perbaikan internal control pada sdm terhadap jasa perbankan bni
Post on 05-Nov-2015
52 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2014/2015
SEMINAR PERBANKAN DAN JASA KEUANGAN
PERBAIKAN INTERNAL CONTROL PADA SDM
TERHADAP JASA PERBANKAN BNI
Johannes Richard Liamri
3121004
FAKULTAS BISNIS & EKONOMIKA
UNIVERSITAS SURABAYA
2014/2015
-
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbankan merupakan sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
dan lain-lain. Perbankan berdiri atas asas kepercayaan, yang berarti sistem perbankan
bisa berjalan hanya jika masyarakat percaya kepada perbankan tersebut. Perbankan
berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan
kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.
Perbankan yang seharusnya adalah tempat yang aman untuk menyimpan uang
bagi masyarakat akhir-akhir ini mengalami perubahan. Keamanan dunia perbankan
sedang dipertanyakan oleh dunia, secara khusus di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya kasus pembobolan bank di berbagai industri perbankan. Jos Luhukay,
seorang pengamat Perbankan Strategic Indonesia, mengatakan modus kejahatan
perbankan bukan hanya soal penipuan (fraud), tetapi lemahnya pengawasan internal
control bank terhadap sumber daya manusia juga menjadi titik celah kejahatan
perbankan.
Jadi, menurut pernyataan di atas, permasalahan bukan hanya terletak pada
lingkungan eksternal, melainkan lingkungan internal perbankan sendiri yang terkadang
menjadi masalah. Pada makalah ini, saya ingin membahas mengenai pengaruh dan
perbaikan internal control pada SDM terhadap jasa perbankan secara khusus pada
kasus pembobolan BNI sebesar Rp 1,7 Triliun.
-
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan internal control?
2. Apakah internal control pada SDM berpengaruh pada penyelesaian masalah
perbankan dan dapat memperbaiki sistem perbankan?
-
4
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Perbankan
Definisi Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan menurut Hasibuan (2005 : 2), pengertian bank adalah badan usaha yang
kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (Financial Assets) serta
bermotif profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.
Selain itu Kasmir (2008 : 2) berpendapat bahwa bank merupakan lembaga keuangan
yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank
lainnya.
Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank adalah usaha
yang berbentuk lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat yang
memiliki kelebihan dana (surplus of fund) dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat yang kekurangan dana (lack of fund), serta memberikan jasa-jasa bank
lainnya untuk motif profit juga sosial demi meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
-
5
2.2 Fungsi Perbankan
Menurut Budisantoso (2006 : 9) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai
agent of trust, agent of development, dan agent of services.
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal
menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan
dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat
percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan
dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut , dan pada saat yang telah
dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri
akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau
masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya
bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan
mengelola dana pinjaman saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik
untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh
tempo.
2. Agent of Development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak
dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila
sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan
dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian
di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan
-
6
kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa,
mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat dilepaskan
dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu
masyarakat.
3. Agent of Service
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga
memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa
ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian secara luas.
Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang
berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
Dan dari definisi-definisi yang telah tertulis diatas, maka dapat kita garis bawahi
bahwa yang dimaksud dengan bank adalah suatu badan usaha yang memilik i
wewenang dan fungsi untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk
disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut.
2.3 Otoritas Jasa Keuangan
2.3.1 Definisi Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk
berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungs i
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegras i
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK
adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak
-
7
lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk
menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan
pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan
peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta
untuk melindungi konsumen industri jasa keuangan.
2.3.2 Tujuan dari OJK
Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
1. terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
2. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil; dan
3. mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
2.3.3 Tugas dan Wewenang
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
1. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
-
8
2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa
keuangan;
5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah
tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola
statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;
8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelo la,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
9. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan
jasa keuangan;
2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh
Kepala Eksekutif;
3. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan,
pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;
-
9
4. Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan
dan/atau pihak tertentu;
5. Melakukan penunjukan pengelola statuter;
6. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan; dan
8. Memberikan dan/atau mencabut:
1. Izin usaha;
2. Izin orang perseorangan;
3. Efektifnya pernyataan pendaftaran;
4. Surat tanda terdaftar;
5. Persetujuan melakukan kegiatan usaha;
6. Pengesahan;
7. Persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
8. Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
2.4 Pengendalian Intern (Internal Control)
2.4.1 Definisi Pengendalian Intern (Internal Control)
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol
intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi sumber daya
manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk
membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
-
10
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud maupun tidak
berwujud.
