petunjuk teknis - · pdf filepetunjuk teknis pengajuan usulan kegiatan yang dibiayai dari...
Post on 10-Feb-2018
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PETUNJUK TEKNIS
PENGAJUAN USULAN KEGIATAN YANG DIBIAYAI DARI PINJAMAN DAN/ATAU
HIBAH LUAR NEGERI
PETUNJUK PENGISIAN DOKUMEN USULAN KEGIATAN
(BUKU II)
KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
JAKARTA 2006
Seluruh Buku Petunjuk Teknis Pengajuan
Usulan Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (Buku I, II, III,
dan IV) dapat dilihat pada situs Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(www.bappenas.go.id)
Kata Pengantar
Dalam rangka mencapai sasaran program pembangunan nasional seperti yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009, masih dibutuhkan sumber pendanaan luar negeri sebagai salah satu alternatif pembiayaan. Kebutuhan pinjaman luar negeri tersebut adalah untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan nasional dan menutupi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan pinjaman/hibah luar negeri telah dilakukan berbagai penyempurnaan manajemen pinjaman/hibah luar negeri melalui penyempurnaan peraturan yang terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan pinjaman/hibah luar negeri, antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 2/2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah tersebut dan dalam rangka sinkronisasi perencanaan kegiatan dan perencanaan keuangan dari sumber pinjaman/hibah luar negeri telah ditetapkan tiga Peraturan Menteri, yaitu (1) Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER.005/M.PPN/06/2006 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.010/2006 tentang Tata Cara Pemberian Hibah Kepada Daerah, dan (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.010/2006 tentang Tata Cara Pemberian Pinjaman Daerah dari Pemerintah yang Dananya Bersumber dari Pinjaman Luar Negeri. Peraturan tersebut di atas diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat dalam koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri.
i
Dalam rangka meningkatkan pemahaman atas penyempurnaan peraturan tersebut di atas, khususnya yang berkaitan dengan perencanaan dan pengusulan kegiatan yang dibiayai pinjaman/hibah luar negeri, sebagai petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER.005/M.PPN/06/2006 diterbitkan empat buku Petunjuk Teknis Pengajuan Usulan Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, yaitu : (1) Buku I Petunjuk Umum (2) Buku II Petunjuk Pengisian Dokumen Usulan Kegiatan (3) Buku III Petunjuk Peningkatan Kesiapan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (4) Buku IV Petunjuk Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Buku ini merupakan Buku II yang berisi petunjuk mengenai cara pengisian dokumen usulan kegiatan. Buku ini disusun untuk membantu instansi pengusul kegiatan dalam menyiapkan dokumen persyaratan usulan kegiatan. Apabila diperlukan penjelasan lebih lanjut dalam hal pengisian dokumen pengusulan tersebut dapat menghubungi :
Direktorat Sistem dan Prosedur Pendanaan Pembangunan, Bappenas Jl. Taman Suropati No.2, Jakarta Pusat, Jakarta 10310 Telepon : (021) 31936207 pesawat 565, 595 Fax : (021) 3101860
ii
Semoga buku ini dapat membantu pejabat perencana pada Kementerian Negara/Lembaga, Pemerintah Daerah dan BUMN dalam menyiapkan usulan kegiatan yang dibiayai pinjaman/hibah luar negeri . Jakarta, Agustus 2006 Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Lukita Dinarsyah Tuwo
iii
Alur Pikir Buku Petunjuk Pengisian Dokumen
Pengusulan Kegiatan
Proses Penyiapan Dokumen
Identifikasi Kegiatan
Penyusunan Studi Kelayakan Kegiatan
Penyusunan Kerangka Acuan Kerja
Pengisian Daftar Isian Pengusulan Kegiatan
Penyusunan Ringkasan Kegiatan
Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan
Kerangka Acuan Kerja
Daftar Isian Pengusulan Kegiatan
Ringkasan Kegiatan
Penyiapan Surat Pengantar Usulan Kegiatan
Dokumen Kelengkapan Usulan Kegiatan
Surat Pengantar Usulan Kegiatan
Persyaratan Umum
Persyaratan Khusus
Surat PersetujuanPengusulan Kegiatan
Petunjuk Pengisian Dokumen
Petunjuk Teknis Pengisian Daftar Isian Pengusulan Kegiatan
Petunjuk Teknis Pengisian Lembar
Ringkasan Kegiatan
Dokumen yang Dikirimkan ke Meneg PPN/Bappenas
Daftar Isian Pengusulan Kegiatan
Ringkasan Kegiatan
Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan
Kerangka Acuan Kerja
Surat Pengantar Usulan Kegiatan
Surat PersetujuanPengusulan Kegiatan
iv
Daftar Isi
hal
Kata Pengantar....................................................................................... i
Alur Pikir Buku Petunjuk Pengisian Dokumen Pengusulan
Kegiatan ................................................................................................iv
Daftar Isi.................................................................................................v
Daftar Istilah......................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................ 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Kriteria Pengajuan Usulan Kegiatan .................................. 2
1.2.1. Usulan Kegiatan dari Kementerian
Negara/Lembaga...................................................... 3
1.2.2. Usulan Kegiatan dari Pemerintah Daerah ............ 5
1.2.3. Usulan Kegiatan dari Badan Usaha Milik
Negara ........................................................................ 7
1.3. Persyaratan Pengajuan Usulan Kegiatan........................... 7
BAB 2 PENYIAPAN USULAN KEGIATAN..................... 11
2.1. Identifikasi Kegiatan........................................................... 11
2.2. Penyusunan Studi Kelayakan Kegiatan........................... 12
2.3. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja................................. 20
2.4. Pengisian Daftar Isian Pengusulan Kegiatan .................. 24
v
2.5. Penyusunan Ringkasan Kegiatan ..................................... 25
BAB 3 PENYIAPAN DOKUMEN USULAN
KEGIATAN................................................................. 27
3.1. Petunjuk Teknis Pengisian Daftar Isian Pengusulan
Kegiatan................................................................................ 27
3.2. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Ringkasan
Kegiatan................................................................................ 46
BAB 4 PENUTUP.................................................................... 51
LAMPIRAN............................................................................... 53
Lampiran A. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan..................... 55
Lampiran B. Lembar Ringkasan Kegiatan .............................. 63
Lampiran C. Bentuk Surat-surat Yang Dibutuhkan .............. 65
C.1. Surat Pengantar Usulan Kegiatan ........................ 66
C.2. Surat Persetujuan Pemerintah Daerah Calon
Penerima Penerushibahan..................................... 73
C.3. Surat Persetujuan Direksi BUMN Calon
Penerima Penerushibahan..................................... 75
C.4. Surat Persetujuan Menteri BUMN untuk
BUMN Calon Penerima Penerushibahan............ 77
C.5. Surat Persetujuan DPRD Untuk Penerusan
Pinjaman Atas Usulan Pemerintah Daerah......... 79
vi
C.6. Surat Persetujuan Menteri BUMN Untuk
Penerusan Pinjaman BUMN ................................. 81
vii
viii
Daftar Istilah
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BUMN : Badan Usaha Milik Negara DIPK : Daftar Isian Pengusulan Kegiatan DRPHLN-JM : Daftar Rencana Pinjaman dan/atau Hibah
Luar Negeri Jangka Menengah DRPPHLN : Daftar Rencana Prioritas Pinjaman
dan/atau Hibah Luar Negeri FKE : Fasilitas Kredit Ekspor KAK : Kerangka Acuan Kerja Meneg PPN : Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional NPHLN : Naskah Perjanjian Hibah Luar Negeri NPPLN : Naskah Perjanjian Pinjaman Luar Negeri Pemda : Pemerintah Daerah PHLN : Pemberi Hibah Luar Negeri PPLN : Pemberi Pinjaman Luar Negeri RKPLN : Rencana Kebutuhan Pinjaman Luar
Negeri RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah RPK-PHLN : Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman
dan/atau Hibah Luar Negeri
ix
x
1
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan pinjaman dan/atau
hibah luar negeri, Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah
No. 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman
dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri. Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah
tersebut, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Meneg PPN/Kepala Bappenas) menetapkan Peraturan Meneg
PPN/Kepala Bappenas Nomor: PER.005/M.PPN/06/2006
tentang Tata Cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan Serta
Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah
Luar Negeri.
Sesuai dengan pasal 17 ayat 5 Peraturan Meneg PPN/Kepala
Bappenas Nomor: PER.005/M.PPN/06/2006, Kementerian
Negara PPN/Bappenas menyusun petunjuk teknis pengajuan
usulan kegiatan yang akan dibiayai dari pinjaman dan/atau
2
hibah luar negeri. Dalam menyusun usulan kegiatan tersebut,
Kementerian Negara/Lembaga, Pemerintah Daerah (Pemda), dan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus mengikuti Petunjuk
Pengisian Dokumen Usulan Kegiatan.
Petunjuk teknis ini ditujukan untuk membantu instansi pengusul
dalam mempersiapkan usulan kegiatan yang akan dibiayai dari
pinjaman dan/atau hibah luar negeri. Buku ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Penyiapan Usulan Kegiatan
c. Penyiapan Dokumen Usulan Kegiatan
d. Penutup
1.2. Kriteria Pengajuan Usulan Kegiatan
Usulan kegiatan yang dapat dibiayai dari pinjaman dan/atau
hibah luar negeri harus memenuhi kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Meneg PPN/Kepala Bappenas
Nomor: PER.005/M.PPN/06/2006. Kriteria tersebut terdiri dari
kriteria umum dan kriteria khusus. Kriteria umum berlaku untuk
setiap usulan yang diajukan, sedangkan kriteria khusus adalah
kriteria yang berlaku spesifik untuk usulan dari masing-masing
3
instansi pengusul dan jenis penerusan pinjaman atau
penerushibahan.
