis, dan psikologis. Respon perilaku meliputi
peningkatan konsumsi pada rokok dan alkohol, tidak nafsu makan atau makan
berlebihan, dan sebagainya. Pada respon kognitif meliputi ketidakmampuan
mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi, peka terhadap ancaman, dan
sebagainya. Respon fisiologis berupa sulit tidur, sakit kepala, sulit buang air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
besar, dan sebagainya (Handoyo, 2001 : 65-66). Respon psikologis seperti
marah, cemas, frustrasi, dan sebagainya.
Pada saat individu mengalami stres kerja maka salah satu respon
psikologis yang muncul yaitu frustrasi (Spector, 1994 : 419). Frustrasi ialah
suatu situasi pada individu saat tidak tercapainya tujuan karena ada rintangan
yang menghalangi individu tersebut (Rukminto, 1994 : 165). Hal ini didukung
oleh Mulyati (1999) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara stres kerja
dengan perilaku agresi pada anggota ABRI. Kekerasan dalam rumah tangga
merupakan salah satu manifestasi dari agresi. Selain itu, juga ada penelitian dari
berbagai peneliti (Utami, 2005:18 ; Salmah, 2004:63 ; Prastyowati, 2003:63)
yang menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kekerasan dalam
rumah tangga yaitu stres pekerjaan.
Stres kerja pada prajurit TNI-AD dapat dipengaruhi oleh disiplin militer.
Pada Bab 1 Pasal 1 Peraturan Disiplin Militer (2005 : 2-3) menyebutkan disiplin
militer sebagai segala bentuk peraturan dan ketentuan-ketentuan mengenai
ketaatan dan kepatuhan terhadap semua perintah kedinasan dari tiap-tiap atasan
dengan seksama dan bertanggung jawab. Hal ini berarti prajurit TNI patuh dan
taat dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kedinasan maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Namun demikian, ada indikasi disiplin tersebut
disalahgunakan oleh atasan sehingga terjadi penyimpangan disiplin militer.
May. Siswono (2005 : 28) menjelaskan bahwa cukup banyak perwira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengeluarkan kata-kata berupa ancaman dan dendam karena tidak terpenuhinya
kebutuhan pribadi sehingga menghambat karir anggota-anggotanya.
Heriyono (dalam Gema Infanteri 2005 : 18) juga menjelaskan bahwa
terkadang perintah atasan sering berubah, tidak jelas dan berlebihan di luar jam
dinas. Selanjutnya, terkadangpun terjadi pemaksaan kehendak dan tanpa
memikirkan kepentingan bawahannya. Lebih lanjut lagi, kondisi fisik juga
mempengaruhi stres kerja. Ada indikasi bahwa pekerjaan sebagai TNI-AD
mempunyai resiko kematian yang tinggi.
Selanjutnya, perintah komandan bersifat mutlak (prerogatif). Schultz &
Schultz (2006:368) mengungkapkan bahwa pola kepemimpinan merupakan
salah satu pembangkit stres. Pembangkit stres yang terakhir adalah ciri-ciri
individu. Individu yang berada pada suatu lingkungan kerja harus dapat
beradaptasi dan menginternalisasi nilai-nilai yang dianggap penting bagi
organisasi tersebut. Jika individu tidak dapat beradaptasi maka dapat
menimbulkan stres.
Respon individu pada tuntutan lingkungan tergantung dari penilaian
kognitif dan kemampuan individu dalam pemecahan masalah mengenai tuntutan
tersebut. Individu akan mengalami distress jika merasa tidak memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dianggap penting baginya
sehingga memandang permasalahan sebagai suatu ancaman. Sebaliknya,
individu akan mengalami eustress jika merasa mampu untuk menyelesaikan
permasalahan yang dianggap penting sehingga memandang permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sebagai suatu tantangan yang dapat memotivasi dirinya (Schultz & Schultz,
2006:358 ; Munandar, 2001:399-400). Individu yang mengalami stres akan
muncul gejala-gejala seperti fisiologis, psikologis, kognitif dan perilaku.
Ada indikasi bahwa ketidakberanian individu untuk mengungkapkan
perasaan ini membuat perasaan menjadi tertekan terutama yang bersifat negatif
sehingga dialihkan ke anggota keluarga yang mempunyai kedudukan lebih
lemah dari dirinya (Sears, 2005:23-24). Salah satu bentuk pengalihan
perasaannya tersebut ialah kekerasan dalam rumah tangga yang merupakan
manifestasi dari agresi.
Kekerasan juga dipengaruhi oleh karakteristik individu. Sejak masa anak-
anak ada yang diberi pelajaran mengenai perilaku yang boleh dan tidak boleh
dilakukan dengan memberikan hukuman fisik. Hal ini menjadi proses belajar
sosial pada masa anak-anak bahwa kekerasan merupakan hal yang wajar
dilakukan. Proses belajar pada anak-anak tersebut berkembang menjadi karakter
kepribadian individu.
Pada penelitian ini, individu yang akan diteliti adalah prajurit TNI-AD.
Prajurit TNI-AD termasuk individu yang jarang diteliti dalam penelitian
sehingga penelitian ini akan menjadi menarik dan unik. Selain itu, pada satuan
militer masih jarang membicarakan sisi psikologis suatu kehidupan di
lingkungan tersebut. Individu tersebut yaitu prajurit pada tingkat Tamtama
karena merupakan tingkat yang paling rendah dibandingkan bintara dan
perwira. Prajurit yang diteliti adalah yang sudah menikah dengan usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pernikahan minimal 6 bulan dan bertempat tinggal di rumah dinas Yonif
400/Raider Semarang.
Peneliti ingin membahas mengenai stres kerja yang dialami prajurit TNI-
AD dengan kekerasan dalam rumah tangga pada istrinya. Diharapkan dengan
adanya penelitian ini akan menambah pemahaman dan kesadaran di lingkungan
bahwa masalah ini merupakan tanggung jawab bersama baik di keluarga,
masyarakat, pemuka agama, dan lain sebagainya.
A. Rumusan Masalah
Penelitian ini ingin meneliti “Apakah ada hubungan antara stres kerja
pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga
yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan
seksual dan kekerasan finansial.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres kerja pada
prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga yang
terdiri dari dimensi kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan
kekerasan finansial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah
ilmu psikologi khususnya psikologi klinis mengenai hubungan antara stres
kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider dan kekerasan dalam
rumah tangga.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat untuk satuan militer
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi satuan
yang diteliti agar dapat menjadi bahan evaluasi mengenai hubungan
antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga secara
menyeluruh dan mendalam.
b. Manfaat bagi Pimpinan-Pimpinan Militer
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pimpinan
militer untuk menjadi bahan refleksi mengenai hubungan antara stres
kerja dan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, pimpinan juga
dapat menggunakan penelitian ini sebagai dasar kebijakan dalam
memberikan pengarahan kepada prajurit mengenai hubungan antara
stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Manfaat bagi Prajurit TNI-AD
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi prajurit-
prajurit TNI-AD sebagai bahan evaluasi diri mengenai hubungan
antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
A. TNI-AD
1. Pengertian TNI
Berdasarkan UU RI No.34 tahun 2004 tentara adalah warga
negara yang dipersiapkan dan dipersenjatai untuk tugas-tugas
pertahanan negara guna menghadapi ancaman militer maupun
ancaman bersenjata. Sedangkan TNI merupakan alat negara yang
berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tentara merupakan prajurit yang lulus dari pendidikan untuk
membentuk prajurit siswa menjadi prajurit TNI. Pasal 29 pada UU RI
No.34 Tahun 2004 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan untuk
pengangkatan prajurit terdiri atas pendidikan perwira, bintara, dan
tamtama.
Pasal 32 pada UU RI No.34 Tahun 2004 menjelaskan bahwa
Tamtama dibentuk dari pendidikan pertama tamtama yang berasal
langsung dari masyarakat dengan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama.
Pimpinan berhak untuk memberi perintah dan hukuman apabila
melanggar disiplin militer yang telah ditetapkan. Hukuman disiplin
diberikan apabila prajurit melakukan pelanggaran yang ringan,
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sedangkan pelanggaran yang berat diserahkan bagian Mahkamah
Militer Penyidik (peraturan disiplin prajurit TNI, 2005:2).
Pada penelitian ini, peneliti mengambil subjek penelitian pada
golongan tamtama. Alasannya adalah karena tamtama termasuk
pangkat terendah yang mempunyai banyak pemimpin sehingga ruang
lingkup geraknya menjadi terbatas.
1. Peraturan Disiplin Militer pada TNI-AD
Pada Bab 1 Pasal 1 (peraturan disiplin prajurit TNI, 2005:1),
Peraturan Disiplin Prajurit Tentara Indonesia menyatakan bahwa
Peraturan Disiplin Prajurit TNI yang selanjutnya disebut peraturan
disiplin adalah segala bentuk peraturan dan ketentuan-ketentuan
tentang ketaatan dan kepatuhan terhadap semua perintah kedinasan
dari tiap-tiap atasan dengan seksama dan bertanggung jawab, yang
berlaku bagi para prajurit TNI, baik dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban kedinasan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
B. Stres Kerja
1. Pengertian Stres Kerja
Gerrig & Zimbardo (2008:389) menjelaskan stres sebagai pola
respon yang dibuat oleh individu berdasarkan stimulus yang
merupakan peristiwa yang mengganggu keseimbangan atau melebihi
kemampuan individu dalam mengatasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Stres yaitu respon adaptif dari karakter individu atau proses
psikologis yang merupakan konsekuensi dari berbagai perilaku/situasi
eksternal/tuntutan fisik, psikologis individu (Thomas & Wadsworth,
2005 : 130).
Taylor (dalam Douglas, 2002 : 378) mendefinisikan stres sebagai
emosi negatif dan proses fisiologis yang terjadi saat individu mencoba
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan.
Westen (1996 : 426) mendefinisikan stres sebagai kesempatan
individu untuk menyanggupi beradaptasi pada tuntutan internal
maupun eksternal sehingga akan terjaga secara fisiologis dan
membebani secara emosional. Proses adaptasi tersebut akhirnya akan
menimbulkan respon kognitif atau perilaku.
Pada penelitian ini, stres yang diteliti adalah stres di tempat kerja.
Stres kerja merupakan ancaman yang berasal dari tuntutan pekerjaan
atau kurang terpenuhinya kebutuhan individu di tempat kerja
(Diahsari, 2001 : 363).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah pola respon
individu secara fisiologis, perilaku, kognitif dan psikologis saat
beradaptasi pada tuntutan pekerjaan.
2. Jenis – Jenis Stres
Selye (dalam Landy & Conte, 2004 : 554) membedakan stres
menjadi 2 bagian, yaitu eustress dan distress. Eustress merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kekuatan yang positif dimana individu melihat situasi stres sebagai
suatu tantangan sehingga memotivasi individu untuk bekerja keras dan
dapat mencapai tujuannya. Distress yaitu melihat situasi stres sebagai
suatu hal yang sangat berlebihan sehingga dapat mengurangi kapasitas
kerja dan dapat mengalami berbagai penyakit yang berat (Thomas &
Wadsworth, 2005 : 131).
3. Respon – Respon Stres
Stres di tempat kerja mempunyai ancaman yang serius bagi
kesehatan individu di suatu organisasi. Spector (1996 : 283)
menjelaskan bahwa ancaman tersebut disebabkan karena adanya
tuntutan kerja sehingga menimbulkan berbagai respon stres seperti
respon psikologis, respon fisik dan respon perilaku. Pendapat ini
dilengkapi lagi oleh Wadsworth (2005 : 132) yang menambahkan
respon kognitif pada respon-respon stres yang telah dijelaskan
sebelumnya. Respon – respon stres, yaitu :
a. Respon Psikologis
Thomas & Wadsworth (2005 : 133) menjelaskan respon
stres tersebut seperti cemas dan depresi. Lebih lanjut lagi,
Spector (1996 : 284) menambahkan respon stres seperti marah,
frustrasi, tidak adanya kepuasan kerja dan kehidupan. Selain itu,
Schultz & Schultz (1994 : 419) menyatakan respon psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pada stres yaitu kelelahan secara psikologis, dan rendahnya harga
diri.
b. Respon Fisiologis
Sagrestano (dalam Thomas & Wadsworth, 2005 : 132)
berpendapat respon stres yang muncul yaitu meningkatnya
tekanan darah dan meningkatnya aktivitas hormon. Spector
(1996 : 283) menambahkan respon stres seperti sakit kepala,
pusing, keringat dingin, gangguan tidur dan gangguan perut.
Hawari (2006 : 41) juga menjelaskan respon stres seperti
lambung terasa mual, mulas, kembung, pedih dan diare.
c. Respon Perilaku
Spector (1996 : 283) menjelaskan bahwa respon perilaku
yang muncul pada individu adalah menggunakan zat-zat kimia
yang dapat mengganggu kesehatan, merokok berlebihan dan
kecelakaan. Thomas & Wadsworth (2005 : 133) menambahkan
juga respon perilaku saat stres seperti kekerasan di tempat kerja,
gangguan makan, adanya permasalahan dalam keluarga, minum-
minuman alkohol yang berlebihan.
d. Respon Kognitif
Respon kognitif yang mungkin muncul saat stres pada
individu yaitu kurangnya konsentrasi dan perhatian, kurangnya
short-term dan long-term memory, dan rusaknya rencana-rencana
jangka panjang suatu organisasi (Thomas & Wadsworth, 2005 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
133). Selain itu, individu juga sulit untuk membuat keputusan,
terutama jika berada dalam tekanan (Landy & Conte, 2004 :
361).
Jadi, ada 4 respon pada individu saat menghadapi tuntutan
yang berasal dari lingkungan yaitu respon psikologis, fisiologis,
perilaku dan kognitif. Respon psikologis seperti marah, kecewa,
sedih, bingung, dan sebagainya. Respon fisiologis seperti
keringat dingin, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan perut,
dan sebagainya. Respon perilaku seperti tidak ada nafsu makan
atau makan berlebihan, kesulitan komunikasi, menunda
pekerjaan, dan sebagainya. Respon yang terakhir yaitu respon
kognitif seperti sulit berkonsentrasi, sulit membuat keputusan.
5. Faktor-Faktor yang dapat Membangkitkan Stres Kerja
Landy & Conte (2004 : 555) menjelaskan bahwa stressor
merupakan suatu tuntutan fisik dan psikologis yang akan direspon oleh
individu. Munandar (2001 : 380) juga menjelaskan pengertian stressor
sebagai faktor-faktor pembangkit stres. Lebih lanjut lagi dijelaskan
bahwa setiap aspek pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres. Namun
demikian, hanya individulah yang dapat menentukan sejauh mana
situasi yang sedang dihadapi tersebut merupakan situasi stres atau
tidak. Munandar (2001 : 380) memilah stressor menjadi beberapa
bagian, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Intrinsik dalam Pekerjaan
Pada faktor ini, Munandar (2001 : 381) memilahnya lagi menjadi
dua tuntutan, yaitu :
1). Tuntutan Fisik
Munandar dan Schultz & Schultz (1994 : 416)
menjelaskan bahwa suatu kondisi kerja tertentu dapat
menghasilkan prestasi kerja yang optimal. Lebih lanjut
lagi, Menurut Munandar (2001 : 382), tuntutan fisik
tersebut seperti lingkungan yang berdebu, kotor, tempat
beristirahat yang kurang baik, toilet yang kurang memadai
dapat dikatakan sebagai faktor yang tinggi pembangkit
stres.
2). Tuntutan Tugas
Beban kerja berlebih dan terlalu sedikit dapat mempengaruhi
stres kerja (Schultz & Schultz, 2006 : 366 ; Landy & Conte, 2004 :
556 ; Munandar, 2001 : 383). Lingkungan militer merupakan
lingkungan dimana prajurit selalu siaga 24 jam. Kapten Inf Faisal
A.Y (wawancara pribadi, 10 April 2008) menyatakan bahwa
perintah dinas adalah segalanya sehingga bawahan harus selalu
loyal dan siaga diperintahkan oleh atasan kapan pun juga. Hal ini
dapat membuat pihak bawahan menjadi stres karena sehingga
menjadi tidak tenang untuk melakukan aktivitas apapun sekalipun
itu tidur (wawancara pribadi, 8 April 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pembangkit stres pada tuntutan tugas lainnya ialah paparan
terhadap resiko dan bahaya. Resiko dan bahaya ini tergantung pada
profesi yang dimiliki individu. Munandar (2001 : 389-390)
menjelaskan bahwa profesi yang memiliki resiko dan bahaya, salah
satunya adalah tentara. Makin besar kesadaran akan bahaya dan
akibat dari pembuatan kesalahan maka makin besar depresi dan
kecemasan. Anggota TNI mempunyai resiko kematian yang tinggi
saat melakukan tugas operasi.
b. Peran dalam Organisasi
1). Konflik Peran (Role Conflict)
Konflik peran terjadi ketika prosedur yang ditetapkan
tersebut sulit, tidak dapat diterima atau tidak mungkin
untuk disetujui dengan prosedur lain yang sudah ditetapkan
(Ivancevich & Matteson ; Sagrestano dalam Thomas &
Wadsworth, 2005 : 136). Selanjutnya, Schultz & Schultz
(1994 : 415) mendefinisikan konflik peran muncul saat ada
perbedaan antara kebutuhan kerja atau antara tuntutan kerja
dengan nilai dan harapan individu.
Munandar (2001 : 390) menjelaskan bahwa ada
beberapa hal yang mempengaruhi individu sehingga
mengalami konflik peran, yaitu :
a). Pertentangan antara tugas-tugas yang harus individu
lakukan dengan tanggung jawab yang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b). Tugas-tugas yang harus dilakukan, menurut
pandangan individu bukan merupakan bagian dari
pekerjaannya.
c). Tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan,
rekan, bawahan atau orang lain yang dinilai penting
bagi individu.
d). Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadi
sewaktu melakukan tugas pekerjaannya.
2). Peran yang Ambigu
Thomas & Wadsworth (2005 : 136) berpendapat
ketaksaan peran ada saat individu tidak memberikan
informasi yang cukup atau menjelaskan kepentingan
perannya, pekerjaan yang obyektif dan kemampuan untuk
mengerti mengenai tanggung jawab dari pekerjaannya.
Munandar (2001 : 392) menjelaskan faktor-faktor yang
dapat menimbulkan ketaksaan peran, yaitu, ketidakjelasan
dari tujuan-tujuan kerja, kesamaran tentang tanggung
jawab, ketidakjelasan tentang prosedur kerja, kesamaran
tentang apa yang diharapkan oleh orang lain, kurang adanya
timbal balik kerja
c. Hubungan dalam Pekerjaan
Argyris & Cooper (dalam Munandar, 2001 : 395)
mengungkapkan bahwa hubungan yang baik antar anggota dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
satu kelompok kerja merupakan faktor utama dalam kesehatan
individu dan organisasi. Selain itu, adanya ketegangan
psikologikal dalam bentuk kepuasan kerja yang rendah,
penurunan kondisi kesehatan dan rasa diancam oleh atasan dan
rekan kerjanya (Kahn dalam Munandar, 2001 : 395).
Mayor Siswono (2005 : 28) mengungkapkan bahwa cukup
banyak perwira yang sering mengeluarkan kata-kata ancaman
serta dendam karena tidak terpenuhinya kebutuhan pribadi. Hal
tersebut pada akhirnya dapat menghambat karir anggotanya.
d. Struktur dan Iklim Organisasi
Struktur dan iklim organisasi ini tergantung dari cara
individu mempersepsikan kebudayaan, iklim dan kebiasaan
organisasi.
Perilaku kepemimpinan yang kurang merupakan salah satu
faktor pembangkit stres. Pola kepemimpinan dimana seorang
pemimpin tidak menerima bawahan untuk mengambil bagian
dalam membuat keputusan (Schultz & Schultz, 2006 : 368).
Peraturan Disiplin Militer juga menyebutkan bahwa prajurit
TNI harus menghormati dan patuh kepada atasannya. Perintah
dinas adalah segalanya (wawancara pribadi, 10 April 2008). Pola
kepemimpinan militer adalah pola kepemimpinan yang
cenderung otoriter (wawancara pribadi, 10 April 2008). Kapten
Inf Faisal AY menjelaskan bahwa perintah atasan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
segala-galanya dan mutlak. Heriyono (dalam Gema Infanteri
2005 : 18) juga menambahkan bahwa perintah atasan seringkali
berubah-ubah dan tidak jelas, adanya perintah yang berlebihan di
luar jam dinas, pemaksaan kehendak dan tanpa memikirkan
kepentingan bawahannya.
e. Tuntutan dari Luar Organisasi/Pekerjaan
Munandar (2001 : 397) menjelaskan tuntutan di luar
organisasi melingkupi segala unsur kehidupan seseorang yang
berkaitan dengan kejadian dalam kehidupan dan kerja pada suatu
organisasi sehingga dapat memberikan tekanan pada individu.
Permasalahan tersebut seperti isu tentang keluarga, krisis
kehidupan, keuangan, dan sebagainya. Lebih lanjut lagi
dijelaskan bahwa stres dalam pekerjaan mempunyai dampak
yang negatif pada kehidupan keluarga dan pribadi.
f. Ciri-Ciri Individu
1). Nilai dan Kebutuhan
Pada setiap organisasi memiliki kebudayaan yang
berarti adanya keyakinan, nilai dan norma yang mendukung
organisasi dalam menghadapi permasalahan. Individu
belajar beradaptasi dan menginternalisasi nilai yang
dianggap penting. Jika individu tidak dapat beradaptasi
maka akan terjadi pertentangan nilai sehingga ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pertentangan kebutuhan dan mengalami stres (Munandar,
2001 : 401).
2). Kecakapan
Individu yang sedang mengalami masalah dan merasa
tidak mampu memecahkan masalah tersebut, padahal
masalah tersebut dianggap penting baginya akan merasa
terancam dan mengalami stres. Di sisi lain, individu yang
merasa mampu menghadapi permasalahannya akan merasa
tertantang dan motivasi meningkat. Individu tersebut
mengalami eustress.