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan
perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap
tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan
para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar
pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh
manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi
perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan
secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin
atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin
ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut
Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern
terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi
perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta
menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan
keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap
pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan
pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik,
-
11
pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (misalnya memastikan pembayaran terhadap pihak
ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan).
Prosedur pengendalian intern mengurangi variasi proses dan pada
gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan.
2.4.2 Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen
perusahaan/organisasi/entitas agar:
1. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
2. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya
3. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan
pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat
menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan
dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
2.4.3 Elemen-Elemen Pengendalian Intern
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway
Commission (COSO) memperkenalkan adanya lima komponen
pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control
Environment), Penilaian Risiko (Risk Assesment), Aktivitas
-
12
Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta
Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para
manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang
ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen
(manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama
dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang
progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau
ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan
pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan
unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
Pengendalian Internal vs Pengendalian Manajemen:
1. Pengendalian Internal
A. Pengendalian manajemen terdiri dari pengendalian intern
dan ekstern
B. Lebih menekankan pd tujuan perusahaan dan
menghubungkan pengendallian manajemen untuk
mencapai tujuan
C. Meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.
-
13
2. Pengendalian Manajemen
A. Mengendalikan terdiri dari pengendalian administratif dan
pengendalian akuntansi
B. Menekankan pada pengendalian terhadap mengamankan
aktiva perusahaan dengan melakukan pecatatan akuntansi
memadai
C. Meliputi akuntansi meningkatkan efektifitas dan efisiens i
dan taat pd hukum yang berlaku.
COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian intern
sebagai pembaharuan dari pengendalian manajemen,
pengendalian manajemen lebih menekankan terhadap
prosedur, sementara pengendalian intern lebih menekankan
peran manusia/pelaku dibandingkan serangkaian prosedur.
2. Penilaian Risiko
Semua organisasi memiliki risiko. Dalam kondisi apapun yang
namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang
berkaitan dengan bisnis (profit dan non-profit) maupun non bisnis.
Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan di
evaluasi sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan yang
dapat meminimalkannya.
-
14
3. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses
kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan
mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan.
Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.
2. Pelimpahan tanggung jawab.
3. Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
4. Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.
4. Pemantauan
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan
kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian.
Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara
penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha
pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati
perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan
oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat
terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior,
struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan
besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas
pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga
-
15
sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian
dari audit atas laporan keuangan.
5. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting
dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan
monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman
operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan
peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen
dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar
eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada
pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.
2.5 Sumber Daya Manusia
Pengertian sumber daya manusia dan penerapannya sering kali masih belum sejalan
dengan keinginan organisasi. Sementara keselarasan dalam mengelola SDM
menjadi faktor utama kesuksesan jalannya sebuah organisasi. Lalu sumber daya
yang bagaimana yang perlu dikembangkan agar tujuan organisasi bisa tercapai
dengan baik? Berikut adalah pendapat para ahli mengenai sumber daya manusia
(SDM) :
-
16
1. Sonny Sumarsono (2003, h 4), Sumber Daya Manusia atau human
recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa
yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM
mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu
tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM
menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha
kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang
mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.
2. Mary Parker Follett Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu seni untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak
melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Definisi ini, yang dikemukakan oleh Mary Parker Follett, mengandung arti
bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan
orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlakukan,
atau dengan kata lain dengan tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang dapat mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu,
tetapi definisi di atas memberikan kepada kita kenyataan bahwa kita terutama
mengelola sumber daya manusia bukan material atau finansial.
