pengelompokkan kabupaten / kota di jawa timur logo ... · pengelompokkan kabupaten / kota di jawa...
Post on 02-Mar-2019
262 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LOGOPengelompokkan Kabupaten / Kota di Jawa Timur
berdasarkan Faktor-Faktor penyebab Perceraian
Tahun 2010
Oleh :
Luthfi Kurnia Hidayati (1309106007)
SEMINAR TUGAS AKHIR
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2011
Pembimbing :
Dra. Lucia Aridinanti, MS
SISTEMATIKA TUGAS AKHIR
PENDAHULUAN1
TINJAUAN PUSTAKA2
METODOLOGI PENELITIAN3
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011 2
PEMBAHASAN4
KESIMPULAN DAN SARAN5
PENDAHULUAN1
3Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
4
Latar Belakang1
PERCERAIAN Putusnya Hubungan Suami Istri
Tidak Tercapainya Tujuan Pernikahan
Retaknya Hubungan
Sikap Egoisnya masing- masing individu
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Perceraian dapat dilakukan apabila dengan alasan yang kuat.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
5
Latar Belakang1
20072008
20092010
4735656378
6272067923
jumlah perkara perceraian
Menurut data dari Pengadilan Tinggi
Agama Surabaya, dari tahun ke tahun
perceraian mengalami peningkatan. Hal
ini dapat dilihat, dari tahun 2007 sampai
2010.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Menurut penelitian RR arief Surya febriani (1999),berdasarkan faktor penyebab
perceraian di wilayah 36 Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 1996 dan tahun
1997 dibagi menjadi 3 kelompok. Faktor pembeda dari masing pengelompokkan adalah
pada tahun 1996 terdapat 4 variabel pembeda, sedangkan pada tahun 1997 terdapat 6
variabel pembeda.
6
Latar Belakang1
Usaha pihak Pengadilan Tinggi Agama untuk mengantisipasi terjadinya perceraian
tersebut adalah dengan mengadakan suatu penyuluhan, berupa penyuluhan hukum.
Memperkenalkan UU Perkawinan dan UU Peradilan agama, guna memberikan
informasi hukum agar dapat diketahui, dipahami, dihayati dan selanjutnya dapat
diwujudkan dalam pola berfikir dan bertingkah laku masyarakat.
Hal ini bisa memberikan solusi dari masalah perkawinan dan menyempitkan kasus
perceraian yang terjadi melalui program mediasi.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
7
Latar Belakang1
Untuk membantu mewujudkan program dari Pengadilan Tinggi Agama tersebut, maka
perlu suatu informasi tentang keadaan penyebab-penyebab perceraian dari masyarakat
Jawa Timur yang melakukan perceraian.
Penelitian ini akan mengelompokkan Kabupaten / Kota di Jawa Timur berdasarkan
faktor-faktor penyebab perceraian dengan analisis multivariate meliputi Analisis
Cluster, dan Analisis Diskriminan.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
8
Perumusan Masalah dan Tujuan1
Bagaimana hasil
pengelompokkan
Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Timur berdasarkan
penyebab perceraian pada
tahun 2010?
Bagaimana perbandingan hasil
pengelompokkan Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur berdasarkan
penyebab perceraian pada tahun 1996 dan
1997 dengan tahun 2010?
Mengetahui hasil
pengelompokkan
Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Timur berdasarkan
penyebab perceraian pada
tahun 2010.
Mengetahui perbandingan hasil
pengelompokkan Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Timur berdasarkan penyebab
perceraian pada tahun 1996 dan 1997
dengan hasil pengelompokkan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
berdasarkan penyebab perceraian pada
tahun 2010.
• Perumusan Masalah
• Tujuan
1 2
1 2
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
9
Manfaat dan Batasan Masalah1
Manfaat
1. Sebagai informasi bagi pihak pengadilan agama dalam menangani
kasus perceraian di Jawa Timur sehingga dapat disusun program yang
sesuai untuk masing-masing Kabupaten/Kota guna mengurangi tingkat
perceraian di Jawa Timur.
2. Untuk mengetahui kelompok-kelompok Kabupaten/Kota di Jawa
Timur berdasarkan penyebab-penyebab Perceraian.