Kecakapan tersebut dapat juga diistilahkan dengan
kata lain, yaitu cognitive appraisal, artinya bagaimana
interpretasi kognitif dan penilaian individu terhadap
stressor. Penilaian kognitif ini merupakan pusat untuk
mendefinisikan situasi seperti seberapa besar ancamannya
dan dapat mengatasi ancaman atau tidak. Selain itu juga
untuk mengukur diri apakah memiliki kemampuan untuk
mengatasi ancaman tersebut (Gerrig&Zimbardo, 2008 :
397).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan respon adaptif
individu terhadap tuntutan eksternal baik fisik maupun psikologis dari
lingkungannya. Stres kerja berarti tuntutan atau ancaman yang berasal
dari tempat kerja. Tuntutan tersebut seperti faktor intrinsik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pekerjaan, resiko dan bahaya pekerjaan, pengembangan karir,
hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, tuntutan dari
luar organisasi, dan ciri-ciri individu. Respon tersebut dipengaruhi oleh
penilaian kognitif individu. Individu yang melihat tuntutan tersebut
sebagai suatu tantangan sehingga lebih termotivasi akan mengalami
eustress. Sedangkan individu yang melihat tuntutan sebagai suatu
ancaman maka akan mengalami distress. Respon stres individu
terhadap lingkungannya terdiri dari 4 aspek. Pertama, respon
psikologis seperti cemas, depresi, kelelahan, dan sebagainya. Kedua,
respon fisiologis seperti keringat dingin, jantung berdebar, gangguan
perut dan sebagainya. Ketiga, respon perilaku dimana individu akan
merokok berlebihan, terjadi kekerasan di tempat kerja, dan sebagainya.
Aspek yang terakhir yaitu respon kognitif, konsentrasi dan perhatian
yang menurun pada individu, sulit membuat keputusan, dan
sebagainya.
C. Agresi yang Dialihkan (Displacement Agression)
Baron&Byrne (2005 : 144) mengungkapkan bahwa frustrasi
merupakan salah satu faktor yang secara potensial menyebabkan agresi.
Frustrasi terkadang menghasilkan agresi karena adanya hubungan yang
mendasar antara afek negatif (perasaan yang tidak menyenangkan) dengan
perilaku agresif. Hal ini didukung dengan pernyataan Berkowitz (dalam
Krahe, 2005 : 57-58) bahwa afek negatif dalam bentuk amarah merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mediator penting antara frustrasi dan agresi. Frustrasi merupakan salah satu
kejadian aversif yang dapat menimbulkan afek negatif dalam bentuk marah.
Kejadian aversif tersebut seperti ketakutan, kesakitan fisik, atau
ketidaknyamanan secara psikologis.
Lebih lanjut lagi, Sears (2005 : 23-24) mengatakan bahwa ada
perasaan agresi yang tidak dapat diekspresikan terhadap penyebab marah
disebut sebagai agresi yang dialihkan. Agresi yang dialihkan akan
mengekspresikan agresi terhadap sasaran pengganti. Terkadang orang
merasa kesal atau marah terhadap orang lain tetapi tidak dapat
membalasnya. Hal tersebut disebabkan karena orang yang menyebabkan
marah itu terlalu kuat, terhambat melakukannya atau terlalu cemas mengenai
akibat ke depannya. Inilah yang membuat seseorang ingin mengalihkan
perasaan agresinya dengan cara yang lain. Sears (2005 : 24) menjelaskan
bahwa pada umumnya agresi yang dialihkan diarahkan pada sasaran yang
dipersepsi lebih lemah atau kurang kuat. Pernyataan ini di dukung oleh
Krahe (2005 : 56) yang menyatakan bahwa orang yang takut akan hukuman
akan mengalihkan agresinya ke orang yang lebih lemah darinya.
Selanjutnya, Murpraptomo (1992 : 7) menjelaskan bahwa kekerasan
terhadap wanita ialah manifestasi dari agresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
C. Kekerasan dalam Rumah Tangga
1. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Berdasarkan UU No.34 Tahun 2004 (http://www.kowani.or.id/
main/index.asp?lang=id&p=101&f=apr012005001), kekerasan dalam
rumah tangga yang biasa disingkat menjadi KDRT ialah :
Setiap perbuatan terhadap perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Kyriacou, dkk (dalam Luhulima, 2000) menjelaskan bahwa
kekerasan dalam rumah tangga adalah pola perilaku yang bersifat
menyerang sehingga menciptakan ancaman atau melukai yang
dilakukan oleh pasangannya.
Kekerasan ini terjadi pada area domestik dalam bentuk intimate
violence atau private violence. Yuarsi (dalam Tursilarini, 2004 : 63)
menyatakan intimate violence ini terjadi antara suami-istri yang berupa
perbuatan kekerasan secara seksual pada istri oleh suami. Selanjutnya,
Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 13) menyatakan bahwa pelaku
dan korban memiliki hubungan keluarga atau kedekatan seperti istri,
pacar atau anak.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan dalam arena domestik
dengan konteks rumah tangga yaitu oleh suami terhadap istri.
Kekerasan ini berupa perbuatan untuk menyakiti atau melukai
pasangannya dalam bentuk apa pun. Peneliti membatasi kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dalam rumah tangga ini khususnya pada istri. Tamtiari (2005 : 14)
menjelaskan berdasar pada hasil penelitian dan kasus yang banyak
terjadi, bahwa fenomena kekerasan yang dilakukan suami terhadap
istri terbukti paling banyak terjadi.
2. Dimensi Kekerasan dalam Rumah Tangga
Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 11) menyatakan ada 4
dimensi dari kekerasan dalam rumah tangga. Dimensi-dimensi tersebut
yaitu :
a. Kekerasan Fisik
Adib & Muttaqin (2005 : 12) menjelaskan bahwa kekerasan
fisik merupakan setiap tindakan yang dapat menyebabkan rasa
sakit, luka, cedera pada tubuh, dan menyebabkan kematian baik
yang dilakukan dengan menggunakan alat atau tanpa alat.
Bentuk-bentuk tersebut antara lain seperti menampar, memukul
(dengan tangan ataupun benda), menarik rambut, menyundut
dengan rokok, mengabaikan kesehatan istri, melukai dengan
senjata, dan lain-lain (Hayati, dkk, 1999 : 1). Purnianti &
Kolibonso (2003 : 32) menambahkan bentuk-bentuk kekerasan
antara lain penganiayaan, pengurungan (dikurung di dalam
rumah) dan memberikan pekerjaan yang berlebihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Kekerasan Psikologis
Kekerasan psikologis adalah segala perbuatan atau ucapan
yang dapat mengakibatkan ketakutan atau hilangnya kepercayaan
diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak serta perasaan tidak
berdaya pada korban (Adib & Muttaqin,2005 : 12-13). Kekerasan
psikologis ini tidak menimbulkan bekas seperti kekerasan fisik
namun demikian dapat meruntuhkan harga diri bahkan
menimbulkan dendam di hati istri kepada suami. Kekerasan ini
bahkan lebih sulit di atasi daripada kekerasan fisik (Djannah,
dkk, 2003 : 34-35).
Bentuk-bentuk kekerasan psikologis tersebut menurut
Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 11) seperti berteriak-
teriak, menghina, menguntit, mengancam (misalnya dicerai,
dipukul, dibunuh), merendahkan, pengabaian, tuduhan,
penolakan, membentak, menyumpah, mengatur, memata-matai,
dan tindakan-tindakan yang menyebabkan rasa takut. Selain itu,
perbuatan, pembatasan, pemutusan hubungan dengan masyarakat
maupun dengan keluarga, melarang istri bekerja, sering
meninggalkan rumah tanpa alasan dan teror merupakan bentuk-
bentuk kekerasan psikologis yang lain (Purnianti & Kalibonso,
2003 : 33). Hayati (1999 : 1) menambahkan bentuk-bentuk
tersebut seperti melarang istri untuk ikut terlibat kegiatan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kemasyarakatan dan memisahkan istri dengan anak-anak bila
tidak menuruti keinginan suami.
c. Kekerasan Seksual
Budi Sampurna (dalam Luhulima, 2000 : 56) mengatakan
bahwa kekerasan seksual ini adalah segala sesuatu yang bersifat
penyerangan terhadap perempuan dalam konteks seksual.
Kekerasan ini berupa ajakan ke arah seksual seperti gurauan,
melecehkan atau merendahkan yang mengarah kepada seksual,
menyentuh, meraba, mencium, memaksa berhubungan seksual
saat istri sedang tidak menginginkannya (mungkin karena sedang
haid atau sakit). Hayati (1999 : 2) menambahkan bentuk
kekerasan antara lain tidak memenuhi kebutuhan seksual istri,
memaksa istri melakukan hubungan seksual dengan cara yang
tidak disukai istri, menggugurkan kandungan istri, dan memaksa
istri melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
d. Kekerasan Finansial
Poerwandari (dalam Luhulima, 2000 : 12) menyebutkan
bentuk-bentuk kekerasan finansial seperti mengambil uang,
menahan atau tidak memberikan kebutuhan finansial,
mengendalikan dan mengawasi pengeluaran uang sampai sekecil-
kecilnya, serta menghambat karir pasangannya. Semua hal
tersebut dimaksudkan untuk dapat mengendalikan tindakan
korban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Jadi, ada 4 dimensi kekerasan dalam rumah tangga. Pertama,
kekerasan fisik yaitu kekerasan yang menyebabkan rasa sakit
atau luka pada tubuh istri. Kekerasan tersebut seperti menampar,
menarik rambut, memukul, dan sebagainya. Kedua, kekerasan
psikologis ialah segala ucapan yang menyebabkan rasa takut,
kehilangan kepercayaan diri atau tidak berdaya pada istri.
Misalnya berteriak, mengatur, menguntit, mengancam, dan
sebagainya. Ketiga, kekerasan seksual yang menyerang atau
menyakiti dalam konteks seksual. Misalnya, meraba, menyentuh
atau melakukan tindakan yang bersifat memaksa karena istri
tidak menginginkannya. Kekerasan yang terakhir yaitu kekerasan
finansial yang menyakiti istri dalam konteks finansial.
Contohnya adalah menahan, mengawasi atau mengendalikan
pengeluaran uang, menghambat karir istri, dan sebagainya.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Djannah, dkk (2003 : 21) mengungkapkan bahwa ada beberapa
hal yang dapat menjelaskan mengapa tindakan kekerasan terjadi.
Faktor-faktor tersebut ialah :
a. Faktor Internal
Faktor internal ini berasal dari dalam diri individu.
Purnianti & Kolibonso (2003 : 3-4) mengemukakan bahwa
keluarga adalah tempat dimana kekerasan fisik pertama kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dirasakan dan keluarga adalah tempat pembenaran normatif
kekerasan terjadi pada masa kanak-kanak. Hukuman (kekerasan
fisik) tersebut digunakan untuk mengajarkan jenis-jenis perilaku
apa saja yang boleh dan tidak diperbolehkan, di sisi lain juga
sebagai proses belajar sosial pada anak yang membenarkan
penggunaan kekerasan.
Proses belajar tersebut awalnya ialah mengasosiasikan cinta
dengan kekerasan pada masa kanak-kanak. Orang tua ialah orang
terdekat yang dapat memukul anaknya untuk melatih mana yang
baik dan yang buruk. Pada tahap ini, anak belajar bahwa orang
terdekat menjadi wajar jika memukulnya (melakukan kekerasan).
Selain itu juga memberi pengajaran dan budaya untuk
membenarkan tindakan kekerasan. Purnianti & Kolibonso (2003
: 4) memberikan contoh, orang tua sering menahan diri untuk
melakukan pemukulan hingga orang tua tidak dapat menahan
kemarahan atau rasa frustrasi atas tindakan anaknya. Pada situasi
ini, anak mempelajari bahwa kemarahan dan rasa frustrasi yang
mendalam dapat membenarkan untuk melakukan tindakan
kekerasan. Pendapat ini dilengkapi oleh Poerwandari (dalam
Luhulima, 2000 : 14) yang mengungkapkan bahwa individu yang
sedang tertekan karena menghadapi suatu konflik atau masalah,
merespon perasaan tertekannya dengan melakukan kekerasan
pada orang-orang disekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Hayati, dkk (2000 : 5) juga menambahkan bahwa perilaku
meniru mempengaruhi individu dalam melakukan tindak
kekerasan. Seorang anak yang hidup dengan orang tua yang
senang memukul sebagai cara berkomunikasi untuk
menyelesaikan masalah maka akan meniru perilaku orang tuanya
dan diterapkan pada pasangannya. Tindak kekerasan sebagai
hasil belajar sosial tersebut akan terinternalisasi ke hubungan
sosial lain terutama dalam hubungan yang dekat seperti suami
dan istri. Perilaku meniru ini juga bisa diperoleh melalui media
lain, misalnya lingkungan masyarakat, televisi atau yang lain.
Selain itu, tanpa mendapatkan kekerasan pada masa kanak-kanak
dapat juga dengan mengamati kekerasan yang terjadi pada orang
tuanya. Semakin sering anak mendapatkan hukuman fisik maka
semakin tinggi juga kemungkinan pemukulan terhadap pasangan
(Straus dalam Purnianti & Kolibonso, 2003 : 4).
Pernyataan-pernyataan di atas di dukung juga oleh pendapat
Langley, dkk (dalam Salmah, 2004 : 87 ; Djannah dkk : 2003 :
20) yang mengemukakan bahwa kondisi psikis sebagai faktor
internal pada individu dalam melakukan tindak kekerasan.
Kondisi psikis tersebut seperti sakit mental, pecandu alkohol dan
obat bius, penerimaan masyarakat terhadap kekerasan, kurangnya
komunikasi, penyelewengan seks, citra diri yang rendah,
frustrasi, perubahan situasi dan kondisi, dan kekerasan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sumber daya untuk menyelesaikan masalah kebiasaan turunan
dari keluarga atau orang tua. Utami (2002 : 18) mendukung
pernyataan tersebut dengan mengungkapkan bahwa suami
melakukan kekerasan terhadap istri karena frustrasi atau stres
pekerjaan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini berasal dari luar diri individu. Faktor ini
terdiri dari dua hal, yaitu :
1). Persepsi tentang kekerasan pada masyarakat
Kekerasan dalam rumah tangga dianggap tabu yang
harus ditutup agar tidak diketahui oleh lingkungan
masyarakat karena merupakan permasalahan intern. Tamtiari
(2005 : 11) menjelaskan juga bahwa struktur sosial budaya
menjunjung tinggi kehormatan suatu rumah tangga sehingga
apabila terjadi kekerasan akan disembunyikan. Ia pun
menambahkan bahwa perempuan mempunyai tugas untuk
menjaga keharmonisan rumah tangganya sehingga
perempuan cenderung untuk menutupi tindak kekerasan yang
dialaminya.
2). Struktur Sosial dalam Masyarakat (Budaya Patriarki)
Menurut Darwin (dalam Tamtiari, 2005 : 9), dilihat
secara keseluruhan masyarakat Indonesia adalah masyarakat
patriarkis. Budaya patriarki yaitu budaya pada masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang meletakkan laki-laki sebagai makhluk yang istimewa,
memiliki nilai yang lebih unggul, diutamakan. Sedangkan
perempuan sebagai makhluk yang memiliki kekurangan,
lemah, dinomorduakan dan berperan di belakang (Hayati,
dkk, 1999 : 5).
Budaya patriarki tersebut sudah disosialisasikan dalam
lingkup keluarga sejak masa kanak-kanak. Poerwandari
(dalam Luhulima, 2000 : 16-17) berpendapat bahwa sejak
usia dini, laki-laki telah disosialisasikan untuk menyukai
kekerasan. Hal tersebut dilakukan melalui bentuk permainan
yang keras, olah raga yang keras, program televisi yang
menyajikan kekerasan sebagai cara untuk mendapatkan apa
yang diinginkan dan menyelesaikan masalah.
Andari (2005 : 33) menjelaskan bahwa struktur sosial
budaya mengkonstruksikan perempuan untuk menjadi istri
yang menyenangkan hati suami dan menjaga keutuhan
keluarga sehingga istri dapat dikatakan harus bertanggung
jawab untuk menjaga keharmonisan keluarganya. Selain itu,
istri akan menggantungkan kehidupan ekonominya kepada
suaminya. Gelles & Moors (dalam Djannah, dkk, 2003 : 3)
menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab kekerasan
dalam rumah tangga adalah ketergantungannya ekonomi istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pada suami sehingga istri mungkin akan direndahkan oleh
suaminya.
Budaya patriarki yang telah di pupuk sejak dini ini
akhirnya terinternalisasi pada individu masing-masing
sehingga dikembangkan menjadi karakteristik kepribadian
dan pola adaptasi tertentu pada hidupnya (Poerwandari dalam
Luhulima, 2000 : 16). Laki-laki yang lebih diutamakan
tersebut merasa diri mampu dan mengendalikan anak
sehingga istri dan anak harus tunduk pada dirinya
(Poerwandari, 2000 : 16). Tamtiari (2005 : 15-16)
menambahkan bahwa pernikahan mencerminkan kepemilikan
istri menjadi milik suami (men’s property), sehingga suami
dianggap pantas jika melakukan kekerasan dengan alasan
mendidik istrinya. Didikan tersebut sebagai wujud rasa
sayang dan perhatian suami terhadap istrinya. Pernyataan
tersebut juga di dukung Suparno (dalam Tamtiari, 2005 : 16)
yang mengemukakan bahwa suami dianggap sah dan berhak
memperlakukan istri sekehendak hatinya.
Jadi, kekerasan dalam rumah tangga adalah perbuatan yang
dilakukan oleh suami untuk melukai atau menyakiti istrinya. Perbuatan
menyakiti istri dalam berbagai bentuk yaitu secara fisik seperti
menampar, menjambak rambut, memukul, dan sebagainya. Selain itu
juga secara psikologis seperti berteriak, mengancam, mengatur, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sebagainya. Selanjutnya secara seksual seperti meraba, menyentuh,
atau melakukan tindakan yang bersifat memaksa. Bentuk yang terakhir
adalah secara finansial seperti menghambat karir istri, menahan dan
mengawasi pengeluaran uang.
Ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi kekerasan dalam rumah
tangga yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari diri individu seperti kondisi psikis
(misalnya penerimaan masyarakat terhadap kekerasan, frustrasi,
kurangnya komunikasi, dan sebagainya) dan proses belajar pada masa
kanak-kanak. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri
individu seperti persepsi tentang kekerasan pada masyarakat dan
budaya patriarki.
C. Hubungan antara Stres Kerja dan Kekerasan dalam Rumah Tangga
Lingkungan militer mempunyai disiplin militer yang tinggi. Namun
demikian, disiplin tersebut terkadang disalahgunakan oleh atasan sehingga
terjadi penyimpangan disiplin militer. Pada karya militer yang dibuat May.
Siswono (2005 : 28) mengatakan bahwa ada penyimpangan disiplin militer
yang dilakukan atasan kepada bawahannya. Penyimpangan yang dilakukan
oleh atasan seperti memerintahkan prajurit untuk kepentingan pribadi, di
luar jam dinas. Cukup banyak perwira yang mengeluarkan kata-kata
ancaman serta dendam karena tidak terpenuhinya kebutuhan pribadi. Hal
tersebut pada akhirnya dapat menghambat karir anggota-anggotanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Perasaan diancam baik oleh atasan maupun oleh rekan kerjanya tersebut
juga dapat mempengaruhi kesehatan individu dan organisasi sehingga
memunculkan stres kerja (Kahn dalam Munandar, 2001 : 395).
Lebih lanjut lagi, Heriyono (dalam Gema Infanteri 2005 : 18)
mengungkapkan bahwa perintah atasan seringkali berubah-ubah dan tidak
jelas, ada perintah yang berlebihan di luar jam dinas, pemaksaan kehendak
dan tidak memikirkan kepentingan bawahannya. Kapt. Inf. Faisal A.Y
menjelaskan bahwa golongan tamtama merupakan golongan pelaksana yang
melaksanakan perintah atasan sehingga tidak ada job desk yang jelas
(wawancara pribadi, 3 April 2008). Hal ini membuat prajurit TNI
mengalami role ambiguity. Selanjutnya, kondisi fisik juga mempengaruhi
stres kerja. Pekerjaan sebagai TNI-AD mempunyai resiko kematian yang
tinggi. Mayjen. TNI Agus Soeyitno (dalam Gema Diponegoro, 2007 : 52)
menyatakan bahwa tentara bersumpah sebelum dilantik untuk setia
mengabdi kepada negara apapun resikonya. Tentara bertugas untuk menjaga
keamanan negara sehingga sering dikirim untuk operasi militer pada
wilayah-wilayah yang membutuhkan keamanan.
Ruang gerak bawahan menjadi terbatas karena adanya penyimpangan
disiplin militer yang dilakukan oleh atasan. Hal tersebut dapat memunculkan
frustrasi karena ada keinginan yang tidak terpenuhi pada individu dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari. Waktu yang ada lebih banyak
dihabiskan untuk memenuhi perintah atasan yang berlebihan di luar jam
dinas (Heriyono dalam Gema Infanteri 2005 : 18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kapt. Inf Faisal A.Y mengungkapkan bahwa pola kepemimpinan pada
militer cenderung otoriter (wawancara pribadi, 10 April 2008). Bagi
pimpinan, perintah adalah segala-galanya dan bersifat mutlak, bawahan juga
jarang ikut ambil bagian dalam membuat keputusan. Schultz & Schultz
(2006 : 368) menyatakan bahwa pola kepemimpinan merupakan salah satu
pembangkit stres. Pembangkit stres yang terakhir adalah ciri-ciri individu.
Individu yang berada pada suatu lingkungan kerja harus dapat beradaptasi
dan menginternalisasi nilai-nilai yang dianggap penting bagi organisasi
tersebut. Jika individu tidak dapat beradaptasi maka dapat menimbulkan
stres.
Respon individu pada tuntutan-tuntutan yang diberikan oleh
lingkungan berbeda-beda. Respon tersebut tergantung dari penilaian kognitif
dan kemampuan individu dalam memecahkan permasalahan mengenai
tuntutan tersebut. Individu akan mengalami distress jika merasa tidak
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan, padahal
permasalahan tersebut dianggap penting bagi dirinya. Individu akan
memandang permasalahan sebagai suatu ancaman bagi dirinya. Sebaliknya,
individu akan mengalami eustress jika merasa mampu untuk menyelesaikan
permasalahan yang dianggap penting bagi dirinya. Individu akan
memandang permasalahan sebagai suatu tantangan sehingga dapat
memotivasi dirinya (Munandar, 2001 : 399-400 ; Schultz & Schultz, 2006 :
358).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Individu yang mengalami stres kemudian muncul gejala-gejala seperti
fisiologis, psikologis, kognitif dan perilaku. Gejala fisiologis yang dialami
prajurit TNI seperti keringat dingin dan gangguan perut saat dipanggil untuk
menghadap atasan. Selain itu juga merasa ada gangguan tidur karena
terbayang-bayang dengan tugas yang sedang diberikan dan bayangan
mengenai atasannya. Sedangkan gejala psikologis seperti kesal, kecewa dan
bosan karena atasan terkadang tidak puas dengan hasil dari tugas yang
diberikan (wawancara pribadi, 10 April 2008).