-
17
Di lain pihak manajemen mencakup fungsi-fungsi perencanaan (penetapan apa
yang akan dilakukan), pengorganisasian (perencanaan dan penugasan kelompok
kerja), penyusunan personalia (penarikan, seleksi, pengembangan, pemberian
kompensasi, dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasi, kepemimpinan,
integrasi, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan.
3. M.T.E. Hariandja (2002, h 2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain
seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.
4. Mathis dan Jackson (2006, h.3) SDM adalah rancangan sistem-sistem formal
dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara
efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.
Demikian pula menurut The Chartered Institute of Personnel and Development
(CIPD) dalam Mullins (2005). Sumber daya manusia dinyatakan sebagai
strategi perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan untuk mengelola manusia
untuk kinerja usaha yang optimal termasuk kebijakan pengembangan dan
proses untuk mendukung strategi.
5. Hasibuan (2003, h 244) Pengertian Sumber Daya Manusia adalah kemampuan
terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan
sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi
kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
-
18
SDM terdiri dari daya pikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya
kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya pikir dan daya fisiknya. SDM
atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-
apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal dasar)
sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan
tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ).
-
19
BAB 3
PENYAJIAN DATA
Tabel 3.1
Data Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Neraca Januari 2015
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
Pos-pos Bank
Januari 2015
ASET
1. Kas 8,858,633
2. Penempatan pada Bank Indonesia 29,774,905
3. Penempatan pada bank lain 19,727,676
4. Tagihan spot dan derivatif 207,691
5. Surat berharga 46,783,816
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi 171,082
b. Tersedia untuk dijual 39,801,508
c. Dimiliki hingga jatuh tempo 6,651,226
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 160,000
6. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) 3,234,373
7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)
0
8. Tagihan akseptasi 11,786,509
9. Kredit 256,599,981
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi 0
b. Tersedia untuk dijual 0
c. Dimiliki hingga jatuh tempo 0
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 256,599,981
10. Pembiayaan syariah 0
11. Penyertaan 2,153,994
12. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/- 7,432,640
a. Surat berharga 1,860
b. Kredit 7,344,769
-
20
c. Lainnya 86,011
13. Aset tidak berwujud 0
Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/- 0
14. Aset tetap dan inventaris 10,208,591
Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/- 6,123,953
15. Aset Non Produktif 48,388
a. Properti terbengkalai 29,241
b. Aset yang diambil alih 7,239
c. Rekening tunda 11,908
d. Aset antarkantor 2) 0
i. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 0
ii. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 0
16. Cadangan kerugian penurunan nilai aset non keuangan -/- 27,054
17. Sewa pembiayaan 0
18. Aset pajak tangguhan 660,146
19. Aset Lainnya 12,109,195
TOTAL ASET 388,570,251
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
1. Giro 84,245,153
2. Tabungan 108,411,901
3. Simpanan berjangka 98,733,979
4. Dana investasi revenue sharing 0
5. Pinjaman dari Bank Indonesia 854,395
6. Pinjaman dari bank lain 2,638,777
7. Liabilitas to dan derivatif 713,790
8. Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
(repo)
2,552,005
9. Utang akseptasi 5,583,849
10. Surat berharga yang diterbitkan 6,299,785
11. Pinjaman yang diterima 9,693,670
12. Setoran jaminan 940,838
13. Liabilitas antar kantor 2) 5,399
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 5,399
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia 0