Batasan MasalahFaktor-Faktor penyebab perceraian yang digunakan yaitu 8
variabel dan mencakup 38 Kabupaten / Kota di Jawa timur. Data
di dapat dari Kantor Pengadilan Tinggi Agama Jawa Timur.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
TINJAUAN PUSTAKA2
10Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Tinjauan Statistik2
11Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
1. Analisis KelompokAnalisis kelompok (Cluster analiysis) merupakan sebuah metode analisis untuk
mengelompokkan objek-objek pengamatan menjadi beberapa kelompok sehingga akan diperoleh
kelompok dimana objek-objek dalam satu kelompok mempunyai banyak persamaan sedangkan
dengan anggota kelompok yang lain mempunyai banyak perbedaan (Johnson dan Wichern, 2002).
Prosedur pengelompokan pada dasarnya ada dua, yaitu pengelompokan dengan prosedur hierarki
dan tak berhierarki. Pada penelitian ini metode yang dipakai adalah prosedur hierarki karena jumlah
kelompok yang akan dibentuk belum ditentukan.
Beberapa macam jarak
yang biasa dipakai di
dalam analisis kelompok:
Nomor Jarak Formula
1 Euclidean
2 Manhattan
3 Pearson
2
1
p
k
jkikij xxd
p
k
jkikij xxd1
k
jkikp
k
ijx
xxd
var
2
1
Tabel 2.1 Macam-macam jarak yang digunakan.
Tinjauan Statistik2
12Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Metode yang
digunakan untuk
perhitungan jarak
antar cluster dengan
obyek atau dengan
cluster lain di dalam
kelompok
Pautan Tunggal (Single Linkage) Rumus yang digunakan untuk
menentukan jarak antara kelompok (i,j) dengan k adalah:
Pautan Lengkap ( Complete Linkage) Rumus menentukan jarak antara
kelompok (i,j) dengan k:
Pautan rata-rata (Average Linkage) Rumus menentukan jarak antara kelompok
(i,j) dengan k:
Metode Ward Rumus yang digunakan untuk menentukan
jarak pada metode ward adalah :
),max(),( jkikkji ddd
),(),( jkikkji ddaveraged
),min(),( jkikkji ddd
)(YSSEXSSEXYSSEdXY
Tinjauan Statistik2
Sebelum menganalisis Diskriminan akan dilakukan uji vektor rata-rata dan pengujian asumsi dari
analisis diskriminan yaitu :
13Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
1. Uji Kenormalan Data
2. Uji Kehomogenan matrik varian kovarian
Apabila asumsi kehomogenan matrik varian kovarian belum terpenuhi, maka yang perlu
dilakukan adalah mengubah data yang tidak homogen menjadi homogen dengan melakukan
transformasi data. Salah satu transformasi data yang sering digunakan untuk tujuan ini adalah
Transformasi Box-Cox.
Transformasi Box-Cox diberlakukan kepada variabel respon, Y, yang harus bertanda
positif, dinyatakan dalam transformasi kuasa dengan persamaan berikut :
0)ln(
0)1(
untukx
untukx
Y
Setelah semua asumsi terpenuhi maka dapat dilanjutkan untuk Analisis Diskriminan
2. Analisis Diskriminan
Analisis Diskriminan merupakan salah satu metode analisis multivariat yang digunakan untuk
mengetahui variabel-variabel ciri yang membedakan tiap-tiap kelompok yang terbentuk dan
bertujuan untuk mengklasifikasikan beberapa kelompok data yang sudah terkelompokkan dengan
cara membentuk kombinasi linear fungsi diskriminan, sedemikian hingga setiap objek menjadi
anggota dari salah satu kelompok, selain itu juga menjelaskan hubungan dependensi antara variabel
respon dan variabel penjelas.
Tinjauan Statistik2
14Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Fungsi diskriminan merupakan suatu kombinasi linier dari p variabel dengan memaksimumkan
jarak antara dua grup atau kelompok vektor rata-rata. Persamaannya adalah
Setelah di peroleh fungsi diskriminan maka dapat dihitung skor faktor diskriminan untuk tiap
observasi dengan memasukkan nilai-nilai variabelnya.
yaZ
yayayayaZ pp
'
'
2211 ...
Tinjauan Non Statistik2
Proposal Tugas Akhir - Surabaya, 26 Oktober 2011
1. Pengertian Perkawinan
Menurut Agama Islam :
Menurut Undang-Undang
Perkawinan Pasal 1 Nomor 1
tahun 1974 :
Perkawinan disebut “nikah”, yang berarti melakukan suatu akad
nikah atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang
laki-laki dan seorang perempuan serta menghalalkan hubungan
kelamin antara keduanya, dengan dasar sukarela dan persetujuan
bersama demi terwujudnya keluarga (rumah tangga) bahagia
yang di ridhai oleh Allah SWT (Soemiyati,1986).
