peranan pers dalam kehidupan masyarakat
Post on 02-Dec-2015
235 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
D i s u s u n O l e h :
1. Agung Susilo ( 03 ) 12. Ervian A C ( 18 )
2. Aisyah R ( 05 ) 13. Halimah P ( 21 )
3. Anggraini R S ( 06 ) 14. Janar N R ( 24 )
4. Anna M ( 07 ) 15. Joko S ( 25 )
5. Arif F ( 09 ) 16. Julius A W ( 26 )
6. Asteria A W P ( 10 ) 17. Putri M K ( 31 )
7. Bagus R W ( 11 ) 18. Rosa A ( 33 )
8. Barokati A R ( 12 ) 19. Sigit D P ( 34 )
8. Christin D W ( 14 ) 20. Yoga P ( 39 )
9. Diana A ( 15 ) 21. Yovita P S ( 42 )
10. Didik H ( 16 )
S M A N E G E R I 1 K L A T E N
2 0 0 6 / 2007
H A L A M A N P E N G E S A H A N
Sehubungan dengan penyelesaian penyusunan makalah Kewarganagaraan dengan judul
“Peranan Pers dalam Kehidupan Masyarakat” yang disusun oleh XII IPA 7 yaitu :
Agung Susilo ( 03 ) Ervian A C P ( 18 )
Aisyah R ( 05 ) Halimah P ( 21)
Anggraini R S ( 06 ) Janar N R ( 24 )
Anna M ( 07 ) Joko S ( 25 )
Arif F ( 09 ) Julius A W ( 26 )
Asteria A W P ( 10 ) Putri M K ( 31 )
Bagus R W ( 11 ) Rosa A ( 33 )
Barokati A R ( 12 ) Sigit D P ( 34 )
Christin D W ( 14 ) Yoga P ( 39 )
Diana A ( 15 ) Yovita P S ( 42 )
Didik H ( 16 )
Makalah ini telah disahkan dan dibuat berdasarkan petunjuk pembimbing dan fakta yang
berlaku di lapangan.
Klaten, September 2006
Guru Pembimbing Kewarganegaraan
Dra. Hj. Dyah Eko
K A T A P E N G A N T A R
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan petunjuk–Nya kami, dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Kewarganegaraan yang berjudul “Peranan Pers dalam Kehidupan Masyarakat” ini dengan
lancar tanpa hambatan suatu apapun.
Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir semester V
Kewargnegaraan SMA dengan Bab Pers yang diberikan guru. Makalah ini kami susun
berdasarkan referensi buku-buku, internet, dan fakta-fakta yang terjadi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan makalah ini baik moril maupun materiil.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan bermanfaat demi
kemajuan bangsa kita tercinta ini.
Klaten, September 2006
Penyusun
D A F T A R I S I
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembuatan Makalah ...........................................................................1
B. Tujuan Pembuatan Makalah .........................................................................................1
C. Metode Pembuatan Makalah ........................................................................................1
PERANAN PERS
A. Perkembangan Pers di Indonesia ................................................................................2
B. Fungsi Pers dalam Masyarakat yang Demokratis .......................................................4
C. Kode Etik Jurnalistik dan Pers yang Bebas serta Bertanggung Jawab .......................5
D. Sikap terhadap Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan Kebebasan Pers ...............6
E. Dampak Peyalahgunaan Kebebasan Media Massa .....................................................7
F. Menulis Suatu Berita Aktual untuk Dipublikasikan ...................................................9
G. Memanfaatkan Media Massa dalam Kehidupan Sehari-hari ....................................11
KODE ETIK AJI ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN ...................................................12
PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................................13
B. Saran .........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................14
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Pembuatan Makalah
Pembuatan makalah yang merupakan tugas Kewarganegaraan yang diberikan oleh
Ibu Hj. Dyah Eko bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang pers. Di negara kita
tercinta ini masalah pers adalah masalah yang tidak asing lagi. Semoga dengan pembuatan
makalah ini, kami dapat mengetahui seluk beluk pers dan dapat mengatasi semua masalah
tentang pers di negara kita tercinta ini.
B. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan pembuatan makalah selain dari yang tersebut di atas, ada beberapa tujuan
diantaranya :
- Memupuk rasa ingin tahu tentang pers
- Meningkatkan kekompakan, rasa kerjasama, toleransi dan tanggung jawab masing-
masing kelompok
- Sebagai tugas akhir semester V SMA yang diberikan oleh guru Kewarganegaraan di
SMA Negeri 1 Klaten
C. Metode Pembuatan Makalah
Metode yang kami lakukan dalam pembuatan makalah ini adalah :
Study Pustaka : buku-buku tentang pers
Wahana Internet : www.google.com : pers
www.yahoo.com : pers Indonesia
P E R A N A N P E R S
A. Perkembangan Pers di Indonesia
Apakah sebenarnya pers itu? Menurut kosakata komunikasi, pers berarti :
1. Usaha percetakan / penerbitan
2. Usaha pengumpulan dan penyiaran berita
3. Pengiriman berita melalui surat kabar, majalah, radio
4. Orang yang bergerak dalam bidang penyiaran berita
5. Medium penyiaran berita yaitu surat kabar, radio, majalah dan TV
Menurut UU No. 40 Th 1999 tentang Pers :
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar,
serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.
Di Indonesia, pers mengalami perkembangan yaitu :
1. Pers pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
o Terjadi penindasan pada kehidupan pers
o Oleh para pejuang pers digunakan sebagai sarana penyebarluasan gagasan
kebangsaan Indonesia
A. Belanda
Belanda membuat undang-undang khusus untuk membendung pengaruh pers.
Pemerintah Belanda menerapkan kontrol yang keras terhadap pers Indonesia.
Undang-undang yang dibuatnya diberlakukan secara ketat sehingga para tokoh pers
Indonesia banyak dihukum penjara atau dikenakan hukuman pembuangan.
B. Jepang
Pers pun masih belum lepas dari tekanan.
Pers banyak dipaksa menyuarakan harapan palsu akan lahirnya kemerdekaan.
2. Pers pada Masa Revolusi
o Pers mempunyai peranan dalam menyebarkan proklamasi RI.
o Pers berperan serta dalam upaya mengembangkan kesadaran nasional untuk
memperjuangkan kemerdekaan pada masa lalu.
o Hubungan antara pemerintah Indonesia dengan kalangan pers terjalin baik.
3. Pers pada Masa Demokrasi Liberal
o Mulai ada pembatasan pers
o 17 Maret 1950 pemerintah membentuk Dewan Pers untuk penanganan pers.
4. Pers pada Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
o Setelah Dekrit Presiden, pers mulai ditekan oleh pemerintah.
o 1964 kondisi kebebasan pers semakin memburuk. Pers diwajibkan untuk
mendukung politik pemerintah.
5. Pers pada Masa Orde Baru (1966-1998)
o Berlaku Pers Pancasila yaitu pers yang orientasi, sikap dan tingkah lakunya
berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
o Pers mengalami masa suram. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah selalu
mengingatkan pemberitaan pers agar tidak mengganggu stabilitas instansi
pemerintah. Pemerintah menguasai perusahaan penerbitan pers dan mengendalikan
pers.
6. Pers pada Era Reformasi
o Kebebasan pers diakui dengan mengeluarkan UU no. 39 th 1999.
o Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara dan pers bebas dari
tindakan pencegahan, pelarangan dan atau penekanan agar hak masyarakat untuk
memperoleh informasi terjamin.
7. Pers pada Masa Kini
o Banyak bermunculan perusahaan penerbitan pers.
o Banyak bermunculan organisasi kewartawanan.
o Pers mengalami perkembangan yang luar biasa.
B. Fungsi Pers dalam Masyarakat yang Demokratis
Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pengumpulan dan
penyebaran informasi mempunyai misi ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan
keadilan, serta memberantas kebatilan.
Fungsi pers nasional antara lain sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan
sebagai kontrol sosial, serta pers sebagai lembaga ekonomi.
Fungsi pers menurut UU no. 40 tahun 1999 antara lain :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum,
hak asasi manusia, dan menghormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan
benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Fungsi pers menurut Harold D. Lasswell dan Charless Wright yaitu mengenai fungsi sosial
media massa yaitu :
1. Pengamatan Sosial ( Social Surveillance )
Media massa hendaknya menyebarkan informasi dan interpretasi yang objektif
mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial
dengan tujuan melakukan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
2. Korelasi Sosial ( Social Correlation )
Media massa hendaknya memberikan informasi dan interpretasi yang
menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok lainnya atau antara satu
pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus.