Pada gejala kognitif, prajurit TNI merasa sulit berkonsentrasi dalam
bekerja, berkurangnya nafsu makan sehingga berat badan menurun
(wawancara pribadi, 10 April 2008). Selanjutnya, ketidakberanian prajurit
mengutarakan perasaan ini dapat membuat perasaannya tertekan terutama
yang bersifat negatif sehingga dialihkan ke anggota keluarga yang
mempunyai kedudukan lebih lemah dari dirinya. Salah satu pengalihan
perasaannya tersebut ialah kekerasan dalam rumah tangga.
Menurut Darwin (dalam Tamtiari, 2005 : 9) struktur sosial budaya
yang sudah tersebar luas di lingkungan masyarakat yaitu budaya patriarki.
Budaya ini mempengaruhi seseorang melakukan kekerasan yang
menerapkan bahwa laki-laki mempunyai posisi yang lebih tinggi daripada
perempuan. Pengertian ini menganggap bahwa perempuan merupakan hak
milik laki-laki dan laki-laki mempunyai hak untuk mendidik pasangannya.
Didikan tersebut juga dapat dilakukan dengan cara kekerasan yang diartikan
sebagai rasa sayang dan cinta kepada pasangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Kekerasan juga dipengaruhi oleh karakteristik individu. Keluarga
merupakan tempat awal yang mengenalkan bahwa kekerasan merupakan hal
yang wajar (Purnianti & Kolibonso, 2003 : 3-4). Sejak individu masih anak-
anak ada yang diberi pelajaran mengenai perilaku yang boleh dan tidak
boleh dilakukan dengan memberikan hukuman fisik. Hal ini menjadi proses
belajar sosial pada masa anak-anak bahwa kekerasan merupakan hal yang
wajar dilakukan. Selain itu, perilaku meniru juga mempengaruhi tindak
kekerasan (Hayati, dkk, 2000 : 5). Orang tua ada yang melakukan kekerasan
sebagai cara untuk menyelesaikan masalah. Hal ini akan ditiru oleh anak-
anak dan diterapkan pada pasangannya. Proses belajar pada anak-anak
tersebut berkembang menjadi karakter kepribadian individu.
Selain itu, kondisi psikis individu juga dapat mempengaruhi seseorang
melakukan kekerasan. Langley, dkk (dalam Salmah, 2004 : 87 ; Djannah
dkk : 2003 : 20) menyebutkan kondisi psikis tersebut seperti sakit mental,
pecandu alkohol dan obat bius, penerimaan masyarakat terhadap kekerasan,
kurangnya komunikasi, penyelewengan seks, citra diri yang rendah,
frustrasi, perubahan situasi dan kondisi, dan kekerasan sebagai sumber daya
untuk menyelesaikan masalah kebiasaan turunan dari keluarga atau orang
tua. Berikut ini dijabarkan bagan hubungan antara stres kerja dan kekerasan
dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 1
Hubungan Stres Kerja dan Kekerasan dalam Rumah Tangga
Faktor Eksternal : 1. Persepsi masyarakat mengenai
kekerasan 2. Budaya Patriarki 3. Perilaku Meniru
Faktor Internal : 1. Perilaku Meniru 2. Pengalaman kekerasan
pada masa kanak-kanak 3. Kondisi Psikis
Pembangkit Stres : 1. Penyimpangan disiplin militer oleh atasan 4. Konflik Peran 2. Beban kerja berlebih 5. Ciri-Ciri Individu 3. Resiko kematian yang tinggi 6. Struktur organisasi yang kaku
Penilaian Kognitif
Merasa lebih tidak mampu mengatasi, memandang
sebagai ancaman
Distress : 1. Reaksi Psikologis 2. Reaksi Fisiologis 3. Reaksi Perilaku 4. Reaksi Kognitif
Displacement Aggresion
Kekerasan dalam Rumah Tangga : Fisik, Psikologis, Ekonomi,
Seksual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini yaitu :
1. Ada hubungan antara stres kerja pada kekerasan fisik pada anggota
di Yonif 400/Raider.
2. Ada hubungan antara stres kerja pada kekerasan psikologis pada
anggota di Yonif 400/Raider
3. Ada hubungan antara stres kerja pada kekerasan seksual pada
anggota di Yonif 400/Raider
4. Ada hubungan antara stres kerja pada kekerasan finansial pada
anggota di Yonif 400/Raider
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif. Penelitian korelasional
ini bertujuan melihat hubungan antara stres kerja dengan kekerasan dalam
rumah tangga.Penelitian korelasional yaitu penelitian yang berusaha untuk
memastikan bagaimana dua atau lebih variabel saling berhubungan satu
dengan yang lainnya (Clark, 2004 : 287 ; Elmes et al, 1995 : 172).
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Pada penelitian diteliti hubungan antara dua variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas : Stres Kerja
2. Variabel Tergantung : Kekerasan dalam Rumah Tangga
C. Definisi Operasional
1. Stres Kerja
Stres kerja yaitu respon fisiologis, psikologis, perilaku, dan
kognitif individu terhadap situasi yang disebabkan oleh stressor yang
muncul pada pekerjaan yang sedang dijalaninya. Respon stres kerja
diukur menggunakan skala stres kerja dengan metode skala Likert.
Skala tersebut merupakan skala psikologis sehingga mengukur respon
stres kerja melalui jawaban yang diberikan subjek pada kuisioner.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Penelitian ini tidak menggunakan alat yang lain untuk mengukur
stres kerja karena keterbatasan peneliti pada waktu, tenaga dan dana.
Stres kerja yang tinggi akan ditunjukkan melalui perolehan hasil
skor total dari skala yang telah dibuat. Semakin tinggi hasil skor total
yang diperoleh dari skala tersebut, maka semakin tinggi stres kerja
yang dimiliki individu. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah hasil
skor total yang diperoleh berdasarkan skala, maka semakin rendah
stres kerja yang dimiliki oleh individu tersebut.
Skala stres kerja dibatasi dengan aspek-aspek yang dimiliki.
Aspek-aspek tersebut berupa respon yang diberikan individu, yaitu:
a. Respon Psikologis
Respon tersebut meliputi rasa cemas, depresi, marah,
frustrasi, bingung, tidak adanya kepuasan kerja, kelelahan secara
psikologis, dan apatis.
b. Respon Fisiologis
Respon tersebut yaitu sulit tidur atau tidur tidak tenang,
jantung berdebar, keringat dingin, sakit perut, dan sakit kepala.
c. Respon Perilaku
Respon individu seperti makan yang berlebihan atau tidak
ada nafsu makan, meningkatnya frekuensi absensi, kesulitan
komunikasi, kurang dapat menyesuaikan diri pada lingkungan,
penurunan prestasi, dan menunda atau menghindari pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
d. Respon Kognitif
Respon individu seperti kurangnya konsentrasi dan
perhatian, sulit membuat keputusan.
1. Kekerasan dalam Rumah Tangga
Kekerasan dalam rumah tangga adalah perbuatan yang dilakukan
oleh suami untuk melukai atau menyakiti istrinya baik secara fisik,
psikologis, seksual mau pun ekonomi. Variabel ini akan diukur
menggunakan skala kekerasan dalam rumah tangga untuk mengungkap
sikap individu dengan metode skala Likert.
Kekerasan dalam rumah tangga yang tinggi ditunjukkan melalui
perolehan skor pada skala yang telah dibuat. Semakin tinggi skor yang
dihasilkan oleh subjek maka semakin tinggi juga kekerasan dalam
rumah tangga yang dilakukan oleh individu. Demikian pula
sebaliknya, perolehan skor yang rendah menunjukkan rendahnya
kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh individu.
Sikap ini akan dibatasi dengan menggunakan aspek-aspek
kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan yang dilakukan suami
untuk melukai atau menyakiti istrinya tersebut meliputi :
a. Kekerasan Fisik
Perbuatan tersebut seperti menampar, memukul (dengan
tangan ataupun benda), mencekik, menarik rambut,
mengguncang, mendorong, menekan, menahan, melempar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
memutar-mutarkan, meludahi, menyundut dengan rokok,
penganiayaan, pengurungan (dikurung di dalam rumah)
b. Kekerasan Psikologis
Kekerasan yang meliputi berteriak, menguntit, mengancam
(misalnya dicerai, dipukul, dibunuh), melecehkan atau
merendahkan dengan kata-kata, menyumpah, mengatur, memata-
matai, pengabaian, tuduhan, penolakan, perbuatan, pembatasan,
pemutusan hubungan dengan masyarakat maupun dengan
keluarga, melarang istri bekerja, melarang istri untuk ikut terlibat
kegiatan sosial kemasyarakatan, memisahkan istri dengan anak-
anak bila tidak menuruti keinginan suami sering meninggalkan
rumah tanpa alasan dan teror.
c. Kekerasan Seksual
Perbuatan berupa menyentuh, meraba, mencium, memaksa
berhubungan seksual saat istri sedang tidak menginginkannya
(mungkin karena sedang haid atau sakit), tidak memenuhi
kebutuhan seksual istri, memaksa istri melakukan hubungan
seksual dengan cara yang tidak disukai istri, menggugurkan
kandungan istri. Selain itu seperti gurauan, melecehkan atau
merendahkan yang mengarah kepada seksual.
d. Kekerasan Finansial
Perilaku melukai tersebut berupa mengambil uang,
menahan, tidak memberikan kebutuhan finansial, mengendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dan mengawasi pengeluaran uang sampai sekecil-kecilnya, serta
menghambat karir pasangannya.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian diperoleh dari tempat dimana penelitian akan
dilaksanakan. Namun demikian, tidak semua individu yang berada di tempat
penelitian akan dijadikan sebagai subjek, melainkan hanya sebagian orang
atau kelompok yang akan digeneralisasi sebagai hasil penelitian. Kelompok
yang akan digeneralisasikan sebagai hasil penelitian disebut dengan sampel
(Arikunto, 2002 & 109).
Namun, peneliti mempertimbangkan waktu, tenaga, dan dana
sehingga peneliti harus menentukan sampel untuk mempermudah dalam
pengambilan data. Tehnik yang digunakan untuk memilih subjek yaitu
purposive sampling. Maksudnya ialah teknik pemilihan sekelompok subjek
berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang mempunyai sangkut paut
erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah prajurit TNI-
AD yang sedang bertugas di Yonif 400/Raider Semarang dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Prajurit pada golongan tamtama yang memiliki pangkat minimal
Prajurit Satu. Alasan memilih tamtama yaitu karena tamtama
merupakan tingkat yang paling rendah sehingga memiliki banyak
pemimpin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Prajurit yang telah menikah dengan usia pernikahan minimal 6 bulan.
Pada usia pernikahan minimal 6 bulan tersebut, pasangan sedang
beradaptasi dengan kehidupan barunya.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
penyebaran skala dengan menyebar 2 skala, yaitu :
1. Skala Stres Kerja
Skala stres kerja ini mencakup 58 item yang terdiri dari 30 item
favorabel dan 28 item unfavorabel. Penyusunan skala dibuat
berdasarkan pada definisi operasional yang mencakup beberapa
bentuk, yaitu respon psikologis, respon fisiologis, respon perilaku dan
respon kognitif. Skala ini disusun menggunakan metode skala Likert
yang memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pilihan jawaban
tersebut tersedia pada setiap item yang disajikan dan responden
diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi
pernyataan (Azwar, 2005 : 140). Tidak ada jawaban Netral (N) pada
pilihan jawaban. Alasannya, jika ada pilihan tengah maka responden
cenderung untuk menjawab pilihan tersebut sehingga peneliti tidak
mendapatkan informasi yang diinginkan (Azwar, 2005 : 34).
Pada skala ini, bobot tertinggi diberikan pada kategori jawaban
yang paling favorabel dan memberikan bobot rendah pada kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
jawaban yang tidak favorabel. Maksudnya, jawaban yang favorabel
yaitu respon setuju terhadap pernyataan favorabel dan respon tidak
setuju terhadap pernyataan yang tidak favorabel.
Namun demikian, jawaban yang tidak favorabel adalah respon
tidak setuju terhadap pernyataan yang favorabel dan respon setuju
terhadap pernyataan yang tidak favorabel. Skor pada skala yaitu
Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, Sangat Tidak Sesuai bergerak
dari 1 hingga 4 pada skala unfavorabel dan dari 4 hingga 1 pada skala
favorabel.
Sebaran nomer item dan jumlahnya dapat dilihat pada tabel 3.2
berikut ini :
Tabel 3.1
Blue Print Skala Stres Kerja (sebelum uji coba)
Item Aspek
Favourabel Unfavourabel Total
Reaksi Psikologis 1,9,10,24,25,39,45 5,16,21,28,34,48, 42 14
Reaksi Fisiologis 4,11,23, ,29,49,44,47,55 8,15,20,35, 52,51 14
Reaksi Perilaku 3,12,13,27,36,43,54,57 7,18,19,30,40,41,50,58 16
Reaksi Kognitif 6,17,22,26,33,46,37 2,14,31,32,38,53,56 14
Jumlah 30 28 58
2. Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga
Skala ini terdiri dari 54 item yang terdiri dari 27 item favorabel
dan 27 item tidak favourabel. Penyusunan skala berdasarkan definisi
operasional yang telah dibuat dan aspek-aspek variabel penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
seperti kekerasan psikis, kekerasan fisiologis, kekerasan seksual dan
kekerasan ekonomi. Skala disusun menggunakan Metode Skala Likert
yang memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pilihan jawaban
tersebut tersedia pada setiap item yang disajikan dan responden
diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi
pernyataan (Azwar, 2005 : 140). Tidak ada jawaban Netral (N) pada
pilihan jawaban. Alasannya, jika ada pilihan tengah maka responden
cenderung untuk menjawab pilihan tersebut sehingga peneliti tidak
mendapatkan informasi yang diinginkan. Skor pada skala yaitu Sangat
Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, Sangat Tidak Sesuai bergerak dari 1
hingga 4 pada skala unfavorabel dan dari 4 hingga 1 pada skala
favorabel. Selanjutnya, berikut ini disajikan sebaran nomer item dan
jumlahnya pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Blue Print Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga
(sebelum uji coba)
Item Aspek
Favourabel Unfavourabel Total
Kekerasan Fisik 7,9,17,27,33,41 4,15,20,24,37,53 12
Kekerasan Psikologis 1,11,21,25,35,
43,46,49,52
8,13,18,29,34,
42,47,50, 39 18
Kekerasan Seksual 3,14,23,30,40,54 6,16,22,26,51,45 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Item Aspek
Favourabel Unfavorabel Total
Kekerasan Finansial 5,12,19,28,36,48 2,10,31,32,38,44 12
Total 27 27 54
D. Uji Coba Alat Ukur
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menguji coba alat ukur
dengan tujuan agar skala yang digunakan benar-benar mewakili variabel-
variabel yang akan diukur.
Skala uji coba dilaksanakan di Yonif 203/AK pada tanggal 19 Agustus
2008. Subyek penelitian berjumlah 80 orang, dikumpulkan pada suatu aula
sehingga dapat mengerjakan skala tersebut secara langsung. Seluruh subyek
diberikan satu eksemplar yang terdiri dari dua skala, yaitu skala stres kerja
sebagai skala I dan skala kekekerasan dalam rumah tangga sebagai skala II.
Skala yang telah tersebar tersebut dikembalikan semuanya yaitu 80
eksemplar. Keseluruhan data hasil skala dapat dianalisis karena data diisi
dengan lengkap dengan tidak adanya item yang terlewatkan dan
kelengkapan identitas
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana alat tes tersebut
dapat mengukur atribut yang ingin diukur (Suryabrata, 1998 : 58).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validitas isi.
Validitas isi mengukur sejauh mana seperangkat soal-soal pada alat tes
tersebut mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Jadi, alat tes
tersebut harus komprehensif isinya dengan memuat isi yang relevan
dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur (Azwar, 2004 : 45).
Cara menentukan validitas isi tersebut melalui pendapat
profesional (professional judgment) yang menelaah item-item pada alat
tes atau analisis rasional. Pendapat profesional pada penelitian ini yaitu
dosen pembimbing skripsi. Validitas isi ini terbagi dalam dua tipe,
yaitu :
a. Validitas tampang
Validitas tampang berdasarkan penilaian terhadap format
penampilan tes. Penampilan tes harus meyakinkan dan
memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur.
Penampilan yang meyakinkan tersebut akan memancing motivasi
individu yang akan dites agar tes dikerjakan dengan sungguh-
sungguh (Azwar, 2004 : 46).
Skala yang dibuat peneliti cukup sederhana. Skala dibuat
dalam bentuk buku dan dikemas secara rapi serta pengetikan yang
jelas. Hal tersebut bertujuan agar individu yang diteliti mempunyai
motivasi untuk mengerjakan skala dengan sungguh-sungguh
sehingga menghasilkan data yang valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Validitas Logis
Validitas logis mengukur sejauh mana isi tes
merepresentasikan ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Skala
dirancang sedemikian rupa agar tes hanya berisi aitem-aitem yang
relevan saja.
Peneliti dalam membuat alat ukur sebelumnya telah
membuat blue-print. Blue-print dibuat dalam bentuk tabel yang
berisi uraian aspek-aspek atribut yang harus dibuat aitemnya serta
proporsi aitem dalam masing-masing aspek. Hal ini bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai isi skala serta acuan bagi
peneliti untuk tetap berada dalam batasan yang hendak diukur
(Azwar, 2005 : 23).
2. Seleksi Item
Hal penting pada seleksi item suatu alat ukur yaitu daya beda atau
daya diskriminasi item. Artinya untuk mengukur sejauh mana item
tersebut mampu membedakan antara individu atau kelompok individu
yang memiliki atau tidak memiliki atribut untuk diukur.
Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor item dengan
skor skala berarti semakin tinggi konsistensi item (daya beda) tersebut
dengan skala secara keseluruhan (Azwar, 2005: 59).
a. Stres Kerja
Berikut ini disajikan tabel perhitungan korelasi item total
pada skala stres kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.3
Hasil Korelasi Item Total Skala Stres Kerja
Rix Item Total
≥ 0.300 1,2,3,4,5,7,9,10,12,13,14,15,18,19,20,23,24,25,26,27,30,
32,33,34,35,36,37,38,39,40,43,44,45,47,48,49,50,51,52,5
3,55,56,57,58
44
0.200 – 0.299 8,11,22,31,42,46, 6
< 0.200 6,16,17,21,28,29,41,54 8
Total 58
Berdasarkan seleksi item yang telah dilaksanakan, diperoleh 44
item yang sahih dan 14 item yang gugur dengan batas kriteria rix ≥
0.300. Sebaran item yang sahih dan gugur tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.4
Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Stres Kerja
No.Item Valid No.Item Gugur
No. Aspek Fav Unfav Fav Unfav
Jumlah
Item
Sahih
1. Reaksi
Psikologis
1,9,10,24,25
,39,45 5,34,48
16,21,28,4
2 10
2. Reaksi
Fisiologis
4, 23,
44,47,49,55
15,20,35,51,
52 11,29 8 11
3. Reaksi
Perilaku
3,12,13,27,3
6,43, 57
7,18,19,30,4
0, 58 54 41,50 13
4. Reaksi
Kognitif 26,33,37
2,14,
32,38,53,56 6,17,22,46 31 9
Total 23 20 7 8 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Langkah yang dilakukan oleh peneliti selanjutnya adalah
menyelaraskan jumlah item. Menyetarakan jumlah item dilihat dari
aspek yang mempunyai jumlah item terkecil sehingga jumlahnya
menjadi 36 item.
Peneliti kemudian mengolah lagi 36 item yang akan dipakai
dalam penelitian untuk melihat apakah koefisien korelasi telah diatas
0.30. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada lagi item yang memiliki
koefisien korelasi dibawah 0.30. Artinya, 36 item ini yang akan
dipakai pada skala penelitian. Berikut ini disajikan penyebaran item-
item pada skala stres kerja :
Tabel 3.5
Distribusi Item Skala Stres Kerja Untuk Penelitian
No.Item Valid No. Aspek
Fav Unfav
Jumlah Item
Sahih
1 Reaksi
Psikologis
1,10,24,25,21(39),1
6(45) 5,34,11(48) 9
2 Reaksi Fisiologis 4,20(44),6(47),17(4
9),31(55) 15,35,27(51),22(52) 9
3 Reaksi Perilaku 12,13(13),36,3(43),
28(57) 7,18,19,30 9
4 Reaksi Kognitif 26,33,29(37) 2,14,
32,8(38),9(53),23(56) 9
Total 19 17 36
Keterangan : () no.item pada skala uji coba
b. Kekerasan dalam Rumah Tangga
Skala yang kedua adalah skala kekerasan dalam rumah
tangga. Berikut ini disajikan tabel perhitungan korelasi item total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.6
Hasil Korelasi Item Total Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga
Rix Item Total
≥ 0.30 1,3,4,6,9,10,11,13,14,15,16,17,18,19,22,23,25,26,27,30,3
1,33,35,36,37,38,39,41,43,46,48,49,50,51,52,53,54
37
0,20 – 0,299 24,29 2
< 0.20 2,5,7,8,12,20,21,25,28,232,34,40,42,44,45,47 15
Total 54
Berdasarkan hasil seleksi item, terdapat 17 item yang gugur
dan 37 item yang sahih dengan rix ≥ 0.30. Pada keempat aspek
kekerasan dalam rumah tangga, tidak aspek yang hilang. Pada tabel
3.7 dapat dilihat sebaran item-item yang sahih dan yang gugur.
Tabel 3.7
Item yang Sahih dan Gugur Pada Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga
No.Item Valid No.Item Gugur
No. Aspek Fav Unfav Fav Unfav
Jumlah
Item
Sahih
1 Kekerasan Fisik 9,17,27,33,41 4,15 ,37,53 7 20,24 9
2
Kekerasan
Psikologis
1,11,25,35,
43,46,49,52
13,18, 50,
39 21 8,29,34,42,47 12
3
Kekerasan
Seksual 3,14,23,30,54
6,16,22,26,
51 40 45 10
4
Kekerasan
Finansial 19,36,48 10,31,38 5,12,28 2,32,44 6
Total 21 16 6 11 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menyelaraskan
jumlah item per aspek. Namun, jumlah item tiap aspek berbeda cukup jauh
sehingga menyelaraskan jumlah item tersebut dengan cara menyamakan
bobot respon. Tujuannya agar aspek yang satu dengan yang lain mempunyai
bobot yang sama walaupun jumlah item per aspeknya berbeda cukup jauh.