Kriteria umum tersebut adalah sebagai berikut:
a. kegiatan sesuai dengan arahan dan sasaran RPJM;
b. kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program yang
merupakan prioritas pembangunan nasional;
c. kegiatan harus mempertimbangkan kemampuan pelaksanaan;
d. kegiatan yang secara teknis dan pembiayaan lebih efisien
untuk dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri; dan
e. hasil kegiatan dapat dioperasikan oleh sumber daya dalam
negeri dan dapat diperluas untuk kegiatan lainnya.
1.2.1. Usulan Kegiatan dari Kementerian Negara/Lembaga
a. Kriteria untuk kegiatan yang diusulkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga yang akan dilaksanakan oleh Kementerian
Negara /Lembaga sendiri, harus memenuhi kriteria umum
dan kegiatan harus merupakan upaya dalam rangka
pencapaian sasaran tugas pokok dan fungsi Kementerian
Negara/Lembaga (kriteria khusus).
b. Kriteria untuk kegiatan yang diusulkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga untuk diterushibahkan kepada Pemda,
harus memenuhi kriteria umum (lihat hal. 3) dan kriteria
khusus, yaitu:
4
1) kegiatan yang diusulkan merupakan urusan Pemda yang
diprioritaskan untuk Pemda yang memiliki kapasitas fiskal
rendah;
2) kegiatan memberi manfaat langsung bagi masyarakat suatu
Pemda dan/atau masyarakat pada Pemda lain;
3) untuk kegiatan yang hanya memberikan manfaat langsung
bagi masyarakat di daerah penerima penerushibahan,
Pemda harus ikut menanggung sebagian biaya pelaksanaan
kegiatan;
4) kegiatan pendukung merupakan kewajiban Pemda; dan
5) kegiatan yang diusulkan merupakan bidang tugas
Kementerian Negara/Lembaga pengusul.
c. Kriteria untuk kegiatan yang diusulkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga untuk diterushibahkan kepada BUMN,
harus memenuhi kriteria umum (lihat hal. 3) dan kriteria
khusus, yaitu:
1) kegiatan digunakan untuk memperluas dan meningkatkan
pelayanan yang disediakan BUMN;
2) BUMN tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran
program prioritas bidang dalam RKPLN. Indikator
kemampuan BUMN dinilai berdasarkan laporan keuangan
BUMN; dan
5
3) kegiatan yang diusulkan merupakan bidang tugas
Kementerian Negara/Lembaga pengusul.
1.2.2. Usulan Kegiatan dari Pemerintah Daerah
Pemda (Propinsi/Kabupaten/Kota) dapat mengajukan :
a. Rencana kegiatan yang akan dibiayai melalui penerusan
pinjaman luar negeri kepada Pemda yang bersangkutan.
Inisiatif penyusunan rencana kegiatan tersebut dapat disusun
oleh Pemda yang bersangkutan atau dapat pula diinisiasi oleh
Kementerian Negara/Lembaga yang membidangi rencana
kegiatan tersebut. Namun pengusulan rencana kegiatan
penerusan pinjaman hanya dapat dilakukan oleh Pemda yang
akan melaksanakan rencana kegiatan penerusan pinjaman
tersebut.
b. Rencana kegiatan yang akan dibiayai melalui penerushibahan,
hanya untuk kegiatan yang direncanakan akan dibiayai
melalui hibah luar negeri.
a. Kriteria kegiatan yang diusulkan oleh Pemda yang akan
diteruspinjamkan, harus memenuhi kriteria umum (lihat hal.
3) dan kriteria khusus, yaitu:
1) kegiatan investasi untuk prasarana dan/atau sarana yang
menghasilkan penerimaan pada APBD Pemda yang
6
diperoleh dari pungutan atas penggunaan prasarana
dan/atau sarana tersebut;
2) kegiatan merupakan urusan Pemda;
3) kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran program yang
merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah dan sejalan dengan program RPJM;
4) kegiatan memberikan manfaat langsung bagi pelayanan
masyarakat daerah setempat; dan
5) Pemda mempunyai kemampuan fiskal untuk memenuhi
kewajiban pembayaran kembali pinjaman.
Kementerian Negara/Lembaga dapat menginisiasi kegiatan
penerusan pinjaman yang akan diusulkan oleh Pemda.
Kegiatan penerusan pinjaman yang diinisiasi Kementerian
Negara/Lembaga, disamping memenuhi kriteria tersebut di
atas, juga harus memenuhi kriteria (a) kegiatan dilaksanakan
oleh lebih dari satu Pemda dan (b) kegiatan dalam bidang
tugas Kementerian Negara/Lembaga pengusul.
b. Kriteria kegiatan yang diusulkan oleh Pemda untuk yang akan
diterushibahkan, harus memenuhi kriteria umum (lihat hal. 3)
dan kriteria khusus, yaitu:
1) kegiatan untuk menunjang peningkatan fungsi
pemerintahan;
7
2) kegiatan untuk memberikan layanan dasar umum; dan
3) kegiatan untuk pemberdayaan aparatur Pemda.
1.2.3. Usulan Kegiatan dari Badan Usaha Milik Negara
BUMN yang menyediakan barang/jasa yang sesuai dengan
prioritas bidang yang dicantumkan dalam RPJM maupun RKPLN
dapat mengusulkan rencana kegiatan yang akan dibiayai melalui
pinjaman luar negeri sebagai penerusan pinjaman.
Kriteria untuk kegiatan yang diusulkan oleh BUMN melalui
pemerintah yang dijadikan kegiatan yang diteruspinjamkan,
harus memenuhi kriteria umum (lihat hal. 3) dan kriteria khusus,
yaitu:
a. kegiatan investasi untuk memperluas dan meningkatkan
pelayanan serta meningkatkan penerimaan BUMN; dan
b. BUMN mempunyai proyeksi kemampuan keuangan untuk
memenuhi kewajiban pembayaran kembali pinjaman, yang
dinilai berdasarkan laporan keuangan BUMN.
1.3. Persyaratan Pengajuan Usulan Kegiatan
Kegiatan yang akan diusulkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga, Pemda, dan BUMN harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan tersebut terdiri
8
dari persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan
umum adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap
pengusul kegiatan, sedangkan persyaratan khusus adalah
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengusul kegiatan, yang
disesuaikan dengan instansi pengusul dan jenis penerusan
pinjaman atau penerushibahan.
Persyaratan Umum terdiri dari:
a. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK)
b. Studi Kelayakan Kegiatan
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Persyaratan Khusus adalah sebagai berikut:
a. Usulan dari Kementerian Negara/Lembaga dalam rangka
penerushibahan kepada:
1) Pemda,
Melampirkan Surat Persetujuan Pemerintah Daerah Calon
Penerima Penerushibahan. Hal ini dimaksudkan agar
rencana kegiatan yang disusun oleh Kementerian
Negara/Lembaga dan akan dilaksanakan oleh Pemda telah
dikoordinasikan serta seluruh syarat pelaksanaaan
kegiatan yang direncanakan telah disetujui oleh Pemda
calon pelaksana kegiatan;
9
2) BUMN
Melampirkan Surat Persetujuan Direksi BUMN dan Surat
Persetujuan Menteri yang Bertanggung Jawab di Bidang
Pembinaan BUMN. Hal ini dimaksudkan agar rencana
kegiatan yang disusun oleh Kementerian
Negara/Lembaga yang akan dilaksanakan oleh BUMN
telah dikoordinasikan serta seluruh syarat pelaksanaaan
kegiatan yang direncanakan telah disetujui oleh BUMN
calon pelaksana kegiatan maupun Menteri yang
bertanggung jawab di bidang pembinaan BUMN.
b. Usulan dari Pemerintah Daerah untuk penerusan pinjaman
Melampirkan Surat Persetujuan DPRD Calon Penerima
Penerusan Pinjaman. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kehati-hatian Pemda dalam menyusun rencana
kegiatan yang membawa dampak beban keuangan di masa
yang akan datang, yaitu berupa pengembalian pokok dan
bunga pinjaman.
c. Usulan dari BUMN untuk penerusan pinjaman
Melampirkan Surat Persetujuan Menteri yang Bertanggung
Jawab di Bidang Pembinaan BUMN. Hal ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kehati-hatian BUMN dalam menyusun
rencana kegiatan yang membawa dampak beban keuangan di
10
masa yang akan datang, yaitu berupa pengembalian pokok dan
bunga pinjaman.
11
BAB 2 PENYIAPAN USULAN KEGIATAN BAB 2
PENYIAPAN USULAN KEGIATAN
Sebelum mengusulkan suatu kegiatan, instansi pengusul perlu
mempersiapkan serangkaian dokumen. Persiapan tersebut
diawali dengan melakukan identifikasi kegiatan yang akan
diusulkan, dilanjutkan dengan penyusunan dokumen Studi
Kelayakan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kerja. Berdasarkan
kedua dokumen tersebut, dapat diisi Daftar Isian Pengusulan
Kegiatan dan Lembar Ringkasan Kegiatan sesuai dengan format
yang ditentukan.
