perencanaan struktur atas jembatan beton …eprints.umm.ac.id/58415/1/pendahuluan.pdf · 2020. 1....
Post on 20-Oct-2020
23 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN
BETON PRATEGANG T-GIRDER STA 6+300 PADA
PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-MALANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik
Disusun Oleh:
MUHAMMAD KHALIS KISWANTO
201510340311133
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
-
ii
-
iii
-
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Hasil karya sederhana ini saya persembahkan kepada :
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang yang selalu memberikan pertolongan dan
membuat segalanya menjadi mudah dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Kedua orang tua, yakni Bapak Ir. Siswanto dan Ibu Epi Rosiana yang telah
memberikan banyak motivasi, semangat, dan do’a yang tak ternilai
jumlahnya, sehingga dapat memperoleh gelar sarjana teknik. Semoga
dengan gelar ini bisa menjadi orang yang bermanfaat dan menjadi
kebanggaan keluarga. Aminn
3. Keluarga besar LSO Surya Team yang telah memberikan banyak
pengalaman dan ilmu yang sangat bermakna.
4. Keluarga Laboratorium Gambar dan CAD (MATC) yang menjadi rumah
kedua selama tiga tahun terakhir.
5. Rekan-rekan teknik sipil angkatan 2015 khususnya kelas C dan rekan-rekan
lainnya yang selalu memberikan bantuan, doa dan semangat kepada penulis
selama ini.
6. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis, dibalas dengan
kebaikan yang berlimpah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Aamiin Ya
Robbal Alamin.
“Your Future Is Created By What You Do TODAY Not Tomorrow”
-
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas kuasa dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perencanaan Struktur Atas
Jembatan Beton Prategang T-Girder STA 6+300 Pada Pembangunan Jalan Tol
Pandaan-Malang” dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan
untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) pada
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang. Penyusunan skripsi ini dapat
selesai dengan baik tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
diantara lain :
1. Orang tua penyusun yang mendukung baik materi maupun moral.
2. Dr. H. Fauzan, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Ahmad Mubin, ST., MT., selaku dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Malang.
4. Ir. Rofikatul Karimah, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Malang.
5. Ir. Erwin Rommel, MT., selaku Dosen Pembimbing I.
6. Ir. Rofikatul Karimah, MT., selaku Dosen Pembimbing II.
7. Seluruh dosen dan karyawan di lingkungan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Malang.
8. Seluruh teman teman yang telah membantu.
Atas semua bantuan dan dukungannya, pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak terima kasih. Besar harapan penulis, agas skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, Januari 2020
Penulis,
Muhammad Khalis Kiswanto
-
vi
ABSTRAK
Proyek pembangunan jalan Tol Pandaan – Malang dengan panjang 38,48 km merupakan salah satu bagian dari proyek jalan Tol Trans Jawa yang sangat
bermanfaat meningkatkan kapasitas pelayanan transportasi terutama pada Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang dan Kota Malang. Pada STA 6+300 terdapat sebuah jembatan yang melintasi sungai dengan panjang total 80 m yang
terbagi menjadi 3 bentang yaitu pada bentang sisi kanan dan kiri sepanjang 20 m, sedangkan bentang tengah sepanjang 40 m. Lebar jembatan ini 25,6 m terdiri dari
4 lajur 2 arah dengan lebar lantai kendaraan 3,6 m tiap lajur dan bahu jalan selebar 3,2 m dengan paraped sebagai pengaman bagi para pengendara. Kondisi eksisting jembatan direncanakan menggunakan PC-I girder. Pada bentang tengah dengan
panjang 40 m direncanakan menggunakan gelagar prategang T-Girder sebanyak 16 buah gelagar. Gelagar prategang T-Girder disusun secara segmental dengan
panjang 4 m tiap segmen dan jumlah keseluruhan segmen 10 buah. Kehilangan gaya prategang yang terjadi pada jembatan prategang T-Girder sebesar 23,43%. Kebutuhan tendon prategang masing-masing gelagar yaitu 3 tendon dengan jumlah
28 strand tiap tendon dan jumlah keseluruhan 84 strand. Kebutuhan tulangan utama segmen untuk menahan berat sendiri yaitu pada bagian sayap dan badan 12D16 serta 6D16 pada bagian bawah. Sengkang yang digunakan D12-200 pada segmen
tengah dan D12-100 pada segmen ujung. Hasil lendutan terbesar ditengah bentang diperoleh 43 mm sedangkan lendutan yang diizinkan yaitu 50 mm sehingga masih
dalam kondisi aman.