Langkah awal ialah menghitung mean tiap item kemudian dijumlahkan
sesuai dengan item pada tiap aspek. Selanjutnya, hasil mean dibagi dengan
jumlah item pada aspek tersebut.
1) Kekerasan dalam Rumah Tangga
a) Kekerasan Fisik
Item : 9, 17, 27, 33, 39, 4, 15, 37, 34
: ∑ item 9+∑ item 17+∑ item 27+∑ item 33+∑ item 39+∑ item
4+∑ item 15+∑ item 37+∑ item 34
9
:2,03+2,17+1,96+2,07+2,08+2,92+2,01+2,08+2,11
9
: 24,77
9
: 2,15 2
b) Kekerasan Psikologis
Item : 1+5+7+11+21+25+32+35+13+18+28+12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
: ∑ item 1+∑ item 5+∑ item 7+∑ item 11+∑ item 21+∑ item
25+∑ item 32+∑ item 35+∑ item 13+∑ item 18+∑ item 28+∑
item 12
9
:1,92+2,07+1,72+2,06+2,15+2,04+2,28+2,36+1,97+2,15+2,01+
2,04
12
: 24,77
12
: 2,06 2
c) Kekerasan Seksual
Item : 3, 14, 23, 30, 20, 16, 6, 22, 26, 8
: ∑ item 3+∑ item 14+∑ item 23+∑ item 30+∑ item 20+∑ item
16+∑ item 6+∑ item 22+∑ item 26+∑ item 8
9
: 2,75+2,11+2,07+1,95+1,91+2,07+1,75+2,06+2,08+1,73
10
: 20,48
10
: 2,05 2
d) Kekerasan Finansial
Item : 19, 36, 24, 10, 31, 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
: ∑ item 19+∑ item 36+∑ item 24+∑ item 10+∑ item 31+∑item 2
9
: 2,39+2,03+1,92+2,24+2,3+1,9
6
: 12,78
6
: 2,13 2
Ket : ∑ = Mean Berdasarkan hasil di atas, maka bobot tiap aspek telah sama,yaitu
bernilai 2. Selanjutnya, pada tabel 3.8 disajikan sebaran item-item skala
kekerasan dalam rumah tangga yang akan digunakan untuk penelitian.
Tabel 3.8
Distribusi Item Skala Kekerasan dalam Rumah Tangga
Untuk Skala Penelitian
No.Item Valid No. Aspek
Fav Unfav
Jumlah
Item Sahih
1. Kekerasan Fisik 9,17,27,33,29(41) 4,15 ,37,34(53) 9
2. Kekerasan Psikologis 1,5(46),7(49),11,
21(52),25,32(43),35 13,18,28(50), 12(39) 12
3. Kekerasan Seksual 3,14,23,30,20(54) 6,16,22,26,8(51) 10
4. Kekerasan Finansial 19,36,24(48) 10,31,2(38) 6 Total 21 16 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Reliabilitas
Reliabilitas pada alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur
tersebut dapat dipercaya atau konsisten. Reliabilitas tersebut diperoleh
melalui konsistensi skor subjek yang diukur dengan cara yang sama
atau di ukur dengan alat setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata,
1998 : 41).
Reliabilitas dinyatakan dengan rxx’ yang memiliki rentang dari 0
hingga 1.00. Artinya, semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati
angka 1.00 maka semakin tinggi juga reliabilitasnya. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati 0 maka
semakin rendah juga reliabilitasnya (Azwar, 2005 : 83). Reliabilitas
pada skala stres kerja sebesar 0,907 dan pada skala kekerasan dalam
rumah tangga sebesar 0,899.
F. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
statistik kuantitatif. Teknik analisis data yang dipakai adalah teknik korelasi
Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS for Windows versi 12.0
yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tergantung. Pada penelitian ini akan dilihat apakah ada hubungan
antara stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga. Akan tetapi, uji
korelasi yang akan dilakukan adalah dengan mengkorelasikan stres kerja
pada tiap dimensi kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari kekerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial. Hal
ini dilakukan karena dimensi-dimensi kekerasan dalam rumah tangga tidak
dapat dijumlahkan secara keseluruhan.
Nilai koefisien korelasi (rxy) pada dua variabel tersebut berkisar antara
-1.00 hingga +1.00. Koefisien korelasi yang minus menunjukkan hubungan
terbalik, artinya kenaikan suatu variabel akan menyebabkan penurunan
variabel yang lain. Koefisien korelasi yang positif menggambarkan
hubungan yang searah. Artinya kenaikan suatu variabel akan diikuti dengan
kenaikan variabel yang lain, atau penurunan suatu variabel akan diikuti
dengan penurunan variabel lainnya. Sedangkan koefisien korelasi sebesar
nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara dua variabel (Ashari &
Santoso, 2005 : 119-121).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian
1. Profile Yonif 400/Raider
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima T & T Nomor : 5/B-
4/AJEN/4/1953 tanggal 23 Pebruari 1953 diresmikan terbentuknya
Yonif 431/BANTENG RAIDERS. Peresmian ini dilakukan pada
tanggal 23 Maret 1953 oleh Komandan Resimen Infanteri Sub
Teritorium XII Letkol Achmad Yani di balaikota Tegal.
Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor :
Skep/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003, Yonif tersebut diubah
menjadi Yonif 400/Raider.
Yonif 400/Raider terletak di pinggir kota Semarang. Yonif tersebut
sangat luas karena berisikan bangunan kantor untuk prajurit, kantor PERSIT
(Persatuan Istri Tentara), asrama prajurit, lapangan untuk latihan, masjid,
dan sekolah kartika. Selain itu, lima wilayah kompi juga berada dalam yonif
ini. Letak rumah Komandan Yonif (Danyon) dan Wakil Komandan Yonif
(Wadanyon) beserta stafnya saling berselahan. Selanjutnya, tiap rumah
Komandan Kompi (Danki) terletak di sisi yang lain berdekatan dengan
Komandan Pleton (Danton), dan di bagian belakang terdapat rumah
prajuritnya yang memiliki golongan bintara yaitu para Komandan Regu
(Danru).
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Bagian belakang rumah Danru terdapat rumah prajurit Danru
yang memiliki golongan tamtama.
Kantor untuk Danyon, Wadanyon dan para staffnya berada
dalam satu daerah. Sedangkan kantor untuk Danki berada di tiap
kompi bersama dengan Danton. Pada tiap kompi memiliki satu aula
dan kantor persit. Bangunan pada yonif tampak sederhana, bersih dan
rapi. Walaupun rumah prajurit bintara dan tamtama sangat sederhana
dan tergolong kecil, mereka berusaha membuat rumahnya senyaman
mungkin, rapi dan bersih.
Kehidupan prajurit baik dari segi rumah tangga dan pekerjaan
berada dalam pengawasan tiap komandannya. Danki memiliki
tanggung jawab pada keempat Dantonnya. Danton memiliki tanggung
jawab pada ketiga Danrunya, sedangkan danru memiliki tanggung
jawab pada 10 prajuritnya yang memiliki golongan tamtama. Tiap
permasalahan yang muncul yang tidak mampu diatasi oleh keluarga
akan dibawa kepada komandannya (Danru). Namun demikian, jika
Danru tidak mampu mengatasinya akan dibawa ke Danton. Danton
tidak mampu mengatasi akan dibawa ke Danki, jika Danki tidak
mampu mengatasi akan dibawa ke Wadanyon kemudian yang terakhir
adalah Danyon.
A. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian ke yonif, maka diperlukan sebuah izin
pada Yonif yang bersangkutan. Perizinan ini dilakukan untuk mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dalam melaksanakan penelitian karena dalam proses penelitian tersebut,
peneliti dapat memperoleh bantuan dari pihak yang bersangkutan.
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah menghubungi Letk.Inf
Sachono selaku Komandan Yonif 400/Raider secara lisan untuk
memberitahu tujuan penelitian. Peneliti menginformasikan bahwa subyek
penelitian yang dibutuhkan yaitu 100 prajurit TNI-AD yang memiliki
golongan tamtama dan telah berumah tangga. Selain itu, peneliti juga
menghubungi Komandan Kompi A pada Yonif 400/Raider, Kapt.Inf Amrul
Huda untuk merencanakan penelitian selanjutnya. Peneliti juga memberikan
surat keterangan penelitian dari pihak universitas maupun dari pihak
peneliti kepada Komandan Yonif.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 September 2008 di Yonif
400/Raider pukul 09.30-12.30 WIB. Peneliti bekerja sama dengan Kapt.Inf
Amrul Huda agar penelitian berjalan dengan lancar. Subjek penelitian
berasal dari 5 kompi sehingga tiap kompi diwakili 20 orang. Penelitian
dilaksanakan di 3 aula, aula pertama berisi 40 orang, aula kedua berisi 40
orang dan aula ketiga berisi 24 orang. Pada aula ketiga ini bertambah 4
orang yang datang secara mendadak sehingga subjek penelitian berjumlah
104 orang.
Peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner, membagi ke subjek dan
dikembalikan langsung ke peneliti. Hal ini dilakukan agar subjek tetap jujur
dalam menjawab kuisioner, dan menghindari kecemasan serta ketakutan jika
kuisioner sempat berada di tangan komandannya. Kuisioner tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kembali semuanya, akan tetapi yang memenuhi syarat untuk dianalisis yaitu
103 kuisioner.
C. Deskripsi Subjek Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, jumlah subyek
sebanyak 104 orang, akan tetapi yang memenuhi syarat untuk diteliti
berjumlah 103. Peneliti juga mencantumkan lama bekerja, lama perkawinan
dan suku bangsa pada kuisioner untuk menambah informasi mengenai data
subyek yang diteliti. Berikut ini disajikan keterangan mengenai suku bangsa
subjek yang diteliti.
Tabel 4.1
Deskripsi Suku Bangsa Subjek Penelitian
No. Suku Bangsa Jumlah Persen
1. Jawa 94 orang 91,26 %
2. Ambon 3 orang 3,88 %
3. Maluku 2 orang 1,94 %
4. Buton 2 orang 1,94 %
5. Kalimantan 1 orang 0,97 %
6. Bugis 1 orang 0,97 &
Jumlah 103 orang 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Di bawah ini disajikan deskripsi lama bekerja subjek penelitian.
Tabel 4.2
Deskripsi Lama Bekerja Subjek Penelitian
No. Lama Bekerja Jumlah Persen
1. 1 tahun - 5 tahun 13 orang 12,62 %
2. 6 tahun - 10 tahun 77 orang 74,76 %
3. 11 tahun – 15 tahun 12 orang 11,65 %
Berikut ini deskripsi penelitian lama menikah subjek penelitian.
Tabel 4.3
Deskripsi Lama Menikah Subjek Penelitian
No. Lama Menikah Jumlah Persen
1. 6 bulan – 1,5 tahun 39 orang 37,86 %
2. 1,6 tahun – 2,5 tahun 27 orang 26,21 %
3. 2,6 tahun – 4,5 tahun 25 orang 24,27 %
4. 4,6 tahun – 5,5 tahun 7 orang 6,79 %
5. 5,6 tahun – 7,5 tahun 3 orang 2,91 %
6. 7,6 tahun – 9 tahun 3 orang 2,91 %
D. Uji Asumsi Hasil Penelitian
Sebelum melakukan analisis data diperlukan uji asumsi untuk
memeriksa apakah data-data yang ada dapat memenuhi syarat suatu korelasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Uji asumsi yang dilaksanakan yaitu uji normalitas dan uji linearitas
hubungan antara variabel penelitian.
1. Uji Normalitas
a. Sebaran Data Variabel Stres Kerja
Uji normalitas data pada statistik parametrik menggunakan
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data terdistribusi normal
jika nilai probabilitas atau p > 0,05 (Triton, 2006 : 79). Pengujian
melalui SPSS for Windows versi 12 menunjukkan data
terdistribusi secara normal. Distribusi normal tersebut
ditunjukkan melalui Asymp.Sign (p) sebesar 0,406 (0,406 > 0,05).
b. Sebaran Data Variabel Kekerasan dalam Rumah Tangga
Uji normalitas variabel kekerasan dalam rumah tanggan
menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test melalui
program SPSS for Windows versi 12. Hasil pengujian
menunjukkan nilai Asymp.Sign (p) sebesar 0,175. Nilai 0,175 >
0,05 yang artinya data terdistribusi secara normal. Triton (2006 :
79) menyatakan bahwa data terdistribusi secara normal jika nilai
p > 0.05. Hal ini berarti data pada variabel kekerasan dalam
rumah tangga terdistribusi secara normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua variabel
bersifat linear atau tidak (membentuk garis lurus atau tidak). Pengujian
ini dilaksanakan menggunakan SPSS for Windows versi 12 dengan
ketentuan p < 0,05.
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel stres kerja dan
kekerasan dalam rumah tangga bersifat linear dengan p lebih kecil dari
0,05 (0,000 < 0,05) sehingga di antara kedua variabel membentuk garis
lurus.
3. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Yonif
400/Raider, peneliti memperoleh hasil data penelitian yang dapat
membandingkan data teoritik dengan data empiris. Data tersebut
digunakan untuk mengetahui kecenderungan tingkat stres kerja dengan
kekerasan dalam rumah tangga pada subyek yang diteliti. Cara yang
digunakan ialah dengan melihat perbandingan antara mean teoritik
dengan mean empiris.
Mean teoritik yaitu rata-rata skor pada alat penelitian yang
diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat penelitian tersebut.
Sedangkan mean empiris ialah rata-rata skor data penelitian yang
diperoleh dari hasil penelitian. Pendeskripsian data ini dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
menggunakan One Sample t-test melalui SPSS for Windows versi 12
Berikut ini penjelasan mean teoritik dan mean empiris :
Tabel 4.4
Data Penelitian
Mean(µ) Variabel
Empiris Teoretis Stres Kerja 75,49 90
Kekerasan Fisik 20 19,21 Kekerasan Psikologis 24 24,67 Kekerasan Seksual 25 20,47
Kekerasan Finansial 12,79 15
Pada skala stres kerja, jumlah item 36 dengan rentang skor 1
sampai dengan 4. Skor terkecil (Xmin) yang diperoleh untuk skala
stres kerja yaitu 36 x 1 = 36, dan skor terbesar (Xmax) adalah 36 x 4 =
144. Mean teoretis (µ) pada variabel ini ialah (36+144) : 2 = 90.
Pada skala berikutnya yaitu kekerasan dalam rumah tangga
yang dihitung berdasarkan tiap bentuk kekerasan menjadi 4bagian.
Pada kekerasan fisik memiliki jumlah item 9 dengan rentang skor 1
hingga 4 sehingga skor terkecil (Xmin) 9 x 1 = 9 dan skor terbesar
(Xmax) 9 x 4 = 36. Mean teoretis (µ) pada kekerasan fisik adalah
(9+36) : 2 = 20.
Kekerasan psikologis mempunyai jumlah item berjumlah 12
dengan skor yang bergerak dari 1 hingga 4. Skor terkecilnya(Xmin)
yaitu 12 x 1 = 12 dan skor terbesarnya (Xmax) yaitu 12 x 4 = 48. Mean
teoretis (µ) kekerasan psikologis ini ialah (12+48) : 2 =24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pada kekerasan seksual memiliki jumlah item sebanyak 10
dengan rentang skor 1 hingga 4. Skor terkecilnya (Xmin) adalah 10 x 1
= 10 sedangkan skor terbesar (Xmax) adalah 10 x 4 = 40 sehingga
mean teoretisnya(µ) adalah (10+40) : 2 = 25.
finansial yang dilakukan oleh prajurit TNI-AD, memiliki
jumlah item sebanyak 6. Rentang skor yang terdapat pada skala
tersebut adalah 1 sampai 4 dengan skor terkecil (Xmin) 6 x 1 = 6. Skor
terbesar (Xmax) yang terdapat pada skala kekerasan dalam rumah
tangga yaitu 6x 4 = 24. Mean teoretis (µ) pada kekerasan finansial
yaitu (6+24) : 2 = 15.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data hasil perbandingan
antara mean empiris dan mean teoretis pada variabel yang diteliti. Pada
stres kerja, diperoleh mean teoretis yang lebih tinggi daripada mean
empirisnya. Hal ini memperlihatkan bahwa stres kerja pada prajurit
TNI-AD di Yonif 400/Raider cenderung rendah. Begitu juga kekerasan
dalam rumah tangga pada kekerasan fisik, seksual dan finansial. Mean
teoretis yang diperoleh lebih tinggi daripada mean empirisnya. Hal ini
menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga khususnya
kekerasan fisik, seksual dan finansial yang dilakukan prajurit TNI-AD
di Yonif 400/Raider cenderung rendah. Akan tetapi, mean empiris
kekerasan psikogis yang diperoleh lebih tinggi daripada mean
teoretisnya. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan psikologis yang
dilakukan prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider cenderung tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
E. Uji Hipotesis
Langkah yang dilakukan setelah data terdistribusi normal dan linear,
yaitu menganalisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
teknik korelasi Product Moment dari Carl Pearson melalui program SPSS for
Windows versi 12. Korelasi ini digunakan untuk mengukur besarnya
hubungan linier antara dua variabel yang mempunyai data interval (Uyanto,
2006 : 192). Pada penelitian ini, taraf signifikasi menggunakan uji Two-
Tailed (p <0,05). Hal ini dilakukan sebab hipotesis dalam penelitian ini
merupakan hipotesis dua arah (belum berarah).
Uji hipotesis dilakukan pada tiap dimensi kekerasan dalam rumah
tangga. Pada kekerasan fisik, uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi
sebesar 0,321 (0,00 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara
stres kerja dengan kekerasan fisik. Koefisien determinasi pada penelitian ini
sebesar 0,103 yang berarti stres kerja memberikan sumbangan 10,3 %
terhadap terjadinya kekerasan fisik. Sumbangan 89,7 % terhadap kekerasan
fisik dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
Uji hipotesis pada kekerasan psikologis menunjukkan koefisien
korelasi sebesar 0,807 (0,00 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang
positif antara stres kerja dengan kekerasan psikologis. Koefisien determinasi
pada penelitian ini sebesar 0,652. Hal ini berarti stres kerja memberikan
sumbangan 65,2 % terhadap kekerasan psikologis. Sumbangan 34,8 %
terhadap kekerasan psikologis dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Pada kekerasan seksual, uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi
sebesar 0,419 (0,00 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara
stres kerja dengan kekerasan seksual. Koefisien determinasi sebesar 0,176.
Hal ini berarti stres kerja memberikan sumbangan 17,6 % terhadap
kekerasan seksual. Sumbangan 82,4 % terhadap kekerasan seksual
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
Uji hipotesis pada kekerasan finansial menunjukkan koefisien korelasi
sebesar 0,209 (0,017 < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif
antara stres kerja dengan kekerasan finansial. Koefisien determinasi pada
penelitian ini sebesar 0,044. Hal ini berarti stres kerja memberikan
sumbangan 4,4 % terhadap kekerasan finansial. Sumbangan 95,6 % terhadap
kekerasan finansial dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis statistik, keempat hipotesis menunjukkan
ada hubungan positif yang signifikan antara stres kerja dengan kekerasan
dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik (r = 0,321),
kekerasan psikologis (r = 0,807), kekerasan seksual (r = 0,419), dan
kekerasan finansial (r = 0,209). Artinya, bila stres kerja tinggi maka
kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik,
kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial juga tinggi.
Begitu juga sebaliknya, bila stres kerja rendah maka kekerasan dalam rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik, kekerasan psikologis,
kekerasan seksual dan kekerasan finansial juga rendah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan tesis Rika Mulyati yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara stres kerja dengan perilaku agresi
pada prajurit ABRI. Selain itu juga ada penelitian Utami (2005:18) yang
menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kekerasan dalam
rumah tangga yaitu frustrasi atau stres pekerjaan. Frutrasi merupakan salah
satu reaksi psikologis dari stres kerja sehingga frustrasi juga merupakan
faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini didukung
juga dalam penelitian Prastyowati (2003:63) dan Salmah (2004:87) yang
menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam
rumah tangga yaitu keadaan pelaku misalnya frustrasi.
Stres kerja disebabkan stressor yang ada di tempat kerja. Stressor-
stresor tersebut yaitu beban kerja yang berlebih, resiko kematian yang
tinggi, struktur organisasi yang kaku, cirri-ciri individu, konflik peran, dan
penyimpangan disiplin militer yang kaku. Pada hasil penelitian, subjek rata-
rata bekerja pada usia 6 tahun hingga 8 tahun.
Respon-respon yang muncul seperti respon fisiologis, perilaku,
kognitif, dan psikologis. Respon fisiologis seperti sakit kepala, pusing, dan
gangguan perut (Hawari, 2006 : 41). Respon perilaku seperti gangguan
makan, minum-minuman dan merokok yang berlebihan, dan meningkatnya
kecelakaan (Thomas & Wadsworth, 2005 : 133). Selanjutnya, respon
kognitif yang muncul seperti kurangnya konsentrasi dan perhatian (Thomas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
& Wadsworth, 2005 : 133) serta sulit membuat keputusan (Landy & Conte,
2004 : 361). Respon yang terakhir yaitu respon psikologis seperti marah,
frustrasi kelelahan secara psikologis (Spector, 1996 : 284 ; Schultz &
Schultz, 1994 : 419).
Perasaan frustrasi yang dialami prajurit telah peneliti amati selama
penelitian ini. Pada saat peneliti melakukan wawancara pribadi dengan
prajurit, prajurit melakukan faking good karena pada saat wawancara, atasan
berada di ruangan yang sama dengan prajurit. Prajurit merasa ketakutan
akan dimarahi oleh atasan jika mengatakan hal yang kurang baik mengenai
lingkungan mereka. Akan tetapi, pada saat peneliti mewawancarai prajurit
tanpa ada atasannya di lingkungan tersebut, prajurit mengatakan apa adanya,
jujur tanpa adanya tekanan dari pihak lain.
Pada lingkungan masyarakat, struktur sosial budaya telah tersebar luas
(Tamtiari, 2005 : 9). Struktur sosial merupakan budaya patriarki yang
menerapkan ajaran bahwa laki-laki mempunyai posisi yang lebih tinggi
daripada perempuan sehingga laki-laki menganggap perempuan sebagai hak
miliknya. Laki-laki mempunyai hak untuk mendidik pasangannya meskipun
dengan cara kekerasan yang diartikan sebagai rasa sayang dan cinta kepada
pasangannya.