2.1. Identifikasi Kegiatan
Awal dari proses penyusunan usulan rencana kegiatan adalah
melakukan identifikasi masalah yang akan diselesaikan atau
kondisi saat ini yang perlu diperbaiki. Berdasarkan identifikasi
ini, dirumuskan usulan rencana kegiatan yang akan dilakukan
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi atau
memperbaiki kondisi saat ini.
Rencana kegiatan yang dirumuskan tersebut harus sesuai dengan
bidang prioritas yang tercantum dalam Rencana Kebutuhan
12
Pinjaman Luar Negeri (RKPLN) dalam rangka pencapaian
sasaran RPJM. Disamping itu, perumusan usulan kegiatan yang
didanai dari pinjaman luar negeri harus sesuai dengan Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Negara/Lembaga, Renstra
Pemda, maupun Rencana Pengembangan BUMN pengusul
kegiatan.
Perumusan usulan kegiatan yang akan dibiayai dari hibah luar
negeri harus sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Negara/Lembaga, Renstra Pemda, maupun
Rencana Pengembangan BUMN pengusul kegiatan, dalam
rangka pencapaian sasaran RPJM.
Hasil perumusan usulan kegiatan tersebut berupa perkiraan
bentuk rencana masukan (input), proses pelaksanaan, keluaran
(output) dan manfaat (outcomes) dari usulan kegiatan. Hasil tahap
identifikasi kegiatan ini akan menjadi dasar dalam perencanaan
dan penyusunan Studi Kelayakan Kegiatan.
2.2. Penyusunan Studi Kelayakan Kegiatan
Setelah dilakukan identifikasi kegiatan, tahap selanjutnya adalah
menyusun Studi Kelayakan Kegiatan. Studi Kelayakan Kegiatan
adalah suatu rangkaian penelitian yang dilakukan dengan
13
kriteria dan metoda tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran penilaian atas usulan kegiatan.
Pada tahap ini akan dilakukan kajian dan analisis dari berbagai
aspek pelaksanaan kegiatan. Dalam pelaksanaan studi kelayakan,
manfaat dan risiko dari kegiatan yang akan diusulkan
diperhitungkan dengan rinci. Manfaat langsung maupun tidak
langsung akan diidentifikasi dan dihitung secara kualitatif dan
kuantitatif. Risiko yang mungkin terjadi akibat pelaksanaan
kegiatan harus diidentifikasi dan diperhitungkan, termasuk
langkah-langkah antisipasi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi risiko tersebut.
Pada pelaksanaan studi kelayakan, dilakukan analisis kelayakan
kegiatan dilihat dari berbagai aspek yang terkait dengan instansi
pengusul, penerima manfaat, maupun lingkungan dimana
kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Secara garis besar aspek-
aspek tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian besar,
yaitu: kelayakan teknis, kelayakan ekonomi, dan kelayakan
finansial. Berdasarkan hasil analisis kelayakan dari ketiga aspek
tersebut, diperoleh gambaran mengenai kelayakan suatu kegiatan
untuk dilaksanakan dan dibiayai dengan pinjaman dan/atau
hibah luar negeri.
14
Uraian umum mengenai aspek-aspek kelayakan yang dianalisis
dalam Studi Kelayakan Kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Kajian kelayakan teknis
Kelayakan teknis adalah gambaran kondisi teknis dari rencana
kegiatan yang memperhitungkan unsur keteknikan
(engineering) dan non-keteknikan (misal: ketersediaan material
dan kemudahan pelaksanaan) sehingga suatu kegiatan dapat
dilaksanakan.
Kajian kelayakan teknis yang dilakukan mencakup:
1) Prediksi kebutuhan suatu kegiatan dalam mencapai sasaran
pada jangka waktu tertentu beserta alternatif skenario dan
analisis sensitivitas yang akan menjelaskan besaran dan
tingkat kebutuhan atas usulan kegiatan yang dikaji secara
teknis dalam rentang waktu tertentu.
2) Pra-desain yang berisi informasi teknis yang cukup untuk
memprediksi besaran biaya yang diperlukan selama
kegiatan tersebut dirancang hingga diimplementasikan.
3) Kajian penggunaan teknologi, perlengkapan, dan proses
pelaksanaan yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan.
b. Kajian kelayakan ekonomi
Kelayakan ekonomi adalah gambaran atas efisiensi
penggunaan sumber daya (input) dengan manfaat (outcomes)
15
yang diperoleh dalam pelaksanaan rencana kegiatan.
Kelayakan ini mencakup aspek sosial, lingkungan dan/atau
ekonomi dengan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan
karena adanya kesempatan yang hilang (opportunity cost) dari
penggunaan sumber daya maupun manfaat yang diperoleh
dari pelaksanaan kegiatan.
Kajian kelayakan ekonomi berisi analisis secara kuantitatif
perkiraan hasil dari kegiatan yang diusulkan. Analisis tersebut
dapat memperhitungkan faktor pengembalian investasi dari
aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi serta membandingkan
tingkat keefektifan dari kegiatan tersebut selama waktu layan
(service time) dengan beberapa alternatif skenario penggunaan
sumber daya yang ada.
Kajian kelayakan ekonomi yang dilakukan mencakup:
1) Analisis dampak lingkungan akibat pelaksanaan kegiatan
yang dikuantifikasi menjadi biaya, dibandingkan dengan
manfaat yang diperoleh;
2) Analisis terhadap aspek sosial yang dilakukan dengan
memperhitungkan penyebaran manfaat dari kegiatan pada
masyarakat di wilayah yang berbeda. Analisis ini juga
memperhitungkan faktor alokasi manfaat, tingkat
16
pertumbuhan, dan distribusi dari manfaat secara efisien
dalam kurun waktu yang bersamaan;
3) Analisis manfaat dan biaya sosial (Social Cost Benefit
Analysis) untuk mengetahui kegiatan tersebut layak secara
ekonomi dan efektif dalam penggunaan sumber daya; dan
4) Hal-hal yang diperhatikan dan menjadi parameter kunci
dalam kajian ekonomi adalah Economic Internal Rate of
Return (EIRR) dan Net Present Value (NPV). Kedua hal
tersebut dapat digunakan sebagai indikator (justification)
ekonomi dari suatu kegiatan. NPV juga dapat
menggambarkan kebutuhan dukungan finansial
berdasarkan kebutuhan pelaksanaan kegiatan (worth of
project).
c. Kajian kelayakan finansial
Kelayakan finansial adalah gambaran aspek finansial atas
penggunaan sumber daya (input) dengan hasil (output) yang
diperoleh dari pelaksanaan rencana kegiatan, yang
diperhitungkan dengan menggunakan harga pasar. Kajian
kelayakan finansial terutama dilakukan untuk usulan kegiatan
yang dapat menghasilkan dan meningkatkan penerimaan
langsung bagi pengguna pinjaman.
17
Kajian kelayakan finansial berisi analisis perkiraan
pendapatan dan pembiayaan dari suatu kegiatan. Analisis ini
memperhitungkan keuntungan finansial dan komersial dari
kegiatan tersebut pada kondisi harga pasar.
Kajian kelayakan finansial ini mencakup biaya finansial
kegiatan beserta waktu implementasinya, arus pendanaan
(cash flow) kegiatan, nilai Financial Internal Rate of Return (FIRR)
atau Return on Equity (ROE), perhitungan Cost Recovery, dan
perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR).
Hasil suatu Studi Kelayakan Kegiatan yang telah dilakukan,
umumnya berlaku untuk kurun waktu tertentu. Hal tersebut
dimaksudkan agar asumsi-asumsi dan prediksi kondisi yang
digunakan pada saat melakukan Studi Kelayakan Kegiatan masih
relevan dengan kondisi pada saat kegiatan tersebut akan
dilaksanakan.
Suatu kegiatan dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan
apabila manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut lebih besar
daripada dampak negatif (risiko) yang ditimbulkan, serta
terdapat cara untuk mengatasi risiko tersebut. Bila dipandang
perlu untuk mengetahui lebih rinci atas manfaat dan dampak
negatif yang akan terjadi pada kegiatan yang diusulkan, serta
18
cara mengatasi risiko tersebut, dapat dilakukan pendalaman
Studi Kelayakan Kegiatan pada tahap Peningkatan Kesiapan
Kegiatan.
Bentuk dan isi dari dokumen Studi Kelayakan Kegiatan dapat
berbeda antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Hal
tersebut dapat terjadi karena suatu Studi Kelayakan Kegiatan
yang dilakukan terkait dengan jenis kegiatan dan tingkat
kerumitan serta risiko yang akan timbul dalam suatu kegiatan.
Secara umum, Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan berisi
informasi sebagai berikut :
a. Pendahuluan
1) Latar Belakang Kegiatan
2) Maksud dan Tujuan Kegiatan
3) Ruang Lingkup Kegiatan
b. Gambaran Umum
Gambaran umum berisi penjelasan mengenai kondisi saat ini
yang akan diperbaiki dan masalah yang akan diselesaikan.
Gambaran umum juga menjelaskan mengenai sumber daya
yang telah dimiliki, teknologi yang telah ada, dan hal-hal lain
yang terkait dengan kegiatan yang diusulkan.
