2. usulan teknis

143
PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 1 BAGIAN - A DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN A. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN 1. UMUM Perusahaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN pada awal didirikan pada Tahun 2006 merupakan inisiatif dari beberapa kelompok pengajar yang bergerak dalam bidang biro jasa penelitian dalam rangka menyingkapi prospek pembangunan dibidang keteknikan dan penelitian untuk menjawab tantangan era globalisasi pasca penyediaan tenaga kerja menjelang pasar bebas AFTA, CAFTA, APEK dan lainnya. Dinamika pembangunan saat ini merupakan dedikasi utama untuk mengoptimalkan sumberdaya manusia yang siap pakai dan handal, sehingga berpengaruh signifikan terhadap proses manajemen perusahaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN. Paradigma tersebut memberikan citra tersendiri khususnya dalam rangka menjalin kerjasama guna menghasilkan produk jasa layanan konsultansi yang maksimal serta layanan jasa profesionalisme dan keahlian dalam menangani program pembangunan nasional, regional dan lokal dengan kualifikasi jasa usaha non kecil (Gred 2). Visi PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN dalam memberikan layanan jasa konsultansi adalah: PROFESIONALISME DALAM BIDANG TATA LINGKUNGAN, SIPIL DAN ARSITEKTUR”. Segala bentuk hasil produk/pekerjaan layanan jasa konsultansi yang kami hasilkan akan berkiblat pada mutu dan kualitas untuk memuaskan para relasi dan pemberi kerja.

Upload: hasbullah-hasan

Post on 07-Feb-2016

834 views

Category:

Documents


325 download

DESCRIPTION

ustek RZWP3K Palopo

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 1

BAGIAN - A

DDAATTAA PPEENNGGAALLAAMMAANN PPEERRUUSSAAHHAAAANN

A. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN

1. UMUM

Perusahaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN pada awal didirikan

pada Tahun 2006 merupakan inisiatif dari beberapa kelompok pengajar

yang bergerak dalam bidang biro jasa penelitian dalam rangka

menyingkapi prospek pembangunan dibidang keteknikan dan penelitian

untuk menjawab tantangan era globalisasi pasca penyediaan tenaga kerja

menjelang pasar bebas AFTA, CAFTA, APEK dan lainnya.

Dinamika pembangunan saat ini merupakan dedikasi utama untuk

mengoptimalkan sumberdaya manusia yang siap pakai dan handal,

sehingga berpengaruh signifikan terhadap proses manajemen

perusahaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN. Paradigma tersebut

memberikan citra tersendiri khususnya dalam rangka menjalin

kerjasama guna menghasilkan produk jasa layanan konsultansi yang

maksimal serta layanan jasa profesionalisme dan keahlian dalam

menangani program pembangunan nasional, regional dan lokal dengan

kualifikasi jasa usaha non kecil (Gred 2).

Visi PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN dalam memberikan layanan

jasa konsultansi adalah:

“PROFESIONALISME DALAM BIDANG TATA LINGKUNGAN, SIPIL DAN

ARSITEKTUR”.

Segala bentuk hasil produk/pekerjaan layanan jasa konsultansi yang

kami hasilkan akan berkiblat pada mutu dan kualitas untuk memuaskan

para relasi dan pemberi kerja.

Page 2: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 2

2. PROFIL PERUSAHAAN

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN merupakan Konsultan Perencana,

Manajemen dan Pengawasan Pembangunan yang sejak berdirinya

senantiasa mendapat kepercayaan dari berbagai kalangan baik

pemerintah provinsi, kabupaten/kota maupun pihak swasta.

Kiprahnya yang selalu peduli terhadap upaya-upaya pemerintah dalam

rangka mempercepat laju pembangunan Kawasan Timur Indonesia

khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Hingga saat ini

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN senantiasa mendapat kepercayaan

dari pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah

kabupaten/kota antara lain, Dinas Tata Ruang dan Permukiman dalam

menangani berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dan

perencanaan khususnya yang terkait dengan Tata Ruang dan

permukiman meliputi kegiatan; penyusunan Rencana Tata Ruang, RTBL,

RPJP dan RPJM, penyiapan KASIBA/LISIBA dan pendampingan

pemberdayaan masyarakat perumahan swadaya murni dan

pemberdayaan masyarakat perumahan swadaya melalui fasilitas

perbankan serta proyek AMDAL.

Bahkan sampai saat ini PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN merupakan

salah konsultan di Sulawesi Selatan yang telah bergabung menjadi

Partner Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penanganan proyek NUSSP

melalui bantuan dana ADB.

Selain itu PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN, juga telah berkiprah

di seluruh Kabupaten/Kota hingga ke Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah

dan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak awal didirikan dan hingga saat ini

telah memberikan jasa layanan konsultansi berbagai macam pekerjaan,

mulai dari kegiatan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi,

Pemberdayaan Masyarakat, pengembangan Kawasan Kota dan Wilayah,

Bidang Perikanan dan Kelautan, Tata Ruang, Kehutanan dan

Pengawasan Teknik serta AMDAL dan UKL/UPL.

Page 3: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 3

Demi kedekatan pelayanan dan tuntutan para user/pengguna jasa

dibeberapa daerah, sampai saat ini PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

telah mengembangkan dan menjalin hubungan yang baik demi

pembangunan indonesia yang adil dan merata khususnya

di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

3. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Lingkup pekerjaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN sejak didirikan

pada dasarnya difokuskan pada usaha layanan jasa konsultansi

pembangunan meliputi; Bidang Tata Lingkungan, Sipil, Arsitektur dan

kegiatan usaha jasa konsultansi non konstruksi antara lain; penelitian

dan pemberdayaan masyarakat dan studi AMDAL. Struktur organisasi

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN dijelaskan pada skema berikut.

Page 4: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 4

STRUKTUR ORGANISASI PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

ADM. KEUANGAN

DIREKTUR

PEMBUKUAN

DEVISI PENELITIAN & MANAJEMEN

DEVISI STUDI KELAYAKAN

DEVISI PENGAWASAN TEKNIK

DEVISI PERENCANAAN

DEVISI AMDAL

Jalan / Jembatan Bangunan Cipta

Karya Irigasi Kota dan Wilayah Landscape Interior Kehutanan

Jalan / Jembatan Bangunan Cipta Karya Irigasi Instansi Mesin-Mesin Perpipaan Sarana & Prasarana

Transportasi

ESTIMATOR/DOKUMEN

DUKUMENTASI/ARSIP

Page 5: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 1

B. DAFTAR PENGALAMAN KERJA 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR Pengalaman perusahaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN sejak didirikan pada Tahun 2006, khususnya pada bidang Arsitektur dan Tata Lingkungan jasa perencanaan urban dapat dilihat pada tabel berikut.

No Nama Paket Pekerjaan

Bidang/Sub Bidang Pekerjaan

Lokasi Pemberi Tugas/Pengguna Jasa Kontrak Tanggal Selesai

Nama Alamat/ Telepon

No.Kontrak/ Tanggal

Nilai Kontrak (Rp) Kontrak B.A. Serah Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. TAHUN 2013

1 Penyusunan RTBL Kawasan Aeng Toa Kab. Takalar

Bidang Tata Lingkungan

Kab. Takalar Dinas PU Kab. Takalar Kab. Takalar 031/Pan/11/8/20

13 347.500.000 12 Agust 2013 Des 2013

2

Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung Kab. Maros

Bidang Arsitektur Kab. Takalar

Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan

Komp. PU Baddoka Makassar

21/K/PBLSS/2013 337.196.000 30 Maret

2013 Oktober 2013

3.

Penyusunan Kajian Perencanaan Pengembangan Wisata Sanrobengi Kab. Takalar

Bidang Tata Lingkungan

Kab. Takalar Bappeda Kab. Takalar Kab. Takalar 027/7064/Bapped

a/ 2013 148.555.000 28 Agustus 2013 Desember 2013

4

Penyusunan rencana detail kawasan pantai Galesong Utara Kabupaten Takalar

Bidang Tata Lingkungan

Kab. Takalar Bappeda Kab. Takalar Kab. Takalar 022/7023/Bapped

a/ 2013 90.000.000 23 Agustus 2013 Desember 2013

B. TAHUN 2012

1

Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung Kab. Takalar

Bidang Arsitektur Kab. Takalar

Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan

Komp. PU Baddoka Makassar

19/K/PBLSS/2012 343.890.000 25 April

2012 Nopember 2012

Page 6: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 2

2

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Voigan Kabupaten Bolaang Mangondow

Tata Lingkungan

Kab. Bolmog Bappeda Kab. Bomong Kota Lolak 021/Kontrak//VII

/2012 392.500.000,- Agust 2012 Nop. 2012

3

Penyusunan RTBL Kawasan Perkantoran Kota Mobangu

Tata Lingkungan

Kota Mobangu

Bappeda Kota Mobangu Kota Mobangu 018/Kont//PP/VII

/2012 439.450.000,- Juli 2012 Nop. 2012

C. TAHUN 2011

1

Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung Kab. Toraja Utara

Bidang Arsitektur

Kab. Toraja Utara

Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan

Komp. PU Baddoka Makassar

19/K/PBLSS/2011 343.890.000 27 Mei 2011 Oktober 2011

2

Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung Kab. Pinrang

Bidang Arsitektur Kab. Pinrang

Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan

Komp. PU Baddoka Makassar

18/K/PBLSS/2011 336.160.000 27 Mei 2011 Oktober 2011

3

Perencanaan Teknis, Manajemen Persampahan dan DED Kab. Majene

Tata Lingkungan

Kab. Majene

Kementerian Pekerjaan Umum Bidang PU Cipta Karya SATKER PPLP Sulbar

Kab. Mamuju 12/Kontrak/PPLP/V/2011 381.106.000 27 Mei 2011 22 Nopember 2011

4

Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kec. Panakkukang

Bidang Tata Lingkungan

Kota Makassar

Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar

Jl. Urip Sumoharjo Makassar

12/Kontrak/PPLP/V/2011 320.000.000 Oktober

2011 Desember 2011

5

Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Perdagangan Kota Polewali Kab. Polman

Bidang Tata Lingkungan

Kab. Polman

Dinas Tata Ruang & Permukiman Kab. Polman

Kab. Polman 12/Kontrak/PPLP/V/2011 148.800.000 September

2011 Desember 2011

Page 7: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 3

6

Penyusunan Kajian Potensi Ekonomi KAPET Parepare

Kota Parepare

Bappeda Kota Parepare Kota Parepare 027/1527/Bapped

a/18-03-2011 88.975.000 18 Maret 2011 18 Juni 2011

7

Kajian Daya Saing Unggulan Pengembangan Ekonomi Daerah

027/7064/Bappeda/31 Oktober 2011

49.000.000 31 Juli 2011 31 Oktober 2011

8

Rencana Teknis Tata Ruang Kawasan Kota Tanah Merah Kab. Bopen Digol

Tata Lingkungan

Kab. Boven Digol Bappeda Kota Batu

Merah II/101/RTR/Bappeda/2011 685.000.000 Juli 2011 Desember 2011

D. TAHUN 2010

1

Penyusunan Peraturan Bangunan Setempat (PBS) Kota Unaaha Kab. Konawe

Bidang Arsitektur Kota Unaaha

Dinas Tata Ruang, Permukiman & Kebersihan

Jln. A. Yani No. 23 Unaaha

001/3/SPMK-Kontrak/VI/2010 18 Juni 2010

321.5400.000. 16 Desember 2010 16 Desember 2010

2

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Wajo

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Wajo Dinas Tata Ruang & Kebersihan

Jl. Lamaddukelleng No. 1 Sengkang

602.1/242.1/TRKP Tgl 7 Mei 2010 73.500.000 07 Mei 2010 September 2010

3

Penyusunan Master Plan Drainase Kota Sungguminasa

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Gowa Dinas Pekerjaan Umum

Jl. Tumanurung No. 2 Sungguminasa

1/DPU-GW/KONT-PMPD/VI/2010

119.350.000 15 Juni 2010 13 Oktober 2010

4

Pemetaan Kondisi Jalan dan Drainase Kawasan perumahan dan Permukiman Kota Kab. Maros

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Maros Dinas Tata Ruang & Perumahan

Jl. Bougenville Maros

04/KPBJ/SP/PP/DTRP-DAU/VII/2010

74.000.000 19 Juli 2010 19 Oktober Masyarakat2010

5

Studi Pengembangan Pengelolaan Lingkungan Terpadu Berbasis Masyarakat

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Majene

Kantor Lingkungan Hidup Kab. Majene

Kab. Majene 240/A.7/KLDH/VII/2010 172.535.000 30 Juli 2010 26 Nop. 2010

Page 8: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 4

6 Pendampingan Fisik Tradisional Kab. Bulukumba

Bidang Sipil Jasa Inspeksi Teknis

Bulukumba Dinas Tata Ruang &

Permukiman SulSel

Nomor : 620/10/WAS-SPB/DPUK-BM/VI/2010

79.500.000,- Juni 2010 Des 2010

7

Pengawasan Teknis

Peningkatan Jalan Ruas Kab Mamuju

)

Bidang Sipil Jasa Inspeksi Teknis

Soppeng Dinas PU Soppeng

Nomor : 620/10/WAS-SPB/DPUK-BM/VI/2010

43.500.000,- Agust 2010 Des 2010

E. TAHUN 2009

1

Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung Kota Weda Kab. Halmahera Tengah

Bidang Arsitektur Kota Weda

Dinas Pekerjaan Umum

Jln. Pendidkan No. 1

027/Kontrak/PU/VII/2010 08 Juli 2010

342.320.000 08 Desember 2010 08 Desember 2010

2

Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan di Daerah Kab. Pangkep

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Pangkep

Dinas Tarkim Prov. Sulsel

Jl. Pettarani No. 91, Makassar

056/365/Bangkim 19 Maret 2009

97.845.000 17 Juni 2009 16 Juni 2009

3

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Wajo

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Wajo Dinas Tata Ruang & Kebersihan

Jl. Lamaddukelleng No. 1 Sengkang

602.1/638/TRKP 14 Oktober 2009 273.790.000 25 Desember

2009 20 Desember 2009

4 Penyusunan Data Base Rumah Tidak Layak Huni

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Maros Dinas Tata Ruang & Perumahan

Jl. Bougenville Maros

03/KPJK/DTRP-DAU/IV/09 14 April 2009

59.500.000 05 Agustus 2009 02 Agustus 2009

5

Pengawasan Teknis

Peningkatan Jalan Ruas Kab Mamuju

Bidang Sipil

Jasa Inspeksi Teknis

Kab.Luwu Dinas pu Kab.Mamuju

Nomor : 620/19/WAS-SPB/DPUK-

BM/VIII/2009

43.500.000 Agust 2009 Des 2009

F. TAHUN 2008

1

Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan

Tata Lingkungan Perencanaa

Kabupaten Takalar

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab.

Jl. Syech Yusuf No. 02 takalar

050/245 J1/VIII/2008 79.620000 25 Oktober

2008 25 Oktober 2008

Page 9: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 5

Daerah (SKPD)

n Urban Takalar

2

Rencana Detail Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil Kec. Samboja Kab. Kutai Kartanegara

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Kutai Kartanegara

Dinas Perikanan dan Kelautan Prov, Kalimatan Timur

Kec. Samboja Kab. Kutai Kartanegara

935/DTPK2P-1/009/2008 8 Mei 2008 s/d 3 Desember 2008

218.600.000,- 25 Nopember 2008 25 Nopember 2008

3

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ibukota Kec. Tongauna Kab. Konawe

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Konawe

Bappeda Kab. Konawe Kab.Konawe

Nomor : 23/SP/K-DAK/V/2008 07 Mei 2008

124.750.000,- 07 Desember 2008 07 Desember 2008

4

Pengadaan Jasa Pelatihan Intensifikasi Lahan Pekarangan UPT Mahalona Kab. Luwu Timur

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Luwu Timur

Dinas Trnasmigrasi Prov. SulSel

Kab. Luwu Timur

020.b/Kontrak/V/2008 22 Mei 2008

89.950.000 10 Agustus 2008 10 Desember 2008

5 Pengawasan supervise Teknis

Bidang Arsitektur Jasa Teknis Pra Desain Arsitektur

Kota Masamba

Dinas Pekerjaan Umum Kab. Luwu Timur

Jln. Simpurusiag No. 27 Masamba

032/17/22/SPMK-Kontrak/DPU/2008 15 September

17.892.000.00 12 Desember 2008 12 Desember 2008

6

Perencanaan teknis Pembangunan tanggul tembok Penahan kab. mamuju

Bidang Arsitektur Jasa Teknis Pra Desain Arsitektur

Kab. Mamuju

Dinas Kesejatraan umum Kab Mamuju

Jln. Station No 17 Mamuju

610/01a/KPA-DPU-AIR/2008 20 Februari 2008

25.7000.000 15 Maret 2008 15 Maret 2008

7

Pengawasan Pembangunan Rumah Jabatan DPRD kab. Sul-Bar

Bidang Arsitektur Jasa Teknis Pra Desain

Provinsi Sulbar

Bappeda Sul-bar

Jln. Ahmad Yani No. 01 Sul-Bar

020.b/Kotrak/V/2008 22 Mei 2008

89.500.000 10 Agustus 2008 10 Agustus 2008

8

Perencanaan Teknis Pembangunan Sumur Air Tanah

Bidang Arsitektur Jasa Teknis Pra Desain Arsitektur

Kab. Luwu

Dinas Tata Ruang & Permukiman Kab.Luwu

Jl Jendral Sudirman No. 10 Belopo

Nomor : 01/KONT-PTPS/TARKIM/III/2007 Tanggal 27 Maret 2007

95.000.000 27 Maret 2007 27 Mei 2008

9 Perencanaan Teknis

Bidang Arsitektur Kab.Luwu Dinas Tata

Ruang & Jl Jendral Sudirman No.

Nomor : 001/SPP/TARKIM 11.500.000 23 Feb 2007 23 Maret 2008

Page 10: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 6

Pembangunan Batas kota Belopa Sebelah Selatan

Jasa Teknis Pra Desain Arsitektur

Permukiman 10 Belopo /BATAS KOTA/II/2007

10

Supervisi/Pengawasan Fasilitas Pembangunan Prasarana dan Sarana Permukiman Berbasis Masyarakat (NUSSP)

Bidang Sipil Jasa

Inspeksi Teknis

Kab.Luwu Dinas Tata Ruang &

Permukiman Kab.Luwu

Nomor : 001/SPB/TRP/SU

PERVISI-NUSSP/IX/2008

8 September 2008

20.000.000 17 Nov 2008 15 Nov 2008

11

Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Ruas Jl. Tobadak II – III – IV Kab Mamuju

Bidang Sipil Jasa

Inspeksi Teknis

Kab.mamuju Dinas PU dan

Kipraswil Kab.Mamuju

Kab.Mamuju

Nomor : 620/10/WAS-SPB/DPUK-BM/VI/2008

66.250.000 18 Juni 2008 18 Oct 2008

12

Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Lapen Ruas Jl.Dalam Kota Pangale dan Jl.Negara Dato (lanjutan) Kab.Mamuju

Bidang Sipil Jasa

Inspeksi Teknis

Kab.Mamuju Dinas PU dan

Kipraswil Kab.Mamuju

Kab.Mamuju

Nomor : 620/19/WAS-SPB/DPUK-BM/VI/2008

59.300.000 18 Juni 2008 18 Oct 2008

G. TAHUN 2007

1

Penyusunan dan Analisis Data /informasi pengolahan ruang terbuka Hijau Kota Palopo.

