pengembangan perangkat pembelajaran terpadu … filepengumpulan data, (3) desain produk, (4)...
Post on 11-Apr-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
TERPADU TIPE SHARED UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR MENGACU KURIKULUM 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Fransisca Ajeng Ratikasari
NIM: 141134256
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini peneliti persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kelancaran dan kemudahan
disetiap langkah dalam mengerjakan penelitian ini.
2. Ayah dan Ibu tercinta, Wagiya dan Christina Ani Subekti yang
memberikan dukungan, doa, dan cinta kasih yang luar biasa.
3. Kakak tercinta, Cecilia Annytha Idamayanty Ayugia dan seluruh keluarga
yang selalu memberikan dukungan.
4. Sahabat-sahabatku yang selalu menghibur, mengingatkan, dan
menyemangati.
5. Universitas Sanata Dharma, almamater yang saya banggakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur”
(Filipi 4:6)
“Syukuri apapun yang telah terjadi dan yang kamu miliki; kemarin, hari ini, dan
esok hingga kenikmatan hidup terasa”
(Fransisca Ajeng Ratikasari)
Success is the sum of small efforts, repeated day-in and day-out
(Robert Collier)
Balas dendam terbaik adalah kesuksesan yang hakiki
(Frank Sinatra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 9 Februari 2018
Peneliti
Fransisca Ajeng Ratikasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Fransisca Ajeng Ratikasari
Nomor Mahasiswa : 141134256
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya diinternet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 9 Februari 2018
Yang menyatakan
Fransisca Ajeng Ratikasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
TERPADU TIPE SHARED UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR MENGACU KURIKULUM 2013
Fransisca Ajeng Ratikasari
Universitas Sanata Dharma
2018
Perubahan terakhir pada sistem pendidikan di Indonesia yaitu dengan
ditetapkannya Kurikulum 2013. Penetapan tersebut menyebabkan guru
mengalami kesulitan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran.
Pembelajaran terpadu dapat membantu guru dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran. Namun tingkat pemahaman guru tentang pembelajaran terpadu
sangat rendah, sehingga guru membutuhkan contoh perangkat pembelajaran
terpadu. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan produk
berupa perangkat pembelajaran terpadu tipe shared. Penelitian tersebut
diharapkan dapat membantu guru dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan. Prosedur
pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari langkah-langkah
pengembangan Borg & Gall dan desain instruksional Dick & Carey. Hal ini
dilakukan dengan alasan langkah-langkah pengembangan Borg & Gall merupakan
langkah untuk mengembangkan suatu produk pendidikan. Sedangkan desain
instruksional Dick & Carey digunakan untuk mendesain pembelajaran. Hasil
modifikasi tersebut terdiri dari tujuh langkah yaitu (1) potensi masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji
coba produk, dan (7) revisi produk, sehingga menghasilkan produk akhir berupa
perangkat pembelajaran terpadu tipe shared untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar
mengacu kurikulum 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata 3,59 dengan kategori
“baik” diberikan oleh dua orang validator pakar pembelajaran terpadu. Validator
dua orang guru kelas IV SD Negeri Babarsari memberikan skor rata-rata 4,46
dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan skor hasil validasi pakar
pembelajaran terpadu dan guru kelas IV SD Negeri Babarsari, diperoleh hasil skor
rata-rata akhir yaitu 4,03 dengan kategori “baik”. Dengan demikian, produk yang
dikembangkan ini mempunyai kualitas yang baik dan layak untuk digunakan
sebagai perangkat pembelajaran terpadu mengacu kurikulum 2013.
Kata Kunci: perangkat pembelajaran, pembelajaran terpadu, tipe Shared,
kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING INSTRUMENT
“SHARED TYPE” FOR FOURTH GRADE STUDENTS OF
ELEMENTARY SCHOOL BASED ON 2013 CURRICULUM
Fransisca Ajeng Ratikasari
Sanata Dharma University
2018
The latest development of the Indonesian educational system is the
enforcement of 2013 curriculum. This enforcement causes the teachers difficulties
in developing learning media . The integrated learning could help the teachers in
developing learning media. The teachers understanding of an integrated learning
is very low, so the models of the integrated learning is highly needed. Therefore
this research is conducted to develop a media in the form of shared type of
integrated learning media.
The research uses the research and development method. The researcher
used the developmental procedure of the modified of Borg & Gall and Dick &
Carey instructional design. This is done by reason of Borg & Gall development
steps is a step to develop an educational product. While Dick & Carey
instructional design is used for designing learning. The results of the modification
consists of seven steps they are: (1) problem potencies, (2) data collections, (3)
product design, (4) validation design, (5) revision design, (6) product test, and (7)
product revision, which finally produced a final product design in the form of
integrated learning media “shared type” for fourth grade students of elementary
school based on 2013 curriculum.
The result of the research indicates that two integrated learning experts
give the average score 3,59 it means “good”. The fourth grade teachers of SD
Negeri Babarsari also gives average score 4,46 it means “very good”. Based on
the result of all the validations from the integrated learning experts and the
fourth grade teachers of SD Negeri Babarsari, it got 4,03 it means “good”. Thus,
the developed product is categorized good in quality and worthy to be used as
integrated learning media based on 2013 curriculum.
Keywords: learning instrument, integrated learning, Shared type, 2013
curriculum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Shared Untuk Siswa Kelas
IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013 dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan, dukungan,
bimbingan, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang selalu memberi
nasihat, bimbingan, dan semangat sehingga peneliti termotivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
5. Prihamanto, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Babarsari yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri
Babarsari.
6. Drs. Sulistiyanta, selaku guru kelas IV A SD Negeri Babarsari yang
senantiasa memberikan saran dan membantu peneliti melakukan penelitian.
7. Wahyu Sri Handayani, S.Pd., selaku guru kelas IV B SD Negeri Babarsari
yang berkenan membantu peneliti dalam proses validasi produk penelitian.
8. Pakar Pembelajaran terpadu yang memberikan saran dalam proses validasi
produk sehingga dapat disusun dan dikembangkan dengan maksimal.
9. Siswa kelas IV SD Negeri Babarsari yang dengan senang hati membantu dan
berinteraksi secara aktif selama proses penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
10. Kedua orang tuaku, Wagiya dan Christina Ani Subekti yang tidak pernah
berhenti mendoakan dan memberikan semangat bagi peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
11. Kakakku tercinta, Cecilia Annytha Idamayanty Ayugia yang senantiasa
memberikan saran, semangat, dan doa untuk memotivasi peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman angkatan 2014 PGSD khususnya teman-teman skripsi payung
yang saling memberikan dukungan dan bantuan satu sama lain.
13. Teman-teman terkasih dan seluruh pihak yang telah membantu baik secara
moral maupun material, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu
peneliti sangat bersyukur karena kritik dan saran yang telah diberikan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada
semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Yogyakarta, 9 Februari 2018
Peneliti
Fransisca Ajeng Ratikasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1.5. Batasan Istilah ............................................................................................. 7
1.6. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ..................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 12
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................... 12
2.1.1. Pengertian Kurikulum SD 2013 ................................................................ 12
2.1.2. Karakteristik Kurikulum SD 2013 ............................................................ 12
2.1.3. Perangkat Pembelajaran ............................................................................ 16
2.1.4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................... 16
2.1.5. Pembelajaran Terpadu ............................................................................... 21
2.1.5.1 Hakikat Pembelajaran Terpadu ................................................................. 21
2.1.5.2 Landasan Pembelajaran Terpadu............................................................... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.5.3 Karakteristik Pembelajaran Terpadu ......................................................... 26
2.1.5.4 Keunggulan Pembelajaran Terpadu .......................................................... 28
2.1.5.5 Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu ............................................................... 30
2.1.6. Pembelajaran Terpadu Tipe Shared .......................................................... 33
2.1.6.1 Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Shared ........... 33
2.1.6.2 Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Shared .... 34
2.1.6.3 Contoh bagan peta konsep tipe Shared ..................................................... 35
2.1.6.4 Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Shared ................ 36
2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................ 36
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 40
2.4 Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 42
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 42
3.1.1 Model Pengembangan Borg and Gall ....................................................... 42
3.1.2 Desain Instruksional Dick and Carey ........................................................ 45
3.2. Setting Penelitian ....................................................................................... 48
3.2.1. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 48
3.2.2. Subjek Penelitian ....................................................................................... 48
3.2.3. Objek penelitian ........................................................................................ 49
3.2.4. Waktu Penelitian ....................................................................................... 49
3.3. Prosedur Pengembangan ........................................................................... 49
3.3.1. Potensi dan Masalah .................................................................................. 52
3.3.2. Pengumpulan Data .................................................................................... 52
3.3.3. Desain Produk ........................................................................................... 52
3.3.4. Validasi Desain ......................................................................................... 52
3.3.5. Revisi Desain ............................................................................................. 53
3.3.6. Uji Coba Produk ........................................................................................ 53
3.3.7. Revisi Produk ............................................................................................ 53
3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 54
3.5. Instrumen Penelitian .................................................................................. 54
3.5.1 Pedoman Wawancara ................................................................................ 54
3.5.4. Kuesioner .................................................................................................. 55
3.6. Teknik Analisis Data ................................................................................. 55
3.6.1 Data Kualitatif ........................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.6.4. Data Kuantitatif ......................................................................................... 56
3.7. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 60
4.1. Analisis Kebutuhan ................................................................................... 60
4.1.1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...................................................... 60
4.1.2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ................................. 62
4.2. Deskripsi Produk Awal ............................................................................. 63
4.2.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................... 63
4.3. Validasi Ahli dan Revisi Produk ............................................................... 66
4.3.1. Data Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu .............................................. 66
4.3.2. Revisi Produk ............................................................................................ 70
4.4. Uji Coba Terbatas ...................................................................................... 71
4.4.1. Data Uji Coba Terbatas ............................................................................. 71
4.4.2. Revisi Produk ............................................................................................ 73
4.5. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ...................................................... 73
4.5.1. Kajian Produk Akhir ................................................................................. 74
4.5.2. Pembahasan ............................................................................................... 75
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 80
5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 80
5.2. Keterbatasan Pengembangan ..................................................................... 81
5.3. Saran .......................................................................................................... 81
DAFTAR REFERENSI ....................................................................................... 83
LAMPIRAN .......................................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kata Kerja Operasional Taksonomi Bloom .......................................... 20
Tabel 2.2 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget ........................................ 24
Tabel 2.3 Klasifikasi Pengintegrasian Kurikulum ................................................ 30
Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima .................... 56
Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima .................................................................... 58
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................... 58
Tabel 4.1 Komentar dan Revisi Pakar Pembelajaran Terpadu ............................. 69
Tabel 4.2 Komentar dan Revisi Guru Kelas IV .................................................... 73
Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu dan Guru SD
Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ............................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Contoh bagan peta konsep tipe Shared menurut Fogarty .................. 35
Gambar 2.2 Contoh bagan peta konsep tipe Shared ............................................. 36
Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian Yang Relevan ............................................ 39
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................. 40
Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Produk dari Borg and Gall........................ 43
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Desain Instruksional dari Dick and Carey 46
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan ................................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian........................................................................... 87
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 88
Lampiran 3 Pedoman Wawancara ........................................................................ 89
Lampiran 4 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan ...................................... 90
Lampiran 5 Instrumen Validasi RPP..................................................................... 91
Lampiran 6 Instrumen Validasi Uji Coba Produk................................................. 93
Lampiran 7 Hasil Validasi RPP 1 ......................................................................... 95
Lampiran 8 Hasil Validasi RPP 2 .......................................................................100
Lampiran 9 Hasil Uji Coba Produk 1 ..................................................................105
Lampiran 10 Hasil Uji Coba Produk 2 ................................................................111
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian .................................................................117
Lampiran 12 Biodata Penulis ..............................................................................118
Lampiran 13 Produk Buku RPP Terpadu Tipe Shared .......................................119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sekolah
Dasar (SD) merupakan tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar
pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 juga mengemukakan
tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan adanya tujuan
pendidikan nasional tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia di Indonesia. Sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas akan menjunjung dunia pendidikan di masa mendatang.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat ditingkatkan melalui
pelaksanaan pendidikan termasuk diperlukannya pendidik profesional yang
berpartisipasi dalam dunia pendidikan beserta kurikulum yang berkualitas.
Pendidik professional merupakan pendidik yang dapat mengoptimalkan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam menyusun bahan ajar dan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.
Dalam hal ini pendidik yang dimaksud adalah guru. Guru yang profesional harus
memiliki empat kompetensi guru. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang guru dan dosen, empat kompetensi guru tersebut yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Agar mencapai Sumber Daya Manuasia yang berkualitas, seorang
guru memiliki tugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, dan mengevaluasi. Dengan adanya tugas-tugas tersebut, guru
membutuhkan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini alat
yang dimaksud adalah kurikulum dan perangkat pembelajaran. Selain guru,
kurikulum merupakan salah satu penunjang penting dalam memajukan dunia
pendidikan. Zainal (2011: 1-2) menjelaskan bahwa kurikulum adalah salah satu
alat yang digunakan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan sebagai pedoman
saat melaksanakan pembelajaran di semua jenjang pendidikan. Pada zaman
dahulu kurikulum lebih menekankan pada mata pelajaran, namun saat ini
kurikulum lebih menekankan pada kehidupan nyata, proses, dan keaktifan siswa.
Tidak hanya hafalan saja tetapi mementingkan sikap dan keterampilan peserta
didik. Perubahan terakhir pada sistem pendidikan di Indonesia yaitu dengan
ditetapkannya Kurikulum 2013. Dengan adanya perubahan kurikulum ini,
diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat.
Sundayana (2014: 21) memaparkan bahwa pendekatan dan landasan
Kurikulum 2013 yang digunakan sebagai pijakan pengembangan kurikulum
tersebut secara eksplisit menganut pendekatan terintegrasi melalui pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tematik terpadu. Pembelajaran terpadu ideal untuk diimplentasikan di Sekolah
Dasar karena dengan mengaplikasikan 10 tipe yang mengacu Kurikulum 2013,
guru dapat lebih kreatif dalam mengembangkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Sehingga proses pembelajaran di dalam kelas dapat terarah
dan tidak membosankan. Trianto (2011: 6) menjelaskan bahwa model
pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang
dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan terutama pada
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran terpadu memiliki 10 tipe
pembelajaran dengan karakteristik yang berbeda-beda. Fogarty (2009: 12)
mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu memiliki sepuluh tipe yang berbeda-
beda, yaitu fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded,
integrated, immersed, dan networked.
Selain kurikulum yang berkualitas untuk menunjang dalam memajukan
dunia pendidikan, perangkat pembelajaran juga salah satu alat yang digunakan
agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Salah satu perangkat pembelajaran yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berperan penting agar proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan. Sanjaya (2008: 106) mengatakan
bahwa proses pembelajaran harus diarahkan supaya siswa mampu mengatasi
masalah dan tantangan dalam kehidupan yang cepat berubah. Dengan adanya RPP
diharapkan guru dapat membuat proses pembelajaran yang tidak membosankan
dan mengedepankan keaktifan peserta didik.