19
Pada bagian ini diuraikan pula kondisi geografi dan
lingkungan, demografi, sosial, dan ekonomi yang terkait
dengan lokasi tempat pelaksanaan kegiatan yang diusulkan.
c. Keterkaitan Usulan Kegiatan dengan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Negara/Lembaga, Renstra Pemda,
maupun Rencana Pengembangan BUMN pengusul kegiatan.
d. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
1) Rencana Bentuk Kegiatan
2) Metoda dan Teknik Pelaksanaan Kegiatan
3) Perkiraan Output Kegiatan
e. Kajian Kelayakan yang Dibutuhkan
1) Kelayakan Teknis
2) Kelayakan Ekonomi
3) Kelayakan Finansial
4) Analisis Sensitifitas Kegiatan
f. Rencana Kerja dan Pembiayaan
1) Rencana Kerja dan Jadual Pelaksanaan Kegiatan
2) Perkiraan Biaya dan Jadual Pembiayaan
g. Kesimpulan
Dalam beberapa hal, Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan dapat
berisi lebih lengkap dari informasi yang diuraikan pada bagian di
atas. Semakin besar dan kompleks suatu kegiatan, umumnya
akan memerlukan Studi Kelayakan Kegiatan yang lebih luas dan
20
mendalam. Hal ini dilakukan agar risiko yang akan timbul dan
manfaat yang akan diperoleh dapat dihitung dengan lebih akurat.
2.3. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja
Kerangka Acuan Kerja (KAK) disusun setelah studi kelayakan
kegiatan dilaksanakan. Kerangka Acuan Kerja adalah dokumen
yang berisi rancangan pelaksanaan kegiatan dan ketentuan-
ketentuan serta arahan dalam melaksanakan kegiatan termasuk
gambaran mengenai informasi bentuk kegiatan yang akan
dikerjakan. Kerangka Acuan Kerja harus dibuat secara rinci dan
jelas untuk menghindari/mengurangi permasalahan yang akan
muncul akibat kesalahan dalam memahami Kerangka Acuan
Kerja kegiatan tersebut.
Dokumen Kerangka Acuan Kerja berisi:
a. Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan latar belakang kegiatan yang
mencakup informasi awal tentang kondisi yang ada saat ini
dan permasalahan yang hendak diselesaikan melalui kegiatan
ini. Pada bagian ini juga diuraikan alasan mengenai perlunya
pelaksanaan dari kegiatan yang diusulkan, hasil yang akan
dicapai, dan gambaran keterkaitan dengan kegiatan yang
telah, sedang, atau akan dilaksanakan.
21
b. Maksud dan Tujuan
Bagian ini menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari
pelaksanaan usulan kegiatan yang merupakan upaya
penyelesaian permasalahan atau peningkatan kondisi yang
ada, dikaitkan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
instansi pengusul.
c. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan menjelaskan bagian-bagian kegiatan yang
akan dilaksanakan. Lingkup kegiatan perlu diuraikan dari
kegiatan umum ke kegiatan yang lebih rinci sehingga dapat
menjelaskan apa saja yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan yang diusulkan.
d. Manajemen dan Organisasi Pelaksanaan Kegiatan
Secara umum manajemen kegiatan terkait dengan pengelolaan
kegiatan yang bersifat teknis, administrasi, dan sumber daya
dalam pelaksanaan kegiatan. Organisasi pelaksanaan kegiatan
berisi penjelasan mengenai struktur organisasi dan pihak-
pihak yang bertanggung jawab serta bentuk tanggung jawab
dari para pihak tersebut dalam pelaksanaan kegiatan.
22
e. Masukan yang Diperlukan
Bagian ini menjelaskan tentang jenis dan jumlah masukan
(input) yang diperlukan, baik dari pelaksana kegiatan maupun
dari pihak penanggung jawab kegiatan. Hal tersebut
dilakukan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dan
menghasilkan keluaran (output) serta manfaat (outcomes) yang
sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan. Masukan yang
diperlukan dapat berbentuk: 1) jasa (services), yang biasanya
terkait dengan pekerjaan konsultan dan pelatihan (capacity
building), 2) konstruksi, yang biasanya terkait dengan
bangunan sipil, mekanik, dan elektrik, dan 3) barang, yang
terkait dengan barang-barang yang diperlukan dalam
melaksanakan kegiatan, baik berupa barang baku atau barang
modal.
f. Metoda dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan
Metoda pelaksanaan kegiatan merupakan teknik-teknik yang
akan dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan sehingga
kegiatan tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang sesuai
dengan tujuan pelaksanaan kegiatan.
Prosedur pelaksanaan kegiatan menjelaskan tata cara
pelaksanaan suatu kegiatan berupa tahap-tahap yang akan
dilakukan untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.
23
g. Keluaran yang Dihasilkan
Bagian ini menjelaskan hasil yang akan dicapai dari suatu
kegiatan, sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut.
Keluaran (output) harus diuraikan secara rinci dan pada saat
kegiatan tersebut akan dilaksanakan keluaran kegiatan harus
disepakati oleh penanggung jawab maupun pelaksana
kegiatan. Kedua belah pihak diberikan kesempatan untuk
mengoptimalkan keluaran yang akan dihasilkan dari suatu
pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan pandangan para pihak
dan sumber daya yang tersedia.
h. Jadual Pelaksanaan Kegiatan
Bagian ini menjelaskan rencana waktu pelaksanaan kegiatan
yang berisi alokasi waktu dan sumber daya yang diperlukan
serta keluaran yang akan dihasilkan pada tiap tahap
pelaksanaan kegiatan. Rencana waktu pelaksanaan kegiatan
sangat penting dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
khususnya bila pekerjaan yang akan dilaksanakan merupakan
kegiatan berantai yang berurutan. Pergeseran waktu akibat
penjadualan yang tidak cermat dapat menimbulkan kerugian
besar karena akan meningkatkan biaya tidak terduga.
24
i. Biaya dan Sumber Dana
Biaya adalah besar dana yang diperlukan untuk melaksanakan
suatu kegiatan yang merupakan jumlah dari biaya
pelaksanaan setiap bagian kegiatan. Sumber dana adalah asal
dana yang diperlukan untuk membiayai pelaksanaan suatu
kegiatan.
2.4. Pengisian Daftar Isian Pengusulan Kegiatan
Berdasarkan dokumen Studi Kelayakan Kegiatan dan Kerangka
Acuan Kerja yang telah disiapkan, selanjutnya dapat disusun
Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) yang berisikan
informasi penting dari Studi Kelayakan Kegiatan dan Kerangka
Acuan Kerja. Penyusunan DIPK tersebut dilaksanakan untuk
mempermudah para pengambil keputusan dalam menilai
kelayakan suatu kegiatan yang akan dibiayai dari pinjaman
dan/atau hibah luar negeri. DIPK dikelompokkan menjadi 4
(empat) bagian, yaitu: 1) Umum, 2) Kegiatan, 3) Pembiayaan,
dan 4) Dokumen Persyaratan Pengusulan Kegiatan.
DIPK merupakan salah satu persyaratan umum yang harus
dipenuhi oleh pengusul kegiatan. Untuk mengurangi
pengulangan korespondensi yang tidak perlu antara pihak
25
pengusul kegiatan dan Kantor Meneg PPN/Bappenas, DIPK
harus diisi dengan data yang mutakhir dan akurat.
2.5. Penyusunan Ringkasan Kegiatan
Agar setiap kegiatan yang diusulkan dapat ditawarkan kepada
calon Pemberi Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, perlu
disusun Ringkasan Kegiatan (Project Digest). Ringkasan Kegiatan
berisi informasi yang dapat memberikan gambaran umum
mengenai rencana kegiatan yang diusulkan untuk dibiayai dari
pinjaman dan/atau hibah luar negeri dan disusun dalam lembar
sederhana yang diisi dalam bahasa Inggris.
Kumpulan Ringkasan Kegiatan ini akan disusun menjadi Daftar
Rencana Pinjaman Hibah Luar Negeri Jangka Menengah
(DRPHLN-JM). DRPHLN-JM berisi daftar rencana kegiatan
pembangunan yang layak dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah
luar negeri untuk satu periode RPJM. DRPHLN-JM merupakan
dokumen yang akan disampaikan kepada calon Pemberi
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri dan para pihak terkait
sebagai dasar dalam membahas persiapan pinjaman dan/atau
hibah luar negeri.
26
Gambar 1. Lembar Ringkasan Kegiatan dalam DRPHLN JM
27
BAB 3 PENYIAPAN DOKUMEN USULAN
KEGIATAN
BAB 3
PENYIAPAN DOKUMEN USULAN KEGIATAN
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai dokumen-
dokumen yang harus dipersiapkan bila Kementerian
Negara/Lembaga, Pemda, atau BUMN akan mengajukan usulan
kegiatan. Dokumen-dokumen tersebut diisi dengan data dan
informasi yang dapat menjelaskan gambaran dan alasan-alasan
suatu usulan kegiatan layak untuk dibiayai dari pinjaman
dan/atau hibah luar negeri.
3.1. Petunjuk Teknis Pengisian Daftar Isian Pengusulan
Kegiatan
Daftar Isian Pengusulan Kegiatan adalah dokumen yang terdiri
dari empat bagian utama yang berisi kumpulan informasi, yaitu
1) Umum, 2) Kegiatan, 3) Pembiayaan, dan 4) Dokumen
Persyaratan Pengusulan Kegiatan.
Bagian Umum menjelaskan berbagai informasi umum tentang
kegiatan yang diusulkan, antara lain Judul Kegiatan, Bentuk
28
Kegiatan, Prioritas Bidang, Sasaran Prioritas Bidang, Instansi
Penanggung Jawab Kegiatan, Instansi Pelaksana Kegiatan, Durasi
Pelaksanaan, Latar Belakang dan Alasan Pelaksanaan Kegiatan,
Tujuan Kegiatan, dan Keterkaitan dengan Kegiatan Lain.