3. Sosialisasi ( Socialization )
Media massa hendaknya mewariskan nilai-nilai (yang baik) dari satu generasi ke
generasi lainnya atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
4. Hiburan ( Entertainment )
Media massa juga mempunyai tugas untuk memberikan hiburan (yang sehat) dan
kesenangan kepada masyarakat.
Fungsi pers yang lain :
1. Sebagai saluran informasi untuk mencari dan menyebarkan berita secara cepat dan
luas kepada masyarakat.
2. Sebagai sarana komunikasi antara masyarakat dan negara, serta sarana untuk
menampung aspirasi rakyat.
3. Sebagai sarana untuk mengungkapkan masalah-masalah publik, seperti misalnya
kebijakan, dll.
4. Sebagai saluran menyampaikan program pemerintah dan kebijakan publik.
5. Memberikan pendidikan, wawasan dan mencerdaskan masyarakat.
C. Kode Etik Jurnalistik dan Pers yang Bebas serta Bertanggung Jawab
Para insan pers (wartawan) memiliki kode etik jurnalistik yang telah disepakati oleh
organisasi wartawan serta ditetapkan oleh Dewan Pers. Pers yang bertanggung jawab adalah
pers yang menaati kode etik jurnalistik.
Kode etik jurnalistik disusun tahun 1955 oleh PWI dan berkedudukan hukum sejak
tanggal 1 Januari 1955.
Menurut ahli sejarah Amerika Serikat, Paul Johnson, ia mensinyalir adanya praktik
menyimpang dalam melaksanakan kebebasan pers. Tujuh Dosa Yang Mematikan ( Seven
Deadly Sins ) antara lain :
1. Distorsi Informasi. Dilakukan dengan menambah atau mengurangi informasi
sehingga makna informasi yang diterima berubah.
2. Dramatisasi Fakta Palsu. Dilakukan dengan memberikan ilustrasi secara berlebihan
mengenai suatu objek.
3. Mengganggu Privacy. Umumnya dalam peliputan kehidupan selebritis.
4. Pembunuhan Karakter. Dilakukan dengan menonjolkan sisi buruk orang yang
diberitakan. Padahal sebenarnya mereka punya sisi baik.
5. Eksploitasi Seks. Dilakukan dengan memuat halaman depan surat kabar dengan
tulisan bemuatan seks.
6. Meracuni Pikiran Anak. Dilakukan dengan penonjolan figur anak-anak sebagai
sasaran dalam memasarkan produk.
7. Penyalahgunaan Kekuasaan. Biasanya pada pemegang kontrol kebijakan editorial
Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja, praktik jurnalistik menyimpang di Indonesia antara lain :
1. Eksploitasi judul
2. Sumber berita konon kabarnya
3. Dominasi opini elite dan kelompok mayoritas
4. Penyajian informasi yang tidak investigative
D. Sikap terhadap Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan
Kebebasan Pers
Negara memberikan serangkaian aturan main ( rules of the game ) dalam bentuk
penerapan hukum ( legality ) yang selama ini didambakan kalangan pekerja pers. Apa yang
disebut sebagai kepastian hukum yang dahulu dirampas negara, sekarang sengaja dibiarkan
dalam arus pasar bebas yang relatif otonom.
Namun, dalam struktur kekuasaan yang dikendalikan pasar ini, bukan berarti pers
akan dengan mudah memainkan kebebasannya. Ada beberapa alasan yang dapat
dikemukakan, antara lain :
1. Struktur kekuasaan yang sepenuhnya dikendalikan pasar mengandaikan produksi dan
alokasi informasi ditentukan oleh sistem kompetisi diantara perusahaan-perusahaan
pers itu sendiri. Negara yang seharusnya tetap hadir sebagai penjaga moralitas,
agaknya dengan sengaja mengurutkan kendalinya. Tidak terhindarkan doktrin
Darwinisme sosial menyatakan bahwa yang paling kuat permodalannya adalah yang
akan menjadi pemenang ( survival of the capital fittest ) pun menjadi pernyataan yang
tidak pernah boleh disanggah. Sifat informasi pun mengalami perubahan yang
radikal. Ketika pers dikendalikan negara, karakter informasi lebih bersifat ideologis
untuk memenangkan hegemoni negara. Sebaliknya ketika pers dikendalikan oleh
pasar, yang muncul kemudian adalah proses komodifikasi informasi. Inilah
momentum ketika pemberitaan hanya ditempatkan secara primer sebagai sejenis
komoditas yang harus laris untuk dijual.