Namun hingga saat ini Kurikulum 2013 masih menjadi perdebatan di
kalangan guru. Masalahnya terletak pada tingkat pemahaman guru yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pada Kurikulum 2013. Pada implementasi kurikulum 2013 guru dituntut untuk
cerdas dan kreatif dalam menyajikan RPP agar siswa lebih aktif dan dapat
mengembangkan kreatifitasnya dalam melaksanakan pembelajaran. Sedangkan
guru sendiri tidak kreatif dalam mengembangkan RPP sehingga siswa tidak aktif
dan cenderung bosan saat belajar. Hal tersebut dikarenakan guru kurang
memahami bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 yaitu menggunakan
pembelajaran terpadu dan guru tidak menerapkannya dalam mengembanngkan
RPP. Tingkat pemahaman guru yang kurang tidak hanya terdapat pada Kurikulum
2013 saja, namun dapat dilihat pada pengetahuannya tentang Pembelajaran
Terpadu. Pembelajaran terpadu yang digunakan di Indonesia adalah tipe Webbed
(jaring laba-laba). Tipe ini menunjukkan adanya pendekatan tematik. Dalam
mengintegrasikan mata pelajaran, guru dapat memiliki tema yang berkualitas dan
membutuhkan rencana yang ekstensif. Tipe Webbed cocok diterapkan di
Indonesia khususnya pada siswa SD dengan alasan guru lebih mudah memahami
tipe ini dan lebih sesuai dengan perkembangan kemampuan intelektual dan
karakteristik anak usia dini. Oleh karena itu guru belum mengenal tipe-tipe
pembelajaran terpadu yang lainnya. Usaha-usaha untuk mewujudkan tujuan
pendidikan belum berhasil secara optimal karena guru kurang kreatif dalam
mengembangkan RPP. Guru hanya menerapkan pembelajaran terpadu tipe
webbed bahkan menyalin langkah-langkah kegiatan dari Buku Guru tanpa
mengembangkannya sendiri.
Berdasarkan hasil survei kebutuhan yang dilakukan peneliti di SD Negeri
Babarsari dengan melakukan wawancara bersama dua guru kelas IV sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pelaksana Kurikulum 2013, peneliti memperoleh informasi bahwa implementsi
Kurikulum 2013 di SD Negeri Babarsari sudah berjalan dengan baik karena di
Sekolah Dasar tersebut sudah mengimplementasikan Kurikulum 2013 sejak tahun
2013. Namun, guru masih mengalami sedikit kesulitan dalam merencanakan dan
mengembangkan RPP menggunakan pembelajaran terpadu. Guru belum
sepenuhnya memahami tentang sepuluh tipe pembelajaran terpadu. Pemahaman
guru tentang Kurikulum 2013 hanya terbatas pada pemaduan atau pengintegrasian
antar mata pelajaran. Perangkat pembelajaran terpadu yang digunakan oleh guru
tidak sepenuhnya lengkap menggunakan sepuluh tipe dan guru hanya mengacu
bahkan memanfaatkan Buku Guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Guru belum mampu mengembangkan secara mandiri bahan ajar
yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dengan alasan guru belum memahami
sepuluh tipe pembelajaran terpadu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti saat melakukan wawancara
dengan guru, peneliti menyadari dan mengamati bahwa masih banyak guru yang
belum sepenuhnya paham mengenai pembelajaran terpadu. Yunus (2014: 263)
mengatakan bahwa bahan ajar memiliki fungsi penting sebagai pedoman bagi
guru dan siswa untuk mengarahkan semua aktivitas di dalam proses pembelajaran.
Dalam penelitian ini bahan ajar yang dimaksud adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Peneliti mengamati bahwa RPP yang digunakan oleh guru
masih mengacu pada Buku Guru. Oleh karena itu guru membutuhkan suatu
contoh perangkat pembelajaran agar dapat lebih kreatif dalam mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
RPP. Sehingga peneliti terdorong untuk mengembangkan suatu perangkat
pembelajaran berupa RPP terpadu tipe shared.
Peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu berupa RPP
yang dibatasi pada satu tipe yaitu tipe shared (terbagi). Alasan peneliti memilih
pembelajaran terpadu tipe shared karena tipe ini memiliki keunggulan yaitu dapat
digunakan sebagai awal menuju tipe terintegrasi yang mencakup keseluruhan
mata pelajaran. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian pengembangan
yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013”. Hasil penelitian
dan pengembangan perangkat ini dapat membantu guru untuk mengenal tipe
pembelajaran terpadu khususnya tipe shared (terbagi).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut: Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran
terpadu tipe shared untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum
2013?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan dalam pelaksanaannya. Tujuan tersebut
adalah untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe shared
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak,
diantaranya yaitu:
1.4.1. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman baru dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran terpadu tipe shared mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV
sekolah dasar dan berkesempatan membantu guru mengenal model pembelajaran
terpadu selain tipe integrated yang selalu digunakan.
1.4.2. Bagi Guru
Guru mendapatkan perangkat pembelajaran terpadu tipe shared mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV yang nantinya dapat digunakan saat
melaksanakan pembelajaran di kelas.
1.4.3. Bagi Sekolah
Sekolah mendapatkan referensi dan pengetahuan dalam mengembangkan
rencana pembelajaran terpadu tipe shared yang mengacu Kurikulum 2013.
1.4.4. Bagi Prodi PGSD
Penelitian ini dapat menambahkan pustaka PGSD Universitas Sanata
Dharma terkait dengan perangkat pembelajaran terpadu tipe shared.
1.5. Batasan Istilah
1.5.1. Kurikulum 2013 adalah suatu kurikulum yang menekankan pada
peningkatan dan penyeimbangan kemampuan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.5.2. Pembelajaran terpadu adalah suatu model pembelajaran yang dalam
kegiatan pembelajarannya menggabungkan berbagai materi pelajaran
menjadi suatu tema.
1.5.3. Pembelajaran terpadu tipe shared adalah pembelajaran yang
menggabungkan dua mata pelajaran dengan konsep, sikap, dan
keterampilan yang sama.
1.5.4. Perangkat pembelajaran adalah alat yang dipersiapkan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Dalam
hal ini perangkat yang dimaksud adalah RPP.
1.5.5. RPP adalah suatu cara pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari
suatu tema tertentu yang mengacu pada silabus dan merupakan rencana
pembelajaran untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik untuk
mencapai Kompetensi Dasar (KD).
1.6. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah:
1.6.1. Penjelasan Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Penjelasan pembelajaran terpadu tipe shared berisi pengertian
pembelajaran terpadu tipe shared, karakteristik pembelajaran terpadu tipe shared,
langkah-langkah mengembangkan pembelajaran terpadu tipe shared, dan
kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe shared.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.6.2. Pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran Terpadu Tipe
Shared
Peneliti memberi tiga (3) contoh pemetaan Kompetensi Dasar dan
Indikator pembelajaran terpadu tipe shared.
1.6.3. Komponen Perangkat Pembelajaran (RPP) disusun lengkap
Komponen yang terdapat pada RPP yaitu (1) identitas RPP; (2) perumusan
indikator; (3) perumusan tujuan pembelajaran; (4) pemilihan materi ajar; (5)
sumber belajar; (6) media belajar; dan (7) metode pembelajaran; (8) skenario
pembelajaran; (9) penilaian; (10) Lembar Kerja Siswa (LKS); dan (11) bahasa
1.6.4. RPP yang Dikembangkan mengandung karakteristik Kurikulum SD 2013
RPP yang dikembangkan mengandung karakteristik Kurikulum SD 2013
yaitu menggunakan pembelajaran terpadu, pendekatan saintifik, pendidikan
karakter, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan penilaian otentik.
1.6.5. Indikator pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir siswa
tingkat tinggi
Indikator pembelajaran yang dikembangkan menggunakan kata kerja operasional
dan mengacu pada tingkatan berfikir Taksonomi Bloom. Tingkatan berfikir
tersebut adalah dimulai dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta.
1.6.6. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terpadu tipe shared (terbagi)
Pembelajaran terpadu tipe shared memiliki karakteristik yaitu
menggabungkan dua mata pelajaran; dua mata pelajaran yang dipilih memiliki
konsep, sikap dan keterampilan yang sama; dan keterpaduan antara dua mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pelajaran yang berbeda memiliki konsep, sikap, dan keterampilan yang sama
namun pengajarannya menggunakan konten yang berbeda sehingga tidak terjadi
overlapping.
1.6.7. Produk dicetak dalam ukuran kertas A4
1.6.8. Cover Produk
Cover produk yang terdiri dari judul pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu tipe
shared untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013; gambar
yang mencerminkan pembelajaran terpadu tipe shared; nama penulis; logo
Universitas Sanata Dharma; dan keterangan yang bersisi program studi yaitu
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, jurusan yaitu Jurusan Ilmu Pendidikan, fakultas
yaitu Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, dan universitas yaitu Universitas
Sanata Dharma.
1.6.9. Kata Pengantar
Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa;
penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran terpadu tipe shared; penjelasan
spesifikasi produk yang dikembangkan; ucapan terimakasih kepada pihak yang
membantu dan terlibat dalam penyusunan produk; dan kesediaan penulis
menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang dikembangkan.
1.6.10. Daftar Isi
Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.
1.6.11. Memuat daftar referensi yang digunakan dalam produk.
1.6.12. Cover belakang berisi sinopsis pembelajaran terpadu tipe shared
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.6.13. Perangkat pembelajaran praktis dan fungsional
RPP yang dikembangkan praktis yang berarti mudah dilaksanakan oleh
guru. Fungsional yang berarti banyak manfaat sebagai pedoman pembelajaran.
1.6.14. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EBI (Ejaan
Bahasa Indonesia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1. Pengertian Kurikulum SD 2013
Fadlillah (2014: 16) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 adalah sebuah
kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan
kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Senada dengan hal itu, Sani (2014: 45) menyatakan bahwa
kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai
dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Berdasarkan pengertian di atas, Kurikulum 2013 adalah suatu kurikulum
yang menekankan pada peningkatan dan penyeimbangan kemampuan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
2.1.2. Karakteristik Kurikulum SD 2013
Sesuai dengan pengertiannya, Kurikulum SD 2013 memiliki karakteristik
sebagai berikut:
2.1.2.1 Menggunakan Pembelajaran Terpadu
Daryanto (2014: 42) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu merupakan
suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan
atau bidang studi atau berbagai materi dalam satu sajian pembelajaran keterangan
seperti ini disebut juga dengan kurikulum atau pengajaran lintas bidang studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Senada dengan penjelasan Daryanto, Prastowo (2015: 45) memaparkan bahwa
pembelajaran tematik adalah salah satu model dalam pembelajaran terpadu
(integrated instruction) yang merupakan sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistis, bermakna,
dan autentik.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, pembelajaran terpadu merupakan
model pembelajaran yang memadukan beberapa pokok bahasan atau mata
pelajaran dalam suatu pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa mampu
menemukan konsep secara aktif, holistis, bermakna, dan autentik. Pembelajaran
terpadu yang cocok digunakan di Indonesia adalah tipe Webbed (jaring laba-laba).
Tipe ini menunjukkan adanya pendekatan tematik. Dalam mengintegrasikan mata
pelajaran, guru dapat memiliki tema yang berkualitas dan membutuhkan rencana
yang ekstensif. Tipe Webbed cocok diterapkan di Indonesia khususnya pada siswa
Sekolah Dasar dengan alasan guru lebih mudah memahami tipe ini dan lebih
sesuai dengan perkembangan kemampuan intelektual dan karakteristik anak usia
dini. Dengan tema-tema yang menarik, pembelajaran akan lebih menyenangkan
dan mencerdaskan siswa.
2.1.2.2 Menggunakan Pendekatan Saintifik
Fadlillah (2014: 175) menjelaskan pendekatan saintifik adalah pendekatan
yang dalam pembelajarannya melalui proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan
diperoleh peserta didik dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga
mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pendekatan ini melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengomunikasikan. Senada dengan penjelasan Fadlillah, Sani (2014: 50)
memaparkan bahwa pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik.
Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau
observasi.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, pendekatan saintifik adalah
pendekatan dimana pembelajarannya menggunakan proses ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu melalui proses mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengomunikasikan.
2.1.2.3 Pendidikan Karakter
Yani (2014: 54-55) menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum
yang serat dengan pendidikan karakter. Kompetensi sikap hanya ada satu rumusan
saja, namun setelah ada pendalaman materi maka arti sikap dibedakan antara
sikap spiritual dan sikap sosial. Isi dari sikap spiritual dan sikap sosial berasal dari
butir-butir pendidikan karakter yang telah disosialisasikan sejak 2010. Aspek
sikap tersebut mengandung nilai pendidikan karakter sehingga Kurikulum 2013
sangat serat dengan muatan pendidikan karakter. Prastowo (2015: 66) menyatakan
bahwa Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah untuk siswa karena
kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi sebagai
pegangan bagi guru bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan
sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung dalam materinya. Dengan kata
lain, KI-1 dan KI-2 dikembangkan secara tidak langsung yaitu pada waktu peserta
didik belajar tentang pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4). Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penjelasan para ahli di atas, kurikulum 2013 mengembangkan pendidikan karakter
melalui aspek sikap spiritual dan sikap sosial yang pengajarannya tidak secara
langsung.
2.1.2.4 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Kuswana (2012: 109) menjelaskan bahwa kemampuan berpikir yang baik
dicapai melalui beberapa tahapan yang dapat dilihat dari teori berpikir kritis
menurut taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Tahapan revisi taksonomi Bloom
tersebut, yaitu: 1) mengingat, 2) memahami, 3) menerapkan, 4) menganalisis, 5)
mengevaluasi, dan 6) menciptakan.
2.1.2.5 Penilaian Otentik
Fadlillah (2014: 179) menjelaskan penilaian otentik adalah penilaian
secara utuh, meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas,
gaya, dan perolehan belajar peserta didik. Penilaian otentik ini dapat lebih mudah
membantu para guru dalam mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Senada dengan penjelasan
Fadlillah, Majid dan Chaerul (2014: 6) memaparkan bahwa penilaian otentik
memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013, karena penilaian semacam ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka
mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, penilaian otentik fokus pada
tugas-tugas kompleks yang memungkinkan siswa dalam mencapai kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2.1.3. Perangkat Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perangkat merupakan alat atau
perlengkapan, sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan orang
belajar. Trianto (2010: 96) memaparkan bahwa perangkat pembelajaran
merupakan perangkat yang dipergunakan dalam pengelolaan proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, perangkat pembelajaran adalah
alat yang dipersiapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas maupun
di luar kelas. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saja dan tidak mengembangkan silabus dengan
alasan pembelajaran terpadu tipe shared menggabungkan dua mata pelajaran yang
memiliki konsep, keterampilan, dan sikap yang sama. Hal ini akan menyulitkan
jika mengembangkan silabus dalam satu semester karena akan membutuhkan
waktu, komitmen, dan kompromi. RPP terpadu yang dikembangkan memilih
Kompetensi Dasar dalam satu tema namun lintas pembelajaran dan hanya
digunakan dalam 6 jam pertemuan sehingga tidak bisa dibuat silabus.
