pengertian umum pbb
Post on 12-Jun-2015
3.326 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PAJAK BUMI DAN PAJAK BUMI DAN BANGUNANBANGUNAN
(PBB) (PBB)DASAR HUKUMDASAR HUKUM
UU No. 12 Tahun 1985 jo UU No. 12 Tahun 1994
PP No. 74 Tahun 1999
KMK No.523/KMK.04/1998
KEP-16/PJ.6/1998
TIM INTENSIFIKASI PBB KOTA MOJOKERTO
P E N G E R T I A N
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ( PBB )
ADALAH
PAJAK KEBENDAAN ATAS
BUMI DAN/ATAU BANGUNAN
DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK
ORANG PRIBADI ATAU BADAN SECARA NYATA : MEMPUNYAI HAK DAN/ATAU MEMPEROLEH MANFAAT
ATAS BUMI, DAN/ATAU MEMILIKI, MENGUASAI, DAN/ATAU MEMPEROLEH
MANFAAT ATAS BANGUNAN
OBJEK PAJAKPasal 2 ayat (1)
UU No. 12 tahun 1994
OBJEK PAJAKPasal 2 ayat (1)
UU No. 12 tahun 1994
ADALAH :PERMUKAAN BUMI YG MELIPUTI TANAH DAN
PERAIRAN PEDALAMAN SERTA LAUT WILAYAH
INDONESIA, DAN TUBUH BUMI YANG ADA
DIBAWAHNYA( Pasal 1 angka 1 )
ADALAH :PERMUKAAN BUMI YG MELIPUTI TANAH DAN
PERAIRAN PEDALAMAN SERTA LAUT WILAYAH
INDONESIA, DAN TUBUH BUMI YANG ADA
DIBAWAHNYA( Pasal 1 angka 1 )
ADALAH :
KONSTRUKSI TEHNIK YANG DITANAM ATAU DILEKATKAN SECARA TETAP PADA TANAH
DAN/ATAU PERAIRAN(Pasal 1 angka 2)
ADALAH :
KONSTRUKSI TEHNIK YANG DITANAM ATAU DILEKATKAN SECARA TETAP PADA TANAH
DAN/ATAU PERAIRAN(Pasal 1 angka 2)
B U M I BANGUNAN
OBJEK PAJAKPasal 2 ayat (1)UU NO. 12 1994
OBJEK PAJAKPasal 2 ayat (1)UU NO. 12 1994
TERMASUK DALAM PENGERTIAN BANGUNAN ADALAH (Penjelasan Pasal 1 angka 2) :
Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut;
Jalan tol; Kolam renang; Pagar mewah; Tempat olah raga; Galangan kapal, dermaga; Taman mewah; Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak; Fasilitas lain yang memberikan manfaat.
BANGUNAN
FAKTOR YANG MENENTUKAN KLASIFIKASI OBJEK PAJAK
Pasal 2 ayat (2)
BANGUNANBahan bangunanRekayasaLetakKondisi lingkunganDan lain-lain
BUMI/TANAH•Letak•Peruntukan•Pemanfaatan•Kondisi lingkungan•Dan lain-lain
Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, yang nyata-nyata tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;
Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;
Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu pihak;
Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.
OBJEK PAJAKYANG TIDAK DIKENAKAN PBB
Pasal 3 ayat (1)
ADALAH OBJEK PAJAK YANG
SUBJEK PAJAKPasal 4 ayat (1)
SUBJEK PAJAKPasal 4 ayat (1)
ORANG ATAU BADANORANG ATAU BADAN
MemperolehManfaat atas
bangunan
MemperolehManfaat atas
bangunan
MemperolehManfaat atas
bumi
MemperolehManfaat atas
bumi
Memiliki,menguasaibangunan
Memiliki,menguasaibangunan
Mempunyai suatu hak atas bumi
Mempunyai suatu hak atas bumi
Pasal 4 ayat ( 2 )Pasal 4 ayat ( 2 )
SUBJEK PAJAK
DIKENAKAN KEWAJIBAN MEMBAYAR
PAJAK
DIKENAKAN KEWAJIBAN MEMBAYAR
PAJAK
WAJIB PAJAK
NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK( NJOPTKP )Pasal 3 ayat (3)
NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK( NJOPTKP )Pasal 3 ayat (3)
NJOPTKPNJOPTKP
Rp. 8.000.000,00untuk setiap Wajib Pajak
(PENYESUAIAN NJOPTKP DITETAPKAN OLEH MENTERI KEUANGAN)
Rp. 8.000.000,00untuk setiap Wajib Pajak
(PENYESUAIAN NJOPTKP DITETAPKAN OLEH MENTERI KEUANGAN)
Per Wajib Pajak;
Diberikan untuk bumi dan/atau bangunan;
Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu objek pajak yang nilainya terbesar.