2. Supremasi hukum yang selama ini dibayangkan para pekerja pers sebagai semacam
“angin surga” yang dapat memacu kreatifivitas dan kebebasan dalam menulis berita
tidak selamanya mampu dibuktikan.
3. Dengan meminimalkan kekuasaan negara serta maksimalisasi pasar, “musuh-musuh
pers” bukan hanya kalangan penguasa di jajaran birokrasi negara saja, tetapi juga
harus berhadapan dengan kekuatan massa yang mungkin akan melakukan praktik-
praktik premanisme.
Pemerintah Indonesia berkomitmen menjadikan Undang-Undang Pers sebagai Iex
Specialis, artinya menyangkut pelanggaran pers tidak boleh menggunakan Undang-Undang
lain selain Undang-Undang Pers.
Peraturan perundangan terbaru tentang pers, yaitu UU nomor 40 tahun 1999 telah
diundangkan pada tanggal 23 September 1999 dan dimuat dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1999 nomor 166. Undang-Undang Pers yang berlaku sekarang ini memuat
berbagai perubahan yang mendasar atas UU Pers sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar pers
berfungsi maksimal sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 28 UUD 1945. Fungsi yang
maksimal tersebut diperlukan karena kemerdekaan pers adalah satu perwujutan kedaulatan
rakyat dan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara yang demokratis.
Undang - Undang Pers yang pernah ada di Indonesia :
a. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 1966
b. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1967
c. Undang - Undang Nomor 21 Tahun 1982
d. Undang - Undang Nomor 40 Tahun 1999 ( terbaru )
E. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media Massa
Sebab adanya penyalahgunaan kebebasan media massa akan dapat menimbulkan
dampak yang tidak baik bagi kelangsungan hidup masyarakat dan jalannya roda
pemerintahan. Pers sangat diharapkan mampu menjalankan tugas peliputan berita yang
berimbang. Dalam hal ini merujuk liputan semua pihak (objek liputan) yang terlibat suatu
peristiwa. Liputan diharapkan tidak berat sebelah. Berimbang tetapi tidak harus fifty-fifty.
Sumber A mungkin meliput 50 persen, sumber B meliput 45 pesen, sumber C meliput 5
persen. Itu sudah berarti berimbang sumber C tidak perlu menaikkan persentase karena dia
hanya mampu meliput 5 persen.
Ada lagi teknik dasar jurnalistik yang “dipemainkan” pers. Pers kini tidak hanya
menunjukkan fakta tetapi acap kali menunjukkan hal-hal yang keliru .
Dalam koteks ini, apa yang menjadi penyalahguanaan kebebasan media massa?
Untuk menentukan jawabannya, coba analisis kembali uraian berikut :
1. Bagi Kepentigan Pribadi
Dalam kenyataan sehari–hari sering terjadi, karena jasa pers seseorang betul-betul
dapat meningkatkan citra positifnya. Namun, sesungguhnya bisa terjadi sebaliknya seseorang
menjadi hancur reputasinya. Padahal, kenyataannya dapat sebaliknya. Jadi nama baik
seseorang dapat dirugikan apabila terjadi penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan
penyampaian informasi
2. Bagi Kepentingan Masyarakat
Tulisan dalam media massa yang kurang berimbang dari mana sumber asalnya dapat
menimbulkan kesan yang berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya dengan bantuan media
massa, fakta dapat ditutup-tutupi dalam tulisan lain yang berkesan membenarkan.
