pengaruh program nasional pemberdayaan...
Post on 06-Feb-2018
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN 2302-0172
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 1- 10
1 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)
TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT
MISKIN DI KOTA BANDA ACEH
Dewi Irawati1, Abubakar Hamzah
2, Mohd. Nur Syechalad
2
1)Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: The purpose of this article is to examine a change and an increase in the income of the
poor in the city of Banda Aceh through PNPM-MP. The data used are primary data with the
object of poor beneficiaries of PNPM-MP and secondary data as support. The model used is
multiple linear regression and paired sample t-test. Independent variables are consisted of age,
the amount of assistance and education and the dependent variable is income before the
assistance PNPM-MP. The results were analyzed with regression equations determinant
coefficient (R2) was 0.3445 meaning that the amount of aid and the education of the poor
beneficiaries of PNPM-MP induced an increase in revenue, while age did not affect the increase
in revenues to alleviate poverty in the city of Banda Aceh by 34,45 percent and the rest is
influenced by other variables outside of the study. The results of the t-ratio test statistic is t-math
> t-table are variable amounts of aid and education amounted to 6.286 and 2.225 with a t-table
at 1.66088 and therefore contributes significantly to increase incomes of the poor in the city of
Banda Aceh. The F obtained F-math > F-table, which means that the amount of aid variables,
age and education level together significantly affect the income of the poor people in the city of
Banda Aceh with a gain F-math of 16.405 with F-table of 2.47. From the results of the different
test analysis showed that the increase in the income of the poor before and after receiving
assistance PNPM-MP. The results of this study it can be concluded that the success of the
PNPM-MP in tacking poverty through revolving loan funds can be realized. To increase more
success on PNPM-MP to overcome poverty, it is better that the loans should be given to all
productive poor society until the participants of the program can really be independen in
capitalization.
Keywords: PNPM-MP, Revenue, Proportion of Poor People
Abstrak: Tujuan artikel ini adalah untuk melihat perubahan atau peningkatan pendapatan miskin
di Kota Banda Aceh melalui PNPM-MP. Data yang digunakan adalah data primer dengan objek
penduduk miskin penerima bantuan PNPM-MP dan data sekunder sebagai pendukung. Model
yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji beda sample yang berpasangan (paired
sample t-test). Variabel independent terdiri dari umur, jumlah bantuan dan pendidikan serta
variabel dependent adalah pendapatan sebelum adanya bantuan PNPM-MP. Hasil penelitian
yang dianalisis dengan persamaan regresi koefisien determinan (R2) adalah 0,3445 artinya
jumlah bantuan dan pendidikan penduduk miskin penerima bantuan PNPM-MP mempengaruhi
peningkatan pendapatan sedangkan umur tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan yang
dapat mengentaskan kemiskinan yang ada di Kota Banda Aceh sebesar 34,45 persen dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Hasil uji statistik t-ratio adalah thitung > ttabel
ada di variabel jumlah bantuan dan pendidikan masing-masing sebesar 6,286 dan 2,225 dengan
ttabel sebesar 1,66088 sehingga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan
penduduk miskin di Kota Banda Aceh. Uji F diperoleh Fhitung > Ftabel, artinya variabel jumlah
bantuan, umur dan tingkat pendidikan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan pendapatan penduduk miskin di Kota Banda Aceh dengan peroleh Fhitung
sebesar 16,405 dengan Ftabel sebesar 2,47. Dari hasil analisis uji beda memperlihatkan bahwa
adanya peningkatan pendapatan masyarakat miskin sebelum dan sesudah menerima bantuan
PNPM-MP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan program
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 2
PNPM-MP dalam meningkatkan pendapatan melalui pinjaman dana bergulir dapat terwujud.
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan PNPM-MP dalam menanggulangi kemiskinan melalui
pinjaman dana bergulir sebaiknya diberikan kepada seluruh masyarakat miskin peserta program
PNPM-MP sampai benar-benar dapat mandiri dalam pemodalannya.
Kata Kunci : PNPM-MP, Pendapatan, Penduduk Miskin
PENDAHULUAN
Masalah kemiskinan adalah salah satu
masalah dan menjadi isu utama di negara-negara
berkembang. Masyarakat umumnya menjadi
miskin bukan hanya karena kekurangan pangan,
tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan
atau materi.Dari ukuran kehidupan modern pada
masa kini mereka tidak menikmati fasilitas
pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-
kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman
modern.