Tata Lingkungan Perencanaan Urban/ Arsitektur Lanskape

Kota Palopo

Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo

Kota Palopo

Nomor : 06/KONT PPK.BLHD/IX/2007 28 Sep 2007

132.500.000 12 Des 2007 12 Des 2007

2

Penyusunan Rencana Tindak Komunitas (CAP) Salupareman

Bidang Tata

Lingkungan

Kab.Luwu Dinas Tata Ruang &

Permukiman Kab.Luwu

Nomor : 002/SPP/PPTK-

TRP/NUSSP/II/2007

119.250.000 12 Feb 2007 12 Juni 2007

3

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Konawe

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Konawe

Bappeda Kab. Konawe Kab.Konawe

Nomor : 050/04/RTRW/KONT/BAPPEDA/V/2007 07 Mei 2007

435.850.000 5 Nopember 2007 5 Nopember 2007

Page 11: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 7

4

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Walenrang Timur Kab.Luwu

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kab. Luwu

Dinas Tata Ruang & Permukiman Kab.Luwu

Kab.Luwu

Nomor : 003/KONT-RTRK/TARKIM/II/2007 12 Feb.2007

94.500.000 12 Juni 2007 12 Juni 2007

5

Pengawasan Penimbunan halaman Kantor Camat Kamanre dan Rumah Adat

Bidang Sipil

Jasa Inspeksi Teknis

Kab.Luwu Dinas Tata Ruang &

Permukiman Kab.Luwu

Nomor : 002/SPP/PPTK-

TRP/SUPERVISI/V/2007

4.000.000 7 Mei 2007 7 Jul 2007

6

Pengawasn Teknis Jaringan Irigasi Kec. Tappalang Kab. Mamuju

Bidang Sipil

Jasa Inspeksi Teknis

Kab.Mamuju Dinas PU & Praswil Kab.

Mamuju Kab. Mamuju

Nomor : 06/SPP/PPTK-

DPUK/VII/2007 17.5560.000 09 Juli 2007 24 Okt 2007

H. TAHUN 2006

1

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Belopa

Tata Lingkungan Perencanaan Teknis

Kota Belopo

Dinas Tata Ruang Dan Permukiman Kab. Luwu timur

Jl. Jend Sudirman No. 10 Belopa

001/SPP/TRP/MPD/VI/2006 1 Juli 2006

120.500.00 12 September 2006

12 September 2006

2

Penyusunan rencana detail Tata Ruang kawasan Wisata Buntu Matabing Kab. Luwu

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Kiab. Luwu

Dinas Tata Ruang Dan Permukiman Kab. Luwu timur

Jl. Jend Sudirman No. 10 Belopa

003/SPP/TRP/KDTW/VI/2006 5 Juli 2006

142.3000.00 3 Seoptember 2006

3 Seoptember 2006

Page 12: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 8

C. DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS, 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

NO PENGGUNA JASA /SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJAAN LINGKUP LAYANAN PERIODE ORANG BULAN NILAI KONTRAK MITRA

KERJA 1 2 3 4 5 6 7 8

1

Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan

Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung Kab. Maros Bidang Arsitektur 05 April 2012 42 MM 322.562.000 -

2 Dinas pekerjaan Umum Kab. Takalar.

Penyusunan RTBL Aeng Toa Kab. Takalar Bidang Arsitektur 12 Agust 2013 42 MM 347.500.000 -

3

Badan Perencanaan pembangunan Daerah Kab. Takalar

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Pesisir Galut Bidang Tata Lingkungan 23 Agust 2013 30 MM 90.000.000 -

4

Badan Perencanaan pembangunan Daerah Kab. Takalar

Penyusunan Kajian Perencanaan Pengembangan Wisata Sanrobengi Kab. Takalar

Bidang Tata Lingkungan 28 Agust 2013 30 MM 148.000.000 -

5 BAPPEDA Kab. Bolaang Mongondow

Penyusunan RDTR Kota Poigar Kab. Bolaang Mongondow Tata Lingkungan Agustus 2012 30 MM 392.500.000 -

6

Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan

Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung Kab. Toraja Utara Bidang Arsitektur 27 Mei 2011 42 MM 343.890.000 -

7 Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan &

Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung Kab. Pinrang Bidang Arsitektur 27 Mei 2011 42 MM 336.160.000 -

Page 13: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 9

Lingkungan

8

Kementerian Pekerjaan Umum Bidang PU Cipta Karya SATKER PPLP Sulbar

Perencanaan Teknis, Manajemen Persampahan dan DED Kab. Majene Tata Lingkungan 27 Mei 2011 48 MM 381.106.000 -

9 Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar

Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kec. Panakkukang

Bidang Tata Lingkungan Oktober 2011 42 MM 320.000.000 -

10 Dinas Tata Ruang & Permukiman Kab. Polman

Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Perdagangan Kota Polewali Kab. Polman

Bidang Tata Lingkungan September 2011 28 MM 148.800.000 -

11 Bappeda Kota Parepare

Penyusunan Kajian Potensi Ekonomi KAPET Parepare 18 Maret 2011 20 MM 88.975.000 -

12 Bappeda Kab. Bolmong

Kajian Daya Saing Unggulan Pengembangan Ekonomi Daerah 31 Juli 2011 49.000.000 -

13 Kab. Bopen Digol Rencana Teknis Tata Ruang Kawasan Kota Batu Merah Kab. Bopen Digol Tata Lingkungan Juli 2011 56 MM 685.000.000 -

14

Dinas Tata Ruang, Permukiman dan Kebersihan Kab. Konawe

Penyusunan Peraturan Bangunan Setempat (PBS) Tata Lingkungan Juni 2010 48 MM 321.540.000 -

15 Dinas Pekerjaan Umum kab. Gowa

Penyusunan Master Plan Drainase Kota Sungguminasa Bidang Arsitektur Juni 2010 30 MM 119.350.000 -

16 Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kab. Maros

Pemetaan Kondisi Jalan dan Drainase Kawasan Perumahan dan Permukiman Kota Kab. Maros.

Tata Lingkungan Juli 2010 20 MM 74.000.000 -

17 Dinas Tataa Ruang, Kebersihan dan Pasar

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Wajo (Lanjutan) Bidang Arsitektur Mei 2010 20 MM 73.500.000 -

18 Dinas Tarkim Prov. Sulsel

Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan di Daerah Kab. Pangkep

Tata Lingkungan Perencanaan Urban Maret 2009 26 MM 97.845.000 -

19 Dinas Tata Ruang kebersihan & Pasar Kab. wajo

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Wajo

Tata Lingkungan Perencanaan Urban Mei 2009 48 MM 273.790.000 -

Page 14: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 10

20 Dinas Tata Ruang kab. 16Mamuju Utara

Penyusunan Rencana Tata Ruang Ibukota Kecamatan di Mamuju Utara

Tata Lingkungan Perencanaan Urban Juni 2009 30 MM 147.790.000,- -

21 Dinas tata Ruang dan Perumahan Kab. Maros

Penyusunan Data Base Rumah Tidak Layak Huni

Tata Lingkungan Perencanaan Urban April 2009 12 MM 59.500.000 -

22

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Takalar

Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

(SKPD)

Tata Lingkungan Perencanaan Urban Agustus 2008 18 MM 79.620000 -

23 Dinas Perikanan dan Kelautan Prov, Kalimatan Timur

Rencana Detail Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil Kec. Samboja Kab. Kutai Kartanegara

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Mei – Desemberr 2008 28 MM 218.600.000,- -

24 Bappeda Kab. Konawe Prov. Sultra

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ibukota Kec. Tongauna Kab. Konawe

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Mei 2008 24 MM 124.750.000,- -

25 Dinas Trnasmigrasi Prov. Sul-Sel

Pengadaan Jasa Pelatihan Intensifikasi Lahan Pekarangan UPT Mahalona Kab. Luwu Timur

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Mei 2008 20 MM 89.950.000 -

26 Bappeda Kab. Konawe

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Konawe

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Mei 2007 34 MM 435.850.000 -

27 Dinas Tata Ruang & Permukiman Kab.Luwu

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Walenrang Timur Kab.Luwu

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Pebruari 2007 14 MM 94.500.000 -

28 Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo

Penyusunan dan Analisis Data /informasi pengolahan ruang terbuka Hijau Kota Palopo.

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

September 2007 24 MM 132.500.000 -

29 Dinas Tata Ruang Dan Permukiman Kab.Luwu

Perencanaan Rencana Tindak Komunitas/Community Action Plan (CAP) Desa Salu Paremang Kec.Kamanre

Tata Lingkungan Perencanaan Urban

Pebruari 2007 18 MM 119.250.000 -

Page 15: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 11

30 Dinas Tata Ruang Dan Permukiman Kab. Luwu timur

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Belopa

Tata Lingkungan Perencanaan Urban Juli 2006 15 MM 120.500.00 -

31 Dinas Tata Ruang Dan Permukiman Kab. Luwu timur

Penyusunan rencana detail Tata Ruang kawasan Wisata Buntu Matabing Kab. Luwu

Tata Lingkungan Perencanaan Urban Juli 2006 10 MM 42.3000.00 -

Page 16: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 12

D. URAIAN PENGALAMAN KERJA 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

1. Pengguna Jasa : Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan) 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Maros 3. Nilai Kontrak : Rp. 322.562.000 4. Nomor Kontrak : 21/K/PBLSS/2013 5 Periode : 30 Maret 2013 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Bangunan 1 b. Ahli Teknik PWK Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat rumusan konsep karakteristik, potensi dan permasalahan terkait kondisi bangunan c. Merumuskan naskah akdemik berisi materi teknis dan draft renperda BG

Page 17: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 13

1. Pengguna Jasa : Penyusunan RDTR Kawasan Pesisir Galut 2. Lokasi Proyek : Kab. Takalar 3. Nilai Kontrak : Rp. 90.000.000 4. Nomor Kontrak : 021/Kontrak/VIII/2013 5 Periode : Agusutus 2013 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Merencanakan delineasi kawasan perencanaan pada Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) c. Merekomendasikan kawasan perencanaan yang prioritas penanganannya

Page 18: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 14

1. Pengguna Jasa : Penyusunan RTBL Aeng Toa Kab. Takalar 2. Lokasi Proyek : Kab. Takalar 3. Nilai Kontrak : Rp. 347.500.000 4. Nomor Kontrak : 031/Pan/11/8/2013 5 Periode : Agusutus 2013 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Merencanakan delineasi kawasan perencanaan pada Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) c. Merekomendasikan kawasan perencanaan yang prioritas penanganannya

Page 19: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 15

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Kajian Perencanaan Pengembangan Wisata Sanrobengi Kab. Takalar 2. Lokasi Proyek : Kab. Takalar 3. Nilai Kontrak : Rp. 148.555.000 4. Nomor Kontrak : 027/7064/Bappeda/ 2013 5 Periode : Agusutus 2013 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Merencanakan delineasi kawasan perencanaan c. Merekomendasikan kawasan perencanaan yang prioritas penanganannya

Page 20: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 16

1. Pengguna Jasa : Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan) 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Takalar 3. Nilai Kontrak : Rp. 322.562.000 4. Nomor Kontrak : 19/K/PBLSS/ 2012 5 Periode : 05 April 2012 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Bangunan 1 b. Ahli Teknik PWK Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat rumusan konsep karakteristik, potensi dan permasalahan terkait kondisi bangunan c. Merumuskan naskah akdemik berisi materi teknis dan draft renperda BG

Page 21: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 17

1. Pengguna Jasa : Penyusunan RDTR Kota Poigar Kab. Bolmong 2. Lokasi Proyek : Kota Poigar, Kabupaten Bolmong 3. Nilai Kontrak : Rp. 392.500.000 4. Nomor Kontrak : 021/Kontrak/VIII/2012 5 Periode : Agusutus 2012 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Merencanakan delineasi kawasan perencanaan pada Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) c. Merekomendasikan kawasan perencanaan yang prioritas penanganannya

Page 22: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 18

1. Pengguna Jasa : Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Toraja Utara 3. Nilai Kontrak : Rp. 343.890.000 4. Nomor Kontrak : 19/K/PBLSS/ 2011 5 Periode : 27 Mei 2011 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 23: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 19

1. Pengguna Jasa : Kementerian PU Bidang Cipta Karya (Satker Penataan Bangunan & Lingkungan 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Pinrang 3. Nilai Kontrak : Rp. 336.160.000 4. Nomor Kontrak : 18/K/PBLSS/2011 5 Periode : 27 Mei 2011 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 24: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 20

1. Pengguna Jasa : Kementerian Pekerjaan Umum Bidang PU Cipta Karya SATKER PPLP Sulbar 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Polewali Mandar 3. Nilai Kontrak : Rp. 381.106.000 4. Nomor Kontrak : 12/Kontrak/PPLP/V/2011 5 Periode : 27 Mei 2011 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 25: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 21

1. Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar 2. Lokasi Proyek : Kota Makassar 3. Nilai Kontrak : Rp. 320.000.000 4. Nomor Kontrak : 09/SPMK/DTB-MKS/X/2011 5 Periode : Oktober 2011 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 26: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 22

1. Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang & Permukiman Kab. Polman 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Polewali Mandar 3. Nilai Kontrak : Rp. 148.800.000 4. Nomor Kontrak : 14/Kontrak/DTRP/IX/2011 5 Periode : September 2011 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 27: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 23

1. Pengguna Jasa : Bappeda Kota Parepare 2. Lokasi Proyek : Kota Parepre 3. Nilai Kontrak : Rp. 88.975.000 4. Nomor Kontrak : 027/1527/Bappeda/18-03-2011 5 Periode : 18 Maret 2011 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 28: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 24

1. Pengguna Jasa : Bappeda Kab. Bopen Digol 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Bopen Digol 3. Nilai Kontrak : Rp. 685.000.000 4. Nomor Kontrak : II/101/RTR/Bappeda/2011 5 Periode : Juli 2011 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 29: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 25

1. Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang, Permukiman & Kebersihan 2. Lokasi Proyek : Kota Unaaha 3. Nilai Kontrak : Rp. 321.5400.000 4. Nomor Kontrak : 001/3/SPMK-Kontrak/VI/2010, 18 Juni 2010 5 Periode : 18 Juni 2010 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 30: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 26

1. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum 2. Lokasi Proyek : Kota Weda 3. Nilai Kontrak : Rp. 342.320.000 4. Nomor Kontrak : 027/Kontrak/PU/VII/2010, 08 Juli 2010 5 Periode : 08 Juli 2010 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 31: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 27

1. Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kabupaten Maros 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Maros 3. Nilai Kontrak : Rp. 74.000.000 4. Nomor Kontrak : 04/SPMK/SP/DTRP-DAU/VII/2010 5 Periode : Juli 2010 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 32: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 28

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Wajo (lanjutan) 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Wajo 3. Nilai Kontrak : Rp. 73.500.000 4. Nomor Kontrak : 602.1/242.1/TRKP 5 Periode : Mei 2010 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 33: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 29

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Wajo 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Wajo 3. Nilai Kontrak : Rp. 273.790.000,- 4. Nomor Kontrak : 602.1/638/TRKP 5 Periode : Okt 2009 - Desember 2009 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 34: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 30

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Pangkep 3. Nilai Kontrak : Rp. 97.845.000,- 4. Nomor Kontrak : 056/365/Bangkim 5 Periode : 19 Maret 2009 – 16 Juni 2009 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 d. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 35: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 31

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Ibukota Kecamatan di Mamuju Utara 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Mamuju Utara 3. Nilai Kontrak : Rp. 147.790.000,- 4. Nomor Kontrak : 602.1/638/TRKP 5 Periode : Juni 2009 - Desember 2009 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia - OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 36: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 32

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Data Base Rumah Tidak Layak Huni 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Maros 3. Nilai Kontrak : Rp. 59.500.000,- 4. Nomor Kontrak : 03/KPJK/SP/DTRP-DAU/IV/09 5 Periode : 14 april 2009 – 05 Agustus 2009 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia - OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 c. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1

Uraian Pekerjaan : Perencanaan Kota 1 a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 37: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 33

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SKPD) 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Takalar 3. Nilai Kontrak : Rp. 79.620.000,- 4. Nomor Kontrak : 050/245 J1/VIII/2008 5 Periode : Mei 2008 - Agustus 2008 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia - OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 c. Ahli Sosial Pemberdayaan 1

Uraian Pekerjaan : a. Mengkoordinir tim secara terus-menerus sampai berakhirnya pekerjaan b. Membuat kajian ekonomi untuk penanggulangan kemiskinan c. Merekomendasikan metode dan tata cara pemberdayaan masyarakat menanggulangi kemiskinan di daerah

Page 38: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 34

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Konawe 2. Lokasi Proyek : Kab. Konawe 3. Nilai Kontrak : Rp. 435.850.000,- 4. Nomor Kontrak : Nomor : 050/04/RTRW/KONT/BAPPEDA/V/2007 5 Periode : Mei 2007-Desember 2007 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia - OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -. OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1 Uraian Pekerjaan :

a. Merekomendasi struktur tata ruang kawasan perkotaan b. Membuat analisis tapak kawasan perencanaan c. Menghitung kebutuhan prasarana dan sarana kawasan perencanaan d. Membuat data atribut dan peta digitasi kawasan perencanaan e. Melaksanakan sosialisasi dan membuat kajian social budaya penduduk f. Menghitung kelayakan ekonomi kota g. Merumuskan kajian rona awal lingkungan dan kemungkinan dampak penting yang ditimbulkan pasca konstruksi h. Membuat RANPERDA tentang RTRKP

Page 39: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 35

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan Walenrang Timur Kab.Luwu 2. Lokasi Proyek : Kecamatan Walenrang Timur Kab.Luwu 3. Nilai Kontrak : Rp. 94.500.000,- 4. Nomor Kontrak : Nomor : 003/KONT-RTRK/TARKIM/II/2007 12 Feb.2007 5 Periode : Februari 2007-Juni 2007 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia - OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -. OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli GIS GIS 1 e. Ahli Sosial Budaya Sosial Budaya 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 g. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 h. Ahli Hukum/Kelembagaan Hukum/Kelembagaan 1 Uraian Pekerjaan :

a. Merekomendasi struktur tata ruang kawasan perkotaan b. Membuat analisis tapak kawasan perencanaan c. Menghitung kebutuhan prasarana dan sarana kawasan perencanaan d. Membuat data atribut dan peta digitasi kawasan perencanaan e. Melaksanakan sosialisasi dan membuat kajian social budaya penduduk f. Menghitung kelayakan ekonomi kota g. Merumuskan kajian rona awal lingkungan dan kemungkinan dampak penting yang ditimbulkan pasca konstruksi h. Membuat RANPERDA tentang RTRKP

Page 40: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 36

1. Pengguna Jasa : Penyusunan dan Analisis Data /informasi pengolahan ruang terbuka Hijau Kota Palopo 2. Lokasi Proyek : Kota Palopo 3. Nilai Kontrak : Rp. 132.500.000,- 4. Nomor Kontrak : Nomor : 06/KONT PPK.BLHD/IX/2007 28 Sep 2007 5 Periode : September 2007-Desember 2007 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia - OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -. OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 Uraian Pekerjaan :

a. Merekomendasikan model untuk taman kota b. Merencanakan model dan bentuk arsitektur taman kota c. Menghitung RAB taman kota untuk implementasi

Page 41: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 37

1. Pengguna jasa : Perencanaan Rencana Tindak Komunitas/Community Action Plan (CAP) Desa Salu Paremang Kec.Kamanre 2. Lokasi Proyek : Kecamatan Kamanre Kab. Luwu 3. Nilai Kontrak : Rp. 119.250.000,- 4. Nomor Kontrak : Nomor : 002/KONT TRP/CAP-NUSSP/II/2006 12 Feb 2007 5 Periode : Februari 2007-Juni 2007 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia - OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -. OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota 1 b. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 c. Ahli Arsitektur Design Arsitektur 1 d. Ahli Sosial Kelembagaan 1 e. Ahli Ekonomi Finansial dan Manajemen 1 Uraian Pekerjaan :

a. Merekomendasikan struktur tata ruang kawasan perencanaan b. Menghitung komponen biaya dan struktur bangunan c. Membuat design berdasarkan hasil rembug warga masyarakat d. Membuat kajian sosial budaya masyarakat e. Membuat analisis kelayakan investasi

