pengelolaan kualitas air untuk danau...
Post on 26-Dec-2019
25 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Puslit Limnologi
Depok, 17 Juli 2019
www.lipi.go.id
Pengelolaan Kualitas Air untuk Danau Prioritas
Permasalahan Danau
• Pencemaran akibat limbah dari kegiatanantropogenik baik di daerah tangkapan air (DTA) maupun di badan air
• Pendangkalan akibat alih fungsi lahan padaDTA yang memicu erosi dan sedimentasi
• Berkurangnya Keanekaragaman Hayati akibatekploitasi biota dan rusaknya habitat
15 Danau Prioritas I
• Danau Toba • Danau Maninjau • Danau Singkarak • Danau Kerinci • Danau Tondano • Danau Limboto • Danau Poso • Danau Tempe • Danau Matano • Danau Semayang Melintang Jempang • Danau Sentarum • Danau Sentani • Danau Batur • Danau Rawapening
Danau Maninjau
Danau Maninjau
Danau Maninjau Merupakan salah satu danau besar diSumatera (luas : 97.4 km2 )
Mempunyai fungsi penting sebagai sumber air untukpertanian, rumah tangga, area wisata, perikanan serta untukPLTA
D. Maninjau mengalami berbagai masalah kualitas air,sehingga di tetapkan sebagai danau prioritas untuk usahapemulihan (KLH, 2011)
Meski ditetapkan sebagai danau prioritas, ketersediaan datakualitas air masih sangat terbatas untuk keperluan monitoringdan evaluasi pengelolaan lingkungan danau
5
Kegiatan Monitoring Danau Maninjau 2017 - 2018
Lokasi
BAYUR
MANINJAU
S. BATANG
DM 7
PANDAN
MUKO-MUKO
DM 4
SIGIRAN
Lokasi Monitoring Kualitas Air Danau Maninjau
Deskripsi Lokasi Monitoring Kualitas Air Danau Maninjau
Parameter
In-situOksigen terlarut, pH, Suhu, Konduktivitas, Turbiditas,
Ek-situNitrit, Nitrat, Ammonium, TN, o-PO4, TP, Clorofil-a dan SS serta Plankton
0
10
20
30
40
50
60
Mei'05 Des'05 Mei'06 Agust'06 Nov'06 Mei'07 Jul'07 Agust'08 Des'08 April'09 Agust'09
Nila
i TSI
Car
lso
n's
19
77
Waktu sampling
DM 7
DM 4
DM Bayur
DM Intake
Mesotrofik
Eutrofik
Oligotrofik
Kondisi status trofik Danau Maninjau 2005-2009
0
10
20
30
40
50
60
70
80N
ilai I
nd
eks
TSI C
arls
on
's (
19
77
)
Bulan
Oligotrofik
Mesotrofik
Eutrofik ringan
Eutrofik sedang
Eutrofik berat
0
10
20
30
40
50
60
70
Jan'18 Aprl'18 Mei'18 Jun'18 Sept'18 Okt'18 Nov'18
Nila
i TSI
Car
lso
n's
Waktu Sampling
Status Trofik Tahun 2018
Oligotrofik
Mesotrofik
Eutrofik ringan
Eutrofik sedang
10
URAIAN KEGIATAN
A. Pemanfaatan Tanaman Air untuk Perbaikan Kualitas Air dengan Integrated Multi-trophic Aquaculture (IMTA)
B. Pengelolaan Kualitas Air melalui Teknologi Lahan BasahC. Pemodelan Hidrodinamika untuk Simulasi Perbaikan Kualitas Air DanauD. Pemodelan Daerah Tangkapan Air untuk Simulasi Perbaikan Kualitas Air DanauE. Pengembangan Environmental Monitoring and Warning System (E-MOST) untuk
Monitoring Kualitas Air Danau
Permasalahan:• Jumlah Keramba Jaring Apung (KJA)• Kualitas air• Kematian ikan
2018 – 2019 Kegiatan Prioritas Nasional Pusat PenelitianLimnologi: Teknologi Penyehatan Danau untuk mendukungbudi daya perikanan dan pariwisata