Masyarakat yang dikategorikan miskin
salah satunya berkaitan dengan rendahnya
pendapatan yang diperoleh dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
meningkatkan pendapatan masyarakat.Diantara
berbagai upaya yang dikembangkan pemerintah
dalam membantu masyarakat tersebut adalah
dengan mengembangkan kegiatan ekonomi
produktif yang terikat dalam suatu program
yaitu Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP).
Program ini menggunakan pendekatan
pemberdayaan (empowerment) sebagai suatu syarat
menuju pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development). Pendekatan ini akan
mengokohkan keberdayaan institusi komunitas agar
pada masa mendatang upaya penanggulangan
kemiskinan dapat dijalankan sendiri oleh
masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
Pendapatan masyarakat sangat tergantung
dari lapangan usaha, pangkat dan jabatan
pekerjaan, tingkat pendidikan umum,
produktivitas, prospek usaha, permodalan dan
lain-lain. Faktor-faktor tersebut menjadi
penyebab perbedaan tingkat pendapatan
penduduk.Minimnya modal yang diperoleh
masyarakat untuk berusaha juga menjadi
kendala tersendiri untuk meningkatkan
pendapatan.Program PNPM-MP dalam
memberikan bantuan kepada masyarakat untuk
meningkatkan pendapatan berlandaskan trilogi
pembangunan, sosial, ekonomi dan
infrastuktrur penunjang kegiatan masyarakat.
Masyarakat yang dikategorikan miskin
mempunyai usaha ekonomi produktif tetapi
karena minimnya modal menjadikan usaha
tersebut kurang berkembang. Salah satu jenis
kegiatan PNPM-MP adalah kegiatan ekonomi
produktif yaitu dana simpan pinjam yang
dilakukan dengan sistem bergulir.
Pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir
dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan
untuk menyediakan akses layanan keuangan
kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman
mikro berbasis pasar untuk memperbaiki
kondisi ekonomi mereka dan membelajarkan
mereka dalam hal mengelola pinjaman dan
menggunakannya secara benar. Meskipun
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
3 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
demikian, PNPM bukanlah program keuangan
mikro, dan tidak akan pernah menjadi lembaga
keuangan mikro. Program keuangan mikro
bukan hanya pemberian pinjaman saja akan
tetapi banyak jasa keuangan lainnya yang perlu
disediakan. Peran PNPM hanya membangun
dasar-dasar solusi yang berkelanjutan untuk
jasa pinjaman dan non pinjaman di tingkat
kelurahan. Pengelolaan pinjaman bergulir
berorientasi kepada proses pembelajaran untuk
penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat miskin,
serta kegiatan-kegiatan produktif lainnya. Kota
Banda Aceh menjadi salah satu penerima
bantuan pendampingan PNPM-MP. Kota Banda
Aceh yang merupakan ibukota Propinsi Aceh
mempunyai tingkat kemiskinan sebesar 8,64
persen pada tahun 2009 dan 9,19 persen pada
tahun 2010. Tingkat kemiskinan ini didasarkan
pada indikator BPS. Jumlah penduduk miskin
yang ada di Kota Banda Aceh dari tahun ke
tahun menunjukkan angka yang fluktuatif. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Jumlah
Penduduk Miskin di Kota Banda Aceh
Tahun 2005-2011
Tahun
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Jumlah
Penduduk
Miskin (jiwa)
Penduduk
Miskin (%)
2006 199241 13621 6.84
2007 219659 13990 6.37
2008 217918 19910 9.14
2009 212241 17270 8.14
2010 223446 16946 7.58
2011 225713 16228 7.19
Sumber : Badan Pusat Statistik 2011
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dijelaskan
bahwa jumlah penduduk miskin di Kota Banda
Aceh sebesar 6,84 persen pada tahun 2006 dan pada
tahun 2011 meningkat menjadi 7,19 persen. di Kota
Banda Aceh dari tahun ke tahun terus menurun
kecuali pada tahun 2008 meningkat. Peningkatan
jumlah penduduk miskin pada tahun 2008 mungkin
disebabkan karena pada tahun tersebut program
PNPM-MP tidak dapat mengurangi tingkat
kemiskinan. Pada tahun 2010 dan 2011 jumlah
penduduk Kota Banda Aceh meningkat dan jumlah
penduduk miskin menurun. Penurunan tersebut
diakibatkan karena semakin membaiknya
pertumbuhan ekonomi yang ada di Kota Banda
Aceh.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Konsep Pendapatan
Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk
meningkatkan taraf hidup penduduk, dan hal ini
dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan
(Todaro, 2000). (Samuelson dalam Zuhri, 2007 :
19) mengemukakan tentang pendapatan per kapita
yaitu bahwa semua pendapatan dibagi rata dan
sama untuk semua orang laki-laki, wanita, maupun
anak-anak. Pendapata nasinal per kapita merupakan
penentu yang penting bagi potensi perekonomian
Negara yang bersangkutan (Todaro, 2003). Secara
umum pendapatan suatu usaha adalah selisih antara
penerima total dengan biaya yang dikeluarkan.
