pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap...
Post on 06-Jul-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP
PENDAPATAN BMT
(Studi kasus pada BMT Mekar Dakwah Serpong)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
FAHMI ALAMSYAH
NIM: 1112046100079
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
PENGARUH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP
PENDAPATAN BMT
(Studi kasus pada BMT Mekar Dakwah Serpong)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.)
Oleh:
Fahmi Alamsyah
NIM: 1112046100079
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing:
Edi Setiadi, S.E, M.M
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Hari ini Jumat, 16 Desember 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Fahmi Alamsyah
2. NIM : 1112046100079
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap Pendapatan
BMT
(Studi kasus pada BMT Mekar Dakwah Serpong).
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Desember 2016
Panitia Ujian:
Ketua : AM. Hasan Ali, M.A (........................................)
NIP. 19751201 200501 1 005
Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A (........................................)
NIP. 19731215 200501 1 002
Pembimbing : Edy Setiadi, S.E., M.M (........................................)
Penguji I : Dr. H. Abd. Azis, Hsb. (........................................)
NIP. 19570511 199703 1 001
Penguji II : Dr. Gustian Djuanda, S.E, M.M. (........................................)
NIDN. 0317086202
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fahmi Alamsyah
NIM : 1112046100079
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dengan ini pernyataan saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 16 Desember 2016
Yang Menyatakan
Fahmi Alamsyah
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fahmi Alamsyah
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 11 April 1994
Alamat : Kp. Gunung RT/RW 03/016 No. 41 Jombang-Ciputat,
Tangerang Selatan, 15414
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
No. Telp : 087871712155
E-mail : alamsyah.fahmi11@gmail.com
Pendidikan :
2000 - 2006 : SD Negeri Jombang 1 Ciputat
2006 - 2009 : SMP Negeri 6 Tangerang Selatan
2009 - 2012 : SMA Negeri 1 Tangerang Selatan
2012 - 2016 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
ABSTRACT
This study uses a quatitative empirical approach to the type of regression
analysis method, this analysis using simple linear regression to obtain an accurate
level of accuracy and determine whether there is significant influence between
independent variables(musyarakah financing) and the dependent variable (BMT
incomes). Data collection techniques by observation, interviews, documentation and
literature stud using frequency tabulation.
The first result showed, raising musyarakah financing of BMT Mekar
Dakwah Serpong overall in 2013 by Rp.1.795.600.000,-, in 2014 of
Rp.2.462.400.000,-, and in 2015 amounted to Rp.3.233.550.000,-. BMT Mekar
Dakwah Serpong income of musyarakah financing in 2013 amounted to
Rp.122.127.600,-, in 2014 for Rp.248.600.800,-, and in 2015 of Rp.271923.000,-. It
can be concluded that an increase in income from musyarakah financing BMT
Mekar Dakwah Serpong channelled annually. Result of the second showed, the
coefficient of determination (r2/ R Square) or coefficient determiner of 0,70 = 70%
means that BMT Mekar Dakwah incomes (Y) can be explained by musyarakah
financing (X) amounting to 70%. While the remaining 30% can be explained by
factors other than musyarakah financing.
Keywoard : Musyarakah Financing, BMT Incomes, BMT Mekar Dakwah Serpong.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris kuantitatif dengan jenis
metode analisis regresi, analisis ini menggnakan regresi linier sederhana untuk
mendapatkan tingkat akurasi yang akurat dan mengetahui apakah terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel independen (pembiayaan musyarakah) terhadap
variabel dependen (pendapatan BMT). Teknik pengumpulan datanya dengan cara
penelitian lapangan/survey, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan menggunakan tabulasi
frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan pertama, penghimpunan pembiayaan
musyarakah BMT Mekar Dakwah Serpong secara keseluruhan pada tahun 2013
sebesar Rp.1.795.600.000,-, pada tahun 2014 sebesar Rp.2.462.400.000,-, dan pada
tahun 2015 sebesar Rp.3.233.550.000,-. Pendapatan BMT dari pembiayaan
musyarakah pada tahun 2013 sebesar Rp.122.127.600,- pada tahun 2014 sebesar
Rp.248.600.800,- dan pada tahun 2015 sebesar Rp.271.923.000,-. Maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa terjadi kenaikan pendapatan BMT dari pembiayaan
musyarakah yang disalurkan setiap tahunnya. Kedua, koefisien determinasi (r2 / R
Square) atau koefiseien penentunya sebesar 0,70 = 70% artinya pendapatan BMT
(Y) dapat dijelaskan oleh pembiayaan musyarakah (X) sebesar 70%. Sedangkan
sisanya sebesar 30% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar pembiayaan
musyarakah.
Kata Kunci : Pembiayaan Musyarakah, Pendapatan BMT, BMT Mekar Dakwah
Serpong.
viii
KATA PENGANTAR
يمه ٱلرنمح ٱلله مسب ٱلرحهAlhamdulillaahirabbil’aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadiran Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya
tanpa jemu. Sesungguhnya, hanya karena kemurahan hati-Nya lah sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari terdapat banyak kendala
yang menghambat langkah penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Namun, berkat
bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., beserta
jajaran dan stafnya.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Adhitya Ginanjar, M. Si., dan Ibu Fitri Damayanti, M. Si., sebagai Ketua
dan Sekretaris Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak AM Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak
Dr. Adurrauf, Lc, MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah
ix
membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam menyiapkan
skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA sebagai Pembimbing Akademik
yang juga senantiasa mengingatkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga
penulis menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Edi Setiadi, S.E, M.M. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan perhatiannya kepada penulis dan memberikan
pengarahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Orang tua penulis yang tercinta, Bapak Sakun dan Ibu Jumirah, yang tak pernah
lelah setiap harinya selalu memberi semangat, motivasi, serta do’anyasehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Kedua adikku yang tersayang,
Rama Kusuma dan Adinda Farah Nur Azizah yang memiliki kelebihan berbeda-
beda yang pastinya selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Keluarga besar Sunarja dan Sukamdi yang juga telah mendukung saya
menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulis dapat membanggakan kalian semua.
Aamiin ya rabbal alaamiin..
9. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu yang tidak ternilai, yang
tidak pernah lelah membimbing penulis hingga menyelesaikan studi di Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Keluarga Perbankan Syariah 2012, sebagai teman diskusi dan juga berbagi
pengalaman hidup serta saran-saran terbaiknya untuk saya pribadi yaitu, Lukman,
Rara, dan Atun. Terkhusus kelas Perbankan Syariah B dalam 4 tahun terkahir
x
yaitu, Lukman, Rinal, Eko, Eryan, Alfa, Fadhil, Anas, Zaky, Abet, Ceisa, Dian,
Rajul, Nuke dan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
11. Segenap pihak BMT Mekar Dakwah Serpong yang telah bersedia meluangkan
waktu di tengah kesibukannya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Keluarga besar Paduan Suara Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta (PSM UIN Jakarta) terkhusus untuk teman-teman
seperjuangan angkatan PROPIZIO, Samosea, Degung, Mudig, dan Fobo. Senior
penuh inspirasi Cak Iwan, Salunk, Gambang, Kromong, Tacet, Aug, Stem, Pedal,
Guilass, Mujazz, Tehyan dan semua pengurus PSM UIN Jakarta dan jajarannya.
13. Departemen Penelitian dan Pengembangan PSM UIN Jakarta 2016, Petrucci,
Degung, Cia, Landu, Vj, Kabil, Pova, dan Onike. Optimistic Enthusiast!
14. Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Insight, Adit, Ully, Alfi, Nana, Rio, Ega,
Rindo, Lia, Hartadi, Ratu, Ervina , Tisa, Irma, dan Gita. Banyak pengalaman
berharga yang penulis pelajari dalam 30 hari di Desa Situ Udik, Bogor. Change
many side with Insight.
15. Teman-teman satu perjuangan dalam mencapai gelar S.E.Sy, yang selalu
menemani, mendukung serta menghibur dalam menyelesaikan skripsi penulis
yaitu, M. Abdul Mugni, Fashhan Adila Rahman dan Alfi Fadlil.
16. Penerima Beasiswa Bank Indonesia, Generasi Baru Indonesia (GenBI) UIN
Jakarta, Ridho, Reza, Nuril, Eka, Ica, Nilam, Siska dan Badrus.
17. Terima kasih kepada seluruh teman-teman khususnya di Fakultas Syariah dan
Hukum, umumnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat
xi
disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas dukungan dan banuannya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
18. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga kebaikan yang tulus dari semua
pihak dapat diterima oleh Allah SWT serta mendapatkan pahala yang berlipat
dari-Nya. Aamiin.
Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari kekurangan. Penulis membuka hati
dengan lapang atas saran dan kritik konstruktif terkait penelitian ini. Pada akhirnya,
harapan penulis adalah menjadikan penelitian ini sebagai bahan pembelajaran dan
hikmah bagi seluruh pembaca selanjutnya.
Jakarta, 1 November 2016
Fahmi Alamsyah
xii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 7
E. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 8
F. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ....................................... 9
G. Variabel Penelitian ........................................................................... 10
H. Hipotesis ........................................................................................... 11
I. Sistematika Penulisan ....................................................................... 12
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Lembaga Keuangan Mikro Syariah ..................................... 14
1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ............................ 14
2. Operasional BMT ...................................................................... 16
3. Peran dan Fungsi BMT ............................................................. 18
B. Konsep Pembiayaan ......................................................................... 21
1. Pengertian Pembiayaan ............................................................. 21
2. Pembiayaan Musyarakah .......................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 26
B. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 26
C. Lokasi Penelitian .............................................................................. 27
D. Sumber Data Penelitian .................................................................... 27
E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 28
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 34
B. Hasil dan Pembahasan ...................................................................... 44
1. Analisis Perkembangan Pembiayaan Musyarakah.................... 44
2. Analisis Perkembangan Pendapatan BMT ................................ 47
3. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap
Pendapatan BMT Mekar Dakwah Serpong............................... 49
4. Strategi BMT Mekar Dakwah Serpong
dalam Meningkatkan Pendapatan ............................................. 59
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67
LAMPIRAN ........................................................................................................ 69
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 9
Tabel 4.1 Pembiayaan Musyarakah BMT Mekar
Dakwah Serpong Periode 2013-2015 ................................................................ 45
Tabel 4.2 Akumulasi Perubahan Pembiayaan
Musyarakah BMT Mekar Dakwah Serpong ................................................... 46
Tabel 4.3 Pendapatan Musyarakah BMT Mekar
Dakwah Serpong Periode 2013-2015 ................................................................ 47
Tabel 4.4 Akumulasi Perubahan Pendapatan
Musyarakah BMT Mekar Dakwah Serpong ................................................... 48
Tabel 4.5 Variables Entered/Removed ............................................................. 49
Tabel 4.6 Koefisien Penentu (Determinasi) ....................................................... 50
Tabel 4.7 Regresi Pembiayaan Musyarakah .................................................... 52
Tabel 4.8 Uji T Statistik ..................................................................................... 53
Tabel 4.9 Uji F Statistik ..................................................................................... 55
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi ............................................................................... 58
Tabel 4.11 Tabel 4.11 NPL BMT Mekar Dakwah Serpong ........................... 63
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................... 8
Gambar 1.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 11
Gambar 2.1 Cara Kerja Perputaran Dana BMT ............................................ 17
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Mekar Dakwah Serpong ................. 39
Gambar 4.2 Uji Normalitas ............................................................................... 56
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Print Out SPSS ...................................................................................... 69
2. Surat Keterangan Akad ................................................................................ 76
3. Slip Pencairan ................................................................................................ 77
4. Slip Angsuran ................................................................................................. 77
5. Akad Pembiayaan Musyarakah .................................................................... 78
6. Tabel Statistik d Durbin-Watson ................................................................. 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini telah banyak berkembang lembaga keuangan yang bertindak
selaku penyedia jasa keuangan, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh
regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini
adalah termasuk perbankan, pialang saham, aset manajemen, modal ventura,
koperasi, asuransi, dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya.