3. Bagi Kepentingan Negara
Penyalahgunaan kebebasan penyampaian pendapat di media massa dapat
menimbulkan kerugian bagi kepentingan negara. Hal tersebut dapat menimbulkan dampak,
antara lain :
a. Tingkat kepercayaan kepada masyarakat terhadap pemerintah berkurang karena tidak
percaya kepada pemerintah. Masyarakat menjadi apatis dan acuh tak acuh.
b. Kepercayaan luar negeri turun. Akibatnya minat kerja sama ekonomi, penanaman
modal, investasi, pemberian bantuan dan sebagainya juga menurun.
Menurut Undang-Undang nomor 40/1999, pers dan kebebasan pers adalah sosok
kebebasan yang luar biasa. Beberapa muatan pasal inilah yang tidak terlepas dari pegangan
pers nasional dalam menjalankan aktifitas jurnalistik yang dilindungi oleh kebebasan pers.
Apabila ada kekeliruan atau penyalahgunaan kebebasan pers berkaitan dengan
pemberitahuan suatu media massa antara seseorang atau badan hukum dengan pers, diberikan
kesempatan sesuai dengan aturan undang-undang untuk menggunakan hak jawab dan hak
tolak. Bagaimana hak tersebat diganakan?
1. Hak Jawab atas Suatu Berita.
Pembaritahuan suatu media kadang kurang akurat, bahkan tidak benar sama sekali.
Hal itu disebabkan berbagai hal. Akibatnya, objek berita merasa dirugikan. Oleh karena itu,
pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan dapat mengajukan hak jawab. Hak jawab
adalah hak yang dimiliki oleh seseorang atau badan hukum yang merasa dirugikan oleh
tulisan pada suatu atau beberapa penerbitan. Hak tersebut ditujukan kepada media massa.
2. Hak Tolak
Hak tolak atau hak ingkar wartawan adalah hak wartawan untuk tidak
memberitahukan rahasia nama, jabatan, alamat atau identitas sumber berita informasinya
# Perlu diketahui hak tersebut tidak berlaku dalam kaitannya dengan hal-hal yang
membahayakan negara .
F. Menulis Suatu Berita Aktual untuk Dipublikasikan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya WJS Poerwodarminto, “berita” berarti kabar
atau warta, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti
“berita” dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi.
Berita terdiri atas beberapa bagian. Bagian terkecil dari berita adalah data. Data
berasal dari datum, sedangkan datum diambil dari semua kejadian atau peristiwa.
Dengan demikian, berita itu tiada lain adalah laporan atau pemberitahuan tentang
segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak. Adapun cara melaporkan atau
memberitakan sesuatu, supaya menarik perhatian orang banyak, orang lazim melakukan
dengan gaya “to the point” atau diplomatis. Demikian pula dalam hal membuat dan
menyajikan berita, kita mengenal jenis berita yang langsung (to the point) mengemukakan
fakta yang terlibat di dalamnya, serta yang tidak langsung dalam arti dibumbui kata-kata
berhubungan sehingga fakta yang dampaknya sepele menjadi menarik untuk diminati dan
dinikmati.
Syarat membuat berita adalah ‘faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga
kebenaran tinggal sebagian saja’ dan ‘berita itu harus menceritakan segala aspek secara
lengkap’.
Yang harus dibedakan dalam menulis berita adalah makna dari fakta, interpretasi dan
opini. Fakta adalah keyataan yang berlangsung di lapangan sedangkan opini adalah sesuatu
yang berasal dari pemikiran seseorang. Opini seseorang bisa berubah menjadi fakta, jika
disebutkan narasumbernya. Ini yang disebut dengan fact in idea.
Agar berita dapat menarik perhatian pembaca, perlu diperhatikan unsur-unsur berikut :
1. Aktual / baru ( terkini )
2. Jarak
3. Terkenal (ternama)
4. Keluarbiasaan
5. Akibat
6. Ketegangan
7. Pertentangan
8. Seks
9. Kemajuan
10. Human interest
11. Emosi
12. Humor
Berita langsung adalah berita yang ditulis secara langsung. Artinya, informasi yang
dituangkan dalam berita itu diperoleh langsung dari sumber beritanya. Penulisan berita
langsung lebih mengutamakan aktualitas informasinya.
Sumber berita dibagi menjadi dua yaitu ‘Sumber Berita Utama (Primer)’ dan ‘Sumber
Berita Kedua (Sekunder)’.