Penerimaan adalah nilai uang yang diterima dari
penjualan produk usaha (Soekartawi dkk dalam
Riris, 1998).
Menurut Penny dan Singarimbun dalam
Atmaningrum (2001), pendapatan adalah arus
kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan diantara
berbagai alternative penggunaan sumber-sumber
yang langka. Artinya jika orang harus
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 4
memanfaatkan suatu sumber kehidupan tersebut
belum dapat dijangkau dalam pemanfaatannya
seperti tanah yang belum digarap oleh manusia,
maka tidak ada pilihan lain yang tersedia sebagai
alternatif seperti berburu dan mengumpulkan hasil-
hasil yang dapat diperoleh.
Jenis dan Sumber Pendapatan
Menurut Sumardi dan Evers dalam
Rokhana (2005: 8-9) membedakan pendapatan
menjadi tiga yaitu:
1. Pendapatan yang berupa uang.
Pendapatan yang berupa uang yaitu segala
penghasilan yang berupa uang yang sifatnya
regular dan yang diterima biasanya sebagai
balas jasa atau kontra prestasi, sumber-
sunber utamanya adalah:
a. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari
kerja pokok, kerja sampingan, kerja
lemburan dan kerja kadang-kadang.
b. Dari usaha sendiri yang meliputi: hasil
bersih dari usaha sendiri,komisi dan
penjualan dari kerajinan rumah.
c. Dari hasil investasi, yakni pendapatan
yang diperoleh dari hak milik tanah.
d. Keuntungan sosial, yakni pendapatan
yang diperoleh dari kerja sosial.
2. Pendapatan berupa barang.
Pendapatan yang berupa barang yaitu segala
penghasilan yangsifatnya regular dan biasa
akan tetapi tidak selalu berbentukbalas
jasadan diterimakan dalam bentuk barang
atau jasa. Pendapatan berupa:
a. Bagian pembayaran upah dan gajiyang
dibentuk dalam beras,pengobatan,
transportasi, perumahan dan rekreasi.
b. Beras yang diproduksi dan dikonsumsi
dirumah antara lainpemakaian barang
yang diproduksi dirumah, sewa yang
seharusnyadikeluarkan terhadap rumah
sendiri yang ditempati.
c. Penerimaan yang merupakan pendapatan
yaitu penerimaan yangberupa
pengambilan tabungan, penjualan
barang-barang yang dipakai,penagihan
piutang, pinjaman uang, kiriman uang,
hadiah atau pemberian uang.
Karakteristik Penduduk Miskin
Menurut Suryawati (2005 : 123), menjelaskan
ciri-ciri kelompok (penduduk) miskin yaitu : (1)
Rata-rata tidak mempunyai faktor produksi sendiri
seperti tanah, modal, peralatan kerja dan
keterampilan. (2) Mempunyai tingkat pendidikan
yang rendah. (3) Kebanyakan bekerja atau berusaha
sendiri dan bersifat usaha kecil (sektor informal),
setengah menganggur atau mennganggur (tidak
bekerja). (4) Kebanyakan berada di daerah
pedesaan atau daerah tertentu perkotaan (Slum area).
(5) Kurangnya kesempatan untuk memperoleh
(dalam jumlah yang cukup) bahan kebutuhan
pokok, pakaian, perumahan, fasilitas kesehatan
sosial lainnya.