2.1.4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Fadlillah (2014: 143) menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran atau yang dikenal dengan istilah RPP merupakan suatu bentuk
perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh pendidik dalam kegiatan
pembelajaran. Senada dengan Fadlillah, Trianto (2010: 329) menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Berdasarkan pengertian di atas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaaran
(RPP) merupakan suatu cara pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari
suatu tema tertentu yang mengacu pada silabus dan merupakan rencana
pembelajaran untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mencapai
Kompetensi Dasar (KD). RPP juga berisi serangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Prastowo (2015: 70-79) memaparkan bahwa RPP tematik terpadu
memiliki komponen yaitu: (1) identitas RPP; (2) kompetensi inti; (3) kompetensi
dasar dan indikator; (4) tujuan pembelajaran; (5) materi pembelajaran; (6) metode
pembelajaran; (7) alat dan sumber pembelajaran; (8) langkah-langkah
pembelajaran; (9) alokasi waktu; (10) penilaian; dan (11) pengesahan.
2.1.4.1 Analisis KI dan KD Kelas IV, Indikator dan Tujuan
Prastowo (2015: 70) menjelaskan bahwa Kompetensi Inti (KI) merupakan
gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti (KI) harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft
skills. Khusus untuk kompetensi sikap dipecah menjadi dua, yaitu kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial. Kompetensi Inti (KI) dirancang
dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu KI-1 adalah Kompetensi Inti
Sikap Spiritual, KI-2 adalah Kompetensi Inti Sikap Sosial, KI-3 adalah
Kompetensi Inti Pengetahuan, dan KI-4 adalah Kompetensi Inti Keterampilan
sebagai penerapan pengetahuan. Sehubungan dengan hal itu, Kemendikbud RI
tentang dokumen Kurikulum 2013 menjelaskan bahwa kompetensi inti merupakan
kompetensi yang mengikat berbagai kompetensi dasar ke dalam aspek sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, kompetensi inti merupakan gambaran
kompetensi dasar yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata
pelajaran.
Prastowo (2015: 61) memaparkan bahwa kompetensi dasar dirumuskan
untuk mencapai kompetensi inti. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti, yaitu: pertama,
kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1; kedua, kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial
dalam rangka menjabarkan KI-2; ketiga, kelompok kompetensi dasar pengetahuan
dalam rangka menjabarkan KI-3; dan keempat, kelompok kompetensi dasar
keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. Senada dengan penjelasan
Prastowo, Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi dasar merupakan kemampuan spesifik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau
mata pelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, kompetensi dasar merupakan suatu
rumusan untuk mencapai kompetensi inti yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan suatu muatan pelajaran.
Prastowo (2015: 66 dan 162) memaparkan bahwa indikator dikembangkan
dari kompetensi dasar pada Kelompok Kompetensi Inti 3 (Aspek Pengetahuan)
dan Kelompok Kompetensi Inti 4 (Aspek Keterampilan) yang termasuk jaringan
tema. Sementara itu, KD dari Kelompok Kompetensi Inti 1 (Aspek Spiritual) dan
Kelompok Kompetensi Inti 2 (Aspek Sikap Sosial) tidak (menjadi keharusan)
dikembangkan menjadi indikator. Indikator adalah ukuran tercapai tidaknya suatu
tujuan pembelajaran dalam kompetensi dasar. Indikator menjadi acuan dalam
penilaian pembelajaran. Indikator merupakan pengembangan dari KD. Indikator
menjadi operasionalisasi dari kompetensi dasar. Operasionalisasi ini
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi oleh guru.
Kata kerja operasional yang digunakan mengacu pada Taksonomi Bloom.
Kuswana (2012: 115) menjelaskan bahwa klasifikasi untuk proses kognitif yaitu:
(1) mengingat, mendapatkan kembali atau pengembalian pengetahuan relevan
yang tersimpan dari memori jangka panjang; (2) memahami, mendeskripsikan
susunan dalam artian pesan pembelajaran, mencakup oral, tulisan, dan komunikasi
grafik; (3) menerapkan, menggunakan prosedur dalam situasi yang dihadapi; (4)
menganalisis, memecahkan materi menjadi bagian-bagian pokok dan
menggambarkan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(5) mengevaluasi, melakukan evaluasi atau penilaian yang didasarkan pada
kriteria dan atau standar; dan (6) menciptakan, menempatkan bagian-bagian
secara bersama-sama ke dalam suatu ide. Berikut ini adalah daftar kata kerja
operasional yang dapat digunakan menurut Bloom.
Tabel 2.1 Kata Kerja Operasional Taksonomi Bloom
Sumber: Jurnal Retno Utari, Pusdiklat KNPK.
Prastowo (2015: 186, 190-191) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran
adalah penguasaan kompetensi yang bersifat operasional yang ditargetkan atau
dicapai oleh siswa dalam RPP. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pada rumusan yang terdapat dalam indikator, dalam bentuk pernyataan yang
operasional. Tujuan pembelajaran harus mengandung unsur audience (A),
behavior (B), condition (C), dan degree (D). Audience (A) adalah peserta didik
yang menjadi subjek tujuan pembelajaran tersebut. Behavior (B) merupakan kata
kunci yang mendeskripsikan kemampuan audience setelah pembelajaran. Kata
kunci ini merupakan jantung dari rumusan tujuan pembelajaran dan harus terukur.
Condition (C) merupakan situasi pada saat tujuan tersebut diselesaikan. Degree
(D) merupakan standar yang harus dicapai oleh audience sehingga dapat
dinyatakan telah mencapai tujuan. Sehubungan dengan hal itu, Permendikbud RI
No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan menjelaskan bahwa tujuan
pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tujuan pembelajaran adalah penguasaan
kompetensi yang dicapai oleh siswa. Tujuan pembelajaran diturunkan atau
dirumuskan dari indikator dalam bentuk pernyataan. Rumusan tujuan
pembelajaran yang baik adalah dengan memperhatikan unsur ABCD (Audience,
Behavior, Condition, dan Degree).
2.1.5. Pembelajaran Terpadu
2.1.5.1 Hakikat Pembelajaran Terpadu
Kurniawan (2014: 59) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah
pembelajaran yang dalam pembahasan materinya meliputi atau saling mengaitkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus
tertentu. Senada dengan hal itu, Hadisubroto (dalam Margunayasa dkk, 2014: 3)
menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali
dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok
bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara
spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan
berbagai pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Sesuai dengan penjelasan para ahli di atas, hakikat pembelajaran terpadu
adalah suatu proses pembelajaran yang bermakna dengan tema tertentu dengan
pokok bahasan dan konsep saling berkaitan dengan pokok bahasan dan konsep
yang lain. Bermakna karena proses pembelajarannya dilakukan secara spontan
dan direncanakan.
2.1.5.2 Landasan Pembelajaran Terpadu
Beberapa teori yang melandasi pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar
(SD) diuraikan sebagai berikut:
1. Teori Konstruktivis
Margunayasa (2014: 7) menjelaskan teori konstruktivis yaitu
bahwa setiap orang harus menyusun pengetahuannya sendiri dan
pengalamannya. Tindakan seperti ini merupakan kunci utama belajar
bermakna. Slavin (dalam Trianto, 2010: 74) menjelaskan bahwa teori ini
mengandung satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan
yaitu, bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di benaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan
siswa kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka
sendiri dan membelajarkan siswa dengan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, teori konstruktivis menunjukkan
bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh masing-masing individu dengan
menggunakan pengalaman sebagai kunci utama dari belajar. Teori tersebut
berkaitan dengan pembelajaran tematik dimana pengetahuan siswa
dibentuk berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Teori Psikologi Gestalt
Margunayasa (2014: 8-9) menjelaskan bahwa Psikologi Gestalt
menganggap segala pengindraan dan kesadaran merupakan suatu
keseluruhan. Pengamatan atau pengenalan pertama terhadap sesuatu
diawali dari pengamatan terhadap keseluruhan atau totalitas. Pengamatan
secara totalitas merupakan pengenalan yang wajar untuk memahami detail
atau rincian. Daryanto (2014: 53) mengatakan bahwa teori ini memandang
kejiwaan manusia terikat pada pengamatan yang berwujud pada bentuk
menyeluruh. Teori belajar ini berpendapat bahwa seorang belajar jika ia
mendapat “insight”. Insight itu dipeperoleh bila ia melihat hubungan
tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu
menjadi jelas baginya dan dengan demikian dapat memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Demikian pula halnya dengan pembelajaran terpadu yang diawali
dengan mengenal sesuatu secara menyeluruh, yakni melalui sebuah tema
siswa akan mempelajari komponen-komponen melalui subtema.
3. Teori Perkembangan Kognitif
Piaget (dalam Margunayasa dkk, 2014: 10) menjelaskan bahwa
perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahap, yakni sensorimotor,
praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Tahap-tahap
perkembangan kognitif tersebut dijabarkan di dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Perkiraan Usia Kemampuan-kemampuan Utama
Sensorimotor Lahir sampai 2 tahun Pengetahuan individu berkembang melalui
interaksi indera fisiknya dengan lingkungan.
Stimulus atau informasi hanya diperoleh
melalui respon alat inderanya.
Praoperasional 2 sampai 7 tahun Individu mulai berusaha mengenal beberapa
keteraturan-keteraturan dan melakukan
klasifikasi atau mengelompokkan objek-objek
yang dapat direspon oleh alat inderanya
berdasarkan kemauannya atau mengikuti pola
tertentu.
Operasi konkrit 7 sampai 11 tahun Mampu berpikir logis. Mampu konkrit
memperhatikan lebih dari satu dimensi
sekaligus dan juga dapat menghubungkan
dimensi ini satu sama lain. Belum bisa
berpikir abstrak.
Operasi formal 11 tahun sampai
dewasa
Mengklasifikasi dengan detail/lengkap
(multiple classification), generalisasi,
konservasi logis, serial ordering berdasarkan
kriteria baik tampak maupun abstrak,
memahami sifat-sifat konsep abstrak,
aksioma, dan teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Berpikir kombinasi, seperti menghitung
secara sistematik.
Mengintepretasi hubungan fungsional dalam
persamaan matematika.
Mengidentifikasi dan menetapkan variabel.
Sumber: Margunayasa (2014: 10-11)
Trianto (2010: 72-73) memaparkan bahwa Piaget yakin
pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi
terjadinya perubahan perkembangan. Selain itu, ia juga berkeyakinan
bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi,
berdiskusi, membantu memperjelas pemikiran, yang pada akhirnya,
membuat pemikiran itu menjadi lebih logis.
Dari implikasi teori Piaget di atas, guru harus mampu menciptakan
keadaan siswa yang mampu untuk belajar sendiri. Dengan kata lain, guru
tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada siswa yang
mampu belajar dan terlibat aktif dalam belajar.
4. Filsafat Progesivisme
Margunayasa dkk (2014: 13) menjelaskan tentang filsafat
progesivisme bahwa pendekatan yang tepat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran adalah pendekatan yang berpusat pada anak. Anak
memperoleh kesempatan melakukan aktivitas belajar secara alami dan
mengalami secara langsung, sehingga seluruh aktivitas belajar lebih
bermakna dan hasil belajarnya pun akan bertahan lama. Daryanto (2014:
54) menegaskan bahwa aliran progesivisme memandang proses
pembelajara perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan
pengalaman siswa.
Berdasarkan pendapat diatas, filsatat progesivisme mengajarkan
bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak. Artinya, siswa tidak begitu
saja menerima informasi secara pasif. Mereka berperan aktif dalam
memperoleh informasi secara langsung dengan suasana yang natural
namun tetap memperhatikan pengalaman siswa. Berdasarkan filsafat ini,
pembelajaran terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan secara aktif dalam menambah pengetahuan mengenai dunia
nyata.
2.1.5.3 Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Depdikbud (dalam Trianto, 2010) menjelaskan bahwa pembelajaran
terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri,
yaitu:
1. Holistik
Kurniawan (2014: 97) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu
memberikan peluang yang besar kepada anak untuk memperoleh
pengalaman langsung atas materi yang dipelajarinya. Sehingga informasi
yang diterima benar-benar informasi tangan pertama yang dialami secara
langsung. Senada dengan hal itu, Daryanto (2014: 84) menegaskan suatu
gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, pembelajaran terpadu
memiliki karakteristik yang mengajak siswa dalam menambah
pengetahuan melalui pengalaman langsung yang ditemuinya.
2. Bermakna
Kurniawan (2014: 98) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu
sangat mempertimbangkan pembelajaran baik proses maupun isi materi
agar memiliki relevansi dengan sifat anak didik, sehingga pembelajaran
bisa lebih dipahami, berguna, dan sesuai kebutuhan siswa. Sehubungan
dengan hal itu, Trianto (2010: 62) menjelaskan bahwa rujukan yang nyata
dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitannya dengan konsep-
konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari.
Hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu
menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah
yang muncul dalam kehidupannya.
Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran terpadu memberikan
proses belajar menjadi bermakna. Karena pembelajaran terpadu mengajak
siswa untuk mampu menerapkan perolehan belajarnya agar masalah-
masalah nyata di dalam kehidupannya dapat terpecahkan.
3. Otentik
Daryanto (2014: 84) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
ingin dipelajari. Seperti pendapat Daryanto, Trianto (2010: 62)
menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu memungkinkan siswa
memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya
melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil
belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan
pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik.
Berdasarkan penjelasan di atas, melalui kegiatan belajar secara
langsung, pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami hasil
belajarnya sendiri tanpa pemberitahuan dari guru. Sehingga pengetahuan
yang diperoleh bersifat otentik.
4. Aktif
Trianto (2010: 63) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu
menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik,
intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal
dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar.
Dalam pembelajaran terpadu, siswa dituntut aktif dalam
pembelajaran agar tercapai hasil belajar yang optimal sehingga siswa
termotivasi untuk terus belajar.
2.1.5.4 Keunggulan Pembelajaran Terpadu
Daryanto (2014: 92) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu memiliki
beberapa keunggulan, diataranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak
dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
2. Siswa juga dengan mudah mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan
kemampuan belajarnya dalam aspek afektif psikomotorik, selain aspek
kognitif.
4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah
menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
Depdikbud (dalam Trianto, 2010: 61) memaparkan bahwa pembelajaran
terpadu memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tingkat
perkembangannya;
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa;
3. Kegiatan belajar bermakna bagi siswa sehingga hasilnya dapat bertahan
lama;
4. Keterampilan berpikir siswa berkembang dalam proses pembelajaran
terpadu;
5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan siswa;
6. Keterampilan sosial (kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan
pedapat orang lain) siswa berkembang dalam proses pembelajaran terpadu;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Berdasarkan penjelasan di atas, pembelajaran terpadu menyajikan
beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu
memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
2.1.5.5 Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu
Tabel 2.3 Klasifikasi Pengintegrasian Kurikulum
No. Klasifikasi Pengintegrasian Tipe Pembelajaran Terpadu
1. Pengintregasian kurikulum di dalam
satu disiplin ilmu (interdisiplin ilmu).
Fragmented (terpenggal), connected
(terhubung), nested (tersarang)
2. Pengintregasian kurikulum beberapa
disiplin ilmu (antar disiplin ilmu).
Sequenced (terurut), shared
(terkombinasi), webbed (terjaring
laba-laba), threaded (terantai), dan
integrated ( keterpaduan)
3. Pengintegrasian kurikulum di dalam
dan beberapa disiplin ilmu (inter dan
antar disiplin ilmu).