Sasaran:1. Meningkatkan status perairan dari eutrofik menjadi mesotrofik2. Budi daya perikanan alternatif pengganti KJA3. Restorasi habitat untuk pelestarian ikan asli danau Maninjau
Kegiatan :
Konservasi DTA restorasi sungai
inlet
outletNutrien, organik + karbon organik
Nutrien, organik + karbon organik
Model hidrologiSWAT
Operasional PLTA
CO2 alga zooplankton
CO2, CH4
CO2, CH4
Atmospheric fluxCO2, CH4
Model hidrodinamika
Simulasi model hidrodinamikauntuk peningkatan status trofikdanau berdasarkan :
Skenario tutupan lahan di DTATeknologi IMTA, lahan basah, lahan basah terapung, aerasiMonitoring kualitas air berkaladan monitoring online menggunakan Emost
1
IMTA, Budidayaperikananalternatifpengganti KJA
2
Kelestarian biota danau
3
Kelestariansumber daya air
3
Kerangka Kerja
Regulasi
KondisiSebenarnya
Implikasi Perhitungan Daya Tampung cenderung OVERESTIMATEPenentuan pembatasan beban ke danau belum objektif dan aplikatif
Model Eutrofikasi 2-dimensi berlapis
Mengapa diperlukan?
Metode perhitungan daya tampung perairan(Per.Men.LH No. 28/2009) menggunakan asumsi
completely mixed reactor (CMR).
Di danau/wadukbesar, perlu waktu
tahunan untukmencapai kondisi
CMR.
Laju transformasikimiawi dan biologis
pada umumnyaberskala jam atau
hari.
Sumber limbahorganik umumnya
berada di zona litoralyang memiliki arus
rendah.
Danau/waduk berada dibeberapa wilayah
administratifpemerintahan
Sumber limbah organikberada di beberapa
wilayah administratifpemerintahan
Model kualitas air
1. Model sistem nitrifikasi2. Model sistem fosfat3. Model sistem klorofil-a
Model Eutrofikasi 2-dimensi berlapis
Model hidrodinamika 2-D berlapis
1. Sub-model Termodinamika air2. Sub-model kepadatan air3. Sub-model arus air 2-D berlapis
Milestones:1. Identifikasi distribusi spasial arus, suhu, dan klorofil-a2. Identifikasi sumber beban influen penyebab eutrofikasi dan status latar3. Penentuan alokasi beban maksimal untuk peningkatan status trofik
12
3
Kondisi Pembatas Model:
Batimetri Danau Maninjau,
Beban nutrien masukan dari luar badan air:
aliran air sungai atau DAS
sumber titik yang berasal dari pemukiman dan komersil
Beban nutrien dari badan air danau:
Limbah budidaya ikan KJA
Kebutuhan oksigen dan pelepasan nutrien dari sedimen dasar danau
Debit aliran keluaran dari Danau Maninjau
Cuaca Danau Maninjau
Kalibrasi, Validasi, dan Simulasi
Simulasi tanpaKJA; beban darisungai sepertisaat ini
Simulasi tanpabeban sungai; beban dari KJA seperti saat ini
Online monitoring
DO
suhu
Jam 5 pagi Jam 14 siang
OnLine Monitoring System Limnologi LIPI
OnLine Monitoring System (olm.limnologi.lipi.go.id/)
TujuanMemberikan informasi ilmiah mengenaiproses yang terjadi di danau, antara lain hidrodinamika dan dinamika oksigen di permukaan danau
Instalasi OLM tahun 2014
Oksigen terlarut
Pemanfaatan data citra Landsat TM dan ETM+ untuk pemantauan perubahan kualitas air
di Danau Maninjau
22
PendahuluanData historis kualitas air danau sangat diperlukanuntuk melakukan monitoring dan pengukurankeberhasilan dalam mencapai tujuan pengelolaanlingkungan danau.