Per Wajib Pajak;
Diberikan untuk bumi dan/atau bangunan;
Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu objek pajak yang nilainya terbesar.
P E N E T A P A NP E N E T A P A N
PAJAK BUMI DAN BANGUNANPAJAK BUMI DAN BANGUNAN
( P B B )( P B B )
DASAR PENGENAANPasal 6 ayat (1), (2)
DASAR PENGENAANPasal 6 ayat (1), (2)
N J O P(Nilai Jual Objek Pajak)
N J O P(Nilai Jual Objek Pajak)
Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari harga transaksi jual beli yang terjadi secara wajar
Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari harga transaksi jual beli yang terjadi secara wajar
Bilamana tidak terjadi transaksi jual beli, Nilai jual objek pajak ditentuka melalui:-Perbandingan harga dengan objek pajak lain yang sejenis; atau-Nilai perolehan baru; atau-Nilai jual objek pajak pengganti
Bilamana tidak terjadi transaksi jual beli, Nilai jual objek pajak ditentuka melalui:-Perbandingan harga dengan objek pajak lain yang sejenis; atau-Nilai perolehan baru; atau-Nilai jual objek pajak pengganti
NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan
setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya
NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan
setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya
DASAR PERHITUNGANPasal 6 ayat (3) dan (4)
NILAI JUAL KENA PAJAK
SERENDAH-RENDAHNYA 20%DAN
SETINGGI-TINGGINYA 100%
PRESENTASE NJKPDITETAPKAN DENGAN
PERATURAN PEMERINTAH
Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2002Tentang
Penetapan Besarnya NJKP untuk Perhitungan PBB
Objek Pajak PKB, PHT, PTB dan Objek Pajak Lainnya
dengan NJOP > Rp 1.000.000.000,00
Objek Pajak lainnya dengan
NJOP < Rp 1.000.000.000,00
Dikenakan
40 % X NJOP
20 % X NJOP
T A R I FPasal 5
TARIF TUNGGAL
0,5 %
CARA MENGHITUNG
PBB = TARIF x N J K P
= 0,5% x 20% x NJOP= 0,5% x 40% x NJOP
NJOP = ( NJOP BUMI + NJOP BANGUNAN ) - NJOPTKP
TAHUN PAJAK, SAAT, DANTEMPAT YANG MENENTUKAN
PAJAK TERUTANGPasal 8 ayat (1), (2), (3)
TAHUN PAJAK, SAAT, DANTEMPAT YANG MENENTUKAN
PAJAK TERUTANGPasal 8 ayat (1), (2), (3)
Tahun PajakAdalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember
Tahun PajakAdalah jangka waktu satu tahun takwim, yaitu dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember
Saat yang menentukan pajak terutangAdalah menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari
Saat yang menentukan pajak terutangAdalah menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari
Tempat Pajak TerutangUntuk daerah Jakarta, di wilayah DKI Jakarta;Untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten atau Kotamadya yang meliputi objek pajak.
Tempat Pajak TerutangUntuk daerah Jakarta, di wilayah DKI Jakarta;Untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten atau Kotamadya yang meliputi objek pajak.