Pada hasil penelitian, 94 prajurit memiliki suku bangsa Jawa dari 103
prajurit. Budaya Jawa memiliki struktur sosial budaya patriarki. Suparkan
dkk (2002 : 67-68) menjelaskan bahwa tersubordinasinya wanita Jawa
berkaitan dengan cara pandang budaya Jawa melihat posisi wanita. Wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dipandang sebagai makhluk lemah sehingga membutuhkan perlindungan
laki-laki sehingga nasib bergantung laki-laki. Selain itu, wanita juga
diciptakan untuk berbakti pada laki-laki sehingga harus melayani laki-laki
terutama kebutuhan seks. Terakhir ialah wanita hanya mengurusi
permasalahan domestik dan urusan dapur. Ideologi tersebut akhirnya
menuntut wanita untuk taat dan tidak boleh membantah suami, pasrah dan
mengalah demi suami. Selain itu, prajurit lainnya bersuku bangsa Ambon,
Maluku, Buton, Kalimantan, dan Bugis yang juga memiliki struktur sosial
budaya patriarki.
Lebih jauh lagi, latar belakang kekerasan dalam keluarga pada individu
saat masih kanak-kanak mempengaruhi seseorang dalam melakukan
kekerasan. Kekerasan yang diajarkan pada saat kanak-kanak tersebut seperti
hukuman fisik yang pernah diberikan oleh orang tua dengan tujuan untuk
memberitahu perilaku apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
anak-anak. Hal ini merupakan proses belajar pada anak-anak karena anak-
anak akan berpikir bahwa kekerasan untuk mendidik seseorang merupakan
hal yang wajar untuk dilakukan (Purnianti & Serena, 2003 : 3-4). Selain itu,
perilaku meniru juga mempengaruhi seseorang melakukan kekerasan dengan
pasangannya (Hayati, dkk : 2000 : 5). Perilaku meniru tersebut
diinternalisasi ke hubungan sosial lain terutama hubungan dekat seperti
suami dan istri.
Sejak dini, lingkungan militer membina prajurit dengan cara
kekerasan. Hal ini bertujuan untuk membentuk prajurit agar mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
fisik yang kokoh dan jiwa yang kuat. Atasan mempunyai hak untuk
memberi hukuman pada prajurit yang melanggar disiplin militer. Hukuman
yang diberikan cenderung ke arah hukuman fisik. Hal ini akan
mempengaruhi kehidupan dan pola pikir prajurit. Prajurit akan terbiasa
menerapkan kekerasan sebagai hukuman atau sebagai cara untuk
menyelesaikan kekerasan. Hal ini juga didukung oleh Langley, dkk (dalam
Salmah, 2004 : 87 ; Djannah, 2003 : 20) yang menjelaskan bahwa kondisi
psikis seperti kekerasan sebagai sumber daya untuk menyelesaikan masalah
dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan kekerasan dalam rumah
tangga.
Prajurit yang berada pada suatu lingkungan kerja harus dapat
beradaptasi dan menginternalisasi nilai-nilai yang dianggap penting bagi
organisasi tersebut. Jika prajurit tidak dapat beradaptasi dengan baik maka
akan menimbulkan stres. Selain itu, respon prajurit pada tuntutan-tuntutan
yang diberikan oleh lingkungan berbeda-beda. Respon tersebut tergantung
dari penilaian kognitif dan kemampuan prajurit dalam memecahkan
permasalahan mengenai tuntutan tersebut. Prajurit yang merasa tidak
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah maka akan memandang
masalah sebagai ancaman bagi dirinya. Pada tahap ini, prajurit mengalami
distress. Demikian pula sebaliknya, individu yang merasa mampu untuk
menyelesaikan permasalahan yang dianggap penting baginya akan
memandang permasalahan sebagai tantangan. Pada tahap ini, prajurit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
mengalami eustress (Munandar, 2001 : 399-400 ; Schultz & Schultz, 2006 :
358).
Peraturan disiplin membuat prajurit tidak berani untuk mengatakan
perasaan dan pikirannya pada atasan sehingga menimbulkan perasaan
tertekan yang bersifat negatif. Perasaan tersebut dialihkan ke prajurit
keluarga yang mempunyai kedudukan lebih lemah dari dirinya. Salah satu
bentuk pengalihan perasaan tersebut ialah kekerasan dalam rumah tangga.
Miller (dalam Krahe, 2005 : 56) menjelaskan bahwa frustrasi menyebabkan
sejumlah respon yang berbeda, salah satunya yaitu agresi. Akan tetapi,
munculnya agresi bergantung pada tujuannya. Krahe menambahkan (2005 :
56) bahwa takut akan hukuman dapat menghambat agresi sehingga
seringkali agresi tersebut dialihkan dari penyebab agresi ke target yang
mudah diakses atau kurang mengintimidasi (displacement aggresion). Hal
ini didukung oleh meta-analisis Marcus-Newhall, Pedersen, Carlson dan
Miller (dalam Krahe, 2005:56-57) yang menemukan hasil yang konsisten
pada 49 penelitian mengenai pengalihan agresi dari sumber frustrasi ke
target yang kurang kuat atau yang mudah diakses. Salah satu manifestasi
dari agresi yaitu kekerasan dalam rumah tangga (Murpraptomo, 1992 : 7).
Pada hasil penelitian, usia pernikahan subjek rata-rata 6 bulan hingga
1,5 tahun. Dave (2008 :2) menjelaskan bahwa pada tahun-tahun awal
pernikahan, individu sedang beradaptasi dengan pasangannya. Selanjutnya,
Dave juga menjelaskan bahwa individu yang memasuki kehidupan
pernikahan mempunyai persepsi dan harapan yang positif sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
menuntut pasangannya agar sesuai dengan harapan. Hal ini terkadang dapat
memunculkan konflik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan
psikologis yang dilakukan prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider cenderung
tinggi. Namun demikian, kekerasan fisik, seksual dan finansial cenderung
rendah. Hal ini dapat dikarenakan individu telah dapat menyesuaikan diri
dengan kehidupan perkawinan dan pasangannya.
Lebih lanjut lagi, hasil penelitian juga menunjukkan koefisien
determinasi. Stres kerja memberikan sumbangan 65,2 % terhadap terjadinya
kekerasan psikologis, 17,6 % terhadap kekerasan seksual, 10,3 % pada
terjadinya kekerasan fisik dan 4,4 % terhadap terjadinya kekerasan
finansial. Namun demikian, sumbangan 34,3 % pada kekerasan psikologis,
82,4 % terhadap kekerasan seksual, 75,3 % terhadap kekerasan finansial
dan 89,7 % pada kekerasan fisik dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
Penelitian Haj-Yahia (2002:276) menjelaskan bahwa faktor-faktor
yang dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga seperti
ketidakpuasan perkawinan, rendahnya komitmen perkawinan dan pola
komunikasi yang negatif. Hasil penelitian Haj-Yahia juga didukung oleh
tesis yang dibuat oleh Netti Ginting (2006 : 17) yang hasilnya menyatakan
bahwa ada hubungan antara pola komunikasi yang negatif dengan kekerasan
terhadap istri. Selanjutnya, penelitian Utami (2005:16) juga menyatakan
bahwa kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh penyesuaian diri
suami istri yang rendah, kurangnya kematangan sosial, sikap dan nilai serta
pengaruh lingkungan sosial. Hal ini juga didukung oleh tesis yang dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Sudaryana (2005 : 17) yang menjelaskan bahwa kekerasan terhadap istri
dipengaruhi juga oleh rendahnya kepuasan perkawinan dan stabilitas
perkawinan.
Lebih lanjut lagi, mean teoretis pada stres kerja dan kekerasan fisik,
kekerasan seksual dan kekerasan finansial lebih besar daripada mean
empiriknya. Hal ini berarti stres kerja pada prajurit Yonif 400/Raider
cenderung rendah. Begitu pula, kekerasan fisik, kekerasan seksual dan
kekerasan finansial yang dilakukan prajurit Yonif 400/Raider terhadap
istrinya juga cenderung rendah. Namun demikian, mean empiris kekerasan
psikologis lebih tinggi daripada mean teoritiknya. Hal ini berarti kekerasan
psikologis pada prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider cenderung tinggi.
Hasil penelitian ada yang jauh berbeda dengan wawancara yang
dilakukan pada subjek dan saat pengisian kuisioner. Peraturan disiplin
menyatakan bahwa atasan mempunyai hak untuk memberi hukuman apabila
prajuritnya melanggar disiplin militer yang telah ditetapkan (peraturan
disiplin prajurit TNI, 2005 : 2) dilanjutkan May.Siswono (2005 : 28) yang
menyatakan adanya kemungkinan terjadi penyimpangan disiplin karena
pemimpin terkadang menyalahgunakan disiplin tersebut. Salah satu
kemungkinan rendahnya tingkat kekerasan dalam rumah tangga pada subjek
ini disebabkan karena adanya social desirability yang tinggi pada subjek.
Prajurit merasa takut jika hasil pengisian kuisioner yang telah dikerjakan
terbaca atau ketahuan oleh atasan dan atasan merasa marah kemudian
menghukumnya. Namun demikian, peneliti telah berusaha mengatasi social
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
desirability ini dengan cara menyerahkan langsung kuisioner ke prajurit dan
pada proses penelitian ini tidak dihadiri oleh atasan.
Rendahnya tingkat stres kerja dimungkinkan dapat terjadi karena
adanya perbedaan pembinaan yang dilakukan oleh atasan. Pembinaan yang
baik ini menghasilkan stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga yang
cenderung rendah juga.
Selain itu juga disebabkan karena disiplin dan profesionalisme yang
telah melekat pada pribadi prajurit masing-masing sehingga melihat disiplin
militer bukan sebagai distress melainkan sebagai eustress. Bilmenova (2006
: 11-12) menjelaskan bahwa lama bekerja berhubungan positif dengan
komitmen. Komitmen berarti loyalitas dan hubungan yang aktif dengan
organisasi. Maksudnya yaitu individu mempunyai tujuan untuk memberikan
segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan karena
individu sangat memikirkan dan mengutamakan pekerjaan dan
organisasinya. Pada penelitian ini, prajurit rata-rata telah bekerja selama 6-
10 tahun. Berarti prajurit telah memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dengan stressor di tempat kerjanya. Hal ini didukung oleh Ubaydilah (2008 :
3) yang menyatakan bahwa semakin baik kemampuan beradaptasinya maka
semakin rendah tingkat stresnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa
ada hubungan yang positif antara stres kerja pada prajurit TNI-AD di Yonif
400/Raider dan kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi
kekerasan fisik. Kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan
finansial. Hal ini berarti semakin tinggi stres kerja pada prajurit TNI-AD di
Yonif 400/Raider maka semakin tinggi pula kekerasan dalam rumah tangga
yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik. Kekerasan psikologis, kekerasan
seksual dan kekerasan finansial. Sebaliknya, semakin rendah stres kerja pada
prajurit TNI-AD di Yonif 400/Raider maka semakin rendah juga kekerasan
dalam rumah tangga yang terdiri dari dimensi kekerasan fisik. Kekerasan
psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan finansial.
B. Saran
1. Bagi Pihak Satuan yaitu Yonif 400/Raider
Stres kerja dan kekerasan dalam rumah tangga yang terdiri dari
dimensi kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kekerasan finansial
pada prajurit di Yonif 400/Raider Semarang cenderung rendah. Hal ini
berarti pihak satuan dapat meningkatkan pembinaan yang selama ini
telah dilakukan. Namun demikian, kekerasan dalam rumah tangga
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
khususnya kekerasan psikologis cenderung tinggi. Dengan
demikian, penelitian ini dapat menjadi bahan pengarahan pimpinan
sebagai bahan refleksi pada prajurit bahwa ada hubungan antara stres
kerja dan kekerasan dalam rumah tangga.
1. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, maka penelitian
selanjutnya dapat memperhatikan kelemahan-kelemahan yang terdapat
pada penelitian ini. Pada saat penyebaran skala di satuan hendaknya
perlu memperhatikan kendala-kendala teknis yang nantinya akan
berpengaruh terhadap hasil penelitian.
Peneliti juga harus mampu membaca situasi pola kehidupan di
satuan. Tema penelitian ini cenderung sensitif sehingga social
desirability pun cenderung tinggi. Dengan demikian, peneliti yang
ingin meneliti dengan tema yang sama dapat mengungkapkannya
dengan metode penelitian yang lain dengan menggunakan istri sebagai
subjek penelitian. Selanjutnya, peneliti juga membutuhkan pendekatan
secara personal pada subjek yang akan diteliti agar subjek tidak
melakukan faking saat penelitian.
Lebih lanjut lagi, peneliti juga dapat melakukan pembobotan
pada tiap perilaku kekerasan karena tiap perilaku kekerasan
mempunyai tingkat yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Faishol. & Muttaqin, Farid. (2005). Panduan Untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan Berbasis Pesantren. Jakarta : PUAN Amal Hayati.
Andari, Soetji. (2005). Tindak Kekerasan terhadap Perempuan di Yogyakarta. Media Informasi Penelitian. No.184, Th. Ke-29, hh. 21-34.
(2006). Annual Report, Data Kasus Tahun 2006. Yogyakarta : Rifka Annisa Women’s Crisis Center.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : Rineka Cipta
Ashari & Santoso, Purbayu. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta : Andi Offset.
Azwar, Saiffudin. (2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saiffudin. (2005). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, Saiffudin. (2005). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Baron & Byrne.(2005). Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi ke-10. Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama.
Bilmoneva, Lolly. (2006). Hubungan Antara Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Kinerja Dosen Pembelajaran Klinik di AKPER Swasta di Pekanbaru. Working Paper Series No.11. KMPK : Universitas Gadjah Mada.(www.lrc-kmpk.ugm.ac.id/id/UPPDF/working/No.11_Lolly%20Bil moneva_01_06.pdf-). Diakses pada tanggal 14 November 2008.
Clark, David. (2004). Quantitative Psychological Research. New York : Psychology Press.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ciciek, Farha. (2005). Jangan Ada Lagi Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Darmawan&Suparjan. (2002). Laporan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan (Kajian Wanita): Kekerasan Domestik Terhadap Istri Pada Keluarga Etnis Jawa. Yogyakarta : Lembaga Penelitian UGM.
Djannah, Fathul, dkk. (2003). Kekerasan terhadap Istri. Yogyakarta : LKIS
Diahsari, E.Y. (2001). Kontribusi Stres Pada Produktivitas Kerja. Anima,
Indonesian Psychological Journal. Vol. 16, No. 4, 360-371
Douglas, A.P., Nietzel, M.P., Kramer, G.P., Milich, R. (2002). Introduction to Clinical Psychological : Sixth Edition. Prentice Hall.
Elmes, D.G.,Kamtowitz, B.H.,Roediger, H.L. (1995). Research Methods in Psychology. United States of America : West Publishing Company.
Gema Diponegoro. (2007). Semarang.
Gema Infanteri (ed.75). (2005). Bandung.
Gerrig & Zimbardo.(2008). Psychology and Life : Eighteenth Edition. Pearson Education Incorporation.
Ginting, Netti.(2006). Kekerasan terhadap Istri ditinjau dari Komunikasi antar Suami Istri. Tesis tidak diterbitkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Haj-Yahia, Muhammad.(2002). The Impact of Wife Abuse on Marital Relations as Revealed by The Second Palestinian National Survey on Violence Against Women. Journal of Family Psychology. Vol.16, No. 3, 273-285.
Handoyo, Seger. (2001). Stres Pada Masyarakat Surabaya. INSAN Media Psikologi. Vol. 3, No. 2 Agustus, 61-74.
Hawari, Dadang. (2006). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hawkins, Peter. (2006). Hypnosis And Stress : A Guide For Clinicians. John Wiley & Sons, ltd.
Hayati, Elli, dkk. (1999). Kekerasan terhadap Istri. Yogyakarta : Rifka Annisa Women’s Crisis Center.
Kongres Wanita Indonesia. (2005). Mengenal Undang-Undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga. (http://www.kowani.or.id/main/index.asp?lang=id&p=101 &f=apr012005001). Diakses tanggal 29 November 2007.
Krahe, Barbara.(2005).Perilaku Agresif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Landy, F.J.,Conte, J.M. (2004). Work In The 21st Century : an Introduction to
Industrial and Organizational Psychology. McGraw Hill.
Luhulima, Achie. (2000). Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif Pemecahannya. Jakarta : Kelompok Kerja “Convention Watch” Pusat Kajian Wanita dan Jender Universitas Indonesia.
Mulyati, Rika. (1999). Hubungan Antara Stres Kerja dan Perilaku Agresi pada Anggota ABRI. Skripsi tidak diterbitkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Munandar, Ashar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-Press.
Murpraptomo, Sulasikin. (1992). Semiloka : Tindak Kekerasan Terhadap Wanita. Jakarta.
Oktarina. (2006). SPSS 13.0 untuk Orang Awam. Palembang : Maxicom.
Prastyowati, Sri. (2004). Membongkar Akar Masalah Kasus Kekerasan Terhadap Istri. Media Informasi Penelitian. No.178, Th. Ke 28, hh. 83-90.
Purnianti & Kolibonso, Serena. (2003). Menyingkap Tirai Kekerasan dalam
Rumah Tangga. Jakarta : Mitra Perempuan Ratnadewi, Yeni. (2007). Kartini dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Bandung
: Pusat Data Redaksi. (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/ 042007/21/0105.htm). diakses pada tanggal 29 November 2007.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rukminto, Isbandi.(1994). Dasar-Dasar Pemikiran : Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.
Salmah, Sri. (2004). Penanganan Tindak Kekerasan Terhadap Istri melalui Lembaga Rifka Annisa Women Crisis Center (RAWCC) di Kota Yogyakarta. Jurnal PKS, Vol III, No. 7, 62-82.
Schultz, D.P. & Schultz, S.E. (1994). Psychology and Work Today : An Introduction To Industrial and Organizational Psychology. MacMillan Publishing Company.
Schultz, D.P. & Schultz, S.E. (2006). Psychology and Work Today : An Introduction To Industrial and Organizational Psychology. Pearson Educational International : Prentice Hall.
Sears, dkk. (2005). Psikologi Sosial 2. Erlangga Siswono. (2005). Karya Militer : Optimalisasi Kepemimpinan Perwira TNI AD
dalam Pelaksanaan Tugas yang Berbasis Moral dan Etika. Bandung. (tidak diterbitkan).
Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Spector, P. E. (1996). Industrial and Organizational Psychology : Research and Practice. USA : University of South Florida.
Sudaryana.(2005). Intensi Kekerasan Suami terhadap Istri ditinjau dari Pengalaman Individu dan Strategi Menghadapi Masalah. Tesis tidak diterbitkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta : Andi Offset.
Sutarto Endriartono.(2005). Peraturan Disiplin Prajurit Tentara Nasional Indonesia. Jakarta : Markas Besar Angkatan Darat.
Tamtiari, Wini. (2005). Awig-Awig Melindungi Perempuan dari Kekerasan dalam Rumah Tangga ?. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tursilarini, Tateki. (2004). Tindak Kekerasan Terhadap Istri dan Kepedulian Masyarakat. Penelitian Kesejahteraan Sosial. Vol. III. No. 9, 62-74.
Thomas, K.M.,Wadsworth, T. (2005). Diversity Dynamics In The Workplace. Canada
Ubaydilah, A.N. (2008). Menangani Burnout di Tempat Kerja. Jakarta. (http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=479)
Utami, Margaretha. (2005). Kekerasan dalam Rumah Tangga Sebuah Tinjauan Psikologis. Penelitian Kesejahteraan Sosial. Vol. IV, No. 12, 15-21.
UU. No 24 Tahun 2004. (http://www.kowani.or.id/main/index.asp?lang=id&p=
101&f=apr012005001). Diakses pada tanggal 12 Februari 2008.
Munandar, Ashar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI-Press.
Westen, Drew. (1996). Psychology Mind, Brain & Culture. John Wiley & Sons, Incorporation.
Zechmeister,E.B.,Zechmeister,J.S.,Saughnessy,J.J. (2007). Metodologi Penelitian
Psikologi Edisi ke-7 (terjemahan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Faisal Akbar Yunus. (2008).(wawancara, 10 April).
Leo Abi Melek Sibuea. (2008). (wawancara, 21 Februari).
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tangerang, Agustus 2008
Yth.Anggota TNI di Batalyon 203/AK
di tempat
Dengan hormat,
Assalamualaikum WR WB. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia-Nya yang berlimpah kepada kita semua.
Saya adalah mahasiswa dari Fakultas Psikologi Sanata Dharma. Kuisioner ini disusun
dalam rangka memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, saya meminta
bantuan saudara untuk meluangkan waktu sebentar guna mengisi kuisioner berikut ini.
Saya berharap saudara mengisi kuisioner dengan lengkap, sesuai dengan keadaan,
perasaan dan pikiran saudara. Tidak ada jawaban yang dianggap salah. Setiap orang dapat
mempunyai pandangan yang berbeda sehingga saudara dapat menjawab yang paling sesuai
menurut saudara sendiri. Semua jawaban akan dijamin kerahasiaannya. Sedangkan data pribadi
yang lain diisi dengan lengkap.
Demikianlah harapan saya, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama
yang telah diberikan.
Hormat saya,
Hapsari Retno Dewi
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lama Bekerja :
Status Perkawinan : Menikah/Tidak Menikah (coret yang tidak perlu)
Lama Perkawinan :
Petunjuk Pengisian Kuisioner
Di bawah ini terdapat 58 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan
sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif
jawaban di bawah ini.
SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda
S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda
TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda
STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
Mohon semua pernyataan diisi dengan lengkap, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima
kasih.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA I
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya frustrasi dengan peraturan yang ketat di tempat kerja
2. Saya tetap berkonsentrasi meskipun pekerjaan yang dilakukan sehari-hari selalu sama
3. Nafsu makan saya berkurang saat diberi tugas mendadak di luar jam dinas
4. Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak di malam hari karena perintah atasan yang sering berubah-ubah
5. Saya merasa tertantang saat diberi kepercayaan menyelesaikan tugas yang lebih sulit
6. Sulit bagi saya untuk membuat keputusan karena atasan tidak pernah memberikan pujian atas pekerjaan yang telah saya lakukan
7. Saya tetap meluangkan waktu untuk mengobrol dengan rekan kerja meskipun pekerjaan menumpuk
8. Perut saya tetap terasa normal ketika dipanggil oleh atasan
9. Saya merasa tertekan dengan peraturan disiplin yang menyatakan untuk patuh terhadap perintah atasan
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. Pernyataan SS S TS STS
10. Saya merasa gelisah karena perintah atasan yang sering berubah
11. Jantung saya berdebar keras saat mengetahui bahwa pekerjaan yang dilakukan tidak dapat memuaskan atasan
12. Saya sering menunda pekerjaan karena bosan dengan rutinitas sehari-hari
13. Saya malas bertegur sapa dengan orang lain saat tugas yang diberikan oleh atasan terlalu banyak
14. Saya tetap mampu berkonsentrasi meskipun perintah atasan sering berubah-ubah
15. Saya bisa tidur dengan nyenyak walaupun diminta untuk selalu siaga 24 jam
16. Saya merasa tenang karena pekerjaan yang dilakukan sehari-hari sama
17. Sulit bagi saya untuk berkonsentrasi saat dipanggil oleh atasan
18. Emosi saya tetap terkendali meskipun akan dikirim ke daerah yang berbahaya
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
19. Saya tetap lancar menyampaikan pendapat ketika dipanggil oleh atasan
20. Saya tetap dapat tidur dengan nyenyak meskipun perintah atasan yang sering berubah-ubah
21. Saya merasa senang karena tugas yang diberikan tidak terlalu sulit
22. Saya sulit berkonsentrasi karena takut jika hasil pekerjaan tidak dapat memuaskan atasan
23. Perut saya menjadi mules saat diberi tugas di daerah yang berbahaya
24. Saya merasa kecewa jika atasan tidak memberikan pujian pada pekerjaan yang telah saya lakukan
25. Saya merasa frustrasi karena diminta untuk selalu siaga dengan perintah dari atasan
26. Konsentrasi saya menurun karena perintah atasan untuk selalu siaga 24 jam
27. Saya bermalas-malasan menyelesaikan tugas yang terlalu sedikit diberikan oleh atasan
28. Saya merasa tertantang saat diberi tugas yang terlalu berat
29. Jantung saya berdebar keras karena pekerjaan yang dilakukan kurang dapat memuaskan atasan
30. Pola makan saya tetap normal meskipun diberi tugas di luar kemampuan saya
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
31.
Saya tetap dapat memfokuskan perhatian walaupun merasa takut jika hasil pekerjaan tidak dapat memuaskan atasan
32. Saya mampu berkonsentrasi meskipun akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
33. Konsentrasi saya berkurang karena beban kerja semakin hari semakin bertambah
34. Saya tetap tenang saat lingkungan kerja tidak memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan
35. Saya tidak mengalami sakit kepala saat atasan memberikan tugas orang lain kepada saya
36. Nafsu makan saya berkurang karena takut jika hasil pekerjaan tidak dapat memuaskan atasan
37. Kepala saya terasa berat jika tugas yang harus diselesaikan terlalu banyak
38. Kepala saya langsung pusing saat atasan melimpahkan tugas orang lain kepada saya
39. Saya merasa cemas jika dipanggil oleh atasan
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
40. Saya tetap rajin bekerja meskipun perintah atasan yang sering berubah-ubah
41. Saya menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang ditentukan saat tugas yang diberikan terlalu sedikit
42. Perut saya tetap normal meskipun ditugaskan di daerah yang berbahaya
43. Saya menjadi cepat marah karena akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
44. Saya mampu membuat keputusan walaupun beban kerja yang diberikan oleh atasan terlalu berat
45. Saya merasa kesal saat diberi tugas mendadak di luar jam kerja
46. Saya sulit untuk fokus memperhatikan pekerjaan yang terlalu sedikit diberikan oleh atasan
47. Saya langsung keringat dingin saat dipanggil oleh atasan
48. Saya merasa nyaman karena atasan mau mendengarkan keluhan mengenai pekerjaan
49. Saya sulit memfokuskan perhatian karena merasa bosan dengan rutinitas pekerjaan sehari-hari
50. Saya tetap menyelesaikan pekerjaan meskipun tidak diberi kepercayaan untuk menyelesaikan permasalahan di tempat kerja
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. Pernyataan SS S TS STS
51. Kepala saya tetap terasa ringan meskipun semakin banyak tugas yang diberikan oleh atasan
52. Saya menjadi lebih bersemangat karena banyaknya teman-teman di lingkungan kerja
53. Saya tetap memfokuskan perhatian pada saat menyelesaikan tugas meskipun lingkungan kerja kotor
54. Prestasi saya menurun karena atasan tidak memikirkan kepentingan bawahan saat memberikan tugas di luar jam dinas
55. Saya tidak bisa tidur dengan nyaman dengan adanya perintah atasan untuk selalu siaga 24 jam
56. Saya tetap berkonsentrasi ketika diberi tugas yang mendadak di luar jam dinas
57. Saya kurang lancar mengutarakan pendapat saat dipanggil oleh atasan
58. Saya tetap sabar walaupun ada peraturan disiplin yang ketat
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terima kasih. Anda telah mengisi kuisioner bagian I. Silahkan melanjutkan ke bagian II
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA II
Petunjuk Pengisian Kuisioner Di bawah ini terdapat 52 pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya meneriakkan kata-kata kasar untuk menunjukkan rasa kesal atas perilaku istri yang tidak sesuai dengan keinginan saya
2. Saya tetap memberikan uang kepada istri meskipun sedang marah karena ia benar-benar membutuhkannya
3. Saat hasrat saya sedang tinggi, saya meraba tubuh istri di depan orang lain
4. Saya tidak mendorong istri ke belakang sebagai ungkapan rasa kecewa
5. Saya meminta istri untuk melaporkan seluruh uang yang telah digunakan secara mendetail
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
6. Saya dapat menahan hasrat seksual ketika istri sedang tidak menginginkan untuk melakukan hubungan seksual (istri sedang haid atau sakit)
7. Saya mengharuskan istri untuk tetap di rumah agar ia merenungkan kesalahannya
8. Saya tetap menghargai istri lewat kata-kata meskipun ia telah berbuat salah di depan umum
9. Saya memukul istri jika ia berbohong
10. Saya tidak akan menghamburkan uang untuk kepentingan pribadi meskipun sedang marah kepada istri
11. Saya terkadang meninggalkan rumah tanpa alasan yang pasti
12. Saya mengontrol pengeluaran keuangan hingga sekecil-kecilnya pada istri
13. Saya memberi kebebasan istri untuk terlibat kegiatan sosial di luar rumah
14. Saya tetap akan meminta berhubungan seksual dengan posisi yang saya sukai meskipun istri tidak menginginkannya
15. Saya menahan diri untuk menampar istri ketika ia berbuat salah
16. Saya tidak bercanda hal berbau seksual kepada istri di tempat umum
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. Pernyataan SS S TS STS
17. Saya melempar barang ke istri karena perilakunya yang mengesalkan
18. Saya dapat mengendalikan nada bicara pada istri saat marah
19. Jika hendak meminta uang, saya mengharuskan istri untuk membuat perincian kebutuhan terlebih dahulu
20. Saya tetap memperbolehkan istri keluar rumah untuk merenungkan kesalahannya
21. Saya mengatur kegiatan istri agar ia tidak berbuat kesalahan di luar lingkungan rumah
22. Meskipun hasrat saya sedang tinggi, saya tidak meraba tubuh istri di depan orang lain
23. Saya tetap akan meminta berhubungan seksual meskipun istri sedang tidak menginginkannya (istri sedang haid atau sakit)
24. Saya tidak mengguncangkan badan istri untuk menghentikan omelannya
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
25. Saya mengikuti istri secara diam-diam karena kurang percaya kepadanya
26. Saya tidak memaksa istri berhubungan seksual dengan posisi yang saya sukai karena istri tidak menginginkannya
27. Saya menampar istri untuk menunjukkan bahwa ia telah berbuat salah
28. Saya tetap akan meminta uang istri untuk keperluan yang mendadak meskipun istri tidak mengijinkannya
29. Saya tidak mengancam istri walaupun ia melawan kehendak saya (misalnya akan menceraikan, memukul, membunuh)
30. Saya bercanda hal berbau seksual kepada istri di tempat umum
31.
Saya tidak mengharuskan istri untuk melaporkan seluruh uang yang telah digunakan
32. Jika hendak meminta uang, saya tidak mengharuskan istri untuk membuat perincian kebutuhan terlebih dahulu
33. Saya mendorong istri ke belakang sebagai ungkapan rasa kecewa
34. Saya memperbolehkan istri mencari penghasilan yang lebih tinggi dari penghasilan saya
35. Saya mengabaikan keberadaan istri untuk menunjukkan rasa kesal padanya
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. Pernyataan SS S TS STS
36. Saya tidak memberikan uang kepada istri saat sedang marah meskipun ia benar-benar membutuhkannya
37. Saya dapat mengendalikan diri untuk memukul istri meskipun ia telah berbohong
38. Saya mempercayakan pengeluaran keuangan hingga sekecil-kecilnya pada istri
39. Saya tetap menganggap keberadaan istri meskipun sedang kesal padanya
40. Saya terkadang menolak keinginan istri untuk berhubungan seksual
41. Saya terkadang mengguncangkan badan istri untuk menghentikan omelannya
42. Saya memberi kebebasan pada istri dalam melaksanakan kegiatannya supaya ia tidak berbuat kesalahan di luar lingkungan rumah
43. Saya berbicara dengan nada tinggi pada istri saat marah
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
44. Saya tidak akan meminta uang istri untuk keperluan yang mendadak karena istri menolaknya.
45. Saya tetap menghargai istri meskipun ia kurang dapat memenuhi kepuasan hasrat seksual saya
46. Saya membatasi kegiatan sosial istri di luar rumah
47. Saya akan meninggalkan rumah dengan alasan yang pasti
48. Saya menghamburkan uang untuk kepentingan pribadi saat sedang marah kepada istri
49. Saya mengancam istri jika ia melawan kehendak saya (misalnya akan menceraikan, memukul, membunuh)
50. Saya tetap menggunakan kata-kata yang sopan walaupun kesal atas perilaku istri
51. Saya akan menyanggupi istri untuk berhubungan seksual saat ia sedang membutuhkannya
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
52. Saya melarang istri mencari penghasilan yang lebih tinggi dari penghasilan saya
53. Saya dapat menahan diri untuk melempar barang ke istri jika perilakunya mengesalkan
54. Saya terkadang merendahkan istri dalam kemampuannya memuaskan hasrat seksual saya
Silahkan periksa kembali. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Terima Kasih
☺
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Semarang, September 2008
Yth.Bapak - Bapak Anggota TNI Batalyon 400/Raider
di tempat
Dengan hormat,
Assalamualaikum WR WB. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia-Nya yang berlimpah kepada kita semua.
Saya adalah mahasiswi dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kuisioner ini disusun dalam rangka memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu,
saya meminta bantuan saudara untuk meluangkan waktu sebentar guna mengisi kuisioner berikut
ini.
Saya berharap saudara mengisi kuisioner dengan lengkap, sesuai dengan keadaan,
perasaan dan pikiran saudara. Tidak ada jawaban yang dianggap salah. Setiap orang dapat
mempunyai pandangan yang berbeda sehingga saudara dapat menjawab yang paling sesuai
menurut saudara sendiri. Semua jawaban akan dijamin kerahasiaannya. Sedangkan data pribadi
yang lain harus diisi dengan lengkap.
Demikianlah harapan saya, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama
yang telah diberikan.
Hormat saya,
Hapsari Retno Dewi
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lama Bekerja :
Status Perkawinan : Menikah/Tidak Menikah (coret yang tidak perlu)
Lama Perkawinan :
Suku Bangsa :
Petunjuk Pengisian Kuisioner
Di bawah ini terdapat 36 pernyataan.
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan
sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif
jawaban di bawah ini.
SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda
S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda
TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda
STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
Mohon semua pernyataan diisi dengan lengkap, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima
kasih.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUISIONER I
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya frustrasi dengan peraturan yang ketat di tempat kerja
2. Saya tetap bisa berkonsentrasi meskipun pekerjaan yang dilakukan selalu rutin setiap hari
3. Saya menjadi cepat marah ketika akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
4. Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak di malam hari karena perintah atasan yang sering berubah-ubah
5. Saya merasa tertantang saat diberi kepercayaan menyelesaikan tugas yang lebih sulit
6. Saya langsung berkeringat dingin saat dipanggil oleh atasan
7. Saya tetap dapat meluangkan waktu untuk bertegur sapal dengan rekan kerja meskipun pekerjaan menumpuk
8. Saya mampu membuat keputusan walaupun beban kerja yang diberikan oleh atasan terlalu berat
9. Saya tetap memfokuskan perhatian pada saat menyelesaikan tugas meskipun lingkungan kerja kotor
10. Saya merasa gelisah karena perintah atasan yang sering berubah
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. Pernyataan SS S TS STS
11. Saya merasa nyaman karena atasan mau mendengarkan keluhan mengenai pekerjaan
12. Saya sering menunda pekerjaan karena bosan dengan rutinitas sehari-hari
13. Saya malas bertegur sapa dengan orang lain saat tugas yang diberikan oleh atasan terlalu banyak
14. Saya tetap mampu berkonsentrasi meskipun perintah atasan yang mudah berubah setiap saat
15. Saya bisa tidur dengan nyenyak walaupun diminta untuk selalu siaga 24 jam
16. Saya merasa kesal saat diberi tugas mendadak di luar jam kerja sehingga merusak acara pribadi
17. Kepala saya terasa berat jika tugas yang harus diselesaikan terlalu banyak
18. Emosi saya tetap terkendali meskipun akan dikirim ke daerah yang berbahaya
19. Saya tetap lancar menyampaikan pendapat saat berbicara dengan atasan
20. Kepala saya langsung pusing saat atasan melimpahkan tugas orang lain kepada saya
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
21. Saya merasa cemas jika dipanggil oleh atasan
22. Perut saya tetap normal meskipun akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
23. Saya tetap berkonsentrasi ketika diberi tugas yang mendadak di luar jam dinas
24. Saya merasa kecewa jika atasan tidak memberikan pujian pada pekerjaan yang telah saya lakukan
25. Saya merasa frustrasi karena diminta untuk selalu siaga dengan perintah dari atasan
26. Konsentrasi saya mudah menurun karena perintah atasan untuk selalu siaga 24 jam
27. Kepala saya tetap terasa ringan meskipun semakin banyak tugas yang diberikan oleh atasan
28. Saya kurang lancar mengutarakan pendapat ketika dipanggil oleh atasan
29. Saya sulit untuk memfokuskan perhatian karena merasa bosan dengan pekerjaan yang selalu sama setiap hari
30. Pola makan saya tetap normal meskipun diberi tugas di luar kemampuan saya
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. Pernyataan SS S TS STS
31. Pola tidur saya jadi terganggu dengan adanya perintah dari atasan untuk selalu siaga 24 jam
32. Saya mampu berkonsentrasi meskipun akan ditugaskan ke daerah yang berbahaya
33. Konsentrasi saya berkurang karena beban kerja semakin hari semakin bertambah
34. Saya tetap tenang saat lingkungan kerja tidak memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan
35. Saya tidak mengalami sakit kepala saat atasan memberikan tugas orang lain kepada saya
36. Nafsu makan saya berkurang karena takut jika hasil pekerjaan tidak dapat memuaskan atasan
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terima kasih. Anda telah mengisi kuisioner I. Silahkan melanjutkan ke kuisioner II
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUISIONER II
Petunjuk Pengisian Kuisioner Di bawah ini terdapat 37pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya meneriakkan kata-kata kasar untuk menunjukkan rasa kesal atas perilaku istri yang tidak sesuai dengan keinginan saya
2. Saya mempercayakan pengeluaran keuangan hingga sekecil-kecilnya pada istri
3. Saya tetap tidak akan mengacuhkan istri meskipun sedang kesal padanya
4. Saya terkadang mengguncangkan badan istri untuk menghentikan omelannya
5. Saya melarang istri mencari penghasilan yang lebih tinggi dari penghasilan saya
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
6. Saya dapat menahan hasrat seksual ketika istri sedang tidak menginginkan untuk melakukan hubungan seksual (istri sedang haid atau sakit)
7. Saya mengancam istri jika ia melawan kehendak saya (misalnya akan menceraikan, memukul, membunuh)
8. Saya akan menyanggupi istri untuk berhubungan seksual saat ia sedang membutuhkannya
9. Saya memukul istri jika ia berbohong
10. Saat marah kepada istri, saya tidak akan menghamburkan uang untuk kepentingan pribadi sebagai upaya balas dendam
11. Kadang saya pergi dari rumah tanpa pamit kepada istri untuk kepentingan pribadi
12. Saya tetap tidak akan mengacuhkan istri meskipun sedang kesal padanya
13. Saya memberi kebebasan istri untuk ikut terlibat kegiatan sosial di luar rumah
14. Saya tetap akan meminta berhubungan seksual dengan posisi yang saya sukai meskipun istri tidak menginginkannya
15. Saya menahan diri untuk menampar istri ketika ia berbuat salah
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda diminta untuk mengisi setiap pernyataan sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban di bawah ini. SS = Sangat Sesuai, apabila pernyataan sangat sesuai dengan diri Anda S = Sesuai, apabila pernyataan sesuai dengan diri Anda TS = Tidak Sesuai, apabila pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda STS = Sangat Tidak Sesuai, apabila pernyataan sangat tidak sesuai dengan diri Anda
No. Pernyataan SS S TS STS
16. Saya tidak bercanda tentang hal-hal yang berbau seksual kepada istri di tempat umum
17. Saya melempar barang ke istri karena perilakunya yang mengesalkan
18. Saya dapat mengendalikan nada bicara pada istri saat marah
19. Jika hendak meminta uang, saya mengharuskan istri untuk membuat perincian kebutuhan terlebih dahulu
20. Saya terkadang merendahkan istri dalam kemampuannya memuaskan hasrat seksual saya
21. Saya melarang istri mencari penghasilan yang lebih tinggi dari penghasilan saya
22. Meskipun hasrat saya sedang tinggi, saya tidak meraba tubuh istri di depan orang lain
23. Saya tetap akan meminta berhubungan seksual meskipun istri sedang tidak menginginkannya (istri sedang haid atau sakit)
24. Saya menghamburkan uang untuk kepentingan pribadi saat sedang marah kepada istri
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
25. Saya mengikuti istri secara diam-diam karena kurang percaya kepadanya
26. Saya tidak memaksa istri berhubungan seksual dengan posisi yang saya sukai karena istri tidak menginginkannya
27. Saya menampar istri untuk menunjukkan bahwa ia telah berbuat salah
28. Saya tetap menggunakan kata-kata yang sopan walaupun kesal atas perilaku istri
29. Saya terkadang mengguncangkan badan istri untuk menghentikan omelannya
30. Saya bercanda tentang hal-hal yang berbau seksual kepada istri di depan orang banyak
31. Saya tidak mengharuskan istri untuk melaporkan seluruh uang yang telah digunakan
32. Saya berbicara dengan nada tinggi pada istri saat marah
33. Saya menyentakkan badan istri sebagai ungkapan rasa kecewa
34. Saya dapat menahan diri untuk melempar barang ke istri jika perilakunya mengesalkan
35. Saya mendiamkan istri untuk menunjukkan rasa kesal padanya
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Pernyataan SS S TS STS
36. Saya tidak memberikan uang kepada istri saat sedang marah meskipun ia benar-benar membutuhkannya
37. Saya dapat mengendalikan diri untuk memukul istri meskipun ia telah berbohong
Terima Kasih ☺
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RELIABILITAS STRES KERJA
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary N %