Bagian Kegiatan menjelaskan uraian lebih rinci tentang kegiatan
yang diusulkan, yaitu: Lingkup Kegiatan, Rencana Alokasi Dana
untuk Komponen Kegiatan,dan Sebaran Kegiatan.
Bagian Pembiayaan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan
pembiayaan kegiatan, antara lain: Bentuk Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri, Nilai Pembiayaan, dan Rencana Pengeluaran
Biaya.
Bagian Terakhir, yaitu Dokumen Persyaratan Pengusulan
Kegiatan, berisi antara lain: Persyaratan Umum, Persyaratan
Khusus, dan Persiapan Kegiatan yang Telah Dilakukan.
Lembar Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran A. Untuk mempermudah pengisian
DIPK, bersama dengan Buku ini disediakan perangkat lunak
(software) pengisian DIPK. Petunjuk mengenai cara pengisian
DIPK akan dijelaskan berikut ini, dilengkapi dengan contoh
pengisian dari tiap pertanyaan yang terdapat dalam DIPK.
29
Bagian I. Umum
Bagian Umum merupakan bagian yang memberikan gambaran
secara umum tentang usulan kegiatan. Bagian umum terdiri dari
10 sub bagian, yaitu :
1. Judul Kegiatan
Judul kegiatan harus singkat, jelas dan mampu menggambarkan
maksud dan tujuan serta proses kegiatan. Sebaiknya judul
kegiatan juga memuat gambaran mengenai ruang lingkup
kegiatan dan lokasi yang akan mendapat manfaat kegiatan.
Contoh :
Peningkatan Jaringan Jalan di Sumatera Bagian Selatan.
2. Bentuk Kegiatan
Dalam DIPK terdapat dua pilihan bentuk kegiatan, yaitu Bantuan
Proyek (Project Assistance) dan Bantuan Teknik (Technical
Assistance) yang harus dipilih untuk menentukan bentuk kegiatan
yang diusulkan. Apabila pada suatu kegiatan terdapat dua
bentuk kegiatan, maka pilihan bentuk kegiatan ditentukan
berdasarkan komponen kegiatan utamanya.
30
Berikan pilihan bentuk dari kegiatan yang diusulkan dengan
memberi tanda (√) pada kotak yang telah tersedia.
3. Prioritas Bidang
Sesuai dengan RKPLN, bidang prioritas yang dapat dibiayai dari
pinjaman dan/atau hibah luar negeri adalah:
1) Bidang penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan
2) Bidang kesempatan kerja, investasi dan ekspor
3) Bidang sarana dan prasarana
4) Bidang revitalisasi pertanian, pedesaan, kelautan dan
perikanan
5) Bidang pendidikan dan kesehatan
6) Bidang hukum, pemberantasan korupsi dan reformasi
birokrasi
7) Bidang pertahanan dan keamanan
Kegiatan yang diusulkan harus merupakan bagian dari
pelaksanaan prioritas bidang pembangunan tersebut diatas.
Pilihlah satu prioritas bidang pembangunan yang sesuai dengan
kegiatan yang diusulkan.
Contoh:
Bidang Sarana dan Prasarana
31
4. Sasaran Prioritas Bidang
Dalam RKPLN dijelaskan mengenai kegiatan prioritas dalam
mencapai sasaran prioritas bidang pembangunan yang dapat
dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri. Jelaskan
sasaran kegiatan yang diusulkan yang disesuaikan dengan
kegiatan prioritas dalam mencapai sasaran prioritas bidang
pembangunan yang terdapat dalam RKPLN.
Contoh :
• Meningkatnya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana
transportasi
• Meningkatnya mobilitas penduduk dan distribusi barang dan
jasa nasional
5. Instansi Penanggung Jawab
Suatu kegiatan yang didanai dari pinjaman dan/atau hibah luar
negeri harus memiliki instansi yang bertanggung jawab atas
kegiatan tersebut. Instansi Penanggung jawab adalah
Kementerian Negara/Lembaga/Pemda/BUMN yang
mengusulkan kegiatan. Berikan tanda (√) dan sebutkan nama
instansi yang bertanggung jawab atas pengusulan kegiatan.
• Untuk usulan dari Kementerian Negara/Lembaga, berikan
tanda (√) sesuai dengan penggunaan usulan. Untuk usulan
32
kegiatan yang diterushibahkan, sebutkan nama instansi yang
menerima penerushibahan.
• Untuk usulan dari Pemda, berikan tanda (√) sesuai bentuk
pendanaan kegiatan yang diusulkan, yaitu pinjaman atau
hibah. Untuk bentuk usulan pinjaman, berikan tanda (√) pada
inisiatif pengusulan kegiatan. Bila usulan kegiatan tersebut
diinisiasi oleh Kementerian Negara/Lembaga, sebutkan nama
instansi yang menginisiasi usulan kegiatan tersebut.
• Untuk usulan dari BUMN, sebutkan nama BUMN pengusul
kegiatan.
Contoh :
Kementerian Negara/Lembaga : Departemen Pekerjaan Umum
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Bina Marga
√ Sebagian diterushibahkan kepada:
Instansi Penerima Penerushibahan a. Pemda Propinsi Lampung b. Pemda Propinsi Sumatera Selatan c. dst.
6. Instansi Pelaksana
Suatu usulan kegiatan dapat dilaksanakan oleh beberapa instansi
pelaksana kegiatan. Sebutkan instansi yang bertanggung jawab
33
atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup
kewenangan instansi yang bersangkutan.
Contoh:
a. Direktorat Jenderal Bina Marga , Dep. PU b. Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Lampung c. Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Selatan d. dst.
Catatan:
Untuk kegiatan yang diterushibahkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga kepada Pemda maka Pemda tersebut menjadi
Instansi Pelaksana kegiatan.
7. Durasi Pelaksanaan
Isi dengan rencana waktu pelaksanaan kegiatan dalam satuan
bulan.
Contoh:
Durasi Pelaksanaan: 36 bulan
8. Latar Belakang dan Alasan Pelaksanaan Kegiatan
(Justification)
Jelaskan latar belakang masalah yang menggambarkan perlunya
suatu kegiatan dilaksanakan dan sasaran yang akan dicapai dari
34
kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain itu juga diperlukan
penjelasan mengenai alasan yang mendukung (justification)
kegiatan tersebut dilaksanakan.
Bagian ini diuraikan maksimal dalam 250 kata dan disusun
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
9. Tujuan Kegiatan
Jelaskan tujuan yang akan dicapai dari usulan kegiatan yang
akan dilaksanakan. Tujuan kegiatan tersebut dapat diuraikan
dalam tujuan umum dan tujuan khusus kegiatan.
Bagian ini diuraikan maksimal dalam 250 kata dan disusun
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
10. Keterkaitan dengan Kegiatan Lain
Jelaskan tentang keterkaitan kegiatan yang diusulkan dengan
kegiatan lain yang sudah/sedang/akan dilaksanakan, baik
kegiatan yang bersifat melengkapi atau menyempurnakan
kegiatan yang diusulkan. Kegiatan yang terkait tersebut dapat
berasal dari dalam maupun dari luar lingkungan instansi
pengusul kegiatan. Informasi mengenai kegiatan yang terkait
mencakup judul kegiatan, instansi pelaksana, lokasi, sumber
dana, dan tahun pelaksanaan.
35
Contoh:
Judul Kegiatan Instansi Pelaksana Lokasi Sumber
Dana Tahun
Pelaksanaan Studi Potensi Angkutan Barang di Sumatera Bagian Selatan
Departemen Pekerjaan Umum
Pusat APBN 2002-2004
Studi Pengembangan Jaringan Transportasi Darat untuk Propinsi Lampung
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Lampung
Lampung APBD 2003-2004
Bagian II. Kegiatan
Bagian ini merupakan penjelasan mengenai kegiatan yang terdiri
dari lingkup kegiatan, rencana alokasi dana untuk komponen
kegiatan, dan sebaran kegiatan.
11. Lingkup Kegiatan
Berikan penjelasan singkat namun rinci mengenai ruang lingkup
kegiatan yang diusulkan.
Bagian ini diuraikan maksimal dalam 250 kata dan dibuat dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
36
12. Rencana Alokasi Dana untuk Komponen Kegiatan
Untuk mencapai
sasaran dan tujuan,
suatu kegiatan perlu
diuraikan menjadi
beberapa komponen
kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk setiap komponen
kegiatan berikan kategori/jenis kegiatan yang sesuai. Pilihan
kategori kegiatan terdiri dari jasa konsultan, pekerjaaan
konstruksi, pengadaan barang dan peralatan, pelatihan dan
pendidikan (kode diberikan dibagian bawah tabel). Bila terdapat
kategori/jenis kegiatan selain dari pilihan yang disediakan,
tuliskan kategori tersebut.
Kotak 1. Biaya Lokal vs Biaya Luar Negeri
Biaya Lokal adalah penggunaan biaya untuk suatu bagian kegiatan yang akan dibelanjakan di dalam negeri. Biaya Luar Negeri adalah penggunaan biaya untuk suatu bagian kegiatan yang akan dibelanjakan di luar negeri.
Komponen kegiatan dan rencana pembiayaan untuk setiap
komponen kegiatan disusun dalam bentuk tabel. Rencana
pembiayaan untuk melaksanakan komponen kegiatan dapat
diperinci menjadi Penggunaan Biaya Lokal (Local Expenditures),
dan Penggunaan Biaya Luar Negeri (Foreign Expenditures).