Page 42: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 38

1. Pengguna Jasa : Penyusunan Masterplan Drainase Kota Belopa 2. Lokasi Proyek : Kab. Luwu 3. Nilai Kontrak : Rp. 120.500.00,- 4. Nomor Kontrak : 001/SPP/TRP/MPD/VI/2006 1 Juli 2006 5 Periode : Juli 2006-September 2006 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing – OB Tenaga Ahli Indonesia – OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencananaan Kota 1 b. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 c. Ahli Arsitektur Arsitektur 1 d. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 e. Ahli Sosial Kelembagaan 1 f. Ahli Drainase Drainase 1 Uraian Pekerjaan : a. Merumuskan program-program pembangunan system drainase perkotaan b. Merencanakan sistem drainase perkotaan c. Membuat design sistem drainase perkotaan d. Menyusunan rona awal lingkungan e. Membuat kelembagaan untuk pengelolaan sistem drainase perkotaan f. Merekomendasikan sistem dan pemodelan drainase untuk kawasan perkotaan

Page 43: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN 39

1. Pengguna Jasa : Penyusunan rencana detail Tata Ruang kawasan Wisata Buntu Matabing Kab. Luwu 2. Lokasi Proyek : Kabupaten Luwu 3. Nilai Kontrak : Rp. 141.000.00,- 4. Nomor Kontrak : 003/SPP/TRP/KDTW/VI/2006 5 Juli 2006 5 Periode : Juli 2006-September 2006 6. Nama Perusahaan Utama (Lead Firm) :

Alamat : - Negara Asal : -

7. Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing - OB Tenaga Ahli Indonesia - OB 8. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (Salah satu)

Asing Indonesia a. (nama perusahaan) -.OB -.OB b. (nama perusahaan) -.OB -.OB c. (nama perusahaan) -.OB -.OB d. (nama perusahaan) -.OB -.OB Tenaga ahli tetap yang terlibat : Posisi : Keahlian Jumlah Orang a. Team Leader Perencanaan Kota dan Wilayah 1 b. Ahli Teknik Arsitektur Urban Design 1 c. Ahli Teknik Sipil Prasarana dan Sarana 1 d. Ahli Lingkungan Pengelolaan Lingkungan 1 e. Ahli Sosial Kelembagaan 1 f. Ahli Ekonomi Ekonomi Perkotaan 1 Uraian Pekerjaan :

a. Merekomendasikan struktur tata ruang kawasan perencanaan berdasarkan segmentasi kawasan b. Membuat design Tata Ruang Kawasan Wisata c. Membuat analisis rona awal lingkungan d. Melaksanakan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat sekitar kawasan perencanaan e. Membuat analisis kelayakan investasi

Page 44: 2. Usulan Teknis
Page 45: 2. Usulan Teknis
Page 46: 2. Usulan Teknis
Page 47: 2. Usulan Teknis
Page 48: 2. Usulan Teknis
Page 49: 2. Usulan Teknis
Page 50: 2. Usulan Teknis
Page 51: 2. Usulan Teknis
Page 52: 2. Usulan Teknis
Page 53: 2. Usulan Teknis
Page 54: 2. Usulan Teknis
Page 55: 2. Usulan Teknis
Page 56: 2. Usulan Teknis
Page 57: 2. Usulan Teknis
Page 58: 2. Usulan Teknis
Page 59: 2. Usulan Teknis
Page 60: 2. Usulan Teknis
Page 61: 2. Usulan Teknis
Page 62: 2. Usulan Teknis
Page 63: 2. Usulan Teknis
Page 64: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

BAGIAN - B

TTAANNGGGGAAPPAANN DDAANN SSAARRAANN TTEERRHHAADDAAPP KKAAKK && PPEERRSSOONNIILL//

FFAASSIILLIITTAASS PPEENNDDUUKKUUNNGG DDAARRII PPPPKK

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pasal 5 menyatakan bahwa pengelolaan wilayah

pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan,

pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi manusia dalam memanfaatkan

Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta proses alamiah secara

berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan menjaga

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hasil dari perencanaan

pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terdiri atas Rencana Strategis,

Rencana Zonasi, Rencana Pengelolaan dan Rencana Aksi. Pasal 7 ayat 3 undang-

undang tersebut mengamanatkan bahwa pemerintah daerah wajib menyusun

semua rencana sebagaimana dimaksud sesuai dengan kewenangan masing-

masing.

Rencana yang memuat arahan pemanfaatan sumberdaya di Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi adalah RZWP-3-K Provinsi. Rencana zonasi

tersebut menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Wilayah

Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Sedangkan untuk norma, standar, dan pedomannya diatur dengan Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER. 16/MEN/2008

tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Dalam rangka penyusunan RZWP-3-K Kab/Kota serta mengacu pada

kebijakan tersebut di atas, maka perlu disusun pedoman penyusunan RZWP-3-K

Kab/Kota. Pedoman ini merupakan acuan bagi semua pihak terkait, baik kalangan

pemerintah, swasta maupun masyarakat pada umumnya dalam rangka

menyusunan RZWP-3-K Kab/Kota.

Page 65: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Sebagai Undang Undang No. 27 Tahun 2007 pasal 7 ayat 1, sebagaimana

telah diubah menjadi UU No, 1 2014. menyatakan bahwa perencanaan wilayah

pesisir dan pulau-pulau Kecil terdiri dari empat tahapan: (i) Rencana Strategis

(RS); (ii) Rencana Zonasi (RZ); (iii) Rencana Pengelolaan (RP); dan (iv) Rencana

Aksi Pengelolaan (RAP). Dalam rangka memastikan pembangunan berkelanjutan

di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil maka, diamanatkan agar pemerintah

daerah wajib menyusun semua rencana pengelolaan tersebut sesuai dengan

kewenangan masing-masing.

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K)

merupakan arahan pemanfaatan sumberdaya di WP3K. Perencanaan RZWP-3-K

disusun melalui pendekatan keterpaduan, yaitu dengan mengintegrasikan

kebijakan dengan perencanaan berbagai sektor pemerintahan secara horizontal

dan secara vertikal antara pemerintah dan pemerintah daerah dan

mengintegrasikan ekosistem darat dengan ekosistem laut berdasarkan masukan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kota Palopo terletak di antara 20 53’ 15” – 30 04’ 08” Lintang Selatan dan

1200 03’ 10” – 1200 14’ 34” Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebelah

barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu, sebelah selatan berbatasan dengan

Kabupaten Luwu, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja Utara. Kota Palopo juga memiliki 1

(satu) pulau kecil yaitu Pulau Libukang. Secara umum, luas wilayah Kota Palopo ±

258,13 km2 dengan panjang garis pantai ± 24 km2 dan memiliki luas laut ± 177

km2. Secara administrasi pemerintahan terdiri dari 9 wilayah kecamatan dan 48

kelurahan.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka Pemerintah Kota Palopo dalam hal ini

khususnya Dinas Kelautan dan perikanan pada Tahun Anggaran 2014

melaksanakan kegiatan Penyusunan Dokumen Awal Rencana Zonasi Wilayah

Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil di Kota Palopo sebagai tahap pertama, pada tahap

selanjutnya akan dilakukan tindak lanjut penyusunan RZWP-3-K.

Tanggapan dan pemahaman:

Tim konsultan memahami dasar pertimbangan pemerintah Kota Palopo

dalam mengambil kebijakan untuk penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir

Page 66: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo yang merupakan salah satu arahan kebijakan

strategis pemerintah daerah dalam peningkatan kawasan khususnya kawasan

pesisir. Pentingnya kebijakan ini tidak lain untuk peningkatan pemanfaatan dan

pengendalian ruang-ruang dalam lingkup pesisir selain itu penting juga untuk

pemberdayaan masyarakat pesisir dengan memanfaatkan sumberdaya pesisir

sebagai salah satu potensi dari lingkup perencanaan.

Pemahaman tim juga menanggapi kemajuan dan pertumbuhan serta

perkembangan kota Palopo yang merupakan pusat ibukota yang mengalami

peningkatan secara pesat. Sehingga dampak perkembangan perkotaan terimbas

diwilayah-wilayah hinterland terutama di wilayah pesisir. Hal ini menjadi strategi

pemerintah dalam penataan ruang kawasan pesisir. Lokasi strategis ini mampu

mendorong Kawasan pesisir Palopo menjadi salah satu kota pesisir dengan

pertimbangan lingkungan dan berkelanjutan di Kota Palopo.

Untuk itu dari pemahaman latar belakang dan maksud tujuan

pembangunan kawasan kota dan wilayah di Kota Palopo dengan adanya

penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo

ini maka pemerintah daerah Kota Palopo dapat melakukan 3 aspek penting dalam

perencanaan ruang yaitu perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu : Tersusunnya

Dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo

Tanggapan dan pemahaman:

Tim konsultan memahami dari penyusunan Zonasi kawasan pesisir ini

merupakan dasar pemikiran dari adanya UU kawasan pesisir dan mengambil

point penting yakni menciptakan kawasan pesisir yang harmonisasi antara

kepentingan pembangunan ekonomi dengan pelestarian sumberdaya pesisir,

mewujudkan keterpaduan pembangunan di wilayah pesisir dengan wilayah

daratannya, dan mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kab/kota

dengan wilayah sekitarnya.

Page 67: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

2. Sasaran Adapun Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :

a. Tersusunnya Laporan pendahuluan, fakta analisis dan laporan akhir

RZWP3K Kota Palopo.

b. Tersusunnya 12 (dua belas) dataset baik spasial maupun nonspasial, yang

terdiri dari :

1) Data Dasar

a. Terestrial

b. Bathimetri

2) BData Spasial dan Non SpasialTematik

a. Geologi dan Geomorfologi

b. Oseanografi

c. Penggunaan Lahan dan Status Lahan

d. Pemanfaatan Wilayah Dasar

e. Kesesuaian Lahan/Perairan dan Sumber Daya Air

f. Ekosistem Pesisir dan Sumber Daya Ikan

g. Infrastruktur

h. Demografi dan Sosial

i. Ekonomi Wilayah

j. Resiko Bencana dan Pencemaran.

Tanggapan dan Pemahaman:

Tim konsultan memahami pentingnya sasaran penyusunan dokumen ini dan

terpenting adalah tim konsultan memahami kewajiban konsultan untuk

menyelesaikan sesuai dengan keluaran yang telah diamanahkan oleh panitia

pengadaan dan terutama pemerintah Kota Palopo.

C. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN

Lokasi kegiatan adalah Kota Palopo, Sulawesi Selatan, dan wilayah perairan

sejauh 1/3 wilayah perairan Propinsi atau 4 mil, yang mencakup 5 (lima)

Page 68: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

kecamatan pesisir yaitu Kec. Wara Selatan, Wara Timur, Wara Utara, Bara dan

Telluwanua.

Tanggapan dan Pemahaman:

Lingkup wilayah perencanaan yang merupakan kawasan pesisir palopo ini akan

dikoordinasikan kembali oleh tim konsultan kepada tim teknis penyusunan

Rencana Zonasi pesisir palopo ini dalam hal batasan wilayah pesisir dalam hal ini

batas deliniasi kawasan perencanaan apakah berdasarkan batasan administrasi

atau batasan lainnya. Proses koordinasi tersebut akan disampaikan pada saat

kegiatan konsultasi publik laporan pendahuluan.

D. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN

TENAGA AHLI

Posisi Kualifikasi Jumlah OB Tenaga Ahli 1. Ahli Pengelolaan Sumberdaya Pesisir

(Team Leader) 2. Ahli Perikanan 3. Ahli Kelautan 4. Ahli social Ekonomi 5. Ahli Oceanografi 6. Ahli GIS dan Pengindraan Jauh

S2 Perikanan/Kelautan S1 Perikanan S1 Kelautan S1 Sosial/Ekonomi S1 Oseanografi S1 Geografi

1

1 1 1 1 1

Asisten Tenaga Ahli 1. Asisten Tenaga Perikanan/Kelautan 2. Asisten Ahli GIS 3. Enemurator

S1 Perikanan/Kelautan S1 Geografi SMA/Sederajat

1 1 2

Tenaga Pendukung 1. Tenaga Selam 2. Tenaga Survey 3. Tenaga Administrasi

Sertifikat B (3 orang) D3/S1 Perikanan D3 Administrasi

3 2 1

Tanggapan dan pemahaman:

Tim konsultan memahami cukup jelas klasifikasi tenaga ahli dan

menyediakan tenaga ahli sesuai klasifikasi tenaga ahli, keahlian dan pengalaman

kerja di bidang masing-masing yang telah ditentukan dan berdasarkan Kerangka

Acuan Kerja. Namun untuk beberapa kualifikasi seperti tenaga oceanografi dapat

menggunakan kualifikasi S1 Kelautan/Perikanan, Ahli GIS juga agar

Page 69: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

dipertimbangkan dapat menggunakan tenaga Geodesi ataupun Geologi selama

menguasai teknik pemetaan dan bersertifikat GIS.

E. METODOLOGI

Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota

Palopo pada hakekatnya merupakan suatu proses penyusunan tahapan-tahapan

kegiatan yang melibatkan berbagai unsur kepentingan didalamnya, guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya pesisir yang ada dalam rangka

menigkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi dalam suatu lingkungan wilayah

atau daerah dalam jangka waktu tertentu. Secara umum langkah-langkah

penyusunan Zonasi Plan Pesisir adalah :

Langkah pertama : Pembentukan Kelompok Kerja

Langkah kedua : Pengumpulan Data

Langkah ketiga : Survey Lapangan

Langkah keempat : Penyusunan Dokumen Awal

Langkah kelima : Konsultasi Publik

Langkah keenam : Penyusunan Dokumen Draft Akhir

Langkah ketujuh : Konsultasi Publik

Langkah kedelapan : Penyusunan Dokumen Akhir

Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota

Palopo adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang

melibatkan berbagai unsur kepentingan didalamnya, guna pemanfataan dan

pengalokasian sumberdaya pesisir yang ada dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah Kota Palopo dalam jangka

waktu tertentu. Secara umum langkah-langkah penyusunan Rencana Zonasi

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo meliputi beberapa tahapan

diantaranya proses persiapan yang mencakup diskusi tim dan identifikasi dan

penyusunan kerja, pengumpulan informasi dan data pendukung termasuk data

biofisik dan sosial kemasyarakatan.

Page 70: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data awal tentang

isu, permasalahan, potensi, pemanfaatan ruang, dan pemanfaatan

sumberdaya laut, pesisir dilokasi perencanaan yang digunakan sebagai

data awal dalam membuat peta dasar, peta tematik dan peta rencana

kerja.

2) Survey Lapangan

Survey lapangan dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data sekunder

dan primer yang belum tersedia dalam rangka penyusunan catalog

informasi sumberdaya (sumberdaya alam. Sumberdaya fisik/buatan,

sumberdaya sosial dan sumberdaya manusia).

3) Penyusunan Dokumen Awal

Dokumen awal penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil Kota Palopo berisikan tentang : (i) analisa data : analisa

kebijakan, kewilayahan, sosial, potensi sumberdaya, pemanfaatan

sumberdaya, pemanfaatan ruang, kesesuaian ruang, dan daya dukung, (ii)

matriks kesesuaian pemanfaatan ruang, (iii) draft dokumen awal

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo dan

album peta.

4) Konsultasi Publik

Konsultasi public dilakukan untuk mensosialisasikan hasil-hasil

penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota

Palopo sampai pada tahap laporan awal, dimana sosialisasi ini

dimaksudkan untuk menjaring masukan dan perbaikan maupun

informasi mengenai draft Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil Kota Palopo yang telah disusun.

5) Penyusunan Dokumen Draft Akhir

Dokumen antara meupakan revisi atas dokumen awal yang telah

dikonsultasikan kepada publik, oleh sebab itu dokumen antara

merupakan dokumen awal yang telah diperbaiki oleh berbagai pemangku

kepentingan di daerah atas wilayah pesisir. Pada tahap penyusunan

dokumen antara ini dapat saja dilakukan pengumpulan data kembali dan

proses pengolahan data kembali jika memang dibutuhkan untuk

Page 71: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

menginformasikan tematik atau kondisi lapangan yang belum terangkum

didalam laporan awal.

6) Konsultasi Publik

Konsultasi public pada tahap ini dilakukan dengan maksud untuk

menverifikasi atau memastikan kembali bahwa data dan informasi

tematis yang menjadi masukan public pada tahap konsultasi sebelumnya

telah dirangkum dengan baik dan benar dalam draft yang disepakati oleh

semua pemangku kepentingan daerah.

7) Penyusuna Dokumen Final

Setelah draft Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota

Palopo disepakati oleh semua pihak maka disusunlah dokumen final

(akhir) Zonasi Wilayah Pesisir yang merangkum keseluruhan rangkaian

proses, data dan informasi serta analisis yang dilakukan sejak awal

kedalam tiga buku, yakni :

a. Buku Pendahuluan

b. Buku Draft Laporan Akhir

c. Buku Laopran Akhir

d. Album Peta

Tanggapan dan Pemahaman:

Pemahaman tim konsultan tentang pendekatan dan metodologi penyusunan kawasan

pesisir ini telah tertuang dalam bab pendekatan dan metodologi menurut tim

konsultan sebagai masukan dan tambahan dari acuan kerangka kerja yang telah di

susun oleh panitia pengadaan jasa dan barang.

Hal terpenting yang dipahami oleh tim dengan adanya metodologi dari KAK

penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo ini

dapat membantu tim dalam menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan

tahapan dari langkah-langkap dalam menyelasaikan pekerjaan tersebut.

Page 72: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

F. ANGGARAN BIAYA

1) Sumber Dana

Sumber dana untuk kegiatan penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Kota Palopo Tahun Anggaran 2014, yaitu melalui Satuan

Kerja Dinas Kelutan dan Perikanan Palopo.

Tanggapan dan Pemahaman:

Tim konsultan memahami sumber dan besaran biaya untuk penyelesaian

penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Palopo ini

yang merupakan alokasi anggaran dana dari anggaran belanja daerah dan pelaksana

kegiatan atau pemberi pekerjaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo.

G. WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 120 (seratus dua puluh) hari

kalender yang meliputi tahap persiapan penangan program, mobilitas tenaga,

pelaksanaan kegiatan dan koordinasi serta pelaporan.

Tanggapan dan Pemahaman:

Hal yang terpenting yang perlu dipahami oleh tim konsultan mengenai batas waktu

penyelsaian penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota

Palopo ini selama 120 hari kalender, sehingga tim perlu mengatur manajemen

waktu selama 4 bulan untuk menyelesaikan segalan kewajiban konsultan sesuai

arahan sasaran dan keluaran yang telah di amanahkan dalam KAK ini.

H. PELAPORAN

Produk dari pekerjaan jasa konsultan terdiri atas :

1) Laporan pendahulan, sebanyak 5 (lima) buku

2) Laporam fakta dan analisis, sebanyak 10 (lima) buku

3) Laporan akhir, sebanyak 10 (lima) buku

4) Album peta, sebanyak 3 album skala 1 : 50.000 (warna)

5) Soft copy 10 keping CD (Cover + Tempat CD)

Page 73: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

6) Kesemua sistem pelaporan dalam bentuk soft copy dalam format Ms. word,

sistem pemetaan menggunakan program Arc View ver 3.2/3.3 dalam

extension file shp (bukan format file jpg).

