pengaruh aktivitas antropogenik terhadap kualitas air

14
Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587 1 Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air, Sedimen dan Moluska di Danau Maninjau, Sumatera Barat. Muhamad Suhaemi Syawal 1* , Yusli Wardiatno 2 , Sigid Hariyadi 2 1 Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Perairan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680. 2 Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680. E-mail: [email protected] ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh pencemaran dari lingkungan antropogenik terhadap kondisi kualitas air, sedimen dan moluska di perairan Danau Maninjau. Danau Maninjau adalah salah satu danau yang terletak di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Tipe danau ini adalah danau tekno vulkanik yang terbentuk oleh aktivitas vulkanik. Isu pencemaran air danau merupakan isu utama dalam pemanfaatan dan pengembangan kawasan danau, di daerah manapun. Kegiatan penduduk di sekitar danau yang cenderung bersifat produktif pada umumnya otomatis menghasilkan limbah buangan hasil proses produksi. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) kali dari bulan Maret-September 2015 di 7 (tujuh) titik lokasi muara sungai di sekitar D. Maninjau yang berpotensi masuknya bahan pencemar. Hasil yang diperoleh menunjukkan konsentrasi rata-rata TP pada air berkisar 0,0245-0,2117 mg L -1 ; TN 0,5085-1,2292 mg L -1 ; O-PO 4 0,0206-0,2241 mg L -1 dan NO 3 0,0841-1,0618 mg L -1 . Kandungan logam rata-rata pada sedimen Fe 1,1733-3,5733 mg kg -1 ; Pb 0,0037-11,230 mg kg -1 ; Cd 0,0050-0,0193 mg kg -1 ; Hg 0,00056-0,05914 mg kg -1 ; dan Cr tidak terdeteksi atau dibawah 0,004 mg kg -1 . Sementara untuk rata-rata logam berat pada moluska Fe 0,04- 0,948 mg kg -1 ; Pb 0,002-4,17 mg kg -1 ; Cd 0,013-1,032 mg kg -1 ; Cr 0,040-0,098 mg kg -1 ; dan Hg 0,0004-0,1062 mg kg -1 . Dari hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan ada dugaan telah terjadi pencemaran logam berat pada sedimen dan moluska di muara-muara sungai yang masuk langsung ke badan perairan Danau Maninjau. Kata kunci :antropogenik, danau maninjau,kualitas air, moluska, sedimen, ABSTRACT Has conducted research with the aim to study the effect of anthropogenic pollution of the environment on the condition of water quality, sediment and molluscs in the waters of Lake Maninjau. Maninjau is one lake located in Agam regency of West Sumatra.Type this lake is techno volcaniclake formed by volcanic activity.The issue of pollution of the lake water is a major issue in the utilization and development of the area of the lake, in any area. Activity of the population around the lake tends to be productive in general automatically generates waste from the production process results. This study was conducted over three (3) times from March-September 2015 in seven (7) locations of river estuaries around D. Maninjau potential influx of contaminants.The results showed the average concentration of TP in water ranging from 0.0245 to 0.2117 mg L -1 ; TN 0.5085 to 1.2292 mg L -1 ; O- PO 4 from 0.0206 to 0.2241 mg L -1 and NO 3 0.0841 to 1.0618 mg L -1 . The average metal content in the sediment Fe 1.1733 to 3.5733 mg kg -1 ; Pb 0.0037 to 11.230 mg kg -1 ; Cd 0.0050 to 0.0193 mg kg -1 ; 0.00056 to 0.05914 mg Hg kg -1 ; and Cr undetectable or below 0.004 mg kg -1 . As for the average heavy metals in mollusks Fe 0.04 to 0.948 mg kg -1 ; Pb 0.002 to 4.17 mg kg -1 ; Cd 0.013 to 1.032 mg kg -1 ; Cr 0.040 to 0.098 mg kg -1 ; and Hg from 0.0004 to 0.1062 mg kg -1 . From the analysis of the data obtained showed no allegation has been going on heavy metal pollution in the sediment and molluscs in a river estuary that goes directly into the water body of Lake Maninjau. The purpose of this study was to examine the influence of anthropogenic pollution of the environment on the condition of water quality, sediment and molluscs in the waters of Lake Maninjau Keywords: anthropogenic, Lake Maninjau, molluscs, sediment, water quality

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

1

Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air, Sedimen dan Moluska di DanauManinjau, Sumatera Barat.

Muhamad Suhaemi Syawal1*, Yusli Wardiatno2, Sigid Hariyadi2

1Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Perairan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor,Kampus

IPB Dramaga, Bogor 16680. 2Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680.

E-mail: [email protected]

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh pencemaran dari lingkunganantropogenik terhadap kondisi kualitas air, sedimen dan moluska di perairan Danau Maninjau. DanauManinjau adalah salah satu danau yang terletak di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Tipe danau iniadalah danau tekno vulkanik yang terbentuk oleh aktivitas vulkanik. Isu pencemaran air danaumerupakan isu utama dalam pemanfaatan dan pengembangan kawasan danau, di daerah manapun.Kegiatan penduduk di sekitar danau yang cenderung bersifat produktif pada umumnya otomatismenghasilkan limbah buangan hasil proses produksi. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) kali daribulan Maret-September 2015 di 7 (tujuh) titik lokasi muara sungai di sekitar D. Maninjau yangberpotensi masuknya bahan pencemar. Hasil yang diperoleh menunjukkan konsentrasi rata-rata TPpada air berkisar 0,0245-0,2117 mg L-1; TN 0,5085-1,2292 mg L-1; O-PO4 0,0206-0,2241 mg L-1 danNO3 0,0841-1,0618 mg L-1. Kandungan logam rata-rata pada sedimen Fe 1,1733-3,5733 mg kg-1; Pb0,0037-11,230 mg kg-1; Cd 0,0050-0,0193 mg kg-1; Hg 0,00056-0,05914 mg kg-1; dan Cr tidakterdeteksi atau dibawah 0,004 mg kg-1. Sementara untuk rata-rata logam berat pada moluska Fe 0,04-0,948 mg kg-1; Pb 0,002-4,17 mg kg-1; Cd 0,013-1,032 mg kg-1; Cr 0,040-0,098 mg kg-1; dan Hg0,0004-0,1062 mg kg-1. Dari hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan ada dugaan telah terjadipencemaran logam berat pada sedimen dan moluska di muara-muara sungai yang masuk langsung kebadan perairan Danau Maninjau.

Kata kunci :antropogenik, danau maninjau,kualitas air, moluska, sedimen,

ABSTRACTHas conducted research with the aim to study the effect of anthropogenic pollution of the environmenton the condition of water quality, sediment and molluscs in the waters of Lake Maninjau. Maninjau isone lake located in Agam regency of West Sumatra.Type this lake is techno volcaniclake formed byvolcanic activity.The issue of pollution of the lake water is a major issue in the utilization anddevelopment of the area of the lake, in any area. Activity of the population around the lake tends to beproductive in general automatically generates waste from the production process results. This studywas conducted over three (3) times from March-September 2015 in seven (7) locations of riverestuaries around D. Maninjau potential influx of contaminants.The results showed the averageconcentration of TP in water ranging from 0.0245 to 0.2117 mg L-1; TN 0.5085 to 1.2292 mg L-1; O-PO4 from 0.0206 to 0.2241 mg L-1 and NO3 0.0841 to 1.0618 mg L-1. The average metal content in thesediment Fe 1.1733 to 3.5733 mg kg-1; Pb 0.0037 to 11.230 mg kg-1; Cd 0.0050 to 0.0193 mg kg-1;0.00056 to 0.05914 mg Hg kg-1; and Cr undetectable or below 0.004 mg kg-1. As for the averageheavy metals in mollusks Fe 0.04 to 0.948 mg kg-1; Pb 0.002 to 4.17 mg kg-1; Cd 0.013 to 1.032 mgkg-1; Cr 0.040 to 0.098 mg kg-1; and Hg from 0.0004 to 0.1062 mg kg-1. From the analysis of the dataobtained showed no allegation has been going on heavy metal pollution in the sediment and molluscsin a river estuary that goes directly into the water body of Lake Maninjau. The purpose of this studywas to examine the influence of anthropogenic pollution of the environment on the condition of waterquality, sediment and molluscs in the waters of Lake Maninjau