Penggunaan Biaya dituliskan dalam mata uang yang sama yaitu
Dollar Amerika (US$). Sebutkan nilai tukar yang digunakan.
37
Contoh:
Penggunaan Biaya (US$ ‘000) Komponen Kegiatan Kategori
Kegiatan*)Lokal Luar
Negeri Desain dan Pengawasan Pelaksanaan
A 500 500
Perbaikan Konstruksi Jalan A 8,000 2,500 Peningkatan Jalan Nasional dan Propinsi,
B 8,000 -
Pengadaan Peralatan Pemeliharaan
C 5,500 3,000
dst. *) Kategori Kegiatan: Nilai Tukar: US $ 1 = Rp 9,000.- A. Jasa Konsultan B. Pekerjaan Konstruksi C. Pengadaan Barang dan Peralatan D. Pelatihan dan Pendidikan E. Selain yang diatas (sebutkan)
13. Sebaran Kegiatan
Suatu kegiatan yang dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar
negeri pada suatu instansi pelaksana dapat tersebar di beberapa
lokasi. Sebutkan lokasi kegiatan, keterangan mengenai
pengelolaan/penggunaan dana, dan perkiraan pembiayaan sub
kegiatan untuk tiap instansi pelaksana.
Untuk lokasi kegiatan:
• Bila instansi pelaksana kegiatan adalah Pemerintah Pusat
maka pada bagian Prop ditulis “Pusat”.
38
• Bila lokasi kegiatan tersebut tersebar di hampir seluruh
propinsi di Indonesia maka pada Prop ditulis “Nasional”.
• Bila lokasi kegiatan tersebut bisa dirinci hingga
Kabupaten/Kota maka lokasi kegiatan ditulis sesuai nama
Propinsi dan Kabupaten/Kota.
Contoh:
Lokasi Instansi Pelaksana Prop Kota/Kab
Keterangan*)
Pembiayaan (US$ ‘000)
Direktorat Jenderal Bina Marga
Pusat A 1,000
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Lampung
Lampung B 12,500
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
B 14,500
dst *) Keterangan: A. Dikelola oleh Kementerian Negara/Lembaga B. Penerushibahan C. Penerusan Pinjaman
Bagian III. Pembiayaan
Bagian ini merupakan penjelasan tentang informasi mengenai
Bentuk Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri yang diusulkan.
Nilai Pembiayaan dan Rencana Pengeluaran Pembiayaan dari
kegiatan yang diusulkan.
39
14. Bentuk Pendanaan Luar Negeri yang diusulkan
Bentuk pendanaan luar negeri yang disulkan dapat berupa
pinjaman lunak, fasilitas kredit ekspor/pinjaman komersial
maupun hibah. Suatu kegiatan dapat dibiayai melalui satu atau
lebih bentuk sumber pendanaan luar negeri. Sebutkan rincian
besarnya nilai pendanaan untuk setiap bentuk pendanaan.
Contoh:
Bentuk Nilai (US$ ‘000) • Pinjaman Lunak 10,000 • Fasilitas Kredit Ekspor/ Pinjaman Komersial - • Hibah 15,000
Total 25,000
15. Rencana alokasi Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan terdiri dari pembiayaan yang bersumber
dari pinjamam/hibah luar negeri dan dana pendamping. Dana
pendamping tersebut dapat berupa uang tunai (cash) maupun
barang/jasa yang telah ada (in kind). Sumber dana pendamping
dapat berasal dari APBN, APBD, BUMN atau sumber lainnya.
Sebutkan rencana alokasi pembiayaan luar negeri, dan dana
pendamping untuk setiap instansi pelaksana. Besar nilai dana
40
pendamping dikonversikan ke dalam unit US Dollar sesuai
dengan nilai tukar yang digunakan.
Contoh:
Biaya (US$ ‘000) Dana Pendamping Instansi Pelaksana Pinjaman Hibah Sumber*) Nilai
(US$ ‘000)
Total Biaya
(US$ ‘000)
Direktorat Jenderal Bina Marga
4,500 APBN
4,500
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Lampung
10,000 APBD Propinsi Lampung
1,500 11,500
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Selatan
10,500
APBD Propinsi Sumatera Selatan
1,500 12,000
*) Sumber: 1. APBN 2. APBD 3. Anggaran BUMN 4. Lain-lain (sebutkan)
16. Rencana Pengeluaran Pembiayaan
Rencana pengeluaran pembiayaan merupakan jadual rencana
pengeluaran biaya pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh
tiap instansi pelaksana pada setiap tahun pelaksanaan kegiatan
selama durasi kegiatan. Sebutkan rencana pengeluaran
41
pembiayaan untuk setiap instansi pelaksana pada tiap tahun
pelaksanaan kegiatan.
Contoh:
Tahun Rencana Pengeluaran Pembiayaan Instansi Pelaksana Total Biaya
(US$ ‘000) 1 2 3 Direktorat Jenderal Bina Marga 4,500 2,000 1,500 1,000
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Lampung 11,500 4,000 5,500 2,000
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sumatera Selatan
12,000 5,000 5,500 1,500
dst
Bagian IV. Dokumen Persyaratan Pengusulan Kegiatan
Bagian ini memberikan informasi mengenai kelengkapan
dokumen Persyaratan Umum, Persyaratan Khusus, dan
Persiapan Kegiatan yang Telah Dilakukan.
17. Persyaratan Umum
Informasi mengenai ketersediaan dokumen yang termasuk dalam
Persyaratan Umum diperlukan dalam pengusulan kegiatan. Beri
tanda (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan
ketersediaan Kerangka Acuan Kegiatan dan Dokumen Studi
Kelayakan Kegiatan. Beri tanda (√) pada kotak yang tersedia bila
42
Dokumen Kerangka Acuan Kerja dan Dokumen Studi Kelayakan
Kegiatan dilampirkan/tidak dilampirkan.
18. Studi Terkait yang Pernah Dilakukan
Suatu kegiatan akan lebih optimal hasilnya bila didukung dengan
ketersediaan data dan informasi yang terkait dengan kegiatan
tersebut. Data dan informasi tersebut dapat berupa studi
kelayakan maupun studi lainnya yang memberikan informasi
pelengkap dan pendukung usulan kegiatan.
Sebutkan judul studi terkait yang pernah dilakukan dan pihak
pelaksana studi beserta tahun pelaksanaan studi.
Contoh:
Judul Studi Yang Pernah Dilakukan Pelaksana Studi Tahun
Pelaksanaan Studi Pemutakhiran data IRMS di Wilayah Propinsi Lampung
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Lampung
2003-2004
Studi Inspeksi Kondisi Jembatan Rangka Baja untuk Penyusunan Prioritas Pemeliharaannya
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung
2001-2002
19. Persyaratan Khusus
Sub bagian persyaratan khusus dibagi berdasarkan usulan
kegiatan dari Kementerian Negara/Lembaga, usulan Pemda dan
usulan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beri tanda (√)
43
pada kotak yang telah disediakan untuk menjelaskan pengusul
kegiatan.
Dokumen yang termasuk dalam Persyaratan Khusus dan harus
dipenuhi oleh setiap instansi pengusul kegiatan adalah sebagai
berikut:
a. Usulan dari Kementerian Negara/Lembaga untuk:
1) Kementerian Negara/Lembaga dapat menerushibahkan
sebagian pinjaman luar negeri kepada Pemda Propinsi
dan/atau Kabupaten/Kota. Beri tanda (√) pada kotak yang
telah disediakan untuk Penerushibahan kepada Pemda.
Persyaratan khusus penerushibahan kepada Pemda adalah
Surat Persetujuan Pemerintah Daerah calon penerima
penerushibahan. Beri tanda (√) pada kotak yang telah
disediakan untuk ketersediaan persyaratan khusus bagi
penerushibahan kepada Pemda, dan beri tanda (√) pada
kotak yang telah disediakan bila persyaratan khusus
tersebut dilampirkan/tidak dilampirkan.
2) Disamping memberikan hibah kepada Pemda, Kementerian
Negara/Lembaga dapat menerushibahkan atau memberi
penyertaan modal negara kepada BUMN. Beri tanda (√)
44
pada kotak yang telah disediakan untuk Penerushibahan
atau penyertaan modal negara kepada BUMN.
Persyaratan khusus penerushibahan atau penyertaan modal
negara kepada BUMN adalah Surat Persetujuan Direksi
BUMN dan Surat Persetujuan Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pembinaan BUMN. Beri tanda (√) pada
kotak yang telah disediakan untuk ketersediaan
persyaratan khusus bagi penerushibahan atau penyertaan
modal negara kepada BUMN, dan beri tanda (√) pada kotak
yang telah disediakan bila surat tersebut dilampirkan/tidak
dilampirkan.
b. Usulan dari Pemda untuk penerusan pinjaman, baik atas
inisiasi Kementerian Negara/Lembaga maupun atas inisiatif
Pemda sendiri.
Beri tanda (√) pada kotak yang telah disediakan bila kegiatan
tersebut merupakan kegiatan yang diusulkan oleh Pemda dan
akan dijadikan penerusan pinjaman kepada Pemda.
Persyaratan khusus untuk penerusan pinjaman kepada Pemda
adalah Surat Persetujuan DPRD yang bersangkutan. Beri tanda
(√) pada kotak yang telah disediakan untuk ketersediaan
persyaratan khusus bagi penerusan pinjaman kepada Pemda,
45
dan beri tanda (√) pada kotak yang telah disediakan bila
Persyaratan khusus tersebut dilampirkan/tidak dilampirkan.
c. Usulan dari BUMN untuk penerusan pinjaman melalui
Pemerintah.