Kata Kunci : T-Girder, Jembatan, Beton prategang
-
vii
ABSTRACT
The Pandaan - Malang Toll Road construction project with a length of 38.48 km is one part of the Trans Java Toll Road project which is very useful in increasing the
capacity of transportation services especially in Pasuruan Districts, Malang Districts and Malang City. At STA 6+300 there is a bridge that crosses the river
with a total length 80 m which is divided into 3 spans consisting of a span of right and left sides with a lenght of 20 m each sides, then a middle span with a lenght of 40 m. The width of this bridge is 25,6 m consisting of 4 2-way lanes with a vehicle
floor width of 3,6 m each lane and a side lane width 3,2 m with paraped as a protection for driver. The existing condition of the bridge is planned to use PC-I
girders. In the middle span with a length 40 m it is planned to use a prestressed T-Girder girder as many as 16 girders. T-Girder prestressed girds are arranged segmentally with a length of 4 m each segment and a total of 10 segments. Loss of
prestressing force that occurs in T-Girder prestressing bridges is 23,43%. Prestressed tendon required of each girder are 3 tendons with a total of 28 strands
each tendon and 84 strands in overall. The requirement for the main reinforcement segment to hold selfweight at the top flange and web used 12D16 then at the bottom flange used 6D16. Strirrup used D12-200 in the middle segment and D12-100 in
the end segment. The largest deflection yield in the middle obtained 43 mm while the allowable deflection is 50 mm so that it is still in safe condition.
Keywords: T-Girder, Bridge, Prestressed Concrete
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
SURAT PERYATAAN .........................................................................................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ...............................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT ...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan Perencanaan...................................................................................2