Perkawinan adalah Ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dari kedua pengertian perkawinan diatas, untuk perkawinan menurut Agama Islam atau
perkawinan yang disah kan hanya menurut hukum Agama Islam tanpa dilakukan pencatatan
perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah sehingga tidak bisa dibuktikan dengan akta nikah.
Perkawinan ini tidak mempunyai kekuatan hukum karena tidak memenuhi pasal 2 ayat (2)
Undang-Undang nomor 1 tahun 1974. Sehingga apabila terdapat perselisihan antara suami
istri, bagi pihak perempuan (istri) tidak mendapatkan perlindungan dari Hukum (Negara).
15
Tinjauan Non Statistik2
2. Pengertian Perceraian dan Penyebab Perceraian
Menurut Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah tentang perkawinan, tidak
terdapat pengertian tentang perceraian, hanya mengatur tentang putusnya perkawinan serta
akibatnya. Penjelasan umum dari Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 menyebutkan, karena
tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang kekal dan sejahtera, maka Undang-
Undang ini menganut prinsip untuk mempersukar terjadinya perceraian.
Mengenai putusnya perkawinan serta
akibatnya, diatur dalam Pasal 38
sampai 41 Undang-Undang nomor 1
tahun 1974 yang disebutkan beberapa
hal, yaitu:
a. Karena Kematian
b. Karena Perceraian
c. Atas Putusan Pengadilan
16
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Perceraian adalah Putusnya hubungan ikatan
suami istri karena sebab-sebab tertentu yang tidak memungkinkan lagi bagi suami istri untuk
meneruskan hidup rumah tangga. Walaupun perceraian itu sah menurut agama dan diatur dalam
undang-undang akan tetapi perceraian itu perlu dihindari. Banyaknya kasus perceraian yang melanda
pasangan suami istri saat ini merupakan suatu pelajaran bagi kita untuk lebih seleksi dan instropeksi
diri dalam memilih pasangan dalam membentuk dan menjalin rumah tangga yang bahagia.
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
METODOLOGI PENELITIAN3
17Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Sumber Data dan Variabel Penelitian3
Sumber
Data
Variabel
Penelitian
Data Sekunder :
Laporan perkara yang diputus pada Pengadilan Agama Se
Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dan Penyebab-
Penyebab Perceraian pada Kasus Cerai Gugat dan Cerai Talak
pada tahun 2010 yang dipublikasikan oleh Pengadilan Tinggi
Agama Surabaya. Wilayah dari Pengadilan Tinggi Agama
Surabaya mencakup dari Pengadilan Agama Se Jawa Timur..
18Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
X1 =Persentase penyebab utama perceraian karena Moral per Kabupaten/Kota.
X2 =Persentase penyebab utama perceraian karena Meninggalkan kewajiban per Kabupaten/Kota.
X3 =Persentase penyebab utama perceraian karena Kawin di bawah umur per Kabupaten/Kota.
X4 =Persentase penyebab utama perceraian karena Penganiayaan per Kabupaten/Kota.
X5 =Persentase penyebab utama perceraian karena Dihukum per Kabupaten/Kota.
X6 =Persentase penyebab utama perceraian karena Cacat Biologis per Kabupaten/Kota.
X7 =Persentase penyebab utama perceraian karena Terus Menerus berselisih per Kabupaten/Kota.
X8 =Persentase penyebab utama perceraian karena Lain-lain per Kabupaten/Kota.
Langkah Analisis3
19Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjawab permasalahan pertama dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
Menentukan metode yang digunakan dalam cluster analisis, yaitu menggunakan metode
hirarki
Menentukan kemiripan dalam satu kelompok.
Memaparkan dari setiap anggota kelompok yang terbentuk. Dan hasil yang
terbaik adalah metode ward linkage
Menguji kenormalan data.
Menguji vektor rata-rata.
Menguji matriks varian kovarian antar kelompok homogen.
Menghitung ketepatan klasifikasi dari hasil analisis kelompok yang terbentuk dengan analisis diskriminan.
