pertemuan07
Post on 04-Jul-2015
1.129 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Bagian IV
Determinan
A. Fungsi DeterminanMisalkan A adalah matriks bujusangkar. Fungsi determinan dinotasikan dengan det, dan det(A) adalah jumlah semua perkalian tanda dari A. Bilangan dari det(A) disebut juga dengan determinan A.
⇔ Contoh, matriks 2 x 2 dan 3 x 3 :
211222112221
1211 aaaaaa
aadet −=
=
333231
232221
131211
aaa
aaa
aaa
det a11a22a33 + a12a23a31 + a13a21a32
– a13a22a31 – a12a11a32 – a23a32a33
Bentuk perkalian ini dapat disajikan sebagai berikut :
3231
2221
1211
333231
232221
131211
aa
aa
aa
aaa
aaa
aaa
2221
1211
aa
aa
−−=
987
654
321
B
−
=24
13A
Diketahui matriks, berikut :
( ) 10)4)(1()2)(3(Adet −=−−=
( ) 240)72()48()105()96()84()45(Bdet =−−−−−++=
333231
232221
131211
333231
232221
131211
aaa
aaa
aaa
aaa
aaa
aaa
det atau
Notasi determinan sering juga ditulis sebagai,
Misalkan A, matriks bujursangkar berukuran nxn maka berlaku :
(a). Jika mempunyai baris nol, atau kolom nol, maka det(A) = 0
(b). Det (A) = det (AT)
(c). Jika matriks segitiga (atas, bawah, atau diagonal) maka det (A) = a11a22 …ann
(d). Jika B merupakan matriks hasil perkalian baris tunggal atau kolom tunggal dari A dengan k skalar, maka det(B) = k det(A).
(e). Jika B merupakan matriks hasil dari baris atau kolom dari A yang dipertukarkan maka berlaku det(B) = – det(A).
333231
232221
131211
333231
232221
131211
aaa
aaa
aaa
k
aaa
aaa
kakaka
=
(f). Jika B merupakan hasil dimana satu baris dari A dijumlahkan dengan baris lainnya atau dimana satu kolom dijumlahkan dengan kolom lainnnya, maka berlaku det (B) = det (A).
333231
232221
131211
333231
131211
232221
aaa
aaa
aaa
aaa
aaa
aaa
−=
333231
232221
131211
333231
232221
231322122111
aaa
aaa
aaa
aaa
aaa
kaakaakaa
=+++
B. Determinan Pada Matriks Dasar
Misalkan E adalah matriks dasar maka,
1. Jika E merupakan perkalian dari baris In dengan k, maka det(E) = k.
2. Jika E merupakan hasil pertukaran dua baris dari In, maka det(E) = -1.
3. Jika E merupakan hasil penjumlahan sebuah perkalian dari satu baris In, maka berlaku det(E) = 1.
1
0001
0100
0010
1000
, −=3
1000
0100
0030
0001
= 1
1000
0100
0010
7001
, =
C. Reduksi baris/kolom pada suatu Determinan
Metode untuk mendapatkan suatu determinan matriks dengan cepat, yaitu dengan mereduksi matriks tersebut menjadi matriks segitiga atas mengunakan OBE.
Contoh 1 :
dengan mereduksi ke bentuk baris eselon maka,
−=
162
963
510
A
162
963
510
A −=)(det R1 ↔ R2
162
510
963
A
−−=)(det
162
510
321
3
−−=
5100
510
321
3
−
−−=
R1 ← faktor 3 pada baris 1 dikeluarkan dari determinan matriks.
R3← R3 + (–2)R1
5500
510
321
3
−
−−=
R3← (–1/55)R3
R3← R3 + (–10)R2
1651553 =−−= ))((
100
510
321
55 3
−−−= )(
Contoh 2, Carilah Determinan matriks berikut :
−
=
5137
0360
6072
3001
A Diketahui,
−
=
5137
0360
6072
3001
A det)det(
C4← C4 + (-3)C1
−
=
26137
0360
0072
0001
A det)det(
Dengan Operasi Pada kolomnya maka determinannya,
= (1)(7)(3)(–26) = – 546
D. Bentuk – bentuk Fungsi Determinan
Misalkan A, B, dan C, matriks berukuran nxn, hanya berbeda satu baris, katakan baris ke-r dan
diasumsikan bahwa baris ke-r dari C adalah hasil penjumlahan antara baris ke-r pada matriks A dan B.
maka,
det(C) = det(A) + det(B)
hasilnya sama.
−+++ )1(71401
302
571
det =
741
302
571
det +
− 110
302
571
det
E. Determinan Dari Perkalian MatriksJika A dan B merupakan matriks bujursangkar berukuran sama, maka
det(AB) = det(A). det(B)Hal ini berlaku juga untuk,Jika B adalah matriks berukuran nxn dan E adalah matriks elementer berukuran nxn, maka
det(EB) = det(E). Det(B)sehingga,
det(E1E2 … ErB) = det(E1) det(E2)… det(Er) det( B)
Contoh 1 : det(E1E2B) = det(E1).det(E2).det( B)
Contoh 2 :
Diketahui,
det(A) = 1, det(B)= –23 dan det(AB) = –23,
maka,
det(AB) = det(A). det(B) terbukti.