1.4 Manfaat Perencanaan.................................................................................3
1.5 Batasan Masalah ........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................4
2.1 Umum ........................................................................................................4
2.2 Pembebanan Pada Jembatan ......................................................................5
2.2.1 Beban Mati (Dead Load)....................................................................5
2.2.2 Beban Hidup (Live Load) ...................................................................5
2.2.3 Aksi Lingkungan ................................................................................9
2.3 Struktur Beton Prategang ........................................................................13
2.3.1 Konsep Dasar Beton Prategang ........................................................14
2.3.2 Jenis Penegangan Beton Prategang ..................................................22
-
ix
2.3.3 Persyaratan Material.........................................................................25
2.4 Jembatan T-Girder (Deck Bulb Tee) .......................................................29
2.4.1 Perencanaan Awal Desain ................................................................30
2.5 Tahapan Pembebanan ..............................................................................31
2.6 Kehilangan Gaya Prategang ....................................................................32
2.6.1 Kehilangan Gaya Prategang Akibat Perpendekan Elastis Beton (ES) .
..........................................................................................................32
2.6.2 Kehilangan Gaya Prategang Akibat Friksi (F) .................................33
2.6.3 Kehilangan Gaya Prategang Akibat Pengangkuran (A)...................34
2.6.4 Kehilangan Gaya Prategang Akibat Rangkak pada Beton (CR)......35
2.6.5 Kehilangan Gaya Prategang Akibat Susut (SH) ..............................35
2.6.6 Kehilangan Gaya Prategang Akibat Relaksasi Baja (R) ..................36
2.7 Lintasan Tendon/Kabel Baja ...................................................................36
2.8 Daerah Aman Kabel ................................................................................37
2.9 Blok Ujung (End Block) ..........................................................................39
2.10 Tulangan Geser........................................................................................40
2.11 Sambungan Antar Segmen (Shear Key) ..................................................43
2.12 Lendutan Jembatan ..................................................................................43
2.13 Metode Pelaksanaan Konstruksi..............................................................44
BAB III ..................................................................................................................46
METODOLOGI PERENCANAAN ...................................................................46
3.1 Data Umum Jembatan .............................................................................46
3.2 Data Teknis Jembatan..............................................................................47
3.3 Data Spesifikasi Bahan Struktur..............................................................47
3.4 Diagram Alir Perencanaan ......................................................................49
BAB IV ..................................................................................................................50
PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN ..........................................................50
4.1 Perencanaan Awal Desain T-Girder ........................................................50
-
x
4.1.1 Analisa Penampang T-Girder Pada Tengah Bentang.......................51
4.1.2 Analisa Penampang T-Girder Pada Tumpuan..................................53
4.2 Pembebanan Pada Jembatan ....................................................................55
4.2.1 Berat Sendiri (MS) ...........................................................................55
4.2.2 Beban Mati Tambahan (MA) ...........................................................58
4.2.3 Beban Lajur (TD) .............................................................................58
4.2.4 Beban Truk (TT) ..............................................................................60
4.2.5 Beban Rem (TB) ..............................................................................62
4.2.6 Beban Angin (EW) ...........................................................................63
4.2.7 Beban Gempa (EQ) ..........................................................................65
4.2.8 Rekapitulasi Pembebanan ................................................................69
4.3 Perencanaan Gaya Prategang dan Jumlah Tendon ..................................71
4.3.1 Gaya Prategang ................................................................................72
4.3.2 Jumlah dan Susunan Tendon............................................................72
4.4 Analisa Selubung Tendon Prategang.......................................................73
4.4.1 Selubung Bawah...............................................................................75
4.4.2 Selubung Atas ..................................................................................75