2. Untuk menjawab permasalahan kedua
Dilakukan dengan membandingkan hasil pengelompokkan yang diperoleh dari
pengelompokkan daerah tingkat II di Jawa Timur berdasarkan faktor-faktor penyebab
perceraian pada tahun 1996 dan 1997. dengan hasil pengelompokkan
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur berdasarkan faktor-faktor penyebab
perceraian pada tahun 2010.
20Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
21Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
1. Statistik Deskriptif
Angka perceraian tertinggi diantara 38
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun
2010 adalah Kabupaten banyuwangi yaitu sebesar
4.695 kasus perceraian dan angka terendah pada
Kota madiun yaitu sebesar 384 kasus perceraian.
0
2000
4000
6000
Bangkala
nBaw
ean
Bojo
negoro
Gre
sik
Jom
bang
Kedir
i (k
ab)
Kra
ksaan
Lum
aja
ng
Madiu
n (
kota
)
Mala
ng (
kab)
Mojo
kert
o
Ngaw
i
Pam
ekasan
Ponoro
go
Sam
pang
Situbondo
Sura
baya
Tuban
Ju
mla
h K
asu
s c
erai
Kabupaten/Kota
Jumlah Perceraian tahun 2010
6584
30309
302
705293
435
30442
251
Jumlah perceraian berdasarkan Faktor
utama penyebab perceraian
moral
meninggalkan
kewajibanKawin dibawah Umurmenyakiti jasmani
Dihukum
Cacat Biologis
Terus Menerus BerselisihLain-Lain
Faktor penyebab perceraian paling tinggi pada tahun
2010 dikarenakan variabel terus menerus berselisih
dan paling rendah kedua yaitu variabel kawin
dibawah umur.
22Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
2. Pengelompokkan Wilayah Jatim berdasarkan
penyebab perceraian.
Untuk mendapatkan beberapa kelompok Kabupaten/Kota di Jawa Timur berdasarkan penyebab perceraian dan
dalam satu kelompok mempunyai karakteristik penyebab perceraian sama, serta antar kelompok mempunyai
karakteristik penyebab perceraian beda menggunakan Analisis Cluster.
Pada analisis cluster ini metode yang
digunakan adalah cluster hirarkidalam pembentukannya dilakukan pemotongan dendogram.
Tulu
ngag
ung
Ngawi
Pacit
an
Ngan ju
k
Lamon
gan
Ponor
ogo
Ked iri
(Kot
a)
Kang
ean
Tren
ggale
k
Madiun (k
ab)
Gresik
Bojo
nego
ro
Tuban
Sido
arj o
Mojok
erto
Kediri
(kab
)
B litar
Pasu
ruan
Lumaj
ang
Jember
Jom
bang
Bany
uwangi
Sura
baya
Mala
ng (k
ota)
Mala
ng (k
ab)
Krak
saan
Situb
ondo
Bangk
alan
Mag
etan
Sumen
ep
Pamek
asan
Madiu
n (k
o ta)
Bondo
wo so
Baw
ean
Sam
pang
Prob
oling
go
Bang
il
18.79
12.53
6.26
0.00
Observations
Distance
DendrogramWard Linkage, Pearson Distance
Gambar 4.1 Dendogram dengan metode Ward linkage, Pearson
Distance
Metode paling baik yang digunakan adalah metode ward
linkage dengan jarak pearson.
Kelompok Kabupaten / Kota
1Bangil, Bawean, Bondowoso, Madiun(kota), Magetan,
Pamekasan Probolinggo, Sampang, Sumunep.
2
Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jember,
Jombang, Kangean, Kediri(Kab), Kediri(Kota), Kraksaan,
Lamongan, Lumajang, Madiun(Kab), Malang(Kab),
Malang(Kota), Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan,
Pasuruan, ponorogo, Sidoarjo, Situbondo, Surabaya,
Trenggalek, Tuban, Tulungagung.
Tabel 4.1 Pengelompokkan Kabupaten / Kota :
Pengelompokkan diatas didasarkan pada banyak nya observasi
yaitu sebanyak 37 data, sehingga dapat diketahui data dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 terdiri dari 9 kabupaten/kota
sedangkan kelompok ke 2 terdiri dari 28 kabupaten/kota.
23Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
3. Uji Vektor rata-rata
Dalam pembentukan fungsi diskriminan harus diketahui setiap variabel yang terlibat antara populasi
berbeda secara signifikan. Untuk kepentingan tersebut dilakukan uji kesamaan vektor rata-rata.