Immersed (terbenan), dan networked
(jaringan kerja)
sumber: Trianto diadopsi dari Fogarty
Fogarty (2009: 22-110) memaparkan bahwa ada 10 tipe pembelajaran
terpadu, yaitu:
1. Tipe Penggalan (Fragmented)
Memiliki ciri materi atau ilmu diajarkan secara terpisah antar satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Misalnya, dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan dalam materi
pembelajaran keterampilan berbahasa namun pengajarannya dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
secara terpisah-pisah. Begitu pula pengajaran mata pelajaran IPA tidak
dapat digabungkan dengan mata pelajaran Matematika.
2. Tipe Keterhubungan (Connected)
Materi dalam satu mata pelajaran berhubungan satu sama lain.
Misalnya, butir-butir pembelajaran kosa kata, struktur, membaca, dan
mengarang dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.
3. Tipe Sarang (Nested)
Tipe nested merupakan pemaduan berbagai konsep keterampilan
dalam satu mata pelajaran atau dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
Misalnya kegiatan pembelajaran pada pemahaman tata bentuk kata, makna
kata, dan ungkapan dapat ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam
membuat ungkapan atau mengarang puisi.
4. Tipe Urutan/Rangkaian (Squenced)
Tipe squenced adalah tipe pembelajaran yang menggabungkan dua
mata pelajaran yang memiliki persamaan konsep. Misalnya suatu topik
pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan.
5. Tipe Terbagi/Bagian (Shared)
Tipe shared merupakan tipe pembelajaran yang memadukan dua
mata pelajaran atau lebih akibat adanya “overlapping” konsep, sikap, dan
keterampilan. Misalnya materi pelestarian lingkungan pada mata pelajaran
IPA dapat dipadukan dengan materi melestarikan lingkungan pada mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pelajaran PPKn. Namun pengajarannya dilaksanakan secara terbagi agar
tidak terjadi overlapping.
6. Tipe Jaring Laba-laba (Webbed)
Tipe webbed merupakan tipe pembelajaran yang menggunakan satu
tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai materi mata pelajaran.
7. Tipe Tusuk Sate/Galur (Threaded)
Tipe threaded adalah tipe pembelajaran yang fokus pada
keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan
melalui berbagai konsep.
8. Tipe Keterpaduan (Integrated)
Tipe integrated merupakan tipe pembelajaran terpadu yang
memadukan sejumlah topik, konsep, keterampilan dan sikap dari berbagai
mata pelejaran. Topik, konsep, keterampilan dan sikap tersebut selanjutnya
dikaitkan dalam satu tema yang mencakup berbagai mata pelajaran.
9. Tipe Tercelup (Immersed)
Tipe immersed adalah tipe pembelajaran yang melibatkan beberapa
mata pelajaran dalam satu subjek dengan cara memandang pengajaran
melalui sudut pandang yang berbeda.
10. Tipe Jaringan (Networked)
Tipe networked merupakan tipe pembelajaran yang mengandalkan
kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi
lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
belajar berlangsung secara terus-menerus dikarenakan adanya hubungan
timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
2.1.6. Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
2.1.6.1 Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Daryanto (2014: 81) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu tipe shared
merupakan pemaduan pembelajaran akibat adanya “overlapping” konsep atau ide
pada dua materi pelajaran sehingga menjadi konsep utuh yang dapat menuntun
siswa dalam membuka wawasan dan cara berfikir yang luas dan mendalam
melalui pemahaman terhadap konsep secara lintas disiplin ilmu. Senada dengan
hal itu, Fogarty (2009: 57) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu tipe shared
merupakan pembelajaran yang pengajarannya melibatkan dua disiplin ilmu yang
difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap yang sama.
Sesuai dengan pengertian diatas, pembelajaran terpadu tipe shared atau
terbagi merupakan tipe pembelajaran yang menggabungkan dua mata pelajaran
yang memiliki konsep, sikap, dan keterampilan yang sama sehingga dapat saling
melengkapi. Namun pengajarannya dilaksanakan secara terbagi agar tidak terjadi
overlapping.
Berdasarkan pengertian di atas, karakteristik model pembelajaran terpadu
tipe shared antara lain sebagai berikut:
1. Menggabungkan dua mata pelajaran
Penggabungan atau pemaduan pembelajaran terpadu tipe shared hanya
dibatasi pada dua mata pelajaran saja.
2. Memiliki konsep, sikap dan keterampilan yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pada pembelajaran terpadu tipe shared, dua mata pelajaran yang dipilih
untuk dipadukan harus memiliki konsep, sikap dan keterampilan yang
sama.
3. Menggunakan konten yang berbeda
Pengajaran pada pembelajaran terpadu tipe shared menggunakan konten
yang berbeda dan dilaksanakan secara terbagi agar tidak terjadi
overlapping.
2.1.6.2 Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Fogarty (2009: 57-59) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu tipe
shared dirancang untuk digunakan dengan dua area subjek yang berbeda (mata
pelajaran yang berbeda). Dalam merancang pembelajaran terpadu tipe ini,
dibutuhkan dua guru dengan tingkat kelas yang sama namun dua guru tersebut
berasal dari dua area subjek yang berbeda. Tujuannya adalah untuk
mengintegrasikan kurikulum dengan melihat secara mendalam pada dua mata
pelajaran dan menemukan konsep, sikap, dan keterampilan yang sama. Satu guru
memikirkan tentang mata pelajaran tertentu yang akan mereka ajarkan, sedangkan
guru yang lain akan membuat perpaduan yang masuk akal. Dengan menggunakan
diagram ven, para guru bergiliran berbicara dan menulis di bagian lingkaran luar.
Melalui percakapan yang mendalam, mereka saling bertukar pendapat tentang apa
yang akan mereka lakukan di bagian tersebut. Kemudian mereka akan
menemukan konsep, sikap, dan keterampilan yang saling bertumpang tindih. Para
guru menggunakan ide yang paling kuat untuk menciptakan fokus tematik seputar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
fokus keterampilan yang menduplikasi praktik dengan keterampilan hidup yang
ditangani di kedua mata pelajaran.
2.1.6.3 Contoh bagan peta konsep tipe Shared
Sumber: Fogarty, 2009
Gambar 2.1 Contoh bagan peta konsep tipe Shared menurut Fogarty
Berdasarkan contoh bagan peta konsep tipe shared menurut Fogarty di
atas, peneliti mengembangkan peta konsep tipe shared kelas IV Sekolah Dasar
mengacu Kurikulum 2013. Berikut contoh bagan peta konsep tipe shared yang
peneliti kembangkan:
Interviews
Biography
(life cycle)
Following plot
line
Photosynthesis
Ecology
Ecosystem
Flow charts
IPA BAHASA
Cycles
(Concepts)
Sequencing
(Skill)
Respect
(Attitude)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2.2 Contoh bagan peta konsep tipe Shared
2.1.6.4 Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Fogarty (2009: 58) memaparkan bahwa pembelajaran terpadu tipe shared
memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tipe shared adalah terdapat
pengalaman-pengalaman instruksional bersama, dengan dua guru dalam satu tim
akan mempermudah dalam berkolaborasi. Tipe ini dapat digunakan dengan
mudah sebagai awal menuju tipe terintegrasi yang mencakup keseluruhan mata
pelajaran. Sedangkan kelemahannya membutuhkan waktu, kelenturan, komitmen,
dan kompromi.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama, Yusuf & Ana (2015) melakukan penelitian
tentang penerapan model pembelajaran discovery learning menggunakan
pembelajaran tipe shared dan webbed. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan proses sains berisi tentang efektivitas penerapan
model pembelajaran discovery learning menggunakan pembelajaran tipe shared
Upaya
pelestarian
lingkungan
Kegiatan upaya
pelestarian
Sikap taat
Kewajiban
Pelestarikan ling
kungan
Ajakan
Sikap patuh
PPKn IPA
Pelestarian
(Konsep)
Poster
(Keterampilan)
Disiplin (Sikap)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dan webbed pada materi pemanasan global. Peneliti ingin meningkatkan
keterampilan proses sains peserta didik. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran discovery learning tipe keterpaduan shared dan
webbed dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik. Hasil
penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
peningkatan keterampilan proses sains peserta didik pada kedua tipe keterpaduan,
artinya pembelajaran IPA Terpadu yang dikembangkan dengan keterpaduan
shared dan keterpaduan webbed.
Penelitian yang kedua, Suryaningsih (2016) melakukan penelitian tentang
implementasi pembelajaran terpadu tipe shared. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan spiritual siswa menggunakan model pembelajaran
terpadu tipe shared. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti berupa
perangkat pembelajaran yaitu Silabus, RPP, LKS dan alat pengumpul data (pretest
dan posttest pada kecerdasan spiritual, angket sikap siswa dan lembar observasi
guru). Peneliti ingin membuktikan bahwa model pembelajaran terpadu tipe shared
dapat meningkatkan kecerdasan spiritual siswa. Hasil penelitian ini adalah model
pembelajaran terpadu tipe Shared dapat meningkatkan kecerdasan spiritual siswa.
Ketiga, Rahayu, Mulyani, dan Miswadi. (2012). Melakukan penelitian
tentang pengembangan pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan model
pembelajaran problem base melalui lesson study. Hasil penelitian jurnal
pengembangan pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan model
pembelajaran problem base melalui lesson study menunjukkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Base melalui lesson study dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
membantu guru untuk mengembangkan seperangkat perangkat pembelajaran dan
memberikan pembelajaran yang lebih baik. Dapat diketahui dari peningkatan hasil
observasi pada setiap tes dan nilai rata-rata siswa dari tes pertama sampai ketiga.
Kegiatan ilmiah dapat membantu siswa untuk memahami materi IPA yang
diberikan oleh guru, dan mereka dapat mendapatkan pemahaman yang
menyeluruh.
Penelitian-penelitian di atas diketahui berfokus pada penerapan
pembelajaran terpadu tipe shared. Ketiga penelitian tersebut relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu, penelitian tentang
pengembangan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini mengacu
pada pembelajaran terpadu khususnya tipe shared. Penelitian-penelitian di atas
akan digunakan peneliti sebagai acuan dalam menyusun penelitian
“Pengembangan perangkat pembelajaran tipe shared untuk Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar”. Literature Map dari ketiga penelitian tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian Yang Relevan
Yusuf dan Ana
(2015)
Penerapan Model
Pembelajaran
Discovery Learning
Menggunakan
Pembelajaran Tipe
Shared dan Webbed
untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses
Sains
Suryaningsih (2016)
Implementasi
Pembelajaran
Terpadu Tipe Shared
Untuk Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual
Siswa s
Rahayu, Mulyani,
dan Miswadi.
(2012).
Pengembangan
Pembelajaran IPA
Terpadu Dengan
Menggunakan Model
Pembelajaran
Problem Base
Melalui Lesson Study
Fransisca Ajeng Ratikasari (2018)
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Mengacu Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir
Salah satu pendukung terlaksananya pembelajaran terpadu di sekolah
dasar adalah adanya tuntutan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan
perangkat pembelajaran. Peneliti masih melihat beberapa guru Sekolah Dasar
belum menguasai berbagai macam tipe-tipe pembelajaran terpadu, khususnya tipe
shared. Peneliti juga menemukan bahwa guru hanya mengacu pada langkah-
langkah yang ada di Buku Guru dan tidak mengembangkannya sendiri saat
merancang perangkat pembelajaran. Setelah melakukan wawancara dengan dua
Kurikulum 2013
Guru membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran
terpadu tipe shared mengacu
kurikulum 2013 yang baik
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Shared untuk Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013
Menggunakan
Pembelajaran
Terpadu
Salah satunya,
pembelajaran
terpadu tipe
shared
Guru belum menguasai
pembelajaran terpadu tipe
shared
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
guru kelas IV Sekolah Dasar yang sudah menerapkan Kurikulum 2013, ternyata
guru masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu, khususnya tipe
shared.
Berdasarkan alasan tersebut, peneliti mengembangkan perangkat
pembelajaran terpadu berupa RPP. RPP ini menjadi pengembangan perangkat
yang akan membantu guru dalam memahami pembelajaran terpadu, khususnya
tipe shared. Oleh karena itu, peneliti berasumsi jika guru mengetahui dan
memahami RPP pembelajaran terpadu tipe shared, guru akan lebih kreatif dan
berinovasi dalam mengembangkan perangkat pembelajaran.
2.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
2.4.1 Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe shared untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar mengacu kurikulum 2013 menurut pakar
pembelajaran terpadu?
2.4.2 Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe shared untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar mengacu Kurikulum 2013 menurut guru
Sekolah Dasar melalui uji coba terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian R &
D (Research and Development). Sukmadinata (2011: 164) mengemukakan bahwa
penelitian R & D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggungjawabkan. Senada dengan hal itu, Sugiyono (2012: 297)
menjelaskan penelitian R & D adalah sebuah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, menguji keefektifan produk tersebut.
Sesuai dengan pengertian di atas, penelitian R & D merupakan sebuah
metode penelitian yang digunakan untuk membuat sebuah produk tertentu atau
menyempurnakan produk yang telah ada dan menguji keefektifannya. Penelitian
ini mengembangkan satu perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP ini menjadi
pengembangan perangkat yang akan membantu guru dalam memahami
pembelajaran terpadu, khususnya tipe shared.
Peneliti mengembangkan produk menggunakan model pengembangan
Borg and Gall dan desain instruksional Dick and Carey. Berikut peneliti jabarkan
kedua pengembangan tersebut.
3.1.1 Model Pengembangan Borg and Gall
Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2012: 407), penelitian R & D
terdiri dari 10 langkah utama, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Produk dari Borg and Gall
3.1.1.1.Potensi dan Masalah
Potensi merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dan akan
memiliki nilai tambah. Sedangkan, masalah ialah sesuatu hal yang terjadi dan
dianggap dapat menjadi suatu hambatan. Potensi dan masalah didapatkan dari
pengamatan secara langsung.
3.1.1.2.Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah didapatkan maka langkah selanjutnya ialah
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
suatu produk dan diharapkan dapat mengatasi masalah yang telah dikemukakan.
Potensi dan
Masalah
Pengumpul
an Data
Desain
Produk
Uji Coba
Pemakai
an
Revisi
Produk
Uji Coba
Produk
Revisi
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Produksi massal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.1.1.3.Desain Produk
Desain produk dibidang pendidikan yaitu produk yang dihasilkan
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pendidikan. Hasil akhir dari
kegiatan ini berupa desain produk tentang rencana metode pembelajaran yang
baru.
3.1.1.4.Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai suatu rancangan
produk. Validasi desain ini dapat dilakukan dengan menghadirkan pakar atau ahli
yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang.
3.1.1.5.Perbaikan Desain
Setelah desain produk telah divalidasi oleh pakar atau ahli maka dapat
diketahui kelemahan produk yang telah dibuat. Kelemahan tersebut harus di
perbaiki oleh peneliti.
3.1.1.6.Uji Coba Produk
Setelah dilakukan validasi desain dan perbaikan desain maka dapat
dilakukan uji coba produk. Uji coba dapat dilakukan pada kelompok terbatas yang
telah ditentukan.
3.1.1.7.Revisi Produk
Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas
menunjukkan bahwa metode mengajar lebih efektif dari metode lama. Namun dari
hasil pengujian terlihat bahwa kreativitas siswa yang mendapat perlakuan tidak
maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukannya revisi produk.