Lembaga keuangan secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) kelompok,
yaitu:
1. Lembaga Keuangan Bank, merupakan suatu lembaga keuangan yang
berwujud bank. Lembaga keuangan ini memiliki fungsi sebagai media
intermediasi antara masyarakat yang mempunyai kelebihan dana dan
masyarakat yang membutuhkan dana, yang disalurkan dalam bentuk kredit
atau pinjaman uang, dan juga menerbitkan banknote.
2. Lembaga Keuangan Non-Bank, merupakan suatu lembaga yang tidak
melakukan kegiatan keuangan seperti halnya dilakukan di bank, melainkan
memberikan jasa dalam hal keuangan namun bukan bank. Lembaga
Keuangan Non-Bank (LKNB) itu ada beberapa macam, diantaranya,
asuransi, pegadaian, koperasi simpan pinjam, dana pensiun, dan pasar uang.
LNKB juga sering disebut sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
2
Untuk mengatasi akses keuangan yang tidak dapat dijangkau dengan mudah
oleh masyarakat (unbankable), telah banyak tumbuh dan berkembang Lembaga
Keuangan Non-Bank (LKNB) yang turut serta dalam kegiatan jasa
pengembangan usaha serta pengembangan masyarakat. LKNB yang banyak
didirikan oleh pemerintah atau masyarakat itu sekarang lebih familiar dengan
nama Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Pada tanggal 8 Januari 2013
ditetapkanlah Undang-Undang No. 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan
Mikro1. Undang-undang yang juga menjadi salah satu landasan hukum atas
operasionalisasi LKM saat ini.
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atau lebih populer disebut microfinance
didefinisikan sebagai penyedia jasa keuangan bagi pengusaha kecil dan mikro
serta berfungsi sebagai penyedia jasa keuangan bagi pengusaha kecil dan mikro
serta berfungsi sebagai alat pembangunan bagi masyarakat perdesaan.2
Menurut Asian Development Bank (ADB), LKM (microfinance) adalah
lembaga penyedia jasa penyimpanan (deposits), kredit (loans), pembayaran
sebagai transaksi jasa (payment services) serta money transfer yang ditujukan
bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil (insurance to poor and low income
households and their microenterprises). Sedangkan bentuk LKM dapat berupa:
1) lembaga formal seperti bank desa dan koperasi, 2) lembaga semiformal
1 Undang-Undang No.1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. 2 Joana Ledgerwood, Microfinance Handbook : An Institutional and Financial Prespective,
(Washington DC: The World Bank, 1999), Hlm. 65.
3
misalnya organisasi non-pemerintah, 3) sumber-sumber informal misalnya
pelepas uang.3
Sejalan dengan perkembangan ekonomi mikro dan semakin banyaknya LKM
di Indonesia, termasuk telah dikembangkan sistem ekonomi syariah sehingga
lahir LKM-LKM dengan sistem syariah. Kegiatan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (LKMS) secara prinsip hampir sama dengan LKM konvensional. Tetapi,
ada beberapa kegiatan yang berbeda dalam hal akad dan transaksinya, yaitu
dengan sistem syariah yang tidak diperkenankan adanya bunga. LKM dengan
sistem syariah ini diharapkan dapat menggantikan LKM konvensional yang
bertumpu pada instrumen bunga. Melalui sistem ini dapat dikembangkan bentuk-
bentuk pembiayaan untuk usaha kecil dengan menggunakan sistem cost plus dan
profit sharing. Adapun kegiatan LKMS adalah sebagai berikut: a) jual beli; b)
titipan (wadi’ah); c) mudharabah; d) musyarakah; e) zakat; f) jasa lainnya.
Keberadaan lembaga keuangan mikro akan sangat mendukung bagi upaya
mewujudkan demokrasi ekonomi, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan.
Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT adalah ujung tombak dari penyaluran
investasi pada segmen masyarakat paling bawah yang memiliki kemampuan
produktif.
Baitul Mal wa at-Tamwil (BMT) adalah lembaga swadaya masyarakat,
dalam artinya didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat, dalam artinya,
didirikan dan dikembangan oleh masyarakat. Terutama sekali pada awal
3 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM dan
UKM di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Hlm. 50.
4
pendiriannya, biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber daya, termasuk
dana atau modal, dari masyarakat setempat itu sendiri. Pendirian BMT memang
cukup banyak dibantu oleh pihak luar masyarakat lokal, tetapi hal itu lebih
bersifat bantuan teknis.4
Fakta BMT yang paling menonjol adalah keberhasilannya dalam penyaluran
dana berupa pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau nasabah. BMT
berhasil menjangkau pihak-pihak yang selama ini dapat dikatakan tak
mempunyai akses kepada pembiayaan oleh perbankan (unbankable). Sebagai
contoh, pembiayaan yang hanya bernilai ratusan ribu rupiah, dapat dilayani secara
professional oleh BMT. Sekalipun nominalnya kecil, pembiayaan tersebut
terbukti sangat membantu para anggota atau nasabah untuk mengembangkan
usahanya. Setidaknya, BMT membantu mereka untuk dapat mempertahankan
penghasilan dari usahanya. Pembiayaan yang diberikan dalam konteks kebutuhan
konsumsi pun terbukti mampu melindungi para anggota dari jeratan rentenir.5
Produk-produk BMT yang bermacam-macam disediakan untuk masyarakat,
misalnya kredit atau pembiayaan yang diberikan kepada sektor pertanian,
industri,, perdagangan barang dan jasa, koperasi, pedagang kecil dan lainnya.
Produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti, tidak memungut
bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar
bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan. Produk pembiayaan BMT yang
banyak diminati salah satunya ialah pembiayaan musyarakah yang juga menjadi
4 M. Amin Azis, dan Ibnu Suparta, Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pokusma dan
BMT, (Jakarta: Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), 2004), Hlm. 4. 5 Rizky Awalil, BMT: Fakta dan Prospek Baitul Mal Wa at-Tamwil, (Yogyakarta: Ucypress,
2007), Hlm. 4-5.
5
pembiayaan yang banyak diminati di BMT Mekar Dakwah Serpong.
Produktivitas perlu ditingkatkan karena merupakan faktor terpenting dalam suatu
usaha yang dijalankan agar tetap dapat tumbuh dan berkembang, serta
menentukan daya saing di era pasar bebas saat ini.
Permasalahan utama dalam mengembangkangkan lembaga keuangan mikro
syariah khususnya BMT ialah kredit macet serta pembiayaan yag bermasalah
yang berkaitan tentang kegagalan dan kesulitan dalam membayar angsuran
pembiayaan yang berdampak langsung kepada pendapatan BMT itu sendiri.
Diluar itu potensi BMT sendiri kedepannya sangat baik dilihat dari keinginanan
masyarakat untuk ikut bergabung serta membangun LKMS.
BMT memiliki poternsi untuk berkembang menjadi lebih maju dan lebih
besar di masa mendatang. Namun masih ada banyak kendala dan tantangan dalam
operasional BMT-BMT yang ada di Indonesia. Kualitas pembiayaan sangat
berpengaruh terhadap efektivitas pendapatan yang diharapkan. Oleh karena itu
kualitas tersebut harus tetap dijaga, agar jangan sampai menimbulkan
pembiayaan bermasalah yang mengakibatkan kerugian karena tidak terbayarnya
kembali dan yang ditanamkan dalam pembiayaan tersebut.6
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk membahas masalah
tersebut dalam penelitian skripsi dengan judul: “PENGARUH PEMBIAYAAN
MUSYARAKAH TERHADAP PENDAPATAN BMT (Studi kasus pada BMT
Mekar Dakwah Serpong)”
6 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajermen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005),
H. 194.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Kelemahan dalam struktur permodalan dan akses keuangan oleh masyarakat
(mitra BMT).
2. BMT mempunyai keterbatasan mengenai hal pemberian pembiayaan dalam
menjangkau kalangan menengah ke bawah.
3. BMT dirasa kurang memberikan manfaat tepat guna bagi masyarakat (mitra
BMT) dari dana pembiayaan yang dimiliki oleh BMT.
4. Pengelolaan sektor pembiayaan BMT banyak menemui kendala.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul skripsi tersebut di atas
penulis membatasi masalah yaitu besarnya pembiayaan musyarakah dengan
pengaruhnya pada pendapatan BMT Mekar Dakwah Serpong.
Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk penulisan skripsi ini,
penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan pembiayaan musyarakah BMT Mekar
Dakwah Serpong?
2. Bagaimana perkembangan pendapatan BMT Mekar Dakwah Serpong?
3. Bagaimana pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap pendapatan BMT
Mekar Dakwah Serpong?
7
4. Bagaimana strategi yang diterapkan BMT Mekar Dakwah Serpon dalam
meningkatkan pendapatannya?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan musyarakah BMT Mekar
Dakwah Serpong.
b. Untuk mengetahui perkembangan pendapatan BMT Mekar Dakwah
Serpong.
c. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap
pendapatan BMT Mekar Dakwah Serpong.
d. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan BMT Mekar Dakwah Serpon
dalam meningkatkan pendapatannya.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat diadakannya penelitian ini adalah:
a. Dapat memberikan pengetahuan secara terori dan aplikasi kepada
pembaca maupun peneliti pribadi.
b. Dapat menjadi sumber refrensi bagi penelitian sejenis dan dijadikan
bahan perbandingan bagi penelitian yang telah ada sebelumnya.
c. Dapat memperluas perkembangan ilmu pengetahuan mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tentang strategi pemasaran BMT (sharia
microfinance) dalam perkembangan UMKM.
8
d. Membantu memberikan saran dan masukan bagi BMT beserta UMKM
dalam hal pengembangan ekonomi kreatif .
e. Membantu memberikan informasi terkait optimalisasi strategi
pemasaran BMT terhadap perkembangan dan pengembangan UMKM.
E. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
9
F. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
dan Tahun
Judul
Penelitian
Persamaan
dengan Penulis
Perbedaan
dengan Penulis Hasil Penelitian
1. Larby
Alhadi, UIN
Syarif
Hidayatulla
h Jakarta
(2014)
Pengaruh
Pembiayaan
BMT
Darussalam
Madani
terhadap
Pendapatan
UMKM di
Sekitar
Kawasan
Perumahan
Elit Kota
Wisata
Cibubur
Pembahasan
mengenai
pembiayaan BMT
serta strategi yang
dilakukan agar
pembiayaan
berjalan efektif.
Penelitian ini
menganalisis
tingkat kefektifan
pembiayaan
terhadap
pendapatan
nasabah sesudah
nasabah
mendapatkan
pembiayaan, dan
analisis dilihat
dari perbedaan
usia, tingkat
pendidikan,
pengalaman
usaha, serta
besarnya
pembiayaan, juga
penyaluran
pembiayaan
menurut
pendapatan
nasabah.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
pembiayaan yang
diberikan BMT
efektif, karena
terjadi perbedaan
pendapatan secara
signifikan sesudah
nasabah mendapat
pembiayaan BMT.