Tanggapan dan pemahaman:

Tim konsultan memahami bahwa pelaporan merupakan hasil kegiatan rangkaian

dalam penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota

Palopo yang merupakan kewajiban dari tim penyedia jasa dan mengikuti seluruh

jumlah dari pelaporan yang telah diajukan oleh panitia pelaksana pengadaan jasa.

Dan hal terpenting adalah menyamakan format penulisan untuk pelaporan akhir

(naskah akademik) sesuai yang telah diarahkan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja.

Page 74: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

BAGIAN - C PPEENNDDEEKKAATTAANN ,, MMEETTOODDOOLLOOGGII

DDAANN PPRROOGGRRAAMM KKEERRJJAA

1. PENDEKATAN

Pada sub bagian ini, dijelaskan beberapa pendekatan yang akan dilakukan untuk

dapat menguraikan maksud dan tujuan dari pekerjaan ini. Beberapa pendekatan yang

akan digunakan adalah pertama, pendekatan kebijakan yaitu melalui kajian undang-

undang, peraturan pemerintah, surat keputusan direktorat jenderal perikanan dan

kelautan, serta keputusan menteri perikanan dan kelautan. Kedua, pendekatan teknis.

Pendekatan teknis adalah pendekatan yang melalui perancangan secara detail

terhadap satuan wilayah tertentu dengan ukuran yang jelas dan program/kegiatan

yang disusun secara rapi menurut tahapan pelaksanaannya.

1.1. Pendekatan Kebijakan

Beberapa landasan kebijakan dalam rangka penyusunan pedoman ini adalah

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil dan Pasal 28 ayat (2) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia Nomor PER. 16/MEN/2008 tentang Perencanaan Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Sedangkan Acuan Normatif kebijakan dalam

penyusunan pedoman ini, antara lain :

1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;

3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

4) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009;

5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

6) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

7) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaaan Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil;

8) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Page 75: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

9) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

10) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang;

11) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/ MEN/2008

tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan

12) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.17/MEN/ 2008

tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

13) Keputusan Dirjen. Perikanan BudidayaNomor : KEP.45/DJ-PB/2009

14) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP. 41/MEN/2009

tentang penetapan lokasi minapolitan

15) Keputusan Menteri Kelautan dan perikanan Republik Indonesia No.

KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan.

1.2. Pendekatan Teknis

a. Batasan RZWP3K

Wilayah perencanaan RZWP-3-K Provinsi ke arah daratan mencakup wilayah

administrasi kecamatan dan ke arah perairan laut sejauh sepertiga mil laut provinsi

diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.

Page 76: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Gambar di atas merupakan ilustrasi batasan wilayah RZWP3K yang meliputi

batas wilayah darat dan batas wilayah laut hingga jarak 12 mil atau batas kewenangan

pengelolaan laut provinsi.

b. Ketentuan Kawasan, Zona dan Sub ZOna

Ketentuan mengenai alokasi ruang dalam RZWP-3-K diatur sesuai dengan

hirarkinya sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.

Hirarki Rencan Ketentua Alokasi Ruang Keterangan RZWN 1. Kawasan Konservasi

2. Kawasan Pemenfaatan Umum 3. KSNT 4. Alur Laut Nasional

• Alur laut nasional adalah pelayaran dan jaringan infrastruktur

• Disertai dengan arahan kawasan

RZWP-3-K Provinsi 1. Kawasan Pemanfaatan Umum 2. Kawasan Konservasi 3. KSNT 4. Kawasan Strategis Prov. 5. Alur Laut

Disertai dengan arahan zona pada setiap kawasan

RZR Provinsi 1. Zona dan/atau sub zona pada kawasan pemanfaatan umum

2. Kawasan konservasi 3. KSNT 4. Alur laut

• Lingkup pengaturannya pada wilayah perairan laut Kewenangan provinsi diatas 4 mil

• Bila tingkat pengaturannya hanya sampai dengan zona,

Page 77: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Hirarki Rencan Ketentua Alokasi Ruang Keterangan disertai dengan arahan sub-zona pada setiap zona

RZWP-3-K Kab/Kota 1. Kawasan pemanfaatan umum 2. Kawasan konservasi 3. KSNT 4. Alur laut

Bila tingkat pengaturannya hanya sampai dengan zona, disertai dengan arahan sub-zona pada setiap zona

RZR Kab/Kota 1. Peruntukan pada sub-zona atau SWP

2. Alur laut

Arahan untuk daya dukung, daya tamping dan pengendalian sub-zona

Adapun RZWP-3-K Kab/Kota difokuskan pada pengalokasian ruang kedalam

empat kawasan, sebagai berikut :

1. Kawasan Pemanfaatan Umum;

2. Kawasan Konservasi;

3. KSNT

4. Alur Laut

Dan bila tingkat pengaturannya hanya samapai dengan zona maka disertai

dengan arahan sub-zona pada setiap Zona.

1.3. Muata RZWP-3-K Kab/Kota

Rencana RZWP-3-K Kab/Kota memuat pembahasan substansi mengenai : tujuan,

kebijakan dan strategi penataan ruang WP3K, rencana struktur ruang wilayah pesisir

kab/kota, rencana pola ruang wilayah pesisir kab/kota, penetapan kawasan strategis,

arahan pemanfaatan ruang, rekomendasi terhadap RTRW Kab/Kota, ketentuan

pengendalian pemanfaatan ruang.

a. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang WP-3-K Kab/Kota

Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang WP-3-K Kab/Kota merupakan

terjemahan dari visi dan misi pengembangan WP-3-K Kab/Kota dalam pelaksanaan

pembangunan untuk mencapai kondisi ideal zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil kab/kota yang diharapkan.

a) Tujuan penataan ruang WP-3-K Kab/Kota adalah memberikan arahan

perencanaan zonasi, pemanfaatan zona dan pengendalian pemanfaatan zona

wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di kab/kota sehingga tercipta

kesinambungan. dan keberlanjutan pembangunan wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil dimasa yang akan datang. Tujuan penataan ruang WP-3-Kdapat

digunakan sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi

penataan ruang WP3K, arahan indikasi program dan dasar penetapan

Page 78: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

ketentuan pengendalian pemanfaatan zona. Dalam merumuskan tujuan

penataan ruang WP-3-K Kab/Kota perlu memperhatikan RSWP3K. dalam hal

RSWP-3-Kbelum tersedia, tujuan dirumuskan berdasarkan Visi, Misi, Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan isu strategis pengelolaan WP3K.

b) Kebijakan penataan ruang WP-3-K Kab/Kota merupakan landasan hokum yang

menetapkan pengaturan pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil kab/kota sehingga tercipta tatanan peruntukan ruang wilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil yang teratur dan berkesinambungan. Kebijakan dimaksud

dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan arah pemanfaatan kawasan

/ zona pada tingkat lebih detail dan penetapan arah pengendalian pemanfaatan

ruang pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota.

c) Strategi penataan ruang WP-3-K Kab/Kota merupakan penjabaran

masingmasing kebijakan penataan ruang WP-3-Kkedalam langkah-langkah

operasional untuk mencapai tujuan penataan ruang WP-3-Kyang telah

ditetapkan. Dalam merumuskan strategi penataan ruang WP-3-K Kab/Kota

didasarkan pada Kebijakan penataan ruang WP3K, serta kapasitas sumberdaya

WP-3-Kdalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya.

b. Rencana Struktur Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Kab/Kota

Rencana struktur ruang terbentuk oleh adanya hubungan dan keterkaitan antar

pusat-pusat kegiatan yang menjadi bagian dari sistem konstelasi regional. Rencana

struktur ruang meliputi rencana sistem pusat permukiman dan rencana jaringan

sistem prasarana, berfungsi untuk memberikan layanan bagi kawasan di sekitarnya

dan memberikan arahan pembangunan sistim jaringan prasarana bagi fungsi kegiatan

yang ada maupun fungsi kegiatan yang menunjang keterkaitan pusat-pusat kegiatan di

wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Rencana struktur ruang WP-3-K merupakan pusat-pusat kegiatan yang berbasis

pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan dan dihubungkan oleh

sistem jaringan prasarana di WP-3-K terutama jaringan transportasi, energi dan

komunikasi.

Rencana struktur ruang WP-3-K ditetapkan berdasarkan pada rencana struktur

ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kab/Kota definitif. Apabila berdasarkan

hasil analisis diperlukan penambahan fitur terhadap rencana struktur ruang, baik

pusat kegiatan ataupun jaringan prasarana, maka penambahan tersebut dijadikan

Page 79: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

rekomendasi pada saat dilakukan proses revisi ataupun review RTRW Kab/Kota oleh

pemerintah daerah.

Pusat kegiatan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan simpul

kegiatan kelautan dan perikanan di WP3K. Pusat kegiatan ini diselaraskan dengan

pusat kegiatan di RTRW kab/kota yang terdiri atas:

a) Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah kab/kota

b) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah kab/kota

c) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kab/kota

d) Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di wilayah kab/kota

e) Pusat Kegiatan Strategis Nasional Tertentu (PKSNT) yang berada di wilayah

kab/kota

f) Pusat-pusat lain di dalam wilayah kab/kota yang wewenang penentuannya

ada pada pemerintah daerah kab/kota, yaitu:

• Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa

desa/kelurahan dan

• Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa

Sedangkan sistem jaringan prasarana WP-3-K kab/kota, yang mencakup pula

sistem prasarana nasional dan wilayah/regional di WP-3-K kab/kota terdiri dari:

• sistem prasarana jaringan transportasi di WP-3-K Kab/Kota, yang

meliputi sistem prasarana transportasi darat, udara dan air;

• sistem jaringan prasarana sumber daya air;

• sistem jaringan prasarana energi dan kelistrikan;

• sistem jaringan prasarana telekomunikasi;

• sistem jaringan persampahan sanitasi dan drainase; dan

• sistem jaringan prasarana lainnya.

Page 80: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Gambar : Ilustrasi Struktur Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau keci

c. Rencana Pola Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kab/Kota

Rencana pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota merupakan

rencana distribusi peruntukan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di kab/kota

yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi konservasi, fungsi kawasan

strategis nasional tertentu, fungsi pemanfaatan umum dan fungsi alur laut . Dengan

demikian rencana pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota

berfungsi:

a) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial dan ekonomi

masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam WP-3-K Kab/Kota;

b) Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan terkait dengan kedaulatan

negara, pengendalian lingkungan hidup, dan/atau situs warisan dunia yang

pengembangannya diprioritaskan bagi kepentingan nasional

c) Sebagai alokasi ruang untuk kepentingan perlindungan cadangan

sumberdaya ikan.

d) Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang darat – laut dan

di ruang pesisir itu sendiri;

Page 81: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

e) Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang perairan laut pada

wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota.

Rencana pola ruang WP-3-Kdirumuskan berdasarkan :

a) kebijakan dan strategi penataan ruang WP-3-K Kab/Kota;

b) Kesuaian dan Keterkaitan antar kegiatan di wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil;

c) Daya dukung dan daya tampung wilayah pesisir dan pulau-pulau keci

d) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait.

Rencana pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota dirumuskan

dengan kriteria :

a) Sesuai dengan Rencana Pola Ruang yang ditetapkan dalam Rencana Zonasi

Wilayah Nasional (RZWN) dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil Provinsi (RZWP-3-K Provinsi)

b) Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang

berada di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota yang

bersangkutan;

c) Mengintegrasikan kebijakan pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW

kab/kota yang bersangkutan;

d) Memperhatikan rencana pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

kab/kota yang berbatasan dengan kab/kota yang bersangkutan;.

Page 82: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Gambar : Ilustrasi Pola Ruang Wilayah Pesisr dan Pulau-pulau Kecil Kab/Kota

2. METODOLOGI

Metodologi adalah serangkaian tahapan cara untuk dapat menyelesaikan

pekerjaan, dalam hal ini Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau

Kecil (RZWP3K) Kota Palopo. Seperti yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan

Kerja dan dokumen usulan teknis dari konsultan. Bahwa keluaran dari pekerjaan ini

adalah dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kota

Palopo.

1.1 RENCANA ZONASI WILAYAH PESISR DAN PULAU-PULAU KECIL (RZWP3K)

KOTA PALOPO

Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)

Kota Palopo ini terdiri dari beberapa rencana dalam penyusunannya berdasarkan

undang-undang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau kecil.

Didalam Undang-undang nomor Undang Undang No 27 tahun 2007 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pada pasal 7 ayat 1 dan 3

Page 83: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

mengamanatkan bahwa di dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

harus meliputi; perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian.

Perencanaan itu sendiri terdiri dari 4 hirarki, yakni Rencana Strategis (RSWP-3-K),

rencana Zonasi (RZWP-3-K), Rencana pengelolaan (RPWP-3-K) dan Rencana Aksi

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RAWP-3-K). lihat gambar dibawah ini;

Sesuai amanat undang-undang tersebut, maka dokumen yang paling prioritas

untuk disusun adalah Dokumen Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil di Kota Palopo. Dokumen Rencana Zonasi (RZWP-3-K) adalah rencana yang

memuat arah kebijakan lintas sektor untuk kawasan perencanaan pembangunan

melalui penetapan tujuan, sasaran dan strategi yang luas, serta target pelaksanaan

dengan indikator yang tepat. Dan RSWP-3-K merupakan dokumen perencanaan paling

dasar yang harus dimiliki oleh entitas pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai panduan

makro (hirarki tiga perencanaan lainnya/RZWP-3-K, RPWP-3-K, dan RAWP-3-K) bagi

pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. RSWP-3-K disusun berlandaskan

keterpaduan antar pemerintahan, antar instansi, swasta, dan masyarakat dengan

strategi pelaksanaan rencana yang dirumuskan untuk mengarahkan implementasi

rencana secara konsisten.

Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil sesuai RSWP-3-K, maka dokumen RZWP-3-K harus terintegrasi dalam

sistem perencanaan pembangunan (UU no 25 tahun 2004) daerah dan dilaksanakan

secara konsisten oleh masing-masing sektor, baik pusat maupun daerah. Adopsi dan

pelembagaan dokumen tersebut dilakukan dengan menjadikan dokumen RSWP-3-K

Page 84: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

sebagai input dalam penyusunan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah), RKPD (Rencana Kerja Perangkat Daerah), Renstra SKPD (Satuan Kerja

Perangkat Daerah), dan Renja SKPD. RZWP-3-K berlaku 20 tahun dan ditetapkan

dalam Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota sesuai kewenangannya.

Untuk menyusun dokumen rencana strategis wilayah pesisi dan pulau-pulau kecil

di Kota Palopo, sesuai dengan peraturan menteri kelautan dan perikanan nomor :

PER.16/MEN/2008, tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil, sebagai berikut ;

• Tata cara penyusunan dokumen RZWP-3-K ;

a) Pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota telah mempunyai

RSWP-3K yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan/atau

komplemen dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD).

b) RSWP-3-K merupakan arahan kebijakan dalam penyusunan RZWP-3-K,

RPWP-3-K, dan RAPWP-3-K.

• Tahapan penyusunan dokumen RZWP-3-K ;

a) Pembentukan kelompok kerja, oleh walikota/bupati/gubernur. Dengan

susunan kelembagaan yang terdiri atas Kepala Bapeda, Kepala Dinas

Perikanan dan Kelautan, dan SKPD;

b) Penyusunan dokumen awal;

c) Konsultasi public,;

d) Penyusunan dokumen antara;

e) Konsultasi public;

f) Perumusan dokumen final; dan

g) Penetapan

• Tugas kelompok kerja ;

a) Daftar skala prioritas yang menjadi isu dalam pengelolaan wilayah pesisir

dan pulau-pulau kecil;

b) Rincian kebijakan dan kegiatan dalam pengelolaan wilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil yang menjadi tanggung jawab masing-masing

SKPD/instansi terkait;

c) Daftar SKPD/instansi terkait, kelompok dan perorangan yang

berkepentingan dalam pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau

kecil di daerah yang bersangkutan;

Page 85: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

d) Data dan informasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

• Konsultasi Publik ;

a) Dilakukan secara terbuka bersama-sama dengan mengundang instansi

terkait, organisasi masyarakat (ORMAS), Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM).

b) Berfungsi untuk mendapat masukan, tanggapan, saran perbaikan.

1.2 PENDEKATAN STUDI

Pendekatan yang dilakukan dalam pekerjaan ini adalah pendekatan yang

digunakan adalah menggunakan metode Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk

manajemen, inventarisasi, dan analisis data spasial kelautan. Berikut ini ditampilkan

pendekatan studi yang meliputi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan konsultan

hingga menghasilkan produk zonasi pada Gambar dibawah ini.

Page 86: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

1.3 METODE PELAKSANAAN

Rencana Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kota Palopo

terdiri dari Penetapan kawasan, zona dan subzona dalam proses penyusunan Rencana

Zonasi Wilayah Pesisr dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kota Palopo menggunakan

Pedoman Umum Rencana Zonasi dan Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan

Perikanan (2010). Tahapan penyusunan rencana zonasi secara umum terdiri atas

tahapan: Pembentukan kelompok kerja, pengumpulan data, survey lapangan,

penyusuan dokumen awal, konsultasi publik I, penyusunan dokumen antara,

konsultasi publik II, penyusunan draft final, dan pennyusunan dokumen final.

Page 87: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

2. MEKANISME PENGUMPULAN DATA DAN SURVEY

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran awal tentang isu,

permasalahan, potensi, pemanfaatan ruang, dan pemanfaatan sumberdaya laut, pesisir

dan pulau-pulau kecil di lokasi perencanaan yang digunakan sebagai data awal dalam

membuat peta dasar, peta tematik dan peta rencana kerja.

Pengumpulan data dan informasi dari sumber kedua yaitu lembaga atau institusi

yang telah melakukan proses pengumpulan data lapangan dan

mendokumentasikannya dalam bentuk laporan, buku, diagram, peta, foto, dan media

penyimpanan lainnya disebut sebagai Pendekatan Survey Data Sekunder.

Jenis data dasar yang digunakan untuk memulai proses penyusunan rencana

Page 88: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

zonasi kab/kota antara lain berupa peta-peta yang bersumber dari beberapa instansi

seperti yang diperlihatkan pada Tabel dibawah ini.

Jenis data dasar RZWP-3-K Kab/Kota

Page 89: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Jenis data dasar RZWP-3-K Kab/Kota

b. Survey Lapangan

Survei lapangan dilaksanakan dalam rangka pengumpulan data sekunder dan

primer yang belum tersedia dalam rangka penyusunan katalog informasi sumberdaya

(sumberdaya alam, sumberdaya fisik/buatan, sumberdaya sosial dan sumberdaya

manusia). Survey lapang ini dilaksanakan dalam rangka melakukan verifikasi terhadap

data sekunder yang sudah terkumpul sebelumnya serta melakukan pengumpulan data

primer. Adapun jenis data yang akan dikumpulkan meliputi:

i) Jenis Data Sekunder

Data sekunder yang akan dikumpulkan dalam survey lapang akan meliputi

Page 90: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

kebijakan, kondisi fisik wilayah, kondisi sosial budaya, kondisi ekonomi, kondisi

pemanfaatan ruang eksisting, kondisi ekologi serta rencana/studi terkait lainnya.

• Kebijakan meliputi RTRW Kab/Kota, RPJM Kab/Kota, Renstra Kab/Kota dan

kebijakan lain yang terkait.

• Kondisi fisik, menyangkut kondisi geologi/tatanan tektonik (jalur gempa ,

jenis tanah dan jenis batuan), morfologi pantai (bentuk permukaan pulau,

evolusi pantai , bentuk dan tipe pantai), hidrooceonografi (arus pasang surut,

bathimetri, kecepatan arus permukaan, Iklim dan cuaca), keterdapatan pulau

kecil (paparan benua, kelanjutan benua) dan lokasi/posisi (pulau perbatasan,

pulau terluar, pulau di perairan pedalaman)

• Kondisi Sosial Budaya, menyangkut sebaran dan jumlah penduduk, interaksi

penduduk, budaya & adat istiadat, sejarah sosial dan issue permasalahan

sosial budaya

• Kondisi Ekonomi, menyangkut PDRB, PAD, sebaran potensi ekonomi, basis

ekonomi lokal, keterkaitan ekonomi dan skala ekonomi (produksi dan

pemasaran).