Keterbatasan waktu, tenaga, dan pendanaan adalahhambatan dalam melakukan pengukuran rutinkualitas air danau.
23
https://19january2017snapshot.epa.gov/www3/region9/waterinfrastructure/emsi.html
Continuous improvement
Secchi disk depth (SD)
Secchi disk depth (tingkat kecerahan air) adalah salahsatu parameter kunci dalam menilai kondisi perairandanau
SD mudah diukur dan dipahami, dan paling seringdigunakan untuk pengukuran kondisi limnologi (Carlson,1977).
SD mencerminkan keterkaitan antara partikel organic, in-organic dan organic particles, inorganic suspended solidsand humic color, yang mana sangat sensitive olehgangguan anthropogenic maupun perubahan lingkungan.
24
Remote sensing (Landsat TM & ETM+) untuk mendeteksi perubahan SD
- Resolusi spasial dan temporal yg baik (30 m dan 16 hari)
- Ketersediaan data yg cukup panjang (akhir 1980an ~ saat ini)
- Model empiric untuk estimasi sudah dikembangkan dandiaplikasikan di beberapa danau.
Tetapi;
- model yg ada perlu di re-kalibrasi dan hal ini memerlukan datain-situ yg cukup, sedangkan data yg ada sangat terbatas.
- Diperlukan model yg bersifat generik tanpa re-kalibrasi untukditerapkan pada data yg berbeda lokasi dan waktu (historik)
- Koreksi atmosfir sangat krusial dalam analisis data historis
25
Studi Estimasi SD menggunakan citra Landsat TM Authors Lokasi studi Koreksi atmosfir Tipe data Model Variable Rentang SD
Lathrop.,(1992)
Green Bay, Yellowstone Lakes,
USADOS Reflectance TM2/TM1 , TM3/TM1 0.5 m - 9 m
Lavery et al.,(1993)
Peel-Harvey Estuary, Australia
Dark pixel subtraction
Reflectance TM1/TM3 + TM3 0.25 m – 6.5 m
Cox et al.,(1998)
Catbawa Reservoir, Carolina, USA
Dark pixel haze correction
Reflectance TM3/TM1 0.3 m - 3.3 m
Giardiano et al., (2001)
Lake Iseo, ItalyDark pixel
subtraction (shadow)Reflectance TM1/TM2 3.5 m – 7 m
Kloiber et al.,(2002)
Minnesota, USA No DN TM1/TM3 + TM1 0.5 m – 5 m
Brezonik et al.,
(2005)Minnesota, USA No DN TM1/TM3 + TM1 0.15 m - 4.4 m
Olmanson et al., (2008)
Minnesota, USA No DN TM1/TM3 + TM1 0.15 m – 14.5 m
Zhao et al., (2011)
Lake Taihu and Surrounding River,
ChinaNo DN
TM1/TM3 + TM1 , Panchromatic
Sriwongsitanon et al (2011)
Lake Bung Boraphet, Thailand
6SMembandingkan
Reflectance tanpa dan dengan koreksi atmosfir
TM1/TM3 + TM1 0.37 m – 0.97 m
Bonansea et al.,
(2015)
Rı´o Tercero reservoir, Argentina
6SMembandingkan
Reflectance tanpa dan dengan koreksi atmosfir
TM1/TM3 + TM1 1.6 m – 6 m
Butt et al. (2015)
Rawal Lake, Pakistan
ATCOR in ERDAS Reflectance TM1/TM3 < 1 m
Olmanson et al (2016)
Minnesota, USA No DN TM1/TM3 + TM1 0.15 m - 8.8 m26
Tujuan
Berangkat dari permasalahan ketersediaan datakualitas air dan potensi citra Landsat makapenelitian ini bertujuan untuk :
- Membangun model yg bersifat generik untuk estimasi SDmenggunakan citra Landsat TM/ETM+
- Menyediakan data SD jangka Panjang D. Maninjauuntuk mendukung pengelolaan lingkungan danauyang lebih baik.