Perbedaan
pendapatan nyata
terlihat pada
perbedaan usia,
tingkat pendidikan,
dan besarnya
pendapatan.
Sementara
pengalaman usaha
tidak menjadi
pengaruh terhadap
perbedaan
pendapatan nasabah.
2. Rani
Ernawati,
IAIN
Walisongo
Semarang
(2012)
Analisis
Akad
Pembiayaan
Musyarakah
pada BMT
dalam
Meningkatka
n Pendapatan
Masyarakat
(Studi Kasus
pada KJKS-
BMT Ummat
Sejahtera
Abadi
Rembang)
Penelitian ini
mengangkat
tentang
pembiayaan
musyarakah BMT
untuk
meningkatkan
pendapat.
Penelitian ini
memiliki variabel
penelitian berupa
akad pembiayaan
sebagai variabel
independen yang
berpengaruh
terhadap
pendapatan
masyarakat
dependen.
Kehadiran BMT
memberikan
kelancaran
perekonomian
masyarakat dan
membangkitkan
kewirausahaan
masyarakat sekitar,
dan memberikan
solusi atas
terkendalanya
masyarakat terhadap
masalah permodalan.
3. Ardhi Evan,
Institut
Efisiensi
Baitul Mal
Penelitian ini
memiliki kajian
Penelitian ini
membahas
Hasil dari analisis 30
BMT yang
10
Pertanian
Bogor
(2015)
Wa Tamwil
(BMT)
Anggota
Induk
Koperasi
Syariah
dengan
Metode Data
Envelopment
Analysis
(DEA)
yang sama
mengenai
efisiensi BMT
mengenai
pembiayaan
BMT.
mengenai efesinsi
BMT dalam
persaingan dan
juga
meningkatkan
profit lembaga.
Menganalisis
apakah BMT
yang tergabung
dalam Inkopsyah
sudah cukup
efisien, dan usaha
apa yang
dilakukan untuk
mencapai tingkat
efisiensi
maksimal
mendekati 100%.
Jenis penelitian
bersifat kuantitatif
karena
menghitung
efisiensi dengan
metode DEA.
tergabung dalam
Inkopsyah pada
tahun 2013 dengan
menggunakan
asumsi variable
return scale (VRS)
pmenunjukkan
terdapat 10 BMT
yang efisien secara
relatif terhadap BMT
yang lainnya.
Sebanyak 60% BMT
yang sudah efisien
100% secara relatif
berada di kota, dan
40% berada di
kabupaten. BMT
yang berada di
daerah kota 75%
sudah efisien dan
BMT yang berada di
daerah kabupaten
hanya 18.18% yang
sudah efisien.
Dalam penelitian diatas peneliti akan coba mencari tau dan menelaah sejauh
mana pengaruh pembiayaan musyarakah dalam meningkatkan pendapatan BMT
Mekar Dakwah Serpong.
G. Variabel Penelitian
Gambar 1.2 Variabel Peneltian
Pembiayaan
Musyarakah
X
Pendapatan BMT
Y
11
Untuk lebih jelas dan fokus, variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
X = Pembiayaan Musyarakah
Y = Pendapatan BMT
H. Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan.7 Karena memiliki sifat yang sementara maka dari
itulah perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian lebih lanjut atau tes yang
disebut tes hipotesis. Ada dua macam hipotesis yang dibuat dalam suatu
percobaan penelitian, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).8
Adapun rumusan hipotesisnya yaitu:
1. H0 : β = 0, tidak terdapat pengaruh yang linier antara variabel
pembiayaan musyarakah dengan pendapatan BMT Mekar Dakwah
Serpong.
2. H1 : β ≠ 0, terdapat pengaruh yang linier antara variabel pembiayaan
musyarakah dengan pendapatan BMT Mekar Dakwah Serpong.
Dalam hipotesis ini disebutkan bahwa pembiayaan musyarakah mempunyai
pengaruh terhadap pendapatan BMT Mekar Dakwah Serpong.
7 Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: Alvabeta, 2009), hlm. 93. 8 Ery Rochayety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis dengzn Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2009), hlm. 108.
12
I. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini disusun dengan sistematika secara berurutan
yang terdiri dari beberapa bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN: Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kajian pustaka (review studi terdahulu), kerangka teori, kerangka konsep, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB KAJIAN TEORITIS: Pada bab ini akan disajikan teori terkait
pengertian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), pembiayaan, sistem pemasran
beserta teori bauran pemasaran (marketing mix).
BAB III METODE PENELITIAN: Pada bab ini akan menjelaskan tentang
jenis penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik
analisis dara dari peneitian ini.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN: Pada bab ini menguraikan
tentang gambaran umum lembaga keuangan berupa profil singkat, visi dan misi,
struktur oganisasi, menjelaskan tentang analisis perkembangan pembiayaan
musyarakah, analisis perkembangan pendapatan BMT, pengaruh pembiayaan
musyarakah terhadap pendapatan BMT Mekar Dakwah Serpong, dan strategi
BMT Mekar Dakwah Serpong dalam meningkatkan pendapatan.
BAB V PENUTUP: Memuat kesimpulan dari rumusan permasalahan dan
saran berdasarkan hasil analisis.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Lembaga Keuangan Mikro Syariah
1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Untuk mengetahui apa sebenarnya Baitul Maal Wat Tamwil, dapat
dipisahkan dalam dua pengertian yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul
Maal adalah suatu lembaga keungan yang usaha pokoknya adalah menerima dan
menyalurkan dana umat Islam bersifat non konversial. Sumber dana Baitul Maal
berasal dari zakat, infaq dan sodakhoh, hibah, sumbangan dan lain -lain.
Adapun penyaluran disampaikan kepada mereka yang berhak (mustahik) yaitu
fakir miskin, mu’alaf, ghorim, memerdekakan hamba sahaya, amilin, orang
orang yang berjuang dijalan Allah SWT serta fisabilillah. Ciri-ciri operasional
Baitul Maal adalah9:
a. Visi dan misi sosial (non profit).
b. Memiliki fungsi sebagai mediator antara pembayar zakat dan penerima.
c. (Muzaki) zakat (Mustasik).
d. Tidak boleh mengambil profit apapun dari operasinya.
e. Pembayaran operasi diambil dari 12,5 % (seperdelapan) dari zakat.
Baitul tamwil adalah institusi/lembaga keuangan umat Islam yang usaha
pokoknya adalah penghimpun dana dari pihak ketiga (deposen) dan
9 Isma Ilmi Hayati Ginting dan Ilyda Sudrajat, Analisis Strategi Pengembangan BMT (Baitul
Maal Wat Tamwil) di Kota Medan, (Medan: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No.11), Hlm. 674-
675
15
memberikan pembiayaan-pambiayaan kepada usaha yang produktif dan
menguntungkan. Sumber dana Baitul Tamwil berasal dari simpanan/tabungan,
saham dan lain-lain. Alokasi dananya kepada pembiayaan-pembiayaan dan
investasi, Ciri-ciri Baitul Tamwil adalah:
a. Visi dan misi ekonomi (komersial).
b. Dijalankan dengan perisip ekonomi Islam.
c. Memiliki fungsi sebagai mediator antara pemilik kelebihan dana dengan
pihak yang kekurangan dana.
d. Pembiayaan operasional berasal dari aset sendiri atau dari keuntungan.
e. Merupakan wajib zakat.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa BMT adalah suatu lembaga informal
yang melayani jasa tabungan dan kredit serta melayani jasa penerimaan dan
pembagian zakat, infaq dan shodaqoh.
Baitul Mal wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang
kegiatannya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan
menengah, antara lain dengan mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan.
Selain itu, BMT juga dapat menerima titipan zakat, infak, dan sedekah serta
menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.10
BMT memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai media penyalur
pendayagunaan harta ibadah, seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf, serta
10 Arif MNRA, Lembaga Keuangan Syariah; Suatu Kajian Teoritis Praktis, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2012), Hlm.4.
16
dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak dibidang investasi yang
produktif layaknya bank. Fungsi kedua adalah sebagai lembaga keuangan yang
bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) dan menyalurkan
dana kepada masyarakat (anggota BMT) yang diberikan pinjaman oleh BMT.
2. Operasional BMT
Cara kerja dan perputaran dana BMT secara sederhana dapat
digambarkan pada Gambar 1.1. Awalnya dana BMT diharapkan diperoleh
dari para pendiri, berbentuk simpanan pokok khusus. Para pendiri juga
membayar simpanan pokok, simpana wajib, dan jika ada, simpanan sukarela
seperti anggota biasa. Modal para pendiri diinvestasikan untuk membiayai
pelatihan pengelola, mempersiapkan kantor dengan peralatannya, dan
perangkat administrasi. Selain modal dari para pendiri, modal dapat juga
berasal dari lembaga-lembaga kemasyarakatan, seperti yayasan, kas masjid,
BAZ, LAZ, dan lain-lain.11
11 Ardhi Evan, Efiseinsi Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Anggota Induk Koperasi Syariah
dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA), (Bogor: Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2015), Hlm. 5-6.
17
Gambar 2.1 Cara Kerja Perputaran Dana BMT
Sumber: Arif (2012)12
12 Arif MNRA, Lembaga Keuangan Syariah; Suatu Kajian Teoritis Praktis, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2012), Hlm.6-7.
18
3. Peran dan Fungsi BMT
BMT diharapkan mampu memberi dampak positif bagi masyarakat
ekonomi lemah dalam rangka membantu pengentasan kemiskinan dan
pengembangan ekonomi masyarakat.
Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah13:
a. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih
profesional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga
semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah)
menghadapi tantangan global.
b. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh
masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar
organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.
c. Mengembangkan kesempatan kerja.
d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk
anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga
ekonomi dan sosial masyarakat banyak.
Selain itu, peran BMT di masyarakat, adalah:
a. Motor penggerak ekonomi dan sosial masyarakat banyak.
b. Ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi Islam.
c. Penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu’afa (miskin).
13 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Praktis, (Jakarta: Kencana, 2010), Hlm. 364-365.
19
d. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah,
ahsanu’amala, dan salaam melalui spiritual communication dengan dzikir
qalbiyah ilahiah.
Karena BMT dan lembaga keuangan syariah lainnya sangat mendukung
mengenai tujuan serta falsafah dari ekonomi Islam itu sendiri. Menurut Khalid
al-Turkmani tujaun ekonomi Islam adalah “untuk menciptakan kebahagiaan
bagi manusia dan masyarakat yang hidup di dalamnya”14. Ini sesuai dengan
firman Allah dalam surat Al-Quraisy ayat 1-4:
فه يل ه يش له ه ١قر فهههم إ ت اءه رهحل ة ۦل ه ا ٢ ٱلصيفه و ٱلش ذ ر ب ه ي ٣ ٱل يته ف لي عبدوا ٱله
هن جوع و ء ا هم م م طع وف أ هن خ ن هم م 15 ٤م
Artinya: “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (yaitu) kebiasaan mereka
bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka
menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka´bah). Yang telah memberi makanan
kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari
ketakutan”
Yang mengatakan bahwa Allahlah yang memberi makan mereka ketika
lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.