Kelompok penduduk miskin yang berada pada
masyarakat pedesaan dan perkotaan, pada
umumnya dapat digolongkan pada buruh tani,
petani garam, pedagang kecil, buruh, pedagang kaki
lima, pedagang asongan, pemulung, pengemis dan
pengangguran.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Dua strategi utama penangguangan
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
5 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
kemiskinan yaitu :
1. Meningkatkan pendapatan melalui
peningkatan produktivitas, dimana
masyarakat miskin memiliki kemampuan
pengelolaan, memperoleh peluang dan
perlindungan untuk memperoleh hasil yang
lebih baik dalam berbagai kegiatan ekonomi,
sosial budaya maupun politik.
2. Mengurangi pengeluaran melalui
pengurangan beban kebutuhan dasar seperti
akses ke pendidikan, keehatan, dan
infrastruktur yang mempermudah dan
mendukung kegiatan sosial ekonomi
Strategi utama penaggulangan kemiskinan
dijabarkan kedalam 4 langkah kebijakan yang
menjadi acuan bagi stakeholders dalam proses
penyusunan poverty reduction strategy papers
(PRSP) adalah sebagai berikut :
1. Perluasan kesempatan kerja, yakni
pemerintah bersama sektor swasta dan
masyarakat menciptakan kesempatan kerja
dan kesempatan berusaha bagi masyarakat
miskin.
2. Pemberdayaan masyarakat, yakni
pemerintah, sektor swasta dan masyarakat
memberdayakan masyarakat miskin agar
dapat memperoleh kembali hak-hak
ekonomi, sosial dan politiknya, mengontrol
keputusan yang menyangkut
kepentingannya, menyalurkan aspirasi, dan
mampu secara mandiri mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
3. Peningkatan kemampuan dan kualitas
sumberdaya manusia, yakni pemerintah,
sektor swasta dan masyarakat meningkatkan
kapasitas atau kemampuan dasar masyarakat
miskin agar mampu bekerja berusaha secara
lebih produktif, dan memperjuangkan
kepentingannya.
4. Perlindungan sosial, yakni pemerintah
melalui kebijakan public mengajak sektor
swasta dan masyarakat memberikan
perlindungan dan rasa aman bagi masyrakat
miskin, utamanya kelompok masyarakat
yang paling miskin (fakir miskin, orang
jompo, anak terlantar, cacat) dan kelompok
masyarakat miskin yang disebabkan oleh
bencana alam, dampak negatif krisis
ekonomi dan konflik sosial.
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
PNPM-MP sebagai suatu proyek
merupakan suatu upaya pemerintah yang
bermuara pada program penanggulangan
kemiskinan yang dilaksanakan melalui strategi
pemberdayaan (empowerment) sebagai
investasi modal sosial (social capital) menuju
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development). Kegiatan utama proyek ini
adalah membiayai usaha-usaha yang
memberikan manfaat kepada masyarakat miskin
kota di kelurahan yang telah ditetapkan. Biaya-
biaya yang dikeluarkan Proyek berupa
pinjaman modal kerja bergulir kepada
perorangan atau keluarga miskin sebagai modal
bagi peningkatan pendapatan yang
berkelanjutan.
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah suatu proses yang
berjalan terus menerus untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 6
meningkatkan taraf hidupnya. Suharto (2005 :
60) berpendapat bahwa pemberdayaan adalah
proses dan tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan
untuk memperkuat kekuasaan dan keberdayaan
kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah
kemiskinan.
Menurut Hikmat (2001 : 3) konsep
pemberdayaan dalam wacana pembangunan
masyarat selalu dihubungkan dengan konsep
mandiri, partisipasi, jaringan kerja, dan
keadilan. Pemberdayaan masyarakat adalah
upaya meningkatkan harkat dan martabat
lapisan masyarakat yang sekarang dalam
kondisi tidak mampu melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan ketidakberdayaan.