Beri tanda (√) pada kotak yang telah disediakan bila kegiatan
tersebut merupakan kegiatan yang diusulkan oleh BUMN dan
akan dijadikan penerusan pinjaman.
Persyaratan khusus untuk kegiatan yang diusulkan oleh
BUMN dan akan dijadikan penerusan pinjaman melalui
pemerintah adalah Surat Persetujuan Menteri yang
bertanggung jawab di bidang pembinaan BUMN. Beri tanda
(√) pada kotak yang telah disediakan untuk ketersediaan
persyaratan khusus bagi penerusan pinjaman kepada BUMN,
dan beri tanda (√) pada kotak yang telah disediakan bila
persyaratan khusus tersebut dilampirkan/tidak dilampirkan.
20. Persiapan Kegiatan yang Telah Dilakukan
Kriteria kesiapan adalah kriteria yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana kesiapan pelaksanaan kegiatan yang
telah dilakukan oleh instansi pengusul dan pelaksana kegiatan.
Kriteria kesiapan (readiness criteria) pelaksanaan kegiatan tersebut
46
akan dijadikan tolok ukur penilaian atas kesiapan pelaksanaan
rencana kegiatan yang akan dibiayai pinjaman luar negeri.
Beri tanda (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan
kriteria kesiapan yang sudah dilaksanakan.
3.2. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Ringkasan
Kegiatan
Lembar ini berisi informasi singkat usulan kegiatan yang akan
dicantumkan dalam dokumen DRPHLN-JM. Lembar Ringkasan
Kegiatan (Project Digest) disusun dalam bahasa Inggris
berdasarkan informasi yang telah diisi dalam Daftar Isian
Pengusulan Kegiatan (DIPK).
Petunjuk Pengisian Lembar Ringkasan Kegiatan dijelaskan pada
bagian berikut ini. Tiap bagian dari Lembar Ringkasan dijelaskan
dan dilengkapi dengan sumber informasi pada bagian di Daftar
Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK). Lembar Ringkasan Kegiatan
dapat dilihat pada Lampiran B.
Code No
Sub bagian ini akan diisi oleh Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional sebagai kode identifikasi usulan.
47
1. Project Title
Diisi sesuai isian nomor 1 (Judul Kegiatan) pada Daftar Isian
Pengusulan Kegiatan (DIPK), ditulis dalam bahasa Inggris.
2. Duration
Diisi sesuai isian nomor 7 (Durasi Pelaksanaan) pada Daftar Isian
Pengusulan Kegiatan (DIPK).
3. Location
Diisi berdasarkan isian nomor 13 (Sebaran Kegiatan) di bagian
Lokasi pada Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK).
4. Executing Agency
Diisi sesuai isian nomor 5 (Instansi Penanggung Jawab) pada
Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK).
5. Implementing Agency(ies)
Diisi sesuai isian nomor 6 (Instansi Pelaksana) pada Daftar Isian
Pengusulan Kegiatan (DIPK).
48
6. Background and Justification
Diisi sesuai isian nomor 8 (Latar Belakang dan Alasan
Pelaksanaan Kegiatan (Justification) pada Daftar Isian Pengusulan
Kegiatan (DIPK).
7. Priority(ies)
Diisi sesuai isian nomor 3 (Prioritas Bidang) dan nomor 4
(Sasaran Prioritas Bidang) pada Daftar Isian Pengusulan Kegiatan
(DIPK).
8. Objectives
Diisi sesuai isian nomor 9 (Tujuan Kegiatan) pada Daftar Isian
Pengusulan Kegiatan (DIPK).
9. Activities
Diisi sesuai isian nomor 12 (Rencana Alokasi Dana untuk
Komponen Kegiatan, kolom Komponen Kegiatan) pada Daftar
Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) dituliskan dalam bahasa
Inggris.
10. Project Cost
Pada bagian Funding Source, diisi sesuai nomor 14 (Bentuk
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri) untuk sub bagian
Foreign Funding dan nomor 15 (Nilai Pembiayaan, kolom Dana
49
Pendamping) untuk sub bagian Counterpart Funding. Pada
bagian Expenditure, diisi sesuai nomor 12 (Rencana Alokasi Dana
untuk Komponen Kegiatan, kolom total Penggunaan Biaya Lokal
dan Luar Negeri).
NUTUP
BAB 4 PEBAB 4
PENUTUP
51
1. Pendanaan luar negeri masih diperlukan untuk membantu
mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pada
berbagai bidang prioritas. Pendanaan luar negeri yang
sebagian besar berasal dari pinjaman harus dikelola secara
hati-hati dan efektif agar dapat memberikan hasil yang
optimal.
2. Proses perencanaan pinjaman luar negeri yang terkoordinir,
transparan, dan akuntabel dapat meningkatkan rasa
kepemilikan (ownership) dari penanggung jawab kegiatan,
sehingga pinjaman luar negeri dapat digunakan secara efektif.
3. Sebelum mengusulkan suatu kegiatan untuk dibiayai dengan
pinjaman dan/atau hibah luar negeri, pengusul kegiatan dan
pelaksana kegiatan harus mengetahui kriteria dan persyaratan
dari kegiatan yang akan diusulkan.
4. Pada saat mengusulkan kegiatan, pengusul kegiatan harus
sudah mengetahui jenis sumber pembiayaan luar negeri yang
dibutuhkan, yaitu pinjaman luar negeri atau hibah luar negeri,
atau gabungan antara keduanya.
5. Sebelum melakukan pengisian Daftar Isian Pengusulan
Kegiatan (DIPK) dan Ringkasan Kegiatan (project digest),
52
pengusul sudah mempersiapkan dokumen Studi Kelayakan
Kegiatan dan Kerangka Acuan Kerja (KAK), serta Persyaratan
Khusus yang harus dipenuhi.
6. Untuk mengurangi pengulangan korespondensi yang tidak
perlu antara pihak pengusul kegiatan dan Kantor Meneg
PPN/Bappenas, DIPK harus diisi dengan data yang mutakhir
dan akurat.
7. Usulan kegiatan disampaikan kepada Meneg PPN/Kepala
Bappenas melalui surat pengusulan kegiatan dengan lampiran
sebagai berikut:
a. Ringkasan Kegiatan,
b. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan,
c. Kerangka Acuan Kerja,
d. Studi Kelayakan Kegiatan, dan
e. Persyaratan khusus.
53
LAMPIRAN
55
Lampiran A. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan
56
DAFTAR ISIAN PENGUSULAN KEGIATAN I. Umum
57
58
II. Kegiatan
59
III. Pembiayaan
60
IV. Dokumen Persyaratan Pengusulan Kegiatan
61
KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA/PEMERINTAH
DAERAH/BUMN
Cap (Tanda tangan)
(Nama dan Jabatan)
63
Lampiran B. Lembar Ringkasan Kegiatan
64
65
Lampiran C. Bentuk Surat-surat Yang Dibutuhkan
C.1. Surat Pengantar Usulan Kegiatan
CONTOH
T
Nomor :
Lampiran: - Dokume - Kinerja P
yang sed Perihal : Pengusulan K
Kepada Yth.
Meneg PPN / Kepala B
Di Jakarta
Sesuai dengan PeraturMeneg PPN/Kepala bersama ini disampaikdapat dicantumkan daNegeri Jangka Meneng Kegiatan yang diusulka. Bantuan Proyek se
pendanaan sebesarb. Bantuan Teknik se
pendanaan sebesardengan perincian dan
KOP SURA
66
(nama tempat), (tanggal)
n Persyaratan Kegiatan yang Diusulkan elaksanaan Kegiatan yang Dibiayai PHLN ang Berjalan
egiatan yang dibiayai PHLN
appenas
an Pemerintah No. 2/2006, dan Peraturan Bappenas No.PER.005/M.PPN/6/2006,
an usulan kegiatan (nama instansi) untuk lam Daftar Rencana Pinjaman/Hibah Luar ah (DRPHLN-JM/Blue Book).
an terdiri dari : jumlah (jumlah) kegiatan dengan perkiraan US$ (nilai pendanaan), dan jumlah (jumlah) kegiatan dengan perkiraan US$ (nilai pendanaan), persyaratan sebagaimana terlampir.
67
Penyampaian usulan tersebut telah memperhatikan (a) sasaran program RPJM dan bidang prioritas dalam RKPLN, (b) kinerja pelaksanaan kegiatan yang dibiayai PHLN selama ini (on-going projects), dan (c) kemampuan pelaksanaan kegiatan termasuk penyediaan dana pendamping. Untuk melengkapi usulan tersebut, terlampir disampaikan kinerja pelaksanaan kegiatan yang dibiayai PHLN yang sedang berjalan (on-going projects). Demikian atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Direksi*) (nama instansi pengusul kegiatan) (Tanda Tangan) (................................) *) coret yang tidak perlu
68
C.1.1. Contoh Lampiran Surat Pengantar Usulan Kegiatan dari Kementerian Negara/Lembaga.