Terkait dengan yang pertama, yaitu menyangkut kemaslahatan masyarakat,
menurut Abdu Al-Halim ada dua macam kemaslahatan yang ingin dituju yaitu
yang pertama, tujuan yang bersifat dharuriyun (primer) yaitu menyangkut
14 Adnan Khalid al-Turkmani, Al-Madzhab Al-Iqtishadi Al-Islami, Maktabah Al-Sawadi,
Riyadh, Sh. 20. 15 Q.S Al-Quraisy (106:1-4)
20
masalah ibadah, seperti membaca dua kalimat syahadat dan berbuat sesuai
dengannya, mendirikan sholat, membayar zakat, puasa Ramadhan dan
mengerjakan haji bagi yang mampu melaksanakan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangannya. Dan yang kedua, bersifat adiyun fithriyun
(kelaziman fitrah manusia), seperti menjaga jiwa, akal, dan tubuh dengan
makan, minum, memakai pakaian, memiliki tempat tinggal, bekeluarga dan lain
sebagainya. Dan termasuk juga ke dalam kategori ini yaitu jalbi al-mashalh
yaitu seluruh kegiatan muamalah yang dilakukan oleh manusia untuk
terciptanya kemaslahatan, baik dengan sesamanya maupun dengan lainnya,
seperti memindahkan kepemilikan dari seseorang kepada lainnya dengan
adanya ‘iwadh (pengganti) atau tidak melalui akad seperti itu, atau pemindahan
jasa dan manfaat serta yang sebangsanya.
Islam sangat mendorong adanya kerjasama (coorperation) antara anggota
masyarakat terutama antara sesame muslim dalam mengadakan barang maupun
jasa. Dalam sektor distribusi bentuknya bisa berupa qardul hasan, murabahah,
musyarakah, mudharabah dan lain-lain.16 Hal ini bila dilakukan akan
mempunyai arti yang sangat besar dalam mendorong terciptanya kerja-kerja
produktif sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, karena hal yang semula tidak
bisa dilaksanakan, tetapi karena dikerjakan secara bersama maka hal demikian
bisa terwujud. Hal ini tentu akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan mencegah kesengsaraan sosial, mencegah penindasan ekonomi dan
16 Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Ekonomi Islam, (Jakarta: Media Dakwah, 1984),
Hlm. 79.
21
distribusi kekayaan yang tidak merata dan melindungi kepentingan ekonomi
dari pihak atau golongan ekonomi lemah.17
B. Konsep Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu cara lembaga keuangan dalam
menyalurkan dana yang terkumpul dari penghimpunan dana yang dilakukan.
Pembiayaan sendiri ini berasal dari modal pribadi, pinjaman, dan juga dana pihak
ketiga yang kemudian disalurkan kembali kepada peminjam yang dipergunakan
untuk tujuan tertentu, dalam batasan waktu tertentu dan atas pertimbangan
tertentu pula.
Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan atau
pemberian kepercayaan. Hal ini berarti kontra prestasi yang diberikan benar-
benar diyakini dapat mengembalikan pembiayaan yang telah dipinjam oleh
penerima pembiayaan sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah
disepakati bersama.
Berdasarkan hal diatas terdapat beberapa unsur dalam pembiayaan,
diantaranya:
a. Terdiri dari dua pihak yang bersepakat, yaitu pemberi pembiayaan dan
penerima pembiayaan.
17 Anwar Abbas, Dasar-Dasar Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), Hlm. 45.
22
b. Kepercayaan, yaitu pemberi pembiayaan percaya dan meyakini penerima
pembiayaan akan mengembalikan pinjaman sesuai dengan kesepakatan
yang terlah disepakati.
c. Kesepakatan antara kedua belah pihak, kesepakatan antara pemberi
pembiayaan dan penerima pembiayaan (anta rodhin).
d. Jangka waktu, jatuh tempo pengembalian pinjaman yang telah disepakati.
e. Risiko, yaitu adanya tenggang waktu atas pengembalian pinjaman yang
memungkinkan risiko tidak tertagihnya pembiayaan (non performing loan).
f. Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian yang telah diberikan
pemberi pembiayaan kepada penerima pembiayaan, seperti bagi hasil atau
margin.
Dalam lembaga keuangan konvensional untuk penyaluran dananya kita
mengenal istilah kredit atau pinjaman. Sedangkan dalam lembaga keuangan
syariah untuk penyaluran dananya kita kenal dengan istilah pembiayaan. Jika
dalam lembaga konvensional keuntungan diperoleh dari bunga yang
dibebankan, maka dalam lembaga keuangan syariah menerapkan sistem bagi
hasil. Prinsip bagi hasil ini diterapkan dalam pembiayaan dapat dilakukan
dalam empat akad utama, yatitu: musyarakah, mudharabah, muzara’ah,
musaqah.18
2. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal
18 Dr. Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), Hlm.249
23
dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan. Dalam hal pembiayaan akad musyarakah lembaga
keuangan (BMT) tidak hanya berperan sebagai penyedia dana tetapi juga
menjadi mitra usaha bagi nasabah.
Dasar hukum pelaksanaan prinsip musyarakah yaitu surat An-Nisa ayat 12
dan Al-Shad ayat 24 yang berbunyi:
د ف ل كم ل ن ل هن و ف إهن ك د ل هن لم ي كن لهن و جكم إ زو ك أ ا ت ر هصف م ل كم ن بع ۞و ٱلر
ل هن و د ين و ا أ هه ني ب ية يوصه مهن ب عده و صه كن بع مهما ت ر ٱلر د ل كتم إهن لم ي كن لكم و مهما ت ر
د ف ل هن ل ن ل كم و هن ك ن ر جلد ٱثلمن ف إ و د ين إون ك ا أ هه ية توصون ب هن ب عده و صه كتم م مهما ت ر
وه ل ة أ ل د يور ث ك ة
أ ٱمر ل ا ۥ و هنهم د م حه ه و
هك ختد ف لو أ
خ أ
دس أ ٱلس
نوا أ هك ث ك ف إهن ك ل مهن ذ
ء فه ك هم ش ف هن ٱثللثه ية م و صه ار ي مض و د ين غ ا أ هه ب ية يوص هيم ٱلل و ٱللهه مهن ب عده و صه ل ع
هيمد ل 19 ١٢ح
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh
isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu
mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah
dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu
19 Q.S. An-Nisa (4: 12)
24
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka
para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah
dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu.
Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan
ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki
(seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-
masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-
saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang
sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar
hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah
menetapkan yang demikian itu sebagai) syari´at yang benar-benar dari Allah,
dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
هه ق ال اجه هع ن هل هك إ ت اله ن عج هسؤ ك ب ل م د ظ هن ۦ ل ق هيا م ث اءه إون ك ب عض ٱلل ط ل بغه ب عضهم لع
هل مهلوا ين ٱله إ نوا و ع ته ء ام هح ل ن د او ٱلص ظ هيلد ما همه و ت نه ف ۥد و ق ل ا ف نم به ٱست غ أ ر ر رخ ۥف و
۩ اعكار ن اب أ 20 ٢٤و
Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan
meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan
sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian
mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini".
20 Q.S. As-Shaad (38: 24)
25
Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun
kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
Prinsip musyarakah ini dapat diterapkan pada semua jenis pembiayaan.
Perbedaan antara prinsip musyarakah dengan prinsip mudharabah ialah
pembiayaan yang dilakukan hanya sebagian, yang merupakan penyertaan
dengan campur tangan pengelola lembaga keuangan (BMT) pada suatu usaha
atau proyek secara sementara (ad-hock) maupun tetap.21
21 Martono, Bank & Lembaga Keuangan Lain, (Yogyakarta: Ekonisia, 2010), Hlm. 100.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Dalam studi pustaka ini penulis membaca, mencatat, merangkum,
meneliti, dan mempelajari teori-teori dari beberapa literatur tertulis
maupun tidak tertulis dari buku-buku, majalah, artikel, jurnal, makalah,
dan sumber tertulis lainnya seperti sumber media elektronik seperti
internet yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Dalam studi lapangan penulis menggunakan 2 cara dalam
memperoleh data di lapangan secara langsung. Penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif analitis,
maksudnya memaparkan data-data yang ditemukan di lapangan dan
menganalisisnya untuk mendapatkan kesimpulan yang benar dan
akurat.
B. Pendekatan Penelitisan
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan empiris kuantitatif
yaitu pendekatan yang memungkinkan pencatatan hasil penelitian dalam
27
bentuk angka. Populasi adalah kesimpulan dari individu dengan kualitas
serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.22 Sampel adalah bagian dari populasi.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KJKS BMT Mekar Dakwah Serpong, yang
beralamat di Jalan Kantor Pos Giro RT/RW 01/03 Serpong.
D. Sumber Data Penelitian
1. Sumber Data Primer
Merupakan sumber data yang langsung diperoleh oleh pengumpul data.
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
data atau hasil penelitian lapangan, yaitu:
a. Observasi, dengan datang langsung ke tempat penelitian, yaitu BMT
Mekar Dakwah Serpong.
b. Wawancara, mewawancarai beberapa orang terkait dengan tema
penelitian yang penulis bahas. Proses wawancara akan ditujukan
langsung kepada Manajer Operasional dan Kepala Bagian Operasional
BMT Mekar Dakwah Serpong.
2. Sumber Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melainkan dari
dokumentasi lembaga dan refrensi-refrensi terkait penelitian yang penulis
bahas. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi
22 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 271.
28
dan melakukan studi kepustakaan (liberary research) yang ada
hubungannya dengan materi pembahasan skripsi ini, seperti:
a. Dokumentasi, berupa data-data yang diperoleh melaui laporan-laporan
atau data-data berupa data kuantitatif yang dikeluarkan oleh BMT
Mekar Dakwah Serpong.
b. Studi Kepustakaan (liberary research), yaitu dengan mempelajari buku
kepusakaan, literature, majalah, materi kuliah, serta dari media internet
yang berkaitan erat dengan masalah yang penulis angkat.
E. Teknik Analisis Data
Analisis kuantitatif statistik yaitu metode analisis regresi dengan
menggunakan data-data yang sudah ada.
Analisis ini menggnakan regresi linier sederhana untuk mendapatkan
tingkat akurasi yang akurat dan mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen (pembiayaan musyarakah) terhadap
variabel dependen (pendapatan BMT).
a. Regresi Linier Sederhana
Metode regresi linier sederhana adalah suatu metode analisis yang
dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Dengan persamaan umum regresi linier
sederhana sebagai berikut:
29
Keterangan :
X = Variabel independen yaitu pembiayaan musyarakah
Y = Variabel dependen yaitu pendapatan BMT
a = Konstanta yaitu nilai bila X = 0
b = Koefisien regresi yaitu perubahan pada Y jika X berubah satu satuan
b. Koefisien Determinasi
Analisis untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau
kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Besar
koefisien determinasi (R2) didapat dari mengkuadratkan koefisien
korelasi (r). Koefisien determinasi dapat dilambangkan dengan (R2).
Dengan rumus :
Keterangan :
R2 = Koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
Sedangkan koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus :23
23 J. Suprapto, Statisti: Teori dan Aplikasi, Jilid II, Ed. 4, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm.
201.