PENERBITAN KETETAPANPasal 10
PENERBITAN KETETAPANPasal 10
SPOPSPOP
Setelah ditegor secara tertulis
Setelah ditegor secara tertulis
SPPTSPPT
SKPSKP BERDASARKANPEMERIKSAAN/DATA LAIN
SPOP TIDAK BENAR
BERDASARKANPEMERIKSAAN/DATA LAIN
SPOP TIDAK BENAR
Tidak disampaikan dalam waktu 30 hari
Tidak disampaikan dalam waktu 30 hari
Disampaikan dalam waktu 30 hari
Disampaikan dalam waktu 30 hari
PENDATAAN PENDATAAN DAN PENILAIANDAN PENILAIAN
PAJAK PAJAK
BUMI DAN BANGUNANBUMI DAN BANGUNAN
PENDATAANPasal 9 ayat (1), (2), (3)
WAJIB PAJAK MENGISI SPOP
JELAS BENAR LENGKAP DITANDATANGANI
PENENTUAN NJOP
PENILAIAN OBJEK PAJAK
PENILAIAN OBJEK PAJAK
PENDEKATAN PENILAIAN
Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach)
Pendekatan biaya (Cost Approach) Pendekatan Pendapatan (Income
Approach)
PENDEKATAN PENILAIAN
Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach)
Pendekatan biaya (Cost Approach) Pendekatan Pendapatan (Income
Approach)
CARA PENILAIAN
Penilaian Massal Individual
CARA PENILAIAN
Penilaian Massal Individual
PENDEKATAN PENILAIAN
Pendekatan Data Pasar (Market Approach)- NJOP dihitung dengan cara membandingkan Objek Pajak yang sejenis dengan Objek Pajak lain yang telah diketahui harga pasarnya.
- Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk menentukan NJOP tanah, namun dapat juga dipakai untuk menentukan NJOP bangunan.
Pendekatan Biaya (Cost Approach)- Pendekatan ini digunakan untuk menentukan nilai tanah atau bangunan terutama untuk menentukan NJOP bangunan dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat bangunan baru yang sejenis untuk dikurangi dengan penyusutan phisiknya.
Pendekatan Pendapatan (income Approach)- Pendekatan ini digunakan untuk menentukan NJOP yang tidak dapat dilakukan berdasarkan pendekatan data pasar atau pendekatan biaya, tetapi ditentukan berdasakan hasil bersih objek pajak tersebut.
- Pendekatan ini terutama digunakan untuk menentukan NJOP galian tambang atau objek perairan.
CARA PENILAIAN
Penilaian Masal (Mass Appraissal)- NJOP bumi dihitung berdasarkan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) terdapat pada setiap zona Nilai Tanah (ZNT).- NJOP bangunan dihitung berdasarkan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dikurangi penyusutan phisik.- Perhitungan penilaian massal dilakukan dengan menggunakan program komputer (Computer Assisted Valuation / CAV).
• Penilaian Individual (Individual Appraissal)Diterapkan untuk Objek tertentu yang bernilai tinggi atau keberadaannya mempunyai sifat khusus, antara lain :- Jalan tol- Pelabuhan laut/sungai/udara- Lapangan golf- Industri semen/pupuk- PLTA, PLTU, PLTG- Pertambangan- Tempat rekreasi- Dal lain-lain sejenisnya- Objek pajak tertentu, seperti rumah mewah, pompa bensin, jalan tol, lap. Golf, objek rekreasi, usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
PENGENAAN PBB TERHADAP OBJEK PAJAK YANG DINILAI SECARA INDIVIDUAL
KMK. No.523/kmk.04/1998
OBJEK PAJAK YANG BERSIFATKHUSUS DAPAT DITENTUKAN
BERDASARKAN PENILAIAN SECARAINDIVIDUAL
KEP.DIRJEN PAJAK NO. KEP.16/PJ.6/1998
Objek pajak yang bersifat khusus adalah sebagai berikut:
Jalan tol Pelabuhan laut Lapangan golf Industri semen/pupuk PLTA,PLTU. PLTG Pertambangan Tempat rekreasi Dan lain-lain sejenisnya
top related