• Kondisi Pemanfaatan Ruang Eksisting, menyangkut penggunaan ruang

wilayah pesisir dan laut masing-masing sektor dan komoditi serta aspek

permasalahannya.

• Kondisi Ekologi, menyangkut sebaran biota (endemik, langka, hamper punah,

invansi), jenis dan sebaran ekosistim (mangrove, terumbu karang, pantai

berbatu) dan kondisi sumberdaya alam (pencemaran perairan, kerusakan

terumbu karang, kerusakan mangrove).

• Rencana/studi terkait lainnya, menyangkut daya dukung pengembangan

komoditi dan kawasan, kriteria pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau

kecil.

ii) Jenis Data Primer

Pengumpulan data primer merupakan kegiatan pengumpulan data yang

dilakukan secara sistematis melalui perekaman data (observasi, pengambilan

sampling, penghitungan, pengukuran, wawancara, kuesioner atau focus group

discussion) langsung dari sumber pertama (fenomena/objek yang diamati). Adapun

jenis data primer yang akan dikumpulkan meliputi; (dijelaskan cara pengambilan data

untuk setiap kelompok data).

Page 91: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Adapun pengklasifikasian jenis data dalam kegiatan survey lapangan disajikan

dalam tabel 4.4.

Klasfikasi jenis data dalam survey lapangan

Page 92: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3. PEMBAGIAN ZONASI DAN SUB ZONA

Pembagian Zonasi dan sub Zona [ada dokumen RZWP3K Kab/Kota dapat dilihat

pada table di bawah ini :

Page 93: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

4. RENCANA ZONASI DAN ARAHAN STRATEGIS PENATAAN RUANG KAWASAN

PESISIR DALAM PRODUK TATA RUANG

Rencana Zonasi kawasan pesisir juga berpedoman pada rencana detail tata ruang

yang terdiri dari beberapa item perencanaan ruang yakni rencana pola ruang dan

struktur ruang yang berada di kawasan pesisir palopo.

Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzona

peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang memberikan

Page 94: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

perlindungan terhadap zona di bawahnya, zona perlindungan setempat, perumahan,

perdagangan dan jasa, perkantoran, industri, dan RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana

pola ruang dimuat dalam peta yang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan

zonasi.

Rencana pola ruang berfungsi sebagai:

a) Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi, serta kegiatan

pelestarian fungsi lingkungan dalam BWP;

b) Dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;

c) Dasar penyusunan RTBL; dan

d) Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.

Rencana pola ruang dirumuskan berdasarkan:

a) daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam BWP; dan

b) perkiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi

dan pelestarian fungsi lingkungan.

Rencana pola ruang dirumuskan dengan kriteria:

a) mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW;

b) memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang berbatasan;

c) memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana pada BWP, termasuk

dampak perubahan iklim; dan

d) menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan sosial, budaya,

dan ekonomi masyarakat.

Rencana pola ruang RDTR terdiri atas:

a) zona lindung yang meliputi:

1) Zona hutan lindung;

2) Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya yang

meliputi zona bergambut dan zona resapan air;

3) Zona perlindungan setempat yang meliputi sempadan pantai,

sempadan sungai, zona sekitar danau atau waduk, dan zona sekitar

mata air;

4) Zona RTH kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman

kota dan pemakaman;

5) Zona suaka alam dan cagar budaya;

6) Zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi zona rawan tanah

longsor, zona rawan gelombang pasang, dan zona rawan banjir; dan

Page 95: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

7) Zona lindung lainnya.

b) Zona budi daya yang meliputi:

1) zona perumahan, yang dapat dirinci ke dalam perumahan dengan

kepadatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (bila

diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah

kopel, rumah deret, rumah tunggal, rumah taman, dan sebagainya);

zona perumahan juga dapat dirinci berdasarkan kekhususan jenis

perumahan, seperti perumahan tradisional, rumah sederhana/sangat

sederhana, rumah sosial, dan rumah singgah;

2) zona perdagangan dan jasa, yang meliputi perdagangan jasa deret dan

perdagangan jasa tunggal (bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke

dalam lokasi PKL, pasar tradisional, pasar modern, pusat perbelanjaan,

dan sebagainya);

3) zona perkantoran, yang meliputi perkantoran pemerintah dan

perkantoran swasta;

4) zona sarana pelayanan umum, yang antara lain meliputi sarana

pelayanan umum pendidikan, sarana pelayanan umum transportasi,

sarana pelayanan umum kesehatan, sarana pelayanan umum olahraga,

sarana pelayanan umum sosial budaya, dan sarana pelayanan umum

peribadatan;

5) zona industri, yang meliputi industri kimia dasar, industri mesin dan

logam dasar, industri kecil, dan aneka industri;

6) zona khusus, yang berada di kawasan perkotaan dan tidak termasuk ke

dalam zona sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka

5 yang antara lain meliputi zona untuk keperluan pertahanan dan

keamanan, zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), zona Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA), dan zona khusus lainnya;

7) zona lainnya, yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang

antara lain meliputi zona pertanian, zona pertambangan, dan zona

pariwisata; dan

8) zona campuran, yaitu zona budidaya dengan beberapa peruntukan

fungsi dan/atau bersifat terpadu, seperti perumahan dan

perdagangan/jasa, perumahan, perdagangan/jasa dan perkantoran.

Page 96: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

4.1 Zona Lindung

a. Zona hutan Lindung

Zona Hutan lindung merupakan peruntukan ruang yang merupakan bagian dari

kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem

penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,

mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

Untuk fungsi penetapan dari zona hutan lindung bertujuan untuk memelihara

dan mewujudkan kelestarian fungsi hutan lindung dan mencegah timbulnya kerusakan

hutan meningkatkan fungsi hutan lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, dan

satwa.Manfaat dari penetapan untuk zona hutan lindung tersebut mengarah pada

terjaga dan terwujudnya kelestarian fungsi hutan lindung dan tidak adanya kerusakan

hutan meningkatnya fungsi hutan lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan, dan

satwa.

Zona hutan lindung pada muatan RDTR ini masih mengacu pada Peraturan

Menteri PU No.17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota dan

tentunya pada Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2011 tentang pedoman Penyusunan

RDTR Kota, untuk subtansi dan kriteria perencanaan untuk peruntukan zona hutan

lindung, adalah;

1) kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas

hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang

mempunyai jumlah nilai (skor) 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih.

2) kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40% (empat puluh

persen) atau lebih dan/atau kawasan hutan yang mempunyai ketinggian

2.000 (dua ribu) meter atau lebih di atas permukaan laut.

3) kawasan bercurah hujan yang tinggi, berstruktur tanah yang mudah

meresapkan air dan mempunyai geomorfologi yang mampu meresapkan air

hujan secara besar-besaran

b. Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya;

Zona perlindungan terhadap kawasan/zona di bawahnya merupakan

peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai

fungsi pokok sebagai perlindunganterhadap kawasan di bawahannya meliputi

kawasan gambut dan kawasan resapan air.yang meliputi zona bergambut dan zona

resapan air

Page 97: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Fungsi dari penetapan dari zona ini yaitu meresapkan air hujan sehingga dapat

menjadi tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna sebagai sumber air. Tujuan

penetapan zona ini terserapnya air hujan sehingga menjadi tempat pengisian air bumi

(akuifer) yang berguna sebagai sumber air.

Penetapan zona ini mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 17/PRT/M/2009

tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota dan Peraturan Menteri PU No.20 Tahun

2011 tentang pedoman Penyusunan RDTR Kota, untuk subtansi dan kriteria

perencanaan untuk penetapan dan peruntukan zona perlindungan untuk zona

dbawahnya adalah zona-zona yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan

air hujan sebagai pengontrol tata air permukaan.

c. Zona perlindungan setempat

Zona perlindungan setempat merupakan zona dimana peruntukan ruang yang

merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan terhadap sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau

atau waduk, dan kawasan sekitar mata air.tujuan dari peruntukan zona perlindungan

sesuai dari pemahamannya untuk melindungi zona tertentu dan penerapan zona ini

untuk terjaganya kelestarian fungsi pantai, waduk serta sungai terjaganya kawasan

dari aktifitas manusia

Substansi untuk peruntukan dari zona perlindungan setempat juga mengacu

pada dua peraturan menteri, yaitu Peraturan Menteri PU No. 17/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan RTRW Kota dan Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2011

tentang pedoman Penyusunan RDTR Kota, baik itu subtansi perencanaan zona di

sempadan pantai, sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, dan kawasan sekitar

mata air.

1) Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya

proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus)

meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

2) Sempadan waduk daratan sepanjang tepian danau yang lebarnya

proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50-100

(lima puluh-seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

3) Sempadan sungai

i. Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan batas lebar paling

sedikit 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul

Page 98: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

ii. Garis sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan berdasarkan

pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh pejabat yang berwenang

iii. Garis sempadan sungai yang bertanggul dan tidak bertanggul yang

berada di wilayah perkotaan dan sepanjang jalan ditetapkan tersendiri

oleh pejabat yang berwenang

d. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota

Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area memanjang/jalur dan atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,

baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Zona RTH

yang dimaksud antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota dan pemakaman.

Fungsi dari penetapan zona RTH ini adalah (1) menjaga ketersediaan lahan

sebagai kawasan resapan air, (2) menciptakan aspek planologis perkotaan melalui

keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk

kepentingan masyarakat dan (3) meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan

sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan

bersih.

Tujuan dari penetapan dan peruntukan zona RTH adalah (1) terjaganya

ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, (2) terciptanya aspek planologis

perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang

berguna untuk kepentingan masyarakat dan (3) meningkatnya keserasian lingkungan

perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar,

indah, dan bersih.

Kriteria untuk perencanaan RTH mengacu pada Permen PU No. 17/PRT/M/2009

tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota danPermen PU No.05/PRT/M/2008

tentangPedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan

Perkotaan adalah;

1) Dialokasikan pada pada pusat-pusat pelayanan sesuai dengan hierarki

taman yang akan direncanakan.

2) Memiliki jalan akses minimum berupa jalan lingkungan (untuk taman

lingkungan, jalan kolektor untuk taman kecamatan dan taman kota).

Page 99: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3) Memperhatikan ketentuan ketentuan yang terkait dengan perencanaan RTH

perkotaan.

e. Zona suaka alam dan cagar budaya;

Zona suaka alam dan cagar budaya ini merupakan peruntukan ruang yang

merupakan bagian dari kawasan lindung yang memiliki ciri khas tertentu baik di darat

maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan

keragaman jenis tumbuhan, satwa danekosistemnya beserta nilai budaya dan sejarah

bangsa. Fungsi dari penetapan zona ini antara lainmeningkatkan fungsi lindung

terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai budaya dan sejarah bangsa

mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam.

Untuk tujuan dari penetapan dari zona suaka alam dan cagar budaya ini

meningkatnya fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta

nilai budaya dan sejarah bangsa dan terjaganya keanekaragaman hayati, satwa, tipe

ekosistem dan keunikan alam. untuk kriteria dari perencanaan zona ini mengacu pada

Page 100: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Permen PU No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota, yaitu; (1)

kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta

tipe ekosistemnya; dan/atau mewakili formasi biota tertentu dan/atau unit-unit

penyusunnya, (2) mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih

asli dan tidak atau belum diganggu manusia dan/atau mempunyai luas dan bentuk

tertentu agar menunjangpengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga yang

cukup luas dan (3) mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh di

suatu daerah serta keberadaannya memerlukan observasi.

f. Zona rawan bencana alam

Zona rawan bencana alam merupakan peruntukan ruang yang merupakan

bagian dari kawasan lindung yang memiliki ciri khas tertentu baik di darat maupun di

perairan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami tanah longsor, gelombang

pasang/tsunami, banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi.

Fungsi penetapan zona rawan bencana alam dala RDTR kota ini adalah (1)

menetapkan zona yang tidak boleh dijadikan sebagai lokasi pembangunan, apabila

risiko bencana cukup tinggi, (2) pencegahan dan penanganan secara serius dalam

bencana alam dan (3) meminimalkan korban jiwa akibat bencana alam.

Tujuan dari penetapan zona rawan bencana alam adalah (1) tidak adanya

pembangunan, apabila risiko bencana cukup tinggi,(2)terlaksananya pencegahan dan

penanganan secara serius dalam bencana alam dan (3) terminimalisasinya jumlah

korban jiwa akibat bencana alam.

Substansi dan kriteria perencanaan dalam penetapan dan peruntukan zona

rawan bencana ini mengacu pada Permen PU No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman

Penyusunan RTRW Kota danPermen PU no.21/PRT/M/2007 tentang Pedoman

Penataan Ruang Kawasan Bencana Gunung Merapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi,

dimana penjelasan untuk kriteria perencanaan zona ini adalah lokasi yang berdekatan

dengan sumber-sumber bencana (tebing tinggi, laut, bantaran sungai, gunung berapi,

daerah sesar gempa) yang memiliki tingkat resiko kecil, sedang, hingga tinggi bagi

manusia untuk menyelamatkan diri pada saat bencana terjadi.

4.2 Zona Budidaya

a. Zona Perumahan

Zona Perumahan adalah Peruntukan ruang yang terdiri atas kelompok rumah

Page 101: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilengkapi

dengan fasilitasnya. Zona perumahan ini dapat dirinci ke dalam perumahan dengan

kepadatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah (bila diperlukan

dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah susun, rumah kopel, rumah deret, rumah

tunggal, rumah taman, dan sebagainya); zona perumahan juga dapat dirinci

berdasarkan kekhususan jenis perumahan, seperti perumahan tradisional, rumah

sederhana/sangat sederhana, rumah sosial, dan rumah singgah.

Untuk pembagian penjelasan dalam penetapan zona perumahan terbagi atas

lima macam zona yaitu Rumah Kepadatan sangat tinggi, Rumah Kepadatan Tinggi,

Rumah Kepadatan Sedang, Rumah Kepadatan Rendah Dan Rumah Kepadatan Sangat

rendah.penjelasan tentang substansi dan kriteria perencanaan peruntukan dari zona

perumahan adalah:

1) Rumah Kepadatan Sangat Tinggi, zona dengan wilayah perencanaan yang

memiliki kepadatan bangunan diatas 1000 (seribu) rumah/hektar

2) Rumah Kepadatan Tinggi, zona dengan wilayah perencanaan yang

memiliki kepadatan bangunan 100 (seratus)-1000 (seribu) rumah/hektar

3) Rumah Kepadatan Sedang, zona dengan wilayah perencanaan yang

memiliki kepadatan bangunan 40 (empat puluh)-100 (seratus)

rumah/hektar

4) Rumah Kepadatan Rendah, zona dengan wilayah perencanaan yang

memiliki kepadatan bangunan dibawah 10 (sepuluh)-40 (empat puluh)

rumah/hektar

5) Rumah Kepadatan Sangat Rendah, zona dengan wilayah perencanaan

yang memiliki kepadatan bangunan dibawah 10 (sepuluh) rumah/hektar.

b. Zona Perdagangan dan Jasa

Zona Perdagangan dan jasa merupakan Peruntukan ruang yang merupakan

bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan usaha yang

bersifat komersial, tempat bekerja, tempat berusaha, serta tempat hiburan dan

rekreasi, serta fasilitas umum/sosial pendukungnya. Zona perdagangan dan jasa yang

meliputi perdagangan jasa deret dan perdagangan jasa tunggal (bila diperlukan dapat

dirinci lebih lanjut ke dalam lokasi PKL, pasar tradisional, pasar modern, pusat

perbelanjaan, dan sebagainya).

Tujuan penetapan dari zona perdagangan dan jasa ini adalah (1) menyediakan

lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa perkantoran, pertokoan,

Page 102: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

jasa, rekreasi dan pelayanan masyarakat; (2) menyediakan ruang yang cukup bagi

penempatan kelengkapan dasar fisik berupa sarana-sarana penunjang yang berfungsi

untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya

sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya; dan (3) menyediakan ruang yang

cukup bagi sarana-sarana umum, terutama untuk melayani kegiatan-kegiatan produksi

dan distribusi, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Zona Perdagangan dan jasa terdiri dari beberapa jenis bentuk zona yaitu:

1) Tunggal; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari zona budi daya

difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan

perdagangandan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat

hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan regional yang

dikembangkan dalam bentuk tunggal secara horisontal maupun vertical.

Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan

zona perdagangan tunggal adalah:

• lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi, sedang, dan rendah

dan akan diatur lebih lanjut di dalam peraturan zonasi

• lingkungan yang diarahkan untuk membentuk karakter ruang kota

melalui pengembangan bangunan bangunan tunggal

• skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah

tingkat nasional, regional, dan kota.

• jalan akses minimum adalah jalan kolektor.

• tidak berbatasan langsung dengan perumahan penduduk

2) Kopel; berupa bangunan tunggal dengan atap menyambung untuk 2

(dua)unit toko/tempat usaha.

Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan

zona perdagangan kopel adalah:

• lingkungan dengan tingkat kepadatan rendah sampai sedang.

• skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah

tingkat regional, kota, dan lokal.

• jalan akses minimum adalah jalan kolektor.

• sebagai bagian dari fasilitas perumahan dan dapat berbatasan

langsung dengan perumahan penduduk

Page 103: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3) Deret; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari zona budi daya

difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan

dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan

rekreasi dengan skala pelayanan regional yang dikembangkan dalam

bentuk deret

Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan

zona perdagangan deret adalah:

• Lingkungan dengan tingkat kepadatan sedang sampai tinggi.

• Skala pelayanan perdagangan dan jasa yang direncanakan adalah

tingkat regional, kota, dan lokal.

• Jalan akses minimum adalah jalan kolektor.

• Sebagai bagian dari fasilitas perumahan dan dapat berbatasan

langsung dengan perumahan penduduk

c. Zona Perkantoran

Zona Perkantoran merupakan Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari

kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan

pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan

fasilitas umum/sosial pendukungnya.Zona perkantoran yang terdiri dari perkantoran

pemerintah dan perkantoran swasta.

1) Perkantoran Pemerintah; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari

kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan

pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan

zona perkantoran pemerintahan adalah:

• Kantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah (provinsi,

kota/kabupaten, kecamatan, kelurahan).

• Kantor atau instalasi hankam termasuk tempat latihan baik pada

tingkatan nasional, Kodam, Korem, Koramil, Polda, Polwil, Polsek,

dan sebagainya.

• Untuk pemerintah tingkat pusat, provinsi dan kota aksesibilitas

minimum adalah jalan kolektor.

Page 104: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Untuk pemerintah tingkat kecamatan dan dibawahnya

aksesibilitas minimum adalah jalan lingkungan utama

2) Perkantoran Swasta; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari

kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan

perkantoran swasta, jasa, tempat bekerja, tempat berusaha dengan

fasilitasnya yang dikembangkan dengan bentuk tunggal /renggang secara

horizontal maupun vertical.

Substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan dan peruntukan

zona perkantoran swasta adalah:

• Lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi, sedang, dan rendah

dan akan diatur lebih lanjut didalam peraturan zonasi.

• Lingkungan yang diarahkan untuk membentuk karakter tuang

kota melalui pengembangan bangunan bangunan tunggal.

• Skala pelayanan yang direncanakan adalah tingkat nasional dan

regional dan kota.

• Jalan akses minimum adalah jalan kolektor.

