perencanaan dan respon bencana - dampak psikososial

Post on 26-Jun-2015

2.870 Views

Category:

Education

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Presentasi ini berisi terjemahan dari tulisan yang berjudul Disaster Planning and Response - Psychosocial Impact yang ada dalam buku Psychosocial Nursing - For General Patient Care

TRANSCRIPT

Perencanaan dan Respon Bencana –

Dampak PsikososialCarl Magnum, RN, MSN, PhD(c), CHS, FF

Tujuan Pembelajaran

•Membuat daftar intervensi yang dapat dilakukan perawat dalam bekerja dengan pasien/korban bencana•Mengidentifikasi reaksi staf perawat yang mungkin

terjadi terhadap bencana•Menggambarkan tanda dan gejala dari stres yang

berkaitan dengan korban atau penolong dalam bencana

•Menggambarkan intervensi untuk mengurangi resiko gangguan stres pasca trauma (Post-Traumatic Stress Disorder – PTSD) sesudah sebuah bencana

Pengantar•Korban bencana:• Korban yang menderita trauma akibat bencana – rentan

terhadap cedera fisik, post-traumatic stress disorder (PTSD) dan depresi sesudah bencana• Penolong yang mungkin terpapar dengan trauma dan

PTSD ketika melihat orang lain menderita•Masyarakat umum, yang menderita efek psikologis akibat

menyaksikan kejadian tersebut dari jauh. Mereka bisa mengalami kecemasan, kesedihan, tidak berdaya dan takut bencana dapat menimpa mereka.

Penyebab

•Berbagai faktor yang mempengaruhi respon emosi terhadap bencana:• Biologis – respon stres “fight or flight”• Psikologis – bergantung kepribadian, pola mengatasi yang

normal, dukungan yang tersedia• Sosial budaya – respon masyarakat yang cepat

mendukung perasaan didukung dan meyakinkan korban

Perhatian Klinis

•Hal-hal yang mempengaruhi respon terhadap bencana• Adanya penyakit kronis•Memerlukan terapi medis• Ketergantungan pada obat-obatan

Anak-anak

•Anak kecil – kecemasan perpisahan dari orang tua•Anak lebih besar – sedih, takut kalau terjadi lagi• Sulit berkonsentrasi, terobsesi dengan bencana,

gangguan tidur, teror di malam hari, takut gelap• Tahap perkembangan mundur: ngompol, perilaku

menempel, tidak bisa bicara (sebentar)

Remaja

•Responnya mirip dengan orang dewasa•Mungkin mengalami kemunduran ke fase seperti

anak-anak• Takut meninggalkan rumah dan tidak mau bermain

dengan teman• Emosi dapat menyebabkan friksi, adu argumentasi

dan bahkan bertengkar dengan saudara, orang tua dan orang dewasa lain

Lanjut Usia

• Takut terhadap keselamatan•Kehilangan harta•Dapat mempengaruhi kondisi kronis

Kemungkinan Reaksi Perawat

• Takut terhadap keamanan sendiri dan keamanan korban• Simpati terhadap korban• Cemat terkait situasi• Merasa bersalah karena meninggalkan keluarga sendiri atau fokus

pada ketakutan/kebutuhan pribadi• Sebal dengan reaksi emosional korban• Kewalahan dengan tanggung jawab dan keperluan• Merasa perlu lari dari bencana

Penilaian korban/pasien bencana

Perilaku dan penampilan

•Curiga•Mudah tersinggung•Berdebat dengan teman

dan orang yang dicintai•Menarik diri•Diam yang berlebihan•Humor yang tidak sesuai

• Makan meningkat/berkurang• Perubahan dalam keinginan atau

fungsi seks• Merokok bertambah• Penggunaan abau

penyalahgunaan obat-obatan bertambah

Perasaan dan emosi

• Syok• Tidak merasa•Merasa kewalahan•Depresi•Perasaan kehilangan

• Takut bahaya terhadap diri sendiri/orang yang dicintai• Tidak merasa•Merasa diabaikan•Perasaan tidak mementu

Pemikiran, kepercayaan dan persepsi• Sulit konsentrasi•Bingung•Gangguan orientasi•Ketidaktegasan•Perhatian memendek

•Kehilangan ingatan• Ingatan yang tidak

diinginkan• Sulit membuat keputusan

Hubungan dan interaksi

•Hubungan yang dekat dengan korban atau penolong lain• Jauh dari keluarga dan teman• Yang lain menghindari korban karena emosi yang labil

Reaksi fisik

•Mual•Kepala terasa ringan•Pusing•Masalah pencernaan•Denyut jantung cepat• Tremor• Sakit kepala

• “grinding of teeth”•Kelelahan • Sulit tidur•Nyeri• “hyperarousal”• “jumpiness”

Riwayat Terkait

•Riwayat gangguan psikiatri•Riwayat perilaku kekerasan•Pengalaman sebelumnya dalam situasi bencana

Penilaian penolong/perawat bencana

Perilaku dan Penampilan

• Sangat marah•Menarik diri•Kadang-kadang kehilangan atau peningkatan nafsu

makan• Ledakan emosi•Konsumsi alkohol berlebihan• Tidak bisa istirahat, mondar-mandir