3.1.1.8.Uji Coba Pemakaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Setelah revisi produk dilakukan maka produk sudah siap diujicobakan
pada lembaga pendidikan yang lebih luas.
3.1.1.9.Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian terdapat
kekurangan pada produk yang telah dibuat.
3.1.1.10. Pembuatan Produk Masal
Apabila produk dinyatakan efektif dan sudah layak untuk digunakan
secara masal maka produk dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan
secara masal.
3.1.2 Desain Instruksional Dick and Carey
Berikut ini penjelasan langkah-langkah desain instruksional Dick and
Carey. Abidin (2014: 45-52) mengungkapkan bahwa langkah pengembangan
Dick and Carey dapat dijelaskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Desain Instruksional dari Dick and Carey
3.1.2.1.Analisis Kebutuhan untuk Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran.
Analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran adalah
langkah pertama yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah desain
sistem pembelajaran yang bertujuan untuk menentukan apa yang harus dicapai.
3.1.2.2.Melakukan Analisis Pembelajaran
Analisis pembelajaran adalah suatu prosedur yang diterapkan pada tujuan
pembelajaran dan akan menghasilkan identifikasi untuk mencapai tujuan utama.
3.1.2.3.Menganalisis Siswa dan Konteks Pembelajaran
Step 10 Design and
conduct
summative evaluation
Step 3 Analysis
learners
and
context
Step 8
Design and
conduct
formative
evaluatio
n if instructio
n
Step 4 Write
performa
nces
objectives
Step 6 Develop
instructio
nal streategy
Step 5 Delevop
assessme
nt
intrument
Step 7
Develop
and select instructio
nal material
Step 9
Revise
Instructio
n
Step 1
Assess
needs to identify
goal (s)
Step 2
Conduct
instructio
nal
analysis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan
yang dipelajari oleh siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi
oleh siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
Analisis karakteristik siswa meliputi kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa,
gaya belajar, sikap terhadap aktivitas belajar, dan termasuk didalamnya karakter
serta kepribadian siswa.
3.1.2.4.Merumuskan Tujuan Performasi
Tujuan performasi adalah sebuah gambaran detail tentang apa yang akan
dapat dilakukan oleh siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Penyusunan
tujuan diperlukan kata kerja operasional yang terukur dari masing-masing ranah
(kognitif, psikomotor, dan afektif).
3.1.2.5.Mengembangkan Instrumen Penilaian
Pengembangan instrumen penilaian hendaknya dilakukan sebelum proses
pembelajaran bukan setelah proses pembelajaran. Hal ini disebabkan penilaian
harus benar-benar sesuai dengan tujuan performa yang telah ditetapkan.
3.1.2.6.Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Pengembangan strategi pembelajaran berwujud model-model
pembelajaran yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai dan dikembangkan
sejalan penilaian otentik yang digunakan.
3.1.2.7.Mengembangkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikatakan sebagai program yang disusun guru untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa sebagaimana
kompetensi yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.1.2.8.Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif
Tujuan evaluasi formatif adalah untuk mengumpulkan data yang terkait
dengan kelebihan dan kelemahan desain sistem pembelajaran yang
dikembangkan. Hasil dari proses evaluasi formatif digunakan sebagai masukan
untuk memperbaiki draf desain pembelajaran yang dikembangkan.
3.1.2.9.Merevisi Pembelajaran
Data yang digunakan untuk merevisi draf desain sistem pembelajaran
adalah data evaluasi formatif. Prosedur evaluasi formatif dilakukan pada semua
aspek program pembelajaran dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan
kualitas program tersebut.
3.1.2.10. Mengembangkan Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara
formatif dan direvisi sesuai dengan standar yang digunakan oleh perancang.
3.2. Setting Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babarsari Yogyakarta yang
beralamatkan di Jalan Babarsari, Kledokan, Desa Caturtunggal, Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kode
pos 55281.
3.2.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru kelas IV SD Negeri Babarsari tahun
ajaran 2017/1018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3.2.3. Objek penelitian
Objek penelitian ini yaitu pengembangan perangkat pembelajaran terpadu
tipa shared.
3.2.4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama sepuluh bulan terhitung pada bulan April
2017 sampai bulan Februari 2018. Penelitian ini diawali dengan analisis
kebutuhan hingga penyelesaian laporan skripsi.
3.3. Prosedur Pengembangan
Sanjaya (2013: 129-130) menjelaskan bahwa Research and Development
(R & D) merupakan model penelitian yang banyak digunakan untuk
pengembangan pendidikan. Borg dan Gall memberikan catatan tentang
pengembangan “produk” bahwa produk pendidikan yang dihasilkan melalui
penelitian dan pengembangan itu tidak terbatas pada bahan-bahan pembelajaran
seperti buku teks, film pendidikan dan lain sebagainya, akan tetapi juga bisa
berbentuk prosedur atau proses seperti metode mengajar atau metode
mengorganisi pengajaran. Proses pengembangan tersebut untuk menghasilkan
suatu produk tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Tung (2017: 12) memaparkan bahwa desain instruksional model Dick dan
Carey merupakan suatu proses dalam mendesain pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran dengan mengatasi masalah rencana pembelajaran, metode
dan evaluasi unit pengajaran yang tersusun secara analisis sistematik dengan
kondisi belajar yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengombinasi pengembangan
menurut Borg and Gall dan desain instruksional Dick and Carey. Hal ini
dilakukan dengan alasan langkah-langkah pengembangan Borg and Gall
merupakan langkah untuk mengembangkan suatu produk pendidikan. Sedangkan
desain instruksional Dick and Carey digunakan untuk mendesain pembelajaran.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dikembangkan oleh peneliti yaitu
berupa pengembangan perangkat pembelajaran.
Berikut langkah-langkah pengembangan yang telah dikombinasikan oleh
peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan
1. Potensi dan Masalah
Analisis Kebutuhan
(wawancara)
2. Pengumpulan Data
Analisis hasil wawancara
3. Desain Produk
1. Mengembangkan instrumen penilaian produk
2. Analisis Kurikulum (Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pembelajaran
dan Tujuan Pembelajaran) mengacu pada
Taksonomi Bloom.
3. Peta Konsep/Jaringan KD dan Indikator
Pembelajaran 4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
4. Validasi Desain
Evaluasi Formatif
5. Revisi Produk
Revisi RPP
6. Uji Coba Produk
Evaluasi Sumatif
7. Revisi Produk
Revisi RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3.3.1. Potensi dan Masalah
Tahap ini merupakan tahap analisis kebutuhan yang berawal dari adanya
potensi dan masalah. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan guru kelas
IV di SD Negeri Babarsari untuk mendapatkan permasalahan yang ada kepada
guru kelas IV terkait dengan Kurikulum 2013 dan Pembelajaran Terpadu.
Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan yang
ada di sekolah tersebut atas pengimplementasian Kurikulum 2013. Selain itu
wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sekolah tersebut terhadap
perangkat pembelajaran terpadu khususnya pada tipe shared. Selain itu
wawancara ini juga dilakukan untuk mengetahui perangkat pembelajaran yang
telah digunakan oleh guru selama ini.
3.3.2. Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah didapatkan maka langkah selanjutnya ialah
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
suatu produk dan diharapkan dapat mengatasi masalah yang telah dikemukakan.
3.3.3. Desain Produk
Desain produk dimulai dengan tahap awal yaitu menentukan dua mata
pelajaran yang memiliki konsep, sikap, dan keterampilan yang sama. Kemudian
dilanjutkan dengan membuat peta konsep pembelajaran terpadu tipe shared dan
mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terpadu tipe shared.
3.3.4. Validasi Desain
Peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap
desain pengembangan perangkat pembelajaran tipe shared. Produk tersebut akau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
divalidasi oleh dua pakar pembelajaran terpadu. Validasi desain bertujuan untuk
mengetahui kualitas produk yang dikembangkan, memperoleh kritik, saran, dan
penilaian produk yang dikembangkan peneliti. Kritik dan saran tersebut
diharapkan mampu untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari produk yang
telah dikembangkan.
3.3.5. Revisi Desain
Revisi desain dilakukan setelah mendapatkan kritik, saran, dan penilaian
dari validator. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang
telah divalidasi.
3.3.6. Uji Coba Produk
Langkah selanjutnya setelah revisi produk adalah uji coba produk. Uji
coba produk dilakukan di SD Negeri Babarsari untuk siswa kelas IVA dan IV B.
Uji coba ini, peneliti gunakan sebagai evaluasi sumatif dari 2 (dua) guru kelas IV
Sekolah Dasar. Evaluasi dilakukan dengan memberikan instrumen validasi uji
coba produk kepada kedua guru kelas IV. Evalusai sumatif ini bertujuan untuk
mendapat kritik dan saran dari implementasi produk maupun kualitas produk dan
untuk mengetahui produk yang dirancang sudah berjalan efektif atau belum.
3.3.7. Revisi Produk
Setelah melakukan uji coba produk pada dua kelas IV yaitu, IV A dan IV
B SD Negeri Babarsari, peneliti melakukan revisi produk akhir berdasarkan
komentar dan saran yang diberikan guru. Revisi produk dilakukan untuk
memperbaiki kesalahan atau kekurangan yang terdapat pada RPP agar menjadi
lebih berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal sebelum melakukan penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan analisis kebutuhan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Peneliti
melakukan wawancara dengan dua guru kelas IV SD Negeri Babarsari pelaksana
Kurikulum 2013 guna untuk mengetahui analisis kebutuhan terhadap perangkat
pembelajaran terpadu tipe shared. Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan
teknik wawancara terstruktur dan menggunakan pedoman wawancara khusus.
Sedangkan kuesioner pada penelitian ini digunakan peneliti untuk menilai kualitas
produk yang akan dikembangkan dalam penelitian. Kuesioner disusun
berdasarkan indikator penilaian untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam
melakukan revisi atas desain pengembangan perangkat pembelajarannya.
Kuesioner diberikan kepada empat (4) ahli untuk memvalidasi produk yang
dikembangkan yaitu dua (2) pakar pembelajaran terpadu dan dua (2) guru kelas
IV Sekolah Dasar pelaksana Kurikulum 2013.
3.5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan oleh peneliti berupa
pedoman wawancara dan kuesioner.
3.5.1 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berupa butir-butir pertanyaan yang sudah disusun
oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan digunakan untuk melakukan
wawancara dengan guru kelas IV SD guna menganalisis kebutuhan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pembuatan produk RPP pembelajaran terpadu tipe shared (lihat lampiran 3
halaman 90)
3.5.4. Kuesioner
Kuesioner pada penelitian ini digunakan untuk menentukan kelayakan
produk yang akan dikembangkan dan menilai kualitas produk yang akan
dikembangkan dalam penelitian. Kuesioner diberikan kepada empat (4) ahli untuk
memvalidasi produk yang dikembangkan yaitu dua (2) pakar pembelajaran
terpadu dan dua (2) guru kelas IV Sekolah Dasar pelaksana Kurikulum 2013
(Lampiran 5 halaman 93 dan lampiran 6 halaman 97).
3.6. Teknik Analisis Data
Analisis data berfungsi untuk mengetahui produk yang dihasilkan sudah
sesuai dengan kebutuhan saat ini atau belum. Maka akan dilakukan analisis data
kualitatif dan data kuantitatif digunakan untuk menilai kelayakan bahan ajar yang
dibuat agar siap untuk dikembangkan.
3.6.1 Data Kualitatif
Data kualitatif didapatkan melalui hasil wawancara dengan para guru
kelas IV sebagai pelaksana Kurikulum 2013 untuk menganalisis kebutuhan yang
ada. Selain itu, data kualitatif juga didapat dari komentar, kritik, dan saran yang
dikemukakan oleh pakar dan guru kelas IV Sekolah Dasar pelaksana Kurikulum
2013 yang telah memvalidasi produk penelitian. Komentar tersebut diperoleh dari
para ahli guna mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran terpadu. Data
dianalisis sebagai dasar untuk mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3.6.4. Data Kuantitatif
Data kuantitatif ini berbentuk bilangan yang didapat dari hasil
penggabungan angka ataupun pengukuran. Dalam penelitian ini data kuantitatif
diperoleh dari jumlah skor pada lembar validasi produk yang disebar kepada para
ahli serta hasil uji coba produk. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil
penilaian kuesioner diubah menjadi interval.
Langkah awal yang dilakukan yaitu menghitung rata-rata dari hasil
instrument yang dinilai dengan rumus sebagai berikut:
Rata-rata =
Adapaun penilaian produk menggunakan acuan dari Sukardjo (2008: 101)
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
Interval Skor Kategori
X> i + 1,80 Sbi Sangat baik
i +0,60 SBi < X ≤ i + 1,80 Sbi Baik
i - 0,60 SBi < X ≤ i + 0,60 Sbi Cukup
i - 1,80 SBi < X ≤ i - 0,60 Sbi Kurang
X ≤ i - 1,80 Sbi Sangat Kurang
Keterangan :
Rerata ideal ( x i ) :
(skor maksimal ideal + skor minimal)
Simpangan baku ideal (SBi) :
(skor maksimal ideal – skor minimal)
X : Skor actual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Bedasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif
dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif dengan menerapkan rumus konversi
tersebut. Penentuan rumus kuantitatif pengembangan ini diterapkan dengan
konversi sebagai berikut :
Diketahui :
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ( x i ) :
(5+1) = 3
Simpangan baku ideal :
(5-1) = 0,67
Ditanyakan : interval skor kategori sangat baik, baik, cukup,
kurang baik, sangat kurang baik.
Jawaban :
Kategori sangat baik = X > x i + 1,80 SBi
= X > 3 + (1,80 . 0,67)
= X > 3 + (1,21)
= X > 4,21
Kategori baik = x i + 0,60 SBi < X ≤ x i + 1,80 SBi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)
= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik = x i – 0,60 SBi < X ≤ x i + 0,60 SBi
= 3- (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)
= 3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
= 2,60 < X ≤ 3,40
Kategori kurang baik = x i – 1,80 SBi < X ≤ x i – 0,60 SBi
= 3 – (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X ≤ 3 – (0,40)
= 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = X ≤ x i – 1,80 SBi
= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 – (1,21)
= X ≤ 1,79
Bedasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kkuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima
Interval skor Kriteria
4,22 -5,00 Sangat baik
3,41 - 4,21 Baik
2,61 – 3,40 Cukup
1,78 – 2,60 Kurang
1,00 – 1,79 Sangat kurang
3.7. Jadwal Penelitian
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
April Mei Juni Juli Agt. Sep. Okt. Nov. Des. Jan. Feb.
1 Wawancara
analisis
kebutuhan
√
2 Menyusun
proposal
√ √
3 Pengembangan
bentuk awal
produk
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4 Validasi
produk
√
5 Revisi produk √
6 Uji coba
produk
√
7 Revisi produk √ √ √
8 Ujian skripsi √
9 Revisi akhir √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah langkah awal yang dilakukan oleh peneliti
dalam penelitian perangkat pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara untuk
mendapatkan data analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 15
April 2017 kepada guru kelas IV SD Negeri Babarsari, yaitu guru kelas IV A
Bapak Sulistiyanta dan guru kelas IV B Ibu Wahyu Sri Handayani. Wawancara
ini bertujuan untuk mengetahui adanya fakta dan permasalah terkait dengan
Kurikulum 2013 dan Pembelajaran Terpadu. Selain itu untuk mengetahui
kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran terpadu khususnya tipe shared. Hasil
wawancara akan digunakan oleh peneliti untuk merancang sebuah produk berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Terpadu Tipe Shared. Berikut ini akan
dijabarkan data wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti.