Keywords: anthropogenic, Lake Maninjau, molluscs, sediment, water quality

Page 2: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

2

I. PENDAHULUAN

Danau Maninjau adalah salah satudanau yang terletak di Kabupaten AgamSumatera Barat. Tipe danau ini adalahdanau tekto vulkanik yang terbentuk olehaktivitas vulkanik. Danau Maninjaumerupakan salah satu danau dari 15 danauprioritas di Indonesia yang memilikiberbagai fungsi yang sangat strategis danmenguntungkan bagi masyarakat disekitardanau yaitu sebagai pembangkit listriktenaga air, pariwisata, sumber air irigasiserta kegiatan sektor perikanan yangsangat meningkat dari tahun ke tahun(Suwanto et al. 2011). Di kawasan D.Maninjau terdapat 88 buah sungai besardan kecil dengan lebar maksimum 8 meteryang mengalir disepanjang daerah aliransungai(DAS) dan bermuara ke danau.Kebanyakan dari sungai tersebut (61,4%)kering pada waktu musim kemarau,sedangkan sungai-sungai yang berairsepanjang tahun hanya 34 buah sungaiyang mengalir dengan debit yang relatifkecil (Fakhrudin et al. 2002).

Tingginya aktivitas di sekitardanau serta yang terjadi di perairan danau,merupakan sumber masukan bahanpencemar utama yang perlu memperolehperhatian dari berbagai pihak. Hal inidisebabkan beragamnya sumber bahanpencemar tersebut masuk kedalam perirandanau tanpa dapat terakumulasi di dalamdanau. Sumber bahan pencemar tersebutantara lain berasal dari kegiatanmasyarakat di sekitar hulu sungai, dari

permukiman dan dari kegiatan yangberlangsung di badan perairan danau itusendiri. Jenis bahan pencemar utama yangmasuk ke perairan danau terdiri darilimbah organik, residu pestisida, anorganikdan bahan-bahan lainnya yang secara cepatatau lambat masuk ke badan perairandanau yang akan terendap pada sedimenyang tentunya akan mencemari perairandan hewan bentik danau tersebut(Kumurur 2002).

Metcalf dan Eddy (2002)menambahkan air buangan tersebut berasaldari air yang digunakan pada berbagai

kegiatan manusia sehingga terdapatperubahan karakteristik air. Rump (1999)menerangkan lebih lanjut bahwaperubahan karakteristik tersebut berupaperubahan komposisi air setelah digunakanoleh manusia. Perubahan komposisitersebut akibat masuknya substansi unsuryang langsung dapat terdegradasi, unsuryang tidak langsung dapat terdegradasi,nutrisi untuk organisme autotrof, logamberat, garam, air buangan panas danorganisme patogen. Unsur-unsur tersebutbila masuk ke badan air dapat memberikanpengaruh pada kehidupan organismeakuatik dan manusia, sehingga kehidupanorganisme dan manusiaterganggu.Disamping itu berbagai aktivitaspenduduk yang ada di sempadan danau,seperti permukiman, perhotelan, pertaniandan peternakan merupakan sumber bahanpencemar yang masuk ke perairan danau.

Kegiatan di badan perairan danau, berupapembudidayaan ikan dengan teknikkeramba jaring apung (KJA) jugamerupakan sumber limbah yang potensial

mencemari perairan danau. Pengaruhtersebut diakibatkan oleh limbah pakandan bahan pemberantas hama perikanan.Bila hal ini dilakukan terus menerushingga konsentrasinya melebihi ambangbatas, tidak diragukan lagi akanmencemari dan meracuni biota di perairandanau tersebut.

Keberadaan bahan pencemartersebut dapat menyebabkan terjadinyapenurunan kualitas perairan danau,

sehingga tidak sesuai lagi dengan jenisperuntukannya sebagai sumber air baku

air minum, perikanan, pariwisata dansebagainya. Selain itu, tingginya masukan

bahan pencemar dari atropogenik dapatmenyebabkan hilangnya keanekaragamanhayati, khususnya spesies endemik danautersebut (Kumurur, 2002). Nilai pentinglainnya dari keberadaan D. Maninjauadalah adanya jenis ikan endemik, yakniikan bada (Rasbora argyrotaenia) yangmempunyai nilai ekonomis yang tinggi.Keberadaan ikan-ikan tersebut didugasudah semakin terancam akibat

Page 3: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

3

meningkatnya beban pencemaran yangmasuk ke badan air danau, sehinggamenyebabkan kualitas perairan danausemakin menurun. Pencemaran perairandanau tidak hanya dapat menimbulkan

kerugian secara ekonomis dan ekologisberupa penurunan produktivitas hayati

perairan, tetapi juga dapat membahayakankesehatan bahkan lambat laun dapat

menyebabkan kematian manusia yangmemanfaatkan perairan danau untukmemenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuandari penelitian ini adalah untuk mengkajipengaruh pencemaran dari lingkunganantropogenik di perairan Danau Maninjau

II. METODE PENELITIAN

Danau Maninjau secaraadministrasi termasuk ke dalam wilayahKecamatan Tanjung Raya Kabupaten

Agam, Secara geografis wilayah initerletak pada 00o17’ – 07.04’’ LS dan100o – 09’58.0” BT dengan ketinggian461,5 meter di atas permukaan laut.Proses terbentuknya Danau Maninjaumerupakan danau vulkanis, yaitu berasaldari letusan gunung berapi.Arah bagianselatan danau, kedalaman semakin tinggidengan lereng (slope) yang semakincuram. Pengambilan contoh air, sedimendan moluska serta pengukuran kualitas airdilakukan selama 3 (tiga) kali dari bulanMaret-September 2015 di 7 (tujuh) titiklokasi muara sungai-sungai di sekitarDanau Maninjau yang berpotensimasuknya bahan pencemar dariantropogenik (Gambar 1 dan Tabel 1).

Pengukuran langsung dilapanganmeliputi suhu, oksigen terlarut (DO),konduktivitas, turbiditas dan totaldissolved solid (TDS) denganmenggunakan alat Water Quality Checker-Horiba U 20. Contoh air untuk parametertotal fosfat (TP), total nitrogen (TN),ortofosfat (O-PO4), dan nitrat (NO3)diambil sebanyak 250 ml dan disimpanpada suhu 4ºC. Contoh air untuk parameterlogam berat besi (Fe), timbal (Pb),kadmium (Cd), total khromium (T-Cr) dan

total merkuri (T-Hg) dimasukkan kedalambotol gelas yang diawetkan denganmenambahkan asam sulfat (H2SO4)hinggapH 2. Sedimen permukaan diambilmenggunakan Ekman grab samplersebanyak ± 1500 gram berat basah dandimasukan ke dalam kantong plastik untukselanjutnya dikeringkan dalam oven 30oCuntuk selanjutnya dianalisis konsentrasilogam beratnya. Contoh moluska diambilmenggunakan Ekman grab dan dipisahkandari sedimen yang selanjutnyadiidentifikasi jenisnya dan disimpandidalam wadah yang sudah diberi formalin5% atau alkohol 10 %. Kemudian diambilseluruh isi bagian dalam dari masing-masing jenis moluska tersebut dandikeringkan menggunakan oven pada suhu30 oC. Jenis moluska yang dianalisiadalah moluska yang mempunyai nilaiekonomis atau sering dikonsumsi olehmasyarakat setempat, seperti (Corbiculamoltkiana, Prime 1878, Melanoides sp.dan Bivalvia violacea) yang dalam bahasalokal biasa disebut Pensi, Langkitang danlokan). Seluruh kegiatan analisis contohdilakukan di Laboratorium Hidrokimia,Pusat Penelitian Limnologi-LIPI Cibinongberdasarkan metode standar dari APHA-AWWA (2012).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Distribusi nilai Kualitas Air

Hasil pengukuran kualitas airdilapangan menunjukkan bahwa rata-ratapengukuran suhu air berkisar antara 21,03– 23,26 °C. Suhu terendah terdapat di St 6(Pandan) dan tertinggi di St. 1 (Muko-muko) dan nilai range tertinggi terdapatpada St. 3 (Muaro Talao). Kisaran suhu airtersebut bersifat normal untuk kehidupanhewan atau moluska air tawar. Suhumerupakan faktor penting yangmempengaruhi kehidupan hewan-hewanair termasuk moluska. Tingkat respirasiakan semakin menurun seiring denganpeningkatan nilai kekeruhan dankonduktivitas.