Valid 80 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 80 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.894 58 Item Statistics Mean Std. Deviation N Aitem1 2.25 .646 80Aitem2 2.09 .556 80Aitem3 1.99 .646 80Aitem4 2.09 .679 80Aitem5 2.05 .501 80Aitem6 1.86 .651 80Aitem7 1.50 .616 80Aitem8 2.08 .823 80Aitem9 1.96 .754 80Aitem10 2.17 .652 80Aitem11 2.46 .856 80Aitem12 1.86 .689 80Aitem13 1.78 .636 80Aitem14 1.76 .579 80Aitem15 2.35 .828 80Aitem16 2.21 .724 80Aitem17 2.16 .645 80Aitem18 1.75 .606 80Aitem19 2.03 .527 80Aitem20 2.24 .579 80Aitem21 2.33 .546 80Aitem22 2.26 .651 80Aitem23 1.63 .582 80Aitem24 1.88 .753 80Aitem25 1.84 .719 80Aitem26 1.96 .605 80Aitem27 1.91 .620 80Aitem28 2.24 .783 80Aitem29 2.41 .791 80
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem30 2.03 .527 80Aitem31 2.00 .616 80Aitem32 1.74 .470 80Aitem33 2.16 .605 80Aitem34 2.25 .666 80Aitem35 2.24 .601 80Aitem36 2.04 .683 80Aitem37 1.96 .625 80Aitem38 2.29 .732 80Aitem39 2.05 .614 80Aitem40 1.85 .553 80Aitem41 2.23 .636 80Aitem42 1.73 .616 80Aitem43 1.69 .648 80Aitem44 1.93 .689 80Aitem45 2.29 .889 80Aitem46 1.99 .684 80Aitem47 1.80 .513 80Aitem48 1.83 .569 80Aitem49 2.21 .669 80Aitem50 2.31 .739 80Aitem51 2.15 .638 80Aitem52 1.75 .626 80Aitem53 2.71 .766 80Aitem54 2.41 .791 80Aitem55 2.09 .556 80Aitem56 2.06 .559 80Aitem57 2.29 .640 80Aitem58 1.88 .582 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Aitem1 116.76 200.082 .318 .893Aitem2 116.92 200.298 .363 .892Aitem3 117.02 196.025 .546 .890Aitem4 116.92 198.931 .362 .892Aitem5 116.96 201.252 .339 .892Aitem6 117.15 202.762 .169 .894Aitem7 117.51 199.671 .360 .892Aitem8 116.94 200.945 .201 .894Aitem9 117.05 197.137 .407 .891Aitem10 116.84 198.669 .393 .892Aitem11 116.55 199.795 .239 .894Aitem12 117.15 196.534 .482 .891Aitem13 117.24 197.221 .487 .891Aitem14 117.25 200.190 .353 .892Aitem15 116.66 197.568 .346 .892
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem16 116.80 204.289 .073 .896Aitem17 116.85 203.775 .115 .895Aitem18 117.26 198.221 .453 .891Aitem19 116.99 200.924 .342 .892Aitem20 116.77 199.442 .400 .892Aitem21 116.69 205.256 .049 .895Aitem22 116.75 201.608 .232 .894Aitem23 117.39 196.797 .562 .890Aitem24 117.14 198.576 .338 .892Aitem25 117.17 198.450 .363 .892Aitem26 117.05 197.289 .510 .891Aitem27 117.10 200.116 .331 .892Aitem28 116.77 201.316 .197 .894Aitem29 116.60 203.939 .078 .896Aitem30 116.99 200.620 .363 .892Aitem31 117.01 202.316 .207 .894Aitem32 117.27 199.088 .528 .891Aitem33 116.85 198.635 .429 .891Aitem34 116.76 199.348 .347 .892Aitem35 116.77 200.075 .346 .892Aitem36 116.97 198.582 .377 .892Aitem37 117.05 199.162 .383 .892Aitem38 116.72 198.582 .349 .892Aitem39 116.96 197.150 .510 .891Aitem40 117.16 200.239 .368 .892Aitem41 116.79 204.448 .080 .895Aitem42 117.29 202.081 .220 .894Aitem43 117.32 198.020 .432 .891Aitem44 117.09 198.815 .361 .892Aitem45 116.72 194.379 .450 .891Aitem46 117.02 202.683 .162 .894Aitem47 117.21 198.650 .512 .891Aitem48 117.19 200.458 .344 .892Aitem49 116.80 195.959 .529 .890Aitem50 116.70 199.453 .302 .893Aitem51 116.86 195.892 .560 .890Aitem52 117.26 198.753 .406 .892Aitem53 116.30 198.795 .321 .893Aitem54 116.60 202.952 .122 .895Aitem55 116.92 200.602 .343 .892Aitem56 116.95 200.605 .341 .892Aitem57 116.72 198.455 .413 .892Aitem58 117.14 196.880 .557 .890
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 119.01 206.316 14.364 58
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary N %
Valid 80 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 80 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.907 43 Item Statistics Mean Std. Deviation N Aitem1 2.25 .646 80Aitem2 2.09 .556 80Aitem3 1.99 .646 80Aitem4 2.09 .679 80Aitem5 2.05 .501 80Aitem7 1.50 .616 80Aitem9 1.96 .754 80Aitem10 2.17 .652 80Aitem12 1.86 .689 80Aitem13 1.78 .636 80Aitem14 1.76 .579 80Aitem15 2.35 .828 80Aitem18 1.75 .606 80Aitem19 2.03 .527 80Aitem20 2.24 .579 80Aitem23 1.63 .582 80Aitem24 1.88 .753 80Aitem25 1.84 .719 80Aitem26 1.96 .605 80Aitem27 1.91 .620 80Aitem30 2.03 .527 80Aitem32 1.74 .470 80Aitem33 2.16 .605 80Aitem34 2.25 .666 80Aitem35 2.24 .601 80Aitem36 2.04 .683 80Aitem37 1.96 .625 80Aitem38 2.29 .732 80
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem39 2.05 .614 80Aitem40 1.85 .553 80Aitem43 1.69 .648 80Aitem44 1.93 .689 80Aitem45 2.29 .889 80Aitem47 1.80 .513 80Aitem48 1.83 .569 80Aitem49 2.21 .669 80Aitem51 2.15 .638 80Aitem52 1.75 .626 80Aitem53 2.71 .766 80Aitem55 2.09 .556 80Aitem56 2.06 .559 80Aitem57 2.29 .640 80Aitem58 1.88 .582 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Aitem1 84.09 147.549 .321 .906Aitem2 84.25 148.038 .345 .905Aitem3 84.35 143.901 .561 .903Aitem4 84.25 146.392 .375 .905Aitem5 84.29 148.714 .331 .906Aitem7 84.84 147.201 .363 .905Aitem9 84.38 144.718 .426 .905Aitem10 84.16 146.315 .398 .905Aitem12 84.48 143.797 .529 .903Aitem13 84.56 144.781 .511 .903Aitem14 84.58 147.564 .363 .905Aitem15 83.99 145.506 .341 .906Aitem18 84.59 146.220 .438 .904Aitem19 84.31 148.521 .328 .906Aitem20 84.10 146.977 .406 .905Aitem23 84.71 144.612 .576 .903Aitem24 84.46 146.125 .347 .906Aitem25 84.50 146.380 .351 .906Aitem26 84.38 145.453 .493 .904Aitem27 84.43 148.045 .304 .906Aitem30 84.31 148.521 .328 .906Aitem32 84.60 146.800 .525 .904Aitem33 84.18 146.045 .452 .904Aitem34 84.09 146.815 .357 .905Aitem35 84.10 147.686 .340 .905Aitem36 84.30 147.403 .310 .906Aitem37 84.38 146.718 .390 .905Aitem38 84.05 146.377 .344 .906Aitem39 84.29 144.942 .520 .903Aitem40 84.49 147.443 .391 .905
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem43 84.65 145.116 .479 .904Aitem44 84.41 146.448 .365 .905Aitem45 84.05 142.504 .458 .904Aitem47 84.54 146.758 .482 .904Aitem48 84.51 148.304 .317 .906Aitem49 84.13 143.326 .576 .902Aitem51 84.19 143.344 .606 .902Aitem52 84.59 146.169 .426 .904Aitem53 83.63 146.313 .330 .906Aitem55 84.25 147.759 .366 .905Aitem56 84.28 147.999 .346 .905Aitem57 84.05 146.656 .383 .905Aitem58 84.46 144.707 .569 .903
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 86.34 153.011 12.370 43
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RELIABILITAS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary N %
Valid 80 100.0Excluded(a) 0 .0
Cases
Total 80 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.880 54 Item Statistics Mean Std. Deviation N Aitem1 1.96 .770 80Aitem2 1.60 .493 80Aitem3 1.49 .595 80Aitem4 2.10 .949 80Aitem5 2.28 .656 80Aitem6 1.83 .952 80Aitem7 2.50 .574 80Aitem8 2.33 .965 80Aitem9 1.80 .701 80Aitem10 2.34 1.006 80Aitem11 1.69 .542 80Aitem12 2.53 .595 80Aitem13 2.21 .706 80Aitem14 2.11 .450 80Aitem15 2.10 .851 80Aitem16 2.05 1.168 80Aitem17 1.84 .625 80Aitem18 2.21 .669 80Aitem19 2.38 .682 80Aitem20 2.61 .606 80Aitem21 2.65 .695 80Aitem22 2.04 1.049 80Aitem23 1.76 .783 80Aitem24 2.56 .884 80Aitem25 2.08 .671 80Aitem26 2.24 .815 80Aitem27 1.95 .745 80Aitem28 2.26 .590 80Aitem29 2.49 .857 80
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem30 1.68 .569 80Aitem31 2.35 .618 80Aitem32 2.31 .565 80Aitem33 1.93 .632 80Aitem34 2.17 .382 80Aitem35 1.84 .719 80Aitem36 1.94 .700 80Aitem37 2.06 .663 80Aitem38 1.90 .628 80Aitem39 2.13 .644 80Aitem40 2.17 .632 80Aitem41 2.00 .694 80Aitem42 2.42 .776 80Aitem43 2.17 .612 80Aitem44 2.61 .490 80Aitem45 1.99 .626 80Aitem46 1.83 .689 80Aitem47 2.35 .480 80Aitem48 1.70 .582 80Aitem49 2.01 .703 80Aitem50 1.89 .729 80Aitem51 2.01 .771 80Aitem52 2.21 .807 80Aitem53 2.14 .791 80Aitem54 1.81 .677 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Aitem1 111.63 194.794 .364 .877Aitem2 111.99 201.430 .110 .880Aitem3 112.10 196.927 .355 .877Aitem4 111.49 188.000 .550 .874Aitem5 111.31 202.395 .021 .882Aitem6 111.76 191.247 .420 .876Aitem7 111.09 201.296 .097 .880Aitem8 111.26 198.728 .130 .882Aitem9 111.79 195.461 .370 .877Aitem10 111.25 191.405 .388 .877Aitem11 111.90 196.294 .436 .877Aitem12 111.06 200.718 .127 .880Aitem13 111.38 195.199 .381 .877Aitem14 111.48 198.379 .365 .878Aitem15 111.49 191.645 .460 .876Aitem16 111.54 184.581 .544 .874Aitem17 111.75 196.316 .371 .877Aitem18 111.38 194.870 .422 .876Aitem19 111.21 196.296 .337 .878Aitem20 110.98 200.278 .149 .880
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem21 110.94 201.350 .070 .881Aitem22 111.55 186.200 .556 .873Aitem23 111.83 195.640 .317 .878Aitem24 111.03 197.012 .218 .880Aitem25 111.51 195.063 .411 .877Aitem26 111.35 191.142 .506 .875Aitem27 111.64 194.918 .372 .877Aitem28 111.33 199.640 .193 .879Aitem29 111.10 196.749 .238 .879Aitem30 111.91 196.866 .377 .877Aitem31 111.24 197.019 .335 .878Aitem32 111.28 202.278 .038 .881Aitem33 111.66 196.657 .347 .878Aitem34 111.41 202.853 .019 .881Aitem35 111.75 195.177 .374 .877Aitem36 111.65 194.939 .398 .877Aitem37 111.53 192.404 .564 .875Aitem38 111.69 193.863 .511 .875Aitem39 111.46 195.847 .385 .877Aitem40 111.41 200.777 .113 .880Aitem41 111.59 194.904 .404 .877Aitem42 111.16 202.442 .007 .883Aitem43 111.41 196.752 .354 .877Aitem44 110.98 202.885 .006 .881Aitem45 111.60 199.635 .180 .880Aitem46 111.76 195.905 .354 .877Aitem47 111.24 202.538 .032 .881Aitem48 111.89 194.506 .515 .876Aitem49 111.58 195.311 .377 .877Aitem50 111.70 193.352 .460 .876Aitem51 111.58 194.020 .400 .877Aitem52 111.38 193.579 .400 .877Aitem53 111.45 192.377 .465 .876Aitem54 111.78 193.670 .482 .876
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 113.59 203.207 14.255 54
Reliability Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary N %
Valid 80 100.0Cases Excluded(a) 0 .0
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Total 80 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.899 37 Item Statistics Mean Std. Deviation N Aitem1 1.96 .770 80Aitem3 1.49 .595 80Aitem4 2.10 .949 80Aitem6 1.83 .952 80Aitem9 1.80 .701 80Aitem10 2.34 1.006 80Aitem11 1.69 .542 80Aitem13 2.21 .706 80Aitem14 2.11 .450 80Aitem15 2.10 .851 80Aitem16 2.05 1.168 80Aitem17 1.84 .625 80Aitem18 2.21 .669 80Aitem19 2.38 .682 80Aitem22 2.04 1.049 80Aitem23 1.76 .783 80Aitem25 2.08 .671 80Aitem26 2.24 .815 80Aitem27 1.95 .745 80Aitem30 1.68 .569 80Aitem31 2.35 .618 80Aitem33 1.93 .632 80Aitem35 1.84 .719 80Aitem36 1.94 .700 80Aitem37 2.06 .663 80Aitem38 1.90 .628 80Aitem39 2.13 .644 80Aitem41 2.00 .694 80Aitem43 2.17 .612 80Aitem46 1.83 .689 80Aitem48 1.70 .582 80Aitem49 2.01 .703 80Aitem50 1.89 .729 80Aitem51 2.01 .771 80Aitem52 2.21 .807 80Aitem53 2.14 .791 80Aitem54 1.81 .677 80
Item-Total Statistics
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Aitem1 71.79 154.549 .400 .897Aitem3 72.26 156.728 .384 .897Aitem4 71.65 149.927 .515 .895Aitem6 71.93 152.222 .412 .897Aitem9 71.95 155.238 .405 .897Aitem10 71.41 152.575 .371 .898Aitem11 72.06 156.059 .476 .896Aitem13 71.54 155.594 .381 .897Aitem14 71.64 158.690 .345 .898Aitem15 71.65 153.066 .428 .896Aitem16 71.70 147.453 .493 .896Aitem17 71.91 155.853 .420 .896Aitem18 71.54 155.366 .419 .896Aitem19 71.38 156.009 .371 .897Aitem22 71.71 148.638 .511 .895Aitem23 71.99 154.873 .375 .897Aitem25 71.68 154.830 .450 .896Aitem26 71.51 152.354 .486 .895Aitem27 71.80 155.200 .380 .897Aitem30 72.08 157.007 .384 .897Aitem31 71.40 157.484 .318 .898Aitem33 71.83 156.121 .397 .897Aitem35 71.91 155.600 .372 .897Aitem36 71.81 154.863 .427 .896Aitem37 71.69 153.230 .556 .895Aitem38 71.85 155.091 .467 .896Aitem39 71.63 156.364 .374 .897Aitem41 71.75 154.747 .439 .896Aitem43 71.58 156.475 .389 .897Aitem46 71.93 156.070 .363 .897Aitem48 72.05 154.681 .537 .895Aitem49 71.74 155.614 .382 .897Aitem50 71.86 153.386 .492 .895Aitem51 71.74 154.500 .402 .897Aitem52 71.54 154.429 .385 .897Aitem53 71.61 153.607 .437 .896Aitem54 71.94 153.831 .507 .895
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 73.75 162.797 12.759 37
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kekerasan Fisik
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Correlations Correlations Stres KDRT
Pearson Correlation 1 .321(**)
Sig. (2-tailed) . .001
Stres
N 103 103Pearson Correlation .321(**) 1
Sig. (2-tailed) .001 .
KDRT
N 103 103** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T-Test One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean KDRT 103 19.21 2.329 .229
One-Sample Test
Test Value = 20 95% Confidence Interval
of the Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Lower Upper KDRT -3.427 102 .001 -.786 -1.24 -.33
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kekerasan Psikologis
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared KDRT * Stres .807 .652 .880 .775
Correlations Correlations Stres KDRT
Pearson Correlation 1 .807(**)
Sig. (2-tailed) . .000
Stres
N 103 103Pearson Correlation .807(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
KDRT
N 103 103** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T-Test One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean KDRT 103 24.77 3.405 .335
One-Sample Test
Test Value = 24 95% Confidence Interval
of the Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Lower Upper KDRT 2.286 102 .024 .767 .10 1.43
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kekerasan Seksual
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared KDRT * STRES .419 .176 .747 .558
Correlations Correlations STRES KDRT
Pearson Correlation 1 .419(**)
Sig. (2-tailed) . .000
STRES
N 103 103Pearson Correlation .419(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .
KDRT
N 103 103** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T-Test One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean KDRT 103 20.47 3.102 .306
One-Sample Test
Test Value = 25 95% Confidence Interval
of the Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Lower Upper KDRT -14.833 102 .000 -4.534 -5.14 -3.93
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kekerasan Finansial
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared KDRT * STRES .209 .044 .705 .497
Correlations Correlations STRES KDRT
Pearson Correlation 1 .209(*)
Sig. (1-tailed) . .017
STRES
N 103 103Pearson Correlation .209(*) 1
Sig. (1-tailed) .017 .
KDRT
N 103 103* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
T-Test
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean KDRT 103 12.79 2.103 .207
One-Sample Test
Test Value = 15 95% Confidence Interval
of the Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Lower Upper KDRT -10.680 102 .000 -2.214 -2.62 -1.80
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Linieritas Data Penelitian Regression Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 KDRT(a) . Entera All requested variables entered. b Dependent Variable: Stres Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .497(a) .247 .240 7.515a Predictors: (Constant), KDRT ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 1871.816 1 1871.816 33.145 .000(a)
Residual 5703.912 101 56.474
1
Total 7575.728 102 a Predictors: (Constant), KDRT b Dependent Variable: Stres ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Regression 1871.816 1 1871.816 33.145 .000(a)
Residual 5703.912 101 56.474
1
Total 7575.728 102 a Predictors: (Constant), KDRT b Dependent Variable: Stres
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Normalitas NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KDRT Stres N 103 103
Mean 77.42 75.49 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 8.878 8.618
Absolute .109 .088 Positive .109 .066
Most Extreme Differences
Negative -.086 -.088 Kolmogorov-Smirnov Z 1.103 .891 Asymp. Sig. (2-tailed) .175 .406
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTERVIEW DENGAN KOMANDAN KOMPI
Interviewer : Tolong ceritakan gaya kepemimpinan militer pada umumnya ?
Interviewee : pada umumnya...eee...bahwa militer itu gaya kepemimpinannya
otoriter tetapi dilihat dari situasi dan kondisi..salah satu contoh pada saat
dipakai gaya kepemimpinan otoriter pada saat melaksanakan tugas operasi..nah
disitu wajib apabila ada perintah yang dari atasan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang sifatnya ee dinas. Kemudian yang pada saat pimpinan tidak
otoriter bisa dilaksanakan sesuai kondisi pada saat itu apakah memerintahkan
orang tersebut dengan maksud untuk kebutuhan pribadinya sehingga orang itu
atau bawahan bisa menolak atau dengan kata lain menunda dulu, perintah yang
dari atasan tersebut.
Interviewer : Jadi ada dua tipe ya yang jam dinas dengan diluar jam dinas. Itu pola
militer itu yang otoriter itu prinsipnya dapat darimana ?
Interviewee : Dapatnya...bukan dapatnya tapi kita memang dibentuk seorang
militer yang identik dengan kekerasan sehingga dengan kekerasan itu kita bisa
dibentuk disiplin..seperti itu.
Interviewer : Ooh gitu...Bisa tolong ceritakan ga bagaimana proses memberikan
tugas kepada bawahan ?
Interviewee : Memberikan tugas prosesnya ya pada saat kita memberikan tugas-
tugas ya ada tugas dinas maupun diluar dinas Kalo tugas di dalam jam dinas
mungkin pada saat dengan porsi saya sebagai Komandan Kompi memerintahan
untuk anggota untuk latihan. Jadi harus melaksanakan latihan untuk kebutuhan
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perorangan. Pada suatu saat nanti melaksanakan tugas operasi nah disitulah
dipakai ini tersebut.
Interviewer : Jadi misalnya gimana ? untuk contoh kongkritnya..contoh nyatanya..
Interviewee : Nah..melaksanakan latihan perorangan, dia diwajibkan untuk
menguasai latihan perorangan tersebut..salah satu gerakan perorangan. Gerakan
perorangan itu ada gerakan bagaimana pada saat ada banyak tembakan dari
musuh, gerakan prajurit tersebut, tindakan prajurit tersebut bisa mengguling,m
mencari perlindungan kemudian membidik dan mencari arah tembakan
tersebut...seperti itu. Kemudian di luar perintah jam dinas yang saya sampaikan
tadi bahwa untuk kebutuhan pribadi atasan mungkin saya sebagai Komandan
Kompi punya sopir..punya ajudan..kebetulan saya punya saudara yang perlu
dijemput na itu diluar jam dinas..nah disitulah proses saya memerintahkan sopir
untuk menjemput keluarga saya yang datang dari luar Jawa.
Interviewer : Itu memang kewajiban mereka untuk mematuhi baik di dalam dan
diluar jam dinas ?
Interviewee : Ya..wajib..semua perintah atasan itu wajib kita laksanakan tapi
dilihat dari porsi dan kebutuhan perintah tersebut..seperti yang saya sampaikan
tadi bahwa kebutuhan eh...perintah di luar jam dinas maupun di dalam jam
dnas..seperti itu..kalo di luar jam dinas mungkin kebutuhan pribadi atasan..salah
satu contoh tadi menjemput saudara di terminal.
Interviewer : Jadi memang kewajiban ya diluar atau di dalam jam dinas ?
Interviewee : Kewajiban..
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer : Ooh..terus kalo misalkan diberi tugas kepada bawahan gitu dikasi
tau ga tugas dan prosedur kerjanya secara jelas ? atau mungkin cuma dikasi tugas
tapi ga dikasi tau tujuan dan prosedur kerjanya ?
Interviewee : Seorang pemimpin yang bijak memberikan perintah harus sedetail
mungkin sehingga orang yang diberikan perintah mengerti apa yang harus
dilaksanakan..salah satu contoh ee diberikan perintah untuk melaksanakan
patroli..tujuannya apa ? mereka harus tahu..patroli itu tujuannya apa ?
bagaimana ? perbuatannya nanti apa pada saat gangguan..sedetail mungkin dari
memberikan perintah sampai dia mengatasi bagaimana bila ada gangguan
kemudian selama dia ada gangguan apa yang dia perbuat..setelah itu harus
diberikan kepada bawahan..bisa dimengerti ? sehingga mereka melaksanakan
perintah tersebut ikhlas dan tidak ada tanggungan.
Interviewer : Jadi jelas ya ngasi penjelasannya..komplit.trus kalau misalkan dikasi
tugas gitu dari bawahan sendiri langsung menjalankan perintah atau boleh
memberikan saran..atau inisiatif gitu..bagaimana sebaiknya gitu..pemimpin kan
tidak selalu benar..jadi bawahan memberikan jalan keluar gitu...
Interviewee : Ada bentuk perintah ada bentuk koordinasi..adi salah satu contoh
kalo memberikan perintah, suatu pimpinan..suatu atasan sudah memikirkan
untung ruginya apa yang akan diperintahkan untuk bawahannya. Itu wajib
dilaksanakan ..kalo sifatnya koordinasi atau memberikan perhatian kepada
bawahan na..nantinya atasan tersebut bisa melemparkan apakah ada saran
apakah ada pertanyaan..kalau bentuk perintah tidak ada lagi saran atau lain
sebagainya.
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer : Ya..ya..ya..terus kalau dibawahnya perwira ada bintara dan tamtama
kan ? nah yang golongan tamtama tu apa tugasnya apa ya ?
Interviewee : Sebagai unsur pelaksana..kalo bintara unsur pimpinan paling
bawah kemudian dibawahnya tamtama. Na suatu kegiatan diberikan karena di
tentara mempunyai organisasi ada perwira, bintara, tamtama..nah, organisasi itu
salah satu di kompi. Kompi yang perwiranya dari Komandan Kompi kemudian
danton-danton..unsur bintaranya itu ada Danru, Bintara Pelatih, ada Bintara
Pleton..untuk mengatur kegiatan tersebut..kalo di pleton yang mengatur
tersebutada Bintara Pleton..kalo di kompi ada ada Bintara Pelatih..itulah yang
mengatur kegiatan-kegiatan yang ada di kompi yang ada di pleton. Untuk
menyampaikan perintah dari Danton atau Danki atau salah satu perrwira yang
memberikan perintah..istilahnya sebagai penyambung lidah dari perwira ke
tamtama..
Interviewer : Kegiatan sehari-harinya tamtama apa biasanya kalau sebagai
pelaksana ?