4.1.1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan tentang produk
RPP Terpadu Tipe Shared. Peneliti melakukan wawancara berpedoman pada
tujuh butir pertanyaan. Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan dua guru
kelas IV SD Negeri Babarsari sebagai pelaksana Kurikulum 2013.
Butir pertanyaan yang pertama adalah penerapan Kurikulum 2013. Hasil
wawancara menyatakan bahwa di SD Negeri Babarsari sudah menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kurikulum 2013 sejak tahun 2013. Kurikulum 2013 diterapkan pertama kali di SD
ini pada kelas IV.
Kedua adalah mengenai pengetahuan guru tentang Kurikulum 2013 harus
menggunakan pembelajaran terpadu. Guru memberikan jawaban bahwa sudah
mengetahui Kurikulum 2013 harus menggunakan pembelajaran terpadu. Guru
menyatakan bahwa pada penerapan Kurikulum 2013 semua mata pelajaran
berbasis tema. Pada setiap tema menggabungkan beberapa mata pelajaran yang
saling berkaitan.
Ketiga tentang keikutsertaan guru dalam pelatihan Kurikulum 2013. Hasil
wawancara menyatakan bahwa guru pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013
sebanyak satu kali, yaitu pada awal penerapan Kurikulum 2013. Selanjutnya guru
belum pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 lagi.
Butir pertanyaan keempat, yaitu terkait dengan pemahaman guru tentang
kesepuluh jenis pembelajaran terpadu. Guru menjelaskan bahwa tidak mengenal
dan menguasai kesepuluh jenis pembelajaran terpadu. Beliau menjelaskan bahwa
pembelajaran pada Kurikulum 2013 hanya menggabungkan beberapa mata
pelajaran yang saling berkaitan, menggunakan tema, dan berbasis tematik. Guru
tidak mengenal dan menguasai jenis pembelajaran terpadu yang lain.
Pertanyaan yang kelima adalah mengenai kesulitan guru dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Berdasarkan pertanyaan tersebut, guru
menjelaskan bahwa masih mengalami kesulitan dalam merencanakan
pembelajaran terpadu. Guru hanya mempunyai satu contoh RPP yang menjadi
acuan dalam merancang RPP selama ini. Beliau menjelaskan bahwa selama ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dalam merencanakan pembelajaran hanya mengacu pada Buku Guru, karena di
dalam Buku Guru sudah tercantum lengkap indikator, tujuan, langkah-langkah
pembelajaran hingga penilaian.
Butir pertanyaan yang keenam adalah tantang kesulitan yang dialami guru
dalam melaksanakan pembelajaran terpadu. Guru kelas IV SD Negeri Babarsari
menjabarkan bahwa masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu. Kesulitan tersebut terletak pada pemberian nilai hasil
belajar siswa.
Pertanyaan yang terakhir adalah mengenai pemahaman dan kebutuhan
guru terhadap perangkat pembelajaran terpadu tipe shared. Guru tidak memahami
pembelajaran terpadu tipe shared, bahwa tipe tersebut mengajarkan dua mata
pelajaran yang memiliki kesamaan konsep, sikap, dan keterampilan yang sama.
Sehingga guru membutuhkan contoh pembelajaran terpadu tipe shared sebagai
acuan dalam mengembangkan RPP agar lebih kreatif dalam merancang
pembelajaran.
4.1.2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Babarsari,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemahaman guru terkait dengan Kurikulum
SD 2013 sudah cukup karena sudah pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013.
Namun guru belum sepenuhnya paham mengenai pembelajaran terpadu. Guru
belum sepenuhnya memahami sepuluh jenis pembelajaran terpadu. Sehingga guru
tidak paham merencanakan dan melaksanakan pembelajaran terpadu khususnya
tipe shared. Guru berpendapat bahwa selama ini beliau merencanakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
melaksanakan pembelajaran hanya mengacu pada Buku Guru. oleh karena itu,
guru membutuhkan sebuah produk berupa RPP pembelajaran terpadu tipe shared.
Contoh RPP tersebut digunakan sebagai acuan agar lebih kreatif dalam
merencanakan pembelajaran.
4.2. Deskripsi Produk Awal
Analisis kebutuhan di atas digunakan peneliti sebagai dasar dalam
menyusun perangkat pembelajaran. Setelah melakukan analisis kebutuhan,
langkah selanjutnya adalah menyusun pemetaan indikator masing-masing mata
pelajaran. Pemetaan indikator disusun berdasarkan KD yang terdapat pada Buku
Guru. Indikator yang dibuat dan disesuaikan dengan Kata Kerja Operasional dan
mengacu pada Taksonomi Bloom. Selanjutnya, indikator tersebut dikonsultasikan
bersama dosen pembimbing dan mendapatkan saran. Saran tersebut digunakan
untuk merevisi kekurangan-kekurangan yang ada. Langkah selanjutnya adalah
memadukan indikator-indikator dan memilih dua mata pelajaran yang memiliki
konsep, sikap, dan keterampilan yang sama. Peneliti hanya mengambil dua mata
pelajaran karena pembelajaran terpadu tipe shared hanya memadukan dua mata
pelajaran yang memiliki konsep, sikap, dan keterampilan yang sama. Setelah
memadukan dua mata pelajaran yang memiliki konsep, sikap, dan keterampilan
yang sama, peneliti membuat pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator tipe
shared. Langkah selanjutnya adalah merancang RPP terpadu tipe shared
berdasarkan indikator yang telah ditentukan.
4.2.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebuah pedoman
kegiatan yang menggambarkan langkah-langkah proses pembelajaran. RPP
digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran
agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. RPP disusun secara sistematis
sesuai dengan pendekatan terpadu dan saintifik. RPP memiliki beberapa
komponen di dalamnya, yaitu: (1) identitas sekolah (satuan pendidikan,
kelas/semester, tema, subtema, pembelajaran ke, muatan pelajaran, alokasi
waktu); (2) kompetensi inti; (3) kompetensi dasar dan indikator; (4) tujuan
pembelajaran; (5) materi pembelajaran; (6) metode pembelajaran; (7) media, alat,
dan sumber pembelajaran; (8) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (9)
penilaian setiap muatan pelajaran; dan (10) lampiran-lampiran. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terpadu tipe shared hanya memadukan dua mata
pelajaran yang memiliki konsep, sikap, dan keterampilan yang sama. Selain itu,
RPP terpadu tipe shared tidak menggunakan tema dan subtema karena tipe ini
tidak berkaitan dengan tema.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat untuk satu hari dengan alokasi
waktu 6 JP (6 x 35 menit). Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua penggalan.
Masing-masing penggalan terdapat kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Setiap penggalan menggunakan pendekatan terpadu dan saintifik.
Diharapkan siswa lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator tidak memberikan
materi. Pada RPP ini dilampirkan pula penilaian otentik sesuai dengan kegiatan
yang telah direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Materi ajar merupakan lampiran yang terdapat di dalam RPP. Materi ajar
berisikan ringkasan materi yang akan diajarkan nantinya. Materi tersebut
dijelaskan secara singkat namun tetap mencakup semua materi yang akan
disampaikan saat kegiatan pembelajaran. Media gambar dan lirik lagu juga ikut
serta dilampirkan dalam RPP sebagai pendukung pembelajaran dan pemberi
motivasi siswa.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu lampiran yang terdapat
di dalam RPP. Lembar kerja siswa ini dikembangkan untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar yang mengacu pada Kurikulum 2013. Lembar Kerja Siswa (LKS)
ini menggunakan pendekatan terpadu dan saintifik. Dimana setiap penggalan
terdapat kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengomunikasikan (5M). Masing-masing penggalan pada LKS melakukan
kegiatan 5M dan menggunakan konten yang berbeda. LKS dibuat menarik agar
siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pendidikan karakter juga
diterapkan dalam LKS ini, yaitu sikap disiplin. Komponen-komponen yang
terdapat dalam LKS adalah: (1) tujuan yang akan dicapai; (2) petunjuk
mengerjakan LKS; (3) kegiatan belajar; dan (4) soal-soal latihan. Pada akhir
kegiatan terdapat evaluasi formatif untuk mengukur sejauh mana tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Melalui evaluasi tersebut,
guru dapat mengukur tingkat kesulitan dan pemahaman yang diterima siswa
sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya.
Instrumen penilaian merupakan salah satu lampiran dalam RPP. Instrumen
penilaian berisi panduan masing-masing muatan pelajaran dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
penilaian otentik. Penilaian untuk ranah sikap spiritual berisi tentang penilaian
sikap, kepercayaan, dan rasa syukur siswa terhadap penciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Penilaian untuk ranah afektif berisi tentang penilaian sikap siswa berdasarkan
pengamatan guru selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan indikator dan
tujuan yang ingin dicapai. Penilaian untuk ranah kognitif dilakukan dengan
menggunakan tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian untuk ranah
keterampilan berisi tentang penilaian kinerja siswa. Seluruh penilaian tersebut
memiliki pedoman masing-masing seperti rubrik/kriteria, soal dan kunci jawaban.
4.3. Validasi Ahli dan Revisi Produk
Produk awal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat
diberikan kepada dua orang pakar pembelajaran terpadu untuk divalidasi. Validasi
ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang
dikembangkan.
4.3.1. Data Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu
Pakar pembelajaran terpadu yang menjadi validator adalah dua dosen
PGSD yaitu Ibu K dan Ibu A. Validasi dilakukan pada bulan September dan
dilakukan sebanyak satu kali. Dalam instrumen validasi terdapat beberaa aspek
penilaian terhadap komponen RPP yaitu: (1) identitas RPP, (2) perumusan
indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5)
sumber belajar, (6) media pembelajaran, (7) metode pembelajaran, (8) skenario
pembelajaran, (9) karakteristik pembelajaran terpadu tipe shared, (10) penilaian,
(11) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (12) bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan hasil validasi dari keduabelas aspek yang dilakukan dengan
validator pakar pembelajaran terpadu Ibu K, maka validator memberikan rerata
skor 3,33 dengan kategori “cukup”. Validator juga memberikan catatan bahwa
produk yang dibuat dinyatakan layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan
revisi sesuai saran. Validator pakar pembelajaran terpadu Ibu K memberikan
komentar untuk beberapa komponen yaitu: (1) kesesuaian rumusan indikator
dengan KI, dan KD; (2) kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual)
dan karakteristik peserta didik; (3) kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu;
(4) sumber belajar yang digunakan beragam; (5) kesesuaian media pembelajaran
untuk mengimplementasikan pendekatan scientific; (6) skenario pembelajaran
sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran yang dipilih dan
kondisi/proses yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran; (7) rumusan skenario
pembelajaran berpotensi untuk terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna; (8) keterpaduan antara dua mata pelajaran yang berbeda memiliki
konsep, sikap, dan keterampilan yang sama namun pengajarannya menggunakan
konten yang berbeda sehingga tidak terjadi overlapping; (9) kesesuaian teknik,
bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator yang akan dicapai; (10)
kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian; (11) kegiatan pembelajaran dalam LKS
memungkinkan tercapainya indikator /tujuan pembelajaran.
Komentar yang diberikan yaitu: (1) ada indikator PPKn yang tidak sesuai
dengan KD (Cek RPP); (2) materi dangkal mengikuti buku siswa, perlu diekplor
lebih lagi; (3) karena dangkal, materi terkesan diulang-ulang; (4) sumber minim;
(5) media sebatas gambar, explorasi siswa minim; (6) skenario pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
belum terlalu mendukung tercapainya KD; (7) jika siswa diberi kesempatan untuk
berinteraksi dengan lingkungan, secara nyata pembelajaran akan lebih bermakna;
(8) terjadi overlapping; (9) soal tes tertulis tidak sesuai dengan indikator; (10)
kriteria untuk indikator spiritual perlu diperbaiki; dan (11) ada LKS-LKS yang
tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil validasi dari keduabelas aspek yang dilakukan dengan
validator pakar pembelajaran terpadu Ibu A, maka validator memberikan rerata
skor 3,85 dengan kategori “baik”. Validator juga memberikan catatan bahwa
produk yang dibuat dinyatakan layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan
revisi sesuai saran. Validator pakar pembelajaran terpadu Ibu A memberikan
komentar untuk beberapa komponen yaitu: (1) kelengkapan komponen dalam
rumusan tujuan pembelajaran; (2) kesesuaian media pembelajaran untuk
mengimplementasikan pendekatan scientific; (3) menampilkan kegiatan inti sesuai
dengan pendekatan scientific; (4) kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian; dan
(5) kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian.
Komentar yang diberikan yaitu: (1) lengkapi komponen ABCD pada setiap
tujuan pembelajaran; (2) Perbaiki sesuai saran di RPP! Saran di RPP: Hanya satu
media?; (3) deskripsi kegiatan harus sesuai dengan LKS!; (4) Berbeda. Indikator
penilaian tidak sesuai dengan sikap disiplin; dan (5) soal mana yang menunjukkan
penyusunan rencana?
Berikut peneliti menjabarkan rangkuman komentar dan revisi perangkat
pembelajaran setelah divalidasi kedua validator. Perangkat pembelajaran yang
telah divalidasi oleh kedua validator tersebut direvisi sesuai saran yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.1 Komentar dan Revisi Pakar Pembelajaran Terpadu
No. Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
B. Perumusan Indikator
1 Kesesuaian rumusan indikator
dengan KI, dan KD
Ada indikator PPKn yang
tidak sesuai dengan KD.
(Cek RPP)
Mengubah indikator agar
sesuai dengan KD.
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
2 Kelengkapan komponen
ABCD (Audience, Behaviour,
Condition, Degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran.
Lengkapi komponen ABCD
pada setiap tujuan
pembelajaran.
Melengkapi komponen
ABCD pada setiap tujuan
pembelajaran.
D. Pemilihan Materi Ajar
2 Kesesuaian materi ajar
dengan lingkungan
(kontekstual) dan
karakteristik peserta didik
Materi dangkal mengikuti
buku siswa, perlu diexplore
lebih lagi.
Mengubah materi menjadi
lebih luas tidak mengikuti
pada buku siswa.
3 Kesesuaian materi ajar
dengan alokasi waktu
Karena dangkal, materi
terkesan diulang-ulang.
Mengubah materi lebih
luas agar alokasi waktu
saat penyampaian materi
yang digunakan lebih efetif
dan tidak terkesan diulang-
ulang.
E. Sumber Belajar
2 Sumber belajar yang
digunakan beragam
Sumber minim Menambah beberapa
sumber terkait.
F. Media Pembelajaran
2 Kesesuaian media
pembelajaran untuk
mengimplementasikan
pendekatan scientific.
Media sebatas gambar,
explorasi siswa minim.
Menambah media
tumbuhan dan keadaan
lingkungan sekitar sebagai
media pembelajaran yang
nyata dan mengajak siswa
untuk bereksplorasi untuk
mencari kasus tentang
keadaan lingkungan di
sekolah
Perbaiki sesuai saran di
RPP!
Saran di RPP:
Hanya satu media?