14. Liabilitas pajak tangguhan 15,175
-
21
15. Liabilitas lainnya 7,950,085
16. Dana investasi profit sharing 0
TOTAL LIABILITAS 328,638,801
EKUITAS
17. Modal disetor 9,054,807
a. Modal dasar 15,000,000
b. Modal yang belum disetor -/- 5,945,193
c. Saham yang dibeli kembali (Treasury stock) -/- 0
18. Tambahan modal disetor 14,568,469
a. Agio 14,568,469
b. Disagio -/- 0
c. Modal sumbangan 0
d. Dana setoran modal 0
e. Lainnya 0
19. Pendapatan (kerugian) komprehensif lainnya (1,216,317)
a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
48,894
b. Selisih penilaian kembali aset tetap 0
c. Lainnya (1,265,211)
20. Selisih kuasi reorganisasi 0
21. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali 0
22. Modal pinjaman 0
23. Cadangan 6,688,568
a. Cadangan umum 2,778,412
b. Cadangan tujuan 3,910,156
24. Laba/rugi 30,835,923
a. Tahun-tahun lalu 30,105,325
b. Tahun berjalan 730,598
TOTAL EKUITAS 59,931,450
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 388,570,251
Sumber : http://www.ojk.go.id/apps.php?i=cfs
-
22
Tabel 3.2
Data Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Komitmen dan Kontijensi Januari 2015
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
Pos-pos Bank
Januari 2015
I. TAGIHAN KOMITMEN 17,332,330
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik 0
a. Rupiah 0
b. Valuta Asing 0
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 17,013,467
3. Lainnya 318,863
II. KEWAJIBAN KOMITMEN 67,524,557
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 41,271,303
a. BUMN 3,422,579
i. Committed 0
- Rupiah 0
- Valuta Asing 0
ii. Uncommitted 3,422,579
- Rupiah 3,422,579
- Valuta Asing 0
b. Lainnya 37,848,724
i. Committed 656,233
ii. Uncommitted 37,192,491
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 1,161
a. Committed 0
- Rupiah 0
- Valuta Asing 0
b. Uncommitted 1,161
- Rupiah 1,161
- Valuta Asing 0
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan 8,625,239
a. L/C luar negeri 7,123,136
b. L/C dalam negeri 1,502,103
4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan 17,626,854
-
23
5. Lainnya 0
III. TAGIHAN KONTINJENSI 15,933,261
1. Garansi yang diterima 12,837,057
a. Rupiah 1,719,003
b. Valuta Asing 11,118,054
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian 2,992,474
a. Bunga kredit yang diberikan 2,949,020
b. Bunga lainnya 43,454
3. Lainnya 103,730
IV. KEWAJIBAN KONTINJENSI 33,954,822
1. Garansi yang diberikan 33,954,822
a. Rupiah 11,545,862
b. Valuta Asing 22,408,960
2. Lainnya 0
Sumber : http://www.ojk.go.id/apps.php?i=cfs
-
24
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Kasus Pembobolan BNI
4.1.A Ringkasan Kasus
Bank Negara Indonesia atau disingkat BNI adalah sebuah institusi bank
milik pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN. Bank
Negara Indonesia adalah bank komersial tertua dalam sejarah Republik
Indonesia, namun ini tidak menjadi jaminan bahwa BNI akan lepas dari
yang namanya masalah. Satu contoh kasus yang terjadi adalah seorang
pengusaha diduga terlibat kasus pembobolan dana Bank Negara
Indonesia (Bank BNI) senilai Rp 1,7 triliun dengan menggunakan surat
kredit (L/C) fiktif ditahan di Markas Besar Kepolisian RI. Pada akhir
tahun 2003, polisi berhasil menangkap dan menahan tiga pengusaha
yang diduga membobol Bank BNI. Jumat (14/11), Badan Reserse
Kriminal Mabes Polri secara resmi menahan dr Titik Pristiwanti
(Direktur PT. Bhinekatama Pacific).
Jumat pagi kami mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap Titik
Pristiwanti. Surat penahanan ini kami buat segera karena peraturannya
tidak boleh lebih dari 24 jam dari waktu penangkapan, kata Kepala
Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal (Pol) Erwin
Mappaseng. Menurut Mappaseng, pihaknya terus memeriksa Titik sejak
Kamis malam. Namun, ia tidak mau mengungkapkan hasil pemeriksaan
-
25
tersebut. Mappaseng juga menolak mengungkapkan kendala polisi
dalam menangkap Titik, sehingga terkesan lama.
Mappaseng menyatakan, setelah dihimbau serta diajak menyelesa ikan
masalah ini di Mabes Polri, akhirnya Titik mau menyerahkan diri.