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan
PNPM Mandiri adalah program nasional
penanggulangan kemiskinan terutama yang
berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengertian
yangterkandung mengenai PNPM Mandiri
adalah :
a. PNPM Mandiri adalah program nasional
dalam wujud kerangka kebijakan sebagai
dasar dan acuan pelaksanaan program-
program penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM
Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi
dan pengembangan sistem serta mekanisme
dan prosedur program, penyediaan
pendampingan dan pendanaan stimulan
untuk mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat dalam upaya penanggulangan
kemiskinan yang berkelanjutan.
b. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya
menciptakan atau meningkatkan kapasitas
masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok, dalam memecahkan berbagai
persoalan terkait upaya peningkatan kualitas
hidup, kemandirian dan kesejahteraannya.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan
keterlibatan yang besar dari perangkat
pemerintah daerah serta berbagai pihak
untuk memberikan kesempatan dan
menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang
dicapai (pnpm-mandiri.org).
Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri
Perkotaan
Penganggulangan kemiskinan melalui
PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan dengan
memberdayakan masyarakat melalui tiga jenis
kegiatan pokok yaitu infrastruktur, sosial dan
ekonomi yang dikenal dengan Tridaya. Dalam
kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan
pinjaman bergulir, yaitu pemberian pinjaman
dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di
wilayah kelurahan atau desa dimana LKM/UPK
berada dengan ketentuan dan persyaratan yang
telah ditetapkan.Pedoman ini hanya mengatur
ketentuan pokok untuk pelaksanaan kegiatan
pinjaman bergulir, namun keputusan untuk
melaksanakannya diserahkan sepenuhnya
kepada warga masyarakat setempat.
Pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir
dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan
untuk menyediakan akses layanan keuangan
kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
7 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
mikro berbasis pasar untuk memperbaiki
kondisiekonomi mereka dan membelajarkan
mereka dalam hal mengelola pinjaman dan
menggunakannya secara benar. Meskipun
demikian, PNPM bukanlah program keuangan
mikro, dan tidak akan pernah menjadi lembaga
keuangan mikro. Program keuangan mikro
bukan hanya pemberian pinjaman saja akan
tetapi banyak jasa keuangan lainnya yang perlu
disediakan. Peran PNPM hanya membangun
dasar-dasar solusi yang berkelanjutan untuk
jasa pinjaman dan non pinjaman di tingkat
kelurahan.PNPM Mandiri Perkotaan dijadikan
momen untuk tahap konsolidasi kegiatan
keuangan mikro. Oleh sebab itu, dalam tahap
ini perlu diciptakan UPK yang kuat, sehat dan
secara operasional terpisah dari LKM.
Masyarakat sendiri harus terlibat dalam
keputusan untuk menentukan masa depan UPK.
METODE PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini yaitu Kota
Banda Aceh Penelitian ini dilakukan di Kota
banda Aceh yang terdiri dari 9 kecamatan yaitu
Kecamatan Meuraxa, Bandar Jaya, Bandar Baru,
Kuta Alam, Kuta Raja, Leung Bata, Syiah
Kuala, Baiturrahman, dan Ulee Kareng dan 90
Gampong. Data yang digunakan adalah data
primer, yaitu pengumpulan data dengan
menggunakan kuisioner atau wawancara
langsung dengan koresponden (field research).
Sampel yang diambil sebanyak 100 (seratus)
responden. Model analisis yang digunakan
untuk melihat pengaruh adalah regresi linear
berganda (Gujarati, 2007 : 150) :
lnY = α + β1ln X1 +β2lnX2 +β3lnX3 + et
dimana :
ln = Konstanta
Y = Pendapatan penerima bantuan
α = Konstanta
β1,β2,β3 = Koefisien regresi
X1 = Jumlah bantuan
X2 = Usia penerima bantuan
X3 = Pendidikan penerima bantuan
et = Error term (variabel pengganggu)
Model yang digunakan untuk melihat
perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah
menerima PNPM-MP adalah :
Dimana :
t = nilai t hitung
D = rata-rata selisih pengukuran 1 & 2
SD = standar deviasi selisih 1 & 2
n = jumlah sampel
HASIL PEMBAHASAN
Persamaan regresi untuk mengestimasi
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
penerima PNPM-MP di Kota Banda Aceh
adalah sebagai berikut :
lnY = 5.7162 + 0.54113 lnX1+ 0.1592 lnX2 +
0.18745 lnX3 + et
Nilai konstanta (A) yaitu 5,7162, ini
berarti bahwa apabila variabel bebas (jumlah
bantuan, umur, dan pendidikan) sama dengan
nol (0), maka tingkat peningkatan pendapatan
adalah sebesar 5,7162 persen. Koefisien
estimasi untuk jumlah bantuan (β1) adalah
sebesar 0.54113 artinya jumlah bantuan
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 8
berpengaruh positif terhadap peningkatan
pendapatan di Kota Banda Aceh sebesar
0,54113 persen, apabila jumlah bantuan
bertambah 1 persen berarti jumlah pendapatan
juga meningkat 1 persen dengan asumsi
variabel lain di anggap tetap.