Page 4: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

4

Nilai derajat keasaman (pH) dapatmempengaruhi spesiasi senyawa kimia dantoksisitas dari unsur-unsur renik yangterdapat di perairan, sebagai contoh H2Syang bersifat toksik banyak ditemui diperairan tercemar dan perairan dengannilai pH rendah. Selain itu, pH jugamempengaruhi nilai Oksigen, fosfat,nitrogen dan nutrien lainnya (Dojildo &Best, 1992). Pada penelitian ini nilai pHyang diperoleh berkisar 7,44-8,69. NilaipH terendah terdapat di St. 1 (Muko-muko) dan tertinggi di St. 2 (Talao Tubo).Nilai range tertinggi untuk pH terdapatpada St. 5 (Bayur) (Tabel 2). Padaumumnya hewan bentik dan moluskadapat hidup pada pH yang berkisar 5,7 –8,4. Tidak terdapat perbedaan yang besarpada masing-masing stasiun pengamatan.Hal ini menunjukkan bahwa pH di muarasungai D. Maninjau masih memenuhi bakumutu untuk kehidupan biota yang beradadidalam perairan tersebut.

Namun apabila pada perairan tawarnilai pH dibawah 5 maka kondisi hewanbentik termasuk moluska secara bertahapdapat kehilangan bobot hingga sampai kekematian. Sementara menurut Cahyono(2000) ikan nila dapat hidup normal padanilai pH berkisar 6 – 8,5. Nilai Turbiditasatau kekeruhan pada saat pengukuranlangsung dilapangan menunjukkan nilaiberkisar 65.4– 326 NTU. Nilai turbiditasterendah terdapat di St. 5 (Bayur) dantertinggi di St 7 (Pandan). Nilai rangetertinggi untuk Turbiditas terdapat pada St.7 (Pandan) dan nilai range terendah padaSt. 2 (Talao Tubo) (Tabel 2). Hal inididuga karena pada lokasi di St. 7(Pandan) tingginya aktifitas masyarakat dihulu sungai, seperti pertanian dan aktifitasmasyarakat di sempadan sungai yangsering digunakan sebagai tempatpembuangan sampah dan juga per-bengkelan.

Kekeruhan yang terjadi padaperairan tergenang seperti danau lebihbanyak disebabkan oleh bahan tersuspensiberupa koloid dan parikel-partikel halus.Kekeruhan yang tinggi dapat

mengakibatkan terganggunnya sistemosmeregulasi seperti pernafasan dan dayalihat organisme akuatik serta dapatmenghambat penetrasi cahaya ke dalamair. Menurut Koesoebiono (1979),pengaruh kekeruhan yang utama adalahpenurunan penetrasi cahaya secaramencolok, sehingga aktivitas fotosintesisfitoplankton dan alga menurun, akibatnyaproduktivitas perairan menjadi turun.

Hasil keragaman nilai terhadapkualitas air dapat dilihat pada Tabel 4.Nilai yang memiliki keragaman terbesaradalah suhu air dengan nilai range sebesar3,04 yang berarti bahwa suhu air memilikinilai yang berubah-ubah cukup tinggi padasetiap lokasi. Hal ini diduga disebabkanoleh faktor waktu pengambilan contohyang tidak seragam atau bersamaanwaktunya. Suhu air, untuk setiap stasiuncendrung tidak terjadi variasi yangsignifikan (suhu rata 22,02 ± 1.19).Artinya secara spasial variasi suhu tidakterlihat signifikan. Walaupun suhu tidakbervariasi secara signifikan untuk setiapstasiun, akan tetapi suhu total yangditunjukkan cukup dingin. Hal ini dapatmerujuk adanya potensi D. Maninjau dapatmengalami Upwellingyangdidasari padadugaan kondisi permukaan air yang cukupdingin dibandingkan bagian dalam airsehingga arus dalam air menjadi aktif.Resiko dari kejadian ini yakni perairanmengalami pencampuran yang membawamaterial beracun yang berasal dari bawahbadan air. Derajat keasaman (pH) yangtinggi ditunjukkan pada St. 2 (Talao Tubo)yang mengarah pada suasana basa. KasuspH air menjadi basa di suatu perairansangat berkaitan pada Bahan-bahandeterjen yang mengandung gugusHidroksil. Gugus hidroksil (OH) diperairan merupakan bahan hasilpenyabunan dari limbah domestikdisekitarnya. Situasi ini cukup berkorelatifterhadap pemukiman di Talao Tubo yangtinggi.

Daerah Pandan (St. 7) mewakilikondisi terpaparnya bahan organik yangtinggi hal ini terlihat pada nilai ORP

Page 5: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

5

(202,33 ± 14,22), konduktivitas (0,03 ±0.002), turbiditas (326,4 ± 178,85) danTDS (22 ± 1). Dasar paparan organik diperairan teridentifikasi pada ORP tinggikemudian disusul dengan tingkatkonduktivitas perairan yang rendah. Halini sangat logis karena materi organikmenghambat hantaran transportasi elektronpada mineral yang ada di air sehinggakecendrungannya adalah perairan bersifatnon polar. Cemaran bahan organik tinggijuga didukung oleh total padatan terlarut(TDS) yang rendah dan mengansumsimineral yang terlarut mengalamipengendapan atau membentuk koloid.Bukti adanya hal tersebut juga didukungoleh turbiditas atau kekeruhan tinggi(326,4 ± 178,85). Gejala adanya cemaranorganik tinggi di daerah ini bisadireferensikan bahwa lokasi ini memilikiaktivitas umum seperti pasar dan sekaligusmenjadi pusat pemukiman. Kondisioksigen terlarut sebenarnyamenggambarkan di seluruh lokasi masihcukup baik dengan rata total DO (7.67 ±0.66) dan variasi tidak terlalu tinggi (Tabel2).

3.2. Distribusi konsentrasi Nitrat, TotalNitrogen, Ortofosfat dan Total Phospat

Konsentrasi nitrit di perairanbiasanya berada dalam konsentrasi relatifkecil, bila dibandingkan dengansenyawaan nitrogen lainnya. Keadaan inidikarenakan senyawaan nitrit berada padafase pertengahan proses nitrifikasi,denitrifikasi dan asimilasi Dari beberapahasil penelitian sebelumnya diketahuikonsentrasi nitrit pada Danau Maninjausangat kecil bahkan cenderung tidakterdeteksi, sehingga pada penelitian inianalisis nitrit tidak dilakukan.