Selain peristiwa atau kejadian yang dilakukan oleh manusia, kumpulan dari berbagai
berita bisa juga dijadikan sumber berita.
Dalam menggali berita untuk mendapatkan sumber berita yang valid bisa dilakukan
dengan tiga cara yaitu :
1. Penulis berita menerima data atau informasi langsung dari informan.
2. Meliput acara. Artinya penulis menghadiri undangan suatu acara yang sudah ada.
3. Menggali berita. Penulis berita melakukan penelitian sendiri terhadap suatu kejadian
atau peristiwa. Data yang diperoleh dengan menggali informasi dari berbagai pihak.
Informasi atau data tersebut diolah menjadi berita.
Modal yang perlu dimiliki jika ingin menjadi penulis ( di media massa ) adalah
kepekaan dan sikap kritis.
Cara mencari ide yaitu dengan cara “menggumuli” teks tertulis seperti bacaan yang
beranekaragam, buku, surat kabar, majalah, jurnal, internet dll. Bisa juga dari teks yang
terlihat dan terdengar seperti radio, TV, musik, film dll. Bisa juga teks tidak tertulis, berupa
kejadian dan peristiwa kehidupan yang kamu jumpai, rasakan, dengar, lihat dan kamu
saksikan.
G. Memanfaatkan Media Massa dalam Kehidupan Sehari-hari
Media massa dimanfaatkan sebagai alat komunikasi massa ( boleh dimanfaatkan oleh
orang banyak ) misal surat kabar dll. Juga sebagai alat komunikasi nirmassa (tidak boleh
digunakan oleh semua orang) misal telepon. Disamping itu media massa juga berfungsi :
1. Untuk mendapatkan informasi secara tepat
2. Untuk mendidik masyarakat
3. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan karena kita bisa mendapat informasi yang
sebelumnya belum kita ketahui
4. Untuk menuangkan pikiran seseorang agar bisa diketahui oleh orang banyak
5. Sebagai sarana pengembangan wawasan dalam berbagai bidang ( politik ekonomi
sosial budaya )
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Dari berbagai hal yang telah diuraikan diatas dapat kita ambil kesimpulan-
kesimpulannya yaitu :
a. Dalam perkembangan pers berarti segala usaha dari alat-alat komunikasi massa yang
berisi tentang berita, hiburan dan informasi.
b. Fungsi pers dalam hal sosial yaitu sebagai pengamatan sosial, korelasi sosial, sosialisasi
dan hiburan.
c. Etika pers mengatur moral pers mengenai kawajiban pers dan pers mengatur tingkah
laku insan pers.
d. Kode etik jurnalistik merupakan pijakan para wartawan dalam menjalankan aktivitas
jurnalismenya yang berlaku begi seluruh wartawan Indonesia dan telah mengalami
beberapa kali penyempurnaan sesuai dengan perkembangan zaman.
e. Pers nasional harus mampu menerapkan kode etik jurnalistik kepada para wartawan,
menciptakan pers bebas dan bertanggung jawab sesuai kaidah pers untuk mewujudkan
pers yang profesional. Karena pers yang professional sangat diharapkan oleh seluruh
komponen masyarakat agar dapat terwujud untuk membangun bangsa.
f. Pers yang professional merupakan pers yang taat pada kode etik jurnalistik, menegakkan
kebenaran, akurat, seimbang, adil, menghormati HAM, menghormati hak Privaciy,
terpercaya, harus mendidik.
B. Saran
Saran kelompok kami mengenai pers di Indonesia adalah pers di Indonesia harus
lebih sopan didalam mencari berita karena pers di Indonesia sekarang ini terlihat sangat
memaksa dalam mencari berita. Pekerjaan pers mencari berita dari narasumber tapi tidak
sepantasnya mereka memaksa narasumber untuk memberikan informasi. UU Pers juga juga
harus dijalankan dengan benar karena banyak UU Pers yang dilupakan dan mungkin banyak
pers yang tidak mengetahui UU Pers. Oleh karena itu Pers sebaiknya memahami benar
bagaimana pekerjaan mereka dalam mencari berita dan juga memahami UU Pers sehingga
dapat memperoleh berita dengan benar atau bekerja dengan benar.
top related