4.5 Posisi dan Lintasan Tendon T-girder ......................................................77
4.5.1 Posisi Tendon Tengah Bentang........................................................77
4.5.2 Posisi Tendon Tumpuan...................................................................78
4.5.3 Eksentrisitas Tendon ........................................................................78
4.5.4 Lintasan dan Sudut Lintasan Tendon dari Titik Berat Penampang ..79
4.5.5 Sudut Angkur Tendon ......................................................................80
4.5.6 Posisi dan Jalur Tendon....................................................................80
4.6 Analisa Kehilangan Gaya Prategang .......................................................83
4.6.1 Kehilangan Pada Saat Transfer (Tahap I) ........................................83
4.6.2 Kehilangan Pada Saat Service Penempatan Topping Sesudah 30
Hari (Tahap II) ................................................................................................86
4.6.3 Kehilangan Pada Saat Beban Bekerja Diakhir 2 Tahun (Tahap III) 90
4.6.4 Analisa Tendon Akibat Lengkungan dan Gesekan ..........................93
4.6.5 Posisi dan Jalur CGS Angkur Hidup dan Angkur Mati ...................95
-
xi
4.7 Kontrol Gaya Prategang ..........................................................................99
4.7.1 Kontrol Gaya Prategang Perlu..........................................................99
4.7.2 Kontrol Gaya Prategang Rencana ....................................................99
4.7.3 Kontrol Tegangan Setelah Terjadi Kehilangan Gaya Prategang ...101
4.8 Perencanaan Tulangan T-Girder ...........................................................103
4.8.1 Perencanaan Tulangan Pada Badan (Web) .....................................103
4.8.2 Perencanaan Tulangan Diafragma .................................................107
4.9 Perencanaan Blok Ujung (End Block) ...................................................111
4.9.1 Kontrol Tegangan Dibawah Plat Angkur.......................................112
4.9.2 Analisa Kebutuhan Tulangan End Block .......................................114
4.10 Perencanaan Sambungan Antar Segmen (Shear key)............................116
4.11 Kontrol Lendutan Jembatan T-Girder ...................................................118
4.11.1 Lendutan Awal (Transfer)..............................................................118
4.11.2 Lendutan Akhir (Service) ...............................................................119
4.12 Perencanaan Elastomeric Bearings Pad ................................................119
BAB V ..................................................................................................................123
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................123
5.1 Kesimpulan ............................................................................................123
5.2 Saran ......................................................................................................124
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................125
LAMPIRAN
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Faktor beban untuk berat sendiri ........................................................6
Tabel 2.2 Faktor beban untuk berat mati tambahan ...........................................6
Tabel 2.3 Faktor beban hidup untuk lajur "D" ...................................................7
Tabel 2.4 Faktor Beban untuk beban “T” ...........................................................7
Tabel 2.5 Nilai Vo dan Vz untuk berbagai variasi kondisi hulu........................10
Tabel 2.6 Tekanan angin dasar .........................................................................11
Tabel 2.7 Tekanan angin dasar (PB) untuk berbagai sudut serang ...................11
Tabel 2.8 Komponen beban angin yang bekerja pada kendaraan ....................12
Tabel 2.9 Jenis dan Spesifikasi Tendon Baja Prategang ..................................27
Tabel 2.10 Koefisien Kelengkungan dan Wobble..............................................34
Tabel 2.11 Nilai KSH Komponen Pascatarik.......................................................36
Tabel 2.12 Jenis Metode Pelaksanaan Jembatan Beton Prategang ....................44
Tabel 4.1 Analisa Penampang Pada Tengah Bentang ......................................51
Tabel 4.2 Momen Inersia (Ix) Penampang Tengah Bentang............................52
Tabel 4 3 Analisa Penampang Pada Tumpuan .................................................53
Tabel 4.4 Momen Inersia (Ix) Penampang Tumpuan.......................................54
Tabel 4.5 Nilai N-SPT Tanah ...........................................................................65
Tabel 4.6 Klasifikasi Jenis Tanah Menurut SNI 1726-2002 ............................66
Tabel 4.7 Percepatan Respon Spektrum pada Tanah Keras .............................67
Tabel 4.8 Berat Total Struktur ..........................................................................67
Tabel 4.9 Rekapitulasi Pembebanan Pada Struktur Jembatan..........................69
Tabel 4.10 Rekapitulasi Momen Sepanjang Jembatan T-Girder........................70
Tabel 4.11 Rekapitulasi Gaya Geser Sepanjang Jembatan T-Girder .................70
Tabel 4.12 Spesifikasi Jenis Tendon ..................................................................72
Tabel 4.13 Momen Lentur Pada Tiap Segmen ...................................................74