Konsentrasi nitrat tersebar meratadisetiap lokasi namun memiliki nilai yangpaling variatif (Gambar 2). Kisaran nitratdi muara-muara sungai Danau Maninjauadalah antara 0,0841 – 1,0618 mg L-1.Konsentrasi tertinggi pada St. 5 (Bayur)dan terendah terlihat pada St. 1 (Muko-muko). Walaupun rata-rata konsentrasi

tersebut berada di bawah kisaran ambangbatas yang dianjurkan untuk pengelolaanbudidaya perairan (Meade, 1989), tetapikonsentrasi tersebut dapat menaikkanpertumbuhan sel-sel alga diperairanmisalnya Ankistrodesmus convulutus yangberdasarkan hasil penelitian Chrismada(1998) dapat meningkat pertumbuhannyadengan kenaikan konsentrasi nitrat sampai0,036 mg N-NO3 mg L-1. Oleh karena itudengan adanya konsentrasi nitrat tersebutdapat diidentifikasikan bahwa perairantersebut menyediakan unsur hara yang siapdiasimilasi oleh tumbuhan-tumbuhanakuatik(Hendersend-Selers & Markland,1987).

Konsentrasi total nitrogen (TN)menunjukkan bahwa cukup banyaknutrient-nutrien dari sungai yang terbawamasuk ke dalam badan Danau Maninjautersebut, hal inilah sebagai salah satumasukan nutrient sehingga DanauManinjau dikatagorikan dalam danaueutrofik. Jrgensen (1980) telahmengklasifikasi status trofik berdasarkannilai konsentrasi TN. Konsentrasi TN yangberada dalam kisaran 0,5-1,1 mg L-1

adalah merupakan konsentrasi TN didanau yang bersifat eutrofik. Tingginyakonsentrasi TN di perairan akanmenyebabkan peningkatan aktivitasmikroorganisme heterotrofik dalammendekomposisinya menjadi senyawaanyang larut. Oleh karena itu akan terjadiproduktivitas yang tinggi di permukaankarena terjadi pertumbuhan bakteri danfungi yang melimpah (Rheinheimer,1985).

Distribusi total fosfat (TP) di setiapstasiun hampir sama dengan distribusi O-PO4 tetapi konsentrasinya lebih besar.Tingginya konsentrasi fosfat karena lokasiSt. 6 (Muaro Pisang) tersebut berada didaerah pemukiman yang berpendudukcukup padat yang secara langsungmembuang limbah domestiknya ke sungai.Disamping aktifitas pertanian dibagianhulu sungai yang juga memberi kontribusicukup tinggi akan kenaikan konsentrasitotal fosfat. Jrgensen (1980)

Page 6: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

6

mengklasifikasi status trofik suatu danauberdasarkan nilai konsentrasi TP nya, bilakonsentrasi TP suatu danau berada dalamkisaran 0,010-0,030 mg TP/L. Berdasarkanhasil analisis konsentrasi TP dan TN, makaDanau Maninjau sudah termasuk kedalamdanau eutrofik, dengan demikianketersediaan unsur hara baik senyawaannitrogen dan fosfat sudah lebih dari cukupbagi pertumbuhan organisma akuatikseperti plankton-plankton dan tumbuhanair.

Nitrogen dan fosfat yang terbawamenuju air permukaan menyebabkaneutrofikasi pada danau, sungai, danperairan dangkal. Penggunaan limbahorganik sebagai pupuk, seperti rabuk(pupuk kandang) dan lumpur pembuangan(sewage sludge), juga menyebabkanakumulasi logam berat dalam tanah.Pestisida, herbisida, dan senyawaagrokimia lainnya (khususnya jenisorganoklorin) terbawa angin atau air, dapatmenyebabkan peningkatan konsentrasi zatberacun dalam air permukaan dan tanahJrgensen (1980).

3.3. Distribusi konsentrasi logam beratBesi, Timbal, Kadmium,Khromium dan Merkuri disedimen

Hasil analisis logam berat padasedimen (Gambar 3) menunjukkankonsentrasi logam berat yang tidak meratapada setiap stasiunnya. Konsentrasi logamkadmium (Cd) dan Khrom (Cr) padasedimen tidak terdeteksi atau dibawahlimit deteksi dari alat yang digunakanAAS). Konsentrasi logam besi (Fe) padasedimen tersebar merata di setiap stasiundengan konsentrasi berkisar 1,173 – 3,573mg kg-1. Konsentrasi tertinggi terdapat diSt. 1 (Muko-muko) dan terendah pada St.5 (Bayur). Konsentrasi tertinggi padalokasi Muko-muko ini diduga karenatingginya aktifitas penduduk disekitarsungai serta diduga ada pengaruh daripertanian atau perkebunan.

Logam berat mempunyai sifat yangmudah mengikat bahan organik dan

mengendap di dasar perairan dan bersatudengan sedimen sehingga kadar logamberat dalam sedimen lebih tinggidibandingkan dalam air (Walukow 2008).Sumber utama pemasukan logam menurutWittman (1983) dalamConnel dan Miller(1995) adalah berasal dari kegiatanpertambangan, cairan limbah rumahtangga, limbah dan buangan industri sertaaliran dari pertanian. Logam beratbiasanya ditemukan sangat sedikit dalamair secara alamiah, yaitu kurang dari 1μg/L. Beberapa macam logam biasanyalebih dominan daripada logam lainnya dandalam air biasanya tergantung pada asalsumber air (air tanah dan air sungai).Disamping itu jenis air (air tawar, airpayau dan air laut) juga mempengaruhikandungan logam di dalamnya (Darmono2001).

Konsentrasi timbal (Pb) umumnyaterihat tinggi di empat stasiun yangberkisar 0,0037 – 11,230 mg kg-1.Konsentrasi tertinggi terlihat pada St. 6(Muaro Pisang) dan terendah pada St. 4(Muaro Tanjung). Konsentrasi timbaltertinggi dan yang umumnya terdapat padasetiap stasiun diduga karena ada aktifitaspenduduk disekitar sungai yangmelakukan kegiatan perbengkelan sertapertanian, dimana tekstur dari sedimennyaterlihat kehitaman. Menurut Palar (2008),secara alamiah logam timbal dapat masukkedalam perairan melalui pengkristalanudara dengan bantuan air hujan.

Berdasarkan tiga guidelines tentangbaku mutu logam berat pada sedimen yangdikeluarkan oleh US-EPA Region V,Kementrian Lingkungan Ontario Canada,dan Swedia (SEPA) menunjukkan adanyaperbedaan kriteria dari ketiga baku mututersebut. Dari baku mutu US-EPA regionV menunjukkan konsentrasi logam beratKadmium (Cd) di St. 1 (Muko-muko)masuk dalam katagori terpolusi berat (>0,006 mg kg-1) yaitu sebesar 0,0193 mgkg-1. Sedangkan dari kedua guidelinelainnya yaitu: menunjukkan konsentrasilogam kadmium masih dalam ketegoribelum terpolusi. Konsentrasi logam timbal

Page 7: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

7

(Pb) berdasarkan US-EPA Region V padalokasi St. 2 (Talao Tubo), St. 6 (MuaroPisang), St. 1 (Muko-muko) dan St. 5(Bayur) masuk dalam katagori terpolusiberat, namun untuk guidelines lainnyatermasuk dalam katagori rendah.Tingginya konsentrasi logam berat padasedimen di beberapa lokasi secara garisbesar berasal dari dua sumber menurut asalproses pembentukannya seperti yangdiungkapkan oleh Forstner (1983) yaitu:proses pelapukan batuan (lithogenic) danaktivitas antropogenik. Whittrnan (1983)lebih lanjut membagi empat proses yangmampu meningkatkan konsentrasi logamberat ke perairan yaitu: l). Prosespelapukan dari batuan dasar penyusutrpartikel sedimen,2). Aktivitas prosesindustri dan rumah tangga yangmelibatkan penggunaan unsur logam berat,3). Proses leaching dari penumpukansampah atau limbah padat, dan 4). Hasilekskresi dari hewan dan tanaman yangmengandung logam berat.