27
DataIn-situ SD dan citra untuk kalibrasi model
- SD dari 9 danau, dengan rentang 0.5m – 18.86 m
- 7 citra Landsat TM/ETM
Data untuk validasi model
- 74 data SD Danau Maninjau, dengan rentang0.5m- 5.8m
- 21 citra Landsat TM/ETM
28
7 Citra Landsat dari 9 danau untukKalibrasi model
Image date
Path RowsLandsat
GenerationLakes
Time window(days)
2011-07-06 127 60 5 TM Singkarak & Maninjau -14 & -15
2012-07-29 122 65 7 ETM+ Saguling 11
2013-03-13 111 59 7 ETM+ Tondano 5
2013-03-27 113 60 7 ETM+ Limboto 7
2014-03-30 129 58 7 ETM+ Toba 11
2014-07-19 122 65 7 ETM+ Jatiluhur 3
2014-10-08 113 62 7 ETM+ Matano & Towuti 1 & 0
29
21 Citra Landsat untuk Validasi model di Danau Maninjau
No. Image dateLandsat
GenerationTime
windowIn-situ SD (m)
min max Average
1 7/05/2001 7 ETM+ Same month 3.4 4 3.7
2 18/05/2002 7 ETM+ Same month 4.1 4.1 4.1
3 3/06/2005 5 TM Same month 5.1 5.8 5.5
4 4/12/2005 7 ETM+ Same month 1.8 2.4 2.1
5 29/05/2006 7 ETM+ Same month 5 5.5 5.3
6 12/08/2006 7 ETM+ Same month 2.25 5.8 4
7 24/05/2007 5 TM Same month 3.5 4.3 4.1
8 3/07/2007 7 ETM+ Same month 3.5 3.5 3.5
9 14/08/2008 5 TM Same month 2.75 3.2 3
10 29/05/2009 5 TM Same month 1.75 1.7 1.8
11 25/08/2009 7 ETM+ Same month 1.7 1.7 1.7
12 6/07/2017 7 ETM+ Same month 0.92 0.92 0.92
13 26/03/2012 7 ETM+ Same month 0.8 1.2 1
14 13/03/2013 7 ETM+ Same month 1.2 2 1.6
15 1/04/2014 7 ETM+ 20 days 2.1 2.1 2.116 8/03/2017 7 ETM+ - 9 days 0.5 0.6 0.817 12/06/2017 7 ETM+ Same day 1.15 1.6 1.918 6/01/2018 7 ETM+ -9 days 0.6 0.8 0.6819 28/04/2018 7 ETM+ Same day 0.75 1.15 0.8520 17/07/2018 7 ETM+ - 2 days 1.0 2 1.2321 19/09/2018 7 ETM+ Same day 1.45 1.56 1.49
30
Lokasi pengambilan data SD untuk Kalibrasi dan Validasi model
31
Lokasi pengambilan data SD untuk kalibrasi model
Lokasi pengambilan data SD untuk validasi model di Danau Maninjau
Water index calculation
File shpdanau
Landsat Images
subset
Median Filtering
DN to Radiance
Rayleigh Correction
Table of Xa, Xb, Xc
(1 year)
6S code
Aerosol Correction
Citra terkoreksiatmosfir
Gain & Bias coeff.
Pre-processing dan koreksi atmosfir citra Landsat TM
BQA*)
32
Metode
Citra terkoreksiatmosfir
In-situ SDdari 9 danau
Regression/ multiple regression
Pembuatan dan pemilihan model estimasi SD
Corresponding 3 by 3 pixel
Ln (SD) = a + b band ratioLn (SD) = a + b band ratio + c single bandLn (SD) = a + b band ratio + c band ratio…Dimana; a,b and c adalah koefisien model
33
74 In-situ SDdari Danau Maninjau
Estimasi SD
Rekomendasimodel
Uji akurasi
Kalibrasi model Validasi model
34
Hasil dan PembahasanPerlunya filtering pada citra Landsat TM
Tanpa filtering vertical coherent noise nyata terlihat, mengikuti methode filtering dari Nichol and Vohora (2002), data menjadi lebih smooth tanpa kehilangan pola spasialnya.