Diharapkan, sikap kooperatif Titik ini dapat diikuti oleh dua tersangka
lainnya, yaitu Adrian Herling Waworuntu (pemilik PT Gramarindo
Mega Indonesia) dan Maria Paulina Lumowa alias Ny Erry (juga
pemilik PT Gramarindo Mega Indonesia). Maria Lumowa adalah warga
negara Belanda yang diduga sebagai tersangka utama pembobol dana
BNI.
Dengan ditahannya dr Titik, jumlah tersangka pembobol Bank BNI yang
ditahan bertambah satu menjadi sembilan. Tujuh tahanan merupakan
pengusaha yang diduga terkait pembobolan BNI. Adapun dua lainnya
pejabat di Kantor BNI Cabang Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Ketujuh pengusaha yang ditahan tersebut adalah Ny Yudi Baso
(Direktur PT Basomindo), Jeffery Baso (pemilik PT Basomasindo dan
PT Trianu Caraka Pacific), Aprilia Widharta (Direktur Utama PT Pan
Kifros). Selain itu Haji Ollah Abdullah Agam (Direktur PT Gramarindo
Mega Indonesia), Adrian Pandelaki Lumowa (Direktur PT Magnetique
Usaha Esa Indonesia), Richard Kountul (Direktur PT Metrantara), dan
dr Titik. Haji Ollah, Adrian Lomuwa, dan Richard ditangkap polisi
Kamis pekan lalu.
-
26
Adapun dua tersangka dari BNI yang ditahan di tahanan Mabes Polri
adalah Edy Santosa (mantan Kepala Bagian Customer Service Luar
Negeri pada Kantor Utama Cabang Bank BNI Kebayoran Baru) dan
Kusadiyuwono (mantan Kepala Kantor Utama Cabang Bang BNI,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan). Menanggapi masih lambannya
kinerja polisi dalam menangkap Adrian Waworuntu dan Maria Paulina,
Mappaseng menyatakan bahwa polisi akan terus berusaha keras untuk
menangkapnya. Selain itu, polisi juga sudah melakukan berbagai upaya,
termasuk berkoordinasi dengan lembaga kepolisian di dalam negeri
maupun badan-badan kepolisian di luar negeri. Adrian Waworuntu, kata
Mappaseng, dipastikan masih berada di Indonesia. Pasalnya, sejak polisi
menetapkannya sebagai tersangka, semua akses ke luar negeri sudah
ditutup. Adapun Maria Paulina, diperkirakan masih berada di Singapura.
Kita mengimbau dan berharap, tentunya dengan kesadaran mereka
supaya mau menyerahkan diri dan menyelesaikan masalah ini di Mabes,
kata Mappaseng.
4.1.B Meloloskan 4 buah L/C
Mappaseng menyatakan, Mabes Polri telah memeriksa Nirwan Ali,
Manajer Operasional bank BNI cabang Kebayoran Baru. Pejabat Bank
BNI di tingkat kantor cabang tersebut dijadikan tersangka karena diduga
meloloskan empat slip L/C yang telah dimanipulasi ketika untuk
sementara waktu menggantikan Edy Santosa pergi haji.
-
27
Namun, Nirwan hingga Jumat belum ditahan. Pasalnya, ia sedang
menderita sakit jantung dan harus dirawat di rumah sakit. Nirwan
dipanggil untuk yang kedua kali setelah panggilan pertama tidak datang
karena sakit jantung. Ia sedang kami periksa, tapi belum ditahan karena
sakit jantung kata Direktur II Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigadir
Jenderal Samuel Ismoko. Kalau bukti-bukti awal cukup serta
kesehatannya membaik, akan kami tahan, kata Ismoko.
Pada saat diperiksa tim pemeriksa internal dari BNI, kata Ismoko,
Nirwan menyatakan ia sama sekali tidak terlibat kasus tersebut. Ia
menegaskan dirinya sama sekali tidak menerima uang. Bahkan, Nirwan
menyatakan kalau selama ini ia telah dibohongi oleh Edy Santosa.
Mappaseng menyatakan, Nirwan dijadikan tersangka karena
meloloskan empat slip L/C ketika menggantikan Edy Santosa. Ia tidak
bersedia menyebutkan nilai nominal dari empat L/C fiktif tersebut.