Kondisi secara umum padasedimen di muara sungai ini cenderungbersifat basa atau memiliki pH diatasnetral diakibatkan oleh konsentrasisedimen besi (Fe) yang tinggi. Terutamaterjadi pada lokasi Talao Tubo yangmemiliki pH mencapai 8,69. Tingginyasedimen Fe untuk perairan tawar akandidukung oleh nutrien tinggi khususnyanutrien P yang umumnya dihasilkan darikegiatan pertanian dan perikanan.Kandungan logam lainnya seperti Cd, Crdan Hg tidak begitu menonjol terlihat diantara stasiun yang ada. Ini membuktikanbahwa danau ini memang cukup lestaridari kegiatan pertambangan dan industribesar lainnya, namun patut diwaspadaikarena dari hasil analisi juga sudah terlihatadanya paparan logam berat pada sedimen.Konsentrasi logam merkuri (Hg) padasedimen tersebar merata di setiap stasiundengan konsentrasi berkisar 0,0005 –0,0591 mg kg-1. Konsentrasi tertinggiterdapat di St. 4 (Muaro Tanjung) danterendah pada St. 2 (Talao Tubo) (Gambar4).Konsentrasi tertinggi pada lokasi ini

diduga karena tingginya aktifitaspenduduk seperti adanya bengkel-bengkelkendaraan bermotor disekitar sungai sertadiduga ada pengaruh dari pupuk pertanianatau perkebunan, namun dugaan ini masihharus penelitian lanjutan mengenaiterpaparnya logam merkuri di sedimen ini.

3.4. Konsentrasi logam berat padamoluska di muara sungai DanauManinjau.

Analisis konsentrasi logam berat dimuara sungai D. Maninjau ini dilakukanuntuk jenis moluska yang menjadikonsumsi masyarakat sekitar, yaitu jenisCorbicula moltkiana atau yang biasadisebut Pensi, Melanoides sp disebutLangkitang dan Bivalvia violacea disebutLokan oleh masyarakat sekitar. Sertalogam berat yang dianalisis meliputi Besi(Fe), timbal (Pb), kadmium (Cd), kromium(Cr) dan merkuri (Hg). Pada Gambar 5terlihat hasil dari konsentrasi logam beratbesi (Fe), timbal (Pb), kadmium (Cd), dankhromium (Cr) pada moluska di muara-muara sungai disekitar D. Maninjaumenunjukkan keberadaan logam beratpada setiap moluska yang hampir merataterdapat di semua stasiun. Konsentrasi Ferata-rata pada moluska berkisar 0,040 –0,948 mg kg-1, dengan konsentrasitertinggi didapati pada jenis Lokan di St. 1(Muko-muko) dan terendah pada jenismoluska Pensi di St. 1 (Muko-muko).Konsentrasi Pb rata-rata pada moluskaberkisar 0,002 – 4,170 mg kg-1, dengankonsentrasi tertinggi didapati pada jenisPensi di St. 1 (Muko-muko) dan terendahpada jenis moluska Langkitang di St. 1(Muko-muko). Nilai konsentrasi Cd rata-rata pada moluska berkisar 0,013 – 1,032mg kg-1, dengan konsentrasi tertinggididapati pada jenis Lokan di St. 7 (Pandan)dan terendah pada jenis moluskaLangkitang di St. 5 (Bayur). KonsentrasiCr rata-rata umumnya berada dibawahlimit dari deteksi alat AAS (0,040 mg kg-

1), namun masih ditemukan jugadibeberapa lokasi dan jenis moluska yangberkisar 0,047 – 0,098 mg kg-1 dengan

Page 8: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

8

konsentrasi tertinggi didapati pada jenisLokan di St. 7 (Pandan). Sementara padaGambar 7 untuk konsentrasi Merkuri (Hg)rata-rata pada seluruh moluska berkisar0,0004 – 0,1062 mg kg-1, dengankonsentrasi tertinggi didapati pada jenisLokan di St. 7 (Pandan) dan terendah padajenis moluska Pensi di St. 3 (MuaroTalao), dan St. 7 (Pandan) serta St. 6(Muaro pisang) dengan jenis moluskaLangkitang. Akumulasi logam timbal dankadmium untuk seluruh lokasi umumnyaditemukan pada jenis moluska Pensi danLokan, namun untuk jenis Langkitangkonsentrasi tertinggi terdapat pada logamBesi (Gambar 6).

Plasket dan Potter (1979)menyatakan kandungan logam berattertinggi umumnya ditemukan padainvertebrata jenis molluska. Akumulasiterjadi karena logam berat pada organismecenderung membentuk senyawa komplekdengan zat – zat organik yang terdapatdalam tubuh organisme ini sehinggaterfiksasi dan tidak diekskresikan olehorganisme yang bersangkutan. Suatu hasilpenelitian menunjukkan bahwa akumulasiHg pada kerang tropis Saccostreaechinata lebih besar pada suhu air 30 oCdari pada 20 oC, dan akumulasi tersebuttinggi pada jaringan insang. Diantaralogam Hg, Cd, dan Pb, daya penetrasinyaberturut–turut dari yang besar ke yangkecil adalah Hg > Cd > Pb (Denton et al,1981). Berdasarkan sifat akumulatornyayang tinggi terhadap logam berat makajenis kerang tersebut banyak digunakansebagai sampel untuk memonitoringpencemaran logam berat di lingkunganperairan (Darmono, 2001).

Hampir seluruh tepian DanauManinjau hingga kedalaman tiga meterbahkan hingga lima meter merupakanlokasi penangkapan pensi. Terdapatpusat-pusat penangkapan pensi yangbiasanya berhubungan dengan kondisifisik tepian danau yaitu pada tepian landaidan kedekatan dengan tempat tinggalnelayan. Pola sebaran aktivitaspenangkapan pensi umumnya terdapat di

bagian utara dari Danau.Maninjau.Berdasarkan data daninformasi yang diperoleh, aktivitaspenangkapan pensi memiliki pola yangsangat beragam, baik alat tangkap, metodetangkap, luasan wilayah tangkap maupunhasil tangkap. Hewan air jenis kerang–kerangan (bivalva) atau jenis hewan lunak(moluska), baik jenis kerang besar (klam)atau kerang kecil (oister), pergerakannyasangat lambat di dalam air dan biasanyahidup menetap di suatu lokasi tertentu didasar air. Kandungan logam berat tertinggiumumnya ditemukan pada invertebratajenis moluska. Akumulasi terjadi karenalogam berat pada organisme cenderungmembentuk senyawa komplek dengan zat– zat organik yang terdapat dalam tubuhorganisme sehingga terfiksasi dan tidakdiekskresikan oleh organisme yangbersangkutan. Stadium larva dari jeniskerang ini disebut fase pelagik biasanyapeka terhadap terjadinya polusi dalamperairan, kecenderungan kepunahanspesies hewan ini sangat mungkin terjadi.Karena kerang banyak dikonsumsimenyebabkan kerang harus diwaspadaibila dikonsumsi terus-menerus (Darmono,2001).

Kesimpulan

1. Kondisi kualitas air di muara sungaidisekitar D. Maninjau masih dalamkondisi normal, hanya nilai turbiditasdan TDS yang cukup tinggi.

2. Kandungan Nitrogen pada sedimentertinggi dijumpai di St. 2 (Talao Tubo),sedangkan kandungan Fosfat tertinggidijumpai di St. 4 (Muaro Tanjung)

3. Secara keseluruhan lokasi penelitiansudah terpapar oleh logam berat padasedimen, namun konsentrasi logamberat timbal (Pb) tertinggi dijumpai diSt. 6 (Muaro Pisang). Konsentrasi besi(Fe) dan Kadmium (Cd) tertinggiterlihat pada St. 1 (Muko-muko).Sementara konsentrasi merkuri (Hg)

Page 9: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

9

tertinggi terdapat di St. 4 (MuaroTanjung).

4. Akumulasi logam timbal (Pb) padamoluska tertinggi ditemukan pada jenismoluska Pensi atau Corbicula moltkianadan Lokan (Bivalvia violacea) di St. 1(Muko-muko), sedangkan akumulasilogan cadmium (Cd) paling tinggiditemukan pada Lokan pada St. 7(Pandan) dan St. 5 (Bayur). Sementaraakumulasi Total khrom (Cr) ditemukanpada jenis moluska Lokan di St. 7(Pandan)

5. Beban pencemaran pada perairan sungaidi sekitar D. Maninjau yang sudahmelebihi kemampuan dalammemulihkan diri atau kapasitasasimilasinya adalah TDS, Nitrat danTP.