Interviewee : Kalau bentuk kegiatan sehari-hari, tidak ada khusus buat tamtama
tetapi kegiatan tersebut salah satunya di Batalyon ini, di kompi saya ada kegiatan
yang sudah diatur, dijadwal. Di jadwal itu salah satu mulai hari Senin sampai
dengan hari Jumat. Senin mulai dari melaksanakan kegiatan upacara sampai
kegiatan yang diatur di kompi masing-masing. Di kompi itu adalah jadwal
latihan. Jadwal latihan di kompi latihan taktik atau tehnik atau memberikan
materi yang bersifat teori. Nah disitulah unsur-unsur tamtama yang menerima
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi-materi tersebut untuk dilatihkan. Di dalam latihan ada tamtama, ada
bintara, perwira juga ada. Jadi dilatihkan semua.
Interviewer : Apakah ada refleksi ? maksudnya mereview kegiatannya itu gimana
selama beberapa hari sebelumnya..terus hubungan atasan-bawahan..gimana kalo
ada saran atau keluhan….
Interviewee : Disini kita sifatnya evaluasi kegiatan. Dalam 1 minggu itu kita
melaksanakan kegiatan-kegiatan nanti pada saat hari Sabtu kita menyampaikan
evaluasi kegiatan..tetapi untuk setiap evaluasi setiap kegiatan kita pasti
mengevaluasi kegiatan tersebut. Evaluasi ini dinamakan jam komandan.
Penekanan-penekanan pada anggota jadi apa yang harus diperbuat apa yang
harus tidak diperbuat, yang dilakukan anggota kemudian disitulah juga diberikan
apabila ada keluhan-keluhan anggota silahkan menyampaikan saran atau
keinginan-keinginan mereka gitu..pada saat jam komandan. Jam komandan itu
bias jam komandan pleton..bisa jam komandan kompi ada..jam komandan
batalyon ada.
Interviewer : Tadi sempat bilang kalo kadang-kadang bawahan ada keluhan
silahkan disampaikan gitu..efektif ga ? maksudnya mereka aktif ga untuk
memberikan keluhan atau mereka cenderung tidak berani ?
Interviewee : Kalo keluhan itu kebutuhan pribadi mereka tidak berani karena
cenderung disini hidup jiwa korsa. Jiwa kebersamaan semuanya. Salah satu
contoh mungkin ada penugasan batalyon ini akan melaksanakan penugasan
daerah di Aceh. Ada anggota juga yang mungkin baru-baru nikah atau sudah
lama menikah tapi belum punya anak atau orang tuanya sakit. Na itu semua kan
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebutuhan pribadi na disini kita kan kebersamaan na hal-hal tersebut mereka
yang tidak berani sampaikan na “saya tidak mau berangkat tugas karena belum
punya anak..”na itu tidak akan berani dan tidak akan diijinkan…tetap akan
melaksanakan tugas…seperti itu..karena perintah adalah segala-galanya.
Interviewer : Jadi perintah adalah segala-galanya mutlak itu ?
Interviewee : Mutlak
Interviewer : Baik itu positif maupun negatif ya ?
Interviewee : Tapi itu semua perintah bersifat positif..tidak ada yang negatif..
Interviewer : Yang terakhir ya...
Interviewee : Oke deh..
Interviewer : Tentang latihan fisik ini kalau khususnya golongan tamtama seperti
apa ya ?
Interviewee : Latihan fisik...latihan fisik disini pembinaan satuan. Pembinaan
satuan di batalyon ini mulai dari kegiatan anmars ada, kegiatan halang rintang
ada, kegiatan pos kantri ada, kegiatan aerobik ada...mereka lakukan tiap
hari..melakukan pembinaan fisik mereka terjaga fisiknya...sewaktu-waktu kita
ditunjuk batalyon ini untuk melaksanakan tugas operasi kita siap masalah
fisik..seperti itu.
Interviewer : Latihan fisik setiap hari ya ?
Interviewee : Iya
Interviewer : Satu hari kira-kira berapa lama ?
Interviewee : Satu hari mungkin sudah terbagi-bagi jamnya...kalau hari Senin itu
kita pembinaan fisik lari putaran Sapta Marga dengan berpakaian PDL. Untuk
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hari Selasa dengan pakaian aerobik melaksanakan Smapta..kemudian untuk hari
Rabu lari keluar di jalan pakaian PDL..hari Kamis lari siang tanpa kaos..tidak
pakai baju, lari siang di dalam batalyon..kemudian hari Jumat senam kesegaran
jasmani..seperti itu..hari Sabtu olahraga.tenis yang perwiranya, yang bintara
sama tamtamanya melaksanakan kegiatan di kompi masing-masing.
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTERVIEW DENGAN PRAJURIT
8 April 2008
Interviewer : Tolong ceritakan tentang kegiatan kerja kamu selama jam dinas..
Interviewee : Kerja saya selama jam dinas yaitu setiap hari melaksanakan apel
pagi dilanjutkan kegiatan kompi ato batalyon kurang lebih sampe jam 12,
dilanjutkan sholat luhur berjamaah. Untuk kegiatan sore dimulai jam 4 yautu
oraum olahraga umum atau korve batalyon.
Interviewer : Olahraga umum itu seperti apa saja ?
Interviewee : Olahraga umum itu yaitu seperti bola voli, sepakbola atau bulu
tangkis
Interviewer : Ehm..sama temen-temen,anggota disini ?
Interviewee : Semua, sama anggota kompi
Interviewer : Ooh, gitu...ehm..apakah masih ada kegiatan di luar jam dinas ?
Interviewee : Masih yaitu melaksanakan pesiar, biar pikiran tetap fresh atau
pembinaan teritorial
Interviewer : Apakah ada kegiatan yang diberikan di luar jam dinas oleh atasan
tiba-tiba atau tiba-tiba gitu ?
Interviewee : Tidak ada
Interviewer : Apa yang kamu pikirkan saat diberikan kegiatan di luar jam
dinas?
Interviewee : Senang-senang saja karena merupakan tugas yang diberikan oleh
atasan
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer : Kegiatan yang telah dijelaskan tadi itu apakah setiap hari selalu
sama ?
Interviewer : Tidak
Interviewer : Maksudnya gimana ?
Interviewee : Karena di kompi sudah diberikan sesuai jadwal dan setiap
harinya tu tidak sama..misalkan hari Senin tu upacara bendera...hari Selasa
aerobik.
Interviewer : Ya..ya..saya denger mas pernah melaksanakan operasi militer
atau perang gitu ya..yang paling terakhir di Ambon..kan..kalo saya boleh tau
suasananya gimana ya selama operasi militer ?
Interviewee : Suasana pada saat operasi militer sangat menegangkan karena di
medan yang berbahaya
Interviewer : Selain tegang ada perasaan lain ga yang muncul ?
Interviewee : Tidak ada
Interviewer : Pernah ga merasa takut ato gimana gitu ?
Interviewee : Ya pernah
Interviewer : Maksudnya apa ?
Interviewee : Ya karena banyak pengacau
Interviewer : Kegiatan di medan operasi tu apa aja to ?
Interviewee : Kegiatan di medan operasi yaitu melaksanakan pengamanan dan
mempertahankan wilayah agar tetap kondusif
Interviewer : Bagaimana perasaan mas waktu disana waktu operasi militer ?
Interviewee : Senang karena mendapatkan pengalaman
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer : Ada ga perasaan lain selain senang gitu ?
Interviewee : Ya ada juga, karena orang merantau itu ya jauh dari orang tua
ya makannya apa adanya.
Interviewer : Perasaan takut atau..misalkan kalau operasi militer karena tingkat
resiko kematiannya kan tinggi, pernah ga merasakan ketakutan
sampai kesitu ?
Interviewee : Ya pernah...
Interviewer : Pernah ya ?
Interviewee : Iya
Interviewer : Emm, apa pendapatmu mengenai operasi militer itu ?
Interviewee : Operasi militer memang harus dilaksanakan dalam rangka
nenpertahankan keutuhan wilayah NKRI karena itu sudah menjadi
tanggung jawab kami
Interviewer : Yang di visi misinya tentara ya...?
Interviewee : Iya
Interviewer : Sebenarnya peranmu sebagai seorang TNI apa sih ?
Interviewee : Sebagai seorang TNI kita harus siap sedia setiap waktu kapan
saja dimana saja melaksanakang tugas yang diberikan oleh negara kepada kita
dalam bentuk menjaga kedaulatan negaraNKRI biar tetap utuh dan solid
Interviewer : Kalau tugasnya TNI, mas tau ga apa ?
Interviewee : Menegakkan kedaulatan NKRI
Interviewer : Emm, mas kan punya atasan, punya bawahan..bisa ceritakan ga
gimana prosesnya atasan pada saat memberikan perintah kepada bawahan, gitu ?
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee : Ya..atasan memanggil anggota untuk kemudian memberikan PO.
Interviewer : PO itu apa ya ?
Interviewee : Ya Po itu adalah perintah operasi
Interviewer : Ooo..terus ketika diberikan perintah itu ya, au ga tujuannya itu
apa ? Misalkan tujuan yang diberikan dari tugas itu ? Tujuannya
gimana ?
Interviewee : Tahu, karena setiap atasan memberikan perintah operasi dapat
dipastikan memberikan prosedur kerjanya.
Interviewer : Bisa berikan contoh ga ?
Interviewee : Misalnya memberikan apa tu..PO biar dapat hasil yang
memuaskan
Interviewer : Contoh...contoh nyatanya langsung gitu gimana..misalnya...
Interviewee : Ya, setiap atsan memberi perintah operasi yaitu melihat musuh
berkumpul disuatu pos dam bersenjatakan lengkap. Kita harus
patuh dan jeli menghadapi musuh biar mendapatkan hasil yang
memuaskan yaitu dapat senjata.
Interviewer : Oh, gitu ya...Emm, menurutmu apa yang diharapkan atasanmu
mengenai tugas yang diberikan padamu ?
Interviewee : Yaitu melaksanakan tugasku dengan rasa penuh tanggung jawab,
itu sudah menjadi kewajiban sebagai seorang TNI.
Interviewer : Menurutmu, apakah kamu dapat memenuhi harapan atasan ?
Interviewee : Dapat, karena saya melaksanakan tugas dengan semaksimal
mungkin sesuai kemampuan saya.
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer : Apa yang kamu pikirkan pada saat mendapatkan tugas dari
atasan?
Interviewee : Yang saya pikirkan setiap atasan memberikan perintah atau
tugas yaitu kita lihat dulu. Misalkan musuh itu berkekuatan 13
orang, sedangkan kita cuma 3 orang ya itu kita kurang yakin
menghadapi musuh karena sangat banyak musuhnya dan kita tidak
sanggup menghadapinya.
Interviewer : Dan itu tetap mas lakukan ? tetap melaksanakan perintah juga ?
Interviewee : Kita lakukan karena walaupun kita kekurangan personel, kita
harus berjiwa ksatria, hiduo mati itu sudah ditangan Tuhan.
Interviewer : Oh gitu ya..terus apa yang kamu rasakan ketika diberikan tugas
itu ?
Interviewee : Senang karena itu merupakan suatu tugas yang diberikan kepada
kami sehingga kami laksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab
Interviewer : Ada peraturan ga dari atasan saat melaksanakan suatu tugas ?
Interviewee : Ada, agar supaya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan tanpa
melakukan pelanggaran karena TNI itu sudah dilatih dari awal
disiplin sejak masuk TNI.
Interviewer : Apakah ada rekan kerja, teman-teman saat melaksanakan tugas
itu ?
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee : Ya ada, biasanya kita lakukan 1 regu, karena dengan kekuatan 1
regu kita dapat membuahkan hasil yang maksimal yang kita
inginkan sesuai dengan harapan pimpinan.
Interviewer : Berarti jarang ya ngerjain sendirian ?
Interviewee : Jarang
Interviewer : Pernah ga merasa suatu PO menjadi beban mas sendiri ?
Interviewee : Tidak ada karena atasan telah memberikan kesejahteraan kepada
anggota yaitu tentang pesiar kemana atau sekedar cuci mata biar
tidak terlalu tegang pada suatu operasi militer
Interviewer : Pernah ga merasa kalau tugas yang diberikan itu bertentangan
dengan tugas yang mas kerjakan ?
Interviewee : Tidak ada
Interviewer : Ceritakan tentang hubunganmu dengan teman-teman seletengmu
Interviewee : Hubungan antar atasan dengan bawahan berjalan dengan baik,
layaknya seorang ayah dengan anaknya sehingga tidak
menimbulkan kecemburuan ataupun menimbulkan konflik atasan
dengan bawahan
Interviewer : Dengan teman-teman seleteng gimana ?
Interviewee : Kalau hubungan sama leteng itu kita tetap jaga dengan baik
karena itu suatu usaha yang kita bina sewaktu kita masuk TNI
Interviewer : Kalau hubungan dengan bawahan gimana ?
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee : Kalau dengan bawahan kita harus menghargai dan mematuhi
dia, tidak terlalu menekan atau membiasakan yang tidak baik
sehingga bawahan itu tidak stres.
Interviewer : Tolong ceritakan tentang kebiasaan-kebiasaan yang khas disini..
Interviewee : Kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan di batalyon ini setiap
melaksanakan kegiatan selalu dilaksanakan dengan bersama-sama
baik di lingkungan asrama maupun di luar asrama.
Interviewer : Contohnya gimana ?
Interviewee : Misalkan kita melaksanakan oraum, olahraga umum, main bola
voli diluar batalyon, kita harus bersama-sama dengan masyarakat
biar saling menjaga dan biar diantara masyarakat dengan TNI
tidak ada ketegangan.
Interviewer : Gimana rasanya menjadi seorang tentara ?
Interviewee : Senang karena mendapatkan pekerjaan yang tetap
Interviewer : Bagaimana pendapat keluarga ketika kamu menjadi seorang TNI
Interviewee : Senang dan bangga. Tetap senang karena kerja dari seorang TNI
itu dilaksanakan dengan sepenuh hati tidak akan berat.
Interviewer : Pendapat dulu dengan sekarang oleh keluarga apakah tetap sama?
Interviewee : Ya sudah berbeda, kalo waktu masuk pendidikan ya orang tua
berpikir yang ga-ga, kalau sudah masuk asrama dan melihat
pakaian dinas tu ya orang tua senang dan bangga.
Interviewer : Pikiran yang ga-ga itu maksudnya gimana ?
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee : Ya berprasangka buruklah, misalkan gini-gini atau dapat
tindakan dari pelatih gitu.
Interviewer : Gini-gini itu gimana ?
Interviewee : Maksudnya ya kalau anaknya dapat perlakuan yang tidak wajar
dari seorang pelatih
Interviewer : Contohnya ?
Interviewee : Ya dapat pukulan atau tamparan dari seorang pelatij sehingga
membuat anak itu cacat atau trauma dengan tingkah laku seorang
pembina.
Interviewer : Biasanya pembina melakukan hal tersebut alasannya apa ?
Interviewee : Ya seorang pembina melakukan hal itu tu wajar karena dia itu
membuat mental anak itu biar tetap gagah dan berani, tidak
penakut.
Interviewer : Jadi dilakukan karena semata-mata supaya gagah berani, bukan
karena suatu kesalahan ya ?
Interviewee : Hal itu sebagai suatu pembentukan biar bermental baja
Interviewer : Emm..saya lihat lingkungan disini bersih ya..siapa yang
membersihkan ?
Interviewee : Dilaksanakan pembersihan setiap hari dan sore itu sudah ada
tamtama piket atau semua anggota kompi digerakkan supaya
lingkungan di sekitar kompi itu tetap tertib dan bersih.
Interviewer : Mas sendiri juga biasanya gitu ya ?
Interviewee : Iya
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer : Terus..yang tadi itu ada tugas yang bertentangan ?
Interviewee : Ada, ya misalnya sama atasan ya disuruh belanja atau nganter
kemana sehingga itu dapat menimbulkan ya rasa yang kurang pas
buat saya.
Interviewer : Kurang pasnya gimana ?
Interviewee : Ya karena kebutuhan si dia itu sangat mengganggu
Interviewer : Perasaan anda gimana kalau mendapatkan tugas yang
bertentangan gitu ?
Interviewee : Dongkol
Interviewer : Pernah disampaikan perasaan mas sendiri ke atasan ?
Interviewee : Ya ga pernah karena itu sudah menjadi tanggung jawab saya dan
harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan ikhlas
Interviewer : Rasa tanggung jawab itu yang patuh pada atasan ?
Interviewee : Iya, benar
Interviewer : Tapi dari atasan sendiri pernah bertanya tentang perasaan mas ?
Interviewee : Tidak pernah
Interviewer : Terus pernah ga ada nilai dan keyakinan yang bertentangan
dengan pekerjaan ?
Interviewee : Ya, kadang-kadang ada..misalkan atasan memberikan PO tapi
kurang pas tapi sudah menjadi perintah dari atasan ya saya
sebagai bawahan dilaksanakan yang penting sudah melaksanakan
perintah dari atasan
Interviewer : Misalkan PO nya seperti apa ?
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee : Misalkan membunuh orang atau gimana
Interviewer : Ooh, waktu tugas operasi ya ?
Interviewee : Iya
Interviewer : Dan itu tetap dilakukan ya..
Interviewee : Iya, padahal membunuh orang itu kan dosa, tapi harus
bagaimana, itu sudah merupakan kewajiban saya untuk menumpas
pengacau keamanan negara NKRI agar tetap utuh dan solid
Interviewer : Makasih ya mas
10 April 2008
Interviewer : Selamat siang mas..
Interviewee : Selamat siang..
Interviewer : Gini, kemaren kan mas pernah menceritakan mengalami
permasalahan dalam bekerja yang kemaren katanya dongkol..nah,
disini saya mempunyai daftar, kalau mas pernah mengalami tolong
dijawab dan ceritakan ya...
Interviewee : Iya
Interviewer : Ketika ada permasalahan gitu pernah ga jantung berdebar ?
Interviewee : Ya pernah, ya mungkin karena grogi atau tidak siap menghadapi
persoalan yang diberikan atau pikiran saja kurang fit, kita takut
aja sama yang memerintahkannya.
Interviewer : Kalau keringat dingin gimana ?
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee : Itu misalnya ya itu waktu kita menghadapi permasalahan kurang
pas dengan jawabannya atau menghadapi sesuatu yang diberikan
jadi pikiran takut jadi badan merinding atau keringat dingin.
Interviewer : Pernah mengalami seperti itu ? gimana kejadiannya ?
Interviewee : Kejadiannya waktu itu disuruh menghadap atasan atau siapa jadi
pikiran itu takut terkadang badan gemetar seperti goyang gitu
kakinya, tubuh basah dengan keringat itu.
Interviewer : Kalau perut mules gitu ?
Interviewee : Ga pernah
Interviewer : Kalau sakit kepala ?
Interviewee : Pernah, biasanya kalau bawahan disuruh atasan disuruh
memberikan apa gitu atau gini-gini tapi ternyata hasilnya kurang
memuaskan atasan bagi si bawahan itu kurang pas..kecapaian itu
lo karena sudah melaksanakan tapi dengan hasil yang tidak
memuaskan.
Interviewer : Pernah mengalami mas ?
Interviewee : Ya pernah
Interviewer : Gimana ceritanya ?
Interviewee : Ya waktu itu disuruh belanja atau apa akhirnya tidak pas dengan
selera mereka jadi seakan-akan kayak menekan gitu lo..
Interviewer : Menekan yang gimana ?
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee : Menekan ya memerintahkan supaya belanja kenapa ga pas
dengan selera saya padahal kita sudah berjalan sesuai dengan
perintah mereka
Interviewer : Kalau misalkan gangguan tidur gimana ?
Interviewee : Kalau gangguan tidur tu misalnya kita tidur itu mungkin teringat
terbayang seakan-akan kita tidur tidak lelap karena mata terpejam
tapi pikirannya sampai kemana-mana misalnya mikirin apa takut
sama atasannya atau takut sama diri sendiri mungkin dengan hasil
perintah komandan tidak memuaskan buat si komandan.
Interviewer : Kalau seperti marah, sedih, takut gitu gimana ?
Interviewee : Ya marah sih ada, jadi udah wajar bagi seorang bawahan..tapi
kemaren tu cuma dipendam dalam hati saja jadi skarang kita tu
dongkol dengan pikiran kita sendiri.
Interviewer : Pernah ga coba disampaikan sama atasan gitu ?
Interviewee : Ya ga pernah..ga brani saya...kalau brani ya itu udah
mustahil..hehehe...ya itu mungkin bisa senjata makan tuan bagi si
bawahan itu.
Interviewer : Laennya ada ga ?
Interviewee : Bosan sih juga ada, misalnya suruh gini-gini gitu..suruh belanja
atau suruh kemana dengan hasil yang tidak memuaskan bagi si
bawahan itu kayaknya kurang pas gitu..kenapa dalam
melaksanakan tugas kok hasilnya ketidakpuasan bagi si atasan
gitu.
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewer : Pernah merasa kecewa, ga sabar ngadepin atasan sendiri ?
Interviewee : Ya pernah..ada, sering itu dilakukan...misalnya ya dengan
perintah yang tidak pas gitu lo..misalya perintah A ganti B
misalnya gitu jadi sukanya tu seenaknya aja minta bawahannya
itu.
Interviewer : Jadi perintahnya sering berubah-ubah gitu ya ?
Interviewee : Iya
Interviewer : Biasanya perintah yang berhubungan sama pekerjaan atau
pribadi?
Interviewee : Ya pribadi, misalnya suruh nyuci mobil atau kemana yang bikin
dongkol tu pas hari waktu istirahat kan si bawahan juga pengen
istirahat sehingga itu yang membuat dongkol..
Interviewer : Ya ya...ehm...kalo reaksi laennya..dari pikiran misalnya kurang
konsentrasi ato gimana gitu ?
Interviewee : Ya ada..kalo gitu itu jadi malas mao ngerjain apa-apa.
Interviewer : Minum alkohol ga ?
Interviewee : Ya sering kalo pikiran kacau..
Interviewer : Kalo masalah makan gimana ?
Interviewee : Kalo makan pas pikiran ga enak ya makannya juga ga enak, jadi
ga nafsu makan..lebih enak mabok ma ngerokok,hehehe
Interviewer : Berat badannya turun lah ya...
Interviewee : Jadi kuring..kurus kering...hehehe
Interviewer : Kalo hubungan ma teman dan keluarga gimana ?
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interviewee : Kalo ma teman ya baik..kalo stres gitu enak ngajak temen pergi
kemana gitu..yang nyenenginlah...
Interviewer : Ok deh kalo gitu...makasih ya...selamat siang...
Interviewee : Ok...selamat siang
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related