Tetapi ia masih akan kami periksa. Kita akan cross check
keterangannya nanti, kata Mappaseng.
4.1.C Pengaruh Internal Control pada SDM
Berdasarkan pada contoh kasus di atas, secara garis besar pelaku berasal
dari eksternal perbankan, namun usaha pelaku yang berasal dari
eksternal tidak lepas dari peran pihak internal. Pada kasus terdapat tiga
orang yang berasal dari pihak internal perbankan, yaitu Edy Santosa
(mantan Kepala Bagian Customer Service Luar Negeri pada Kantor
-
28
Utama Cabang Bank BNI Kebayoran Baru), Kusadiyuwono (mantan
Kepala Kantor Utama Cabang Bang BNI, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan), dan Nirwan Ali (Manajer Operasional bank BNI cabang
Kebayoran Baru). Mereka adalah pihak yang internal perbankan yang
mengetahui dengan jelas seluk-beluk sistem perbankan BNI.
Namun, mengapa bisa terjadi pembobolan sebesar Rp 1,7 Triliun?
Padahal sistem dan prosedur pengamanan transaksi L/C khususnya di
bank-bank BUMN termasuk bank BNI sudah cukup baik karena telah
dibangun dan disempurnakan selama bertahun-tahun. Akan tetapi
sistem pengamanan dan prosedur pengamanan yang baik saja tidak
cukup untuk menghadapi tindakan-tindakan pembobolan seperti yang
dilakukan pelaku-pelaku di atas. Namun, lebih kepada SDM (Sumber
Daya Manusia) yang ada di perbankan tersebut yang lebih menentukan
dapat atau tidaknya terjadi pembobolan atau kecurangan lainnya dalam
dunia perbankan.
SDM dapat dikelola melalui internal control (Pengendalian Intern) yang
dilakukan oleh pihak perusahaan, atau dalam kasus ini perbankan.
Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan
dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang
handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Dengan Pengendalian Intern yang baik dan dengan tekun dilakukan oleh
pihak perbankan maka kondisi sistem, prosedur, serta kinerja SDM
-
29
perbankan menjadi lebih transparan dan dapat mengantisipasi terjadinya
pembobolan.
-
30
BAB 5
KESIMPULAN
Sistem dan prosedur keamanan dalam Bank Negara Indonesia (BNI) secara khusus dalam
pengurusan L/C (Surat Kredit) sudah cukup baik, karena telah mengalami banyak pengalaman
pahit di masa lalu dan telah melewati banyak proses penyempurnaan. Namun, hal itu tidaklah
cukup. Dapat dilihat pada contoh kasus, pihak internal perbankan mengambil bagian terpenting
dari pembobolan, karena mereka yang mengetahui seluk-beluk dari sistem dan prosedur di
perbankan. Jadi, hal penting yang terutama harus diperhatikan oleh perbankan ialah internal
control pada SDM (Sumber Daya Manusia) pada Bank Negara Indonesia. Karena melalui
internal control atau pengendalian intern perbankan, maka sistem, prosedur, dan kinerja dari
SDM akan menjadi lebih transparan dan lebih mudah dipantau, dengan tujuan untuk
mengantisipasi tindakan pembobolan di kemudian hari.
-
31
DAFTAR PUSTAKA
Djumena, Erlangga. 2011. Inilah 9 Kasus Kejahatan Perbankan
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/03/09441743/Inilah.9.Kasus.Kejahatan
.Perbankan
Riadi, Muchlisin. 2013. Pengertian dan Fungsi Perbankan
http://www.kajianpustaka.com/2013/01/pengertian-dan-fungsi-perbankan.html
Wikipedia. 2015. Otoritas Jasa Keuangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Otoritas_Jasa_Keuangan
Wikipedia. 2015. Pengendalian Intern
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern
Human Capital Journal. 2014. 5 Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli
http://humancapitaljournal.com/pengertian-sumber-daya-manusia/
MAS. 2003. Kasus Pembobolan BNI Rp 1,7 Triliun
https://korup5170.wordpress.com/kliping/kasus-pembobolan-bni-rp-17-triliun/
top related