Tests of Equality of Group Means
Wilks’ Lambda F df1 df2 Sig.
Moral .990 .365 1 35 .550
meninggalkan kewajiban .844 6.458 1 35 .016
kawin dibawah umur .709 14.349 1 35 .001
Penganiayaan .733 12.751 1 35 .001
Dihukum .660 18.034 1 35 .000
Cacat biologis .738 12.408 1 35 .001
terus menerus berselisih .939 2.289 1 35 .139
lain lain .563 27.157 1 35 .000
Tabel 4.2 Uji Vektor rata-rata dengan menggunakan Wilks’ Lambda test
Keputusan dapat diambil dengan 2 cara :
Di peroleh hasil :
1. Dengan Angka Wilks’ Lambda Angka Wilks’ Lambda berkisar 0-1. Jika Jika angka mendekati
0, maka data cenderung berbeda ; sebaliknya jika angka mendekati 1, maka data cenderung sama.
2. Dengan F test menggunakan angka signifikansinya, dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika signifikansi > 0,05 , maka tidak ada perbedaan dalam kelompok.
Jika signifikansi < 0,05 , maka ada perbedaan dalam kelompok.
(Sarwono, 2009)
24Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
4. Analisis Diskriminan
Setelah dilakukan pengujian asumsi (akan dibahas setelah ini) selanjutnya dilakukan analisis
diskriminan, untuk membentuk sejumlah fungsi diskriminan, yakni fungsi pembeda yang dapat
digunakan sebagai cara terbaik dalam memisahkan kelompok-kelompok.
Diperoleh hasil pengolahan data seperti yang ditampilkan pada Tabel berikut :Variables Entered/Removeda,b,c,d
Step Entered
Min. D Squared
StatisticBetween
Groups
Exact F
Statistic df1 df2 Sig.
1 lain lain 3.987
kelompok 1
and kelompok
2
27.157 1 35.000 8.466E-6
2meninggalkan
kewajiban5.318
kelompok 1
and kelompok
2
17.592 2 34.000 5.689E-6
Jadi, dari 8 variabel yang dimasukkan ternyata hanya 2 variabel yang memenuhi kriteria. Artinya,
baik dalam faktor meninggalkan kewajiban maupun faktor lain-lain sangat mempengaruhi Jumlah
Perceraian pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Setelah didapatkan faktor pembeda dari persamaan diskriminan, maka didapatkan fungsi persamaan
diskriminan, yaitu sebagai berikut:
25Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
Classification Function Coefficients
ward pearson
kelompok 1 kelompok 2
meninggalkan kewajiban 25.413 34.375
lain lain -13.239 -16.724
(Constant) -35.549 -57.320
Fisher's linear discriminant functions
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui variabel-variabel pembeda antar kelompok tersebut secara
bersama-sama membentuk fungsi diskriminan sebagai berikut :
• Z1 = - 35,549 + 25,413 meninggalkan kewajiban – 13,239 lain-lain.
• Z2 = - 57,320 + 34,375 meninggalkan kewajiban – 16,724 lain-lain.
Setelah diperoleh fungsi diskriminan maka dapat diketahui ketepatan dari setiap kelompok.
Kesalahan yang terjadi
pada penempatan
pengelompokkan, dapat
diketahui ketepatan
klasifikasinya dengan
melihat output berikut:
Classification Resultsb,c
ward pearson Predicted Group
Membership
Totalkelompok 1 kelompok 2
Original Count2
kelompok 1 8 1 9
kelompok 2 5 23 28
%dimension2
kelompok 1 88.9 11.1 100.0
kelompok 2 17.9 82.1 100.0
Cross-
validateda
Countdimension2
kelompok 1 8 1 9
kelompok 2 5 23 28
%dimension2
kelompok 1 88.9 11.1 100.0
kelompok 2 17.9 82.1 100.0a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is
classified by the functions derived from all cases other than that case.
b. 83.8% of original grouped cases correctly classified.
c. 83.8% of cross-validated grouped cases correctly classified.
Ketepatan fungsi
Diskriminan
dapat dihitung
dengan cara :
%7,83837,037
238
26Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
1. Uji Kenormalan Data
Uji kenormalan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan mengikuti distribusi
multivariat normal atau tidak. Karena multivariat normal merupakan syarat utama dalam melakukan
analisa multivariat.
Hipotesa :
H0 : Data mengikuti sebaran distribusi multivariat normal.