F. Determinan Dari Suatu Matriks Invers Jika A adalah matriks yang dapat diinvers maka,
det (A-1) =
=
12
13A
−=
85
31B
=
143
172AB
)(det A
1
G. Sistem Linier dalam bentuk Ax = λx
Jika suatu sistem linier n dapat dituliskan sebagai,
Ax = λx
dimana λ adalah skalar maka persamaan ini dapat juga ditulis sebagai,
(λI – A)x = 0
Contoh :
x1 + 3x2 = λx1
4x1 + 2x2 = λx2
dengan bentuk matriks dapat ditulis sebagai,
2
1
x
x
24
31
=
2
1
x
xλ
dengan,
sehingga,
atau,
atau,
=
2
1
x
xxdan,
=
24
31A
2
1
x
xλ
−
24
31
2
1
x
x
=
0
0
2
1
x
x
10
01λ
−−
−−24
31
λλ
=
0
0
−
2
1
x
x
24
31
2
1
x
x
=
0
0
Sehingga,
dan λ adalah nilai eigen atau nilai karakteritik dari A. sedangkan penyelesaian tunggalnya disebut vektor eigen dari A dihubungkan dengan λ .
Sistem persamaan (λI – A)x = 0, mempunyai penyelesaian jika dan hanya jika,
det (λI – A)x = 0
Yang disebut juga sebagai persamaan karakteristik.
Jadi persamaan karakteristik dari A,
−−
−−=−
24
31AI
λλ
λ
Jadi persamaan karakteristik dari A,
atau,
λ2 – 3λ – 10 = 0
dengan faktor – faktor persamaannya adalah,
(λ + 2)(λ – 5) = 0
Nilai eigen dari A, λ = –2 dan λ = 5.
Dari definisi diketahui,
024
31)AI =
−−−−
=−λ
λλdet(
−−
−−24
31
λλ
2
1
x
x
=
−−−−
⇔
=
0
0
x
x
44
33
0
0
2
1
Untuk, λ = –2,
Untuk, λ = 5
−=
=
t
t
x
xx
2
1
−−
−−24
31
λλ
2
1
x
x
=
−−−−
⇔
=
0
0
x
x
44
33
0
0
2
1
−−
−−24
31
λλ
2
1
x
x
=
−
−⇔
=
0
0
x
x
34
34
0
0
2
1
=
=
t
t
x
xx 4
3
2
1
H. Ekspansi Kofaktor : Aturan Cramer
1. Kofaktor dan Minor
Jika A adalah matriks bujursangkar, maka elemen minor aij dinotasikan Mij dan didefinisikan sebagai submatriks yang mengandung baris ke-i dan kolom ke-j yang dihapus pada matriks A.
Bilangan (–1)i+j Mij dinotasikan sebagai Cij disebut Kofaktor dari elemen aij.
Contoh :
Misalkan
−=
841
652
413
A
1684
65
841
652
413
M11 ==−
=
16MM)1(C 111111
11 ==−= +
Elemen minor untuk a11 :
Kofaktornya untuk a11 :
Dengan cara yang sama elemen minor a32 :
26MM)1(C 323223
32 −=−=−= +
Kofaktornya untuk a11 :
2662
43
841
652
413
M 32 =−
=−
=
Catatan :
Perbedaan antara elemen minor dan kofaktor hanya pada tanda, Cij = ± Mij. Langkah untuk menentukan tanda + dan –, disesuaikan dengan faktor baris ke-i dan kolom ke-j itu berada dapat ditunjukkan, susunan daftar berikut :
−+−+−+−+−+−+−+−+−+−+
Contoh : C11= M11 , C21= – M21 , C12 = – M12 , C22 = M22
2. Ekspansi Kofaktor
Misalkan matriks A :
333231
232221
131211
aaa
aaa
aaa
det(A)= a11M11 + a12(– M12) + a13M13
= a11C11 + a12C12 + a13C13
Contoh :
−−−=
245
342
013
B Misalkan,
Maka,
45
420
25
321
24
343
245
342
013
Bdet−−
+−
−−
−−
=−
−−=)(
= 3(– 4) – (1)(– 11) + 0 = – 1
=
333231
232221
131211
aaa
aaa
aaa
A
det(A) = a11C11 + a12C12) + a13C13
= a11C11 + a21C21 + a31C31
= a21C21 + a22C22 + a23C23
= a12C12 + a22C22 + a32C32
= a31C31 + a32C32 + a33C33
= a13C13 + a23C23 + a33C33
Variasi lain penentuan Determinan A adalah :
3. Determinan matriks A, berukuran nxn dapat dihitung dari jumlah semua hasil perkalian elemen pada setiap baris (atau kolom) dengan kofaktornya, untuk setiap
1 ≤ i ≤ n dan 1 ≤ j ≤ n.