• Tidak berbatasan langsung dengan perumahan penduduk

d. Zona Sarana Pelayanan Umum

Zona sarana Pelayanan Umum merupakan Peruntukan ruang yang

dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan,

peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya yang

dikembangkan dalam bentuk tunggal/ renggang, deret/rapat dengan skala pelayanan

yang ditetapkan dalam RTRWK.

Tujuan penetapan zona sarana pelayanan umum adalah:

• Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan kegiatan pendidikan,

kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan

fasilitasnya dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai

dengan jumlah penduduk yang dilayani dan skala pelayanan fasilitas yang

akan dikembangkan;

• Menentukan pusat-pusat pelayanan lingkungan sesuai dengan skala

pelayanan sebagaimana tertuang di dalam RTRWK;

• Mengatur hierarki pusat pusat pelayanan sesuai dengan RTRWK.

Page 105: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Zona sarana pelayanan umum yang antara lain meliputi sarana pelayanan umum

pendidikan, sarana pelayanan umum transportasi, sarana pelayanan umum kesehatan,

sarana pelayanan umum olahraga, sarana pelayanan umum sosial budaya, dan sarana

pelayanan umum peribadatan.untuk subtansi dan kriteria penetapan masing-masing

sarana adalah:

1) Pendidikan; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan

budi daya yang dikembangkan untuk sarana pendidikan dasar sampai

dengan pendidikan tinggi, pendidikan formal dan informal,serta

dikembangkan secara horizontal dan vertical.

Substansi dan kriteria penetapan zona sarana pendidikan mengacu pada

ketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara

Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:

• Penempatan sarana pendidikan dasar dan sarana pendidikan

menengah disesuaikan dengan ketentuan jarak jangkau

maksimum dari permukiman serta menjadi orientasi pelayanan

lingkungan untuk sarana pendidikan dasar dan menengah.

• Jumlah sarana pendidikandasar dan menengah dalam satu wilayah

disesuaikan dengan jumlah penduduk minimum yang terlayani.

• Sarana pendidikan tinggi pada lingkungan padat minimum dengan

aksesibilitas jalan kolektor dan dikembangkan secara vertikal,

perletakan tidak boleh berbatasan langsung dengan perumahan.

• Sarana pendidikan formal meliputi sekolah dasar, sekolah

menengah pertama, sekolah menengah umum dan pendidikan

tinggi serta akademi.

• Sarana pendidikan informal meliputi kursus pendidikan dan

perpustakaan tingkat kelurahan, perpustakaan sub-wilayah dan

perpustakaan wilayah dikembangkan sesuai dengan jumlah

penduduk minimum penduduk terlayani

2) Transportasi; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan

budi daya yang dikembangkan untuk manampung fungsi transportasi

dalam upaya untuk mendukung kebijakan pengembangan sistem

transportasiyang tertuang didalam rencana tata ruang yang meliputi

transportasi darat, udara, dan perairan.

Page 106: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Substansi dan kriteria penetapan zona sarana transportasi mengacu pada

ketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara

Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:

• Memperhatikan kebijakan sistem transportasi nasional

• Memperhatikan kebijakan pemerintah yang menunjang pusat

pertumbuhan ekonomi;

• Memperhatikan ketersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan

pelayanan transportasi yang akan dikembangkan serta sarana

pergantian moda angkutan.

• Aksesibilitas yangmenghubungkan antar lokasi kegiatan

transportasi minimal jalan kolektor.

• Tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan.

• Area pusat kegiatan pada unit kelurahan (30.000 penduduk)

sekurang-kurangnya harus ada tempat pemberhentian kendaraan

umum antar lingkungan dan juga pangkalan-pangkalan kendaraan

yang dapat langsung membawa penumpang ke daerah perumahan,

misalnya pangkalan becak, bajaj, ojek, dan sejenisnya; dan

• Area pusat kegiatan pada unit kecamatan (120.000 penduduk)

sekurang-kurangnya harus ada pangkalan kendaraan umum jenis

angkutan kecil yang dapat meneruskan penumpang ke pusat-pusat

kegiatan atau ke pusat-pusat lingkungan hunian dengan catatan

tidak menerobos daerah perumahan dan tidak mangkal di pusat

lingkungan. Luas pangkalan oplet / angkot ini sekurang-kurangnya

500 m2.

• Jalur pejalan kaki diletakkan menyatu secara bersisian dengan

jalur jalan pada kedua sisi jalan pada area daerah milik jalan /

damija.

• Dalam kondisi tertentu, jika memang terpaksa jalur pedestrian ini

dapat hanya pada satu sisi saja.

• Permukaan perkerasan jalur pejalan kaki secara umum terbuat

dari bahan anti slip.

• Perkerasan jalur pejalan kaki ini harus menerus dan tidak terputus

terutama ketika menemui titik-titik konflik antara jalur pejalan

Page 107: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

kaki dengan moda transportasi lain seperti jalur masuk kapling,

halte, dan lain sebagainya.

• Penyelesaian pada titik-titik konflik ini harus diselesaikan dengan

pendekatan kenyamanan sirkulasi pejalan kaki sebagai prioritas

utamanya lebar jalur untuk pejalan kaki saja minimal 1,2 (satu

koma dua) meter.

• Kemiringan jalur pedestrian (trotoar) memiliki rasio 1:2 tata hijau

pada sisi jalur pedestrian mutlak diperlukan sebagai elemen

pembatas dan pengaman (barrier) bagi pejalan kaki, sebagai

peneduh yang memberi kenyamanan, serta turut membentuk

karakter wajah jalan dari koridor jalan secara keseluruhan.

3) Kesehatan; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi

daya yang dikembangkan untuk pengembangan sarana kesehatan dengan

hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah penduduk

yang akan dilayani yang dikembangkan secara horizontal dan vertical.

Substansi dan kriteria penetapan zona sarana kesehatan mengacu

padaketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata

Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:

• Penempatan penyediaan fasilitas kesehatan akan

mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan

kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada

area tertentu.

• Sarana kesehatan yang dikembangkan dalam satu zona tersendiri

adalah sarana kesehatan dengan skala pelayanan tingkat

kecamatan atau lebih yang meliputi rumah bersalin,

laboratoriumkesehatan, puskesmas kecamatan, RS pembantu tipe

C, RS wilayah tipe B, dan RS tipe A.

• Sarana kesehatan berupa pos kesehatan, apotik , klinik, praktek

dokter tidak dikembangkan dalam satu zona terpisah dan akan

diatur lebih lanjut dalam peraturan zonasi.

• Rumah sakit dikembangkan dengan dengan jalan akses minimum

jalan kolektor, perletakan tidak boleh berbatasan langsung dengan

perumahan.

Page 108: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Puskesmas dikembangkan dengan jalan akses minimum jalan

lingkungan utama mengacu pada ketentuan- ketentuan lain yang

berlaku dalam pengembangan sarana kesehatan

4) Olahraga; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi

daya yang dikembangkan untuk menampung sarana olahraga baik dalam

bentuk terbuka maupun tertutup sesuai dengan lingkup

pelayanannyadengan hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan

dengan jumlah penduduk.

Substansi dan kriteria penetapan zona sarana olahraga mengacu

padaketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata

Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:

• Sarana olahraga yang dikembangkan dalam satu zona tersendiri

adalah sarana olahraga tingkat pelayanan kecamatan yang

meliputi gedung olahraga, kolam renang, gelanggang olahraga,

stadion mini.

• Sarana olahraga dengan skala pelayanan lebih rendah dari tingkat

kecamatan tidak dikembangkan dalam satuzona tersendiri namun

merupakan satu kesatuan dengan permukiman (bagian dari

fasilitas perumahan) dan akan diatur lebih lanjut dalam peraturan

zonasi.

• Fasilitas olahraga dengan skala pelayanan lebih besar atau sama

dengan tingkat kecamatan dikembangkan dengan dengan jalan

akses minimum jalan kolektor

5) Sosial Budaya; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan

budi daya yang dikembangkan untuk menampung sarana sosial budaya

dengan hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah

penduduk yang dikembangkan secara horizontal maupun vertical.

Substansi dan kriteria penetapan zona sarana sosial budaya mengacu

padaketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata

Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:

• Sarana sosial budaya yang dikembangkan dalam satu zona

tersendiri adalah sarana sosial budaya tingkat pelayanan

kecamatan atau lebih besar yang meliputi balai warga, gedung

serba guna, balai latihan kerja, panti sosial, gedung jumpa bakti,

Page 109: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

gedung pertemuan umum dengan besaran minimum diatur di

dalam peraturan zonasi.

• Sarana sosial budaya dengan skala pelayanan lebih rendah dari

tingkat kecamatan tidak dikembangkan dalam satu zona tersendiri

namun merupakan satu kesatuan dengan permukiman (bagian

dari fasilitas perumahan) dan akan diatur lebih lanjut dalam

peraturan zonasi.

• Fasilitas sosial budaya dengan skala pelayanan lebih besaratau

sama dengan tingkat kecamatan dikembangkan dengan dengan

jalan akses minimum jalan kolektor.

6) Peribadatan;peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan

budi daya yang dikembangkan untuk menampung sarana ibadah dengan

hierarki dan skala pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah penduduk.

Substansi dan kriteria penetapan zona sarana peribadatan mengacu

padaketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004 Tentang Tata

Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu:

• Memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan

kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan

peribadatan sesuai dengan tuntutan planologis dan religious.

• Mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau

kelompok lingkungan yang ada.

• Penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan

jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan

dasarsarana yang harus dipenuhi untuk melayani area tertentu.

• Sarana ibadah yang dikembangkan dalam satu zona tersendiri

meliputi sarana ibadat tingkat pelayanan kecamatan atau lebih

besar.

• Sarana ibadat dengan skala pelayanan lebih rendah dari tingkat

kecamatan tidak dikembangkan dalam satu zona tersendiri namun

merupakan satu kesatuan dengan permukiman (bagian dari

fasilitas perumahan) danakan diatur lebih lanjut dalam peraturan

zonasi.

Page 110: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Fasilitas peribadatan dengan skala pelayanan lebih besar atau

sama dengan tingkat kecamatan dikembangkan dengan jalan akses

minimum jalan kolektor mengacu pada ketentuan yang berlaku

dalam pengembangan sarana peribadatan

e. Zona Industri

Zona Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang

lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan

perekayasaan industri.

Tujuan penetapan zona industri adalah (1) menyediakan ruang bagi kegiatan-

kegiatan produksi suatu barang yang mempunyai nilai lebih untuk penggunaannya,

termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan yang berkaitan dengan lapangan

kerja perekonomian lainnya; dan (2) memberikan kemudahan pertumbuhan industri

baru dengan mengendalikan pemanfaatan ruang lainnya, untuk menjaga keserasian

lingkungan sehingga mobilitas antar ruang tetap terjamin serta terkendalinya kualitas

lingkungan.yang meliputi industri kimia dasar, industri mesin dan logam dasar,

industri kecil, dan aneka industri. penjelasan substansi dan kriteria perencanaan

penetapan zona industri adalah:

1) Industri Kimia Dasar; zona industri yang mengolah bahan mentah

menjadi bahan baku serta memiliki proses kimiayang menghasilkan

produk zat kimia dasar, seperti asam sulfat (H2SO4) dan ammonia (NH3),

seperti, Industri kertas, semen, obat-obatan, pupuk, kaca, dan lain-lain.

2) Industri Mesin dan Logam dasar; zona industri bahan logam dan produk

dasar yang menghasilkan bahan baku dan bahan setengah jadi, seperti

industri peralatan listrik, mesin, besi beton, pipa baja, kendaraan

bermotor, pesawat terbang, dan lain-lain.

3) Industri Kecil;zona industri dengan modal kecil dan tenaga kerja yang

sedikit dengan peralatan sederhana. biasanya merupakan industri yang

dikerjakan per orang atau rumah tangga, seperti industri roti, kompor

minyak, makanan ringan, minyak goreng curah dan lain-lain.

4) Aneka industri; industri yang menghasilkan beragam kebutuhan

konsumendibedakan ke dalam 4 golongan, yaitu:

Page 111: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Aneka pengolahan pangan yang menghasilkan kebutuhan pokok di

bidang pangan seperti garam, gula, margarine, minyak goreng,

rokok, susu, tepung terigu

• Aneka pengolahan sandang yang menghasilkan kebutuhan

sandang, seperti bahan tenun, tekstil, industri kulit dan pakaian

jadi

• Aneka kimia dan serat yang mengolah bahan baku melalui proses

kimia sehingga menjadi barang jadi yang dapat dimanfaatkan,

seperti bankendaraan, pipa paralon, pasta gigi, sabun cuci, dan

korek api

• Aneka bahan bangunan yang mengolah aneka bahan bangunan,

seperti industri kayu, keramik, kaca dan marmer.

f. Zona Khusus

Zona khusus yang berada di kawasan perkotaan dan tidak termasuk ke dalam

zona perumahan sampai dengan zona industri yang antara lain meliputi zona untuk

keperluan pertahanan dan keamanan, zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),

zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan zona khusus lainnya.

Tujuan penetapan: menyediakan ruang untuk pengembangan fungsi khusus

hankam, TPA, dan IPAL; dan menetapkan kriteria pengembangan zona khusus menjaga

keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan.

1) Pertahanan dan keamanan; peruntukan tanah yang merupakan bagian

dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk menjamin kegiatan

dan pengembangan bidang pertahanan dan keamanan seperti kantor,

instalasi hankam, termasuk tempat latihan baik pada tingkat nasional,

Kodam, Korem, Koramil, dsb.

substansi dan kriteria perencanaan dalam penetapan zona pertahanan

dan keamanan yaitu:

• Memperhatikan kebijakan sistem pertahanan dan keamanan

nasional.

• Memperhatikan kebijakan pemerintah yang menunjang pusat

hankam nasional.

• Memperhatikan ketersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan

bidang hankam beserta prasarana dan sarana penunjangnya.

Page 112: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Aksesibilitas yang menghubungkan zona hankam adalah jalan

kolektor;

• Tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan dan komersial

2) Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL); peruntukan tanah yang terdiri atas

daratan dengan batas batas tertentu yang berfungsi untuk tempat

pembuangan segala macam air buangan (limbah) yang berasal dari

limbah-limbah domestik, industri, maupun komersial dan lain-lainnya.

Substansi dan kriteria Perencanaan dalam penetapan zona IPAL yaitu:

• Memperhatikan sistem pembuangan air limbah pemukiman dan

industri yang berlaku di suatu wilayah.

• Memperhatikan standar-standar teknis sarana dan prasarana yang

harus dipenuhi dalam pembangunan IPAL.

• Tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan dan industri

3) Tempat Pemprosesan Akhir (TPA); peruntukan tanah di daratan dengan

batas-batas tertentu yang yang digunakan sebagai tempat untuk

menimbun sampah dan merupakan bentuk terakhir perlakuan sampah.

Substansi dan kriteria perencanaan dalam penetapan zona TPA yaitu:

• Memperhatikan kebijakan sistem persampahan (jalur dan saluran)

• Memperhatikan ketersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan TPA

serta ruang ruang yang diperlukan didalam operasi pembuangan

akhir sampah.

• Aksesibilitas yang TPA minimal adalah jalan lokal.

• Tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan, zona

komersial, dan zona zona lainnyadapat berdekatan dengan zona

industri namun harus berdasarkan syarat-syarat tertentu

g. Zona Peruntukan Lainnya

Zona peruntukan lainnya merupakan Peruntukan ruang yang dikembangkan

untuk menampung fungsi kegiatan di daerah tertentu berupa pertanian,

pertambangan, pariwisata, dan peruntukan-peruntukan lainnya.zona peruntukan

lainnya yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang antara lain meliputi zona

pertanian, zona pertambangan, dan zona pariwisata;

Tujuan penetapan: (1) menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan-

kegiatan di daerah tertentu seperti pertanian, pertambangan, pariwisata, dengan

Page 113: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

fasilitasnya dalam upaya memenuhi lapangan pekerjaan masyarakat di daerah

tersebut; dan (2) mengembangkan sektor-sektor basis tertentu agar dapat

meningkatkan produktifitas daerah.

1) Zona Pertanian; peruntukan ruang yang dikembangkan untuk

menampung kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan

mengusahakan tanaman tertentu, pemberian makanan, pengkandangan,

dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau tujuan komersil.

Substansi dan kriteria perencanaan zona untuk peruntukan pertanian

berupa:

• Ruang yang secara teknis dapat digunakan untuk lahan pertanian

basah (irigasi maupun non irigasi) ataupun lahan kering tanaman

pangan maupun palawija.

• Ruang yang apabila digunakan untuk kegiatan pertanian lahan

basah ataupun lahan kering dapat memberikan manfaat baik

ekonomi, ekologi maupun sosial

• Kawasan pertanian tanaman lahan basah dengan irigasi teknis

tidak boleh dialihfungsikan memperhatikan ketentuan pokok

tentang perencanaan dan penyelenggaraan budi daya tanaman

serta tata ruang dan tata guna tanah budi daya tanaman mengacu

kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budi Daya Tanaman peruntukan perkebunan, peternakan,

perikanan: (1) tidak mengganggu permukiman penduduk terkait

dengan limbah yang dihasilkan pada lingkungan dengan

kepadatan rendah, dan (2) memperhatikan ketentuan pokok

tentang pemakaian tanah dan air untuk usaha peternakan; serta

penertiban dan keseimbangan tanah untuk ternak mengacu

kepada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan.

2) Zona Pertambangan; peruntukan ruang yang dikembangkan untuk

menampung kegiatanpertambangan bagi daerah yang sedang maupun

yang akan segera melakukan kegiatan pertambangan golongan bahan

galian A, B, dan C

Page 114: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3) Zona Pariwisata; peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan

budi daya yang dikembangkan untuk mengembangkan kegiatan

pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.

kawasan wisata yang dikembangkan di tempatberlangsungnya atraksi

budaya, prosesi upacara adat, dansekitarnya yang ditujukan untuk

mengakomodasi wisata dengan minat khusus (tengeran/landmark, cagar

budaya)kawasan wisata di tempat objek alam (gunung, sawah,pantai,

laut, teIuk, lembah) dan kawasan di sekitarnya yangditujukan untuk

mengakomodasi wisata minat alam yangmemiliki

kecenderunganmendapatkan sesuatu danpengalaman baru yang

bermanfaat dari objek wisata alam yang dikunjungi

h. zona campuran

Zona campuran yaitu zona budidaya dengan beberapa peruntukan fungsi

dan/atau bersifat terpadu (mix use), seperti perumahan dan perdagangan/jasa,

perumahan, perdagangan/jasa dan perkantoran.

Tujuan penetapan: (1) menyediakan ruang untuk pengembangan beberapa

fungsi peruntukan dalam satu kesatuan lahan sehingga terwujud efisiensi lahan; (2)

menetapkan kriteria pengembangan zona campuran yang menjamin pencapaian

masyrakat atas prasarana/sarana; dan (3) mendukung konsep pembangunan kota

kompak.

1) Perumahan dan Perdagangan/jasa; peruntukan lahan budi daya yang

terdiri atas daratan dengan batas tertentu yang berfungsi campuran

antara perumahan dan perdagangan/jasa.

Tujuan penetapan zona menyediakan ruang untuk pengembangan fungsi

campuran perumahan dan perdagangan/jasa meningkatkan aksesibilitas

masyarakat pada subzona tersebut terhadap fasilitas komersial, dan

mengoptimalkan pemanfaatan ruang perkotaan.

substansi dan kriteria perencanaan untuk penetapan zona campuran

perumahan dan perdagangan/jasa adalah:

• Memperhatikan kepentingan urban yang menuntut efisiensi

pergerakan pemilihan lokasi mendekat ke fungsi komersial dari

calon penghuni yaitu lokasi-lokasi di pusat kotadimana nilai lahan

sudah tinggi.