Koefisien estimasi untuk umur (β2)
adalah 0,1592 artinya umur tidak memiliki
pengaruh terhadap peningkatan pendapatan
penerima PNPM-MP di Kota Banda Aceh.
Koefisien estimasi untuk pendidikan (β3)
adalah 0,18745 artinya pendidikan berpengaruh
positif terhadap peningkatan pendapatan
penerima PNPM-MP di Kota Banda Aceh.
Pengujian hipótesis dengan uji t,
menunjukkan bahwa variabel jumlah bantuan
dan pendidikan berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan pendapatan di Kota
Banda Aceh yang diperoleh dengan keyakinan
95 persen, hal ini didasarkan pada perolehan t-
hitung > t-tabel, yaitu masing-masing sebesar :
1. t-hitung untuk jumlah bantuan adalah 6,286
artinya variabel jumlah bantuan berpengaruh
secara signifikan didasarkan pada perolehan
t-hitung > t-tabel yaitu sebesar 6,286 >
1,66088.
2. t-hitung untuk umur adalah 0,1498 artinya
variabel umur berpengaruh secara signifikan
didasarkan pada perolehan t-hitung > t-tabel
yaitu 0,1498 > 1,66088.
3. t-hitung untuk pendidikan adalah 2,225
artinya variabel jumlah bantuan berpengaruh
secara signifikan didasarkan pada perolehan
t-hitung > t-tabel yaitu 2,225 > 1,66088.
Dari hasil regresi memperlihatkan bahwa
nilai F-hitung dan F-tabel, dimana F-hitung >
F-tabel yaitu sebesar 16,405 > 2,47. Secara
probabilitas juga menunjukkan P-value 0,000
dimana lebih kecil dari tingkat kepercayaan
0,05. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
variabel jumlah bantuan dan tingkat pendidikan
secara bersama-sama atau simultan berpengaruh
terhadap variabel peningkatan pendapatan
sdangkan variabel umur tidak berpengaruh
terhadap peningkatan penerima PNPM-MP di
Kota Banda Aceh.
Hasil uji beda (paired sampel t test)
menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan
sebelum dan sesudah adanya PNPM-MP.
Sebelum adanya PNPM-MP rata-rata
pendapatan dari 100 respondent adalah sebesar
Rp. 683.500,- per bulan. Sementara setelah
adanya PNPM-MP jumlah pendapatan rata-rata
adalah sebesar Rp. 1.059.500,- per bulan. Hasil
uji menunjukkan bahwa korelasi antara dua
variabel sebesar 0.836 dengan signifikansi
sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara dua rata-rata pendapatan
sebelum dan sesudah adanya PNPM-MP adalah
kuat dan signifikan.
Pengujian hipotesis Ho dimana
pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah
menerima bantuan adalah sama atau tidak ada
pengaruhnya bagi pendapatan masyarakat.
Hipotesis H1 yaitu pendapatan sebelum dan
pendapatan sesudah berbeda yang berarti
bantuan PNPM-MP mempengaruhi tingkat
pendapatan masyarakat
Nilai thitung adalah sebesar -20.681 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.000, karena
tingkat signifikansi sebesar 0.05 maka dapat
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 - Volume 1, No. 1, Februari 2013
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima
H1, artinya rata - rata pendapatan sebelum dan
sesudah adanya PNPM-MP adalah berbeda.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
bantuan PNPM-MP berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pemelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik bahwa
data dalam penelitian ini bebas dari
mulitikolinearitas, autokorelasi,
hetesoskedastisitas dan normalitas.