Daftar Pustaka

[APHA] American Public HealthAssociation, [AWWA] AmericanWater Works Association. 2012.Standart Methods for theExamination of Water and WasteWater. 19th Ed. Washington.

Australian and New Zealand Environment andConservation Council (ANZECC),2000, ANZECC interim sedimentquality guidlines. Report for theEnvironmental Research Institute of theSupervising Scientist, Sydney, Australia

[Bappeda] Badan Perencanaan PembangunanDaerah Kabupaten Agam. 2012.Pemantauan dan Evaluasi Kualitas AirDanau Maninjau. Bappeda KabupatenAgam. Lubuk Basung.

Brusca RC, Brusca GJ. 1990. Invertebrates.Massachusetts: Sinauer.

Connel, D.W. dan GJ.Miller, 1995. Kimiadan Ekotoksikologi Pencemaran, Y.Koestoer (Penerjemah), UniversitasIndonesia Press, Jakarta

Darmono, 2001. Logam Berat dalamSistem Biologi Makhluk Hidup. UI-Press. Jakarta

Dojildo, J.R., and G.A. Best. 1992.Chemistry of Water and Water

Pollution. Ellis Horwood Limited.New York.

Fakhrudin, M., H. Wibowo, L. Subehi, danI. Ridwansyah 2002. KarakterisasiHidrologi Danau Maninjau SumateraBarat. Prosiding Seminar NasionalLimnologi. Pusat PenelitianLimnologi – LIPI.

Jorgensen, S.E., and R.A. Vollenweiden.1989. Guedelines of LakesManagement: Principles of LakesManagement Vol 1. InternationalLake Environment Foundation.Shiga-Japan.

Kumurur, V.A. 2002. Aspek strategispengelolaan Danau Tondano secaraterpadu. Ekoton 2 (1) : 73-80.

Metcalf dan Eddy. 2002. WastewaterEngineering, Treatment and Reuse.Volume 1. 4th Edition. Revised byGeorge Tchobanoglous, Franklin L.Burton and H. David Stensel. McGraw Hill Higher Education

Menteri Negara Lingkungan Hidup.Keputusan Menteri NegaraLingkungan Hidup RepublikIndonesia Nomor 115/2003 TentangPedoman Penentuan Status MutuAir. Jakarta : KLH.

Rump, H.H. 1999. Laboratory Manual fotthe Examinaton of Water, WasteWater and Soil. 3rd completelyrevised edition. English translationby Elisabeth j. Grayson. Wiley-VHC. Weinheim. Germany

Suwanto, A., T.N. Harahap, H. Manurung,W.C. Rustadi, S.R. Nasution, I N.N.Suryadiputra, dan I. Sualia. 2011.Profil 15 Danau Prioritas Nasional.Kementerian Lingkungan Hidup.148p.

Walukow F A, Setiyanto D D, Kholil,Soedarma D 2008. Analisis bebanpencemaran dan kapasitas asimilasiDanau Sentani, Papua, sebagai upayakonservasi lingkungan perairan.Berita Biologi 9(3): 229-236.

Page 10: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Gambar 1. Lokasi dan titik pengambilan contoh di Danau ManinjauKeterangan : St. 1 Muko-Muko (MM); St. 2 Talao Tubo (TT); St. 3 Muaro Talao (MTa); St.

4 Muaro Tanjung (MTj); St. 5 Bayur (Ba); St. 6 Muaro Pisang (MP); St. 7Pandan (Pa)

Tabel 1 Karakteristik lokasi dan titik sampling di Danau Maninjau

Lokasi Posisi Keterangan

Muko-Muko (St. 1) 00o 17,353’ LS100o 08,967’ BT

- Terdapat intake PLTA- Outlet Danau Maninjau- Kawasan wisata- banyak KJA

Talao Tubo (St. 2) 00o 15,853’ LS100o 10,184 BT

- Persawahan- Banyak KJA- Pemukiman padat penduduk

Muaro Talao (St. 3) 00o 15,574’ LS100o 10,951’ BT

- Terdapat persawahan- KJA sedikit

Muara Tanjung (St. 4) 00o 15,636’ LS100o 10,810 BT

- Persawahan/perkebunan- Rumah pendukuk sedikit- Banyak KJA

Bayur (St. 5) 00o 16,317’ LS100o 12,840 BT

- Pusat keramba jaring apung- pasar tradisional- banyak KJA- Pemukiman padat penduduk- Hotel dan bengkel kendaraan

Muaro Pisang (St. 6) 00o 16,426’ LS1000 12,928’ BT

- Terdapat pasar tradisonal- Pemukiman padat penduduk- banyak KJA

Pandan (St. 7) 00o 22,506’ LS100o 13,136 BT

- Terdapat pasar tradisonal- Pemukiman padat penduduk- banyak KJA

PETA LOKASI PENELITIANDANAUMANINJAUSUMATERA BARAT

Sumber Peta :Landsat 8 Tahun 2014Lab. GIS Puslit Limnologi-LIPI

M. Suhaemi Syawal

Pengelolaan Sumberdaya PerairanInstitut Pertanian Bogor

Lokasi stasiun

1

2

3 4

5

6

7

10

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Gambar 1. Lokasi dan titik pengambilan contoh di Danau ManinjauKeterangan : St. 1 Muko-Muko (MM); St. 2 Talao Tubo (TT); St. 3 Muaro Talao (MTa); St.

4 Muaro Tanjung (MTj); St. 5 Bayur (Ba); St. 6 Muaro Pisang (MP); St. 7Pandan (Pa)

Tabel 1 Karakteristik lokasi dan titik sampling di Danau Maninjau

Lokasi Posisi Keterangan

Muko-Muko (St. 1) 00o 17,353’ LS100o 08,967’ BT

- Terdapat intake PLTA- Outlet Danau Maninjau- Kawasan wisata- banyak KJA

Talao Tubo (St. 2) 00o 15,853’ LS100o 10,184 BT

- Persawahan- Banyak KJA- Pemukiman padat penduduk

Muaro Talao (St. 3) 00o 15,574’ LS100o 10,951’ BT

- Terdapat persawahan- KJA sedikit

Muara Tanjung (St. 4) 00o 15,636’ LS100o 10,810 BT

- Persawahan/perkebunan- Rumah pendukuk sedikit- Banyak KJA

Bayur (St. 5) 00o 16,317’ LS100o 12,840 BT

- Pusat keramba jaring apung- pasar tradisional- banyak KJA- Pemukiman padat penduduk- Hotel dan bengkel kendaraan

Muaro Pisang (St. 6) 00o 16,426’ LS1000 12,928’ BT

- Terdapat pasar tradisonal- Pemukiman padat penduduk- banyak KJA

Pandan (St. 7) 00o 22,506’ LS100o 13,136 BT

- Terdapat pasar tradisonal- Pemukiman padat penduduk- banyak KJA

PETA LOKASI PENELITIANDANAUMANINJAUSUMATERA BARAT

Sumber Peta :Landsat 8 Tahun 2014Lab. GIS Puslit Limnologi-LIPI

M. Suhaemi Syawal

Pengelolaan Sumberdaya PerairanInstitut Pertanian Bogor

Lokasi stasiun

1

2

3 4

5

6

7

10

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Gambar 1. Lokasi dan titik pengambilan contoh di Danau ManinjauKeterangan : St. 1 Muko-Muko (MM); St. 2 Talao Tubo (TT); St. 3 Muaro Talao (MTa); St.