30
c. Uji Hipotesis
1) Uji t
Pengujian t statistik adalah pengujian terhadap masing-masing
variabel independen. Uji t (coefficient) akan dapat menunjukkan
pengaruh masing-masing variabel independen (secara parsial)
terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang digunakan :
a) Bila H0 : bi ≤ 0 = Variabel independen berpengaruh negaif
terhadap variabel dependen.
b) Bila H0 : bi > 0 = Variabel independen berpengaruh positif
terhadap variabel dependen.
Jika t tabel < t hitung maka H0 ditolak, berarti variabel
independen secara individual berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.
Dalam pengolahan uji t statistik bertujuan melihat seberapa
besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen.
2) Uji F
Pengujian F statistik adalah uji secara bersama-sama seluruh
variabel independennya terhadap variabel dependennya.
Perhitungan ANOVA dilakukan dengan membandingkan dengan
nilai kritis yang diperoleh dari tabel distribusi F pada tingkat
signifikan tertentu.
31
Hipotesis yang digunakan adalah :
a) H0 : b1 = b2 = 0, berarti variabel independen secara keseluruhan
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, berarti variabel independen secara keseluruhan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Jika F tabel > F hitung berarti H0 diterima atau variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Jika F tabel < F hitung berarti H0 ditolak atau variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Bila nilai signifikansi ANOVA < 0.05 maka model ini layak
atau fit. Apabila hipotesis nol ditolak berarti secara bersama-sama
variabel independen (pembiayaan musyarakah) mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (pendapatan BMT).
d. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal.
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat
dideteksi dengan melihat normality probability plot. Jika data (titik)
32
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data
(titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.24
2) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, hal tersebut dinamakan
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas.
Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu
model regresi, maka dapat dilihat pada scatterplot model tersebut.
Dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Titik-titik (data) menyebar di atas dan di sekitar angka 0;
b) Titik-titik (data) tidak mengumpul hanya dibawah saja;
c) Penyebaran titik-titik (data) tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali;
d) Penyebaran titik-titik (data) sebaiknya tidak berpola.
24 Singgih Santoso, Buku latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2000), hlm. 214.
33
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Angka D-W diantara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi;
b) Angka D-W di bawah -2 maka terjadi autokorelasi positif;
c) Angka D-W di atas +2 maka terjadi autokorelasi negatif.
34
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdiri BMT Mekar Dakwah
Objek penelitian yang diangkat ialah BMT Mekar Dakwah Serpong.
BMT Mekar Dakwah Serpong yang merupakan cabang dari BMT Taruna
Al-Qur’an Yogyakarta (BMT Jogjatama, red) didirikan pada tanggal 26
Februari 2004 dengan No. Akta Pendirian 518/7/BH/Dis/KUK. Manajemen
Taruna Yogyakarta mengalami kendala cukup berat yang menyebabkan
bulan Juni 2004 penanganan BMT Mekar Dakwah terpisah dari BMT
Taruna Al-Qur’an Yogyakarta sebagai induk, sehingga diambil alih sebuah
komunitas yang peduli syariah di Jakarta. Pembenahan manajemen itu
dilaksanakan oleh Tim Counterpart hingga mengalami perkembangan yang
positif sehingga cukup layak dianggap sebuah lembaga keuangan mikro
yang berbasis syariah Islam. Meskipun kondisi baik dari eksternal maupun
internal BMT Mekar Dakwah mengalami pasang surut tetapi kinerja
operasional membaik walau sering terjadi pergantian pengurus, pengelola
dan lokasi usaha. Pergantian tersebut mulai terbentuk tim kinerja BMT yang
solid menginjak tahun 2008. Pemulihan keadaan yang semakin solid terlihat
pada tahun 2009. Kinerja dari BMT baik di Baitul Maal tertata rapi dan pada
sisi Baitul Tamwil menunjukan peranannya. BMT Mekar Dakwah Serpong
semakin diakui serta dipercaya, bahkan menjadi lembaga yang mendapat
35
tempat sendiri. Fungsi BMT dengan pemberdayaan ekonomi umat dari
sosial dan bisnis, BMT Mekar Dakwah Serpong berkembang dengan adanya
program-program kemaslahatan umat, didukung oleh lembaga-lembaga
yang bersinergi dengan BMT, baik lembaga keuangan pendidikan, sosial,
pemerintah, dan lainnya.
2. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi
Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang handal
karena kualitas pelayanan dan kinerja operasional, dalam
pengembangan dan pemberdayaan sumber dayanya hingga
berkesinambungan dan selalu berusaha sesuai prinsip syariah.
b. Misi
1) Meningkatkan taraf hidup dan kemampuan, baik sosial maupun
ekonomi masyarakat melalui muamalah sesuai syariah.
2) Meningkatkan baik kuantitas, maupun kualitas pelayanan dan
kinerja operasional dalam bermuamalah.
3) Membangun kepercayaan dan mengembangkan kerjasama
dengan berbagai pihak, baik di Serpong Tangerang Selatan,
hingga skala nasional.
4) Usaha yang memiliki keunggulan kompetitif, accountable, serta
terpercaya dalam bermuamalah dan tetap dalam koridor yang
sesuai dengan prinsip syariah.
36
5) Mewujudkan lembaga yang ideal bagi pengembangan diri dan
pembentukan sumber daya yang selalu konsisten dalam
menerapkan kinerjanya sesuai dengan prinsip syariah.
c. Tujuan
Membentuk sumber daya yang berkemampuan, berwawasan, dan
professional didalam menerapkan muamalah yang sesuai dengan
prinsip syariah. Meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas dalam
penerapan usaha demi kemaslahatan bersama.
3. Filosofi, Prinsip, dan Fungsi BMT Mekar Dakwah
a. Filosofi BMT Mekar Dakwah
1) Kepedulian, terhadap kondisi yang terjadi baik simpati maupun
empati.
2) Membantu/Menolong, baik materi atau non materi sesuai
kemampuan.
3) Pembinaan, dalam hal ruhiah maupun jasmaniah dalam
bermuamalah.
4) Pengawasan, atau menjaga sumber daya agar tetap sesuai
syariah.
5) Pemberdayaan, baik ekonomi dan sosial didalam penerapan
kinerjanya/bermuamalah tetap sesuai dengan prinsip syariah.
37
b. Prinsip BMT Mekar Dakwah
1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dalam
melaksanakan segala kegiatan muamalah agar tetap susuai
prinsip-prinsip syariah.
2) Keterpaduan dalam segala yang berhubungan dengan
muamalah baik dari nilai-nilai spiritual, moral, etika, sikap,
pengetahuan dan lainnya.
3) Kekeluargaan, yakni lebih mementingkan kepentingan bersama
dan serta kebersamaan, dalam satu kesatuan visi, misi dan
tujuan BMT.
4) Kemandirian yang tidak terpengaruh oleh kepentingan pihak
tertentu.
5) Profesionalisme dalam bekerja yang selalu dilandasi keimanan
dalam bermuamalah dalam menjadikan sifat rasulullah SAW
sebagai tauladan.
6) Istiqomah dalam bekerja dan selalu berusaha sesuai prinsip
syariah.
7) Silaturahmi dengan berbagai pihak/jaringan kerja selalu dijaga.
c. Fungsi BMT Mekar Dakwah
1) Fungsi sosial, yakni BMT sebagai institusi dakwah yang
memiliki kepedulian tinggi hingga kualitas spiritual dan moral
meningkat.
38
2) Fungsi ekonomis, yakni BMT sebagai perantara manajemen dan
keuangan berbagai pihak demi kemaslahatan bersama.
3) Fungsi Ilmu Pengetahuan, yakni BMT jadi tempat
pengembangan sumber daya insani khususnya dalam muamalah
sesuai syariah.
4) Fungsi pengembangan, yakni BMT motivator, pengaruh dan
juga pengembangan potensi sosial dan ekonomi masyarakat.
4. Target, Motto, dan Jargon BMT Mekar Dakwah
a. Target/Sasaran BMT Mekar Dakwah
1) Letak lokasi usaha meliputi: lembaga sosial kemasyarakatan,
lembaga pendidikan dan lembaga usaha.
2) Pelaku usaha meliputi: perorangan, kelompok/komunitas serta
badan usaha dari mikro hingga menengah khususnya dan bila
dimungkinkan makro, baik formal maupun non formal.
3) Alokasi/Jenis usaha meliputi: produktif dan konsumtif.
4) Sektor usaha meliputi: bidang jasa, perdagangan, industri kecil
dan menengah, konsumtif dan lain-lain.
5) Bentuk usaha meliputi: dana kebajikan, dana talangan/bantuan,
kemitraan dan pemberdayaan.
6) Jangka waktu meliputi: jangka pendek, menengah dan panjang.
7) Wilayah usaha meliputi: Kecamatan Serpong khususnya hingga
Kabupaten Tangerang bahkan hingga skala nasional.
39
b. Motto BMT Mekar Dakwah
Motto BMT Mekar Dakwah yaitu: “Jujur Bermitra, Profesional
Bekerja”
c. Jargon BMT Mekar Dakwah
Jargon BMT Mekar Dakwah yaitu: “Mekar Raih Prestasi,
Bismillah!!!”
5. Identitas Lembaga
a. Nama : BMT Mekar Dakwah
b. Tanggal Berdiri : 12 Februari 2004
c. Akta Pendirian : 01/KUS-SMD/II/2004
d. Badan Hukum : 518/7/BH/DISKUK/2004
e. Domisili : 503/74.Kel-Srp/2014
f. Siup : 503/001205-BP2T/30-08/PK/IX/2012
g. TDP : 30.08.2.47.00081
h. NPWP : 02.629.064.3-411.000
6. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Mekar Dakwah Serpong
40
7. Susunan Dewan Pengawas dan Pengurus
a. Dewan Pengawas
1) Dr. Euis Amalia, M.Ag
2) Drs. Madyo Wratsongko, MM
3) Wiroso, SE, MBA
b. Dewan Pengurus
1) Ketua : Ismail
2) Sekretaris : Azhar Ahmad M.
3) Bendahara : Mudzakkir Murod
4) Manager : Irfan Ahmad Riva’i
5) Kabag Marketing : Harundiansyah
6) Marketing : Ahmad Fauzi
7) Kabag Operasional : Nurisma Septia Anggraeni
8) Teller : Eliska Novia Dharma
Dari susunan pegawas hingga pengurus seperti yang telah
dicantumkan diatas, dapat kita ketahui bahwa yang memiliki peranan paling
tinggi adalah ketua yang dijabat oleh Bpk. Ismail dan di dampingi oleh staf-
stafnya serta pihak-pihak lain yang bertugas mengawasi kinerja dan
berjalannya usaha BMT Mekar Dakwah Serpong.
8. Produk-produk BMT Mekar Dakwah
a. Produk Penghimpunan Dana
1) Simpanan pihak kedua yang bersifat titipan maupun bagi hasil,
yaitu simpanan Mekar Dakwah (Tabungan) dengan ketentuan:
41
a) Setoran awal minimal Rp.10.000,-
b) Setoran selanjutnya minimal Rp.5.000,-
c) Saldo akhir minimal Rp.10.000,-
2) Investasi pihak kedua untuk mendapat keuntungan yang halal
dengan nilai kompetitif, yaitu Simpanan Berjangka Mekar
Dakwah (Deposito) dengan ketetuan:
a) Jangka waktu deposito 3, 6, 9, dan 12 bulan.
b) Minimal nominal deposito Rp.500.000,-
3) Program pemberdayaan dan sosial, yaitu Dana ZIS (Zakat,
Infaq, dan Shadaqah).
a) Fasilitas Penyaluran Dana / Permodalan.
b) Dana bisnis, yaitu sistem jual beli, yakni murabahah.
Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang
dilakukan untuk transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dengan keuntungan (margin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
c) Dana pengembangan usaha, yaitu musyarakah dan
mudharabah.
Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama diantara 2
(dua) pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang
masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan
42
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai
dengan porsi dana masing-masing.
Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama suatu
usaha antara pihak pertama (malik, shahibul maal, atau
Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak
kedua (mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku
pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai
dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad,
sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pihak
pertama (malik, shahibul maal, atau Bank Syariah) kecuali
jika pihak kedua (mudharib, atau nasabah) melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
d) Dana pinjaman untuk kepentingan pemberdayaan diri,
keluarga, maupun memulai usaha, yaitu Al-Qardh /
Qardhul Hasan.
Pembiayaan qardh adalah pembiayaan yang ditujukan
kepada nasabah yang tidak mampu.
b. Produk Layanan Anggota
Bentuk produk layanan yang ditawarkan dalam membantu
pembiayaan atau tagihan seperti :
1) Pembayaran Rekening PLN
2) Pembayaran Rekening Telepon
3) Pembayaran Rekening PDAM
43
4) Transfer Antar Bank
5) Isi Ulang Pulsa Handphone
Semua bentuk layanan diatas yang terdapat dalam produk
layanan pada BMT Mekar Dakwah didasarkan akan kebutuhan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan dalam masalah
keuangan, untuk meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik. Bagi
masyarakat yang memiliki harta dapat memanfaatkan harta yang
dimiliki.
Sebelum mitra mengajukan permohonannya, terlebih dahulu
sebelumnya sudah menjadi anggota BMT Mekar Dakwah. Adapun
syarat keanggotaan BMT Mekar Dakwah:
- Fotocopy KTP / SIM / Kartu Identitas lainnya.
- Mengisi formulir biodata anggota / nasabah.
- Membuka salah satu rekening simpanan (tabungan / deposito).
- Mendapatkan fasilitas pembiayaan / pendanaan.
Setelah syarat keanggotaan terpenuhi, maka untuk melakukan
permohonan pembiayaan / permodalan / pendanaan dari BMT
Mekar Dakwah dapat dilakukan dengan cara:
- Sudah resmi terdaftar sebagai anggota / mitra di BMT Mekar
Dakwah, dibuktian dengan adanya nomor database mitra serta
sudah memiliki salah satu rekening simpanan yang aktif di BMT
Mekar Dakwah.
- Mengisi formuulir permohonan pembiayaan.
44
- Fotokopi KTP pasangan (suami-istri) bagi yang sudah menikah
dan menyertakan surat keterangan lainnya yang dipersyaratkan.
- Bersedia disurvei (tempat usaha / rumah) dan diwawancarai
oleh petugas).
- Bersedia mengikuti seluruh aturan / prosedur / ketentuan yang
diterbitkan oleh BMT Mekar Dakwah.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Perkembangan Pembiayaan Musyarakah
Data-data yang digunakan dalam analisis ini diperoleh dari
laporan keuangan bulanan BMT Mekar Dakwah Serpong. Berikut ini
penulis akan menyajikan data pembiayaan musyarakah selama tiga
tahun terakhir dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.
45
Tabel 4.1
Pembiayaan Musyarakah BMT Mekar Dakwah Serpong
Periode 2013 – 2015
(Dalam Rupiah)
Sumber: Laporan Keuangan BMT Mekar Dakwah Serpong 2013-
2015
Nilai pembiayaan musyarakah secara keseluruhan pada tahun
2013 sebesar Rp.1.795.600.000,-, pada tahun 2014 sebesar
Rp.2.462.400.000,-, dan pada tahun 2015 sebesar Rp.3233.550.000,-.
Terjadi peningkatan nilai pembiayaan musyarakah setiap tahunnya
yang dapat terlihat dari tabel diatas.
2013 2014 2015
Januari 188300000 195600000 266100000
Februari 97500000 157500000 363750000
Maret 152300000 165850000 329500000
April 147500000 177200000 229000000
Mei 144000000 336750000 146000000
Juni 212500000 35500000 130500000
Juli 19500000 11000000 267500000
Agustus 101500000 225900000 404500000
September 177100000 357100000 243000000
Oktober 195500000 187000000 246200000
November 148900000 231500000 386500000
Desember 211000000 381500000 221000000
Jumlah 1795600000 2462400000 3233550000
BulanTahun
46
Tabel 4.2
Akumulsi Perubahan Pembiayaan Musyarakah
BMT Mekar Dakwah Serpong
Sumber: Laporan Keuangan BMT Mekar Dakwah Serpong 2013-
2015
Pada tahun 2014 total pembiayaan musyarakah sebesar
Rp.2.462.400.000,- sedangkan pada tahun 2013 total pembiayaan
musyarakah sebesar Rp.1.795.600.000. Hal ini menunjukkan bahwa
pembiayaan musyarakah mengalami kenaikan sebesar 27% dari tahun
2013 menuju tahun 2014. Kenaikan juga terjadi pada tahun 2015
sebesar 24% dari tahun sebelumnya.
Dengan ini penulis dapat menyimpulkan bahwa kenaikan
pembiayaan musyarakah dari tahun 2013 sampai dengan taqhun 2015
Tahun Pembiayaan Musyarakah (Rp) Perubahan (Rp) Presentase (%)
2013 1795600000 - -
2014 2462400000 666800000 27%
2015 3233550000 771150000 24%
Jumlah 7491550000 1437950000 51%
47
mengalami kenaikan sebesar Rp.7.491.550.000,- dengan presesntase
sebesar 51%.
2. Analisis Perkembangan Pendapatan BMT
Berikut ini penulis akan menyajikan data pendapatan BMT
Mekar Dakwah Serpong selama tiga tahun terakhir dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2015.
Tabel 4.3
Pendapatan Musyarakah BMT Mekar Dakwah Serpong
Periode 2013 – 2015
(Dalam Rupiah)
Sumber: Laporan Keuangan BMT Mekar Dakwah Serpong 2013-
2015
Dari data yang telah tersaji diatas dapat dilihat bahwa pendapatan
BMT dari pembiayaan musyarakah pada ahun 2013 sebesar
2013 2014 2015
Januari 12895300 23767500 23286500
Februari 6043500 17731000 24467000
Maret 9892000 18647500 24355500
April 9709500 20114000 21819500
Mei 8345100 26029000 21185500
Juni 13272600 9737000 15605500
Juli 5111000 6489500 23466000
Agustus 8309000 24289000 25561000
September 12352200 26557500 22628000
Oktober 13114400 21192000 23088500
November 9810400 24831300 24690500
Desember 13272600 29215500 21769500
Jumlah 122127600 248600800 271923000
BulanTahun
48
Rp.122.127.600,- pada tahun 2014 terjadi peningkatan pendapatan
sebesar Rp.248.600.800,- dan pada tahun 2015 juga terjadi peningkatan
pendapatan sebesar Rp.271.923.000,-. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa terjadi kenaikan pendapatan BMT dari pembiayaan musyarakah
yang disalurkan setiap tahunnya.
Tabel 4.4
Akumulsi Perubahan Pendapatan Musyarakah
BMT Mekar Dakwah Serpong
Sumber: Laporan Keuangan BMT Mekar Dakwah Serpong 2013-
2015
Tahun Pendapatan BMT (Rp) Perubahan (Rp) Presentase (%)
2013 122127600 - -
2014 248600800 126473200 50%
2015 271923000 23322200 9%
Jumlah 642651400 149795400 59%
49
Pada tahun 2014 total pendapatan BMT sebesar Rp.248.600.800,-
sedangkan pada tahun 2013 total pendapatan BMT sebesar
Rp.122.127.600,-. Hal ini menunjukkan kenaikan pendapatan sebesar
50% dari tahun 2013 menuju tahun 2014. Pada tahun 2015 terjadi
kenaikan kembali tidak sebesar di tahun sebelumnya, pada tahun 2015
hanya terjadi kenaikan 9% dengan total pendapatan pada tahun 2015
sebesar Rp.271.923.000,-
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa kenaikan
pendapatan BMT Mekar Dakwah Serpong dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015 adalah sebesar Rp.642.651.400,- dengan presentase
kenaikan selama tiga tahun terakhir sebesar 59%.
3. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap Pendapatan BMT
Mekar Dakwah Serpong
a. Analisis Pengujian Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Semua data-data yang digunakan untuk melakukan analisis
suatu masalah harus diuji validitasnya. Untuk memenuhi syarat
validitasnya suatu model dapat diuji dengan memenuhi syarat
asumsi klasik normalitas dengan menggunakan Normal Probabilitas
Plot. Uji normalitas merupakan suatu uji untuk melihat apakah nilai
residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
ialah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.
50
Gambar 4.2
Uji Normalitas
Dalam prinsipnya suatu uji normalitas dapat dilihat melalui
titik yang tersebar pada garis diagonal dari grafik di atas. Dapat
terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal tersebut, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas yaitu terdistribusinya data secara normal.
51
2) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas merupakan sebuah uji asumsi klasik
untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan dalam fungsi
regresi.Pengujian ini dapat dilihat melalui gambar scatterplot di
bawah ini yang dihasilkan dari penolahan data pada aplikasi SPSS.
Dapat dilihat dari gambar di atas, sama halnya dengan prinsip
uji normalitas, uji heterokedastisitas ini dapat dideteksi dengan
melihat persebaran titik. Maka berdasarkan data di atas, dapat dilihat
bahwa persebaran titik tersebar merata dan tidak berkumpul atau
membuat pola, sehingga dapat disimpulkan data tersebut tidak ada
masalah heterokedastisitas.
52
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi terjadi ketika kesalahan pengganggu saling
berkorelasi satu sama lain yang bertujuan menguji apakah dalam
satu model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Salah satu cara mendeteksinya dengan melihat kolom Durbin-
Watson yang terdapat pada tabel model summary.
Tabel 4.10
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .837a .700 .691 3935463.404 2.186
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Musyarakah
b. Dependent Variable: Pendapatan BMT
Cara menghitung manual dengan asumsi tingkat kesalahan
5%, variabel bebas (K=1) dengan total df+1 = 36 +1 = 37, nilai
durbin lower (dl) sebesar 1,42 dan durbin upper (du) sebesar 1,53
(data dl dan du bisa dilihat pada tabel statistik d Durbin-Watson,
dengan alafa 5%).
Berdasarkan hasil analisis SPSS pada Model Summary diatas
dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 2,186 artinya tidak ada
korelasi satu sama lain (Normal : diantaara dl dan 4-du)
1,42<2,816<(4-1,53) karena terletak diantara durbin lower (dl) dan
durbin upper (du). Maka data ini tidak terjadi autokorelasi.
53
b. Variabel Entered atau Removed
Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan
data sekunder. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisa dan
melihat pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap pendapatan
BMT Mekar Dakwah Serpong dengan menggunakan metode
regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS (Statistical
Package for the Social Science) v.20.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara pembiayaan
musyarakah terhadap pendapatan BMT, dapat dilakukan dengan
analisa variabel yang dimasukkan dan variabel yang dikeluarkan.
Tabel 4.5
Variables Entered/Removed
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 Pembiayaan
Musyarakahb . Enter
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
b. All requested variables entered.