H. Skenario Pembelajaran
2 Menampilkan kegiatan inti
sesuai dengan pendekatan
scientific (mengamati,
menanya, menalar,
mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan)
Deskripsi kegiatan harus
sesuai dengan LKS!
Mengubah kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan LKS.
5 Skenario pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah
metode pembelajaran yang
dipilih dan kondisi/proses
yang dirumuskan dalam
Skenario pembelajaran
belum terlalu mendukung
tercapainya KD.
Mengubah skenario
pembelajaran
menyesuaikan KD,
indikator, dan tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tujuan pembelajaran
7 Rumusan skenario
pembelajaran berpotensi
untuk terciptanya
pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna
Jika siswa diberi
kesempatan untuk
berinteraksi dengan
lingkungan, secara nyata
pembelajaran akan lebih
bermakna.
Mengubah skenario
pembelajaran dengan
mengajak siswa melihat
keadaan lingkungan
sekolah secara nyata.
I. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
4 Keterpaduan antara dua mata
pelajaran yang berbeda
memiliki konsep, sikap, dan
keterampilan yang sama
namun pengajarannya
menggunakan konten yang
berbeda sehingga tidak terjadi
overlapping
Terjadi overlapping. Mengubah skenario
pembelajaran dan
menggunakan konten yang
berbeda saat pengajaran.
J. Penilaian
2 Kesesuaian teknik, bentuk,
dan instrumen penilaian
dengan indikator yang akan
dicapai.
Soal tes tertulis tidak sesuai
dengan indikator.
Mengubah soal tes tertulis
menyesuaikan dengan
indikator.
4 Kesesuaian tugas dengan
rubrik penilaian.
Kriteria untuk indikator
spiritual perlu diperbaiki.
Mengubah kriteria kriteria
menyesuaikan dengan
indikator.
Berbeda. Indikator penilaian
tidak sesuai dengan sikap
disiplin.
5 Kesesuaian pedoman
penskoran dari soal dan rubrik
penilaian
Soal mana yang
menunjukkan penyusunan
rencana?
Mengubah indikator dan
soal agar sesuai.
K. Lembar Kerja Siswa (LKS)
5 Kegiatan pembelajaran dalam
LKS memungkinkan
tercapainya indikator /tujuan
pembelajaran.
Ada LKS-LKS yang tidak
sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Mengubah LKS
menyesuaikan tujuan
pembelajaran.
4.3.2. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan saran yang diberikan oleh validator.
Revisi yang dilakukan peneliti antara lain: (1) mengubah indikator agar sesuai
dengan KD; (2) melengkapi komponen ABCD pada setiap tujuan pembelajaran;
(3) mengubah materi menjadi lebih luas tidak mengikuti pada buku siswa; (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mengubah materi lebih luas agar alokasi waktu saat penyampaian materi yang
digunakan lebih efektif dan tidak terkesan diulang-ulang; (5) menambah beberapa
sumber terkait; (6) menambah media tumbuhan dan keadaan lingkungan sekitar
sebagai media pembelajaran yang nyata dan mengajak siswa untuk bereksplorasi
untuk mencari kasus tentang keadaan lingkungan di sekolah; (7) mengubah
kegiatan pembelajaran sesuai dengan LKS; (8) mengubah skenario pembelajaran
menyesuaikan KD, indikator, dan tujuan; (9) mengubah skenario pembelajaran
dengan mengajak siswa melihat keadaan lingkungan sekolah secara nyata; (10)
mengubah skenario pembelajaran dan menggunakan konten yang berbeda saat
pengajaran; (11) mengubah soal tes tertulis menyesuaikan dengan indikator; (12)
mengubah kriteria menyesuaikan dengan indikator; (13) mengubah indikator dan
soal agar sesuai; dan (14) mengubah LKS menyesuaikan tujuan pembelajaran.
4.4. Uji Coba Terbatas
Setelah divalidasi oleh pakar pembelajaran terpadu dan melakukan revisi,
peneliti melakukan uji coba di lapangan. RPP yang dikembangkan oleh peneliti
diberikan kepada dua guru kelas IV SD Negeri Babarsari untuk divalidasi agar
mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang dikembangkan.
4.4.1. Data Uji Coba Terbatas
Guru dari SD Negeri Babarsari yang menjadi validator adalah dua orang
guru kelas IV yaitu Bapak S dan Ibu W. Validasi dilakukan pada bulan Oktober
dan dilakukan sebanyak satu kali. Dalam instrumen validasi terdapat beberapa
aspek penilaian terhadap komponen RPP yaitu: (1) identitas RPP, (2) perumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5)
sumber belajar, (6) media pembelajaran, (7) metode pembelajaran, (8) skenario
pembelajaran, (9) implementasi pembelajaran terpadu tipe shared, (10) penilaian,
(11) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (12) bahasa.
Berdasarkan hasil validasi dari keduabelas aspek yang dilakukan dengan
validator guru kelas IV A Bapak S, maka validator memberikan rerata skor 4,80
dengan kategori “sangat baik”. Validator juga memberikan catatan bahwa produk
yang dibuat dinyatakan layak untuk digunakan tanpa revisi. Validator guru kelas
IV A Bapak S memberikan komentar untuk beberapa komponen yaitu: (1) sumber
belajar sesuai dan mutakhir, dan (2) kesesuaian media pembelajaran dengan
indikator/tujuan pembelajaran. Komentar yang diberikan yaitu: (1) pakai internet,
lingkungan sekolah/siswa; dan (2) bisa tambah LCD (media audiovisual).
Berdasarkan hasil validasi dari keduabelas aspek yang dilakukan dengan
validator guru kelas IV B Ibu W, maka validator memberikan rerata skor 4,13
dengan kategori “baik”. Validator juga memberikan catatan bahwa produk yang
dibuat dinyatakan layak untuk digunakan tanpa revisi. Validator guru kelas IV B
Ibu W memberikan komentar untuk beberapa komponen yaitu: (1) kesesuaian
penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur, dan (2)
kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian. Komentar yang
diberikan yaitu: (1) gunakan KKO yang lebih mudah diukur, dan (2) sesuaikan
kriteria pada pedoman penskoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berikut peneliti menjabarkan rangkuman komentar dan revisi perangkat
pembelajaran setelah divalidasi kedua validator. Perangkat pembelajaran yang
telah divalidasi oleh kedua validator tersebut direvisi sesuai saran yang diberikan.
Tabel 4.2 Komentar dan Revisi Guru Kelas IV
No. Aspek yang Dinilai Komentar Revisi
B. Perumusan Indikator
2 Kesesuaian penggunaan
kata kerja opera-sional
dengan kompetensi yang
diukur
Gunakan KKO yang lebih
mudah diukur.
Mengubah KKO agar lebih
mudah diukur.
E. Sumber Belajar
1 Sumber belajar seusai dan
mutakhir
Pakai internet, lingkungan
sekolah/siswa.
Menambah sumber belajar
berdasarkan lingkungan
sekolah.
F. Media Pembelajaran
1 Kesesuaian media
pembelajaran dengan
indikator/tujuan
pembelajaran.
Bisa tambah LCD (media
audiovisual)
Menambahkan media
audiovisual menggunakan
LCD.
J. Penilaian
5 Kesesuaian pedoman
penskoran dari soal dan
rubrik penilaian
Sesuaikan kriteria pada
pedoman penskoran.
Menambah kriteria pada
pedoman penskoran.
4.4.2. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan saran yang diberikan oleh validator.
Revisi yang dilakukan peneliti antara lain: (1) mengubah KKO agar lebih mudah
diukur, (2) menambah sumber belajar berdasarkan lingkungan sekolah, (3)
menambahkan media audiovisual menggunakan LCD, dan (4) menambah kriteria
pada pedoman penskoran.
4.5. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan
Produk akhir diperoleh berdasarkan saran yang diberikan oleh dua pakar
pembelajaran terpadu dan dua guru kelas IV Sekolah Dasar selaku validator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Peneliti memperbaiki produk awal sesuai dengan komentar dan saran yang
diberikan.
4.5.1. Kajian Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Komponen yang terdapat pada RPP yaitu (1) identitas sekolah, (2)
kompetensi inti, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6)
materi pembelajaran, (7) metode dan pendekatan pembelajaran, (8) media, alat
dan sumber belajar, (9) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10) penilaian,
dan (11) lampiran-lampiran.
Pertama, identitas RPP berisi nama satuan instansi, kelas/semester, mata
pelajaran, dan alokasi waktu. Kedua, Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran
tentang kompetensi yang harus dipelajari dalam ranah spiritual, afektif (sikap
sosial), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).
Ketiga, Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar merupakan
kemampuan khusus yang mencakup spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Spiritual dan sikap sosial hanya muncul pada mata pelajaran PPKn
saja. Namun pada RPP yang dikembangkan peneliti menambahkan kompetensi
sikap pada mata pelajaran IPA karena pembelajaran terpadu tipe shared harus
memunculkan kompetensi konsep, sikap, dan keterampilan yang sama.
Keempat, adalah indikator. Indikator yang dikembangkan berdasarkan
karakter siswa dan digunakan sebagai alat untuk penilaian. Perumusan indikator
menggunakan kata kerja operasional berdasarkan Taksonomi Bloom. Kelima,
adalah tujuan pembelajaran. tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dasar dan perumusan indikator. Tujuan pembelajaran mengandung ABCD
(Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
Keenam, adalah materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang ditulis
hanya materi yang pokok saja. Ketujuh, metode pembelajaran dan pendekatan.
Metode pembelajaran dituliskan berdasarkan kegiatan yang akan dilakukan dalam
proses pembelajaran. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan terpadu dan
saintifik. Kedelapan, media, alat, dan sumber belajar ditentukan berdaarkan
kegiatan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.
Kesembilan, adalah langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah
pembelajaran merupakan skenario pembelajaran mengenai kegiatan belajar yang
akan dilakukan. Kesepuluh, yaitu penilaian. Penilaian berisikan teknik penilaian,
bentuk instrumen, rubrik, dan pedoman penskoran. Pada penilaian ranah kognitif
berisi soal dan kunci jawaban. Kesebelas, adalah lampiran-lampiran. Lampiran-
lampiran memuat penilaian setiap muatan pelajaran, materi, Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang dirancang semenarik mungkin, media gambar, lirik lagu sebagai
motivasi, dan refleksi. Pada LKS terdapat lembar evaluasi. Evaluasi dikerjakan
pada akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terkait dengan materi yang diberikan. Refleksi berisi tentang beberapa
pertanyaan untuk siswa dengan tujuan sebagai sarana siswa untuk menuangkan
apa yang dirasakan selama pembelajaran ke dalam bentuk tulisan.
4.5.2. Pembahasan
Produk perangkat pembelajaran terpadu tipe shared dikembangkan oleh
peneliti berdasarkan spesifikasi produk yang terdiri dari: (1) Penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pembelajaran terpadu tipe shared, karakteristik pembelajaran terpadu tipe shared,
langkah-langkah mengembangkan pembelajaran terpadu tipe shared, serta
kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe shared; (2) tiga contoh
pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator pembelajaran terpadu tipe shared; (3)
Komponen yang terdapat pada RPP yaitu identitas RPP, perumusan indikator,
perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, sumber belajar, media
belajar, dan metode pembelajaran, skenario pembelajaran, penilaian, Lembar
Kerja Siswa (LKS), dan bahasa; (4) RPP yang dikembangkan mengandung
karakteristik Kurikulum 2013 yaitu menggunakan pembelajaran terpadu,
pendekatan saintifik, pendidikan karakter, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan
penilaian otentik; (5) Indikator pembelajaran yang dikembangkan menggunakan
kata kerja operasional dan mengacu pada tingkatan berfikir Taksonomi Bloom.
Tingkatan berfikir tersebut adalah dimulai dari mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta; (6) Pembelajaran terpadu
tipe shared memiliki karakteristik yaitu menggabungkan dua mata pelajaran; dua
mata pelajaran yang dipilih memiliki konsep, sikap dan keterampilan yang sama;
dan keterpaduan antara dua mata pelajaran yang berbeda memiliki konsep, sikap,
dan keterampilan yang sama namun pengajarannya menggunakan konten yang
berbeda sehingga tidak terjadi overlapping; (7) Produk dicetak dalam ukuran
kertas A4; (8) Cover produk yang terdiri dari judul pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu tipe
shared untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013; gambar
yang mencerminkan pembelajaran terpadu tipe shared; nama penulis; logo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Universitas Sanata Dharma; dan keterangan yang bersisi program studi yaitu
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, jurusan yaitu Jurusan Ilmu Pendidikan, fakultas
yaitu Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, dan universitas yaitu Universitas
Sanata Dharma; (9) Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran terpadu tipe shared,
penjelasan spesifikasi produk yang dikembangkan, ucapan terimakasih kepada
pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusunan produk, dan kesediaan
penulis menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang dikembangkan;
(10) Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman; (11)
Memuat daftar referensi yang digunakan dalam produk; (12) Cover belakang
berisi sinopsis pembelajaran terpadu tipe shared; (13) RPP yang dikembangkan
praktis yang berarti mudah dilaksanakan oleh guru. Fungsional yang berarti
banyak manfaat sebagai pedoman pembelajaran; dan (14) Menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar menurut EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).
Berdasarkan pengembangan perangkat pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diperoleh hasil validasi oleh dua orang pakar
Pembelajaran Terpadu dan dua guru kelas IV pelaksana Kurikulum SD 2013. RPP
tersebut masuk dalam kategori “baik” dengan skor rerata yaitu 4,03. Peneliti
menjabarkan hasil tersebut ke dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu dan Guru SD Kelas IV Pelaksana
Kurikulum SD 2013
No. Validasi Perangkatan Pembelajaran
Skor Kategori
1. Pakar Pembelajaran Terpadu 3,33 Cukup
2. Pakar Pembelajaran Terpadu 3.85 Baik
3. Guru SD Kelas IV A 4,80 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4. Guru SD Kelas IV B 4,13 Baik
Jumlah 16,11
Rerata (Jumlah total : Responden) 4,03
Kategori Baik
Tabel 4.3 di atas menunjukkan skor hasil validasi produk oleh pakar
Pembelajaran Terpadu dan guru kelas IV SD Negeri Babarsari, sehingga
diperoleh skor rerata 4,03 dengan kategori “baik”. Hasil validasi tersebut
berpedoman pada 12 aspek, yaitu: (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator, (3)
perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) sumber belajar, (6)
media pembelajaran, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9)
karakteristik pembelajaran terpadu tipe shared/ implementasi pembelajaran
terpadu tipe shared, (10) penilaian, (11) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan (12)
bahasa. Pada validasi perangkat pembelajaran, pakar Pembelajaran Terpadu (A)
memberikan skor 3,33 dengan kategori “cukup”. Pakar Pembelajaran Terpadu (B)
memberikan skor 3,85 dengan kategori “baik”. Guru SD kelas IV (A)
memberikan skor 4,80 dengan kategori “sangat baik”. Guru SD kelas IV (B)
memberikan skor 4,13 dengan kategori “baik”.