Page 115: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

• Lokasi dengan akses yang cukup tinggi diantara bangunan berupa

ketersediaan jalur pejalan kaki yangmenghubungkan antar

bangunan dan menghubungkan subzona dengan tempat

pemberhentian kendaraan umum.

• Jenis kegiatan komersial yang dikembangkan berkaitan dengan

kebutuhan sehari-hari penghuni.

• Penyediaan lahan parkir disesuaikan dengan standar perparkiran

2) Perumahan dan Perkantoran; peruntukan lahan budi daya yang terdiri

atas daratan dengan batas tertentu yang berfungsi campuran antara

perumahan dan perkantoran.

penetapan zona campuran perumahan dan perkantoran dengan

tersedianya ruang untuk: (1) kegiatan perumahan kepadatan tinggi

dengan konsep hunian vertical, (2) kegiatan perkantoran yang melayani

masyarakat pada subzona tersebut dan (3) sirkulasi masyarakat baik

sirkulasi vertikal maupun horizontal, termasuk luas lobby lift, lobby

utama, jalur masuk dan keluar, jalur pejalan kaki antar bangunan, dan

jalur pejalan kaki menuju pemberhentian kendaraan umum.

Substansi dan kriteria perencaaan penetapan zona campuran perumahan

dan perkantoran adalah:

• Memperhatikan kepentingan urban yang menuntut efisiensi

pergerakan pemilihan lokasi mendekat ke tempat bekerja dari

calon penghuni yaitu lokasi-lokasi di pusat kotadimana nilai lahan

sudah tinggi.

• Lokasi dengan akses yang cukup tinggi diantara bangunan berupa

ketersediaan jalur pejalan kaki yang menghubungkan antar

bangunan dan menghubungkan subzona dengan tempat

pemberhentian kendaraan umum.

• Penyediaan lahan parkir disesuaikan dengan standar perparkiran

3) Perkantoran dan Perdagangan/jasa; peruntukan lahan budi daya yang

terdiri atas daratan dengan batas tertentu yang berfungsi campuran

antara perkantoran dan perdagangan/jasa.

Penetapan zona campuran perkantoran dan perdagangan/jasa dengan

tersedianya ruang untuk: (1) kegiatan perkantoran dan komersial dengan

Page 116: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

konsep bangunan vertical, (2) kegiatan perkantoran dan komersial yang

melayani masyarakat pada subzona dan/atau masyarakat di luar subzona

tersebut, dan (3) sirkulasi masyarakat baik sirkulasi vertikal maupun

horizontal, termasuk luas lobby lift, lobby utama, jalur masuk dan keluar,

jalur pejalan kaki antar bangunan, dan jalur pejalan kaki menuju

pemberhentian kendaraan umum.

Substansi dan kriteria perencaaan penetapan zona campuran

perkantoran dan perdagangan/jasa adalah:

• Memperhatikan kepentingan urban yang menuntut efisiensi

pergerakan pemilihan lokasi mendekat ke fungsi komersial dari

calon penghuni yaitu lokasi-lokasi di pusat kotadimana nilai lahan

sudah tinggi.

• Lokasi dengan akses yang cukup tinggi bagi masyarakat luas

diantaranya lebar / kelas jalan yang sesuai, ketersediaan

transportasi umum/massal yang sudah berjalan serta keberadaan

sistem infrastruktur kota yang memadai atau mudah

dikembangkan.

• Penyediaan sarana pergerakan yang dapat menggunakan konsep

transit oriented development (TOD).

• Jenis kegiatan komersial yang dikembangkan berkaitan dengan

kebutuhan perkantoran.

• Penyediaan lahan parkir disesuaikan dengan standar perparkiran

4.3 Rencana Jaringan Prasarana

Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hierarki sistem jaringan

prasarana yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang termuat dalam RTRW

kabupaten/kota.

Rencana jaringan prasarana berfungsi sebagai:

a) pembentuk sistem pelayanan, terutama pergerakan, di dalam BWP;

b) dasar perletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana dan utilitas

dalam BWP sesuai dengan fungsi pelayanannya; dan

c) dasar rencana sistem pergerakan dan aksesibilitas lingkungan dalam RTBL dan

rencana teknis sektoral.

Rencana jaringan prasarana dirumuskan berdasarkan:

a) rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang termuat dalam RTRW;

Page 117: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

b) kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi BWP;

c) rencana pola ruang BWP yang termuat dalam RDTR;

d) sistem pelayanan, terutama pergerakan, sesuai fungsi dan peran BWP; dan

e) ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Rencana jaringan prasarana dirumuskan dengan kriteria:

a) memperhatikan rencana struktur ruang bagian wilayah lainnya dalam wilayah

kabupaten/kota dan/atau wilayah administrasi kabupaten/kota sekitarnya

yang berbatasan langsung dengan BWP;

b) menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana dan

utilitas pada BWP;

c) mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan utilitas BWP; dan

d) mengakomodasi kebutuhan fungsi dan peran pelayanan kawasan di dalam

struktur ruang BWP.

Materi rencana jaringan prasarana meliputi:

a. Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan

Rencana pengembangan jaringan pergerakan merupakan seluruh jaringan

primer dan jaringan sekunder pada BWP yang meliputi jalan arteri, jalan kolektor,

jalan lokal, jalan lingkungan, dan jaringan jalan lainnya yang belum termuat dalam

RTRW kabupaten/kota, yang terdiri atas:

1) Jaringan jalan arteri primer dan arteri sekunder;

2) Jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder;

3) Jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder;

4) Jaringan jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder; dan

5) Jaringan jalan lainnya yang meliputi:

i. Jalan masuk dan keluar terminal barang serta terminal orang/penumpang

sesuai ketentuan yang berlaku (terminal tipe A, B dan C hingga pangkalan

angkutan umum);

ii. Jaringan jalan moda transportasi umum (jalan masuk dan keluarnya terminal

barang/orang hingga pangkalan angkutan umum dan halte); dan

iii. Jalan masuk dan keluar parkir.

Dalam hal terdapat jalur kereta api, jalur pelayaran, dan jalur pejalan

kaki/sepeda, selain memuat jaringan pergerakan sebagaimana dimaksud pada angka 1

Page 118: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

sampai dengan angka 5, rencana jaringan pergerakan juga harus memuat rencana jalur

kereta api, jalur pelayaran, dan jalur pejalan kaki/sepeda.

b. Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan

Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan merupakan penjabaran

dari jaringan distribusi dan pengembangannya berdasarkan prakiraan kebutuhan

energi/kelistrikan di BWP yang termuat dalam RTRW, yang terdiri atas:

1) Jaringan subtransmisi yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari

sumber daya besar (pembangkit) menuju jaringan distribusi primer (gardu

induk) yang terletak di BWP (jika ada);

2) Jaringan distribusi primer (jaringan SUTUT, SUTET, dan SUTT) yang berfungsi

untuk menyalurkan daya listrik dari jaringan subtransmisi menuju jaringan

distribusi sekunder, yang dilengkapi dengan infrastruktur pendukung yang

meliputi:

i. Gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari jaringan

subtransmisi (70-500 kv) menjadi tegangan menengah (20 kv); dan

ii. Gardu hubung yang berfungsi untuk membagi daya listrik dari gardu induk

menuju gardu distribusi;

3) Jaringan distribusi sekunder yang berfungsi untuk menyalurkan atau

menghubungkan daya listrik tegangan rendah ke konsumen, yang dilengkapi

dengan infrastruktur pendukung berupa gardu distribusi yang berfungsi untuk

menurunkan tegangan primer (20 kv) menjadi tegangan sekunder (220 v /380

v).

Dalam hal terdapat jaringan pipa minyak dan gas bumi, selain memuat jaringan

energi/kelistrikan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 3,

rencana jaringan energi/kelistrikan juga harus memuat rencana jaringan pipa minyak

dan gas bumi.

c. Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi terdiri atas:

1) Rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi yang berupa

penetapan lokasi pusat automatisasi sambungan telepon;

2) Rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon kabel yang berupa

penetapan lokasi stasiun telepon otomat, rumah kabel, dan kotak pembagi;

Page 119: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

3) Rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon nirkabel yang berupa

penetapan lokasi menara telekomunikasi termasuk menara Base Transceiver

Station (BTS);

4) Rencana pengembangan sistem televisi kabel termasuk penetapan lokasi

stasiun transmisi;

5) Rencana penyediaan jaringan serat optik; dan

6) Rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi.

d. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

Rencana pengembangan jaringan air minum berupa rencana kebutuhan dan

sistem penyediaan air minum, yang terdiri atas:

1) Sistem penyediaan air minum wilayah kabupaten/kota yang mencakup

sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;

2) Bangunan pengambil air baku;

3) Pipa transmisi air baku dan instalasi produksi;

4) Pipa unit distribusi hingga persil;

5) Bangunan penunjang dan bangunan pelengkap; dan

6) Bak penampung.

e. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Rencana pengembangan jaringan drainase terdiri atas:

1) Sistem jaringan drainase yang berfungsi untuk mencegah genangan; dan

2) Rencana kebutuhan sistem jaringan drainase yang meliputi rencana jaringan

primer, sekunder, tersier, dan lingkungan di BWP;

Dalam hal kondisi topografi di BWP berpotensi terjadi genangan, maka perlu

dibuat kolam retensi, sistem pemompaan, dan pintu air.

f. Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah

Jaringan air limbah meliputi sistem pembuangan air limbah setempat (onsite)

dan/atau terpusat (offsite).

Sistem pembuangan air limbah setempat, terdiri atas:

1) Bak septik (septic tank); dan

2) Instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT).

Sistem pembuangan air limbah terpusat, terdiri atas:

Page 120: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

1) Seluruh saluran pembuangan; dan

2) Bangunan pengolahan air limbah.

g. Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya

Penyediaan prasarana lainnya direncanakan sesuai kebutuhan pengembangan

BWP, misalnya BWP yang berada pada kawasan rawan bencana wajib menyediakan

jalur evakuasi bencana yang meliputi jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara

yang terintegrasi baik untuk skala kabupaten/kota, kawasan, maupun lingkungan.

Jalur evakuasi bencana dapat memanfaatkan jaringan prasarana dan sarana

yang sudah ada.

4.4 Ketentuan Pemanfaatan Ruang

Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya mewujudkan

RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu perencanaan 5

(lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan sebagaimana diatur dalam

pedoman ini.

Ketentuan pemanfaatan ruang berfungsi sebagai:

a) Dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman investasi

pengembangan BWP;

b) Arahan untuk sektor dalam penyusunan program;

c) Dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan

dan penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan

d) Acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

Ketentuan pemanfaatan ruang disusun berdasarkan:

a) Rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana;

b) Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;

c) Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan;

d) Masukan dan kesepakatan dengan para investor; dan

e) Prioritas pengembangan BWP dan pentahapan rencana pelaksanaan program

sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) daerah dan

rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) daerah, serta rencana

terpadu dan program investasi infrastruktur jangka menengah (RPI2JM)

Ketentuan pemanfaatan ruang disusun dengan kriteria:

a) Mendukung perwujudan rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana

di BWP serta perwujudan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya;

Page 121: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

b) Mendukung program penataan ruang wilayah kabupaten/kota;

c) Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu

perencanaan;

d) Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik

dalam jangka waktu tahunan maupun lima tahunan; dan

e) Terjaganya sinkronisasi antarprogram dalam satu kerangka program terpadu

pengembangan wilayah kabupaten/kota.

Program dalam ketentuan pemanfaatan ruang meliputi:

a. Program Pemanfaatan Ruang Prioritas

Program pemanfaatan ruang prioritas merupakan program-program

pengembangan BWP yang diindikasikan memiliki bobot tinggi berdasarkan tingkat

kepentingan atau diprioritaskan dan memiliki nilai strategis untuk mewujudkan

rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana di BWP sesuai tujuan penataan

BWP.

Program pemanfaatan ruang dapat memuat kelompok program sebagai berikut:

1) Program perwujudan rencana pola ruang di BWP yang meliputi:

i. Perwujudan zona lindung pada BWP termasuk didalam pemenuhan kebutuhan

RTH; dan

ii. Perwujudan zona budi daya pada BWP yang terdiri atas:

(a) Perwujudan penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum di BWP;

(b) Perwujudan ketentuan pemanfaatan ruang untuk setiap jenis pola ruang;

(c) Perwujudan intensitas pemanfaatan ruang blok; dan/atau

(d) Perwujudan tata bangunan.

2) Program perwujudan rencana jaringan prasarana di BWP yang meliputi:

i. Perwujudan pusat pelayanan kegiatan di BWP; dan

ii. Perwujudan sistem jaringan prasarana untuk BWP, yang mencakup pula sistem

prasarana nasional dan wilayah/regional di dalam BWP yang terdiri atas:

(a) Perwujudan sistem jaringan pergerakan;

(b) Perwujudan sistem jaringan energi/kelistrikan;

(c) Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi;

(d) Perwujudan sistem jaringan air minum;

(e) Perwujudan sistem jaringan drainase;

(f) Perwujudan sistem jaringan air limbah; dan/atau

Page 122: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

(g) Perwujudan sistem jaringan prasarana lainnya.

3) Program perwujudan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya yang

terdiri atas:

i. Perbaikan prasarana, sarana, dan blok/kawasan;

ii. Pembangunan baru prasarana, sarana, dan blok/kawasan;

iii. Pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan; dan/atau

iv. Pelestarian/pelindungan blok/kawasan.

4) Program perwujudan ketahanan terhadap perubahan iklim, dapat sebagai kelompok

program tersendiri atau menjadi bagian dari kelompok program lainnya, disesuaikan

berdasarkan kebutuhannya.

2. Muatan Peraturan Zonasi

Peraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dari RDTR.Peraturan zonasi berfungsi sebagai:

a) Perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;

b) Acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air

right development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;

c) Acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;

d) Acuan dalam pengenaan sanksi; dan

e) Rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan

lokasi investasi.

Peraturan zonasi bermanfaat untuk:

a) Menjamin dan menjaga kualitas ruang BWP minimal yang ditetapkan;

b) Menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan penggunaan

lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; dan

c) Meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap zona.

5. Materi Peraturan Zonasi

Peraturan zonasi memuat materi wajib yang meliputi ketentuan kegiatan dan

penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan,

ketentuan prasarana dan sarana minimal, ketentuan pelaksanaan, dan materi pilihan

yang terdiri atas ketentuan tambahan, ketentuan khusus, standar teknis, dan ketentuan

pengaturan zonasi.

Materi wajib adalah materi yang harus dimuat dalam peraturan zonasi.Sedangkan

Page 123: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

materi pilihan adalah materi yang perlu dimuat sesuai dengan kebutuhan daerah

masing-masing.

7.2 Pengelompokan Materi

7.2.1 Materi Wajib

a. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi

kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan

yang bersyarat secara terbatas, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat

tertentu, dan kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan pada suatu

zona.

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan ketentuan

maupun standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang, ketentuan dalam peraturan

bangunan setempat, dan ketentuan khusus bagi unsur bangunan atau komponen yang

dikembangkan.

Ketentuan teknis zonasi terdiri atas:

“Klasifikasi I = pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan”

Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I memiliki sifat

sesuai dengan peruntukan ruang yang direncanakan. Pemerintah kabupaten/kota

tidak dapat melakukan peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain terhadap

kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I.

“Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara terbatas”

Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna bahwa kegiatan dan

penggunaan lahan dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu

beroperasinya suatu kegiatan di dalam subzona maupun pembatasan jangka

waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan;

2) Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, maupun

ketinggian bangunan. Pembatasan ini dilakukan dengan menurunkan nilai

maksimal dan meninggikan nilai minimal dari intensitas ruang dalam

peraturan zonasi;

3) Pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatan yang diusulkan telah

ada mampu melayani kebutuhan, dan belum memerlukan tambahan, maka

Page 124: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

pemanfaatan tersebut tidak boleh diizinkan atau diizinkan terbatas dengan

pertimbangan-pertimbangan khusus.

Contoh: dalam sebuah zona perumahan yang berdasarkan standar teknis telah

cukup jumlah fasilitas peribadatannya, maka aktivitas rumah ibadah termasuk dalam

klasifikasi T.

“Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu”

Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa untuk mendapatkan izin atas

suatu kegiatan atau penggunaan lahan diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu

yang dapat berupa persyaratan umum dan persyaratan khusus.Persyaratan dimaksud

diperlukan mengingat pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang besar bagi

lingkungan sekitarnya.

Contoh persyaratan umum antara lain:

1) Dokumen AMDAL;

2) Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL);

3) Dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN); dan

4) Pengenaan disinsentif misalnya biaya dampak pembangunan (development

impact fee).

Contoh persyaratan khusus misalnya diwajibkan menambah tempat parkir,

menambah luas RTH, dan memperlebar pedestrian.

“Klasifikasi X = pemanfaatan yang tidak diperbolehkan”

Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X memiliki

sifat tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat

menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.Kegiatan dan

penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X tidak boleh diizinkan pada zona

yang bersangkutan.

Penentuan I, T, B dan X untuk kegiatan dan penggunaan lahan pada suatu zonasi

didasarkan pada:

1) Pertimbangan Umum

Pertimbangan umum berlaku untuk semua jenis penggunaan lahan, antara lain

kesesuaian dengan arahan pemanfaatan ruang dalam RTRW kabupaten/kota,

Page 125: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

keseimbangan antara kawasan lindung dan kawasan budi daya dalam suatu wilayah,

kelestarian lingkungan (perlindungan dan pengawasan terhadap pemanfaatan air,

udara, dan ruang bawah tanah), toleransi terhadap tingkat gangguan dan dampak

terhadap peruntukan yang ditetapkan, serta kesesuaian dengan kebijakan lainnya yang

dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.

2) Pertimbangan Khusus

Pertimbangan khusus berlaku untuk masing-masing karakteristik guna lahan,

kegiatan atau komponen yang akan dibangun. Pertimbangan khusus dapat disusun

berdasarkan rujukan mengenai ketentuan atau standar yang berkaitan dengan

pemanfaatan ruang, rujukan mengenai ketentuan dalam peraturan bangunan

setempat, dan rujukan mengenai ketentuan khusus bagi unsur bangunan atau

komponen yang dikembangkan.

b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang

Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang adalah ketentuan mengenai besaran

pembangunan yang diperbolehkan pada suatu zona yang meliputi:

1) KDB (Koefisien Dasar Bangunan)Maksimum;

KDB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat pengisian atau

peresapan air, kapasitas drainase, dan jenis penggunaan lahan.

Penentuan KDB (Koefisien Dasar Bangunan).

KDB adalah perbandingan antara luas bangunan dengan luas lahan.Nilai KDB di

suatu kawasan menentukan berapa persen luas bangunan di suatu kawasan yang boleh

dibangun.Penentuan KDB ditinjau dari aspek lingkungan dengan tujuan untuk

mengendalikan luas bangunan di suatu lahan pada batas-batas tertentu sehingga tidak

mengganggu penyerapan air hujan ke tanah. Nilai KDB dapat dihitung melalui debit

infiltrasi air pada suatu daerah sebagai berikut:

𝑲𝑲𝑫𝑫𝑩𝑩= ((𝑨𝑨−𝑶𝑶𝑺𝑺))/𝑨𝑨𝒙𝒙𝟏𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎%

dimana :

𝐎𝐎𝐒𝐒 = 𝑰𝑰𝒊𝒊𝒏𝒏𝒇𝒇/𝑸𝑸𝒊𝒊𝒏𝒏𝒇𝒇

OS = luas kawasan yang harus dilestarikan

Iinf = intensitas infiltrasi (l/detik)

Lalu debit dan intensitas infiltrasi air adalah:

Qinf = C x I x A

Qinf = debit infiltrasi air (l/detik)

Page 126: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

C = koefisien infiltrasi

I = intensitas infiltrasi minimum (l/detik)

A = luas lahan (ha/m2)

Iinf = S x A

Iinf = intensitas infiltrasi (l/detik)

S = koefisien penyimpanan

A = luas lahan (ha/m2)

Koefisien infiltrasi (C) tergantung dari jenis bidang yang menutupi di atasnya,

apakah itu dari bahan kedap air ataupun dari rumput masing-masing mempunyai

koefisien tertentu seperti pada tabel berikut:

2) KLB Maksimum;

KLB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan harga lahan,

ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana (jalan), dampak atau kebutuhan

terhadap prasarana tambahan, serta ekonomi dan pembiayaan.