2. Hasil uji regresi diperoleh koefisien estimasi
untuk jumlah bantuan (β1) sebesar 0.54113,
umur (β2) sebesar 0,1592, pendidikan (β3)
sebesar 0,18745 dan nilai konstanta (A)
sebesar 5,7162
3. Uji t, menunjukkan bahwa variabel jumlah
bantuan dan pendidikan berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan pendapatan
di Kota Banda Aceh yang diperoleh dengan
keyakinan 95 persen, hal ini didasarkan pada
perolehan t-hitung > t-tabel, masing-masing
sebesar 6,286 dan 2,225 yang lebih besar
dari pada t-tabel 1,66088
4. Uji F menunjukkan bahwa variabel bebas
secara keseluruhan mempunyai hubungan
dan berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat
penerima bantuan PNPM-MP di Kota Banda
Aceh. Hal ini didasarkan pada perolehan F-
hitung dan F-tabel, dimana F-hitung > F-
tabel yaitu sebesar 16,405 > 2,47.
5. Berdasarkan uji beda (paired t-test)
diperoleh rata-rata pendapatan sebelum dan
sesudah adanya PNPM-MP dari 100
respondent adalah sebesar 683500 per bulan
dan sesudah menerima bantuan PNPM-MP
sebesar 1059500 per bulan. Hasil uji
beda menunjukkan bahwa korelasi antara
dua variabel sebesar 0.836 dengan
signifikansi sebesar 0.000 yang
menunjukkan adanya korelasi antara dua
rata-rata pendapatan sebelum dan sesudah
adanya PNPM-MP adalah kuat dan
signifikan. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa dengan adanya bantuan dari
PNPM-MP dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat miskin yang ada di Kota Banda
Aceh.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis
kemukakan adalah sebagai berikut ;
1. Kepada pelaksana program PNPM-MP dapat
memberikan bantuan kepada masyarakat
miskin secara adil dan merata agar
kemiskinan yang ada di Kota Banda Aceh
dapat berkurang.
2. Dalam penyaluran bantuan PNPM-MP perlu
diarahkan kepada masyarakat yang
mempunyai usaha produktif serta prospektif
sehingga usahanya dapat lebih maju dari
sebelumnya. Majunya usaha peserta
program akan memberikan dampak positif
seperti peningkatan pendapatan,
berkurangnya masyarakat miskin,
terciptanya peluang kerja dan pengembalian
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 10
dana pinjaman yang lancar.
3. Kepada pemerintah agar dapat menyalurkan
bantuan melalui program pendamping
PNPM-MP tepat sasaran dan meningkatkan
jumlah dana anggaran di bidang pendidikan
untuk memperbaiki mutu pendidikan
sehingga pendidikan penerima PNPM-MP
dapat meningkat.
4. Kepada masyarakat yang menerima bantuan
PNPM-MP agar dapat mengembalikan dana
pinjaman sesuai dengan aturan dan waktu
yang telah ditetapkan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat, 2004. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta.
Zuhri, A., 2007. Analisis Pelaksanaan P2KP Sebagai
Upaya Mengurangi Kemiskinan di Desa
Sedayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang. Tesis. Program Pascasarjana.
Banda Aceh: Unsyiah.
Gujarati, N. D., 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.
edisi ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Todaro, M, P., 2003. Pembangunan Ekonomi di
Dunia Ketiga. Jilid 1 dan 2. Terjemahan
Haris Munandar. Jakarta: Erlangga
Hikmat, H., 2001. Strategi Pemberdayaan
Masyarakat Bandung, Humaniora Utama
Press
Departemen Permukiman dan Prasaran Wilayah,
1999. Manual Proyek Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan (P2KP). Jakarta:
Buku Pedoman Umum.
Departemen Pekerjaan Umum, 2009. Pedoman
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan 2009
(on line).Jakarta. Diperoleh dari http://
www.p2kp.org/ pustaka/ files/ pedoman/
agus09 /pedoman-agustus. pdf. Simanjuntak, P. J., 1998. Pengantar Ekonomi
Sumber Daya Manusia. Jakarta: LP3ES.
Tjiptoherijanto, P., 1996. Sumber Daya Manusia
Dalam Pembangunan Nasional. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Suharto, E., 2005. Analisis Kebijakan Publik:
Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Eriyatno, M. N., 2012. Solusi Bisnis Untuk
Kemiskinan. Jakarta: Penerbit PT Elex Media
Komputindo.
Hikmat, H., 2001. Strategi Pemberdayaan
Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama
Press.
top related