Perangkat pembelajaran yang berupa RPP dikategorikan “baik” karena
sudah memenuhi semua aspek dalam RPP. Dalam RPP yang dikembangkant
memuat (1) identitas RPP sudah lengkap; (2) perumusan indikator sudah sesuai
dengan SKL, KI, dan KD yang sudah mencerminkan kegiatan berpikir tingkat
tinggi, misalnya: membuat poster tentang upaya pelestarian sumber daya alam; (3)
perumusan tujuan pembelajaran sudah mengandung ABCD yaitu Audience,
Behavior, Condition, dan Degree (Permendikbud, 2013: 40) misalnya: melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
diskusi kelompok, siswa mampu merancang minimal 3 (tiga) upaya pelestarian
lingkungan; (4) pemilihan materi ajar sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran;
(5) pemilihan sumber belajar sudah relevan; (6) pemilihan media belajar sudah
menarik dan sudah menggunakan media kontekstual; dan (7) metode
pembelajaran sudah menggunakan pendekatan terpadu yaitu menggabungkan dua
mata pelajaran yang memiliki konsep, sikap, dan keterampilan yang sama
(Ahmadi, 2014: 83) dan sudah menggunakan pendekatan saintifik yaitu,
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif melalui langkah mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna pada peserta didik; (8) skenario pembelajaran sudah
mencerminkan kegiatan saintifik; (9) penilaian sudah menggunakan penilaian
otentik yaitu penilaian yang secara keseluruhan menggunakan berbagai instrumen
penilaian seperti tes tertulis dan observasi (Majid, 2014: 35); (10) Lembar Kerja
Siswa (LKS) dibuat menarik dan sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran; dan
(11) bahasa yang digunakan sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Dengan demikian, produk yang dikembangkan memiliki kualitas yang baik dan
layak untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum
2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB V
PENUTUP
Bab V ini akan membahas mengenai tiga hal yaitu, (1) kesimpulan, (2)
keterbatasan pengembangan, dan (3) saran.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
5.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terpadu tipe shared untuk kelas
IV mengacu Kurikulum 2013 dinyatakan mempunyai kualitas dengan
kategori “baik” karena memiliki skor rerata 3,59 dan layak untuk
digunakan. Skor rerata tersebut diperoleh dari hasil validasi yang
dilakukan oleh dua pakar pembelajaran terpadu. Pakar Pembelajaran
Terpadu (A) memberikan skor 3,33 dengan kategori “cukup”. Pakar
Pembelajaran Terpadu (B) memberikan skor 3,85 dengan kategori “baik”.
Sehingga dapat diujicobakan yang lebih luas.
5.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terpadu tipe shared untuk kelas
IV mengacu Kurikulum 2013 dinyatakan mempunyai kualitas dengan
kategori “sangat baik” karena memiliki skor rerata 4,46 dan layak untuk
digunakan. Skor rerata tersebut diperoleh dari hasil validasi yang
dilakukan oleh dua guru SD kelas IV pelaksana Kurikulum 2013. Guru SD
kelas IV (A) memberikan skor 4,80 dengan kategori “sangat baik”. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
SD kelas IV (B) memberikan skor 4,13 dengan kategori “baik”. Sehingga
dapat diujicobakan yang lebih luas.
Sehingga kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe shared untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013 memilki kategori yang “baik”
memiliki skor rerata 4,03 yang diperoleh dari dua validator pakar dan dua
validator guru kelas IV sebagai pelaksana Kurikulum 2013.
5.2. Keterbatasan Pengembangan
Perangkat pembelajaran berupa RPP yang dikembangkan dalam penelitian
ini memiliki beberapa keterbatasan dalam pengembangannya, diantaranya:
5.2.1 Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan di satu sekolah saja,
sehingga bahan pertimbangan untuk membuat perangkat pembelajaran
berupa RPP terpadu tipe shared kurang.
5.2.2 Produk berupa RPP Terpadu Tipe Shared hanya mengembangkan satu
RPP saja.
5.2.3 Instrumen validasi hanya divalidasi oleh dosen pembimbing tidak
divalidasi terlebih dahulu kepada validator pakar pembelajaran terpadu
karena alasan praktis yaitu keterbatasan waktu.
5.3. Saran
Berikut merupakan beberapa saran yang disampaikan untuk peneliti yang
akan datang:
5.3.1 Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan di lebih dari
satu sekolah sehingga bahan pertimbangan untuk membuat perangkat
pembelajaran berupa RPP terpadu tipe shared
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5.3.2 Produk berupa RPP Terpadu Tipe Shared sebaiknya mengembangkan
lebih dari satu produk terkait dengan tipe tersebut sebagai referensi
pembaca.
5.3.3 Instrumen validasi sebaiknya divalidasi terlebih dahulu kepada validator
pakar agar layak untuk digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: Refika Aditama.
Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofan Amri. (2013). Pengembangan dan Model
Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto. (2014). Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum
2013). Yogyakarta: Gava Media.
Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Fogarty, Robin. (2009). How To Intergrate The Curricula. USA: Library of
Crown
Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. PT Remaja
Rosdakarya: Bandung.
Kurniawan, Deni. (2014). Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan
Penelitian). Bandung: Alfabeta.
Kuswana, Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Majid, Abdul, dan Chaerul, R. (2014). Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margunayasa, I Gede, Ni Wayan Arini, dan I Gusti Ngurah Japa. (2014).
Pembelajaran Terpadu; Konsep dan Penerapannya. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Martiyono. (2012). Perencanaan Pembelajaran Suatu Pendekatan Praktis
Berdasarkan KTSP Termasuk Model Tematik. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Permendikbud RI No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan.
Permendikbud RI No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
Prastowo, Andi. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu. Jakarta: Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Rahayu, P., S. Mulyani, dan S. S. Miswadi. (2012). Pengembangan Pembelajaran
IPA Terpadu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base
Melalui Lesson Study. Semarang: JPII 1 (1) (2012) 63-70.
Revisi Taksonomi Bloom atau Revised Bloom Taxonomy, dari
http://www.hilman.web.id/posting/blog/852/revisi-taksonomi-bloom,
diakses tanggal 15 September 2017
Sani, Ridwan Abdullah. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur.
Jakarta: Kencana Media Grup.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Grup.
Siregar, E & Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo. (2008). Kumpulan Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran. UNY.
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sundayana, W. (2014). Pembelajaran berbasis tema: panduan guru
mengembangkan pembelajaran terpadu. Jakarta: erlangga.
Suryaningsih, Yeni. 2016. Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa. Majalengka: Volume 1,
Nomor 1, hlm. 64-71.
Tim Penyusun Kemendikbud. (2013). Dokumen Kurikulum 2013: Kompetensi
Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemendikbud.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia
Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Tung, K. Y. (2016). Desain Instruksional Perbandingan Model dan
Implementasinya. Yogyakarta: Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen.
Yani, Ahmad. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.
Yusuf, Muhammad., & Ana Ratna Wulan. 2015. Penerapan Model Pembelajaran
Discovery Learning Menggunakan Pembelajaran Tipe Shared dan
Webbed untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. Bandung:
Volume 1 Nomor 2, hlm 19.
Zainal, Arifin. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. PT Remaja
Rosdakarya: Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
No Pertanyaan
1. Sejak kapan menerapkan Kurikulum 2013?
2. Apakah bapak/ibu sudah tahu bahwa Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran terpadu?
3. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013?
4. Ada 10 tipe pembelajaran terpadu, apakah bapak/ibu mengenal
dan menguasai 10 model itu? Jika mengenal bagaimana
implementasi dalam pembelajaran di kelas.
5. Apakah ada kesulitan dalam merencanakan pembelajaran
terpadu? Jika ada apa kesulitanya? Jika tidak ada mengapa?
6. Bagaimana bapak/Ibu menyikapi beberapa mata pelajaran yang
memiliki kesamaan konsep atau ide atau gagasan dalam
implementasi pembelajaran di kelas?
7. Salah satu jenis tipe pembelajaran terpadu adalah tipe shared
yaitu mengajarkan dua mata pelajaran yang memiliki kesamaan
konsep, sikap, dan keterampilan yang sama. Apakah bapak/ibu
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe
shared?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 4 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan
Wawancara dilakukan dengan wali kelas IV SD Negeri Babarsari yaitu Drs.
Sulistiyanta dan Wahyu Sri Handayani, S.Pd.
No. Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan
1. Sejak kapan menerapkan kurikulum 2013? SD Negeri Babarsari sudah menerapkan
Kurikulum 2013 sejak tahun 2013 yang
dimulai pada kelas IV.
2. Apakah Bapak/Ibu sudah tahu bahwa
kurikulum 2013 harus menggunakan
pembelajaran terpadu?
Bapak dan Ibu selaku wali IV telah
mengetahui bahwa pada penerapan
Kurikulum 2013 semua mata pelajaran
berbasis tema. Pada setiap tema
menggabungkan beberapa mata pelajaran
yang saling berkaitan dan
3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti
pelatihan kurikulum 2013?
Bapak dan Ibu selaku wali IV telah
mengikuti pelatihan kurikulum 2013
sebanyak satu kali, yaitu pada awal
penerapan kurikulum 2013 di SD Negeri
Babarsari.
4. Ada 10 jenis pembeljaran terpadu, apakah
Bapak/Ibu mengenal dan menguasai 10
jenis itu ?
Bapak dan Ibu selaku wali IV tidak mengenal
dan menguasai 10 jenis pembelajaran
terpadu, beliau hanya mengetahuai bahwa
karakteristik pembelajaran kurikulum 2013
menggunakan tema dan berbasis tematik
5. Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran terpadu ?
Bapak dan Ibu selaku wali IV masih
mengalami kesulitan, karena beliau hanya
mempunyai satu contoh RPPTH yang
diperoleh dari buku guru sehingga beliau
masih membutuhkan contoh RPPTH yang
lebih kreatif
6. Apakah ada kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu ?
Bapak dan Ibu selaku wali IV mengalami
kesulitan dalam penilaian hasil belajar siswa
7. Salah satu jenis tipe pembelajaran terpadu
adalah tipe shared yaitu mengajarkan dua
mata pelajaran yang memiliki kesamaan
konsep, sikap, dan keterampilan yang
sama. Apakah bapak/ibu membutuhkan
contoh perangkat pembelajaran terpadu
tipe shared?
Ya, Bapak dan Ibu selaku wali IV masih
membutuhkan contoh perangkat
pembelajaran terpadu khususnya pada tipe
shared. Contoh tersebut akan dijadikan acuan
dalam mengembangkan RPP agar lebih
kreatif dalam proses pemeblajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 5 Instrumen Validasi RPP
Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran (RPP)
No Komponen
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester,
pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu).
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD.
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang
diukur.
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan).
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator.
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran.
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur.
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku.
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran.
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan karakteristik
peserta didik.
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu.
13 Sumber belajar sesuai dan mutakhir.
14 Sumber belajar yang digunakan beragam.
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku.
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan pendekatan
scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik.
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan Scientific.
21 Menampilkan kegiatan awal dengan jelas (apersepsi, motivasi, orientasi).
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan).
23 Menampilkan kegiatan akhir dengan jelas (menyimpulkan, posttest,
refleksi, tindak lanjut).
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis.
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran.
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga
perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landai.
27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa.
28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional.
30 Kesesuaian jaringan indikator dengan pembelajaran terpadu tipe shared
31 Menggabungkan dua mata pelajaran.
32 Dua mata pelajaran yang dipilih memiliki konsep, sikap dan keterampilan
yang sama
33 Keterpaduan antara dua mata pelajaran yang berbeda memiliki konsep,
sikap, dan keterampilan yang sama namun pengajarannya menggunakan
konten yang berbeda sehingga tidak terjadi overlapping
34 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik
penilaian) meliputi (untuk PPKn sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan keterampilan sedangkan mata pelajaran lain meliputi pengetahuan dan
keterampilan).
35 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator yang
akan dicapai.
36 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
37 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian.
38 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian.
39 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan
refleksi).
40 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa.
41 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan
mudah dipahami siswa.
42 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut.
43 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator
/tujuan pembelajaran.
44 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe Shared
45 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific.
46 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa.
47 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi.
48 Tampilan LKS indah dan menarik.
49 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 6 Instrumen Validasi Uji Coba Produk
Pernyataan Uji Coba Produk Perangkat Pembelajaran (RPP)
No Komponen
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester,
pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu).
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD.
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang
diukur.
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan).
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator.
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran.
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur.
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku.
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran.
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan karakteristik
peserta didik.
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu.
13 Sumber belajar sesuai dan mutakhir.
14 Sumber belajar yang digunakan beragam.
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku.
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan pendekatan
scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik.
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan Scientific.
21 Menampilkan kegiatan awal dengan jelas (apersepsi, motivasi, orientasi).
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan).
23 Menampilkan kegiatan akhir dengan jelas (menyimpulkan, posttest,
refleksi, tindak lanjut).
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis.
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran.
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga
perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landai.
27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa.
28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional.
30 Karakteristik kesesuaian jaringan indikator dengan pembelajaran terpadu
tipe shared nampak jelas dalam proses pembelajaran
31 Karakteristik menggabungkan dua mata pelajaran pembelajaran terpadu
tipe shared nampak jelas dalam proses pembelajaran
32 Karakteristik dua mata pelajaran yang dipilih memiliki konsep, sikap dan
keterampilan yang sama dalam pembelajaran terpadu tipe shared nampak
jelas dalam proses pembelajaran
33 Karakteristik keterpaduan antara dua mata pelajaran yang berbeda
memiliki konsep, sikap, dan keterampilan yang sama namun
pengajarannya menggunakan konten yang berbeda sehingga tidak terjadi
overlapping pada pembelajaran terpadu tipe shared nampak jelas dalam
proses pembelajaran
34 RPP pembelajaran terpadu tipe Shared memiliki sifat praktis dan
fungsional
35 RPP pembelajaran terpadu tipe Shared mampu memberdayakan siswa
36 RPP pembelajaran terpadu tipe Shared menciptakan suasana pembelajaran
yang bermakna (menyenangkan)
37 RPP Pembelajaran terpadu tipe shared mampu mengembangkan keutuhan
perkembangan pribadi siswa.
38 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik
penilaian) meliputi (untuk PPKn sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan keterampilan sedangkan mata pelajaran lain meliputi pengetahuan dan
keterampilan).
39 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator yang
akan dicapai.
40 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal.
41 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian.
32 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian.
43 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan
refleksi).
44 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa.
45 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan
mudah dipahami siswa.
46 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut.
47 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator
/tujuan pembelajaran.
48 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe Shared
49 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific.
50 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa.
51 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi.
52 Tampilan LKS indah dan menarik.
53 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 7 Hasil Validasi RPP 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 8 Hasil Validasi RPP 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 9 Hasil Uji Coba Produk 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 10 Hasil Uji Coba Produk 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 12 Biodata Penulis
BIODATA PENULIS
Fransisca Ajeng Ratikasari lahir di Magelang, 4 Januari
1996. Pendidikan Dasar penulis tempuh di SD Negeri
Gelangan 5 Magelang, tamat pada tahun 2008. Pendidikan
Menengah Pertama penulis tempuh di SMP Negeri 4
Magelang, tamat pada tahun 2011. Pendidikan Menengah
Atas penulis tempuh di SMA Negeri 5 Magelang, tamat
pada tahun 2014.
Pada saat ini penulis sedang menyelesaikan Studi Strata 1 di Universitas Sanata
Dharma Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis sedang
menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dengan judul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Terpadu Tipe Shared untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Mengacu Kurikulum 2013”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 13
(Produk Buku RPP Terpadu Tipe Shared Dicetak Terpisah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related