• Rincian dan Persyaratan Kegiatan yang Diusulkan Nilai (US$ ‘000)
No Judul Kegiatan PHLN Dana Pendamping
Dokumen Persyaratan
A. Kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga
Bantuan Proyek Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
Bantuan Teknik Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
B. Kegiatan untuk Pemerintah Daerah sebagai Penerushibahan Bantuan Proyek
Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
Bantuan Teknik Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
C. Kegiatan untuk BUMNsebagai Penerushibahan atau Penyertaan Modal
Negara Bantuan Proyek
Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
Bantuan Teknik Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
*) coret yang tidak perlu
69
• Kinerja Pelaksanaan Kegiatan yang Dibiayai PHLN yang
sedang Berjalan Waktu
Pelaksanaan Pendanaan (US$ ‘000) No Judul
Kegiatan Sumber
Pendanaan Mulai Selesai Alokasi Terserap
Persentase Peyerapan
Dana
70
C.1.2. Contoh Lampiran Surat Pengantar Usulan Kegiatan dari Pemerintah Daerah
• Rincian dan Persyaratan Kegiatan yang Diusulkan Nilai (US$ ‘000)
No Judul Kegiatan PHLN Dana Pendamping
Dokumen Persyaratan
A. Kegiatan Pemerintah Daerah sebagai Penerusan Pinjaman Daerah Bantuan Proyek
Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
Bantuan Teknik Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
B. Kegiatan Pemerintah Daerah sebagai Penerusan Pinjaman yang Diinisiasi
oleh Kementerian Negara/Lembaga Bantuan Proyek
Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
Bantuan Teknik Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
C. Kegiatan Pemerintah Daerah sebagai Penerushibahan Bantuan Proyek
Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
Bantuan Teknik Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
*) coret yang tidak perlu
71
• Kinerja Pelaksanaan Kegiatan yang Dibiayai PHLN yang
sedang Berjalan
Waktu Pelaksanaan
Pendanaan (US$ ‘000) No Judul
Kegiatan Sumber
Pendanaan Mulai Selesai Alokasi Terserap
Persentase Peyerapan
Dana
72
C.1.3. Contoh Lampiran Surat Pengantar Usulan Kegiatan dari BUMN
• Rincian dan Persyaratan Kegiatan yang Diusulkan
Nilai (US$ ‘000) No Judul Kegiatan PHLN Dana
Pendamping
Dokumen Persyaratan
A. Kegiatan BUMN sebagai Penerusan Pinjaman melalui Pemerintah Bantuan Proyek
Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
Bantuan Teknik Lengkap/Belum*)
Lengkap/Belum*)
*) coret yang tidak perlu
• Kinerja Pelaksanaan Kegiatan yang Dibiayai PHLN yang
sedang Berjalan Waktu
Pelaksanaan Pendanaan (US$ ‘000) No Judul
Kegiatan Sumber
Pendanaan Mulai Selesai Alokasi Terserap
Persentase Peyerapan
Dana
C.2. Surat Persetujuan Pemerintah Daerah Calon
Penerima Penerushibahan
CONTOH
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Persetuj
Kepada Yth.
Meneg PPN / Ke
Di Jakarta
Sehubungan deKementerian negaPerihal (perihal disampaikan badan mampu diusulkan oleh sebagai kegiatan Untuk memperladaerah (nama dditentukan, te
KOP SURAT PEMDA
73
(nama tempat), (tanggal)
uan Penerushibahan Luar Negeri
pala Bappenas
ngan surat Menteri/Pimpinan Lembaga (nama ra/Lembaga pengusul kegiatan) No. (nomor surat) surat) Tanggal (tanggal surat), bersama ini
hwa Pemerintah Daerah (nama Daerah) bersedia melaksanakan kegiatan (nama kegiatan) yang (Kementerian Negara/Lembaga pengusul kegiatan), penerushibahan pinjaman luar negeri.
ncar pelaksanaan kegiatan tersebut, pemerintah aerah) akan memenuhi persyaratan yang telah rmasuk diantaranya melaksanakan proses
74
administrasi dan menyediakan dana pelaksanaan kegiatan sebesar (jumlah dana) sesuai yang dipersyaratkan. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Kepala Daerah (nama daerah)
(_____________________________)
Tembusan Yth. 1. Menteri Keuangan, Jakarta 2. Menteri Dalam Negeri, Jakarta 3. Menteri (Kementerian Negara/Lembaga pengusul kegiatan), di
Jakarta 4. Pertinggal
C.3. Surat Persetujuan Direksi BUMN Calon Penerima
Penerushibahan
CONTOH
N
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Persetuju
Kepada Yth.
Meneg PPN / Kep
Di Jakarta
Sehubungan denKementerian Negasurat) Tanggal (t(nama BUMN) b(nama kegiatan)Negara/Lembaga), negeri. Untuk memperlBUMN) akan mtermasuk diantarmenyediakan dansesuai yang diper
KOP SURAT BUM
75
(nama tempat), (tanggal)
an Penerushibahan Luar Negeri
ala Bappenas
gan surat Menteri/Pimpinan Lembaga (nama ra/Lembaga) No. (nomor surat) Perihal (perihal anggal surat), bersama ini disampaikan bahwa ersedia dan mampu melaksanakan kegiatan yang diusulkan oleh (Kementerian sebagai kegiatan penerushibahan pinjaman luar
ancar pelaksanaan kegiatan tersebut, (nama emenuhi persyaratan yang telah ditentukan, anya melaksanakan proses administrasi dan a pelaksanaan kegiatan sebesar (jumlah dana)
syaratkan.
76
Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Direksi (nama BUMN)
(_____________________________)
Tembusan Yth. 1. Menteri Negara Pembinaan BUMN 2. Menteri Keuangan, Jakarta 3. Menteri/Pimpinan Lembaga (Kementerian Negara/Lembaga
pengusul kegiatan), di Jakarta 4. Pertinggal
C.4. Surat Persetujuan Menteri BUMN untuk BUMN
Calon Penerima Penerushibahan CONTOH
N
Nomor :
Lampira
Perihal :
BUMN)
Kepada
Meneg P
Di Jakar
SehubunKementersurat) TaNo. (nombersamaPembinakegiatan)pengusulpenerush Demikia
KOP SURAT Kementerian BUM
77
(nama tempat), (tanggal)
n :
Persetujuan Penerushibahan Luar Negeri Kepada (nama
Yth.
PN / Kepala Bappenas
ta
gan dengan surat Menteri/Pimpinan Lembaga (nama ian Negara/Lembaga) No. (nomor surat) Perihal (perihal nggal (tanggal surat), dan Surat Direksi (nama BUMN) or surat) Perihal (perihal surat) Tanggal (tanggal surat),
ini disampaikan bahwa Kementerian Negara an BUMN dapat menyetujui pelaksanaan kegiatan (nama yang diusulkan oleh (Kementerian Negara/Lembaga kegiatan), sebagai kegiatan dengan sumber dana berupa ibahan kepada (nama BUMN)
n atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
78
Menteri Negara Pembinaan
BUMN
(_____________________________)
Tembusan Yth. 1. Menteri Keuangan, Jakarta 2. Menteri/Pimpinan Lembaga (Kementerian Negara/Lembaga
pengusul kegiatan), di Jakarta 3. Direksi BUMN (nama BUMN) 4. Pertinggal
C.5. Surat Persetujuan DPRD Untuk Penerusan
Pinjaman Atas Usulan Pemerintah Daerah
CONTOH
D
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Persetuju
Kepada Yth.
Meneg PPN / Kep
Di Jakarta
Sehubungan dendaerah) No. (nomosurat), dengan ini menyetujui usulaPemerintah Daeradengan rencana an Sehubungan denmendukung selumemperlancar ppengalokasian da
KOP SURAT DPR
79
(nama tempat), (tanggal)
an Pengusulan Pinjaman Luar Negeri
ala Bappenas
gan surat Gubernur/Bupati/Walikota (nama r surat) Perihal (perihal surat) Tanggal (tanggal disampaikan bahwa DPRD (nama daerah) dapat n penerusan pinjaman luar negeri kepada h (nama daerah) untuk kegiatan (judul kegiatan) ggaran sebesar (jumlah perkiraan anggaran)
gan hal tersebut, DPRD (nama daerah) akan ruh upaya-upaya yang diperlukan untuk elaksanaan kegiatan tersebut, termasuk
na pelaksanaan termasuk dana pendamping
80
dan pengembalian pinjaman sesuai dengan persyaratan penerusan pinjaman. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Ketua
(_________________________)
Sekretaris
(_____________________)
Tembusan Yth. 1. Menteri Keuangan, Jakarta 2. Menteri Dalam Negeri, Jakarta 3. Gubernur/Bupati/Walikota (nama daerah) di (nama tempat) 4. Pertinggal
C.6. Surat Persetujuan Menteri BUMN Untuk Penerusan
Pinjaman BUMN
CONTOH
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Persetujuan Pe
Kepada Yth.
Meneg PPN / Kepala B
Di Jakarta
Sehubungan dengan surat) Perihal (perihal kajian atas proposal dabahwa Kementerian Nusulan rencana penerBUMN) untuk membia Sehubungan denganpelaksanaan kegiatan mengalokasikan dana
KOP SURAT
81
(nama tempat), (tanggal)
ngusulan Pinjaman Luar Negeri
appenas
surat Direksi (nama BUMN) No. (nomor surat) Tanggal (tanggal surat), berdasarkan ri (nama BUMN), dengan ini disampaikan
egara Pembinaan BUMN dapat menyetujui usan pinjaman luar negeri kepada (nama yai kegiatan (judul kegiatan).
hal tersebut, untuk memperlancar pinjaman luar negeri, (nama BUMN) akan pelaksanaan kegiatan termasuk dana
82
pendamping dan akan mengembalikan pinjaman sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Menteri Negara Pembinaan BUMN
(_________________________) Tembusan Yth.
1. Menteri Keuangan, Jakarta 2. Direksi (nama BUMN) 3. Pertinggal
top related