det(A)= a1jC1j + a2jC2j + … + anjCnj
(ekspansi berdasarkan kofaktor kolom ke - j )
det(A)= ai1Ci1 + ai2Ci2 + … + ainCin
(ekspansi berdasarkan kofaktor baris ke - i )
dan
Contoh 1 :
Misalkan matriks,
akan ditentukan determinannya berdasarkan ekspansi kofaktor kolom 1, maka
45
420
25
321
24
343
245
342
013
Adet−−
+−
−−
−−
=−
−−=)(
= 3(– 4) – (1)(– 11) + 0 = – 1
−−−=
245
342
013
A
Contoh 2 :
Diketahui matriks A, akan ditentukan deteminannya berdasarkan ekspansi kofaktor Operasi barisnya.
0810
3300
1121
3110
Adet−
−
=)(
Maka,
−−
=
3573
5142
1121
6253
A
R1 ← R1 + (–3)R2
R3 ← R3 + (–2)R2
R4 ← R4 + (–3)R2
081
330
311−−=
390
330
311−−=
Ekspansi berdasarkan baris ke – 2
R3 ← R3 + R1
Ekspansi berdasarkan kolom ke – 1
1839
331 −=−−= )(
4. Matriks Ajoint
Jika A matriks berukuran nxn dan Cij adalah kofaktor dari aij , maka matriks,
nn2n1n
n22221
n11211
CCC
CCC
CCC
Disebut matriks kofaktor dari A. Transpose dari matriks ini disebut adjoint dari A, dinotasikan sebagai adj(A)
−
−=
042
361
123
A
Contoh : misalkan matriks,
Kofaktor dari A
C11 = 12 C12 = 6 C13 = -16
C21 = 4 C22 = 2 C23 = 16
C31 = 12 C32 = –10 C33 = 16
−
−
161012
1624
16612
Jadi matriks kofaktornya :
dan adjoint dari A adalah :
−−=161616
1026
12412
Aadj )(
5. Invers matriks menggunakan matriks Ajoint
Jika A adalah matriks yang dapat diinvers, maka
−
−=
042
361
123
A
Contoh :
)A(adj)A(det
1A 1 =−
−−=161616
1026
12412
Aadj )(
det (A) = 64
=∴
−
−−
6416
6416
6416
6410
642
646
6412
644
6412
1
64
1A
5. Aturan Cramer
Jika Ax = b adalah sistem n persamaan linier yang tidak diketahui, sedemikian sehingga det(A) ≠ 0, maka sistim itu mempunyai penyelesaiannya unik. Penyelesaian adalah :
,Adet
Adetx 1
1 )(
)(= ,Adet
Adetx 2
2 )(
)(= ,Adet
Adetx,... n
n )(
)(=
dimana, Aj merupakan matriks A yang elemen pada kolom ke–j diganti oleh elemen matriks,
=
n
2
1
b
b
b
b
Diketahui,
x = A-1b
b)A(adjAdet
1bAx 1
)(== −
=
n
2
1
nnn2n1
2n2212
1n2111
b
b
b
CCC
CCC
CCC
Adet
1
)(
+++
++++++
=
nnnn22n11
2nn222121
1nn212111
CbCbCb
CbCbCb
CbCbCb
Adet
1
)(
Elemen baris ke – j dari x adalah,
)(Adet
Cb...CbCbx jnnj22j11
j
+++=
=
+
+
+
−
−
−
nn1njn
n21j22
n11j11
1nj2n1n
1j22221
1j11211
j
aab
aab
aab
aaa
aaa
aaa
A
)(
)(
Adet
Adetx j
j =
det(Aj) = b1C1j + b2C2j + … + bnCnj
Contoh :
Gunakan aturan Cramer untuk menyelesaikan sistim persamaan linier berikut :
x1 + + 2x3 = 6 –3x1 + 4x2 + 6x3 = 30 – x1 – 2x2 + 3x3 = 8
44Adet
321
643
201
A =⇒
−−−= )(
Penyelesaian
40Adet
328
6430
206
A 11 −=⇒
−= )(
11
10
44
40
Adet
Adetx 1
1
−=−==⇔)(
)(
72Adet
381
6303
261
A 12 =⇒
−−= )(
152Adet
821
3043
601
A 33 =⇒
−−−= )(
11
18
44
72
Adet
Adetx 2
2 ===⇔)(
)(
11
38
44
152
Adet
Adetx 3
3 ===⇔)(
)(
Selesaikanlah SPL berikut dengan menggunakan Aturan Cramer : – a – 4b + 2c + d = –32 2a – b + 7c + 9d = 14
– a + b + 3c + d = 11 a – 2b + c – 4d = – 4
top related