H1 : Data tidak mengikuti sebaran distribusi multivariat normal.
Statistik uji = nilainjXXSXXdj jj ,...,2,1,)(.)( 1'2
Diperoleh hasil : 5,0;822 dj lebih dari 50% yaitu 64,86.
Keputusan : Gagal tolak H0 karena nilai 34.72 dj lebih dari 50 % yaitu sebesar 64,86 %.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa data mengikuti sebaran distribusi multivariat normal. Maka dapat
disimpulkan pada pemeriksaan multivariat normal variabel mengikuti sebaran distribusi multivariat
normal, maka dapat dilakukan analisis selanjutnya.
5. Pengujian Asumsi :
27Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
2. Uji Kehomogenan Matrik Varian Kovarian
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel satu dengan yang lainnya memiliki
hubungan yang homogen. Dalam uji homogenitas digunakan statistic uji Box’s-M pada program
SPSS. Dari 8 Variabel dan 2 Kelompok yang sudah terbentuk maka diperoleh hasil :Test Results
Box's M 121.149
F Approx. 2.754
df1 28
df2 790.052
Sig. .000
Tests null hypothesis of equal
population covariance matrices.
Keputusan : tolak H0, karena nilai significance statistik
uji Box’s-M kurang dari α (0.05).
Karena hasil tidak homogen maka selanjutnya dilakukan transformasi box-cox pada variabel x1
sampai x8 agar dapat terpenuhi asumsi dari multivariat.
Setelah mendapatkan hasil transformasi, langkah selanjutnya menguji kembali homogenitas
digunakan statistic uji Box’s-M pada program SPSS. Berikut hasil dari uji Box’s-M :Test Results
Box's M 83.803
F Approx. 1.350
df1 36
df2 767.890
Sig. .085
Tests null hypothesis of equal
population covariance matrices.
Keputusan : Gagal tolak H0, karena nilai significance statistik uji Box’s-
M lebih besar dari α (0.05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa matriks varians-kovarians kelompok
I dan kelompok II homogen dan dapat dilakukan untuk analisis
selanjutnya.
28Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
6. Penyebab perceraian tahun 1996, tahun 1997 dan
tahun 2010.
Pengelompokkan menggunakan Analisis Cluster pada tahun 1996 dan pada tahun 1997 semua nya
menggunakan metode complete linkage. Pada penelitian ini semua asumsi terpenuhi, sehingga tidak
memerlukan transformasi data. Pengelompokkan perceraian pada tahun 2010 menggunakan metode ward
linkage dan hanya 2 kelompok. Berikut hasil pengelompokkan kabupaten/Kota pada tahun 1996, ahun
1997 dan tahun 2010:
Kel Kabupaten / Kota
1
Bangil, Bangkalan, Bawean, Blitar,
Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember,
Jombang, Kangean, Kraksaan,
Kab.Kediri, Kod.Kediri, Lamongan,
Lumajang, Kab.Madiun, Kod.Madiun,
Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk,
Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Pamekasan,
Pasuruan, Probolinggo, Sidoarjo,
Situbondo, Sumenep, Surabaya,
Trenggalek, dan Tulungagung.
2 Banyuwangi dan Tuban
3 Sampang
Kel Kabupaten / Kota
1
Bangil, Bangkalan, Bawean, Blitar,
Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember,
Jombang, Kangean, Kraksaan,
Kab.Kediri, Kod.Kediri, Lamongan,
Lumajang, Kab.Madiun, Kod.Madiun,
Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk,
Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Pamekasan,
Pasuruan, Probolinggo, Sidoarjo,
Situbondo, Surabaya, Trenggalek, Tuban
dan Tulungagung.
2 Banyuwangi dan Sampang
3 Sumenep
Kel Kabupaten / Kota
1
Bangil, Bawean, Bondowoso,
Madiun(kota), Magetan, Pamekasan
Probolinggo, Sampang, Sumenep.
2
Bangkalan, Banyuwangi, Blitar,
Bojonegoro, Gresik, Jember, Jombang,
Kangean, Kediri(Kab), Kediri(Kota),
Kraksaan, Lamongan, Lumajang,
Madiun(Kab), Malang(Kab),
Malang(Kota), Mojokerto, Nganjuk,
Ngawi, Pacitan, Pasuruan, Ponorogo,
Sidoarjo, Situbondo, Surabaya,
Trenggalek, Tuban, Tulungagung.