Tabel 4.14 Selubung batas bawah dan batas atas tendon ...................................76
Tabel 4.15 EksentrisitasTiap Tendon .................................................................78
Tabel 4.16 Lintasan Posisi Tendon dari Titik Berat Penampang .......................79
Tabel 4.17 Sudut angkur masing-masing tendon ...............................................80
Tabel 4.18 Posisi Masing-masing Tendon .........................................................80
-
xiii
Tabel 4.19 Titik Berat Tendon (CGS) ................................................................81
Tabel 4.20 Layout Tendon..................................................................................83
Tabel 4.21 Presentase Kehilangan Gaya Prategang Akibat Perpendekan Elastis
Beton ................................................................................................84
Tabel 4.22 Koefisien Gesek Kelengkungan dan Wobble...................................85
Tabel 4.23 Presentase Kehilangan Gaya Prategang Akibat gesekan (friksi)......85
Tabel 4.24 Kehilangan Gaya Prategang Akibat Kehilangan Langsung
(Tahap I) ...........................................................................................86
Tabel 4.25 Presentase Kehilangan Gaya Prategang Akibat Rangkak Beton......87
Tabel 4.26 Presentase Kehilangan Gaya Prategang Akibat Susut Beton ...........88
Tabel 4.27 Peningkatan Tegangan Tarik Akibat Beban Mati Tambahan ..........89
Tabel 4.28 Gaya Prategang Sisa Akibat Kehilangan Penempatan Topping
(Tahap II)..........................................................................................90
Tabel 4.29 Presentase Kehilangan Gaya Prategang Akibat Relaksasi Baja
(Tahap III) ........................................................................................91
Tabel 4.30 Presentase Gaya Prategang Pada Saat Service (Tahap III) ..............91
Tabel 4.31 Rekapitulasi Kehilangan Gaya Prategang ........................................92
Tabel 4.32 Presentase Kehilangan Gaya Prategang Langsung Pada Tendon
Baris 1 ..............................................................................................94
Tabel 4.33 Presentase Kehilangan Gaya Prategang Langsung Pada Tendon
Baris 2 ..............................................................................................94
Tabel 4.34 Presentase Kehilangan Gaya Prategang Langsung Pada Tendon
Baris 3 ..............................................................................................95
Tabel 4.35 Jarak CGS Terhadap CGC Penampang ............................................95
Tabel 4.36 Gaya Prategang Setelah Kehilangan Segera dan Letak CGS
Tumpuan...........................................................................................96
Tabel 4.37 Gaya Prategang Setelah Kehilangan Segera dan Letak CGS Tengah
Bentang.............................................................................................97
Tabel 4.38 Jalur CGS Angkur dan Tendon ........................................................98
Tabel 4.39 Kontrol Tegangan Akibat Kehilangan Gaya Prategang Total........102
Tabel 4.40 Spesifikasi Angkur Hidup VSL......................................................111
-
xiv
Tabel 4.41 Gaya Vertikal Pada Perletakan .......................................................119
Tabel 4.42 Gaya Horisontal Pada Perletakan ...................................................120
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Beban Lajur “D” .............................................................................7
Gambar 2.2 Pembebanan Truk “T” ....................................................................8
Gambar 2.3 Penampang Beton Bertulang ........................................................14
Gambar 2.4 Ilustrasi Beton Prategang ..............................................................14
Gambar 2.5 Konsep Beton Konsentris dan Eksentris.......................................16
Gambar 2.6 Penampang Beton prategang dan beton Bertulang .......................19
Gambar 2.7 Diagram benda beba untuk mencari garis C (pusat tekanan) .......19
Gambar 2.8 Konsep Kesetimbangan Beban .....................................................21
Gambar 2.9 Tendon yang mengalami intensitas beban transversal..................21
Gambar 2.10 Prinsip Pratarik (Pretension) ........................................................23
Gambar 2.11 Prinsip Pascatarik (Post-tension) ..................................................24
Gambar 2.12 Jenis-jenis tulangan prategang ......................................................26
Gambar 2.13 Selongsong Tendon (Duct) ...........................................................28
Gambar 2.14 Angkur Hidup dan Angkur Mati...................................................28
Gambar 2.15 Penyambung Multistrand..............................................................29
Gambar 2.16 Macam-macam profil T-Girder ....................................................29
Gambar 2.17 Parameter desain perencanaan awal .............................................30
Gambar 2.18 Layout Tendon Parabolik..............................................................37
Gambar 2.19 Daerah aman kabel........................................................................38
Gambar 2.20 Transisi Daerah Solid ke Tumpuan ..............................................39
Gambar 2.21 Zona Ujung, Retak Bursting dan Retak Spalling..........................39