35
Koreksi atmosfir2 komponen efek atmosfir utama; Rayleigh dan Aerosol- Rayleigh dikoreksi dengan menggunakan 6S code (radiative transfer model)- Nilai minimum band_4, band_5 digunakan untuk mengoreksi efek Aerosol
pada permukaan danau.
Kelebihan : tidak diperlukan informasi tambahan untuk melakukan koreksi
Dari seluruh kombinasi band dan band rasio, 15 modeldenga nilai R2> 0.9 and RMSE <2.5 m akan diuji menggunakan
data Danau Maninjau
name RMSE (m) MNB (%) NMAE (%)
A0 1.6 10.1 34.70
B0 2.1 16.6 50.70
A1 0.8 4.4 25.00
A2 0.8 5.4 24.30
A3 0.9 6.6 27.20
B1 1.9 12.5 46.70
B2 1.9 13.9 49.40
B3 2 15.8 50.30
AB 1.6 10.2 34.60
AC 1.4 10.2 34.30
AE 1.3 8.6 30.50
AF 1.3 9.9 33.70
BC 2 13 42.00
BD 2.2 16.7 51.10
BF 2.1 14.4 45.20
R2equation, Ln SD =
-1.18 + 3.45(TM1/TM2) - 2.67(TM3/TM2) 0.946
-4.84 + 3.37(TM1/TM2) + 1.26(TM2/TM3) 0.957
-3.05 + 3.80(TM1/TM2) - 0.16(TM3/TM1) 0.916
-4.17 + 2.22(TM1/TM3) + 0.96(TM2/TM1) 0.974
-3.94 + 2.00(TM1/TM3) + 1.89(TM3/TM2) 0.974
-2.49 + 1.76(TM1/TM3) + 0.12(TM1/TM2) 0.971
-1.80 + 1.95(TM1/TM3) - 0.53(TM2/TM3) 0.973
-3.71 + 4.18(TM1/TM2) + 7.18(TM3) 0.912
-3.85 + 2.24(TM1/TM3) + 25.83(TM3) 0.982
-4.43 + 3.94(TM1/TM2) + 30.99(TM1) 0.919
-4.47 + 4.52(TM1/TM2) + 14.93(TM2) 0.915
-4.36 + 1.87(TM1/TM3) + 49.01(TM1) 0.985
-4.48 + 2.33TM1/TM3) + 28.22(TM2) 0.983
-2.45 + 1.81(TM1/TM3) 0.971
-3.29 + 3.93(TM1/TM2) 0.914
Kalibrasi modelKoefisien model estimasi SD dan akurasi-nya
Uji akurasi 15 model terpilih pada Danau Maninjau (N= 74)
Model dengan TM1/TM3 cenderung over-estimate untuk D. Maninjau
Nilai parameter statistik15 model menggunakan data Danau Maninjau (N=74)
Model BF mempunyai nilai R2 dan slope paling baik
Data SD Danau Maninjau (1987-2018) dari citra Landsat TM menggunakan model BF
Model BFN = 230
39
- Dari 302 citra yg ada, hanya 230 citra yg mempunyai >50% ‘clear pixel’ pada permukaan danau
- Model BF bersifat generik dan bisa digunakan untuk citra historis- Model BF dengan input dari citra Landsat TM dapat menangkap perubahan
kondisi kualitas air di Danau Maninjau- Trend perubahan SD dari model (garis merah) mempunyai pola yg hampir
serupa dengan trend hasil pengukuran lapangan (garis biru)
• SD hasil dari model
• SD pengukuran lapangan
1926, SD = 6.5 m (Ruttner, 1931)
1926
SD = 3.2 m (Lehmusluoto, 1997)
Heavy alga bloom
pembukaan pintu air
Self Recovery?SD membaik
Pertambahankaramba yg masiv, SD menurun
Efek dariproduksi ikan, SD menurun
Fluktuasi SD jangka panjang di danau Maninjau dan faktor yg mungkin terkait
40
Self Recovery?SD membaik
Blooming Alga di D. Maninjau
41
Kesimpulan
- Model estimasi SD yg di rekomendasikan dari studiini bersifat generik sehinga dapat digunakan untukcitra dengan lokasi dan tanggal perekaman ygberbeda.