Tabel Pengelompokkan tahun 1996 : Tabel Pengelompokkan tahun 1997 : Tabel Pengelompokkan tahun 2010 :
1996 1997 2010
krisis akhlak,
penganiayaan, politis
dan gangguan pihak-3.
krisis akhlak,
Cemburu, Ekonomi,
Kawin dibawah umur,
Penganiayaan, dan
Gangguan pihak-3.
meninggalkan
kewajiban dan
variabel lain-lain.
29Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
PEMBAHASAN4
Dari Pengelompokkan diatas maka didapat Variabel Pembeda dari Setiap Tahun. Variabel Pembeda
tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel Variabel Pembeda setiap tahunnya:
Dapat dilihat Perbedaan Variabel Pembeda setiap tahunnya. Tetapi untuk tahun 1996 dan 1997 masih
ada variabel Pembeda yang sama dalam pengelompokkan Kabupaten/Kota berdasarkan penyebab
perceraian. Berbeda jauh dengan tahun 2010 hanya 2 variabel Pembeda dalam pengelompokkan.
KESIMPULAN DAN SARAN5
30Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Kesimpulan 5
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah:
1. Angka perceraian tertinggi diantara 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010
adalah Kabupaten banyuwangi yaitu sebesar 4.655 kasus perceraian dan angka terendah pada Kota
madiun yaitu sebesar 344 kasus perceraian. Faktor penyebab perceraian paling tinggi pada tahun
2010 dikarenakan variabel terus menerus berselisih dan paling rendah kedua yaitu variabel kawin
dibawah umur.
2. Pada penelitian ini diperoleh 2 kelompok Kabupaten/Kota dengan metode terbaik yaitu metode
ward linkage. Dari pengelompokkan tersebut diketahui 2 variabel pembeda yaitu variabel
meninggalkan kewajiban dan variabel lain-lain. Dari fungsi diskriminan yang terbentuk
Ketepatannya adalah 83,7% atau ketepatannya tinggi karena mendekati 100%.
3. Dari pengelompokkan pada tahun 1996, 1997 dan pada tahun 2010 didapatkan hasil yaiitu Variabel
pembeda pada tahun 1996 sebanyak 3 Variabel, pada tahun 1997 sebanyak 6 variabel sedangkan
pada tahun 2010 sebanyak 2 variabel.
31
Saran 5
Seminar Tugas Akhir - Surabaya, 14 Desember 2011
Sebaiknya pihak Pengadilan agama dalam menentukan daerah penyuluhan selain
berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ada juga dilakukan analisa data dari tahun
sebelumnya. Sehingga dalam memprioritaskan daerah yang disuluh lebih tepat. Selain
itu untuk materi penyuluhan lebih di fokuskan pada penyebab perceraian yang
mengakibatkan tingginya jumlah perceraian.
32
DAFTAR PUSTAKA
Proposal Tugas Akhir - Surabaya, 26 Oktober 2011
Chatfield, C. and Collins. A. J .1980. Introduction to Multivariate Analysis, Chapman and hall
in Assosiation with Methuen,Inc. 733 Third Avenve, New York.
Dillon, W. R, and Goldstein, M. (1984). Multivariate Analysis Methods and Aplication. John
Willey & Sons: Canada.
Febriani,Arief Surya. 1999. Studi Pengelompokan daerah tingkat II di Jawa Timur berdasarkan
faktor-faktor penyebab perceraian pada tahun 1996 dan 1997. Tugas Akhir Jurusan
Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya.
Iwan, Sugeng. “Pengasuh anak dalam keluarga”. Diunduh dari
http://id.wikipedia.org/wiki/keluarga. pada minggu, 25 September 2011, 18.00
Johnson, R.A and Winchern, D.W. (2002). Applied Multivariate Analysis, Third Edition.
Prentice Hall Inc:New Jersey.
Muchtar Natsir, et.all. 1980. “Pedoman Pegawai Pencatat Nikah”. PPN. Departemen Agama.
Jakarta.
Pengadilan Tinggi Agama Surabaya.2010. jumlah Perceraian di Jawa timur. Diunduh dari
website http://www.pta.surabaya.go.id, pada minggu, 19 September 2011, 17.26.
Soemiyati. 1986. “Hukum perkawinan Islam dan Undang-Undang perkawinan”. Liberty.
Yogyakarta.
Undang-Undang perkawinan tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah tentang perkawinan tahun
1975.
33
LOGO
top related