Pada variabel entered atau removed di atas terlihat jelas yang
digunakan yaitu variabel pembiayaan musyarakah (X) sebagai
variabel yang dimasukkan sebagai variabel independen untuk
dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap pendapatan BMT (Y)
sebagai variabel dependen.
54
c. Koefisien Penentu (Determinasi)
Merupakan ukuran untuk menyatakan proporsi dalam
variabel yang dijelaskan dalam variabel independen, serta karena
variabel tersebut dilihat sejauh mana memberikan ukuran varian
dalam suatu variabel dalam menentukan variabel lain.
Tabel 4.6
Koefisien Penentu (Determinasi)
Untuk menghitung seberapa besar pengaruh pembiayaan
musyarakah (X) terhadap naik atau turunnya pendapatan BMT (Y)
digunakan koefisien penentu atau determinan dengan melihat tabel
Model Summary di atas.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .837a .700 .691 3935463.404 2.186
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Musyarakah
b. Dependent Variable: Pendapatan BMT
Berdasarkan tabel Model Summary di atas terlihat koefisien
korelasi dalam perhitungan SPSSnya adalah sebesar 0,837. Ini
artinya jumlah pembiayaan musyarakah (X) mempunyai hubungan
positif. Dimana hubungan yang positif artinya, jika pembiayaan
musyarakah bertambah maka pendapatan BMT juga akan ikut
bertambah, atau sebaliknya jika pembiayaan musyarakah menurun
maka pendapatan BMT juga akan ikut mengalami penurunan.
55
Koefisien determinasi (r2 / R Square) atau koefiseien
penentunya sebesar 0,70 = 70% artiinya pendapatan BMT (Y)
dapat dijelaskan oleh pembiayaan musyarakah (X) sebesar 70%.
Sedangkan sisanya sebesar 30% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor
lain diluar pembiayaan musyarakah seperti produk simpanan,
produk pembiayaan seperti murabahah, mudharabah, dan lainnya.
d. Koefisien Regresi
Setelah penulis menganilisis koefesien penentu, selanjutnya
penulis akan melanjutkan dengan menganalisis koefisien regresi
untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh pembiayaan musyarakah
terhadap pendapatan BMT.
Pendapatan BMT menunjukkan bilangan konstanta (a)
sebelum adanya perubahan pengaruh dari pembiayaan musyarakah
(b). (X = 0)
Sedangkan koefisien regresi atau parameter (b) positif,
menunjukkan adanya pengaruh terhadap jumlah pembiayaan
musyarakah terhadap pendapatan BMT.
Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Pendapatan BMT
X = Pembiayaan Musyarakah
a = konstanta
b = koefisien regresi (perubahan pada Y jika berubah satu satuan)
56
Tabel 4.7
Regresi Pembiayaan Musyarakah
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 5494035.709 1534096.074 3.581 .001
Pembiayaan
Musyarakah .059 .007 .837 8.911 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
Berdasarkan tabel diatas mengenai regresi pembiayaan
musyarakah dari perhitungan SPSS dapat diketahui persamaan
regresi dari tabel diatas adalah LogY = Log5494035,709 +
0,059LogX, artinya konstanta (a) persamaan tersebut ialah a =
5494035,709 artinya bila X = 0 atau tidak ada pembiayaan
musyarakah, maka pendapatan BMT (Y) sebesar 5494035,709.
Koefisien regresi hasil (b) menunjukkan angka sebesar 0,059 yang
menyataqkan bahwa setiap adanya peningkatan pembiayaan
musyarakah naik sebesar satu satuan, maka ini juga akan
berdampak kepada peningkatan pendapatan BMT sebesar 0,059
atau setiap penurunan jumlah pembiayaan musyarakah sebesar satu
satuan, maka akan menurunkan pendapatqan BMT sebesar 0,059.
Sebagai contoh pembiayaan musyarakah pada bulan Januari 2015
sebesar Rp.266.100.000,- maka pendapatan akan naik sebesar
0,059. Sehingga pendapatan BMT Mekar Dakwah Serpong akan
57
bertambah sebesar Rp.15.699.900,-. Jadi jika pembiayaan
musyarakah mengalami kenaikan akan berdampak pula kepada
jumlah pendapatan BMT.
e. Analisis Pengujian Hipotesis
1) Uji T Statistik
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji masing-masing
variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan menggunakan
tabel coefisients biasa disebut juga dengan uji t.
Tabel 4.8
Uji T Statistik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 5494035.709 1534096.074 3.581 .001
Pembiayaan
Musyarakah .059 .007 .837 8.911 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
Diantaranya:
- Uji terhadap konstanta atau intercept
Signifikansi pembiayaan musyarakah sebesar 0,000 dengan
0,05. Hasil tabel signifikansi (constant) sebesar 0,001 < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti data ini signifikan
artinya variabel X (Pembiayaan Musyarakah) mempunyai
pengaruh terhadap variabel Y (Pendapatan BMT).
58
- Uji terhadap koefisien regresi (b)
Signifikan pembiayaan musyarakah sebesar 0,000 dengan
0,05. Hasil tabel signfikansi (Pembiayaan Musyarakah)
sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti
data ini signifikan artinya variabel X (Pembiayaan
Musyarakah) mempunyai pengaruh terhadap variabel Y
(Pendapatan BMT).
2) Uji F Statistik
Uji F ini untuk menguji kelayakan sebuah model, apakah
model regresi linier sederhana yang diajukan adalah model yang
layak untuk menguji variabel bebas terhadap variabel tidak
bebasnya secara bersama-sama.
Tabel 4.9
Uji F Statistik
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 12297411652
01462.200 1
122974116520
1462.200 79.400 .000b
Residual 52658765483
0759.700 34
154878722009
04.697
Total 17563288200
32222.000 35
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
b. Predictors: (Constant), Pembiayaan Musyarakah
Berdasarkan tabel ANOVA diatas atau disebut juga sebagai
uji F statistik. Untuk menguji hipotesis apakah pendapatan BMT
59
dapat dipengaruhi oleh pembiayaan musyarakah dengan cara
membandingkan angka signifikansi sebesar 0,000 dengan 0,05.
Hasil tabel 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti
signifikan yang berarti secara bersama-sama variabel bebasnya
(Pembiayaan Musyarkah) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel tidak bebasnya (Pendapatan BMT).
4. Strategi BMT Mekar Dakwah Serpong dalam Meningkatkan
Pendapatan
Dalam mengembangkan usahanya BMT Mekar Dakwah Serpong
menerpakan beberapa strategi dalam meningkatkan pendapatan
perusahaan, penerapan strategi tersebut, diantaranya:
a. Jumlah Nilai Penghimpunan dan Penyaluran
Secara umum sumber pendapatan utama berasal dari
penghimpunan (tabungan) dan penyaluran (pembiayaan).
Penghimpunan dana dikhususkan kepada mitra BMT Mekar
Dakwah untuk menabung dan menaruh dananya di BMT Mekar
Dakwah dan perluasan jangkauan BMT dalam menarik dan
mencari mitra sampai ke desa sekitar Tangerang dan Tangerang
Selatan. Penghimpunan dana ini menjadi salah faktor selain
penyaluran dana. Sedangkan faktor lain selain penghimpunan
merupakan penyaluran dana, peranan penyaluran dana lebih tinggi
dalam pengaruhnya dalam pendapatan BMT Mekar Dakwah
Serpong, dengan sistem bagi hasil yang telah disepakati dalam
60
kontrak akad dalam perjanjian awal kerjasama antara BMT Mekar
Dakwah dan mitra. Pembiayaan mikro pada umumnya saat ini
berkisar antara Rp.5.000.000,- sampai dengan Rp.10.000.000,-.
BMT Mekar Dakwah mampu memberikan dana usaha peternakan
bebek hingga total pembiayaan mencapai Rp.150.000.000,-.
Dengan pemberian pembiayaan yang cukup besar ini memberikan
peningkatan pendapatan yang didapat oleh BMT Mekar Dakwah
Serpong.
b. Sasaran dan Target Pembiayaan
Pembiayaan pada BMT Mekar Dakwah Serpong memiliki
orientasi kepada keuntungan tetapi tidak semata-mata mencari
keuntungan melainkan juga memiliki tujuan sosial. Strategi ini
digunakan karena mempunyai motif untuk kemaslahatan umat.
Untuk pembiayaan sendiri BMT Mekar Dakwah Serpong
menmiliki sasaran kepada para usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM). Hal ini dilihat sebagai peluang BMT dalam masuk
kepada kalangan menengah ke bawah dimana pembiayaan mikro
pada perbankan minimal sejumlah Rp.50.000.000,- sampai dengan
Rp.150.000.000,- sedangkan BPRS pembiayaan mikro sejumlah
Rp.10.000.000,- sampai dengan Rp.50.000.000,-. BMT Mekar
Dakwah Serpong pernah memberikan pembiayaan mikro sejumlah
Rp.500.000,- sebagai tambahan modal usaha mitra BMT.
61
Targetnya dengan pembiayaan yang diberikan pada sektor yang
tidak berisiko tinggi dan proyeksi usaha yang jelas.
Dalam jangka pendek BMT Mekar Dakwah Serpong
berusaha menjaga kolektabilitas pembiayaan yang sudah ada,
untuk jangka menengah BMT berusaha untuk terus meningkatkan
jumlah mitra dan plafon pembiayaan. Sedangkan dalam jangka
panjang BMT memiliki keinginan untuk menambah jumlah produk
pembiayaan.
c. Minimalisir Non Performing Loan (NPL)
Tabel 4.11
NPL BMT Mekar Dakwah Serpong
Periode 2013-2015
Sumber: Laporan Keuangan BMT Mekar Dakwah Serpong 2013-
2015
Berdasarkan tabel diatas jumlah NPL BMT Mekar Dakwah
cenderung memiliki kenaikan didasari kepada jumlah pembiayaan
yang meningkat setiap tahunnya. Oleh Karena itu strategi lain yang
diterpakan untuk meningkatkan pendapatan salah satunya dengan
meminimalisir non performing loan (npl) atau pembiayaan
bermasalah. Hal ini dilakukan karena angka pembiayaan
Tahun Total Pembiayaan Pembiayaan Bermasalah NPL
2013 1795600000 49342327 2.74%
2014 2462400000 33456109 1.35%
2015 3233550000 68357258 2.11%
62
bermasalah akan berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh
BMT.
Oleh karena itu upaya yang dilakukan pihak BMT Mekar
Dakwah Serpong agar tidak terjadi pembiayaan bermasalah ini
dengan cara:25
1) Sebelum pembiayaan disetuji, pihak BMT menganalisis
pengajuan pembiayaan tersebut menggunakan analisis 5C
(Character, Capacity, Capital, Condition and Colleteral).
2) Pengawasan / monitor terhadap mitra yang telah mendapatkan
pembiayaan agar mitra membayar angsuran pembiayaan secara
berkala sesuai dengan jatuh tempo.
3) Mengontrol usaha mitra yang mendapatkan pembiayaan apakah
berjalan dengan semestinya atau tidak. Bila tidak berjalan
semestinya maka akan dilakukan restructuring (menyangkut
perubahan struktur fasilitas), reconditioning (menyangkut
perubahan syarat dan kondisi fasilitas), dan rescheduling
(menyangkut perubahan jangka waktu fasilitas).