- Citra Landsat TM dapat di manfaatkan untukmenangkap fluktuasi kualitas air D. Maninjau yang terindikasi sangat sensitif terhadap faktorantropogenik.
- Estimasi SD dari citra Landsat dapat mengisikekosongan data monitoring kualitas air untukmembantu pengelolaan danau yg lebih baik
42
•
• Danau Toba telah ditetapkan menjadi kawasan pariwisata berskala dunia melalui Peraturan Presiden No. 81 tahun 2014. Selain itu, status trofik Danau Toba telah ditetapkan sebagai oligotrofik melalui Keputusan Gubernur No. 188.44/209/KPTS/2017. Hal ini menjadi penting mengingat kualitas perairan danau yang terus mengalami penurunan dan bertolak belakang dengan tujuan pemerintah.
• Beberapa permasalahan yang perlu dikaji yaitu:
• Apakah penyebab utama perubahan status trofik di Danau Toba?
• Sejauh mana pengaruh KJA terhadap status trofik Danau Toba?
• Dimana dan berapa petak KJA agar status trofik Danau Toba sesuai regulasi yang berlaku?
Danau Toba (danau vulkanik)
Nomor
Desa
KJA
DESAJumlah KJA
(Petak)
1 Haranggaol 5969
2 Purba Harison 110
3 Tigaras 68
4 Sipolha Horison 8
5 Sibaganding 1025
6
Pardamean
Ajibata 17
7 Sibuntuon 16
8 Lumban Binanga 19
9 Simangulampe 54
10 Marbun 70
11 Tipang 265
12 Huta Namora 21
13 Pintu Sona 4
14 Tanjung Bunga 259
15 Silalahi II 813
16 Silalahi I 379
17 Paropo 335
18 Kodon-Kodon 814
19 Ujung Saribu 16
20 Nagori Purba 64
21 Nagori Sihalpe 29
22
Simanindo
Sangkal 54
23 Urat Timur 2
Total 10411
Peta Sebaran Zona KJA Milik Masyarakat
Nomor
Zona
KJA
DESA
Jumlah
KJA
(Petak)
1 Tigaras 33
2
Pem. Tambun
Raya 48
3 Sibaganding 358
4 Sigapiton 17
5 Pardamean Sibisa 203
6 Sibaruang 9
7 Sitamiang 1
8 Parbalohan 80
9 Tomok 178
Total 927
Peta Sebaran Zona KJA Milik Perusahaan
1. Area-area tertentu di Danau Toba yang telah mengalamieutrofikasi umumnya merupakan area wisata. Berdasarkanhasil kajian dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI, untukmenjaga mutu estetika area wisata tersebut disarankanpembatasan jumlah petak KJA tiap segmen sehingga perairandi sekitar area KJA tersebut oligotrofik.
2. Jumlah petak KJA per segmen maksimum dari setiap area telah dihitung dan dapat dijadikan rujukan dalam perumusankebijakan terkait pengelolaan Danau Toba berbasis dayadukung ekosistem.