Mood dan Emosi

• Sedih•Bersalah•Cemas•Menolak • Sangat panik (jarang)• Takut•Mudah marah

•Kehilangan kendali emosi•Depresi•Perasaan gagal•Kewalahan•Menyalahkan orang lain

atau diri sendiri

Pemikiran, keyakinan dan persepsi

•Bingung•Mimpi buruk•Disorientasi•Kewaspadaan meningkat

atau menurun• Sulit konsentrasi

•Masalah ingatan• Sulit memecahkan

masalah• Sulit mengidentifikasi

obyek atau orang

Hubungan dan interaksi

•Argumen dengan teman dan orang yang dicintai•Curiga kepada orang lain•Perubahan dalam keinginan atau fungsi seks

Respon fisik

•Nyeri dada• Sulit bernapas•Gejala syok•Mual/muntah•Pusing•Berkeringat berlebihan

•Denyut nadi cepat•Haus• Sakit kepala•Kesulitan penglihatan• “clenching of jaw”• Sakit dan nyeri yang tidak

spesifik

Riwayat terkait

• Jenis dan jumlah pelatihan penolong / perawat yang pernah didapatkan• Pengalaman bencana• Apakah penolong / perawat dipengaruhi secara pribadi oleh bencana

tersebut• Persiapan sebelum bencana

Reaksi normal terhadap bencana

• Tidak ada yang tidak tersentuh• Sedih, dan marah adalah reaksi normal•Anda mungkin tidak ingin meninggalkan lokasi sampai

pekerjaan selesai•Anda mungkin ingin mengatasi stres dan kelelahan

dengan dedikasi dan komitmen•Anda mungkin mengabaikan perlunya istirahat dan

waktu pemulihan

Tanda-tanda stress sesudah bencana• Sulit mengingat perintah• Sulit mempertahankan keseimbangan• Sulit membuat keputusan•Perhatian terbatas•Mengambil resiko yang tidak perlu• Tremor/sakit kepala/mual

Tanda-tanda stress sesudah bencana•Penglihatan seperti terowongan, pendengaran agak

tuli•Gejala pilek atau seperti flu•Disorientasi atau bingung• Sulit berkonsentrasi•Kehilangan obyektifitas•Mudah frustasi

Tanda-tanda stress sesudah bencana• Tidak dapat terlibat dalam penyelesaian masalah• Tidak bisa tidak bekerja•Menolak mengikuti perintah•Menolak meninggalkan lokasi bencana•Peningkatan penggunaan obat terlarang dan alkohol•Kecanggungan yang tidak biasa

Penanganan Kolaboratif

Farmakologi

•Pilihan obat bergantung pada diagnosis dan ketersediaan obat•Bencana skala besar – obat-obatan terbatas –

pengobatan sendiri

Komunikasi dengan Korban Bencana

Hindari ucapan:• Saya mengerti• Jangan sedih• Anda kuat, anda akan

melaluinya• Jangan menangis• Ini kehendak Tuhan• Ini bisa lebih buruk

Ucapan yang lebih membantu• Ada orang disini yang akan

membantu anda• Kami tidak akan meninggalkan

anda sendirian• Silahkan tumpahkan emosi anda• Saya tahu anda takut• Kita berada dalam kondisi ini

bersama

Diagnosis keperawatan alternatif

•Kecemasan•Proses keluarga,

dikompromikan• Takut • Tanpa harapan•Cedera, resiko• Tidak berdaya

• Interaksi sosial, terganggu•Distress spiritual, resiko

terhadap•Kekerasan, resiko

terhadap

Cara untuk membantu menangani stress penolong dalam sebuah bencana

•Batasi waktu kerja tidak lebih dari 12 jam sehari• Lakukan rotasi kerja dari fungsi yang tinggi stress-nya

ke stress yang lebih rendah• Lakukan rotasi kerja dari lokasi ke tugas rutin, yang

praktis•Gunakan program bantuan konseling yang tersedia

•Minum banyak air dan makan snack yang menyehatkan seperti buah segar dan roti gandum dan makanan berenergi lain di lokasi• Lakukan istirahat singkat, sering dari lokasi bila

memungkinkan•Bicara tentang emosi anda untuk memproses apa

yang sudah anda lihat dan lakukan

•Berhubungan dengan keluarga dan teman•Berpartisipasi dalam mengenang, ritual, dan gunakan

simbol sebagai cara untuk menunjukkan perasaan•Berpasangan dengan penolong lain sehingga anda

dapat memantau stres orang lain

Diagnosis keperawatan alternatif bagi penolong•Cemas •Nyaman, terganggu• Takut• Sedih•Putus asa•Penderitaan rohani, Beresiko terhadap

Kapan meminta bantuan

•Ancaman terhadap keamanan pribadi•Korban menjadi garang, agresi yang mengancam•Keberadaan pistol, senjata lain• Tidak mampu menangani lonjakan pasien•Bahaya lingkungan• Tidak dapat melanjutkan tugas respon

Siapa yang mencari pertolongan

•Anggota tim lain yang ada di lokasi• Staf komando•Penegak hukum setempat•Klinik setempat•Puskesmas / rumah sakit setempat•Relawan atau orang yang ada di lokasi bencana

Pendidikan Pasien dan Keluarga

•Perencanaan dan persiapan keluarga penting untuk melewati bencana•Kontak informasi bagi keluarga, asuransi, medis dan

petugas emergensi•Miliki nama dan dosis obat-obatan saat ini•Kit bencana di rumah dan mobil

•Dukung pengembangan rencana penanggulangan bencana masing-masing keluarga dengan sebuah rencana tentang bagaimana mengontak satu sama lain saat harus terpisah

Diterjemahkan dari:

• Magnum, C. (2008) Disaster Planning and Response – Psychosocial Impact (pp. 435-). In Psychosocial Nursing – For General Patient Care (3rd ed). Philadelphia : F.A. Davis Company

top related