3) Ketinggian Bangunan Maksimum; dan

4) KDH Minimal.

KDH minimal digunakan untuk mewujudkan RTH dan diberlakukan secara

umum pada suatu zona.KDH minimal ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat

pengisian atau peresapan air dan kapasitas drainase.

Beberapa ketentuan lain dapat ditambahkan dalam intensitas pemanfaatan

ruang, antara lain meliputi:

1) Koefisien Tapak Basement (KTB) Maksimum;

KTB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan KDH minimal.

2) Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) Maksimum;

3) Kepadatan Bangunan atau Unit Maksimum; dan

Page 127: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Kepadatan bangunan atau unit maksimum ditetapkan dengan

mempertimbangkan faktor kesehatan (ketersediaan air bersih, sanitasi, sampah,

cahaya matahari, aliran udara, dan ruang antar bangunan), faktor sosial (ruang terbuka

privat, privasi, serta perlindungan dan jarak tempuh terhadap fasilitas lingkungan),

faktor teknis (resiko kebakaran dan keterbatasan lahan untuk bangunan atau rumah),

dan faktor ekonomi (biaya lahan, ketersediaan, dan ongkos penyediaan pelayanan

dasar).

4) Kepadatan Penduduk Maksimal.

Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang mendetailkan lebih lanjut intensitas

pemanfaatan ruang yang diatur dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW

kabupaten/kota, atau juga bisa berisi sama dengan intensitas pemanfaatan ruang yang

diatur dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW kabupaten/kota.

Intensitas pemanfaatan ruang yang terdapat dalam ketentuan intensitas pemanfaatan

ruang dapat didetailkan kembali lebih lanjut dalam RTBL.

c. Ketentuan Tata Bangunan

Ketentuan tata bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran,

peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona.

Komponen ketentuan tata bangunan minimal terdiri atas:

1) GSB minimal yang ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan,

resiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan, dan estetika;

2) Tinggi bangunan maksimum atau minimal yang ditetapkan dengan

mempertimbangkan keselamatan, resiko kebakaran, teknologi, estetika, dan

parasarana;

3) Jarak bebas antarbangunan minimal yang harus memenuhi ketentuan

tentang jarak bebas yang ditentukan oleh jenis peruntukan dan ketinggian

bangunan; dan

4) Tampilan bangunan yang ditetapkan dengan mempertimbangkan warna

bangunan, bahan bangunan, tekstur bangunan, muka bangunan, gaya

bangunan, keindahan bangunan, serta keserasian bangunan dengan

lingkungan sekitarnya.

Ketentuan tata bangunan mendetailkan lebih lanjut tata bangunan yang diatur

dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW kabupaten/kota, atau juga dapat

berisi sama dengan tata bangunan yang diatur dalam ketentuan umum peraturan

zonasi pada RTRW kabupaten/kota. Tata bangunan yang terdapat dalam ketentuan

Page 128: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

tata bangunan ruang dapat didetailkan kembali lebih lanjut dalam RTBL.

d. Ketentuan Sarana dan Prasarana Minimal

Ketentuan prasarana dan sarana minimal berfungsi sebagai kelengkapan dasar

fisik lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan yang nyaman melalui

penyediaan prasarana dan sarana yang sesuai agar zona berfungsi secara optimal.

Prasarana yang diatur dalam peraturan zonasi dapat berupa prasarana parkir,

aksesibilitas untuk difabel, jalur pedestrian, jalur sepeda, bongkar muat, dimensi

jaringan jalan, kelengkapan jalan, dan kelengkapan prasarana lainnya yang diperlukan.

Ketentuan prasarana dan sarana minimal ditetapkan sesuai dengan ketentuan

mengenai prasarana dan sarana yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

PEMBUATAN PETA

Sistematika Penyajian Peta

Peta rencana pola ruang (zoning map) digambarkan dengan ketentuan sebagai

berikut:

a) Rencana pola ruang digambarkan dalam peta dengan skala atau tingkat

ketelitian minimal 1:100.000 untuk wilayah kabupaten dan 1:50.000 untuk

wilayah kota dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi geografis

yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang;

b) Cakupan rencana pola ruang meliputi ruang darat dan/atau ruang laut dengan

batasan 4 (empat) mil laut yang diukur dari garis pantai wilayah

kabupaten/kota atau sampai batas negara yang disepakati secara

internasional apabila kabupaten/kota terkait berbatasan laut dengan negara

lain;

c) Rencana pola ruang dapat digambarkan ke dalam beberapa lembar peta yang

tersusun secara beraturan mengikuti ketentuan yang berlaku;

d) Peta rencana pola ruang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan

zonasi; dan

e) Peta rencana pola ruang harus sudah menunjukkan batasan persil untuk

wilayah yang sudah terbangun.

Contoh jenis Penyajian Peta

Page 129: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Page 130: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Page 131: 2. Usulan Teknis

PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Contoh Peta Rencana Zonasi

Page 132: 2. Usulan Teknis

Bagian - D JJAADDWWAALL PPEELLAAKKSSAANNAAAANN

PPEEKKEERRJJAAAANN Jadwal pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap kegiatan yang

telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi. Jadwal pelaksanaan pekerjaan

merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu kegiatan harus dilaksanakan dan harus

selesai sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan tidak

mengurangi mutu teknisnya. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan

alir pelaksanaan pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam

KAK.

Page 133: 2. Usulan Teknis

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 9 10 11 12

1 PERSIAPAN 1.1 Persiapan Kelembagaan1.2 Persiapan Teknis - Kajian Literatur - Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan

2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING 2.1 Data Sekunder Data kondisi iklim daerah perencanaan Data kondisi fisik wilayah pelayanan Data kependudukan Data rencana tata ruang Data penggunaan lahan Data pemanfaatan perairan2.2 Data Primer Lokasi kawasan perencanaan Data ekosistem pesisir dan sumberdaya pesisir Sarana dan prasarana yang ada di lokasi Sarana jalan lingkungan dan jalan menuju lokasi

3 KEGIATAN ANALISIS3.1 Penentuan Kawasan Perencanaan3.2 Penentuan Zonasi Kawasan Pesisir3.3 Arahan Penataan Ruang Kawasan Pesisir3.4 Rencana Zonasi Kawasan Pesisir

5 KEGIATAN WORKSHOP5.1 Laporan Pendahuluan5.2 FGD 15.3 FGD 25.4 Laporan Akhir

6 PELAPORAN6.1 Laporan Pendahuluan6.2 Buku Draft Laporan Akhir6.3 Buku Laporan Akhir6.3 Buku Eksekutif Summary6.4 Album Peta6.5 Soft Copy CD

NO K E G I A T A NBULAN

I II III IV

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan PT. MANDALA PRIMA KONSULTAN

Page 134: 2. Usulan Teknis

G-1

Bagian- E

KKOOMMPPOOSSIISSII TTIIMM DDAANN PPEENNUUGGAASSAANN

A. Tenaga Ahli dan Tanggung Jawabnya

Agar diperoleh hasil yang optimal dari pekerjaan ini, maka PT. Mandala Prima

Konsultan menugaskan kualifikasi personil/tenaga ahli yang diperlukan dengan sebaik-

baiknya dan pemilihan yang tepat.

Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan seperti yang tercantum di dalam TOR pekerjaan,

maka uraian tugas dan wewenang dari masing-masing tenaga ahli menjadi bahan

pertimbangan dalam pemilihan tenaga ahli yang akan ditugaskan untuk menangani

pekerjaan.

Tenaga Ahli yang ditugaskan oleh konsultan dalam pekerjaan ini harus mampu di dalam

tugasnya masing-masing. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan berada di bawah

tanggung jawab seorang Insinyur yang ditugaskan sebagai Team Leader, syarat yang

harus dipenuhi masing-masing dijelaskan sebagai berikut :

Professional Staff :

Professional Staff sebagai tenaga inti pelaksana pekerjaan, terdiri dari tenaga terdidik

dan berpengalaman pada bidang yang ditekuninya. Adapun Professional Staff yang akan

melaksanakan pekerjaan ini, terdiri dari :

1. Ketua Tim (Team Leader)

Ketua Tim merupakan ahli Pengelolaan Sumber Daya Pesisir yang disyaratkan

memiliki latar belakang pendidikan minimal magister (S-2) di bidang Perikanan atau

Kelautan, lulusan universitas negeri atau swasta yang telah terkareditasi, dengan

pengalaman dalam pekerjaan bidang perencanaan wilayah sekurang-kurangnya 5

(Lima) tahun.

2. Ahli Perikanan

S1 Perikanan/Kelautan dengan pengalaman dalam pekerjaan bidang

Kelautan/Perikanan sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun.

Page 135: 2. Usulan Teknis

G-2

3. Ahli Kelautan

S1 Perikanan/Kelautan yang memiliki pengalaman dalam pekerjaan Kelautan

sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

4. Ahli Sosial/Ekonomi

S1 ilmu sosial/Ekonomi dengan pengalaman dalam pekerjaan bidang Sosial

ekonomi dan kajian aspek sosial sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

5. Ahli Oseanografi

S1 Kelautan/Perikanan dengan pengalaman dalam pekerjaan di bidang

oseanografi sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun.

6. Ahli GIS

S1 Geografi/Teknik Geodesi/Teknik Geologi yang menguasai aplikasi GIS dan

memiliki pengalaman dalam pekerjaan bidang perpetaan sekurang-kurangnya 5 (Lima)

tahun.

1. Asisten Tenaga Ahli, terdiri dari :

• Asisten Ahli Perikanan/Kelautan : 1 orang

• Asisten Ahli GIS : 1 orang

• Enumerator : 2 orang

2. Tenaga Pendukung

• Tenaga Selam : 3 orang

• Tenaga Survey : 2 orang

• Tenaga Administrasi : 1 orang

Page 136: 2. Usulan Teknis

G-3

B. Tabel : Komposisi Tim & Penugasan

No Nama Personil Perusahaan

Tenaga Ahli

Lokal/ Asing

Lingkup Keahlian

Posisi Yang Diusulkan Uraian Tugas dan Tanggungjawab

Jumlah Orang Bulan

A. Tenaga Ahli

1. Dr. Abd. Wasir Samad, S.Si, M.Si

PT. Mandala

Prima Konsultan

Lokal

Ahli Pengelolaan

Sumber Daya Pesisir

Team Leader

• Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan dari sejak perencanaan sampai penyelesaiannya hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan

• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya guna menciptakan suasana kerja yang harmonis dan efektif.

• Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya..

• Mempelajari dokumen yang terkait dengan kegiatan serta memberikan analisa terhadap seumberdaya pesisir dan laut

• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan survey.

• Membantu penyusunan kerangka survey dan peta kerja serta melakukan analisa terhadap data dan informasi berdasarkan data hasil survey.

4

2 M. Abduh Ibnu Hajar, Ph.D

PT. Mandala

Prima Konsultan.

Lokal Ahli Prikanan Ahli Perikan

• Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaiannya hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.

Page 137: 2. Usulan Teknis

G-4

No Nama Personil Perusahaan

Tenaga Ahli

Lokal/ Asing

Lingkup Keahlian

Posisi Yang Diusulkan Uraian Tugas dan Tanggungjawab

Jumlah Orang Bulan

• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya, dibawah koordinasi Tim Leader guna memciptakan suasana kerja yang harmonis dan efektif

• Dibawah koordinasi TL, bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya menyusun rencana kerja dan kerangka pelaporan

• Mempelajari dokumen yang terkait dengan kegiatan serta memberikan analisa terhadap aspek-aspek perikanan.

• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan survey terkait jumlah dan kelimpahan sumberdaya

• Menetapkan kerangka studi yang menjadi acuan kerja tenaga ahli lainnya

• Member masukan kepada setiap tenaga ahli dalam menyusun rencana survey memenuhi aspek-aspek perikanan.

3. Budiman, ST

PT. Mandala

Prima Konsultan

Lokal Ahli Kelautan Ahli Kelautan

• Sesuai dengan bidang keahliannya bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaiannya hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.

• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya di bawah koordinasi ketua tim guna menciptakan suasana kerja yang harmonis dan efektif;

• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya menyusun rencana kerja dan

3

Page 138: 2. Usulan Teknis

G-5

No Nama Personil Perusahaan

Tenaga Ahli

Lokal/ Asing

Lingkup Keahlian

Posisi Yang Diusulkan Uraian Tugas dan Tanggungjawab

Jumlah Orang Bulan

kerangka laporan. • Mempelajari dokumen yang terkait

dengan aspek-aspek kelautan. • Menetapkan kerangka studi yang

menjadi acuan kerja tenaga ahli lainnya.

• Memberi masukan kepada setiap tenaga ahli dalam menyusun rencana survey/pengumpulan data terkait dengan aspek-aspek kelautan.

• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan survei

• Menganalisis data dan potensi serta permasalahan wilayah pesisir dan pilau-pulau kecil dari aspek kelautan.

• Memberikan masukan strategi kebijakan dan arahan pengembangan wilayah dari aspek kelautan

• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam menyusun potensi sumberdaya kelautan.

4.. Syamsu Fajar, ST

PT. Mandala

Prima Konsultan

Lokal Ahli Oseanografi

Ahli oseanografi

• Sesuai dengan bidang keahliannya bertangguang jawab dalam pelaksanaan pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaian hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.

• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya, menciptakan suasana kerja yang harmonis dan efektif.

• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya, menyusun rencana kerja dan kerangka laporan

3

Page 139: 2. Usulan Teknis

G-6

No Nama Personil Perusahaan

Tenaga Ahli

Lokal/ Asing

Lingkup Keahlian

Posisi Yang Diusulkan Uraian Tugas dan Tanggungjawab

Jumlah Orang Bulan

• Mempelajari dokumen yang terkait dengan aspek-aspek oceanografi.

• Menetapkan kerangka studi yang menjadi acuan kerja tenaga ahli lainnya

• Member masukan kepada setiap tenaga ahli dalam menyusun rencana survey/pengumpulan data terkait aspek-aspek oceanografi

5. Muhammad Syakhrun, SE

PT. Mandala

Prima Konsultan

Lokal Ahli Sosial Ekonomi

Ahli Sosial Ekonomi

• Sesuai dengan bidang keahliannya bertangguang jawab dalam pelaksanaan pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaian hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.

• Membantu Team Leader dalam Penyusunan laporan ntuk setiap tahap kegiatan.

• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya di bawah koordinasi tim leader menciptakan suasana kerja yang harmonis dan efektif.

• Di bawah koordinasi TL, bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya menyusun rencana kerja dan kerangka laporan

• Mempelajari dokumen yang terkait dengan kegiatan serta memberikan analisa terhadap aspek-aspek social ekonomi

• Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan survei

• Menetapkan kerangka studi yang menjadi acuan kerja tenaga ahli

3

Page 140: 2. Usulan Teknis

G-7

No Nama Personil Perusahaan

Tenaga Ahli

Lokal/ Asing

Lingkup Keahlian

Posisi Yang Diusulkan Uraian Tugas dan Tanggungjawab

Jumlah Orang Bulan

lainnya. • Memberikan masukan kepada setiap

tenaga ahli dalam menyusun rencana survey memenuhi aspek-aspek social ekonomi.

6. Djoko Santoso, ST

PT. Mandala

Prima Konsultan

Lokal Ahli Gis/ Pemetaan

Ahli Gis/ Pemetaan

• Sesuai dengan bidang keahliannya bertangguang jawab dalam pelaksanaan pekerjaan, sejak perencanaan sampai penyelesaian hingga diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan.

• Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.

• Di bawah koordinasi ketua Tim bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya menyusun rencana kerja dan kerangka laporan.

• Melakukan proses pemasukan data digital spasial, menyusun peta-peta tematik, menginterpretasi peta citra

• Menyusun data base manajemen system sesuai standar pedoman pemetaan RZWP3K

• Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya

• Mempelajari dokumen yang ada kaitannya dengan proyek serta memberikan analisa terhadap aspek-aspek data spasial dan pemetaan

• Turut bertanggung jawab terhadap pelakasanaan survey ekosistem pesisir dan laut

3

Page 141: 2. Usulan Teknis

G-8

No Nama Personil Perusahaan

Tenaga Ahli

Lokal/ Asing

Lingkup Keahlian

Posisi Yang Diusulkan Uraian Pekerjaan

Jumlah Orang Bulan

B. Staff Penunjang

1. To Be Name

PT. Mandala Prima Konsultan Lokal Tenaga Selam Tenaga Selam

• Membantu proses pelaksanaan survey dilapangan

• Membantu menganalisa ekosistem pesisir

3

2. To Be Name PT. Mandala Prima Konsultan Lokal Tenaga

Survei Tenaga Survei

• Membantu proses pelaksanaan survey di lapangan

• Memproses hasil survei lapangan untuk pemutakhiran peta-peta tematik

• Menyusun Laporan bersama Tim

3

3. To Be Name PT. Mandala Prima Konsultan Lokal Enumenator Enemunator • Membantu proses pelaksanaan

survey di lapangan 1

Page 142: 2. Usulan Teknis

H - 1

Bagian - F

JJAADDUUAALL PPEENNUUGGAASSAANN TTEENNAAGGAA AAHHLLII

Sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan seperti yang tercantum di dalam KAK pekerjaan,

maka PT. Mandala Prima Konsultan mengusulkan jadwal pengerahan personil/

tenaga ahli maupun tenaga penunjang dengan berdasar pada fungsi dari masing-masing

personil. Uraian tugas dan wewenang dari masing-masing tenaga ahli menjadi bahan

pertimbangan dalam pemilihan tenaga ahli yang akan ditugaskan untuk menangani

pekerjaan.

Jadwal Penugasan Personil ini menguraikan waktu penugasan Tenaga Ahli, Tenaga

Teknis dan Tenaga Penunjang dalam penanganan pekerjaan, sesuai dengan tugas dan

tanggung jawabnya masing-masing. Jadwal ini disusun berdasarkan jadwal pelaksanaan

yang dibuat oleh Konsultan. Untuk jadwal penugasan personil yang lebih lengkap akan

disajikan dalam Tabel dibawah ini

Page 143: 2. Usulan Teknis

H - 2

Jadwal Penugasan Personil PT. Mandala Prima Konsultan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Ahli Pengelolaan Sumber Daya Pesisir (Team Leader) Dr. Abd. Wasir Samad, S.Si, M.Si 42 Ahli perikanan M. Abduh ibnu Hajar, Ph.D 33 Ahli Kelautan Budiman, ST 34 Ahli Sosial/Ekonomi Muhammad Syakhrun, SE 35 Ahli Oseanografi Syamsu Fajar, ST 36 Ahli GIS Djoko Santoso, ST 3

19

1 Asisten Ahli Perikanan/Kelautan to be name 32 Asisten Ahli Pemetaan/GIS to be name 33 Enumerator to be name 8

14

1 Tenaga Selam to be name 32 Tenaga Survey to be name 23 Tenaga Administrasi to be name 4

942

Sub TotalTotal

Sub Total

NO POSISI NAMA PERSONIL I II III IVDURASI (BULAN)

Jml OB

Sub Total

STAFF PENUNJANG

ASISTEN TENAGA AHLI

TENAGA AHLI