4 Muaro Tanjung (MTj); St. 5 Bayur (Ba); St. 6 Muaro Pisang (MP); St. 7Pandan (Pa)

Tabel 1 Karakteristik lokasi dan titik sampling di Danau Maninjau

Lokasi Posisi Keterangan

Muko-Muko (St. 1) 00o 17,353’ LS100o 08,967’ BT

- Terdapat intake PLTA- Outlet Danau Maninjau- Kawasan wisata- banyak KJA

Talao Tubo (St. 2) 00o 15,853’ LS100o 10,184 BT

- Persawahan- Banyak KJA- Pemukiman padat penduduk

Muaro Talao (St. 3) 00o 15,574’ LS100o 10,951’ BT

- Terdapat persawahan- KJA sedikit

Muara Tanjung (St. 4) 00o 15,636’ LS100o 10,810 BT

- Persawahan/perkebunan- Rumah pendukuk sedikit- Banyak KJA

Bayur (St. 5) 00o 16,317’ LS100o 12,840 BT

- Pusat keramba jaring apung- pasar tradisional- banyak KJA- Pemukiman padat penduduk- Hotel dan bengkel kendaraan

Muaro Pisang (St. 6) 00o 16,426’ LS1000 12,928’ BT

- Terdapat pasar tradisonal- Pemukiman padat penduduk- banyak KJA

Pandan (St. 7) 00o 22,506’ LS100o 13,136 BT

- Terdapat pasar tradisonal- Pemukiman padat penduduk- banyak KJA

PETA LOKASI PENELITIANDANAUMANINJAUSUMATERA BARAT

Sumber Peta :Landsat 8 Tahun 2014Lab. GIS Puslit Limnologi-LIPI

M. Suhaemi Syawal

Pengelolaan Sumberdaya PerairanInstitut Pertanian Bogor

Lokasi stasiun

1

2

3 4

5

6

7

10

Page 11: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Tabel 2. Nilai kisaran dan range kondisi fisika air hasil pengukuran dilapangan

LokasiSuhu Air

oCpH Kondukti

mS/cmORPmV

DOmg L-1

TurbiditasNTU

TDSmg L-1

Muko-Muko(St. 1)

23.26 ± 0.77(1.41)

7.44 ±0.15(0.28)

0.05 ± 0.03(0.06)

124.8± 15.0(30)

7.61 ± 0.4(0.8)

85.8 ± 31.7(63.4)

69.7 ± 69.3(134.8)

Talao Tubo(St. 2)

21.87 ± 1.05(2.11)

8.69 ±0.16

(0.29)

0.12 ± 0.02(0.04)

193.0 ±19.3

(37.2)

6.97 ± 0.42(0.83)

88.3 ± 22.5(45)

58.0 ± 18.6(36.05)

Muaro Talao(St. 3)

22.23 ± 2.23(4.11)

7.55 ±0.13

(0.26)

0.06 ± 0.02(0.04)

164.2 ±28.1(56)

6.9 ± 0.14(0.36)

93.47± 26.5(162)

43.2 ± 20(20)

MuaroTanjung(St. 4)

21.29 ± 0.49(0.97)

7.98 ±0.07

(0.13)

0.14 ± 0.02(0.04)

178.3 ±38.3

(73.3)

8 ± 0.18(0.36)

183.6± 85.4(162)

63.7 ± 20(40)

Bayur(St. 5)

22.21 ± 0.85(1.69)

7.86 ±0.23

(0.45)

0.07 ± 0.02(0.03)

152.7 ±51.0

(92.5)

6.9 ± 0.92(1.59)

93.5 ± 39. 9(69.1)

43.2 ± 12.8(22.5)

Muaro Pisang(St. 6)

22.28 ± 1.22(2.16)

7.65 ±0.12

(0.22)

0.04 ± 0.01(0.01)

111.3 ±34.6(69)

7.99 ± 0.29(0.58)

127.4 ± 76.(136.2)

28.6 ± 4.38(8.5)

Pandan(St. 7)

21.03 ± 0.3(0.55)

7.64 ±0.21

(0.41)

0.03 ± 0.002(0.004)

202.3 ±14.2

(27.5)

8.46 ± 0.02(0.04)

326.4 ± 178.8(330.2)

22 ± 1(2)

Rata-rata22.02 ± 1.19

(4.11)

7.83 ±0.42

(1.54)

0.08 ± 0.04(0.14)

160.9 ±41.5

(136.7)

7.67 ± 0.66(2.64)

138.6 ± 112.1(425.3)

48.9 ± 29.7(134.8)

Keterangan : Data merupakan angka rata-rata pengukuran Maret – September 2015 pada kedalaman 20 cmdibawah permukaan air; angka didalam kurung (..) merupakan range dari setiap parameter

Gambar 2. Konsentrasi Total Phospat (TP), Ortofosfat (O-PO4), Nitrat (N-NO3) dan TotalNitrogen (TN) di muara sungai sekitar Danau Maninjau.

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

[TP;

O-P

O4;

N-N

O3;

TN

] (m

g L-

1)

11

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Tabel 2. Nilai kisaran dan range kondisi fisika air hasil pengukuran dilapangan

LokasiSuhu Air

oCpH Kondukti

mS/cmORPmV

DOmg L-1

TurbiditasNTU

TDSmg L-1

Muko-Muko(St. 1)

23.26 ± 0.77(1.41)

7.44 ±0.15(0.28)

0.05 ± 0.03(0.06)

124.8± 15.0(30)

7.61 ± 0.4(0.8)

85.8 ± 31.7(63.4)

69.7 ± 69.3(134.8)

Talao Tubo(St. 2)

21.87 ± 1.05(2.11)

8.69 ±0.16

(0.29)

0.12 ± 0.02(0.04)

193.0 ±19.3

(37.2)

6.97 ± 0.42(0.83)

88.3 ± 22.5(45)

58.0 ± 18.6(36.05)

Muaro Talao(St. 3)

22.23 ± 2.23(4.11)

7.55 ±0.13

(0.26)

0.06 ± 0.02(0.04)

164.2 ±28.1(56)

6.9 ± 0.14(0.36)

93.47± 26.5(162)

43.2 ± 20(20)

MuaroTanjung(St. 4)

21.29 ± 0.49(0.97)

7.98 ±0.07

(0.13)

0.14 ± 0.02(0.04)

178.3 ±38.3

(73.3)

8 ± 0.18(0.36)

183.6± 85.4(162)

63.7 ± 20(40)

Bayur(St. 5)

22.21 ± 0.85(1.69)

7.86 ±0.23

(0.45)

0.07 ± 0.02(0.03)

152.7 ±51.0

(92.5)

6.9 ± 0.92(1.59)

93.5 ± 39. 9(69.1)

43.2 ± 12.8(22.5)

Muaro Pisang(St. 6)

22.28 ± 1.22(2.16)

7.65 ±0.12

(0.22)

0.04 ± 0.01(0.01)

111.3 ±34.6(69)

7.99 ± 0.29(0.58)

127.4 ± 76.(136.2)

28.6 ± 4.38(8.5)

Pandan(St. 7)

21.03 ± 0.3(0.55)

7.64 ±0.21

(0.41)

0.03 ± 0.002(0.004)

202.3 ±14.2

(27.5)

8.46 ± 0.02(0.04)

326.4 ± 178.8(330.2)

22 ± 1(2)

Rata-rata22.02 ± 1.19

(4.11)

7.83 ±0.42

(1.54)

0.08 ± 0.04(0.14)

160.9 ±41.5

(136.7)

7.67 ± 0.66(2.64)

138.6 ± 112.1(425.3)

48.9 ± 29.7(134.8)

Keterangan : Data merupakan angka rata-rata pengukuran Maret – September 2015 pada kedalaman 20 cmdibawah permukaan air; angka didalam kurung (..) merupakan range dari setiap parameter

Gambar 2. Konsentrasi Total Phospat (TP), Ortofosfat (O-PO4), Nitrat (N-NO3) dan TotalNitrogen (TN) di muara sungai sekitar Danau Maninjau.