25 Wawancara pribadi dengan Ibu Nurisma Septia Anggraeni, Kabag Operasional BMT Mekar
Dakwah
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan serta uraian-uraian sebelumnya
mengenai pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap pendapatan BMT
Mekar Dakwah Serpong. Penulis mencoba menarik kesimpulan mengenai
penelitian yang diangkat sebagai berikut:
1. Perkembangan pembiayaan musyarakah secara keseluruhan pada tahun
2013 sebesar Rp.1.795.600.000,-, pada tahun 2014 sebesar
Rp.2.462.400.000,-, dan pada tahun 2015 sebesar Rp.3233.550.000,-.
Terjadi peningkatan nilai pembiayaan musyarakah setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil olah SPSS terlihat koefisien korelasi dalam
perhitungan SPSS adalah sebesar 0,837. Ini artinya jumlah pembiayaan
musyarakah (X) mempunyai hubungan positif. Dimana hubungan yang
positif artinya, jika pembiayaan musyarakah bertambah maka
pendapatan BMT juga akan ikut bertambah, atau sebaliknya jika
pembiayaan musyarakah menurun maka pendapatan BMT juga akan ikut
mengalami penurunan. Koefisien determinasi (r2 / R Square) atau
koefiseien penentunya sebesar 0,70 = 70% artinya pendapatan BMT (Y)
dapat dijelaskan oleh pembiayaan musyarakah (X) sebesar 70%.
Sedangkan sisanya sebesar 30% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain
diluar pembiayaan musyarakah seperti produk simpanan, produk
64
pembiayaan seperti murabahah, mudharabah, dan lainnya. Diketahui
persamaan regresi yang didapat adalah LogY = Log5494035,709 +
0,059LogX, artinya konstanta (a) persamaan tersebut ialah a =
5494035,709 artinya bila X = 0 atau tidak ada pembiayaan musyarakah,
maka pendapatan BMT (Y) sebesar 5494035,709. Koefisien regresi hasil
(b) menunjukkan angka sebesar 0,059 yang menyatakan bahwa setiap
adanya peningkatan pembiayaan musyarakah naik sebesar satu satuan,
maka ini juga akan berdampak kepada peningkatan perkembangan
pendapatan BMT sebesar 0,059 atau setiap penurunan jumlah
pembiayaan musyarakah sebesar satu satuan, maka akan menurunkan
pendapatan BMT sebesar 0,059. Dari data yang telah tersaji diatas dapat
dilihat bahwa pendapatan BMT dari pembiayaan musyarakah pada ahun
2013 sebesar Rp.122.127.600,- pada tahun 2014 terjadi peningkatan
pendapatan sebesar Rp.248.600.800,- dan pada tahun 2015 juga terjadi
peningkatan pendapatan sebesar Rp.271.923.000,-. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa terjadi kenaikan pendapatan BMT dari pembiayaan
musyarakah yang disalurkan setiap tahunnya. Berdasarkan perhitungan
dengan uji f dan uji t statistik, hasil angka kedua uji tersebut lebih kecil
dibandingkan nilai signifikansinya yaitu 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Hal tersebut menyatakan bahwa variabel bebas yaitu
pembiayaan musyarakah yang diuji secara terpisah maupun secara
bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebasnya
yaitu pendapatan BMT. Sedangkan hasil keseluruhan pengujian asumsi
65
klasik terhadap data ini terdistribusi normal dan tidak terdapat masalah
terhadap heterokedastisitas dan autokorelasi.
2. Stratergi BMT Mekar Dakwah Serpong dalam meningkatkan pendapatan
ialah yang pertama dengan jumlah nilai penghimpunan dan penyaluran
melalui produk-produk yang ada pada BMT Mekar Dakwah Serpong.
Yang kedua ialah sasaran dan target pembiayaan yang tepat dan sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang telah ditetapkan oleh BMT Mekar
Dakwah Serpong. Yang ketiga ialah meminimalisir non performing loan
(npl) dengan meminimalisir pembiayaan bermasalah akan berdampak
nyata terhadap peningkatan pendapatan BMT.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba untuk
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi BMT Mekar
Dakwah Serpong dan lembaga keuangan mikro syariah lainnya,
diantaranya:
1. Peningkatan pembiayaan harus terus dilakukan BMT Mekar Dakwah
Serpong untuk terus meningkatkan pendapatan BMT dan juga
megembangkan lembaga keuangan mikro syariah secara keseluruhan.
Mempertahankan pembiayaan yang telah diberikan dengan baik serta
inovasi dan penambahan akad yang juga akan meningkatkan pendapatan
BMT Mekar Dakwah Serpong.
2. Menambah jangkauan mitra BMT yang tidak hanya sekitar wilayah
serpong tapi juga bisa dapat merangkul masyarakat dari berbagai lapisan
66
untuk ikut serta dalam mengembangkan BMT yang dapat ditingkatkan
hingga wilayah kota Tangerang. Media promosi dan pengenalan produk
syariah diharapkan untuk terus diperkenalkan kepada masyarakat luas
untuk meningatkan lagi pemahaman produk-produk syariah kepada
masyarakat umum yang ada di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat
yang sadar akan manfaat produk-produk syariah akan bergabung dan
mengembangkan ekonomi syariah itu sendiri dan secara khusus akan
berdampak pada BMT Mekar Dakwah Serpong.
67
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya.
A, Arif MNR. Lembaga Keuangan Syariah; Suatu Kajian Teoritis Praktis.
Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.
Abbas, Anwar. Dasar-Dasar Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Al Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung:
Alfabeta, 2010.
Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam : Penguatan Peran LKM
dan UKM di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Al-Turkmani, Adnan Khalid. Al-Madzhab Al-Iqtishadi Al-Islami. Maktabah Al-
Sawadi. Riyadh.
Awalil, Rizky. BMT: Fakta dan Prospek Baitul Mal Wa at-Tamwil. Yogyakarta:
Ucypress, 2007.
Azis, M. Amin dan Ibnu Suparta. Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pokusma
dan BMT. Jakarta: Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), 2004.
Evan, Ardhi. Efiseinsi Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Anggota Induk Koperasi
Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Bogor: Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2015.
Ginting, Isma Ilmi Hayati dan Ilyda Sudrajat. Analisis Strategi Pengembangan
BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) di Kota Medan. Medan: Jurnal Ekonomi
dan Keuangan Vol.2 No.11.
68
Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis
dan Praktis. Jakarta: Kencana, 2010.
Kasmir, Dr.. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.
Ledgerwood, Joana. Microfinance Handbook : An Institutional and Financial
Prespective. Washington DC: The World Bank, 1999.
Martono, Bank & Lembaga Keuangan Lain, Yogyakarta: Ekonisia, 2010.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
Rochayety, Ery. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2009.
Saefuddin, Ahmad M.. Studi Nilai-Nilai Ekonomi Islam. Jakarta: Media Dakwah,
1984.
Santoso, Singgih. Buku latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. 2000.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alvabeta, 2009.
Suprapto, J. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jilid II, Ed.4. Jakarta: Erlangga. 2001.
Undang-Undang No.1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro.
Wawancara pribadi dengan Ibu Nurisma Septia Anggraeni, Kabag Operasional
BMT Mekar Dakwah
69
LAMPIRAN
1. Hasil Print Out SPSS
GET DATA /TYPE=XLSX
/FILE='C:\Users\Adinda Farah Nur A\Desktop\DATA FAHMI\DATA
FIX.xlsx'
/SHEET=name 'Sheet1'
/CELLRANGE=full
/READNAMES=on
/ASSUMEDSTRWIDTH=32767.
EXECUTE.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT PendapatanBMT
/METHOD=ENTER PembiayaanMusyarakah
/SCATTERPLOT=(*ZPRED ,*SRESID)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID).
Regression
Notes
Output Created 19-OCT-2016 10:38:43
Comments
Input
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 36
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases
with no missing values for any
variable used.
70
Syntax
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN
STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS
BCOV R ANOVA COLLIN TOL
CHANGE ZPP
/CRITERIA=PIN(.05)
POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT
PendapatanBMT
/METHOD=ENTER
PembiayaanMusyarakah
/SCATTERPLOT=(*ZPRED
,*SRESID)
/RESIDUALS DURBIN
HISTOGRAM(ZRESID)
NORMPROB(ZRESID).
Resources
Processor Time 00:00:01.06
Elapsed Time 00:00:01.41
Memory Required 1396 bytes
Additional Memory Required for
Residual Plots 912 bytes
[DataSet1]
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Pendapatan BMT 17851427.78 7083842.420 36
Pembiayaan Musyarakah 208098611.11 99819453.791 36
71
Correlations
Pendapatan BMT Pembiayaan
Musyarakah
Pearson Correlation Pendapatan BMT 1.000 .837
Pembiayaan Musyarakah .837 1.000
Sig. (1-tailed) Pendapatan BMT . .000
Pembiayaan Musyarakah .000 .
N Pendapatan BMT 36 36
Pembiayaan Musyarakah 36 36
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 Pembiayaan
Musyarakahb . Enter
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
b. All requested variables entered.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 12297411652014
62.200 1
12297411652014
62.200 79.400 .000b
Residual 52658765483075
9.700 34
15487872200904.
697
Total 17563288200322
22.000 35
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
b. Predictors: (Constant), Pembiayaan Musyarakah
Model Summaryb
Model R Change Statistics
72
R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error of
the Estimate
R
Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
Durbin-
Watson
1 .837a .700 .691 3935463.404 .700 79.400 1 34 .000 2.186
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Musyarakah
b. Dependent Variable: Pendapatan BMT
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig
.
Correlations Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Zer
o-
ord
er
Parti
al
Pa
rt
Toleran
ce
VIF
1
(Constant
)
5494035.7
09
1534096.0
74
3.58
1
.00
1
Pembiaya
an
Musyarak
ah
.059 .007 .837 8.91
1
.00
0
.83
7 .837
.83
7 1.000
1.00
0
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
Coefficient Correlationsa
Model Pembiayaan
Musyarakah
1 Correlations Pembiayaan Musyarakah 1.000
Covariances Pembiayaan Musyarakah 4.441E-005
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
73
(Constant) Pembiayaan
Musyarakah
1 1 1.904 1.000 .05 .05
2 .096 4.453 .95 .95
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
N
Predicted Value 6147242.00 29514210.00 17851427.78 5927517.344 36
Std. Predicted Value -1.975 1.968 .000 1.000 36
Standard Error of
Predicted Value 656195.500 1468162.875 887128.859 274841.790 36
Adjusted Predicted
Value 6091907.50 30149150.00 17885920.61 5976597.494 36
Residual -5699999.500 7021636.000 .000 3878835.079 36
Std. Residual -1.448 1.784 .000 .986 36
Stud. Residual -1.478 1.820 -.004 1.008 36
Deleted Residual -5934774.500 7305342.500 -34492.831 4055642.475 36
Stud. Deleted Residual -1.505 1.887 -.003 1.018 36
Mahal. Distance .001 3.899 .972 1.279 36
Cook's Distance .000 .094 .023 .022 36
Centered Leverage
Value .000 .111 .028 .037 36
a. Dependent Variable: Pendapatan BMT
74
Charts
75
76
77
2. Surat Keterangan Riset
78
3. Slip Pencairan
4. Slip Angsuran
79
5. Akad Pembiayaan
80
81
6. Tabel Statistik d Durbin-Watson
top related