Gambar 2.22 Sengkang Vertikal.........................................................................41
Gambar 2.23 Jarak Tulangan Badan...................................................................42
Gambar 2.24 Jenis Konfigurasi Shear Key.........................................................43
Gambar 2.25 Metode Span by Span with Cranes ...............................................45
Gambar 3.1 Potongan Memanjang Jembatan Under Bridge STA 6+300 ........46
Gambar 3.2 Potongan Melintang Jembatan Under Bridge STA 6+300 ...........46
Gambar 3.3 Diagram Alir Perencanaan Jembatan T-Girder ............................49
Gambar 4.1 Dimensi Penampang T-Girder ......................................................50
Gambar 4.2 Potongan T-Girder Tengah Bentang.............................................51
-
xvi
Gambar 4.3 Titik Berat T-Girder Pada Tengah Bentang..................................52
Gambar 4.4 Potongan T-Girder Tumpuan........................................................53
Gambar 4.5 Titik Berat T-Girder Pada Tumpuan.............................................54
Gambar 4.6 Penampang Paraped dan Median ..................................................55
Gambar 4.7 Letak difragma pada gelagar.........................................................56
Gambar 4.8 Beban lajur pada jembatan............................................................58
Gambar 4.9 Pembebanan truk “T” (500 kN) ....................................................60
Gambar 4.10 Tampak Roda ................................................................................61
Gambar 4.11 Beban Rem Pada Gelagar .............................................................62
Gambar 4.12 Beban Angin Pada Struktur dan Jembatan ...................................63
Gambar 4.13 Grafik Percepatan Respom Spektrum pada Tanah Keras .............66
Gambar 4.14 Momen Lentur Sepanjang Bentang ..............................................74
Gambar 4.15 Daerah Aman Lintasan Kabel.......................................................76
Gambar 4.16 Posisi Tendon di Tengah Bentang ................................................77
Gambar 4.17 Posisis Tendon di Tumpuan..........................................................78
Gambar 4.18 Posisi dan Jalur Masing-masing Tendon ......................................81
Gambar 4.19 Resultan CGS Terhadap Daerah Aman Tendon ...........................82
Gambar 4.20 Layout Kabel Terhadap Daerah Aman Tendon ............................82
Gambar 4.21 Letak Angkur d Tumpuan.............................................................96
Gambar 4.22 Letak Tendon di Tengah Bentang.................................................97
Gambar 4.23 Resultan CGS Angkur Hidup dan Angkur Mati ...........................98
Gambar 4.24 Tegangan Pada Tahap Transfer ..................................................100
Gambar 4.25 Tegangan Pada Tahap Servis ......................................................101
Gambar 4.26 Tegangan Setelah Kehilangan Prategang ...................................102
Gambar 4.27 Beban Akibat Pengangkatan Segmen .........................................103
Gambar 4.28 Penulangan T-Girder dan Diagram Tegangan ............................107
Gambar 4.29 Letak Diafragma Pada Gelagar ...................................................107
Gambar 4.30 Penulangan Diafragma dan Diagram Tegangan .........................110
Gambar 4.31 Detail Angkur Hidup VSL ..........................................................111
Gambar 4.32 Panjang Penyaluran Tegangan Pada Blok Ujung .......................113
Gambar 4.33 Detail Plat Angkur dan Sengkang End Block.............................114
-
xvii
Gambar 4.34 Penulangan End Block ................................................................115
Gambar 4.35 Dimensi dan Posisi Shear key .....................................................116
Gambar 4.36 Dimensi Elastomer......................................................................122
-
DAFTAR PUSTAKA
American Association of State for Highway and Transportation Officials
(AASHTO). 2002. Standart Specification for Highway Bridges 17 th edition.
Washington, D.C : AASHTO
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Perencanaan Struktur Beton Pada Jembatan
(SNI T-12-2004). Bandung: BSN
Badan Standarisasi Nasional. 2015. Pembebanan Untuk Jembatan (SNI – 1725 –
2016). Bandung: BSN
Bebawy, Nabil F. Grace dan Mena. 2015. Evaluation And Analysis Of Decked Bulb
T Beam Bridges. Michigan: Lawrence Technological University
Direktorat Jendral Binamarga, Manual Konstruksi dan Bangunan. 2011.
Perencanaan Struktur Beton Pratekan Untuk Jembatan. Jakarta: Direktorat
Jendral Binamarga
Nawy, Edward G.2001. Beton Prategang (Suatu Pendekatan Mendasar) Jilid 1 dan
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Precast/Prestressed Concrete Institute. 2011. Bridge Design Manual 3rd edition
Chapter 6. USA: PCI
Raju, N. K. 1989. Beton Prategang (2nd ed.). (I. Suryadi, Trans.) Jakarta:
Erlangga
Supriyadi, Bambang dan Agus Setyo Muntohar.2007. Jembatan . Yogyakarta: Beta
Offset
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2015, Pedoman
Perancangan Bantalan Elastomer untuk Perletakan Jembatan. Jakarta:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
T.Y LIN., dan Ned H, Burns 1982. Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1 dan
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
top related