Lokasi

TP

O-PO4

N-NO3

TN

11

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Tabel 2. Nilai kisaran dan range kondisi fisika air hasil pengukuran dilapangan

LokasiSuhu Air

oCpH Kondukti

mS/cmORPmV

DOmg L-1

TurbiditasNTU

TDSmg L-1

Muko-Muko(St. 1)

23.26 ± 0.77(1.41)

7.44 ±0.15(0.28)

0.05 ± 0.03(0.06)

124.8± 15.0(30)

7.61 ± 0.4(0.8)

85.8 ± 31.7(63.4)

69.7 ± 69.3(134.8)

Talao Tubo(St. 2)

21.87 ± 1.05(2.11)

8.69 ±0.16

(0.29)

0.12 ± 0.02(0.04)

193.0 ±19.3

(37.2)

6.97 ± 0.42(0.83)

88.3 ± 22.5(45)

58.0 ± 18.6(36.05)

Muaro Talao(St. 3)

22.23 ± 2.23(4.11)

7.55 ±0.13

(0.26)

0.06 ± 0.02(0.04)

164.2 ±28.1(56)

6.9 ± 0.14(0.36)

93.47± 26.5(162)

43.2 ± 20(20)

MuaroTanjung(St. 4)

21.29 ± 0.49(0.97)

7.98 ±0.07

(0.13)

0.14 ± 0.02(0.04)

178.3 ±38.3

(73.3)

8 ± 0.18(0.36)

183.6± 85.4(162)

63.7 ± 20(40)

Bayur(St. 5)

22.21 ± 0.85(1.69)

7.86 ±0.23

(0.45)

0.07 ± 0.02(0.03)

152.7 ±51.0

(92.5)

6.9 ± 0.92(1.59)

93.5 ± 39. 9(69.1)

43.2 ± 12.8(22.5)

Muaro Pisang(St. 6)

22.28 ± 1.22(2.16)

7.65 ±0.12

(0.22)

0.04 ± 0.01(0.01)

111.3 ±34.6(69)

7.99 ± 0.29(0.58)

127.4 ± 76.(136.2)

28.6 ± 4.38(8.5)

Pandan(St. 7)

21.03 ± 0.3(0.55)

7.64 ±0.21

(0.41)

0.03 ± 0.002(0.004)

202.3 ±14.2

(27.5)

8.46 ± 0.02(0.04)

326.4 ± 178.8(330.2)

22 ± 1(2)

Rata-rata22.02 ± 1.19

(4.11)

7.83 ±0.42

(1.54)

0.08 ± 0.04(0.14)

160.9 ±41.5

(136.7)

7.67 ± 0.66(2.64)

138.6 ± 112.1(425.3)

48.9 ± 29.7(134.8)

Keterangan : Data merupakan angka rata-rata pengukuran Maret – September 2015 pada kedalaman 20 cmdibawah permukaan air; angka didalam kurung (..) merupakan range dari setiap parameter

Gambar 2. Konsentrasi Total Phospat (TP), Ortofosfat (O-PO4), Nitrat (N-NO3) dan TotalNitrogen (TN) di muara sungai sekitar Danau Maninjau.

TP

O-PO4

N-NO3

TN

11

Page 12: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Gambar 3. Konsentrasi logam berat pada sedimen di muara sungai sekitar Danau Maninjau.

Gambar 4. Konsentrasi logam Merkuri (Hg) pada sedimen di muara sungai sekitar DanauManinjau.

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

[Fe,

Pb,

Cd,

Cr]

(mg

kg-1

)

0.000

0.010

0.020

0.030

0.040

0.050

0.060

[Mer

kuri]

(mg

kg-1

)

12

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Gambar 3. Konsentrasi logam berat pada sedimen di muara sungai sekitar Danau Maninjau.

Gambar 4. Konsentrasi logam Merkuri (Hg) pada sedimen di muara sungai sekitar DanauManinjau.

Lokasi

Fe

Pb

Cd

Cr

Lokasi

Hg

12

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Gambar 3. Konsentrasi logam berat pada sedimen di muara sungai sekitar Danau Maninjau.

Gambar 4. Konsentrasi logam Merkuri (Hg) pada sedimen di muara sungai sekitar DanauManinjau.

12

Page 13: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Gambar 5. Konsentrasi logam berat Besi (Fe), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan Khromium(Cr) pada moluska di muara sungai D. Maninjau.

Keterangan : Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878); Langkitang (Melanoides sp) danLokan (Bivalvia violacea)

Gambar 6. Konsentrasi logam berat besi (Fe), timbal (Pb), kadmium (Cd), dan kromium (Cr)pada moluska di muara sungai Danau Maninjau.

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.50

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Muko-muko(St.1)

Talao Tubo(St.2)

[loga

m b

erat

] (m

g kg

-1)

0.000

0.100

0.200

0.300

0.400

0.500

0.600

0.700

0.800

0.900

1.000

Fe

[loga

m b

erat

] (m

g kg

-1)

13

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Gambar 5. Konsentrasi logam berat Besi (Fe), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan Khromium(Cr) pada moluska di muara sungai D. Maninjau.

Keterangan : Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878); Langkitang (Melanoides sp) danLokan (Bivalvia violacea)

Gambar 6. Konsentrasi logam berat besi (Fe), timbal (Pb), kadmium (Cd), dan kromium (Cr)pada moluska di muara sungai Danau Maninjau.

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Talao Tubo(St.2)

MuaroTalao (St.3)

MuaroTanjung

(St.4)

Bayur (St.5) MuaroPisang (St.6)

Pandan(St.7)

(Lokasi dan jenis moluska)

Fe

Pb

Cd

Cr

Pb Cd Cr Hg(Logam berat)

Langkitang

Lokan

Pensi

13

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Gambar 5. Konsentrasi logam berat Besi (Fe), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan Khromium(Cr) pada moluska di muara sungai D. Maninjau.

Keterangan : Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878); Langkitang (Melanoides sp) danLokan (Bivalvia violacea)

Gambar 6. Konsentrasi logam berat besi (Fe), timbal (Pb), kadmium (Cd), dan kromium (Cr)pada moluska di muara sungai Danau Maninjau.

Lang

kita

ng

Loka

n

Pandan(St.7)

Fe

Pb

Cd

Cr

Hg

Langkitang

13

Page 14: Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Kualitas Air

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Keterangan : Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878); Langkitang (Melanoides sp) danLokan (Bivalvia violacea)

Gambar 7. Konsentrasi Merkuri (Hg) pada moluska di muara sungai D. Maninjau.Keterangan: Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878); Langkitang (Melanoides sp) dan

Lokan (Bivalvia violacea)

0.000

0.020

0.040

0.060

0.080

0.100

0.120

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Muko-muko(St.1)

Talao Tubo(St.2)

[Hg]

(mg

kg-1

)

14

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Keterangan : Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878); Langkitang (Melanoides sp) danLokan (Bivalvia violacea)

Gambar 7. Konsentrasi Merkuri (Hg) pada moluska di muara sungai D. Maninjau.Keterangan: Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878); Langkitang (Melanoides sp) dan

Lokan (Bivalvia violacea)

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Loka

n

Pens

i

Lang

kita

ng

Talao Tubo(St.2)

Muaro Talao(St.3)

MuaroTanjung (St.4)

Bayur (St.5) Muaro Pisang(St.6)

Pandan (St.7)

(Lokasi dan jenis moluska)

Hg

14

Jurnal Biologi Tropis, Januari 2016: Volume 16 (1):1-14 ISSN: 1411-9587

Keterangan : Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878); Langkitang (Melanoides sp) danLokan (Bivalvia violacea)

Gambar 7. Konsentrasi Merkuri (Hg) pada moluska di muara sungai D. Maninjau.Keterangan: Pensi (Corbicula moltkiana, Prime 1878); Langkitang (Melanoides sp) dan

Lokan (Bivalvia violacea)

Lang

kita

ng

Loka

n

Pandan (St.7)

Hg

14