Rekomendasi
RekomendasiAlokasi Jumlah KJA Masyarakat untuk Mencapai Status Oligotrofik
Rekomendasi KJA di Desa Haranggaol
RekomendasiAlokasi Jumlah KJA Milik Perusahaan untuk Mencapai Status Oligotrofik
•
• Saat ini layanan ekosistem D. Tempe di bidang ikan tangkapan dilaporkan telah menurun, sehingga menjadi salah satukriteria pemerintah untuk menetapkan D. Tempe sebagai salah satu danau prioritas nasional.
• Beberapa permasalahan yang perlu dikaji yaitu:
• Mengapa layanan ekosistem D. Tempe di sektor perikanan menjadi turun ?
• Bagaimana revitalisasi D. Tempe yang sesuai dengan daya dukung ekosistem rawa banjiran?
• .
Permasalahan
Danau Tempe (danau paparan banjir)
Alternatif revitalisasi
• Alternatif 1 : elevasi dasar genangan permanen -1, zona pengerukan di 3, 4 dan 5, volume pengerukan 23.890.596,8 m3,
• Alternatif 2 : elevasi dasar genangan permanen -2, zona pengerukan di 4 dan 5, volume pengerukan 20.640.587,2 m3
• Alternatif 3 : elevasi dasar genangan permanen -1, zona pengerukan di 4 dan 5, volume pengerukan 12.286.402,4 m3
Rekomendasi revitalisasi
• alternatif 1 direkomendasikanuntuk diimplementasikan:
• luas genangan tidak permanen menjadi 10.640 Ha dan genangan permanen 7.420,8 Ha dengan volume masing-masing 73.800.000 m3 dan 146.304.488 m3. Ratio Atp/Ap dan Vtp/Vp adalah 1,43 dan 0,5 sesuai dengan pembatas empirik hidromorfologi D. Tempe.
•
• Keunikan Danau Matano telah menjadi perhatian dunia sebagai hotspot konservasi biologi di kawasan Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi Taman Wisata Alam sertalaboratorium alam untuk mempelajari evolusi biologi. (Crowe et al, 2008, KepMen No. 274/Kpts/Um/1979). Disamping itu, pemerintahtelah menetapkan Danau Matano sebagai salah satu danau prioritasnasional agar dilestarikan dan terjaga dari kerusakan. Oleh karena ituDanau Matano perlu dikelola dengan baik yaitu dengan menjagastabilitas subsistem zona litoral agar layanan ekosistem Danau Matanolestari. Untuk mewujudkan hal itu perlu diketahui:
• · Bagaimana karakteristik ekosistem biota endemik di Danau Matano ?• · Sejauh mana ancaman terhadap ekosistem biota endemik ?
Permasalahan
Danau Matano (danau tektonik)
• keberadaan ikan louhan menjadi ancaman hilangnya populasi ikan endemik, putusnya sistem rantai makanan dan terganggunya stabilitas ekosistem Danau Matano.
• area-area dengankonsentrasi TSS lebih dari0,13 mg/l, penetrasi cahayamatahari telah menyusuthingga menjadi kurang dari15 m atau dasar zona litoralmenjadi gelap dan terjadiakumulasi sedimen di dasarzona litoral.
Ancaman
Ancaman fisik
Ancaman biologi
Rekomendasi• Danau Matano merupakan danau
purba, dicirikan oleh endemisitasbiota yang tinggi, terbentuk dariproses tektonik, dan memiliki zonalitoral sempit. Diperlukanpengelolaan berbasis daya dukungekosistem untuk mempertahankankeunikan Danau Matano dariancaman biologis maupun fisikmelalui pengendalian biota invasif, penetapan beban masukansedimen sebesar ≤ 25 kg/hari darisetiap sungai yang masuk sertamempertahankan kelestariantumbuhan riparian dan tumbuhanlainnya di wilayah sempadan.
Area habitat (zona litoral)
Wilayah DAS yang Harus Dikelola untuk Menurunkan MasukanSedimen ke Perairan ≤25 kg/hari.
TERIMAKASIH
top related